Sabtu, 08 Februari 2014

Your Daily digest for Kumpulan Cerita SEX

Ping your blog, website, or RSS feed for Free
Kumpulan Cerita SEX
Kumpulan CErita Sex Perawan Ada DI Sini 
Save on Car Insurance

We're here to make buying car insurance awesome and easy. We're here to guide you towards a better policy that keeps those Benjamins in your pocket.
From our sponsors
Cerita Sex Dengan PSK
Feb 8th 2014, 08:45, by noreply@blogger.com (Bisnissaya71)


Cerita Sex Dengan PSK

Hai namaku iko, umurku 20 tahun dan aku mahasiswa teknik di suatu universitas di Medan. Dalam hal sex, aku mempunyai kesukaan yang agak menyimpang. Aku hanya menyukai wanita yang jauh lebih tua, dan aku sangat menyukai bagian pantat. Mungkin kesukaanku dengan wanita yang lebih tua disebabkan pengalaman pertamaku dengan pembantuku. Begini ceritanyaâ €¦ Waktu itu aku masih kelas 6 sd dan berumur 11 tahun. Orangtuaku jarang dirumah. Biasanya mereka pulang larut malam. Dan dari pulang sekolah, aku hanya ditemenin pembantuku. Suatu hari, pembantuku yang sudah lama bekerja di rumahku berhenti, karena ingin mengurus orangtuanya. Dan 2 hari berikutnya, sudah ada pembantu baru dirumahku. Aku terkejut sewaktu melihat dia karena aku gak tahu kalo orangtuaku sudah memanggil pembantu yang baru. Dia memiliki paras yang manis, dan tubuh yang agak mungil. Yah bisa dibilang mirip dengan Widi Ab three. Usianya 25 tahun. dia juga sangat baik dan ramah, sehingga sebentar saja kami sudah akrab. Padahal aku tuh pemalu dan susah deket dengan orang baru. Awalnya aku gak pernah mikir yang macem2 tentang dia. Cuma sekedar seneng ngeliat wajahnya yang manis. Namun, stelah 2 minggu bekerja dirumahku, aku mulai memperhatikan yang lain, khususnya di bagian pantatnya. Walaupun pantatnya tidak terlalu montok, tapi sangat pas ukurannya dengan tubuhnya, bulat dan menantang. Dan yang lebih mengusik pikiranku yang masih lugu itu adlah, dia sering kelihatan celana dalamnya. Entah lagi nyapu, nonton tv dll. Sewaktu pertama kali melihatnya aku langsung terdiam dan wajahku memerah dan terasa amat panas. Waktu itu dia lagi nonton tv. Entah sengaja atau gak, dia duduk menyamping sambil menaikkan kakinya ke sofa tempat kami lagi duduk. Dan tentu saja celana dalamnya terlihat dengan jelas, dan perhatianku langsung tertuju ke celana dalamnya. Sejak itu aku selalu deket-deket dia, sambil berusaha melihat celana dalamnya, dan entah kenapa celana dalamnya semakin sering kelihatan dan dia gak pernah mempertanyakan kenapa aku selalu deket2 dia kalau dia lagi nyapu, ataupun lagi nonton acara yang gak pernah kusuka. Walaupun begitu aku gak pernah melakukan apapun secara langsung ke dia. Paling hanya ngintip dia mandi atau menciumi celana dalamnya (dia gak mencuci sendiri pakaian kotornya, jadi semua pakaian kotornya dimasukkan ke tong cucian di kamar mandi). Dan aku paling senang mencium di bagian dimana celana dalam tersebut menutupi anusnya. Aku selalu membayangkan menjilati anusnya sampai kedalam2nya. Pada suatu hari, orangtuaku menginap di rumah nenekku, karena nenekku lagi sakit. Jadi dirumah hanya tinggal kami berdua. Malamnya aku gak bisa tidur karena tadi siang aku nonton film horor. Jadi aku ke kamar dia mau minta ditemenin. Lalu kuketuk pintunya, “kak, adek takut sendirian dikamar, adek boleh masuk gak?†Lalu dia menjawab “yaudah bentar kakak buka pintunya†Lalu ketika dia membuka pintu, aku kaget dan gak percaya, dia hanya memakai singlet tipis dan celana dalam bewarna krem. Segitu kagetnya sampe bengong aku melihat celana dalamnya. Dan entah kenapa dia cuma berdiri di depan pintu seolah membiarkan aku melihat celana dalamnya. Setelah semenit berdidri di depan pintu akhirnya dia ngomong â €œdek, mau masuk gak?†sambil tersenyum manis seolah2 dia gak tau aku melihat ke arah celana dalamnya. Setelah masuk kekamarnya, jantungku semakin berdegup kencang. dia menyuruhku untuk tiduran aja di tempat tidurnya. Dan ketika dia naik ke tempat tidur juga, lagi2 aku kaget karena dia ngambil posisi terbalik denganku sehingga kepalaku sejajar dengan pantatnya. Ketika aku membalikkan badan, pantatnya terlihat jelas dan amat dekat dengan wajahku. sehingga akupun semakin gelisah, tak kuat untuk mewujudkan fantasiku mencium pantatnya. Tadinya aku pikir dia bakal menyuruhku membalikkan badan begitu dia tahu aku mengahadap pantatnya. Tp rupanya dia cuma bilang “Loh adek kok belum tidur? Jangan kelamaan tidurnya dek.†Dan dia tersenyum lagi dengan manisnya. Aku gak berani menyentuhnya, aku hanya berani sedikit mendekatkan wajahku dengan pantatnya. Dan ntah disengaja atau tidak, pantatnya semakin mundur kebelakang ke arah wajahku, dan langsung menempel di wajahku. Kupun melayang merasakan hangatnya pantatnya di wajahku dan aromanya dihidungku. aku tau dia masih bangun karena aku mendengar dia membalikkan halaman majalah yang sedang dibacanya. Ternyata tak ada reaksi apa2, dan pantatnya tetap menempel di wajahku. Begitupun aku hanya diam tak bergerak menikmati aroma pantatnya. Kadang aku menggerakkan wajahku namun masih tetap nempel di pantatnya. Namun setelah beberapa lama, aku mulai ceroboh dan langsung menciumi pantat dia dengan nafsu. Dan aku baru sadar setelah dia memangggil.. “Adeek, kok pantat kakak diciumin??†walaupun begitu aku gak sadar kalo dia gak berusaha menjauhkan pantatnya. Namun aku langsung duduk sambil menundukkan wajahku, dia pun akhirnya duduk juga.. Aku gak berani mengangkat wajahku, walaupun suaranya tidak terkesan marah, aku ketakutan setengah mati. Lalu dia bertanya sekali lagi, dan akupun menjelaskan bahwa aku pertamanya gak sengaja, dan ini gara2 melihat celana dalamnya. Namun jawaban dia betul2 membuatku terkejut, “Gara2 ngeliat celana dalam kakak?? Bukannya kamu udah sering ngintipin celana dalam kakak??†Mendengar nadanya yang ramah dan jawabannya aku mengangkat wajahku dan ternyata dia tersenyum kepadaku. senyumannya seolah2 sedang mlihat ke anak kecil yang melakukan sesuatu yang lucu. Akupun langsung salah tingkah. “kakak tau kok kamu sering ngintip celana dalam kakak, trus kamu juga suka ngintip kakak lagi mandi, trus kakak juga tau ceana dalam kotor kakak yang kamu sembunyiin di lemari baju kamu†Mendengar itu aku jadi takut sekaligus malu dan gak tau harus jawab apa. “kamu suka nyiumin celana dalam kotor kakak sambil ngebayangin kakak kan? ayo jujur aja kakak gak marah kok.†Mendengar kata2nya, aku jadi sedikit lega dan menganggukkan kepalaku. Trus dia berkata lagi â €œkamu suka pantat kakak ya?â€, trus aku mengangguk lagi dan bertanya2 kemana arah pembicaraan ini. “jadi kamu horny yah sama kakak? sebetulnya ini salah kakak jg sih, soalnya kakak emang suka mempertontonkan tubuh kakak. Rasanya gimana gitu kalo tau ada yang melihat tubuh kakak. Apalagi waktu tau kamu suka nyium celana dalam kotor kakak, kakak jadi semakin horny sendiri†tiba2 dia berdiri sambil terus melihat wajahku, dan mulai melepaskan seluruh pakaiannya. Sepertinya dia sangat suka melihat ekspresiku yang gak percaya. Lalu dia naik ke tempat tidur dan menuggingkan pantatnya, sambil berkata “ayo dek, ciumin sampe adek puas†awalnya aku cuma bengong gak percaya melihat anusnya yang sangat indah itu, dan mulai mendekatkan wajahku perlahan2. dan setelah jilatan pertama dan kedua, aku langsung menjilati anusnya dengan penuh nafsu dan rasa rindu yang dalam. Dan aku semakin nafsu melihat ada kotoran yang tersisa sedikit di pantatnya. Pembantuku itu menikmati jilatan lidahku di pantatnya, sambil memainkan memeknya. Waktu itu aku gak tau apa yang dia lakukan dan aku gak peduli, dimataku hanya ada lubang hitam yang sudah lama kuimpikan. Malam itu aku benar2 menjilati pantatnya sampe puas. aku juga memasukkan jariku sedalam dalamnya dan berharap mengenai kotoran di dalam pantatnya. Dan aku langsung menjilati jariku yang sekarang berwarna kecoklatan dengan penuh nafsu. Dan in berlangsung lama dan kamipun tertidur tanpa berpakaian. Besok-besoknya kami selalu melakukan hal itu dan dia tak pernah lagi memakai celana dalam sehingga aku hanya tinggal menaikkan roknya kalau ingin mencium pantatnya. Gak perduli apakah dia sedang nonton, nyapu ataupun lagi mandi. Dia juga gak pernah lagi mengunci kamar mandi kalau lagi didalam. Aku sangat suka melihat semua kegiatannya di kamar mandi, dan yang paling kusuka adalah ketika dia pipis dan ketika buang air besar. Aku sering memintanya untuk mengencingi dan membeolin aku, tapi dia gak langsung mengizinkan. Dan ketika melihat wajahku yg penuh nafsu melihat dia kencing, diapun mengizinkan aku. Lalu aku langsung membuka mulutku dan meminum air kencingnya. Membayangkan dia membuang kotorannya ke dalam mulutku saja sudah membuatku benar2 terangsang apalagi ketika benar2 melakukannya. Dan ternyata dia sangat menyukai caraku meminum kencingnya dengan penuh nafsu dan dia langsung menawarkan sesuatu yang juga sudah lama aku impikan. yaitu tainya. Akupun langsung menyutujuinya. Aku merebahkan badanku di lantai, dan dia berjongkok diatas badanku. Dia gak mau beol langsung kemulutku karena dia ingin bermasturbasi sambil menontonku menikmati tainya. Dan perlahan2 kulihat anusnya melebar dan aruma tinja mulai tercium, dan setelah seperti seabad lamanya tainyapun keluar semua di dadaku. dan akupun meraihnya dengan nafsu, dan memasukkannya dalam mulutku… Aku berusaha memasukkan semuanya tapi tainya cukup banyak untuk mulutku yang masih berukuran kecil ini, namun aku begitu bernafsu dan mengunyah, dan mengulum tainya. Rasanya sangat pahit dan aneh, aku sampai ingin muntah, tapi langsung terlupakan karena ini adalah tai dari orang yang sudah lama aku impikan. Dia pun menontonku dan mengobok2 memeknya, entah sudah berapa kali dia orgasme. Namun setelah dia puas, dia pun mendekati aku dan memegang kontolku. dikocok2nya burungku dengan ganas, walaupun sedekit kesulitan karena ukurannya yang masih mungil. Akupun langsung melayang2 karena nikmatnya dan gak memperhatikan ada cairan yang keluar dari burungku. Hari itu aku benar2 puas dan aku memeluk dan mencium bibirnya dengan sayang, dia pun membalas ciumanku walapun dia langsung muntah begitu merasakan tainya dia, dan muntahnya membasahi wajahku tapi kami gak perduli dan melanjutkan ciuman kami… Kami sangat sering melakukan ini, dan hampir setiap hari aku mandi dengan sangat lama untuk menghilangkan baunya. Sebetulnya aku gak mau, tapi, takut ketahuan orangtuaku. Begitulah kisahku dengan pembantuku, semoga kalian suka (bagi yang menganggap cerita ini aneh, percayalah aku juga sependapat, tapi apa boleh buat, waktu itu aku masih sangat muda dan gampang terbawa)… Tamat

Cerita Bokep Prawan Desa
Feb 7th 2014, 09:54, by noreply@blogger.com (Bisnissaya71)


Kisahku ini berawal dari kenangan bersama seoarang gadis yang bernama Lia, yang berusia 23 tahun dan berstatus sebagai seorang mahasisiwi dari sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Saat itu Lia yang sedang mengadakan liburan di sebuah tempat pariswisata yang terkenal dengan wisata pegunungan dan pantainya di sebelah timur pulau Bali, tanpa sengaja bertemu dengan diriku yang menjadi seorang pemain musik di cafe. Pertemuan itu sendiri terjadi di internet cafe, yang kebetulan saat itu aku sedang mengetik beberapa lagu-lagu karanganku sendiri yang sengaja aku simpan di folder mailku. Lia saat itu sedang mencari informasi tentang tujuan wisata yang ada di daerah itu, namun sampai beberapa saat sepertinya Lia tidak menemukan apa yang dia cari. Dengan sangat sopan dan ramah Lia memulai percakapan dengan menanyakan tempat-tempat yang bagus buat di kunjungi ke padaku. "Maaf apakah anda tahu tempat-tempat wisata unggulan daerah ini?" tanya Lia tiba-tiba. Aku yang saat itu duduk berjarak 2 meja darinya terkejut oleh pertanyaan spontan itu. "Anda bertanya kepada saya?" tanyaku kemudian. "Iya, maaf kalau mengejutkan anda!" Ujarnya kemudian. Dengan sedikit gugup, kemudian aku menjawab pertanyaan Lia, karena saat itu juga aku masih serius dengan file-file aku. "Di daerah ini yang menjadi primadona wisatanya adalah pegunungannya, kedua wisata pantai yang menawarkan pemandangan bawah air yang terkenal dengan karang birunya, setelah itu wisata budaya yang menampilkan objek rumah adat daerah ini," terangku kemudian. Mungkin karena penjelasan ku cukup menarik buat Lia, dengan raut muka yang ramah, kemudian dia duduk di sebelah mejaku yang tanpa dia sengaja juga dia telah memandangi monitor di depanku yang saat itu terpampang file dari lirik lagu-lagu karanganku yang saat itu sedang aku print. "Kamu mengarang lagu sendiri yah?" tanya Lia lagi. "Iya, kebetulan aja aku pemain musik di cafe dan suka menulis lirik lagu," terangku lagi. "Boleh aku baca lirik lagu-lagu kamu?" sahut Lia kemudian. "Silakan, dengan senang hati," lanjutku dengan menarik kursi di sebelahku dan menyodorkan kepada Lia, yang saat itu sedang berdiri di sampingku. Setelah beberapa saat Lia membaca semua lirik lagu-lagu aku dengan serius, tak lama Lia berkata, "Kamu menulis kisah pribadi kamu menjadi lirik lagu yah?" tanya Lia lagi. Yang kemudian aku timpali dengan tersenyum kepada Lia. "Semua lirik lagu- laguku memang dari pengalaman pribadi, karena aku ingin apa yang menjadi kisah hidupku bisa aku rekam dalam bentuk sebuah seni dan akan menjadi kenangan yang sangat berharga bagiku nantinya," jelasku lebih jauh. "Oh iya, kita sudah lama ngobrol nih tapi belum mengenal nama masing-masing diantara kita" sahut Lia spontan. Lia mengawalinya dengan menyodorkan tangannya.. "Lia.." ujarnya pendek. Yang kemudian giliran aku utuk melakukan hal yang sama. "Adietya," sahutku juga. Dari perkenalan yang singkat itu, kami sudah saling akrab seperti layaknya teman lama. Saat itu juga dia memutuskan pergi besok paginya untuk mengisi acara liburannya dengan snorkeling di sebuah pulau kecil yang sepi dan berpasir putih. Waktu menunjukan pukul 08.00 WITA, sesuai janjiku dengan Lia. Aku sudah berdiri di depan kamarnya dan kemudian aku mengetuk pintunya. Tak lama ada sahutan dari dalam. "Pagi Adiet.. Tunggu bentar yah, aku sudah siap kok," Dalam hitungan menit Lia sudah keluar dari kamarnya. "Ayo kita berangkat!" katanya kemudian. Dengan berjalan menyusuri pantai kita menuju ke perahu motor yang sudah aku pesan semalam. Sebelum naik ke atas perahu motor, aku mengambil peralatan snorkeling untuk kita berdua berupa dua pasang masker berikut finnya. Dalam perjalanan menuju pulau kecil yang hanya membutuhkan waktu 45 menit, aku menjelaskan pemandangan sekitar kita saat itu. Di samping kiri ada pemandangan Gunung Agung dari kejauhan, namun cukup jelas karena cuaca begitu bagus pagi itu. Sesampainya di tujuan aku dan Lia turun dari perahu motor dan kita lanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri hamparan pasir putih. Aku sudah membuka kaos saat di perahu motor tadi, dan hanya mengenakan celana renang ketika menuju lokasi snorkeling. Tak lama setelah sampai di bawah rindangnya pohon cemara, Lia membuka kaos nya dan terpampanglah suatau pemandangan yang membuat jantungku berdetak sesaat. Saat itu Lia mengenakan bikini warna biru tua yang kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus. Mataku tertuju di tonjolan dadanya yang aku perkirakan berukuran 36b. Kemudian pandanganku beralih kebawah menuju pahanya yang mulus di topang oleh sepasang kaki jenjangnya, menjadikan pesona tubuh Lia semakin sempurna. Aku hanya bisa menelan ludah saat itu dan berhayal seandainya aku bisa memeluk tubuh yang sexy itu betapa beruntungnya diriku. "Hai.. Kenapa melamun?" tegurnya mengejutkanku. "Aku sudah siap nih" sahut Lia melanjutkan. "Baiklah kalau begitu" ujarku menimpali tegurannya. Ini adalah pengalaman pertama bagi Lia untuk snorkeling, dan sebelumnya Lia minta di ajarin sampai bisa. Hal yang paling sulit adalah saat bernafas melalui mulut, karena seluruh wajah tertutup oleh masker, kecuali bagian mulut. Dengan penuh kesabaran aku mengajari cara-cara snorkeling yang umum dilakukan. Pertama aku membantunya memasang masker yang mana saat itu aku berdiri begitu dekat dengan nya, aroma khas tubuh Lia tercium sesaat, ketika aku membetulkan anak rambut yang menutupi raut wajahnya. Kemudian Lia memasang fin sendiri, tanpa aku bantu. Tak lama berselang tubuh kita berdua sudah masuk ke dalam air. Perlahan aku berenang beriringan dengan Lia menuju ke tengah, yang aku perhatikan gaya berenang Lia sangat bagus. Setelah pengenalan di air cukup, akhirnya aku berenang agak menjauh, untuk memberikan kepercayan buat Lia melakukan snorkelingnya. Dari dalam air, beberapa kali aku sempat memandangi bentuk tubuh Lia yang aduhai dari arah belakang saat dia berenang, mulai dari belahan pantatnya yang ranum sampai ke tonjolan di dadanya yang menantang. Kembali aku berenang beriringan dengan Lia untuk meyakinkan kalau dia baik-baik aja. Saat sedang asyiknya kita berenang, tiba-tiba kaki Lia kram. Dengan tindakan spontan aku memeluknya, agar tidak tenggelam dan membawanya ke sebuah batu karang besar yang menonjol di tengah laut. Kita berdiri di atas batu karang yang, masih menyisakan bagian leher kita yang tidak tenggelam. "Thanks ya Diet.. Atas bantuannya," Ujar Lia sesaat setelah kejadian itu. "Sama-sama," timpalku kemudian. Setelah acara snorkeling yang melelahkan, kita bersepakat untuk istirahat di bawah pohon cemara yang ada di tepian pantai. Sambil ngobrol tentang pribadi kita masing- masing, Lia meluruskan kakinya yang jenjang di hamparan pasir putih. Lia bercerita tentang kisah asmaranya dengan mantan pacarnya yang berakhir, karena cowoknya yang super sibuk sudah jarang lagi memperhatikannya. Aku berusaha menghiburnya dengan mengatakan, kalau seandainya kalian tulus saling mengasihi hal itu tidak akan terjadi dan yang lebih terpenting adalah kedewasaan pasangan itu sendiri dalam menentukan sikap. Sepertinya Lia sangat senang dengan pendapatku yang demikian, hal itu terlihat dari sikapnya yang terpancar lewat senyumnya yang mengembang. "Makasih ya Diet.. Kamu sudah mau menjadi teman curhatku," sahut Lia kemudian. Aku hanya tersenyum sambil mengatakan, "Saat ini aku sudah bisa membuat kamu tersenyum, mungkin saat lain kamu yang akan membuatku tersenyum." timpalku pelan. Tak terasa kedekatan ini membuat tubuh kita semakin dekat, aku mendahuluinya dengan merengkuh tubuhnya untuk merapat ke pelukanku. Lia hanya diam sambil tersipu malu. "Betapa bahagianya seorang cowok jika mendapatkan dirimu Lia," lanjutku lagi. "Kamu begitu baik, sabar, cantik dan memiliki tubuh yang sexy lagi," tambahku kemudian Yang di jawab dengan senyumannya yang mempesona. Dengan sedikit keberanian aku mendekatkan bibirku ke bibir Lia yang terbuka basah yang kedua matanya juga sudah terpejam. Sangat beruntung sekali suasana pantai siang itu sepi dan yang lebih menguntungkan lagi, karena memang lokasi kita duduk jauh berada di ujung. Dengan lembut aku mengulum bibir Lia yang ranum, dan terdengar desahan halus darinya. "Ohh.. Diet," desahnya. Sembari membisikan kata-kata mesra aku melanjutkan ciumanku. "Aku sayang kamu Lia," bisikku pelan. Tanganku juga tak tingal diam, dengan perlahan aku mengelus punggung Lia yang hanya di lapisi bikini tanpa bra di dalamnya. Sesaat tindakan ini membuat Lia semakin terangsang yang diiringi dengan sikap memelukku erat. "Oh.. Diet teruskan," desahnya lagi. Tanpa menghentikan tindakanku, tanganku yang satunya meremas payudara yang berukuran 36b itu dari luar bikini yang disambut dengan desahan berikutnya. "Ohh.." desah Lia kembali. Perlahan aku mulai membuka bikini Lia dari bagian atasnya dan berhenti sesaat sampai di pinggangnya, maka tersembulah payudara Lia yang ranum menggairahkan dengan di hiasi ujung nya yang merah dan mulai keras. Sepertinya Lia mulai terangsang sekali. Tanpa menunggu lama lidahku langsung mengecup permukaan payudar Lia dengan lembut dan pelan. Lidahku menelusuri setiap bagian payudaranya dengan lincah. Putingya aku hisap dengan lembut, sesaat setelah Lia bergetar pelan. Beralaskan kain pantai warna biru, aku merebahkan tubuh Lia yang sexy pelan. Aku melanjutkan kegiatanku dengan memegang telapak kaki Lia kemudian, sesaat setelah Lia menelentang dan mencumbui setiap jengkal kakinya. Di mulai dengan menjilati tepalak kakinya yang mulus dan jari-jari kakinya yang lentik. Lidahku juga menghisap ujung jari- jari kakinya, yang membuat Lia semakin menggelinjang lembut. "Oh.. Diet.. Kamu pintar menaikkan gairahku," desahnya pelan. Berikutnya lidahku berpindah untuk memberikan kepuasan lagi ke bagian tubuh Lia yang lain. Kali ini adalah bagian lehernya yang aku mulai dengan mencumbu bagian belakang telinganya. Kembali Lia mendesah pelan.. "Ohh.. Teruskan Diet," desahnya. Setelah cukup lama tangan Lia berdiam diri, akhirnya tergerak juga untuk mengambil bagian di kesempatan ini. Tonjolan di celana renangku sudah begitu keras, setelah tangan Lia masuk membelai penisku dengan lembut. "Oh.. Lia.. Sss.." desahku kemudian. Kemudian aku lanjutkan untuk membuka sisa dari bikini Lia yang di pinggang dengan menariknya kebawah sampai ke pangkal kaki. Dengan lembut aku menjulurkan lidahku ke bagian perut Lia yang ternyata dia sedikit kegelian. "Hek.. Geli Diet," ujarnya. Seketika aku menghentikan menjilati bagian perutnya, yang aku lanjutkan dengan menjlati pahanya bagian dalam yang berakhir di pangkalnya yang berbulu hitam dan sangat lebat, tapi tertata rapi dan beraroma khas. Tak lama berselang aku menjulurkan lidahku ke bibir luar vagina Lia dengan lembut. Hal ini menimbulkan sensasi tersendiri buat Lia. "Ohh.. Diet.. Sss.." desahnya bergetar. Kemudian aku lanjutkan dengan menjulurkan ujung lidahku di clitorisnya yang sudah menonjol dikit. Tubuh Lia semakin bergetar setelah menerima perlakuan lidahku. "Ohh.. Enak.. Sayang.." desahnya pelan. Lendir di lubang vagina Lia semakin deras keluar, menandakan kalau Lia begitu terangsang hebat. "Ohh.. Diet.. Masukin sekarang.. Sayang.." pintanya mesra. Sambil merangkak aku kembali menciumi bibir Lia yang terbuka, karena menahan rangsangan yang hebat. Dengan lembut aku memegang penisku dan mengarahkan nya ke lubang vagina Lia pelan. Tanpa kesulitan aku melesakan penisku ke dalam lubang vagina Lia, karena lendir Lia cukup memudahkan bagi penisku untuk menyeruak ke bagian dalam vaginanya. "Ohh.. Tekan lebih dalam.. Diet.." pintanya kemudian. Yang diiringi dengan bibirnya mendesis lirih. "Ssshh.." desis Lia. Perlahan dan lembut aku memaju mundurkan pinggulku untuk menusukkan penisku lebih dalam lagi. Sret.. Sret.., irama penisku beradu dengan vagina Lia. Setelah cukup lama bersentuhan, terasa tubuh Lia bergetar dan mendesirlah cairan di dalam vagina Lia dengan hangat, menyirami kepala penisku. Lia mencapai orgasmenya di barengi dengan jeritan nya yang menggairahkan. "Diet.. Aku sampai.. Ohh.." teriaknya lembut. Kemudian aku mengecup bibir Lia dengan lembut, dan kembali memaju mundurkan penisku. Dalam beberapa saat aku merasakan tanda-tanda akan mencapai puncak, seketika aku mempercepat kocokan ku ke dalam vagina Lia. Sret.. Sret.. Sret, bunyi penisku beradu dengan vagina Lia. Bergetar tubuhku saat aku menyemprotkan spermaku ke dalam vagina Lia dengan deras, sambil memeluk erat tubuh Lia yang sexy. "Ohh.. Sayang.. Enak.. Sekali.." jeritku sesaat setelah spermaku membasahi seluruh bagian dalam vagina Lia. Setelah itu aku kembali mengecup bibir Lia dengan lembut dan membisikkan kata-kata.. "Makasih yah sayang.. Kamu sudah membahagiakan aku," bisikku lembut. Begitulah seterusnya kisah cinta antara aku dan Lia yang berujung hubungan lebih serius sepulang nya Lia Ke Jakarta. Sampai di sini dulu kisahku, nantikan kisahku yang lainnya. E N D

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Tidak ada komentar:

Posting Komentar