Sabtu, 04 Mei 2013

Your Daily digest for Cerita Seks Bokep Dewasa

Ping your blog, website, or RSS feed for Free
Cerita Seks Bokep Dewasa
Cerita Sex - Mbak Lisna, Wanita Kesepian
May 4th 2013, 06:36


Kisah berikut ini adalah sebuah kejadian nyata dan merupakan pengalaman yang tak mungkin dapat kulupakan seumur hidupku. Memang nama-nama tokoh dan tempat di alam kisah ini sengaja kusamarkan, tapi urutan kejadiannya bukanlah khayalan atau hasil rekaan imajinasiku semata. Ceritanya mengenai hubungan affair-ku dengan seorang wanita bersuami sekitar tahun 1995 yang lalu dan berlangsung selama 3,5 tahun.

Ketika itu usiaku 25 tahun dan aku bekerja pada sebuah perusahaan asing yang beroperasi di luar Jakarta selama 24 jam sehari, sehingga ada bagian tertentu di kantor pusat yang bertugas dalam 3 shift untuk memonitor kegiatan operasi di lapangan dan aku adalah salah satu pegawainya.

Pada suatu hari ketika sedang tugas malam, aku menerima telepon kesasar sampai 3 kali dari seorang wanita. Akhirnya karena jengkel, timbul keinginanku untuk iseng-iseng menggodanya serta mengajak berkenalan yang ternyata ditanggapinya dengan antusias sampai tidak terasa kami mengobrol selama 1,5 jam di telepon.

Wanita itu memperkenalkan namanya sebagai Lisna (aku memanggilnya Mbak Lis), berusia 34 tahun dan telah bersuami serta mempunyai tiga orang anak. Suaminya seorang pejabat di sebuah instansi pemerintah berusia 48 tahun yang menikahi Mbak Lis ketika dia berusia 18 tahun dan baru lulus SLTA. Anak pertamanya perempuan berusia 15 tahun.

Sejak saat itu aku tidak pernah lagi merasa jenuh dan sepi bila sedang tugas malam karena Mbak Lis sering meneleponku walau hanya sekadar untuk mengobrol saja. Menurut pengakuannya, Mbak Lis merasa kesepian karena sering ditinggal suaminya bertugas ke luar kota dan dia mengetahui suaminya punya simpanan di luar.

Sebagai orang dewasa, pembicaraan kami juga sering menyerempet hal-hal yang agak miring. Kalau sudah begitu, biasanya nada bicara Mbak Lis berubah menjadi sedikit berbisik berat seperti orang bangun tidur sementara aku enjoy dengan kesendirianku di ruang kantor yang dingin ber-AC.

Tak terasa tiga bulan sudah kami bertelepon ria tanpa pernah bertemu muka dan selama itu selalu dia yang meneleponku ke kantor ataupun ke rumah karena aku tidak pernah diberi nomor teleponnya (katanya dia takut ketahuan suaminya).

Suatu siang Mbak Lis menelepon ke rumahku dan mengajakku nonton film, mulanya aku ragu karena merasa belum siap untuk bertemu. Aku berdalih bahwa badanku masih letih karena habis tugas malam, tetapi Mbak Lis tetap memaksa dan meminta bertemu sorenya supaya aku bisa istirahat dulu. Aku lalu menyanggupinya karena tidak mau mengecewakan dia.

Jam 14:30 sehabis mandi, Mbak Lis meneleponku lagi dan kami janjian untuk bertemu di sebuah bioskop dengan tidak lupa memberitahukan ciri masing-masing. Sesampainya di bioskop aku sempat dibuat kesal karena tidak kujumpai wanita dengan ciri-ciri seperti yang dikatakan Mbak Lis, wah jangan-jangan dia mau ngerjain aku nih.

Setelah hampir 1 jam menunggu, tiba-tiba aku merasakan sebuah tepukan ringan di punggungku. Dan ketika aku berbalik, tampak Mbak Lis sudah berdiri di belakangku dengan senyumnya yang membuatku terpana.

"Bayu ya?" sapanya sambil mengulurkan tangan.
"Ya, mm.. Mbak Lis..?" aku balas bertanya agak tergagap sambil menyambut tangannya. Ah, betapa halus dan lembutnya tangan itu.
"Maaf ya terlambat, soalnya macet sih.." katanya kemudian.
"Nggak apa-apa kok Mbak, saya juga belum terlalu lama menunggu", jawabku berbohong sambil mataku tak lepas menatapnya. Rasa kesalku segera hilang setelah melihat Mbak Lis yang tampak anggun itu.

Sosok tubuh Mbak Lis sedang-sedang saja, tingginya 158 cm, berat sekitar 45 kg, kulitnya kuning halus dan rambut hitam bergelombang sebahu. Wajahnya ayu memancarkan kelembutan seorang ibu dan kalau berbicara ramah sekali dengan selalu diiringi senyum yang tak pernah lepas dari bibir mungilnya yang tipis. Dia tampak begitu anggun (dan seksi) dengan setelan blus ketat sutra hijau muda berlengan pendek dan celana panjang katun hijau lumut yang menampakkan bulu-bulu halus di tangannya dan lekuk tubuhnya yang sintal. Aku rasanya seperti kehilangan kata-kata untuk berbicara, sampai akhirnya Mbak Lis yang memulai lagi.
"Kita makan dulu yuk, kamu pasti belum makan. Kebetulan di dekat sini ada restoran ayam bakar yang enak lho", ajaknya sambil menggandeng tanganku.

Kami makan dengan santai sambil berbincang-bincang disertai gurauan yang kadang membuat kami tertawa terpingkal-pingkal. Kulihat Mbak Lis sudah bisa berbicara lebih lepas sehingga suasana kakupun berangsur-angsur hilang.

Sehabis makan kami kembali ke gedung bioskop dan setelah membeli tiket kami menyempatkan waktu untuk melihat gambar-gambar film yang ada di lobby bioskop sambil tetap bergandengan tangan. Tapi kali ini Mbak Lis lebih merapatkan tubuhnya ke tubuhku dengan cara memeluk lenganku bahkan terkadang dia bersikap lebih berani dengan memeluk pinggangku, secara refleks aku pun membalas dengan merangkul bahunya atau memeluk pinggulnya.

Sentuhan bagian depan tubuh Mbak Lis membuat naluri kejantananku tergugah, apalagi ketika kulihat kancing paling atas blus yang dikenakannya sudah terbuka (aku tidak tahu kapan dia membukanya). Tampak belahan sepasang bukit yang mulus mengintip dari balik BH-nya membuat darahku berdesir dan tatapan mataku seakan tak mau lepas darinya.

Ketika pengumuman tanda dimulainya jam pertunjukan terdengar, kami pun memasuki gedung bioskop untuk mencari tempat duduk yang sesuai dengan nomor kursi yang tertera di tiket (sengaja aku memilih tempat duduk di deret paling belakang). Mbak Lis duduk di sebelah kananku sambil tangan kirinya menggenggam dan sesekali meremas tangan kananku.

Tak lama kemudian lampu bioskop dipadamkan dan film dimulai, kami nonton dalam keadaan diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Kira-kira 10 menit berlalu, Mbak Lis menyandarkan kepalanya di bahuku dan tangan kanannya menarik tanganku ke wajahnya. Diusapkannya jari-jariku ke pipinya, ke telinganya lalu ke bibirnya sambil memberikan kecupan ringan di setiap jari-jariku. Ketika aku sedang menatap wajahnya yang tertunduk menciumi jari-jariku, Mbak Lis menengadah dan balas menatapku. Mata kami saling menatap dalam jarak yang sangat dekat, kemudian kuberanikan tanganku mengangkat dagunya dan mencium bibirnya yang tipis. Mbak Lis diam saja, tidak menolak dan juga tidak membalas ciumanku, bibirnya masih terkatup rapat. Aku jadi penasaran dan semakin nekat, kukecup lagi bibirnya dengan sekali-kali mengulumnya.

Akhirnya Mbak Lis bereaksi juga, bibirnya terkuak sedikit dan dia membalas ciumanku, lama sekali kami berciuman sampai kemudian Mbak Lis menghentikannya sambil mendesahkan namaku serta meremas dan menarik kembali tanganku ke bibirnya. Tapi kali ini Mbak Lis tidak hanya menciumi jari-jariku, dia juga mulai memasukkan jariku ke dalam mulutnya dan mengulumnya dengan disertai jilatan-jilatan halus dan gigitan nakal.

"Mbak jadi gemas, Bay", bisiknya.
"Mbak yang bikin gemas", bisikku sambil mengecup daun telinganya. Mbak Lis menggelinjang kegelian, membuatku semakin bergairah menciumi daerah sensitif di sekitar telinga dan lehernya itu.
"Aaahh Bayu.." Mbak Lis mendesah lagi.
"Kamu bandel.."
"Tapi suka kan..?" kataku sambil merengkuh wajahnya dan mendaratkan ciuman di bibirnya. Kali ini Mbak Lis membalas ciumanku dengan bergairah sambil memainkan lidahnya di dalam mulutku, sehingga lidah kami saling berpagutan. Tangan Mbak Lis mulai meremas dadaku. Aku pun tak mau kalah, kuusapkan tangan kiriku pada daerah-daerah sensitif di telinganya, lehernya dan terus turun sampai ke dadanya lalu menyusup ke dalam blusnya.

"Hmm.." terdengar Mbak Lis menggumam dalam kuluman bibirku.
"Ouuhh.. uuhh.." desahnya sambil tangannya mencengkeram leher bajuku ketika kuremas dadanya dan kuraba puting susunya dari balik BH.
"Masukin tangannya, sayang.." kata Mbak Lis sambil membuka satu lagi kancing blusnya. Kusingkap BH-nya dan kurogoh dadanya yang kenyal, sementara tangan kanan Mbak Lis mulai merambat turun ke perutku dan turun terus sampai ke selangkanganku. Diremas-remasnya batang kemaluanku yang sudah tegang dari luar celana sambil mengerang dan mendesah sementara bibir kami terus berciuman dan mengulum lidah. Kupilin puting susu Mbak Lis dengan jari-jariku sambil meremas dadanya. Ooh.. ingin sekali rasanya aku menciumi dada itu serta menghisap dan menjilati putingnya. Tangan Mbak Lis pun makin bergairah mengusap dan meremas selangkanganku.

"Buka dong Bay.." desah Mbak Lis sambil berusaha untuk membuka zipper celanaku. Kulepaskan pelukanku untuk membantunya membuka kait ikat pinggangku, lalu dengan sigap Mbak Lis memasukkan tangannya ke dalam celanaku dan melanjutkan meremas batang kemaluanku yang masih tertutup celana dalam. Sesekali tangannya merogoh lebih dalam untuk meremas biji-biji kemaluanku. Uuhh.. nikmatnya.

Mbak Lis lalu menyandarkan kepalanya di dadaku, disingkapnya celana dalamku ke bawah sehingga batang kemaluanku kini terbebas dan mengacung seutuhnya seakan memperlihatkan kesiagaannya. Kurasakan kehangatan tangan Mbak Lis ketika mencengkeram batang kemaluanku, meremasnya dan mengusap-usapkan ibu jarinya pada kepala batang kemaluanku, membuatku mendesis menahan rasa geli yang mengalirkan nikmat di sekujur tubuhku.

"Hmm.." kudengar Mbak Lis beberapa kali menggumam sambil memperhatikan dan mengurut batang kemaluanku yang berkedut-kedut dalam genggamannya. Kurasakan kepala Mbak Lis yang pelan-pelan bergerak turun untuk menghampiri batang kemaluanku, rupanya Mbak Lis sudah tidak dapat menahan keinginannya untuk memenuhi ajakan batang kemaluanku yang tegak menantangnya. "Jangan Mbak.." bisikku sambil menahan gerakan turun kepala Mbak Lis karena kusadari situasi di dalam bioskop tidak memungkinkan kami untuk lebih dari sekedar melakukan pekerjaan tangan. Mbak Lis lalu menengadahkan wajahnya menatapku.

"Bayu.. please.." Mbak Lis mendesah meminta persetujuanku dengan tatapan mata sayu sambil tangannya terus mengurut kejantananku.
"Jangan Mbak.. dikocok saja.." balasku sambil menaikkan kaki ke sandaran kursi di depanku yang kebetulan kosong untuk memudahkan Mbak Lis meng-eksploitasi batang kemaluanku. Kurengkuh wajah Mbak Lis dengan tangan kiriku dan kucium bibirnya yang merekah di hadapanku sementara tangan kananku memeluk bahunya. Kami berciuman lama sekali dengan saling memilin lidah di dalam mulut. Kurasakan tangan Mbak Lis semakin intens meremas dan mengocok batang kemaluanku, sementara mulutnya sesekali menggumam dalam pagutanku ketika dirasakannya tanganku mengelus daerah sensitif di belakang telinganya.

Tangan kiriku kini sibuk membuka kancing blus yang dikenakan Mbak Lis dan menyusup ke dalamnya, meremas dadanya yang kenyal serta mempermainkan puting susunya dengan jari-jariku. Mbak Lis merubah posisi duduknya dengan bersandar di dadaku dan memindahkan kendali atas batang kemaluanku ke tangan kirinya. Didekapkannya kedua tanganku di dadanya sehingga aku lebih leluasa meremas kedua dadanya yang kini telah terbuka karena BH-nya telah kusingkapkan ke atas serta memilin kedua puting susunya yang telah mengeras.

"Aaahh.. oouuhh.." Mbak Lis medesah dan kemudian kulihat tangan kanannya bergerak ke bawah menggosok-gosok selangkangannya dan tangan kirinya semakin keras mencengkeram batang kemaluanku sambil mengusap kepala kejantananku dengan ibu jarinya. Kurasakan aliran darah di selangkanganku bertambah cepat dan deras, menimbulkan sensasi kenikmatan yang tak terbayangkan.
"Mbak nggak tahan, Bayu.." desahnya sambil menarik satu tanganku ke mulutnya dan kemudian menjilati dan mengulum jariku dengan penuh nafsu.

Akhirnya puncak sensasi itu datang juga ketika kurasakan kawah di selangkanganku menggelegar ingin memuntahkan laharnya. Kutarik tanganku dari dada Mbak Lis dan kucengkeram tangannya yang sedang mengocok batang kemaluanku. Serasa tak sabar, kubantu Mbak Lis mengocok batang kemaluanku lebih kencang. Dan akhirnya.. "Ooouuhh.." aku mendesah tertahan ketika kurasakan batang kemaluanku mengejang kemudian berkedut-kedut memuntahkan cairan kenikmatan yang menyemprot berkali-kali membasahi tangan kami.

"Ooouuhh.. enak sekali Mbak.." kataku sambil melepaskan nafas panjang ketika kurasakan puncak kenikmatanku mereda, batang kemaluanku telah berhenti memuntahkan cairannya dan tinggal menyisakan lelehannya yang kemudian diratakan oleh Mbak Lis dengan jari telunjuk ke seluruh permukaan kepala batang kemaluanku.

Tanpa mengucapkan kata-kata, Mbak Lis sejenak beralih dari pelukanku untuk mengambil tissue dari dalam tasnya. Kemudian sambil kembali bersandar di lenganku, dengan telaten disekanya batang kemaluanku mulai dari kepala sampai ke batang dan pangkalnya. Ah, sejuk sekali kurasakan usapannya. Lalu dilanjutkannya menyeka tanganku dan tangannya sendiri yang terkena semprotan spermaku dengan lembar tissue lainnya.

Mbak Lis lalu mengecup bibirku dengan mesra, tidak kurasakan birahi di kecupannya yang begitu lembut. Seakan telah terlupakan terpaan hawa nafsu yang baru kami alami bersama. Aku kagum padanya, begitu cepat Mbak Lis menetralisir emosinya. Kami lama terdiam sambil berpelukan setelah sama-sama merapikan pakaian yang acak-acakan.

Ketika film berakhir dan lampu bioskop telah dinyalakan, kami saling berpandangan seakan tidak percaya dengan apa yang baru dilakukan. Segera kami berdiri dan bersiap untuk meninggalkan gedung bioskop, sampai kemudian Mbak Lis menahanku dan memandang geli ke arahku.

"Kamu seperti ngompol.." katanya sambil tertawa kecil dan menunjuk celanaku. Dengan penasaran aku menunduk dan ketika menyadari apa yang ditunjuk oleh Mbak Lis, aku pun tersenyum kecut menahan geli dan malu. Ternyata semburan spermaku begitu kuat sehingga ada yang kesasar keluar dan meninggalkan noda basah di celanaku.

"Mbak sih.. sudah ah, nggak usah dibahas", kataku sambil mencubit pinggang Mbak Lis dan mendorongnya perlahan keluar bioskop.
"Mbak antar kamu pulang ya?" kata Mbak Lis sesampainya kami di luar bioskop.
"Nggak usah Mbak, saya mau langsung ke kantor saja", balasku.
"Kalau begitu Mbak antar kamu ke kantor boleh kan, please.." desak Mbak Lis. Aku tak dapat menolak dan hanya mengangguk, Mbak Lis lalu menyerahkan kunci mobil dan memintaku untuk mengemudikan mobilnya.

Di dalam mobil kami tidak banyak berbicara, seakan terlarut dalam perasaan masing-masing. Mbak Lis menyandarkan kepalanya di bahuku sambil memeluk dan mengelus-elus lenganku. Tak terasa kami telah memasuki halaman gedung kantorku. Sebelum aku meninggalkan mobil, Mbak Lis kembali mencium mesra bibirku.

"Maaf Bayu, jangan kapok ya?" kata Mbak Lis sambil mengelus pipiku.
"Apanya yang kapok?" balasku sambil mengedipkan mata dan perlahan-lahan keluar dari mobil.
"Kamu bandel.." kata Mbak Lis mencubit lenganku.
"Nanti malam Mbak temanin ya?" Mbak Lis menyambung sambil menarik bajuku dan kami pun kembali berciuman di jendela mobil.

Itulah kisah perkenalanku dengan Mbak Lis yang juga merupakan awal dari affair-ku dengannya yang kemudian berlangsung lebih seru dan lebih panas.

TAMAT



       
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep
gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini

Cerita Sex - Nikmatnya Memek Ibu Berumur
May 4th 2013, 06:35


Pada waktu KKN di suatu daerah terpencil di Jawa Tengah (Di suatu desa kecil yang belum terjangkau angkutan dari arah kota, bahkan untuk mencapai jalan raya yang dilalui mobil angkutan, harus berjalan kaki selama 2 jam), kukira warganya masih terbelakang dan kurang pergaulan. Maklum di salah satu dusun, yang dihuni sekitar 100 keluarga, hanya satu yang mempunyai TV dengan menggunakan aki. Tetapi kenyataannya lain. Inilah pengalamanku hidup ditengah-tengah penduduk tersebut, tentu saja pengalamanku di bidangseks. Aku kebetulan menginap di rumah Sekdes, yang ternyata seorang ibu muda berumur aku taksir kurang dari 40 tahun. Langsing, kulitnya mulus dan rupawan. Memang lain dibandingkan dengan penduduk kebanyakan di sekitarnya. Dan yang menjadikan aku sangat bernafsuadalah karena statusnya yang janda beranak satu. Disuatu sore, menjelang malam, ketika baru datang dari kampus untuk konsultasi skripsi, kudapati rumah Mbak Yati (begitulah panggilan Sekretaris Desa yang rumahnya kutempati itu) tampaknya sepi. Badanku basah kuyup, karena kehujanan sepanjang perjalanan kaki dari jalan raya. Aku dorong pintunya dan ternyata tidak terkunci. Aku segera menuju ke kamarku, kulepas semua pakaianku dan kukeringkan dengan handuk. Tiba-tiba ada suatu langkah mendekati kamarku, kuintip dari balik korden, Mbak Yati mendekat ke kamarku. "Ini kesempatan," pikirku. Aku terus mengeringkan kepalaku dengan handuk sehingga mataku tertutup dan pura-pura tidak tahu kalau Mbak Yati mendatangi kamarku. Tanpa kusengaja kemaluanku jadi bertambah besar. Tergantung kesana-kemari ketika tubuhku tergoncang karena gosokan yang keras di kepalaku. Benar saja Mbak Yati menyingkapkan korden, namun aku pura-pura tidak melihatnya, walaupun dari pori-pori handuk aku melihat MbakYati dengan raut wajahnya agak terkejut, tetapi dia diam saja. Bahkan sepertinya dengan seksama memperhatikan alat vitalku yangmakin lama makin besar oleh tatapan Mbak Yati. Aku pura-pura terkejut ketika kulepas handukku dari kepalaku. "Oh, Mbak Yati, kirain siapa," Aku sengaja membiarkan kemaluanku tidak kututupi, ada perasaan bangga mempertontonkan kemaluanku disaat sedang gagah-gagahnya. "Dik Windu, datang kok nggak bilang-bilang," bicaranya cukup tenang, seakan-akan tidak melihatku aneh. "Iya Mbak, baru datang terus kehujanan." "Aduh, nanti masuk angin, aku ambilkan minyak angin ya." "Nggak usah Mbak, takut panas." "Lha iya biar anget gitu lho." "Maksud saya, taku panas kalau kena ini, lho Mbak." "Ah Dik Windu bisa aja, mikiran apa sih kok ngacung-ngacung kayak gitu," kali ini Mbak Yati mau melihat terpedoku, aku bahagia sekali. "Ih, gede banget sih Dik." "Pernah aku ukur 17 cm kok Mbak," Aku berjalan mendekatinya. "Dik Windu bisa aja, pake diukur-ukur segala," kupegang pundaknya, dan dia diam saja. "Kok sepi Mbak, kemana anak-anak lain." "Anu.. khan, lagi bertemu Bapak Bupati," tampaknya ia agak gugup dan seperti mau melangkah ke belakang. Tetapi kutahan dia, bahkan ketika kucium pipinya ia diam saja. Kulanjutkan dengan bibirnya, ia juga diam saja. Bahkan memberikan sambutan yang hangat. Kini Mbak Yati yang aktif menciumi tubuhku dengan gemasnya, aku diam saja, dan kulucuti pakaiannya. Ketika kubuka BH-nya, aku tertegun, payudaranya masih kencang dan mulus, ukurannya sedang. Perutnya ramping, cembung di bawah, sedikit di atas jembutnya. Mbak Yati terus menyerangku dengan kecupan-kecupan yang membuatku kelabakan dan jatuh ke tempat tidur karena terdorong oleh kuatnya desakan Mbak Yati yang sudah telanjang bulat itu. Aku hanya bisa memegang payudaranya sambil memijat, mengelus dan memelintir putingnya. Mbak Yati terus mengecup setiap inci dari tubuhku, dadaku, lenganku, perutku dan pahaku. Kejantananku yang sudah sangat keras dipegangnya terus seakan sudah menjadi hak miliknya saja. Dikecupnya ujung kemaluanku, aku mengelinjang kegelian. Namun Mbak Yati tidak meneruskan. Sambil tersenyum manis ia berkata, setengah berbisik, "Nanti saja.." Sambil memeluk dan menciumku dengan hangat dan membalikkan posisinya sehingga aku berada di atasnya. Kini posisiku lebih leluasa, aku bisa pandangi kemolekan tubuh Mbak Yati, setiap senti dari permukaan tubuh itu kuciumi dengan penuh nafsu. Nafas Mbak Yati makin memburu, lama kutempelkan pipiku pada perutnya. Perasaan senang luar biasa menyelimutiku. Sambil tanganku terus meremas-remas payudaranya. Kuturunkan kepalaku ke bawah, kuciumi paha sebelah dalam Mbak Yati, hingga sampailah ke jaringan lunak yang berada di tengah selangkangannya. Kujilati benda itu, hingga Mbak Yati menjerit kecil sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, seakan-akan menginginkan aku menjilatinya.Liang kewanitaan Mbak Yati sudah sangat basah, aku terus menjilati daging kecil yang ada di bagian atas kemaluannya, yang menurutnya bernama "itil" ya mungkin bahasa kerennya ya "klitoris" itu. Setelah jenuh aku menjilati liang kewanitaannya, aku bersiap-siap mengarahkan batang kejantananku ke liang senggamanya, Dengan cekatan ia bimbing batang kejantananku hingga di depan gerbang kewanitaannya. Dengan sekali sentak masuklah kepala burungku. Tampak masih lumayan seret, sehingga tidak semuanya langsung bisa menghujam ke dalam liang kewanitaannya. Setelah beberapa kali majumundur barulah semuanya tenggelam hingga kurasakan ujung kemaluanku menyentuh dinding kewanitaannya yang paling dalam. Mbak Yati melenguh, menjerit dan makin memelukku dengan kuat. "Terus Dik.. terus Dik.. Tahan Dik, aku.. mau.. keluar, Ohh.." Dia memelukku dengan kuat sambil meluruskan kakinya, hingga batang kejantananku terasa terjepit. Dengan nikmatnya. Hingga akupun tidak tahan lagi membendung air maniku bertahan. Aku segera mencabut kejantananku dan kukocok-kocok hingga muncratlah air maniku di atas perutnya. Beberapa detik kemudian heninglah suasana di kamar itu. Tampaknya hari sudah mulai malam, hujan terus turun dengan derasnya. Namun nafas Mbak Yati yang memburu dan tubuhnya terbaring dengan lunglai. Aku terlentang di sampingnya. Dia segera tertidur dengan kepala di atas perutku, menghadap ke kemaluanku. Akupun tampaknya terlena juga. Pada waktu Mbak Yati membangunkanku, untuk makanmalam. Aku memakai piyamaku dan menuju ke ruang makan, Mbak Yati mengenakan daster yang tipis. Ketika kurogoh dari bawah dasternya, ternyata ia tidak memakai celana dalam. Mbak Yati mengelak dengan genit meskipun sempat tersentuh juga. Dalam percakapan selama makan malam, baru kutahu bahwa dia mempunyai anak perempuan yang sedang sekolah di Sekolah Pekerja Sosial di Semarang. Setiap minggu ia pulang ke rumah. Nani, anak Mbak Yati, memang manis dan supel. Pada suatu hari minggu ia memang datang dan aku sempat ngobrol dengan Nani. Waktu itu ibunya sedang ada tugas mendampingi Pak Kades menerima kunjungan anggota DPRD. Saking akrabnya aku ngobrol dengan Nani, hingga tidak canggung-canggung lagi ia masuk keluar kamarku maupun sebaliknya. Bahkan ketika Nani memintaku untuk membuat salah satu tugas teks pidato, aku tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamarnya. Secara tidak sengaja aku menemukan amplop kecil di atas meja belajarnya. Ketika kubuka ternyata gambarnya adalah gambar porno kategori XX. Nani cuek saja ketika kuamati gambar-gambar tersebut. Tidak terasa bagian bawahku mulai berontak. Tiba-tiba Nani membungkukkan badan di depanku, sambil ikut melihat gambar-gambar porno tersebut. "Nani, nggak pakai BH lho.." Aku kaget bukan kepalang, mendengar suara manja itu, dan kulihat wajahnya sudah sangat dekat dengan wajahku. Dan yang lebih dahsyat lagi adalah, dengan posisi menduduk itu maka payudaranya yang bebas tidak terbungkus BH itu tergantung indah. Aku segera meraihnya, sambil kucium bibirnya. Sebagai tindakan naluri dan refleks priaku saja. Nani membalasnya dengan tidak maukalah lahapnya. Kubuka T-shirtnya, dan kuciumi putingnya yang kecil tetapi panjang, seperti puting ibunya. Dan kulepas semua pakaiannya, terakhir adalah celana dalamnya. Kuraih kemaluannya, jembutnya masih jarang, sehingga belahan liang kewanitaannya yangberwarna merah jambu dapat terlihat dengan jelas. Ia susupkan tangannya ke dalam celana pendekku. Begitu menemukan batang pelerku yang sudah sangat tegang ia lemas dan menarikku ke tempat tidurnya. Aku melepaskan pakaianku, hingga telanjang bulat. Aku baringkan di tempat tidurku, dengan posisi telentang, memberikan kesempatan bagi Nani untuk menikmati bagian tubuhku yang sangat kubanggakan itu. Benar saja, ia dengan sigap meraih kemaluanku dan mengulumnya, meskipun masih sangat tidak profesional, tetapi kuhargai juga keberaniannya. Barangkali ia hanya ingin mempraktekkan apa yang pernah ia lihat pada foto porno. "Jangan kena kena gigi," seruku ketika giginya menggesek ujung kemaluanku, yang membuatku nyengir. "Eh sorry, Mas.." Lalu ia jilati seluruh permukaan batang kejantananku, hingga kedua pelerku tidak luput dari serangan ini. Aku hanya meringis menikmatinya. Setelah tidak ada lagi variasi darinya memperlakukan kemaluanku, kubimbing dia untuk terlentang. Ia menurut ketika kubuka pelan-pelan pahanya, kini dengan jelas liang kewanitaan yang manis bentuknya itu. Ketika kusibakkan, kulihat warna merah menantang, sedangkan lendirnya sudah banyak mengalir ke sprei batiknya. Posisiku sudah siap untuk menyetubuhinya. Batang kemaluanku sudah tepat di depan mulut liang kewanitaannya. "Nan, masih perawan nggak, aku masukin ya?" pintaku. Nani tidak menjawab namun dengan kuat ia menarik bokongku, hingga amblaslah batang kejantananku memasuki wilayah terlarangnya. Memang baru separuh, sempit sekali, aku hampir tidak tega ketika Nani meringis sambil memejamkan matanya. "Kenapa Nan, Mas cabut ya.." "Jangan," bisik Nani sambil menjepit punggungku dengan kedua kakinya. Kugerakkan maju mundur pelan-pelan, karena sempitnya liang kewanitaannya. Membuat Nani mengeleng-gelengkan kepalanya kekiri dan kekanan hingga sebuah jeritan panjang. Namun segera kuciumi mulutnya agar jeritan itu tidak terdengar tetangga. Orgasme Nani lama sekali, seperti orang kesurupan, kepalanya kupegangi kuat-kuat agar mulutnya tidak lepas dari ciumanku. Sehingga suara jeritan itu tertelan sendiri. Badannya kejang, pelukannya kencang sekali. Akhirnya tumpahlah kenikmatan Nani. Aku sangat gembira bisa memuaskannya. Biarpun maniku belum keluar, aku puas sekali. Nani tertidur, aku segera berpakaian, dan dengan berjingkat ke arah kamarku dekat kamar Mbak Yati. Di depan kamar Mbak Yati kudengar suara, saat kusingkap dan aku terkejut ternyatan ada Mbak Yati. Aku ketakutan dan hampir tidak bisa bicara. Dengan suara seadanya aku mendesis, "Oh, Mbak kok sudah pulang." Tidak kusangka Mbak Yati tersenyum manis, mendekatiku dan mencium bibirku. "Jangan buat anakku hamil, ya." "Jadi, Mbak tahu kalau akau habis begituan sama Nani?" "He eh, anak sekarang memang lain dengan jaman saya dulu, baru kenal sudah tidur bareng." Aku hampir tidak percaya ini, kemaluanku masih belum lemas, karena memang belum keluar. Mbak Yati tahu itu. Ia lepaskan celanakudan segera dihisap-hisapnya kejantananku dengan lihainya hingga keluarlah maniku ke dalam mulutnya. Mbak Yati tersedak, dan segera menuju dapur meminum air kendi. Aku hanya bengong saja. Lama tidak bergerak dari tempatku berdiri. Kemaluanku tergantung dengan santainya.



       
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep
gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini

Cerita Sex - Mbak Dewi ibu menyusui
May 4th 2013, 06:34


Kisah ini hanya karangan saja, kalo ada kesamaan dengan kenyataan ya berarti ada kesengajaan dari penulis.

Hampir tiap sore beberapa minggu ini, kegemaraanku untuk bersepeda ke lingkungan tempat tinggalku muncul kembali. Kesehatan memang salah satu alasan kenapa hal ini sering aku lakukan sekarang, namun ada alasan lain yang kemudian menjadi alasan utamaku yaitu seorang cewek atau lebih tepatnya seorang ibu/tante di salah satu daerahku. Mbak Dewi, begitulah aku sering memanggilnya. Perawakan dengan tinggi 168 cm, berwajah khas orang kota gudeg dan padat berisi khas seorang ibu-ibu muda jaman sekarang. Aku, Dana, seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi ternama di Indo.
Langsung aja ya?
Saat aku bersepeda, aku selalu bertemu dengan mbak dewi, dia selalu menggendong anaknya yang masih berumur 2 tahun di sebuah SD dekat rumahku sambil menyuapi makanan ke anaknya. Dan sering pula aku memergoki mbak Dewi sedang menyusui anaknya tersebut, pemandangan itulah yang membuat saya sangat betah untuk melihatnya. Mbak Dewi tanpa malu-malu menyusui anaknya di tempat umum dan dilihat olehku. Sering pas aku melihat prosesi tersebut, dia malah tersenyum kepadaku.
"Wah ada tanda-tanda sesuatu ini" pikirku
Dasar otak ngeres, yang dipikir pasti yang itu-itu aja..hehe
Malah kadang aku ngerasa dia sengaja memamerkan payudaranya kepadaku, yaitu waktu menyusui kadang dia membuka hampir separuh kancing bajunya sehingga telihat dua buah dadanya yang mengkal itu. Dan setelah beberapa lama aku baru tahu kalo ukurannya 34C. BH yang dia pakai tiap hari selalu membuatku merasa bahwa payudaranya semakin hari semakin merangsang saja. Kadang hitam, pink, merah, biru, ungu dan yang paling aku suka yaitu bentuk BH yang mempunyai renda. Hot banget rasanya.
Suatu ketika, aku beranikan diri untuk berbincang dengannya. Hari itu dia sedang memakai baju seperti baju tidur berwarna biru laut dengan rok longgar berwarna putih. Masih kayak anak muda aja deh walau umurnya telah menginjak kepala 3.
"apa kabar mbak??lagi asyik ngapain ne??" tanyaku
"ini dek, biasa nyuapin Didi sambil jalan-jalan"
"sekalian nyari udara segar sore hari"lanjutnya..
"wah sehat banget keliatannya mbak anaknya, pasti makannya banyak ya?"
"ga juga si Dan, Cuma nyusunya itu loh, kenceng banget."timpalnya
Otakku yang ngeres langsung de mengarah ke hal yang iya iya...
"wah susu yang mana ne mbak??" tanyaku sambil tersenyum mupeng.
"ya susu botol dan susu ini."sambil dia memegang payudaranya sendiri.
"Glek, wah mau dong mbak minta susunya, biar aku juga sehat." Hehehe sambil cengenges2an…..
"wah susu yang mana ne dan, klo susu botol kan ga mungkin toh kamu uda besar."
"jangan-jangan yang ini ya??" sambil senyum juga mbak Dewi ini
Wuiih...berani juga ne mbak Dewi, langsung aja de gue jawabh dengan ketawa juga "emang bole ya mbak??"
Tiba-tiba si Didi merengek dan minta susu ke Ibunya.." bentar ya Dan, Didi minta tetek ni." sambil dia buka kancing baju 3 biji dan ngeluarin kedua teteknya yang masih terbungkus BH warna hitam berenda itu.Wah pucuk dicinta ulam pun tiba, akirnya bisa ngeliat dari dekat prosesi ini. Tetek mbak Dewi sangat indah ternyata, apalagi BH yang dipakai sangat kontras dengan kulitnya yang kuning langsat dan yang paling aku sukai "BHnya berenda cuy"....yes yes yes
Begitu teteknya terbuka satu, langsung de si Didi menyerobotnya dengan cepat dan menghisap dengan kencang.
"pelan-pelan sayang, nanti tersedak lho" sambil mbak Dewi mengocok-ngocok teteknya yang sudah dikenyot anaknya itu.
Wah jadi mupeng ne, putingnya yang coklat dan agak besar sempat terlihat sekilas oleh mataku. "Dedek yang dibawah sudah mulai berontak ne, gawat" batinku
Waktu itu kami berada di pinggir lapangan sebuah SD, tepatnya di tempat duduk di luar kelas yang terletak dipojokan gedung. Mbak dewi tiba-tiba meminta anaknya untuk berganti posisi agar anaknya mengenyot tetek yang satunya. (uda abis mungkin yang kiri??) Tetek yang uda selesai diisep anaknya dibiarkan menggantung bebas, "Duh otong uda ga kuat ne, uda berdiri tegak didalam celana dan membuat aku jadi salting. Mbak dewi ternyata melihat gelagat anehku ini.
"Kamu kenapa Dan??" tanyanya
Dengan terkaget aku menjawab "anu..emm..eh ngga papa kok mbak."
"jangan bohong kamu Dan, kamu pengen ya??"
Duh makin tegang aja dengan pertanyaan seperti ini. Tapi karena amin telah mengalahkan iman maka akupun jawab "emangnya bole ya mbak? Nanti ada yang marah?"
"ya asal ga rebutan sama Didi ya ga papa."
Wah bener-bener beruntung ne hari ini...."maksudnya Mbak?"sok sok belagak **** ne gue.
Sambil memutar-mutar teteknya yang sebelah kiri dia bilang "ayo sini aja, masih ada satu kok."
"tapi pelan pelan ya, si Didi mau tidur ni kayaknya" lanjutnya.
Langsung aja gua deketin mbak Dewi, pertama-tama gue masih ragu, namun dia terus menarik tanganku untuk menyentuh bukit yang indah itu.
"jangan malu Dan..."sambil menyentuhkan tanganku ke buah dadanya itu..
Ku elus-elus tetek itu dengan lembut, seru juga ya mainin tetek cewek yang menyusui sambil ada anaknya yang sedang netek. (ukurannya itu lho, manteb gan!!) Waduw kayak threesome aja, tapi yang satu masi anak-anak. Lama kelamaan remesanku terhadap teteknya ternyata membuatnya ON, terus gue beranikan untuk mencium putting yang imut itu.
"mas di sebelah sana aja yuk?"dengan menunjuk sebuah pelataran kecil di pojok gedung dengan lokasi agak ke belakan.wah seru juga ne tempatnya..
"ayo mas dilanjut lagi." Ajaknya
"mbak dibuka aja de bajunya, biar lebih leluasa."pintaku
Akirnya dia membuka baju itu dengan mudah karena tinggal beberapa kancing saja yang belum terbuka. Dengan BH yang masih menempel diatas teteknya, aku mulai mengisap, memilin, menjilat dan memainkan dengan lidahku. Tanganya mulai bereaksi terhadapku, menelusurlah tangan kirinya ke selangkanganku. Mulailah dia mengelus dari luar, kemudian tak berapa lama telah masuk ke dalam celana kolorku. Di tempat itu, terdapat sumur dengan sedikit lantai kering berbahan beton yang hangat karena terkena sinar matahari seharian. Dengan perlahan aku rebahkan dia di lantai tersebut dengan Didi masih mengenyot teteknya yang kanan tanpa terusik sedikitpun. Dia memintaku melepas celana dan baju yang kupakai sehingga hanya tertinggal celdam GTman ku yang menempel. Langsung akupun rebahan di samping mbak Dewi sambil saling berciuman. Ganas juga ciumannya, lidah kami saling bertemu, mulut pun beradu sambil tangan kiriku bergerilya di dalam roknya. Bergantian aku mencium bibir dan teteknya itu sambil tangan kiri mengelus gundukan selangkangannya. Tangan kananku tak mau kalah mulai melepas kaitan BH yang masih menempel itu. Mbak Dewi juga makin liar mengelus dedekku dari luar celana dalam, kemudian karena tidak puas dia masuk ke dalam celana dalamku dan mengelus+mengocok dedekku..mantap bener rasanya, namanya juga uda pengalam kali ya?
"Dan, mbak ga bisa bangun ne, jadi tolong bukain celana dalammu ya?"
Langsung kubuka celana dalamku sambil berdiri. Kulihat dia tersenyum menatapku, ketika terlepas, menyembullah dedek yang sudah tegang ini.
"gede banget Dan?punya suami mbak aja kalah"
Dedek ku masih standar dengan ukuran 17cm, namun gendut dari pangkal ke ujung.
"masak si mbak?"tanyaku..
"mbak, aku bole minta diemut ga dedeknya?"
Sambil senyum dia mengangguk tanda mengiyakan. Aku arahkan dedekku ke mulutnya, dan langsung dijilati pelan-pelan sampai dia menelannya. Tanganku tak mau menganggur, aku raih tetek yang kanan dan dengan sedikit susah payah aku jangkau celana dalamnya yang berwarna hitam berenda pula, kemudian aku lepaskan namun dengan rok yang masih terpakai. Sambil terus menjilat dan mengulum dedekku, aku terkagum melihat vaginanya yang tercukur mulus dengan bibir merah dan sedikit menjulurkan kulitnya keluar, langsung saja aku memposisikan diri membentuk angka 69. dengan perlahan aku menjilat bibir vaginanya, aku julur-julurkan lidah ini kedalamnya secara perlahan. Sengaja aku memancing nafsunya agar terus naik, terlihat dari cara dia mengulum dedekku yang semakin liar. Disedot-sedot dengan kenceng ddedek ini sampai tertelan semuanya, "wah hebat ne, dedekku sampai bisa ditelan abis" pikirku.
Jariku mulai ikut campur dengan lidahku, mulai aku masukkan sedikit ujung telunjukku ke miss V nya dengan terus menjilat, aku ga mau merusak vagina yang indah ini dengan tanganku. Hanya dedekku yang hanya boleh masuk lebih dalam lagi. Lenguhan mbak dewi yang terangsang dengan aksiku terdengar cukup keras, untung daerah tersebut sepi dan jarang dilewati orang. Anaknya, Didi, gak merasa terganggu dengan lenguhan mamanya itu namun tetap tertidur, mungkin ngantuk berat kali??hehehe tanpa terasa vaginanya uda basah banget dan tak berapa lama cairan benih agak putih keluar dari lubang surga tersebut, tubuh mbak Dewi agak terhentak dan mulutnya terasa sedikit menggigit dedekku. "Pasti dia uda sampai duluan ni?" pikirku dalam hati. Aku hentikan aksiku dan aku cabut juga dedekku dari mulutnya, mbak Dewi terlihat sedikit lemas namun tetap tersenyum penuh gairah terhadapku. Aku sudah sangat terangsang dan pengen memasukkan dedek ini ke sarangnya, begitu juga mbak Dewi yang begitu terangsang melihat dedekku.
"mbak, aku bole masukin ne?"tanyaku
Dia hanya mengangguk dan tersenyum padaku. Aku lebarkan pahanya itu, dengan agak menindih aku masukkan sedikit demi sedikit dedekku ini. Aku resapi tiap jengkal kenikmatan surga ini, belum sampai setengah mbak dewi terlihat sedikit meringis.
" Pelan-pelan Dan...agak sesak ne rasanya.."
"Dan...besar sekali punyamu, tapi nikmat banget Dan!"
"terus Dan....."sambil menggigit bibirnya
Setelah masuk seluruhnya, aku genjot dia dengan posisi MOT dan sambil aku push-up mantep banget, rasanya dalem banget dedek ini menusuknya. Mulutku tak mau kalah, mencium dan mengemut teteknya secara bergantian. Hampir 15 menit kami dalam posisi seperti ini, karena sedikit lelah akupun berubah posisi. Aku cabut dengan cepet dedekku, serr sensasinya ruaar biasa. Kemudian aku rebahkan badan ku disampingnya dan miring kekanan, aku angkat kaki kirinya ke atas kemudian dari samping aku masukkan dedekku lagi. BLESSS....dedek ini telah tenggelam lagi kedalam lubang surgawi, aku goyang pelan, sedikit bertenaga dan kenceng.....sambil mulut ini beradu dan tangan kiriku meremas puting tetek sebelah kiri. Lagi asik-asiknya tiba-tiba anaknya terbangun.
"Duh gawat ne?" kataku dalam hati. Namun mbak Dewi langsung mengelus anaknya dan mendekapnya agar tetap diam dan akirnya Didipun tertidur kembali sambil netek. Wah lengkap sudah yang mbak Dewi rasakan, uda yang bawah diganjal ama dedekku, kedua teteknya ada yang ngenyot dan mulut juga bergantian aku lumat. Erangannya semakin kuat hampir menuju puncaknya, akupun merasakan ada sesuatu yang mau menyembur dari ujung dedekku. Semakin ku percepat gerakan dedekku ke dalam vaginanya, semakin liar juga kami berciuman dan semakin ganas tanganku meremas teteknya. Setelah hampir 20 menit dalam posisi tersebut tiba-tiba aku ngerasa uda hampir sampai.
"Mbak aku mau keluar ne.."
"aku juga Dan, bareng ya..."pintanya
Aku terus mnggoyangkan dedekku dengan makin cepat, 5 menit kemudian aku sudah tak tahan lagi.
"Mbak....k...k....aku keluarrrrrrr"
"aku juga dek...k..k..."
Crot..Crot..Crot...Crot...tumpahlah semua maniku ke dalam vaginanya.ahhh.....nikmat banget rasanya, sampai ke ubun-ubun rasa nikmat itu. Tapi walau uda keluar aku tetap membiarkan dedekku di dalam vaginanya. Kami masih saling berpagutan lembut menikmati tiap centi kenikmatan yang telah kami lewati., tanganku juga masih mengelus teteknya, anaknya juga masih mengenyot tetek yang satunya secara perlahan.
"Makasih ya Dan....sensasi ini belum pernah aku dapatkan."
"sama sama mbak, makasih juga uda diberi kehormatan mencicipi tubuh mbak."
"udah lama aku pengen ama mbak setiap kulihat mbak neteki disini"
"nakal kamu ya Dan!!"
"mbak juga sengaja si ngeluarin tetek kok sampe dua duanya. Hehehehe"
Aku cabut dedekku, "Ploop.." bunyinya. Setelah itu aku bangun dan memakai semua bajuku, aku kenakan lagi celana dalam mbak Dewi sambil aku berikan kecupan kecil di bibir vaginanya. "uhh....."lenguh mbak Dewi. Diapun mengaitkan Bhnya tanpa memakai dulu karena Didi masih netek. Kamipun masih berbincang, dan aku masih merasa pengen menghisap teteknya. Mbak Dewi mempersilahkan aku untuk tetap mencium teteknya...sampai menjelang senja akirnya kami keluar dari SD tersebut dengan Didi yang mulai terbangun. Kami pun berjanji akan mengulangnya kembali. Sungguh sensasi yang luar biasa dari seorang wanita menyusui.."


       
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep
gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini

Cerita Sex - Ilmu Pelet Tingkat Tinggi
May 4th 2013, 06:33


Saya mau memperkenalkan diri, nama saya Rudiono, saat ini berusia 34 tahun dan telah berkeluarga, memiliki seorang istri dan dua orang anak laki-laki. Saya ingin membagi kisah saya disaat waktu masih bujangan dulu.

Saya lahir di Jakarta, tapi dari kecil saya dibesarkan bukan oleh orang tua saya melainkan oleh abang angkat saya, dikarena sejak usia 7 tahun saya sudah menjadi anak yatim.

Abang saya itu adalah salah satu paranormal hebat yang ada di Indonesia, merupakan salah satu pegangan dari mantan presiden kita dan saat ini masih menjadi salah satu pegangan dari keluarga presiden kita. Beliau juga salah satu pemandi pusaka dibeberapa keraton yang ada di Indonesia disaat Bulan Muharam dan Maulud. Hanya sedikit sekali orang yang kuat dan sanggup merawat serta memandikan Pusaka-Pusaka milik Keraton.

Dari waktu masih sekolah dasar dulu, saya sudah banyak melihat dan membuktikan kehebatan doa-doa atau ilmu-ilmu dari Agama Islam, dimana sesuatu hal yang tidak mungkin menurut logika orang pintar, tapi oleh abang saya bisa dibuat menjadi mungkin. Tentunya atas izin dari Allah SWT.

Saya banyak melihat pasien abang saya yang sewaktu datang ke rumahnya digotong oleh keluarganya, karena menurut dokter ahli yang menanganinya penyakitnya sudah tidak mungkin disembuhkan lagi dan umurnya mungkin sudah tinggal beberapa bulan lagi, karena sakit jantung, stoke atau kanker yang sudah parah, tetapi setelah diobati oleh abang saya ternyata bisa sembuh dan pulangnya bisa jalan sendiri, setelah beberapa kali datang menjalani pengobatan dengan abang saya tersebut.

Oleh karena itu saya lalu mulai belajar dengan tekun dan serius dengan abang saya, supaya bisa memiliki kemampuan seperti abang saya tersebut. Saya mulai tekun menjalankan wirid tengah malam, puasa dan lelaku lainnya agar bisa memiliki kemampuan seperti abang saya itu.

Saya bukan hanya mempelajari ilmu untuk mengobati penyakit alami saja, tetapi juga untuk mengobati penyakit buatan seperti misalnya teluh atau santet, asihan, pelet, gendam, penunduk penurut, pelaris usaha, ilmu penerawangan dan lain-lain.

Untuk membuktikan bahwa saya sudah berhasil membeli atau menguasai ilmu tersebut, biasanya saya memprektekannya langsung dengan mengobati pasiennya abang saya tersebut.

Tetapi ketika saya sudah duduk dibangku SMP, saya mulai menyelewengkan pemakaian ilmu-ilmu tersebut. Hal ini pada awalnya tidak saya sadari karena mungkin saat itu bawaan dari pengaruh masa puber saya tersebut.

Jadi sebetulnya semua Agama itu baik, doa-doa dan ilmunya juga baik, akan tetapi manusia yang memakainya itu sendiri yang tidak baik karena manusianyalah yang menyelewengkan dan menyalahgunakan pemakaian doa-doa atau ilmu-ilmu itu sendiri.

Seperti ibarat pisau kalau dipakai didapur itu baik, tapi kalau dipakai untuk nodong yah jadi tidak baik. Jadi sekali lagi ini adalah masalah manusianya, bukan masalah agamanya atau doa-doanya.

Dimasa muda atau bujangan saya dulu, saya benar-benar berkelakuan buruk dan sangat berdosa sekali. Saya sudah pernah terjerumus dan menyalahgunakan doa atau ilmu yang telah saya kuasai beberapa kali.

Hingga sekarang ini hanya tinggallah penyesalan yang ada di dalam diri saya, karena telah banyak korban akibat perbuatan saya tersebut dan saat ini saya berusaha menebusnya dengan bertobat serta membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan dari saya.

Saya akan mencoba menceritakannya pengalaman saya tersebut satu per satu, dengan harapan agar orang yang membaca cerita saya ini, tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan yang pernah saya perbuat.

Kejadian itu dimulai ketika pada suatu pagi saya melihat seorang gadis yang menurut saya saat itu sangat cantik dan manis sekali, berjalan memakai seragam SMP melewati depan rumah saya.

Tubuhnya tinggi, ramping dan sangat ideal sekali. Kulitnya putih mulus dengan dada dan pinggul yang tidak terlalu besar, akan tetapi kelihatan sexy sekali karena memakai seragam sekolah yang cukup ketat sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang saat itu baru mulai berkembang.

Spontan timbul rasa sir dalam diri saya dan ingin sekali berkenalan bahkan menjadikan gadis itu sebagai pacar saya. Saya lalu menerapkan ilmu pengasihan yang pernah saya pelajari dan telah saya kuasai, lalu saya lari mengejar gadis itu. Setelah berhasil mengejar dan berada disebelahnya, saya lalu menyapa gadis itu dan berkenalan dengannya.

"Hai." sapa saya.

Gadis itu lalu tersenyum melihat saya. Wow benar-benar cantik dan manis sekali gadis itu rupanya.

"Mau berangkat sekolah?" tanya saya.

"Ya." jawab gadis itu sambil tetap tersenyum manis pada saya.

"Oh ya kenalkan, nama saya Rudiono, saya tinggal di rumah nomor 34 yang telah kamu lewati tadi." kata saya.

"Boleh saya berkenalan dengan kamu?" tanya saya sambil menyodorkan tangan saya untuk mengajaknya bersalaman.

"Boleh." jawab gadis itu dengan senyum yang masih tetap menghiasi bibirnya yang mungil dan menggemaskan itu.

"Nama kamu siapa dan kamu tinggal dimana?" tanya saya yang sudah tidak sabar ingin mengetahui gadis itu tinggal dimana.

"Lusiana, saya tinggal dijalan ini juga dinomor 2." jawabnya kembali sambil tersenyum.

"Hari ini kamu pulang jam berapa? Boleh kita ketemu lagi nanti setelah kamu pulang sekolah?" tanya saya lagi. Lalu di dalam hati saya menerapkan ilmu pelet yang telah saya kuasai dan tanpa sepengetahuan gadis itu, saya meniupkan ilmu tersebut kearahnya.

"Boleh saja, saya pulang sekolah jam 12.00 lalu ada pelajaran ektra kurikuler sampai jam 15.00 dan setelah itu saya tidak ada acara lagi." jawab gadis itu.

"Bagaimana kalau kita ketemu siang ini jam 12.00? Bagaimana kalau kamu tidak usah ikut pelajaran ektra kurikuler aja?" tanya saya yang saat itu sudah tidak tahan lagi ingin segera bisa mendapatkan gadis itu.

"Oke deh, nanti setelah pulang sekolah jam12.00, saya langsung kerumah kamu saja yah." jawab gadis itu. Wah betapa senangnya hati saya karena apa yang saya harapkan telah terjadi.

"Oke, saya tunggu didepan rumah yah, jangan lupa rumah saya yang nomor 34 yah." kata saya. Sambil bercakap-cakap disepanjang perjalanan itu, akhirnya sampailah kita disekolahan gadis itu. Setelah Lusi panggilan dari Lusiana itu masuk ke dalam halaman sekolahnya, saya langsung pulang kembali kerumah saya.

Sesampai dirumah saya langsung masuk kekamar tidur saya, kebetulan kamar tidur saya berada dipaling depan, dulunya bekas garasi mobil tapi telah dirubah menjadi kamar tidur saya dan memiliki pintu sendiri yang bisa langsung keluar rumah.

Saya membaringkan tubuh diatas tempat tidur saya. lalu menghayal yang jorok dengan gadis itu, maklumlah saat itu mungkin hormon saya lagi sedang tinggi-tingginya karena sedang dalam masa puber.

Karena tidak sabar menunggu Lusi pulang sekolah, saya lalu menerapkan ilmu penerawangan saya yang fungsinya untuk bisa melihat menembus penghalang, melihat jarak jauh atau melihat kealam gaib. Saya lalu menggunakan ilmu itu untuk melihat Lusi yang saat itu sedang berada di sekolah, saya perhatikan dia yang saat itu lagi duduk belajar di kelas, akan tetapi kelihatan sekali bahwa Lusi sering ngelamun, gelisah dan rasanya hampir tidak tahan untuk bisa segera pulang, rupanya ilmu yang saya gunakan kepadanya itu sudah mulai terlihat reaksinya.

Lalu saya perkuat dosis ilmu penerawangan saya, sehingga saya bisa melihat tubuhnya yang indah itu menembus ke dalam pakaian seragam sekolah yang dikenakannya. Padahal ilmu penerawangan itu tidak boleh digunakan untuk sengaja melihat hal-hal seperti itu karena dosa. Akan tetapi saat itu rupanya setan sudah terlalu kuat mempengaruhi saya, sehingga saya tetap saja mempergunakan ilmu tersebut untuk menikmati keindahan tubuh bugilnya Lusiana.

Wah luar biasa sekali indahnya tubuh Lusiana, tubuhnya betul-betul mulus sekali dengan buah dadanya yang baru tumbuh, dimana kedua ujungnya dihiasi dengan puting kecil yang berwarna coklat kemerahan. Kemaluannyapun baru sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang sangat menggemaskan sekali dan membuat saya yang melihatnya terangsang sekali.

Akhirnya jam di rumah sayapun menunjukkan juga pukul 12.00. Saya lalu bergegas membuka pintu kamar langsung menunggu didepan rumah.

15 menit kemudian akhirnya Lusianapun tiba di depan rumah saya, setelah sedikit berbasa basi dan melihat situasi rumah sudah aman, sayapun mengajak Lusiana masuk ke dalam kamar saya melalui pintu depan yang dulunya bekas pintu garasi.

Setelah berada di dalam kamar, saya lalu menawarkan minuman dingin yang telah saya siapkan sebelumnya. Sambil ngobrol ngalor ngidul, di dalam hati saya kembali menerapkan ilmu asihan, pelet, penunduk penurut, gendam, ajian jaran goyang, semar mesem, pembangkit sir atau nafsunya dan sebagainya, setelah itu lalu saya tiupkan kearah Lusi yang lagi duduk diatas tempat tidur disamping saya.

Luar biasa sekali hasilnya, kelihatan sekali bahwa si Lusi itu sudah kena dalam pengaruh ilmu saya tersebut. Duduknya mulai gelisah, sebentar-sebentar sambil tersenyum dia melirik kearah saya dan menunduk malu bila ketahuan dia sedang melirik saya. Rupanya ajian atau ilmu pembangkit sir, jaran goyang dan semar mesem yang saya gunakan kepadanya mulai menunjukan reaksinya, sehingga Lusipun mulai merasa kepanasan atau kegerahan.

"Panas sekali rasanya hari ini yah?" kata Lusi sambil mengipasi dirinya dengan buku pelajaran sekolahnya yang diambilnya dari tasnya. Padahal kamar tidur saya tidak terlalu besar dan memakai AC 1 PK. Rupanya pengaruh ilmu itu lebih kuat dari dinginnya AC sehingga membuat panas tubuhnya Lusi meningkat dan menaikan gairah nafsunya Lusi.

"Kalau mau mandi silahkan, tuh ada kamar mandi disana." kata saya sambil menunjuk kamar mandi yang ada dipojok di dalam kamar tidur saya.

"Mungkin kamu masih kepanasan karena tadi habis jalan kaki dari sekolah kerumah saya." kata saya lagi sambil mulai merangkulnya.

"Iya deh, saya mandi dulu yah." kata Lusi kemudian sambil berdiri mau berjalan kearah kamar mandi.

Sayapun ikut berdiri, lalu saya menahan tubuhnya dan berkata, "Boleh saya ikutan mandi bareng sama kamu? Sayapun juga merasa gerah sekali." Lusipun tertunduk malu, tapi dia menganggukan kepalanya dengan perlahan.

"Kamu tidak usah malu sama saya, sini saya bantu bukain baju kamu." kata saya kemudian sambil tangan saya bergerak membuka kancing bajunya satu persatu mulai dari atas dan Lusipun yang sudah terpengaruh oleh ilmu-ilmu yang saya gunakan tersebut hanya diam saja.

Wah indah sekali tubuhnya, benar-benar mulus sekali dan terlihat buah dadanya yang baru tumbuh serta belum terlalu besar masih tertutup dalam BHnya yang berwarna krem. Lalu sambil memeluk tubuhnya dari depan, tangan saya lalu bergerak kebelakang tubuh Lusi dan mulai membuka resluiting rok seragam SMPnya dan menurunkan ke bawahnya.

Benar-benar indah sekali tubuhnya Lusi, kulitnya putih dan mulus sekali tidak ada cacatnya. Saat ini Lusi berdiri sambil menundukan kepalanya malu berhadapan dengan saya dengan hanya memakai BH dan CD yang berwarna kremnya saja.

Lalu saya peluk erat sekali tubuh Lusi dan mencium bibirnya karena saya sudah tidak tahan ingin memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya yang mungil menggemaskan itu. Tangan sayapun lalu bergerak kebelakang tubuh Lusi, membuka kaitan BHnya dan melepaskan BH itu dari dadanya. Indah sekali buah dada Lusi tersebut. Putih mulus, baru mulai tumbuh, tidak terlalu besar tapi padat dan kedua putingnya masih kecil berwarna coklat kemerahan.

Lalu tangan sayapun kembali bergerak ke bawah, menurunkan CD krem yang merupakan pakaian terakhir yang dipakai Lusi tersebut. Bagai mimpi rasanya, saat ini ada seorang gadis cantik dan manis berdiri dihadapan saya dengan tubuh polos telanjang tanpa memakai pakaian selembarpun.

Dengan kulit yang putih mulus dengan buah dada yang baru tumbuh, tidak terlalu besar tapi padat, menggantung indah didadanya, kemaluannyapun baru ditumbuhi bulu-bulu halus yang membuat saya semakin terangsang melihatnya.

Tak lama kemudian akhirnya Lusipun tidak tahan lagi, dia langsung memeluk saya dan menyembunyikan wajahnya didada saya. Terdengar suaranya yang lirih bertanya, "Kakak benar-benar sayang sama Lusi?"

"Tentu saja sayang, saya sangat sayang sekali sama Lusi." jawab saya.

"Saya sudah pasrah bila kakak mau memiliki diri Lusi seutuhnya." kata Lusi kemudian.

Sayapun memeluk tubuhnya dengan erat sekali, lalu mencium bibirnya yang mungil itu dan Lusipun membalas ciuman saya tersebut. Cukup lama kami berciuman dan berpagutan bibir, lidah kamipun saling bermain di dalam mulut Lusi, sambil tangan saya mengusap-usap punggung Lusi, turun kepinggulnya dan tangan sayapun meremas-remas pelan pinggul Lusi yang masih belum terlalu besar juga namun padat sekali. Lusipun juga memeluk tubuh saya dengan erat sekali.

Lalu ciuman sayapun mulai turun kelehernya Lusi, tampak terlihat Lusi memejamkan mata sambil mendongakan wajahnya, terdengar mulutnya mendesah menikmati ciuman saya yang sedang bermain dilehernya tersebut, lidah sayapun bermain-main ditelinganya dan akhirnya ciuman sayapun turun kedadanya.

Mulut sayapun mulai menciumi buah dadanya, lalu menjilati puting buah dadanya yang sebelah kiri sambil tangan saya meremas lembut buah dadanya yang sebelah kanan. Terlihat tubuh Lusi bergelinjang seperti terkena strum disaat lidah saya menyentuh putingnya.

Bahkan tubuh Lusipun semakin bergelinjang-gelinjang dan mendesah-desah ketika lidah saya mulai bermain-main diputing buah dadanya, sambil mencium dan menghisap-hisap puting buah dadanya itu serta meremas-remasnya. Lusipun kelihatannya sudah tidak tahan lagi, tangannya bergerak memegang penis saya dan meremas-remasnya dengan keras. Ah rupanya Lusi belum berpengalaman dan belum mengerti bagaimana caranya membuat pasangannya merasakan nikmat.

Sambil memeluk dan meremas buah dadanya, saya berbisik ditelinganya mengajarinya memegang, mengusap-usap lembut dan memperlakukan batang kemaluan saya agar saya juga bisa merasakan nikmat seperti yang sedang dirasakan oleh dirinya.

Lalu saya merebahkan tubuh Lusi ditempat tidur, lalu membuka kedua kakinya kemudian menindihnya diantara kakinya tersebut. Lalu kembali kami berciuman bibir dan bermain lidah, lalu ciuman sayapun turun kelehernya dan terus turun sampai kedadanya sambil tangan saya meremas-remas lembut buah dadanya.

Lusi kelihatannya sudah tidak tahan lagi, tubuhnya sudah tegang bergelinjang-gelinjang, sambil memeluk tubuh saya erat sekali, Lusipun mengeluarkan desahan yang semakin keras karena pengaruh ilmu pembangkit sir yang saya gunakan kepadanya mulai bereaksi mencapai klimaks.

Lusi merasakan nafsunya sudah semakin meledak dan naik keubun-ubun, dimana pada saat itu batang kemaluan saya sudah menempel dikemaluannya dan menggesek-gesek belahan kemaluannya. Lusi semakin menggoyang-goyangkan pinggulnya agar batang kemaluan saya bisa segera menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya, Rupanya dia sudah ingin sekali lubang kemaluannya dimasuki oleh batang kemaluan saya.

Ke bagian 2

Ilmu Pelet Tingkat Tinggi - 2

Akan tetapi dikarenakan saya masih belum mau segera menyelesaikan permainan ini, karena saya masih belum puas bermain dengan buah dadanya Lusi, maka sayapun berusaha mengimbangi goyangan pinggulnya Lusi agar batang kemaluan saya tidak berhasil dibuat masuk olehnya ke dalam lubang kemaluannya dan hanya menggesek-gesek belahan kemaluannya saja.

Karena Lusi tidak berhasil membuat batang kemaluan saya masuk ke dalam lubang kemaluannya dengan goyangan pinggulnya yang semakin hebat, akibatnya malah membuat kepala penis saya menyundul-nyundul lubang kemaluan dan dan menggesek-gesek clitorisnya, sehingga akhirnya nafsunya memuncak dan dipengaruhi reaksi ilmu pembangkit sir yang juga sudah mencapai klimaksnya, akhirnya dengan desahan yang cukup keras dan pelukan yang sangat kencang, dengan tubuh yang tegang bergelinjang-gelinjang, sambil kedua kakinya mengapit pinggul saya dengan kerasnya, Lusipun akhirnya mencapai orgasme. Terlihat tubuhnya teregang beberapa saat. Terasa cairan hangat meleleh keluar dari kemaluannya membasahi batang kemaluan saya yang menempel di belahan kemaluan Lusi.

Setelah beberapa saat memejamkan matanya, dengan tubuh yang meregang, pelan-pelan terasa pelukan Lusi mulai mengendor dan kedua kakinyapun turun ke bawah, terbuka mengangkang lemas dengan tubuh saya ditengah-tengahnya.

Sayapun mencium keningnya dan membisikan kata-kata bahwa saya sayang sekali padanya. Setelah itu saya mencium bibirnya kembali, kami berciuman dan bermain lidah kembali sambil berpelukan, masih tetap dalam kondisi saya menindih tubuhnya Lusi.

"Gimana rasanya sayang? Enak?" tanya saya kepada Lusi. Sambil tersenyum dan memandang saya, Lusipun menganggukkan kepalanya.

"Mau ngerasain yang lebih nikmat dan lebih dahsyat lagi?" tanya saya kembali.

"Terserah kakak, saya akan melakukan apa yang kakak mau." jawab Lusi kemudian.

"Bagaimana kalau sekarang gantian kamu yang membuat saya merasakan nikmat?" tanya saya lagi. Lusipun tersenyum dan menganggukan kepalanya.

Tanpa membuang waktu lagi, saya langsung membaringkan diri terlentang di tempat tidur. Lusipun lalu naik keatas badan saya dan merebahkan dirinya tertelungkup di atas badan saya. Lalu kami berciuman, bermain lidah dan berpelukan kembali dengan panasnya.

Lusipun mulai mencumbu saya menciumi leher saya, terus turun kedada saya. Lidahnya bermain-main di puting dada saya yang sebelah kiri sambil sesekali dihisap-hisapnya, sedangkan tangan kanannya mengusap-usap puting dada saya yang sebelah kanan. Tangan kirinyapun bergerak turun ke bawah, memegang batang kemaluan saya dan meremas-remasnya dengan lembut.

Ah luar biasa sekali nikmatnya, saya hanya bisa memejamkan mata merasakan betapa nikmatnya dicumbu oleh Lusi sambil tangan saya meremas-remas lembut buah dada dan putingnya. Lalu ciuman dan lidah Lusipun mulai bergerak turun ke bawah sampai akhirnya wajah Lusi tepat berada di depan batang penis saya.

Lalu lidahnya menjilat-jilat batang kemaluan saya dengan pelan sekali dan oh.. Nikmat sekali rasanya ketika Lusi memasukan kepala penis saya ke dalam mulutnya yang mungil itu, mengulumnya, menghisap-hisapnya dan nikmat sekali ketika bibirnya yang lembut bergerak keatas ke bawah, mengocok-ngocok batang penis saya sehingga keluar masuk dari mulutnya.

Akhirnya setelah 20 menit kemudian saya tidak tahan lagi, terasa ada sesuatu yang mau meledak dan keluar dari batang penis saya, lalu saya memegang kepala Lusi dan sambil meremas rambutnya, saya menggerak-gerakan kepala Lusi naik turun semakin cepat, semakin cepat dan semakin cepat.

Akhirnya dengan tubuh yang menegang kencang sekali, saya tekan kepala Lusi ke bawah sehingga batang kemaluan saya yang panjangnya 17 cm dengan diameter 3 cm itu tertelan masuk semua ke dalam mulutnya dan saya menyemprotkan cairan kenikmatan saya itu berkali-kali ke dalam mulutnya.

Karena saya tahan kepalanya disaat saya mengalami orgasme yang luar biasa tersebut, menyebabkan hampir semua cairan kenikmatan saya tertelan oleh Lusi dan hanya sedikit yang meleleh keluar dari sela-sela bibirnya.

Lalu Lusipun membersihkan batang kemaluan saya dengan menjilat-jilatinya sampai bersih. Kemudian saya tarik tubuh Lusi keatas menindih tubuh saya, kami berpelukan dan berciuman mesra sekali.

Berhubung hari sudah menjelang sore dan sudah waktunya pulang, dimana Lusipun belum minta izin orang tuanya mau pulang terlambat, maka kami segera mandi berdua dan akhirnya Lusipun saya antar keluar rumah agar dia bisa segera pulang.

Tak lupa kami janjian kembali, dimana Lusi akan datang kembali kerumah saya besok siang setelah pulang sekolah jam 12.00 dan sudah terlebih dulu izin pada orang tuanya akan pulang terlambat.

Ternyata benar, Lusi menepati janjinya. Setelah selesai sekolah Lusi langsung kerumah saya. Ah betapa bahagianya hati saya karena kekasih yang sangat saya sayangi telah datang untuk menemui saya, telebih lagi Lusi sudah meminta izin terlebih dulu kepada orang tuanya akan pulang terlambat. Jadi kami punya waktu yang cukup banyak untuk melepas rindu dan memadu kasih.

Tak membuang waktu lagi. Pintu pagar langsung saya bukain dan saya langsung menarik tangan Lusi untuk mengajaknya masuk kekamar saya. Setelah berada di dalam kamar dan mengunci pintunya, saya langsung memeluk Lusi erat-erat dan mencium serta melumat bibirnya. Lusipun yang telah mulai berpengalaman dalam berciuman, langsung membalas ciuman saya dan juga melumat bibir saya, sampai akhirnya kitapun bermain lidah.

Kali ini saya sudah berencana untuk bisa menikmati tubuh Lusi habis-habisan karena saya sudah tidak tahan lagi melihat bodynya yang luar biasa. Lalu Lusipun saya suruh berbaring di ranjang agar bisa tidur dan beristirahat sebentar barangkali dia hari ini lelah sekali belajar di sekolahnya. Lalu sayapun membaringkan tubuh saya di samping tubuh Lusi tersebut sambil memeluknya.

Tanpa sepengetahuan Lusi, pelan-pelan tangan saya mengeluarkan biji lada dari saku celana pendek saya yang sudah saya siapkan dari tadi pagi sebelumnya. Saya ingin mencoba ilmu yang pernah saya pelajari akan tapi belum pernah saya berkesempatan untuk mengetes kemampuannya. Biji lada tersebut baru bisa digunakan dan berfungsi apabila kita mengambilnya dari dapur rumah orang lain yang bukan tempat tinggal kita dan harus tanpa sepengetahuan orang-orang yang tinggal di rumah itu, apa lagi sampai kepergok.

Lalu apabila kita memilin-milin biji lada tersebut dengan ibu jari dan jari tengah kita, sambil menerapkan ilmu memindahkan rasa tersebut sambil ditujukan pada seorang wanita, maka wanita yang kita tuju tersebut akan merasakan klitorisnya seperti dipilin-pilin, semakin cepat dan keras kita memilin biji lada tersebut, maka wanita itu juga akan merasakan klitorisnya semakin cepat dan keras dipilin-pilin.

Sambil menunggu beberapa saat sampai Lusi mulai tertidur dalam pelukan saya, sayapun mulai menerapkan ilmu memindahkan rasa yang ditujukan kepada Lusi binti pulan sambil jari tangan saya mulai memilin-milin biji lada tersebut. Ternyata hasilnya luar biasa sekali, pertama saya merasakan tubuh Lusi tersentak dalam pelukan saya.

Rupanya Lusi kaget karena dia merasa kok aneh klitorisnya seperti ada yang menyentuh dan memilin-milinnya, sedangkan dia melihat tangan kiri saya sedang memeluk tubuh dia dan ada di punggungnya, tangan yang kanan sedang ada di samping tubuh saya sebelah kanan lurus di atas tempat tidur. Posisi saya tidur terlentang dan Lusi ada di sebelah kiri saya setengah tertelungkup memeluk tubuh saya.

Dalam keadaan setengah bingung dan heran, Lusipun lalu mencoba tidur kembali sambil memeluk tubuh saya dan ketika saya lihat Lusi mulai hampir tertidur kembali, saya mulai memilin-milin biji lada itu kembali. Kali ini walaupun dalam keadaan setengah bingung dan heran, Lusi diam saja dan tetap memejamkan matanya.

Pada awalnya Lusi berusaha mencoba untuk melawan perasaan "aneh" tersebut, akan tetapi akhirnya lama-lama dia terlihat mulai menikmatinya juga. Saya mulai merasakan tubuh Lusi mulai bergelinjang-gelinjang pelan dan kaki kirinya yang berada di atas kaki kiri saya juga mulai terasa sebentar-sebentar menegang. Sambil meram pura-pura tidur, saya mempercepat pilinan biji lada tersebut sambil sesekali saya memencet biji lada tersebut dengan agak keras.

Luar biasa sekali, saya merasa tubuh Lusi mulai semakin bergelinjang-gelinjang dan tangan kirinya yang berada di dada saya mulai terasa memeluk saya erat sekali. Dari mulutnyapun mulai terdengar desahan-desahan halus yang lirih sekali. Lalu sayapun mulai menambah kecepatan pilinan pada biji lada tersebut lagi, semakin cepat dan semakin cepat lagi sambil sesekali memencetnya dengan agak keras.

Setelah beberapa saat tubuh Lusi bergelinjang-gelinjang dengan kencang disertai dengan pelukannya yang juga sudah semakin erat pada tubuh saya, diiringi dengan suara desahan yang cukup keras dan disertai dengan tubuh yang tegang sambil memeluk tubuh saya erat sekali, akhirnya Lusipun mencapai puncak orgasmenya yang luar biasa.

Setelah tubuhnya tegang beberapa saat sambil memejamkan matanya, akhirnya tubuh Lusipun pelan-pelan terasa mulai mengendur. Lusipun kembali memeluk tubuh saya dengan tubuh yang basah kuyub dengan keringat sambil memejamkan mata dan tersenyum penuh kepuasan.

Lalu saya membangunkan Lusi dan menyuruhnya membuka baju karena bajunya telah basah kuyup oleh keringat. Lusipun lalu bangun dan membuka baju serta rok seragam sekolahnya, kali ini rupanya Lusi sudah tidak malu-malu lagi pada saya dan diapun juga membuka BHnya sekalian.

Luar biasa sekali, tubuhnya yang putih mulus kembali terpampang di depan mata saya dengan buah dadanya yang masih baru mulai numbuh dihiasi dengan puting kecil berwarna coklat kemerahan terlihat menggantung indah di dadanya. Wah rupanya Lusi tadi mengeluarkan cairan yang cukup banyak waktu orgasme karena saya melihat CDnya yang berwarna krem ada bercak-bercak cairan yang tembus dari dalam CDnya.

Sekalian saja saya suruh buka CDnya dengan alasan agar cepat kering bila disampirkan di atas kursi. Dengan wajah yang memerah karena merasa agak malu ketahuan tadi habis orgasme, pelan-pelan Lusi menurunkan CDnya dan melepaskannya lalu menaruhnya di atas senderan kursi dalam kamar saya. Supaya Lusi tidak malu telanjang polos sendirian, lalu sayapun membuka seluruh pakaian yang melekat pada tubuh saya sampai telanjang polos juga seperti halnya dengan Lusi saat itu.

Timbul niat saya untuk isengin Lusi sekali lagi, karena saya ingin hari itu Lusi benar-benar merasakan kepuasan yang tiada tara sampai saya bisa merasakan tubuhnya sepenuhnya. Kembali saya bilang padanya agar lebih baik kita sama-sama coba tidur untuk beristirahat sebentar dulu, agar kita nanti bisa melepaskan rindu habis-habisan dengan tubuh yang segar. Lusipun menganggukan kepalanya tanda mengiyakan.

Akhirnya saya merebahkan diri kembali terlentang ditempat tidur dan Lusipun berbaring di sebelah kiri saya setengah tertelungkup sambil memeluk saya dengan tangan kirinya di atas dada saya dan kaki kirinyapun ditaruhnya di atas kaki kiri saya. Sekilas saya cium keningnya dan Lusipun lalu menyelusupkan wajahnya kedada saya. Sayapun juga memeluk tubuhnya dengan erat dan mengusap-usap rambutnya.

Akhirnya sayapun mulai mengisenginnya kembali dengan memilin-milin biji lada itu kembali. Kali ini Lusi memberi respon kepada saya, sambil bergelinjang-gelinjang secara perlahan, tangan kirinya mulai mengusap-usap dada saya juga puting dada saya. Ahh.. nikmat sekali rasanya, sayapun lalu mencium bibirnya sambil tak lupa tangan saya tetap terus memilin-milin biji lada tersebut.

Kali ini saya memilinnya pelan-pelan berirama diselingi dengan pijitan yang agak keras pada biji lada tersebut. Saya tidak ingin buru-buru memilinnya dengan cepat karena saya ingin agar Lusi merasa nafsunya sangat membara dan meledak-ledak namun tak kunjung menyampai puncak.

Luar biasa sekali, saya merasa tubuh Lusi mulai semakin bergelinjang-gelinjang dan tangan kirinya yang berada di dada saya mulai terasa memeluk saya erat sekali. Dari mulutnyapun mulai terdengar desahan-desahan yang cukup keras, akhirnya saya lumat bibirnya. Kami saling melumat bibir dan lidah kami saling berkaitan didalam mulutnya Lusi, kelihatannya Lusi sudah mulai tidak tahan dan akhirnya dia mulai merangkak menaiki dan menindih tubuh saya.

Lusipun mulai mencumbu saya, menciumi leher saya, terus turun kedada saya. Lidahnya bermain-main diputing dada saya yang sebelah kiri sambil sesekali dihisap-hisapnya, sedangkan tangan kanannya mengusap-usap lembut puting dada saya yang sebelah kanan. Tangan kirinyapun bergerak turun kebawah, memegang batang kemaluan saya, meremas-remasnya dan mengocok-ngocoknya dengan lembut. Ah, sudah mulai pintar dia rupanya..

Benar-benar luar biasa sekali nikmatnya, saya hanya bisa memejamkan mata merasakan betapa nikmatnya dicumbu oleh Lusi sambil tangan saya meremas-remas buah dadanya yang lembut tapi padat dan mengusap-usap puting buah dadanya yang sudah mulai membesar dan mengeras.

Jari tangan kiri saya lalu memilin-milin puting buah dadanya yang sebelah kanan sambil jari tangan kanan saya masih tetap memilin-milin biji lada secara teratur. Lalu ciuman dan lidah Lusipun mulai bergerak turun kebawah sampai akhirnya wajah Lusi tepat berada di depan batang penis saya.

Lalu lidahnya menjilat-jilat batang kemaluan saya dengan pelan sekali dan Oh, Nikmat sekali rasanya ketika Lusi memasukan kepala penis saya kedalam mulutnya yang mungil itu, mengulumnya, menghisap-hisapnya dan Luar biasa sekali nikmatnya ketika bibirnya yang lembut bergerak keatas kebawah, mengocok-ngocok batang penis saya sehingga keluar masuk dari mulutnya.

Setelah hampir 15 menit lamanya penis saya diberikan kenikmatan oleh mulut Lusi yang mungil tersebut, akhirnya saya mulai merasakan ada sesuatu yang ingin meledak dan keluar dari penis saya. Akan tetapi dikarenakan saat itu saya benar-benar ingin bisa membuat Lusi merasakan kenikmatan orgasme yang luar biasa dan terbang kelangit yang ketujuh, lalu saya mulai menerapkan ilmu supaya penis saya agar bisa bertahan lama.

Setelah itu saya minta agar Lusi membalikan badannya sehingga kami lalu mempraktekan gaya 69 dikarenakan saya masih belum puas diberikan kenikmatan oleh mulutnya Lusi. Tak lupa tentunya jari tangan kanan saya memilin-milin biji lada tersebut.

Rupanya Lusi sudah sangat basah sekali, belahan kemaluannya sudah dibasahi oleh cairan yang dikeluarkan oleh vaginanya sendiri. Aromanyapun harum dan membuat saya semakin terangsang. Langsung saja saya jilati semua cairan yang ada di vagina Lusi.

Terlihat Lusipun semakin bergelinjang-gelinjang merasakan kenikmatan disaat lidah saya menjilati belahan kemaluannya, terlebih lagi disaat lidah saya bermain-main pada klitorisnya. Terasa Lusi menggigit penis saya dan mulai menghisap penis saya semakin kuat. Benar-benar nikmat rasanya.

Setelah lidah saya bermain-main cukup lama dibelahan kemaluannya terutama pada klitorisnya, Lusipun akhirnya tidak tahan lagi karena nafsunya sudah naik sampai keubun-ubun, dengan tubuh yang menegang dengan kencang dibarengi desahannya yang cukup keras Lusipun mencapai orgasme yang luar biasa.

Terasa di lidah saya lubang vaginanya berdenyut-denyut dan mengeluarkan cairan kental yang cukup banyak. Gurih dan harum rasanya. Langsung saja semua cairannya yang keluar banyak sekali dari lubang vagina Lusi tersebutpun saya jilati sampai bersih dan saya telan sampai habis.

Beberapa saat kemudian terasa tubuhnya mulai mengendur tergeletak pasrah di atas tubuh saya dengan nafasnya ngos-ngosan. Saya rasa sudah cukup sampai di sini saya isengin Lusi, lalu tanpa sepengetahuan Lusi saya buang biji lada tersebut ke bawah ranjang. Lalu saya bangunkan Lusi dan saya ajak dia untuk mandi agar tubuhnya terasa segar kembali.

Akhirnya saya berpacaran dengan Lusi kurang lebih selama 4 tahun, walau hampir tiap hari kita bertemu secara sembunyi-sembunyi dan hampir setiap hari kita memadu kasih, akan tetapi saya tetap berusaha menjaga kesuciannya dan tidak menyetubuhinya.

E N D



       
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep
gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini

Cerita Sex - Diperkosa Keponakan Sendiri
May 4th 2013, 06:32

Tante Betsy, wanita setengah baya yang masih lumayan seksi. Sudah dari waktu yang lama ia menjadi sasaran untuk ?digoyang? oleh keponakannya sendiri, Budi. Budi yang berasal dari Bandung, sudah hampir lima tahun tinggal dirumah tante Betsy, karena ia kuliah di Jakarta. Dan sudah lima tahun itu juga tante Betsy menjadi fantasi seks-nya dikala ia bermasturbasi. Seringkali ia mengambil pakaian dalam tante Betsy dari bak pakaian kotor yang terletak di dalam kamar mandi. Bh dan korset tante Betsy merupakan primadona Budi dalam bermasturbasi.

Setiap kali bermasturbasi ia selalu menumpahkan airmaninya dicelana dalam maupun bh tante Betsy. Bahkan tidak jarang ia mengambil celana korset tante Betsy yang sudah dicuci bersih, dan dengan sengaja memuntahkan spermanya di bagian selangkangan celana dalam tersebut, ataupun berkali-kali berejakulasi di cup bh tante Betsy hingga berhari-hari, kemudian ?benda-benda tersebut? dikembalikannya ketempat semula. Dan berharap tante Betsy segera memakai ?perabotannya? tersebut.
Tidak jarang juga Budi mencoba mengintip tante Betsy pada waktu tidak ada orang dirumah tersebut. Melalui lubang kunci pintu kamra tante Betsy, Budi sering kali melihat tubuh montok tante Betsy tanpa busana, ataupun hanya dibalut pakaian dalamnya saja.

Dan biasanya aksi pengintipan tersebut diakhiri dengan beronani memakai pakaian dalam tante Betsy dikamarnya.
Budi sering kali mengumpulkan airmaninya ketika selesai beronani didalam cangkir kecil, dan disimpannya didalam kulkas kecil yang ada dikamarnya. Ketika cangkir tersebut sudah hampir penuh, ketika tidak ada orang yang melihat, ia mencampurkan ?airmani basi? tersebut kedalam soup atau pun minuman yang biasa disediakan untuk tante Betsy. Bahkan pernah juga ia mencampurkan spermanya sebanyak dua sendok makan kedalam hamburger yang disediakan untuk tante Betsy. Dan secara diam-diam Budi menyaksikan tante Betsy menikmati santapannya plus airmani miliknya didalam makanan tersebut. Dan biasanya libido Budi langsung tinggi, dan cepat-cepat ia beronani dikamarnya.

Makin lama Budi makin tidak tahan setiap kali melihat tubuh tante Betsy yang masih sintal itu, maka timbullah niat jahatnya untuk memperkosa tante Betsy. Berhari-hari ia merencanakan hal tersebut, dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkannya.
Obat bius pun sudah dipesannya dari seorang teman yang entah dapat dari mana.
Maka pada malam hari itu ia mengajak teman-temannya untuk mengerjai tante Betsy disalah satu rumah temannya yang sedang kosong.

Teman-teman Budi yang memang rata-rata maniac seks pun ikut bergairah mendengar rencana tersebut. Maka terkumpullah teman-teman Budi sebanyak dua puluh lima orang. Dua puluh orang menunggu dirumah kosong, lima orang lagi bertugas menculik tante Betsy, termasuk Budi. Maka pada hari itu mereka seharian mengikuti kemanapun tante Betsy pergi, hingga pada malam hari kesempatan itu datang juga.

Ketika tante Betsy sedang menunggu lift diparkiran basement salah satu restaurant, Empat orang teman Budi pun ikut mengantri lift dengan tante Betsy. Ketika tante Betsy lengah, salah seorang langsung mengeluarkan saputangan yang sudah ditetesi kloroform cukup banyak, dan dengan cepat dibekapkan kehidung dan mulut tante Betsy, yang seketika itu juga langsung pingsan, dan keempat teman Budi langsung membopong tante Betsy masuk kedalam minibus yang sudah menunggu didepan lift tersebut.

Hampir satu jam mereka baru sampai kerumah kosong tersebut, dan langsung memasukkan mobil kedalm garasi. Tante Betsy pun langsung digotong-gotong beramai-ramai kedalam ruang tamu. Dalam keadaan masih tidak sadar, tante Betsy didudukkan dikursi sofa. Dan tanpa komano lagi mereka bergantian meraba-raba serta meremas-remas tubuh tante Betsy. Pakaian tante Betsy yang berupa baju terusan hingga sebatas mata kaki pun dilucuti dengan tidak sabar, hingga akhirnya tinggal bra dan celana dalam saja yang menempel ditubuhnya.

Gunung kembar tante Betsy merupakan menu utama untuk ?diobok-obok? oleh Budi dan teman-temannya. Beberapa tangan dengan brutalnya bergantian berada dibalik bh tante Betsy yang berupa long torso tersebut. Cup bh yang berukuran 36B itu pun akhirnya dibetot kebawah hingga gunung kembar yang masih sintal itu tersembul keluar. Beberapa orang langsung bergantian mengisap-isap kedua putting susu tante Betsy, sambil sesekali meremas-remas ?kontainer susu? tante Betsy tersebut. Salah seorang teman Budi menggunting bagian selangkangan celana dalam tante Betsy, dan dengan sangat bernapsu tante Betsy dipindahkan ke matras dan langsung saja diantri beramai-ramai.

Budi mendapat giliran pertama menyetubuhi tante Betsy, sedangkan yang lain sambil menunggu giliran memain-mainkan batang penisnya diwajah tante Betsy yang masih terlihat cantik itu. Mulut tante Betsy dibuka paksa dan dua batang penis sekaligus masuk dan berusaha bergerak keluar masuk sebisa-bisanya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasanya bagi pelakunya. Satu batang penis panjang dan besar milik Heri melintang dari atas dahi hingga diatas hidung tante Betsy, dan Heri pun dengan semangat 45 menggosok-gosokkan batang penisnya maju mundur dengan cepat.

Vagina tante Betsy yang masih lumayan ?kenceng? itu pun nonstop digunakan untuk memuaskan napsu Budi dan teman-temannya. Setengah botol baby oil sudah habis digunakan sebagai pelicin batang penis Budi dan teman-temannya. Batang Penis Budi dengan lancarnya keluar masuk vagina tante Betsy, membuat teman-teman yang lain menjadi tak sabar menunggu giliran. Tante Betsy yang tak sadarkan diri itu sudah hampir dua jam dikerjain para sex maniac tersebut dengan berbagai aktivitas sex yang aneh-aneh. Berbagai pose bugil tante Betsy diabadikan oleh Bambang dengan digital camera serta handycam, mulai dari oral sex hingga persetubuhan massal.

Hingga akhirnya adegan climak berejakulasi pun siap diabadikan. Budi mangambil kacamata baca dari tas tante Betsy, kemudian memakaikan kaca mata tesebut diwajah tante Betsy yang cantik itu. Dan keduapuluh enam orang tersebut mulai bergantian berejakulasi diwajah tante Betsy. Dimulai dengan giliran pertama oleh Budi ?sang pencinta tante Betsy?. Budi dengan cepat mengeluar-masukkan batang penisnya dimulut tante Betsy yang seksi itu hingga akhirnya saat berejakulasi ia mengocokkan penisnya tesebut tepat diatas wajah tante Betsy dan airmanipun muncrat berantakan diseluruh wajah tante Betsy berupa garis-garis lurus putih kental hingga mengenai kacamata tante Betsy.

Heri, Hendra, Feri dan Faisal berlutut diatas wajah tante Betsy dari empat penjuru dan tisak sampai semenit airmani mulai bermuncratan secara bergantian membasahi wajah dan leher tante Betsy dengan begitu derasnya. Lima orang teman Budi yaitu Tumpal, Ade, Erik, Udin dan Ucok memilih berjakulasi dimulut tante Betsy, dan merekapun tidak sampai lima menit lima menit sudah memindahkan isi kantung buah sakar mereka kemulut tante Betsy, hingga luber hampir keluar dari mulut seksi tersebut.

Udin pun menggerak-gerakkan mulut dan wajah tante Betsy hingga sedikit demi sedikit ?air peju? tersebut tertelan oleh tante Betsy. Sedangkan yang lainnya melakukan hal yang pada tante Betsy. Beberapa orang bergantian menjepitkan batang penisnya diantara kedua gunung kembar tante Betsy yang montok itu. Beberapa tetes baby oil diteteskan didada tante Betsy sebagai pelicin, yang membuat para lelaki tersebut mundur maja tak karuan, sementara penis mereka dengan lancarnya ikut bergerak mundur maju pula disela-sela gunung kembar tante Betsy yang sedang diremas-remas, dan akhirnya hanya beberapa menit saja batang kejantanan mereka berjantian muncrat diantara gunung kembar tante Betsy hingga bertetesan membasahi bh yang masih membalut tubuh tante Betsy itu.

Sementara itu yang lainnya bergantian berejakulasi diwajah dan mulut tante Betsy yang dibuka paksa dengan sebuah alat pengganjal sehingga tidak dapat dikatupkan. Air mani bermuncratan diwajah tante Betsy dan sebagian lagi masuk kedalam mulutnya. Bahakan beberapa orang teman Budi, termasuk Budi berejakulasi hingga tiga kali diwajah tante yang cantik itu karena saking napsunya.
Selesai pemerkosaan tersebut, tante Betsy yang masih belum sadarkan diri itu dibersihkan oleh beberapa orang. Muka tante Betsy yang blepotan sperma hanya diseka dengan celana dalam Budi yang kemudian disumpalkan kedalam mulut tante Betsy. Rambut tante Betsy yang berantakan disisir rapi kembali, dan kacamatanya yang kotor karena airmanipun dibersihkan dan dipakaikan kembali, hingga akhirnya tante Betsy bersih seperti sedia kala.

Tante Betsypun akhirnya siuman sementara jam sudah menunjukkan pukul satu malam, dan betapa kagetnya ia ketika melihat dirinya hanya memakai bra dan celana dalam korsetnya yang sudah putus dibagian selangkangan dan lebih kaget lagi melihat Herman dengan ganasnya menyetubuhi tante Betsy sedari tadi. Batang penisnya keluar masuk dengan lancar sementara yang lainnya dengan wajah ditutup sarung kepala menonton sambil mengocok penis masing-masing.

Budi dan teman-temannya terpaksa memakai sarung penutup kepala karena takut dirinya diketahui oleh tante Betsy. Sekali lagi mereka mengerjai tante Betsy sebelum subuh tiba. Batang penis satu persatu bergantian mengocok vagina tante Betsy, sementara itu seperti biasa yang lainnya merem melek memaksa tante Betsy mengisap serta mengulum penis mereka. Bahkan mereka bergantian memaksa tante Betsy mengulum-mgulum sepasang buah sakar mereka sambil menekan-nekan wajah tante Betsy diselangkangan mereka itu hingga akhirnya keduapuluh enam orang itu kembali berejakulasi bersama-sama.

Satu persatu dari mereka kembali memuncratkan spermanya diwajah dan mulut tante Betsy. Salah seorang mengambil segelas airmani dingin dari kulkas dan memaksa siseksi tante Betsy untuk menelan air mani tersebut sambil mengunyah-nguyah airmani tersebut terlebih dahulu sampai habis.

Airmani yang bertetesan diwajah tante Betsy disendoki dan dicekoki kemulut tante Betsy hingga bersih. Selesai ?mandi peju? tante Betsy kembali dirapihkan dan dipakaikan bajunya kembali, namun celana korset dan bh nya dicopot dari tubuhnya untuk kenang-kenangan buat mereka. Sebagai gantinya mereka memaksa tante Betsy memakai celana dalam G-String berwarna merah yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan gunung kembar tante Betsy dibiarkan bergelayutan tanpa bh, hingga putting susu tante Betsy mencuat kedepan. Tante Betsy diturunkan ditengah jalan dekat rumahnya, kemudian mereka pergi begitu saja.


TAMAT



      
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep
gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini

Cerita Sex - Rintihan Putri Indonesia
May 4th 2013, 06:28

"Tante…Dina berangkat dulu yah? pamit Dina kepada tantenya. Begitulah Dina, yang memiliki nama lengkap Andina Agustina mengawali aktifitasnya di pagi hari ini. Jam menunjukkan pukul 6 tepat saat Andina meninggalkan rumah tantenya tempat dimana dia menumpang hidup.
Andina Agustina, gadis keturunan tanah rencong, berusia 18 tahun adalah seorang finalis Pemilihan Putri Indonesia 2004.

Gadis cantik jelita yang selalu mengenakan jilbab ini penampilannya tidaklah kalah dengan gadis-gadis lainnya, terbukti dalam kontes itu dia terpilih sebagai juara favorit. Baju-baju muslimah yang dikenakan Andina selalu modis, dengan mengambil ukuran baju yang body fit atau ketat sehingga menonjolkan keindahan lekuk-lekuk tubuh Andinda, dada yang menonjol pinggulnya yang ramping serta pantatnya yang padat menambah nilai tersendiri bagi keindahan tubuh gadis ini.
Wajahnya yang putih bersih selalu dipoles dengan kosmetik sehingga nampak semakin cantik apalagi ditambah dengan senyuman yang selalu tersungging ramah dari bibirnya yang sensual itu, Andina bukan saja seorang gadis yang cantik tetapi juga ramah.

Hari ini Andina memenuhi tawaran Frans, seorang photografer, yang kemarin menghubunginya untuk pemotretan model sebuah baju muslimah karya seseorang perancang busana. Sebetulnya Andina agak malas untuk memenuhi panggilan itu karena dia masih memiliki kegiatan lainnya yang setumpuk. Namun kebetulan jadwal pemotretan yang ditawarkan itu adalah pagi hari maka setelah dipikir-pikir tidak ada salahnya untuk memenuhi panggilan sang photografer itu, thoh juga itung-itung untuk menambah pengalaman dan pergaulan pikirnya.
Singkat cerita, sampailah sang putri ini ditempat pemotretan yaitu sebuah rumah besar yang terletak disebuah kawasan antara Jakarta dan Bogor. Areal disekitar rumah itu agak sepi dan jauh dari keramaian, mungkin sebagai seseorang yang berjiwa seni Frans memerlukan tempat tinggal yang tenang seperti ini pikir Andina.

Setelah memarkirkan mobil sedannya Andina memasuki halaman rumah tersebut, tak lama kemudian keluarlah sosok lelaki bertubuh tinggi besar, kepalanya plontos wajahnya dengan wajah khas orang chinesse.
"Ah ini dia Putri Indonesia yang pertama kali berjilbab, selamat datang?? sambut lelaki itu.
Dengan senyum ramah dia kemudian memperkenalkan dirinya "Perkenalkan saya Frans alias Aliong, kamu boleh panggil saya Frans atau Aliong…", ujar lelaki itu dengan tersenyum.
"Saya Andina?? balas Andina sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Oouuhh…cantik nian kamu Andina…tanganmupun mulus sekali? ujar Frans sambil menyambut uluran tangan Andina.
Dan…"CUP??sebuah kecupan bibir Frans tiba-tiba mendarat dipunggung tangan Andina, membuat Andina agak terkejut karena baru kali ini diperlakukan bak seorang putri dari daratan eropa.

"Mari silahkan masuk?Frans mempersilahkan Andina memasuki rumah sang fotographer itu. Sesampainya didalam Andina tertegun melihat suasanya didalam rumah itu, ruangannya besar-besar namun gelap dan sepi, seperti rumah yang tidak berpenghuni. "Pemotretannya dimana mas…", Tanya Andina.
"Mari kita kedalam…", ajak Frans mempersilahkan Andina berjalan melalui lorong-lorong gelap didalam rumah tersebut.
"Gimana tawaran pembayarannya ?? Tanya Frans sambil berjalan memandu Andina.
?Masih 500.0000 rupiah pershot kan ?? balas Andina.
"Iya…iya…kamu akan saya ambil 5 shot aja koq dan masih ada tip-nya, jadi jumlah yang akan kamu terima nanti akan lebih banyak dari jumlah yang kamu perhitungkan? jawab Frans sambil tersenyum melirik Andina.
Dan tibalah mereka disebuah ruangan dibagian belakang rumah tersebut, ruangan tersebut nampaknya sudah di set-up untuk pemotretan. Ukurannya tidak terlalu luas hanya sebesar 10 x 10 meter dan terdapat sebuah sofa besar untuk sarana pemotretan dan sebuah bilik untuk berganti baju.

"Ini dia studio pemotretannya, silahkan masuk Andina?
"Terimakasih mas?Tapi pemotretannya jangan lama-lama yah mas soalnya aku mau ada interview dengan majalah Femina? ujar Andina.
"Beres…semua udah diatur? balas Frans.
?Nah, Andina ini baju yang musti kamu kenakan untuk pemotretan ini? ujar Frans sambil menyodorkan sebuah gaun muslimah panjang.
"Bajunya cuman ini aja mas dan saya ngga perlu di make-up lagi mas ??Tanya Andina.
"Nda perlu…wajah kamu udah cantik koq, nda perlu make-up lagi, baju untuk pemotretan ya cuma itu aja?ujar Frans.
"Sekarang kamu silahkan ganti baju diruangan itu?Frans menunjuk satu bilik kecil didalam ruangan itu.
Beberapa menit kemudian Andina keluar dengan busana panjang muslimah berwarna merah tua dipadukan dengan jilbab merah muda. Bahannya terbuat dari sutera tipis dan ukurannya ketat menjadikan tubuh Andinapun terlihat sexy.
"Waw cantik sekali?? Frans terpesona dengan kemolekan tubuh Andina.
"Duduk di sofa itu? perintah Frans sambil menutup pintu kamar pemotretan itu.
"Koq sendirian aja sih mas ?? Tanya Andina
Frans hanya diam saja, dia nampak sibuk menyetel kameranya
"Ok mulai berpose??
Dan kilatan-kilatan blits mulai memancar didalam ruang itu mengiringi pemotretan Frans, Andina pun berganti-ganti gaya diatas sofa itu. Tidak ada setengah jam, pemotretanpun usai.
"Selasai??Frans mengacungkan jempolnya.
"Hihihi…engga terasa udah selesai ya mas?? ucap Andina sambil bangkit dari sofa.
"Tunggu dulu, jangan bergerak dari sofa? ujar Frans
Wajah Frans tiba-tiba berubah menjadi serius, digantinya kamera yang menggantung di treeport dengan sebuah handycam.
Kemudian Frans bersiul beberapa kali seperti memberi tanda sesuatu.
"Lho…ada apa lagi mas? Koq masang handycam segala ??Tanya Andina yang mulai kebingungan.
"Masih ada satu lagi yang ingin gue ambil dari kamu? kata Frans.
Andinapun terkejut sambil bertanya "Apa mas??
"Sebuah adegan?yang bakal membuat kamu lebih terkenal daripada sekedar putri-putri-an? balas Frans sambil memasukkan film didalam hadycamnya.
Belum lagi hilang rasa bingung didalam diri Andina tiba-tiba masuklah beberapa orang lelaki kedalam ruangan itu.

"Ah ini dia, jagoan-jagoan kita…" ujar Frans sambil tersenyum.
"Andina, perkenalkan ini lawan main kamu didalam adegan nanti. Yang tinggi besar berambut botak ini namanya Ayung, yang kurus dan berambut gondrong ini namanya Paulus dan yang berbadan tegap dan kekar ini namanya Martinus?
"Siapa mereka ? mau apa mereka ? mas mau adegan apa lagi ??Tanya Andina yang mulai gugup melihat suasana yang tidak menguntungkan itu.
"Andina, gue sebenarnya mau bikin Blue Film alian BF alias Bokep dan kamu adalah pemeran utamanya !? Frans menjelaskan.
Sontak penjelasan Frans ini membuat diri Andina bagai tersambar petir, dia mulai sadar bahwa dirinya telah dijebak oleh Frans.
"Tenang…tenang kamu tetap akan kami bayar Andina, tapi setelah film ini laku…" lanjut Frans.
"Themanya tergantung dari kamu…kalo kamu rela bersedia disyuting kita bisa pilih tema perselingkuhan saja, sepeti antara bos dan karyawannya. Tetapi…kalo kamu menolak syuting ini, yaaah…terpaksa mau tidak mau thema yang aku pilih adalah PEMERKOSAAN…hahahaha??
Wajah Andina nampak menjadi pucat pasi, hatinya menjadi ciut, aliran darahnya serasa berhenti mendengar penjelasan Frans tadi.

"Tidak…tidak…aku tidak sudi?!!? teriak Andina sambil bangkit dari sofa seraya berlari menuju pintu untuk meninggalkan ruangan itu.
Namun belum lagi tangan Andina menyentuh handle pintu tiba-tiba sebuah tangan kekar dan besar milik Martinus dengan cekatan memegang tangan Andina.
"Ahh..lepaskan…lepaskan aku…kalian bajingan setan semua !!!? Andina menjerit-jerit sambil berontak mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman tangan Martinus.
"AHA…jelaslas sudah berarti thema film kita adalah PEMERKOSAAN !? teriak Frans sambil menghidupkan handycamnya.
"Kita langsung mulai saja pengambilan gambarnya…".
"Action?mulai !!!!? perintah Frans sambil menghidupkan kameranya dan mengarahkan ke adegan Martinus yang tengah meringkus Andina.
"Hebat sungguh hebat,…kejadiannya sangat alami…benar-benar ini akan menjadi sebuah filem pemerkosaan yang hebat? ujar Frans sambil terus membidikkan kamerannya kearah pergumulan antara Martinus dan Andina.

"Lepaskan…lepaskan saya?? teriak Andina sambil meronta-ronta.
Tubuh Andina diseret ketengah ruangan oleh Martinus serta Paulus yang kemudian datang membantu. Andina tiada henti meronta-ronta dan berteriak menyumpah-nyumpah serapah namun dua orang lelaki kekar itu dengan mudah mematahkan perlawanan Andina.
"Tenang sayangku?kamu akan jadi terkenal? ujar Paulus sambil menyeret Andina.
Kemudian Martinus dan Paulus meletakkan tubuh Andina ke sofa, Paulus yang mengambil posisi dibelakang sofa memegangi kedua tangan Andina dengan kuat. Sementara Martinus memegangi kedua kaki Andina.
Ayung, sang lelaki botak yang sedari tadi hanya mengamati kejadian diruangan itu dengan senyum-senyum simpul mulai melepaskan pakaiannya hingga telanjang bulat. Bentuk tubuh lelaki berusia 40-an ini jelek sekali sejelek roman mukanya. Ayung adalah seorang sex maniak sejati. Perutnya buncit badannya penuh dengan tatto, dan yang mengerikan dia memiliki sebuah penis yang berukuran besar yang sepertinya sangat terlatih didalam mengaduk-aduk lubang kemaluan wanita.
Perlahan-lahan dihampirinya tubuh Andina yang meronta-ronta ketakutan, Andina sangat menyadari akan apa-apa yang bakal terjadi terhadap dirinya.
"J…ja..ngan paakk…jjangann..perkosaa saya…",pinta Andina dengan suara yang tergetar.
Apalah arti dari permintaan itu, dihadapan para lelaki yang telah kerasukan setan itu Andina ibaratnya hanyalah seonggok daging mentah yang siap dimangsa oleh ******-****** budukan yang kelaparan.

Dengan santai tangan Ayung menjamah tubuh Andina, diremasnya kedua buah payudara Andina. seketika tubuh Andina menggeliat sebagai tanda penolakan atas perlakuan lelaki kurang ajar ini.
Tangan-tangan Ayung mulai melucuti pakaian Andina, gaun panjang yang dikenakan Andina sangatlah mudah untuk dilepas bagai menguliti buah pisang saja. Sekali tarik saja gaun yang melilit ditubuh Andina itu terlucuti.
"Waaahh…indah sekali tubuhmu sayang…", bisik Ayung sambil menyeringai.
Diberinya kesempatan kepada Frans untuk membidikkan kamera hendycam-nya keseluruh tubuh Andina yang hanya dibalut bh dan celana dalam warna putih serta jilbab yang masih menutupi rambutnya.
Airmata mulai meleleh membasahi wajah ayu Andina keringat dingin mengucur deras membasahi tubuhnya yang indah itu. Ketegangan dan kengerian luar biasa menyelimuti sang juara favorit Putri Indonesia ini. Matanya terpejam erat tubuhnya bergetar disaat kembali tangan-tangan Ayung menyentuh tubuhnya.

Tangan trampil Ayung kemudian beraksi kembali dengan melepaskan bh yang dikenakan Andina. Sesaat kemudian apa yang ada didada Aninda menjadi pusat perhatian dari para lelaki itu, mereka pun berdesah kagum atas keindahan dua gundukan buah dada Aninda itu. Ukurannya tidak besar tetapi proporsional dengan tubuh Aninda dan kencang. Dengan tangan-tangan kasarnya diraihnya kedua gundukan payudara itu oleh Ayung. Diusap-usap dan diremas-remas?dengan sesekali dipilin-pilinnya kedua puting yang berwarna merah muda itu.
Karuan saja ini membuat tubuh Andina menggeliat-geliat, mulutnya sesekali menganga mengeluarkan desahan-desahan.
Puas mempermainkan payudara Andina kedua tangan Ayung merayap turun kearah pinggung dan akhirnya dengan sekali tarikan dia melorotkan celana dalam putih Andina.
Suasana diruangan itupun semakin erotis, empat pasang mata kembali terbelalak tertuju ke sebuah gundukan indah di selangkangan sang putri. Sebuah kemaluan wanita yang benar-benar terawat, bersih dengan susunan rambut kemaluan yang berjajar rapih mengelilingi liang kemaluannya.

Andina terisak-isak menangis tubuhnya seolah pasrah menerima keadaan namun matanya masih terpejam erat.
"Oh sang putri cantik?,beberapa hari yang lalu aku lihat engkau berdiri tegar disebuah panggung pemilihan Putri Indonesia. Aku masih ingat kau mengucapkan bahwa kau adalah satu-satunya Putri Indonesia yang berjilbab. Aku sangat mengagumimu, tak kusangka kini kau berada didepanku?aku siap mewujudkan impianku untuk menikmati tubuhmu? ujar Ayung sambil mengusap-usap kemaluan Andina.
"Ja..jangann…pakkk…ammpunnn…jangann…", pinta Andina sambil menagis.
Tiba-tiba tubuh Andina mengejang…mulutnya menganga seperti mengucap huruf A, rupanya jari tengah Ayung bagai cacing tanah menyeruak masuk kedalam bibir vagina Andina.
"Aaaahhhh?.? Andina menjerit ketika jari tengah Ayung itu mulai menusuk-nusuk kemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat bagai cacing kepanasan sementara keringatnya terus mengucur deras membasahi tubuhnya yang masih memancarkan harum wewangian bunga melati itu.
CEP…CEP…CEP…begitulah suara yang keluar dari selangkangan Andina akibat dari cairan kewanitaan Andina yang dengan derasnya mengucur keluar akibat dikobel-kobel oleh jari tengan Ayung. Mata Andina terpejam begitu pula dengan mulutnya yang tertutup rapat berusaha menahan rintihan-rintihan yang akan keluar dari mulutnya.
Berdasarkan pengalaman Ayung, inilah cara yang sering dipakai Ayung untuk menguras tenaga dari sang gadis pada saat memperkosa gadis itu. Dan setelah tenaga gadis tersebut habis terkuras maka dia dapat dengan mudahnya menyetubuhi gadis tersebut tanpa perlawanan yang berarti lagi.

Beberapa saat lamanya jari tengah Ayung mengocok-ngocok liang vagina Andina sampai akhirnya badan Andina terlihat melemah, wajahnya memerah menahan rasa ngilu dikemaluannya.
Setelah mencabut jari tengah Ayung dari liang vagina Andina, Ayung merapatkan wajahnya ketubuh Andina tepatnya dibagian selangkangan Andina. Kini lidahnya yang mulai bermain, masih dengan obyek sasaran selangkangan Andina. Lidah Ayung mulai menyapu-nyapu gundukan kemaluan Andina, dijilat-jilatinya bagian tubuh yang amat pribadi bagi Andina itu.
"Aaakkhhh??mulut Andina menganga badannya menegang keras ketika lidah Ayung masuk dan menjilati liang vaginanya. "Ssshhh…eeehhh…aaahhh?hhhmmmhh?? Andina merintih-rintih tubuhnya menggeliat-geliat semakin keras akibat lidah Ayung yang terus menjilat-jilat liang kemaluannya dengan rakus.

Puas menikmati kemaluan Andina kini Ayung dengan lidah yang masih terjulur menyapu tubuh Andina hingga sampai dibagian dada. Kembali lidah Ayung bergerilya didua bukit indah Andina itu, kali ini dibantu dengan kedua tangannya yang ikut meremas-remas keduaaa payudara itu. Dijilat-jilat, dihisap-hisap, digigit-gigit kedua payudara indah yang malang itu oleh mulut Ayung yang rakus itu hingga memerah warnanya.
Setelah itu serangan berganti sasaran lagi, kini wajah Ayung telah sejajar dengan wajah Andina yang membuang muka dari tatapan wajah Ayung.
Diraihnya kepala Andina yang masih mengenakan jilbab itu dan dipalingkannya wajah Andina hingga berhadapan dengan wajahnya.
"Hhhhhmmmm…hhmmmppp? Andina gelagapan ketika bibir Ayung mendarat dibibir Andina. Dengan rakusnya dikulumnya bibir Andina yang merah mereka itu.
Lama Ayung menikmati bibir Andina, dikecup-kecup bibir gadis cantik itu, dikulum-kulum dengan sesekali memainkan lidahnya didalam rongga mulut Andina.
Andina nampak semakin gelagapan karena kehabisan nafas, betapa tidak ada sekitas 30 menit lamanya Ayung mencumbu bibir Andina.

Terkuras sudah tenaga Andina oleh perlakuan yang diterimanya, apalagi Ayung seolah tak mau memberi ruang nafas kepada Andina. Andina menghela nafas panjang ketika Ayung memberi kecupan terakhir dibibirnya, setelah itu Ayung berdiri.
Nafas Andina mendesah-desah tak karuan antara nafas kelelahan dan nafas kengerian bercampur baur menjadi satu, keringat ditubuhnya deras mengucur membasahi tubuh indahnya yang masih harum mewangi itu.
Tubuh telanjang Andina itu tergeletak lunglai diatas sofa, dadanya kembang kempis meraup udara mengisi oksigen ditubuhnya yang habis terkuras sementara matanya masih terpejam erat.
Ayung kembali menganbil posisi dan merapat ketubuh Andina. Direntangkannya kedua kaki Andina selebar bahu dan setelah itu tiba-tiba?."Aaaaakkkhhhhhhh……..? Andina melengking histeris, matanya yang terpejam seketika menjadi terbelalak ketika dirasakan olehnya sebuah benda keras berotot menusuk lobang vaginanya. Ya, batang penis Ayung yang sedari tadi tegak gagah mengacung mulai melakukan penetrasi. Batang penis itu mulai menunjukkan kegarangannya di kemaluan Andina, dengan perlahan-lahan mulai menyusup masuk keliang vagina Andina.

"Ooooogghhhh?.sss…ssakkitt?.aaaaakkhhh…" ,Andina menggeliat-geliat menahan rasa sakit diselangkangannya. Sebuah mahkota kehormatan yang selama ini dijaga dan dirawat secara baik dan akan dipersembahkan kepada seseorang pria pilihannya kelak pada malam pertama setelah menikah ternyata pada saat ini tengah dikoyak oleh seseorang yang sama sekali bukan idaman atau tambatan hatinya bahkan tidak dikenalnya.
Mata Andina merem melek mengeiringi geliatan tubuhnya yang semakin keras, tapi Paulus yang sedari tadi memegangi tangan Andina masih cukup kuat untuk mengatasinya.
Ayung yang menindih tubuh Andina terus berusaha melesakkan batang kemaluannya didalam liang vagina Andina untuk merobek selaput keperawanannya. Tangan kiri Ayung memegangi batang kemaluannya untuk membantu menekan penisnya kedalam liang itu dan tangan kanannya menekan pinggul Andina agar dibagian itu tidak terlalu banyak bergerak.
Dan akhirnya mengucurlah darah segar dari liang kemaluan Andina, pertanda bahwa Ayung berhasil membobol keperawanan Andina. "Aaaaaaahhhh?.? Andina mengerang keras airmatanya kembali mengucur deras dari sudut-sudut matanya, matanya terbelalak menengadah kearah langit-langit kamar yang menjadi saksi akan hilangnya sebuah keperawanan dari sang putri cantik itu.

Sejenak Ayung membiarkan batang kemaluannya terbenam keseluruhannya didalam liang vagina Andina, dinikmatinya kehangatan dinding-dinging liang vagina Andina yang berdenyut-denyut itu. "Ohh..nikmat sekali kau?? desah Ayung sambil mengatur posisinya diatas tubuh Andina kedua tangan Ayung memegangi pinggang Andina yang ramping itu.
Mulailah kemudian Ayung menggenjot tubuh Andina, dipompanya batang kemaluannya keluar masuk didalam liang vagina Andina secara perlahan-lahan penuh dengan perasaan.
Sambil menyetubuhi Andina dinikmatinya wajah Andina yang meringis-ringin serta tubuhnya yang bergetar, sejenak kemudian gelora nafsu Ayungpun semakin memuncak wajah Andina yang sedemikian rupa memancing birahi Ayung untuk lebih agresif. Ayung mulai mempercepat irama persetubuhannya atas Andina "Aaakkhh?oohhh…ooouuhh…ooohhh…ooouugghhh. ..? Andina merintih-rintih seiring dengan gerakan tubuh Ayung yang memompa kemaluannya keluar masuk diliang vaginanya. Gerakannya semakin lama semakin cepat sampai-sampai tubuh Andina terbanting-banting, Ayung pun mulai merintih-rintih mengiringi rintihan dan desahan yang keluar dari mulut Andina, rintihan mereka berdua bersaut-sautan menggema didalam ruang itu dan tentu saja kamera Frans tidak melewatkan adegan ini.

Beberapa menit kemudian Ayung nampaknya akan berejakulasi, tubuhnya menegang keras serta kepalanya menegadah keatas dan "CCRROTT?CCCRRROTT…CCRROOOTT…", cairan putih kental kemudian muntah dari batang penis Ayung mengisi liang vagina Andina hingga meluber keluar.
"Aaaahhhhhh?? Ayung melolong , tubuhnya mengejan menikmati puncak kenikmatan yang tiada tara itu. Entah Andina gadis yang keberapa yang telah berhasil dikoyak keperawanannya.
Setelah menyemburkan tetes terakhir didalam liang vagina Andina, tubuh Ayung melemas tinggal nafasnya saja yang berderu-deru berpacu dengan nafas Andina yang terdengar bercampur dengan isak tangisnya.
Ayungpun bangkit dari tubuh Andina, dicabutnya batang penis dari lobang vagina Andina. Puas sudah Ayung melampiaskan nafsu syahwatnya di tubuh Andina.
Entah apa yang terjadi kemudian, tidak ada dalam hitungan menit Martinus tiba-tiba telah berdiri dihadapan tubuh Andina yang lunglai tergeletak disofa tanpa sehelai pakaianpun yang melekat ditubuhnya kecuai jilbabnya yang masih melilit dikepalanya. Rupanya dia sudah mengantri sedari tadi, tubuhnya hitam legam berotot begitupun dengan batang kemaluannya yang sudah mengacung dengan gagahnya.
Tanpa memberi kesempatan buat Andina untuk beristirahat Martinus langsung menindih tubuh Andina.

Dikulumnya bibir Andina dengan ganas, sementara itu kedua tangannya mulai sibuk meremas-remas kedua payudara gadis yang malang itu.
"Hhhmmm…cup…mmmpphh…mmmmhh…cup..cup..mmmph h..? suara desahan Andina terdengar bercampur dengan bunyi kecupan-kecupan yang berdecak-decak.
"Ooookkhhh?.? suara Andina melengking tubuhnya yang kembali tersentak akibat liang kemaluannya mulai dijejali kembali dengan batang kemaluan yang kali ini milik Martinus. Dalam sekejap tubuh Andina mulai digenjot, hentakan demi hentakan dari gerakan persetubuhan mengiringi desahan-desahan lembut yang keluar dari mulut Andina "Ooohhh…ooohh…eegghh…hhooohhh…oouuhhh…".
Keringat mebanjiri kedua tubuh yang berlainan perasaan itu, dimana yang satu dengan penuh gairah yang membara terus melampiaskan birahinya kepada lawannya sementara yang satu lagi dengan perasaan putus asa dan tubuh lemah, pasrah menerima penetrasi dari sang lawan.
Beberapa menit kemudian kembali liang vagina Andina dibanjiri oleh cairan-cairan sperma yang meluap hingga membasahi kedua pahanya. Martinus meregang menggelinjang merasakan butir-butir kenikmatan menjalar disekujur tubuhnya, tubuhnya kemudian melemah lunglai.
Tibalah kini giliran si rambut gondrong, Paulus. Lagi-lagi rintihan-rintihan Andina mulai menggema diruangan itu, tubuhnya kembali diperkosa disetubuhi oleh lelaki yang berumur 40-an ini. Setengah jam sudah Paulus menyetubuhi Andina hingga akhirnya kembali cairan-cairan kental itu mengisi rongga kemaluan Andina.

Andina lemas tubuhnya dibasahi oleh keringatnya bercampur dengan keringat-keringat para lelaki yang memperkosanya tadi sementara selangkangannya penuh dengan cairan-cairan kental hingga kepahanya.
Frans sang kameramen rupanya tak mau ketinggalan, dia nampak ingin melakukan adegan penutup dari filem ini. Setelah menyerahkan kamerenya kepada Martinus kemudian dia melepaskan baju yang dikenakannya hingga telanjang bulat. Tubuh lelaki yang berkulit kuning langsat itu nampak dipenuhi dengan hiasan tatto, sebuah kalung salib emas terlihat melintang dilehernya.
Wajahnya menyeringai melihat tubuh Andina yang tergeletak lemah diatas sofa.
"Sekarang giliranku?? ujarnya.
Andina hanya bisa menatap Frans dengan tatapan mata yang sendu. Lelaki yang juga aktifis partai politik yang lambang partainya berwarna dasar ungu ini nampak dengan gagahnya berdiri dihadapan tubuh Andina.
Dengan sebuah lap yang telah dibasahi, Paulus membersihkan selangkangan Andina yang tadinya penuh dengan cairan-cairan yang mengental dan kering.
"Ok kamera siap bos? ujar Martinus sambil mengambil posisi serta mengaktifkan kameranya.
"Silahkan tancap bos?? ujar Paulus setelah membersihkan tubuh Andina.
Frans mulai action.

Diraihnya tubuh Andina yang lemah tergeletak di sofa.
"Ayo sayang kita main lagi? Ini akan menjadi filem yang hebat? bisik Frans sambil membopong memindahkan tubuh Andina kelantai.
Diterlungkupkan tubuh Andina, setelah itu diangkatnya pinggang gadis itu hingga posisinya seperti orang yang sedang bersujud.
Frans mengambil posisi dibelakang tubuh Andina.
Nafas Andina terdengar tersengal-sengal tubuhnya bergetar disaat tangan Frans mengelus-elus punggung Andina yang halus dan lembut itu.
"Kulitmu halus sekali dan putih bersih, kau cantik Andina?, pasti kau tak mau kalau kupersunting menjadi istriku. Makanya kita lakukan saja ini seperti suami istri ya…", rayu Frans.
Kedua tangan Frans kemudian memegang pinggang Andina.
"Aaaaaakkkkhhh……..ooouuuuuhhhh?.? sekonyong-konyong Andina melolong keras, tubuhnya yang tadi lemas bersujud seketika langsung menegang keras, kepalanya mendongak keatas disertai dengan matanya yang terbelalak. Rupanya Frans mulai melesakkan batang kemaluannya kedalam anus Andina.

Frans menyodomi Andina.
BLESSSS…dalam waktu yang relatif singkat penis Frans tertanam seluruhnya didalam anus Andina. Setelah itu Frans mulai dengan gerakan menyodok-nyodok kemaluannya didalam anus Andina.
"Oogghh?oohh…aagghh?? Andina menjerit-jerit kesakitan dengan tubuh menggelepar-gelepar dan mulut yang menganga sementara Frans dengan sekuat tenaga terus menyodomi Andina.
"Wah rapet sekali bo'ol kamu Andina, rasanya enaaakkk…", ujar Frans sambil terus menyodomi Andina.
Tubuh Andina semakin lunglai lemas, keringat dingin mengucur deras kembali membasahi tubuhnya.
Setelah puas menyodomi Andina. Frans mencabut penisnya dan setelah itu langsung membalikkan tubuh Andina hingga terlentang.
Frans mengarahkan penisnya kewajah Andina dan setelah itu penis Frans yang besar dan perkasa itu disumpalkan didalam mulut Andina.
"Hhmmmppp?.? Andina kembali tersentak disaat Frans berusaha melesakkan penisnya didalam rongga mulut Andina. Namun apa dayanya tubuhnya telah lemas setelah sekian kali digenjot rame-rame. Andina hanya pasrah disaat kemaluan Frans masuk kedalam mulutnya.
Kedua tangan Frans memegang erat kepala Andina yang masih berjilbab itu, kemudian digerakkannya kepala Andina naik turun untuk mengurut-urut batang penisnya didalam rongga mulut Andina. "Waww..lembut sekali mulutmu, dingin sekali rasanya?aahhh…nikmaattt…", desah Frans yang sangat menikmati perkosaan itu.
Namun tidak demikian dengan Andina, dengan nafasnya yang tersengal-sengal dia terpaksa mengulum batang kemaluan Frans, mulutnya terlihat penuh dijejali kemaluan Frans sampai-sampai kedua pipinya menggelembung akibat batang penis Frans yang besar itu menjejali mulutnya.

"Ooookkhh…haaahhhhkkhh…", Frans mengejang keras, wajahnya menyeringai menengadah kelangit-langit ruangan itu, tubuhnya bergetar ketika dia berejakulasi memuntahkan cairan-cairan sperma didalam rongga mulut Andina.
"HHmmmppphh…mmmhhh?? Andina berusaha melepaskan diri namun sia-sia kedua tangan Frans dengan kuatnya memegang kepala Andina. CRRROOTT…CCRROOT…batang penis Frans terus memuntahkan sperma didalam mulut Andina mengalir deras membasahi tenggorokannya hingga meluber keluar disela-sela bibir Andina yang masih disumpal oleh batang kemaluan Frans.
"Aaahhh…nikmat sekali? Frans mendesah lega.
Dicabutnya batang penisnya dari mulut Andina, seketika itu Andina terbatuk-batuk dan seperti akan muntah, mulutnya penuh dengan cairan kental sperma bercampur dengan airliurnya sendiri sesekali cairan itu mengalir keluar dari sela-sela bibirnya membasahi pipinya.
Belum puas seratus persen, Frans kembali mengambil posisi diatas tubuh Andina dia akan menyetubuhi gadis itu. Ditekuknya kedua kaki Andina hingga bagian paha menyentuh dada.
"Uuugghh?? Andina mendesah pelan, mulutnya meringis ketika vaginanya kembali diterobos batang kemaluan lelaki. Frans mulai menyetubuhi Andina.
Mulut Andina hanya mengeluarkan desahan-desahan lemah, tubuhnya lungalai dan lemas bak seonggok daging tak bertulang ketika dia harus terbanting-banting dan tersodok-sodok akibat perkosaan yang dilakukan oleh Frans. Dengan tenaga yang masih perkasa Frans terus menyetubuhi Andina hingga akhirnya berejakulasi untuk yang kedua kalinya. Tubuh Frans menggelinjang nikmat menghantar semburan-semburan sperma yang kembali memenuhi liang vagina Andina.

Kemudian kedua tubuh itupun jatuh lemas tak berdaya, deru nafas mereka berpacu membahana mengakhiri adegan pembuatan filem porno itu. Andinapun kemudian tak sadarkan diri.
Rasa puas didalam diri Frans tak bisa dilukiskan, filem yang bertemakan pemerkosaan ini pastilah akan laris manis karena bintangnya adalah seorang Juara Harapan Putri Indonesia. Segera kawanan crew pembuatan filem itu membereskan peralatan mereka dan merapikan diri.
Waktu menunjukkan pukul 12 siang, merekapun meninggalkan ruangan itu dan pergi meninggalkan tubuh Andina yang masih tergeletak tak beradaya, rumah itupun kembali sunyi sepi.

end


       Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep
gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Tidak ada komentar:

Posting Komentar