|                               Cerita Sex - Ketika Istri ku Tertidur               May 2nd 2013, 13:10                                               Sebuah insiden baru terjadi beberapa malam yang lalu. Insiden yang tidak  disengaja yang membangunkan sesuatu yang tanpa kusadari telah ada di  dalam diriku. Kamis malam kemarin temanku yang bernama Agus mampir untuk  mengobrol, minum dan nonton TV di rumahku.
  Agus bekerja di kantor yang sama denganku. Hari Jumat keesokannya adalah  hari libur untuk kantor kami jadi kami mendaptkan 3 hari libur di akhir  minggu tersebut. Karena itulah kami tidak terburu-buru menghabiskan  malam itu. Berbeda dengan istriku, Sandra; ia harus bekerja esok  harinya. Dan karena termasuk orang yang tidak suka tidur larut malam, ia  pergi tidur sekitar pukul 10:30. Sandra adalah salah satu orang yang  paling lelap saat tertidur. Beberapa kali aku pernah mencoba  mengguncang-guncangkan bahunya untuk membangunkannya, namun selalu  gagal.
  Ia terus tertidur. Setelah Sandra pergi tidur, Agus dan aku duduk di  ruang tamu dan menonton DVD porno yang sengaja kami beli. Lagipula  Sandra juga tidak pernah suka menonton film-film seperti itu. Setelah  beberapa adegan, Agus berkata, "Wah, pasti enak yah kalo punya cewe  untuk diajak ngeseks! Udah lama banget nih, gue kagak begituan!" Aku  sedikit kaget mendengar komentarnya. Agus bukanlah pria yang buruk rupa.  Dengan tinggi 175 cm dan berat sekitar 70 kg, aku malah menduga ia  mempunyai banyak teman wanita. "Emangnya elu lagi ga jalan sama  siapa-siapa, Gus?" tanyaku. "Kagak. Sejak Bunga putus sama gue 2 taon  yang lalu, gue agak-agak malu untuk ajak cewe jalan," jawabnya. Kami  mengobrol tentang Bunga yang ternyata tidak serius dengan Agus. Setelah  beberapa botol bir dan beberapa adegan dari film porno yang kami tonton,  Agus bangkit berdiri untuk pergi kencing.
  Aku tetap duduk sambil menonton film itu untuk beberapa saat dan  akhirnya baru menyadari bahwa Lilo belum kembali setelah cukup lama  pergi kencing. Aku berdiri dan menghampirinya untuk memeriksa apakah ia  baik-baik saja. Saat aku berada pada jarak yang cukup dekat dengan WC,  aku melihat pintu itu terbuka. Aku masuk ke WC dan mendapati Agus  berdiri di pintu yang menghubungkan WC dengan kamar tidurku. Ia  terlompat melihat aku masuk.
  "Wah, sorry banget nih," katanya. "Waktu gue masuk, pintu ini memang  udah terbuka. Dan waktu gue mau keluar, gue liat dia terbaring seperti  itu." Aku berjalan mendekati tempat Agus berdiri dan melihat ke arah  kamar tidurku. Sandra terbaring menyamping sehingga punggungnya  menghadap ke arah kami dengan kaki yang sedikit tertekuk. Sandra tidur  dengan mengenakan daster panjang namun bagian bawahnya tersingkap sampai  ke pinggul sehingga menampakkan bulatan pantat yang halus, mulus dan  terlihat tidak mengenakan celana dalam. Pundaknya sedikit tertarik ke  belakang sehingga memperlihatkan kami sisi bukit dadanya dan tonjolan  puting susunya dari balik daster yang sedikit tembus pandang. Ia  terlihat sangat seksi terbaring seperti itu dengan remang-remang cahaya  dari WC. Bibirnya sedikit terbuka dan rambutnya yang panjang terhampar  di atas bantal. Boleh dibilang posisi Sandra saat itu seperti sedang  berpose untuk pemotretan majalah dewasa.
  "Gila! Cakep banget!" kata Agus sambil menahan nafas. "Gue mau disuruh  apa aja untuk mendapatkan cewe seperti dia, Kris." Pada awalnya aku  sedikit kesal mendengar perkataan Agus. Namun pada saat yang bersamaan,  melihat Agus memandang istriku seperti itu tanpa sepengetahuan Sandra  justru membuat diriku terangsang. "Aduh, sorry nih, Kris. Gue rasa udah  waktunya buat gue untuk pulang," kata Agus berbalik badan untuk keluar.  "Eh, tunggu, GUs," kataku. "Ayo masuk ke sini sebentar aja. Tapi  jalannya pelan-pelan, oke?" "Ha?! Elu mau gue masuk ke kamar elu?" "Kalo  cuma lihat doang mah ga ada yang dirugikan, kan? Tapi kita engga boleh  buat dia terbangun, oke?"
  Bahkan aku sendiri tidak percaya apa yang baru saja aku katakan. Aku  mengijinkan pria lain masuk ke kamar tidurku sehingga ia dapat melihat  istriku yang dalam keadaan ‘setengah’ telanjang. Aku pun masih tidak  yakin apa dan sejauh apa yang akan aku lakukan berikutnya. Saat kami berjingkat memasuki kamarku, aku mendorong Agus untuk mendekat  ke samping ranjang. Bahkan Agus sendiri terlihat tidak yakin.  Pandangannya berpindah-pindah antara aku dan Sandra. Semakin mendekat ke  ranjang, pandangannya lebih terarah ke Sandra. Sandra berbaring di  pinggir ranjang di sisi tempat kami berdiri dan semakin kami mendekat,  kedua bukit payudaranya semakin jelas terlihat. Puting susunya dapat terlihat dari balik dasternya yang tipis. Walau  bagian bawah dasternya sudah tersingkap namun kami masih belum dapat  melihat bibir vaginanya karena tertutup oleh kakinya.
  Aku hanya berdiri di sana dengan cengiran lebar memandangi Agus dan  istriku bergantian. Dengan mulut ternganga, Agus juga hanya memandangi  istriku dengan takjub dan kagum. "Gila, Kris. Seksi banget sih! Gue ga  percaya elu kasih gue liat bini elu dalam kondisi begini!" Dengan hati-hati aku meraih tali daster Sandra dan menariknya turun  melewati pundaknya turun ke lengan sehingga bagian atas dasternya  tersingkap dan memperlihatkan lebih banyak lagi bagian payudaranya.  Gerakanku terhenti saat kain bagian atas daster itu tertahan oleh puting  Sandra."Mau lihat lebih banyak?" aku berbisik.
  "I-iyah!" Agus berbisik balik. Dengan sangat lembut aku mencoba untuk  menurunkan tali daster itu lagi namun puting susunya tetap menahan kain  itu sehingga tidak dapat terbuka lebih jauh. Aku menyelipkan jari-jariku  ke bawah daster tersebut lalu dengan hati-hati mengangkatnya sedikit  melewati puting Sandra. Agus menahan nafasnya tanpa bersuara. Sekarang  payudara kirinya sudah terbuka. Putingnya yang sangat halus dan berwarna  merah muda itu berdiri tegang karena mendapat rangsangan dari gesekan  kain dasternya tadi. Lalu aku meraih ke tali dasternya yang lain dan  meloloskannya dari pundak kanan Sandra. Dengan lembut aku menarik kain  daster itu melewati puting sebelah kanannya. Kini kami dapat melihat  kedua payudara Sandra tanpa ditutupi benang sehelaipun. Aku membiarkan  kedua tali dasternya menggelantung di lengan dekat sikunya karena aku  tidak mau mengambil resiko kalau-kalau istriku terbangun. Agus masih  berdiri di sampingku dan dengan mulut yang masih ternganga ia menatapi  payudara dan pantat Sandra yang kencang. Sesekali Agus mengusap-usap  tonjolan di selakangannya walau ia berusaha agar aku tidak melihatnya.  Penisku sendiri sudah membesar dan berusaha memberontak keluar dari  jahitan celana jeans yang kupakai. Aku terangsang bukan hanya karena  melihat tubuh istriku namun juga karena apa yang sedang kuperbuat.  "Jadi, bagaimana menurut elu?" aku berbisik lagi. "Gila, man! Gue ga  percaya semua ini! Dia cantik banget! Gue sih cuma berharap…,"  jawabnya sambil mengusap tonjolan penisnya sendiri. Aku berpikir  sejenak, "Kalau sampai ia terbangun…, tapi lagipula aku memang akan  mencobanya."
  Aku menarik Agus semakin mendekat ke ranjang lalu aku menunjuk ke  payudara istriku. "Ayo, pegang susunya. Tapi harus dengan lembut, oke?  Gue nggak mau ambil resiko nih." Mata Agus terbuka lebar sekali lalu  mendekatkan dirinya ke tepi ranjang. Ia membungkuk sedikit dan  menjulurkan tangan kirinya untuk meraih bulatan payudara istriku.  Tangannya sedikit bergetar dan tangan kanannya ditekankan di  s*****kangannya seakan digunakannya sebagai penopang. Tapi aku tahu apa  yang sebenarnya ia kerjakan. Jari-jari itu dijulurkan makin lama semakin  mendekat sampai akhirnya ujung jarinya menyentuh kulit payudara Sandra  tepat di bawah areola. Dengan hati-hati Agus meletakkan ibu jarinya di  bagian bawah payudara Sandra sebelum akhirnya ia geser perlahan-lahan  naik ke puting susu tersebut. Sandra tidak bergerak. Saat ibu jarinya  mencapai bagian areola, Agus menggerakkan telunjuknya melingkari puting  Sandra dengan lembut.
  Aku kenal Sandra sejak jaman masih bersekolah. Kami berpacaran sejak  saat itu dan akhirnya kami menikah. Dan dalam sepengetahuanku, tidak  pernah ada pria lain yang pernah melihat tubuh Sandra sampai sejauh ini  apalagi menyentuhnya. Lalu Agus mulai meraba payudara itu dengan sangat  lembut dari yang satu berpindah ke payudara yang lain. Sandra masih tak  bergerak dalam tidurnya walaupun sepertinya terlihat nafas Sandra  menjadi lebih cepat. Agus mulai menjadi lebih berani dan dengan  menambahkan sedikit tenaga, ia meremas kedua buah dada Sandra. Agus  sudah tidak menutup-nutupi usahanya untuk mengusap-usap penisnya dan  kelihatannya ia berniat untuk menyemprotkan spermanya dari balik  celananya. Aku masih belum puas untuk membiarkan semua ini berakhir saat  itu, jadi aku menyuruhnya mundur sejenak sementara aku melepaskan  tali-tali daster itu dari lengan Sandra. Aku menarik turun daster itu  sejauh yang aku bisa tanpa harus menarik secara paksa kain daster. Aku  berhasil membuka tubuh bagian atasnya sampai pada bagian bawah tulang  rusuknya sebelah kiri. Lalu aku bergerak ke bagian pinggulnya. Dengan  hati-hati aku menarik kain yang menutupi bagian bawah pantatnya lalu  melepaskan kain itu dari kakinya yang menekuk. Hal ini memperlihatkan  seluruh pantatnya dan sebagian dari bibir vaginanya. Agus masih belum  dapat melihatnya dari tempat ia berdiri saat ini. Aku mendengar ia  sedang melakukan sesuatu di belakangku. Dan begitu berbalik badan, aku  mendapatinya sedang memelorotkan celana jeansnya sebatas testisnya  sehingga ia dapat leluasa mengocok penisnya. Aku kembali berbalik ke  Sandra lalu meluruskan kaki kirinya. Hal ini membuat bulu-bulu halus  kemaluannya dapat terlihat bahkan sampai hampir ke bibir vaginanya. Saat  melihat aku melakukan hal ini, Agus melongokkan badannya melewati  badanku untuk melihat tubuh Sandra lebih jelas sementara ia  bermasturbasi. Aku menarik kaki kiri Sandra dengan lembut sehingga  membuat tubuhnya berbaring terlentang menghadap ke atas dan  memperlihatkan seluruh tubuhnya secara frontal.
  "Wahhhh, gila, man!" Agus berbisik dan mulai mengocok penisnya lebih cepat.
  "Jangan cepet-cepet, brur," aku memperingatkan dia. "Elu mau pegang  memeknya sebelum elu klimaks, kan?" Langsung Agus berhenti mengocok dan  menatapku dengan pandangan seperti anak kecil yang dihadiahi sepeda  baru. "Mantap, man! Elu kasih gue…, ahhh, mantap, man!" Ia mengganti  tangan kanan dengan tangan kirinya untuk memegang penisnya, tapi tidak  mengocoknya. Lalu dengan tangan kanannya, yang sedari tadi digunakan  untuk mengocok penisnya, ia menyentuh bulu-bulu kemaluan Sandra dengan  perlahan. Agus mulai membelai Sandra melalui bulu-bulu itu dengan  jemarinya. Namun tidak sampai ke bibir vaginanya. Sandra masih terlelap  namun nafasnya semakin bertambah cepat setelah Agus mengusap-usap  kemaluannya. Setelah itu dengan menggunakan jari tengah dan telunjuknya,  Agus mengusap turun ke sepanjang bibir vagina Sandra lalu mengusap naik  lagi sambil menaruh jari tengahnya di antara bibir kemaluan tersebut.  Begitu ia menarik tangannya ke atas, jari tengahnya membuka bibir vagina  itu dan wangi harum vagina Sandra mulai memenuhi kamar."Gilaaaaa, man!"  desah Agus sambil menarik ke atas jari-jarinya yang sudah masuk sedikit  ke dalam liang kewanitaan istriku. Saat jari Agus menyentuh  klitorisnya, tubuh Sandra seakan tersentak sedikit lalu ia mendesah  dengan suara yang nyaris tak terdengar. Melihat hal ini Agus segera  menarik tangannya.
  Aku melihat bahwa istriku masih terlelap namun aku tidak yakin apakah  perbuatan ini dapat membangunkannya atau tidak. Agus menatap aku dan aku  menganggukkan kepalaku memberi isyarat bahwa ia dapat melanjutkan. Lalu  dengan menggunakan tangan kirinya, Agus mengocok penisnya sampai cairan  pelumas keluar dari ujung penisnya. Agus menyapu cairan yang keluar  cukup banyak membasahi kepala penisnya kemudian dengan tangan yang sama  ia mulai mengusap-usap bibir kemaluan Sandra. Kadang ia membuka bibir  vagina tersebut dengan jari tengahnya. Sesekali pinggul Sandra bergerak  maju dan mundur sedikit dan ditambah dengan desahan lembut yang keluar  dari mulutnya. Agus sudah mengocok penisnya lagi. Lalu tiba-tiba sebuah  ide timbul dalam otakku. Dengan hati-hati aku menarik kaki kiri Sandra keluar dari ranjang sampai  vaginanya berada tak jauh dari ujung ranjang namun masih cukup jauh  bagi Agus untuk menyetubuhi istriku. Penis Agus tidak sepanjang itu dan  lagipula aku tidak yakin apakah persetubuhan dapat membangunkannya. Dan  juga aku tidak yakin apakah aku ingin Agus menyetubuhi istriku karena  hal ini masih baru buatku. "Gus, ke sini deh," aku berbisik sambil menarik lengannya. "Berdiri di  antara pahanya. Dari sini elu bisa lebih leluasa mengusap-usap memeknya  sambil ngocok. Tapi jangan ngentotin dia, ya? Elu denger, engga?" Agus  mengangguk dan segera pindah ke antara kedua paha Sandra. Agus  mengusap-usap vagina Sandra dengan jari-jari tangan kirinya dan mengocok  penisnya dengan tangan kanan. Penis Agus hampir sejajar tingginya  dengan vagina Sandra dan berjarak sekitar 10 cm sementara ia mengocok  penisnya dengan penuh nafsu. Lalu Agus menggunakan ibu jarinya untuk  mengusap-usap vagina Sandra sehingga ia dapat lebih mendekat lagi sampai  pada akhirnya jarak antara penis dan vagina Sandra kurang dari 1½ cm.
  Pinggul Sandra masih sedikit bergoyang-goyang sesekali dan pada satu  saat, pinggul Santi bergerak ke bawah dan kepala penis Agus bersentuhan  dengan bibir vagina Sandra. Penis Agus menggesek sepanjang bibir  kemaluan istriku. Hal ini membuat Agus meledak dan berejakulasi.  Spermanya muncrat ke mana-mana dan sebagian besar tersemprot ke bibir  vagina Sandra. Pada setiap semprotan, Agus melenguh dan beberapa kali  dengan ‘tanpa disengaja" ia menorehkan kepala penisnya ke bagian atas  dari bibir vagina istriku. Agus pasti sudah lama tidak berejakulasi  karena sperma yang dikeluarkannya begitu banyak. Saat selesai klimaks,  Agus mengurut penisnya untuk mengeluarkan lelehan sperma yang masih  tersisa di saluran penisnya. Ia membiarkan lelehan itu jatuh ke bibir  vagina Sandra yang sedikit terbuka. Dan saat mengalir ke bawah di  sepanjang bibir vagina tersebut, terlihat lelehan itu masuk lalu  menghilang begitu saja seperti tertelan bumi.
  Agus memandangku dan berbisik, "Gilaaaa, man! Gue ga tau cara berterima kasih sama elu, Kris!" Aku tersenyum kepadanya dan memapahnya mundur secara ia telah selesai  dengan urusannya.Sekarang saatnya giliranku. Aku berdiri di antara  kakinya lalu melepaskan celanaku dan mulai mengocok penisku. "Gus, elu  keluar sebentar deh. Gue mau coba tarik badannya lebih ke pinggir supaya  gue bisa ngentotin dia," aku berbisik dengan lebih kencang. Agus  menurut dan berjalan menuju pintu kamar kalau-kalau istriku terbangun.  Aku menarik tubuhnya sampai pantat sebelah kirinya menggantung di  pinggir ranjang. Selama itu Sandra tidak bangun sama sekali namun  nafasnya masih berat dan dari vaginanya keluar cairan pelumas dari  tubuhnya bercampur dengan sperma Agus. Lalu aku menyuruh Agus masuk ke  kamar lagi untuk membantuku dengan menyangga kaki dan pantat kiri Sandra  sehingga tanganku dapat kugunakan dengan bebas. Agus meraih kaki kiri  Sandra dengan tangan kirinya lalu dengan tangan kanannya ia menopang  pantat Sandra. Aku melihat ia meremas pantat istriku saat ia mencoba  menopangnya. Dan aku mulai menggesek-gesekkan penisku naik dan turun ke  bibir vaginanya yang sudah basah. Vaginanya sangat amat basah. Cairan  vagina Sandra yang bercampur dengan sperma Agus, membuat liang  kewanitaan Sandra menjadi sangaaaat licin. Bahkan aku sudah hampir  klimaks jadi aku dengan perlahan memasukkan batang penisku ke dalam  liang kemaluan Sandra yang panas.
  Walau sudah sangat basah namun liang vagina Sandra masih sangat sempit  secara Agus tidak sempat melakukan penetrasi. Akan tetapi penisku dapat  menembus dengan mudah. Segera aku memompa vagina Sandra dan setelah  sekitar 10 pompaan maju mundur, Sandra mengalami orgasme dalam  tidurnya!!! Hal ini sudah cukup membuatku melambung mencapai klimaks.  Aku mulai menyemprotkan cairanku masuk ke dalam vaginanya dan tiap  muncratan seakan tersembur langsung dari buah zakarku. Sandra  mengerang-erang dalam tiap desahannya dan begitu pula aku.
  Agus berkata, "Gilaaaa, man!" namun kali ini ia tidak berbisik. Hal ini  tidak jadi masalah karena Sandra tak bangun sedikitpun selama kami  menggarap tubuhnya. Ketika aku menarik penisku, Agus menaruh pantat dan  kaki Sandra kembali ke ranjang. Lalu ia menunduk menjilati dan mengecup  puting susu Sandra dan menyedotnya saat ia kembali menegakkan badannya.  Aku sudah terlalu lemas untuk berkomentar dan akhirnya aku hanya menarik  tangannya untuk keluar kamar. Saat aku berjalan mengantarnya ke luar  rumah, Agus tak habis-habisnya berterima kasih kepadaku. Aku melambaikan  tangan lalu mengunci pintu. Aku masuk ke kamar, berbaring di atas  ranjang di samping Sandra dan langsung terlelap begitu saja.
  Keesokan harinya, Sandra membangunkanku dengan mencium telingaku. "Elu  ga bakalan percaya apa yang gue mimpiin kemarin malam!" katanya membuka  pembicaraan. "Gue bermimpi ada banyak tangan yang meraba-raba badan gue.  Ngomong-ngomong, kemarin malam kita ngapa-ngapain ga, yah?" Aku  teringat kalau aku tidak sempat membersihkan sperma yang tercecer di  tubuhnya dan di ranjang sebelum pergi tidur kemarin. "Eeehhh…, iya  lah. Memangnya elu engga ingat apa-apa?" "Yaah…, gue ga tau yah. Semuanya kaya dalam mimpi gitu. Mungkin gue  setengah tidur kali. Tapi yang pasti asyik deh. Bagaimana? Apa elu  berniat untuk melakukannya sekali lagi sekarang selagi gue ga  ketiduran?" Pikiranku melayang ke kejadian kemarin malam…, "Hmmmm,  bagaimana yah? Menurut elu bagaimana?" aku tersenyum.
  Pada minggu berikutnya di kantor aku terus memikirkan malam itu dimana  Agus hampir menyetubuhi istriku, Sandra. Aku dan Agus tidak pernah  menyinggung hal itu walau beberapa kali kami saling melepas senyum. Agus  melemparkan senyum penuh rasa terima kasih kepadaku. Harus kuakui, aku sudah menjadi terobsesi dengan ide melihat istriku  disetubuhi pria lain. Namun masih ada perasasan yang mengganjal. Melihat  Lilo bermasturbasi di depan Sandra malam itu benar-benar tidak menjadi  masalah bagiku. Tetapi dapatkah aku menerima melihat pria lain  benar-benar berhubungan seks dengan istriku? Menj***** akhir minggu aku  dapat melihat pandangan penuh harap dari wajah Agus. Aku tahu apa yang  ia pikirkan: "Apakah Kris bakal ngundang gue datang ke rumahnya lagi?",  "Apakah gue bisa dapat kesempatan dengan istrinya?"
  Hari Jumat akhirnya tiba dan sebelum jam pulang kantor aku mengajak Agus  untuk berkunjung lagi ke rumahku. Kegembiraan yang besar meluap dari  diri Lilo.
  "Yeahhhhh! MANTAP!!! Gue bakal bawa bir dan beberapa film untuk kita  tonton!" katanya dengan penuh semangat. "Oke. Datang jam 9-an deh,"  jawabku. Aku tahu pada saat itu Sandra pasti sudah mulai mengantuk dan  keberadaan Agus akan mendorongnya untuk pergi tidur lebih cepat secara  ia tidak begitu suka bergaul dengan Agus. Aku merasa geli sesaat  membayangkan hal itu. Jika saja Sandra tahu apa maksud kedatangan Agus,  ia pasti tidak akan tidur sepanjang malam, setidaknya sampai Agus  pulang.
  Lalu aku melakukan sesuatu yang mengangetkan diriku sendiri. "Hey, Jo!  Apa yang elu kerjakan malam ini?" aku bertanya. Josua adalah pribumi  berkulit gelap. Tinggi badannya mencapai 190 cm dengan berat badan bisa  mencapai 90 kg. Josua bukan seorang yang gemuk namun ia memiliki tubuh  yang besar dan kekar. "Ah, ga banyak. Kenapa? Elu ada acara apa?" ia  balik bertanya. "Sekitar jam 9 malam nanti Lilo bakal datang ke rumah  gue untuk main-main. Minum, ngobrol, apa aja deh. Kalo engga salah  denger dia bilang dia bakal bawa film-film BF. Gimana, berminat?"  "Boleh, tapi mungkin gue bakal telat. Gue musti kerjain sesuatu untuk  bokap, tapi ga lama deh," jawabnya. "Engga masalah. Oke sampai ketemu  nanti," aku berkata sambil berpikir mungkin memang ada baiknya Josua  datang setelah Sandra tertidur.
  Aku menoleh dan melihat wajah Agus yang terkejut, namun terkejut dalam  nuansa yang menggembirakan. Aku tersenyum dan sambil mengedipkan mataku  aku berjalan melewatinya, "Sampai nanti, Gus!" Malam itu saat makan  malam, aku terus memikirkan rencana malam nanti. Aku membeli sebotol  anggur dan meminumnya bersama Sandra dengan harapan ia dapat tertidur  pulas malam itu. Seperti yang aku harapkan, tidak memerlukan waktu yang  lama sampai Sandra mulai cekikikan karena pengaruh anggur yang ia minum.  Suatu keuntungan yang tidak terduga anggur tersebut juga memberikan  efek yang menstimulasi tubuhnya.
  Dari bawah meja, Sandra mulai menggesek-gesekkan kakinya yang terbalut  stoking ke pahaku. Kemudian setelah beberapa gelas anggur lagi, sambil  menonton TV Sandra duduk menghadapku dengan satu kaki diletakkan di  lantai dan kaki lainnya ditekuk sehingga ia mendudukinya. Hal ini  menyebabkan roknya yang pendek tertarik ke atas sehingga memperlihatkan  pahanya dan ujung stokingnya. Ia membuka kakinya sedikit untuk memperlihatkan kepadaku celana dalamnya  saat bel pintu rumahku berbunyi. "Aaaah!" ia memprotes. Aku bangkit  berdiri untuk membukakan pintu. "Siapa yah yang datang malam-malam  begini?" aku bertanya seakan tidak tahu bahwa yang datang adalah Agus.
  Setelah aku membuka pintu, Agus masuk dengan kantong plastik di  tangannya. Ia berdiri di samping pintu setelah aku menutup pintu itu.  Agus memandang Sandra dan mulai berbasa-basi dengannya. Saat kembali ke  tempat dudukku, aku menyadari bahwa Sandra masih dalam posisi yang sama.  Sandra duduk menghadap kami sambil memain-mainkan rambutnya. Ia  benar-benar tidak sadar sedang memperlihatkan terlalu banyak bagian  tubuhnya kepada Agus saat ia duduk di sana dengan wajah yang terlihat  kecewa. Agus hanya berdiri mematung di sana sementara mereka saling  berpandangan. Sandra memandangnya dengan pandangan kosong sedangkan Agus  memandangnya dengan pandangan tidak percaya. Tiba-tiba Sandra tersadar  akan posisi duduknya dan cepat-cepat berbalik lalu menurunkan roknya.  "Ayo duduk, Gus. Sini…, gue taruh di kulkas dulu," kataku sambil  mengambil kantong plastik yang berisi bir lalu berjalan ke dapur. Saat  sedang memasukkan bir-bir itu ke dalam kulkas, terdengar olehku Agus  berkata kepada Sandra bahwa ia berharap kedatangannya tidak mengganggu  acara aku dan Sandra. "Oh enggak,… nggak apa-apa kok," terdengar  jawaban Sandra. Aku tahu benar untuk bersikap sopan, Sandra membohongi  Agus. "Kita cuma duduk-duduk sambil nonton TV doang kok,… dan sudah  berniat untuk tidur."
  Aku tahu Sandra mencoba untuk memberi isyarat kepada Agus bahwa  kedatangannya sudah mengganggu kami. Sandra memang tidak tahu apa-apa  tentang rencana kami malam ini. "Apa rencana elu malam ini, Gus?" sambil  memberi bir, aku bertanya kepada Agus setelah kembali dari dapur. "Ah,  nggak banyak lah. Cuma mampir untuk minum-minum sedikit." "Boleh-boleh  aja. Gimana menurut elu, San?" aku bertanya sambil memandangnya. Wajah  Sandra menunjukkan kalau ia sudah pasrah bahwa Agus akan tetap tinggal  sampai larut malam. "Ya sudah, kalau begitu gue permisi dulu deh. Gue  tidur duluan yah," jawabnya dan bangkit dari sofa. "Bagus!" pikirku,  semua sesuai dengan rencana. "Oke, San. Gue nyusul nanti," kataku sambil  tersenyum kepada Agus. Dengan mulutnya, Agus melafalkan tanpa suara,  "Gue juga!" setelah Sandra berjalan melewatinya menuju kamar tidur.  Setelah Sandra masuk ke kamar, Agus dan aku duduk menatap TV dengan  pandangan kosong. Tidak satupun dari kami yang membuka suara. Suasana  saat itu menjadi tegang penuh harap apa yang akan terjadi nanti.
  Sekitar pukul 10 malam, aku mendengar Josua memarkirkan mobilnya di  depan rumah. Aku berdiri dan membuka pintu sebelum ia membunyikan bel.  Sebenarnya aku tidak berpikir suara bel rumah kami akan membangunkan  Sandra, namun aku tidak mau ambil resiko. Pada awalnya kami bertiga  mengobrol sana-sini setelah Agus memutar film yang dibawanya. Josua  masih tidak tahu menahu tentang rahasia kecil kami. Aku sendiri masih  belum yakin benar untuk mengikutsertakan Josua ke dalam rencana malam  ini. Setelah 15-20 menit, aku melihat Lilo mulai gelisah. Berulang kali  Agus terlihat beringsut dari tempat duduknya dan memandangku seakan  berharap mendapat kode persetujuan untuk memulai acara malam itu. "Gue  permisi sebentar yah," kataku sambil berdiri menuju kamar dan memberi  isyarat kepada Agus untuk tetap duduk di tempatnya. Aku mau memastikan  semuanya sudah pada tempatnya sebelum acara dimulai. Dengan hati-hati  aku berjalan masuk ke kamar. Sandra tidur terlentang di ranjang dengan  memakai daster imut yang semi transparan. Aku rasa anggur yang  diminumnya tadi sudah bereaksi dalam tubuhnya secara Sandra tidur dengan  kaki yang agak mengangkang dan kedua lengannya tergeletak di atas  kepalanya. Sandra terlihat sangat cantik terbaring di sana dengan mulut  yang sedikit terbuka (seperti biasanya) dan rambut yang tergerai di atas  bantal. Buah dadanya sudah dapat terlihat dari balik kain dasternya  yang tipis, menjulang seperti dua gunung kembar.
  Nampaknya semua sudah siap tanpa aku harus berbuat apa-apa. Aku bergerak  menuju pintu WC dengan perlahan lalu membukanya sedikit sehingga kamar  itu sedikit lebih terang oleh cahaya lampu dari WC. Lalu aku keluar  bergabung dengan Agus dan Josua yang masih menonton film porno yang  sedang diputar. "Jo, elu mau bir lagi?" tanyaku berharap supaya ia  segera pergi kencing. "Boleh, thanks!" jawabnya. Agus mengikutiku  berjalan ke dapur dan segera menghamburkan pertanyaannya, "Elu mau  gimana kerjainnya?" "Ya, gue rasa kita musti tunggu Josua pergi ke WC  dulu untuk kencing. Trus, barulah kita berdua masuk ke kamar dan melihat  apa yang bakal dia perbuat." Agus tersenyum dan kembali ke ruang tamu. Kami masih menonton beberapa  menit setelah itu dan mengomentari adegan-adegan di film tersebut. Tak  lama setelah itu Josua berkata, "Eh, Kris,… WC elu dimana?" "Tuh di  sana," kataku sambil menunjuk ke arah WC. Aku berusaha agar suaraku  tidak terdengar terlalu antusias. Josua berjalan menuju WC. Setelah aku  mendengar pintu WC dikunci, aku dan Agus bergegas menuju kamar. Setelah  berada di dalam kamar, pandangan Agus melekat ke tubuh Sandra yang  terbaring di atas ranjang. Josua tidak menutup pintu yang menghubungkan  WC dengan kamar tidurku. Mungkin ia tidak menduga akan ada orang lain di  sana.
  Saat ia selesai, aku dapat mendengar ia menarik resletingnya dan bersiap  keluar WC. Tiba-tiba aku mendengar Josua berhenti. Pasti ia telah  melihat Sandra. Ia seakan berdiri berjam-jam di sana sambil memandang  istriku terbaring di ranjang dengan payudaranya yang terlihat jelas dari  balik daster transparan yang dipakainya, naik turun mengikuti irama  nafasnya.
  "Bangsaaattt!" aku mendengar Josua berbisik. Aku tidak dapat menahan  geli dan tergelak. Josua mendengar suaraku dan melongokkan kepala masuk  ke kamar dan mendapati kami sedang berdiri di sana. Segera aku  menempelkan telunjuk ke bibirku dan menyuruhnya untuk tidak bersuara.  Aku mengajaknya masuk. "Itu bini elo, Kris?" ia berbisik lagi. Aku  mengangguk lalu menuntunnya menuju sisi ranjang. Agus mengikut dari  belakang dan berdiri di sebelah kiriku saat kami bertiga memandangi  tubuh istriku dari jarak dekat. "Gimana menurut elu?" tanyaku kepada  Josua sambil tersenyum. Ia menatap Sandra beberapa detik lagi lalu  menoleh ke aku dan menatapku sambil menduga-duga ada apa di balik semua  ini. "Cantik banget, Kris!" ia menjawab sambil setengah tersenyum.  Perlahan-lahan aku meraih kain selimut yang menutupi tubuh bagian  bawahnya lalu menarik kain itu sehingga memperlihatkan bagian perut  Sandra. Aku terus menarik selimut itu sampai ke bagian antara pusar dan  bulu-bulu kemaluannya. Kini kami dapat melihat ujung daster yang  dipakainya. Dengan hati-hati aku meraihnya dan mengangkat daster itu  melewati tubuh Sandra yang putih mulus, melewati payudaranya yang ranum.  Puting susunya yang kemerahan mulai mengeras karena angin dingin  tertiup yang diakibatkan oleh pergerakan tanganku dan dasternya. Aku  bergeser ke sebelah kiri untuk memberi ruang bagi Josua untuk berdiri  tepat di depan payudara Sandra. Sedangkan Agus bergerak ke sebelah kanan  Josua berdiri tepat di depan wajah Sandra. Tanpa membuang waktu, Agus  membuka celananya dan mulai mengocok penisnya sementara aku menuntun  tangan Josua untuk meraba buah dada istriku dengan lembut.
  Melihat perbedaan kontras antara tangannya yang besar dan hitam dengan  kulit Sandra yang putih saat Josua meraba-raba payudara Sandra membuatku  sangat terangsang! Tangannya sangat besar, hampir-hampir menutupi  seluruh payudara Sandra yang berukuran sedang. Dengan lembut Josua  menjepit puting susu Sandra dengan ibu jari dan telunjuknya sehingga  terdengar desahan lembut keluar dari mulut Sandra. Sementara itu, Agus  sudah melepaskan celananya dan dengan mantap mengocok penisnya yang  diarahkan tepat ke wajah Sandra yang hanya terpaut beberapa senti dari  mulutnya yang sedikit terbuka. Agus menoleh ke aku saat ia meremas  penisnya yang mengeluarkan cairan pelumas. Cairan itu dibiarkannya  meleleh dari kepala penisnya dan menetes tepat di bibir Sandra. Pada  awalnya Sandra tidak bergerak sama sekali sementara cairan itu  menggenangi bibir bawahnya. Namun sensasi yang dibuat cairan itu pada  bibirnya membuat Sandra menyapu cairan itu dengan lidahnya dan  menelannya.
  Melihat hal ini, Josua ikut melepaskan celananya. Setelah melepaskan  celana jeans dan celana dalamnya, aku melihat penis yang paling gelap  dan terbesar yang pernah aku lihat. Mungkin setidaknya panjangnya lebih  dari 25 cm dan tebalnya lebih dari 6 cm. Membayangkan penis sebesar itu  menerobos masuk ke dalam vagina Sandra yang basah membuat diriku  bersemangat namun ada perasaan khawatir juga. Aku sadar kalau sampai  Josua memasukkan penisnya ke dalam vagina istriku, pasti penis Josua  akan memaksa mulut vaginanya meregang sampai melebihi batas normal. Dan  tidak ada keraguan dalam diriku bahwa hal ini pasti akan membangunkan  Sandra walau seberapa lelapnya ia tertidur saat itu.
  Josua memandangku sejenak sebelum ia menunduk dan mengulum puting susu  sebelah kanan Sandra sambil mengocok penisnya. Lalu ia membungkukkan  badannya sehingga pinggangnya maju ke depan dan mulai menggesek-gesekkan  penisnya ke payudara sebelah kiri. Setelah mengocok penisnya beberapa  saat, lendir pelumas mulai keluar dari ujung penisnya. Josua mengolesi  cairan itu ke seluruh bulatan payudara dan puting susu Sandra dengan  cara menggesek-gesekkan kepala penis itu ke payudara kirinya. Setelah  menyuruh Agus bergeser sedikit, aku menarik turun kain selimut sampai  melewati ujung kakinya. Kini kami dapat melihat bulu-bulu halus  kemaluannya yang masih tertutup oleh celana dalam semi transparan itu.  Agus menjamah kaki Sandra lalu mengelus-elusnya dari bawah bergerak ke  atas semakin mendekat ke s*****kangan Sandra sambil terus mengocok  penisnya.
  Hal ini merebut perhatian Josua. Ia kini menonton aksi Agus sambil terus  mengolesi payudara Sandra dengan cairan pelumas yang terus keluar dari  penisnya. Rabaan Agus akhirnya mencapai bagian atas paha Sandra. Ia  membelai jari-jarinya ke bibir vagina istriku yang masih dilapisi kain  celana dalamnya. Setelah Agus membelai naik dan turun ke sepanjang bibir  vaginanya, pinggul Sandra mulai bergoyang maju mundur walau hanya  sedikit. Dan itu merupakan pergerakan Sandra yang pertama sejak semua  ini dimulai (selain gerakan menjilat bibirnya tadi). Aku semakin  bersemangat. Dengan lembut aku mengangkat tubuh Sandra sehingga aku  dapat melepaskan celana dalamnya, pertama ke sebelah kiri lalu ke  sebelah kanan. Setelah dapat menarik celana dalamnya sampai ke setengah  pahanya, segera aku menarik celana itu sampai lepas dari kakinya. Sandra  kini telanjang bulat di hadapan dua pria yang sudah dikuasai nafsu  birahi. Melihat istriku yang cantik terbaring tanpa mengenakan busana di  hadapan Agus dan Josua sementara mereka meraba, menggesek dan  menjelajahi setiap jenjang tubuh istriku, membuatku hampir meledak. Agus  menggeser kaki kiri Sandra sehingga keluar dari sisi ranjang lalu  menyelinap ke antara pahanya dan dengan jari-jarinya mulai menjelajahi  vagina Sandra yang rapat. Awalnya masih dengan hati-hati, dengan  menggunakan ibu jarinya, Agus mengusap-usap bibir vagina istriku dengan  wajahnya hanya terpaut beberapa senti dari liang kewanitaannya.
  Kemudian Agus memegang klitoris Sandra dengan ibu jari dan telunjuknya  lalu memilinnya dengan lembut. Hal ini membuat Sandra mendesah dan  menggeliat-geliat sehingga membawa kakinya ke pundak Agus. Josua sambil  menggesek-gesekkan batang penisnya ke kedua payudara Sandra juga  meremas-remas payudara itu, menonton aksi Agus di antara paha Sandra.  Ketika perhatianku kembali kepada Agus, ia sudah menggantikan  jari-jarinya dengan lidahnya! Dengan lembut Agus meletakkan salah satu  jarinya ke liang kewanitaannya. Ia menahannya di sana beberapa saat  sampai cairan vagina Sandra membasahi jari itu. Baru setelah itu ia  menusukkan jari itu dengan perlahan masuk ke dalam vagina istriku.  Sandra tersengal dan kedua kakinya dikaitkan di sekeliling kepala Agus.  Tanpa putus semangat, Agus meneruskan serangannya dengan menggunakan  lidah dan jarinya pada vagina istriku.
  Tidak ada pria lain mana pun yang pernah melakukan hal ini terhadap  Sandra selain dari diriku. Berdiri di antara Agus dan Josua, aku  langsung melepaskan celanaku dan mulai mengocok penisku sementara mereka  menggarap istriku. Tiba-tiba Josua berpindah posisi dan dengan perlahan  menarik bahu Agus. Agus memandang wajah Josua sejenak lalu pandangannya  turun ke penis besarnya yang terarah tepat langsung ke mulut bibir  kewanitaan Sandra. Agus mundur mengijinkan Josua mengambil tempatnya  yang langsung mengolesi kepala penisnya ke sepanjang bibir vagina  istriku. Aku dapat melihat cairan pelumas yang keluar dari penisnya  membasahi vagina dan bulu-bulu kemaluannya.
  Aku terpekur dan tidak bisa bergerak sama sekali. Aku tidak tahu apa  yang harus kulakukan. Aku tahu bahwa Josua hendak menyetubuhi istriku  dengan penis raksasanya, namun bukan hal itu yang meresahkan aku. Jauh  dalam lubuk hatiku sebenarnya inilah yang aku inginkan dan yang sudah  aku rencanakan. Akan tetapi aku tahu pasti bahwa Sandra akan terbangun  begitu penis itu memasuki tubuhnya. Terlebih lagi aku baru menyadari  bahwa diafragma (alat KB) Sandra tergeletak di atas meja. Biasanya, ia  memakai diafragmanya ketika ia tahu kami berniat untuk melakukan  ‘sesuatu’, bahkan jika ia pergi tidur sebelum aku tidur. Namun malam  itu, aku rasa ia sudah mabuk sehingga lupa memakainya. Gambaran adegan  pria berkulit gelap ini menyemprotkan air maninya ke dalam liang vagina  istriku yang tidak dilindungi alat KB, memicu sesuatu dalam diriku walau  sebenarnya aku INGIN melihat Josua menumpahkan spermanya ke dalam  vagina Sandra. Aku sudah tidak dapat mengontrol keinginanku untuk  melihat hal ini. Boleh dibilang aku memang sudah kehilangan kontrol atas  situasi ini. Setelah membalur kepala penisnya dengan cairan yang keluar  dari vagina Sandra, Josua menaruh kepala penis itu di depan mulut bibir  vagina istriku lalu… menekannya masuk.
  Dengan perlahan kepala penis itu mulai menghilang dari balik bibir  vagina itu. Bibir vagina istriku meregang dengan ketat sehingga mencegah  kepala penis itu masuk lebih dalam. Masih dalam keadaan terlelap,  Sandra membuka mulutnya saat ia tersengal begitu merasakan sedikit rasa  perih pada s*****kangannya. Aku berpikir: Jika hanya kepala penisnya  yang baru masuk saja sudah membuat istriku kesakitan, apa jadinya saat  Josua mencoba untuk menghujamkan seluruh batang penis itu ke dalam  tubuhnya? Tapi untunglah Josua bersikap lembut dalam serangan awal pada  vagina Sandra. Dengan selembut mungkin dan dalam kondisinya yang sudah  sangat terangsang, Josua menggoyangkan pantatnya dalam gerakan maju  mundur yang pendek-pendek sehingga membuat bibir vagina istriku lebih  meregang sedikit demi sedikit seiring dengan semakin mendalamnya tusukan  penis itu.
  AGus kembali pindah ke depan kepala Sandra. Ia bermain-main dengan  payudaranya sedang tangannya yang lain mengocok penisnya di atas wajah  Sandra. Sesekali Agus membungkuk dan dengan lembut mencium bibir istriku  yang sedikit terbuka itu, menjulurkan lidahnya sedikit masuk ke dalam  mulutnya sementara terus meremas-remas payudaranya sambil mengocok  penisnya. Saat lidah Agus menyentuh lidahnya, dengan gerak refleks  Sandra menutup bibirnya sedikit sehingga bibirnya membungkus lidah Agus.  Dengan segera Agus menarik wajahnya ke belakang lalu menyodorkan kepala  penisnya masuk sedikit ke dalam bibir Sandra yang agak terbuka. Seperti  sedang bermimpi erotis, Sandra mulai mengecup ujung kepala penis Agus.  Aku mendengar Agus mengerang saat aku mendengar suara menyedot keluar  dari bibir sandra
  Perhatianku kembali kepada usaha penerobosan Josua terhadap tubuh  istriku. Saat ini sudah sekitar 5 cm dari penisnya masuk ke dalam vagina  Sandra dan bagian yang paling tebal dari penisnya hampir masuk ke  dalamnya. Tiba-tiba, seakan pembatas yang menghalangi penis itu masuk lebih dalam  lenyap dalam sekejap, bagian penis yang paling tebal itu langsung masuk  ke liang kewanitaan Sandra. Josua mulai menggenjot panggulnya dengan  serius. Ia baru saja memasukkan 2/3 dari penisnya saat tiba-tiba……  SANDRA TERBANGUN!
  Mula-mula kedua mata istriku melotot lalu ia tersengal dan mengeluarkan  penis Agus dari mulutnya sementara ia merasakan vaginanya meregang  sampai batas maksimal. Kami bertiga diam membeku saat orientasi Sandra  yang baru terbangun sedikit demi sedikit terkumpul dan pada akhirnya  Sandra tersadar sepenuhnya akan apa yang sedang terjadi. Pandangannya  berpindah dari penis Agus yang menggantung di depan bibirnya lalu ke  Josua yang penisnya sudah masuk ke dalam vaginanya. Tiba-tiba, yang  benar-benar membuatku terkejut, Sandra melingkarkan kedua kakinya ke  pantat Josua lalu menekankan tubuh Josua agar penisnya terbenam semakin  dalam pada vaginanya. Sandra mengerang saat penis itu masuk 4 cm lebih  dalam. Sudah sebagian besar dari batang penis itu masuk ke dalam  tubuhnya dan dalam tiap hentakan, penis itu menerobos semakin dalam.  Agus menaruh kepala penisnya di bibir Sandra dan sekali lagi Sandra  mulai menghisapi kepala penis itu. Namun konsentrasinya jatuh pada penis  Josua yang meregang bibir vaginanya sampai batas yang belum pernah ia  bayangkan sebelumnya.
  Setiap kali Sandra hendak menghisap kepala penis Agus, Josua menancapkan  penisnya lebih dalam yang membuatnya terhenti sejenak dengan desahan  yang keluar dari mulutnya. Aku mulai mengocok penisku dengan lebih cepat  ketika aku melihat Josua menghujamkan seluruh batang penisnya ke dalam  Sandra. Bibir vaginanya ikut tertarik ke dalam seiring dengan masuknya  penis itu. Dan saat Josua menarik penisnya keluar, cairan cinta Sandra  terlihat membasahi batang penis itu dan bagian dalam vaginanya terlihat  ikut tertarik keluar seperti saat kita menarik keluar jari-jari kita  dari dalam sarung tangan. Dalam waktu singkat Sandra berorgasme dengan  KUAT! Penis Agus terlepas bebas dari mulutnya saat ia melenguh dengan  kuat, "OOOOHHHHHHhhhh…..!" Seluruh tubuhnya mengejang sementara  gelombang demi gelombang orgasme menyapu seluruh tubuhnya dan tiap kali  teriakannya semakin kencang secara orgasmenya berlanjut dan semakin  menguat. Getararan-getaran dalam vagina istriku yang membungkus rapat  penisnya akhirnya membuat Josua mencapai klimaksnya. Suara erangannya  terdengar keluar dari dalam mulut Josua sementara ia menghujamkan  penisnya dengan keras sekali lagi lalu memuntahkan cairan sperma jauh di  dalam vagina Sandra. Erangan dan desahan mereka bercampur seiring  dengan klimaks mereka yang akhirnya mereda juga. Cairan sperma yang  terlihat seperti gumpalan besar meleleh saat Josua menarik penisnya dari  dalam vagina istriku.
  Dengan Sandra masih tergeletak lemas di atas ranjang, Agus segera  melompat ke antara kaki Sandra. Ia mengoles-oleskan penisnya ke vagina  istriku yang basah oleh sperma Josua dan cairannya sendiri. Lalu dengan  mudah Agus memasukkan penisnya ke dalam vagina Sandra yang sudah  meregang melebihi batas itu. Setelah beberapa genjotan, Agus menarik  penisnya dan mengarahkan ke lubang anus istriku. Bahkan aku pun belum  pernah memasukkan penisku lewat pintu belakang. Aku menduga-duga apakah  istriku akan menghentikan perbuatan Agus.
  Ternyata Sandra tidak memberikan perlawanan sedikitpun, namun demikian  saat penis Agus masuk setengahnya ke dalam liang duburnya, Sandra  meringis kesakitan. Tak lama setelah itu, otot-otot duburnya mulai  rileks dan Sandra mulai menggenjot pantatnya sehingga penis Agus masuk  sepenuhnya ke dalam anusnya. Josua berpindah ke dekat wajah Sandra. Ia  memegang penisnya yang penuh dengan cairan sperma bercampur cairan cinta  dari vaginanya di atas mulutnya. Dengan lembut Sandra membersihkan  cairan itu dengan mulutnya dan sesekali memasukkan penis yang sudah  melemas itu sejauh yang ia bisa ke dalam mulutnya. Walau sudah melembek,  penis Josua tak kurang dari 18 cm panjangnya dan Sandra mampu menelan  sampai sekitar 15 cm sementara Agus memompa anusnya yang masih perawan.  Suara erangan Agus semakin membesar saat aku mengangkangi dada istriku  dan menekan kedua payudaranya ke penisku yang sudah berdenyut-denyut.  Dan aku mulai menggoyang-goyangkan pinggangku.
  Sandra mengeluarkan penis Josua dari mulutnya dan mulai menjilati kepala  penis itu sambil memain-mainkan penis dan buah zakarnya yang licin.  Baru saja aku hendak memuntahkan spermaku ke atas dada dan wajah Sandra,  aku mendengar Agus mengerang untuk yang terakhir kalinya saat ia  mengosongkan muatannya ke dalam pantat istriku. Hal ini membuatku  mencapai klimaks dan menyemburkan cairanku ke dada Sandra. Secepat kilat  aku meyodorkan penisku masuk ke dalam mulut istriku dan ia mulai  menyedot seluruh semburan sperma yang masih tersisa. Sandra terus  mengulum penisku yang melembek sementara aku terkulai lemas. Aku menoleh  ke belakang melihat Agus menarik penisnya dari dalam anus istriku  dengan suara yang basah, "Thllrrrpp!" Agus yang pertama kali  mengeluarkan suara, "Gilaaaaa, man! Enak beneerrrr!" Aku hanya dapat  menghela nafas begitu aku terkulai di samping Sandra. Sandra tersenyum  kepadaku dengan wajah nakal dan imutnya. Sambil masih bermain-main  dengan penis Josua yang besar itu,
  Sandra berkata dengan pelan, "Elu bener-bener penuh kejutan, yah!" "Bukan cuma gue, tuh," jawabku, "Kelihatannya elu juga penuh kejutan!"    Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - mama di gangbang               May 2nd 2013, 13:06                                               Kisah ini adalh kisah yg kuceritakan tentang gairah mama.Usiaku saat ini  memasuki 22thn.Aku akan menceritakan pengalaman nonton bokep langsung  didepan mata pada saat usiaku memasuki 18tahun.Waktu itu mama masih  berumur 50thn.Loh pasti dah tahu gimana kalau cewek memasuki  penuaan,pasti gairahnya penurun dan penampilanya berkurang.Tapi hal ini  tdk terjadi pada mamaku. Ntah kenapa,semenjak aku kelas 6sd mama mengikuti fitnes dan aktivitas  lainnya.Fitnes itupun masih berlanjut hingga aku tamat sma,tapi agak  berkurang karena papa tdk sepertinya tdk suka melihat mama dekat dengan  om fandy,seorang intruktur fitnes dan juga seorang dj.Aku tdk tahu  sampai mama hubungan mereka,tapi kayaknya udah sampe ranjang,soalnya aku  pernah memergoki mama sama om fandy berduan diruang tengah.Badan mereka  sama2 basah,daster mama juga kusut dan rambut mama berantakan.Waktu itu  aku kelas 2SMP.Dan waktu papa pergi kepapua selama 3hari,mama mengajak  om fandy tidur dirumah tanpa sepengetahuanku.Yg kutahu mama pulang jam  11malem dengan memakai gaun dada rendah yg teramat sexy menampakan  pugungnya.Dan paginya,om fandy mengantarkan aku kesekolah,selama 2hari  aku hanya pura2 bodoh sama mama dan om fandy.Setahun kemudian,tepatnya  aku kelas 3 smp,mama sdh jarang ketemu om fandy.Mama lebih sering  bergaul dengan ibu2 tetangga.Baiklah cukup ceritanya,akan kuceritakan  pengalamanku sewaktu sma. Setiap bulanya,mama mendapat jatah 2jt dari papa untuk membeli kebutuhan  rumah tangga.Karena papa mendapat tugas kerja diluar pulau,tepatnya di  p.xxxxx mama meminta papa untuk mencarikan tukang kebun yg merawat kebun  kami sama mama,dan juga sebagai seorang penjaga.Akhirnya,dapatlah  seorang tukang kebun yg dan penjaga yg mendapat tempat tinggal digudang  belakang.Namanya sahrul,pak sahrul kalau siang menjadi tukang becak.Dia  adlh seorang bapak 58thn,badanya masih sehat,istrinya tinggal bersama  anaknya dikampung yg tak jauh dari kota kami.Pak sahrul mempunyai sifat  pendiam dan baik hati.Tapi ternyata,pah sahrul mempunyai nafsu yg cukup  tinggi.Dikamarnya,terpampang sticker dan majalah bokep.Tak  disangka.Kejadian ini bermula diseminggu pak sahrul di rumahku.Setelah  kuperhatikan,kayaknya pak sahrul mempunyai nafsu yg tinggi terhadap  mama.Aku melihat dia selama 3hr berturut-turut memandangi mama secara  tajam.Mungkin karena tdk pernah lagi dijamah,sampai2 aku melihat dia  beronani dan menumpahkan di bh mama yg terjemur didepan kamarnya.Aku  hanya mendiamkan kelakunya.Mama pun sepertinya tdk menghiraukan  keberadaan pak sahrul,mama malah lebih sering memakai daster  1tali,nampaklah ketiak mama dan tonjolan teteknya dibalik daster yg  menyembul keluar.Dan juga mama duduk mengakang ditaman bunga belakang yg  mengadap ke wc pak sahrul,ketika itu pak sahrul lagi mandi.Mama jg tdk  mengetahui pak sahrul melihatnya,dari sudut kanan dibalik tumpukan  barang,pak sahrul sedang asyik mengocok zakarnya yg hitam besar.Pada  malam jumat,aku dan mama lagi makan malam sama-sama.Beberapa saat  kemudian,pak sahrul datang.Selesai makan malam,aku berbincang dengan  mama dikamar mama.Saat itu mama mengenakan daster 1tali tanpa  tangan,mama juga gak pake bh.Jadi nampak jelas putingnya yg menempel  didaster.Tiba2 aku tertidur dikamar mama.Aku terbangun jam 10 ketika  akan kencing.Kulihat mama tak berada disampingku.Setelah kencing aku  keluar dari kamar mama.Saat berjalan menuju kamarku.Aku mendengar suara  mama dengan pak sahrul diteras taman belakang.Ternyata pak sahrul sedang  memijit pundak mama.Saat itu pak sahrul hanya mengenakan kaos dan  sarung."trus pak...enak..lebih keras pak.."kata mama.Karena sangat  ngantuk aku masuk kekamar.Terpikir olehku,apa yg terjadi jika pak sahrul  memperkosa mama.Karena ketakutanku.Aku kembali keluar.Aku kembali  mengintip dari balik jendela dapur.Situasi masih seperti tadi.Tangan pak  sahrul secara perlahan menjatuhkan tali daster mama yg kanan.Mama masih  memejamkan matanya menikmati pijatan pak sahrul.Lalu tangan kiri pak  sahrul menepikan tali daster mama yg kanan.Dan akhirnya tali itu jatuh  sendiri.Secara spontan tangan pak sahrul langsung meremas kedua tetek  mama yg besar dan padat itu dan mulutnya mencium bibir mama.Mama mencoba  melawan,tapi kedua tanganya sudah dalam pelukan tangan pak sahrul yg  meremasi payudara mama.Mama juga menggelengkan kepalanya agar lepas dari  bibir paksahrul.Tapi apa dikata,mama tidak bisa melepas bibir pak  sahrul dari mulutnya.Tangan pak sahrul pun kini mempijit-pijit puting  susu mama.Mama terkulai lemas dan menikmati cumbuan pak sahrul."kamu  cantik sekali.."puji pak sahrul melepaskan ciumannya dan mencium pipi  mama.Kemudian bibirnya pindah ke payudara mama.Tukang becak itu  menjilati puting mama dengan lahapnya."akh..pak...sudah..Akh..shh"desah  mama berulang kali.
  Pak sahrul semakin lahap menikmati payudara mama setelah payudara itu  mengeluarkan air."wah..ibu masih bersusu.."katanya sambil menghisap  pentil mama."pak..sdh..oh..."mama terus mendesah.Lama klamaan,mama  akhirnya menikmatinya."trus..pak..sshhss trus.."kata mama.Mendengar  perkataan itu,pak sahrul menghentikan kegiatanya."kok..berhenti  pak."tanya mama."jangan disini ada anakmu..."jwbnya.Lalu pak sahrul  menggendong mama kekamarnya.Sampai dikamarnya.Pak sahrul tinggal  mengenakan sarung.Sementara daster mama masih tersangkut menutupi  s*****kangan mama,mama telentang ditempat tidur pak sahrul.Kemudian pak  sahrul mengikat tangan mama dengan kain panjang disisi tmpt tidur.Pak  sahrul kembali mencipok mama.Mama hanya memeramkan matanya.Lidah tukang  becak itu turun sampai pada puting mama.Dia menjilatinya seperti anak  bayi."pak..sakit..akh.."desah mama sambil menggoyangkan badanya.Pak  sahrul semakin melahap tetek mama.Tanganya memplintir puting mama hingga  mengeras.Payudara memerah bercak tangan pak sahrul yg meremas payudara  mama.Kemudian pak sahrul mengambil jepitan rambut wanita yg ada  dilacinya.Dijepitnya kedua puting mama dengan jepitan itu.Mama lantas  berteriak kecil."akh..sshhh..pak..sakit..lepaskan pak.."kata  mama."jangan byk bergerak entar semakin sakit"kata pak sahrul.Pak sahrul  kembali menempelkan mulutnya dipayudara mama.Ternyta pak sahrul ingin  mengeluarkan dan merasakan susumama lebih banyak."pak..oh..sakit.."kata  mama berulang kali.Pak sahrul semakin menghisap dengan tajam puting mama  secara bergantian.Nampak wajah puas pak sahrul setalah melepaskan  penjepit rambut itu dari puting mama.Kemudian pak sahrul menurunkan  daster mama.Nampaklah tonjolan vagina mama yg berbulu lebat ditutupi cd  hitam.Tanpa pikit lagi,pak sahrul menurunkan cd mama sekaligus.Wah udah  lama aku gak melihat vagina mama.Jembut mama kini semakin lebat dari  1bulan yg lalu.Wajah pak sahrul sepertinya kurang suka melihat vagina  mama."ayo pak..siksa aku..kayak..tadi..rangsang pak"kata mama.Kemudian  pak sahrul menggesakan tanganya dijembut mama."akh.."teriak mama ketika  pak sahrul mencabut 4helai jembut mama."jelek sekali jembut mu  nyonya.."kata pak sahrul.Kemudian pak sahrul membuka lacinya dan  mengeluarkan pisau silet cukur.Diambilnya airnya dan dituangnya  kemjembut mama.Creek...creek..jembut mama kini sudah agak  gundul."jangan..pak..jangn dipotong.."rintih mama.Ternyata pak sahrul  mengukir huruf S divagina mama.Kemudian pak sahrul mengambil kaca dan  memperlihatkanya kepada mama."lihat nyonya...rapikan.."kata pak  sahrul.Wajah mama memerah melihat itu.KEmudian pak sahrul menempelkan  mulutnya divagina mama.Kemudian lidahnya mencolok-colok vagina  mama."akh..pak. geli.."kata mama.Vagina mama sangat rapet,mungkin karena  sudah tdk dijamah sama papa."sempit sekali bu..."kata pak sahrul.Tangan  paksa hrul langsung mencolok-colok vagina mama.Kemudian itil mama  dijilat sama pak sahrul.Tak tanggung2,pak sahrul mengisap vagina mama yg  agak basah itu.Mama terus mendesah sambil berusaha melepas tanganya yg  terikat disisi tempat tidur.Mama melipatkan kakinya dikepala pak sahrul  yg menempelkan kepalnya divagina mama."trus pak..shss"desah mama  berulang kali.Mama semakin menekan kepala pak sahrul,"pak..ak mau  kelu...ar..tak..taha.."kta mama.Pak sahrul semakin lincah menjilati  vagina mama.DAn beberapa saat kemudian,mama menekan kepala pak sahrul  dengan kakinya dan tubuh menggelinjang hebat.Mama orgasme untuk pertama  kalinya.
 
  Lalu pak sahrul melepas kepalanya dari mulut vagina mama.Lalu pak sahrul  menurunkan sarungnya.Penis pak sahrul lebih besar dari punyaku,nampak  urat2nya dan jembutnya yg tinggal sedikit.Kemudian dia jongkok diatas  dada mama.Penisnya disodoknya kemulut mama.Mama tdk dapat menapung  seluruh penis pak sahrul yg panjang.Pak sahrul memejamkan matanya sambil  melepas iketan tangan mama.Setelah lepas,tangan mama langsung memegan  penis pak sahrul dan mengocoknya.Pak sahrul langsung menghentikan  kocokan mama yg dapat membuatnya klimaks.Lalu pak sahrul mengambil  sebuah botol yg berisi bir,setelah diteguknya ditumpahanya kebadan  mama."ayo kita mulai nyonya.."kata pak sahrul.Pak sahrul menindih mama  yg terlentang dan memasukan penisnya kevagina mama."akh..pak.."desah  mama ketika pak sahrul memaksa penisnya masuk kedalam vagina  mama."akh..shshh.."desah mama.Pak sahrul menggenjotakan penisnya dengan  sekencangnya hingga terdengar suara tempat  tidur."akh..pak..oh..sassssh.."desah mama berulnag kali.Tangan pak  sahrul memegangi payudara mama agar tdk dari mulut abang becak  itu.Sepertinya pak sahrul amat ketagihan dengan payudara mama.Mungkin  karena tdk pernah dijamah oleh biniknya dikampung yg sdh tua."nyon..ya  semakin cantik.."kata pak sahrul memuja mama ketika memandang muka mama  yg berkringat dan matanya yg terpejam."leb.ih..cep..at..pa..trus.."kata  mama. Pak sahrul mempercepat gerakanya dan tanganya kini memegani kepala mama  dan mulutnya menahan rintihan mama."pak..sy..tak..tah an..nehh.."kata  mama."akh...sshhhhhhhhhhs..oh...."desah mama.Pak sahrul menekan penisnya  divagina mama dengan dalam2.Mama memejamkan matanya seperti yg  dilakukan oleh pak sahrul.Lalu pak sahrul melepaskan penisnya dan  membopong mama turun dari ranjang.Kemudian kepala dan leher mama  diletakan ditepi tempat tidur.Sementara pinggul mama  ditunggingkan.Ternyta pak sahrul ingin mendogie  mama."akh..oh..pak.."kata mama ketika pak sahrul menggesekan kontolnya  di memek mama."akhhhhh..pak."desah mama lagi ketika pak sahrul menusuk  vaginanya."sassshh..oh.."pak sahrul memompa mama dengan sedikit  lambat.Dan ahkirnya pak sahrul kembali memompa mama dengan  ten****ya.Tanganya memegang perut mama.Mama terus mendesah terus  mendesah sambil meremas dsternya diatas tempat tidur.Mulut pak sahrul  tdk tinggal diam,dijilatinya punggung mama yg tertutup rmbut dan  basah.Tanganya sesekalmemukul pantat mama.  ."pak..saya..kluar..akh..ohhhhhhhh" desah mama panjang utk orgasme yg  ke-2 kalinya.Pak sahrul kembali menempel penisnya divagina mama.Lalu pak  sahrul memangku mama dan duduk diatas bangku kecil."ayo buk..sedikit  lagi.."kata pak sahrul.Tangan pak sahrul meremas payudara mama dan  lidahnya menjilati leher mama."akh..pak..ayo..tumpahkan bibitmu  dirahimku ayo.."kata mama.Mendengar perkataan itu pak sahrul langsung  menancapkan penis kememek mama."oh..pak..ayo..oh.."desah mama berulang  kali.Tangan pak sahrul semaik leluasa meremas tetek mama.Mulutnyapun  menjilati tengkuk mama.Lama klamaan pak sahrul sepertinya tak  tahan.Dipompanya mama dengan sekuat-kuatnya,tetek mama bergerak naik  turun mengikuti pompaan pak sahrul."trus pak...laya..ni..aku.."kata  mama."pak....klua..sama...ya.."kata mama.PAk sahrul semakin mempercepat  gerakanya.Mama kelihatanya menahan sesuatu"pak..saya..kluar.."kata  mama.Pak sahrul mengentikan goyanganya dan menjatuhkan badannya  kelantai. "seka..rang..bu.."jerit pak sahrul.Tubuh mama menggenjang begitu juga  pak sahrul.Pak sahrul sengaja menjatuhkan tubuhnya agar spermanya tdk  tumpah kelantai.Mereka berdua terkulai lemas.Tapi ternyta pak sahrul  tdk,pak sahrul mengangkat badan mama dan mnaruhnya dikasur.Lalu pak  sahrul memakai sarungnya.Kemudian dia memakaikan mama daster.Aku  bergegas masuk kedalam.Kulihat pak sahrul masih kuat menggendong  mama.Setelah dibukanya pintu kamar mama,terdengar suara dikasur,pak  sahrul membanting mama dan menutup pintu.Kulihat jam didinding  menunjukan pukul 12.10 malam.Sebelum masuk kekamar,kuintip kamar  mama.Ternyta pak sahrul menyelimuti mama.Aku masuk kekamar.Setelah  kudengar suara pintu teras belakang terkunci aku pun tidur.Jam 5 aku  bangun.Penisku telah mengacung tegang.Aku keluar dari kamar dan masuk  kekamar mama.Kubuka selimut mama.Kunaikan dasternya keatas.Terlihat  jembut mama yg berbentuk S.Karena takut mama bangun aku hany memfoto  badan mama.Penisku semakin tegang saja.Karena tak tahan,aku langsung  menurunkan celanaku.Kugesekan dimulut vagina mama.Lalu kokocok.Tak lama  kemudian maniku aku tumpahkan dimulut vagina mama.Lalu aku bergegas  keluar.Jam 6pas,aku telah berpakaian rapi.Dimeja makan telah tersedia  teh dan roti.Aku dan mama sarapan bersama.Mama masih memakai daster  1talinya.Aku juga mencium bau sperma sedikit dari badan mama.Lalu aku  berangkat sekolah.Karena hari sabtu aku pulang cepat.Jam 12 pas,setelah  ngobrol sama temanku aku bergegas kerumah.Aku sengaja melewati pos ronda  dimana pak sahrul mangkal.Dia hanya tersenyum kepadaku.Sampai  dirumah,mama menyambutku dengan hidangan lezat yg ada diatas meja.Saat  itu mama mengenakan daster tangan pendek sepaha.Saat makan,tak disengaja  aku menjatuhkan sendok.Tak disangka mama juga tdk memakai kolor.Nama  ukiran dijembutnya yg bertuliskan huruf S.Aku berpura-pura tdk  mengetahui hal itu.Jam 2siang,aku bosan menonton acara Tv.Terpikir  olehku untuk nonton bokep.Dan juga mama biasanya lagi tidur.Sebelum  masuk kekamar,aku mengintip mama.Ternyta mama sedang membongkar  lemari."ngapain ma.."tanyaku."mau cari baju buat entar malam..."jawab  mama."entar malam ada apa memangnya..""ada pesta dirumah tante  vida.."jawab mama.Lalu aku masuk kekamar.Kuputar bokep terbaru.Setelah  nonton bokep.Penisku kembali tegang.Akhirnya aku memutuskan untuk  menidurkan badanku diatas kasur.Jam 4.30 aku bangun.Aku berjalan  keluar.Ketika mengambil gelas didapur,mama yg sedang menyiram bunga yg  berada 2meter dari kacadapur dipeluk sama pak sahrul dari  belakang.Mereka langsung jatuh ketanah,posisi pak sahrul diatas  mama."ih...abang nakal..tuhkan jadi basah..entar ketahuan gimana.."kata  mama.Ternyata mama telah jatuh cinta dengan pak sahrul,buktinya  dimemanggil abang dengan pak sahrul."ketahuan..gak papa donk.."jawab pak  sahrul.Kemudian pak sahrul mengambil slang dan menyiram s*****kangn  mama."akh abang nakal..""masa kebun rumah yg dimandiin kebunmu juga  donk."jwb pak sahrul.Kulihat badan mama telah basah kuyup.Nampak  teteknya yg montok dan vaginanya yg terkena spermaku tadi pagi dari  dasternya yg sudah basah.Lalu kuambil bangku dan duduk melihat  pemandangan itu dengan segelas teh panas.Setelah pak sahrul melepaskan  pelukanya.Mama masuk kekamar.Karena kupikir tak ada pertempuran lagi.Aku  pun kekamar.
  Jam 7mlm,mama pergi menaiki becak pak sahrul.AKu sudah menawarkanya  untuk kuantarkan,tapi dia menolaknya.Karena kawatir ada sesuatu dengan  mama,jam 8.30 aku pergi kerumah tante vida.Suasana didaerah rumahku  malam itu agak sepi,hanya ada 1mobil yg lewat dalam  5mnt.Didaerahku,orangnya semua jarang keluar malam.Aku sengaja melewati  pos becak.Hanya ada 2becak disitu.Dari kejauhan aku melihat becak pak  sahrul lagi membonceng mama.Aku segera bersembunyi dipinggir gang kosong  yg mengarah kesebuah rumah kontrakan yg lagi kosong.Tiba2 pak sahrul  memarkirkan becaknya didepan pos.Kemudian pintu warung yg tadinya  tertutup terbuka dan mama lari masuk kedalamnya.Pak sahrul membetulkan  becaknya.Hpku bergetar,ternyta mama menge-SMSku dan bilang mama pulang  malam,aku disuruh tidur duluan.Aku hanya tersenyum membacanya.Lalu  kumatikan hpku.Aku masih menunggu digang sempit itu."ayo neng.."kata pak  sahrul dari jendela warung yg tertutup.Lalu pak sahrul melewati  belakang warung yg mengarah pada rumah kosong tadi,setelah dibukanya  pintu.Mama berlari masuk kedalam.KArena gelap,aku tidak mengetahui ada  org dibelakang mama.Perlahan aku berjalan kebelakang rumah itu,dugaanku  benar.Dibelakang rumah adlh sebuah ladang yg besar dan menuju pada  sebuah sungai.Tak lama kemudian pintu belakang terbuka."sudah  ayo..."kata pak sahrul sambil memegang sebuah lampu teplok.Mama ternyata  mengganti pakaianya,mama keluar dengan mengenakan kain sarung yg  dililitkan didadanya.Sungguh sexy mama.Dari bawah kain sarung nampak  betis mama dan sebagian paha mama yg mulus,sementara payudara yg  tertutup sarung seperti ingin berontak keluar."ayo buruan..."kata pak  sahrul.lalu mereka berjalan kearah sungai.Kuikuti dari belakang.Tiba2  pandanganku tertuju pada sebuah rumah yg terbuat dari kayu yg berada  dipinggiran sungai."sudah sampai bu.."kata pak sahrul berada 5mtr  didepan rumah yg agak seram itu.Pintu rumah itu terbuka dan keluarlah  sosok pria tua yg kira berumur 65thn,yg tak lain adlh pak Ronggo.Pak  Ronggo adlh orang pintar,ia dipercaya sebagai tukang  pijat."masuklah..."kata pak Ronggo.Mama dengan gerakan kaku dirangkul  oleh pak sahrul dan masuk kedalam.Aku berusaha mendekat,akhirnya aku  mendapat lubang disudut kanan rumah.Mama dihadapan pak ronggo sementara  pak sahrul disamping kananya."ada datang non..."tanya pak  renggo."saya..anu...saya ingin mendapat kepuasan yg lebih selama  berhubungan intim pak..."kata mama.Tatapan pak renggo mulai  menggerayangi badan mama.Mulai dari leher hingga s*****kangan  mama."oh..begitu..baiklah kamu harus mengikuti perintah saya."kata pak  renggo.Pak renggo menidurkan mama diatas kasur busa dengan posisi  telungkup.Pak renggo mulai melancarkan aksinya.Pertama,ia membasahi  punggung dan paha mama dengan minyak.Setelah itu ia menyuruh mama  membuka sarungnya.Ternyata mama tdk memakai daleman apapun,dengan  sekejap payudara dan vagina mama yg bertuliskan S nampak  jelas."haha..."pak renggo tertawa.Setelah mama terlentang pak renggo  meremas-remas tetek mama dengan tangan  kasarnya."akh..ssshhh..akh.."desah mama.Remasan pak renggo membuat badan  mama bergoyang-goyang.Mamapun meremas kain sarung yg tadi ia  kenakan."pak...oh...nikmat..pak..asshh.."desah mama lagi.Tak lama,bibir  pak renggo mendarat diputing mama.cupphh..suara isapan pak renggo pada  puting mama.Pak sahrul memandangi dari pintu sambil berjaga diluar."oh  oh ahkhhhhhhhh..."teriak mama ketika puting mama diplintir dengan sangat  keras.Kemudian pak renggo turun menjilati paha mama dan sampai pas  didepan bibir vagina mama.Pak renggo menyentil itil mama dan dijilatinya  bibir vagina mama yg berwarna merah."ah.. pak.."mama tak berhenti mendesah nikmat.Tangan pak renggo mulai  menyodok2 vagina mama."pak..akh.."desah mama dan menggerakan pantatnya  naik turun.Gerakan itu membuat pak renggo emosi,dengan keras pak renggo  memukul belahan pantat mama"pakkkk".Mama berhenti menggerakan pantatnya  dan berganti menggelengakan kepalanya."aku..akh..klu..ar..pak.."kata  mama.Tubuh mama bergetar hebat dan pak renggo langsung membuka mulutnya  dan menjilati air orgasme mama.Setelah itu,pak renggo mengambil sesuatu  dari luar.
  Pak renggo mengambil ujung sebuah kayu dengan ujungnya yg tumpul mirip kepala penis dan dilapisi dengan sebuah plastik tipis. Kemudian kayu itu dicelupkan kedalam kaleng cet kecil yg berisi 1/2  cairan mirip sperma."apa itu pak.."tanya pak sahrul."ya itu air maniku  yg kusimpan mulai 3bln yg lalu.."kata pak renggo.kayu yg dilapisi  plastik itu telah basah dan pak renggo siap menusukan kedalam vagina  mama."akhhhhh..pak..sakit..."jerit mama."pak..leps..kan.."tambah  mama.Tapi pak rengo terus berusaha memasukan kayu yg diameternya kira  6cm dan panjang 15cm itu."akhh..."jerit mama.Setelah masuk setengah pak  sahrul mengocok kayu itu divagina mama.Mama mendesah  panjang."bu...enak.."tanya pak renggo."eh..ena..k..pak..sshh.."jawab  mama."kamu ini pasienku atau lonteku.."tanya pak renggo."pasien  pak..."jawab mama.Pak sahrul mengocok dengan sangat cepat. "pak...aku..lon..temu.."jawab mama.Pak sahrul mencabut kayu itu."ayo  bu...minum ini..."kata pak renggo menyodorkan kaleng cat berukuran kecil  kemulut mama."kamu ini lonteku atau pasienku sih..."tanya pak  renggo."lonte pak.."kata mama yg telah membuka mulutnya.Baru  seteguk,mama sedikit memuntahkan sprema dilantai.Pak renggo langsung  menjambak rambutnya."akh..""jangan kau tumpahkan atau akan kusemprotkan  kevaginamu.."kata pak renggo.Dengan bantuan tangan pak sahrul yg  menjepit hidung mama.Mama meneguk sperma itu."ha..ha...bagus bu.."kata  pak renggo setelah puas melihat mama menghabiskan seluruh spermanya.Mama  kelihatan sedikit mual."kini saatnya penisku bermain.."kata pak  renggo.Pak renggo membuka celananya.Nampaklah penis hitam pak renggo yg  berukuran org negro itu.Lalu pak renggo menyuruh mama bergaya dogie  styel,dan pak renggo menusukan penis itu kevagina mama."akh..."desah  mama.Pak renggo mengoyang dengan penuh sahdu dan pelan.Nampaknya pak  renggo tdk ingin terlalu membuat mama letih dan ingin melancarkan asyik  yg lain."ah..bu nikmat sekali vagina  mu,,...""oh...terus...aku..milikmu.."kata mama.Goyangan itu membuat  bangkit nafsuku,diam2 aku mengocok penisku.Beberapa saat  kemudian"pak..saya kuluar."kata mama dan tiba2 badan mama menggejang  kembali,orgasme kedua kalinya.Lalu pak renggo mengganti posisi dengan  cara berhadan.Digaya ini pak renggo dengan sadis melahap bibir mama  hingga mama hanya bisa mendesah sesekali.Begitu juga tetek mama yg terus  diremasnya.Mama kembali orgasme.Dan gaya terakir adlh gaya  gunting.Digaya ini pak sahrul mendapat kesempatan memasukan penisnya  dianus mama."akh...sakit.."desah mama.Ketika mulai bergoyang mama tdk  lagi mengerang kesakitan tapi semakin bernafsu dan  berkata"terus...pua..skan..aku..oh..teru...s"berul ang kali.Terlihat  mama terus memejamkan matanya ketika pak renggo meremas  payudaranya."pak..ah..saya..klua..r.."kata mama.Kedua lelaki itu  menghentikan gerakanya dan mama mendesah.Setelah mama orgasme pak sahrul  ikut orgasme dan menumpahkan dianus mama.Lalu pak renggo mengganti  posisinya lagi,kini mama ditelentangaknya dan ia kembali memompa  mama.Pak renggo kini bermain cepat.Tanpa henti ia menggoyangkan penisnya  sangat cepat hingga tetek mama ikut bergoyang naik turun.Kecepatanya  melebihi kecepatan yg kutonton difilm BF.Dan tak lama kemudian,pak  renggo mencapai puncaknya dan juga mama orgasme untuk kesekian  kalinya.Setelah puas,mama ditelentangkanya dilantai.Sementara pak renggo  minum air dan memakai celanya."dashyat rul...."kata pak renggo."gimana  kita anter sekarang...""ayuk..saya udah ambil bajunya neeh..."kata pak  sahrul.Sebelum memakaikan mama baju,pak renggo menyiram badan mama  dengan air yg berada di jerigen yg berisi bunga."biar gak  ketahuan.."kata pak renggo.Melihat mereka memakaikan mama baju,aku  berlari menuju ketempat keretaku dan pulang kerumah.Sampai dirumah  kulihat jam didinding menunjukan pukul 11.45 malam.Tak lama setelah aku  minum terdengar suara becak pak sahrul.Aku masuk kekamar.Kuintip dari  ventilasi,pak renggo menggendong mama kedalam kamar dan melemparnya  kekasur.Mama tdk memakai pakaian awal,melaikan daster yg aku tak tahu  dari mana.Tak lama kemudian kudengar suara suara becak pak sahrul yg  seperntinya mengantar pak renggo pulang.
  Aku keluar dari kamar dan masuk kekamar mama,badan mama wangi,mungkin  karena bunga tadi.Sebelum kekamar aku menusukan tanganku kevagina mama  dan kucium wangi vagina mama yg bercampur dengan bau sperma.Lalu aku  pergi tidur.Paginya aku terbangun pukul 6 lalu aku mandi.Setelah  berpakaian,aku keluar.Suasana masih sepi,pintu kamar mama terbuka dan  aku mendengar suara air dari dalam kamar mandi.Rupanya mama lagi  mandi.Setelah permisi sama mama,aku pergi kesekolah.Jam 2 aku sampai  dirumah.Setelah makan,aku pergi untuk membeli pulsa.Aku sengaja tdk  memberi tahu mama yg ada dikamar.Karena tdk jauh,berjalan kaki.Setelah  membeli pulsa,aku berjalan pulang."kemana orang2.."gumanku.Suasana siang  itu amat sepi,hanya ada beberapa pemulung sepanjang jalan  rumahku.Terlihat sebuah mobil minibus hijau terpakir didepan rumahku.Aku  kemudian bersembunyi dibak sampah setelah melihat pak sahrul berdiri  didepan rumahku.Tak lama kemudian mama keluar dengan memakai tanktop  merah keputih-putihan dan celana panjang hitam yg ketat.Pak sahrul  ternyata bersama pak renggo dan pak saiful.Pak saiful adlh pemilik mobil  yg juga merupakan salah seorang jur**** dari pada tukang becak.Konon  katanya dia memiliki 3org istri.Setelah menghidupkan mobil mereka  pergi.Karena keretaku sengaja kuparkirkan diteras,aku tdk kehilangan  jejak mereka.Ternyata mereka menuju sebuah gudang bekas tempat  perjudian.Daerahnya dari agak jauh dari rumah penduduk kampung  sekitar.Setelah mobil terpakir,mama turun dengan memeluk pinggang pak  saiful.Tangan pak saifulpun memeluk sambil mengelus rambut mama yg  panjang.Lalu pak sahrul menutup pintu depan gudang itu.Kuparkirkan  keretaku dibali1k pohon2 dan kupastikan takkan ada orang yg bisa melihat  dari kejauhan.Lalu aku berjalan mengelilingi gedung itu.Berkat  keahlianku,aku berhasil masuk tanpa sepengetahuan mereka.Aku bersembunyi  dibalik tumpukan tong-tong minyak.Pak saiful yg memakai kemeja pantai  dan celana hitam sedang asyik mengelus rambut mama sambil  bercerita-cerita.Mereka tampak seperti sepasang kekasih.Mamapun tak  henti ketawa dibuatnya.Mereka berdua duduk diatas papan kayu.Tak lama  kemudian,pak sahrul membisikan seusatu kepada pak saiful."sebentar ya  sayang.."kata pak saiful.Kemudian pak saiful mengeluarkan 10lmbr uang  100rb dan memberikan kepada pak sahrul.Kemudian pak sahrul dan pak  saiful keluar.Sambil berjalan kearah mama,tangan pak saiful membuka  1per1 kancing bajunya.Tepat dibelakang mama,pak saiful hanya mengenakan  celana panjangnya.Mama bangkit dan mereka saling berhadapan.Tangan pak  saiful memegang pinggang mama.cuppfff...mereka berdua bercium  mesra.Tangan mama melingkar dileher pak saiful.Ciuman pak saiful pun  turun kepipi dan kuping mama.Dengan kedua tanganya,pak sahrul menurunkan  tanktop merah mama sekaligus bh putih mama.Bibir pak sahrul pun turun  menjilati payudara mama dengan penuh gairah.Tanganya yg meremas-remas  payudara mama membuat mama begitu terangsang.Lidahnya pun secara  bergantian menjilat dan mengisap puting mama.Pak saiful seperti seorang  anak bayi yg minta ditetekan oleh ibunya.Mamapun tak henti mendesah dan  sesekali melirik payudaranya yg dimainkan oleh pak saiful.
  Oh....shsshh...akh...desah mama.Telunjuk pak saiful menekan puting mama  kedalam.Badan mama semakin menggoyang."ah susumu msh banyak kan.."kata  pak saiful.Dengan mulut yg masih menempel diputing mama,tangan pak  saiful menurunkan celana panjang mama. Tak lama kemudian celana itu beserta cd mama telah turun hingga ke betis  mama.Pak saiful langsung mengeluarkan penisnya.Dgn sedikit mencolek dan  menjilat vagina mama,diarahkan kontolnya yg hitam itu kevagina  mama."akh.pak...oh.."desah mama.Dan lambat laun penis itu masuk kevagina  mama.Pak saiful yg berhadapan dengan mama langsung menggoyang dan  mulutnya menempel dimulut mama.Aku tdk mendengar jeritan mama.Goyangan  pak saiful sangat cepat.Sesekali pak saiful melepas ciumanya,mama  mendesah keras dan ingin mengucapkan sesuatu.Goyangan pak saiful semakin  cepat."akh..akh..akh.."desah mama berulang2.Mereka berdua saling  memejamkan mata.Pak saiful menekan keras penisnya kedalam vagina  mama.Ternyta mereka berdua telah mencapai orgasme."oh..ha.ha"desah mama  dengan nafas yg tak teratur.Mama langsung terlentang dipapan itu.Kemudia  pak saiful memakai bajunya dan bergegas meninggalkan mama.PAk saiful  keluar dan tak lama kemudian masuk pak ronggo bersama seorang dokter yg  masih muda.Badanya besar dan mempunyai jenggot tipis dan menurutku  lumayan ganteng."ini dia...."kata pak ronggo.Dokter itu mengeluarkan  semacam alat yg berbentuk mangkuk kecil.kedua alat itu dipakaikan  dikedua payudara mama dan tepatnya diputing mama.Kemudian alat itu  bergertar.Mama spontan bangkit dan mendesah tapi mama entah kenapa tak  melawan.Setelah 5mnt,alat itu berhenti dan dicabut.Kemudian dokter itu  menjepit puting mama dengan tanganya.Susu mama perlahan menetes."wah ibu  masih bersusu yah.."kata dokter itu.Pak ronggo tampak bahagia  melihatnya."silakan kalau dokter mau..."kata mama.Dokter itu menempelkan  mulutnya diputing mama,secara bergantian ia menghisap puting mama.mama  memejamkan matanya sambil mendesah.Dokter itu menyedot kuat payudara  mama.Badan mama mengenjang dan mama orgasme.Kemudian dokter itu bangkit  dan akan pergi."pak apa mungkin istri saya ini dapat hamil..."tanya pak  ronggo."masih bisa...jika bapak mau dapat meminta pertolongan  saya.."kata dokter itu."sekarang pak."kata pak ronggo.Lalu dokter itu  memberikan sebuah resep kepada pak ronggo."ini silakan dicoba..tapi  sebelumnya istri bapak harus saya bersikan vaginanya dari sperma yg ada  didalamnya."kata dokter.Lalu pak ronggo membawa mama dan dokter itu  kerumah.Dirumah aku tdk tahu apa yg terjadi karena pak ronggo berjaga  didepan rumah.Setelah dokter itu keluar dengan wajah yg berseri dan  pergi dengan becak pak renggo,aku masuk.Didalam aku menemukan mama  tegeletak dikasur dengan rambut yg berantakan dan bugil.Bulu vagina mama  botak dan dari vagina mama menetes air."oh..ssh..."desah mama keluar  dari mulut mama.Mama duduk dikasur dan memegang vaginanya.Kemudian ia  masuk ke wc dengan jalan yg tak lurus.Sejak kejadian itu,pak renggo  selalu meminta jatah dengan mama.           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - birahi di Pinggir tol               May 2nd 2013, 13:03                                               Cerita Mesum Ngentot di pinggir tol, mungkin jarang yang  menceritakannya. Akupun tak pernah merencanakan atau membayangkan ini  terjadi. Bahkan dengan pasanganku sendiri. Entah karena apa, awal  perkenalan dengan seorang cewek membawaku pada petualangan gila,  bercinta di pinggir tol.
      "Sebentar sayang", sahutku, "Kita cari tempat yang aman."     Aku tarik dia melewati pagar pengaman tol dan ditengah rimbun pohon  aku senderkan dia dan mengangkat kaki kanannya. Dengan bernafsu aku buka  celanaku dan megarahkan penisku ke vaginanya tapi cukup sulit juga.  Akhirnya dia menuntun penisku memasuki     vaginanya. Luar biasa
 
 
  Pagi ini ketika di dalam bus menuju ke kantor aku duduk di sebelah cewe cantik dengan tinggi 150 cm, umur sekitar 27 tahun, bertubuh sekal dan berkulit putih.  Mula-mula aku tidak perduli karena hobiku untuk tidur di bis sangat  kuat namun hobi itu lenyap seketika ketika cewe di sebelahku menarik tas  dipangkuannya untuk mengambil hp-nya yg berdering. Sepasang paha putih  mulus menyembul dari rok biru tua yang dipakainya. Pemandangan itu cukup  menarik sehingga menggugah seleraku menjadi bangkit. Aku lantas mencari  akal bagaimana memancing percakapan dan mencari informasi.
  Sepertinya sudah alamnya ketika kita kepepet seringkali ada ide yg  keluar. Saat itu setelah dia selesai menelefon tiba-tiba mulutku sudah  meluncur ucapan : "Wachhh... hobinya sama juga yach !" Sejenak dia memandangku bingung, mungkin berpikir orang ini sok akrab banget sich. "Hobi apaan ?" tanyanya. "Itu nitip absen", sahutku dan dia tertawa kecil. "Tau aja kamu. Dasar tukang nguping", sahutnya. Akhirnya obrolan bergulir. Selama percakapan aku tidak menanyakan nama,  pekerjaan maupun teleponnya, tapi lebih banyak cerita lucu. Sampai  akhirnya dia ngomong "kamu lucu juga yach.., nggak kaya cowo yang laen." "Maksud kamu ?" tanyaku lagi. "Biasanya mereka baru ngobrol sebentar udah nanya nama terus minta nomor  telepon." Obrolan terus berlanjut sampe dia turun di Thamrin dan aku  terus ke kota.
  Dua hari kemudian aku bertemu dia lagi. Dia menghampiriku dan duduk  disebelahku. Dia bercerita bahwa teman-temannya penasaran karena dia  hari itu punya banyak cerita konyol. Pagi itu kami menjadi lebih akrab.  Sambil bercanda tiba-tiba dia berkata : "Kamu pasti suka maen cewe yach, soalnya kamu jago ngobrol banget. Pasti banyak cewe di bis ini yang kamu pacarin." Sumpah mati aku kaget sekali denger omongan dia. Kayanya maksud aku buat  kencan ama dia udah ketauan. Akhirnya karena udah nanggung aku ceritain  aja ke dia kalo aku sudah beristri dan punya anak. Ech rupanya dia  biasa aja, justru aku yang jadi kaget karena ternyata dia sudah bersuami dengan satu anak. Wuichhh, nggak nyangka banget kalo doi udah punya anak.
  Selanjutnya sudah bisa ditebak. Obrolan sudah lebih ringan arahnya.  Akupun mulai memancing obrolan ke arah yang menjurus sex. Keakraban dan  keterbukaan ke arah sex sudah di depan mata. Sampai suatu sore setelah  dua bulan perkenalan, kami janjian pulang bareng. Posisi duduk kami  sudah akrab dan menempel. Bahkan dia tidak sungkan lagi mencubit aku  setiap dia menahan tawa atau tidak tahan aku goda. Beberapa kali ketika dia mencubit aku tahan tangannya dan dia tampaknya tidak  keberatan ketika akhirnya tangan kirinya aku tumpangkan di pahaku dan  aku elus-elus lengannya yang berbulu cukup lebat sambil terus ngobrol.
  Akhirnya dia sadar dan berbisik, "Wachh, kok betah banget ngelus tanganku, entar bersih lho." "Habis gemes aku liat bulunya, apalagi kumis tipis kamu," sahutku sambil nyengir. "Dasar gila kamu," katanya sambil menyubit pahaku. Serrrrrr..., pahaku berdesir dan si junior langsung bergerak memanjang.  Aku lihat bangku sekelilingku sudah kosong sementara suasana gelap malam  membuat suasana di dalam bis agak remang-remang. Aku angkat tangan  kirinya dan aku kecup lembut punggung jarinya. Dia hanya tersenyum dan  mempererat genggaman tangannya. Akhhhhh... sudah ada lampu hijau  pikirku.
  Akhirnya aku teruskan ciuman pada punggung jarinya menjadi gigitan kecil  dan hisapan lembut dan kuat pada ujung jarinya. Tampaknya dia menikmati  sensasi hisapan di jarinya. Wajahnya tampak sendu dan akhirnya dia  menyender ke samping pundakku. Akhirnya ketika bis memasuki jalan tol, aktivitas kami meningkat. Tangan  kananku sudah mengusap payudaranya yang putih berukuran 36 B. Terasa  padat dan kenyal. Putingnya semakin lama semakin mengeras dan terasa  bertambah panjang beberapa mili. Sementara itu tangannya juga tidak  tinggal diam mulai mengelus-ngelus penisku dari luar. Setelah beberapa  menit tibaâ€"tiba sikapnya berubah menjadi liar dan agresif. Dia tarik  ritsletingku dan terus merogoh dan meremas penisku yang sudah tegang.  Tanganku yang di dada ditarik dan diarah kan ke s*****kangannya. Aku  tidak dapat berbuat banyak karena posisinya tidak menguntungkan sehingga  hanya bisa mengelus pahanya saja.
  Turun dari bis aku bilang mau anter dia sampai dekat rumahnya. Aku tau  kita bakal melewati pinggir jalan tol. Daerah itu sepi dan aku sudah  merencanakan untuk menyalurkan hasratku di daerah itu. Tampaknya dia  memiliki pikiran yang sama. Ketika berjalan, tanganku merangkul sambil mengelus payudaranya dari luar dan  ketika kita melewati jalan yang sepi tersebut aku langsung mencium dan  menghisap bibirnya. Dengan cepat dia menyambut bibirku, menghisap dan  menyedotnya. Tangannya langsung beraksi menurunkan ritsleting celanaku  dan aku sendiri langsung mengangkat roknya. Rrrretttttt... aku tarik  kasar cdnya..., jariku langsung menyelusup masuk ke vaginanya terasa  hangat dan licin. Rupanya dia sangat terangsang sejak di bis tadi.
  Di tengah deru nafasnya dia berdesah : "Ayo mas... masukin aja... aku kepengen banget nech. Hhhhhh..." "Sebentar sayang", sahutku, "Kita cari tempat yang aman." Aku tarik dia melewati pagar pengaman tol dan ditengah rimbun pohon aku  senderkan dia dan mengangkat kaki kanannya. Dengan bernafsu aku buka  celanaku dan megarahkan penisku ke vaginanya tapi cukup sulit juga.  Akhirnya dia menuntun penisku memasuki vaginanya. Luar biasa, itulah sensasi yang aku rasakan ketika ujung  penisku mulai menyeruak memasuki vaginanya yang sudah dibasahi cairan  nafsu. Ditengah deru mobil yang melintasi jalan tol aku memompa pantatku  dengan gerakan pelan dan menghentak pada saat mencapai pangkal penisku.  Dia menyambut dengan menggigit pundakku setiap aku menghentak penisku  masuk kedalam vaginanya.
  "Ooochhhh... auchhhh... Masssss... oochhh...", desahnya. Birahi dan ketegangan bercampur aduk dalam hatiku ketika terdengar suara  orang melintasi jalan dibalik pagar. Namun lokasi kami cukup aman  karena gelapnya malam dan terlindung pohon yang cukup lebat. Bahkan  mungkin orang yang berjalan itu tidak akan berpikir ada sepasang manusia yang cukup gila untuk ber cinta di pinggir jalan tol tersebut.
  "Gantian mas... aku cape", katanya. Aku lantas duduk menyandar dan dia  berjongkok mengarahkan vaginanya. Ketika penisku kembali menyeruak  diantara daging lembut vaginanya yang sudah licin, sensasi itu kembali  menerpa diriku. Sambil memegang bahuku, dia mulai menekan pantatnya dan menggerakan pinggulnya dengan  cara menggesek perlahan, maju mundur sambil sesekali memutar. Kenikmatan  itu kembali mendera dan semakin tinggiintensitasnya ketika aku membantu  dengan menekan keatas pinggulku sambil menarik pantatnya. Desahan  suaranya makin keras setiap kali kemaluan kami bergesekan, "uchhhhh...  ssshhh... uchhhhh...". Mataku sendiri terpejam menikmati rasa yang tercipta dari pergesekan bulu kemaluan kami sambil terus menggerakkan pinggul mengimbangi gerakannya. "Terus sayang... ayo terus", desahku.
  Keringat sudah membasahi punggungnya dan gerakan kami sudah mulai  melambat namun tekanan semakin ditingkatkan untuk mengimbangi rasa  nikmat yang menjalar disekujur tubuh kami dan terus bergerak ke arah  pinggul kami, berkumpul dan berpusar di ujung kemaluan kami. Berdenyar dan ujung penisku mulai siap meledak,  sementara dia mulai mengerang sambil menjepitkan vaginanya lebih keras  lagi.
  "Hegghhhhhh... hhhegghhhh... heghhh... terus mas... sodok... sodok terussss... mas... yachhh... disitu... terus... terussss... ooocchhhhhhh", dengan desahan panjang sambil mendengakkan  kepalanya, dia menekan dan menjepit keras penisku sementara vaginanya  terus berdenyut-denyut. Aku hanya bisa terdiam sambil memeluk tubuhnya menunggu dia selesai  orgasme. Ketika jepitannya mulai mengendur aku langsung bereaksi  meneruskan rasa yang tertunda itu, tanpa basa basi rasa nikmat itu mulai  menerjang kembali, berkumpul dan meledak menyemburkan cairan  kenikmatanku ke dalam vaginanya. Aku sodokan penisku sambil menekan  pinggulnya sementara kakiku mengejang menikmati aliran rasa yang menerjang keluar dari tubuhku itu.
  Setelah beristirahat beberapa menit kami saling memandang... akhirnya tersenyum dan tertawa. "Kamu memang bener-bener gila, tapi jujur aku sangat menyukai bercinta  dengan cara seperti ini. Aku belum pernah senikmat ini bercinta."  akunya. "He.. h.. he.. sama donk", kataku sambil mengecup bibirnya yang tipis  berkumis itu sementara kemaluanku mulai mengendur di dalam vaginanya.           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Yanti Sang Pemuas Nafsu               May 2nd 2013, 13:00                                               Setelah aku lulus SMA, aku melanjutkan studi di Bandung. Kebetulan aku  diterima di sebuah PTN yang terkenal di Bandung. Mengenai hubunganku  dengan tante "U" di kota asalku sudah berakhir sejak kepindahan keluarga  Oom U ke Medan, dua bulan menj***** aku ujian akhir SMA. Namun kami  masih selalu kontak lewat surat atau telepon.
  Perpisahan yang sungguh berat, terutama bagiku; mungkin bagi tante U,  hal itu sudah biasa karena hubungan sex buat dia hanya merupakan suatu  kebutuhan biologis semata, tanpa melibatkan perasaan. Namun lain halnya  denganku, aku sempat merasa kesepian dan rindu yang amat sangat  terhadapnya, karena sejak pertama kali aku tidur dengannya, hatiku sudah  terpaut dan mencintainya. Sejak aku mengenal tante U, aku mulai  mengenal beberapa wanita teman tante U, mereka semuanya sudah  berkeluarga dan usianya lebih tua dariku. Wanita lain yang sering  kutiduri adalah tante H; dan tante A seorang janda cina yang cantik.  Jadi semenjak kepindahan tante U ke Medan, merekalah yang menjadi teman  kencanku. Karena tante H dan tante A sudah berstatus janda, maka tak ada  ke-sulitan bagi kami untuk mengatur kencan kami.
  Hampir setiap hari aku menginap di rumah tante H, dengan tante H boleh  dikata setiap hari aku melakukan hubungan intim tidak mengenal waktu,  dan tempat. Pagi, siang sore atau malam, di kamar, di ruang tamu, di  dapur bahkan pernah di teras belakang rumahnya.Teradang kami main  bertiga, yakni aku, tante H dan tante A. Di rumah tante H benar-benar  diperas tenagaku. Sesekali waktu aku harus melayani temen tante H yang  datang ke sana untuk menghisap tenaga mudaku. Aku sudah nggak peduli  lagi rupanya aku dijadikan gigolo oleh tante H. Pokoknya asal aku suka  mereka, maka langsung kulayani mereka.
  Suatu saat aku bertemu dengan seorang gadis. Cantik dan sexy banget  bodynya. Dian namanya temen adik perempuanku. Dengan keahlianku, maka  kurayu dan kupacari Dian. Suatu hari aku berhasil mengajaknya  jalan-jalan ke suatu tempat rekreasi. Di suatu motel akhirnya aku  berhasil menidurinya, Aku agak kecewa, rupanya Dian sudah nggak perawan  lagi. Namun perasaan itu aku pendam saja. Kami tetap melanjutkan  hubungan, dan setiap kali bertemu maka kami selalu melakukan hubungan  badani.
  Rupanya Dian benar-benar ketagihan denganku. Tak malu-malu dia  mencariku, dan bila bertemu langsung memintaku untuk menggaulinya. Tapi  aneh, Dian tak pernah menga-jakku bahkan melarang aku datang ke  rumahnya. Kami biasa melakukan di motel atau hotel melati di kotaku,  beberapa kali aku mengajak Dian ke rumah tante H. Kuperkenal-kan tante H  sebagai familiku, dan tentunya aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan  untuk bercumbu dengannya di kamar yang sering aku dan tante H gunakan  bercumbu.
  Suatu hari, entah kenapa tiba-tiba Dian memintaku untuk main ke  rumahnya, katanya dia berulang tahun. Dengan membawa seikat bunga dan  sebuah kado aku ke rumahnya. Aku pencet bel pintu dan Dian yang  membukakan pintu depan. Aku dipersilahkan duduk di ruang tamu. Segera  Dian bergegas masuk dan memanggil mamanya untuk diperkenalkan padaku.  Aku terkejut dan tergugu melihat mamanya; sebab perempuan itu.. ya..  mamanya Dian sudah beberapa kali tidur denganku di rumah tante H. Mama  Dian nam-pak pias wajahnya namun segera mama Dian bisa cepat mengatasi  keadaan. Mama Dian berlagak seolah-olah tak mengenalku, padahal seluruh  bagian badannya sudah pernah kujelajahi. Beberapa saat mama Dian  menemani kami ngobrol. Dengan sikap tenangnya akupun menjadi tenang pula  dan mampu mengatasi keadaan. Kami ngobrol sambil bercanda, dan nampak  terlihat bahwa mama Dian benar-benar seorang Ibu yang sayang pada putri  tunggalnya itu.
  Keesokan harinya, mama Dian menemuiku. Di ruang tamu rumah tante H mama  Dian menginterogasiku, ingin tahu sudah sejauh mana hubunganku dengan  Dian. Aku tak mau segera menjawab, tanganku segera menarik tangannya dan  menggelandang tubuhnya ke kamar. Dia berusaha melepaskan peganganku,  namun sia-sia tanganku kuat mencekal, sehingga tak kuasa dia melepaskan  tangannya dari genggamanku. Kukunci pintu kamar dan segera aku angkat  dan rebahkan tubuhnya di atas kasur. Segera kulucuti pakaianku hingga  aku telanjang bulat, dan segera kutindih tubuhnya. Dia meronta dan  memintaku untuk tak menidurinya; namun permintaanya tak kuindahkan. Aku  terus mencumbunya dan satu persatu pakaiannya aku lucuti, dan akhirnya  aku berhasil memasukkan kontolku di vaginanya. Begitu penisku melesak  masuk, maka mama Dian bereaksi, mulai memba-las dan mengimbangi  gerakanku. Akhirnya kami berpacu mengumbar nafsu, sampai akhirnya mama  Dian sampai pada puncak kepuasan.
  Peluhku bercucuran menjatuhi tubuh mama Dian, kuteruskan hunjaman  kontolku di memeknya.. Mama Dian mengerang-erang keenakkan, sampai  akhirnya orgasme kedua dicapainya. Aku terus genjot penisku, aku  bener-bener kesal dan marah padanya, karena aku tahu dengan kejadian itu  maka bakalan usai hubunganku dengan Dian, pada-hal cinta mulai bersemi  dihatiku.
  Sambil terus kugenjot kontolku di memeknya, kukatakan padanya bahwa Dian  juga sudah sering aku tiduri, namun aku sangat mencintai, menyayangi  bahkan ingin menika-hinya. Aku katakan semua itu dengan tulus, sambil  tak terasa air mataku menetes. Akhirnya dengan hentakan yang keras aku  mengejan kuat, menumpahkan segala rasa yang aku pendam, menumpahkan  seluruh air maniku ke dalam memeknya. Badanku tera-sa lemas, kupeluk  tubuh mama Dian sambil sesenggukan menangis di dadanya. Air mata-ku  mengalir deras, mama Dian membelai kepalaku dengan penuh rasa sayang;  kemudian dikecup dan dilumatnya bibirku.
  Tubuhku berguling telentang di samping kanan tubuhnya, mama Dian  merangkul tubuh-ku menyilangkan kaki kiri dan meletakkan kepalanya  didadaku. Terasa memeknya hangat dan berlendir menempel diperutku,  tangan kirinya mngusap-usap wajahku. Tak henti-hentinya mulutnya  menciumku.
  Sambil bercumbu aku ceritakan semua kisah romanceku, hingga aku sampai  terlibat dalam pergaulan bebas di rumah tante H. Dengan sabar  didengarnya seluruh kisahku, sesaat kemudian kembali penisku menegang  keras. Segera tanganku bergerilya kembali di memeknya, selanjutnya  kembali kami berpacu mengumbar nafsu kami. Kami bercumbu benar-benar  seperti sepasang pengantin baru saja layaknya. Seolah tak ada puasnya.  Sampai akhirnya kami kembali mencapai puncak kepuasan beberapa kali.
  Setelah babak terakhir kami selesaikan, mama Dian bangkit dan  menggandengku menuju kamar mandi, kami mandi berendam bersama di kamar  mandi sambil bercumbu. Sambil berendam kami bersenggama lagi. Setelah  puas kami menumpahkan hasrat kami, kami keringkan tubuh kami dan segera  berpakaian. Nampak sinar puas membias di wajah mama Dian.
  Dengan bergandeng tangan kami keluar kamar, kupeluk pinggangnya dan  kuajak menuju ke ruang tamu. Kami duduk berdua, kemudian berbincang  mengenai kelanjutan hubunganku dengan Dian. Mama Dian ingin agar  hubunganku dengan Dian diakhiri saja, walaupun kami sudah begitu jauh  berhubungan, sekalipun Dian sudah hamil karenaku. Dia memberikan  pandangan tentang bagaimana mungkin aku menikahi Dian, sedangkan aku dan  mama Dian pernah berhubungan layaknya suami istri, sebab bagaimanapun  kami akan tinggal serumah. Bagaimana mungkin kami melupakan begitu sqaja  affair kami; rasanya tak mungkin.
  Aku bisa mengerti dan menerima alasan mama Dian, namun aku bingung  bagaimana cara menjelaskan kepada Dian. Aku tak sanggup kalau harus  memutuskan Dian. Akhirnya aku ideku pada mama Dian. Selanjutnya selama  beberapa hari aku tak mene-muidan sengaja menghindari Dian. Mamanya  memberitahu kalau Dian saat ini dalam keadaan hamil 2 bulan akibat  hubungannya denganku.
  Pada suatu hari, aku di telepon mama Dian. Dia memberitahu kalau Dian  sedang menuju ke rumah tante H untuk menca-ri aku. Aku sudah tahu apa  yang harus aku lakukan, saat itu tante H sedang menyiram tanaman  kesayangannya di kebun belakang. Segera kuhampiri dia dan aku ajak ia ke  kamar yang biasa aku dan Dian pakai untuk berkencan.
  Kulucuti seluruh pakaian tante H dan juga pakaianku sendiri, selanjutnya  kami bersenggama seperti biasanya. Tak berapa lama Dian datang dan  langsung menuju ke kamarku. Terdengar pekik tertahan dari mulut-nya saat  melihat adegan di atas ranjang; dimana aku dan tante H sedang asyik  bersenggama. Terdengar pintu kamar dibanting, Dian pulang ke rumah  dengan hati yang amat terluka. Tante H merasa tak tega dengan kejadian  itu, tante H memintaku untuk segera menyusul Dian; namun tak kuhiraukan;  bahkan aku semakin keras dan cepat menghentakan penisku di memeknya.  Tante H mengerang-erang keenakan, mengimbangi dengan gerakan yang  membuat penisku semakin cepat berdenyut. Kami mencapai orgasme hampir  bersama, aku berguling dan menghempaskan badanku ke samping tante H.  Mataku menerawang jauh menatap langit-langit kamar, air mataku bergulir  membasahi pipiku. Inilah akhir hubunganku dengan Dian, akhir yang amat  menyakitkan. Dian pergi dariku dengan membawa benih anaku di rahimnya.
  Musnah sudah impian dan harapanku untuk membina rumah tangga dengannya.  Tante H menghiburku; Dia mengingatkan aku bahwa aku sudah membuat  keputusan yang benar. Jadi tak perlu disesali. Didekapnya tubuhku, aku  menyusupkan mukaku ke dada tante H; ada suatu kedamaian disana;  kedamaian yang memabukkan; yang membangkitkan hasrat kelelakianku lagi.  Sessat kemudian kami berpacu lagi dengan hebat, hingga beberapa kali  tante H mencapai puncak kepuasan. Aku memang termasuk tipe pria hypersex  dan mampu mengatur timing orgasmeku, sehingga setiap wanita yang tidur  denganku pasti merasa puas dan ketagihan untuk mengulangi lagi denganku.
  Beberapa hari kemudian aku terima telepon Dian, sambil terisak Dian  pamit padaku karena dia dan mamanya akan pindah ke Surabaya. Aku minta  alamatnya, tapi Dian keberatan. Dari nada suaranya nampak Dian sudah  tidak marah lagi padaku; maka aku memohon padanya untuk terakhir kali  agar dapat aku menemuinya. Dian mengijinkan aku menemuinya di rumahnya,  segera aku meluncur ke rumahnya untuk Inilah saat terakhir akku berjumpa  dengan kekasihku.
  Kupencet bel pintu, mama Dian membuka pintu dan menyilahkan aku masuk.  Nampak wajahnya masih berbalut duka dan kesedihan, dia amat merasa  bersalah karena menjadi penyebab hancurnya hubunganku dengan Dian. Mama  Dian menggandengku menuju ruang keluarga, nampak Dian kekasihku duduk  menungguku.
  Melihat aku Dian bangkit dan menghampiri aku, tak kusangka pipiku  ditamparnya dengan keras. Kubiarkan saja agar rasa kesal dan tertekan  dihatinya terlampiaskan. Dian berdiri bengong setelah menamparku,  dilihat tangan dan pipiku bergantian seolah tak percaya akan apa yang  dia lakukan. Tiba-tiba ditubruk dan dipeluknya badanku, dibenamkan  mukanya ke dadaku sambil sesenggukan menumpahkan tangisnya. Aku peluk  tubuhnya dan kuelus rambut-nya.
  Agak lama kami demikian; kami menyadari bahwa saat inilah saat terakhir  bagi kami untuk bertemu. Mama Dian mendekat dan merangkul kami berdua,  dan membimbing kami untuk duduk di kursi panjang. Kami bertiga duduk  sambil berpelukan, mama Dian ditengah; kedua tangannya memeluk kami  berdua.
  Akhirnya kesunyian diantara kami terpecahkan dengan ucapan mama Dian.  Mama Dian mengatakan memberi kesempatan pada kami untuk memutuskan,  apakah akan kami lanjutkan hubungan kami atau kami putuskan sampai  disini saja. Berat sekali rasanya, jika kami teruskan hubungan kami maka berarti aku  memisahkan jalinan kasih ibu dan anak tunggalnya ini. Aku menyerahkan  keputusan akhir pada Dian. Sambil terisak Dian akhirnya memutuskan untuk  mengakhiri hubungan kami, saat kuingatkan bahwa dirahimnya ada benih  anakku, Dian menjawab biarlah.., ini sebagai tanda cinta kasih kami  berdua.., Dian kan tetap memelihara kandungannya dan akan membesarkan  anak itu dengan kasih sayangnya.
  Beberapa saat kemudian aku berpamitan, dengan berat Dian melepaskan  pelukanku, namun sebelum kami berpisah sekali lagi Dian memintaku untuk  menemaninya. Ditariknya aku ke kamarnya dan dengan penuh kasih sayang,  dibukanya pakaianku dan pakaian yang melekat di tubuhnya. Kami berdiri  berpelukan dnegan tanpa sehelai benang menempel pada tubuh kami.
  Kucumbui Dian kekasihku untuk terakhir kalinya, aku genjot penisku di  memeknya dengan lembut dan penuh perasaan, aku khawatir kalau-kalau  genjotanku akan menyakit-kan anakku yang ada dirahimnya. Semalam kami  bercengkerama, pada pagi keesokan harinya aku berpamitan. Dengan  perasaan yang amat berat dilepas kepergianku, aku berpamitan pula pada  mama Dian, aku cium punggung tangannya sebagai tanda kasih anak ke  ibunya, ditengadahkan mukaku dan dikecupnya keningku dengan penuh rasa  sayang. Aku menitipkan anakku pada Dian dan mohon padanya agar memberi  kabar saat kelahirannya nanti. Sampai disitulah akhir hubunganku dengan  Dian dan mamanya.
  Beberapa hari setelah perpisahanku dengan Dian, aku merasa sepi dan  sedih. tante H yang senantiasa menghiburku, dengan gurauan, kemolekan,  kehangatan tubuhnya, dan dengan kasih sayangnya Terkadang di dalam  kesendirianku, aku terngat tante U, dengan segala kehangatan tubuhnya.  Aku teringat moment-moment yang pernah kami jalani di salah satu kamar  di rumah tante H.
  Di salah satu kamar di rumah tante H itulah kami biasa mengumbar nafsu  kami, saling menumpahkan rasa rindu kami, sudah tak terhitung lagi  barapa banyak aku menyengga-mainya menumpahkan segenap rasa dan nafsuku,  dan sebanyak itu kami berhubungan tak pernah sekalipun kami menggunakan  alat kontrasepsi, baik itu kondom, spriral, tablet atau sebangsanya.  Jadi kami melakukannya secara alami saja, dan tentunya dapat dibayangkan  akibatnya. Yach.. tante U pergi dengan membawa banyak kenangan indahku,  membawa cintaku dan membawa pula janin dari benih yang kutanam di  rahimnya..
  Awal semester pertama sudah berjalan 2 bulan lebih 5 hari, jadi tak  terasa aku sudah menempati rumah petak kontrakanku selama itu. Setiap  hari aku berjalan kaki ke tempat kuliah, yang memang tak jauh dari rumah  kontrakanku. Setiap kali aku berangkat atau pulang kuliah, aku selalu melewati sebuah  rumah yang dihuni satu keluarga dengan dua anak perempuannya,  sebenarnya 3 orang anaknya dan perempuan semuannya. Dua sudah  berkeluarga, yaitu Kak Rani dan Kak Rina, sedangkan si bungsu Yanti  masih SMA kelas 1 (baru masuk).
  Kak Rani dan Kak Rina anak kembar, hanya saja nasib Kak Rani lebih baik  ketimbang Kak Rina. Kak Rani bersuamikan pegawai Bank dan sudah memiliki  rumah serta dua anak perempuan, sedangkan Kak Rina bersuamikan seorang  pengemudi box kanvas suatu perusahaan dan belum dikarunia anak, serta  masih tinggal bersama ibunya. Bu Maman seorang janda yang baik hati dan  sayang benar sama cucunya, yaitu anak Kak Rani.
  Pada mulanya aku berkenalan dengan Yanti, Yanti termasuk gadis yang  agresif dan aku juga sudah mendengar cukup banyak tentang petualangan  cintanya sejak dia duduk di bangku SMP, jadi masalah sex buat Yanti  bukan hal yang baru lagi.
  Perkenalanku terjadi saat aku pulang kuliah sore hari, dimana hujan  turun cukup lebat. Pada saat aku berjalan hendak memasuki mulut gang,  berhentilah sebuah angkot dan ternyata yang turun Yanti dengan seragam  SMAnya.
  Aku menawarinya berpayung bersama dan ternyata dia mau. Kuantar Yanti  sampai rumahnya, setiba di rumahnya dipersilahkannya aku masuk dan duduk  di ruang tamu, sementara dia masuk berganti pakaian. Saat aku menunggu  Yanti, Kak Rina keluar dengan membawa secangkir teh hangat dan kue.  Mulutku secara tak sadar ternganga melihat kecantikan Kak Rina. Mata  nakalku tak henti melirik dan mencuri pandang padanya. Padahal Kak Rina  hanya berpakaian sederhana, hanya mengenakan daster motif bunga  sederhana, namun kecantikannya tetap nampak. Kulitnya yang putih  kekuningan dan badannya yang segar dengan buah dada yang menonjol,  semakin menambah kecan-tikan penampilannya sore itu.
  Melihatku dia tersenyum, nampak sebaris gigi putih yang bersih berjajar.  Aku tergagap dan segera kuulurkan tangan untuk berkenalan dengannya.  Hangat tengannya dalam genggamanku, dan sambil menunggu Yanti selesai  berganti pakaian dia menemaniku ngobrol. Dalam obrolan ku dengan Kak  Rina sore itu, baru kutahu kalau Kak Rina sering melihatku saat aku  berjalan berangkat dan pulang kuliah. Itulah hari pertamaku berke-nalan  dengan keluarga Yanti.
  Pagi esok harinya, saat aku berangkat kuliah, aku bertemu Kak Rina di  mulut gang. Kami bersalaman, tiba-tiba timbul kenakalanku, kugelitik  telapak tangan Kak Rina saat kugeng-gam, ternyata dia diam saja bahkan  senyum padaku. Sejenak kami berbasa-basi bicara, kemudian aku cepat  bergegas kuliah.
  Sore hari aku baru pulang kuliah, langit mendung tebal sepertinya mau  hujan. Saat kubuka pintu rumah, kulihat Yanti dan teman kostku sedang  ngobrol di ruang tamu., rupanya dia sengaja datang untukku. Tak lama  kemudian temen kostku pamit mau kuliah sore sampai jam 19.00 WIB.  Setelah aku berganti pakaian kutemui Yanti dan kami ngobrol berdua.  Tiba-tiba aku teringat bahwa Yanti belum kusuguhi minum, cepat-cepat aku  permisi ke dapur untuk membuat minuman buatnya. Saat aku beranjak ke  dapur Yanti mengikutiku dari belakang, dan di dapur kami lanjutkan  obrolan kami sambil kuteruskan membuat minuman.
  Yanti berdiri bersandar meja dapur, aku mendekatinya dan iseng kupegang  tangannya. Agaknya Yanti memang mengharap suasana demikian, dia tanggapi  pegangan tanganku dengan mendekatkan tubuhnya ke tubuhku, sehingga muka  kami berjarak cuman beberapa senti saja. Hembusan nafasnya terasa  menerpa wajahku. Kesempatan itu tak kubiarkan lewat begitu saja, segera  aku sambar pinggangnya dan kucium lumat mulutnya.
  Kami berciuman agak panjang, lidah kami saling beradu dan memilin,  sementara sigap tanganku menggerayangi dan meremas pantat Yanti.  Tanganku tidak berhenti, terus bergerak menyingkap bagian depan roknya,  dan segera tanganku mengelus-elus memek Yanti yang masih tertutup celana  tipis, sementara itu mulutku menjalar dan menciumi lehernya. Yanti  merintih lembut, dan semakin mempererat pelukannya.
  Tangan kananku yang sudah terlatih segera melepas kancing depan bajunya,  selanjutnya meremas-remas buah dadanya, kulepas tali Bhnya dan segera  kujelajahi dua bukit kembarnya yang sudah mengeras. Kuhisap lembut  puting susunya, Yanti semakin menekan kepalaku ke dadanya.
  Aku sudah tahu apa yang dikehendakinya, segera kutarik dia ke kamarku,  dan segera kubuka resleting roknya, kulepas bajunya kemudian BHnya.  Nampak tubuh Yanti polos tak tertutup kain, hanya CD tipisnya saja yang  tinggal melekat di badannya. Segera kuhujani Yanti dengan ciuman,  kujilati sekujur tubuhnya, kuhisap puting susunya, dan terus mulutku  bergerak ke bawah, sambil pelan-pelan tanganku melepas CD-nya. Begitu CD-nya lepas segera kuserbu memeknya, lidahku menjilati memeknya,  sementara kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat penuh.  Yanti merintih dan mengerang, dan sesaat kemudian ditariknya bahuku ke  atas, sehingga kami berdiri berhadapan. Segera dilepas kancing bajuku,  dan dilepasnya semua pakaianku. Sambil membungkukan badan dihisap  kontolku, dijilati dan dikocoknya pelan.. Ohh.. sungguh nikmat tak  terbayang.
  Segera kudorong tubuhnya terlentang di atas dipan dan lidahku terus  bergerilya di memeknya, juga ke dua jari tanganku ikut pula menjelajahi  memeknya, ke dua pahanya mengangkang lebar dan nampak lobang memeknya  sepertinya siap melahap kontolku bulat-bulat. Yanti mengerang-ngerang  dan memintaku segera memasukkan kontol ke dalam memeknya. Mas.. ayo..  masukkan.. ayo maas..
  Hujan di luar turun dengan deras, suara hujan mengalahkan erangan dan  teriakan Yanti, sehingga aku tak khawatir orang akan mendengar suaranya.  Kubiarkan Yanti dalam keadaan begitu, sambil lidahku terus menjilati  memeknya. Yanti merintih dan mengerang.. sambil menghiba untuk segera  memulai permainan kami. Bau memeknya, semakin membangkitkan gairahku,  dan akhirnya akupun tak tahan..
  Segera kutindih tubuhnya dan kebenamkan kontolku dimemeknya dengan satu  sentakan yang sedikit agak keras. Segera kukocok memeknya dengan cepat  dan keras. Yanti mengerang, merintih dan mengimbangi gerakan keluar  masuk kontolku dengan pas.., sehingga kadang terasa kontolku bagai  dihisap dan diremas di dalam memeknya. Terasa kontolku berdenyut-denyut, sepertinya hendak keluar air maniku;  segear kuhentikan gerakan kontolku dan segara kucabut. Kugeser tubuhku  dan kumasukan penisku ke dalam mulutnya. Segera dihisap dan dikulumnya  penisku, tanpa rasa jijik. Setelah agak berkurang denyutan penisku,  segera kubenamkan lagi dalam memek Yanti.
  Bukan main, remasan dan sedotan memek Yanti. Aku jadi mengerti sekarang  beda antara memek seorang wanita yang masih gadis dan belum pernah  melahirkan dengan wanita yang sudah melahirkan seperti tante U. Kubalik  tubuh Yanti dan kuangkat pantatnya agak tinggi, sehingga Yanti dalam  posisi nungging. Segera kutancapkan penisku ke memeknya dari belakang.  Lagi-lagi Yanrti mengerang-erang kadang menjerit kecil Tiba-tiba  diangkat dan diputar badannya ke belakang, serta di raihnya kepalaku  serta diciumnya mulutku, sementara penisku tetap bekerja keluar masuk  memeknya.
  Berapa saat kemudian kuganti posisi, aku berbaring terlentang dan Yanti  menindih tubuhku. Dipegang dan dibimbingnya penisku masuk ke vaginanya,  dan segera digoyang badanya naik turun di atas tubuhku. Kuremas payu  daranya dan kuhentakan pantatku ke atas, saat badan Yanti bergerak ke  bawah menekan masuk penisku ke dalam memeknya. Tak lama kemudian gerakan  Yanti makin menggila dan makin cepat. Dari mulutnya terdengar erangan  yang semakin keras dan akhirnya badanya menegang sambil dari mulutnya  terdengar lenguhan Ughh.. Aaah.. Aaah.., kemudian tubuhnya menubruk dan  memeluk tubuhku erat-erat, mass.. aku sudah.., keluar..ooh.. Enak.. Pelan kubalik badanya, dan kutindih serta kugenjot memeknya cepat dan  keras.., terlihat mata Yanti mendelik, membalik ke atas.., mulutnya  merintih dan mengerang.. Kupercepat gerakanku dan kugenjot penisku sepenuh tenaga.., 15 menit  kemudian terasa penisku berdenyut-denyut. Kepala Yanti bergoyang ke  kanan dan ke kiri dan ke kanan, kedua kakinya mengepit pantatku sehingga  tak ada kemungkinan aku mencabut kontolku saat air maniku keluar nanti,  dan akhirnya dengan suatu sentakan yang keras kubanjiri liang memeknya  dengan cairan maniku..
  Kumarahi Yanti, karena dia tak memberiku kesempatan membuang air maniku  di luar liang kemaluannya. Aku khawatir hal ini akan berakibat fatal,  yaitu Yanti hamil.. Dia cuma ketawa kecil dan memelukku erat, sambil berbisik di telingaku  bahwa dia sudah KB suntik. Aku terheran-heran mendengarnya, karena sudah  sedemikian jauhnya pengetahuan dia tentang berhubungan sex dan menjaga  diri dari kehamilan. Mendengar itu aku lega dan segera kucium dan  kulumat mulutnya. Kami bercumbu, berciuman dan bergumul di atas dipan,  kebetulan dipanku ukurannya lebar, sehingga kami leluasa bercumbu di  atasnya.
  Dua puluh menit berlalu, terasa penisku mulai menegang dan mengeras.  Segera kumasukan lagi kontolku ke memek Yanti. Kembali kami berdua  mengumbar nafsu sepuas hati, kali ini aku tetap menjaga posisi di atas,  karena aku tahu bahwa pada ronde kedua dan ketiga aku lebih bisa  mengatur dan menahan klimaks lebih lama. Yanti mengerang dan merintih,  dan akhirnya pada puncak kepuasan yang kedua kusemburkan lagi  benih-benih manusia ke dalam rahim Yanti.
  Keringat kami telah bercampur dan membasahi tubuh kami, seprei tempat  tidur sudah berantakan nggak karuan, kami berbaring berpelukan,  kepalanya di dadaku, tangan Yanti memainkan penisku, dan sesekali kami  saling berciuman. 15 menit kemudian kami ulangi lagi hal yang sama, hingga klimaks kami  dapatkan lagi, Kembali kuguyur memeknya dengan caiaran maniku, sambil  kami berciuman panjang sekali.., seolah tak akan henti..
  Setelah cukup beristirahat, segera kami berkemas dan berpakaian, dan  tidak lupa berjanji untuk mengulangi lagi apa yang kami lakukan sore  ini. Menj***** maghrib kuantar Yanti pulang ke rumah, dan sebelum aku  pamit pulang, sekali lagi kupeluk pinggangnya dan kucium bibirnya dengan  mesra. Sejak hari itu resmilah Yanti menjadi pacar tetapku, alias  pemuas nafsuku.   Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex- Tante Anne Yang Montok!               May 2nd 2013, 04:00                                                Cerita ini terjadi saat aku masih berusia 16 tahun, dan masih bersekolah di salah satu SMA di Medan. Namaku Chris, aku peranakan Canada-Chinese. Papa saya asal Canada, dan Mama saya Chinese Indonesia. Kata teman2 wajahku sih lumayan... ganteng... ehmm. Tinggi saya 180 cm, ngak begitu tinggi dibandingkan dengan Papa yang 185 cm. Saya lahir di Canada, tapi sewaktu umur 10 tahun, Papa ditugaskan ke Medan, Indonesia. Jadi aku juga ikut, dan bersekolah disana. Mula-mula terasa asing juga kota ini bagiku. Tapi lama kelamaan aku juga dapat terbiasa. Terus terang, pemikiranku lebih condong kepada pemikiran-pemikiran Timur, mungkin karena didikan Mama yang keras. Biarpun di negara2 Barat sudah biasa terjadi hubungan seks remaja, namun aku belum pernah melakukannya dengan pacarku... well... at least pada saat itu.
  Hari ini dimulai liburan Natal. Papa tidak pulang ke Canada seperti biasanya, katanya ada banyak pekerjaan. Mama bilang kalau aku merasa bosan disini sebaiknya aku pergi ke Jakarta, sekalian menjenguk kakek. Katanya aku juga bisa mencari tante Anne kalau ada waktu. Tante Anne ini teman baiknya Mama. Sama seperti Mama, dia juga dulu sekolah di Canada, dan pernah tinggal lama disana. Saya sudah lama tidak pernah bertemu dengan tante Anne, tapi seingatku orangnya cantik sekali. Usianya sekarang mungkin sekitar 30 tahun, dia lebih muda dari mama. Sewaktu di Canada dia sering menginap di rumah kami, dan bermain-main dengan aku. Akhirnya aku iyakan tawaran mama untuk pergi ke Jakarta. Hari kedua di Jakarta, aku minta diantar oleh supir ke rumahnya tante Anne. Rumahnya terletak di salah satu kompleks perumahan di Jakarta Selatan. Sebelumnya mama sudah menelepon dan memberitahukan kepadanya bahwa aku akan datang pada hari itu.
  "Hi... wahh udah besar sekali kamu sekarang yah Chris... udah ngak tanda lagi Tante sama kamu sekarang... hahaha", seingatku kira-kira begitulah katanya sewaktu pertama kali melihat aku setelah sekian tahun ngak jumpa. Wajahnya masih saja sama seperti yang dulu, seakan dia tidak bertambah tua sedikitpun. "Oh yah... tuh supirnya disuruh pulang aja Chris... ntar kamu bawa aja mobil Tante kalo mau pulang...", aku pun mengiyakan, dan menyuruh pulang supirnya. "Wah... besar sekali rumahnya yah Tante...", kataku sewaktu kami memasuki ruang tamu. Aku dengar dari mama sih, katanya suaminya tante Anne ini anak salah seorang konglomerat Jakarta, jadi ngak heran kalau rumahnya semewah ini. Setelah itu kami ngobrol-ngobrol, dia menanyakan keadaan mama, papa dan kakek. Tante Anne juga sudah lama tidak betemu dengan Mama. Lumayan lama kami ngobrol, setelah itu dia mengajak aku untuk makan malam.
  "Makan dulu yuk Chris... tuh udah disiapin makanannya sama si Ning", katanya menunjuk ke pembantunya yang sedang menghidangkan makanan di meja makan. "Kita ngak nunggu Om Joe??", aku menanyakan suaminya. "Oh... ngak usah... Om mu ngak pulang malam ini katanya" "Oh... ok deh", kataku sambil beranjak ke ruang makan. Rumah sebesar ini cuman dihuni sendirian dengan pembantunya. Berani juga tanteku ini. "Kamu berani pulang ntar Chris?? Udah malem loh ini...", katanya sambil ngelirik ke jam dinding yang udah nunjukin jam 7 lewat 30 menit. "Ah berani kok Tante..." "Hmmm... mending kamu tidur disini aja deh malem ini... tuh ada kamar kosong di atas" "Umm... iyah deh... ntar aku telepon ke Kakek kalo gitu...", dalam hati aku mengira bahwa tanteku ini menyuruhku menginap karena dia takut sendirian di rumah, sama sekali tidak ada pikiran negatif dalam otakku sewaktu aku mengiyakan tawarannya. Sehabis makan aku pun menelepon ke rumah kakek, dan memberitahu bahwa hari ini aku menginap di rumahnya tante Anne.
  "Oh iyah... kalau kamu mau mandi air panas, pake aja kamar mandi Tante. Ntar kamu pake aja bajunya Om Joe. Yuk sini!!" "He-eh", aku mengangguk sambil mengikutinya. Kamar mandi yang dimaksud terletak di dalam kamarnya. Kamarnya benar-benar mewah dan besar. Dengan tempat tidur ukuran double di tengah-tengah ruangan, mini theatre set, dan sebuah kamar mandi di sudut ruangan. "Nih... coba... bisa pake ngak kamu??", dia memberikan t-shirt dan celana pendek kepada aku.
  "Bisa kayaknya...", aku pun mengambil pakaian itu dan membawanya ke kamar mandi. Sehabis dari kamar mandi, aku sempat sedikit kaget melihat tante Anne. Dia mengenakan baju tidur tipis, tidur tengkurap di atas tempat tidur. Kelihatan dengan jelas celana dalamnya, tapi aku tidak melihat tali BH di punggungnya. Terangsang juga aku melihat pemandangan seperti itu. Kelihatannya ia tertidur saat menonton TV. TV nya masih menyala. Aku berjalan ke arah TV, bermaksud mematikannya. Melihat adegan panas yang sedang berlangsung di TV, mendadak aku terdiam pas di depan TV. Kulihat kebelakang, tante Anne masih tidur. Aku berdiri menonton dulu, sekedar iseng. 5 menit lagi ah baru kumatikan, begitu pikiranku saat itu.
  "Hey...", saat aku sedang asyik menonton, tiba-tiba terdengar teguran halus tante Anne, diikuti oleh tawa tertahannya. Aku benar-benar malu sekali waktu itu. Aku berbalik ke belakang sambil tersenyum malu-malu. Waktu aku berbalik, kulihat tante Anne sudah duduk tegak di atas tempat tidur. Samar-samar terlihat puting susunya dari balik baju tidurnya yang tipis. "Kirain Tante udah tidur...hehe", kataku asal-asalan sambil berjalan hendak keluar dari kamar. "Chris... bisa tolong pijitin badan Tante?? Pegel nih semua...", terdengar suara helaan nafas panjang, dan suara kain jatuh ke lantai. Saat aku berbalik hendak menjawab, kulihat tante Anne sudah kembali tidur tengkurap di tempat tidur, tapi kali ini tanpa baju tidur, satu-satunya yang masih dikenakannya adalah celana dalamnya.
  "Ya...", hanya itu saja yang bisa keluar dari mulutku. Aku pun berjalan ke arah tante Anne. Sedikit canggung, kuletakkan tanganku di atas bahunya. "Engghh...", terdengar dia mengerang perlahan. "Om Joe kapan pulangnya Tante??", kuatir juga aku ketahuan oleh suaminya. "Emmm... mungkin minggu depan... ngak tau deh... kalau Om mu sih... jarang dirumah. Mungkin seminggu pulang sekali", dalam hati aku merasa kasihan juga kepada tante Anne. Pantas saja dia merasa kesepian. "Fhhuuuhhh...", kembali terdengar helaan nafas panjang. "Kamu udah punya pacar Chris??", tanyanya memecah keheningan.
  "Yah... di Medan" "Hehehe... cantik ngak Chris??", tante Anne emang dari dulu senang bercanda. Sangat berbeda dengan ibuku yang kadang bersikap agak tertutup, tante Anne adalah penganut kebebasan Barat. Aku hanya tersenyum saja menjawab pertanyaannya. "Turun dikit Chris...", aku pun menurunkan pijatanku dari bahu ke punggungnya. "Kamu duduk aja di atas pantat Tante... supaya bisa lebih kuat pijitannya". Aku yang semula mengambil posisi duduk di sampingnya, sekarang duduk di atas pantatnya. "Unghh... berat kamu...", mendengus tertahan dia waktu aku duduk di atasnya. "Hehehe... tapi katanya suruh duduk disini...", cuek saja aku melanjutkan pijatanku. Kontolku sudah terasa menegang sekali, sesekali aku tekan kuat2 kontolku ke pantat tante Anne. Walaupun aku masih memakai celana lengkap, namun sudah terasa nikmat dan hangat sewaktu kontolku aku tekan ke pantatnya. "Iiihh... nakal ya... bilangin mama kamu lho...", katanya sewaktu merasakan kontolku menekan-nekan pantatnya.
  "Udah belom Tante?? Udah cape nih...", kataku setelah beberapa menit memijat punggungnya. "Iyah... kamu berdiri dulu deh... Tante mo balik...", aku berdiri, dan tante Anne sekarang berbalik posisi. Sekarang aku bisa melihat wajahnya yang cantik dengan jelas, payudaranya yang masih kencang itu berdiri tegak dihadapanku. Puting susunya yang merah kecoklatan terlihat begitu menantang. Aku sampai terbengong beberapa detik dibuatnya. "Hey... pijit bagian depan dong sekarang...", katanya. Aku duduk di atas pahanya, kuremas dengan lembut kedua teteknya. Lalu kupuntir-puntir puting susunya dengan jari-jariku. "Ihh... geli... hihihihi...", cekikikan dia. Aku benar-benar sudah tidak bisa mengendalikan nafsuku lagi.
  Sekarang ini yang ada dalam otakku hanyalah bagaimana memuaskan tante Anne, memberinya kepuasan yang selama ini jarang ia dapatkan dari suaminya. Rasa kasihan akan tante Anne yang telah lama merindukan kehangatan laki-laki bercampur dengan nafsuku sendiri yang sudah menggelora. Aku menarik celana dalamnya dengan agak kasar. Kulihat dia hanya diam saja sambil m! emejamkan mata pasrah. Kuakui inilah pertama kalinya aku melihat wanita telanjang secara nyata. Tapi agaknya aku tidak begitu canggung, sepertinya aku melakukan semuanya dengan begitu alamiah. Tante Anne membuka lebar kedua pahanya begitu celana dalamnya kulepas. Kulihat dengan jelas pepeknya dengan bulu-bulu halus yang dicukur dengan rapi membentuk segitiga di sekitarnya. "Udah sering beginian yah kamu Chris??", tanyanya heran juga melihat aku begitu mantap. "Ehh... ngak kok... baru sekali Tante...", nafasku sudah memburu... kata-kata pun sudah sulit kuucapkan dengan tenang. Kulihat nafas tante Anne juga sudah mulai memburu, berkali-kali ia menarik nafas panjang untuk menenangkan diri. "Jilatin dong Chris...", katanya memelas. Mulanya aku ragu-ragu juga, tapi kudekatkan juga kepalaku ke pepeknya. Tidak ada bau tidak enak sama sekali, tante Anne rajin menjaga kebersihan pepeknya aku kira. Kujulurkan lidahku menjilati dari bawah menuju ke pusar. Beberapa menit aku bermain-main dengan pepeknya. Tante Anne hanya bisa mengerang dan menggelinjang kecil menahan nikmat. Kulihat ia meremas sendiri buah dadanya dan memuntir-muntir sendiri puting susunya. Aku berdiri sebentar, melepaskan semua pakaianku. Bengong dia melihat kontolku yang 18 cm itu. Aku cuman tersenyum kepadanya, dan melanjutkan menjilati pepeknya. Beberapa saat kemudian ia meronta dengan kuat. "Aaahh... ohh God... aaargghhh...", bagaikan gila, dia menjepit kepalaku dengan pahanya, lalu menekan kepalaku supaya menempel lebih kuat lagi ke pepeknya dengan dua tangannya. Aku susah bernafas dibuatnya.
  "Lagi... arghh... clitorisnya Chriss... ssshhh... yah... yah... lagi... oooohh...", makin menggila lagi dia ketika aku mengulum clitorisnya, dan memainkannya dengan lidahku di dalam mulut. Aku memasukkan lidahku sedalam-dalamnya ke dalam lubang pepeknya. Bau cairan kewanitaan semakin keras tercium. Pepeknya benar-benar sudah basah. Tiba-tiba dia menjambak rambutku dengan kuat, dan menggerakkan kepalaku naik turun di pepeknya dengan cepat dan kasar. Lalu ia menegang, dan tenang. Saat itu juga aku merasa cairan hangat semakin banyak mengalir keluar dari pepeknya. Aku jilatin semuanya. "Ohhh... God... bener2 hebat kamu Chris... lemes Tante... aahh... ngak kuat lagi deh untuk berdiri... shitt... udah lama ngak begini...", dia terbujur lemas setelah 1/2 jam yang melelahkan itu. Aku cuman tersenyum. Perlahan kutarik kedua kakinya ke tepi tempat tidur, kubuka pahanya selebar-lebarnya dan kujatuhkan kakinya ke lantai. Pepeknya sekarang terbuka lebar. Nampaknya ia masih terbayang-bayang atas peristiwa tadi dan belum sadar atas apa yang kulakukan sekarang padanya. Begitu ia sadar kontolku sudah menempel di bibir pepeknya. "Ohh... ", ia cuman bisa menjerit tertahan. Lalu ia pura-pura meronta tidak mau. Aku juga tidak tahu bagaimana cara memasukkan kontolku ke dalam pepeknya. Aku sering lihat di film-film, dan mereka melakukannya dengan mudah. Tapi ini sungguh berbeda. Lubangnya sangat kecil, mana mungkin bisa masuk pikirku. Tiba-tiba kurasakan tangan tante Anne memegang kontolku dan membimbing kontolku ke pepeknya.
  "Tekan disini Chris... pelan2 yah... punya kamu gede banget sih...", pelan ia membantuku memasukkan kontolku ke dalam pepeknya. Belum sampai seperempat bagian yang masuk ia sudah menjerit2 kesakitan. "Aahhhh... sakitt... oooh... pelan2 Chris... aduuh....", tangan kirinya masih menggenggam kontolku, menahan laju masuknya agar tidak terlalu deras. Sementara tangan kanannya meremas-remas kain sprei, kadang memukul-mukul tempat tidur. Aku merasakan kontolku diurut-urut di dalam pepeknya. Aku berusaha untuk memasukkan lebih dalam lagi, tapi tangan tante Anne membuat kontolku susah untuk masuk lebih ke dalam lagi. Aku menarik tangannya dari kontolku, lalu kupegang erat-erat pinggulnya. Kemudian kudorong kontolku masuk sedikit lagi. "Aduhhh... sakkkitt... ooohhh... ssshhhh... lagi... lebih dalam Chriss... aaahhhh", kembali tante Anne mengerang dan meronta. Aku juga merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak sabar lagi kupegang erat pinggulnya supaya ia berhenti meronta, lalu kudorong sekuatnya kontolku kedalam. Kembali tante Anne menjerit dan meronta dengan buas. Aku diam sejenak, menunggu dia supaya agak tenang. "Goyang dong Chris...", dia sudah bisa tersenyum sekarang. Aku ! menggoyang kontolku keluar masuk di dalam pepeknya. Tante Anne terus membimbingku dengan menggerakkan pinggulnya seirama dengan goyanganku. Lama juga kami bertahan di posisi seperti itu. Kulihat dia hanya mendesis, sambil memejamkan mata. Tiba-tiba kurasakan pepeknya menjepit kontolku dengan sangat kuat. Tubuh tante Anne mulai menggelinjang, nafasnya mulai tak karuan, dan tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.
  "Ohhh... ooohh... Tante udah mo keluar nih... sshh... aaahh...", goyangan pinggulnya sekarang sudah tidak beraturan. "Kamu masih lama ngak Chris??? Kita keluar bareng aja yuk.... aahhh...", tak menjawab, aku mempercepat goyanganku. "Aahhh... shitt... Tante keluar Chrisss... ooohhh... gile...", dia menggelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku. Aku semakin bersemangat menggenjot. Aku juga merasa bahwa aku bakal keluar tidak lama lagi. "Aahhh... sshh...", kusemprotkan saja cairanku kedalam pepeknya. Lalu kucabut kontolku, dan terduduk di lantai.
  End
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Terbuai Kenikmatan Sex               May 2nd 2013, 04:00                                                Aku seorang wanita walau belum pernah menikah tapi sempat  berhubungan intim dengan seorang pria kekasihku beberapa tahun  yang lalu. Hubungan kami terpaksa berhenti setahun yang lalu  ketika orang tuanya yang kaya raya tidak menyetujui hubungan  kami tersebut. Terakhir ku dengan mantan kekasihku itu telah  menikah dan pindah kekota lain yang tidak ingin kuketahui  persisnya dimana.
  Saat ini umurku 28 tahun dan bekerja sebagai salah satu  karyawan di perusahaan swasta asing sebagai salah satu staf  public relation. Gaji yang kuterima cukup lumayan untuk  tamatan sarjana publikasi, kemampuanku untuk berkomunikasi  dengan baik dan ramah terhadap siapa saja membuat aku  dipercaya untuk menghadapi persoalan-persoalan pelik, dan  menerima tamu-tamu penting.
  Suatu hari aku dipanggil oleh big bossku, dia mengeluh karena  ada inspektor dari kantor pusat di Australia yang datang dan  nampaknya boss kewalahan menghadapi pertanyaan-pertanyaannya.  Aku ditugasi untuk menemani tamu tersebut selama di Jakarta. 
  Terus terang hatiku agak bergetar ketika pertama kali bertemu  dengan Steve. Terus terang dia mempunyai sex appeal yang luar  biasa, matanya tajam, mukanya bersih dan bicaranya jernih  ditambah pakaiannya yang selalu rapih dan bermerk, termasuk  wewangian yang digunakan. Mula-mula aku nervous juga di  buatnya, tetapi setelah lama-lama hubungan kami makin relaks.  Aku berusaha untuk menyembunyikan ketertarikanku padanya,  tetapi dia nampak malah sengaja menggodaku. Mula-mula dia ajak  aku makan beberpa kali sampai aku rileks. Terus satu hari dia  ajakain aku ke cafe, nemenin dia minum, aku habis dua gelas  wine kali padahal aku nggak pernah minum. Aku rasanya nggak  mabuk tapi badan aku rada hangat dan rileks. trs dia ngajakin  nonton, aku mau aja karena nggak terlalu malam. Karena yang  nonton sepi, dia bebas rangkul-rangkul aku. Anehnya aku diem  aja, rasanya nyaman dipelukin dia. Ngeliat aku diem aja dia  makin berani, mukanya mulai di deketin ke aku tapi aku nolak  kalo dia mau cium bibir aku. Tapi tambah parah karena yang dia  cium kuping dan leher aku lama-lama lagi. Padahal itu termasuk  daerah sensitif. Kelihatannya dia tau aku mulai ser... ser  an... tangannya mulai turun ke dada aku dari bahu. Tangannya  lihai banget meskipun dari luar putaran-putaran jarinya mampu  membuat aku sesak karena buah dadaku mengeras.Tangannya terus  aku pegang, tapi yang satu ketahan yang lain aktif, dia  berhasil buka kancing-kancing bajuku bagian atas, tangannya  muter-muter diatas BHku yang tipis, malu juga rasanya kalau  dia tahu pentilku keras banget. Bibirnya yang bermain  dileherku, mulai turun ke bahu, dan.... wah gawat ternyata dia  sudah menurunkan tali beha dan bajuku sampai ke pinggang,  bibirnya bermain dia atas behaku, dan sekali rengut buah dada  kiriku terekspos pada bibirnya.......
  Begitu buah dada aku terekspos dia nggak langsung caplok tapi  pentil aku yang keras disengol-sengol dulu sama hidungnya.  Napasnya yang hangat aja sudah berhasil membuat putingku makin  keras. Terus dia ciumin pelan pelan buah dadaku yang 34 C itu  mula-mula bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua  bagian buah dadaku dicium lembut olehnya. Belum puas menggoda  aku lidahnya kemudian mulai menari-nari di atas buah dadaku.  Aku tak tertahan mulai mendesah. Akhirnya apa yang akau  khawatirkan terjadi lidahnya mulai menyapu sekitar puting dan  akhirnya..... akh....... putingku tersapu lidahnya... perlahan  mula mula, makin lama makin sering dan akhirnya putingku  dikulumnya. Ketika akau merasa nikmat dia melepaskannya.....  dan kemudian mulai mengecup dari bagian tepi lagi... perlahan  mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya putingku. Kali ini  putingku digigit perlahan sementara lidahnya berputar putar  menyapu puting itu. Sensasi yang ditimbulkan luar biasa, semua  keinginanku yang kupendam selama ini serasa terpancing keluar  dan berontak untuk segera dipuasi.
  Melihat aku mendesah di tambah berani. Selain menggigit-gigit  kecil putingku sembari lidahnya menyapu-nyapu, tangannya mulai  bermain di lututku. Terus terang aja selama menjanda aku belum  pernah ML lagi. Perasaan yang kupendam selama ini kelihatannya  mulai bergolak. Itu membuatku membiarkan tangannya  menggerayangi lutut dan pahaku. Dia tahu tubuhku merinding  menahan nikmat, karena kulitku mulai seperti strawbery  titik-titik. Dengan lihai tangannya mulai mendaki dan kini  berada diselangkanganku. Dengan lembut dia mengusap-usap  pangkal pahaku dipinggiran CDku. Hal ini menimbulkan sensasi  dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat duduk tenang lagi,  sebentar bentar menggelinjang. Aku sudah tak dapat lagi  menyembunyikan kenikmatan yang kualami. Hal ini dia ketahui  dengan lembabnya CDku. Jarinya yang besar itu akhirnya tak  mampu kutahan ketika dia memaksa menyelinap dibalik CDku dan  langsung menemukan clitku. dengan gemulai di amemainkan  jarinya sehingga aku terpaksa menutup bibirku agar lenguhan  yang keluar tak terdengar oleh penonton lain. Jarinya lembut  menyentuh clitku dan gerakannya memutar membuat tubuhkupun  serasa berputar-putar. Akhirnya pertahananku jebol, cairan  kental mulai mengalir keluar di vaginaku. dan dia tahu persis  sehingga dia mengintensifkan serangannya. Akhirnya puncak itu  datang, kepeluk kepalanya dengan erat dan kuhujamkan bibirku  ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Dia dengan sabar tetap  mengelus clitku membuatku bergetar-getar seolah tak berhenti.  Lubang vaginaku yang basah dimanfaatkan denga baik olehnya.  Sementara jari jempolnya tetap memainkan clitku, jari  tengahnya mengorek-ngorek lubangku mensimulasi apa yang dapat  dilakukan laki-laki terhadap wanita. Aku menggap-menggap  dibuatnya.
  Entah berapa lama dia membuatku seperti itu dan sudah beberapa  kali aku mengalami orgasme, tapi tidak ada tanda-tanda  bagaimana dia akan mengakhiri permainan ini. Akhirnya aku yang  memulai... gila... entah apa yang mendorongku, tanganku tau  tahu meraba-raba selangkangannya..... disana jemariku  menemukan gundukan yang mulai mengeras. Begitu tersapu oleh  belaianku, gundukan itu berubah menjadi batang hangat yang  mengeras. Entah mengapa aku jadi senang menggodanya, jariku  terus membelai turun naik sepanjang batang tersebut yang  menurutku agar luar biasa ukurannya. Secara perlahan batang  tersebut bertambah panjang dan besar menimbulkan  getaran-getaran yang membuatku kembali mencapai orgasme.  Ketika orgasme tanganku secara tak sengaja meremas-remas  bola-bolanya sehingga dia pun terangsang. Sambil mengecup daun  telingaku Steve berbisik... shall we... go... Aku tak tau  harus bagaimana dan menurutinya saja ketika dia menarik  tanganku bangkit dari tempat duduk dan berjalan mengikutinya  keluar bioskop melewati mall dan akirnya sampai di lobi sebuah  hotel yang menyatu dengan bioskop dan mall tersebut. Langkahku  agak tersendat ketika melewati lobi, tetapi jari tanganku  tergengam erat padanya dan dia dengan sangat pasti  menggiringku kerah lift yang mengantarkan kami ke kamar yang  ternyata telah dipersiapkan sebelumnya olehnya. Di dalam lift  Steve sempat mencium bibirku dengan lembut seperti mencium  kekasihnya ini membuat tubuhku bertambah lunglai. Aku tertegun  berdiri di depan kamar yang telah dibuka pintunya oleh Steve,  dan dia dengan sopan mempersilahkan aku masuk. Beberapa saat  aku berdiam di depan pintu bimbang. Melihat kebimbanganku  Steve tidak memberi kesempatan dianggkatnya tubuhku dengan  kedua tangannya yang kekar dan dibopongnya kau masuk. Dengan  cekatan dia menutup dan mengunci pintu. Aku sempat berontak  tetapi kembali bibirnya melumat bibirku cukup lama dan dalam  sehingga kenikmatan tak tuntas di bioskop tadi kembali muncul.
  Sambil membopong aku Steve terus melumat bibirku dan perlahan  namun pasti dia berjalan ke rah tempat tidur ukuran king size  yang ada dalam ruang suite tersebut. Aku agak gelisah melihat  situasi ini. Steve menyadari hal itu dan tanpa melepaskan  ciumannya dia menurunkan tubuhku dengan perlahan tepat  dipinggir ranjang. Kami berhadapan berpandangan sejenak, dia  tersenyum dan kembali bibirnya mengecup ngecup bibir bawah dan  atasku bergantian dan berusaha membangkitkan gairahku kembali.  Aku berdesah kecil ketika tangannya memeluk pinggangku dan  menarik tubuhku merapat ketubuhnya. Bibirnya perlahan mengecup  bibirku, lidahnya merambat diantara dua bibirku yang tanpa  sadar merekah menyambutnya. Lidah itu begitu lihai bermain  diantara kedua bibirku mengorek-ngorek lidahku untuk keluar.  Sapuan lidahnya menimbulkan sensasi-sensasi nikmat yang belum  pernah kurasakan, sehingga perlahan lidahku dengan malu-malu  mengikuti gerakan lidahnya mencari dan mengikuti kemana  lidahnya pergi. Dan ketika lidahku menjulur memasuki mulutnya  dengan sigap dia mengulumnya dengan lembut, dan menjepit  lidahku diantara lidah dan langit-langit. Tubuhku menggeliat  menahan nikmat yang timbul. Aku merasa melayang tak berpijak,  pengaruh minuman juga menambah aku kehilangan kontrol. Pada  saat itulah aku merasa Steve membuka kancing-kancing gaun  malamku yang terletak dipunggung. Tubuhku sedikit menggigil  ketika, angin dingin dari mesin AC menerpa tubuhku yang  perlahan-lahan terbuka ketika Steve berhasil melorotkan gaun  malamku kelantai. Aku membuka mataku perlahan-lahan dan  kulihat Steve sedang menatap tubuhku dengan tajam. Dia nampak  tertegun melihat tubuh mulusku yang hanya terbungkus pakaian  dalam yang ketat. Sorotoan matanya yang tajam menyapu  bagian-bagian tubuhku secara perlahan. Pandangannya agak lama  berhenti pada bagian dadaku yang membusung. BH ku yang  berukuran 34 D memang hampir tak sanggup menampung bongkahan  dadaku, sehingga menampilkan pemandangan yang mengundang  syahwat lelaki. Tatapan matanya cukup membuat tubuhku hangat,  dan dalam hati kecilku ada perasaan senang dan bangga  dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman. Aku terseret  maju ketika lengan Steve kembali merangkul pinggangku yang  ramping dan menariknya merapat ketubuhnya. Tanganku terkulai  lemas ketika sambil memelukku Steve mengecup bagian-bagian  leherku sambil tak henti-hentinya membisikan pujian-pujian  akan kecantikan bagian-bagian tubuhku.
  Akhirnya kecupannya sampai di daerah telingaku dan lidahnya  secara lembut menyapu bagian belakang telingaku. Aku  menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil  lepas dari kedua bibirku. Steve telah menyerang salah satu  daerah sensitifku, dan dia tau itu sehingga hal itu  dilakukannya berkali-kali. Dengan sangat mempesona Steve  berbisik bahwa dia ingin menghabiskan malam ini dengan  bercinta denganku, dan di amemohon agar aku tak menolaknya,  kemudia bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku  hingga pangkal leherku. Aku tak sanggup menjawab, tubuhku  terasa ringan, tanpa sadar tanganku kulingkarkan di lehernya.  Rupanya bahasa tubuhku telah cukup dimengerti oleh Steve  sehingga dia menjadi lebih berani. Tangannya kini telah  membuka kaitan BHku, dan dalam sekejap BH itu sudah tergeletak  di lantai.  Tubuhku terasa melayang, ternyata Steve telah mengangkat  tubuhku, dibopongnya ke tempat tidur dan dibaringkan secara  perlahan. Kemudian Steve menjauhi ku dan dengan perlahan mulai  melepaskan pakaiannya secara perlahan. Anehnya aku menikmati  pemandangan buka pakaian ini. Tubuh Steve yang kekar dan  sedikit berotot tanpa lemak ini menimbulkan gairah tersendiri.  Dengan hanya mengenakan celana dalam kemudian Steve duduk di  ujung ranjang. Aku berusaha menduga-duga apa yang akan  dilakukannya. Kemudian dia membungkuk dan mulai menciumi  ujunung-ujung jari kakiku. Aku menjerit kegelian dan berusaha  mencegah, namun Steve memohon agar dia dapat melakukannya  dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang  ditimbulkan. akhirnya aku biarkan dia menciumi, menjilat dan  mengulum jari-jari kakiku. Aku merasa, geli, tersanjung dan  sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kenikmatan ini.  Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat  indah itu. Mataku terbelalak ketika kurasakan perlahan tapi  pastibibirnya makin bergerak keatas menyusuri paha bagian  dalam ku. Rasa geli dannikmat yang ditimbulkan membuat aku  lupa diri dan tanpa sadar secara perlahan pahaku terbuka.  Steve dengan mudah memposisikan tubuhnya diantara kedua  pahaku. Pertahananku benar-benar runtuh ketika Steve  menyapu-nyapukan lidahnya dipangkal-pangkal pahaku. Aku  berteriak tertahan ketika Steve mendaratkan bibirnya diatas  gundukan vaginaku yang masih terbungkus celana dalam.
  Tanpa memperdulikan adanya celana dalam Steve terus melumat  gundungkan tersebut dengan bibirnya seperti dia sedang  menciumkum. Aku berkali-kali menjerit nikmat, dan persaan yang  telah lama hilang kini muncul kembali getaran-getaran orgasme  mulai bergulung-gulung, tanganku meremas-remas apa saja yang  ditemuinya, sprei, bantal dan bahkan rambut Steve, tubuhku tak  bisa diam bergetar, menggeliat, dan gelisah, mulutku mendesis  tak sengaja, pinggulku meliuk-liuk erotis secara reflek dan  beberapa kali terangkat mengikuti gerakan kepala Steve. Untuk  kesekian kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi dan pada  saat itu Steve tidak menyianyiakan kesempatan untuk menarik  celana dalamku lepas. Aku agak tersentak, tetapi puncak  orgasme yang semakin dekat membuat aku tak sempat berpikir  atau bertindak apapun. Bukit vaginaku yang sudah lama tak  tersentuh lelaki terpampang di depan mata Steve. Dengan  perlahan lidah Steve menyentuh belahannya, aku menjerit tak  tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik di belahan  vaginaku, puncak orgasme tak tertahankan. Tanganku memegang  dan meremas ramput Steve, tubuhku bergerta-getar dan  melonjak-lonjak. Steve tetap bertahan pada posisinya, sehingga  lidahnya tetap bisa menggelitik klitorisku, ketika puncak itu  datang. Aku merasa-dinding-dinding vaginaku mulai lembab, dan  kontraksi-kontraksi khas pada lorong mulai terasa. Itulah  salah satu kelebihanku lorong vaginaku secara refleks akan  membuat gerakan-gerakan kontraksi, yang bisa membuat lelaki  tak bisa bertahan lama. Steve nampaknya dapat melihat  kontraksi-kontraksi itu, sehingga membuat bertambah nafsu.  Kini lidah nya semakin ganas dan liar menyapu habis daerah  selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan bagian  cairanku yang mulai mengalir disedot habis olehnya. Nafasnya  mulai memburu. Aku tak lagi bisa menghitung berapa kali aku  mencapai puncak orgasme. Steve kemudian bangkit, dengan posisi  setengah duduk dia melepaskan celana dalamnya, beberapa saat  kemudian aku merasa batang hangat yang sangat besar mulai  menyentuh, nyentuh selangkanganku yang basah. Steve membuka  kakiku lebih lebar, dan mengarahkan kepala kemaluannya ke  bibir vaginaku.
  Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa merasakan betapa  keras dan besarnya milik Steve itu. Dia mempermainkan kepala  penisnya di bibir kemaluanku di gerakan keatas ke bawah dengan  lembut, untuk membasahinya. Tubuhku seperti tak sabar menanti  tindakan yang selanjutnya. Kemudian gerakan itu berhenti. Dan  akau merasa sesuatu yang hangat mulai mencoba menerobos lubang  kemaluanku yang sempit. Tetapi karena liang itu sudah cukup  basah, kepala penis itu perlahan tapi pasti terbenam, makin  lama-makin dalam. Aku merintih panjang ketika Steve  membenamkan seluruh batang kemaluannya. Aku merasa sesak,  tetapi sekaligus nikmat luar biasa, seakan seluruh daerah  sensistif dalam liang itu tersentuh. Batang kemaluan yang  keras dan padat itu disambut oleh kehangatan dinding vaginaku  yang telah lama tidak tersentuh. Cairan-cairan pelumas  mengalir dari dinding-dindingnya dan gerakan kontraksi mulai  berdenyut, membuat Steve membiarkan kemaluannya terbenam agak  lama merasakan kenikmatan denyutan vaginaku. Kemudian Steve  mulai menariknya keluar perlahan-lahan dan mendorongnya lagi,  makin lama makin cepat. Sodokan-sodokan yang demikian kuat dan  buas membuat gelombang orgasme kembali membumbung, dinding  vaginaku kembali berdenyut, kombinasi gerakan ini dengan  gerakan maju mundur membuat batang kemaluan Steve seolah-olah  diurut, kenikmatan tak bisa disembunyikan oleh Steve,  gerakannya semakin liar, mukanya menegang, dan keringat  menetes dari dahinya. Melihat hal ini, timbul keinginanku  untuk membuatnya mencapai nikmat. Pinggulku kuangkat sedikit  dan kemudian membuat gerakan memutar manakala Steve melakukan  gerak menusuk. Steve nampaknya belum terbiasa dengan gerakan  dangdut ini, mimik mukanya bertambah lucu menahan nikmat,  batang kemaluannya bertambah besar dan keras, ayunan  pinggulnya bertambah cepat tetapi tetap lembut.
  Akhirnya pertahanannya bobol, kemaluannya menghujam keras  dalam vaginaku, tubuhnya ambruk menindihku, tubuhnya bergetar  dan mengejang ketika spermanya mencemprot keluar dalam  vaginaku berkali-kali. Akupun melenguh panjang ketika untuk  kesekian kalinya puncak orgasmeku tercapai. Sesaat dia  membiarkan batangnya di dalamku hingga nafasnya kembali  teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa, namun harus kuakui  kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa dan belum pernah  kurasakan sebelumnya. Kami kemudian terlelap kecapean setelah  mereguk nikmat.
  End
 
 
 
 
         Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Arisan Para Suami               May 2nd 2013, 03:58                                               
 
  "Apa yang akan aku lakukan di sini?" pikirku ketika tiba di depan pintu  gerbang villa itu. Villa tersebut terletak di sebuah bukit terpencil di  tengah kerimbunan hutan pinus. Untuk sampai di sana kita harus melalui  sebuah jalan kecil yang merupakan jalan pribadi yang menghubungi villa  tersebut dengan jalan utama. Di ujung jalan tersebut kita akan menjumpai  sebuah pintu gerbang yang kokoh terbuat dari besi memagari sebuah  bangunan artistik dikelilingi oleh taman yang asri. Begitu kami  mendekati gerbang tersebut, tiba-tiba dua orang laki-laki berpotongan  rambut pendek dengan tubuh kekar menghampiri kami. Suamiku segera  menyodorkan sebuah kartu nama yang entah dari mana dia peroleh. Kemudian  dengan wajah ramah mereka membukakan pintu dan mempersilakan kami  masuk.
  Di dalam pekarangan villa itu kulihat beberapa mobil telah terparkir di  sana dan salah satunya adalah mobil Priyono sahabat suamiku. Keluarga  kami dan keluarga Priyono memang bersahabat. Umur kami tidak jauh  berbeda sehingga kami mempunyai persamaan dalam pergaulan.
  Suamiku seorang pengusaha muda sukses, demikian juga Priyono. Baik  suamiku maupun Priyono mereka sama-sama sibuknya. Mereka kelihatannya  selalu dikejar waktu untuk meraih sukses yang lebih besar lagi bagi  keuntungan bisnisnya. Sehingga boleh dikatakan hidup kami sangat  berlebih sekali akan tetapi di lain sisi waktu untuk keluarga menjadi  terbatas sekali. Hanya pada hari-hari weekend saja kami baru dapat  berkumpul bersama. Dan itu pun apabila suamiku tidak ada urusan  bisnisnya di luar kota.
  Keadaan itu dialami juga oleh istri Priyono, Novie. Sehingga antara aku  dan istri Priyono merasa cocok dan akrab satu sama lainnya. Kami juga  selalu mengatur waktu senggang bersama untuk melakukan  pertemuan-pertemuan rutin atau rekreasi bersama. Kebetulan istri  Priyono, juga agak sebaya denganku. Bedanya dia baru berumur tiga puluh  tahun sedangkan aku telah berumur tiga puluh lima tahun. Apalagi  wajahnya masih tetap seperti anak-anak remaja dengan tahi lalat di atas  bibirnya membuat penampilan istri Priyono kelihatan lebih muda lagi.  Selain itu bentuk tubuhnya agak mungil dibandingkan denganku. Badannya  semampai namun berbentuk sangat atletis. Maklumlah selain dia secara  rutin mengikuti kegiatan latihan di salah satu fitness center, dia juga  memang seorang atlet renang. Sehingga warna kulitnya agak  kecoklatan-coklatan terkena sinar matahari.
  Berbeda denganku yang berkulit agak putih dengan bentuk tubuh yang agak  lebih gemuk sedikit sehingga buah dada dan pinggulku lebih kelihatan  menonjol dibandingkan dengan istri Priyono. Menurut pandanganku  penampilan istri Priyono manis sekali. Ada suatu daya tarik tersendiri  yang dimilikinya setidak-tidaknya demikian juga menurut suamiku. Aku  tahu hal itu karena suamiku sering membicarakannya dan malahan pernah  bergurau kepadaku bagaimana rasanya sekiranya dia melakukan hubungan  seks dengan istri Priyono.
  Pertemuan kami dengan keluarga Priyono pada mulanya diisi dengan pergi  makan malam bersama atau mengunjungi club rekreasi para eksekutif di  setiap akhir pekan. Sekali-sekali kami bermain kartu atau pergi  berdarmawisata. Akan tetapi ketika hal tersebut sudah mulai terasa  rutin, pada suatu saat suamiku dan Priyono mengajak kami untuk ikut  menjadi anggota CAPS.
  "Apa artinya itu..?" kataku. "Artinya adalah Club Arisan Para Suami atau disingkat CAPS, kalau  diucapkan dalam bahasa Inggris jadi kep'es, tuh gagah nggak namanya",  jawab Priyono. "Walah, baru tahu sekarang para suami juga kayak perempuan, pakai arisan segala", kataku. "Ini arisan bukan sembarang arisan..", kata Priyono membela diri. "Dahulu mau dinamakan The Golden Key Club, tapi gara-gara Eddy Tanzil  maka namanya diganti jadi CAPS, Club Arisan Para Suami", katanya lagi. "Ya sudah kalau begitu.., kalau arisan para suami kenapa istri perlu dibawa-bawa ikut jadi anggota?" debatku lagi. "Rupanya belum tahu dia..!" kata Prioyono dalam logat Madura seraya  menunjukkan jempol ke arahku sambil melirik kepada suamiku. Suamiku juga  jadi ikut tertawa mendengar logat Prioyono itu.
  "Hei, rupanya pake rahasia-rahasiaan segala ya..!" kataku sambil memukul pundaknya. "Iya Mbak.., mereka berdua sekarang ini lagi selalu kasak-kusuk saja.  Jangan-jangan memang punya rahasia yang terpendam", tiba-tiba kata istri  Priyono menimpaliku. "Eh, jangan marah dulu.. club arisan ini merupakan suatu club yang  ekslusif. Tidak sembarangan orang boleh ikut! Hanya mereka yang  merupakan kawan dekat saja yang boleh ikut dan itu juga harus memenuhi  syarat!" "Syarat apa..?!" "Misalnya para anggota harus terdiri dari pasangan suami istri yang sah!  Betul-betul sah.. saah.. saah!" katanya meniru gaya Marisa Haque  diiklan TV. "Kalau belum beristri atau bukan istri yang sah, dilarang keras untuk  ikut! Oleh karena itu untuk ikut arisan ini perlu dilakukan seleksi yang  ketat sekali dan tidak main-main! Jadi nggak ada yang namanya itu  rahasiaan-rahasiaan..!" kata Priyono lagi.
  "Ah kayak mau jadi caleg saja.. pakai diseleksi segala! Nggak mau  sekalian juga pakai Litsus, terus penataran! Arisan ya arisan saja..!  Dimana-mana juga sama! Paling-paling Bapak-bapaknya ngumpul ngobrolin  cewek-cewek dan Ibu-ibunya ngerumpi sambil comot makanan disana-sini..,  akhirnya perutnya jadi gendut dan pulang-pulang jadi bertengkar di rumah  karena dengar gosip ini itu!" kataku. "Nah, disini masalahnya. Arisan kita itu bukan arisan gosip, tapi arisan yang sip!" kata Priyono. "Jadi arisan apa pun itu, apa sip, apa sup, apa saham, emas, berlian,  Mercy atau BMW, ya akhirnya semua sama saja.., yang keluar duluan hanya  gosip?" kataku ketus. "Bukan.., bukan seperti itu. Malahan sebaliknya.., arisan ini justru  bertujuan buat mengharmoniskan kehidupan perkawinan antara suami istri!"  jawab Priyono. "Lho, untuk itu kenapa mesti arisan..?" kataku lagi. "Boleh nggak diberi tahu Mas?" kata Priyono sambil melirik kepada suamiku. Suamiku tersenyum sambil mengangguk.
  "Begini Mbak, terus terang saja, arisan kita itu bentuknya kegiatan tukar-menukar pasangan", katanya. "Pasangan?! Pasangan apa..?" jawabku dengan sangat heran. "Ya itu, pasangan suami-istri", tiba-tiba suamiku menyeletuk. "Mengapa harus ditukar-tukar sih? Dan apanya yang ditukar?" tanyaku  karena aku jadi semakin tidak mengerti atas penjelasan suamiku itu. "Walah, penjelasannya panjang.., ini kan jaman emansipasi", kata suamiku. "Memangnya apa hubungannya dengan jaman emansipasi!" aku menyela kata-kata suamiku. "Begini.., kegiatan club ini sebenarnya bertujuan untuk mengharmoniskan kehidupan suami istri dalam rumah tangga", kata suamiku. "Jadi.." "Jadi.., jadi ya kau ikut saja dulu deh! Nanti baru tahu manfaatnya!" kata Priyono menyeletuk. "Nggak mau ah kalau hanya ikut-ikutan!"
  "Begini Neng!" kata suamiku. "Singkatnya menurut pandangan para pakar  seksualogi dalam kehidupan perkawinan seseorang pada saat-saat tertentu  terdapat suatu periode rawan dimana dalam periode tersebut kehidupan  perkawinan seseorang itu mengalami krisis. Krisis ini apabila tidak  disadari akan menimbulkan bencana yang besar yaitu tidak adanya  kegairahan lagi dalam kehidupan perkawinan. Apabila tidak ada kegairahan  lagi antara suami-istri biasanya akan membawa akibat yang fatal", kata  suamiku lagi. "Misalnya bagaimana?" "Ya dalam kehidupan perkawinan itu secara tidak disadari timbul  kejenuhan-kejenuhan. Kejenuhan yang paling utama dalam periode tersebut  biasanya dalam masalah hubungan badan antara suami istri, pada periode  tersebut hubungan seks antara suami-istri tidak lagi menyala-nyala  sebagaimana pada masa setelah pengantin baru. Kedua belah pihak biasanya  telah kehilangan kegairahan dalam hubungan mereka di tempat tidur yang  disebabkan oleh berbagai faktor. Hubungan badan suami istri tersebut  akhirnya terasa menjadi datar dan hanya merupakan suatu hal yang rutin  saja. Untuk mengatasi hal itu bagi para pasangan suami istri perlu  mendapatkan penggantian suasana, khususnya suasana dalam hubungan di  tempat tidur", kata suamiku.
  "Ah itu kan hanya alasan yang dicari-cari saja.., bilang saja kalau sudah bosan dengan istri atau mau cari yang lain!" kataku. "Nah, disinilah memang letak masalahnya.., yaitu 'kebosanan'.., dan  'wanita lain'. Hal itu sangat betul sekali.., karena 'kebosanan'  merupakan sifat manusia, sedangkan 'keinginan kepada wanita lain' secara  terus terang itu merupakan sifat naluri kaum laki-laki secara umum,  disadari atau tidak disadari, diakui atau tidak diakui, mereka mempunyai  naluri poligamis, yaitu berkeinginan untuk melakukan hubungan badan  tidak dengan satu wanita saja. Akan tetapi sifat-sifat ini justru  merupakan 'sumber konflik utama' dari krisis kehidupan perkawinan  seseorang! Nah!, hal inilah yang akan dicegah dalam kegiatan club itu!"
  "Jelasnya bagaimana?" kataku. "Apabila seorang suami menuruti naluri kelaki-lakiannya itu, maka dia  cenderung akan melakukan penyelewengan dengan wanita lain secara  sembunyi-sembunyi. Mengapa..? Karena dia tahu hal itu akan merupakan  sumber konflik dalam rumah tangga yang sangat berbahaya. Pertama-tama  karena dia tahu istri tidak menyetujuinya, oleh karena itu dilakukan  secara sembunyi-sembunyi, yang kedua hal itu membuat suatu keadaan yang  tidak adil dalam kehidupan suami-istri. Kalau suaminya bisa merasakan  orang lain, untuk mendapatkan kenikmatan seksual yang lain daripada  istrinya, kenapa istrinya tidak..!"
  "Apakah memang demikian problem dari sebuah perkawinan? Aku kira bukan  hanya soal seks saja yang menjadi konflik dalam hubungan suami istri,  namun juga tentunya ada unsur lainnya!" kataku berargumentasi. "Tidak salah pendapatmu! Memang benar dalam suatu perkawinan banyak  unsur yang mempengaruhinya, akan tetapi dalam perkawinan hanya ada dua  unsur saja yang paling dominan, ibarat kopi dengan susunya!" kata  suamiku.
  "Apa hubungan perkawian dengan kopi susu?" tanyaku agak heran. "Begini.." kata suamiku selanjutnya. "Dalam suatu perkawinan sebenarnya  merupakan campuran antara dua unsur yang sangat berbeda, yaitu antara  unsur 'cinta' dan unsur 'kenikmatan seks'. Kedua unsur ini saling  melengkapi dalam hubungan perkawinan seseorang. Unsur cinta adalah  merupakan faktor yang dominan yang merupakan faktor utama terjalinnya  suatu ikatan batin antara dua insan yang berlainan jenis. Unsur cinta  ditandai dengan adanya kerelaan pengabdian dan pengorbanan dari  masing-masing pihak dengan penuh keihlasan dan tanpa mementingkan  egoisme dalam diri pribadi. Sedangkan unsur kenikmatan seks adalah  merupakan unsur penunjang yang dapat memperkokoh dan mewarnai unsur  cinta tersebut. Unsur ini ditandai dengan manifestasi adanya keinginan  melakukan hubungan hubungan tubuh dari dua insan yang berlainan jenis,  adanya kobaran nafsu birahi serta adanya keinginan dari masing-masing  pihak untuk mendominasi pasangannya secara egois. Adanya nafsu birahi  ini dalam diri kita sebagai mahluk alam adalah wajar dan bukan sesuatu  yang memalukan. Nah.., kedua unsur tadi apabila kita ibaratkan seperti  minuman tidak bedanya sebagai 'kopi' dengan 'susunya'. Unsur cinta dapat  diibaratkan sebagai kopi dan unsur kenikmatan seks dapat diibaratkan  sebagai susunya. Kedua unsur yang saling berbeda ini dapat dinikmati  dengan berbagai cara. Apakah ingin dicampur sehingga menjadi sesuatu  yang baru yang lain rasanya daripada aslinya atau dinikmati secara  sendiri-sendiri sesuai dengan rasa aslinya!"
  "Jadi apa hubungannya dengan arisanmu sekarang?" "Nah, arisan ini bertujuan untuk membuat keadaan yang adil dan berimbang  di antara suami dan istri. Kedua-duanya harus mempunyai hak yang sama  dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan tuntutan dari wanita itu  sendiri untuk beremansipasi. Dan hak itu tidak terkecuali walaupun dalam  hubungan seks, para istri juga harus diberi kesempatan yang sama  seperti para suami. Para istri juga harus dapat memilih kehendaknya,  apakah sewaktu-waktu dia ingin minum 'kopinya' saja, atau 'susunya'  saja, atau 'kopi susunya'. Masalahnya sekarang, bagaimana mewujudkan hal  itu. Kalau dilakukan oleh para suami atau para istri itu secara  sendiri-sendiri, maka akan menjadi kacau dan malahan tujuannya mungkin  tidak akan tercapai. Oleh karena itu perlu diusahakan secara  terorganisir. Yang paling gampang ya, dalam bentuk kegiatan arisan  seperti ini", kata suamiku.
  "Iya Mbak, siapa tahu akhirnya para istri juga akan dapat  menikmatinya.., eh malahan jangan-jangan jadi lebih doyan!" kata Priyono  menimpali komentar suamiku. "Ah, kau kayak bensin saja.., langsung nyamber!" kataku. "Kalau begitu bukankah hal itu juga merupakan suatu penyelewengan dalam perkawinan?" tiba-tiba kata istri Priyono berkomentar. "Tentu saja bukan..! Karena apa definisi menyeleweng itu? Seseorang itu  dikatakan menyeleweng apabila dia melakukan hal di luar pengetahuan  pasangannya. Atau dengan kata lain dia melakukan itu secara  sembunyi-sembunyi sehingga pasangannya tidak tahu dan tidak pernah  menyetujuinya. Berlainan dengan kegiatan ini. Semuanya terbuka dan  melalui persetujuan bersama antara kedua pasangan suami-istri itu",  jawab suamiku.
  Pada akhirnya setelah menjalani debat yang panjang dalam forum resmi  maupun tidak resmi, aku dan istri Priyono mengalah. Resolusi para suami  itu kami terima dengan catatan kami ikut dalam kegiatan club ini  semata-mata hanya untuk sekedar ingin tahu saja dan tidak ada tujuan  lain yang lebih dari itu. Selain daripada itu kami mengalah untuk  membuat hati para suami senang. Oleh karena itulah malam ini akhirnya  aku berada di tempat ini.
  Aku mengenakan gaun dari bahan satin yang agak tipis yang agak ketat  melekat di tubuhku. Aku mengenakan gaun ini adalah juga atas anjuran  suamiku. Suamiku berkata bahwa aku sangat menarik apabila mengenakan  pakaian yang agak ketat dan terbuka. Aku kira pendapat suamiku benar,  karena dengan memakai gaun ini aku lihat bentuk tubuhku jadi semakin  nyata lekak-lekuknya. Apalagi dengan model potongan dada yang agak  rendah membuat pangkal buah dadaku yang putih bersih kelihatan agak  tersembul keluar membentuk dua buah bukit lembut yang indah.
  Tidak berapa lama kami berdiri di depan pintu, seseorang membuka pintu dan langsung menyalami kami. "Selamat datang dan selamat malam", katanya langsung sambil menyalami kami. "Perkenalkan saya Djodi, tuan rumah di sini, dan ini istriku.., panggil  saja Siska!" katanya langsung memperkenalkan seorang wanita yang  tiba-tiba muncul. Dandanannya agak menor untuk menutupi kerut wajahnya  yang sudah dimakan usia. Tapi secara keseluruhan bentuk tubuhnya masih  boleh jugalah. Buah dadanya subur walaupun perutnya kelihatan agak  gendut. Kelihatannya dia itu seorang keturunan Cina. Selanjutnya kami  dipersilakan masuk ke dalam ruangan tamu.
  Bersambung ke bagian 02
  Arisan Para Suami 02
  Sambungan dari bagian 01
  Suasana dalam ruangan itu kudapati biasa-biasa saja. Di sudut-sudut  ruangan terdapat makanan kecil dan buah-buahan. Di sudut lainnya ada  sebuah bar yang kelihatan lengkap sekali jenis minumannya. Sementara itu  suara iringan musik terdengar samar-samar mengalun dengan lembut dari  ruang tamu yang besar. Yang membedakannya adalah para tamunya.  Kelihatannya tidak begitu banyak, kuhitung hanya ada belasan orang dan  wanitanya semua berdandan secantik mungkin dengan pakaian yang lebih  seksi daripada yang kukenakan. Demikian juga aku tidak melihat seorang  pelayan pun atau petugas catering yang biasanya mengurusi konsumsi dalam  pesta-pesta yang diadakan di rumah-rumah mewah seperti ini.
  "Silakan.. help your self saja", kata nyonya rumah kepada kami dalam  bahasa Inggris logat Cina Singapore. "Memang sengaja para pembantu  semuanya sudah disuruh ngungsi.., you know kan, agar privacy kita tidak  terganggu!" katanya lagi dengan suara yang genit.
  Kami segera berbaur dengan pasangan-pasangan lainnya yang sudah ada di  sana. Priyono dan istrinya sedang mengobrol dikelilingi beberapa  pasangan lainnya. Aku lihat istri Priyono benar-benar sangat menarik  sekali malam itu dengan pakaiannya yang agak tembus pandang membuat mata  kita mau tidak mau akan segera terjebak untuk memperhatikannya dengan  seksama, apakah dia memakai pakaian dalam di balik itu. Sehingga dalam  pakaian itu dia tidak saja kelihatan sangat cantik akan tetapi juga  seksi. Melihat penampilan istri Priyono, suamiku jadi sangat antusias  sekali. Dia terus memperhatikan istri Priyono tanpa mempedulikanku lagi.  Sikap suamiku yang demikian menimbulkan juga rasa cemburu di hatiku.  Jadi benar dugaanku, rupanya suamiku benar tertarik kepada istri  Priyono. Pantas saja dia sering memujinya bahkan sering mengatakan  kepadaku secara bergurau bagaimana rasanya kalau berhubungan kelamin  dengan istri Priyono.
  Tidak berapa lama kemudian tuan rumah beserta istrinya menghampiri kami.  "Mari kita ambil minum dahulu", katanya sambil langsung menuju bar.  Salah seorang tamu kemudian bertindak sebagai bar tender. Dengan cekatan  dia membuatkan minuman yang dipilih masing-masing orang dan kebanyakan  mereka memilih minuman yang bercampur akohol. Kecuali aku dan istri  Priyono. Aku memang tidak begitu tahan terhadap minuman beralkohol.
  "Anda minum apa?" tanyanya kepadaku dan istri Priyono. "Coca cola saja..!" kataku. "Pakai rum, bourbon atau scotch?" "Terima kasih.., coca cola saja..!" "Oo, di sini tidak boleh minum itu! Itu termasuk minuman kedua yang  dilarang di sini..!" katanya dalam nada yang jenaka. "Minuman pertama  yang dilarang adalah cola atau lainnya yang dicampur dengan Baygone!  Yang kedua minuman yang anda pilih tadi, jadi mau tidak mau harus  dicampur sedikit dengan rum atau lainnya. Saya kira 'rum and cola' cocok  untuk anda berdua!" katanya lagi sambil terus mencampur rum dan segelas  cola serta menaruh es batu ke dalamnya. "Ini.., cobalah dahulu.., buatan bar tender terkenal!" katanya sambil menyodorkan gelas itu kepada kami.
  Selesai membuat minuman dia segera bergabung dengan kami. "Anda cantik sekali dengan busana ini", katanya seraya memegang pundakku yang terbuka. Aku agak menjauhinya seketika karena kukira dia mabuk. Tapi sesungguhnya  hal itu disebabkan aku tidak terbiasa beramah-ramah dengan seorang pria  asing yang belum kukenal benar. "Terima kasih", kataku berusaha menjawabnya. "Dada anda bagus sekali", katanya sambil menatap dalam-dalam ke arah belahan dada gaunku. Dia diam sejenak. Kemudian dia mulai memperhatikanku secara khusus.  Kelihatannya dia sedang menilaiku. Aku dapat membacanya dari senyumnya  yang tersembunyi. Apabila waktu yang lalu ada seorang laki-laki yang  memandang diriku secara demikian maka suamiku mungkin akan segera  mengirimkan bogem mentah kepadanya.
  Aku pun kemudian mulai memperhatikan penampilannya. Aku berpikir apakah  dia laki-laki yang akan meniduriku nanti? Tidak begitu jelek juga,  pikirku. Tinggi badannya kira-kira 170 cm, dengan bahu yang bidang dan  wajah yang ramah menarik. Aku berpikir rupanya dalam club ini untuk  dapat tidur dengan seorang wanita tidak berbeda bagaikan akan membeli  seekor sapi saja. Namun secara tidak disadari aku menyukai juga  ucapannya itu terutama datangnya dari seorang pria yang tidak aku kenal  dan di hadapan suamiku. Kuharap dia dengar kata-kata itu. Kata-kata itu  ditujukan kepadaku, bukan kepada istri Priyono. Ya, pada saat itu aku  merasa agak melambung juga walaupun hanya sedikit.
  Aku segera menghabiskan minumanku. Aku memang selalu berbuat itu, akan  tetapi rupanya dia mengartikannya lain bahwa aku ingin segera memulai  sesuatu. "Jangan terburu-buru!" katanya. "Kita belum lagi tahu cottage mana yang akan anda tempati", katanya  sambil menambah minumanku. "Akan tetapi saya senang sekali apabila nanti  kita dapat tempat yang sama dan segera ke sana." bisiknya. Aku menjadi agak terselak seketika. Hal ini disebabkan bukan hanya aku  kaget mendengar bisikannya itu, tetapi juga minumanku terasa sangat  keras sehingga kepalaku langsung terasa mulai berat. "Saya benar-benar baru pertama kali mengikuti pertemuan ini", tiba-tiba aku berkata secara spontan. "Ohh", katanya agak kaget. Kemudian dia menatapku dengan pandangan yang menyesal. "Saya harap kata-kata saya tadi tidak menyinggung anda." bisiknya dengan nada minta maaf. "Sungguh.. sungguh tidak", kataku sambil memberikan senyuman.
  Tidak berapa lama kemudian tuan rumah mengumumkan akan melakukan  penarikan nomor arisan. Semula aku mengira tuan rumah akan menarik nama  pasangan yang akan mendapat arisan bulan ini sebagaimana arisan-arisan  biasa lainnya. Akan tetapi dugaanku meleset. Mula-mula tuan rumah  meminta kami untuk berkelompok secara terpisah antara suami istri. Para  suami membuat kelompok sendiri dan para istri juga membuat kelompok  sendiri. Selanjutnya kami masing-masing diminta mengambil amplop kecil  dalam dua buah bowl kristal yang berbeda yang diletakkan pada  masing-masing kelompok. Satunya untuk para suami dan satunya lagi untuk  para istrinya. Amplop kecil tersebut ternyata berisi sebuah kunci dengan  gantungannya yang bertuliskan sebuah nomor.
  Aku bertanya kepada wanita di sebelahku yang kelihatan sudah biasa dalam kegiatan ini. "Kunci ini adalah kunci cottage yang ada di sekitar villa ini.."  katanya. "Jadi nanti kita cocokkan nomor yang ada di kunci itu dengan  nomor bungalow atau kamar di sana." "Terus.." kataku selanjutnya. "Terus..!?" katanya sambil memandang kepadaku dengan agak heran.  "Terus..? Oh ya.., kita tunggu saja siapa yang dapat kunci dengan nomor  yang sama!"
  Tiba-tiba hatiku menjadi kecut. Aku tidak dapat membayangkan apa yang  akan dilakukan dalam cottage itu. Apalagi hanya berduaan dengan  laki-laki yang bukan suami kita. "Jadi kita hanya dengan berdua dalam cottage itu?" "Ya, karena kuncinya sudah pas sepasang-sepasang!" "Jadi kita tidak tahu siapa yang dapat kunci dengan nomor yang sama dengan nomor kita?" kataku untuk menegaskan dugaanku. "Ya, memang sekarang ini sistemnya berbeda. Dahulu pada waktu club ini  disebut The Golden Key Club memang kita bisa ketahui karena para  pesertanya mula-mula berada dalam sebuah kamar masing-masing. Jadi kita  tahu siapa di kamar nomor berapa. Kemudian baru para suami keluar dan  saling tukar menukar kunci kamar mereka dimana para istrinya berada di  dalamnya. Sekarang sistem itu telah dirubah. Karena dengan sistem itu  ada anggota yang suka curang. Dia memilih pasangan yang diincarnya  sehingga timbul komplain dari anggota yang lain. Sekarang masing-masing  pasangan mengambil kunci kamar secara diundi dan disaksikan oleh semua  anggota. Sehingga sekarang lebih fair karena anggota tidak dapat memilih  pasangannya yang diincar terlebih dahulu. Kelemahannya dalam sistem ini  ada kemungkinan pasangan suami-istri itu juga akan mendapatkan nomor  yang sama. Kalau sudah begitu ya nasibnya lah.., kali ini dia tidak  dapat apa-apa."
  Sekarang aku baru mengerti mengapa club ini dahulu dinamakan The Golden  Key Club. Selesai kami mengambil kunci semua berkumpul kembali di ruang  tamu. Tuan rumah meminta kami untuk mengambil gelas sampanye  masing-masing kemudian kami bersulang. Aku mereguk sampanye itu  sekaligus sehingga kepalaku kini terasa semakin berat. "Dapat nomor berapa?" kata suamiku yang tiba-tiba sudah berada di sampingku. "Nomor delapan..!" jawabku. "Untung..! " "Kenapa untung?" "Ya untung tidak dapat nomor yang sama.., nomorku duabelas!" katanya. "Itu bukan untung tapi cilaka.., cilaka duabelas namanya!" "Ya tapinya untung juga..!" jawab suamiku. "Kenapa..?" "Untung bukan cilaka tigabelas!" jawabnya sambil tertawa. "Sudah percuma berdebat di sini..!" kataku. "Eh kalau Novie dapat nomor berapa ya?" kataku lagi. "Iya ya.., nomor berapa dia, tolong kau tanyakan dong!"
  Rupanya aku tidak usah berpayah-payah mencari Novie karena tiba-tiba Priyono dan istrinya sudah berada di dekat kami. "Eh, kamu dapat nomor berapa?" aku berbisik kepada Novie. "Nomor duabelas Mbak.." jawabnya. Aku jadi terhenyak. Jadi maksud suamiku untuk meniduri istri Priyono  kini tercapai. Aku segera memberi isyarat kepada suamiku bahwa nomornya  sama dengan nomor dia. Suamiku kelihatan berseri-seri sekali ketika  menerima isyaratku. Aku jadi agak cemburu lagi melihat tingkahnya. Dia  bernyanyi-nyanyi kecil mengikuti irama musik yang mengalun di ruangan  itu.
  Tidak berapa lama kemudian lampu-lampu di seluruh ruangan itu mulai  meredup. Ruangan itu kini menjadi agak gelap dan alunan musik berirama  slow terdengar lebih keras lagi. Suasana dalam ruangan itu kini jadi  lebih romantis. Aku lihat beberapa pasangan yang mulai berdansa tapi  kebanyakan dari mereka menyelinap satu persatu, mungkin menuju  cottage-nya masing-masing, tapi ada juga yang masih duduk-duduk  mengobrol di sofa.
  Tiba-tiba Priyono mengajakku untuk berdansa. Dan sudah barang tentu  suamiku segera juga mengajak istri Priyono berdansa. Ketika kami  berdansa Priyono mendekapku erat-erat. Begitu sangat eratnya sehingga  seolah-olah kami dapat mendengar degub jantung di dada masing-masing. "Kamu dapat nomor berapa?" tiba-tiba Priyono berbisik di telingaku. "Nomor delapan!" jawabku. "Ah, sayang.." "Mengapa?" kataku lagi. "Aku nomor enam!" katanya lagi. "Siapa itu..?" tanyaku. "Aku dengar sih Nyonya Siska, istrinya tuan rumah!" "Wah, enak dong.., orangnya sintal, mungkin tiga hari nggak habis dimakan!" kataku berseloroh. "Jangan ngeledek ya..!" katanya. "Memangnya kenapa..? Kan betul orangnya sintal!" "Potongan seperti itu bukan typeku!" katanya. "Typemu seperti apa sih?" kataku. "Seperti kamu..!" katanya lagi sambil terus mendusal-dusal leherku.
  Aku jadi agak bergelinjang juga leherku diciumi Priyono sedemikian rupa.  Selama kami bergaul belum pernah dia melakukan hal yang tidak senonoh  denganku. Dia sangat sopan terhadapku. Tapi malam ini tiba-tiba saja dia  berbuat itu. Apakah karena pengaruh alkohol yang dia minum tadi atau  memang selama ini dia juga mempunyai perasaan yang terpendam terhadap  diriku. Perasaanku kini jadi melambung kembali. Ditambah dengan pengaruh  alkohol yang aku minum tadi, aku merasakan adanya gairah birahi yang  timbul dalam diriku ketika berdekapan Priyono sehingga aku pasrah saja  leherku didusal-dusalnya.
  "Eh, kau ngerayu, atau mabok..? Kenapa dari dulu-dulu nggak bilang!"  kataku sambil terus mendekapkan tubuhku lebih erat lagi sehingga buah  dadaku terasa menyatu dengan dadanya. "Malu sama suamimu!" "Kenapa malu.., dia sendiri juga sering cerita bahwa dia suka sama istri  kamu, eh sekarang dia dapat nomor kamar istrimu lagi!" kataku lagi. "Oh ya..?" kata Priyono. "Kalau aku dulu bilang.., kau terus mau apa?" "Tentunya kita nggak usah payah-payah ikut arisan di sini.. di rumah saja!" "Ah, kau..!" katanya sambil terus menempelkan pipinya ke pipiku.  Selanjutnya begitu irama musik hampir selesai, tiba-tiba Priyono meraih  wajahku dan langsung mengecup bibirku dengan lembut.
  Bersambung ke bagian 03
  Arisan Para Suami 03
  Sambungan dari bagian 02
  Ketika kami kembali ke tempat semula kudapati suamiku dan istri Priyono  sudah tidak ada di sana. Aku pikir mereka sudah tidak sabar lagi dan  masuk ke cottagenya ketika kami sedang berdansa tadi. Baru saja kami  duduk tiba-tiba sepasang suami istri datang menghampiri kami dan  mengulurkan tangannya. "Saya Alex.., dan ini istri saya Mira", katanya memperkenalkan diri. Priyono dan aku menyebutkan nama kami masing-masing. Selanjutnya kami berbasa-basi berbincang-bincang sejenak. "Anda dapat nomor berapa?" dia bertanya kepada Priyono. "Enam!" jawab Priyono singkat. "Saya nomor delapan dan istri saya nomor enambelas" katanya. Aku jadi tersentak seketika, demikian juga Priyono. "Itu adalah nomorku", kataku. "Oh ya!" kata Alex agak kaget. "Saya kira  anda berdua sudah bernomor sama.., tapi anda kan bukan pasangan suami  istri?" katanya lagi. "Ya..!" kataku hampir serempak.
  Kemudian dia berpaling kepada Priyono dan mengamit lengannya menjauhi kami. "Bolehkah kita bernegosiasi.." bisiknya kepada Priyono. "Saya lihat anda senang sekali dengan nomor delapan. Sebenarnya saya  juga senang dengan penampilannya, akan tetapi saya sudah mempunyai janji  dengan nomor enam. Bagaimana kalau kita bertukar nomor? Anda mengambil  nomor delapan dan saya nomor enam. Sedangkan istri saya memang sudah  sesuai dengan nomor enambelas yang juga kebetulan tuan rumah kita.  Memang hal ini tidak diperbolehkan apabila ada anggota lainnya yang  tahu. Tapi saya harap hal ini hanya di antara kita saja." Bagaikan mendapatkan durian runtuh, Priyono segera saja mengiyakan. Kemudian kulihat mereka bertukar nomor kunci. "Oh, dear!" kata Alex. "Kali ini saya tidak akan menginterupsi kalian.  Lain kali saya harap saya dapat nomor anda lagi!" Kemudian dia  melingkarkan tangannya ke tubuhku dan memberikan sebuah kecupan kecil di  bibirku. Selanjutnya tidak ayal lagi Priyono segera memegang tanganku  dan menuntunku menuju cottage nomor delapan.
  Ketika kami memasuki pintu cottage itu aku berpikir di sinilah  kemungkinan awalnya perubahan hidupku. Seumur hidupku aku belum pernah  melakukan hubungan badan dengan laki-laki lain kecuali dengan suamiku  sendiri, akan tetapi hal itu akan berubah dalam waktu beberapa menit  ini. Aku akan menjadi seorang istri yang serong dan semuanya ini  disebabkan oleh ulah suamiku sendiri. Apakah ada orang yang akan percaya  mengenai hal itu? Secara jujur begitulah keadaanku dan itulah apa yang  kupikirkan waktu itu. Aku tahu dengan ini aku memberikan suamiku semacam  kepuasan seks lain sebagaimana yang dia inginkan.
  Begitu memasuki cottage itu Priyono langsung merangkulku dan mulai  menghujani wajahku dengan kecupan-kecupan kecil. Dia kelihatan begitu  sangat bernafsu sekali terhadap diriku. Aku benar-benar tidak menyangka  Priyono dapat bersikap seperti itu. Selama ini kukenal dia wajar-wajar  saja apabila bertemu denganku. Apakah pada acara-acara rutin kami atau  kesempatan lainnya. Kupikir apakah hal itu akibat pengaruh alkohol yang  diminumnya tadi atau mungkin juga memang sejak dahulu dia sudah  mempunyai minat yang besar terhadap diriku namun dia terlalu sopan untuk  mengungkapkannya dalam kesempatan yang biasa.
  Tidak berapa lama kemudian tangannya segera menyusup ke balik busanaku  yang memang berpotongan rendah dan menjalar menelusuri punggungku.  Tiba-tiba kusadari betapa nikmatnya itu semua. Aku merasakan suatu hal  yang luar biasa yang belum pernah kualami sebelumnya, aku merasa  bagaikan kembali pada saat-saat dimana aku mengalami ciuman yang pertama  dari seorang laki-laki. Hanya kini rasa sensasi yang muncul dalam  diriku aku rasakan tidak asing lagi. Aku ingin segera ditiduri.
  Ketika bibirnya menempel di bibirku aku pun langsung melumatnya dengan  kuat. Selanjutnya dia merenggangkan mulutku dan mendorongkan lidahnya di  antara gigiku mencari-cari lidahku yang segera kujulurkan untuk  menyambutnya. Sungguh merupakan suatu ciuman yang panjang dan lama  sekali. Selanjutnya dengan segera tangannya mulai meraba daerah sekitar  buah dadaku. Aku mempunyai suatu kelemahan mengenai buah dadaku, aku  maksudkan buah dadaku sangat sensitif sekali. Begitu buah dadaku  tersentuh maka praktis akan membuatku terus bergelinjang. Oleh sebab itu  ketika tangannya menyentuh langsung puting susuku maka aku menjadi  bergelinjang dan meliuk-liuk dengan liarnya. Jari-jariku menghujam di  punggungnya menahan suatu perasaan yang sangat dahsyat.
  Pada saat tubuh kami terlepas satu sama lainya, nafas kami pun memburu  dengan hebat. Dia mulai meneliti busanaku mencari kancing atau pun  reitsleting untuk segera melepaskan busana itu dari tubuhku. Akan tetapi  busanaku memang hanya mempergunakan karet elastis saja, maka dengan  mudah aku segera melepaskan busana itu melalui kepala. Aku tidak  mengenakan apa-apa lagi di balik busanaku itu kecuali dua carik pakaian  dalam model bikini yang tipis dengan warna yang senada dengan kulitku.
  "Saya senang dengan puting susu yang besar", katanya sambil menyentuh  puting susuku dengan lembut. "Karena cukup untuk menyusui anaknya dan  sekaligus bapaknya." Aku tidak menjawab. Kupikir dalam kesempatan  seperti ini dia masih saja bisa berkelakar. Akan tetapi sebenarnya saat  itu aku juga ingin berkata kepadanya bahwa aku juga ingin segera  menyaksikan bagaimana bentuk tubuh aslinya di balik kemeja dan  pantalonnya itu. Namun aku merasa masih sangat malu untuk berkata secara  terus terang. Rupanya dia dapat membaca apa yang ada dalam pikiranku.  Sehingga selanjutnya kudapati dia mulai membuka kancing kemejanya dan  melepaskan kemeja itu dari tubuhnya.
  Aku masih teringat bagaimana bentuk dadanya itu dan bagaimana ketika dia  memperlakukan diriku. Dadanya kecoklat-coklatan hampir berwarna sawo  matang penuh ditumbuhi dengan bulu dada keriting berwarna hitam di  tengahnya. Otot-ototnya pun semua kelihatannya sangat kokoh dan  seimbang. Ingin rasanya aku menyentuhkan wajah serta puting susuku ke  dadanya, dan tidak berapa lama kemudian secara tidak kusadari aku telah  melakukan hal itu. Aku mengecup dadanya kemudian puting susunya. Betapa  aku menggali kenikmatan dari itu semua.
  Ketika aku merapatkan tubuhku ke tubuhnya, aku dapat merasakan gumpalan  alat kejantanannya di balik pantalonnya yang sudah menjadi besar dan  keras sekali. Dia menggesek-gesekkan alat kejantanannya tersebut ke  tubuhku yang hanya mengenakan BH serta celana dalam nylon yang tipis.  Sementara itu tangannya telah menyusup ke balik celana dalamku  menelusuri daerah sekitar pantatku dan meremas-remasnya dengan kuat  daging pantatku yang lembut dan berisi. Selanjutnya dengan serta merta  dia melucuti celana dalamku ke bawah kakiku, sementara aku pun merasa  semakin bergelinjang dengan hebatnya. Segera saja kulemparkan celana  dalam itu dengan kakiku jauh-jauh dari tubuhku. Dia pun kini melepaskan  BH-ku sehingga kini tubuhku benar-benar berada dalam keadaan  bertelanjang bulat berdiri di hadapannya.
  Kemudian Priyono agak menjauh beberapa saat untuk menurunkan reitsleting  calananya. Begitu reitsleting diturunkan dalam sekejap pantalonnya pun  juga ikut tergusur ke bawah. Dan sudah barang tentu pemandangan  selanjutnya yang kusaksikan adalah sebuah alat kejantanan yang sangat  besar dan gempal sedang berdiri dengan tegaknya menentang diriku.
  Aku tidak melihat banyak perbedaan dengan bentuk alat kejantanan  suamiku, akan tetapi yang mengesankan adalah alat kejantanan yang  kulihat sekarang adalah milik seorang laki-laki lain walaupun dia  sahabat suamiku. Seumur hidupku aku belum pernah menyaksikan alat  kejantanan seorang laki-laki dewasa yang begitu dekat jaraknya dengan  tubuhku kecuali alat kejantanan suamiku sendiri, apalagi aku sendiri  dalam keadaan bertelanjang bulat, dan tidak berapa lama lagi dia akan  menyetubuhi diriku dengan alat tersebut. Sehingga secara tidak sadar  kurasakan timbul suatu keinginan dalam diriku untuk segera memegang  bahkan menghisap alat kejantanan itu, akan tetapi sekali lagi aku masih  tidak mempunyai keberanian melakukan hal itu.
  Selanjutnya Priyono meraih dan membopong tubuhku yang telah bertelanjang  bulat itu ke atas tempat tidur. Aku segera telentang di sana dengan  segala kepolosan tubuhku menanti kelanjutan dari dari kesemuanya itu  dengan pasrah. Akan tetapi rupanya Priyono belum mau memasukkan alat  kejantanannya ke liang kewanitaanku. Dia masih tetap saja berdiri  menikmati pemandangan keindahan tubuhku dengan pandangan yang penuh  dengan kekaguman.
  Tatapan mata Priyono ke seluruh tubuhku yang bugil di lain keadaan juga  menumbuhkan semacam perasaan erotis dalam diriku. Aku merasakan adanya  suatu kenikmatan tersendiri bertelanjang bulat di hadapan seorang  laki-laki asing yang bukan suamiku sendiri dan memperlihatkan seluruh  keindahan lekuk tubuhku yang selama ini hanya disaksikan oleh suamiku  saja. Sehingga secara tidak sadar kubiarkan tubuhku dinikmati mata  Priyono dengan sepuas-puasnya. Malahan ketika tatapan mata Priyono  menyapu bagian bawah tubuhku secara reflek aku renggangkan keduabelah  pahanya agak lebar seakan-akan ingin memberikan kesempatan yang lebih  luas lagi kepada mata Priyono untuk dapat menyaksikan bagian dari  tubuhku yang paling sangat rahasia bagi seorang wanita.
  Puas menikmati keindahan tubuhku kini tangan Priyono mulai sibuk di  seluruh tubuhku. Tangannya mulai meraba dan meremas seluruh bagian  tubuhku yang sensitive. Mulai dari buah dadaku yang subur berisi sampai  pada liang senggamaku yang ditumbuhi oleh bulu-bulu halus yang sangat  lebat. Aku menjadi tambah bergelinjang dan tubuhku terasa bergetar  dengan hebat. Secara tidak sadar aku mulai menggoyang-goyangkan  pinggulku dengan hebat. Liang senggamaku tambah berdenyut dengan hebat  dan terasa licin dengan cairan yang keluar dari dalamnya. Aku heran  bagaimana seorang laki-laki yang bukan suamiku dapat membuat diriku  menjadi sedemikian rupa. Tidak pernah kubayangkan sebelumnya bahwa aku  dapat merasakan gelinjang birahi yang sedemikian hebat dari laki-laki  lain yang bukan suamiku.
  Tidak berapa lama kemudian dia berlutut di depanku dan merenggangkan  kedua belah pahaku lebih lebar lagi. Selanjutnya dia merangkak di antara  kedua belah pahaku dan menatap langsung ke arah alat kewanitaanku. Lalu  dia membungkukkan tubuhnya agak rendah dan mulai menciumi pahaku yang  lama kelamaan semakin dekat ke arah liang kenikmatanku. Kembali aku  merasakan suatu sensasi yang hebat melanda diriku. Aku benar-benar  merasa semakin bertambah liar.
  Aku berteriak liar dengan suara yang sukar dipercaya bahwa itu keluar  dari mulutku. Bagaikan serigala yang ganas Priyono segera melumat  habis-habisan alat kewanitaanku. Mula-mula dia menjulurkan lidahnya dan  mulai menyapu klitorisku dengan sangat halus sekali namun cukup untuk  membuatku menjadi lupa daratan. Pinggulku secara otomatis mulai bergerak  turun naik bagaikan dikendalikan oleh sebuah mesin dalam tubuhku.
  Priyono kemudian menurunkan lidahnya lebih ke bawah lagi dan membuat  putaran kecil di sekitar liang senggamaku dan akhirnya dia sorongkan  lidahnya dengan mahir ke dalamnya. Aku merasakan darahku menggelegak.  Lidahnya terus keluar masuk berputar-putar menari-nari. Betapa tingginya  seni permainan lidahnya itu tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata.  Lebih jauh dari itu aku tidak tahan lagi dan aku langsung mencapai  puncak orgasme yang hebat.
  "Sudah.. sudahlah", akhirnya aku berkata. Priyono tetap meneruskan  melahap liang senggamaku. Sementara itu aku terus-menerus mengalami  orgasme bertubi-tubi namun pada akhirnya dia berhenti juga. Dan pada  saat dia mengambil posisi untuk menyetubuhi diriku, aku segera bangkit  dan kini tanpa merasa risih lagi aku segera meraih alat kejantanannya  yang hangat berwarna kemerah-merahan lalu memasukkannya ke dalam mulutku  dan mulai bekerja dengan lidahku di sepanjang alat kejantanannya yang  begitu terasa keras dan tegang. Aku merasakan suatu kenikmatan yang lain  yang belum pernah aku rasakan. Aku merasakan alat kejantanan Priyono  mempunyai aroma yang berlainan dengan alat kejantanan suamiku.
  Kini aku baru sadar alat kejantanan dari setiap laki-laki juga mempunyai  perbedaan rasa yang khas yang tidak sama antara satu lelaki dengan  lelaki lainnya. Bukan saja dari bentuk dan ukurannya akan tetapi juga  dari aroma yang dipancarkan oleh masing-masing alat kejantanan itu.  Selain itu aku merasakan alat kejantanan laki-laki lain ternyata terasa  lebih nikmat daripada alat kejantanan suamiku sendiri. Mungkin hal itu  karena aku mendapatkan sesuatu yang lain dari apa yang selama ini  kurasakan. Jadi walaupun serupa tetapi tidak sama rasanya.
  "Sekarang giliranku untuk meminta berhenti", katanya dengan tenang.  Sebenarnya aku enggan melepaskan alat kejantanan yang menggiurkan itu  dari mulutku. Aku ingin merasakan betapa alat kejantanannya itu  memancarkan sperma dalam mulutku, akan tetapi kupikir tidak akan  senikmat sebagaimana bila alat kejantanannya itu meledak dalam rahimku  dalam suatu persetubuhan yang sempurna, sehingga kuturuti permintaannya  dan membaringkan tubuhku dengan kedua belah kakiku ke atas. Selanjutnya  aku menyaksikan sebuah dada yang bidang menutupi tubuhku dan tidak lama  kemudian kurasakan alat kejantanannya itu mulai terbenam ke dalam liang  senggamaku yang hangat dan basah. Aku jadi agak mengerang kecil ketika  alat kejantanan yang besar dan gempal itu memasuki tubuhku.
  "Oh, sayang.., sayang", kata Priyono bergumam. "Teruskan.., teruskan! Rasanya dahsyat sekali..!" kataku secara spontan  sambil mengencangkan otot liang senggamaku sehinga alat kejantanan  Priyono itu terjepit dengan kuat. Kemudian dengan suatu kekuatan  bagaikan sebuah pompa hydroulis, liang kewanitaanku menghisap  dalam-dalam alat kejantanan itu sehingga terasa menyentuh leher rahimku.
  Secara perlahan-lahan dia mulai menggerakkan tubuhnya di atas tubuhku.  Untuk beberapa saat aku telentang tanpa bergerak sama sekali menikmati  diriku disetubuhi oleh seorang laki-laki yang bukan suamiku. Sungguh  sulit dipercaya, aku merasa hal ini sebagai suatu mimpi. Seorang  laki-laki lain yang bukan suamiku kini sedang memasukkan alat  kejantanannya ke dalam tubuhku dan aku pun sedang menggali semua  kenikmatan darinya.
  Selanjutnya aku mulai menggoyang-goyangkan pinggulku dalam suatu putaran  yang teratur mengikuti gerakan turun naik tubuhnya. Dengan garang  Priyono terus-menerus menikamkan alat kejantanannya sedalam-dalamnya ke  liang senggamaku secara bertubi-tubi. Alat kejantanannya dengan teratur  keluar masuk dan naik turun di liang senggamaku yang membuka serta  meremas dengan erat alat kejantanan itu. Aku merasakan persetubuhan yang  sedang kami lakukan ini betul-betul sangat hebat. Dan kesemuanya ini  disebabkan oleh alat kejantanan seorang laki-laki lain yang bukan  suamiku.
  Selanjutnya Priyono mulai menghujamkan tubuhnya ke tubuhku semakin kuat  dan semakin kencang. Kami jadi bergumulan dengan hebat di atas tempat  tidur saling cabik mencabik tubuh masing-masing. Tubuh kami bersatu dan  merenggang dengan hebat. Setiap hunjamannya membawaku ke suatu alam  fantasi yang jauh entah dimana yang tidak pernah kuketahui dan belum  pernah kualami sebelumnya. Yang aku tahu pada saat itu hanyalah suara  desahan kenikmatan yang keluar dari mulut kami masing-masing.
  Tiba-tiba puncak dari itu semua, kurasakan alat kejantanannya yang  berada dalam liang senggamaku menjadi sedemikian membesar dan tegang  dengan keras. Liang senggamaku pun terasa berdenyut lebih keras lagi dan  akhirnya aku merasakan suatu cairan yang hangat dan kental terpancar  dari alat kejantanannya membanjiri liang senggamaku. Nafas Priyono  dengan kuat menyapu wajahku. Saat yang mendebarkan itu berlangsung lama  sekali. Sangat sukar aku lukiskan betapa kenikmatan yang kualami dari  kesemuanya itu. Akhirnya kami terbaring dengan segala kelelahan namun  dalam suatu alam kenikmatan lain yang belum pernah aku alami bersama  suamiku. Yang terang ketika Priyono menarik alat kejantanannya dari  liang senggamaku, aku merasakan ada sesuatu yang hilang dari dalam  tubuhku.
  Sisa malam itu tidak kami sia-siakan begitu saja. Kami menghabiskan sisa  malam itu dengan melakukan hubungan intim beberapa kali lagi bagaikan  sepasang suami-istri yang sedang berbulan madu dalam suatu hubungan  persetubuhan yang sangat dahsyat dan belum pernah kualami bersama  suamiku selama ini. Kami terus berasyik-masyuk sampai saat-saat terakhir  kami kembali ke rumah masing-masing ketika hari sudah menjelang subuh.
  Keesokan harinya ketika aku terbangun, aku merasa bagaikan seorang  wanita yang baru dilahirkan kembali. Demikian pula suamiku. Aku  merasakan adanya suatu kesegaran dan kecerahan lain dari yang lain dan  penuh dengan semangat kegairahan hidup. Hal ini membawa pengaruh kepada  hari-hariku selanjutnya. Aku merasa mendapatkan suatu horizon baru dalam  kehidupan. Demikian juga suamiku, kurasakan cinta kasih kami semakin  bertambah dari waktu-waktu sebelumnya. Kehidupan rumah tangga kami  serasa lebih harmonis penuh dengan keceriaan dan kegembiraan daripada  waktu-waktu yang lalu. Dengan demikian tidak mengherankan kiranya  apabila aku dan suamiku terus menghadiri arisan itu beberapa kali dan  selama itu pula aku telah dapat merasakan berbagai macam type alat  kejantanan laki-laki dalam berbagai macam bentuk dan ukuran serta  berbagai macam tehnik permainan hubungan kelamin dengan para suami orang  lain. Akan tetapi yang penting dari kesemuanya itu, di lain keadaan,  aku menyadari suatu hal yang selama ini tidak pernah terpikirkan maupun  kubayangkan sebelumnya, bahwa alat kejantanan suami kita sendiri  sesungguhnya juga mempunyai suatu keistimewaan tersendiri. Aku dapat  mengetahuinya kesemuanya itu karena aku telah dapat membandingkannya  dengan alat kejantanan dari suami-suami orang lain.
  TAMAT
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Binalnya Ibu Muda               May 2nd 2013, 03:57                                                Malam semakin larut saat Rianti belum bisa memicingkan matanya, sudah  sebulan suaminya tidak memberikan kemesraan diatas ranjang semenjak  mereka menempati rumah barunya. Mungkin karena kesibukan kerjanya  membuat Anto seperti tidak memperdulikan isterinya, padahal mereka masih  terhitung pengantin baru meskipun masa perkawinan mereka telah berjalan  tiga tahun dan belum mempunyai anak. Kepindahan Rianti itu dari pondok  indah mertuanya, karenakan berbagai sebab
  Gunjingan dari pihak keluarga suaminya, alias ibu mertua telah membuat  perempuan cantik yang berusia 25 tahun itu tidak lagi mau menggunakan  akal sehatnya, demi untuk bisa hamil Rianti telah menempuh jalan pintas.  Ranti tak ingin dikatakan wanita mandul padahal Rianti sudah banyak  datang kepada dokter ahli kandungan dan semua dokter mengatakan bahwa  Rianti sangat sehat dan subur, kedua pasangan suami isteri itu adalah  pasangan yang tidak mandul, bahkan keturunan dari kedua belah pihak  orang tua mereka banyak mempunyai anak.
  Mungkin Tuhan belum menghendaki pasangan suami isteri itu untuk  mempunyai keturunan, akhirnya jalan pintas telah ditempuh Rianti, dengan  mengalahkan logikanya sebagai seorang perempuan yang mempunyai latar  belakang pendidikan sarjana ekonomi, dan sang suami ikut pula mendukung  isterinya untuk menempuh jalan alternatip tersebut dengan mendatangi  orang orang pintar alias dukun yang dianggap akan mampu memecahkan  persoalan rumah tangga mereka. Demi cinta pada isterinya Anto rela  berpayah payahmencari informasi dimana adanya orang pintar yang akan  dikunjunginya.
  Pada saat makan siang disebuah rumah makan yang sederhana dekat dengan  kantornya, sepintas Anto mendengar pembicaraan pemilik rumah makan itu,  seorang perempuan setengah baya namun masih nampak kecantikan dan  kesintalan tubuhnya. Dari Mbak Retno pemilik rumah makan tersebut Anto  akhirnya mendapatkan informasi bahwa ada orang pintar yang bernama Mbah  Barja, karena sang pemilik rumah makan sering mengunjungi Mbah Barja  untuk mendapatkan sesuatu agar rumah makannya tetap selalu laris.
  Maka berangkatlah pasangan suami isteri tersebut menuju sebuah dusun  yang sangat terpencil yang jauh dari keramaian ibu kota, yaitu sebuah  dusun bernama tengger yang ditempuh dalam waktu hampir lima jam dengan  kendaraan roda empat. Dengan mengendarai mobil pribadi, Setelah tanya  sana sini akhirnya Anto dan Rianti sampai juga pada sebuah rumah yang  sangat sederhana bentuk bangunannya terbuat dari dinding papan dan agak  jauh dari desa tengger sendiri. Rumah dukun tersebut menyendiri  terpencil dan jauh dari rumah para penduduk setempat.
  Rumah mbah barja terletak dibawah rimbunan pohon bambu betung namun  tampak bersih dan rapih jauh dari kesan yang menyeramkan. Lalu pasangan  suami isteri itu langsung disambut oleh mbah barja sendiri, karena  memang lelaki itu hanya tinggal sendirian dirumah yang ditempatinya.  Mbah Barja berusia 50 tahun masih nampak sehat dan kekar dengan postur  tubuhnya yang tinggi besar bahkan orang tak akan menyangka kalau mbah  barja telah berusia 50 tahun. Lelaki tua itu masih nampak seerti berumur  40 tahunan. Dengan hanya memakai celana komprang hitam bertelanjang  dada, mbah barja mempersilahkan Anto untuk masuk kedalam rumahnya sambil  memandang pada Rianti. Pada saat mbah barja menatap Rianti, perasaan  isteri Anto yang cantik itu serasa terhanyut terbuai oleh alunan  gelombang laut dan gairah birahi kewanitaannya serasa ada sesuatu yang  menggelitik sekujur tubuhnya.Namun perasaan itu hanya sebentar saja  seperti didalam mimpi.
 
  Sebelum Anto menceritakan niat dan tujuan kedatangan mereka, mbah barja  telah lebih dahulu berbicara, " Tentu kalian datang kemari hanya untuk  berobat agar mempunyai anak " bukankah begitu Mas.
  Ya benar mbah jawab Rianti penuh semangat
  Mbah koq tau ya kalau tujuan kami kesini untuk itu sambung Anto
  Mbah barja hanya tertawa kecil seraya berkata : " perkara itu perkara  mudah" asalkan kalian mau memenuhi syarat syaratnya yang kuminta,  sebagai sarana pengobatannya.
  "Apa itu syaratnya mbah jawab Anto dan Rianti berbarengan".
  Lalu mbah barja dengan memejamkan matanya bicara seperti orang yang berbisik namun jelas dapat didengar oleh Anto dan Rianti.
  Pertama kalian sediakan minyak wangi kemala dan kain hitam tipis dua  meter, dan untuk selanjut saya akan memeriksa dulu mas Anto, mungkin ada  sesuatu yang jadi penghalang dari dalam tubuhmu. Dengan memegang  telapak tangan Anto mbah barja berkemak kemik membaca mantra. Tiba tiba  saja Anto menjerit, sekujur tubuhnya seperti kepanasan seperti tersiram  air panas. Kemudian mbah barja berkata bahwa didalam tubuh Anto tidak  ada gangguan apa pun dan juga tidak dari gangguan makhluk halus.
  Ketika tiba pada giliran isterinya Rianti, tiba tiba saja Rianti tertawa  ngikik seperti kuda liar, dengan tubuh bergetar berkejat kejat Rianti  tertawa tanpa henti. Dalam perasaan Rianti diliang vaginanya seperti ada  yang menggelitik, saking tak dapat menahan nikmatnya hingga isteri Anto  itu tertawa terkikik menahan rasa geli yang aneh. Lalu kemudian mbah  barja bicara perlahan dan dengan jelas dapat didengar oleh Anto. " mas  isteri mu ada sesuatu yang mengganggu dari dalam tubuhnya yang tidak  nampak oleh kasat mata, hanya dapat dirasakan melalui netra batin, lalu  mbah barja memandang pada isterinya sambil berkata :
 
  Bagaimana bu apa yang ibu rasakan tadi, Rianti tak dapat menjawab hanya  tertunduk diam bercampur rasa jengah. Nah untuk itu, ibu harus menetap  tinggal disini beberapa hari, kata mbah barja, dan itu kalau suami ibu  tidak keberatan, "mas Anto cepat carikan minyak wangi yang saya pesan  itu sebagai syaratnya, lagi pula barang itu agak sulit didapat, keciali  hanya banyak dijual di toko minyak wangi orang orang arab dikota. Anto  belum memberikan jawaban saat mbah barja sudah masuk kedalam kamarnya  untuk mengambil sesuatu. Dan tak berapa lama mbah barja telah kembali  kehadapan mereka dengan membawa dua mangkuk minuman Nah.. mas Anto dan  isterinya silahkan diminum dulu jamu buatan saya biar tubuh kalian tidak  terasa capek setelah perjalanan jauh.
  Kemudian pasangan suami isteri itu meminum jamu pemberian mbah barja,  tak berapa lama perasaan Anto bagaikan orang tidak mempunyai perasaan  susah ataupun sedih, Anto selalu merasa enjoy seperti orang yang dimabuk  ganja. Dan setiap pertanyaan mbah barja selalu dijawab ya dan ya, tanpa  ada bantahan. Lain lagi halnya dengan Rianti perasaannya diliputi  dengan rasa sangat menyukai pada lelaki tua itu, didalam perasaannya  selalu berandai andai, andaikan suaminya seperti mbah barja ini,  bertubuh kekar dan gempal dengan kulit kehitaman, dan dalam pandangan  Rianti mbah barja semakin Nampak macho hingga menggelitik birahi  kewanitaannya.
 
  Tiba tiba mbah barja berbisik pada Anto, mas isterinya mas akan saya  mulai dengan pengobatan awal dulu ya, dan Anto pun mengangguk setuju,  mbah barja lalu menggandeng lengan Rianti diajak masuk kedalam kamar  yang biasa dipakai oleh mbah barja untuk mengobati pasiennya. Perasaan  Rianti campur aduk antara penasaran dan senang. Begitu hebatnya dukun  ini pikir Rianti, namun ia begitu sangat senang akan bisa punya anak  setelah berobat pada orang tua ini.
  Setelah keduanya berada didalam kamar, mbah barja lalu mendudukkan  Rianti disebuah kursi yang tanpa sandaran, dari arah belakang mbah barja  berbisik ditelinga Rianti. " Apa ibu sudah siap untuk menjalani syarat  syaratnya seperti yang kita sepakati"
  " Ya ya ya mbah…ka ka kalau itu sebagai jalannya " jawab Rianti dengan sedikit gagap
  " ibu sudah kepingin sekali khan punya anak" Ya mbaah, makanya kami datang kesini
  Bisikan mbah barja ditelinga Rianti terasa begitu mesra dan hangat,  karena sambil berbisik mbah barja menggigit kecil daun telinga ibu muda  itu, dan batang kejantanan mbah barja serasa membesar dan panjang dalam  celana komprangnya menggesek gesek punggung Rianti. Perempuan cantik itu  tanpa sadar mulai mendesah nikmat, ketika dengan kedua telapak  tangannya yang berjari jari besar, mbah barja meremas lembut kedua bukit  kembar Rianti.
  Isteri Anto semakin mandah saja ketika mbah barja meloloskan pakaian  atasnya, maka nampaklah buah dada Rianti yang mulai mengeras dengan  kedua putingnya dari balik kutang yang berwarna hitam, dan sangat  kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dengan dengus nafas penuh  birahi mbah barja menjilati leher jenjangnya sambil meremas remas susu  Rianti yang masih mengkal yang belum pernah menyusui anak itu. " Ooooh  mmmmbah agggh " Rianti melenguh nikmat saat kedua puting susunya  dipelitir jari bah barja, tersembulah keluar bukit indah itu setelah  penutup puncak bukitnya ketika pengaitnya dilepas mbah barja, dengan  lincah lidah mbah barja menjilati kedua putingnya, dan dengan sedikit  gemes dengan deru nafas yang memburu, mbah barja menggigit kelembutan  susu yang masih padat itu. "Uuugh mbah bah", Rianti semakin diamuk  birahi ketika mbah barja membaringkannya diranjang jati sambil  memelorotkan celana dalam perempuan cantik itu yang mulai basah oleh  cairan kewanitaannya.
 
  Rianti menjerit nikmat saat jari tengah mbah barja yang besar dan kasar  itu menerobos masuk kedalam liang vaginanya, dengan perlahan berirama  lembut mengorek ngorek jari mbah barja keluar masuk diliang vagina  Rianti, " Aduh mbah koq gini rasanya mbaaaah ampuuuun".
  " Kenapa bu…enak apa enak, ayo bilang
  " Ouugh eeeeenaknya mbaaah" tapi sedikit nyeri.
  " Ya ini baru jari saya bu… memang dasarnya memek ibu yang masih sempit  karena belum punya anak, jadi sedikit sakit, Tapi suka khan buuu.
  " Bukan itu tu tu mbah, jari mbah besar sekali rasanya…. Agggghhh mbah memang enaaaak.
  Nanti ibu tak kasih yang enak lagi, Nieh rasakan ya…., dengan meremas  lembut susu Rianti yang kian mengeras putingnya, mbah barja langsung  menjilati liang vagina yang terasa begitu wangi saat mbah barja  mengendusnya, wangi khas wanita yang mulai dilanda birahi , tubuh ibu  muda itu bergetar berkejat kejat ketika dengan rakus mbah barja mengisap  isap klitorisnya seperti mengisap permen karet.
  Dan tanpa sadar Rianti meraih sesuatu pada selangkangan mbah barja,  tangannya gemetar saat menyentuh batang kejantanan mbah barja yang masih  tersembunyi didalam celana komprangnya. Begitu menakjubkan penis lelaki  tua itu terasa panjang dan besar sekali dalam genggamannya.
  " Ibu suka ya dengan yang besar panjang ? " Ayo bilang aja gak usah malu "
  Gak tau mbaaah… saya takut eh gimana ya, punya suami saya gak segini  besarnya, ini empat kali lipat dari punya mas Anto Mbah, dengan gemasnya  Rianti meremas batang kejantanan mbah barja. Rianti mulai diliputi rasa  gairah tinggi saat menyentuh batang kejantanan milik lelaki tua itu  dari luar celana komprangnya.
  " Ouuuugh gitu ya mbaaaaaah heeessssss, Rianti melenguh panjang saat  isapan mbah barja pada klotrisnya sangat kuat dan liar seraya menggit  lembut daging lebih itu.
  Jari tengah mbah barja lalu mengobok obok liang vaginanya, dan tanpa  sadar bagai orang kesurupan Rianti menjerit histeris menahan nikmat "  Agggggh uuuh ampuuuuun mbah ", dengan kepala menggeleng kekanan kekiri  dengan biji mata terbeliak keatas Rianti akan mulai mencapai puncak  orgasmenya yang pertama. Namun dengan tiba mbah barja menghentikan  kocokannya pada liang vagina yang hendak meledak itu.
  " Ouugh mbah kenapa berhenti mbaaaaah, terus terus mbah tolooong mbah diterusin "
  Rianti merengek rengek pada mbah barja karena pada saat dipuncak  klimaksnya mbah barja menghentikan aksinya mengeksplorasi tubuh sintal  ibu muda itu. Rianti bagai orang kesurupan disaat kenikmatannya  tertunda. Disaat Rianti mengerang kecewa, sesuatu yang hangat menyentuh  bibir sensualnya, rupanya mbah barja telah melorotkan celana komprangnya  maka nampaklah batang kejantanannya yang hitam besar yang langsung  ditempelkan ke bibir Rianti. Puncak birahi yang tertunda itu telah  membuat Rianti tanpa merasa jijik lagi menjilati penis mbah barja, dan  dengan rakusnya Rianti mengisap batang kejantanan lelaki tua itu.
 
 
  " Ya ya terussss bu, terus iseeep, Ooooh ibu pinter pinteeer teunaaan"  sambil meremas susu ibu muda itu, mbah barja mengerang nikmat dengan  kepala tengadah kelangit langit kamar. Gejolah darah Rianti serasa  menyentak ubun ubunnya, batang kejantanan yang berada dalam mulutnya itu  walau tidak bisa ditelan semua membuat birahinya kian memuncak.
  Tubuhnya serasa bergetar hebat kewalahan saat menerima kenikmatan  mengisap penis mbah barja, rasanya panas penis itu didalam mulutnya, dan  batang kejantanan mbah barja semakin nampak membesar dan panjang dalam  genggamannya nampak begitu perkasa. Rianti sudah tidak sabar lagi segera  disetubuhi, tanpa rasa malu malu akhirnya Rianti merengek dengan mata  sayu mengundang birahi, Rianti lalu semakin melebarkan kedua kakinya.  Mbah barja cukup mengerti dan pengalaman dalam hal menundukkan birahi  liar setiap perempuan yang akan meledak dipuncaknya. Namun mbah barja  punya tujuan lain terhadap pasiennya yang satu ini, selain wanita ini  cantik bertubuh molek juga memiliki sesuatu yang sangat berharga didalam  tubuhnya, sesuatu yang akan menambah ilmu kesaktiannya, bila dapat  dipersembahkan pada makhluk halus piaraannya yang juga sebagai gurunya.  Maka untuk itu mbah barja akan membuat Rianti pasrah dan menurut pada  kehendak dan tujuannya. Isteri Anto yang cantik itu akan dibuatnya  tergila gila dengan permainan nafsu birahinya. Dengan lembut mbah barja  berbisik ditelinga Rianti :
  " Aku akan memberikan kenikmatan kepadamu wahai budak nafsuku bisik hati  dukun itu, " dan nikmatilah sekarang nyonya cantik". Lalu dengan liar  dan buas mbah barja menjilati liang vagina Rianti dengan mendekap erat  kedua bongkahan pantatnya yang indah itu. Ibu muda itu menjerit nikmat  disenja hari disaat mata hari hendak terbenam. Rianti meracau tak karuan  ketika lidah mbah barja serasa panjang bercabang dan bergerigi menusuk  nusuk sampai kedasar mulut rahimnya. " Ouuuugh ya yaaa terus teruuuus  mbah ampun mbah, tubuh Rianti melengkung keatas dengan berkejat kejat  bagaikan penari erotis, kedua tangannya dengan erat memegang kepala mbah  barja untuk semakin dalam dibenamkan diselangkangannya. Rambutnya yang  panjang sepinggang sampai terlepas dari sanggulnya, awut awutan namun  semakin nampak menggairahkan dalam pandangan dukun tua itu, jeritan  histeris ibu muda yang mencapai dipuncak birahinya begitu indah  menggeletar berkejat kejat. Akhirnya Rianti mendapatkan juga kenikmatan  yang tertunda tadi, tubuhnya serasa luluh lantak didera pusaran badai  birahi, kenikmatan itu hanya didapatnya dengan keistimewaan lidah mbah  barja yang dapat memanjang dan bercabang bagaikan lidah ular phyton. Ibu  muda dalam keadaan lemas saat melepas puncak birahinya, namun mbah  barja ingin memberikan kesan pelajaran berharga kepada Rianti, lalu  dukun itu mengocok ngocok batang penisnya, dan disaat hendak meledak  lahar panasnya, mbah barja mendekatkan batang kejantanannya pada mulut  Rianti, " Ayo buuu minum ini pejuhku" dengan sedikit memaksa mbah barja  mengangkat kepala ibu muda itu, lalu semburan sperma lelaki tua itu  memenuhi rongga mulut Rianti.
 
  " Ayo buuu…telan semuanya ini obatnya" ibu muda itu bagai orang kehausan  saat menelan pejuh mbah barja, dan ia rasakan seperti rasa telur  setengah masak yang dicampur madu. Rianti baru kali ini menelan sperma  laki laki, namun karena gairah birahi, semuanya itu tidak membuat ia  menjadi jijik, bahkan ia rasakan seperti membangkitkan kembali nafsu  birahinya.
  Prosesi pengobatan pertama telah membawa dampak yang menakjubkan dalam  jiwa Rianti, hingga ia berangan angan untuk minta selalu disetubuhi oleh  mbah barja saat itu juga. Begitu memukau dan menakjubkan kenikmatan  yang telah diterimanya. Sementara mbah barja masih menanti saat yang  tepat untuk menyetubuhi perempuan cantik itu dengan sempurna. Ketika  alam sadarnya menyentuh simpul syaraf dibenaknya, Rianti seperti  bertanya tanya dalam hati, Oh apa yang baru kulakukan tadi, bayangan  dirinya yang dikerjai oleh mbah barja seperti hilang timbul dalam  ingatannya. Rianti masih ingat sewaktu ia dibawa masuk oleh dukun itu  kedalam kamar, setelah itu ada sesuatu yang menjalari didalam tubuhnya,  suatu gairah nafsu birahi yang tak dapat terbendung dan begitu sangat  menggebu gebu, sampai sampai ia rela mengoral penis besar dukun itu dan  juga menelan pejuhnya. Padahal terhadap suaminya tidak pernah ia lakukan  itu, maka dalam hatinya timbul rasa heran dan juga penasaran, apakah  dirinya telah menjadi perempuan yang binal, dan bukan lagi sebagai  isteri yang setia setelah berjumpa dengan mbah barja dukun perkasa ini.
  Dengan rasa cemas Rianti merapikan pakaiannya, ia tau suaminya sedang  berada diruang tamu menunggunya, Rianti tak ingin suaminya tahu apa yang  telah ia perbuat bersama mbah barja saat berada didalam kamar tadi.  namun rasa cemas itu menjadi sirna seketika. Lalu mbah barja berbicara  pada Rianti sambil mencium bibirnya dengan meremas buah dadanya. Jangan  kuatir… suami ibu tertidur nyenyak saat kita berada dikamar ini. Dan  memang begitu keadaannya disaat Rianti keluar dari kamar mbah barja,  nampak suaminya tertidur nyenyak di kursi bamboo yang ada diruang tamu.  Anto tidak merasakan apa apa sama sekali, bahkan ia tidak tahu menahu,  ketika didalam kamar sang dukun itu, isterinya dalam cengkraman gairah  liar menapaki jejak birahi yang menakjubkan naluri kewanitaanya.
 
  Anto hanya ingat bahwa isterinya sedang diobati oleh dukun tua itu dan  masuk kedalam bilik. Samar samar Anto mendengar percakapan isterinya  dengan mbah barja didalam kamar lalu ia tertidur, yang kemudian ia  terbangun karena suara obrolan mereka seperti sudah begitu akrabnya  ketika telah berada diruangan tamu.
  " bagaimana mbah apa sudah selesai " kata anto
  " Sudah mas" jawab Rianti, proses pengobatannya gak lama koq mas.
  " Ya sudah selesai proses awal pengobatan " jawab mbah barja, dan  tinggal kesedian isteri mas Anto sendiri, apakah isteri mas mau tinggal  beberapa hari digubuk saya ini untuk kelanjutan pengobatannya. Jantung  Rianti semakin berdebar debar tak karuan saat mbah barja bicara kepada  suaminya.
  " Gimana Rianti apakah kamu bersedia sementara untuk tinggal ditempat yang sunyi ini "
  Lidah Rianti serasa kelu untuk menjawab pertanyaan suaminya, lalu mbah  barja berkata pada Rianti, " Ibu boleh tinggal ditempat ini dalam rangka  pengobatan selanjutnya " mbah barja menatap pada matanya Rianti, tiba  tiba saja sekujur tubuh ibu muda itu bergetar seperti melayang kealam  tanpa rasa, lalu bayangan kemesraan antara dirinya dengan mbah barja  yang barusan terjadi teringat kembali dibenaknya. Gairahnya yang liar  tadi bersama mbah barja semakin memacu libidonya. Dan badai kenikmatan  berahi itu belum sempurna ia terima, ibu muda itu menuntut untuk segera  dituntaskan badai birahinya.
  " Ya mbaaah" saya mau tinggal ditempat ini, dengan suara manja sedikit genit
 
  Rianti menjawab pertanyaan dukun itu. dan juga bagaimana dengan suami  saya mbaaah. " Oh Suami ibu biar pulang dulu untuk menyediakan  persyaratan yang saya minta itu ", dan besok mas anto harus datang lagi  dengan membawa minyak kemala dan kain hitam. Lalu setelah usai Maghrib  Anto pun meninggalkan isterinya didusun tengger untuk kembali ke  Jakarta.
  Malam semakin larut dan dingin saat Rianti tinggal dirumah dukun itu,  malam itu adalah malam badai birahi, didalam dekapan mbah barja Rianti  berkali kali mengalami orgasme saat mendakinya, meski belum disetubuhi  secara utuh dan sempurna oleh dukun tua itu. Dalam keadaan keduanya  telanjang bulat sambil berdiri mbah barja menggesek gesekan batang  kejantanannya pada belahan bongkahan pantat bahenol Rianti, dengan  tangan kirinya mbah baraja meremas membelai susu mengkal ibu muda itu,  dan tangannya yang satu mengorek ngorek liang vagina Rianti yang masih  sempit, dengan dengus nafasnya yang memburu lidah mbah barja menelusuri  leher jenjang perempuan cantik itu, Desahan nikmat yang keluar dari  mulut Rianti tak henti hentinya melenguh seperti suara ular yang  mendesis " Ooohh hesssss mbah ampuuuuuuun enaknya mbaaaaaaaaaaaaaah,  ampuuuuun mbah aku gak tahaaaaaaaan mbah, setubuhi aaaaaku mbah. Batang  kejantanan mbah barja dirasakan Rianti begitu terasa panas membelai  bongkahan pantatnya, dan pilinan jari lelaki tua itu pada putting  susunya semakin membuat sukmanya melambung keawang awang, jari tengah  mbah barja dengan sangat gencar mengobok obok liang vaginanya hingga  melelehkan cairan kewanitaannya, ibu muda itu akhirnya mencapai puncak  kenikmatannya yang pertama, dengan tubuh berkejat kejat menggeletar  dalam dekapan tubuh kekar mbah barja didalam posisi keadaan berdiri, "
  Yaaaach houuus ampuuuuun mbah, enaaaaaaaak enaaaaak zzzz zuuuudah mbaaah  ampun", tubuh ibu muda itu melengkung kebelakang sehingga buah dadanya  kian membusung. Namun mbah barja tak memperdulikan rintihan Rianti,  dengan sedikit merubah posisi dari berdiri, mbah barja membungkukan  punggung perempuan itu ke arah tempat tidur jati, dan posisi Rianti kini  dalam keadaan menungging, sebelum puncak klimaksnya selesai, dengan  buasnya mbah barja menjilati liang vagina serta lubang anus ibu muda  itu. Suara rintihan nikmat dengan racauan tak karuan Rianti menjerit  histeris saat menerima kenikmatan birahi liar dari lelaki tua itu,  sekujur tubuhnya berkejat kejat menggeletar ketika lidah panjang mbah  barja semakin dalam menusuk nusuk kedalam liang vaginanya.
 
  " Ouuughhhh ampuuun mbah jangan siksa aku", setubuhilah aku sekarang  mbaaaah, tiba tiba tubuhnya menggelosor terjerembab keatas kasur, Rianti  bagai orang kesurupan saat menjemput orgasme keduanya, liang vagina ibu  muda itu semakin meleleh dengan cairan yang merembes dari dindingnya  vagina yang masih sempit itu berkedut kedut didera nikmat seperti pantat  ayam yang hendak bertelur.
  Mbah barja tetap saja tak perduli dengan keadaan perempuan cantik itu  yang sedang mengalami sekarat didera kenikmatan puncaknya, lalu  ditelentangkan tubuh molek itu, dengan buas dan liar, mbah barja lalu  menyusu pada putting yang indah milik ibu muda. menghisapnya, menggigit  gigit dengan gemasnya, " Oooh bu tetek ibu masih mengkel", indah sekali  tetek ranum ini, Nieh bu rasakan nikmatnya…aku tak nyusuu ya bu. kedua  kaki Rianti lalu dibuka lebar, dengan perlahan dan pasti, mbah barja,  menggesek gesekan kepala penisnya yang besar pada belahan vagina  perempuan cantik itu, kenikmatan demi kenikmatan telah membuat Rianti  semakin berkelojotan dibakar gairah. Panasnya gesekan penis mbah barja  disertai isapan permainan lidah dukun itu pada kedua susunya, kian  membuat Rianti meracau tak karuan. Keduannya semakin liar, meremas  memilin, dan saling berdekapan erat sampai nafas keduanya ngos ngosan. "  Ayo mbaaaaah masukin dong mbah", jangan siksa akuuuu mbaaaah, tolong  mbah, entot aku sekarang juga mbaaah . " Oh ho ho sabar toh bu, "Ayo  bilang dulu, mana yang enak gesekan kontolku dengan punya suami mu, Ayo  bilang buuu gak usah malu. Ouuuug mbaaaah….enak punya mbah, enaaak  enaaaak terus ya terus gitu mbah.
  ".Gesekan kepala penis mbah barja pada bibir vaginanya membuat Rianti  menggeliat berkelojotan bagaikan kuda betina liar yang sedang birahi.  Namun mbah barja tetap bertahan untuk tidak memasukan kepala penisnya  kedalam liang nikmat perempuan cantik itu, karena belum saatnya untuk  menyetubuhinya bila kedua syarat yang diminta belum terpenuhi, yaitu  minyak wangi kemala dan selembar kain hitam tipis sebagai simbol  perjanjian dari alam kegelapan.
  Malam sunyi didusun terpencil itu dipecahkan oleh jeritan histeris  Rianti saat ia mendaki puncak birahinya, kenikmatan yang diberikan oleh  mbah barja begitu sempurna, hanya dengan jilatan lidah panas serta  gesekan penis hangat mbah barja, telah membuat perempuan cantik itu  terlempar pada pusaraan badai kenikmatan. Mbah barja bagaikan singa  lapar yang sedang mengendus menjilat dan mencakar sebelum menelan  mangsanya. Rianti seperti anak kucing yang sedang dimandikan oleh  induknya dengan jilatan panas mesra disekujur tubuhnya. Kenikmatan itu  akhirnya diraih dengan orgasme secara beruntun dengan tubuh yang  berkejat, dan akhirnya Rianti tertidur pulas dalam pelukan mbah barja.
  Siang itu cuaca sedikit mendung, namun Anto semakin kencang memacu laju  mobilnya agar cepat sampai di rumah mbah barja, dan semua persyaratan  yang diminta mbah barja telah ia dapati, tanpa terasa Anto telah  memasuki mulut desa tengger, dengan sedikit mengambil jalan pintas  akhirnya Anto sampai dirumah dukun tua itu.
 
  Ketika telah bertemu dengan isterinya, Rianti nampak segar bugar dengan  wajah berseri seri, dan kecantikannya semakin menarik , dengan penuh  manja Rianti menyambut kedatangan sang suami dengan kecupan manisnya.  Kepuasan batin Rianti terpancar dari wajah dan gerak geriknya, gejolak  birahinya seakan tak pernah padam semenjak ibu muda itu mendapatkan  kenikmatan yang begitu dahsyatnya dari mbah barja, dukun tua itu telah  merubah segalanya yang membuat Rianti mulai mempunyai sifat sedikit  binal yang merasuk kedalam jiwanya.
  Setelah minyak wangi dan kain hitam berada ditangan mbah barja, maka  segera diadakan prosesi pengobatan isteri Anto selanjutnya, dan malam  itu Anto ikut menyaksikan ketika isterinya mulai dipersiapkan oleh mbah  barja. Kepulan asap dupa wangi yang menyerap aura mistis, kian membuat  Anto seperti berada disuatu tempat yang membawa sukmanya kealam tanpa  rasa. Kain hitam tipis telah melilit pada tubuh molek isterinya yang  tanpa mengenakan apa apa lagi, tubuh telanjang Rianti begitu transparan  dalam lilitan kain hitam itu, dalam pandangan Anto isterinya nampak  bagaikan dewi yang turun dari khayangan, begitu memikat membangkitkan  birahinya, sungguh merangsang pemandangan itu saat tubuh molek isterinya  hanya dililit dengan kain hitam tipis.
  Minyak wangi kemala yang ditangan mbah barja, setetes demi setetes  dioleskan pada leher jenjang isterinya, dan dengan penuh kelembutan  tangan mbah barja melulurkan minyak harum itu dengan posisi membelakangi  punggung Rianti, mulut dukun tua itu berkemak kemik membaca mantra,  secara perlahan lahan tangan mbah barja mulai menurunkan kain penutup  tubuh ibu muda itu hingga nampak bukit susu yang mengkal padat. Saat  jari mbah barja mengoles minyak harum pada pundak Rianti, isterinya  mulai mendesah, sebab dirasakannya batang kejantanan mbah barja yang  mulai mengeras menekan pada belahan pantatnya. Dan memang harus diakui  bahwa bentuk tubuh Rianti begitu sempurna, pinggulnya yang ramping,  dengan bongkahan pantat yang bulat, kedua payudaranya membusung kedepan,  pentil payudaranya mencuat sebesar jari jempol berwarna kecoklatan.  Setiap lelaki pasti berkhayal untuk bisa menetek pada putting susunya  yang masih seger dan belum pernah menyusui anak.
  Keharuman minyak kemala dan asap dupa membuat suasana dikamar semakin  jadi romantic, begitu merangsang wewangian itu dalam pencium Anto dan  isterinya. Desahan isterinya semakin jelas terdengar oleh Anto saat  tangan mbah barja mulai melumuri minyak kemala pada kedua bukit kembar  isterinya dengan puting yang mulai mencuat keatas. " Ouuughhh mbah hees  heeeeesssss oh"
  Namun mbah barja tidak hanya sekedar memoles, tangan mbah barja juga  meremas remas dan membelai kedua susu isterinya, dan Anto ingin protes  namun seperti tak punya keberanian untuk menegur mbah barja, justru yang  merasuk kedalam pikirannya ia ingin melihat isterinya disetubuhi oleh  dukun tua itu, akal sehatnya telah hilang sama sekali yang ada hanyalah  perasaan terangsang saat melihat isterinya mendesah nikmat ketika mbah  barja meremas buah dada isterinya sambil menjilati leher jenjangnya.
  Mbah barja dengan suara serak yang sedang memendam birahi memanggil  suami Rianti, "Mas Anto kemarilah… mendekatlah pada isterimu, Anto pun  mendekat, setelah dekat pada isterinya mbah barja, berkata pada Rianti  sambil menggigit kecil daun telinga perempuan cantik itu. " Bu pernahkah  suami mu melakukan pemanasan, seperti yang kulakukan ini ? "
 
  Rianti menjawab pertanyaan mbah barja dengan mendesah, tubuhnya mulai  dirasuki puncak birahi, gesekan penis mbah barja pada bongkahan  pantatnya kian mengeras dan remasan tangan dukun tua itu pada  payudaranya kian membuat dirinya semakin terangsang.
  " Ti ti tidaaaak pernah mbaaaaah Ouuuh agggh heiiis "
  " Nah mas Anto, isteri mu ngaku sendiri khan". Makanya malam ini aku  akan mengajari mas Anto bagaimana cara memberikan kemesraan birahi pada  seorang isteri, dan isterimu akan kuajari juga bagaimana seharusnya  untuk melayani suami ditempat tidur. Bagaiman mas Anto apakah bersedia  dan rela bila isteri mas Anto saya beri pelajaran malam ini "
  " Eh ee ya mbah ",… Anto bagaikan terpukau oleh ucapan dukun tua itu.
  "b bboleh mbah" berilah isteri saya pelajaran yang sempurna. Batin anto  berkecamuk antara ya dan tidak, akan tetapi ucapan yang keluar dari  mulutnya begitu lancarnya untuk berkata ya dan ya.
  " Nah bu, dengar apa kata suami ibu sendiri", saya harus memberikan  pelajaran bagaimana seharusnya ibu melayani suami diatas ranjang  kemesraan. Ayo bilang pada suamimu, ayo bu gak usah malu malu, desakan  birahi telah membuat Rianti kian mengerang nikmat penis besar mbah barja  semakin liar menusuk belahan pantatnya, dan terasa memanjang dari dalam  balik celana komprangnya. " Ayo cepat minta izin pada suaminya bu"
  Ya ya… mmmbah", maaaas, izinkan saya diobati ama mbah ya maaaas, Ouuuuh  mas aku gak kuat lagi mas, mbah lekas obati aku mbah, duuuh ampuuuuun,  Rianti mengerang manja penuh birahi saat mbah barja mulai menjilati  putting susunya. Anto semakin terpukau dan takjub, dalam pandangannya  isteri tercintanya kian nampak cantik merangsang saat menggelinjang  didera nikmat birahi. Pemanasan dukun itu telah membuat isterinya  menggeliat dalam dekapan lelaki yang tinggi besar berotot.
  Anto bagaikan layang layang putus talinya, pikirannya melayang keawang  awang, namun menimbulkan sesuatu yang sangat aneh dalam dirinya, ia  begitu terangsang saat melihat isterinya dalam dekapan orang lain,  hingga tanpa ia sadari penisnya ikut pula mengeras dibalik celananya.  Kain hitam tipis itu telah disingkap oleh mbah barja, maka nampaklah  bongkahan indah pantat isterinya yang terus menerus kena gesek oleh  penis besar mbah barja yang masih bersembunyi dibalik celana  komprangnya. " Mbahhh besar sekali rasanya mbaaaah, oh mbah hangat  hangat, teruuuuuus. Anto terpukau dan terpukau tubuh isterinya  menggeliat bagai cacing kepanasan dalam dekapan dukun tua itu, belum  pernah ia melihat dan mendengar isterinya mengerang demikian itu ketika  mereka bercinta, tapi kali ini isterinya telah dibuat terangsang oleh  permainan birahi mbah barja.
 
  Rasa minder dan iri timbul dari dalam diri Anto, ia begitu terkesima  melihat tonjolan pada selangkangan mbah barja, dan dengan perlahan serta  pasti mbah barja mulai melorotkan celana komprang hitamnya, maka  menyembul batang kejantanan dukun tua itu yang langsung menampar pantat  isterinya sebesar tongkat satpam, melentur berkedut kedut seperti karet.  Ooooh… tanpa sadar anto berseru lirih. Isterinya pun mendesah nikmat,  "Ooooh mbah hangat sekali mbah mbaaaaah. Mbah barja menampari pantat  isterinya dengan penisnya yang besar panjang, klepek klepek, dan juga  disorongkan melewati selangkangan isterinya, sampai kepala penis itu  muncul didepan bibir vagina Rianti.
 
  Tubuh anto bergetar hingga ia terduduk dikursi yang ada rotan dikamar  itu, dan tanpa Anto sadari tangannya mengelus tonjolan penisnya sendiri  yang semakin serasa sesak dibalik celananya. Anto membayangkan isterinya  akan menjerit kesakitan bila batang kejantanan mbah barja masuk keliang  vagina sang isteri tercinta. Penis mbah barja begitu memukau  perasaannya jauh lebih besar dan panjang dari pada miliknya, bahkan lima  kali lebih besar dari penisnya sendiri. Batang kejantanan mbah barja  besar panjang seperti tube pepsodent yang ukuran jumbo, dilingkari  dengan urat besar seperti cacing disekitar batangnya.
  Isterinya bagaikan kuda betina liar meringkik melenguh, dengan tangan  gemetar Rianti melepas lilitan kain hitam lalu perempuan cantik itu  membalikan tubuhnya menghadap mbah barja, sungguh pemandangan yang  spektakuler, ketika tubuh isterinya membalik, batang kejantanan mbah  barja langsung menampar bibir vagina isterinya yang mulai basah, seperti  tongkat karet yang lentur, penis besar mbah barja menggesek belahan  bibir memek isterinya. "Oooooh mbaaaaaah nikmat nikmaaaaat mbah, terus  teruuuuus yeah.
  Dengan meremas bongkahan pantat isterinya, mbah barja membenamkan  wajahnya kebukit susu isterinya yang mengkal, karena belum pernah  menyusui anak, masih begitu ranum dan hangat dengan pentilnya yang  mencuat keatas. Sungguh pemandangan yang menakjubkan sampai membuat Anto  meledakan lahar panas membasahi celananya. "Yeaaaaach ouuuup". Dan  tubuhnya jatuh tersandar pada kursi rotan itu, mbah barja sempat melirik  pada anto, dan dukun tua itu jadi tahu bahwa anto yang lemah syahwat  mengalami ejakulasi dini. Namun penis anto masih tetap mengeras, saat  isterinya berkejat kejat nikmat meracau tak karuan, " Oh mbaaaaah  setubuhi aku cepat mbah " Oh yeees terus enaaaaaak mbah.
 
  Mbah barja mulai menunjukkan kebolehannya untuk mengajari anto,  bagaimana seharusnya menjadi lelaki sejati didalam olah asmara. " Mas  anto kita mulai sekarang" Lihat bagaimana saya akan membuat isterimu  berkejat kejat dalam pusaran badai birahinya. Mbah barja kemudian  mengangkat tubuh isterinya dan dibaringkan diatas ranjang jati.  Kemarilah mas Anto akan aku tunjukan padamu pelajaran pertama ini :
  Dengan menurut Anto mendekat kepinggir ranjang. Rianti memandang  suaminya dengan pandangan mata sayu memendam bara gairah berahi.
  "Aahhh, manisnya,"isterimu mas Anto. "sungguh menggairahkan sekali,  isterimu adalah perempuan yang slalu dapat membangkitkan gairah setiap  lelaki. Mas anto sangat beruntung punya isteri secantik ini, selain  cantik isteri mas anto adalah seorang wanita yang punya birahi tinggi,  dan tidak pernah puas bila hanya disetubuhi oleh satu lelaki, apa lagi  dengan lelaki yang penisnya sangat kecil seperti punya mas anto. Anto  hanya dapat mengangguk anggukan kepalanya saja ketika mbah barja  membicarakan tentang isterinya yang tersayang.
  Mbah barja meraih kaki Rianti dan memutar tubuhnya menyamping sehingga  vaginanya mengarah ke sudut ranjang. Sambil menuntun anto mengitari  ranjang, mbah barja bertanya dengan lantang, "Apakah kamu pernah  mengoral vagina isterimu?"
  "Tentu saja tidak!" kata Anto dengan suara yang hampir tercekat""
  " Disitulah letak kenikmatan dan kesenangan seorang perempuan, semua  perempuan selalu merindukan liang vaginanya untuk dijilati." Ujar mbah  barja.
  Dukun tua itu tersenyum. anto mungkin bukan seorang pecinta sejati, tapi  terlihat rasa haus yang tidak dapat ditutupi dalam tatapan mbah barja  ketika Anto melihat pada kemaluan isterinya yang mulus tanpa rambut.
  "Yah, kamu perlu menjadi seorang pecinta sejati untuk mengoral vagina  isterimu. Semua lelaki melakukannya setiap saat akan menyetubuhi isteri  isterinya. Naah, Tugasmu sekarang adalah mempersiapkan isteri kamu untuk  menerima penisku dulu. Gampang, bukan ? Ayo pasang mukamu di sana dan  mulai jilati bibir vagina isterimu yang cantik semok ini."
  Anto menatap vagina isterinya lalu menyentuh bibir kemaluan itu dengan  tangannya. Rianti gemetar saat ia merasakan sentuhan itu. Anto merasakan  lembutnya vagina isterinya yang mengeluarkan wangi khas, Rianti selalu  rajin membersihkan liang vaginanya, dengan cairan pembersih sari ayu,  juga isterinya sangat rajin meminum jamu pewangi vagina merek nyonya  meneer.
  "Bagus bagus mas anto," mbah barja memberi semangat sambil mendorong  Anto untuk semakin mendekat ke vagina isterinya, "Ayo beri ciuman mesra  pada vagina isterimu"
  Anto belum pernah berada sedekat ini dengan kemaluan isterinya, bila ia  ingin melakukan tugasnya memberi nafkah batin pada isterinya, ia  langsung memasukan penisnya tanpa pemanasan terlebih dahulu.
  Wajah mbah barja berada tepat di samping telinganya anto dan berkata,  "Cium bibir vagina isterimu, dan Banyak pergunakan lidah… iya terus  lakukan, begitu."
  Anto telah memulai tugasnya dan semakin lama terlihat semakin terbiasa.
  "Usap klitorisnya dengan ibu jarimu… Jangan hentikan permainan lidahmu.  Nah begitu. Permainkan ritme jilatan dan usapanmu," lanjut mbah barja.
 
  Sementara itu tubuh Rianti tidak dapat menolak efek yang timbul atas apa  yang dilakukan suaminya. Lidah anto terasa sangat begitu menakjubkan.  Dan ibu jari anto yang menari-nari pada klitorisnya mulai membuahkan  hasil yang ditunggu-tunggu oleh dukun tua tersebut. Setelah beberapa  saat meneruskan permainan lidah dan jarinya, anto dihadiahi dengan  rembesan cairan hangat akibat dari vagina isterinya yang mulai  melubrikasi.
  Keheningan dalam kamar terpecahkan oleh suara berkecipak basah dari  usaha anto mengoral isterinya. Mbah barja mengedipkan mata ke Anto lalu  ia berkata
  "Masukkan jari tengahmu ke dalam vaginanya, dan Pertemukan ibu jari dan  jari tengahmu di antara dinding vaginanya," perintah mbah barja, dan  yang baru saja mbah barja berikan perintah pada Anto akan memberi efek  terstimulasinya G-Spot isteri Anto itu.
  Anto menuruti perintah mbah barja dan telah membuahkan hasil desahan  lirih yang keluar dari mulut isterinya. Mbah barja tersenyum lebar  melihat hasil yang sangat memuaskan.
  Kemudian dukun tua itu menjamah pantat isterinya sambil mengocok batang  kejantanannya, mbah barja terus memberi perintah pada anto.
  Mbah barja mendorong Anto ke samping dan isterinya mengeluarkan erangan  seakan memprotes perbuatan mbah barja. Namun tidak disangkanya mbah  barja langsung berlutut di antara paha isterinya dengan penisnya yang  besar berdenyut-denyut eperti monster yang hidup.
 
  "Bagus,bagus mas anto! Vagina isterimu sekarang sudah basah, bahkan boleh dibilang: banjir!"
  "Isteri mas anto tidak terbiasa dengan penis sebesar ini. Mungkin kau  bisa membantu dengan memasukkannya ke dalam vagina isterimu yang  tersayang," kata mbah barja.
  Anto memegang penis besar itu sementara penisnya sendiri sangat kecil.  Penis di tangannya terasa hidup bergerak-gerak, bahkan kelihatannya  seperti sedang bernafas. Anto dapat merasakan denyutan konstan saat ia  memegang penis itu, dan penis mbah barja terasa berat. Tatapan matanya  tidak pernah lepas dari penis itu. "Sekarang arahkan penisku, Mas anto.  Nah begitu, dorong masuk kepala penisku ke dalam vagina isterimu."
  Penis itu terlihat sangat besar dibanding vagina isterinya yang kecil.  Sudah pasti tidak akan muat. Anto mulai khawatir akan keadaan isterinya.  Penis ini sudah pasti akan merobek vaginanya. Belum lagi kepala penis  dukun itu masuk sepenuhnya Anto dapat melihat isterinya sudah meringis  menahan sakit. Mbah barja mendorong pinggulnya agar penisnya masuk lebih  jauh, namun masih saja tertahan dipintu liang sempit itu, kepala penis  mbah barja bagaikan kepala jamur dimusim hujan yang sedang mekar.
  "Gilaaa,…cek cek mas anto, memek isterimu ini rapat sekali! Sudah jelas  dia tidak terbiasa bersanggama dengan penis ukuran pria tulen. Tapi  jangan khawatir, dengan bantuan mas Anto sendiri sebagai suami yang  sayang isteri, semua pasti akan beres."
  Dalam keheningan kamar itu anto dapat mendengar suara seperti letupan  lembut saat kepala penis mbah barja masuk menembus bibir vagina  isterinya yang sudah terasa panas membara, dengan tubuh berkejat nikmat  bercampur sedikit sakit isterinya melenguh bagai sapi disembelih.
  "Oooh aghahh!" Rianti mendesah. "Pelan-pelan, penis mu ini besar sekali  mbaaaah. Beri aku waktu untuk menyesuaikan diri," kata Rianti lagi.
  Pikiran Rianti berpacu dengan nikmat yang menderanya. Ia merasa tubuhnya  penuh terisi sesuatu yang panas lembut, padahal baru menerima kepala  penisnya saja. Bagaimana mungkin ia dapat menerima seluruh penisnya mbah  barja masuk ke dalam tubuhnya. Sudah pasti tidak bisa, pasti bisa bisik  hatinya lagi.. terus mbaaaah, Ouuuugh mbah, dorong dikit dikiiiit lagi  mbah ya pelan pelan gitu, Oh mas anto enak enaaak penis besar ini  rasanya.
  Mbah barja merasakan hangatnya dinding vagina ibu muda itu mulai  membungkus rapat kepala penisnya. "Mainkan buah dadamu bu, dan  nikmatilah pelajaran dariku yang pertama. Pejamkan mata dan dibawa  rileks, kendorkan semua ketegangan pada kedua kakimu. " Naah gitu buu" "  Ooh sungguh pintar isterimu mas anto " isterimu sudahlah cantik juga  sangat cepat menerima pelajaran ini.
  Buah zakar dukun tua itu sama besarnya dengan penisnya.
  "Beri dia tambahan penis lagi anto," perintah mbah barja.
  Anto menggenggam batang penis mbah barja dan mencoba untuk mendorongnya  masuk lebih dalam lagi ke dalam vagina isterinya. Anto dapat mendengar  isterinya mengerang menahan sakit bercampur nikmat, namun kebutuhan mbah  barja tidak dapat diacuhkan. Ia telah sabar menunggu sejak tadi. Dan  dukun itu ingin merasakan buah zakarnya yang besar menampar-nampar  pantat ibu muda itu sekarang. Dan malam ini anto akan menyaksikan betapa  isterinya menjadi liar bagai kuda betina yang binal saat mendaki puncak  kenikmatan yang diberikan oleh dukun itu.
  Dengan menaruh seluruh berat badannya ke penisnya, mbah barja mendorong  penisnya semakin masuk lagi sekitar 3 cm. lalu mbah barja menarik keluar  batang kemaluannya sampai sebatas ujung kepala penisnya lalu  menancapkannya masuk lagi lebih sedalam 4 cm. Dicabut lagi dengan  perlahan namun pasti semakin membongkar jalan masuk kedasar rahim ibu  muda itu.
  "Ayo, sudah setengah jalan," kata mbah barja penuh kepuasan. "Aku tahu ibu pasti bisa,"
  Setiap kali mbah barja menggenjot penisnya keluar masuk tubuh isterinya,  anto melihat semakin banyak bagian penis dukun itu yang terbenam masuk  vagina isterinya yang sempit tersebut. Ia sudah melepaskan tangannya  dari penis mbah barja dan kini hanya terpekur melihat pemandangan itu  tepat di depan mukanya. " Ouuugh Mas Anto..memang enaak teunaan me…  memek isterimu ini ". sempit dan seret, rasanya kontolku diremes  remesnya.
  Isterinya mendesah berkelojotan setiap kali mbah barja mendorong masuk  penis itu, dan pandangan dukun itu melekat pada titik pertemuan antara  penisnya dan vagina isterinya. Dan dengan satu dorongan keras yang  terakhir, di dalam kamar itu anto dapat mendengar suara buah zakar mbah  barja mulai berirama menampar pantat isterinya, hingga isterinya kian  mendesah liar "Ohhh mbah rasanya rasanya heuuus" Kenapa bu rasanya. "Ayo  bilang pada suamimu, ngaku aja pada suamimu" dan bilang enak rasanya. "  Ya mas enaaaaak rasanya punya si mbaaaah ini. Rianti merasakan batang  kejantanan mbah barja berkedut kedut seperti ular hidup diliang  vaginanya.
  Mbah barja menghela nafas dan menahan gerakannya. Ia membiarkan batang  penisnya bermandikan hangatnya dinding vagina tersebut. Dukun itu dapat  merasakan dinding vagina ibu muda itu seakan memijat-mijat penisnya  seperti jari-jari kecil yang berusaha menarik penis itu masuk lebih  dalam lagi.
  Dengan menarik leher anto, mbah barja membawa wajah suami Rianti itu  mendekati mulut isterinya untuk memerintahkan menciumnya dalam-dalam  pada bibir sensualnya. sementara ia terus menggenjot penisnya keluar  masuk tubuh isterinya. Mbah barja sadar bahwa ia sudah menang dalam hal  ini, sebagai pelajaran buat anto. Dan anto suka dengan hal seperti ini,  sangat suka malah. Sekarang tangan anto membelai rambut isterinya  sementara lidah mbah barja bergerilya di dalam mulut isterinya, dan Anto  membisikan sesuatu pada isterinya, " Nikmatilah sayang badai birahimu,  aku senang melihat mu disetubuhi mbah barja.
  Mbah barja melepaskan ciumannya dari ibu muda itu agar dapat lebih  berkonsentrasi pada perempuan yang sedang disetubuhinya. Liang  kewanitaan perempuan cantik itu sangat rapat namun tubuhnya sudah  melubrikasi demikian banyaknya. Dengan hentakan panjang dan keras mbah  barja menggenjot pinggulnya dan setiap kali mendorong penisnya masuk,  mbah barja seakan memaksa udara keluar dari paru-paru isterinya. "Homph!  Humph! Humph!" Yeeah yeas yes.
  Isterinya sudah tidak lagi memberikan perlawanan saat meretas antara  sakit dan nikmat, isterinya hanya membiarkan saja mbah barja melakukan  tugasnya. Pantat isterinya bergerak-gerak dalam gerakan melingkar kecil  yang membuat penis dukun itu menyentuh berbagai bagian dari vaginanya.  Bagai seorang penari erotis isterinya menggeliat liar, sekujur tubuhnya  bergetar hebat sampai melengkung keatas menjemput hentakan penis dukun  itu.
  Rianti terus mendesah-desah, sekarang ia mengalami sendiri badai birahi  yang melanda dirinya, dan tidak dapat dipungkiri lagi ia sedang menanjak  menuju klimaks yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, sungguh begitu  dahsyat kenikmatan yang sedang diraihnya. Dan Vagina ibu muda itu terasa  sangat nikmat sekali berdenyut berdenyut, sehingga mbah barjan juga  merasakan sesuatu yang berkumpul di buah zakarnya yang siap untuk  meledakan lahar panas dalam sebuah orgasme terhebat, sepanjang  petualangannya mbah barja berusaha untuk menahan badai kenikmatan yang  akan menderanya. Karena belum saatnya untuk diledakan didalam liang  rahim perempuan cantik yang disetubuhinya.
  Mbah barja menarik keluar penisnya dengan tiba tiba dari dalam tubuh  Rianti, dan anto mendengar isterinya berbisik lemah seperti kecewa, "  Tidak…, jangan berhenti… Aku sudah hampir…" tolooong tolooong  teruskan…mbaaaaaah. " Ayolaaaah mbaaaah.
  "Jangan khawatir, bu. ibu akan mendapatkannya dariku nanti sampai ibu  minta minta minta ampun untuk terus kusetubuhi, namun saat ini aku masih  ingin memberikan pelajaran dulu pada suamimu, agar mas anto menjadi  pecinta sejati. Ayo mas anto setubuhi isterimu sekarang. Dengan tergesa  gesa anto melepas celananya dengan tubuh bergetar menahan sensasi yang  memukaunya saat mbah barja menghentakkan penis besarnya kedalam memek  isterinya yang sempit itu. Dan pelajaran pertama itu telah berkesan  dalam jiwa anto, sungguh telah menakjubkan sekali pemandangan erotis  tarian liar isterinya untuk menggapai puncak birahi.
  "Bagus, bagus," kata mbah barja pada anto sambil ikut menjilati dan  mengisap susu ibu muda itu, dan anto mulai mengayunkan penis kecilnya  didalam liang vagina isterinya. Terus terus setubuhilah isterimu…ya  perlahan lahan dulu, agar tidak cepat keluar pejuhmu. " Eeeee yaaach aku  sudah gak kuat lagi mbah", tahan dulu mas anto, dan tarik nafas dalam  dalam, " Ooh gaaak bisa mbaaaah..Oooh yeah.. aku keluar mbah. Tubuh anto  akhirnya berkejat kejat diatas tubuh isterinya, sementara isterinya  mengerang kecewa dengan tubuh menggelinjang liar bagai orang kesurupan  karena tak dapat meraih puncak kenikmatan yang tertunda tadi.
  "Penis suamimu terlihat kecil sekali, bu. Dengan alat sekecil itu, ibu  pasti bermasturbasi untuk mendapatkan kepuasan ya." Dengan berbisik,  Mbah barja bertanya kepada isterinya , "Apakah ibu setiap hari  bermasturbasi ?"
  "Ayolah mbaaaah setubuhi aku, tolooong mbah, malam ini sepenuhnya aku  adalah kekasihmu" Mas anto tidak pernah membuatku mencapai puncak  kenikmatan mbah" hanya itu yang bisa keluar dari mulut Rianti. Dan anto  memang menyadari kelemahannya sebagai suami yang tidak bisa memuaskan  seorang isteri. Apa lagi untuk berharap dapat punya keturunan yang akan  lahir dari rahim isterinya.
  Mbah barja pun tersenyum, lalu mendekat dan melumat bibir Rianti," Udara  dingin, di dusun itu, membuat isterinya bercumbu sangat liar dengan  lelaki tua perkasa itu. Di mulai dengan ciuman ciuman mesra dari mbah  barja, serta rabaan lembut di paha mulus ibu muda itu, jadi semakin  menggelepar nikmat. Tubuh isterinya menampakkan kedua paha mulusnya, serta pangkal pahanya  yang melelehkan cairan birahi. Malam suka ria itu Bukan hanya mata  suaminya yang melihat, tanpa sepengetahuan anto dan isterinya ada  sepasang mata yang merah menyala mengintip, sepasang mata Makhluk tinggi  besar berujud manusia kera.
  Satu sentuhan jari mbah barja, di selangkangan Rianti, membuatnya  mendesah keras. Jari itu terus bermain didalam selangkangannya. Dengan  cepat isterinya, menyodorkan buah dadanya yang bulat padat, dengan  putting memerah, telah menonjol keras, ke mulut dukun tua itu. "mbah,  mau nete ya.. "kata Rianti dengan bernafsu. Mulut mbah barja pun  menyedot putting susunya. "ohhh ….. mbah, enak mbah.. enak…" erangnya.
  Suara suara erotic Rianti, membuat makhluk berbulu yang mendengar samar  samar, membuatnya meraba raba selangkangannya sendiri sambil menggeram  lirih.
  Mbah barja, masih saja, menjilati dan menyedot buah dada istrinya anto  meski ia mendengar raungan halus makhluk kera itu, begitu juga jarinya  yang masih terus, merangsang selangkangan ibu muda itu. "Rianti makin  melebarkan kakinya, ayo masukan mbah puya punyamu yang besar itu.."  pintanya. Dan dukun itu melihat vagina itu, dengan Bibir vagina yang  rapat, dan basah yang siap untuk disetubuhi secara sempurna.
  Mbah barja sudah mengerti kebiasaan perempuan yang dilanda birahi  tinggi. Setelah tubuh Rianti kian menggelepar, mbah barja merenggangkan  kedua belah kaki Rianti semakin lebar. Lalu, dengan lidahnya yang  panjang, dia menjilati vagina ibu muda itu dengan lembut. " Isteri Anto  melenguh manja, mbaahh.. . enak.. . mbah essss zzz…" erangnya. Dukun itu  terus menjilati vagina istrinya. Jari jarinya juga tak tinggal diam,  jari itu bergerak memasuki liang vagina istri tercintanya maju dan  mundur, bergetar lembut, membuat Rianti, semakin mendesah desah, menuju  puncak birahinya. Lidah mbah barja bermain di klitorisnya, sedang  jarinya terus melocok liang vaginanya yang semakin basah.
  " Aahhssss …. Mbah", aku udah gak kuat … aghhh" erangannya semakin  mendekati fase orgasme. Jilatan mbah barja semakin liar bagai lidah  ular, tubuh Rianti pun bergetar, mengejang, satu lagi erangan yang  panjang membawanya ke puncak kenikmatan.
  Saat, ibu muda itu masih terbaring lemas, Mbah barja mengelus penisnya  yang tampak sudah tegang. Tanpa perlu komando, isterinya anto segera  membelai belai penis dukun itu, menjilati ujung penisnya yang tegang,  membuat mbah barja mengerang nikmat. Rianti mengulum kepala penis itu,  dengan nafsu. Rupanya pengalaman perempuan cantik itu dimalam kemarin  telah membuatnya semakin binal bagai kuda betina yang sedang birahi  untuk mencapai kenikmatannya.
  Kepala Rianti, bergerak, maju mundur, penis besar itu mendapat  kenikmatan yang tinggi. "oh.. sayang… ohh…" erang mbah barja. Permainan  mu indah lonte cantik," dukun itu meracau nikmat, hebat sungguh hebat,  hingga mampu membuat mbah barja melepas benihnya di mulut ibu muda itu.  Tak satu tetes pun yang lepas dari mulut Rianti, semuanya tertelan  habis. Dan Anto semakin terpukau melihat pertunjukan isterinya yang  begitu binal.
  Kini mereka berbaring bersama, Rianti terus saja menciumi tubuh kekar  mbah barja. Mereka bercumbu kembali, sampai penis besar dukun itu siap  untuk permainan babak berikutnya. Dengan sabar anto melihat isterinya  membelai penis besar itu, anto begitu terpukau oleh kebinalan isteri  tercintanya untuk bisa membangkitkan gairah mbah barja sebagai pejantan  tua yang tangguh.
  Kembali Rianti, membuka lebar kakinya, memperlihatkan vagina indah  miliknya. Mbah barja sudah siap, dengan penisnya yang menegang , tepat  di depan pintu vagina isterinya. Perlahan penis itu masuk membelah bibir  vagina Rini. " oh tekan … terus mbaaah ohhh" erang ibu muda itu.
  Dorongan, demi dorongan, dari penis dukun itu yang kian membesar menegang, cukup membawa kenikmatan bagi isterinya. Pantat indahnya ikut bergoyang, selaras dengan goyangan pinggul mbah  barja. Penis besar panjang itu terus bergerak keluar masuk, di iringi  desah desah erotis dari bibir indah isterinya. Walau udara dingin, tapi  peluh tampak membasahi dahi mbah barja yang bertahan perkasa diatas  tubuh isterinya.
  Sebentar saja, Mbah barja telah membawa isterinya anto ke puncak birahi.  Pijatan melintir jari dukun itu pada susu Rianti yang kian membengkak  membuat ia terhempas kedalam badai kenikmatan yang tak ada taranya.  Tubuh Rianti seakan meledak ledak, hentakan penis besar itu semakin  deras menghujam kedasar rahimnya.
  Dan tubuh Rianti bagai terkena sengatan listrilk, tubuhnya bergetar  berkejat kejat kenikmatan. "Ibu.. ibu.. suka … kamu suka ini..******  besar" ujar mbah barja. Yang hanya bisa di jawab oleh desahan desahan  nikmat Rianti
  . "Oh enaaaknya mbah" jeritnya. Dukun itu hanya tersenyum kenikmatan  juga. Penis itu bergerak ke luar masuk dengan liar, membuat tubuh isteri  tersayang anto terguncang keras. Rianti menjerit nikmat, vaginanya  mulai terbiasa dengan penis besar itu.
  Dan Mbah barja terlihat jelas, sangat menikmati tubuh ibu muda itu. Dia  terus mengoyangkan penisnya. Rianti merasakan adanya perubahan,  sepertinya vaginanya tiba tiba merasakan nikmat yang tiada tara menerima  penis sebesar itu. Rianti mengigit bibirnya, rasa nikmat yang  dialaminya dengan cepat dan pasti menyentak sampai keubun ubunnya.
  Anto melihat keadaan isterinya yang tak kuasa lagi didera kenikmatan,  Rianti mengerang kenikmatan, seakan akan memberitahukan pada Mbah barja,  bahwa dia sangat menikmati permainan ini. Tubuhnya bergoyang meliuk  liuk, kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan. Dukun tua itu terus  menggoyang menghujamkan penisnya semakin liar dan dalam. "ahhh … ahhh..  aku tak tahan… aku tak tahan…" tiba tiba isterinya mengerang. Dan  tubuhnya kembali mengejang, mengejet berkejat kejat nikmat. Rianti sudah  berulang kali orgasme, namun terus saja mbah barja memacu penisnya di  dalam liang vagina ibu muda itu. Dukun itu mendengus dengus bagai  banteng liar menikmati vagina isterinya. Tak lama isterinya anto yang  bahenol itu kembali mendapatkan orgasmenya secara beruntun, yang  kemudian di susul oleh mbah barja. Rianti bisa merasakan jelas panasnya  cairan birahi lelaki perkasa itu memasuki rahimnya menyembur dengan  deras,begitu nikmatnya semburan lahar panas itu hingga Rianti menjerit  histeris…Ougggh ampuuuuuuuun. Nikmaaaaaat sekaleee mbah.
  Seiring malam yang merangkak, Rianti kini telah pindah posisi, tidak  lagi terlentang, tapi duduk tepat dipangkuan Mbah barja dipingir ranjang  jati. Sambil terus membelai rambut sebahu isterinya, Dukun itu pun  mulumat bibir sensual ibu muda itu. Entah karena suasana yang dingin  atau karena gairah birahi Rianti yang tinggi. Tanpa menolak, Rianti  membalas ciuman Mbah barja, Mata Rianti memejam, lidah Rianti dengan  nakal bermain lincah di dalam mulut dukun itu. Tentu saja semuanya di  layani barja dengan penuh nafsu. Seperti ada sesuatu yang merasuki  tubuhnya dengan liar tangan Rianti meraba raba selangkangan dukun tua  itu, mencari cari penis besarnya, tanpa rasa ragu ataupun malu.  "Mbaaaah… mana penismu" aku mau ini punya mbah terus didalam memek ku.  Nafsu birahi Rianti kian memuncak saat hangatnya penis mbah barja mulai  terbenam kedalam vaginanya yang sempit itu serasa akan meledak dimulut  rahimnya. Ouuuughhh mbaaaah….rasanya mentoook mbaaaaaah.
  Rianti sangat menikmati peresetubuhan itu, ia menggoyang pantatnya naik  turun pada batang penis besar panjang dengan liar bagaikan penari  jalang… mulutnya meracau tak karuan " Oh besaaaar sesekali…enak enaaak  mbah. Anto pun begitu takjub melihat isterinya dengan mendesah nikmat,  kepalanya mendongak keatas dengan rambutnya yang panjang terlepas dari  sanggulnya bagaikan sang dewi malam yang menyambut datangnya badai  birahi.
  Mbah barja menggeram buas bagai singa yang luka, saat menikmati keliaran  goyangan pantat ibu muda itu, rintihan manja perempuan cantik yang ada  dalam pangkuannya kian membakar nafsu birahi dukun itu. Tanpa merasa  lelah goyangan pinggul Rianti bergerak maju mundur memberi dukun tua itu  kenikmatan. Usaha Rianti tak sia sia, Semburan sperma mbah barja,  memenuhi liang vaginanya, Semua Spermanya mbah barja di telan habis oleh  liang rahim Rianti, seperti tanah tandus yang membutuhkan siraman air  hujan, di musim kemarau. Isteri cantik mas anto tersenyum manis penuh  gairah dengan tatapan mata yang menuntut lagi pada pejantan tua perkasa  itu agar memuaskan berahinya kapan saja dan dimana saja.
  Pagi pagi sekali, Anto telah terlihat, berjogging di sekeliling hutan  bambu. Dan Rianti hanya melihat lihat pemadangan disekeliling rumah  berdinding papan itu sambil berjalan santai. Tiba tiba, mata Rianti  menatap pada pohon besar yang terlihat angker lalu mendekatinya. Tiba  tiba Rianti merasakan sesuatu yang aneh merasuki tubuhnya.
  Mbah barja berlari menghapiri Rianti" kan sudah saya bilang pohon ini  tak boleh didekati" kata dukun itu dengan nada sedikit tinggi. Rianti  tak mengubris ocehan mbah barja, matanya terus menatap dahan itu yang  seolah olah melambaikan tangannya memanggil Rianti, bayangan seseorang  yang timbul tenggelam.
  Lima hari kemudian ketika Rianti sudah kembali kerumahnya di jakarta,  setelah makan malam, keduanya telah berada ditempat tidur, Sedang  matanya Rianti masih terbelalak lebar, sementara anto suaminya telah  tertidur pulas, Dia hanya diam namun matanya menatap langit langit  kamar. Ibu muda itu terbayang bayang kembali kejadian saat ia disetubuhi  oleh dukun tua itu. Yang mana sang suami ikut pula menikmati  persetubuhan liar isterinya yang berkejat kejat dalam dekapan dukun tua  itu.
 
 
  Tiba tiba saja Keanehan terjadi, Rianti merasakan adanya suara suara  yang memanggilnya. Namun ia tidak melihat wujut suara itu. Dengan  memanfaatkan indra pendengarannya, Rianti memberanikan diri melangkahkan  kakinya, mencari sumber suara yang memanggilnya itu.
  Dia berjalan keluar kamar, suara itu semakin jelas, kakinya terus  melangkah, ke arah suara yang semakin jelas dikamar sebelah, Rianti  terpaku disana didalam kamar sebelah., tempat biasanya kalau ada tamu  atau kerabatnya datang menginap dirumahnya. Ditepi tempat tidur nampak  sedang duduk makhluk berbulu lebat yang mirip dengan manusia. Berujud  kera jantan. Kaki Rianti gemetar tak dapat bergerak sedikit pun dan  mulutnya serasa terkunci tak dapat menjerit. Namun ada sesuatu yang  sangat aneh menjalari merasuk kedalam jiwanya, tiba tiba saja nafsu  birahinya meninggi bagai tak terkendali minta disetubuhi. Dengan  perlahan lahan rasa takut dan ngerinya itu sirna dari hatinya.
  "Riannti, ke mari sayang mendekatlah manisku" demikian suara magis itu  memanggilnya. Rianti pun melangkah dengan gontai tanpa ragu. Setelah  tubuhnya mendekat pada makhluk itu, kedua lengan makhluk itu memeluknya  sangat kuat sekali, seakan sesak nafas Rianti dibuatnya. Secara perlahan  pelukan itu mulai mengendur, ntah bagaimana caranya tahu tahu dirinya  sudah ada dalam pangkuan makhluk berujud manusia kera. Suara ghaib  makhluk itu merasuk kedalam sukmanya. " Sayangku, bukankah kau pernah  mendekatiku, tapi kau dicegah oleh barja muridku itu. antara timbul dan  tenggelam Rianti dapat mengingatnya, dan memang Rianti pernah coba  mendekati pohon tua yang nampaknya begitu aneh dalam pandangannya tempo  hari saat berada didusun Tengger tempat tinggal dukun tua itu. Dan  makhluk itu juga pernah menyaksikan Rianti disetubuhi oleh Barja, hingga  membuat makhluk itu ikut pula terangsang.
  Makhluk manusia kera jantan itu, dengan mesra membelai rambut Rianti  sambil berbisik yang hanya dapat dimengerti dari kedalaman batin ibu  muda itu, tanganya yang berbulu menarik gaun tidur Rianti, merobeknya  hingga lepas dari tubuhnya. Mata makhluk itu begitu liar menatap buah  dada Rianti yang indah kenyal. Dan lidah yang kasar panjang milik  makhluk aneh itu jelas terlihat oleh Rianti, Lidah itu mulai menjulur,  menjilat putting susunya, Rianti pun mendesah nikmat " Ouughhh…."  erangnya.
  .Seketika itu juga birahi Rianti menjadi tinggi. Rianti mendesah  kenikmatan. Lumatan mulut Makluk manusia kera pada buah dadanya semakin  membuatnya bernafsu. Selangkangan Rianti pun mulai terasa lembab.  "Nikmatilah manisku", akan kuberikan sesuatu yang engkau impi impikan  selama ini, "Bukankah kau ingin memiki anak sayang" Gema suara ghaib  makhluk itu mendera dalam jiwa Rianti. Ibu muda itu terus mendesah dalam  deraan nikmat sambil menjawab pertanyaan si manusia kera , Ya ya benar  bisik lirih Rianti." Dengar manis Aku adalah kekasihmu, kekasih dari  alam kegelapan yang akan memberikan kenikmatan yang tak pernah kau  dapati dari manusia, dan kau akan tetap menjadi awet muda setelah  merasakan semburan air kejantananku diliang rahimmu sayang.
  Dan tiba tiba, jari makhluk itu menyentuh vaginanya, Dan tubuh Rianti  bagai terkena sengatan listrilk, tubuhnya bergetar, kenikmatan.  "Rianti.. Rianti.. kau suka … kau suka manisku.." Bisik makhluk aneh  itu, yang hanya bisa di jawab oleh desahan desahan nikmat perempuan  cantik itu.
  Jari makhluk alam ghaib itu pun menerobos masuk kedalam liang vagina  Rianti, membuat ibu muda itu menjerit dengan tubuh begetar menahan  nikmat yang dahsyat. Mulut manusia kera itu melumat buah dada indah  milik Rianti, sedang jarinya bermain dengan liar di dalam liang  vaginanya. Tubuh Rianti tak mampu lagi menahan nikmat yang di berikan si  manusia kera itu. Sebentar saja, kekasih alam ghaibnya telah membawa Rianti ke puncak birahinya.
  Pijatan melintir jari manusia kera pada klitoris Rianti yang kian  membengkak membuat ia terhempas kedalam badai kenikmatan yang tak ada  taranya. Tubuh Rianti mengejang dengan nafas memburu "Aughhh ampuuun,  kemudian berkejat kejat nikmat. Tubuhnya melemas dalam pelukan si  manusia kera.
  Makhluk yang berbulu lebat itu, memperlihatkan penisnya yang hitam,  besar dan panjang. "Oooh…" Rianti terkesima. Penis itu begitu besarnya  berwarna kemerahan, lebih besar dari punya mbah barja si dukun tua itu.  Tubuhnya diangkat keatas dan batang kejantanan makhluk itu tepat berada  diliang vaginanya, dengan mudah dan dengan perlahan sekali hentak, penis  besar manusia kera itu telah masuk ke dalam tubuhnya. Rianti menjerit  lirih antara sakit dan nikmat.
  "Sakkitttt" jeritnya. Makhluk aneh kekasihnya itu merasakan kenikmatan.  Penis itu bergerak ke luar masuk dengan liar, membuat tubuh Rianti  terguncang keras. Rianti menjerit kesakitan namun suaranya seperti  tertelan malam, vaginanya tak terbiasa dengan penis sebesar itu.
  Tapi makhluk itu terlihat jelas, sangat menikmati tubuh Rianti. Dia  terus mengayunkan pantat ibu muda itu untuk menerima penisnya. Rianti  merasakan adanya perubahan lambat laun, rasa sakitnya segera hilang,  sepertinya vaginanya tiba tiba merasakan nikmat menerima penis si  Manusia kera. Rianti mengigit bibirnya, rasa nikmat itu dengan cepat  menyerang tubuhnya.
  Rianti tak kuasa lagi, dia mengerang kenikmatan, seakan akan  memberitahukan pada kekasih alam kegelapannya, bahwa dia begitu  menikmati permainan ini. Tubuhnya bergoyang goyang, kepalanya bergerak  ke kiri dan kekanan. Rianti terus mengoyang pantatnya. "ahhh …  ahhh..ampuuuun aku tak tahan… aku tak tahan…" tiba tiba Rianti  mengerang. Dan tubuhnya kembali mengejang, mengejet berkejat kejat  nikmat. "Nikmatilah sayang kejantananku malam ini" suara ghaib itu terus  terusan mendera jiwanya.
  Rianti sudah orgasme, namun manusia kera itu masih terus memacu penisnya  di dalam liang vaginanya. Manusia kera itu mendengus dengus liar  menikmati vagina Rianti. Tak lama Rianti pun kembali mendapat orgasme  secara beruntun yang kemudian di susul oleh makhluk itu. Rini bisa  merasakan panasnya cairan birahi makhluk aneh itu, memasuki rahimnya  menyembur dengan deras, begitu nikmatnya semburan lahar panas itu hingga  Rianti menjerit histeris…Ougggh ampuuuuuuuun. Si manusia kera telah  memberikan kepuasan birahi padanya. Rianti terjaga dari mimpinya,  tubuhnya berkeringat, suaminya pun menenangkannya.
  Paginya diam diam, dia menganalisa kejadian semalam, semuanya tampak  nyata, tapi dia hanya bermimpi. Yang pasti ada jelas, sisa sisa sperma  yang membasahi vaginanya. Rianti bisa membedakan antara sperma dan  cairan vaginanya sendiri. Dia benar benar binggung dengan fenomena  seperti itu.
  Rianti jadi penasaran lalu ia pergi sendiri kedusun tengger dengan  mengendarai mobil Honda civicnya, Setibanya Rianti dirumah mbah barja  dukun tua itu ia bertanya tentang mimpinya, Rianti bercerita secara  detail tentang mimpinya, tapi mimpi itu begitu nyata sekali mbah" kata  Rianti. barja menghela nafas," Dukun tua itu diam sesaat, dia menatap  Rianti, akhirnya dia membuka suara, barja mengakui bahwa di pohon ini  memang ada penunggunya, Mereka terus berbincang bincang, sampai agak  larut, akhirnya Rianti minta diri untuk istirahat karena badannya agak  lelah dalam perjalanan tadi dan mulai mengantuk. Lalu Rianti disuruh  masuk kekamar oleh dukun itu. lalu mbah barja menyelimuti tubuhnya yang  terbaring dengan selimut tebal yang ada dikamar itu.
  Seiring malam yang terus merangkak, Rianti terjaga dari tidurnya, lalu  ia keluar dari kamar dimana dulu ia pernah disetubuhi oleh barja si  dukun tua itu, Rianti melihat mbah barja lagi duduk di kursi rotan, "  kemarilah mendekatlah padaku" Setelah Rianti mendekat langsung duduk  dalam pangkuan lelaki tua itu, yang terus membelai rambut panjang  sepinggang ibu muda itu, Barja pun mulai berbuat lebih. Entah karena  udara dan suasana yang dingin atau karena gairah birahi Rianti yang  datang secara aneh. Lalu Barja tiba tiba saja telah mengulum bibirnya  yang sensual. " Ibu kangen ya…
  Tanpa menolak, ibu muda itu membalas ciuman barja , Mata Rianti memejam  meresapi nikmatnya ciuman lelaki tua itu, lidah Rianti dengan nakal  bermain lincah di dalam mulut Barja. Tentu saja semuanya di layani dukun  itu dengan penuh nafsu. Seperti ada sesuatu yang merasuki tubuhnya  dengan liar, tangan Rianti meraba raba selangkangan Barja, mencari cari  penis besarnya, tanpa rasa ragu ataupun malu. "mbah mana penismu" aku  mau membelainya, dengan gelegak birahi yang kian memuncak tangan Rianti  menarik turun celana komprang Barja. " Eh tuh khan apa kubilang ibu  pasti akan merindukan ini kontolku yang besar.
  Satu tatapan tajam bola mata Barja, telah memerintahkan ibu muda itu  untuk berbuat lebih. Sambil berjongkok Rianti melebarkan kakinya Barja,  dengan rakus ia mengulum penis Barja yang telah ereksi keras. Dengan  jari jarinya yang mungil Rianti membelai penis yang besar panjang itu.  Nafsu birahi Rianti kian memuncak saat hangatnya penis Barja serasa akan  meledak dimulutnya.
  Mata Dukun tua itu menjadi liar, menatap selangkangan Rianti yang masih  terbungkus pakaian tidurnya yang tipis.. Rianti tak memperdulikannya,  yang jelas, isteri cantik mas anto itu sangat menikmati, mengulum batang  penis Barja dengan rakusnya. " Houps… houps…mbaaabh Hessss aku kangen  dengan punyamu ini, sambil mengoral penis mbah barja Rianti meracau  menahan gelegak birahinya, hangatnya batang kejantanan itu dimulutnya  membuatnya tak sabar lagi minta disetubuhi.
  Barja pun mengerang, menikmati sedotan, dan jilatan nafsu Rianti. Tanpa  merasa lelah, kepala ibu muda itu bergerak maju mundur, memberi Barja  kenikmatan. Usaha Rianti tak sia sia, Semburan sperma Lelaki tua itu,  memenuhi mulutnya, Semua Spermanya di telan habis oleh Rianti, seperti  tanah gersang yang membutuhkan siraman air, di musim kemarau. Ibu muda  yang cantik itu tersenyum manis penuh gairah dengan tatapan mata yang  menuntut sesuatu pada Barja agar memuaskan berahinya yang sedang  menggelegak diubun ubun.
  Barja tersenyum puas, Dia mengangkat, tubuh Rianti, dan melepaskan baju  tidurnya. Dengan tatapan buas Barja menatap buah dada bulat padat Ibu  muda yang merindukan untuk punya anak itu. Kedua tangan Barja, meremas  buah dada Rianti membuat dia mengerang nikmat. Dan jilatan lidah Barja  di putting susunya membuat birahi perempuan cantik itu semakin meninggi.  Tubuhnya berkejat kejat saat jilatan liar Barja menggigit lembut  putting susu yang kian mengeras itu. Tubuh molek indah ibu muda itu di  baringkan, Barja pun meraba selangkangan Rianti. "hem, ibu, baru dijilat  sedikit udah basah.." seloroh Barja. Muka Rianti memerah, dia malu,  tapi birahinya mengalahkan semua rasa malunya.
  Jari telunjuk Barja yang besar dan kasar itu bergerak masuk ke liang  vagina Rianti, rasa bagai tersengat aliran listrik dialami secara nyata  oleh ibu muda itu. Jari itu bergerak bagai hidup, menyodok nyodok liang  vaginanya. Rianti mengerang penuh kenikmatan. Jari Barja seperti  mempunyai kekuatan magis, sebentar saja, tubuh Rianti mengejang berkejat  kejat di buatnya. Oooh ampuuuun enaaaak Mbah,tolooong terus teruuuuus  aaagh, jangan siksa aku mbaaaah. Rianti mendapatkan orgasmenya di sertai  jeritan nikmatnya. Barja dengan tersenyum puas melihat tubuh Rianti  yang mengejang berkejat kejat dengan nafas tersengal sengal. Sekarang  penis Barja telah berhapan dengan vaginanya. Ujung penis itu telah  menyetuh bibir vagina Rianti.
  Barja menghentakan penisnya, jerit Rianti terdengar keras saat kepala  penis itu baru masuk setengahnya "Oooogh ampuuuun" tubuh ibu muda itu  melengkung naik keatas bagaikan busur menerima kenikmatan yang tak  pernah dapat diraih bersama suamiya. Rianti merasakan betapa nikmatnya  penis Barja yang besar panjang itu telah memenuhi liang vaginanya yang  dirasakan sangat sempit oleh pejantan tua itu.
  Penis itu bergerak dengan tempo perlahan dan cepat keluar masuk liang  vaginanya. Kedua tangan Rianti mencengkram erat bahu Barja, seakan tak  mau melepaskan tubuh tua perkasa itu yang tengah menyetubuhinya dengan  liar. Isteri tersayang anto itu terus mengerang kenikmatan, dan Rianti  pun kembali mendapat orgasme seperti dulu pertama kali ia disetubuhi  dukun itu, "Oooh enak terus setubuhilah aku yang keras mbaaah", puaskan  aku..malam ini. Barja tampak masih belum apa apa, Penis besarnya masih  terus bergerak cepat, menghentak diliang vagina Rianti yang semakin  basah oleh cairan kewanitaannya.
 
  Semua bagian tubuh ibu muda itu, seakan menjadi begitu peka, Bibir  vaginanya seakan menebal, klitorisnya membesar karena nafsu birahinya  berpacu dengan hentakan buas penis Barja. Didalam kamar itu entah sudah  berapa kali Rianti mendaki puncak orgasme yang dihantarkan barja. Ia  seakan kewalahan mengalahkan gairah laki laki tua itu. Dengan sekujur  tubuh menggeletar Rianti menjerit histeris didera nikmat sampai ke ubun  ubun, tubuhnya melengkung indah bagai penari erotis saat kedutan penis  besar barja memenuhi liang vaginanya yang sempit itu, penis barja tiada  pernah henti menghujami sampai kandas menyentuh dasar rahim wanita  cantik yang disetubuhinya.
  Saat saat, dimana Rianti sudah sangat lemas, barja pun melepaskan  seluruh cairan birahinya. Liang vagina ibu muda itu terasa hangat oleh  sperma sang penjantan tangguh. Sebelum barja mencabut batang penisnya,  barja masih merasakan denyut denyut dinding vagina Rianti, meremas remas  batang penisnya, dan dengan manja perempuan cantik itu membelai tubuh  kekarnya.
  Malam itu kembali Rianti, terlelap dalam pelukan seorang dukun tua  bernama barja prakasa. Rianti bagaikan seorang ratu saat Barja  menyetubuhinya berkali kali, dengan liar dan ganas lidah dukun itu  menjilati sekujur tubuhnya seperti kucing yang memandikan anaknya,  jilatan lembut barja terus melambungkan sukmanya, jilatan liar kasar  lelaki tua itu semakin membakar dan menghentak nafsu birahinya. Rianti  merasa benar benar telah menjadi wanita seutuhnya dalam pelukan Barja  Prakasa.
  Selama beberapa hari menjelang di jemput suaminya Rianti selalu  disetubuhi barja. Selama itu barja memberikan kenikmatan birahi, dan ibu  muda itu selalu disetubuhi barja dengan penuh kemesraan yang  menghantarkannya ke puncak hubungan pria dan wanita sejati berpacu dalam  nafsu birahi. Barja dengan bebas telah menumpahkan cairan birahinya di  dalam rahim Rianti. Karena Rianti telah menjadi kekasihnya dan juga  kekasih gurunya yang ada dialam kegelapan, Rianti telah menjadi budak  nafsu tanpa ada unsur paksaan, keduanya saling memberi dan menikmati  permainan ranjang yang menghanyutkan sukma.
  Ketika Anto suaminya datang menjemput untuk mengajak kembali ke kota,  Anto berkata pada isterinya tercinta, ayo sayang sudah mau berangkat  pulang apa belum" tanya suaminya.
  Tangan Rini menyibak celana dalamnya, "Mbah, tolong beri aku kenikmatan  sekali lagi, sebelum aku pulang" pintanya. Baik bu tapi jawab dulu  pertanyaanku. Mana yang besar penisku dengan penis suamimu, Besar punya  mbah jawab wanita cantik itu. Ayo bilang mana yang enak ngentot dengan  ku, apa dengan suamimu, Yach enak digoyang dengan mbah..ayolah mbaaah  berilah aku kenikmatan panasnya pejuhmu. Anto hanya bisa terbungkam  dengan nyali ciut namun sangat terangsang dengan kata kata jorok  isterinya.
  Barja tersenyum, dia jongkok, menjilati vagina Rianti. isterinya lalu  mengigit bibirnya sendiri menahan nikmat. Setelah vagina itu di buat  basah oleh barja, dengan jari telunjuknya yang bergerak menyodok nyodok  liang vaginanya, Rianti lalu di buat orgasme hingga tubuhnya berkejat  nikmat. Dengan buasnya barja lalu menyetubuhi isterinya yang cantik itu  tanpa melepas pakaiannya hanya melorotkan celana dalamnya sebatas lutut  Rianti. Tubuh isterinya menggeletar hebat saat penis barja menghujam  dengan keras saat disetubuhi lelaki tua itu dengan gaya doggy style,  kedua lengan isterinya bertumpu pada sebatang pohon dihalam rumah itu. "
  "Uuuh…memek ibu.. emang legit dan seret bisik barja ditelinga Rianti.  Tubuh isteri anto itu berkejat kejat nikmat saat menggapai puncak  berahinya bersamaan dengan menyemburnya lahar panas barja yang  membanjiri liang vaginanya. perempuan cantik itu lalu tersenyum puas.  Rini selalu ingin mengulangi lagi persetubuhannya dengan mbah barja.  Rianti selalu merindukan ke hangatan penis besar barja., rindu penis  panjang milik lelaki tua itu.
  Dan Rianti tidak akan melupakan keperkasaan lelaki tua itu yang telah  begitu sangat menyenangkan. Dan isterinya anto kini bukan lagi Rianti  yang dulu ia telah menjadi perempuan liar dan haus seks. Rianti sangat  menikmati saat disetubuhi barja, dengan meracau buas barja menyebutnya  lonte cantik. Ucapan barja masih terngiang ditelinganya, " " Oh lonteku  yang cantik memekmu legit sayang". Kata kata itu semakin membuat birahi  Rianti meninggi dipenuh rasa sensasi.
 
  Dan memang Rianti telah menjadi budak nafsunya barja, kekasih barja yang  cantik, yang setiap saat barja akan selalu memberikan kenikmatan yang  didambahkan isterinya anto. Namun anto sangat menikmati pemandangan  erotis isterinya yang menggelinjang saat disetubuhi dengan buas oleh  dukun tua itu.
  Sebulan kemudian Rianti menjadi hamil, dimasa hamil mudanya Rianti  sangat rajin mengunjungi mbah barja bersama suaminya didusun terpencil  itu, bunga bunga kehamilannya selalu disirami lahar panas dari batang  kejantanan dukun yang bernama barja prakasa. Anto juga ikut pula  menyirami ladang birahi isterinya dengan air kemesraanya yang menyatu  dengan air kemesraan mbah barja.
  Ternyata Anto adalah lelaki yang sayang isteri dia merelakan isterinya  disetubuhi mbah barja asalkan isterinya tidak tersiksa batin untuk  mendapatkan puncak kenikmatan dalam pusaran badai birahi. Dan Rianti  telah sempurna menjadi budak nafsu birahi sampai Mbah Barja sampai punya  anak dua.
  TAMAT.
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Anak kost vs ibu kost               May 2nd 2013, 03:55                                                Memang my dammed company abis abisan ngisep darah karyawannya. berlima  kost disini cuman tempatku aja yang menganut 6 hari kerja dalam  seminggu. terpikir ini bos menganut aliran kerja rodi kali.
  tapi tuhan kembali menunjukkan keadilannya. ;p. hari minggu bu kosku  yang bahenol juga getol main basah-basahan. maksudnya ngepel ma nyuci  juga. lebih beruntung lagi kalau suaminya yang kerja shift itu lagi  kebagian malem. puas puasin deh ngobrol di area loundry sambil lirak  lirik titik-titik panas si ibu yang secara spot-spot terlihat.
  seperti minggu pagi ini, cucian seminggu yang kurendam sejak kemaren  kayaknya nggak selesai selesai dikucek. bukan karena terlalu banyak tapi  karena ditemani sang bintang, bu kos. dengan kostum standar, daster dan  sandal jepit, dia terlihat begitu seksi ngucek baju suaminya dengan  penggilasan tua. daster lembut itu tersingkap sengaja sebatas paha,  betis dan sebagan paha yang terbuka serta jemari yang dengan pasti  bermain diatas penggilasan membuat dirinya seksi laksana audy. abis mau  gimana lagi, orang nggak ada yang lain.
  sambil ngobrol kiri kanan ata bawah, dengan bebas mata jalang ini  memotret bagian itu. apalagi tubuhnya yang mengangguk-angguk kuat -  maklum nguceknya pakai penggilasan - membuat buah terlarang itu  bergoyang-goyang minta dipetik. dan dari belahan atas, ooh .. terlihat  jelas bagaimana pergerakan buah itu membuat bulu badanku merinding.  kulit putih itu terlihat begitu mulus tak tercela. buah itu terlihat  begitu mengkal mengundang.
  sesaat mata kami saling bertumbukan, dammed, dia menemukanku bulat-bulat  terpaku pada buahnya. panas serta merta menggerayangi wajah ini. tapi  bukan aku kalau nggak bisa berkelit. 'bapak shift malem bu, ya?', tanyaku mencairkan suasana. 'he eh', jawabnya sambil kembali konsen pada kain cucian. tapi .. ada senyum simpul di ujung bibirnya. 'shift malem terus sih?', kuteruskan pertanyaanku untuk membuatnya  sedikit lengah. sambil terus bicara kutelusuri terus tubuhnya. 'iya khan ganti shiftnya tiap minggu', kepalanya masih menunduk seolah mempersilakan aku terus menikmati.
  obrolan terus berlanjut hingga saat dia berubah posisi menjamah  cuciannya yang sedikit jauh, terkuak lebar daster itu hingga terpampang  jelas bukit indah itu yang terbungkus celana dalam polos biru muda  tipis. dan karena tipisnya tertangkap jelas pada otakku profil  serat-serat hitam yang begitu indah, sama jelasnya dengan lekukan seksi  di bawahnya. detak jantungku terhenti, mataku terpaku, diam kaku tanpa  nafas. hanya batang kejantanan ini yang dengan pasti bergerak berdiri.  aku terpaku, melotot dengan mulut terbuka.
  'hush !', seru bu kost mengejutkan sambil merapikan dasternya yang  tersingkap. antara kaget dan jengah aku mengerutu,'makanya hati-hati  dong bu, kalau aku kepengen gimana?'. sementara masih terasa nafasku  yang memburu dan panas di sekujur badan. 'coba aja', celetuk bu kost, sambil tersenyum nakal. jawaban yang tak  pernah aku nyana, hingga gelagapan aku mencari kata jawaban yang tepat.  ironisnya si ibu malah cuek bebek terus mencuci. aku belingsatan  sendiri, tak tahu arti senyum itu, tetapi perlahan tanpa aku sadari  kesadaranku semakin menurun. bayangan bukit-bukit itu berkelebatan ...  tenggorokanku tercekat, tanganku gemetar, dan badanku mulai bergerak  sendiri.
  tanganku terjulur tanpa bisa kucegah lagi -atau tak ingin- dan hinggap  di dada mengkal itu. lalu perlahan aku meremasnya, kekenyalannya begitu  nyaman di tanganku, dan kembali semua bulu tubuhku berdiri, memanas ... si ibu melotot, shock, sejenak lalu menepis tanganku sambil berujar,'nakal ya!' kemudian beranjak meninggalkanku. aku masih tak mengerti, suara itu bukan suara kemarahan tapi toh masih ditolaknya tanganku. mau apa enggak sich??? aku merasa bersalah, aku harus minta maaf, aku beranjak, aku mengejarnya ke dalam rumah.
  kutemui dia menuju kamar utama. tetapi bukan maaf yang aku ucapkan,  tetapi justru pelukan yang aku lancarkan. semua terjadi dengan  sendirinya. aku sadari tetapi bukan aku yang kuasai tubuh ini. semua  bergerak sendiri.
  'was, jangan!', desaunya lirih, berusaha melepaskan diri dari tanganku  yang bergerak menyapu permukaaan tubuhnya. aku peluk erat dia dari  belakang. tangan kananku menjangkau buah dada besar itu. yang kanan lalu  ke kiri ke perut. tangannya hanya bisa mengikuti dan mencengkeram  pergelanganku tanpa kuasa menghentikan.
  'sadar was', desaunya lirih, tangan kiriku merema pinggulnya, bermain di  perutnya, membelai pahanya, bagian dalam. tubuhnya meronta dan  menunduk.
  'was', desaunya lirih. kutekan batang ini kuat-kuat ke belahan  pinggulnya yang menonjol. kugerakkan naik turun. seirama geliatan  tubuhnya. seirama ronta-ronta tubuhnya yang semakin lama semakin  membuatku kalap.
  áah', desaunya lirih. saat lidah ini menyapu leher sampingnya yang  putih, jenjang. aku kulum telinganya. aku gigit pelankulit tubuhnya. aku  kecup pundaknya.
  dia meronta semakin lirih, hingga akhirnya terkulai meringkuk di lantai  depan kamar utama. kedua tangannya menekan lantai, kepalanya menoleh,  rambutnya terurai tak rapi lagi. aku singkap dasternya mulai dari bawah  membuka jalan tangan kananku kembali meremas buah dadanya. mulutnya  terbuka, desah nafasnya memburu. dan aku tahu, dia tak menolakku.
  perlahan tangan kiriku menuntun dagunya menoleh ke wajahku. aku lumat  bibir merah tanpa gincu itu. dia menyerah, menerima lidahku yang panas  menyeruak dalam menyapu langit-langit mulut berbibir mungil itu. ada  gumam yang tak jelas dari wajah dengan mata terpejam itu. aku tak  peduli. tangan kanan di dada kanan bergerak ke kiri.
  tubuh kami mulai berpeluh, bau keringat makin membuat nafsu ini membara.  perlahan tangan kiriku turun menelusuri leher, dada, berputar beberapa  kali disana bersama tangan kanan, meremas, lalu ke perut hingga  kujangkau daging kecil yang panas itu. dia melenguh, kepalannya  menengadah dengan mulut terbuka, nafasnya tersengal-sengal saat aku  tanganku bermain disana.
  sebentar lagi ibu. sebentar. bisikku dalam hati. terasa ujung jemari ini  mulai diselimuti cairan hangat. daster si ibu telah terkuak penuh  hingga dengan bebas aku mulai melucuti behanya. menurunkan celana  dalamnya hingga lutut. aku mendengar gumam yang tak jelas dari mulutnya.  aku masih tak peduli.
  aku sapu punggung putih itu dengan lidah panasku. dia mengeliat ke kiri  dan kanan. kedua sikunya tertumpu pada lantai, kepalanya menempel pada  lantai dengan masih menggumamkan kata-kata yang tidak jelas. sementara  dadaku tertempel pada pinggul dari tubuh yang meringkuk itu, kedua  tanganku dengan cepat melepaskan celana jeans dan membebaskan batangku  yang penuh otot dari jepitan kain tebal itu.
  perlahan aku menuntunnya. sekali dua aku menggusok bibir kewanitaannya,  dia melonjak kaget, 'jangan!', bisiknya lirih sambil menoleh. namun itu  justru memperlihatkan bibir ranumnya yang basah. aku beringas, aku dekap  tubuhnya, aku jilat lehernya, dan dia meronta.
  sungguh pergulatan yang panjang, peluh kami mulai berjatuhan, kini tak  ada lagi kata-kata, hanya desah yang memburu. aku basahi ujung batang  itu dengan ludahku dan aku tuntun dengan tangan kiriku. sementara untuk  meredam ronta tubuhnya aku dekap dadanya dengan tangan kananku.
  dia kembali melonjak kuat saat batang otot itu mulai menyapa bibir merah  itu. tapi dengan mempererat lingkaran tanganku pada tukuhnya dia tak  lagi kuasa menahan. sedikit demi sedikit urat keras yang gagah itu masuk  kedalam liangnya. tubuh si ibu meregang, tangannya berusaha  mencengkeram lantai, mulutnya terbuka melepaskan nafas yang kuat. aku  terus masuk, terasa cengkeraman bibir kewanitaanya begitu kuat  mencegahku masuk lebih dalam. tetapi justru itu terasa semakin nikmat.  panas menyelusuri badan batang itu sedikit demi sedikit hingga  kepangkalnya. lalu aku terhenti.
  telah tuntas seluruh batang itu masuk kedalam liangnya. badanku melemas  istirahat sejenak, lalu lamat-lamat aku dengar isak lirih. dia menangis.  tetapi bukan iba yang muncul didadaku namun justru keinginan untuk  menuntaskan segala keinginanku.
  tangan kiriku berpindah dari pangkal paha ke buah dadanya. dan mulai  meremas dengan kedua tanganku. tak ada lagi ronta perlawanan. tak juga  jepitan sikunya mencegah tangnku meraba buah dada itu. tubuhnya mulai  lemas.
  ya, kemudian aku mulai mengayun pantatku mulai perlahan, dia merintih.  terasa gesekan panas itu terasa seperti api yang membakar batang  kejantananku. dan aku mulai memompa lebih keras. lenguh nafas kami  saling besautan seperti tetesan keringat ini yang semakin deras. tak ada  lagi isak tangisnya. berganti desau yang keras seirama gelengan  kepalanya ke kiri dan kanan.
  aku memompa semakin kuat, terasa gelombang denyut itu merambat ke  seluruh tubuhku. kenikmatan yang tiada tara. sesekali dia menjerit dan  mendongakkan kepalanya. aku mencumbunya. melepas sapuan lidah panas ini  ke lehernya, kedalam mulutnya, kesegala permukaan kulit yang bisa aku  jangkau. sungguh kenikmatan yang tiada tara.
  dia menikmatinya. tubuhnya mulai ikut bergoyang seirama tubuhku. dan  seperti dua gumpal daging yang bersatu kami saling menekan, saling  mendesak. meneriakkan nama, mendesah, berciuman ganas, dan semakin  cepat.
  bunyi kecipak beruntun terdengan ke seluruh ruangan. goyangan kami mulai  tak beraturan. kami mulai mencapai klimaks. dan dia mulai menjert  histeris. tangannya menjambak rambutku menariknya kuat-kuat. bukan sakit  yang aku rasa, jusru goyangan yang semakin kencang aku lakukan.  tubuhnya menegang. dia menjerit keras. dan aku mulai gila. pandanganku  terasa semakin gelap. ayunan pantatku tak terkendali begitu cepat.
  ya, gelombang itu berdenyut terasa muncul dari pangakal batangku  menjalar ke seluruh badan. mataku terpejam, mulutku menganga, aku  mengerang keras. semuanya menjadi gelap, seirama semburan lendir panas  itu ke dalam tubuhnya.
  kemudian suasana menjadi sunyi. sangat sunyi. tubuhku jatuh lemas ke  atas tubuh yang jatuh lemas. kami bertindihan. hanya desah nafas  kecapean yang terdengar kini. perlahan dia berbalik badan. memeluk tubuh  telanjangku. meletakkan mukaku ke dalam dadanya yang hangat. lalu dia  mengusap rambutku, perlahan. perlahan penuh kasih sayang. tak ada  kata-kata terucap.
  tanpa terasaku tertidur di lantai yang dingin, berbantal dada yang  hangat. ibu ima, jangan bangunkan aku pada kenyataan. aku ingin selalu  bersamamu.
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Kisah Cintaku Dengan Pak Kepala Desa               May 2nd 2013, 03:54                                               Pengalamanku ini bermula sekitar dua tahun yang lalu saat aku baru  bekerja di Balai Desa sebagai pembantu Pak Sumantri, kepala desa kami.  Pak Sum orang pandai. Ia bergelar Drs. Sebenarnya ia berasal dari  Jakarta, namun sudah menetap di desaku cukup lama. Pak Sum berkulit  putih, wajahnya ganteng dan berkumis. Ia sangat baik kepadaku. Aku  sangat senang.
  Pada hari pertama aku bekerja, ia memintaku untuk mengurutnya di  kamarnya di Balai Desa. Begitu sampai di kamarnya, ia memintaku untuk  membukakan pakaiannya. Aku merasa aneh sekaligus malu. Namun kulakukan  juga. Tubuhnya tegap dan atletis. Namun entah kenapa aku senang melihat  dadanya yang berbulu lebat. Ia tersenyum kepadaku. Kemudian ia  menyuruhku membukakan celananya sekalian.
  Aku ragu-ragu untuk melakukannya, namun ia bilang bahwa kakinya pegal  dan ingin dipijit juga. Aku berjongkok di hadapannya. Perlahan-lahan  kulepaskan ikat pinggangnya. Aku merasa celananya begitu menonjol.  Kemudian kutarik risleting celananya, kulepaskan celananya ke lantai  dan.. aku sangat terkejut melihat kontolnya yang bukan hanya tampak  menonjol melainkan sudah keluar dari celana dalamnya.
  Kontolnya sangat besar dan panjang. Aku bahkan dapat melihat kepala  kontolnya yang tampak mengkilat karena air mani. Aku berusaha untuk  menahan kegugupanku. Kulihat ia tersenyum kepadaku. Kemudian  kupersilakan ia untuk tiduran agar bisa kupijit. Kupijit bagian  belakangnya. Ia memintaku untuk mengurut pantatnya. Kemudian ia  membalikkan badannya memintaku untuk memijit dadanya juga.
  Perlahan kupijit dadanya yang berbulu lebat. Ia memintaku untuk terus  memijitnya ke bagian bawah. Aku sangat gugup. Aku merasa ia akan  memintaku untuk memijit kontolnya. Namun untunglah tak lama kemudian ada  yang mengetuk pintu kamar. Rupanya Pak Marmo, Sekretaris Desa  memberitahukan bahwa ada tamu yang menunggu Pak Sum di kantornya. Pak  Sum tampak kecewa namun ia kemudian memakai pakaiannya kembali. Saat  memakai celananya, ia meminta aku menarik risleting celananya. Tampaknya  ia berusaha agar aku memperhatikan kontolnya yang ngaceng. Buru-buru  kulakukan itu.
  Ia tersenyum sambil berkata, "Enak betul pijitanmu Kas, besok lagi ya".
  Aku hanya mengangguk sambil menarik napas lega. Keesokan malamnya, aku  menonton televisi di Balai Desa. Sekitar pukul 10 malam, aku dibangunkan  Pak Sum. Rupanya aku ketiduran di depan televisi. Lalu Pak Sum  menyuruhku agar pindah tidur di kamarnya. Lantaran sudah mengantuk, aku  menurutinya. Sekitar tengah malam, Pak Sum membangunkanku. Aku terkejut  melihatnya. Ia sudah telanjang, hanya mengenakan celana dalam. Kemudian  ia membuka celana dalamnya dan memperlihatkan kontolnya kepadaku.
  Aku terkesiap melihat kontolnya yang sangat besar, panjang dan berbulu  lebat. Kemudian ia berusaha membuka bajuku. Aku berusaha menolak, namun  ia terus memaksa. Akhirnya aku menyerah, kubiarkan ia membuka bajuku,  bahkan kemudian celana panjangku. Ia tampak senang melihat celana  dalamku, lalu kemudian mengelus dan meremasnya. Pak Sum kemudian  menindih tubuhku. Dadanya yang berbulu lebat menindih dadaku. Ia  kemudian mencumbu bibirku. Aku berusaha untuk menghindar namun ia terus  melakukannya.
  Aku menyerah, kubiarkan ia menciumi bibirku. Ciumannya sungguh  menggebu-gebu. Mula-mula aku merasa risih, merasakan bibir dan kumisnya  dibibirku. Lalu ia menciumi leherku, kemudian dada dan bahkan ketiakku.  Aku merasa aneh namun aku diam saja. Ia terus menciumiku, perutku bahkan  kemudian.. Celana dalamku. Aku terkejut ketika ia menciumi celana  dalamku dengan penuh nafsu. Ia kemudian berusaha untuk membukanya.
  Aku berusaha mencegahnya namun ia berkata, "Ayolah Kas, nggak apa-apa, kamu pasti suka" sambil terus memaksa.
  Aku membiarkan ia membukanya. Ia tampak senang melihat kontolku. Ia  menggenggam kontolku yang rupanya juga sudah ngaceng. Kemudian ia  menciuminya. Astaga, tak bisa kupercaya melihatnya mencium dan menjilati  kontolku dengan penuh nafsu. Mula-mula pelirku, kemudian terus naik ke  batang kontolku. Akhirnya sampailah ia ke bagian kepala kontolku. Ia  melirik ke arahku sambil tersenyum. Aku menahan nafas menanti apa yang  akan dilakukannya. Kemudian ia menundukkan kepalanya dan.. Mencumbui  kepala kontolku.
  Aku tak bisa melukiskan betapa nikmat rasanya merasakan lidah dan  bibirnya menjilat dan mencumbu kepala kontolku. Aku memejamkan mata,  rasanya aku berada di awang-awang. Ia pun tampak sangat menikmatinya.  Kemudian ia memasukkan batang kontolku ke dalam mulutnya. Ia menghisap  dan mempermainkan batang kontolku di dalam mulutnya. Tanpa sadar aku  mendesah penuh kenikmatan. Ia terus menghisap kontolku. Gerakannya  bervariasi. Kadang-kadang lembut, kadang ia bahkan menggigitnya  pelan-pelan. Aku sungguh merasa nikmat.
  Kemudian akupun merasa kenikmatanku memuncak. Akhirnya aku mengeluarkan  air maniku. Aku memejamkan mata. Kupikir Pak Sum akan berhenti menghisap  kontolku. Namun ternyata ia terus menghisapnya. Bahkan ia terus  menjilati kepala kontolku sampai benar-benar bersih dari air maniku.  Akhirnya ia berhenti. Kemudian ia membaringkan tubuhnya disampingku.
  Ia tersenyum sambil mengelus kepalaku dan berkata, "Bagaimana Kas, enak kan?" Aku hanya mengangguk. Ia kemudian menindih tubuhku sambil berkata, "Mau lagi?"
  Aku terdiam, tubuhku agak lemas. Namun ia terus merangsangku. Ia  membimbing tanganku agar mengelus bulu dadanya. Kemudian ke kontolnya  yang sangat besar itu. Dia menyuruhku untuk menggenggamnya. Aku merasa  kontolku kembali gaceng. Kemudian ia memeluk dan membalikkan posisi kami  sehingga kini akulah yang berada di atas tubuhnya. Ia menyuruhku untuk  melakukan persis seperti yang dilakukannya kepadaku. Aku agak ragu untuk  melakukannya.
  Perlahan kutundukkan kepalaku, ia langsung mencumbu bibirku. Aku tak  lagi menolak bahkan akulah yang kemudian dengan penuh nafsu menciumi  bibirnya, lehernya terus ke dadanya yang berbulu lebat. Kuciumi dan  kuelus dadanya juga ketiaknya. Tubuhnya sangat harum menggairahkan.  Bahkan kujilati dan kuhisap puting susunya. Ia tampak terkejut sekaligus  senang. Akhirnya aku sampai ke kontolnya. Kupegang kontolnya. Oohh..  Kontolnya sangat besar dan panjang. Panjangnya sekitar 25 cm diameternya  sekitar 7 cm.
  Kulihat kepala kontolnya sudah mengkilat karena basah oleh air maninya.  Perlahan kudekatkan kepalaku untuk menciuminya, kemudian kucium dan  kujilat dengan penuh nafsu. Pantas saja Pak Sum sangat ingin menciumi  kontolku karena rasanya sangat nikmat. Kuciumi pelernya lalu naik ke  atas, kuciumi bulu jembutnya yang halus kemudian batang kontolnya.  Kepala kontolnya yang besar sungguh membuatku terangsang. Kujilati  kepala kontolnya itu. Baunya benar-benar membuatku mabuk kepayang.
  Kulihat Pak Sum memejamkan matanya karena merasakan nikmat. Kemudian aku  menghisap kontolnya. Namun karena begitu besar dan panjang, mulutku  hanya bisa menghisap sekitar separuh saja. Itupun mulutku terasa penuh  karena ukuran kontolnya luar biasa besar. Kupermainkan kontolnya agar ia  mengeluarkan air maninya. Namun ia memang luar biasa. Sesudah hampir  satu jam pun ia belum juga mencapai puncak kenikmatan. Aku tak putus  asa. Kuhisap terus kontolnya sambil menggenggam dan mempermainkan  kontolnya.
  Kemudian aku melepaskan hisapanku. Kupegang dan kudekatkan kontolku ke  kontolnya. Kugesek-gesekkan kepala kontolnya dengan punyaku. Ia mendesah  penuh kenikmatan. Lalu aku kembali menghisap kontolnya. Usahaku  berhasil, tak lama kemudian ia mengerang lalu aku merasakan mulutku  dibanjiri air maninya yang kental. Kuhisap dan kutelan air maninya.  Rasanya agak sedikit asin tapi baunya sungguh membuatku mabuk kepayang.  Kemudian kujilati kembali kepala kontolnya yang semakin basah karena air  mani sampai bersih. Kemudian kubaringkan tubuhku disisinya.
  Ia menatapku dan memujiku sambil berkata, "Kamu luar biasa, Kas".
  Aku memejamkan mataku. Kupikir ia sudah lelah. Namun rupanya ia belum  puas. Tangannya kembali mengarahkan tanganku agar memegang kontolnya.  Astaga.. Ia memang luar biasa. Kontolnya masih tetap besar dan keras  seperti semula. Kuremas kontolnya. Kemudian ia menyuruhku membalikkan  badan dan menungging. Mula-mula aku tak mengerti apa yang akan  dilakukannya.
  Kemudian ia memegang pantatku lalu kurasakan ia menggesekkan kontolnya  ke pantatku. Kurasakan kontolnya yang besar di pantatku dan aku merasa  nikmat. Namun rupanya Pak Sum tidak hanya sekedar ingin  menggesek-gesekkan kontolnya ke pantatku karena kemudian kurasakan ia  berusaha memasukkannya ke anusku perlahan-lahan. Semula kupikir hal itu  tidak mungkin karena kontolnya yang sangat besar. Namun aku salah.  Ternyata kontolnya bisa masuk.
  Lalu ia memelukku dan mengeluarmasukkan kontolnya persis seperti sedang  mengentot. Mula-mula memang terasa sakit dan aneh. Namun kemudian  ternyata rasanya nikmat dan aku menikmatinya. Aku sangat terangsang.  Apalagi tangannya juga meraba-raba tubuhku dan meremas kontolku. Ia juga  menciumi leherku sambil terus mengentotiku. Kurasakan ia  mengguncang-guncang tubuhku semakin lama semakin cepat. Akhirnya ia  mendesah, rupanya ia telah mencapai puncaknya. Kurasakan kali ini  pantatku dibanjiri oleh air maninya. Namun ia tidak langsung berhenti.  Ia masih terus mengentotiku selama beberapa menit. Kemudian akhirnya ia  mencabut kontolnya lalu berkata..
  "Ayo Kas, sekarang giliran kamu".
  Aku terkejut, namun aku mengerti apa yang harus kulakukan. Ia menungging  lalu kuarahkan kontolku ke pantatnya. Perlahan kumasukkan kontolku ke  dalam anusnya. Mungkin karena kontolku lebih kecil, aku dapat  memasukkannya lebih mudah. Kemudian aku mulai mengentotinya. Kupeluk  badannya, kuelus dadanya yang berbulu lebat. Kuraba pula kontolnya. Ia  sungguh luar biasa. Kontolnya masih tetap keras. Aku rasakan aku semakin  terangsang. Kemudian aku merasa bahwa aku akan kembali mengeluarkan air  mani. Benar saja. Tak lama kemudian aku mengeluarkannya didalam pantat  Pak Sum. Aku tak kuat lagi. Kucabut kontolku. Tubuhku benar-benar lelah.  Kubaringkan tubuhku. Ia kemudian berbaring di sisiku.
  Ia berbisik, "Sudah capek Kas? Tidurlah. Ini sudah hampir pagi. Besok kita lanjutkan ya". Aku mengangguk.
  Ia kemudian memelukku. Nikmat sekali merasakan dadanya yang berbulu  lebat. Akupun tertidur dalam pelukannya. Sejak saat itu, setiap kami  bisa berduaan, pasti kami menghabiskan waktu dengan berhubungan seks.  Kami melakukannya di mana saja. Selain di kamarnya, kami juga  melakukannya di kamar mandi, di mobilnya bahkan pernah di sebuah toko  waktu Pak Sum mengajakku ke Jakarta. Ia ingin membelikanku pakaian.
  Sewaktu aku sedang mencoba celana panjang baru di kamar ganti sebuah  toko, ia masuk dan kemudian melihat aku sedang membuka celanaku. Lalu ia  membuka celana dalamku dan menghisap kontolku. Aku terkejut dan sangat  gugup namun ia terus melakukannya sampai aku membasahi mulutnya dengan  air maniku. Sesudah itu bahkan ia juga menyuruhku menghisap kontolnya.
  Begitulah kehidupan seksku dengan Pak Sum. Aku benar-benar berbahagia.  Tak kusangka berhubungan seks dengan sesama lelaki dapat terasa begitu  nikmat. Kami melakukannya tanpa mengenal waktu dan tak pernah merasa  bosan. Ia sangat sayang kepadaku. Aku pun sangat mencintainya. Kami  berjanji akan terus bersama, selamanya.
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                            |             
              
Tidak ada komentar:
Posting Komentar