Cerita Sex - Ketika Istri ku Tertidur May 2nd 2013, 13:10 Sebuah insiden baru terjadi beberapa malam yang lalu. Insiden yang tidak disengaja yang membangunkan sesuatu yang tanpa kusadari telah ada di dalam diriku. Kamis malam kemarin temanku yang bernama Agus mampir untuk mengobrol, minum dan nonton TV di rumahku.
Agus bekerja di kantor yang sama denganku. Hari Jumat keesokannya adalah hari libur untuk kantor kami jadi kami mendaptkan 3 hari libur di akhir minggu tersebut. Karena itulah kami tidak terburu-buru menghabiskan malam itu. Berbeda dengan istriku, Sandra; ia harus bekerja esok harinya. Dan karena termasuk orang yang tidak suka tidur larut malam, ia pergi tidur sekitar pukul 10:30. Sandra adalah salah satu orang yang paling lelap saat tertidur. Beberapa kali aku pernah mencoba mengguncang-guncangkan bahunya untuk membangunkannya, namun selalu gagal.
Ia terus tertidur. Setelah Sandra pergi tidur, Agus dan aku duduk di ruang tamu dan menonton DVD porno yang sengaja kami beli. Lagipula Sandra juga tidak pernah suka menonton film-film seperti itu. Setelah beberapa adegan, Agus berkata, "Wah, pasti enak yah kalo punya cewe untuk diajak ngeseks! Udah lama banget nih, gue kagak begituan!" Aku sedikit kaget mendengar komentarnya. Agus bukanlah pria yang buruk rupa. Dengan tinggi 175 cm dan berat sekitar 70 kg, aku malah menduga ia mempunyai banyak teman wanita. "Emangnya elu lagi ga jalan sama siapa-siapa, Gus?" tanyaku. "Kagak. Sejak Bunga putus sama gue 2 taon yang lalu, gue agak-agak malu untuk ajak cewe jalan," jawabnya. Kami mengobrol tentang Bunga yang ternyata tidak serius dengan Agus. Setelah beberapa botol bir dan beberapa adegan dari film porno yang kami tonton, Agus bangkit berdiri untuk pergi kencing.
Aku tetap duduk sambil menonton film itu untuk beberapa saat dan akhirnya baru menyadari bahwa Lilo belum kembali setelah cukup lama pergi kencing. Aku berdiri dan menghampirinya untuk memeriksa apakah ia baik-baik saja. Saat aku berada pada jarak yang cukup dekat dengan WC, aku melihat pintu itu terbuka. Aku masuk ke WC dan mendapati Agus berdiri di pintu yang menghubungkan WC dengan kamar tidurku. Ia terlompat melihat aku masuk.
"Wah, sorry banget nih," katanya. "Waktu gue masuk, pintu ini memang udah terbuka. Dan waktu gue mau keluar, gue liat dia terbaring seperti itu." Aku berjalan mendekati tempat Agus berdiri dan melihat ke arah kamar tidurku. Sandra terbaring menyamping sehingga punggungnya menghadap ke arah kami dengan kaki yang sedikit tertekuk. Sandra tidur dengan mengenakan daster panjang namun bagian bawahnya tersingkap sampai ke pinggul sehingga menampakkan bulatan pantat yang halus, mulus dan terlihat tidak mengenakan celana dalam. Pundaknya sedikit tertarik ke belakang sehingga memperlihatkan kami sisi bukit dadanya dan tonjolan puting susunya dari balik daster yang sedikit tembus pandang. Ia terlihat sangat seksi terbaring seperti itu dengan remang-remang cahaya dari WC. Bibirnya sedikit terbuka dan rambutnya yang panjang terhampar di atas bantal. Boleh dibilang posisi Sandra saat itu seperti sedang berpose untuk pemotretan majalah dewasa.
"Gila! Cakep banget!" kata Agus sambil menahan nafas. "Gue mau disuruh apa aja untuk mendapatkan cewe seperti dia, Kris." Pada awalnya aku sedikit kesal mendengar perkataan Agus. Namun pada saat yang bersamaan, melihat Agus memandang istriku seperti itu tanpa sepengetahuan Sandra justru membuat diriku terangsang. "Aduh, sorry nih, Kris. Gue rasa udah waktunya buat gue untuk pulang," kata Agus berbalik badan untuk keluar. "Eh, tunggu, GUs," kataku. "Ayo masuk ke sini sebentar aja. Tapi jalannya pelan-pelan, oke?" "Ha?! Elu mau gue masuk ke kamar elu?" "Kalo cuma lihat doang mah ga ada yang dirugikan, kan? Tapi kita engga boleh buat dia terbangun, oke?"
Bahkan aku sendiri tidak percaya apa yang baru saja aku katakan. Aku mengijinkan pria lain masuk ke kamar tidurku sehingga ia dapat melihat istriku yang dalam keadaan ‘setengah’ telanjang. Aku pun masih tidak yakin apa dan sejauh apa yang akan aku lakukan berikutnya. Saat kami berjingkat memasuki kamarku, aku mendorong Agus untuk mendekat ke samping ranjang. Bahkan Agus sendiri terlihat tidak yakin. Pandangannya berpindah-pindah antara aku dan Sandra. Semakin mendekat ke ranjang, pandangannya lebih terarah ke Sandra. Sandra berbaring di pinggir ranjang di sisi tempat kami berdiri dan semakin kami mendekat, kedua bukit payudaranya semakin jelas terlihat. Puting susunya dapat terlihat dari balik dasternya yang tipis. Walau bagian bawah dasternya sudah tersingkap namun kami masih belum dapat melihat bibir vaginanya karena tertutup oleh kakinya.
Aku hanya berdiri di sana dengan cengiran lebar memandangi Agus dan istriku bergantian. Dengan mulut ternganga, Agus juga hanya memandangi istriku dengan takjub dan kagum. "Gila, Kris. Seksi banget sih! Gue ga percaya elu kasih gue liat bini elu dalam kondisi begini!" Dengan hati-hati aku meraih tali daster Sandra dan menariknya turun melewati pundaknya turun ke lengan sehingga bagian atas dasternya tersingkap dan memperlihatkan lebih banyak lagi bagian payudaranya. Gerakanku terhenti saat kain bagian atas daster itu tertahan oleh puting Sandra."Mau lihat lebih banyak?" aku berbisik.
"I-iyah!" Agus berbisik balik. Dengan sangat lembut aku mencoba untuk menurunkan tali daster itu lagi namun puting susunya tetap menahan kain itu sehingga tidak dapat terbuka lebih jauh. Aku menyelipkan jari-jariku ke bawah daster tersebut lalu dengan hati-hati mengangkatnya sedikit melewati puting Sandra. Agus menahan nafasnya tanpa bersuara. Sekarang payudara kirinya sudah terbuka. Putingnya yang sangat halus dan berwarna merah muda itu berdiri tegang karena mendapat rangsangan dari gesekan kain dasternya tadi. Lalu aku meraih ke tali dasternya yang lain dan meloloskannya dari pundak kanan Sandra. Dengan lembut aku menarik kain daster itu melewati puting sebelah kanannya. Kini kami dapat melihat kedua payudara Sandra tanpa ditutupi benang sehelaipun. Aku membiarkan kedua tali dasternya menggelantung di lengan dekat sikunya karena aku tidak mau mengambil resiko kalau-kalau istriku terbangun. Agus masih berdiri di sampingku dan dengan mulut yang masih ternganga ia menatapi payudara dan pantat Sandra yang kencang. Sesekali Agus mengusap-usap tonjolan di selakangannya walau ia berusaha agar aku tidak melihatnya. Penisku sendiri sudah membesar dan berusaha memberontak keluar dari jahitan celana jeans yang kupakai. Aku terangsang bukan hanya karena melihat tubuh istriku namun juga karena apa yang sedang kuperbuat. "Jadi, bagaimana menurut elu?" aku berbisik lagi. "Gila, man! Gue ga percaya semua ini! Dia cantik banget! Gue sih cuma berharap…," jawabnya sambil mengusap tonjolan penisnya sendiri. Aku berpikir sejenak, "Kalau sampai ia terbangun…, tapi lagipula aku memang akan mencobanya."
Aku menarik Agus semakin mendekat ke ranjang lalu aku menunjuk ke payudara istriku. "Ayo, pegang susunya. Tapi harus dengan lembut, oke? Gue nggak mau ambil resiko nih." Mata Agus terbuka lebar sekali lalu mendekatkan dirinya ke tepi ranjang. Ia membungkuk sedikit dan menjulurkan tangan kirinya untuk meraih bulatan payudara istriku. Tangannya sedikit bergetar dan tangan kanannya ditekankan di s*****kangannya seakan digunakannya sebagai penopang. Tapi aku tahu apa yang sebenarnya ia kerjakan. Jari-jari itu dijulurkan makin lama semakin mendekat sampai akhirnya ujung jarinya menyentuh kulit payudara Sandra tepat di bawah areola. Dengan hati-hati Agus meletakkan ibu jarinya di bagian bawah payudara Sandra sebelum akhirnya ia geser perlahan-lahan naik ke puting susu tersebut. Sandra tidak bergerak. Saat ibu jarinya mencapai bagian areola, Agus menggerakkan telunjuknya melingkari puting Sandra dengan lembut.
Aku kenal Sandra sejak jaman masih bersekolah. Kami berpacaran sejak saat itu dan akhirnya kami menikah. Dan dalam sepengetahuanku, tidak pernah ada pria lain yang pernah melihat tubuh Sandra sampai sejauh ini apalagi menyentuhnya. Lalu Agus mulai meraba payudara itu dengan sangat lembut dari yang satu berpindah ke payudara yang lain. Sandra masih tak bergerak dalam tidurnya walaupun sepertinya terlihat nafas Sandra menjadi lebih cepat. Agus mulai menjadi lebih berani dan dengan menambahkan sedikit tenaga, ia meremas kedua buah dada Sandra. Agus sudah tidak menutup-nutupi usahanya untuk mengusap-usap penisnya dan kelihatannya ia berniat untuk menyemprotkan spermanya dari balik celananya. Aku masih belum puas untuk membiarkan semua ini berakhir saat itu, jadi aku menyuruhnya mundur sejenak sementara aku melepaskan tali-tali daster itu dari lengan Sandra. Aku menarik turun daster itu sejauh yang aku bisa tanpa harus menarik secara paksa kain daster. Aku berhasil membuka tubuh bagian atasnya sampai pada bagian bawah tulang rusuknya sebelah kiri. Lalu aku bergerak ke bagian pinggulnya. Dengan hati-hati aku menarik kain yang menutupi bagian bawah pantatnya lalu melepaskan kain itu dari kakinya yang menekuk. Hal ini memperlihatkan seluruh pantatnya dan sebagian dari bibir vaginanya. Agus masih belum dapat melihatnya dari tempat ia berdiri saat ini. Aku mendengar ia sedang melakukan sesuatu di belakangku. Dan begitu berbalik badan, aku mendapatinya sedang memelorotkan celana jeansnya sebatas testisnya sehingga ia dapat leluasa mengocok penisnya. Aku kembali berbalik ke Sandra lalu meluruskan kaki kirinya. Hal ini membuat bulu-bulu halus kemaluannya dapat terlihat bahkan sampai hampir ke bibir vaginanya. Saat melihat aku melakukan hal ini, Agus melongokkan badannya melewati badanku untuk melihat tubuh Sandra lebih jelas sementara ia bermasturbasi. Aku menarik kaki kiri Sandra dengan lembut sehingga membuat tubuhnya berbaring terlentang menghadap ke atas dan memperlihatkan seluruh tubuhnya secara frontal.
"Wahhhh, gila, man!" Agus berbisik dan mulai mengocok penisnya lebih cepat.
"Jangan cepet-cepet, brur," aku memperingatkan dia. "Elu mau pegang memeknya sebelum elu klimaks, kan?" Langsung Agus berhenti mengocok dan menatapku dengan pandangan seperti anak kecil yang dihadiahi sepeda baru. "Mantap, man! Elu kasih gue…, ahhh, mantap, man!" Ia mengganti tangan kanan dengan tangan kirinya untuk memegang penisnya, tapi tidak mengocoknya. Lalu dengan tangan kanannya, yang sedari tadi digunakan untuk mengocok penisnya, ia menyentuh bulu-bulu kemaluan Sandra dengan perlahan. Agus mulai membelai Sandra melalui bulu-bulu itu dengan jemarinya. Namun tidak sampai ke bibir vaginanya. Sandra masih terlelap namun nafasnya semakin bertambah cepat setelah Agus mengusap-usap kemaluannya. Setelah itu dengan menggunakan jari tengah dan telunjuknya, Agus mengusap turun ke sepanjang bibir vagina Sandra lalu mengusap naik lagi sambil menaruh jari tengahnya di antara bibir kemaluan tersebut. Begitu ia menarik tangannya ke atas, jari tengahnya membuka bibir vagina itu dan wangi harum vagina Sandra mulai memenuhi kamar."Gilaaaaa, man!" desah Agus sambil menarik ke atas jari-jarinya yang sudah masuk sedikit ke dalam liang kewanitaan istriku. Saat jari Agus menyentuh klitorisnya, tubuh Sandra seakan tersentak sedikit lalu ia mendesah dengan suara yang nyaris tak terdengar. Melihat hal ini Agus segera menarik tangannya.
Aku melihat bahwa istriku masih terlelap namun aku tidak yakin apakah perbuatan ini dapat membangunkannya atau tidak. Agus menatap aku dan aku menganggukkan kepalaku memberi isyarat bahwa ia dapat melanjutkan. Lalu dengan menggunakan tangan kirinya, Agus mengocok penisnya sampai cairan pelumas keluar dari ujung penisnya. Agus menyapu cairan yang keluar cukup banyak membasahi kepala penisnya kemudian dengan tangan yang sama ia mulai mengusap-usap bibir kemaluan Sandra. Kadang ia membuka bibir vagina tersebut dengan jari tengahnya. Sesekali pinggul Sandra bergerak maju dan mundur sedikit dan ditambah dengan desahan lembut yang keluar dari mulutnya. Agus sudah mengocok penisnya lagi. Lalu tiba-tiba sebuah ide timbul dalam otakku. Dengan hati-hati aku menarik kaki kiri Sandra keluar dari ranjang sampai vaginanya berada tak jauh dari ujung ranjang namun masih cukup jauh bagi Agus untuk menyetubuhi istriku. Penis Agus tidak sepanjang itu dan lagipula aku tidak yakin apakah persetubuhan dapat membangunkannya. Dan juga aku tidak yakin apakah aku ingin Agus menyetubuhi istriku karena hal ini masih baru buatku. "Gus, ke sini deh," aku berbisik sambil menarik lengannya. "Berdiri di antara pahanya. Dari sini elu bisa lebih leluasa mengusap-usap memeknya sambil ngocok. Tapi jangan ngentotin dia, ya? Elu denger, engga?" Agus mengangguk dan segera pindah ke antara kedua paha Sandra. Agus mengusap-usap vagina Sandra dengan jari-jari tangan kirinya dan mengocok penisnya dengan tangan kanan. Penis Agus hampir sejajar tingginya dengan vagina Sandra dan berjarak sekitar 10 cm sementara ia mengocok penisnya dengan penuh nafsu. Lalu Agus menggunakan ibu jarinya untuk mengusap-usap vagina Sandra sehingga ia dapat lebih mendekat lagi sampai pada akhirnya jarak antara penis dan vagina Sandra kurang dari 1½ cm.
Pinggul Sandra masih sedikit bergoyang-goyang sesekali dan pada satu saat, pinggul Santi bergerak ke bawah dan kepala penis Agus bersentuhan dengan bibir vagina Sandra. Penis Agus menggesek sepanjang bibir kemaluan istriku. Hal ini membuat Agus meledak dan berejakulasi. Spermanya muncrat ke mana-mana dan sebagian besar tersemprot ke bibir vagina Sandra. Pada setiap semprotan, Agus melenguh dan beberapa kali dengan ‘tanpa disengaja" ia menorehkan kepala penisnya ke bagian atas dari bibir vagina istriku. Agus pasti sudah lama tidak berejakulasi karena sperma yang dikeluarkannya begitu banyak. Saat selesai klimaks, Agus mengurut penisnya untuk mengeluarkan lelehan sperma yang masih tersisa di saluran penisnya. Ia membiarkan lelehan itu jatuh ke bibir vagina Sandra yang sedikit terbuka. Dan saat mengalir ke bawah di sepanjang bibir vagina tersebut, terlihat lelehan itu masuk lalu menghilang begitu saja seperti tertelan bumi.
Agus memandangku dan berbisik, "Gilaaaa, man! Gue ga tau cara berterima kasih sama elu, Kris!" Aku tersenyum kepadanya dan memapahnya mundur secara ia telah selesai dengan urusannya.Sekarang saatnya giliranku. Aku berdiri di antara kakinya lalu melepaskan celanaku dan mulai mengocok penisku. "Gus, elu keluar sebentar deh. Gue mau coba tarik badannya lebih ke pinggir supaya gue bisa ngentotin dia," aku berbisik dengan lebih kencang. Agus menurut dan berjalan menuju pintu kamar kalau-kalau istriku terbangun. Aku menarik tubuhnya sampai pantat sebelah kirinya menggantung di pinggir ranjang. Selama itu Sandra tidak bangun sama sekali namun nafasnya masih berat dan dari vaginanya keluar cairan pelumas dari tubuhnya bercampur dengan sperma Agus. Lalu aku menyuruh Agus masuk ke kamar lagi untuk membantuku dengan menyangga kaki dan pantat kiri Sandra sehingga tanganku dapat kugunakan dengan bebas. Agus meraih kaki kiri Sandra dengan tangan kirinya lalu dengan tangan kanannya ia menopang pantat Sandra. Aku melihat ia meremas pantat istriku saat ia mencoba menopangnya. Dan aku mulai menggesek-gesekkan penisku naik dan turun ke bibir vaginanya yang sudah basah. Vaginanya sangat amat basah. Cairan vagina Sandra yang bercampur dengan sperma Agus, membuat liang kewanitaan Sandra menjadi sangaaaat licin. Bahkan aku sudah hampir klimaks jadi aku dengan perlahan memasukkan batang penisku ke dalam liang kemaluan Sandra yang panas.
Walau sudah sangat basah namun liang vagina Sandra masih sangat sempit secara Agus tidak sempat melakukan penetrasi. Akan tetapi penisku dapat menembus dengan mudah. Segera aku memompa vagina Sandra dan setelah sekitar 10 pompaan maju mundur, Sandra mengalami orgasme dalam tidurnya!!! Hal ini sudah cukup membuatku melambung mencapai klimaks. Aku mulai menyemprotkan cairanku masuk ke dalam vaginanya dan tiap muncratan seakan tersembur langsung dari buah zakarku. Sandra mengerang-erang dalam tiap desahannya dan begitu pula aku.
Agus berkata, "Gilaaaa, man!" namun kali ini ia tidak berbisik. Hal ini tidak jadi masalah karena Sandra tak bangun sedikitpun selama kami menggarap tubuhnya. Ketika aku menarik penisku, Agus menaruh pantat dan kaki Sandra kembali ke ranjang. Lalu ia menunduk menjilati dan mengecup puting susu Sandra dan menyedotnya saat ia kembali menegakkan badannya. Aku sudah terlalu lemas untuk berkomentar dan akhirnya aku hanya menarik tangannya untuk keluar kamar. Saat aku berjalan mengantarnya ke luar rumah, Agus tak habis-habisnya berterima kasih kepadaku. Aku melambaikan tangan lalu mengunci pintu. Aku masuk ke kamar, berbaring di atas ranjang di samping Sandra dan langsung terlelap begitu saja.
Keesokan harinya, Sandra membangunkanku dengan mencium telingaku. "Elu ga bakalan percaya apa yang gue mimpiin kemarin malam!" katanya membuka pembicaraan. "Gue bermimpi ada banyak tangan yang meraba-raba badan gue. Ngomong-ngomong, kemarin malam kita ngapa-ngapain ga, yah?" Aku teringat kalau aku tidak sempat membersihkan sperma yang tercecer di tubuhnya dan di ranjang sebelum pergi tidur kemarin. "Eeehhh…, iya lah. Memangnya elu engga ingat apa-apa?" "Yaah…, gue ga tau yah. Semuanya kaya dalam mimpi gitu. Mungkin gue setengah tidur kali. Tapi yang pasti asyik deh. Bagaimana? Apa elu berniat untuk melakukannya sekali lagi sekarang selagi gue ga ketiduran?" Pikiranku melayang ke kejadian kemarin malam…, "Hmmmm, bagaimana yah? Menurut elu bagaimana?" aku tersenyum.
Pada minggu berikutnya di kantor aku terus memikirkan malam itu dimana Agus hampir menyetubuhi istriku, Sandra. Aku dan Agus tidak pernah menyinggung hal itu walau beberapa kali kami saling melepas senyum. Agus melemparkan senyum penuh rasa terima kasih kepadaku. Harus kuakui, aku sudah menjadi terobsesi dengan ide melihat istriku disetubuhi pria lain. Namun masih ada perasasan yang mengganjal. Melihat Lilo bermasturbasi di depan Sandra malam itu benar-benar tidak menjadi masalah bagiku. Tetapi dapatkah aku menerima melihat pria lain benar-benar berhubungan seks dengan istriku? Menj***** akhir minggu aku dapat melihat pandangan penuh harap dari wajah Agus. Aku tahu apa yang ia pikirkan: "Apakah Kris bakal ngundang gue datang ke rumahnya lagi?", "Apakah gue bisa dapat kesempatan dengan istrinya?"
Hari Jumat akhirnya tiba dan sebelum jam pulang kantor aku mengajak Agus untuk berkunjung lagi ke rumahku. Kegembiraan yang besar meluap dari diri Lilo.
"Yeahhhhh! MANTAP!!! Gue bakal bawa bir dan beberapa film untuk kita tonton!" katanya dengan penuh semangat. "Oke. Datang jam 9-an deh," jawabku. Aku tahu pada saat itu Sandra pasti sudah mulai mengantuk dan keberadaan Agus akan mendorongnya untuk pergi tidur lebih cepat secara ia tidak begitu suka bergaul dengan Agus. Aku merasa geli sesaat membayangkan hal itu. Jika saja Sandra tahu apa maksud kedatangan Agus, ia pasti tidak akan tidur sepanjang malam, setidaknya sampai Agus pulang.
Lalu aku melakukan sesuatu yang mengangetkan diriku sendiri. "Hey, Jo! Apa yang elu kerjakan malam ini?" aku bertanya. Josua adalah pribumi berkulit gelap. Tinggi badannya mencapai 190 cm dengan berat badan bisa mencapai 90 kg. Josua bukan seorang yang gemuk namun ia memiliki tubuh yang besar dan kekar. "Ah, ga banyak. Kenapa? Elu ada acara apa?" ia balik bertanya. "Sekitar jam 9 malam nanti Lilo bakal datang ke rumah gue untuk main-main. Minum, ngobrol, apa aja deh. Kalo engga salah denger dia bilang dia bakal bawa film-film BF. Gimana, berminat?" "Boleh, tapi mungkin gue bakal telat. Gue musti kerjain sesuatu untuk bokap, tapi ga lama deh," jawabnya. "Engga masalah. Oke sampai ketemu nanti," aku berkata sambil berpikir mungkin memang ada baiknya Josua datang setelah Sandra tertidur.
Aku menoleh dan melihat wajah Agus yang terkejut, namun terkejut dalam nuansa yang menggembirakan. Aku tersenyum dan sambil mengedipkan mataku aku berjalan melewatinya, "Sampai nanti, Gus!" Malam itu saat makan malam, aku terus memikirkan rencana malam nanti. Aku membeli sebotol anggur dan meminumnya bersama Sandra dengan harapan ia dapat tertidur pulas malam itu. Seperti yang aku harapkan, tidak memerlukan waktu yang lama sampai Sandra mulai cekikikan karena pengaruh anggur yang ia minum. Suatu keuntungan yang tidak terduga anggur tersebut juga memberikan efek yang menstimulasi tubuhnya.
Dari bawah meja, Sandra mulai menggesek-gesekkan kakinya yang terbalut stoking ke pahaku. Kemudian setelah beberapa gelas anggur lagi, sambil menonton TV Sandra duduk menghadapku dengan satu kaki diletakkan di lantai dan kaki lainnya ditekuk sehingga ia mendudukinya. Hal ini menyebabkan roknya yang pendek tertarik ke atas sehingga memperlihatkan pahanya dan ujung stokingnya. Ia membuka kakinya sedikit untuk memperlihatkan kepadaku celana dalamnya saat bel pintu rumahku berbunyi. "Aaaah!" ia memprotes. Aku bangkit berdiri untuk membukakan pintu. "Siapa yah yang datang malam-malam begini?" aku bertanya seakan tidak tahu bahwa yang datang adalah Agus.
Setelah aku membuka pintu, Agus masuk dengan kantong plastik di tangannya. Ia berdiri di samping pintu setelah aku menutup pintu itu. Agus memandang Sandra dan mulai berbasa-basi dengannya. Saat kembali ke tempat dudukku, aku menyadari bahwa Sandra masih dalam posisi yang sama. Sandra duduk menghadap kami sambil memain-mainkan rambutnya. Ia benar-benar tidak sadar sedang memperlihatkan terlalu banyak bagian tubuhnya kepada Agus saat ia duduk di sana dengan wajah yang terlihat kecewa. Agus hanya berdiri mematung di sana sementara mereka saling berpandangan. Sandra memandangnya dengan pandangan kosong sedangkan Agus memandangnya dengan pandangan tidak percaya. Tiba-tiba Sandra tersadar akan posisi duduknya dan cepat-cepat berbalik lalu menurunkan roknya. "Ayo duduk, Gus. Sini…, gue taruh di kulkas dulu," kataku sambil mengambil kantong plastik yang berisi bir lalu berjalan ke dapur. Saat sedang memasukkan bir-bir itu ke dalam kulkas, terdengar olehku Agus berkata kepada Sandra bahwa ia berharap kedatangannya tidak mengganggu acara aku dan Sandra. "Oh enggak,… nggak apa-apa kok," terdengar jawaban Sandra. Aku tahu benar untuk bersikap sopan, Sandra membohongi Agus. "Kita cuma duduk-duduk sambil nonton TV doang kok,… dan sudah berniat untuk tidur."
Aku tahu Sandra mencoba untuk memberi isyarat kepada Agus bahwa kedatangannya sudah mengganggu kami. Sandra memang tidak tahu apa-apa tentang rencana kami malam ini. "Apa rencana elu malam ini, Gus?" sambil memberi bir, aku bertanya kepada Agus setelah kembali dari dapur. "Ah, nggak banyak lah. Cuma mampir untuk minum-minum sedikit." "Boleh-boleh aja. Gimana menurut elu, San?" aku bertanya sambil memandangnya. Wajah Sandra menunjukkan kalau ia sudah pasrah bahwa Agus akan tetap tinggal sampai larut malam. "Ya sudah, kalau begitu gue permisi dulu deh. Gue tidur duluan yah," jawabnya dan bangkit dari sofa. "Bagus!" pikirku, semua sesuai dengan rencana. "Oke, San. Gue nyusul nanti," kataku sambil tersenyum kepada Agus. Dengan mulutnya, Agus melafalkan tanpa suara, "Gue juga!" setelah Sandra berjalan melewatinya menuju kamar tidur. Setelah Sandra masuk ke kamar, Agus dan aku duduk menatap TV dengan pandangan kosong. Tidak satupun dari kami yang membuka suara. Suasana saat itu menjadi tegang penuh harap apa yang akan terjadi nanti.
Sekitar pukul 10 malam, aku mendengar Josua memarkirkan mobilnya di depan rumah. Aku berdiri dan membuka pintu sebelum ia membunyikan bel. Sebenarnya aku tidak berpikir suara bel rumah kami akan membangunkan Sandra, namun aku tidak mau ambil resiko. Pada awalnya kami bertiga mengobrol sana-sini setelah Agus memutar film yang dibawanya. Josua masih tidak tahu menahu tentang rahasia kecil kami. Aku sendiri masih belum yakin benar untuk mengikutsertakan Josua ke dalam rencana malam ini. Setelah 15-20 menit, aku melihat Lilo mulai gelisah. Berulang kali Agus terlihat beringsut dari tempat duduknya dan memandangku seakan berharap mendapat kode persetujuan untuk memulai acara malam itu. "Gue permisi sebentar yah," kataku sambil berdiri menuju kamar dan memberi isyarat kepada Agus untuk tetap duduk di tempatnya. Aku mau memastikan semuanya sudah pada tempatnya sebelum acara dimulai. Dengan hati-hati aku berjalan masuk ke kamar. Sandra tidur terlentang di ranjang dengan memakai daster imut yang semi transparan. Aku rasa anggur yang diminumnya tadi sudah bereaksi dalam tubuhnya secara Sandra tidur dengan kaki yang agak mengangkang dan kedua lengannya tergeletak di atas kepalanya. Sandra terlihat sangat cantik terbaring di sana dengan mulut yang sedikit terbuka (seperti biasanya) dan rambut yang tergerai di atas bantal. Buah dadanya sudah dapat terlihat dari balik kain dasternya yang tipis, menjulang seperti dua gunung kembar.
Nampaknya semua sudah siap tanpa aku harus berbuat apa-apa. Aku bergerak menuju pintu WC dengan perlahan lalu membukanya sedikit sehingga kamar itu sedikit lebih terang oleh cahaya lampu dari WC. Lalu aku keluar bergabung dengan Agus dan Josua yang masih menonton film porno yang sedang diputar. "Jo, elu mau bir lagi?" tanyaku berharap supaya ia segera pergi kencing. "Boleh, thanks!" jawabnya. Agus mengikutiku berjalan ke dapur dan segera menghamburkan pertanyaannya, "Elu mau gimana kerjainnya?" "Ya, gue rasa kita musti tunggu Josua pergi ke WC dulu untuk kencing. Trus, barulah kita berdua masuk ke kamar dan melihat apa yang bakal dia perbuat." Agus tersenyum dan kembali ke ruang tamu. Kami masih menonton beberapa menit setelah itu dan mengomentari adegan-adegan di film tersebut. Tak lama setelah itu Josua berkata, "Eh, Kris,… WC elu dimana?" "Tuh di sana," kataku sambil menunjuk ke arah WC. Aku berusaha agar suaraku tidak terdengar terlalu antusias. Josua berjalan menuju WC. Setelah aku mendengar pintu WC dikunci, aku dan Agus bergegas menuju kamar. Setelah berada di dalam kamar, pandangan Agus melekat ke tubuh Sandra yang terbaring di atas ranjang. Josua tidak menutup pintu yang menghubungkan WC dengan kamar tidurku. Mungkin ia tidak menduga akan ada orang lain di sana.
Saat ia selesai, aku dapat mendengar ia menarik resletingnya dan bersiap keluar WC. Tiba-tiba aku mendengar Josua berhenti. Pasti ia telah melihat Sandra. Ia seakan berdiri berjam-jam di sana sambil memandang istriku terbaring di ranjang dengan payudaranya yang terlihat jelas dari balik daster transparan yang dipakainya, naik turun mengikuti irama nafasnya.
"Bangsaaattt!" aku mendengar Josua berbisik. Aku tidak dapat menahan geli dan tergelak. Josua mendengar suaraku dan melongokkan kepala masuk ke kamar dan mendapati kami sedang berdiri di sana. Segera aku menempelkan telunjuk ke bibirku dan menyuruhnya untuk tidak bersuara. Aku mengajaknya masuk. "Itu bini elo, Kris?" ia berbisik lagi. Aku mengangguk lalu menuntunnya menuju sisi ranjang. Agus mengikut dari belakang dan berdiri di sebelah kiriku saat kami bertiga memandangi tubuh istriku dari jarak dekat. "Gimana menurut elu?" tanyaku kepada Josua sambil tersenyum. Ia menatap Sandra beberapa detik lagi lalu menoleh ke aku dan menatapku sambil menduga-duga ada apa di balik semua ini. "Cantik banget, Kris!" ia menjawab sambil setengah tersenyum. Perlahan-lahan aku meraih kain selimut yang menutupi tubuh bagian bawahnya lalu menarik kain itu sehingga memperlihatkan bagian perut Sandra. Aku terus menarik selimut itu sampai ke bagian antara pusar dan bulu-bulu kemaluannya. Kini kami dapat melihat ujung daster yang dipakainya. Dengan hati-hati aku meraihnya dan mengangkat daster itu melewati tubuh Sandra yang putih mulus, melewati payudaranya yang ranum. Puting susunya yang kemerahan mulai mengeras karena angin dingin tertiup yang diakibatkan oleh pergerakan tanganku dan dasternya. Aku bergeser ke sebelah kiri untuk memberi ruang bagi Josua untuk berdiri tepat di depan payudara Sandra. Sedangkan Agus bergerak ke sebelah kanan Josua berdiri tepat di depan wajah Sandra. Tanpa membuang waktu, Agus membuka celananya dan mulai mengocok penisnya sementara aku menuntun tangan Josua untuk meraba buah dada istriku dengan lembut.
Melihat perbedaan kontras antara tangannya yang besar dan hitam dengan kulit Sandra yang putih saat Josua meraba-raba payudara Sandra membuatku sangat terangsang! Tangannya sangat besar, hampir-hampir menutupi seluruh payudara Sandra yang berukuran sedang. Dengan lembut Josua menjepit puting susu Sandra dengan ibu jari dan telunjuknya sehingga terdengar desahan lembut keluar dari mulut Sandra. Sementara itu, Agus sudah melepaskan celananya dan dengan mantap mengocok penisnya yang diarahkan tepat ke wajah Sandra yang hanya terpaut beberapa senti dari mulutnya yang sedikit terbuka. Agus menoleh ke aku saat ia meremas penisnya yang mengeluarkan cairan pelumas. Cairan itu dibiarkannya meleleh dari kepala penisnya dan menetes tepat di bibir Sandra. Pada awalnya Sandra tidak bergerak sama sekali sementara cairan itu menggenangi bibir bawahnya. Namun sensasi yang dibuat cairan itu pada bibirnya membuat Sandra menyapu cairan itu dengan lidahnya dan menelannya.
Melihat hal ini, Josua ikut melepaskan celananya. Setelah melepaskan celana jeans dan celana dalamnya, aku melihat penis yang paling gelap dan terbesar yang pernah aku lihat. Mungkin setidaknya panjangnya lebih dari 25 cm dan tebalnya lebih dari 6 cm. Membayangkan penis sebesar itu menerobos masuk ke dalam vagina Sandra yang basah membuat diriku bersemangat namun ada perasaan khawatir juga. Aku sadar kalau sampai Josua memasukkan penisnya ke dalam vagina istriku, pasti penis Josua akan memaksa mulut vaginanya meregang sampai melebihi batas normal. Dan tidak ada keraguan dalam diriku bahwa hal ini pasti akan membangunkan Sandra walau seberapa lelapnya ia tertidur saat itu.
Josua memandangku sejenak sebelum ia menunduk dan mengulum puting susu sebelah kanan Sandra sambil mengocok penisnya. Lalu ia membungkukkan badannya sehingga pinggangnya maju ke depan dan mulai menggesek-gesekkan penisnya ke payudara sebelah kiri. Setelah mengocok penisnya beberapa saat, lendir pelumas mulai keluar dari ujung penisnya. Josua mengolesi cairan itu ke seluruh bulatan payudara dan puting susu Sandra dengan cara menggesek-gesekkan kepala penis itu ke payudara kirinya. Setelah menyuruh Agus bergeser sedikit, aku menarik turun kain selimut sampai melewati ujung kakinya. Kini kami dapat melihat bulu-bulu halus kemaluannya yang masih tertutup oleh celana dalam semi transparan itu. Agus menjamah kaki Sandra lalu mengelus-elusnya dari bawah bergerak ke atas semakin mendekat ke s*****kangan Sandra sambil terus mengocok penisnya.
Hal ini merebut perhatian Josua. Ia kini menonton aksi Agus sambil terus mengolesi payudara Sandra dengan cairan pelumas yang terus keluar dari penisnya. Rabaan Agus akhirnya mencapai bagian atas paha Sandra. Ia membelai jari-jarinya ke bibir vagina istriku yang masih dilapisi kain celana dalamnya. Setelah Agus membelai naik dan turun ke sepanjang bibir vaginanya, pinggul Sandra mulai bergoyang maju mundur walau hanya sedikit. Dan itu merupakan pergerakan Sandra yang pertama sejak semua ini dimulai (selain gerakan menjilat bibirnya tadi). Aku semakin bersemangat. Dengan lembut aku mengangkat tubuh Sandra sehingga aku dapat melepaskan celana dalamnya, pertama ke sebelah kiri lalu ke sebelah kanan. Setelah dapat menarik celana dalamnya sampai ke setengah pahanya, segera aku menarik celana itu sampai lepas dari kakinya. Sandra kini telanjang bulat di hadapan dua pria yang sudah dikuasai nafsu birahi. Melihat istriku yang cantik terbaring tanpa mengenakan busana di hadapan Agus dan Josua sementara mereka meraba, menggesek dan menjelajahi setiap jenjang tubuh istriku, membuatku hampir meledak. Agus menggeser kaki kiri Sandra sehingga keluar dari sisi ranjang lalu menyelinap ke antara pahanya dan dengan jari-jarinya mulai menjelajahi vagina Sandra yang rapat. Awalnya masih dengan hati-hati, dengan menggunakan ibu jarinya, Agus mengusap-usap bibir vagina istriku dengan wajahnya hanya terpaut beberapa senti dari liang kewanitaannya.
Kemudian Agus memegang klitoris Sandra dengan ibu jari dan telunjuknya lalu memilinnya dengan lembut. Hal ini membuat Sandra mendesah dan menggeliat-geliat sehingga membawa kakinya ke pundak Agus. Josua sambil menggesek-gesekkan batang penisnya ke kedua payudara Sandra juga meremas-remas payudara itu, menonton aksi Agus di antara paha Sandra. Ketika perhatianku kembali kepada Agus, ia sudah menggantikan jari-jarinya dengan lidahnya! Dengan lembut Agus meletakkan salah satu jarinya ke liang kewanitaannya. Ia menahannya di sana beberapa saat sampai cairan vagina Sandra membasahi jari itu. Baru setelah itu ia menusukkan jari itu dengan perlahan masuk ke dalam vagina istriku. Sandra tersengal dan kedua kakinya dikaitkan di sekeliling kepala Agus. Tanpa putus semangat, Agus meneruskan serangannya dengan menggunakan lidah dan jarinya pada vagina istriku.
Tidak ada pria lain mana pun yang pernah melakukan hal ini terhadap Sandra selain dari diriku. Berdiri di antara Agus dan Josua, aku langsung melepaskan celanaku dan mulai mengocok penisku sementara mereka menggarap istriku. Tiba-tiba Josua berpindah posisi dan dengan perlahan menarik bahu Agus. Agus memandang wajah Josua sejenak lalu pandangannya turun ke penis besarnya yang terarah tepat langsung ke mulut bibir kewanitaan Sandra. Agus mundur mengijinkan Josua mengambil tempatnya yang langsung mengolesi kepala penisnya ke sepanjang bibir vagina istriku. Aku dapat melihat cairan pelumas yang keluar dari penisnya membasahi vagina dan bulu-bulu kemaluannya.
Aku terpekur dan tidak bisa bergerak sama sekali. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku tahu bahwa Josua hendak menyetubuhi istriku dengan penis raksasanya, namun bukan hal itu yang meresahkan aku. Jauh dalam lubuk hatiku sebenarnya inilah yang aku inginkan dan yang sudah aku rencanakan. Akan tetapi aku tahu pasti bahwa Sandra akan terbangun begitu penis itu memasuki tubuhnya. Terlebih lagi aku baru menyadari bahwa diafragma (alat KB) Sandra tergeletak di atas meja. Biasanya, ia memakai diafragmanya ketika ia tahu kami berniat untuk melakukan ‘sesuatu’, bahkan jika ia pergi tidur sebelum aku tidur. Namun malam itu, aku rasa ia sudah mabuk sehingga lupa memakainya. Gambaran adegan pria berkulit gelap ini menyemprotkan air maninya ke dalam liang vagina istriku yang tidak dilindungi alat KB, memicu sesuatu dalam diriku walau sebenarnya aku INGIN melihat Josua menumpahkan spermanya ke dalam vagina Sandra. Aku sudah tidak dapat mengontrol keinginanku untuk melihat hal ini. Boleh dibilang aku memang sudah kehilangan kontrol atas situasi ini. Setelah membalur kepala penisnya dengan cairan yang keluar dari vagina Sandra, Josua menaruh kepala penis itu di depan mulut bibir vagina istriku lalu… menekannya masuk.
Dengan perlahan kepala penis itu mulai menghilang dari balik bibir vagina itu. Bibir vagina istriku meregang dengan ketat sehingga mencegah kepala penis itu masuk lebih dalam. Masih dalam keadaan terlelap, Sandra membuka mulutnya saat ia tersengal begitu merasakan sedikit rasa perih pada s*****kangannya. Aku berpikir: Jika hanya kepala penisnya yang baru masuk saja sudah membuat istriku kesakitan, apa jadinya saat Josua mencoba untuk menghujamkan seluruh batang penis itu ke dalam tubuhnya? Tapi untunglah Josua bersikap lembut dalam serangan awal pada vagina Sandra. Dengan selembut mungkin dan dalam kondisinya yang sudah sangat terangsang, Josua menggoyangkan pantatnya dalam gerakan maju mundur yang pendek-pendek sehingga membuat bibir vagina istriku lebih meregang sedikit demi sedikit seiring dengan semakin mendalamnya tusukan penis itu.
AGus kembali pindah ke depan kepala Sandra. Ia bermain-main dengan payudaranya sedang tangannya yang lain mengocok penisnya di atas wajah Sandra. Sesekali Agus membungkuk dan dengan lembut mencium bibir istriku yang sedikit terbuka itu, menjulurkan lidahnya sedikit masuk ke dalam mulutnya sementara terus meremas-remas payudaranya sambil mengocok penisnya. Saat lidah Agus menyentuh lidahnya, dengan gerak refleks Sandra menutup bibirnya sedikit sehingga bibirnya membungkus lidah Agus. Dengan segera Agus menarik wajahnya ke belakang lalu menyodorkan kepala penisnya masuk sedikit ke dalam bibir Sandra yang agak terbuka. Seperti sedang bermimpi erotis, Sandra mulai mengecup ujung kepala penis Agus. Aku mendengar Agus mengerang saat aku mendengar suara menyedot keluar dari bibir sandra
Perhatianku kembali kepada usaha penerobosan Josua terhadap tubuh istriku. Saat ini sudah sekitar 5 cm dari penisnya masuk ke dalam vagina Sandra dan bagian yang paling tebal dari penisnya hampir masuk ke dalamnya. Tiba-tiba, seakan pembatas yang menghalangi penis itu masuk lebih dalam lenyap dalam sekejap, bagian penis yang paling tebal itu langsung masuk ke liang kewanitaan Sandra. Josua mulai menggenjot panggulnya dengan serius. Ia baru saja memasukkan 2/3 dari penisnya saat tiba-tiba…… SANDRA TERBANGUN!
Mula-mula kedua mata istriku melotot lalu ia tersengal dan mengeluarkan penis Agus dari mulutnya sementara ia merasakan vaginanya meregang sampai batas maksimal. Kami bertiga diam membeku saat orientasi Sandra yang baru terbangun sedikit demi sedikit terkumpul dan pada akhirnya Sandra tersadar sepenuhnya akan apa yang sedang terjadi. Pandangannya berpindah dari penis Agus yang menggantung di depan bibirnya lalu ke Josua yang penisnya sudah masuk ke dalam vaginanya. Tiba-tiba, yang benar-benar membuatku terkejut, Sandra melingkarkan kedua kakinya ke pantat Josua lalu menekankan tubuh Josua agar penisnya terbenam semakin dalam pada vaginanya. Sandra mengerang saat penis itu masuk 4 cm lebih dalam. Sudah sebagian besar dari batang penis itu masuk ke dalam tubuhnya dan dalam tiap hentakan, penis itu menerobos semakin dalam. Agus menaruh kepala penisnya di bibir Sandra dan sekali lagi Sandra mulai menghisapi kepala penis itu. Namun konsentrasinya jatuh pada penis Josua yang meregang bibir vaginanya sampai batas yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya.
Setiap kali Sandra hendak menghisap kepala penis Agus, Josua menancapkan penisnya lebih dalam yang membuatnya terhenti sejenak dengan desahan yang keluar dari mulutnya. Aku mulai mengocok penisku dengan lebih cepat ketika aku melihat Josua menghujamkan seluruh batang penisnya ke dalam Sandra. Bibir vaginanya ikut tertarik ke dalam seiring dengan masuknya penis itu. Dan saat Josua menarik penisnya keluar, cairan cinta Sandra terlihat membasahi batang penis itu dan bagian dalam vaginanya terlihat ikut tertarik keluar seperti saat kita menarik keluar jari-jari kita dari dalam sarung tangan. Dalam waktu singkat Sandra berorgasme dengan KUAT! Penis Agus terlepas bebas dari mulutnya saat ia melenguh dengan kuat, "OOOOHHHHHHhhhh…..!" Seluruh tubuhnya mengejang sementara gelombang demi gelombang orgasme menyapu seluruh tubuhnya dan tiap kali teriakannya semakin kencang secara orgasmenya berlanjut dan semakin menguat. Getararan-getaran dalam vagina istriku yang membungkus rapat penisnya akhirnya membuat Josua mencapai klimaksnya. Suara erangannya terdengar keluar dari dalam mulut Josua sementara ia menghujamkan penisnya dengan keras sekali lagi lalu memuntahkan cairan sperma jauh di dalam vagina Sandra. Erangan dan desahan mereka bercampur seiring dengan klimaks mereka yang akhirnya mereda juga. Cairan sperma yang terlihat seperti gumpalan besar meleleh saat Josua menarik penisnya dari dalam vagina istriku.
Dengan Sandra masih tergeletak lemas di atas ranjang, Agus segera melompat ke antara kaki Sandra. Ia mengoles-oleskan penisnya ke vagina istriku yang basah oleh sperma Josua dan cairannya sendiri. Lalu dengan mudah Agus memasukkan penisnya ke dalam vagina Sandra yang sudah meregang melebihi batas itu. Setelah beberapa genjotan, Agus menarik penisnya dan mengarahkan ke lubang anus istriku. Bahkan aku pun belum pernah memasukkan penisku lewat pintu belakang. Aku menduga-duga apakah istriku akan menghentikan perbuatan Agus.
Ternyata Sandra tidak memberikan perlawanan sedikitpun, namun demikian saat penis Agus masuk setengahnya ke dalam liang duburnya, Sandra meringis kesakitan. Tak lama setelah itu, otot-otot duburnya mulai rileks dan Sandra mulai menggenjot pantatnya sehingga penis Agus masuk sepenuhnya ke dalam anusnya. Josua berpindah ke dekat wajah Sandra. Ia memegang penisnya yang penuh dengan cairan sperma bercampur cairan cinta dari vaginanya di atas mulutnya. Dengan lembut Sandra membersihkan cairan itu dengan mulutnya dan sesekali memasukkan penis yang sudah melemas itu sejauh yang ia bisa ke dalam mulutnya. Walau sudah melembek, penis Josua tak kurang dari 18 cm panjangnya dan Sandra mampu menelan sampai sekitar 15 cm sementara Agus memompa anusnya yang masih perawan. Suara erangan Agus semakin membesar saat aku mengangkangi dada istriku dan menekan kedua payudaranya ke penisku yang sudah berdenyut-denyut. Dan aku mulai menggoyang-goyangkan pinggangku.
Sandra mengeluarkan penis Josua dari mulutnya dan mulai menjilati kepala penis itu sambil memain-mainkan penis dan buah zakarnya yang licin. Baru saja aku hendak memuntahkan spermaku ke atas dada dan wajah Sandra, aku mendengar Agus mengerang untuk yang terakhir kalinya saat ia mengosongkan muatannya ke dalam pantat istriku. Hal ini membuatku mencapai klimaks dan menyemburkan cairanku ke dada Sandra. Secepat kilat aku meyodorkan penisku masuk ke dalam mulut istriku dan ia mulai menyedot seluruh semburan sperma yang masih tersisa. Sandra terus mengulum penisku yang melembek sementara aku terkulai lemas. Aku menoleh ke belakang melihat Agus menarik penisnya dari dalam anus istriku dengan suara yang basah, "Thllrrrpp!" Agus yang pertama kali mengeluarkan suara, "Gilaaaaa, man! Enak beneerrrr!" Aku hanya dapat menghela nafas begitu aku terkulai di samping Sandra. Sandra tersenyum kepadaku dengan wajah nakal dan imutnya. Sambil masih bermain-main dengan penis Josua yang besar itu,
Sandra berkata dengan pelan, "Elu bener-bener penuh kejutan, yah!" "Bukan cuma gue, tuh," jawabku, "Kelihatannya elu juga penuh kejutan!" Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - mama di gangbang May 2nd 2013, 13:06 Kisah ini adalh kisah yg kuceritakan tentang gairah mama.Usiaku saat ini memasuki 22thn.Aku akan menceritakan pengalaman nonton bokep langsung didepan mata pada saat usiaku memasuki 18tahun.Waktu itu mama masih berumur 50thn.Loh pasti dah tahu gimana kalau cewek memasuki penuaan,pasti gairahnya penurun dan penampilanya berkurang.Tapi hal ini tdk terjadi pada mamaku. Ntah kenapa,semenjak aku kelas 6sd mama mengikuti fitnes dan aktivitas lainnya.Fitnes itupun masih berlanjut hingga aku tamat sma,tapi agak berkurang karena papa tdk sepertinya tdk suka melihat mama dekat dengan om fandy,seorang intruktur fitnes dan juga seorang dj.Aku tdk tahu sampai mama hubungan mereka,tapi kayaknya udah sampe ranjang,soalnya aku pernah memergoki mama sama om fandy berduan diruang tengah.Badan mereka sama2 basah,daster mama juga kusut dan rambut mama berantakan.Waktu itu aku kelas 2SMP.Dan waktu papa pergi kepapua selama 3hari,mama mengajak om fandy tidur dirumah tanpa sepengetahuanku.Yg kutahu mama pulang jam 11malem dengan memakai gaun dada rendah yg teramat sexy menampakan pugungnya.Dan paginya,om fandy mengantarkan aku kesekolah,selama 2hari aku hanya pura2 bodoh sama mama dan om fandy.Setahun kemudian,tepatnya aku kelas 3 smp,mama sdh jarang ketemu om fandy.Mama lebih sering bergaul dengan ibu2 tetangga.Baiklah cukup ceritanya,akan kuceritakan pengalamanku sewaktu sma. Setiap bulanya,mama mendapat jatah 2jt dari papa untuk membeli kebutuhan rumah tangga.Karena papa mendapat tugas kerja diluar pulau,tepatnya di p.xxxxx mama meminta papa untuk mencarikan tukang kebun yg merawat kebun kami sama mama,dan juga sebagai seorang penjaga.Akhirnya,dapatlah seorang tukang kebun yg dan penjaga yg mendapat tempat tinggal digudang belakang.Namanya sahrul,pak sahrul kalau siang menjadi tukang becak.Dia adlh seorang bapak 58thn,badanya masih sehat,istrinya tinggal bersama anaknya dikampung yg tak jauh dari kota kami.Pak sahrul mempunyai sifat pendiam dan baik hati.Tapi ternyata,pah sahrul mempunyai nafsu yg cukup tinggi.Dikamarnya,terpampang sticker dan majalah bokep.Tak disangka.Kejadian ini bermula diseminggu pak sahrul di rumahku.Setelah kuperhatikan,kayaknya pak sahrul mempunyai nafsu yg tinggi terhadap mama.Aku melihat dia selama 3hr berturut-turut memandangi mama secara tajam.Mungkin karena tdk pernah lagi dijamah,sampai2 aku melihat dia beronani dan menumpahkan di bh mama yg terjemur didepan kamarnya.Aku hanya mendiamkan kelakunya.Mama pun sepertinya tdk menghiraukan keberadaan pak sahrul,mama malah lebih sering memakai daster 1tali,nampaklah ketiak mama dan tonjolan teteknya dibalik daster yg menyembul keluar.Dan juga mama duduk mengakang ditaman bunga belakang yg mengadap ke wc pak sahrul,ketika itu pak sahrul lagi mandi.Mama jg tdk mengetahui pak sahrul melihatnya,dari sudut kanan dibalik tumpukan barang,pak sahrul sedang asyik mengocok zakarnya yg hitam besar.Pada malam jumat,aku dan mama lagi makan malam sama-sama.Beberapa saat kemudian,pak sahrul datang.Selesai makan malam,aku berbincang dengan mama dikamar mama.Saat itu mama mengenakan daster 1tali tanpa tangan,mama juga gak pake bh.Jadi nampak jelas putingnya yg menempel didaster.Tiba2 aku tertidur dikamar mama.Aku terbangun jam 10 ketika akan kencing.Kulihat mama tak berada disampingku.Setelah kencing aku keluar dari kamar mama.Saat berjalan menuju kamarku.Aku mendengar suara mama dengan pak sahrul diteras taman belakang.Ternyata pak sahrul sedang memijit pundak mama.Saat itu pak sahrul hanya mengenakan kaos dan sarung."trus pak...enak..lebih keras pak.."kata mama.Karena sangat ngantuk aku masuk kekamar.Terpikir olehku,apa yg terjadi jika pak sahrul memperkosa mama.Karena ketakutanku.Aku kembali keluar.Aku kembali mengintip dari balik jendela dapur.Situasi masih seperti tadi.Tangan pak sahrul secara perlahan menjatuhkan tali daster mama yg kanan.Mama masih memejamkan matanya menikmati pijatan pak sahrul.Lalu tangan kiri pak sahrul menepikan tali daster mama yg kanan.Dan akhirnya tali itu jatuh sendiri.Secara spontan tangan pak sahrul langsung meremas kedua tetek mama yg besar dan padat itu dan mulutnya mencium bibir mama.Mama mencoba melawan,tapi kedua tanganya sudah dalam pelukan tangan pak sahrul yg meremasi payudara mama.Mama juga menggelengkan kepalanya agar lepas dari bibir paksahrul.Tapi apa dikata,mama tidak bisa melepas bibir pak sahrul dari mulutnya.Tangan pak sahrul pun kini mempijit-pijit puting susu mama.Mama terkulai lemas dan menikmati cumbuan pak sahrul."kamu cantik sekali.."puji pak sahrul melepaskan ciumannya dan mencium pipi mama.Kemudian bibirnya pindah ke payudara mama.Tukang becak itu menjilati puting mama dengan lahapnya."akh..pak...sudah..Akh..shh"desah mama berulang kali.
Pak sahrul semakin lahap menikmati payudara mama setelah payudara itu mengeluarkan air."wah..ibu masih bersusu.."katanya sambil menghisap pentil mama."pak..sdh..oh..."mama terus mendesah.Lama klamaan,mama akhirnya menikmatinya."trus..pak..sshhss trus.."kata mama.Mendengar perkataan itu,pak sahrul menghentikan kegiatanya."kok..berhenti pak."tanya mama."jangan disini ada anakmu..."jwbnya.Lalu pak sahrul menggendong mama kekamarnya.Sampai dikamarnya.Pak sahrul tinggal mengenakan sarung.Sementara daster mama masih tersangkut menutupi s*****kangan mama,mama telentang ditempat tidur pak sahrul.Kemudian pak sahrul mengikat tangan mama dengan kain panjang disisi tmpt tidur.Pak sahrul kembali mencipok mama.Mama hanya memeramkan matanya.Lidah tukang becak itu turun sampai pada puting mama.Dia menjilatinya seperti anak bayi."pak..sakit..akh.."desah mama sambil menggoyangkan badanya.Pak sahrul semakin melahap tetek mama.Tanganya memplintir puting mama hingga mengeras.Payudara memerah bercak tangan pak sahrul yg meremas payudara mama.Kemudian pak sahrul mengambil jepitan rambut wanita yg ada dilacinya.Dijepitnya kedua puting mama dengan jepitan itu.Mama lantas berteriak kecil."akh..sshhh..pak..sakit..lepaskan pak.."kata mama."jangan byk bergerak entar semakin sakit"kata pak sahrul.Pak sahrul kembali menempelkan mulutnya dipayudara mama.Ternyta pak sahrul ingin mengeluarkan dan merasakan susumama lebih banyak."pak..oh..sakit.."kata mama berulang kali.Pak sahrul semakin menghisap dengan tajam puting mama secara bergantian.Nampak wajah puas pak sahrul setalah melepaskan penjepit rambut itu dari puting mama.Kemudian pak sahrul menurunkan daster mama.Nampaklah tonjolan vagina mama yg berbulu lebat ditutupi cd hitam.Tanpa pikit lagi,pak sahrul menurunkan cd mama sekaligus.Wah udah lama aku gak melihat vagina mama.Jembut mama kini semakin lebat dari 1bulan yg lalu.Wajah pak sahrul sepertinya kurang suka melihat vagina mama."ayo pak..siksa aku..kayak..tadi..rangsang pak"kata mama.Kemudian pak sahrul menggesakan tanganya dijembut mama."akh.."teriak mama ketika pak sahrul mencabut 4helai jembut mama."jelek sekali jembut mu nyonya.."kata pak sahrul.Kemudian pak sahrul membuka lacinya dan mengeluarkan pisau silet cukur.Diambilnya airnya dan dituangnya kemjembut mama.Creek...creek..jembut mama kini sudah agak gundul."jangan..pak..jangn dipotong.."rintih mama.Ternyata pak sahrul mengukir huruf S divagina mama.Kemudian pak sahrul mengambil kaca dan memperlihatkanya kepada mama."lihat nyonya...rapikan.."kata pak sahrul.Wajah mama memerah melihat itu.KEmudian pak sahrul menempelkan mulutnya divagina mama.Kemudian lidahnya mencolok-colok vagina mama."akh..pak. geli.."kata mama.Vagina mama sangat rapet,mungkin karena sudah tdk dijamah sama papa."sempit sekali bu..."kata pak sahrul.Tangan paksa hrul langsung mencolok-colok vagina mama.Kemudian itil mama dijilat sama pak sahrul.Tak tanggung2,pak sahrul mengisap vagina mama yg agak basah itu.Mama terus mendesah sambil berusaha melepas tanganya yg terikat disisi tempat tidur.Mama melipatkan kakinya dikepala pak sahrul yg menempelkan kepalnya divagina mama."trus pak..shss"desah mama berulang kali.Mama semakin menekan kepala pak sahrul,"pak..ak mau kelu...ar..tak..taha.."kta mama.Pak sahrul semakin lincah menjilati vagina mama.DAn beberapa saat kemudian,mama menekan kepala pak sahrul dengan kakinya dan tubuh menggelinjang hebat.Mama orgasme untuk pertama kalinya.
Lalu pak sahrul melepas kepalanya dari mulut vagina mama.Lalu pak sahrul menurunkan sarungnya.Penis pak sahrul lebih besar dari punyaku,nampak urat2nya dan jembutnya yg tinggal sedikit.Kemudian dia jongkok diatas dada mama.Penisnya disodoknya kemulut mama.Mama tdk dapat menapung seluruh penis pak sahrul yg panjang.Pak sahrul memejamkan matanya sambil melepas iketan tangan mama.Setelah lepas,tangan mama langsung memegan penis pak sahrul dan mengocoknya.Pak sahrul langsung menghentikan kocokan mama yg dapat membuatnya klimaks.Lalu pak sahrul mengambil sebuah botol yg berisi bir,setelah diteguknya ditumpahanya kebadan mama."ayo kita mulai nyonya.."kata pak sahrul.Pak sahrul menindih mama yg terlentang dan memasukan penisnya kevagina mama."akh..pak.."desah mama ketika pak sahrul memaksa penisnya masuk kedalam vagina mama."akh..shshh.."desah mama.Pak sahrul menggenjotakan penisnya dengan sekencangnya hingga terdengar suara tempat tidur."akh..pak..oh..sassssh.."desah mama berulnag kali.Tangan pak sahrul memegangi payudara mama agar tdk dari mulut abang becak itu.Sepertinya pak sahrul amat ketagihan dengan payudara mama.Mungkin karena tdk pernah dijamah oleh biniknya dikampung yg sdh tua."nyon..ya semakin cantik.."kata pak sahrul memuja mama ketika memandang muka mama yg berkringat dan matanya yg terpejam."leb.ih..cep..at..pa..trus.."kata mama. Pak sahrul mempercepat gerakanya dan tanganya kini memegani kepala mama dan mulutnya menahan rintihan mama."pak..sy..tak..tah an..nehh.."kata mama."akh...sshhhhhhhhhhs..oh...."desah mama.Pak sahrul menekan penisnya divagina mama dengan dalam2.Mama memejamkan matanya seperti yg dilakukan oleh pak sahrul.Lalu pak sahrul melepaskan penisnya dan membopong mama turun dari ranjang.Kemudian kepala dan leher mama diletakan ditepi tempat tidur.Sementara pinggul mama ditunggingkan.Ternyta pak sahrul ingin mendogie mama."akh..oh..pak.."kata mama ketika pak sahrul menggesekan kontolnya di memek mama."akhhhhh..pak."desah mama lagi ketika pak sahrul menusuk vaginanya."sassshh..oh.."pak sahrul memompa mama dengan sedikit lambat.Dan ahkirnya pak sahrul kembali memompa mama dengan ten****ya.Tanganya memegang perut mama.Mama terus mendesah terus mendesah sambil meremas dsternya diatas tempat tidur.Mulut pak sahrul tdk tinggal diam,dijilatinya punggung mama yg tertutup rmbut dan basah.Tanganya sesekalmemukul pantat mama. ."pak..saya..kluar..akh..ohhhhhhhh" desah mama panjang utk orgasme yg ke-2 kalinya.Pak sahrul kembali menempel penisnya divagina mama.Lalu pak sahrul memangku mama dan duduk diatas bangku kecil."ayo buk..sedikit lagi.."kata pak sahrul.Tangan pak sahrul meremas payudara mama dan lidahnya menjilati leher mama."akh..pak..ayo..tumpahkan bibitmu dirahimku ayo.."kata mama.Mendengar perkataan itu pak sahrul langsung menancapkan penis kememek mama."oh..pak..ayo..oh.."desah mama berulang kali.Tangan pak sahrul semaik leluasa meremas tetek mama.Mulutnyapun menjilati tengkuk mama.Lama klamaan pak sahrul sepertinya tak tahan.Dipompanya mama dengan sekuat-kuatnya,tetek mama bergerak naik turun mengikuti pompaan pak sahrul."trus pak...laya..ni..aku.."kata mama."pak....klua..sama...ya.."kata mama.PAk sahrul semakin mempercepat gerakanya.Mama kelihatanya menahan sesuatu"pak..saya..kluar.."kata mama.Pak sahrul mengentikan goyanganya dan menjatuhkan badannya kelantai. "seka..rang..bu.."jerit pak sahrul.Tubuh mama menggenjang begitu juga pak sahrul.Pak sahrul sengaja menjatuhkan tubuhnya agar spermanya tdk tumpah kelantai.Mereka berdua terkulai lemas.Tapi ternyta pak sahrul tdk,pak sahrul mengangkat badan mama dan mnaruhnya dikasur.Lalu pak sahrul memakai sarungnya.Kemudian dia memakaikan mama daster.Aku bergegas masuk kedalam.Kulihat pak sahrul masih kuat menggendong mama.Setelah dibukanya pintu kamar mama,terdengar suara dikasur,pak sahrul membanting mama dan menutup pintu.Kulihat jam didinding menunjukan pukul 12.10 malam.Sebelum masuk kekamar,kuintip kamar mama.Ternyta pak sahrul menyelimuti mama.Aku masuk kekamar.Setelah kudengar suara pintu teras belakang terkunci aku pun tidur.Jam 5 aku bangun.Penisku telah mengacung tegang.Aku keluar dari kamar dan masuk kekamar mama.Kubuka selimut mama.Kunaikan dasternya keatas.Terlihat jembut mama yg berbentuk S.Karena takut mama bangun aku hany memfoto badan mama.Penisku semakin tegang saja.Karena tak tahan,aku langsung menurunkan celanaku.Kugesekan dimulut vagina mama.Lalu kokocok.Tak lama kemudian maniku aku tumpahkan dimulut vagina mama.Lalu aku bergegas keluar.Jam 6pas,aku telah berpakaian rapi.Dimeja makan telah tersedia teh dan roti.Aku dan mama sarapan bersama.Mama masih memakai daster 1talinya.Aku juga mencium bau sperma sedikit dari badan mama.Lalu aku berangkat sekolah.Karena hari sabtu aku pulang cepat.Jam 12 pas,setelah ngobrol sama temanku aku bergegas kerumah.Aku sengaja melewati pos ronda dimana pak sahrul mangkal.Dia hanya tersenyum kepadaku.Sampai dirumah,mama menyambutku dengan hidangan lezat yg ada diatas meja.Saat itu mama mengenakan daster tangan pendek sepaha.Saat makan,tak disengaja aku menjatuhkan sendok.Tak disangka mama juga tdk memakai kolor.Nama ukiran dijembutnya yg bertuliskan huruf S.Aku berpura-pura tdk mengetahui hal itu.Jam 2siang,aku bosan menonton acara Tv.Terpikir olehku untuk nonton bokep.Dan juga mama biasanya lagi tidur.Sebelum masuk kekamar,aku mengintip mama.Ternyta mama sedang membongkar lemari."ngapain ma.."tanyaku."mau cari baju buat entar malam..."jawab mama."entar malam ada apa memangnya..""ada pesta dirumah tante vida.."jawab mama.Lalu aku masuk kekamar.Kuputar bokep terbaru.Setelah nonton bokep.Penisku kembali tegang.Akhirnya aku memutuskan untuk menidurkan badanku diatas kasur.Jam 4.30 aku bangun.Aku berjalan keluar.Ketika mengambil gelas didapur,mama yg sedang menyiram bunga yg berada 2meter dari kacadapur dipeluk sama pak sahrul dari belakang.Mereka langsung jatuh ketanah,posisi pak sahrul diatas mama."ih...abang nakal..tuhkan jadi basah..entar ketahuan gimana.."kata mama.Ternyata mama telah jatuh cinta dengan pak sahrul,buktinya dimemanggil abang dengan pak sahrul."ketahuan..gak papa donk.."jawab pak sahrul.Kemudian pak sahrul mengambil slang dan menyiram s*****kangn mama."akh abang nakal..""masa kebun rumah yg dimandiin kebunmu juga donk."jwb pak sahrul.Kulihat badan mama telah basah kuyup.Nampak teteknya yg montok dan vaginanya yg terkena spermaku tadi pagi dari dasternya yg sudah basah.Lalu kuambil bangku dan duduk melihat pemandangan itu dengan segelas teh panas.Setelah pak sahrul melepaskan pelukanya.Mama masuk kekamar.Karena kupikir tak ada pertempuran lagi.Aku pun kekamar.
Jam 7mlm,mama pergi menaiki becak pak sahrul.AKu sudah menawarkanya untuk kuantarkan,tapi dia menolaknya.Karena kawatir ada sesuatu dengan mama,jam 8.30 aku pergi kerumah tante vida.Suasana didaerah rumahku malam itu agak sepi,hanya ada 1mobil yg lewat dalam 5mnt.Didaerahku,orangnya semua jarang keluar malam.Aku sengaja melewati pos becak.Hanya ada 2becak disitu.Dari kejauhan aku melihat becak pak sahrul lagi membonceng mama.Aku segera bersembunyi dipinggir gang kosong yg mengarah kesebuah rumah kontrakan yg lagi kosong.Tiba2 pak sahrul memarkirkan becaknya didepan pos.Kemudian pintu warung yg tadinya tertutup terbuka dan mama lari masuk kedalamnya.Pak sahrul membetulkan becaknya.Hpku bergetar,ternyta mama menge-SMSku dan bilang mama pulang malam,aku disuruh tidur duluan.Aku hanya tersenyum membacanya.Lalu kumatikan hpku.Aku masih menunggu digang sempit itu."ayo neng.."kata pak sahrul dari jendela warung yg tertutup.Lalu pak sahrul melewati belakang warung yg mengarah pada rumah kosong tadi,setelah dibukanya pintu.Mama berlari masuk kedalam.KArena gelap,aku tidak mengetahui ada org dibelakang mama.Perlahan aku berjalan kebelakang rumah itu,dugaanku benar.Dibelakang rumah adlh sebuah ladang yg besar dan menuju pada sebuah sungai.Tak lama kemudian pintu belakang terbuka."sudah ayo..."kata pak sahrul sambil memegang sebuah lampu teplok.Mama ternyata mengganti pakaianya,mama keluar dengan mengenakan kain sarung yg dililitkan didadanya.Sungguh sexy mama.Dari bawah kain sarung nampak betis mama dan sebagian paha mama yg mulus,sementara payudara yg tertutup sarung seperti ingin berontak keluar."ayo buruan..."kata pak sahrul.lalu mereka berjalan kearah sungai.Kuikuti dari belakang.Tiba2 pandanganku tertuju pada sebuah rumah yg terbuat dari kayu yg berada dipinggiran sungai."sudah sampai bu.."kata pak sahrul berada 5mtr didepan rumah yg agak seram itu.Pintu rumah itu terbuka dan keluarlah sosok pria tua yg kira berumur 65thn,yg tak lain adlh pak Ronggo.Pak Ronggo adlh orang pintar,ia dipercaya sebagai tukang pijat."masuklah..."kata pak Ronggo.Mama dengan gerakan kaku dirangkul oleh pak sahrul dan masuk kedalam.Aku berusaha mendekat,akhirnya aku mendapat lubang disudut kanan rumah.Mama dihadapan pak ronggo sementara pak sahrul disamping kananya."ada datang non..."tanya pak renggo."saya..anu...saya ingin mendapat kepuasan yg lebih selama berhubungan intim pak..."kata mama.Tatapan pak renggo mulai menggerayangi badan mama.Mulai dari leher hingga s*****kangan mama."oh..begitu..baiklah kamu harus mengikuti perintah saya."kata pak renggo.Pak renggo menidurkan mama diatas kasur busa dengan posisi telungkup.Pak renggo mulai melancarkan aksinya.Pertama,ia membasahi punggung dan paha mama dengan minyak.Setelah itu ia menyuruh mama membuka sarungnya.Ternyata mama tdk memakai daleman apapun,dengan sekejap payudara dan vagina mama yg bertuliskan S nampak jelas."haha..."pak renggo tertawa.Setelah mama terlentang pak renggo meremas-remas tetek mama dengan tangan kasarnya."akh..ssshhh..akh.."desah mama.Remasan pak renggo membuat badan mama bergoyang-goyang.Mamapun meremas kain sarung yg tadi ia kenakan."pak...oh...nikmat..pak..asshh.."desah mama lagi.Tak lama,bibir pak renggo mendarat diputing mama.cupphh..suara isapan pak renggo pada puting mama.Pak sahrul memandangi dari pintu sambil berjaga diluar."oh oh ahkhhhhhhhh..."teriak mama ketika puting mama diplintir dengan sangat keras.Kemudian pak renggo turun menjilati paha mama dan sampai pas didepan bibir vagina mama.Pak renggo menyentil itil mama dan dijilatinya bibir vagina mama yg berwarna merah."ah.. pak.."mama tak berhenti mendesah nikmat.Tangan pak renggo mulai menyodok2 vagina mama."pak..akh.."desah mama dan menggerakan pantatnya naik turun.Gerakan itu membuat pak renggo emosi,dengan keras pak renggo memukul belahan pantat mama"pakkkk".Mama berhenti menggerakan pantatnya dan berganti menggelengakan kepalanya."aku..akh..klu..ar..pak.."kata mama.Tubuh mama bergetar hebat dan pak renggo langsung membuka mulutnya dan menjilati air orgasme mama.Setelah itu,pak renggo mengambil sesuatu dari luar.
Pak renggo mengambil ujung sebuah kayu dengan ujungnya yg tumpul mirip kepala penis dan dilapisi dengan sebuah plastik tipis. Kemudian kayu itu dicelupkan kedalam kaleng cet kecil yg berisi 1/2 cairan mirip sperma."apa itu pak.."tanya pak sahrul."ya itu air maniku yg kusimpan mulai 3bln yg lalu.."kata pak renggo.kayu yg dilapisi plastik itu telah basah dan pak renggo siap menusukan kedalam vagina mama."akhhhhh..pak..sakit..."jerit mama."pak..leps..kan.."tambah mama.Tapi pak rengo terus berusaha memasukan kayu yg diameternya kira 6cm dan panjang 15cm itu."akhh..."jerit mama.Setelah masuk setengah pak sahrul mengocok kayu itu divagina mama.Mama mendesah panjang."bu...enak.."tanya pak renggo."eh..ena..k..pak..sshh.."jawab mama."kamu ini pasienku atau lonteku.."tanya pak renggo."pasien pak..."jawab mama.Pak sahrul mengocok dengan sangat cepat. "pak...aku..lon..temu.."jawab mama.Pak sahrul mencabut kayu itu."ayo bu...minum ini..."kata pak renggo menyodorkan kaleng cat berukuran kecil kemulut mama."kamu ini lonteku atau pasienku sih..."tanya pak renggo."lonte pak.."kata mama yg telah membuka mulutnya.Baru seteguk,mama sedikit memuntahkan sprema dilantai.Pak renggo langsung menjambak rambutnya."akh..""jangan kau tumpahkan atau akan kusemprotkan kevaginamu.."kata pak renggo.Dengan bantuan tangan pak sahrul yg menjepit hidung mama.Mama meneguk sperma itu."ha..ha...bagus bu.."kata pak renggo setelah puas melihat mama menghabiskan seluruh spermanya.Mama kelihatan sedikit mual."kini saatnya penisku bermain.."kata pak renggo.Pak renggo membuka celananya.Nampaklah penis hitam pak renggo yg berukuran org negro itu.Lalu pak renggo menyuruh mama bergaya dogie styel,dan pak renggo menusukan penis itu kevagina mama."akh..."desah mama.Pak renggo mengoyang dengan penuh sahdu dan pelan.Nampaknya pak renggo tdk ingin terlalu membuat mama letih dan ingin melancarkan asyik yg lain."ah..bu nikmat sekali vagina mu,,...""oh...terus...aku..milikmu.."kata mama.Goyangan itu membuat bangkit nafsuku,diam2 aku mengocok penisku.Beberapa saat kemudian"pak..saya kuluar."kata mama dan tiba2 badan mama menggejang kembali,orgasme kedua kalinya.Lalu pak renggo mengganti posisi dengan cara berhadan.Digaya ini pak renggo dengan sadis melahap bibir mama hingga mama hanya bisa mendesah sesekali.Begitu juga tetek mama yg terus diremasnya.Mama kembali orgasme.Dan gaya terakir adlh gaya gunting.Digaya ini pak sahrul mendapat kesempatan memasukan penisnya dianus mama."akh...sakit.."desah mama.Ketika mulai bergoyang mama tdk lagi mengerang kesakitan tapi semakin bernafsu dan berkata"terus...pua..skan..aku..oh..teru...s"berul ang kali.Terlihat mama terus memejamkan matanya ketika pak renggo meremas payudaranya."pak..ah..saya..klua..r.."kata mama.Kedua lelaki itu menghentikan gerakanya dan mama mendesah.Setelah mama orgasme pak sahrul ikut orgasme dan menumpahkan dianus mama.Lalu pak renggo mengganti posisinya lagi,kini mama ditelentangaknya dan ia kembali memompa mama.Pak renggo kini bermain cepat.Tanpa henti ia menggoyangkan penisnya sangat cepat hingga tetek mama ikut bergoyang naik turun.Kecepatanya melebihi kecepatan yg kutonton difilm BF.Dan tak lama kemudian,pak renggo mencapai puncaknya dan juga mama orgasme untuk kesekian kalinya.Setelah puas,mama ditelentangkanya dilantai.Sementara pak renggo minum air dan memakai celanya."dashyat rul...."kata pak renggo."gimana kita anter sekarang...""ayuk..saya udah ambil bajunya neeh..."kata pak sahrul.Sebelum memakaikan mama baju,pak renggo menyiram badan mama dengan air yg berada di jerigen yg berisi bunga."biar gak ketahuan.."kata pak renggo.Melihat mereka memakaikan mama baju,aku berlari menuju ketempat keretaku dan pulang kerumah.Sampai dirumah kulihat jam didinding menunjukan pukul 11.45 malam.Tak lama setelah aku minum terdengar suara becak pak sahrul.Aku masuk kekamar.Kuintip dari ventilasi,pak renggo menggendong mama kedalam kamar dan melemparnya kekasur.Mama tdk memakai pakaian awal,melaikan daster yg aku tak tahu dari mana.Tak lama kemudian kudengar suara suara becak pak sahrul yg seperntinya mengantar pak renggo pulang.
Aku keluar dari kamar dan masuk kekamar mama,badan mama wangi,mungkin karena bunga tadi.Sebelum kekamar aku menusukan tanganku kevagina mama dan kucium wangi vagina mama yg bercampur dengan bau sperma.Lalu aku pergi tidur.Paginya aku terbangun pukul 6 lalu aku mandi.Setelah berpakaian,aku keluar.Suasana masih sepi,pintu kamar mama terbuka dan aku mendengar suara air dari dalam kamar mandi.Rupanya mama lagi mandi.Setelah permisi sama mama,aku pergi kesekolah.Jam 2 aku sampai dirumah.Setelah makan,aku pergi untuk membeli pulsa.Aku sengaja tdk memberi tahu mama yg ada dikamar.Karena tdk jauh,berjalan kaki.Setelah membeli pulsa,aku berjalan pulang."kemana orang2.."gumanku.Suasana siang itu amat sepi,hanya ada beberapa pemulung sepanjang jalan rumahku.Terlihat sebuah mobil minibus hijau terpakir didepan rumahku.Aku kemudian bersembunyi dibak sampah setelah melihat pak sahrul berdiri didepan rumahku.Tak lama kemudian mama keluar dengan memakai tanktop merah keputih-putihan dan celana panjang hitam yg ketat.Pak sahrul ternyata bersama pak renggo dan pak saiful.Pak saiful adlh pemilik mobil yg juga merupakan salah seorang jur**** dari pada tukang becak.Konon katanya dia memiliki 3org istri.Setelah menghidupkan mobil mereka pergi.Karena keretaku sengaja kuparkirkan diteras,aku tdk kehilangan jejak mereka.Ternyata mereka menuju sebuah gudang bekas tempat perjudian.Daerahnya dari agak jauh dari rumah penduduk kampung sekitar.Setelah mobil terpakir,mama turun dengan memeluk pinggang pak saiful.Tangan pak saifulpun memeluk sambil mengelus rambut mama yg panjang.Lalu pak sahrul menutup pintu depan gudang itu.Kuparkirkan keretaku dibali1k pohon2 dan kupastikan takkan ada orang yg bisa melihat dari kejauhan.Lalu aku berjalan mengelilingi gedung itu.Berkat keahlianku,aku berhasil masuk tanpa sepengetahuan mereka.Aku bersembunyi dibalik tumpukan tong-tong minyak.Pak saiful yg memakai kemeja pantai dan celana hitam sedang asyik mengelus rambut mama sambil bercerita-cerita.Mereka tampak seperti sepasang kekasih.Mamapun tak henti ketawa dibuatnya.Mereka berdua duduk diatas papan kayu.Tak lama kemudian,pak sahrul membisikan seusatu kepada pak saiful."sebentar ya sayang.."kata pak saiful.Kemudian pak saiful mengeluarkan 10lmbr uang 100rb dan memberikan kepada pak sahrul.Kemudian pak sahrul dan pak saiful keluar.Sambil berjalan kearah mama,tangan pak saiful membuka 1per1 kancing bajunya.Tepat dibelakang mama,pak saiful hanya mengenakan celana panjangnya.Mama bangkit dan mereka saling berhadapan.Tangan pak saiful memegang pinggang mama.cuppfff...mereka berdua bercium mesra.Tangan mama melingkar dileher pak saiful.Ciuman pak saiful pun turun kepipi dan kuping mama.Dengan kedua tanganya,pak sahrul menurunkan tanktop merah mama sekaligus bh putih mama.Bibir pak sahrul pun turun menjilati payudara mama dengan penuh gairah.Tanganya yg meremas-remas payudara mama membuat mama begitu terangsang.Lidahnya pun secara bergantian menjilat dan mengisap puting mama.Pak saiful seperti seorang anak bayi yg minta ditetekan oleh ibunya.Mamapun tak henti mendesah dan sesekali melirik payudaranya yg dimainkan oleh pak saiful.
Oh....shsshh...akh...desah mama.Telunjuk pak saiful menekan puting mama kedalam.Badan mama semakin menggoyang."ah susumu msh banyak kan.."kata pak saiful.Dengan mulut yg masih menempel diputing mama,tangan pak saiful menurunkan celana panjang mama. Tak lama kemudian celana itu beserta cd mama telah turun hingga ke betis mama.Pak saiful langsung mengeluarkan penisnya.Dgn sedikit mencolek dan menjilat vagina mama,diarahkan kontolnya yg hitam itu kevagina mama."akh.pak...oh.."desah mama.Dan lambat laun penis itu masuk kevagina mama.Pak saiful yg berhadapan dengan mama langsung menggoyang dan mulutnya menempel dimulut mama.Aku tdk mendengar jeritan mama.Goyangan pak saiful sangat cepat.Sesekali pak saiful melepas ciumanya,mama mendesah keras dan ingin mengucapkan sesuatu.Goyangan pak saiful semakin cepat."akh..akh..akh.."desah mama berulang2.Mereka berdua saling memejamkan mata.Pak saiful menekan keras penisnya kedalam vagina mama.Ternyta mereka berdua telah mencapai orgasme."oh..ha.ha"desah mama dengan nafas yg tak teratur.Mama langsung terlentang dipapan itu.Kemudia pak saiful memakai bajunya dan bergegas meninggalkan mama.PAk saiful keluar dan tak lama kemudian masuk pak ronggo bersama seorang dokter yg masih muda.Badanya besar dan mempunyai jenggot tipis dan menurutku lumayan ganteng."ini dia...."kata pak ronggo.Dokter itu mengeluarkan semacam alat yg berbentuk mangkuk kecil.kedua alat itu dipakaikan dikedua payudara mama dan tepatnya diputing mama.Kemudian alat itu bergertar.Mama spontan bangkit dan mendesah tapi mama entah kenapa tak melawan.Setelah 5mnt,alat itu berhenti dan dicabut.Kemudian dokter itu menjepit puting mama dengan tanganya.Susu mama perlahan menetes."wah ibu masih bersusu yah.."kata dokter itu.Pak ronggo tampak bahagia melihatnya."silakan kalau dokter mau..."kata mama.Dokter itu menempelkan mulutnya diputing mama,secara bergantian ia menghisap puting mama.mama memejamkan matanya sambil mendesah.Dokter itu menyedot kuat payudara mama.Badan mama mengenjang dan mama orgasme.Kemudian dokter itu bangkit dan akan pergi."pak apa mungkin istri saya ini dapat hamil..."tanya pak ronggo."masih bisa...jika bapak mau dapat meminta pertolongan saya.."kata dokter itu."sekarang pak."kata pak ronggo.Lalu dokter itu memberikan sebuah resep kepada pak ronggo."ini silakan dicoba..tapi sebelumnya istri bapak harus saya bersikan vaginanya dari sperma yg ada didalamnya."kata dokter.Lalu pak ronggo membawa mama dan dokter itu kerumah.Dirumah aku tdk tahu apa yg terjadi karena pak ronggo berjaga didepan rumah.Setelah dokter itu keluar dengan wajah yg berseri dan pergi dengan becak pak renggo,aku masuk.Didalam aku menemukan mama tegeletak dikasur dengan rambut yg berantakan dan bugil.Bulu vagina mama botak dan dari vagina mama menetes air."oh..ssh..."desah mama keluar dari mulut mama.Mama duduk dikasur dan memegang vaginanya.Kemudian ia masuk ke wc dengan jalan yg tak lurus.Sejak kejadian itu,pak renggo selalu meminta jatah dengan mama. Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - birahi di Pinggir tol May 2nd 2013, 13:03 Cerita Mesum Ngentot di pinggir tol, mungkin jarang yang menceritakannya. Akupun tak pernah merencanakan atau membayangkan ini terjadi. Bahkan dengan pasanganku sendiri. Entah karena apa, awal perkenalan dengan seorang cewek membawaku pada petualangan gila, bercinta di pinggir tol.
"Sebentar sayang", sahutku, "Kita cari tempat yang aman." Aku tarik dia melewati pagar pengaman tol dan ditengah rimbun pohon aku senderkan dia dan mengangkat kaki kanannya. Dengan bernafsu aku buka celanaku dan megarahkan penisku ke vaginanya tapi cukup sulit juga. Akhirnya dia menuntun penisku memasuki vaginanya. Luar biasa
Pagi ini ketika di dalam bus menuju ke kantor aku duduk di sebelah cewe cantik dengan tinggi 150 cm, umur sekitar 27 tahun, bertubuh sekal dan berkulit putih. Mula-mula aku tidak perduli karena hobiku untuk tidur di bis sangat kuat namun hobi itu lenyap seketika ketika cewe di sebelahku menarik tas dipangkuannya untuk mengambil hp-nya yg berdering. Sepasang paha putih mulus menyembul dari rok biru tua yang dipakainya. Pemandangan itu cukup menarik sehingga menggugah seleraku menjadi bangkit. Aku lantas mencari akal bagaimana memancing percakapan dan mencari informasi.
Sepertinya sudah alamnya ketika kita kepepet seringkali ada ide yg keluar. Saat itu setelah dia selesai menelefon tiba-tiba mulutku sudah meluncur ucapan : "Wachhh... hobinya sama juga yach !" Sejenak dia memandangku bingung, mungkin berpikir orang ini sok akrab banget sich. "Hobi apaan ?" tanyanya. "Itu nitip absen", sahutku dan dia tertawa kecil. "Tau aja kamu. Dasar tukang nguping", sahutnya. Akhirnya obrolan bergulir. Selama percakapan aku tidak menanyakan nama, pekerjaan maupun teleponnya, tapi lebih banyak cerita lucu. Sampai akhirnya dia ngomong "kamu lucu juga yach.., nggak kaya cowo yang laen." "Maksud kamu ?" tanyaku lagi. "Biasanya mereka baru ngobrol sebentar udah nanya nama terus minta nomor telepon." Obrolan terus berlanjut sampe dia turun di Thamrin dan aku terus ke kota.
Dua hari kemudian aku bertemu dia lagi. Dia menghampiriku dan duduk disebelahku. Dia bercerita bahwa teman-temannya penasaran karena dia hari itu punya banyak cerita konyol. Pagi itu kami menjadi lebih akrab. Sambil bercanda tiba-tiba dia berkata : "Kamu pasti suka maen cewe yach, soalnya kamu jago ngobrol banget. Pasti banyak cewe di bis ini yang kamu pacarin." Sumpah mati aku kaget sekali denger omongan dia. Kayanya maksud aku buat kencan ama dia udah ketauan. Akhirnya karena udah nanggung aku ceritain aja ke dia kalo aku sudah beristri dan punya anak. Ech rupanya dia biasa aja, justru aku yang jadi kaget karena ternyata dia sudah bersuami dengan satu anak. Wuichhh, nggak nyangka banget kalo doi udah punya anak.
Selanjutnya sudah bisa ditebak. Obrolan sudah lebih ringan arahnya. Akupun mulai memancing obrolan ke arah yang menjurus sex. Keakraban dan keterbukaan ke arah sex sudah di depan mata. Sampai suatu sore setelah dua bulan perkenalan, kami janjian pulang bareng. Posisi duduk kami sudah akrab dan menempel. Bahkan dia tidak sungkan lagi mencubit aku setiap dia menahan tawa atau tidak tahan aku goda. Beberapa kali ketika dia mencubit aku tahan tangannya dan dia tampaknya tidak keberatan ketika akhirnya tangan kirinya aku tumpangkan di pahaku dan aku elus-elus lengannya yang berbulu cukup lebat sambil terus ngobrol.
Akhirnya dia sadar dan berbisik, "Wachh, kok betah banget ngelus tanganku, entar bersih lho." "Habis gemes aku liat bulunya, apalagi kumis tipis kamu," sahutku sambil nyengir. "Dasar gila kamu," katanya sambil menyubit pahaku. Serrrrrr..., pahaku berdesir dan si junior langsung bergerak memanjang. Aku lihat bangku sekelilingku sudah kosong sementara suasana gelap malam membuat suasana di dalam bis agak remang-remang. Aku angkat tangan kirinya dan aku kecup lembut punggung jarinya. Dia hanya tersenyum dan mempererat genggaman tangannya. Akhhhhh... sudah ada lampu hijau pikirku.
Akhirnya aku teruskan ciuman pada punggung jarinya menjadi gigitan kecil dan hisapan lembut dan kuat pada ujung jarinya. Tampaknya dia menikmati sensasi hisapan di jarinya. Wajahnya tampak sendu dan akhirnya dia menyender ke samping pundakku. Akhirnya ketika bis memasuki jalan tol, aktivitas kami meningkat. Tangan kananku sudah mengusap payudaranya yang putih berukuran 36 B. Terasa padat dan kenyal. Putingnya semakin lama semakin mengeras dan terasa bertambah panjang beberapa mili. Sementara itu tangannya juga tidak tinggal diam mulai mengelus-ngelus penisku dari luar. Setelah beberapa menit tibaâ€"tiba sikapnya berubah menjadi liar dan agresif. Dia tarik ritsletingku dan terus merogoh dan meremas penisku yang sudah tegang. Tanganku yang di dada ditarik dan diarah kan ke s*****kangannya. Aku tidak dapat berbuat banyak karena posisinya tidak menguntungkan sehingga hanya bisa mengelus pahanya saja.
Turun dari bis aku bilang mau anter dia sampai dekat rumahnya. Aku tau kita bakal melewati pinggir jalan tol. Daerah itu sepi dan aku sudah merencanakan untuk menyalurkan hasratku di daerah itu. Tampaknya dia memiliki pikiran yang sama. Ketika berjalan, tanganku merangkul sambil mengelus payudaranya dari luar dan ketika kita melewati jalan yang sepi tersebut aku langsung mencium dan menghisap bibirnya. Dengan cepat dia menyambut bibirku, menghisap dan menyedotnya. Tangannya langsung beraksi menurunkan ritsleting celanaku dan aku sendiri langsung mengangkat roknya. Rrrretttttt... aku tarik kasar cdnya..., jariku langsung menyelusup masuk ke vaginanya terasa hangat dan licin. Rupanya dia sangat terangsang sejak di bis tadi.
Di tengah deru nafasnya dia berdesah : "Ayo mas... masukin aja... aku kepengen banget nech. Hhhhhh..." "Sebentar sayang", sahutku, "Kita cari tempat yang aman." Aku tarik dia melewati pagar pengaman tol dan ditengah rimbun pohon aku senderkan dia dan mengangkat kaki kanannya. Dengan bernafsu aku buka celanaku dan megarahkan penisku ke vaginanya tapi cukup sulit juga. Akhirnya dia menuntun penisku memasuki vaginanya. Luar biasa, itulah sensasi yang aku rasakan ketika ujung penisku mulai menyeruak memasuki vaginanya yang sudah dibasahi cairan nafsu. Ditengah deru mobil yang melintasi jalan tol aku memompa pantatku dengan gerakan pelan dan menghentak pada saat mencapai pangkal penisku. Dia menyambut dengan menggigit pundakku setiap aku menghentak penisku masuk kedalam vaginanya.
"Ooochhhh... auchhhh... Masssss... oochhh...", desahnya. Birahi dan ketegangan bercampur aduk dalam hatiku ketika terdengar suara orang melintasi jalan dibalik pagar. Namun lokasi kami cukup aman karena gelapnya malam dan terlindung pohon yang cukup lebat. Bahkan mungkin orang yang berjalan itu tidak akan berpikir ada sepasang manusia yang cukup gila untuk ber cinta di pinggir jalan tol tersebut.
"Gantian mas... aku cape", katanya. Aku lantas duduk menyandar dan dia berjongkok mengarahkan vaginanya. Ketika penisku kembali menyeruak diantara daging lembut vaginanya yang sudah licin, sensasi itu kembali menerpa diriku. Sambil memegang bahuku, dia mulai menekan pantatnya dan menggerakan pinggulnya dengan cara menggesek perlahan, maju mundur sambil sesekali memutar. Kenikmatan itu kembali mendera dan semakin tinggiintensitasnya ketika aku membantu dengan menekan keatas pinggulku sambil menarik pantatnya. Desahan suaranya makin keras setiap kali kemaluan kami bergesekan, "uchhhhh... ssshhh... uchhhhh...". Mataku sendiri terpejam menikmati rasa yang tercipta dari pergesekan bulu kemaluan kami sambil terus menggerakkan pinggul mengimbangi gerakannya. "Terus sayang... ayo terus", desahku.
Keringat sudah membasahi punggungnya dan gerakan kami sudah mulai melambat namun tekanan semakin ditingkatkan untuk mengimbangi rasa nikmat yang menjalar disekujur tubuh kami dan terus bergerak ke arah pinggul kami, berkumpul dan berpusar di ujung kemaluan kami. Berdenyar dan ujung penisku mulai siap meledak, sementara dia mulai mengerang sambil menjepitkan vaginanya lebih keras lagi.
"Hegghhhhhh... hhhegghhhh... heghhh... terus mas... sodok... sodok terussss... mas... yachhh... disitu... terus... terussss... ooocchhhhhhh", dengan desahan panjang sambil mendengakkan kepalanya, dia menekan dan menjepit keras penisku sementara vaginanya terus berdenyut-denyut. Aku hanya bisa terdiam sambil memeluk tubuhnya menunggu dia selesai orgasme. Ketika jepitannya mulai mengendur aku langsung bereaksi meneruskan rasa yang tertunda itu, tanpa basa basi rasa nikmat itu mulai menerjang kembali, berkumpul dan meledak menyemburkan cairan kenikmatanku ke dalam vaginanya. Aku sodokan penisku sambil menekan pinggulnya sementara kakiku mengejang menikmati aliran rasa yang menerjang keluar dari tubuhku itu.
Setelah beristirahat beberapa menit kami saling memandang... akhirnya tersenyum dan tertawa. "Kamu memang bener-bener gila, tapi jujur aku sangat menyukai bercinta dengan cara seperti ini. Aku belum pernah senikmat ini bercinta." akunya. "He.. h.. he.. sama donk", kataku sambil mengecup bibirnya yang tipis berkumis itu sementara kemaluanku mulai mengendur di dalam vaginanya. Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Yanti Sang Pemuas Nafsu May 2nd 2013, 13:00 Setelah aku lulus SMA, aku melanjutkan studi di Bandung. Kebetulan aku diterima di sebuah PTN yang terkenal di Bandung. Mengenai hubunganku dengan tante "U" di kota asalku sudah berakhir sejak kepindahan keluarga Oom U ke Medan, dua bulan menj***** aku ujian akhir SMA. Namun kami masih selalu kontak lewat surat atau telepon.
Perpisahan yang sungguh berat, terutama bagiku; mungkin bagi tante U, hal itu sudah biasa karena hubungan sex buat dia hanya merupakan suatu kebutuhan biologis semata, tanpa melibatkan perasaan. Namun lain halnya denganku, aku sempat merasa kesepian dan rindu yang amat sangat terhadapnya, karena sejak pertama kali aku tidur dengannya, hatiku sudah terpaut dan mencintainya. Sejak aku mengenal tante U, aku mulai mengenal beberapa wanita teman tante U, mereka semuanya sudah berkeluarga dan usianya lebih tua dariku. Wanita lain yang sering kutiduri adalah tante H; dan tante A seorang janda cina yang cantik. Jadi semenjak kepindahan tante U ke Medan, merekalah yang menjadi teman kencanku. Karena tante H dan tante A sudah berstatus janda, maka tak ada ke-sulitan bagi kami untuk mengatur kencan kami.
Hampir setiap hari aku menginap di rumah tante H, dengan tante H boleh dikata setiap hari aku melakukan hubungan intim tidak mengenal waktu, dan tempat. Pagi, siang sore atau malam, di kamar, di ruang tamu, di dapur bahkan pernah di teras belakang rumahnya.Teradang kami main bertiga, yakni aku, tante H dan tante A. Di rumah tante H benar-benar diperas tenagaku. Sesekali waktu aku harus melayani temen tante H yang datang ke sana untuk menghisap tenaga mudaku. Aku sudah nggak peduli lagi rupanya aku dijadikan gigolo oleh tante H. Pokoknya asal aku suka mereka, maka langsung kulayani mereka.
Suatu saat aku bertemu dengan seorang gadis. Cantik dan sexy banget bodynya. Dian namanya temen adik perempuanku. Dengan keahlianku, maka kurayu dan kupacari Dian. Suatu hari aku berhasil mengajaknya jalan-jalan ke suatu tempat rekreasi. Di suatu motel akhirnya aku berhasil menidurinya, Aku agak kecewa, rupanya Dian sudah nggak perawan lagi. Namun perasaan itu aku pendam saja. Kami tetap melanjutkan hubungan, dan setiap kali bertemu maka kami selalu melakukan hubungan badani.
Rupanya Dian benar-benar ketagihan denganku. Tak malu-malu dia mencariku, dan bila bertemu langsung memintaku untuk menggaulinya. Tapi aneh, Dian tak pernah menga-jakku bahkan melarang aku datang ke rumahnya. Kami biasa melakukan di motel atau hotel melati di kotaku, beberapa kali aku mengajak Dian ke rumah tante H. Kuperkenal-kan tante H sebagai familiku, dan tentunya aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bercumbu dengannya di kamar yang sering aku dan tante H gunakan bercumbu.
Suatu hari, entah kenapa tiba-tiba Dian memintaku untuk main ke rumahnya, katanya dia berulang tahun. Dengan membawa seikat bunga dan sebuah kado aku ke rumahnya. Aku pencet bel pintu dan Dian yang membukakan pintu depan. Aku dipersilahkan duduk di ruang tamu. Segera Dian bergegas masuk dan memanggil mamanya untuk diperkenalkan padaku. Aku terkejut dan tergugu melihat mamanya; sebab perempuan itu.. ya.. mamanya Dian sudah beberapa kali tidur denganku di rumah tante H. Mama Dian nam-pak pias wajahnya namun segera mama Dian bisa cepat mengatasi keadaan. Mama Dian berlagak seolah-olah tak mengenalku, padahal seluruh bagian badannya sudah pernah kujelajahi. Beberapa saat mama Dian menemani kami ngobrol. Dengan sikap tenangnya akupun menjadi tenang pula dan mampu mengatasi keadaan. Kami ngobrol sambil bercanda, dan nampak terlihat bahwa mama Dian benar-benar seorang Ibu yang sayang pada putri tunggalnya itu.
Keesokan harinya, mama Dian menemuiku. Di ruang tamu rumah tante H mama Dian menginterogasiku, ingin tahu sudah sejauh mana hubunganku dengan Dian. Aku tak mau segera menjawab, tanganku segera menarik tangannya dan menggelandang tubuhnya ke kamar. Dia berusaha melepaskan peganganku, namun sia-sia tanganku kuat mencekal, sehingga tak kuasa dia melepaskan tangannya dari genggamanku. Kukunci pintu kamar dan segera aku angkat dan rebahkan tubuhnya di atas kasur. Segera kulucuti pakaianku hingga aku telanjang bulat, dan segera kutindih tubuhnya. Dia meronta dan memintaku untuk tak menidurinya; namun permintaanya tak kuindahkan. Aku terus mencumbunya dan satu persatu pakaiannya aku lucuti, dan akhirnya aku berhasil memasukkan kontolku di vaginanya. Begitu penisku melesak masuk, maka mama Dian bereaksi, mulai memba-las dan mengimbangi gerakanku. Akhirnya kami berpacu mengumbar nafsu, sampai akhirnya mama Dian sampai pada puncak kepuasan.
Peluhku bercucuran menjatuhi tubuh mama Dian, kuteruskan hunjaman kontolku di memeknya.. Mama Dian mengerang-erang keenakkan, sampai akhirnya orgasme kedua dicapainya. Aku terus genjot penisku, aku bener-bener kesal dan marah padanya, karena aku tahu dengan kejadian itu maka bakalan usai hubunganku dengan Dian, pada-hal cinta mulai bersemi dihatiku.
Sambil terus kugenjot kontolku di memeknya, kukatakan padanya bahwa Dian juga sudah sering aku tiduri, namun aku sangat mencintai, menyayangi bahkan ingin menika-hinya. Aku katakan semua itu dengan tulus, sambil tak terasa air mataku menetes. Akhirnya dengan hentakan yang keras aku mengejan kuat, menumpahkan segala rasa yang aku pendam, menumpahkan seluruh air maniku ke dalam memeknya. Badanku tera-sa lemas, kupeluk tubuh mama Dian sambil sesenggukan menangis di dadanya. Air mata-ku mengalir deras, mama Dian membelai kepalaku dengan penuh rasa sayang; kemudian dikecup dan dilumatnya bibirku.
Tubuhku berguling telentang di samping kanan tubuhnya, mama Dian merangkul tubuh-ku menyilangkan kaki kiri dan meletakkan kepalanya didadaku. Terasa memeknya hangat dan berlendir menempel diperutku, tangan kirinya mngusap-usap wajahku. Tak henti-hentinya mulutnya menciumku.
Sambil bercumbu aku ceritakan semua kisah romanceku, hingga aku sampai terlibat dalam pergaulan bebas di rumah tante H. Dengan sabar didengarnya seluruh kisahku, sesaat kemudian kembali penisku menegang keras. Segera tanganku bergerilya kembali di memeknya, selanjutnya kembali kami berpacu mengumbar nafsu kami. Kami bercumbu benar-benar seperti sepasang pengantin baru saja layaknya. Seolah tak ada puasnya. Sampai akhirnya kami kembali mencapai puncak kepuasan beberapa kali.
Setelah babak terakhir kami selesaikan, mama Dian bangkit dan menggandengku menuju kamar mandi, kami mandi berendam bersama di kamar mandi sambil bercumbu. Sambil berendam kami bersenggama lagi. Setelah puas kami menumpahkan hasrat kami, kami keringkan tubuh kami dan segera berpakaian. Nampak sinar puas membias di wajah mama Dian.
Dengan bergandeng tangan kami keluar kamar, kupeluk pinggangnya dan kuajak menuju ke ruang tamu. Kami duduk berdua, kemudian berbincang mengenai kelanjutan hubunganku dengan Dian. Mama Dian ingin agar hubunganku dengan Dian diakhiri saja, walaupun kami sudah begitu jauh berhubungan, sekalipun Dian sudah hamil karenaku. Dia memberikan pandangan tentang bagaimana mungkin aku menikahi Dian, sedangkan aku dan mama Dian pernah berhubungan layaknya suami istri, sebab bagaimanapun kami akan tinggal serumah. Bagaimana mungkin kami melupakan begitu sqaja affair kami; rasanya tak mungkin.
Aku bisa mengerti dan menerima alasan mama Dian, namun aku bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Dian. Aku tak sanggup kalau harus memutuskan Dian. Akhirnya aku ideku pada mama Dian. Selanjutnya selama beberapa hari aku tak mene-muidan sengaja menghindari Dian. Mamanya memberitahu kalau Dian saat ini dalam keadaan hamil 2 bulan akibat hubungannya denganku.
Pada suatu hari, aku di telepon mama Dian. Dia memberitahu kalau Dian sedang menuju ke rumah tante H untuk menca-ri aku. Aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan, saat itu tante H sedang menyiram tanaman kesayangannya di kebun belakang. Segera kuhampiri dia dan aku ajak ia ke kamar yang biasa aku dan Dian pakai untuk berkencan.
Kulucuti seluruh pakaian tante H dan juga pakaianku sendiri, selanjutnya kami bersenggama seperti biasanya. Tak berapa lama Dian datang dan langsung menuju ke kamarku. Terdengar pekik tertahan dari mulut-nya saat melihat adegan di atas ranjang; dimana aku dan tante H sedang asyik bersenggama. Terdengar pintu kamar dibanting, Dian pulang ke rumah dengan hati yang amat terluka. Tante H merasa tak tega dengan kejadian itu, tante H memintaku untuk segera menyusul Dian; namun tak kuhiraukan; bahkan aku semakin keras dan cepat menghentakan penisku di memeknya. Tante H mengerang-erang keenakan, mengimbangi dengan gerakan yang membuat penisku semakin cepat berdenyut. Kami mencapai orgasme hampir bersama, aku berguling dan menghempaskan badanku ke samping tante H. Mataku menerawang jauh menatap langit-langit kamar, air mataku bergulir membasahi pipiku. Inilah akhir hubunganku dengan Dian, akhir yang amat menyakitkan. Dian pergi dariku dengan membawa benih anaku di rahimnya.
Musnah sudah impian dan harapanku untuk membina rumah tangga dengannya. Tante H menghiburku; Dia mengingatkan aku bahwa aku sudah membuat keputusan yang benar. Jadi tak perlu disesali. Didekapnya tubuhku, aku menyusupkan mukaku ke dada tante H; ada suatu kedamaian disana; kedamaian yang memabukkan; yang membangkitkan hasrat kelelakianku lagi. Sessat kemudian kami berpacu lagi dengan hebat, hingga beberapa kali tante H mencapai puncak kepuasan. Aku memang termasuk tipe pria hypersex dan mampu mengatur timing orgasmeku, sehingga setiap wanita yang tidur denganku pasti merasa puas dan ketagihan untuk mengulangi lagi denganku.
Beberapa hari kemudian aku terima telepon Dian, sambil terisak Dian pamit padaku karena dia dan mamanya akan pindah ke Surabaya. Aku minta alamatnya, tapi Dian keberatan. Dari nada suaranya nampak Dian sudah tidak marah lagi padaku; maka aku memohon padanya untuk terakhir kali agar dapat aku menemuinya. Dian mengijinkan aku menemuinya di rumahnya, segera aku meluncur ke rumahnya untuk Inilah saat terakhir akku berjumpa dengan kekasihku.
Kupencet bel pintu, mama Dian membuka pintu dan menyilahkan aku masuk. Nampak wajahnya masih berbalut duka dan kesedihan, dia amat merasa bersalah karena menjadi penyebab hancurnya hubunganku dengan Dian. Mama Dian menggandengku menuju ruang keluarga, nampak Dian kekasihku duduk menungguku.
Melihat aku Dian bangkit dan menghampiri aku, tak kusangka pipiku ditamparnya dengan keras. Kubiarkan saja agar rasa kesal dan tertekan dihatinya terlampiaskan. Dian berdiri bengong setelah menamparku, dilihat tangan dan pipiku bergantian seolah tak percaya akan apa yang dia lakukan. Tiba-tiba ditubruk dan dipeluknya badanku, dibenamkan mukanya ke dadaku sambil sesenggukan menumpahkan tangisnya. Aku peluk tubuhnya dan kuelus rambut-nya.
Agak lama kami demikian; kami menyadari bahwa saat inilah saat terakhir bagi kami untuk bertemu. Mama Dian mendekat dan merangkul kami berdua, dan membimbing kami untuk duduk di kursi panjang. Kami bertiga duduk sambil berpelukan, mama Dian ditengah; kedua tangannya memeluk kami berdua.
Akhirnya kesunyian diantara kami terpecahkan dengan ucapan mama Dian. Mama Dian mengatakan memberi kesempatan pada kami untuk memutuskan, apakah akan kami lanjutkan hubungan kami atau kami putuskan sampai disini saja. Berat sekali rasanya, jika kami teruskan hubungan kami maka berarti aku memisahkan jalinan kasih ibu dan anak tunggalnya ini. Aku menyerahkan keputusan akhir pada Dian. Sambil terisak Dian akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, saat kuingatkan bahwa dirahimnya ada benih anakku, Dian menjawab biarlah.., ini sebagai tanda cinta kasih kami berdua.., Dian kan tetap memelihara kandungannya dan akan membesarkan anak itu dengan kasih sayangnya.
Beberapa saat kemudian aku berpamitan, dengan berat Dian melepaskan pelukanku, namun sebelum kami berpisah sekali lagi Dian memintaku untuk menemaninya. Ditariknya aku ke kamarnya dan dengan penuh kasih sayang, dibukanya pakaianku dan pakaian yang melekat di tubuhnya. Kami berdiri berpelukan dnegan tanpa sehelai benang menempel pada tubuh kami.
Kucumbui Dian kekasihku untuk terakhir kalinya, aku genjot penisku di memeknya dengan lembut dan penuh perasaan, aku khawatir kalau-kalau genjotanku akan menyakit-kan anakku yang ada dirahimnya. Semalam kami bercengkerama, pada pagi keesokan harinya aku berpamitan. Dengan perasaan yang amat berat dilepas kepergianku, aku berpamitan pula pada mama Dian, aku cium punggung tangannya sebagai tanda kasih anak ke ibunya, ditengadahkan mukaku dan dikecupnya keningku dengan penuh rasa sayang. Aku menitipkan anakku pada Dian dan mohon padanya agar memberi kabar saat kelahirannya nanti. Sampai disitulah akhir hubunganku dengan Dian dan mamanya.
Beberapa hari setelah perpisahanku dengan Dian, aku merasa sepi dan sedih. tante H yang senantiasa menghiburku, dengan gurauan, kemolekan, kehangatan tubuhnya, dan dengan kasih sayangnya Terkadang di dalam kesendirianku, aku terngat tante U, dengan segala kehangatan tubuhnya. Aku teringat moment-moment yang pernah kami jalani di salah satu kamar di rumah tante H.
Di salah satu kamar di rumah tante H itulah kami biasa mengumbar nafsu kami, saling menumpahkan rasa rindu kami, sudah tak terhitung lagi barapa banyak aku menyengga-mainya menumpahkan segenap rasa dan nafsuku, dan sebanyak itu kami berhubungan tak pernah sekalipun kami menggunakan alat kontrasepsi, baik itu kondom, spriral, tablet atau sebangsanya. Jadi kami melakukannya secara alami saja, dan tentunya dapat dibayangkan akibatnya. Yach.. tante U pergi dengan membawa banyak kenangan indahku, membawa cintaku dan membawa pula janin dari benih yang kutanam di rahimnya..
Awal semester pertama sudah berjalan 2 bulan lebih 5 hari, jadi tak terasa aku sudah menempati rumah petak kontrakanku selama itu. Setiap hari aku berjalan kaki ke tempat kuliah, yang memang tak jauh dari rumah kontrakanku. Setiap kali aku berangkat atau pulang kuliah, aku selalu melewati sebuah rumah yang dihuni satu keluarga dengan dua anak perempuannya, sebenarnya 3 orang anaknya dan perempuan semuannya. Dua sudah berkeluarga, yaitu Kak Rani dan Kak Rina, sedangkan si bungsu Yanti masih SMA kelas 1 (baru masuk).
Kak Rani dan Kak Rina anak kembar, hanya saja nasib Kak Rani lebih baik ketimbang Kak Rina. Kak Rani bersuamikan pegawai Bank dan sudah memiliki rumah serta dua anak perempuan, sedangkan Kak Rina bersuamikan seorang pengemudi box kanvas suatu perusahaan dan belum dikarunia anak, serta masih tinggal bersama ibunya. Bu Maman seorang janda yang baik hati dan sayang benar sama cucunya, yaitu anak Kak Rani.
Pada mulanya aku berkenalan dengan Yanti, Yanti termasuk gadis yang agresif dan aku juga sudah mendengar cukup banyak tentang petualangan cintanya sejak dia duduk di bangku SMP, jadi masalah sex buat Yanti bukan hal yang baru lagi.
Perkenalanku terjadi saat aku pulang kuliah sore hari, dimana hujan turun cukup lebat. Pada saat aku berjalan hendak memasuki mulut gang, berhentilah sebuah angkot dan ternyata yang turun Yanti dengan seragam SMAnya.
Aku menawarinya berpayung bersama dan ternyata dia mau. Kuantar Yanti sampai rumahnya, setiba di rumahnya dipersilahkannya aku masuk dan duduk di ruang tamu, sementara dia masuk berganti pakaian. Saat aku menunggu Yanti, Kak Rina keluar dengan membawa secangkir teh hangat dan kue. Mulutku secara tak sadar ternganga melihat kecantikan Kak Rina. Mata nakalku tak henti melirik dan mencuri pandang padanya. Padahal Kak Rina hanya berpakaian sederhana, hanya mengenakan daster motif bunga sederhana, namun kecantikannya tetap nampak. Kulitnya yang putih kekuningan dan badannya yang segar dengan buah dada yang menonjol, semakin menambah kecan-tikan penampilannya sore itu.
Melihatku dia tersenyum, nampak sebaris gigi putih yang bersih berjajar. Aku tergagap dan segera kuulurkan tangan untuk berkenalan dengannya. Hangat tengannya dalam genggamanku, dan sambil menunggu Yanti selesai berganti pakaian dia menemaniku ngobrol. Dalam obrolan ku dengan Kak Rina sore itu, baru kutahu kalau Kak Rina sering melihatku saat aku berjalan berangkat dan pulang kuliah. Itulah hari pertamaku berke-nalan dengan keluarga Yanti.
Pagi esok harinya, saat aku berangkat kuliah, aku bertemu Kak Rina di mulut gang. Kami bersalaman, tiba-tiba timbul kenakalanku, kugelitik telapak tangan Kak Rina saat kugeng-gam, ternyata dia diam saja bahkan senyum padaku. Sejenak kami berbasa-basi bicara, kemudian aku cepat bergegas kuliah.
Sore hari aku baru pulang kuliah, langit mendung tebal sepertinya mau hujan. Saat kubuka pintu rumah, kulihat Yanti dan teman kostku sedang ngobrol di ruang tamu., rupanya dia sengaja datang untukku. Tak lama kemudian temen kostku pamit mau kuliah sore sampai jam 19.00 WIB. Setelah aku berganti pakaian kutemui Yanti dan kami ngobrol berdua. Tiba-tiba aku teringat bahwa Yanti belum kusuguhi minum, cepat-cepat aku permisi ke dapur untuk membuat minuman buatnya. Saat aku beranjak ke dapur Yanti mengikutiku dari belakang, dan di dapur kami lanjutkan obrolan kami sambil kuteruskan membuat minuman.
Yanti berdiri bersandar meja dapur, aku mendekatinya dan iseng kupegang tangannya. Agaknya Yanti memang mengharap suasana demikian, dia tanggapi pegangan tanganku dengan mendekatkan tubuhnya ke tubuhku, sehingga muka kami berjarak cuman beberapa senti saja. Hembusan nafasnya terasa menerpa wajahku. Kesempatan itu tak kubiarkan lewat begitu saja, segera aku sambar pinggangnya dan kucium lumat mulutnya.
Kami berciuman agak panjang, lidah kami saling beradu dan memilin, sementara sigap tanganku menggerayangi dan meremas pantat Yanti. Tanganku tidak berhenti, terus bergerak menyingkap bagian depan roknya, dan segera tanganku mengelus-elus memek Yanti yang masih tertutup celana tipis, sementara itu mulutku menjalar dan menciumi lehernya. Yanti merintih lembut, dan semakin mempererat pelukannya.
Tangan kananku yang sudah terlatih segera melepas kancing depan bajunya, selanjutnya meremas-remas buah dadanya, kulepas tali Bhnya dan segera kujelajahi dua bukit kembarnya yang sudah mengeras. Kuhisap lembut puting susunya, Yanti semakin menekan kepalaku ke dadanya.
Aku sudah tahu apa yang dikehendakinya, segera kutarik dia ke kamarku, dan segera kubuka resleting roknya, kulepas bajunya kemudian BHnya. Nampak tubuh Yanti polos tak tertutup kain, hanya CD tipisnya saja yang tinggal melekat di badannya. Segera kuhujani Yanti dengan ciuman, kujilati sekujur tubuhnya, kuhisap puting susunya, dan terus mulutku bergerak ke bawah, sambil pelan-pelan tanganku melepas CD-nya. Begitu CD-nya lepas segera kuserbu memeknya, lidahku menjilati memeknya, sementara kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat penuh. Yanti merintih dan mengerang, dan sesaat kemudian ditariknya bahuku ke atas, sehingga kami berdiri berhadapan. Segera dilepas kancing bajuku, dan dilepasnya semua pakaianku. Sambil membungkukan badan dihisap kontolku, dijilati dan dikocoknya pelan.. Ohh.. sungguh nikmat tak terbayang.
Segera kudorong tubuhnya terlentang di atas dipan dan lidahku terus bergerilya di memeknya, juga ke dua jari tanganku ikut pula menjelajahi memeknya, ke dua pahanya mengangkang lebar dan nampak lobang memeknya sepertinya siap melahap kontolku bulat-bulat. Yanti mengerang-ngerang dan memintaku segera memasukkan kontol ke dalam memeknya. Mas.. ayo.. masukkan.. ayo maas..
Hujan di luar turun dengan deras, suara hujan mengalahkan erangan dan teriakan Yanti, sehingga aku tak khawatir orang akan mendengar suaranya. Kubiarkan Yanti dalam keadaan begitu, sambil lidahku terus menjilati memeknya. Yanti merintih dan mengerang.. sambil menghiba untuk segera memulai permainan kami. Bau memeknya, semakin membangkitkan gairahku, dan akhirnya akupun tak tahan..
Segera kutindih tubuhnya dan kebenamkan kontolku dimemeknya dengan satu sentakan yang sedikit agak keras. Segera kukocok memeknya dengan cepat dan keras. Yanti mengerang, merintih dan mengimbangi gerakan keluar masuk kontolku dengan pas.., sehingga kadang terasa kontolku bagai dihisap dan diremas di dalam memeknya. Terasa kontolku berdenyut-denyut, sepertinya hendak keluar air maniku; segear kuhentikan gerakan kontolku dan segara kucabut. Kugeser tubuhku dan kumasukan penisku ke dalam mulutnya. Segera dihisap dan dikulumnya penisku, tanpa rasa jijik. Setelah agak berkurang denyutan penisku, segera kubenamkan lagi dalam memek Yanti.
Bukan main, remasan dan sedotan memek Yanti. Aku jadi mengerti sekarang beda antara memek seorang wanita yang masih gadis dan belum pernah melahirkan dengan wanita yang sudah melahirkan seperti tante U. Kubalik tubuh Yanti dan kuangkat pantatnya agak tinggi, sehingga Yanti dalam posisi nungging. Segera kutancapkan penisku ke memeknya dari belakang. Lagi-lagi Yanrti mengerang-erang kadang menjerit kecil Tiba-tiba diangkat dan diputar badannya ke belakang, serta di raihnya kepalaku serta diciumnya mulutku, sementara penisku tetap bekerja keluar masuk memeknya.
Berapa saat kemudian kuganti posisi, aku berbaring terlentang dan Yanti menindih tubuhku. Dipegang dan dibimbingnya penisku masuk ke vaginanya, dan segera digoyang badanya naik turun di atas tubuhku. Kuremas payu daranya dan kuhentakan pantatku ke atas, saat badan Yanti bergerak ke bawah menekan masuk penisku ke dalam memeknya. Tak lama kemudian gerakan Yanti makin menggila dan makin cepat. Dari mulutnya terdengar erangan yang semakin keras dan akhirnya badanya menegang sambil dari mulutnya terdengar lenguhan Ughh.. Aaah.. Aaah.., kemudian tubuhnya menubruk dan memeluk tubuhku erat-erat, mass.. aku sudah.., keluar..ooh.. Enak.. Pelan kubalik badanya, dan kutindih serta kugenjot memeknya cepat dan keras.., terlihat mata Yanti mendelik, membalik ke atas.., mulutnya merintih dan mengerang.. Kupercepat gerakanku dan kugenjot penisku sepenuh tenaga.., 15 menit kemudian terasa penisku berdenyut-denyut. Kepala Yanti bergoyang ke kanan dan ke kiri dan ke kanan, kedua kakinya mengepit pantatku sehingga tak ada kemungkinan aku mencabut kontolku saat air maniku keluar nanti, dan akhirnya dengan suatu sentakan yang keras kubanjiri liang memeknya dengan cairan maniku..
Kumarahi Yanti, karena dia tak memberiku kesempatan membuang air maniku di luar liang kemaluannya. Aku khawatir hal ini akan berakibat fatal, yaitu Yanti hamil.. Dia cuma ketawa kecil dan memelukku erat, sambil berbisik di telingaku bahwa dia sudah KB suntik. Aku terheran-heran mendengarnya, karena sudah sedemikian jauhnya pengetahuan dia tentang berhubungan sex dan menjaga diri dari kehamilan. Mendengar itu aku lega dan segera kucium dan kulumat mulutnya. Kami bercumbu, berciuman dan bergumul di atas dipan, kebetulan dipanku ukurannya lebar, sehingga kami leluasa bercumbu di atasnya.
Dua puluh menit berlalu, terasa penisku mulai menegang dan mengeras. Segera kumasukan lagi kontolku ke memek Yanti. Kembali kami berdua mengumbar nafsu sepuas hati, kali ini aku tetap menjaga posisi di atas, karena aku tahu bahwa pada ronde kedua dan ketiga aku lebih bisa mengatur dan menahan klimaks lebih lama. Yanti mengerang dan merintih, dan akhirnya pada puncak kepuasan yang kedua kusemburkan lagi benih-benih manusia ke dalam rahim Yanti.
Keringat kami telah bercampur dan membasahi tubuh kami, seprei tempat tidur sudah berantakan nggak karuan, kami berbaring berpelukan, kepalanya di dadaku, tangan Yanti memainkan penisku, dan sesekali kami saling berciuman. 15 menit kemudian kami ulangi lagi hal yang sama, hingga klimaks kami dapatkan lagi, Kembali kuguyur memeknya dengan caiaran maniku, sambil kami berciuman panjang sekali.., seolah tak akan henti..
Setelah cukup beristirahat, segera kami berkemas dan berpakaian, dan tidak lupa berjanji untuk mengulangi lagi apa yang kami lakukan sore ini. Menj***** maghrib kuantar Yanti pulang ke rumah, dan sebelum aku pamit pulang, sekali lagi kupeluk pinggangnya dan kucium bibirnya dengan mesra. Sejak hari itu resmilah Yanti menjadi pacar tetapku, alias pemuas nafsuku. Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex- Tante Anne Yang Montok! May 2nd 2013, 04:00 Cerita ini terjadi saat aku masih berusia 16 tahun, dan masih bersekolah di salah satu SMA di Medan. Namaku Chris, aku peranakan Canada-Chinese. Papa saya asal Canada, dan Mama saya Chinese Indonesia. Kata teman2 wajahku sih lumayan... ganteng... ehmm. Tinggi saya 180 cm, ngak begitu tinggi dibandingkan dengan Papa yang 185 cm. Saya lahir di Canada, tapi sewaktu umur 10 tahun, Papa ditugaskan ke Medan, Indonesia. Jadi aku juga ikut, dan bersekolah disana. Mula-mula terasa asing juga kota ini bagiku. Tapi lama kelamaan aku juga dapat terbiasa. Terus terang, pemikiranku lebih condong kepada pemikiran-pemikiran Timur, mungkin karena didikan Mama yang keras. Biarpun di negara2 Barat sudah biasa terjadi hubungan seks remaja, namun aku belum pernah melakukannya dengan pacarku... well... at least pada saat itu.
Hari ini dimulai liburan Natal. Papa tidak pulang ke Canada seperti biasanya, katanya ada banyak pekerjaan. Mama bilang kalau aku merasa bosan disini sebaiknya aku pergi ke Jakarta, sekalian menjenguk kakek. Katanya aku juga bisa mencari tante Anne kalau ada waktu. Tante Anne ini teman baiknya Mama. Sama seperti Mama, dia juga dulu sekolah di Canada, dan pernah tinggal lama disana. Saya sudah lama tidak pernah bertemu dengan tante Anne, tapi seingatku orangnya cantik sekali. Usianya sekarang mungkin sekitar 30 tahun, dia lebih muda dari mama. Sewaktu di Canada dia sering menginap di rumah kami, dan bermain-main dengan aku. Akhirnya aku iyakan tawaran mama untuk pergi ke Jakarta. Hari kedua di Jakarta, aku minta diantar oleh supir ke rumahnya tante Anne. Rumahnya terletak di salah satu kompleks perumahan di Jakarta Selatan. Sebelumnya mama sudah menelepon dan memberitahukan kepadanya bahwa aku akan datang pada hari itu.
"Hi... wahh udah besar sekali kamu sekarang yah Chris... udah ngak tanda lagi Tante sama kamu sekarang... hahaha", seingatku kira-kira begitulah katanya sewaktu pertama kali melihat aku setelah sekian tahun ngak jumpa. Wajahnya masih saja sama seperti yang dulu, seakan dia tidak bertambah tua sedikitpun. "Oh yah... tuh supirnya disuruh pulang aja Chris... ntar kamu bawa aja mobil Tante kalo mau pulang...", aku pun mengiyakan, dan menyuruh pulang supirnya. "Wah... besar sekali rumahnya yah Tante...", kataku sewaktu kami memasuki ruang tamu. Aku dengar dari mama sih, katanya suaminya tante Anne ini anak salah seorang konglomerat Jakarta, jadi ngak heran kalau rumahnya semewah ini. Setelah itu kami ngobrol-ngobrol, dia menanyakan keadaan mama, papa dan kakek. Tante Anne juga sudah lama tidak betemu dengan Mama. Lumayan lama kami ngobrol, setelah itu dia mengajak aku untuk makan malam.
"Makan dulu yuk Chris... tuh udah disiapin makanannya sama si Ning", katanya menunjuk ke pembantunya yang sedang menghidangkan makanan di meja makan. "Kita ngak nunggu Om Joe??", aku menanyakan suaminya. "Oh... ngak usah... Om mu ngak pulang malam ini katanya" "Oh... ok deh", kataku sambil beranjak ke ruang makan. Rumah sebesar ini cuman dihuni sendirian dengan pembantunya. Berani juga tanteku ini. "Kamu berani pulang ntar Chris?? Udah malem loh ini...", katanya sambil ngelirik ke jam dinding yang udah nunjukin jam 7 lewat 30 menit. "Ah berani kok Tante..." "Hmmm... mending kamu tidur disini aja deh malem ini... tuh ada kamar kosong di atas" "Umm... iyah deh... ntar aku telepon ke Kakek kalo gitu...", dalam hati aku mengira bahwa tanteku ini menyuruhku menginap karena dia takut sendirian di rumah, sama sekali tidak ada pikiran negatif dalam otakku sewaktu aku mengiyakan tawarannya. Sehabis makan aku pun menelepon ke rumah kakek, dan memberitahu bahwa hari ini aku menginap di rumahnya tante Anne.
"Oh iyah... kalau kamu mau mandi air panas, pake aja kamar mandi Tante. Ntar kamu pake aja bajunya Om Joe. Yuk sini!!" "He-eh", aku mengangguk sambil mengikutinya. Kamar mandi yang dimaksud terletak di dalam kamarnya. Kamarnya benar-benar mewah dan besar. Dengan tempat tidur ukuran double di tengah-tengah ruangan, mini theatre set, dan sebuah kamar mandi di sudut ruangan. "Nih... coba... bisa pake ngak kamu??", dia memberikan t-shirt dan celana pendek kepada aku.
"Bisa kayaknya...", aku pun mengambil pakaian itu dan membawanya ke kamar mandi. Sehabis dari kamar mandi, aku sempat sedikit kaget melihat tante Anne. Dia mengenakan baju tidur tipis, tidur tengkurap di atas tempat tidur. Kelihatan dengan jelas celana dalamnya, tapi aku tidak melihat tali BH di punggungnya. Terangsang juga aku melihat pemandangan seperti itu. Kelihatannya ia tertidur saat menonton TV. TV nya masih menyala. Aku berjalan ke arah TV, bermaksud mematikannya. Melihat adegan panas yang sedang berlangsung di TV, mendadak aku terdiam pas di depan TV. Kulihat kebelakang, tante Anne masih tidur. Aku berdiri menonton dulu, sekedar iseng. 5 menit lagi ah baru kumatikan, begitu pikiranku saat itu.
"Hey...", saat aku sedang asyik menonton, tiba-tiba terdengar teguran halus tante Anne, diikuti oleh tawa tertahannya. Aku benar-benar malu sekali waktu itu. Aku berbalik ke belakang sambil tersenyum malu-malu. Waktu aku berbalik, kulihat tante Anne sudah duduk tegak di atas tempat tidur. Samar-samar terlihat puting susunya dari balik baju tidurnya yang tipis. "Kirain Tante udah tidur...hehe", kataku asal-asalan sambil berjalan hendak keluar dari kamar. "Chris... bisa tolong pijitin badan Tante?? Pegel nih semua...", terdengar suara helaan nafas panjang, dan suara kain jatuh ke lantai. Saat aku berbalik hendak menjawab, kulihat tante Anne sudah kembali tidur tengkurap di tempat tidur, tapi kali ini tanpa baju tidur, satu-satunya yang masih dikenakannya adalah celana dalamnya.
"Ya...", hanya itu saja yang bisa keluar dari mulutku. Aku pun berjalan ke arah tante Anne. Sedikit canggung, kuletakkan tanganku di atas bahunya. "Engghh...", terdengar dia mengerang perlahan. "Om Joe kapan pulangnya Tante??", kuatir juga aku ketahuan oleh suaminya. "Emmm... mungkin minggu depan... ngak tau deh... kalau Om mu sih... jarang dirumah. Mungkin seminggu pulang sekali", dalam hati aku merasa kasihan juga kepada tante Anne. Pantas saja dia merasa kesepian. "Fhhuuuhhh...", kembali terdengar helaan nafas panjang. "Kamu udah punya pacar Chris??", tanyanya memecah keheningan.
"Yah... di Medan" "Hehehe... cantik ngak Chris??", tante Anne emang dari dulu senang bercanda. Sangat berbeda dengan ibuku yang kadang bersikap agak tertutup, tante Anne adalah penganut kebebasan Barat. Aku hanya tersenyum saja menjawab pertanyaannya. "Turun dikit Chris...", aku pun menurunkan pijatanku dari bahu ke punggungnya. "Kamu duduk aja di atas pantat Tante... supaya bisa lebih kuat pijitannya". Aku yang semula mengambil posisi duduk di sampingnya, sekarang duduk di atas pantatnya. "Unghh... berat kamu...", mendengus tertahan dia waktu aku duduk di atasnya. "Hehehe... tapi katanya suruh duduk disini...", cuek saja aku melanjutkan pijatanku. Kontolku sudah terasa menegang sekali, sesekali aku tekan kuat2 kontolku ke pantat tante Anne. Walaupun aku masih memakai celana lengkap, namun sudah terasa nikmat dan hangat sewaktu kontolku aku tekan ke pantatnya. "Iiihh... nakal ya... bilangin mama kamu lho...", katanya sewaktu merasakan kontolku menekan-nekan pantatnya.
"Udah belom Tante?? Udah cape nih...", kataku setelah beberapa menit memijat punggungnya. "Iyah... kamu berdiri dulu deh... Tante mo balik...", aku berdiri, dan tante Anne sekarang berbalik posisi. Sekarang aku bisa melihat wajahnya yang cantik dengan jelas, payudaranya yang masih kencang itu berdiri tegak dihadapanku. Puting susunya yang merah kecoklatan terlihat begitu menantang. Aku sampai terbengong beberapa detik dibuatnya. "Hey... pijit bagian depan dong sekarang...", katanya. Aku duduk di atas pahanya, kuremas dengan lembut kedua teteknya. Lalu kupuntir-puntir puting susunya dengan jari-jariku. "Ihh... geli... hihihihi...", cekikikan dia. Aku benar-benar sudah tidak bisa mengendalikan nafsuku lagi.
Sekarang ini yang ada dalam otakku hanyalah bagaimana memuaskan tante Anne, memberinya kepuasan yang selama ini jarang ia dapatkan dari suaminya. Rasa kasihan akan tante Anne yang telah lama merindukan kehangatan laki-laki bercampur dengan nafsuku sendiri yang sudah menggelora. Aku menarik celana dalamnya dengan agak kasar. Kulihat dia hanya diam saja sambil m! emejamkan mata pasrah. Kuakui inilah pertama kalinya aku melihat wanita telanjang secara nyata. Tapi agaknya aku tidak begitu canggung, sepertinya aku melakukan semuanya dengan begitu alamiah. Tante Anne membuka lebar kedua pahanya begitu celana dalamnya kulepas. Kulihat dengan jelas pepeknya dengan bulu-bulu halus yang dicukur dengan rapi membentuk segitiga di sekitarnya. "Udah sering beginian yah kamu Chris??", tanyanya heran juga melihat aku begitu mantap. "Ehh... ngak kok... baru sekali Tante...", nafasku sudah memburu... kata-kata pun sudah sulit kuucapkan dengan tenang. Kulihat nafas tante Anne juga sudah mulai memburu, berkali-kali ia menarik nafas panjang untuk menenangkan diri. "Jilatin dong Chris...", katanya memelas. Mulanya aku ragu-ragu juga, tapi kudekatkan juga kepalaku ke pepeknya. Tidak ada bau tidak enak sama sekali, tante Anne rajin menjaga kebersihan pepeknya aku kira. Kujulurkan lidahku menjilati dari bawah menuju ke pusar. Beberapa menit aku bermain-main dengan pepeknya. Tante Anne hanya bisa mengerang dan menggelinjang kecil menahan nikmat. Kulihat ia meremas sendiri buah dadanya dan memuntir-muntir sendiri puting susunya. Aku berdiri sebentar, melepaskan semua pakaianku. Bengong dia melihat kontolku yang 18 cm itu. Aku cuman tersenyum kepadanya, dan melanjutkan menjilati pepeknya. Beberapa saat kemudian ia meronta dengan kuat. "Aaahh... ohh God... aaargghhh...", bagaikan gila, dia menjepit kepalaku dengan pahanya, lalu menekan kepalaku supaya menempel lebih kuat lagi ke pepeknya dengan dua tangannya. Aku susah bernafas dibuatnya.
"Lagi... arghh... clitorisnya Chriss... ssshhh... yah... yah... lagi... oooohh...", makin menggila lagi dia ketika aku mengulum clitorisnya, dan memainkannya dengan lidahku di dalam mulut. Aku memasukkan lidahku sedalam-dalamnya ke dalam lubang pepeknya. Bau cairan kewanitaan semakin keras tercium. Pepeknya benar-benar sudah basah. Tiba-tiba dia menjambak rambutku dengan kuat, dan menggerakkan kepalaku naik turun di pepeknya dengan cepat dan kasar. Lalu ia menegang, dan tenang. Saat itu juga aku merasa cairan hangat semakin banyak mengalir keluar dari pepeknya. Aku jilatin semuanya. "Ohhh... God... bener2 hebat kamu Chris... lemes Tante... aahh... ngak kuat lagi deh untuk berdiri... shitt... udah lama ngak begini...", dia terbujur lemas setelah 1/2 jam yang melelahkan itu. Aku cuman tersenyum. Perlahan kutarik kedua kakinya ke tepi tempat tidur, kubuka pahanya selebar-lebarnya dan kujatuhkan kakinya ke lantai. Pepeknya sekarang terbuka lebar. Nampaknya ia masih terbayang-bayang atas peristiwa tadi dan belum sadar atas apa yang kulakukan sekarang padanya. Begitu ia sadar kontolku sudah menempel di bibir pepeknya. "Ohh... ", ia cuman bisa menjerit tertahan. Lalu ia pura-pura meronta tidak mau. Aku juga tidak tahu bagaimana cara memasukkan kontolku ke dalam pepeknya. Aku sering lihat di film-film, dan mereka melakukannya dengan mudah. Tapi ini sungguh berbeda. Lubangnya sangat kecil, mana mungkin bisa masuk pikirku. Tiba-tiba kurasakan tangan tante Anne memegang kontolku dan membimbing kontolku ke pepeknya.
"Tekan disini Chris... pelan2 yah... punya kamu gede banget sih...", pelan ia membantuku memasukkan kontolku ke dalam pepeknya. Belum sampai seperempat bagian yang masuk ia sudah menjerit2 kesakitan. "Aahhhh... sakitt... oooh... pelan2 Chris... aduuh....", tangan kirinya masih menggenggam kontolku, menahan laju masuknya agar tidak terlalu deras. Sementara tangan kanannya meremas-remas kain sprei, kadang memukul-mukul tempat tidur. Aku merasakan kontolku diurut-urut di dalam pepeknya. Aku berusaha untuk memasukkan lebih dalam lagi, tapi tangan tante Anne membuat kontolku susah untuk masuk lebih ke dalam lagi. Aku menarik tangannya dari kontolku, lalu kupegang erat-erat pinggulnya. Kemudian kudorong kontolku masuk sedikit lagi. "Aduhhh... sakkkitt... ooohhh... ssshhhh... lagi... lebih dalam Chriss... aaahhhh", kembali tante Anne mengerang dan meronta. Aku juga merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak sabar lagi kupegang erat pinggulnya supaya ia berhenti meronta, lalu kudorong sekuatnya kontolku kedalam. Kembali tante Anne menjerit dan meronta dengan buas. Aku diam sejenak, menunggu dia supaya agak tenang. "Goyang dong Chris...", dia sudah bisa tersenyum sekarang. Aku ! menggoyang kontolku keluar masuk di dalam pepeknya. Tante Anne terus membimbingku dengan menggerakkan pinggulnya seirama dengan goyanganku. Lama juga kami bertahan di posisi seperti itu. Kulihat dia hanya mendesis, sambil memejamkan mata. Tiba-tiba kurasakan pepeknya menjepit kontolku dengan sangat kuat. Tubuh tante Anne mulai menggelinjang, nafasnya mulai tak karuan, dan tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.
"Ohhh... ooohh... Tante udah mo keluar nih... sshh... aaahh...", goyangan pinggulnya sekarang sudah tidak beraturan. "Kamu masih lama ngak Chris??? Kita keluar bareng aja yuk.... aahhh...", tak menjawab, aku mempercepat goyanganku. "Aahhh... shitt... Tante keluar Chrisss... ooohhh... gile...", dia menggelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku. Aku semakin bersemangat menggenjot. Aku juga merasa bahwa aku bakal keluar tidak lama lagi. "Aahhh... sshh...", kusemprotkan saja cairanku kedalam pepeknya. Lalu kucabut kontolku, dan terduduk di lantai.
End
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Terbuai Kenikmatan Sex May 2nd 2013, 04:00 Aku seorang wanita walau belum pernah menikah tapi sempat berhubungan intim dengan seorang pria kekasihku beberapa tahun yang lalu. Hubungan kami terpaksa berhenti setahun yang lalu ketika orang tuanya yang kaya raya tidak menyetujui hubungan kami tersebut. Terakhir ku dengan mantan kekasihku itu telah menikah dan pindah kekota lain yang tidak ingin kuketahui persisnya dimana.
Saat ini umurku 28 tahun dan bekerja sebagai salah satu karyawan di perusahaan swasta asing sebagai salah satu staf public relation. Gaji yang kuterima cukup lumayan untuk tamatan sarjana publikasi, kemampuanku untuk berkomunikasi dengan baik dan ramah terhadap siapa saja membuat aku dipercaya untuk menghadapi persoalan-persoalan pelik, dan menerima tamu-tamu penting.
Suatu hari aku dipanggil oleh big bossku, dia mengeluh karena ada inspektor dari kantor pusat di Australia yang datang dan nampaknya boss kewalahan menghadapi pertanyaan-pertanyaannya. Aku ditugasi untuk menemani tamu tersebut selama di Jakarta.
Terus terang hatiku agak bergetar ketika pertama kali bertemu dengan Steve. Terus terang dia mempunyai sex appeal yang luar biasa, matanya tajam, mukanya bersih dan bicaranya jernih ditambah pakaiannya yang selalu rapih dan bermerk, termasuk wewangian yang digunakan. Mula-mula aku nervous juga di buatnya, tetapi setelah lama-lama hubungan kami makin relaks. Aku berusaha untuk menyembunyikan ketertarikanku padanya, tetapi dia nampak malah sengaja menggodaku. Mula-mula dia ajak aku makan beberpa kali sampai aku rileks. Terus satu hari dia ajakain aku ke cafe, nemenin dia minum, aku habis dua gelas wine kali padahal aku nggak pernah minum. Aku rasanya nggak mabuk tapi badan aku rada hangat dan rileks. trs dia ngajakin nonton, aku mau aja karena nggak terlalu malam. Karena yang nonton sepi, dia bebas rangkul-rangkul aku. Anehnya aku diem aja, rasanya nyaman dipelukin dia. Ngeliat aku diem aja dia makin berani, mukanya mulai di deketin ke aku tapi aku nolak kalo dia mau cium bibir aku. Tapi tambah parah karena yang dia cium kuping dan leher aku lama-lama lagi. Padahal itu termasuk daerah sensitif. Kelihatannya dia tau aku mulai ser... ser an... tangannya mulai turun ke dada aku dari bahu. Tangannya lihai banget meskipun dari luar putaran-putaran jarinya mampu membuat aku sesak karena buah dadaku mengeras.Tangannya terus aku pegang, tapi yang satu ketahan yang lain aktif, dia berhasil buka kancing-kancing bajuku bagian atas, tangannya muter-muter diatas BHku yang tipis, malu juga rasanya kalau dia tahu pentilku keras banget. Bibirnya yang bermain dileherku, mulai turun ke bahu, dan.... wah gawat ternyata dia sudah menurunkan tali beha dan bajuku sampai ke pinggang, bibirnya bermain dia atas behaku, dan sekali rengut buah dada kiriku terekspos pada bibirnya.......
Begitu buah dada aku terekspos dia nggak langsung caplok tapi pentil aku yang keras disengol-sengol dulu sama hidungnya. Napasnya yang hangat aja sudah berhasil membuat putingku makin keras. Terus dia ciumin pelan pelan buah dadaku yang 34 C itu mula-mula bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua bagian buah dadaku dicium lembut olehnya. Belum puas menggoda aku lidahnya kemudian mulai menari-nari di atas buah dadaku. Aku tak tertahan mulai mendesah. Akhirnya apa yang akau khawatirkan terjadi lidahnya mulai menyapu sekitar puting dan akhirnya..... akh....... putingku tersapu lidahnya... perlahan mula mula, makin lama makin sering dan akhirnya putingku dikulumnya. Ketika akau merasa nikmat dia melepaskannya..... dan kemudian mulai mengecup dari bagian tepi lagi... perlahan mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya putingku. Kali ini putingku digigit perlahan sementara lidahnya berputar putar menyapu puting itu. Sensasi yang ditimbulkan luar biasa, semua keinginanku yang kupendam selama ini serasa terpancing keluar dan berontak untuk segera dipuasi.
Melihat aku mendesah di tambah berani. Selain menggigit-gigit kecil putingku sembari lidahnya menyapu-nyapu, tangannya mulai bermain di lututku. Terus terang aja selama menjanda aku belum pernah ML lagi. Perasaan yang kupendam selama ini kelihatannya mulai bergolak. Itu membuatku membiarkan tangannya menggerayangi lutut dan pahaku. Dia tahu tubuhku merinding menahan nikmat, karena kulitku mulai seperti strawbery titik-titik. Dengan lihai tangannya mulai mendaki dan kini berada diselangkanganku. Dengan lembut dia mengusap-usap pangkal pahaku dipinggiran CDku. Hal ini menimbulkan sensasi dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat duduk tenang lagi, sebentar bentar menggelinjang. Aku sudah tak dapat lagi menyembunyikan kenikmatan yang kualami. Hal ini dia ketahui dengan lembabnya CDku. Jarinya yang besar itu akhirnya tak mampu kutahan ketika dia memaksa menyelinap dibalik CDku dan langsung menemukan clitku. dengan gemulai di amemainkan jarinya sehingga aku terpaksa menutup bibirku agar lenguhan yang keluar tak terdengar oleh penonton lain. Jarinya lembut menyentuh clitku dan gerakannya memutar membuat tubuhkupun serasa berputar-putar. Akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai mengalir keluar di vaginaku. dan dia tahu persis sehingga dia mengintensifkan serangannya. Akhirnya puncak itu datang, kepeluk kepalanya dengan erat dan kuhujamkan bibirku ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Dia dengan sabar tetap mengelus clitku membuatku bergetar-getar seolah tak berhenti. Lubang vaginaku yang basah dimanfaatkan denga baik olehnya. Sementara jari jempolnya tetap memainkan clitku, jari tengahnya mengorek-ngorek lubangku mensimulasi apa yang dapat dilakukan laki-laki terhadap wanita. Aku menggap-menggap dibuatnya.
Entah berapa lama dia membuatku seperti itu dan sudah beberapa kali aku mengalami orgasme, tapi tidak ada tanda-tanda bagaimana dia akan mengakhiri permainan ini. Akhirnya aku yang memulai... gila... entah apa yang mendorongku, tanganku tau tahu meraba-raba selangkangannya..... disana jemariku menemukan gundukan yang mulai mengeras. Begitu tersapu oleh belaianku, gundukan itu berubah menjadi batang hangat yang mengeras. Entah mengapa aku jadi senang menggodanya, jariku terus membelai turun naik sepanjang batang tersebut yang menurutku agar luar biasa ukurannya. Secara perlahan batang tersebut bertambah panjang dan besar menimbulkan getaran-getaran yang membuatku kembali mencapai orgasme. Ketika orgasme tanganku secara tak sengaja meremas-remas bola-bolanya sehingga dia pun terangsang. Sambil mengecup daun telingaku Steve berbisik... shall we... go... Aku tak tau harus bagaimana dan menurutinya saja ketika dia menarik tanganku bangkit dari tempat duduk dan berjalan mengikutinya keluar bioskop melewati mall dan akirnya sampai di lobi sebuah hotel yang menyatu dengan bioskop dan mall tersebut. Langkahku agak tersendat ketika melewati lobi, tetapi jari tanganku tergengam erat padanya dan dia dengan sangat pasti menggiringku kerah lift yang mengantarkan kami ke kamar yang ternyata telah dipersiapkan sebelumnya olehnya. Di dalam lift Steve sempat mencium bibirku dengan lembut seperti mencium kekasihnya ini membuat tubuhku bertambah lunglai. Aku tertegun berdiri di depan kamar yang telah dibuka pintunya oleh Steve, dan dia dengan sopan mempersilahkan aku masuk. Beberapa saat aku berdiam di depan pintu bimbang. Melihat kebimbanganku Steve tidak memberi kesempatan dianggkatnya tubuhku dengan kedua tangannya yang kekar dan dibopongnya kau masuk. Dengan cekatan dia menutup dan mengunci pintu. Aku sempat berontak tetapi kembali bibirnya melumat bibirku cukup lama dan dalam sehingga kenikmatan tak tuntas di bioskop tadi kembali muncul.
Sambil membopong aku Steve terus melumat bibirku dan perlahan namun pasti dia berjalan ke rah tempat tidur ukuran king size yang ada dalam ruang suite tersebut. Aku agak gelisah melihat situasi ini. Steve menyadari hal itu dan tanpa melepaskan ciumannya dia menurunkan tubuhku dengan perlahan tepat dipinggir ranjang. Kami berhadapan berpandangan sejenak, dia tersenyum dan kembali bibirnya mengecup ngecup bibir bawah dan atasku bergantian dan berusaha membangkitkan gairahku kembali. Aku berdesah kecil ketika tangannya memeluk pinggangku dan menarik tubuhku merapat ketubuhnya. Bibirnya perlahan mengecup bibirku, lidahnya merambat diantara dua bibirku yang tanpa sadar merekah menyambutnya. Lidah itu begitu lihai bermain diantara kedua bibirku mengorek-ngorek lidahku untuk keluar. Sapuan lidahnya menimbulkan sensasi-sensasi nikmat yang belum pernah kurasakan, sehingga perlahan lidahku dengan malu-malu mengikuti gerakan lidahnya mencari dan mengikuti kemana lidahnya pergi. Dan ketika lidahku menjulur memasuki mulutnya dengan sigap dia mengulumnya dengan lembut, dan menjepit lidahku diantara lidah dan langit-langit. Tubuhku menggeliat menahan nikmat yang timbul. Aku merasa melayang tak berpijak, pengaruh minuman juga menambah aku kehilangan kontrol. Pada saat itulah aku merasa Steve membuka kancing-kancing gaun malamku yang terletak dipunggung. Tubuhku sedikit menggigil ketika, angin dingin dari mesin AC menerpa tubuhku yang perlahan-lahan terbuka ketika Steve berhasil melorotkan gaun malamku kelantai. Aku membuka mataku perlahan-lahan dan kulihat Steve sedang menatap tubuhku dengan tajam. Dia nampak tertegun melihat tubuh mulusku yang hanya terbungkus pakaian dalam yang ketat. Sorotoan matanya yang tajam menyapu bagian-bagian tubuhku secara perlahan. Pandangannya agak lama berhenti pada bagian dadaku yang membusung. BH ku yang berukuran 34 D memang hampir tak sanggup menampung bongkahan dadaku, sehingga menampilkan pemandangan yang mengundang syahwat lelaki. Tatapan matanya cukup membuat tubuhku hangat, dan dalam hati kecilku ada perasaan senang dan bangga dipandangi lelaki dengan tatapan penuh kekaguman. Aku terseret maju ketika lengan Steve kembali merangkul pinggangku yang ramping dan menariknya merapat ketubuhnya. Tanganku terkulai lemas ketika sambil memelukku Steve mengecup bagian-bagian leherku sambil tak henti-hentinya membisikan pujian-pujian akan kecantikan bagian-bagian tubuhku.
Akhirnya kecupannya sampai di daerah telingaku dan lidahnya secara lembut menyapu bagian belakang telingaku. Aku menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil lepas dari kedua bibirku. Steve telah menyerang salah satu daerah sensitifku, dan dia tau itu sehingga hal itu dilakukannya berkali-kali. Dengan sangat mempesona Steve berbisik bahwa dia ingin menghabiskan malam ini dengan bercinta denganku, dan di amemohon agar aku tak menolaknya, kemudia bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku hingga pangkal leherku. Aku tak sanggup menjawab, tubuhku terasa ringan, tanpa sadar tanganku kulingkarkan di lehernya. Rupanya bahasa tubuhku telah cukup dimengerti oleh Steve sehingga dia menjadi lebih berani. Tangannya kini telah membuka kaitan BHku, dan dalam sekejap BH itu sudah tergeletak di lantai. Tubuhku terasa melayang, ternyata Steve telah mengangkat tubuhku, dibopongnya ke tempat tidur dan dibaringkan secara perlahan. Kemudian Steve menjauhi ku dan dengan perlahan mulai melepaskan pakaiannya secara perlahan. Anehnya aku menikmati pemandangan buka pakaian ini. Tubuh Steve yang kekar dan sedikit berotot tanpa lemak ini menimbulkan gairah tersendiri. Dengan hanya mengenakan celana dalam kemudian Steve duduk di ujung ranjang. Aku berusaha menduga-duga apa yang akan dilakukannya. Kemudian dia membungkuk dan mulai menciumi ujunung-ujung jari kakiku. Aku menjerit kegelian dan berusaha mencegah, namun Steve memohon agar dia dapat melakukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang ditimbulkan. akhirnya aku biarkan dia menciumi, menjilat dan mengulum jari-jari kakiku. Aku merasa, geli, tersanjung dan sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan kenikmatan ini. Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya sangat indah itu. Mataku terbelalak ketika kurasakan perlahan tapi pastibibirnya makin bergerak keatas menyusuri paha bagian dalam ku. Rasa geli dannikmat yang ditimbulkan membuat aku lupa diri dan tanpa sadar secara perlahan pahaku terbuka. Steve dengan mudah memposisikan tubuhnya diantara kedua pahaku. Pertahananku benar-benar runtuh ketika Steve menyapu-nyapukan lidahnya dipangkal-pangkal pahaku. Aku berteriak tertahan ketika Steve mendaratkan bibirnya diatas gundukan vaginaku yang masih terbungkus celana dalam.
Tanpa memperdulikan adanya celana dalam Steve terus melumat gundungkan tersebut dengan bibirnya seperti dia sedang menciumkum. Aku berkali-kali menjerit nikmat, dan persaan yang telah lama hilang kini muncul kembali getaran-getaran orgasme mulai bergulung-gulung, tanganku meremas-remas apa saja yang ditemuinya, sprei, bantal dan bahkan rambut Steve, tubuhku tak bisa diam bergetar, menggeliat, dan gelisah, mulutku mendesis tak sengaja, pinggulku meliuk-liuk erotis secara reflek dan beberapa kali terangkat mengikuti gerakan kepala Steve. Untuk kesekian kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi dan pada saat itu Steve tidak menyianyiakan kesempatan untuk menarik celana dalamku lepas. Aku agak tersentak, tetapi puncak orgasme yang semakin dekat membuat aku tak sempat berpikir atau bertindak apapun. Bukit vaginaku yang sudah lama tak tersentuh lelaki terpampang di depan mata Steve. Dengan perlahan lidah Steve menyentuh belahannya, aku menjerit tak tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik di belahan vaginaku, puncak orgasme tak tertahankan. Tanganku memegang dan meremas ramput Steve, tubuhku bergerta-getar dan melonjak-lonjak. Steve tetap bertahan pada posisinya, sehingga lidahnya tetap bisa menggelitik klitorisku, ketika puncak itu datang. Aku merasa-dinding-dinding vaginaku mulai lembab, dan kontraksi-kontraksi khas pada lorong mulai terasa. Itulah salah satu kelebihanku lorong vaginaku secara refleks akan membuat gerakan-gerakan kontraksi, yang bisa membuat lelaki tak bisa bertahan lama. Steve nampaknya dapat melihat kontraksi-kontraksi itu, sehingga membuat bertambah nafsu. Kini lidah nya semakin ganas dan liar menyapu habis daerah selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan bagian cairanku yang mulai mengalir disedot habis olehnya. Nafasnya mulai memburu. Aku tak lagi bisa menghitung berapa kali aku mencapai puncak orgasme. Steve kemudian bangkit, dengan posisi setengah duduk dia melepaskan celana dalamnya, beberapa saat kemudian aku merasa batang hangat yang sangat besar mulai menyentuh, nyentuh selangkanganku yang basah. Steve membuka kakiku lebih lebar, dan mengarahkan kepala kemaluannya ke bibir vaginaku.
Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa merasakan betapa keras dan besarnya milik Steve itu. Dia mempermainkan kepala penisnya di bibir kemaluanku di gerakan keatas ke bawah dengan lembut, untuk membasahinya. Tubuhku seperti tak sabar menanti tindakan yang selanjutnya. Kemudian gerakan itu berhenti. Dan akau merasa sesuatu yang hangat mulai mencoba menerobos lubang kemaluanku yang sempit. Tetapi karena liang itu sudah cukup basah, kepala penis itu perlahan tapi pasti terbenam, makin lama-makin dalam. Aku merintih panjang ketika Steve membenamkan seluruh batang kemaluannya. Aku merasa sesak, tetapi sekaligus nikmat luar biasa, seakan seluruh daerah sensistif dalam liang itu tersentuh. Batang kemaluan yang keras dan padat itu disambut oleh kehangatan dinding vaginaku yang telah lama tidak tersentuh. Cairan-cairan pelumas mengalir dari dinding-dindingnya dan gerakan kontraksi mulai berdenyut, membuat Steve membiarkan kemaluannya terbenam agak lama merasakan kenikmatan denyutan vaginaku. Kemudian Steve mulai menariknya keluar perlahan-lahan dan mendorongnya lagi, makin lama makin cepat. Sodokan-sodokan yang demikian kuat dan buas membuat gelombang orgasme kembali membumbung, dinding vaginaku kembali berdenyut, kombinasi gerakan ini dengan gerakan maju mundur membuat batang kemaluan Steve seolah-olah diurut, kenikmatan tak bisa disembunyikan oleh Steve, gerakannya semakin liar, mukanya menegang, dan keringat menetes dari dahinya. Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk membuatnya mencapai nikmat. Pinggulku kuangkat sedikit dan kemudian membuat gerakan memutar manakala Steve melakukan gerak menusuk. Steve nampaknya belum terbiasa dengan gerakan dangdut ini, mimik mukanya bertambah lucu menahan nikmat, batang kemaluannya bertambah besar dan keras, ayunan pinggulnya bertambah cepat tetapi tetap lembut.
Akhirnya pertahanannya bobol, kemaluannya menghujam keras dalam vaginaku, tubuhnya ambruk menindihku, tubuhnya bergetar dan mengejang ketika spermanya mencemprot keluar dalam vaginaku berkali-kali. Akupun melenguh panjang ketika untuk kesekian kalinya puncak orgasmeku tercapai. Sesaat dia membiarkan batangnya di dalamku hingga nafasnya kembali teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa, namun harus kuakui kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa dan belum pernah kurasakan sebelumnya. Kami kemudian terlelap kecapean setelah mereguk nikmat.
End
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Arisan Para Suami May 2nd 2013, 03:58
"Apa yang akan aku lakukan di sini?" pikirku ketika tiba di depan pintu gerbang villa itu. Villa tersebut terletak di sebuah bukit terpencil di tengah kerimbunan hutan pinus. Untuk sampai di sana kita harus melalui sebuah jalan kecil yang merupakan jalan pribadi yang menghubungi villa tersebut dengan jalan utama. Di ujung jalan tersebut kita akan menjumpai sebuah pintu gerbang yang kokoh terbuat dari besi memagari sebuah bangunan artistik dikelilingi oleh taman yang asri. Begitu kami mendekati gerbang tersebut, tiba-tiba dua orang laki-laki berpotongan rambut pendek dengan tubuh kekar menghampiri kami. Suamiku segera menyodorkan sebuah kartu nama yang entah dari mana dia peroleh. Kemudian dengan wajah ramah mereka membukakan pintu dan mempersilakan kami masuk.
Di dalam pekarangan villa itu kulihat beberapa mobil telah terparkir di sana dan salah satunya adalah mobil Priyono sahabat suamiku. Keluarga kami dan keluarga Priyono memang bersahabat. Umur kami tidak jauh berbeda sehingga kami mempunyai persamaan dalam pergaulan.
Suamiku seorang pengusaha muda sukses, demikian juga Priyono. Baik suamiku maupun Priyono mereka sama-sama sibuknya. Mereka kelihatannya selalu dikejar waktu untuk meraih sukses yang lebih besar lagi bagi keuntungan bisnisnya. Sehingga boleh dikatakan hidup kami sangat berlebih sekali akan tetapi di lain sisi waktu untuk keluarga menjadi terbatas sekali. Hanya pada hari-hari weekend saja kami baru dapat berkumpul bersama. Dan itu pun apabila suamiku tidak ada urusan bisnisnya di luar kota.
Keadaan itu dialami juga oleh istri Priyono, Novie. Sehingga antara aku dan istri Priyono merasa cocok dan akrab satu sama lainnya. Kami juga selalu mengatur waktu senggang bersama untuk melakukan pertemuan-pertemuan rutin atau rekreasi bersama. Kebetulan istri Priyono, juga agak sebaya denganku. Bedanya dia baru berumur tiga puluh tahun sedangkan aku telah berumur tiga puluh lima tahun. Apalagi wajahnya masih tetap seperti anak-anak remaja dengan tahi lalat di atas bibirnya membuat penampilan istri Priyono kelihatan lebih muda lagi. Selain itu bentuk tubuhnya agak mungil dibandingkan denganku. Badannya semampai namun berbentuk sangat atletis. Maklumlah selain dia secara rutin mengikuti kegiatan latihan di salah satu fitness center, dia juga memang seorang atlet renang. Sehingga warna kulitnya agak kecoklatan-coklatan terkena sinar matahari.
Berbeda denganku yang berkulit agak putih dengan bentuk tubuh yang agak lebih gemuk sedikit sehingga buah dada dan pinggulku lebih kelihatan menonjol dibandingkan dengan istri Priyono. Menurut pandanganku penampilan istri Priyono manis sekali. Ada suatu daya tarik tersendiri yang dimilikinya setidak-tidaknya demikian juga menurut suamiku. Aku tahu hal itu karena suamiku sering membicarakannya dan malahan pernah bergurau kepadaku bagaimana rasanya sekiranya dia melakukan hubungan seks dengan istri Priyono.
Pertemuan kami dengan keluarga Priyono pada mulanya diisi dengan pergi makan malam bersama atau mengunjungi club rekreasi para eksekutif di setiap akhir pekan. Sekali-sekali kami bermain kartu atau pergi berdarmawisata. Akan tetapi ketika hal tersebut sudah mulai terasa rutin, pada suatu saat suamiku dan Priyono mengajak kami untuk ikut menjadi anggota CAPS.
"Apa artinya itu..?" kataku. "Artinya adalah Club Arisan Para Suami atau disingkat CAPS, kalau diucapkan dalam bahasa Inggris jadi kep'es, tuh gagah nggak namanya", jawab Priyono. "Walah, baru tahu sekarang para suami juga kayak perempuan, pakai arisan segala", kataku. "Ini arisan bukan sembarang arisan..", kata Priyono membela diri. "Dahulu mau dinamakan The Golden Key Club, tapi gara-gara Eddy Tanzil maka namanya diganti jadi CAPS, Club Arisan Para Suami", katanya lagi. "Ya sudah kalau begitu.., kalau arisan para suami kenapa istri perlu dibawa-bawa ikut jadi anggota?" debatku lagi. "Rupanya belum tahu dia..!" kata Prioyono dalam logat Madura seraya menunjukkan jempol ke arahku sambil melirik kepada suamiku. Suamiku juga jadi ikut tertawa mendengar logat Prioyono itu.
"Hei, rupanya pake rahasia-rahasiaan segala ya..!" kataku sambil memukul pundaknya. "Iya Mbak.., mereka berdua sekarang ini lagi selalu kasak-kusuk saja. Jangan-jangan memang punya rahasia yang terpendam", tiba-tiba kata istri Priyono menimpaliku. "Eh, jangan marah dulu.. club arisan ini merupakan suatu club yang ekslusif. Tidak sembarangan orang boleh ikut! Hanya mereka yang merupakan kawan dekat saja yang boleh ikut dan itu juga harus memenuhi syarat!" "Syarat apa..?!" "Misalnya para anggota harus terdiri dari pasangan suami istri yang sah! Betul-betul sah.. saah.. saah!" katanya meniru gaya Marisa Haque diiklan TV. "Kalau belum beristri atau bukan istri yang sah, dilarang keras untuk ikut! Oleh karena itu untuk ikut arisan ini perlu dilakukan seleksi yang ketat sekali dan tidak main-main! Jadi nggak ada yang namanya itu rahasiaan-rahasiaan..!" kata Priyono lagi.
"Ah kayak mau jadi caleg saja.. pakai diseleksi segala! Nggak mau sekalian juga pakai Litsus, terus penataran! Arisan ya arisan saja..! Dimana-mana juga sama! Paling-paling Bapak-bapaknya ngumpul ngobrolin cewek-cewek dan Ibu-ibunya ngerumpi sambil comot makanan disana-sini.., akhirnya perutnya jadi gendut dan pulang-pulang jadi bertengkar di rumah karena dengar gosip ini itu!" kataku. "Nah, disini masalahnya. Arisan kita itu bukan arisan gosip, tapi arisan yang sip!" kata Priyono. "Jadi arisan apa pun itu, apa sip, apa sup, apa saham, emas, berlian, Mercy atau BMW, ya akhirnya semua sama saja.., yang keluar duluan hanya gosip?" kataku ketus. "Bukan.., bukan seperti itu. Malahan sebaliknya.., arisan ini justru bertujuan buat mengharmoniskan kehidupan perkawinan antara suami istri!" jawab Priyono. "Lho, untuk itu kenapa mesti arisan..?" kataku lagi. "Boleh nggak diberi tahu Mas?" kata Priyono sambil melirik kepada suamiku. Suamiku tersenyum sambil mengangguk.
"Begini Mbak, terus terang saja, arisan kita itu bentuknya kegiatan tukar-menukar pasangan", katanya. "Pasangan?! Pasangan apa..?" jawabku dengan sangat heran. "Ya itu, pasangan suami-istri", tiba-tiba suamiku menyeletuk. "Mengapa harus ditukar-tukar sih? Dan apanya yang ditukar?" tanyaku karena aku jadi semakin tidak mengerti atas penjelasan suamiku itu. "Walah, penjelasannya panjang.., ini kan jaman emansipasi", kata suamiku. "Memangnya apa hubungannya dengan jaman emansipasi!" aku menyela kata-kata suamiku. "Begini.., kegiatan club ini sebenarnya bertujuan untuk mengharmoniskan kehidupan suami istri dalam rumah tangga", kata suamiku. "Jadi.." "Jadi.., jadi ya kau ikut saja dulu deh! Nanti baru tahu manfaatnya!" kata Priyono menyeletuk. "Nggak mau ah kalau hanya ikut-ikutan!"
"Begini Neng!" kata suamiku. "Singkatnya menurut pandangan para pakar seksualogi dalam kehidupan perkawinan seseorang pada saat-saat tertentu terdapat suatu periode rawan dimana dalam periode tersebut kehidupan perkawinan seseorang itu mengalami krisis. Krisis ini apabila tidak disadari akan menimbulkan bencana yang besar yaitu tidak adanya kegairahan lagi dalam kehidupan perkawinan. Apabila tidak ada kegairahan lagi antara suami-istri biasanya akan membawa akibat yang fatal", kata suamiku lagi. "Misalnya bagaimana?" "Ya dalam kehidupan perkawinan itu secara tidak disadari timbul kejenuhan-kejenuhan. Kejenuhan yang paling utama dalam periode tersebut biasanya dalam masalah hubungan badan antara suami istri, pada periode tersebut hubungan seks antara suami-istri tidak lagi menyala-nyala sebagaimana pada masa setelah pengantin baru. Kedua belah pihak biasanya telah kehilangan kegairahan dalam hubungan mereka di tempat tidur yang disebabkan oleh berbagai faktor. Hubungan badan suami istri tersebut akhirnya terasa menjadi datar dan hanya merupakan suatu hal yang rutin saja. Untuk mengatasi hal itu bagi para pasangan suami istri perlu mendapatkan penggantian suasana, khususnya suasana dalam hubungan di tempat tidur", kata suamiku.
"Ah itu kan hanya alasan yang dicari-cari saja.., bilang saja kalau sudah bosan dengan istri atau mau cari yang lain!" kataku. "Nah, disinilah memang letak masalahnya.., yaitu 'kebosanan'.., dan 'wanita lain'. Hal itu sangat betul sekali.., karena 'kebosanan' merupakan sifat manusia, sedangkan 'keinginan kepada wanita lain' secara terus terang itu merupakan sifat naluri kaum laki-laki secara umum, disadari atau tidak disadari, diakui atau tidak diakui, mereka mempunyai naluri poligamis, yaitu berkeinginan untuk melakukan hubungan badan tidak dengan satu wanita saja. Akan tetapi sifat-sifat ini justru merupakan 'sumber konflik utama' dari krisis kehidupan perkawinan seseorang! Nah!, hal inilah yang akan dicegah dalam kegiatan club itu!"
"Jelasnya bagaimana?" kataku. "Apabila seorang suami menuruti naluri kelaki-lakiannya itu, maka dia cenderung akan melakukan penyelewengan dengan wanita lain secara sembunyi-sembunyi. Mengapa..? Karena dia tahu hal itu akan merupakan sumber konflik dalam rumah tangga yang sangat berbahaya. Pertama-tama karena dia tahu istri tidak menyetujuinya, oleh karena itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi, yang kedua hal itu membuat suatu keadaan yang tidak adil dalam kehidupan suami-istri. Kalau suaminya bisa merasakan orang lain, untuk mendapatkan kenikmatan seksual yang lain daripada istrinya, kenapa istrinya tidak..!"
"Apakah memang demikian problem dari sebuah perkawinan? Aku kira bukan hanya soal seks saja yang menjadi konflik dalam hubungan suami istri, namun juga tentunya ada unsur lainnya!" kataku berargumentasi. "Tidak salah pendapatmu! Memang benar dalam suatu perkawinan banyak unsur yang mempengaruhinya, akan tetapi dalam perkawinan hanya ada dua unsur saja yang paling dominan, ibarat kopi dengan susunya!" kata suamiku.
"Apa hubungan perkawian dengan kopi susu?" tanyaku agak heran. "Begini.." kata suamiku selanjutnya. "Dalam suatu perkawinan sebenarnya merupakan campuran antara dua unsur yang sangat berbeda, yaitu antara unsur 'cinta' dan unsur 'kenikmatan seks'. Kedua unsur ini saling melengkapi dalam hubungan perkawinan seseorang. Unsur cinta adalah merupakan faktor yang dominan yang merupakan faktor utama terjalinnya suatu ikatan batin antara dua insan yang berlainan jenis. Unsur cinta ditandai dengan adanya kerelaan pengabdian dan pengorbanan dari masing-masing pihak dengan penuh keihlasan dan tanpa mementingkan egoisme dalam diri pribadi. Sedangkan unsur kenikmatan seks adalah merupakan unsur penunjang yang dapat memperkokoh dan mewarnai unsur cinta tersebut. Unsur ini ditandai dengan manifestasi adanya keinginan melakukan hubungan hubungan tubuh dari dua insan yang berlainan jenis, adanya kobaran nafsu birahi serta adanya keinginan dari masing-masing pihak untuk mendominasi pasangannya secara egois. Adanya nafsu birahi ini dalam diri kita sebagai mahluk alam adalah wajar dan bukan sesuatu yang memalukan. Nah.., kedua unsur tadi apabila kita ibaratkan seperti minuman tidak bedanya sebagai 'kopi' dengan 'susunya'. Unsur cinta dapat diibaratkan sebagai kopi dan unsur kenikmatan seks dapat diibaratkan sebagai susunya. Kedua unsur yang saling berbeda ini dapat dinikmati dengan berbagai cara. Apakah ingin dicampur sehingga menjadi sesuatu yang baru yang lain rasanya daripada aslinya atau dinikmati secara sendiri-sendiri sesuai dengan rasa aslinya!"
"Jadi apa hubungannya dengan arisanmu sekarang?" "Nah, arisan ini bertujuan untuk membuat keadaan yang adil dan berimbang di antara suami dan istri. Kedua-duanya harus mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan tuntutan dari wanita itu sendiri untuk beremansipasi. Dan hak itu tidak terkecuali walaupun dalam hubungan seks, para istri juga harus diberi kesempatan yang sama seperti para suami. Para istri juga harus dapat memilih kehendaknya, apakah sewaktu-waktu dia ingin minum 'kopinya' saja, atau 'susunya' saja, atau 'kopi susunya'. Masalahnya sekarang, bagaimana mewujudkan hal itu. Kalau dilakukan oleh para suami atau para istri itu secara sendiri-sendiri, maka akan menjadi kacau dan malahan tujuannya mungkin tidak akan tercapai. Oleh karena itu perlu diusahakan secara terorganisir. Yang paling gampang ya, dalam bentuk kegiatan arisan seperti ini", kata suamiku.
"Iya Mbak, siapa tahu akhirnya para istri juga akan dapat menikmatinya.., eh malahan jangan-jangan jadi lebih doyan!" kata Priyono menimpali komentar suamiku. "Ah, kau kayak bensin saja.., langsung nyamber!" kataku. "Kalau begitu bukankah hal itu juga merupakan suatu penyelewengan dalam perkawinan?" tiba-tiba kata istri Priyono berkomentar. "Tentu saja bukan..! Karena apa definisi menyeleweng itu? Seseorang itu dikatakan menyeleweng apabila dia melakukan hal di luar pengetahuan pasangannya. Atau dengan kata lain dia melakukan itu secara sembunyi-sembunyi sehingga pasangannya tidak tahu dan tidak pernah menyetujuinya. Berlainan dengan kegiatan ini. Semuanya terbuka dan melalui persetujuan bersama antara kedua pasangan suami-istri itu", jawab suamiku.
Pada akhirnya setelah menjalani debat yang panjang dalam forum resmi maupun tidak resmi, aku dan istri Priyono mengalah. Resolusi para suami itu kami terima dengan catatan kami ikut dalam kegiatan club ini semata-mata hanya untuk sekedar ingin tahu saja dan tidak ada tujuan lain yang lebih dari itu. Selain daripada itu kami mengalah untuk membuat hati para suami senang. Oleh karena itulah malam ini akhirnya aku berada di tempat ini.
Aku mengenakan gaun dari bahan satin yang agak tipis yang agak ketat melekat di tubuhku. Aku mengenakan gaun ini adalah juga atas anjuran suamiku. Suamiku berkata bahwa aku sangat menarik apabila mengenakan pakaian yang agak ketat dan terbuka. Aku kira pendapat suamiku benar, karena dengan memakai gaun ini aku lihat bentuk tubuhku jadi semakin nyata lekak-lekuknya. Apalagi dengan model potongan dada yang agak rendah membuat pangkal buah dadaku yang putih bersih kelihatan agak tersembul keluar membentuk dua buah bukit lembut yang indah.
Tidak berapa lama kami berdiri di depan pintu, seseorang membuka pintu dan langsung menyalami kami. "Selamat datang dan selamat malam", katanya langsung sambil menyalami kami. "Perkenalkan saya Djodi, tuan rumah di sini, dan ini istriku.., panggil saja Siska!" katanya langsung memperkenalkan seorang wanita yang tiba-tiba muncul. Dandanannya agak menor untuk menutupi kerut wajahnya yang sudah dimakan usia. Tapi secara keseluruhan bentuk tubuhnya masih boleh jugalah. Buah dadanya subur walaupun perutnya kelihatan agak gendut. Kelihatannya dia itu seorang keturunan Cina. Selanjutnya kami dipersilakan masuk ke dalam ruangan tamu.
Bersambung ke bagian 02
Arisan Para Suami 02
Sambungan dari bagian 01
Suasana dalam ruangan itu kudapati biasa-biasa saja. Di sudut-sudut ruangan terdapat makanan kecil dan buah-buahan. Di sudut lainnya ada sebuah bar yang kelihatan lengkap sekali jenis minumannya. Sementara itu suara iringan musik terdengar samar-samar mengalun dengan lembut dari ruang tamu yang besar. Yang membedakannya adalah para tamunya. Kelihatannya tidak begitu banyak, kuhitung hanya ada belasan orang dan wanitanya semua berdandan secantik mungkin dengan pakaian yang lebih seksi daripada yang kukenakan. Demikian juga aku tidak melihat seorang pelayan pun atau petugas catering yang biasanya mengurusi konsumsi dalam pesta-pesta yang diadakan di rumah-rumah mewah seperti ini.
"Silakan.. help your self saja", kata nyonya rumah kepada kami dalam bahasa Inggris logat Cina Singapore. "Memang sengaja para pembantu semuanya sudah disuruh ngungsi.., you know kan, agar privacy kita tidak terganggu!" katanya lagi dengan suara yang genit.
Kami segera berbaur dengan pasangan-pasangan lainnya yang sudah ada di sana. Priyono dan istrinya sedang mengobrol dikelilingi beberapa pasangan lainnya. Aku lihat istri Priyono benar-benar sangat menarik sekali malam itu dengan pakaiannya yang agak tembus pandang membuat mata kita mau tidak mau akan segera terjebak untuk memperhatikannya dengan seksama, apakah dia memakai pakaian dalam di balik itu. Sehingga dalam pakaian itu dia tidak saja kelihatan sangat cantik akan tetapi juga seksi. Melihat penampilan istri Priyono, suamiku jadi sangat antusias sekali. Dia terus memperhatikan istri Priyono tanpa mempedulikanku lagi. Sikap suamiku yang demikian menimbulkan juga rasa cemburu di hatiku. Jadi benar dugaanku, rupanya suamiku benar tertarik kepada istri Priyono. Pantas saja dia sering memujinya bahkan sering mengatakan kepadaku secara bergurau bagaimana rasanya kalau berhubungan kelamin dengan istri Priyono.
Tidak berapa lama kemudian tuan rumah beserta istrinya menghampiri kami. "Mari kita ambil minum dahulu", katanya sambil langsung menuju bar. Salah seorang tamu kemudian bertindak sebagai bar tender. Dengan cekatan dia membuatkan minuman yang dipilih masing-masing orang dan kebanyakan mereka memilih minuman yang bercampur akohol. Kecuali aku dan istri Priyono. Aku memang tidak begitu tahan terhadap minuman beralkohol.
"Anda minum apa?" tanyanya kepadaku dan istri Priyono. "Coca cola saja..!" kataku. "Pakai rum, bourbon atau scotch?" "Terima kasih.., coca cola saja..!" "Oo, di sini tidak boleh minum itu! Itu termasuk minuman kedua yang dilarang di sini..!" katanya dalam nada yang jenaka. "Minuman pertama yang dilarang adalah cola atau lainnya yang dicampur dengan Baygone! Yang kedua minuman yang anda pilih tadi, jadi mau tidak mau harus dicampur sedikit dengan rum atau lainnya. Saya kira 'rum and cola' cocok untuk anda berdua!" katanya lagi sambil terus mencampur rum dan segelas cola serta menaruh es batu ke dalamnya. "Ini.., cobalah dahulu.., buatan bar tender terkenal!" katanya sambil menyodorkan gelas itu kepada kami.
Selesai membuat minuman dia segera bergabung dengan kami. "Anda cantik sekali dengan busana ini", katanya seraya memegang pundakku yang terbuka. Aku agak menjauhinya seketika karena kukira dia mabuk. Tapi sesungguhnya hal itu disebabkan aku tidak terbiasa beramah-ramah dengan seorang pria asing yang belum kukenal benar. "Terima kasih", kataku berusaha menjawabnya. "Dada anda bagus sekali", katanya sambil menatap dalam-dalam ke arah belahan dada gaunku. Dia diam sejenak. Kemudian dia mulai memperhatikanku secara khusus. Kelihatannya dia sedang menilaiku. Aku dapat membacanya dari senyumnya yang tersembunyi. Apabila waktu yang lalu ada seorang laki-laki yang memandang diriku secara demikian maka suamiku mungkin akan segera mengirimkan bogem mentah kepadanya.
Aku pun kemudian mulai memperhatikan penampilannya. Aku berpikir apakah dia laki-laki yang akan meniduriku nanti? Tidak begitu jelek juga, pikirku. Tinggi badannya kira-kira 170 cm, dengan bahu yang bidang dan wajah yang ramah menarik. Aku berpikir rupanya dalam club ini untuk dapat tidur dengan seorang wanita tidak berbeda bagaikan akan membeli seekor sapi saja. Namun secara tidak disadari aku menyukai juga ucapannya itu terutama datangnya dari seorang pria yang tidak aku kenal dan di hadapan suamiku. Kuharap dia dengar kata-kata itu. Kata-kata itu ditujukan kepadaku, bukan kepada istri Priyono. Ya, pada saat itu aku merasa agak melambung juga walaupun hanya sedikit.
Aku segera menghabiskan minumanku. Aku memang selalu berbuat itu, akan tetapi rupanya dia mengartikannya lain bahwa aku ingin segera memulai sesuatu. "Jangan terburu-buru!" katanya. "Kita belum lagi tahu cottage mana yang akan anda tempati", katanya sambil menambah minumanku. "Akan tetapi saya senang sekali apabila nanti kita dapat tempat yang sama dan segera ke sana." bisiknya. Aku menjadi agak terselak seketika. Hal ini disebabkan bukan hanya aku kaget mendengar bisikannya itu, tetapi juga minumanku terasa sangat keras sehingga kepalaku langsung terasa mulai berat. "Saya benar-benar baru pertama kali mengikuti pertemuan ini", tiba-tiba aku berkata secara spontan. "Ohh", katanya agak kaget. Kemudian dia menatapku dengan pandangan yang menyesal. "Saya harap kata-kata saya tadi tidak menyinggung anda." bisiknya dengan nada minta maaf. "Sungguh.. sungguh tidak", kataku sambil memberikan senyuman.
Tidak berapa lama kemudian tuan rumah mengumumkan akan melakukan penarikan nomor arisan. Semula aku mengira tuan rumah akan menarik nama pasangan yang akan mendapat arisan bulan ini sebagaimana arisan-arisan biasa lainnya. Akan tetapi dugaanku meleset. Mula-mula tuan rumah meminta kami untuk berkelompok secara terpisah antara suami istri. Para suami membuat kelompok sendiri dan para istri juga membuat kelompok sendiri. Selanjutnya kami masing-masing diminta mengambil amplop kecil dalam dua buah bowl kristal yang berbeda yang diletakkan pada masing-masing kelompok. Satunya untuk para suami dan satunya lagi untuk para istrinya. Amplop kecil tersebut ternyata berisi sebuah kunci dengan gantungannya yang bertuliskan sebuah nomor.
Aku bertanya kepada wanita di sebelahku yang kelihatan sudah biasa dalam kegiatan ini. "Kunci ini adalah kunci cottage yang ada di sekitar villa ini.." katanya. "Jadi nanti kita cocokkan nomor yang ada di kunci itu dengan nomor bungalow atau kamar di sana." "Terus.." kataku selanjutnya. "Terus..!?" katanya sambil memandang kepadaku dengan agak heran. "Terus..? Oh ya.., kita tunggu saja siapa yang dapat kunci dengan nomor yang sama!"
Tiba-tiba hatiku menjadi kecut. Aku tidak dapat membayangkan apa yang akan dilakukan dalam cottage itu. Apalagi hanya berduaan dengan laki-laki yang bukan suami kita. "Jadi kita hanya dengan berdua dalam cottage itu?" "Ya, karena kuncinya sudah pas sepasang-sepasang!" "Jadi kita tidak tahu siapa yang dapat kunci dengan nomor yang sama dengan nomor kita?" kataku untuk menegaskan dugaanku. "Ya, memang sekarang ini sistemnya berbeda. Dahulu pada waktu club ini disebut The Golden Key Club memang kita bisa ketahui karena para pesertanya mula-mula berada dalam sebuah kamar masing-masing. Jadi kita tahu siapa di kamar nomor berapa. Kemudian baru para suami keluar dan saling tukar menukar kunci kamar mereka dimana para istrinya berada di dalamnya. Sekarang sistem itu telah dirubah. Karena dengan sistem itu ada anggota yang suka curang. Dia memilih pasangan yang diincarnya sehingga timbul komplain dari anggota yang lain. Sekarang masing-masing pasangan mengambil kunci kamar secara diundi dan disaksikan oleh semua anggota. Sehingga sekarang lebih fair karena anggota tidak dapat memilih pasangannya yang diincar terlebih dahulu. Kelemahannya dalam sistem ini ada kemungkinan pasangan suami-istri itu juga akan mendapatkan nomor yang sama. Kalau sudah begitu ya nasibnya lah.., kali ini dia tidak dapat apa-apa."
Sekarang aku baru mengerti mengapa club ini dahulu dinamakan The Golden Key Club. Selesai kami mengambil kunci semua berkumpul kembali di ruang tamu. Tuan rumah meminta kami untuk mengambil gelas sampanye masing-masing kemudian kami bersulang. Aku mereguk sampanye itu sekaligus sehingga kepalaku kini terasa semakin berat. "Dapat nomor berapa?" kata suamiku yang tiba-tiba sudah berada di sampingku. "Nomor delapan..!" jawabku. "Untung..! " "Kenapa untung?" "Ya untung tidak dapat nomor yang sama.., nomorku duabelas!" katanya. "Itu bukan untung tapi cilaka.., cilaka duabelas namanya!" "Ya tapinya untung juga..!" jawab suamiku. "Kenapa..?" "Untung bukan cilaka tigabelas!" jawabnya sambil tertawa. "Sudah percuma berdebat di sini..!" kataku. "Eh kalau Novie dapat nomor berapa ya?" kataku lagi. "Iya ya.., nomor berapa dia, tolong kau tanyakan dong!"
Rupanya aku tidak usah berpayah-payah mencari Novie karena tiba-tiba Priyono dan istrinya sudah berada di dekat kami. "Eh, kamu dapat nomor berapa?" aku berbisik kepada Novie. "Nomor duabelas Mbak.." jawabnya. Aku jadi terhenyak. Jadi maksud suamiku untuk meniduri istri Priyono kini tercapai. Aku segera memberi isyarat kepada suamiku bahwa nomornya sama dengan nomor dia. Suamiku kelihatan berseri-seri sekali ketika menerima isyaratku. Aku jadi agak cemburu lagi melihat tingkahnya. Dia bernyanyi-nyanyi kecil mengikuti irama musik yang mengalun di ruangan itu.
Tidak berapa lama kemudian lampu-lampu di seluruh ruangan itu mulai meredup. Ruangan itu kini menjadi agak gelap dan alunan musik berirama slow terdengar lebih keras lagi. Suasana dalam ruangan itu kini jadi lebih romantis. Aku lihat beberapa pasangan yang mulai berdansa tapi kebanyakan dari mereka menyelinap satu persatu, mungkin menuju cottage-nya masing-masing, tapi ada juga yang masih duduk-duduk mengobrol di sofa.
Tiba-tiba Priyono mengajakku untuk berdansa. Dan sudah barang tentu suamiku segera juga mengajak istri Priyono berdansa. Ketika kami berdansa Priyono mendekapku erat-erat. Begitu sangat eratnya sehingga seolah-olah kami dapat mendengar degub jantung di dada masing-masing. "Kamu dapat nomor berapa?" tiba-tiba Priyono berbisik di telingaku. "Nomor delapan!" jawabku. "Ah, sayang.." "Mengapa?" kataku lagi. "Aku nomor enam!" katanya lagi. "Siapa itu..?" tanyaku. "Aku dengar sih Nyonya Siska, istrinya tuan rumah!" "Wah, enak dong.., orangnya sintal, mungkin tiga hari nggak habis dimakan!" kataku berseloroh. "Jangan ngeledek ya..!" katanya. "Memangnya kenapa..? Kan betul orangnya sintal!" "Potongan seperti itu bukan typeku!" katanya. "Typemu seperti apa sih?" kataku. "Seperti kamu..!" katanya lagi sambil terus mendusal-dusal leherku.
Aku jadi agak bergelinjang juga leherku diciumi Priyono sedemikian rupa. Selama kami bergaul belum pernah dia melakukan hal yang tidak senonoh denganku. Dia sangat sopan terhadapku. Tapi malam ini tiba-tiba saja dia berbuat itu. Apakah karena pengaruh alkohol yang dia minum tadi atau memang selama ini dia juga mempunyai perasaan yang terpendam terhadap diriku. Perasaanku kini jadi melambung kembali. Ditambah dengan pengaruh alkohol yang aku minum tadi, aku merasakan adanya gairah birahi yang timbul dalam diriku ketika berdekapan Priyono sehingga aku pasrah saja leherku didusal-dusalnya.
"Eh, kau ngerayu, atau mabok..? Kenapa dari dulu-dulu nggak bilang!" kataku sambil terus mendekapkan tubuhku lebih erat lagi sehingga buah dadaku terasa menyatu dengan dadanya. "Malu sama suamimu!" "Kenapa malu.., dia sendiri juga sering cerita bahwa dia suka sama istri kamu, eh sekarang dia dapat nomor kamar istrimu lagi!" kataku lagi. "Oh ya..?" kata Priyono. "Kalau aku dulu bilang.., kau terus mau apa?" "Tentunya kita nggak usah payah-payah ikut arisan di sini.. di rumah saja!" "Ah, kau..!" katanya sambil terus menempelkan pipinya ke pipiku. Selanjutnya begitu irama musik hampir selesai, tiba-tiba Priyono meraih wajahku dan langsung mengecup bibirku dengan lembut.
Bersambung ke bagian 03
Arisan Para Suami 03
Sambungan dari bagian 02
Ketika kami kembali ke tempat semula kudapati suamiku dan istri Priyono sudah tidak ada di sana. Aku pikir mereka sudah tidak sabar lagi dan masuk ke cottagenya ketika kami sedang berdansa tadi. Baru saja kami duduk tiba-tiba sepasang suami istri datang menghampiri kami dan mengulurkan tangannya. "Saya Alex.., dan ini istri saya Mira", katanya memperkenalkan diri. Priyono dan aku menyebutkan nama kami masing-masing. Selanjutnya kami berbasa-basi berbincang-bincang sejenak. "Anda dapat nomor berapa?" dia bertanya kepada Priyono. "Enam!" jawab Priyono singkat. "Saya nomor delapan dan istri saya nomor enambelas" katanya. Aku jadi tersentak seketika, demikian juga Priyono. "Itu adalah nomorku", kataku. "Oh ya!" kata Alex agak kaget. "Saya kira anda berdua sudah bernomor sama.., tapi anda kan bukan pasangan suami istri?" katanya lagi. "Ya..!" kataku hampir serempak.
Kemudian dia berpaling kepada Priyono dan mengamit lengannya menjauhi kami. "Bolehkah kita bernegosiasi.." bisiknya kepada Priyono. "Saya lihat anda senang sekali dengan nomor delapan. Sebenarnya saya juga senang dengan penampilannya, akan tetapi saya sudah mempunyai janji dengan nomor enam. Bagaimana kalau kita bertukar nomor? Anda mengambil nomor delapan dan saya nomor enam. Sedangkan istri saya memang sudah sesuai dengan nomor enambelas yang juga kebetulan tuan rumah kita. Memang hal ini tidak diperbolehkan apabila ada anggota lainnya yang tahu. Tapi saya harap hal ini hanya di antara kita saja." Bagaikan mendapatkan durian runtuh, Priyono segera saja mengiyakan. Kemudian kulihat mereka bertukar nomor kunci. "Oh, dear!" kata Alex. "Kali ini saya tidak akan menginterupsi kalian. Lain kali saya harap saya dapat nomor anda lagi!" Kemudian dia melingkarkan tangannya ke tubuhku dan memberikan sebuah kecupan kecil di bibirku. Selanjutnya tidak ayal lagi Priyono segera memegang tanganku dan menuntunku menuju cottage nomor delapan.
Ketika kami memasuki pintu cottage itu aku berpikir di sinilah kemungkinan awalnya perubahan hidupku. Seumur hidupku aku belum pernah melakukan hubungan badan dengan laki-laki lain kecuali dengan suamiku sendiri, akan tetapi hal itu akan berubah dalam waktu beberapa menit ini. Aku akan menjadi seorang istri yang serong dan semuanya ini disebabkan oleh ulah suamiku sendiri. Apakah ada orang yang akan percaya mengenai hal itu? Secara jujur begitulah keadaanku dan itulah apa yang kupikirkan waktu itu. Aku tahu dengan ini aku memberikan suamiku semacam kepuasan seks lain sebagaimana yang dia inginkan.
Begitu memasuki cottage itu Priyono langsung merangkulku dan mulai menghujani wajahku dengan kecupan-kecupan kecil. Dia kelihatan begitu sangat bernafsu sekali terhadap diriku. Aku benar-benar tidak menyangka Priyono dapat bersikap seperti itu. Selama ini kukenal dia wajar-wajar saja apabila bertemu denganku. Apakah pada acara-acara rutin kami atau kesempatan lainnya. Kupikir apakah hal itu akibat pengaruh alkohol yang diminumnya tadi atau mungkin juga memang sejak dahulu dia sudah mempunyai minat yang besar terhadap diriku namun dia terlalu sopan untuk mengungkapkannya dalam kesempatan yang biasa.
Tidak berapa lama kemudian tangannya segera menyusup ke balik busanaku yang memang berpotongan rendah dan menjalar menelusuri punggungku. Tiba-tiba kusadari betapa nikmatnya itu semua. Aku merasakan suatu hal yang luar biasa yang belum pernah kualami sebelumnya, aku merasa bagaikan kembali pada saat-saat dimana aku mengalami ciuman yang pertama dari seorang laki-laki. Hanya kini rasa sensasi yang muncul dalam diriku aku rasakan tidak asing lagi. Aku ingin segera ditiduri.
Ketika bibirnya menempel di bibirku aku pun langsung melumatnya dengan kuat. Selanjutnya dia merenggangkan mulutku dan mendorongkan lidahnya di antara gigiku mencari-cari lidahku yang segera kujulurkan untuk menyambutnya. Sungguh merupakan suatu ciuman yang panjang dan lama sekali. Selanjutnya dengan segera tangannya mulai meraba daerah sekitar buah dadaku. Aku mempunyai suatu kelemahan mengenai buah dadaku, aku maksudkan buah dadaku sangat sensitif sekali. Begitu buah dadaku tersentuh maka praktis akan membuatku terus bergelinjang. Oleh sebab itu ketika tangannya menyentuh langsung puting susuku maka aku menjadi bergelinjang dan meliuk-liuk dengan liarnya. Jari-jariku menghujam di punggungnya menahan suatu perasaan yang sangat dahsyat.
Pada saat tubuh kami terlepas satu sama lainya, nafas kami pun memburu dengan hebat. Dia mulai meneliti busanaku mencari kancing atau pun reitsleting untuk segera melepaskan busana itu dari tubuhku. Akan tetapi busanaku memang hanya mempergunakan karet elastis saja, maka dengan mudah aku segera melepaskan busana itu melalui kepala. Aku tidak mengenakan apa-apa lagi di balik busanaku itu kecuali dua carik pakaian dalam model bikini yang tipis dengan warna yang senada dengan kulitku.
"Saya senang dengan puting susu yang besar", katanya sambil menyentuh puting susuku dengan lembut. "Karena cukup untuk menyusui anaknya dan sekaligus bapaknya." Aku tidak menjawab. Kupikir dalam kesempatan seperti ini dia masih saja bisa berkelakar. Akan tetapi sebenarnya saat itu aku juga ingin berkata kepadanya bahwa aku juga ingin segera menyaksikan bagaimana bentuk tubuh aslinya di balik kemeja dan pantalonnya itu. Namun aku merasa masih sangat malu untuk berkata secara terus terang. Rupanya dia dapat membaca apa yang ada dalam pikiranku. Sehingga selanjutnya kudapati dia mulai membuka kancing kemejanya dan melepaskan kemeja itu dari tubuhnya.
Aku masih teringat bagaimana bentuk dadanya itu dan bagaimana ketika dia memperlakukan diriku. Dadanya kecoklat-coklatan hampir berwarna sawo matang penuh ditumbuhi dengan bulu dada keriting berwarna hitam di tengahnya. Otot-ototnya pun semua kelihatannya sangat kokoh dan seimbang. Ingin rasanya aku menyentuhkan wajah serta puting susuku ke dadanya, dan tidak berapa lama kemudian secara tidak kusadari aku telah melakukan hal itu. Aku mengecup dadanya kemudian puting susunya. Betapa aku menggali kenikmatan dari itu semua.
Ketika aku merapatkan tubuhku ke tubuhnya, aku dapat merasakan gumpalan alat kejantanannya di balik pantalonnya yang sudah menjadi besar dan keras sekali. Dia menggesek-gesekkan alat kejantanannya tersebut ke tubuhku yang hanya mengenakan BH serta celana dalam nylon yang tipis. Sementara itu tangannya telah menyusup ke balik celana dalamku menelusuri daerah sekitar pantatku dan meremas-remasnya dengan kuat daging pantatku yang lembut dan berisi. Selanjutnya dengan serta merta dia melucuti celana dalamku ke bawah kakiku, sementara aku pun merasa semakin bergelinjang dengan hebatnya. Segera saja kulemparkan celana dalam itu dengan kakiku jauh-jauh dari tubuhku. Dia pun kini melepaskan BH-ku sehingga kini tubuhku benar-benar berada dalam keadaan bertelanjang bulat berdiri di hadapannya.
Kemudian Priyono agak menjauh beberapa saat untuk menurunkan reitsleting calananya. Begitu reitsleting diturunkan dalam sekejap pantalonnya pun juga ikut tergusur ke bawah. Dan sudah barang tentu pemandangan selanjutnya yang kusaksikan adalah sebuah alat kejantanan yang sangat besar dan gempal sedang berdiri dengan tegaknya menentang diriku.
Aku tidak melihat banyak perbedaan dengan bentuk alat kejantanan suamiku, akan tetapi yang mengesankan adalah alat kejantanan yang kulihat sekarang adalah milik seorang laki-laki lain walaupun dia sahabat suamiku. Seumur hidupku aku belum pernah menyaksikan alat kejantanan seorang laki-laki dewasa yang begitu dekat jaraknya dengan tubuhku kecuali alat kejantanan suamiku sendiri, apalagi aku sendiri dalam keadaan bertelanjang bulat, dan tidak berapa lama lagi dia akan menyetubuhi diriku dengan alat tersebut. Sehingga secara tidak sadar kurasakan timbul suatu keinginan dalam diriku untuk segera memegang bahkan menghisap alat kejantanan itu, akan tetapi sekali lagi aku masih tidak mempunyai keberanian melakukan hal itu.
Selanjutnya Priyono meraih dan membopong tubuhku yang telah bertelanjang bulat itu ke atas tempat tidur. Aku segera telentang di sana dengan segala kepolosan tubuhku menanti kelanjutan dari dari kesemuanya itu dengan pasrah. Akan tetapi rupanya Priyono belum mau memasukkan alat kejantanannya ke liang kewanitaanku. Dia masih tetap saja berdiri menikmati pemandangan keindahan tubuhku dengan pandangan yang penuh dengan kekaguman.
Tatapan mata Priyono ke seluruh tubuhku yang bugil di lain keadaan juga menumbuhkan semacam perasaan erotis dalam diriku. Aku merasakan adanya suatu kenikmatan tersendiri bertelanjang bulat di hadapan seorang laki-laki asing yang bukan suamiku sendiri dan memperlihatkan seluruh keindahan lekuk tubuhku yang selama ini hanya disaksikan oleh suamiku saja. Sehingga secara tidak sadar kubiarkan tubuhku dinikmati mata Priyono dengan sepuas-puasnya. Malahan ketika tatapan mata Priyono menyapu bagian bawah tubuhku secara reflek aku renggangkan keduabelah pahanya agak lebar seakan-akan ingin memberikan kesempatan yang lebih luas lagi kepada mata Priyono untuk dapat menyaksikan bagian dari tubuhku yang paling sangat rahasia bagi seorang wanita.
Puas menikmati keindahan tubuhku kini tangan Priyono mulai sibuk di seluruh tubuhku. Tangannya mulai meraba dan meremas seluruh bagian tubuhku yang sensitive. Mulai dari buah dadaku yang subur berisi sampai pada liang senggamaku yang ditumbuhi oleh bulu-bulu halus yang sangat lebat. Aku menjadi tambah bergelinjang dan tubuhku terasa bergetar dengan hebat. Secara tidak sadar aku mulai menggoyang-goyangkan pinggulku dengan hebat. Liang senggamaku tambah berdenyut dengan hebat dan terasa licin dengan cairan yang keluar dari dalamnya. Aku heran bagaimana seorang laki-laki yang bukan suamiku dapat membuat diriku menjadi sedemikian rupa. Tidak pernah kubayangkan sebelumnya bahwa aku dapat merasakan gelinjang birahi yang sedemikian hebat dari laki-laki lain yang bukan suamiku.
Tidak berapa lama kemudian dia berlutut di depanku dan merenggangkan kedua belah pahaku lebih lebar lagi. Selanjutnya dia merangkak di antara kedua belah pahaku dan menatap langsung ke arah alat kewanitaanku. Lalu dia membungkukkan tubuhnya agak rendah dan mulai menciumi pahaku yang lama kelamaan semakin dekat ke arah liang kenikmatanku. Kembali aku merasakan suatu sensasi yang hebat melanda diriku. Aku benar-benar merasa semakin bertambah liar.
Aku berteriak liar dengan suara yang sukar dipercaya bahwa itu keluar dari mulutku. Bagaikan serigala yang ganas Priyono segera melumat habis-habisan alat kewanitaanku. Mula-mula dia menjulurkan lidahnya dan mulai menyapu klitorisku dengan sangat halus sekali namun cukup untuk membuatku menjadi lupa daratan. Pinggulku secara otomatis mulai bergerak turun naik bagaikan dikendalikan oleh sebuah mesin dalam tubuhku.
Priyono kemudian menurunkan lidahnya lebih ke bawah lagi dan membuat putaran kecil di sekitar liang senggamaku dan akhirnya dia sorongkan lidahnya dengan mahir ke dalamnya. Aku merasakan darahku menggelegak. Lidahnya terus keluar masuk berputar-putar menari-nari. Betapa tingginya seni permainan lidahnya itu tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata. Lebih jauh dari itu aku tidak tahan lagi dan aku langsung mencapai puncak orgasme yang hebat.
"Sudah.. sudahlah", akhirnya aku berkata. Priyono tetap meneruskan melahap liang senggamaku. Sementara itu aku terus-menerus mengalami orgasme bertubi-tubi namun pada akhirnya dia berhenti juga. Dan pada saat dia mengambil posisi untuk menyetubuhi diriku, aku segera bangkit dan kini tanpa merasa risih lagi aku segera meraih alat kejantanannya yang hangat berwarna kemerah-merahan lalu memasukkannya ke dalam mulutku dan mulai bekerja dengan lidahku di sepanjang alat kejantanannya yang begitu terasa keras dan tegang. Aku merasakan suatu kenikmatan yang lain yang belum pernah aku rasakan. Aku merasakan alat kejantanan Priyono mempunyai aroma yang berlainan dengan alat kejantanan suamiku.
Kini aku baru sadar alat kejantanan dari setiap laki-laki juga mempunyai perbedaan rasa yang khas yang tidak sama antara satu lelaki dengan lelaki lainnya. Bukan saja dari bentuk dan ukurannya akan tetapi juga dari aroma yang dipancarkan oleh masing-masing alat kejantanan itu. Selain itu aku merasakan alat kejantanan laki-laki lain ternyata terasa lebih nikmat daripada alat kejantanan suamiku sendiri. Mungkin hal itu karena aku mendapatkan sesuatu yang lain dari apa yang selama ini kurasakan. Jadi walaupun serupa tetapi tidak sama rasanya.
"Sekarang giliranku untuk meminta berhenti", katanya dengan tenang. Sebenarnya aku enggan melepaskan alat kejantanan yang menggiurkan itu dari mulutku. Aku ingin merasakan betapa alat kejantanannya itu memancarkan sperma dalam mulutku, akan tetapi kupikir tidak akan senikmat sebagaimana bila alat kejantanannya itu meledak dalam rahimku dalam suatu persetubuhan yang sempurna, sehingga kuturuti permintaannya dan membaringkan tubuhku dengan kedua belah kakiku ke atas. Selanjutnya aku menyaksikan sebuah dada yang bidang menutupi tubuhku dan tidak lama kemudian kurasakan alat kejantanannya itu mulai terbenam ke dalam liang senggamaku yang hangat dan basah. Aku jadi agak mengerang kecil ketika alat kejantanan yang besar dan gempal itu memasuki tubuhku.
"Oh, sayang.., sayang", kata Priyono bergumam. "Teruskan.., teruskan! Rasanya dahsyat sekali..!" kataku secara spontan sambil mengencangkan otot liang senggamaku sehinga alat kejantanan Priyono itu terjepit dengan kuat. Kemudian dengan suatu kekuatan bagaikan sebuah pompa hydroulis, liang kewanitaanku menghisap dalam-dalam alat kejantanan itu sehingga terasa menyentuh leher rahimku.
Secara perlahan-lahan dia mulai menggerakkan tubuhnya di atas tubuhku. Untuk beberapa saat aku telentang tanpa bergerak sama sekali menikmati diriku disetubuhi oleh seorang laki-laki yang bukan suamiku. Sungguh sulit dipercaya, aku merasa hal ini sebagai suatu mimpi. Seorang laki-laki lain yang bukan suamiku kini sedang memasukkan alat kejantanannya ke dalam tubuhku dan aku pun sedang menggali semua kenikmatan darinya.
Selanjutnya aku mulai menggoyang-goyangkan pinggulku dalam suatu putaran yang teratur mengikuti gerakan turun naik tubuhnya. Dengan garang Priyono terus-menerus menikamkan alat kejantanannya sedalam-dalamnya ke liang senggamaku secara bertubi-tubi. Alat kejantanannya dengan teratur keluar masuk dan naik turun di liang senggamaku yang membuka serta meremas dengan erat alat kejantanan itu. Aku merasakan persetubuhan yang sedang kami lakukan ini betul-betul sangat hebat. Dan kesemuanya ini disebabkan oleh alat kejantanan seorang laki-laki lain yang bukan suamiku.
Selanjutnya Priyono mulai menghujamkan tubuhnya ke tubuhku semakin kuat dan semakin kencang. Kami jadi bergumulan dengan hebat di atas tempat tidur saling cabik mencabik tubuh masing-masing. Tubuh kami bersatu dan merenggang dengan hebat. Setiap hunjamannya membawaku ke suatu alam fantasi yang jauh entah dimana yang tidak pernah kuketahui dan belum pernah kualami sebelumnya. Yang aku tahu pada saat itu hanyalah suara desahan kenikmatan yang keluar dari mulut kami masing-masing.
Tiba-tiba puncak dari itu semua, kurasakan alat kejantanannya yang berada dalam liang senggamaku menjadi sedemikian membesar dan tegang dengan keras. Liang senggamaku pun terasa berdenyut lebih keras lagi dan akhirnya aku merasakan suatu cairan yang hangat dan kental terpancar dari alat kejantanannya membanjiri liang senggamaku. Nafas Priyono dengan kuat menyapu wajahku. Saat yang mendebarkan itu berlangsung lama sekali. Sangat sukar aku lukiskan betapa kenikmatan yang kualami dari kesemuanya itu. Akhirnya kami terbaring dengan segala kelelahan namun dalam suatu alam kenikmatan lain yang belum pernah aku alami bersama suamiku. Yang terang ketika Priyono menarik alat kejantanannya dari liang senggamaku, aku merasakan ada sesuatu yang hilang dari dalam tubuhku.
Sisa malam itu tidak kami sia-siakan begitu saja. Kami menghabiskan sisa malam itu dengan melakukan hubungan intim beberapa kali lagi bagaikan sepasang suami-istri yang sedang berbulan madu dalam suatu hubungan persetubuhan yang sangat dahsyat dan belum pernah kualami bersama suamiku selama ini. Kami terus berasyik-masyuk sampai saat-saat terakhir kami kembali ke rumah masing-masing ketika hari sudah menjelang subuh.
Keesokan harinya ketika aku terbangun, aku merasa bagaikan seorang wanita yang baru dilahirkan kembali. Demikian pula suamiku. Aku merasakan adanya suatu kesegaran dan kecerahan lain dari yang lain dan penuh dengan semangat kegairahan hidup. Hal ini membawa pengaruh kepada hari-hariku selanjutnya. Aku merasa mendapatkan suatu horizon baru dalam kehidupan. Demikian juga suamiku, kurasakan cinta kasih kami semakin bertambah dari waktu-waktu sebelumnya. Kehidupan rumah tangga kami serasa lebih harmonis penuh dengan keceriaan dan kegembiraan daripada waktu-waktu yang lalu. Dengan demikian tidak mengherankan kiranya apabila aku dan suamiku terus menghadiri arisan itu beberapa kali dan selama itu pula aku telah dapat merasakan berbagai macam type alat kejantanan laki-laki dalam berbagai macam bentuk dan ukuran serta berbagai macam tehnik permainan hubungan kelamin dengan para suami orang lain. Akan tetapi yang penting dari kesemuanya itu, di lain keadaan, aku menyadari suatu hal yang selama ini tidak pernah terpikirkan maupun kubayangkan sebelumnya, bahwa alat kejantanan suami kita sendiri sesungguhnya juga mempunyai suatu keistimewaan tersendiri. Aku dapat mengetahuinya kesemuanya itu karena aku telah dapat membandingkannya dengan alat kejantanan dari suami-suami orang lain.
TAMAT
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Binalnya Ibu Muda May 2nd 2013, 03:57 Malam semakin larut saat Rianti belum bisa memicingkan matanya, sudah sebulan suaminya tidak memberikan kemesraan diatas ranjang semenjak mereka menempati rumah barunya. Mungkin karena kesibukan kerjanya membuat Anto seperti tidak memperdulikan isterinya, padahal mereka masih terhitung pengantin baru meskipun masa perkawinan mereka telah berjalan tiga tahun dan belum mempunyai anak. Kepindahan Rianti itu dari pondok indah mertuanya, karenakan berbagai sebab
Gunjingan dari pihak keluarga suaminya, alias ibu mertua telah membuat perempuan cantik yang berusia 25 tahun itu tidak lagi mau menggunakan akal sehatnya, demi untuk bisa hamil Rianti telah menempuh jalan pintas. Ranti tak ingin dikatakan wanita mandul padahal Rianti sudah banyak datang kepada dokter ahli kandungan dan semua dokter mengatakan bahwa Rianti sangat sehat dan subur, kedua pasangan suami isteri itu adalah pasangan yang tidak mandul, bahkan keturunan dari kedua belah pihak orang tua mereka banyak mempunyai anak.
Mungkin Tuhan belum menghendaki pasangan suami isteri itu untuk mempunyai keturunan, akhirnya jalan pintas telah ditempuh Rianti, dengan mengalahkan logikanya sebagai seorang perempuan yang mempunyai latar belakang pendidikan sarjana ekonomi, dan sang suami ikut pula mendukung isterinya untuk menempuh jalan alternatip tersebut dengan mendatangi orang orang pintar alias dukun yang dianggap akan mampu memecahkan persoalan rumah tangga mereka. Demi cinta pada isterinya Anto rela berpayah payahmencari informasi dimana adanya orang pintar yang akan dikunjunginya.
Pada saat makan siang disebuah rumah makan yang sederhana dekat dengan kantornya, sepintas Anto mendengar pembicaraan pemilik rumah makan itu, seorang perempuan setengah baya namun masih nampak kecantikan dan kesintalan tubuhnya. Dari Mbak Retno pemilik rumah makan tersebut Anto akhirnya mendapatkan informasi bahwa ada orang pintar yang bernama Mbah Barja, karena sang pemilik rumah makan sering mengunjungi Mbah Barja untuk mendapatkan sesuatu agar rumah makannya tetap selalu laris.
Maka berangkatlah pasangan suami isteri tersebut menuju sebuah dusun yang sangat terpencil yang jauh dari keramaian ibu kota, yaitu sebuah dusun bernama tengger yang ditempuh dalam waktu hampir lima jam dengan kendaraan roda empat. Dengan mengendarai mobil pribadi, Setelah tanya sana sini akhirnya Anto dan Rianti sampai juga pada sebuah rumah yang sangat sederhana bentuk bangunannya terbuat dari dinding papan dan agak jauh dari desa tengger sendiri. Rumah dukun tersebut menyendiri terpencil dan jauh dari rumah para penduduk setempat.
Rumah mbah barja terletak dibawah rimbunan pohon bambu betung namun tampak bersih dan rapih jauh dari kesan yang menyeramkan. Lalu pasangan suami isteri itu langsung disambut oleh mbah barja sendiri, karena memang lelaki itu hanya tinggal sendirian dirumah yang ditempatinya. Mbah Barja berusia 50 tahun masih nampak sehat dan kekar dengan postur tubuhnya yang tinggi besar bahkan orang tak akan menyangka kalau mbah barja telah berusia 50 tahun. Lelaki tua itu masih nampak seerti berumur 40 tahunan. Dengan hanya memakai celana komprang hitam bertelanjang dada, mbah barja mempersilahkan Anto untuk masuk kedalam rumahnya sambil memandang pada Rianti. Pada saat mbah barja menatap Rianti, perasaan isteri Anto yang cantik itu serasa terhanyut terbuai oleh alunan gelombang laut dan gairah birahi kewanitaannya serasa ada sesuatu yang menggelitik sekujur tubuhnya.Namun perasaan itu hanya sebentar saja seperti didalam mimpi.
Sebelum Anto menceritakan niat dan tujuan kedatangan mereka, mbah barja telah lebih dahulu berbicara, " Tentu kalian datang kemari hanya untuk berobat agar mempunyai anak " bukankah begitu Mas.
Ya benar mbah jawab Rianti penuh semangat
Mbah koq tau ya kalau tujuan kami kesini untuk itu sambung Anto
Mbah barja hanya tertawa kecil seraya berkata : " perkara itu perkara mudah" asalkan kalian mau memenuhi syarat syaratnya yang kuminta, sebagai sarana pengobatannya.
"Apa itu syaratnya mbah jawab Anto dan Rianti berbarengan".
Lalu mbah barja dengan memejamkan matanya bicara seperti orang yang berbisik namun jelas dapat didengar oleh Anto dan Rianti.
Pertama kalian sediakan minyak wangi kemala dan kain hitam tipis dua meter, dan untuk selanjut saya akan memeriksa dulu mas Anto, mungkin ada sesuatu yang jadi penghalang dari dalam tubuhmu. Dengan memegang telapak tangan Anto mbah barja berkemak kemik membaca mantra. Tiba tiba saja Anto menjerit, sekujur tubuhnya seperti kepanasan seperti tersiram air panas. Kemudian mbah barja berkata bahwa didalam tubuh Anto tidak ada gangguan apa pun dan juga tidak dari gangguan makhluk halus.
Ketika tiba pada giliran isterinya Rianti, tiba tiba saja Rianti tertawa ngikik seperti kuda liar, dengan tubuh bergetar berkejat kejat Rianti tertawa tanpa henti. Dalam perasaan Rianti diliang vaginanya seperti ada yang menggelitik, saking tak dapat menahan nikmatnya hingga isteri Anto itu tertawa terkikik menahan rasa geli yang aneh. Lalu kemudian mbah barja bicara perlahan dan dengan jelas dapat didengar oleh Anto. " mas isteri mu ada sesuatu yang mengganggu dari dalam tubuhnya yang tidak nampak oleh kasat mata, hanya dapat dirasakan melalui netra batin, lalu mbah barja memandang pada isterinya sambil berkata :
Bagaimana bu apa yang ibu rasakan tadi, Rianti tak dapat menjawab hanya tertunduk diam bercampur rasa jengah. Nah untuk itu, ibu harus menetap tinggal disini beberapa hari, kata mbah barja, dan itu kalau suami ibu tidak keberatan, "mas Anto cepat carikan minyak wangi yang saya pesan itu sebagai syaratnya, lagi pula barang itu agak sulit didapat, keciali hanya banyak dijual di toko minyak wangi orang orang arab dikota. Anto belum memberikan jawaban saat mbah barja sudah masuk kedalam kamarnya untuk mengambil sesuatu. Dan tak berapa lama mbah barja telah kembali kehadapan mereka dengan membawa dua mangkuk minuman Nah.. mas Anto dan isterinya silahkan diminum dulu jamu buatan saya biar tubuh kalian tidak terasa capek setelah perjalanan jauh.
Kemudian pasangan suami isteri itu meminum jamu pemberian mbah barja, tak berapa lama perasaan Anto bagaikan orang tidak mempunyai perasaan susah ataupun sedih, Anto selalu merasa enjoy seperti orang yang dimabuk ganja. Dan setiap pertanyaan mbah barja selalu dijawab ya dan ya, tanpa ada bantahan. Lain lagi halnya dengan Rianti perasaannya diliputi dengan rasa sangat menyukai pada lelaki tua itu, didalam perasaannya selalu berandai andai, andaikan suaminya seperti mbah barja ini, bertubuh kekar dan gempal dengan kulit kehitaman, dan dalam pandangan Rianti mbah barja semakin Nampak macho hingga menggelitik birahi kewanitaannya.
Tiba tiba mbah barja berbisik pada Anto, mas isterinya mas akan saya mulai dengan pengobatan awal dulu ya, dan Anto pun mengangguk setuju, mbah barja lalu menggandeng lengan Rianti diajak masuk kedalam kamar yang biasa dipakai oleh mbah barja untuk mengobati pasiennya. Perasaan Rianti campur aduk antara penasaran dan senang. Begitu hebatnya dukun ini pikir Rianti, namun ia begitu sangat senang akan bisa punya anak setelah berobat pada orang tua ini.
Setelah keduanya berada didalam kamar, mbah barja lalu mendudukkan Rianti disebuah kursi yang tanpa sandaran, dari arah belakang mbah barja berbisik ditelinga Rianti. " Apa ibu sudah siap untuk menjalani syarat syaratnya seperti yang kita sepakati"
" Ya ya ya mbah…ka ka kalau itu sebagai jalannya " jawab Rianti dengan sedikit gagap
" ibu sudah kepingin sekali khan punya anak" Ya mbaah, makanya kami datang kesini
Bisikan mbah barja ditelinga Rianti terasa begitu mesra dan hangat, karena sambil berbisik mbah barja menggigit kecil daun telinga ibu muda itu, dan batang kejantanan mbah barja serasa membesar dan panjang dalam celana komprangnya menggesek gesek punggung Rianti. Perempuan cantik itu tanpa sadar mulai mendesah nikmat, ketika dengan kedua telapak tangannya yang berjari jari besar, mbah barja meremas lembut kedua bukit kembar Rianti.
Isteri Anto semakin mandah saja ketika mbah barja meloloskan pakaian atasnya, maka nampaklah buah dada Rianti yang mulai mengeras dengan kedua putingnya dari balik kutang yang berwarna hitam, dan sangat kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dengan dengus nafas penuh birahi mbah barja menjilati leher jenjangnya sambil meremas remas susu Rianti yang masih mengkal yang belum pernah menyusui anak itu. " Ooooh mmmmbah agggh " Rianti melenguh nikmat saat kedua puting susunya dipelitir jari bah barja, tersembulah keluar bukit indah itu setelah penutup puncak bukitnya ketika pengaitnya dilepas mbah barja, dengan lincah lidah mbah barja menjilati kedua putingnya, dan dengan sedikit gemes dengan deru nafas yang memburu, mbah barja menggigit kelembutan susu yang masih padat itu. "Uuugh mbah bah", Rianti semakin diamuk birahi ketika mbah barja membaringkannya diranjang jati sambil memelorotkan celana dalam perempuan cantik itu yang mulai basah oleh cairan kewanitaannya.
Rianti menjerit nikmat saat jari tengah mbah barja yang besar dan kasar itu menerobos masuk kedalam liang vaginanya, dengan perlahan berirama lembut mengorek ngorek jari mbah barja keluar masuk diliang vagina Rianti, " Aduh mbah koq gini rasanya mbaaaah ampuuuun".
" Kenapa bu…enak apa enak, ayo bilang
" Ouugh eeeeenaknya mbaaah" tapi sedikit nyeri.
" Ya ini baru jari saya bu… memang dasarnya memek ibu yang masih sempit karena belum punya anak, jadi sedikit sakit, Tapi suka khan buuu.
" Bukan itu tu tu mbah, jari mbah besar sekali rasanya…. Agggghhh mbah memang enaaaak.
Nanti ibu tak kasih yang enak lagi, Nieh rasakan ya…., dengan meremas lembut susu Rianti yang kian mengeras putingnya, mbah barja langsung menjilati liang vagina yang terasa begitu wangi saat mbah barja mengendusnya, wangi khas wanita yang mulai dilanda birahi , tubuh ibu muda itu bergetar berkejat kejat ketika dengan rakus mbah barja mengisap isap klitorisnya seperti mengisap permen karet.
Dan tanpa sadar Rianti meraih sesuatu pada selangkangan mbah barja, tangannya gemetar saat menyentuh batang kejantanan mbah barja yang masih tersembunyi didalam celana komprangnya. Begitu menakjubkan penis lelaki tua itu terasa panjang dan besar sekali dalam genggamannya.
" Ibu suka ya dengan yang besar panjang ? " Ayo bilang aja gak usah malu "
Gak tau mbaaah… saya takut eh gimana ya, punya suami saya gak segini besarnya, ini empat kali lipat dari punya mas Anto Mbah, dengan gemasnya Rianti meremas batang kejantanan mbah barja. Rianti mulai diliputi rasa gairah tinggi saat menyentuh batang kejantanan milik lelaki tua itu dari luar celana komprangnya.
" Ouuuugh gitu ya mbaaaaaah heeessssss, Rianti melenguh panjang saat isapan mbah barja pada klotrisnya sangat kuat dan liar seraya menggit lembut daging lebih itu.
Jari tengah mbah barja lalu mengobok obok liang vaginanya, dan tanpa sadar bagai orang kesurupan Rianti menjerit histeris menahan nikmat " Agggggh uuuh ampuuuuun mbah ", dengan kepala menggeleng kekanan kekiri dengan biji mata terbeliak keatas Rianti akan mulai mencapai puncak orgasmenya yang pertama. Namun dengan tiba mbah barja menghentikan kocokannya pada liang vagina yang hendak meledak itu.
" Ouugh mbah kenapa berhenti mbaaaaah, terus terus mbah tolooong mbah diterusin "
Rianti merengek rengek pada mbah barja karena pada saat dipuncak klimaksnya mbah barja menghentikan aksinya mengeksplorasi tubuh sintal ibu muda itu. Rianti bagai orang kesurupan disaat kenikmatannya tertunda. Disaat Rianti mengerang kecewa, sesuatu yang hangat menyentuh bibir sensualnya, rupanya mbah barja telah melorotkan celana komprangnya maka nampaklah batang kejantanannya yang hitam besar yang langsung ditempelkan ke bibir Rianti. Puncak birahi yang tertunda itu telah membuat Rianti tanpa merasa jijik lagi menjilati penis mbah barja, dan dengan rakusnya Rianti mengisap batang kejantanan lelaki tua itu.
" Ya ya terussss bu, terus iseeep, Ooooh ibu pinter pinteeer teunaaan" sambil meremas susu ibu muda itu, mbah barja mengerang nikmat dengan kepala tengadah kelangit langit kamar. Gejolah darah Rianti serasa menyentak ubun ubunnya, batang kejantanan yang berada dalam mulutnya itu walau tidak bisa ditelan semua membuat birahinya kian memuncak.
Tubuhnya serasa bergetar hebat kewalahan saat menerima kenikmatan mengisap penis mbah barja, rasanya panas penis itu didalam mulutnya, dan batang kejantanan mbah barja semakin nampak membesar dan panjang dalam genggamannya nampak begitu perkasa. Rianti sudah tidak sabar lagi segera disetubuhi, tanpa rasa malu malu akhirnya Rianti merengek dengan mata sayu mengundang birahi, Rianti lalu semakin melebarkan kedua kakinya. Mbah barja cukup mengerti dan pengalaman dalam hal menundukkan birahi liar setiap perempuan yang akan meledak dipuncaknya. Namun mbah barja punya tujuan lain terhadap pasiennya yang satu ini, selain wanita ini cantik bertubuh molek juga memiliki sesuatu yang sangat berharga didalam tubuhnya, sesuatu yang akan menambah ilmu kesaktiannya, bila dapat dipersembahkan pada makhluk halus piaraannya yang juga sebagai gurunya. Maka untuk itu mbah barja akan membuat Rianti pasrah dan menurut pada kehendak dan tujuannya. Isteri Anto yang cantik itu akan dibuatnya tergila gila dengan permainan nafsu birahinya. Dengan lembut mbah barja berbisik ditelinga Rianti :
" Aku akan memberikan kenikmatan kepadamu wahai budak nafsuku bisik hati dukun itu, " dan nikmatilah sekarang nyonya cantik". Lalu dengan liar dan buas mbah barja menjilati liang vagina Rianti dengan mendekap erat kedua bongkahan pantatnya yang indah itu. Ibu muda itu menjerit nikmat disenja hari disaat mata hari hendak terbenam. Rianti meracau tak karuan ketika lidah mbah barja serasa panjang bercabang dan bergerigi menusuk nusuk sampai kedasar mulut rahimnya. " Ouuuugh ya yaaa terus teruuuus mbah ampun mbah, tubuh Rianti melengkung keatas dengan berkejat kejat bagaikan penari erotis, kedua tangannya dengan erat memegang kepala mbah barja untuk semakin dalam dibenamkan diselangkangannya. Rambutnya yang panjang sepinggang sampai terlepas dari sanggulnya, awut awutan namun semakin nampak menggairahkan dalam pandangan dukun tua itu, jeritan histeris ibu muda yang mencapai dipuncak birahinya begitu indah menggeletar berkejat kejat. Akhirnya Rianti mendapatkan juga kenikmatan yang tertunda tadi, tubuhnya serasa luluh lantak didera pusaran badai birahi, kenikmatan itu hanya didapatnya dengan keistimewaan lidah mbah barja yang dapat memanjang dan bercabang bagaikan lidah ular phyton. Ibu muda dalam keadaan lemas saat melepas puncak birahinya, namun mbah barja ingin memberikan kesan pelajaran berharga kepada Rianti, lalu dukun itu mengocok ngocok batang penisnya, dan disaat hendak meledak lahar panasnya, mbah barja mendekatkan batang kejantanannya pada mulut Rianti, " Ayo buuu minum ini pejuhku" dengan sedikit memaksa mbah barja mengangkat kepala ibu muda itu, lalu semburan sperma lelaki tua itu memenuhi rongga mulut Rianti.
" Ayo buuu…telan semuanya ini obatnya" ibu muda itu bagai orang kehausan saat menelan pejuh mbah barja, dan ia rasakan seperti rasa telur setengah masak yang dicampur madu. Rianti baru kali ini menelan sperma laki laki, namun karena gairah birahi, semuanya itu tidak membuat ia menjadi jijik, bahkan ia rasakan seperti membangkitkan kembali nafsu birahinya.
Prosesi pengobatan pertama telah membawa dampak yang menakjubkan dalam jiwa Rianti, hingga ia berangan angan untuk minta selalu disetubuhi oleh mbah barja saat itu juga. Begitu memukau dan menakjubkan kenikmatan yang telah diterimanya. Sementara mbah barja masih menanti saat yang tepat untuk menyetubuhi perempuan cantik itu dengan sempurna. Ketika alam sadarnya menyentuh simpul syaraf dibenaknya, Rianti seperti bertanya tanya dalam hati, Oh apa yang baru kulakukan tadi, bayangan dirinya yang dikerjai oleh mbah barja seperti hilang timbul dalam ingatannya. Rianti masih ingat sewaktu ia dibawa masuk oleh dukun itu kedalam kamar, setelah itu ada sesuatu yang menjalari didalam tubuhnya, suatu gairah nafsu birahi yang tak dapat terbendung dan begitu sangat menggebu gebu, sampai sampai ia rela mengoral penis besar dukun itu dan juga menelan pejuhnya. Padahal terhadap suaminya tidak pernah ia lakukan itu, maka dalam hatinya timbul rasa heran dan juga penasaran, apakah dirinya telah menjadi perempuan yang binal, dan bukan lagi sebagai isteri yang setia setelah berjumpa dengan mbah barja dukun perkasa ini.
Dengan rasa cemas Rianti merapikan pakaiannya, ia tau suaminya sedang berada diruang tamu menunggunya, Rianti tak ingin suaminya tahu apa yang telah ia perbuat bersama mbah barja saat berada didalam kamar tadi. namun rasa cemas itu menjadi sirna seketika. Lalu mbah barja berbicara pada Rianti sambil mencium bibirnya dengan meremas buah dadanya. Jangan kuatir… suami ibu tertidur nyenyak saat kita berada dikamar ini. Dan memang begitu keadaannya disaat Rianti keluar dari kamar mbah barja, nampak suaminya tertidur nyenyak di kursi bamboo yang ada diruang tamu. Anto tidak merasakan apa apa sama sekali, bahkan ia tidak tahu menahu, ketika didalam kamar sang dukun itu, isterinya dalam cengkraman gairah liar menapaki jejak birahi yang menakjubkan naluri kewanitaanya.
Anto hanya ingat bahwa isterinya sedang diobati oleh dukun tua itu dan masuk kedalam bilik. Samar samar Anto mendengar percakapan isterinya dengan mbah barja didalam kamar lalu ia tertidur, yang kemudian ia terbangun karena suara obrolan mereka seperti sudah begitu akrabnya ketika telah berada diruangan tamu.
" bagaimana mbah apa sudah selesai " kata anto
" Sudah mas" jawab Rianti, proses pengobatannya gak lama koq mas.
" Ya sudah selesai proses awal pengobatan " jawab mbah barja, dan tinggal kesedian isteri mas Anto sendiri, apakah isteri mas mau tinggal beberapa hari digubuk saya ini untuk kelanjutan pengobatannya. Jantung Rianti semakin berdebar debar tak karuan saat mbah barja bicara kepada suaminya.
" Gimana Rianti apakah kamu bersedia sementara untuk tinggal ditempat yang sunyi ini "
Lidah Rianti serasa kelu untuk menjawab pertanyaan suaminya, lalu mbah barja berkata pada Rianti, " Ibu boleh tinggal ditempat ini dalam rangka pengobatan selanjutnya " mbah barja menatap pada matanya Rianti, tiba tiba saja sekujur tubuh ibu muda itu bergetar seperti melayang kealam tanpa rasa, lalu bayangan kemesraan antara dirinya dengan mbah barja yang barusan terjadi teringat kembali dibenaknya. Gairahnya yang liar tadi bersama mbah barja semakin memacu libidonya. Dan badai kenikmatan berahi itu belum sempurna ia terima, ibu muda itu menuntut untuk segera dituntaskan badai birahinya.
" Ya mbaaah" saya mau tinggal ditempat ini, dengan suara manja sedikit genit
Rianti menjawab pertanyaan dukun itu. dan juga bagaimana dengan suami saya mbaaah. " Oh Suami ibu biar pulang dulu untuk menyediakan persyaratan yang saya minta itu ", dan besok mas anto harus datang lagi dengan membawa minyak kemala dan kain hitam. Lalu setelah usai Maghrib Anto pun meninggalkan isterinya didusun tengger untuk kembali ke Jakarta.
Malam semakin larut dan dingin saat Rianti tinggal dirumah dukun itu, malam itu adalah malam badai birahi, didalam dekapan mbah barja Rianti berkali kali mengalami orgasme saat mendakinya, meski belum disetubuhi secara utuh dan sempurna oleh dukun tua itu. Dalam keadaan keduanya telanjang bulat sambil berdiri mbah barja menggesek gesekan batang kejantanannya pada belahan bongkahan pantat bahenol Rianti, dengan tangan kirinya mbah baraja meremas membelai susu mengkal ibu muda itu, dan tangannya yang satu mengorek ngorek liang vagina Rianti yang masih sempit, dengan dengus nafasnya yang memburu lidah mbah barja menelusuri leher jenjang perempuan cantik itu, Desahan nikmat yang keluar dari mulut Rianti tak henti hentinya melenguh seperti suara ular yang mendesis " Ooohh hesssss mbah ampuuuuuuun enaknya mbaaaaaaaaaaaaaah, ampuuuuun mbah aku gak tahaaaaaaaan mbah, setubuhi aaaaaku mbah. Batang kejantanan mbah barja dirasakan Rianti begitu terasa panas membelai bongkahan pantatnya, dan pilinan jari lelaki tua itu pada putting susunya semakin membuat sukmanya melambung keawang awang, jari tengah mbah barja dengan sangat gencar mengobok obok liang vaginanya hingga melelehkan cairan kewanitaannya, ibu muda itu akhirnya mencapai puncak kenikmatannya yang pertama, dengan tubuh berkejat kejat menggeletar dalam dekapan tubuh kekar mbah barja didalam posisi keadaan berdiri, "
Yaaaach houuus ampuuuuun mbah, enaaaaaaaak enaaaaak zzzz zuuuudah mbaaah ampun", tubuh ibu muda itu melengkung kebelakang sehingga buah dadanya kian membusung. Namun mbah barja tak memperdulikan rintihan Rianti, dengan sedikit merubah posisi dari berdiri, mbah barja membungkukan punggung perempuan itu ke arah tempat tidur jati, dan posisi Rianti kini dalam keadaan menungging, sebelum puncak klimaksnya selesai, dengan buasnya mbah barja menjilati liang vagina serta lubang anus ibu muda itu. Suara rintihan nikmat dengan racauan tak karuan Rianti menjerit histeris saat menerima kenikmatan birahi liar dari lelaki tua itu, sekujur tubuhnya berkejat kejat menggeletar ketika lidah panjang mbah barja semakin dalam menusuk nusuk kedalam liang vaginanya.
" Ouuughhhh ampuuun mbah jangan siksa aku", setubuhilah aku sekarang mbaaaah, tiba tiba tubuhnya menggelosor terjerembab keatas kasur, Rianti bagai orang kesurupan saat menjemput orgasme keduanya, liang vagina ibu muda itu semakin meleleh dengan cairan yang merembes dari dindingnya vagina yang masih sempit itu berkedut kedut didera nikmat seperti pantat ayam yang hendak bertelur.
Mbah barja tetap saja tak perduli dengan keadaan perempuan cantik itu yang sedang mengalami sekarat didera kenikmatan puncaknya, lalu ditelentangkan tubuh molek itu, dengan buas dan liar, mbah barja lalu menyusu pada putting yang indah milik ibu muda. menghisapnya, menggigit gigit dengan gemasnya, " Oooh bu tetek ibu masih mengkel", indah sekali tetek ranum ini, Nieh bu rasakan nikmatnya…aku tak nyusuu ya bu. kedua kaki Rianti lalu dibuka lebar, dengan perlahan dan pasti, mbah barja, menggesek gesekan kepala penisnya yang besar pada belahan vagina perempuan cantik itu, kenikmatan demi kenikmatan telah membuat Rianti semakin berkelojotan dibakar gairah. Panasnya gesekan penis mbah barja disertai isapan permainan lidah dukun itu pada kedua susunya, kian membuat Rianti meracau tak karuan. Keduannya semakin liar, meremas memilin, dan saling berdekapan erat sampai nafas keduanya ngos ngosan. " Ayo mbaaaaah masukin dong mbah", jangan siksa akuuuu mbaaaah, tolong mbah, entot aku sekarang juga mbaaah . " Oh ho ho sabar toh bu, "Ayo bilang dulu, mana yang enak gesekan kontolku dengan punya suami mu, Ayo bilang buuu gak usah malu. Ouuuug mbaaaah….enak punya mbah, enaaak enaaaak terus ya terus gitu mbah.
".Gesekan kepala penis mbah barja pada bibir vaginanya membuat Rianti menggeliat berkelojotan bagaikan kuda betina liar yang sedang birahi. Namun mbah barja tetap bertahan untuk tidak memasukan kepala penisnya kedalam liang nikmat perempuan cantik itu, karena belum saatnya untuk menyetubuhinya bila kedua syarat yang diminta belum terpenuhi, yaitu minyak wangi kemala dan selembar kain hitam tipis sebagai simbol perjanjian dari alam kegelapan.
Malam sunyi didusun terpencil itu dipecahkan oleh jeritan histeris Rianti saat ia mendaki puncak birahinya, kenikmatan yang diberikan oleh mbah barja begitu sempurna, hanya dengan jilatan lidah panas serta gesekan penis hangat mbah barja, telah membuat perempuan cantik itu terlempar pada pusaraan badai kenikmatan. Mbah barja bagaikan singa lapar yang sedang mengendus menjilat dan mencakar sebelum menelan mangsanya. Rianti seperti anak kucing yang sedang dimandikan oleh induknya dengan jilatan panas mesra disekujur tubuhnya. Kenikmatan itu akhirnya diraih dengan orgasme secara beruntun dengan tubuh yang berkejat, dan akhirnya Rianti tertidur pulas dalam pelukan mbah barja.
Siang itu cuaca sedikit mendung, namun Anto semakin kencang memacu laju mobilnya agar cepat sampai di rumah mbah barja, dan semua persyaratan yang diminta mbah barja telah ia dapati, tanpa terasa Anto telah memasuki mulut desa tengger, dengan sedikit mengambil jalan pintas akhirnya Anto sampai dirumah dukun tua itu.
Ketika telah bertemu dengan isterinya, Rianti nampak segar bugar dengan wajah berseri seri, dan kecantikannya semakin menarik , dengan penuh manja Rianti menyambut kedatangan sang suami dengan kecupan manisnya. Kepuasan batin Rianti terpancar dari wajah dan gerak geriknya, gejolak birahinya seakan tak pernah padam semenjak ibu muda itu mendapatkan kenikmatan yang begitu dahsyatnya dari mbah barja, dukun tua itu telah merubah segalanya yang membuat Rianti mulai mempunyai sifat sedikit binal yang merasuk kedalam jiwanya.
Setelah minyak wangi dan kain hitam berada ditangan mbah barja, maka segera diadakan prosesi pengobatan isteri Anto selanjutnya, dan malam itu Anto ikut menyaksikan ketika isterinya mulai dipersiapkan oleh mbah barja. Kepulan asap dupa wangi yang menyerap aura mistis, kian membuat Anto seperti berada disuatu tempat yang membawa sukmanya kealam tanpa rasa. Kain hitam tipis telah melilit pada tubuh molek isterinya yang tanpa mengenakan apa apa lagi, tubuh telanjang Rianti begitu transparan dalam lilitan kain hitam itu, dalam pandangan Anto isterinya nampak bagaikan dewi yang turun dari khayangan, begitu memikat membangkitkan birahinya, sungguh merangsang pemandangan itu saat tubuh molek isterinya hanya dililit dengan kain hitam tipis.
Minyak wangi kemala yang ditangan mbah barja, setetes demi setetes dioleskan pada leher jenjang isterinya, dan dengan penuh kelembutan tangan mbah barja melulurkan minyak harum itu dengan posisi membelakangi punggung Rianti, mulut dukun tua itu berkemak kemik membaca mantra, secara perlahan lahan tangan mbah barja mulai menurunkan kain penutup tubuh ibu muda itu hingga nampak bukit susu yang mengkal padat. Saat jari mbah barja mengoles minyak harum pada pundak Rianti, isterinya mulai mendesah, sebab dirasakannya batang kejantanan mbah barja yang mulai mengeras menekan pada belahan pantatnya. Dan memang harus diakui bahwa bentuk tubuh Rianti begitu sempurna, pinggulnya yang ramping, dengan bongkahan pantat yang bulat, kedua payudaranya membusung kedepan, pentil payudaranya mencuat sebesar jari jempol berwarna kecoklatan. Setiap lelaki pasti berkhayal untuk bisa menetek pada putting susunya yang masih seger dan belum pernah menyusui anak.
Keharuman minyak kemala dan asap dupa membuat suasana dikamar semakin jadi romantic, begitu merangsang wewangian itu dalam pencium Anto dan isterinya. Desahan isterinya semakin jelas terdengar oleh Anto saat tangan mbah barja mulai melumuri minyak kemala pada kedua bukit kembar isterinya dengan puting yang mulai mencuat keatas. " Ouuughhh mbah hees heeeeesssss oh"
Namun mbah barja tidak hanya sekedar memoles, tangan mbah barja juga meremas remas dan membelai kedua susu isterinya, dan Anto ingin protes namun seperti tak punya keberanian untuk menegur mbah barja, justru yang merasuk kedalam pikirannya ia ingin melihat isterinya disetubuhi oleh dukun tua itu, akal sehatnya telah hilang sama sekali yang ada hanyalah perasaan terangsang saat melihat isterinya mendesah nikmat ketika mbah barja meremas buah dada isterinya sambil menjilati leher jenjangnya.
Mbah barja dengan suara serak yang sedang memendam birahi memanggil suami Rianti, "Mas Anto kemarilah… mendekatlah pada isterimu, Anto pun mendekat, setelah dekat pada isterinya mbah barja, berkata pada Rianti sambil menggigit kecil daun telinga perempuan cantik itu. " Bu pernahkah suami mu melakukan pemanasan, seperti yang kulakukan ini ? "
Rianti menjawab pertanyaan mbah barja dengan mendesah, tubuhnya mulai dirasuki puncak birahi, gesekan penis mbah barja pada bongkahan pantatnya kian mengeras dan remasan tangan dukun tua itu pada payudaranya kian membuat dirinya semakin terangsang.
" Ti ti tidaaaak pernah mbaaaaah Ouuuh agggh heiiis "
" Nah mas Anto, isteri mu ngaku sendiri khan". Makanya malam ini aku akan mengajari mas Anto bagaimana cara memberikan kemesraan birahi pada seorang isteri, dan isterimu akan kuajari juga bagaimana seharusnya untuk melayani suami ditempat tidur. Bagaiman mas Anto apakah bersedia dan rela bila isteri mas Anto saya beri pelajaran malam ini "
" Eh ee ya mbah ",… Anto bagaikan terpukau oleh ucapan dukun tua itu.
"b bboleh mbah" berilah isteri saya pelajaran yang sempurna. Batin anto berkecamuk antara ya dan tidak, akan tetapi ucapan yang keluar dari mulutnya begitu lancarnya untuk berkata ya dan ya.
" Nah bu, dengar apa kata suami ibu sendiri", saya harus memberikan pelajaran bagaimana seharusnya ibu melayani suami diatas ranjang kemesraan. Ayo bilang pada suamimu, ayo bu gak usah malu malu, desakan birahi telah membuat Rianti kian mengerang nikmat penis besar mbah barja semakin liar menusuk belahan pantatnya, dan terasa memanjang dari dalam balik celana komprangnya. " Ayo cepat minta izin pada suaminya bu"
Ya ya… mmmbah", maaaas, izinkan saya diobati ama mbah ya maaaas, Ouuuuh mas aku gak kuat lagi mas, mbah lekas obati aku mbah, duuuh ampuuuuun, Rianti mengerang manja penuh birahi saat mbah barja mulai menjilati putting susunya. Anto semakin terpukau dan takjub, dalam pandangannya isteri tercintanya kian nampak cantik merangsang saat menggelinjang didera nikmat birahi. Pemanasan dukun itu telah membuat isterinya menggeliat dalam dekapan lelaki yang tinggi besar berotot.
Anto bagaikan layang layang putus talinya, pikirannya melayang keawang awang, namun menimbulkan sesuatu yang sangat aneh dalam dirinya, ia begitu terangsang saat melihat isterinya dalam dekapan orang lain, hingga tanpa ia sadari penisnya ikut pula mengeras dibalik celananya. Kain hitam tipis itu telah disingkap oleh mbah barja, maka nampaklah bongkahan indah pantat isterinya yang terus menerus kena gesek oleh penis besar mbah barja yang masih bersembunyi dibalik celana komprangnya. " Mbahhh besar sekali rasanya mbaaaah, oh mbah hangat hangat, teruuuuuus. Anto terpukau dan terpukau tubuh isterinya menggeliat bagai cacing kepanasan dalam dekapan dukun tua itu, belum pernah ia melihat dan mendengar isterinya mengerang demikian itu ketika mereka bercinta, tapi kali ini isterinya telah dibuat terangsang oleh permainan birahi mbah barja.
Rasa minder dan iri timbul dari dalam diri Anto, ia begitu terkesima melihat tonjolan pada selangkangan mbah barja, dan dengan perlahan serta pasti mbah barja mulai melorotkan celana komprang hitamnya, maka menyembul batang kejantanan dukun tua itu yang langsung menampar pantat isterinya sebesar tongkat satpam, melentur berkedut kedut seperti karet. Ooooh… tanpa sadar anto berseru lirih. Isterinya pun mendesah nikmat, "Ooooh mbah hangat sekali mbah mbaaaaah. Mbah barja menampari pantat isterinya dengan penisnya yang besar panjang, klepek klepek, dan juga disorongkan melewati selangkangan isterinya, sampai kepala penis itu muncul didepan bibir vagina Rianti.
Tubuh anto bergetar hingga ia terduduk dikursi yang ada rotan dikamar itu, dan tanpa Anto sadari tangannya mengelus tonjolan penisnya sendiri yang semakin serasa sesak dibalik celananya. Anto membayangkan isterinya akan menjerit kesakitan bila batang kejantanan mbah barja masuk keliang vagina sang isteri tercinta. Penis mbah barja begitu memukau perasaannya jauh lebih besar dan panjang dari pada miliknya, bahkan lima kali lebih besar dari penisnya sendiri. Batang kejantanan mbah barja besar panjang seperti tube pepsodent yang ukuran jumbo, dilingkari dengan urat besar seperti cacing disekitar batangnya.
Isterinya bagaikan kuda betina liar meringkik melenguh, dengan tangan gemetar Rianti melepas lilitan kain hitam lalu perempuan cantik itu membalikan tubuhnya menghadap mbah barja, sungguh pemandangan yang spektakuler, ketika tubuh isterinya membalik, batang kejantanan mbah barja langsung menampar bibir vagina isterinya yang mulai basah, seperti tongkat karet yang lentur, penis besar mbah barja menggesek belahan bibir memek isterinya. "Oooooh mbaaaaaah nikmat nikmaaaaat mbah, terus teruuuuus yeah.
Dengan meremas bongkahan pantat isterinya, mbah barja membenamkan wajahnya kebukit susu isterinya yang mengkal, karena belum pernah menyusui anak, masih begitu ranum dan hangat dengan pentilnya yang mencuat keatas. Sungguh pemandangan yang menakjubkan sampai membuat Anto meledakan lahar panas membasahi celananya. "Yeaaaaach ouuuup". Dan tubuhnya jatuh tersandar pada kursi rotan itu, mbah barja sempat melirik pada anto, dan dukun tua itu jadi tahu bahwa anto yang lemah syahwat mengalami ejakulasi dini. Namun penis anto masih tetap mengeras, saat isterinya berkejat kejat nikmat meracau tak karuan, " Oh mbaaaaah setubuhi aku cepat mbah " Oh yeees terus enaaaaaak mbah.
Mbah barja mulai menunjukkan kebolehannya untuk mengajari anto, bagaimana seharusnya menjadi lelaki sejati didalam olah asmara. " Mas anto kita mulai sekarang" Lihat bagaimana saya akan membuat isterimu berkejat kejat dalam pusaran badai birahinya. Mbah barja kemudian mengangkat tubuh isterinya dan dibaringkan diatas ranjang jati. Kemarilah mas Anto akan aku tunjukan padamu pelajaran pertama ini :
Dengan menurut Anto mendekat kepinggir ranjang. Rianti memandang suaminya dengan pandangan mata sayu memendam bara gairah berahi.
"Aahhh, manisnya,"isterimu mas Anto. "sungguh menggairahkan sekali, isterimu adalah perempuan yang slalu dapat membangkitkan gairah setiap lelaki. Mas anto sangat beruntung punya isteri secantik ini, selain cantik isteri mas anto adalah seorang wanita yang punya birahi tinggi, dan tidak pernah puas bila hanya disetubuhi oleh satu lelaki, apa lagi dengan lelaki yang penisnya sangat kecil seperti punya mas anto. Anto hanya dapat mengangguk anggukan kepalanya saja ketika mbah barja membicarakan tentang isterinya yang tersayang.
Mbah barja meraih kaki Rianti dan memutar tubuhnya menyamping sehingga vaginanya mengarah ke sudut ranjang. Sambil menuntun anto mengitari ranjang, mbah barja bertanya dengan lantang, "Apakah kamu pernah mengoral vagina isterimu?"
"Tentu saja tidak!" kata Anto dengan suara yang hampir tercekat""
" Disitulah letak kenikmatan dan kesenangan seorang perempuan, semua perempuan selalu merindukan liang vaginanya untuk dijilati." Ujar mbah barja.
Dukun tua itu tersenyum. anto mungkin bukan seorang pecinta sejati, tapi terlihat rasa haus yang tidak dapat ditutupi dalam tatapan mbah barja ketika Anto melihat pada kemaluan isterinya yang mulus tanpa rambut.
"Yah, kamu perlu menjadi seorang pecinta sejati untuk mengoral vagina isterimu. Semua lelaki melakukannya setiap saat akan menyetubuhi isteri isterinya. Naah, Tugasmu sekarang adalah mempersiapkan isteri kamu untuk menerima penisku dulu. Gampang, bukan ? Ayo pasang mukamu di sana dan mulai jilati bibir vagina isterimu yang cantik semok ini."
Anto menatap vagina isterinya lalu menyentuh bibir kemaluan itu dengan tangannya. Rianti gemetar saat ia merasakan sentuhan itu. Anto merasakan lembutnya vagina isterinya yang mengeluarkan wangi khas, Rianti selalu rajin membersihkan liang vaginanya, dengan cairan pembersih sari ayu, juga isterinya sangat rajin meminum jamu pewangi vagina merek nyonya meneer.
"Bagus bagus mas anto," mbah barja memberi semangat sambil mendorong Anto untuk semakin mendekat ke vagina isterinya, "Ayo beri ciuman mesra pada vagina isterimu"
Anto belum pernah berada sedekat ini dengan kemaluan isterinya, bila ia ingin melakukan tugasnya memberi nafkah batin pada isterinya, ia langsung memasukan penisnya tanpa pemanasan terlebih dahulu.
Wajah mbah barja berada tepat di samping telinganya anto dan berkata, "Cium bibir vagina isterimu, dan Banyak pergunakan lidah… iya terus lakukan, begitu."
Anto telah memulai tugasnya dan semakin lama terlihat semakin terbiasa.
"Usap klitorisnya dengan ibu jarimu… Jangan hentikan permainan lidahmu. Nah begitu. Permainkan ritme jilatan dan usapanmu," lanjut mbah barja.
Sementara itu tubuh Rianti tidak dapat menolak efek yang timbul atas apa yang dilakukan suaminya. Lidah anto terasa sangat begitu menakjubkan. Dan ibu jari anto yang menari-nari pada klitorisnya mulai membuahkan hasil yang ditunggu-tunggu oleh dukun tua tersebut. Setelah beberapa saat meneruskan permainan lidah dan jarinya, anto dihadiahi dengan rembesan cairan hangat akibat dari vagina isterinya yang mulai melubrikasi.
Keheningan dalam kamar terpecahkan oleh suara berkecipak basah dari usaha anto mengoral isterinya. Mbah barja mengedipkan mata ke Anto lalu ia berkata
"Masukkan jari tengahmu ke dalam vaginanya, dan Pertemukan ibu jari dan jari tengahmu di antara dinding vaginanya," perintah mbah barja, dan yang baru saja mbah barja berikan perintah pada Anto akan memberi efek terstimulasinya G-Spot isteri Anto itu.
Anto menuruti perintah mbah barja dan telah membuahkan hasil desahan lirih yang keluar dari mulut isterinya. Mbah barja tersenyum lebar melihat hasil yang sangat memuaskan.
Kemudian dukun tua itu menjamah pantat isterinya sambil mengocok batang kejantanannya, mbah barja terus memberi perintah pada anto.
Mbah barja mendorong Anto ke samping dan isterinya mengeluarkan erangan seakan memprotes perbuatan mbah barja. Namun tidak disangkanya mbah barja langsung berlutut di antara paha isterinya dengan penisnya yang besar berdenyut-denyut eperti monster yang hidup.
"Bagus,bagus mas anto! Vagina isterimu sekarang sudah basah, bahkan boleh dibilang: banjir!"
"Isteri mas anto tidak terbiasa dengan penis sebesar ini. Mungkin kau bisa membantu dengan memasukkannya ke dalam vagina isterimu yang tersayang," kata mbah barja.
Anto memegang penis besar itu sementara penisnya sendiri sangat kecil. Penis di tangannya terasa hidup bergerak-gerak, bahkan kelihatannya seperti sedang bernafas. Anto dapat merasakan denyutan konstan saat ia memegang penis itu, dan penis mbah barja terasa berat. Tatapan matanya tidak pernah lepas dari penis itu. "Sekarang arahkan penisku, Mas anto. Nah begitu, dorong masuk kepala penisku ke dalam vagina isterimu."
Penis itu terlihat sangat besar dibanding vagina isterinya yang kecil. Sudah pasti tidak akan muat. Anto mulai khawatir akan keadaan isterinya. Penis ini sudah pasti akan merobek vaginanya. Belum lagi kepala penis dukun itu masuk sepenuhnya Anto dapat melihat isterinya sudah meringis menahan sakit. Mbah barja mendorong pinggulnya agar penisnya masuk lebih jauh, namun masih saja tertahan dipintu liang sempit itu, kepala penis mbah barja bagaikan kepala jamur dimusim hujan yang sedang mekar.
"Gilaaa,…cek cek mas anto, memek isterimu ini rapat sekali! Sudah jelas dia tidak terbiasa bersanggama dengan penis ukuran pria tulen. Tapi jangan khawatir, dengan bantuan mas Anto sendiri sebagai suami yang sayang isteri, semua pasti akan beres."
Dalam keheningan kamar itu anto dapat mendengar suara seperti letupan lembut saat kepala penis mbah barja masuk menembus bibir vagina isterinya yang sudah terasa panas membara, dengan tubuh berkejat nikmat bercampur sedikit sakit isterinya melenguh bagai sapi disembelih.
"Oooh aghahh!" Rianti mendesah. "Pelan-pelan, penis mu ini besar sekali mbaaaah. Beri aku waktu untuk menyesuaikan diri," kata Rianti lagi.
Pikiran Rianti berpacu dengan nikmat yang menderanya. Ia merasa tubuhnya penuh terisi sesuatu yang panas lembut, padahal baru menerima kepala penisnya saja. Bagaimana mungkin ia dapat menerima seluruh penisnya mbah barja masuk ke dalam tubuhnya. Sudah pasti tidak bisa, pasti bisa bisik hatinya lagi.. terus mbaaaah, Ouuuugh mbah, dorong dikit dikiiiit lagi mbah ya pelan pelan gitu, Oh mas anto enak enaaak penis besar ini rasanya.
Mbah barja merasakan hangatnya dinding vagina ibu muda itu mulai membungkus rapat kepala penisnya. "Mainkan buah dadamu bu, dan nikmatilah pelajaran dariku yang pertama. Pejamkan mata dan dibawa rileks, kendorkan semua ketegangan pada kedua kakimu. " Naah gitu buu" " Ooh sungguh pintar isterimu mas anto " isterimu sudahlah cantik juga sangat cepat menerima pelajaran ini.
Buah zakar dukun tua itu sama besarnya dengan penisnya.
"Beri dia tambahan penis lagi anto," perintah mbah barja.
Anto menggenggam batang penis mbah barja dan mencoba untuk mendorongnya masuk lebih dalam lagi ke dalam vagina isterinya. Anto dapat mendengar isterinya mengerang menahan sakit bercampur nikmat, namun kebutuhan mbah barja tidak dapat diacuhkan. Ia telah sabar menunggu sejak tadi. Dan dukun itu ingin merasakan buah zakarnya yang besar menampar-nampar pantat ibu muda itu sekarang. Dan malam ini anto akan menyaksikan betapa isterinya menjadi liar bagai kuda betina yang binal saat mendaki puncak kenikmatan yang diberikan oleh dukun itu.
Dengan menaruh seluruh berat badannya ke penisnya, mbah barja mendorong penisnya semakin masuk lagi sekitar 3 cm. lalu mbah barja menarik keluar batang kemaluannya sampai sebatas ujung kepala penisnya lalu menancapkannya masuk lagi lebih sedalam 4 cm. Dicabut lagi dengan perlahan namun pasti semakin membongkar jalan masuk kedasar rahim ibu muda itu.
"Ayo, sudah setengah jalan," kata mbah barja penuh kepuasan. "Aku tahu ibu pasti bisa,"
Setiap kali mbah barja menggenjot penisnya keluar masuk tubuh isterinya, anto melihat semakin banyak bagian penis dukun itu yang terbenam masuk vagina isterinya yang sempit tersebut. Ia sudah melepaskan tangannya dari penis mbah barja dan kini hanya terpekur melihat pemandangan itu tepat di depan mukanya. " Ouuugh Mas Anto..memang enaak teunaan me… memek isterimu ini ". sempit dan seret, rasanya kontolku diremes remesnya.
Isterinya mendesah berkelojotan setiap kali mbah barja mendorong masuk penis itu, dan pandangan dukun itu melekat pada titik pertemuan antara penisnya dan vagina isterinya. Dan dengan satu dorongan keras yang terakhir, di dalam kamar itu anto dapat mendengar suara buah zakar mbah barja mulai berirama menampar pantat isterinya, hingga isterinya kian mendesah liar "Ohhh mbah rasanya rasanya heuuus" Kenapa bu rasanya. "Ayo bilang pada suamimu, ngaku aja pada suamimu" dan bilang enak rasanya. " Ya mas enaaaaak rasanya punya si mbaaaah ini. Rianti merasakan batang kejantanan mbah barja berkedut kedut seperti ular hidup diliang vaginanya.
Mbah barja menghela nafas dan menahan gerakannya. Ia membiarkan batang penisnya bermandikan hangatnya dinding vagina tersebut. Dukun itu dapat merasakan dinding vagina ibu muda itu seakan memijat-mijat penisnya seperti jari-jari kecil yang berusaha menarik penis itu masuk lebih dalam lagi.
Dengan menarik leher anto, mbah barja membawa wajah suami Rianti itu mendekati mulut isterinya untuk memerintahkan menciumnya dalam-dalam pada bibir sensualnya. sementara ia terus menggenjot penisnya keluar masuk tubuh isterinya. Mbah barja sadar bahwa ia sudah menang dalam hal ini, sebagai pelajaran buat anto. Dan anto suka dengan hal seperti ini, sangat suka malah. Sekarang tangan anto membelai rambut isterinya sementara lidah mbah barja bergerilya di dalam mulut isterinya, dan Anto membisikan sesuatu pada isterinya, " Nikmatilah sayang badai birahimu, aku senang melihat mu disetubuhi mbah barja.
Mbah barja melepaskan ciumannya dari ibu muda itu agar dapat lebih berkonsentrasi pada perempuan yang sedang disetubuhinya. Liang kewanitaan perempuan cantik itu sangat rapat namun tubuhnya sudah melubrikasi demikian banyaknya. Dengan hentakan panjang dan keras mbah barja menggenjot pinggulnya dan setiap kali mendorong penisnya masuk, mbah barja seakan memaksa udara keluar dari paru-paru isterinya. "Homph! Humph! Humph!" Yeeah yeas yes.
Isterinya sudah tidak lagi memberikan perlawanan saat meretas antara sakit dan nikmat, isterinya hanya membiarkan saja mbah barja melakukan tugasnya. Pantat isterinya bergerak-gerak dalam gerakan melingkar kecil yang membuat penis dukun itu menyentuh berbagai bagian dari vaginanya. Bagai seorang penari erotis isterinya menggeliat liar, sekujur tubuhnya bergetar hebat sampai melengkung keatas menjemput hentakan penis dukun itu.
Rianti terus mendesah-desah, sekarang ia mengalami sendiri badai birahi yang melanda dirinya, dan tidak dapat dipungkiri lagi ia sedang menanjak menuju klimaks yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, sungguh begitu dahsyat kenikmatan yang sedang diraihnya. Dan Vagina ibu muda itu terasa sangat nikmat sekali berdenyut berdenyut, sehingga mbah barjan juga merasakan sesuatu yang berkumpul di buah zakarnya yang siap untuk meledakan lahar panas dalam sebuah orgasme terhebat, sepanjang petualangannya mbah barja berusaha untuk menahan badai kenikmatan yang akan menderanya. Karena belum saatnya untuk diledakan didalam liang rahim perempuan cantik yang disetubuhinya.
Mbah barja menarik keluar penisnya dengan tiba tiba dari dalam tubuh Rianti, dan anto mendengar isterinya berbisik lemah seperti kecewa, " Tidak…, jangan berhenti… Aku sudah hampir…" tolooong tolooong teruskan…mbaaaaaah. " Ayolaaaah mbaaaah.
"Jangan khawatir, bu. ibu akan mendapatkannya dariku nanti sampai ibu minta minta minta ampun untuk terus kusetubuhi, namun saat ini aku masih ingin memberikan pelajaran dulu pada suamimu, agar mas anto menjadi pecinta sejati. Ayo mas anto setubuhi isterimu sekarang. Dengan tergesa gesa anto melepas celananya dengan tubuh bergetar menahan sensasi yang memukaunya saat mbah barja menghentakkan penis besarnya kedalam memek isterinya yang sempit itu. Dan pelajaran pertama itu telah berkesan dalam jiwa anto, sungguh telah menakjubkan sekali pemandangan erotis tarian liar isterinya untuk menggapai puncak birahi.
"Bagus, bagus," kata mbah barja pada anto sambil ikut menjilati dan mengisap susu ibu muda itu, dan anto mulai mengayunkan penis kecilnya didalam liang vagina isterinya. Terus terus setubuhilah isterimu…ya perlahan lahan dulu, agar tidak cepat keluar pejuhmu. " Eeeee yaaach aku sudah gak kuat lagi mbah", tahan dulu mas anto, dan tarik nafas dalam dalam, " Ooh gaaak bisa mbaaaah..Oooh yeah.. aku keluar mbah. Tubuh anto akhirnya berkejat kejat diatas tubuh isterinya, sementara isterinya mengerang kecewa dengan tubuh menggelinjang liar bagai orang kesurupan karena tak dapat meraih puncak kenikmatan yang tertunda tadi.
"Penis suamimu terlihat kecil sekali, bu. Dengan alat sekecil itu, ibu pasti bermasturbasi untuk mendapatkan kepuasan ya." Dengan berbisik, Mbah barja bertanya kepada isterinya , "Apakah ibu setiap hari bermasturbasi ?"
"Ayolah mbaaaah setubuhi aku, tolooong mbah, malam ini sepenuhnya aku adalah kekasihmu" Mas anto tidak pernah membuatku mencapai puncak kenikmatan mbah" hanya itu yang bisa keluar dari mulut Rianti. Dan anto memang menyadari kelemahannya sebagai suami yang tidak bisa memuaskan seorang isteri. Apa lagi untuk berharap dapat punya keturunan yang akan lahir dari rahim isterinya.
Mbah barja pun tersenyum, lalu mendekat dan melumat bibir Rianti," Udara dingin, di dusun itu, membuat isterinya bercumbu sangat liar dengan lelaki tua perkasa itu. Di mulai dengan ciuman ciuman mesra dari mbah barja, serta rabaan lembut di paha mulus ibu muda itu, jadi semakin menggelepar nikmat. Tubuh isterinya menampakkan kedua paha mulusnya, serta pangkal pahanya yang melelehkan cairan birahi. Malam suka ria itu Bukan hanya mata suaminya yang melihat, tanpa sepengetahuan anto dan isterinya ada sepasang mata yang merah menyala mengintip, sepasang mata Makhluk tinggi besar berujud manusia kera.
Satu sentuhan jari mbah barja, di selangkangan Rianti, membuatnya mendesah keras. Jari itu terus bermain didalam selangkangannya. Dengan cepat isterinya, menyodorkan buah dadanya yang bulat padat, dengan putting memerah, telah menonjol keras, ke mulut dukun tua itu. "mbah, mau nete ya.. "kata Rianti dengan bernafsu. Mulut mbah barja pun menyedot putting susunya. "ohhh ….. mbah, enak mbah.. enak…" erangnya.
Suara suara erotic Rianti, membuat makhluk berbulu yang mendengar samar samar, membuatnya meraba raba selangkangannya sendiri sambil menggeram lirih.
Mbah barja, masih saja, menjilati dan menyedot buah dada istrinya anto meski ia mendengar raungan halus makhluk kera itu, begitu juga jarinya yang masih terus, merangsang selangkangan ibu muda itu. "Rianti makin melebarkan kakinya, ayo masukan mbah puya punyamu yang besar itu.." pintanya. Dan dukun itu melihat vagina itu, dengan Bibir vagina yang rapat, dan basah yang siap untuk disetubuhi secara sempurna.
Mbah barja sudah mengerti kebiasaan perempuan yang dilanda birahi tinggi. Setelah tubuh Rianti kian menggelepar, mbah barja merenggangkan kedua belah kaki Rianti semakin lebar. Lalu, dengan lidahnya yang panjang, dia menjilati vagina ibu muda itu dengan lembut. " Isteri Anto melenguh manja, mbaahh.. . enak.. . mbah essss zzz…" erangnya. Dukun itu terus menjilati vagina istrinya. Jari jarinya juga tak tinggal diam, jari itu bergerak memasuki liang vagina istri tercintanya maju dan mundur, bergetar lembut, membuat Rianti, semakin mendesah desah, menuju puncak birahinya. Lidah mbah barja bermain di klitorisnya, sedang jarinya terus melocok liang vaginanya yang semakin basah.
" Aahhssss …. Mbah", aku udah gak kuat … aghhh" erangannya semakin mendekati fase orgasme. Jilatan mbah barja semakin liar bagai lidah ular, tubuh Rianti pun bergetar, mengejang, satu lagi erangan yang panjang membawanya ke puncak kenikmatan.
Saat, ibu muda itu masih terbaring lemas, Mbah barja mengelus penisnya yang tampak sudah tegang. Tanpa perlu komando, isterinya anto segera membelai belai penis dukun itu, menjilati ujung penisnya yang tegang, membuat mbah barja mengerang nikmat. Rianti mengulum kepala penis itu, dengan nafsu. Rupanya pengalaman perempuan cantik itu dimalam kemarin telah membuatnya semakin binal bagai kuda betina yang sedang birahi untuk mencapai kenikmatannya.
Kepala Rianti, bergerak, maju mundur, penis besar itu mendapat kenikmatan yang tinggi. "oh.. sayang… ohh…" erang mbah barja. Permainan mu indah lonte cantik," dukun itu meracau nikmat, hebat sungguh hebat, hingga mampu membuat mbah barja melepas benihnya di mulut ibu muda itu. Tak satu tetes pun yang lepas dari mulut Rianti, semuanya tertelan habis. Dan Anto semakin terpukau melihat pertunjukan isterinya yang begitu binal.
Kini mereka berbaring bersama, Rianti terus saja menciumi tubuh kekar mbah barja. Mereka bercumbu kembali, sampai penis besar dukun itu siap untuk permainan babak berikutnya. Dengan sabar anto melihat isterinya membelai penis besar itu, anto begitu terpukau oleh kebinalan isteri tercintanya untuk bisa membangkitkan gairah mbah barja sebagai pejantan tua yang tangguh.
Kembali Rianti, membuka lebar kakinya, memperlihatkan vagina indah miliknya. Mbah barja sudah siap, dengan penisnya yang menegang , tepat di depan pintu vagina isterinya. Perlahan penis itu masuk membelah bibir vagina Rini. " oh tekan … terus mbaaah ohhh" erang ibu muda itu.
Dorongan, demi dorongan, dari penis dukun itu yang kian membesar menegang, cukup membawa kenikmatan bagi isterinya. Pantat indahnya ikut bergoyang, selaras dengan goyangan pinggul mbah barja. Penis besar panjang itu terus bergerak keluar masuk, di iringi desah desah erotis dari bibir indah isterinya. Walau udara dingin, tapi peluh tampak membasahi dahi mbah barja yang bertahan perkasa diatas tubuh isterinya.
Sebentar saja, Mbah barja telah membawa isterinya anto ke puncak birahi. Pijatan melintir jari dukun itu pada susu Rianti yang kian membengkak membuat ia terhempas kedalam badai kenikmatan yang tak ada taranya. Tubuh Rianti seakan meledak ledak, hentakan penis besar itu semakin deras menghujam kedasar rahimnya.
Dan tubuh Rianti bagai terkena sengatan listrilk, tubuhnya bergetar berkejat kejat kenikmatan. "Ibu.. ibu.. suka … kamu suka ini..****** besar" ujar mbah barja. Yang hanya bisa di jawab oleh desahan desahan nikmat Rianti
. "Oh enaaaknya mbah" jeritnya. Dukun itu hanya tersenyum kenikmatan juga. Penis itu bergerak ke luar masuk dengan liar, membuat tubuh isteri tersayang anto terguncang keras. Rianti menjerit nikmat, vaginanya mulai terbiasa dengan penis besar itu.
Dan Mbah barja terlihat jelas, sangat menikmati tubuh ibu muda itu. Dia terus mengoyangkan penisnya. Rianti merasakan adanya perubahan, sepertinya vaginanya tiba tiba merasakan nikmat yang tiada tara menerima penis sebesar itu. Rianti mengigit bibirnya, rasa nikmat yang dialaminya dengan cepat dan pasti menyentak sampai keubun ubunnya.
Anto melihat keadaan isterinya yang tak kuasa lagi didera kenikmatan, Rianti mengerang kenikmatan, seakan akan memberitahukan pada Mbah barja, bahwa dia sangat menikmati permainan ini. Tubuhnya bergoyang meliuk liuk, kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan. Dukun tua itu terus menggoyang menghujamkan penisnya semakin liar dan dalam. "ahhh … ahhh.. aku tak tahan… aku tak tahan…" tiba tiba isterinya mengerang. Dan tubuhnya kembali mengejang, mengejet berkejat kejat nikmat. Rianti sudah berulang kali orgasme, namun terus saja mbah barja memacu penisnya di dalam liang vagina ibu muda itu. Dukun itu mendengus dengus bagai banteng liar menikmati vagina isterinya. Tak lama isterinya anto yang bahenol itu kembali mendapatkan orgasmenya secara beruntun, yang kemudian di susul oleh mbah barja. Rianti bisa merasakan jelas panasnya cairan birahi lelaki perkasa itu memasuki rahimnya menyembur dengan deras,begitu nikmatnya semburan lahar panas itu hingga Rianti menjerit histeris…Ougggh ampuuuuuuuun. Nikmaaaaaat sekaleee mbah.
Seiring malam yang merangkak, Rianti kini telah pindah posisi, tidak lagi terlentang, tapi duduk tepat dipangkuan Mbah barja dipingir ranjang jati. Sambil terus membelai rambut sebahu isterinya, Dukun itu pun mulumat bibir sensual ibu muda itu. Entah karena suasana yang dingin atau karena gairah birahi Rianti yang tinggi. Tanpa menolak, Rianti membalas ciuman Mbah barja, Mata Rianti memejam, lidah Rianti dengan nakal bermain lincah di dalam mulut dukun itu. Tentu saja semuanya di layani barja dengan penuh nafsu. Seperti ada sesuatu yang merasuki tubuhnya dengan liar tangan Rianti meraba raba selangkangan dukun tua itu, mencari cari penis besarnya, tanpa rasa ragu ataupun malu. "Mbaaaah… mana penismu" aku mau ini punya mbah terus didalam memek ku. Nafsu birahi Rianti kian memuncak saat hangatnya penis mbah barja mulai terbenam kedalam vaginanya yang sempit itu serasa akan meledak dimulut rahimnya. Ouuuughhh mbaaaah….rasanya mentoook mbaaaaaah.
Rianti sangat menikmati peresetubuhan itu, ia menggoyang pantatnya naik turun pada batang penis besar panjang dengan liar bagaikan penari jalang… mulutnya meracau tak karuan " Oh besaaaar sesekali…enak enaaak mbah. Anto pun begitu takjub melihat isterinya dengan mendesah nikmat, kepalanya mendongak keatas dengan rambutnya yang panjang terlepas dari sanggulnya bagaikan sang dewi malam yang menyambut datangnya badai birahi.
Mbah barja menggeram buas bagai singa yang luka, saat menikmati keliaran goyangan pantat ibu muda itu, rintihan manja perempuan cantik yang ada dalam pangkuannya kian membakar nafsu birahi dukun itu. Tanpa merasa lelah goyangan pinggul Rianti bergerak maju mundur memberi dukun tua itu kenikmatan. Usaha Rianti tak sia sia, Semburan sperma mbah barja, memenuhi liang vaginanya, Semua Spermanya mbah barja di telan habis oleh liang rahim Rianti, seperti tanah tandus yang membutuhkan siraman air hujan, di musim kemarau. Isteri cantik mas anto tersenyum manis penuh gairah dengan tatapan mata yang menuntut lagi pada pejantan tua perkasa itu agar memuaskan berahinya kapan saja dan dimana saja.
Pagi pagi sekali, Anto telah terlihat, berjogging di sekeliling hutan bambu. Dan Rianti hanya melihat lihat pemadangan disekeliling rumah berdinding papan itu sambil berjalan santai. Tiba tiba, mata Rianti menatap pada pohon besar yang terlihat angker lalu mendekatinya. Tiba tiba Rianti merasakan sesuatu yang aneh merasuki tubuhnya.
Mbah barja berlari menghapiri Rianti" kan sudah saya bilang pohon ini tak boleh didekati" kata dukun itu dengan nada sedikit tinggi. Rianti tak mengubris ocehan mbah barja, matanya terus menatap dahan itu yang seolah olah melambaikan tangannya memanggil Rianti, bayangan seseorang yang timbul tenggelam.
Lima hari kemudian ketika Rianti sudah kembali kerumahnya di jakarta, setelah makan malam, keduanya telah berada ditempat tidur, Sedang matanya Rianti masih terbelalak lebar, sementara anto suaminya telah tertidur pulas, Dia hanya diam namun matanya menatap langit langit kamar. Ibu muda itu terbayang bayang kembali kejadian saat ia disetubuhi oleh dukun tua itu. Yang mana sang suami ikut pula menikmati persetubuhan liar isterinya yang berkejat kejat dalam dekapan dukun tua itu.
Tiba tiba saja Keanehan terjadi, Rianti merasakan adanya suara suara yang memanggilnya. Namun ia tidak melihat wujut suara itu. Dengan memanfaatkan indra pendengarannya, Rianti memberanikan diri melangkahkan kakinya, mencari sumber suara yang memanggilnya itu.
Dia berjalan keluar kamar, suara itu semakin jelas, kakinya terus melangkah, ke arah suara yang semakin jelas dikamar sebelah, Rianti terpaku disana didalam kamar sebelah., tempat biasanya kalau ada tamu atau kerabatnya datang menginap dirumahnya. Ditepi tempat tidur nampak sedang duduk makhluk berbulu lebat yang mirip dengan manusia. Berujud kera jantan. Kaki Rianti gemetar tak dapat bergerak sedikit pun dan mulutnya serasa terkunci tak dapat menjerit. Namun ada sesuatu yang sangat aneh menjalari merasuk kedalam jiwanya, tiba tiba saja nafsu birahinya meninggi bagai tak terkendali minta disetubuhi. Dengan perlahan lahan rasa takut dan ngerinya itu sirna dari hatinya.
"Riannti, ke mari sayang mendekatlah manisku" demikian suara magis itu memanggilnya. Rianti pun melangkah dengan gontai tanpa ragu. Setelah tubuhnya mendekat pada makhluk itu, kedua lengan makhluk itu memeluknya sangat kuat sekali, seakan sesak nafas Rianti dibuatnya. Secara perlahan pelukan itu mulai mengendur, ntah bagaimana caranya tahu tahu dirinya sudah ada dalam pangkuan makhluk berujud manusia kera. Suara ghaib makhluk itu merasuk kedalam sukmanya. " Sayangku, bukankah kau pernah mendekatiku, tapi kau dicegah oleh barja muridku itu. antara timbul dan tenggelam Rianti dapat mengingatnya, dan memang Rianti pernah coba mendekati pohon tua yang nampaknya begitu aneh dalam pandangannya tempo hari saat berada didusun Tengger tempat tinggal dukun tua itu. Dan makhluk itu juga pernah menyaksikan Rianti disetubuhi oleh Barja, hingga membuat makhluk itu ikut pula terangsang.
Makhluk manusia kera jantan itu, dengan mesra membelai rambut Rianti sambil berbisik yang hanya dapat dimengerti dari kedalaman batin ibu muda itu, tanganya yang berbulu menarik gaun tidur Rianti, merobeknya hingga lepas dari tubuhnya. Mata makhluk itu begitu liar menatap buah dada Rianti yang indah kenyal. Dan lidah yang kasar panjang milik makhluk aneh itu jelas terlihat oleh Rianti, Lidah itu mulai menjulur, menjilat putting susunya, Rianti pun mendesah nikmat " Ouughhh…." erangnya.
.Seketika itu juga birahi Rianti menjadi tinggi. Rianti mendesah kenikmatan. Lumatan mulut Makluk manusia kera pada buah dadanya semakin membuatnya bernafsu. Selangkangan Rianti pun mulai terasa lembab. "Nikmatilah manisku", akan kuberikan sesuatu yang engkau impi impikan selama ini, "Bukankah kau ingin memiki anak sayang" Gema suara ghaib makhluk itu mendera dalam jiwa Rianti. Ibu muda itu terus mendesah dalam deraan nikmat sambil menjawab pertanyaan si manusia kera , Ya ya benar bisik lirih Rianti." Dengar manis Aku adalah kekasihmu, kekasih dari alam kegelapan yang akan memberikan kenikmatan yang tak pernah kau dapati dari manusia, dan kau akan tetap menjadi awet muda setelah merasakan semburan air kejantananku diliang rahimmu sayang.
Dan tiba tiba, jari makhluk itu menyentuh vaginanya, Dan tubuh Rianti bagai terkena sengatan listrilk, tubuhnya bergetar, kenikmatan. "Rianti.. Rianti.. kau suka … kau suka manisku.." Bisik makhluk aneh itu, yang hanya bisa di jawab oleh desahan desahan nikmat perempuan cantik itu.
Jari makhluk alam ghaib itu pun menerobos masuk kedalam liang vagina Rianti, membuat ibu muda itu menjerit dengan tubuh begetar menahan nikmat yang dahsyat. Mulut manusia kera itu melumat buah dada indah milik Rianti, sedang jarinya bermain dengan liar di dalam liang vaginanya. Tubuh Rianti tak mampu lagi menahan nikmat yang di berikan si manusia kera itu. Sebentar saja, kekasih alam ghaibnya telah membawa Rianti ke puncak birahinya.
Pijatan melintir jari manusia kera pada klitoris Rianti yang kian membengkak membuat ia terhempas kedalam badai kenikmatan yang tak ada taranya. Tubuh Rianti mengejang dengan nafas memburu "Aughhh ampuuun, kemudian berkejat kejat nikmat. Tubuhnya melemas dalam pelukan si manusia kera.
Makhluk yang berbulu lebat itu, memperlihatkan penisnya yang hitam, besar dan panjang. "Oooh…" Rianti terkesima. Penis itu begitu besarnya berwarna kemerahan, lebih besar dari punya mbah barja si dukun tua itu. Tubuhnya diangkat keatas dan batang kejantanan makhluk itu tepat berada diliang vaginanya, dengan mudah dan dengan perlahan sekali hentak, penis besar manusia kera itu telah masuk ke dalam tubuhnya. Rianti menjerit lirih antara sakit dan nikmat.
"Sakkitttt" jeritnya. Makhluk aneh kekasihnya itu merasakan kenikmatan. Penis itu bergerak ke luar masuk dengan liar, membuat tubuh Rianti terguncang keras. Rianti menjerit kesakitan namun suaranya seperti tertelan malam, vaginanya tak terbiasa dengan penis sebesar itu.
Tapi makhluk itu terlihat jelas, sangat menikmati tubuh Rianti. Dia terus mengayunkan pantat ibu muda itu untuk menerima penisnya. Rianti merasakan adanya perubahan lambat laun, rasa sakitnya segera hilang, sepertinya vaginanya tiba tiba merasakan nikmat menerima penis si Manusia kera. Rianti mengigit bibirnya, rasa nikmat itu dengan cepat menyerang tubuhnya.
Rianti tak kuasa lagi, dia mengerang kenikmatan, seakan akan memberitahukan pada kekasih alam kegelapannya, bahwa dia begitu menikmati permainan ini. Tubuhnya bergoyang goyang, kepalanya bergerak ke kiri dan kekanan. Rianti terus mengoyang pantatnya. "ahhh … ahhh..ampuuuun aku tak tahan… aku tak tahan…" tiba tiba Rianti mengerang. Dan tubuhnya kembali mengejang, mengejet berkejat kejat nikmat. "Nikmatilah sayang kejantananku malam ini" suara ghaib itu terus terusan mendera jiwanya.
Rianti sudah orgasme, namun manusia kera itu masih terus memacu penisnya di dalam liang vaginanya. Manusia kera itu mendengus dengus liar menikmati vagina Rianti. Tak lama Rianti pun kembali mendapat orgasme secara beruntun yang kemudian di susul oleh makhluk itu. Rini bisa merasakan panasnya cairan birahi makhluk aneh itu, memasuki rahimnya menyembur dengan deras, begitu nikmatnya semburan lahar panas itu hingga Rianti menjerit histeris…Ougggh ampuuuuuuuun. Si manusia kera telah memberikan kepuasan birahi padanya. Rianti terjaga dari mimpinya, tubuhnya berkeringat, suaminya pun menenangkannya.
Paginya diam diam, dia menganalisa kejadian semalam, semuanya tampak nyata, tapi dia hanya bermimpi. Yang pasti ada jelas, sisa sisa sperma yang membasahi vaginanya. Rianti bisa membedakan antara sperma dan cairan vaginanya sendiri. Dia benar benar binggung dengan fenomena seperti itu.
Rianti jadi penasaran lalu ia pergi sendiri kedusun tengger dengan mengendarai mobil Honda civicnya, Setibanya Rianti dirumah mbah barja dukun tua itu ia bertanya tentang mimpinya, Rianti bercerita secara detail tentang mimpinya, tapi mimpi itu begitu nyata sekali mbah" kata Rianti. barja menghela nafas," Dukun tua itu diam sesaat, dia menatap Rianti, akhirnya dia membuka suara, barja mengakui bahwa di pohon ini memang ada penunggunya, Mereka terus berbincang bincang, sampai agak larut, akhirnya Rianti minta diri untuk istirahat karena badannya agak lelah dalam perjalanan tadi dan mulai mengantuk. Lalu Rianti disuruh masuk kekamar oleh dukun itu. lalu mbah barja menyelimuti tubuhnya yang terbaring dengan selimut tebal yang ada dikamar itu.
Seiring malam yang terus merangkak, Rianti terjaga dari tidurnya, lalu ia keluar dari kamar dimana dulu ia pernah disetubuhi oleh barja si dukun tua itu, Rianti melihat mbah barja lagi duduk di kursi rotan, " kemarilah mendekatlah padaku" Setelah Rianti mendekat langsung duduk dalam pangkuan lelaki tua itu, yang terus membelai rambut panjang sepinggang ibu muda itu, Barja pun mulai berbuat lebih. Entah karena udara dan suasana yang dingin atau karena gairah birahi Rianti yang datang secara aneh. Lalu Barja tiba tiba saja telah mengulum bibirnya yang sensual. " Ibu kangen ya…
Tanpa menolak, ibu muda itu membalas ciuman barja , Mata Rianti memejam meresapi nikmatnya ciuman lelaki tua itu, lidah Rianti dengan nakal bermain lincah di dalam mulut Barja. Tentu saja semuanya di layani dukun itu dengan penuh nafsu. Seperti ada sesuatu yang merasuki tubuhnya dengan liar, tangan Rianti meraba raba selangkangan Barja, mencari cari penis besarnya, tanpa rasa ragu ataupun malu. "mbah mana penismu" aku mau membelainya, dengan gelegak birahi yang kian memuncak tangan Rianti menarik turun celana komprang Barja. " Eh tuh khan apa kubilang ibu pasti akan merindukan ini kontolku yang besar.
Satu tatapan tajam bola mata Barja, telah memerintahkan ibu muda itu untuk berbuat lebih. Sambil berjongkok Rianti melebarkan kakinya Barja, dengan rakus ia mengulum penis Barja yang telah ereksi keras. Dengan jari jarinya yang mungil Rianti membelai penis yang besar panjang itu. Nafsu birahi Rianti kian memuncak saat hangatnya penis Barja serasa akan meledak dimulutnya.
Mata Dukun tua itu menjadi liar, menatap selangkangan Rianti yang masih terbungkus pakaian tidurnya yang tipis.. Rianti tak memperdulikannya, yang jelas, isteri cantik mas anto itu sangat menikmati, mengulum batang penis Barja dengan rakusnya. " Houps… houps…mbaaabh Hessss aku kangen dengan punyamu ini, sambil mengoral penis mbah barja Rianti meracau menahan gelegak birahinya, hangatnya batang kejantanan itu dimulutnya membuatnya tak sabar lagi minta disetubuhi.
Barja pun mengerang, menikmati sedotan, dan jilatan nafsu Rianti. Tanpa merasa lelah, kepala ibu muda itu bergerak maju mundur, memberi Barja kenikmatan. Usaha Rianti tak sia sia, Semburan sperma Lelaki tua itu, memenuhi mulutnya, Semua Spermanya di telan habis oleh Rianti, seperti tanah gersang yang membutuhkan siraman air, di musim kemarau. Ibu muda yang cantik itu tersenyum manis penuh gairah dengan tatapan mata yang menuntut sesuatu pada Barja agar memuaskan berahinya yang sedang menggelegak diubun ubun.
Barja tersenyum puas, Dia mengangkat, tubuh Rianti, dan melepaskan baju tidurnya. Dengan tatapan buas Barja menatap buah dada bulat padat Ibu muda yang merindukan untuk punya anak itu. Kedua tangan Barja, meremas buah dada Rianti membuat dia mengerang nikmat. Dan jilatan lidah Barja di putting susunya membuat birahi perempuan cantik itu semakin meninggi. Tubuhnya berkejat kejat saat jilatan liar Barja menggigit lembut putting susu yang kian mengeras itu. Tubuh molek indah ibu muda itu di baringkan, Barja pun meraba selangkangan Rianti. "hem, ibu, baru dijilat sedikit udah basah.." seloroh Barja. Muka Rianti memerah, dia malu, tapi birahinya mengalahkan semua rasa malunya.
Jari telunjuk Barja yang besar dan kasar itu bergerak masuk ke liang vagina Rianti, rasa bagai tersengat aliran listrik dialami secara nyata oleh ibu muda itu. Jari itu bergerak bagai hidup, menyodok nyodok liang vaginanya. Rianti mengerang penuh kenikmatan. Jari Barja seperti mempunyai kekuatan magis, sebentar saja, tubuh Rianti mengejang berkejat kejat di buatnya. Oooh ampuuuun enaaaak Mbah,tolooong terus teruuuuus aaagh, jangan siksa aku mbaaaah. Rianti mendapatkan orgasmenya di sertai jeritan nikmatnya. Barja dengan tersenyum puas melihat tubuh Rianti yang mengejang berkejat kejat dengan nafas tersengal sengal. Sekarang penis Barja telah berhapan dengan vaginanya. Ujung penis itu telah menyetuh bibir vagina Rianti.
Barja menghentakan penisnya, jerit Rianti terdengar keras saat kepala penis itu baru masuk setengahnya "Oooogh ampuuuun" tubuh ibu muda itu melengkung naik keatas bagaikan busur menerima kenikmatan yang tak pernah dapat diraih bersama suamiya. Rianti merasakan betapa nikmatnya penis Barja yang besar panjang itu telah memenuhi liang vaginanya yang dirasakan sangat sempit oleh pejantan tua itu.
Penis itu bergerak dengan tempo perlahan dan cepat keluar masuk liang vaginanya. Kedua tangan Rianti mencengkram erat bahu Barja, seakan tak mau melepaskan tubuh tua perkasa itu yang tengah menyetubuhinya dengan liar. Isteri tersayang anto itu terus mengerang kenikmatan, dan Rianti pun kembali mendapat orgasme seperti dulu pertama kali ia disetubuhi dukun itu, "Oooh enak terus setubuhilah aku yang keras mbaaah", puaskan aku..malam ini. Barja tampak masih belum apa apa, Penis besarnya masih terus bergerak cepat, menghentak diliang vagina Rianti yang semakin basah oleh cairan kewanitaannya.
Semua bagian tubuh ibu muda itu, seakan menjadi begitu peka, Bibir vaginanya seakan menebal, klitorisnya membesar karena nafsu birahinya berpacu dengan hentakan buas penis Barja. Didalam kamar itu entah sudah berapa kali Rianti mendaki puncak orgasme yang dihantarkan barja. Ia seakan kewalahan mengalahkan gairah laki laki tua itu. Dengan sekujur tubuh menggeletar Rianti menjerit histeris didera nikmat sampai ke ubun ubun, tubuhnya melengkung indah bagai penari erotis saat kedutan penis besar barja memenuhi liang vaginanya yang sempit itu, penis barja tiada pernah henti menghujami sampai kandas menyentuh dasar rahim wanita cantik yang disetubuhinya.
Saat saat, dimana Rianti sudah sangat lemas, barja pun melepaskan seluruh cairan birahinya. Liang vagina ibu muda itu terasa hangat oleh sperma sang penjantan tangguh. Sebelum barja mencabut batang penisnya, barja masih merasakan denyut denyut dinding vagina Rianti, meremas remas batang penisnya, dan dengan manja perempuan cantik itu membelai tubuh kekarnya.
Malam itu kembali Rianti, terlelap dalam pelukan seorang dukun tua bernama barja prakasa. Rianti bagaikan seorang ratu saat Barja menyetubuhinya berkali kali, dengan liar dan ganas lidah dukun itu menjilati sekujur tubuhnya seperti kucing yang memandikan anaknya, jilatan lembut barja terus melambungkan sukmanya, jilatan liar kasar lelaki tua itu semakin membakar dan menghentak nafsu birahinya. Rianti merasa benar benar telah menjadi wanita seutuhnya dalam pelukan Barja Prakasa.
Selama beberapa hari menjelang di jemput suaminya Rianti selalu disetubuhi barja. Selama itu barja memberikan kenikmatan birahi, dan ibu muda itu selalu disetubuhi barja dengan penuh kemesraan yang menghantarkannya ke puncak hubungan pria dan wanita sejati berpacu dalam nafsu birahi. Barja dengan bebas telah menumpahkan cairan birahinya di dalam rahim Rianti. Karena Rianti telah menjadi kekasihnya dan juga kekasih gurunya yang ada dialam kegelapan, Rianti telah menjadi budak nafsu tanpa ada unsur paksaan, keduanya saling memberi dan menikmati permainan ranjang yang menghanyutkan sukma.
Ketika Anto suaminya datang menjemput untuk mengajak kembali ke kota, Anto berkata pada isterinya tercinta, ayo sayang sudah mau berangkat pulang apa belum" tanya suaminya.
Tangan Rini menyibak celana dalamnya, "Mbah, tolong beri aku kenikmatan sekali lagi, sebelum aku pulang" pintanya. Baik bu tapi jawab dulu pertanyaanku. Mana yang besar penisku dengan penis suamimu, Besar punya mbah jawab wanita cantik itu. Ayo bilang mana yang enak ngentot dengan ku, apa dengan suamimu, Yach enak digoyang dengan mbah..ayolah mbaaah berilah aku kenikmatan panasnya pejuhmu. Anto hanya bisa terbungkam dengan nyali ciut namun sangat terangsang dengan kata kata jorok isterinya.
Barja tersenyum, dia jongkok, menjilati vagina Rianti. isterinya lalu mengigit bibirnya sendiri menahan nikmat. Setelah vagina itu di buat basah oleh barja, dengan jari telunjuknya yang bergerak menyodok nyodok liang vaginanya, Rianti lalu di buat orgasme hingga tubuhnya berkejat nikmat. Dengan buasnya barja lalu menyetubuhi isterinya yang cantik itu tanpa melepas pakaiannya hanya melorotkan celana dalamnya sebatas lutut Rianti. Tubuh isterinya menggeletar hebat saat penis barja menghujam dengan keras saat disetubuhi lelaki tua itu dengan gaya doggy style, kedua lengan isterinya bertumpu pada sebatang pohon dihalam rumah itu. "
"Uuuh…memek ibu.. emang legit dan seret bisik barja ditelinga Rianti. Tubuh isteri anto itu berkejat kejat nikmat saat menggapai puncak berahinya bersamaan dengan menyemburnya lahar panas barja yang membanjiri liang vaginanya. perempuan cantik itu lalu tersenyum puas. Rini selalu ingin mengulangi lagi persetubuhannya dengan mbah barja. Rianti selalu merindukan ke hangatan penis besar barja., rindu penis panjang milik lelaki tua itu.
Dan Rianti tidak akan melupakan keperkasaan lelaki tua itu yang telah begitu sangat menyenangkan. Dan isterinya anto kini bukan lagi Rianti yang dulu ia telah menjadi perempuan liar dan haus seks. Rianti sangat menikmati saat disetubuhi barja, dengan meracau buas barja menyebutnya lonte cantik. Ucapan barja masih terngiang ditelinganya, " " Oh lonteku yang cantik memekmu legit sayang". Kata kata itu semakin membuat birahi Rianti meninggi dipenuh rasa sensasi.
Dan memang Rianti telah menjadi budak nafsunya barja, kekasih barja yang cantik, yang setiap saat barja akan selalu memberikan kenikmatan yang didambahkan isterinya anto. Namun anto sangat menikmati pemandangan erotis isterinya yang menggelinjang saat disetubuhi dengan buas oleh dukun tua itu.
Sebulan kemudian Rianti menjadi hamil, dimasa hamil mudanya Rianti sangat rajin mengunjungi mbah barja bersama suaminya didusun terpencil itu, bunga bunga kehamilannya selalu disirami lahar panas dari batang kejantanan dukun yang bernama barja prakasa. Anto juga ikut pula menyirami ladang birahi isterinya dengan air kemesraanya yang menyatu dengan air kemesraan mbah barja.
Ternyata Anto adalah lelaki yang sayang isteri dia merelakan isterinya disetubuhi mbah barja asalkan isterinya tidak tersiksa batin untuk mendapatkan puncak kenikmatan dalam pusaran badai birahi. Dan Rianti telah sempurna menjadi budak nafsu birahi sampai Mbah Barja sampai punya anak dua.
TAMAT.
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Anak kost vs ibu kost May 2nd 2013, 03:55 Memang my dammed company abis abisan ngisep darah karyawannya. berlima kost disini cuman tempatku aja yang menganut 6 hari kerja dalam seminggu. terpikir ini bos menganut aliran kerja rodi kali.
tapi tuhan kembali menunjukkan keadilannya. ;p. hari minggu bu kosku yang bahenol juga getol main basah-basahan. maksudnya ngepel ma nyuci juga. lebih beruntung lagi kalau suaminya yang kerja shift itu lagi kebagian malem. puas puasin deh ngobrol di area loundry sambil lirak lirik titik-titik panas si ibu yang secara spot-spot terlihat.
seperti minggu pagi ini, cucian seminggu yang kurendam sejak kemaren kayaknya nggak selesai selesai dikucek. bukan karena terlalu banyak tapi karena ditemani sang bintang, bu kos. dengan kostum standar, daster dan sandal jepit, dia terlihat begitu seksi ngucek baju suaminya dengan penggilasan tua. daster lembut itu tersingkap sengaja sebatas paha, betis dan sebagan paha yang terbuka serta jemari yang dengan pasti bermain diatas penggilasan membuat dirinya seksi laksana audy. abis mau gimana lagi, orang nggak ada yang lain.
sambil ngobrol kiri kanan ata bawah, dengan bebas mata jalang ini memotret bagian itu. apalagi tubuhnya yang mengangguk-angguk kuat - maklum nguceknya pakai penggilasan - membuat buah terlarang itu bergoyang-goyang minta dipetik. dan dari belahan atas, ooh .. terlihat jelas bagaimana pergerakan buah itu membuat bulu badanku merinding. kulit putih itu terlihat begitu mulus tak tercela. buah itu terlihat begitu mengkal mengundang.
sesaat mata kami saling bertumbukan, dammed, dia menemukanku bulat-bulat terpaku pada buahnya. panas serta merta menggerayangi wajah ini. tapi bukan aku kalau nggak bisa berkelit. 'bapak shift malem bu, ya?', tanyaku mencairkan suasana. 'he eh', jawabnya sambil kembali konsen pada kain cucian. tapi .. ada senyum simpul di ujung bibirnya. 'shift malem terus sih?', kuteruskan pertanyaanku untuk membuatnya sedikit lengah. sambil terus bicara kutelusuri terus tubuhnya. 'iya khan ganti shiftnya tiap minggu', kepalanya masih menunduk seolah mempersilakan aku terus menikmati.
obrolan terus berlanjut hingga saat dia berubah posisi menjamah cuciannya yang sedikit jauh, terkuak lebar daster itu hingga terpampang jelas bukit indah itu yang terbungkus celana dalam polos biru muda tipis. dan karena tipisnya tertangkap jelas pada otakku profil serat-serat hitam yang begitu indah, sama jelasnya dengan lekukan seksi di bawahnya. detak jantungku terhenti, mataku terpaku, diam kaku tanpa nafas. hanya batang kejantanan ini yang dengan pasti bergerak berdiri. aku terpaku, melotot dengan mulut terbuka.
'hush !', seru bu kost mengejutkan sambil merapikan dasternya yang tersingkap. antara kaget dan jengah aku mengerutu,'makanya hati-hati dong bu, kalau aku kepengen gimana?'. sementara masih terasa nafasku yang memburu dan panas di sekujur badan. 'coba aja', celetuk bu kost, sambil tersenyum nakal. jawaban yang tak pernah aku nyana, hingga gelagapan aku mencari kata jawaban yang tepat. ironisnya si ibu malah cuek bebek terus mencuci. aku belingsatan sendiri, tak tahu arti senyum itu, tetapi perlahan tanpa aku sadari kesadaranku semakin menurun. bayangan bukit-bukit itu berkelebatan ... tenggorokanku tercekat, tanganku gemetar, dan badanku mulai bergerak sendiri.
tanganku terjulur tanpa bisa kucegah lagi -atau tak ingin- dan hinggap di dada mengkal itu. lalu perlahan aku meremasnya, kekenyalannya begitu nyaman di tanganku, dan kembali semua bulu tubuhku berdiri, memanas ... si ibu melotot, shock, sejenak lalu menepis tanganku sambil berujar,'nakal ya!' kemudian beranjak meninggalkanku. aku masih tak mengerti, suara itu bukan suara kemarahan tapi toh masih ditolaknya tanganku. mau apa enggak sich??? aku merasa bersalah, aku harus minta maaf, aku beranjak, aku mengejarnya ke dalam rumah.
kutemui dia menuju kamar utama. tetapi bukan maaf yang aku ucapkan, tetapi justru pelukan yang aku lancarkan. semua terjadi dengan sendirinya. aku sadari tetapi bukan aku yang kuasai tubuh ini. semua bergerak sendiri.
'was, jangan!', desaunya lirih, berusaha melepaskan diri dari tanganku yang bergerak menyapu permukaaan tubuhnya. aku peluk erat dia dari belakang. tangan kananku menjangkau buah dada besar itu. yang kanan lalu ke kiri ke perut. tangannya hanya bisa mengikuti dan mencengkeram pergelanganku tanpa kuasa menghentikan.
'sadar was', desaunya lirih, tangan kiriku merema pinggulnya, bermain di perutnya, membelai pahanya, bagian dalam. tubuhnya meronta dan menunduk.
'was', desaunya lirih. kutekan batang ini kuat-kuat ke belahan pinggulnya yang menonjol. kugerakkan naik turun. seirama geliatan tubuhnya. seirama ronta-ronta tubuhnya yang semakin lama semakin membuatku kalap.
áah', desaunya lirih. saat lidah ini menyapu leher sampingnya yang putih, jenjang. aku kulum telinganya. aku gigit pelankulit tubuhnya. aku kecup pundaknya.
dia meronta semakin lirih, hingga akhirnya terkulai meringkuk di lantai depan kamar utama. kedua tangannya menekan lantai, kepalanya menoleh, rambutnya terurai tak rapi lagi. aku singkap dasternya mulai dari bawah membuka jalan tangan kananku kembali meremas buah dadanya. mulutnya terbuka, desah nafasnya memburu. dan aku tahu, dia tak menolakku.
perlahan tangan kiriku menuntun dagunya menoleh ke wajahku. aku lumat bibir merah tanpa gincu itu. dia menyerah, menerima lidahku yang panas menyeruak dalam menyapu langit-langit mulut berbibir mungil itu. ada gumam yang tak jelas dari wajah dengan mata terpejam itu. aku tak peduli. tangan kanan di dada kanan bergerak ke kiri.
tubuh kami mulai berpeluh, bau keringat makin membuat nafsu ini membara. perlahan tangan kiriku turun menelusuri leher, dada, berputar beberapa kali disana bersama tangan kanan, meremas, lalu ke perut hingga kujangkau daging kecil yang panas itu. dia melenguh, kepalannya menengadah dengan mulut terbuka, nafasnya tersengal-sengal saat aku tanganku bermain disana.
sebentar lagi ibu. sebentar. bisikku dalam hati. terasa ujung jemari ini mulai diselimuti cairan hangat. daster si ibu telah terkuak penuh hingga dengan bebas aku mulai melucuti behanya. menurunkan celana dalamnya hingga lutut. aku mendengar gumam yang tak jelas dari mulutnya. aku masih tak peduli.
aku sapu punggung putih itu dengan lidah panasku. dia mengeliat ke kiri dan kanan. kedua sikunya tertumpu pada lantai, kepalanya menempel pada lantai dengan masih menggumamkan kata-kata yang tidak jelas. sementara dadaku tertempel pada pinggul dari tubuh yang meringkuk itu, kedua tanganku dengan cepat melepaskan celana jeans dan membebaskan batangku yang penuh otot dari jepitan kain tebal itu.
perlahan aku menuntunnya. sekali dua aku menggusok bibir kewanitaannya, dia melonjak kaget, 'jangan!', bisiknya lirih sambil menoleh. namun itu justru memperlihatkan bibir ranumnya yang basah. aku beringas, aku dekap tubuhnya, aku jilat lehernya, dan dia meronta.
sungguh pergulatan yang panjang, peluh kami mulai berjatuhan, kini tak ada lagi kata-kata, hanya desah yang memburu. aku basahi ujung batang itu dengan ludahku dan aku tuntun dengan tangan kiriku. sementara untuk meredam ronta tubuhnya aku dekap dadanya dengan tangan kananku.
dia kembali melonjak kuat saat batang otot itu mulai menyapa bibir merah itu. tapi dengan mempererat lingkaran tanganku pada tukuhnya dia tak lagi kuasa menahan. sedikit demi sedikit urat keras yang gagah itu masuk kedalam liangnya. tubuh si ibu meregang, tangannya berusaha mencengkeram lantai, mulutnya terbuka melepaskan nafas yang kuat. aku terus masuk, terasa cengkeraman bibir kewanitaanya begitu kuat mencegahku masuk lebih dalam. tetapi justru itu terasa semakin nikmat. panas menyelusuri badan batang itu sedikit demi sedikit hingga kepangkalnya. lalu aku terhenti.
telah tuntas seluruh batang itu masuk kedalam liangnya. badanku melemas istirahat sejenak, lalu lamat-lamat aku dengar isak lirih. dia menangis. tetapi bukan iba yang muncul didadaku namun justru keinginan untuk menuntaskan segala keinginanku.
tangan kiriku berpindah dari pangkal paha ke buah dadanya. dan mulai meremas dengan kedua tanganku. tak ada lagi ronta perlawanan. tak juga jepitan sikunya mencegah tangnku meraba buah dada itu. tubuhnya mulai lemas.
ya, kemudian aku mulai mengayun pantatku mulai perlahan, dia merintih. terasa gesekan panas itu terasa seperti api yang membakar batang kejantananku. dan aku mulai memompa lebih keras. lenguh nafas kami saling besautan seperti tetesan keringat ini yang semakin deras. tak ada lagi isak tangisnya. berganti desau yang keras seirama gelengan kepalanya ke kiri dan kanan.
aku memompa semakin kuat, terasa gelombang denyut itu merambat ke seluruh tubuhku. kenikmatan yang tiada tara. sesekali dia menjerit dan mendongakkan kepalanya. aku mencumbunya. melepas sapuan lidah panas ini ke lehernya, kedalam mulutnya, kesegala permukaan kulit yang bisa aku jangkau. sungguh kenikmatan yang tiada tara.
dia menikmatinya. tubuhnya mulai ikut bergoyang seirama tubuhku. dan seperti dua gumpal daging yang bersatu kami saling menekan, saling mendesak. meneriakkan nama, mendesah, berciuman ganas, dan semakin cepat.
bunyi kecipak beruntun terdengan ke seluruh ruangan. goyangan kami mulai tak beraturan. kami mulai mencapai klimaks. dan dia mulai menjert histeris. tangannya menjambak rambutku menariknya kuat-kuat. bukan sakit yang aku rasa, jusru goyangan yang semakin kencang aku lakukan. tubuhnya menegang. dia menjerit keras. dan aku mulai gila. pandanganku terasa semakin gelap. ayunan pantatku tak terkendali begitu cepat.
ya, gelombang itu berdenyut terasa muncul dari pangakal batangku menjalar ke seluruh badan. mataku terpejam, mulutku menganga, aku mengerang keras. semuanya menjadi gelap, seirama semburan lendir panas itu ke dalam tubuhnya.
kemudian suasana menjadi sunyi. sangat sunyi. tubuhku jatuh lemas ke atas tubuh yang jatuh lemas. kami bertindihan. hanya desah nafas kecapean yang terdengar kini. perlahan dia berbalik badan. memeluk tubuh telanjangku. meletakkan mukaku ke dalam dadanya yang hangat. lalu dia mengusap rambutku, perlahan. perlahan penuh kasih sayang. tak ada kata-kata terucap.
tanpa terasaku tertidur di lantai yang dingin, berbantal dada yang hangat. ibu ima, jangan bangunkan aku pada kenyataan. aku ingin selalu bersamamu.
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Kisah Cintaku Dengan Pak Kepala Desa May 2nd 2013, 03:54 Pengalamanku ini bermula sekitar dua tahun yang lalu saat aku baru bekerja di Balai Desa sebagai pembantu Pak Sumantri, kepala desa kami. Pak Sum orang pandai. Ia bergelar Drs. Sebenarnya ia berasal dari Jakarta, namun sudah menetap di desaku cukup lama. Pak Sum berkulit putih, wajahnya ganteng dan berkumis. Ia sangat baik kepadaku. Aku sangat senang.
Pada hari pertama aku bekerja, ia memintaku untuk mengurutnya di kamarnya di Balai Desa. Begitu sampai di kamarnya, ia memintaku untuk membukakan pakaiannya. Aku merasa aneh sekaligus malu. Namun kulakukan juga. Tubuhnya tegap dan atletis. Namun entah kenapa aku senang melihat dadanya yang berbulu lebat. Ia tersenyum kepadaku. Kemudian ia menyuruhku membukakan celananya sekalian.
Aku ragu-ragu untuk melakukannya, namun ia bilang bahwa kakinya pegal dan ingin dipijit juga. Aku berjongkok di hadapannya. Perlahan-lahan kulepaskan ikat pinggangnya. Aku merasa celananya begitu menonjol. Kemudian kutarik risleting celananya, kulepaskan celananya ke lantai dan.. aku sangat terkejut melihat kontolnya yang bukan hanya tampak menonjol melainkan sudah keluar dari celana dalamnya.
Kontolnya sangat besar dan panjang. Aku bahkan dapat melihat kepala kontolnya yang tampak mengkilat karena air mani. Aku berusaha untuk menahan kegugupanku. Kulihat ia tersenyum kepadaku. Kemudian kupersilakan ia untuk tiduran agar bisa kupijit. Kupijit bagian belakangnya. Ia memintaku untuk mengurut pantatnya. Kemudian ia membalikkan badannya memintaku untuk memijit dadanya juga.
Perlahan kupijit dadanya yang berbulu lebat. Ia memintaku untuk terus memijitnya ke bagian bawah. Aku sangat gugup. Aku merasa ia akan memintaku untuk memijit kontolnya. Namun untunglah tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamar. Rupanya Pak Marmo, Sekretaris Desa memberitahukan bahwa ada tamu yang menunggu Pak Sum di kantornya. Pak Sum tampak kecewa namun ia kemudian memakai pakaiannya kembali. Saat memakai celananya, ia meminta aku menarik risleting celananya. Tampaknya ia berusaha agar aku memperhatikan kontolnya yang ngaceng. Buru-buru kulakukan itu.
Ia tersenyum sambil berkata, "Enak betul pijitanmu Kas, besok lagi ya".
Aku hanya mengangguk sambil menarik napas lega. Keesokan malamnya, aku menonton televisi di Balai Desa. Sekitar pukul 10 malam, aku dibangunkan Pak Sum. Rupanya aku ketiduran di depan televisi. Lalu Pak Sum menyuruhku agar pindah tidur di kamarnya. Lantaran sudah mengantuk, aku menurutinya. Sekitar tengah malam, Pak Sum membangunkanku. Aku terkejut melihatnya. Ia sudah telanjang, hanya mengenakan celana dalam. Kemudian ia membuka celana dalamnya dan memperlihatkan kontolnya kepadaku.
Aku terkesiap melihat kontolnya yang sangat besar, panjang dan berbulu lebat. Kemudian ia berusaha membuka bajuku. Aku berusaha menolak, namun ia terus memaksa. Akhirnya aku menyerah, kubiarkan ia membuka bajuku, bahkan kemudian celana panjangku. Ia tampak senang melihat celana dalamku, lalu kemudian mengelus dan meremasnya. Pak Sum kemudian menindih tubuhku. Dadanya yang berbulu lebat menindih dadaku. Ia kemudian mencumbu bibirku. Aku berusaha untuk menghindar namun ia terus melakukannya.
Aku menyerah, kubiarkan ia menciumi bibirku. Ciumannya sungguh menggebu-gebu. Mula-mula aku merasa risih, merasakan bibir dan kumisnya dibibirku. Lalu ia menciumi leherku, kemudian dada dan bahkan ketiakku. Aku merasa aneh namun aku diam saja. Ia terus menciumiku, perutku bahkan kemudian.. Celana dalamku. Aku terkejut ketika ia menciumi celana dalamku dengan penuh nafsu. Ia kemudian berusaha untuk membukanya.
Aku berusaha mencegahnya namun ia berkata, "Ayolah Kas, nggak apa-apa, kamu pasti suka" sambil terus memaksa.
Aku membiarkan ia membukanya. Ia tampak senang melihat kontolku. Ia menggenggam kontolku yang rupanya juga sudah ngaceng. Kemudian ia menciuminya. Astaga, tak bisa kupercaya melihatnya mencium dan menjilati kontolku dengan penuh nafsu. Mula-mula pelirku, kemudian terus naik ke batang kontolku. Akhirnya sampailah ia ke bagian kepala kontolku. Ia melirik ke arahku sambil tersenyum. Aku menahan nafas menanti apa yang akan dilakukannya. Kemudian ia menundukkan kepalanya dan.. Mencumbui kepala kontolku.
Aku tak bisa melukiskan betapa nikmat rasanya merasakan lidah dan bibirnya menjilat dan mencumbu kepala kontolku. Aku memejamkan mata, rasanya aku berada di awang-awang. Ia pun tampak sangat menikmatinya. Kemudian ia memasukkan batang kontolku ke dalam mulutnya. Ia menghisap dan mempermainkan batang kontolku di dalam mulutnya. Tanpa sadar aku mendesah penuh kenikmatan. Ia terus menghisap kontolku. Gerakannya bervariasi. Kadang-kadang lembut, kadang ia bahkan menggigitnya pelan-pelan. Aku sungguh merasa nikmat.
Kemudian akupun merasa kenikmatanku memuncak. Akhirnya aku mengeluarkan air maniku. Aku memejamkan mata. Kupikir Pak Sum akan berhenti menghisap kontolku. Namun ternyata ia terus menghisapnya. Bahkan ia terus menjilati kepala kontolku sampai benar-benar bersih dari air maniku. Akhirnya ia berhenti. Kemudian ia membaringkan tubuhnya disampingku.
Ia tersenyum sambil mengelus kepalaku dan berkata, "Bagaimana Kas, enak kan?" Aku hanya mengangguk. Ia kemudian menindih tubuhku sambil berkata, "Mau lagi?"
Aku terdiam, tubuhku agak lemas. Namun ia terus merangsangku. Ia membimbing tanganku agar mengelus bulu dadanya. Kemudian ke kontolnya yang sangat besar itu. Dia menyuruhku untuk menggenggamnya. Aku merasa kontolku kembali gaceng. Kemudian ia memeluk dan membalikkan posisi kami sehingga kini akulah yang berada di atas tubuhnya. Ia menyuruhku untuk melakukan persis seperti yang dilakukannya kepadaku. Aku agak ragu untuk melakukannya.
Perlahan kutundukkan kepalaku, ia langsung mencumbu bibirku. Aku tak lagi menolak bahkan akulah yang kemudian dengan penuh nafsu menciumi bibirnya, lehernya terus ke dadanya yang berbulu lebat. Kuciumi dan kuelus dadanya juga ketiaknya. Tubuhnya sangat harum menggairahkan. Bahkan kujilati dan kuhisap puting susunya. Ia tampak terkejut sekaligus senang. Akhirnya aku sampai ke kontolnya. Kupegang kontolnya. Oohh.. Kontolnya sangat besar dan panjang. Panjangnya sekitar 25 cm diameternya sekitar 7 cm.
Kulihat kepala kontolnya sudah mengkilat karena basah oleh air maninya. Perlahan kudekatkan kepalaku untuk menciuminya, kemudian kucium dan kujilat dengan penuh nafsu. Pantas saja Pak Sum sangat ingin menciumi kontolku karena rasanya sangat nikmat. Kuciumi pelernya lalu naik ke atas, kuciumi bulu jembutnya yang halus kemudian batang kontolnya. Kepala kontolnya yang besar sungguh membuatku terangsang. Kujilati kepala kontolnya itu. Baunya benar-benar membuatku mabuk kepayang.
Kulihat Pak Sum memejamkan matanya karena merasakan nikmat. Kemudian aku menghisap kontolnya. Namun karena begitu besar dan panjang, mulutku hanya bisa menghisap sekitar separuh saja. Itupun mulutku terasa penuh karena ukuran kontolnya luar biasa besar. Kupermainkan kontolnya agar ia mengeluarkan air maninya. Namun ia memang luar biasa. Sesudah hampir satu jam pun ia belum juga mencapai puncak kenikmatan. Aku tak putus asa. Kuhisap terus kontolnya sambil menggenggam dan mempermainkan kontolnya.
Kemudian aku melepaskan hisapanku. Kupegang dan kudekatkan kontolku ke kontolnya. Kugesek-gesekkan kepala kontolnya dengan punyaku. Ia mendesah penuh kenikmatan. Lalu aku kembali menghisap kontolnya. Usahaku berhasil, tak lama kemudian ia mengerang lalu aku merasakan mulutku dibanjiri air maninya yang kental. Kuhisap dan kutelan air maninya. Rasanya agak sedikit asin tapi baunya sungguh membuatku mabuk kepayang. Kemudian kujilati kembali kepala kontolnya yang semakin basah karena air mani sampai bersih. Kemudian kubaringkan tubuhku disisinya.
Ia menatapku dan memujiku sambil berkata, "Kamu luar biasa, Kas".
Aku memejamkan mataku. Kupikir ia sudah lelah. Namun rupanya ia belum puas. Tangannya kembali mengarahkan tanganku agar memegang kontolnya. Astaga.. Ia memang luar biasa. Kontolnya masih tetap besar dan keras seperti semula. Kuremas kontolnya. Kemudian ia menyuruhku membalikkan badan dan menungging. Mula-mula aku tak mengerti apa yang akan dilakukannya.
Kemudian ia memegang pantatku lalu kurasakan ia menggesekkan kontolnya ke pantatku. Kurasakan kontolnya yang besar di pantatku dan aku merasa nikmat. Namun rupanya Pak Sum tidak hanya sekedar ingin menggesek-gesekkan kontolnya ke pantatku karena kemudian kurasakan ia berusaha memasukkannya ke anusku perlahan-lahan. Semula kupikir hal itu tidak mungkin karena kontolnya yang sangat besar. Namun aku salah. Ternyata kontolnya bisa masuk.
Lalu ia memelukku dan mengeluarmasukkan kontolnya persis seperti sedang mengentot. Mula-mula memang terasa sakit dan aneh. Namun kemudian ternyata rasanya nikmat dan aku menikmatinya. Aku sangat terangsang. Apalagi tangannya juga meraba-raba tubuhku dan meremas kontolku. Ia juga menciumi leherku sambil terus mengentotiku. Kurasakan ia mengguncang-guncang tubuhku semakin lama semakin cepat. Akhirnya ia mendesah, rupanya ia telah mencapai puncaknya. Kurasakan kali ini pantatku dibanjiri oleh air maninya. Namun ia tidak langsung berhenti. Ia masih terus mengentotiku selama beberapa menit. Kemudian akhirnya ia mencabut kontolnya lalu berkata..
"Ayo Kas, sekarang giliran kamu".
Aku terkejut, namun aku mengerti apa yang harus kulakukan. Ia menungging lalu kuarahkan kontolku ke pantatnya. Perlahan kumasukkan kontolku ke dalam anusnya. Mungkin karena kontolku lebih kecil, aku dapat memasukkannya lebih mudah. Kemudian aku mulai mengentotinya. Kupeluk badannya, kuelus dadanya yang berbulu lebat. Kuraba pula kontolnya. Ia sungguh luar biasa. Kontolnya masih tetap keras. Aku rasakan aku semakin terangsang. Kemudian aku merasa bahwa aku akan kembali mengeluarkan air mani. Benar saja. Tak lama kemudian aku mengeluarkannya didalam pantat Pak Sum. Aku tak kuat lagi. Kucabut kontolku. Tubuhku benar-benar lelah. Kubaringkan tubuhku. Ia kemudian berbaring di sisiku.
Ia berbisik, "Sudah capek Kas? Tidurlah. Ini sudah hampir pagi. Besok kita lanjutkan ya". Aku mengangguk.
Ia kemudian memelukku. Nikmat sekali merasakan dadanya yang berbulu lebat. Akupun tertidur dalam pelukannya. Sejak saat itu, setiap kami bisa berduaan, pasti kami menghabiskan waktu dengan berhubungan seks. Kami melakukannya di mana saja. Selain di kamarnya, kami juga melakukannya di kamar mandi, di mobilnya bahkan pernah di sebuah toko waktu Pak Sum mengajakku ke Jakarta. Ia ingin membelikanku pakaian.
Sewaktu aku sedang mencoba celana panjang baru di kamar ganti sebuah toko, ia masuk dan kemudian melihat aku sedang membuka celanaku. Lalu ia membuka celana dalamku dan menghisap kontolku. Aku terkejut dan sangat gugup namun ia terus melakukannya sampai aku membasahi mulutnya dengan air maniku. Sesudah itu bahkan ia juga menyuruhku menghisap kontolnya.
Begitulah kehidupan seksku dengan Pak Sum. Aku benar-benar berbahagia. Tak kusangka berhubungan seks dengan sesama lelaki dapat terasa begitu nikmat. Kami melakukannya tanpa mengenal waktu dan tak pernah merasa bosan. Ia sangat sayang kepadaku. Aku pun sangat mencintainya. Kami berjanji akan terus bersama, selamanya.
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar