|                               Cerita Sex - Mbak Lisna, Wanita Kesepian               May 4th 2013, 06:36                                                Kisah berikut ini adalah sebuah kejadian nyata dan merupakan pengalaman  yang tak mungkin dapat kulupakan seumur hidupku. Memang nama-nama tokoh  dan tempat di alam kisah ini sengaja kusamarkan, tapi urutan kejadiannya  bukanlah khayalan atau hasil rekaan imajinasiku semata. Ceritanya  mengenai hubungan affair-ku dengan seorang wanita bersuami sekitar tahun  1995 yang lalu dan berlangsung selama 3,5 tahun.
  Ketika itu usiaku 25 tahun dan aku bekerja pada sebuah perusahaan asing  yang beroperasi di luar Jakarta selama 24 jam sehari, sehingga ada  bagian tertentu di kantor pusat yang bertugas dalam 3 shift untuk  memonitor kegiatan operasi di lapangan dan aku adalah salah satu  pegawainya.
  Pada suatu hari ketika sedang tugas malam, aku menerima telepon kesasar  sampai 3 kali dari seorang wanita. Akhirnya karena jengkel, timbul  keinginanku untuk iseng-iseng menggodanya serta mengajak berkenalan yang  ternyata ditanggapinya dengan antusias sampai tidak terasa kami  mengobrol selama 1,5 jam di telepon.
  Wanita itu memperkenalkan namanya sebagai Lisna (aku memanggilnya Mbak  Lis), berusia 34 tahun dan telah bersuami serta mempunyai tiga orang  anak. Suaminya seorang pejabat di sebuah instansi pemerintah berusia 48  tahun yang menikahi Mbak Lis ketika dia berusia 18 tahun dan baru lulus  SLTA. Anak pertamanya perempuan berusia 15 tahun.
  Sejak saat itu aku tidak pernah lagi merasa jenuh dan sepi bila sedang  tugas malam karena Mbak Lis sering meneleponku walau hanya sekadar untuk  mengobrol saja. Menurut pengakuannya, Mbak Lis merasa kesepian karena  sering ditinggal suaminya bertugas ke luar kota dan dia mengetahui  suaminya punya simpanan di luar.
  Sebagai orang dewasa, pembicaraan kami juga sering menyerempet hal-hal  yang agak miring. Kalau sudah begitu, biasanya nada bicara Mbak Lis  berubah menjadi sedikit berbisik berat seperti orang bangun tidur  sementara aku enjoy dengan kesendirianku di ruang kantor yang dingin  ber-AC.
  Tak terasa tiga bulan sudah kami bertelepon ria tanpa pernah bertemu  muka dan selama itu selalu dia yang meneleponku ke kantor ataupun ke  rumah karena aku tidak pernah diberi nomor teleponnya (katanya dia takut  ketahuan suaminya).
  Suatu siang Mbak Lis menelepon ke rumahku dan mengajakku nonton film,  mulanya aku ragu karena merasa belum siap untuk bertemu. Aku berdalih  bahwa badanku masih letih karena habis tugas malam, tetapi Mbak Lis  tetap memaksa dan meminta bertemu sorenya supaya aku bisa istirahat  dulu. Aku lalu menyanggupinya karena tidak mau mengecewakan dia.
  Jam 14:30 sehabis mandi, Mbak Lis meneleponku lagi dan kami janjian  untuk bertemu di sebuah bioskop dengan tidak lupa memberitahukan ciri  masing-masing. Sesampainya di bioskop aku sempat dibuat kesal karena  tidak kujumpai wanita dengan ciri-ciri seperti yang dikatakan Mbak Lis,  wah jangan-jangan dia mau ngerjain aku nih.
  Setelah hampir 1 jam menunggu, tiba-tiba aku merasakan sebuah tepukan  ringan di punggungku. Dan ketika aku berbalik, tampak Mbak Lis sudah  berdiri di belakangku dengan senyumnya yang membuatku terpana.
  "Bayu ya?" sapanya sambil mengulurkan tangan. "Ya, mm.. Mbak Lis..?" aku balas bertanya agak tergagap sambil menyambut tangannya. Ah, betapa halus dan lembutnya tangan itu. "Maaf ya terlambat, soalnya macet sih.." katanya kemudian. "Nggak apa-apa kok Mbak, saya juga belum terlalu lama menunggu", jawabku  berbohong sambil mataku tak lepas menatapnya. Rasa kesalku segera  hilang setelah melihat Mbak Lis yang tampak anggun itu.
  Sosok tubuh Mbak Lis sedang-sedang saja, tingginya 158 cm, berat sekitar  45 kg, kulitnya kuning halus dan rambut hitam bergelombang sebahu.  Wajahnya ayu memancarkan kelembutan seorang ibu dan kalau berbicara  ramah sekali dengan selalu diiringi senyum yang tak pernah lepas dari  bibir mungilnya yang tipis. Dia tampak begitu anggun (dan seksi) dengan  setelan blus ketat sutra hijau muda berlengan pendek dan celana panjang  katun hijau lumut yang menampakkan bulu-bulu halus di tangannya dan  lekuk tubuhnya yang sintal. Aku rasanya seperti kehilangan kata-kata  untuk berbicara, sampai akhirnya Mbak Lis yang memulai lagi. "Kita makan dulu yuk, kamu pasti belum makan. Kebetulan di dekat sini  ada restoran ayam bakar yang enak lho", ajaknya sambil menggandeng  tanganku.
  Kami makan dengan santai sambil berbincang-bincang disertai gurauan yang  kadang membuat kami tertawa terpingkal-pingkal. Kulihat Mbak Lis sudah  bisa berbicara lebih lepas sehingga suasana kakupun berangsur-angsur  hilang.
  Sehabis makan kami kembali ke gedung bioskop dan setelah membeli tiket  kami menyempatkan waktu untuk melihat gambar-gambar film yang ada di  lobby bioskop sambil tetap bergandengan tangan. Tapi kali ini Mbak Lis  lebih merapatkan tubuhnya ke tubuhku dengan cara memeluk lenganku bahkan  terkadang dia bersikap lebih berani dengan memeluk pinggangku, secara  refleks aku pun membalas dengan merangkul bahunya atau memeluk  pinggulnya.
  Sentuhan bagian depan tubuh Mbak Lis membuat naluri kejantananku  tergugah, apalagi ketika kulihat kancing paling atas blus yang  dikenakannya sudah terbuka (aku tidak tahu kapan dia membukanya). Tampak  belahan sepasang bukit yang mulus mengintip dari balik BH-nya membuat  darahku berdesir dan tatapan mataku seakan tak mau lepas darinya.
  Ketika pengumuman tanda dimulainya jam pertunjukan terdengar, kami pun  memasuki gedung bioskop untuk mencari tempat duduk yang sesuai dengan  nomor kursi yang tertera di tiket (sengaja aku memilih tempat duduk di  deret paling belakang). Mbak Lis duduk di sebelah kananku sambil tangan  kirinya menggenggam dan sesekali meremas tangan kananku.
  Tak lama kemudian lampu bioskop dipadamkan dan film dimulai, kami nonton  dalam keadaan diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Kira-kira 10  menit berlalu, Mbak Lis menyandarkan kepalanya di bahuku dan tangan  kanannya menarik tanganku ke wajahnya. Diusapkannya jari-jariku ke  pipinya, ke telinganya lalu ke bibirnya sambil memberikan kecupan ringan  di setiap jari-jariku. Ketika aku sedang menatap wajahnya yang  tertunduk menciumi jari-jariku, Mbak Lis menengadah dan balas menatapku.  Mata kami saling menatap dalam jarak yang sangat dekat, kemudian  kuberanikan tanganku mengangkat dagunya dan mencium bibirnya yang tipis.  Mbak Lis diam saja, tidak menolak dan juga tidak membalas ciumanku,  bibirnya masih terkatup rapat. Aku jadi penasaran dan semakin nekat,  kukecup lagi bibirnya dengan sekali-kali mengulumnya.
  Akhirnya Mbak Lis bereaksi juga, bibirnya terkuak sedikit dan dia  membalas ciumanku, lama sekali kami berciuman sampai kemudian Mbak Lis  menghentikannya sambil mendesahkan namaku serta meremas dan menarik  kembali tanganku ke bibirnya. Tapi kali ini Mbak Lis tidak hanya  menciumi jari-jariku, dia juga mulai memasukkan jariku ke dalam mulutnya  dan mengulumnya dengan disertai jilatan-jilatan halus dan gigitan  nakal.
  "Mbak jadi gemas, Bay", bisiknya. "Mbak yang bikin gemas", bisikku sambil mengecup daun telinganya. Mbak  Lis menggelinjang kegelian, membuatku semakin bergairah menciumi daerah  sensitif di sekitar telinga dan lehernya itu. "Aaahh Bayu.." Mbak Lis mendesah lagi. "Kamu bandel.." "Tapi suka kan..?" kataku sambil merengkuh wajahnya dan mendaratkan  ciuman di bibirnya. Kali ini Mbak Lis membalas ciumanku dengan bergairah  sambil memainkan lidahnya di dalam mulutku, sehingga lidah kami saling  berpagutan. Tangan Mbak Lis mulai meremas dadaku. Aku pun tak mau kalah,  kuusapkan tangan kiriku pada daerah-daerah sensitif di telinganya,  lehernya dan terus turun sampai ke dadanya lalu menyusup ke dalam  blusnya.
  "Hmm.." terdengar Mbak Lis menggumam dalam kuluman bibirku. "Ouuhh.. uuhh.." desahnya sambil tangannya mencengkeram leher bajuku  ketika kuremas dadanya dan kuraba puting susunya dari balik BH. "Masukin tangannya, sayang.." kata Mbak Lis sambil membuka satu lagi  kancing blusnya. Kusingkap BH-nya dan kurogoh dadanya yang kenyal,  sementara tangan kanan Mbak Lis mulai merambat turun ke perutku dan  turun terus sampai ke selangkanganku. Diremas-remasnya batang kemaluanku  yang sudah tegang dari luar celana sambil mengerang dan mendesah  sementara bibir kami terus berciuman dan mengulum lidah. Kupilin puting  susu Mbak Lis dengan jari-jariku sambil meremas dadanya. Ooh.. ingin  sekali rasanya aku menciumi dada itu serta menghisap dan menjilati  putingnya. Tangan Mbak Lis pun makin bergairah mengusap dan meremas  selangkanganku.
  "Buka dong Bay.." desah Mbak Lis sambil berusaha untuk membuka zipper  celanaku. Kulepaskan pelukanku untuk membantunya membuka kait ikat  pinggangku, lalu dengan sigap Mbak Lis memasukkan tangannya ke dalam  celanaku dan melanjutkan meremas batang kemaluanku yang masih tertutup  celana dalam. Sesekali tangannya merogoh lebih dalam untuk meremas  biji-biji kemaluanku. Uuhh.. nikmatnya.
  Mbak Lis lalu menyandarkan kepalanya di dadaku, disingkapnya celana  dalamku ke bawah sehingga batang kemaluanku kini terbebas dan mengacung  seutuhnya seakan memperlihatkan kesiagaannya. Kurasakan kehangatan  tangan Mbak Lis ketika mencengkeram batang kemaluanku, meremasnya dan  mengusap-usapkan ibu jarinya pada kepala batang kemaluanku, membuatku  mendesis menahan rasa geli yang mengalirkan nikmat di sekujur tubuhku.
  "Hmm.." kudengar Mbak Lis beberapa kali menggumam sambil memperhatikan  dan mengurut batang kemaluanku yang berkedut-kedut dalam genggamannya.  Kurasakan kepala Mbak Lis yang pelan-pelan bergerak turun untuk  menghampiri batang kemaluanku, rupanya Mbak Lis sudah tidak dapat  menahan keinginannya untuk memenuhi ajakan batang kemaluanku yang tegak  menantangnya. "Jangan Mbak.." bisikku sambil menahan gerakan turun  kepala Mbak Lis karena kusadari situasi di dalam bioskop tidak  memungkinkan kami untuk lebih dari sekedar melakukan pekerjaan tangan.  Mbak Lis lalu menengadahkan wajahnya menatapku.
  "Bayu.. please.." Mbak Lis mendesah meminta persetujuanku dengan tatapan mata sayu sambil tangannya terus mengurut kejantananku. "Jangan Mbak.. dikocok saja.." balasku sambil menaikkan kaki ke sandaran  kursi di depanku yang kebetulan kosong untuk memudahkan Mbak Lis  meng-eksploitasi batang kemaluanku. Kurengkuh wajah Mbak Lis dengan  tangan kiriku dan kucium bibirnya yang merekah di hadapanku sementara  tangan kananku memeluk bahunya. Kami berciuman lama sekali dengan saling  memilin lidah di dalam mulut. Kurasakan tangan Mbak Lis semakin intens  meremas dan mengocok batang kemaluanku, sementara mulutnya sesekali  menggumam dalam pagutanku ketika dirasakannya tanganku mengelus daerah  sensitif di belakang telinganya.
  Tangan kiriku kini sibuk membuka kancing blus yang dikenakan Mbak Lis  dan menyusup ke dalamnya, meremas dadanya yang kenyal serta  mempermainkan puting susunya dengan jari-jariku. Mbak Lis merubah posisi  duduknya dengan bersandar di dadaku dan memindahkan kendali atas batang  kemaluanku ke tangan kirinya. Didekapkannya kedua tanganku di dadanya  sehingga aku lebih leluasa meremas kedua dadanya yang kini telah terbuka  karena BH-nya telah kusingkapkan ke atas serta memilin kedua puting  susunya yang telah mengeras.
  "Aaahh.. oouuhh.." Mbak Lis medesah dan kemudian kulihat tangan kanannya  bergerak ke bawah menggosok-gosok selangkangannya dan tangan kirinya  semakin keras mencengkeram batang kemaluanku sambil mengusap kepala  kejantananku dengan ibu jarinya. Kurasakan aliran darah di  selangkanganku bertambah cepat dan deras, menimbulkan sensasi kenikmatan  yang tak terbayangkan. "Mbak nggak tahan, Bayu.." desahnya sambil menarik satu tanganku ke  mulutnya dan kemudian menjilati dan mengulum jariku dengan penuh nafsu.
  Akhirnya puncak sensasi itu datang juga ketika kurasakan kawah di  selangkanganku menggelegar ingin memuntahkan laharnya. Kutarik tanganku  dari dada Mbak Lis dan kucengkeram tangannya yang sedang mengocok batang  kemaluanku. Serasa tak sabar, kubantu Mbak Lis mengocok batang  kemaluanku lebih kencang. Dan akhirnya.. "Ooouuhh.." aku mendesah  tertahan ketika kurasakan batang kemaluanku mengejang kemudian  berkedut-kedut memuntahkan cairan kenikmatan yang menyemprot  berkali-kali membasahi tangan kami.
  "Ooouuhh.. enak sekali Mbak.." kataku sambil melepaskan nafas panjang  ketika kurasakan puncak kenikmatanku mereda, batang kemaluanku telah  berhenti memuntahkan cairannya dan tinggal menyisakan lelehannya yang  kemudian diratakan oleh Mbak Lis dengan jari telunjuk ke seluruh  permukaan kepala batang kemaluanku.
  Tanpa mengucapkan kata-kata, Mbak Lis sejenak beralih dari pelukanku  untuk mengambil tissue dari dalam tasnya. Kemudian sambil kembali  bersandar di lenganku, dengan telaten disekanya batang kemaluanku mulai  dari kepala sampai ke batang dan pangkalnya. Ah, sejuk sekali kurasakan  usapannya. Lalu dilanjutkannya menyeka tanganku dan tangannya sendiri  yang terkena semprotan spermaku dengan lembar tissue lainnya.
  Mbak Lis lalu mengecup bibirku dengan mesra, tidak kurasakan birahi di  kecupannya yang begitu lembut. Seakan telah terlupakan terpaan hawa  nafsu yang baru kami alami bersama. Aku kagum padanya, begitu cepat Mbak  Lis menetralisir emosinya. Kami lama terdiam sambil berpelukan setelah  sama-sama merapikan pakaian yang acak-acakan.
  Ketika film berakhir dan lampu bioskop telah dinyalakan, kami saling  berpandangan seakan tidak percaya dengan apa yang baru dilakukan. Segera  kami berdiri dan bersiap untuk meninggalkan gedung bioskop, sampai  kemudian Mbak Lis menahanku dan memandang geli ke arahku.
  "Kamu seperti ngompol.." katanya sambil tertawa kecil dan menunjuk  celanaku. Dengan penasaran aku menunduk dan ketika menyadari apa yang  ditunjuk oleh Mbak Lis, aku pun tersenyum kecut menahan geli dan malu.  Ternyata semburan spermaku begitu kuat sehingga ada yang kesasar keluar  dan meninggalkan noda basah di celanaku.
  "Mbak sih.. sudah ah, nggak usah dibahas", kataku sambil mencubit pinggang Mbak Lis dan mendorongnya perlahan keluar bioskop. "Mbak antar kamu pulang ya?" kata Mbak Lis sesampainya kami di luar bioskop. "Nggak usah Mbak, saya mau langsung ke kantor saja", balasku. "Kalau begitu Mbak antar kamu ke kantor boleh kan, please.." desak Mbak  Lis. Aku tak dapat menolak dan hanya mengangguk, Mbak Lis lalu  menyerahkan kunci mobil dan memintaku untuk mengemudikan mobilnya.
  Di dalam mobil kami tidak banyak berbicara, seakan terlarut dalam  perasaan masing-masing. Mbak Lis menyandarkan kepalanya di bahuku sambil  memeluk dan mengelus-elus lenganku. Tak terasa kami telah memasuki  halaman gedung kantorku. Sebelum aku meninggalkan mobil, Mbak Lis  kembali mencium mesra bibirku.
  "Maaf Bayu, jangan kapok ya?" kata Mbak Lis sambil mengelus pipiku. "Apanya yang kapok?" balasku sambil mengedipkan mata dan perlahan-lahan keluar dari mobil. "Kamu bandel.." kata Mbak Lis mencubit lenganku. "Nanti malam Mbak temanin ya?" Mbak Lis menyambung sambil menarik bajuku dan kami pun kembali berciuman di jendela mobil.
  Itulah kisah perkenalanku dengan Mbak Lis yang juga merupakan awal dari  affair-ku dengannya yang kemudian berlangsung lebih seru dan lebih  panas.
  TAMAT
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Nikmatnya Memek Ibu Berumur               May 4th 2013, 06:35                                                Pada waktu KKN di suatu daerah terpencil di Jawa Tengah (Di suatu desa  kecil yang belum terjangkau angkutan dari arah kota, bahkan untuk  mencapai jalan raya yang dilalui mobil angkutan, harus berjalan kaki  selama 2 jam), kukira warganya masih terbelakang dan kurang pergaulan.  Maklum di salah satu dusun, yang dihuni sekitar 100 keluarga, hanya satu  yang mempunyai TV dengan menggunakan aki. Tetapi kenyataannya lain.  Inilah pengalamanku hidup ditengah-tengah penduduk tersebut, tentu saja  pengalamanku di bidangseks. Aku kebetulan menginap di rumah Sekdes, yang  ternyata seorang ibu muda berumur aku taksir kurang dari 40 tahun.  Langsing, kulitnya mulus dan rupawan. Memang lain dibandingkan dengan  penduduk kebanyakan di sekitarnya. Dan yang menjadikan aku sangat  bernafsuadalah karena statusnya yang janda beranak satu. Disuatu sore,  menjelang malam, ketika baru datang dari kampus untuk konsultasi  skripsi, kudapati rumah Mbak Yati (begitulah panggilan Sekretaris Desa  yang rumahnya kutempati itu) tampaknya sepi. Badanku basah kuyup, karena  kehujanan sepanjang perjalanan kaki dari jalan raya. Aku dorong  pintunya dan ternyata tidak terkunci. Aku segera menuju ke kamarku,  kulepas semua pakaianku dan kukeringkan dengan handuk. Tiba-tiba ada  suatu langkah mendekati kamarku, kuintip dari balik korden, Mbak Yati  mendekat ke kamarku. "Ini kesempatan," pikirku. Aku terus mengeringkan  kepalaku dengan handuk sehingga mataku tertutup dan pura-pura tidak tahu  kalau Mbak Yati mendatangi kamarku. Tanpa kusengaja kemaluanku jadi  bertambah besar. Tergantung kesana-kemari ketika tubuhku tergoncang  karena gosokan yang keras di kepalaku. Benar saja Mbak Yati  menyingkapkan korden, namun aku pura-pura tidak melihatnya, walaupun  dari pori-pori handuk aku melihat MbakYati dengan raut wajahnya agak  terkejut, tetapi dia diam saja. Bahkan sepertinya dengan seksama  memperhatikan alat vitalku yangmakin lama makin besar oleh tatapan Mbak  Yati. Aku pura-pura terkejut ketika kulepas handukku dari kepalaku. "Oh,  Mbak Yati, kirain siapa," Aku sengaja membiarkan kemaluanku tidak  kututupi, ada perasaan bangga mempertontonkan kemaluanku disaat sedang  gagah-gagahnya. "Dik Windu, datang kok nggak bilang-bilang," bicaranya  cukup tenang, seakan-akan tidak melihatku aneh. "Iya Mbak, baru datang  terus kehujanan." "Aduh, nanti masuk angin, aku ambilkan minyak angin  ya." "Nggak usah Mbak, takut panas." "Lha iya biar anget gitu lho."  "Maksud saya, taku panas kalau kena ini, lho Mbak." "Ah Dik Windu bisa  aja, mikiran apa sih kok ngacung-ngacung kayak gitu," kali ini Mbak Yati  mau melihat terpedoku, aku bahagia sekali. "Ih, gede banget sih Dik."  "Pernah aku ukur 17 cm kok Mbak," Aku berjalan mendekatinya. "Dik Windu  bisa aja, pake diukur-ukur segala," kupegang pundaknya, dan dia diam  saja. "Kok sepi Mbak, kemana anak-anak lain." "Anu.. khan, lagi bertemu  Bapak Bupati," tampaknya ia agak gugup dan seperti mau melangkah ke  belakang. Tetapi kutahan dia, bahkan ketika kucium pipinya ia diam saja.  Kulanjutkan dengan bibirnya, ia juga diam saja. Bahkan memberikan  sambutan yang hangat. Kini Mbak Yati yang aktif menciumi tubuhku dengan  gemasnya, aku diam saja, dan kulucuti pakaiannya. Ketika kubuka BH-nya,  aku tertegun, payudaranya masih kencang dan mulus, ukurannya sedang.  Perutnya ramping, cembung di bawah, sedikit di atas jembutnya. Mbak Yati  terus menyerangku dengan kecupan-kecupan yang membuatku kelabakan dan  jatuh ke tempat tidur karena terdorong oleh kuatnya desakan Mbak Yati  yang sudah telanjang bulat itu. Aku hanya bisa memegang payudaranya  sambil memijat, mengelus dan memelintir putingnya. Mbak Yati terus  mengecup setiap inci dari tubuhku, dadaku, lenganku, perutku dan pahaku.  Kejantananku yang sudah sangat keras dipegangnya terus seakan sudah  menjadi hak miliknya saja. Dikecupnya ujung kemaluanku, aku mengelinjang  kegelian. Namun Mbak Yati tidak meneruskan. Sambil tersenyum manis ia  berkata, setengah berbisik, "Nanti saja.." Sambil memeluk dan menciumku  dengan hangat dan membalikkan posisinya sehingga aku berada di atasnya.  Kini posisiku lebih leluasa, aku bisa pandangi kemolekan tubuh Mbak  Yati, setiap senti dari permukaan tubuh itu kuciumi dengan penuh nafsu.  Nafas Mbak Yati makin memburu, lama kutempelkan pipiku pada perutnya.  Perasaan senang luar biasa menyelimutiku. Sambil tanganku terus  meremas-remas payudaranya. Kuturunkan kepalaku ke bawah, kuciumi paha  sebelah dalam Mbak Yati, hingga sampailah ke jaringan lunak yang berada  di tengah selangkangannya. Kujilati benda itu, hingga Mbak Yati menjerit  kecil sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, seakan-akan  menginginkan aku menjilatinya.Liang kewanitaan Mbak Yati sudah sangat  basah, aku terus menjilati daging kecil yang ada di bagian atas  kemaluannya, yang menurutnya bernama "itil" ya mungkin bahasa kerennya  ya "klitoris" itu. Setelah jenuh aku menjilati liang kewanitaannya, aku  bersiap-siap mengarahkan batang kejantananku ke liang senggamanya,  Dengan cekatan ia bimbing batang kejantananku hingga di depan gerbang  kewanitaannya. Dengan sekali sentak masuklah kepala burungku. Tampak  masih lumayan seret, sehingga tidak semuanya langsung bisa menghujam ke  dalam liang kewanitaannya. Setelah beberapa kali majumundur barulah  semuanya tenggelam hingga kurasakan ujung kemaluanku menyentuh dinding  kewanitaannya yang paling dalam. Mbak Yati melenguh, menjerit dan makin  memelukku dengan kuat. "Terus Dik.. terus Dik.. Tahan Dik, aku.. mau..  keluar, Ohh.." Dia memelukku dengan kuat sambil meluruskan kakinya,  hingga batang kejantananku terasa terjepit. Dengan nikmatnya. Hingga  akupun tidak tahan lagi membendung air maniku bertahan. Aku segera  mencabut kejantananku dan kukocok-kocok hingga muncratlah air maniku di  atas perutnya. Beberapa detik kemudian heninglah suasana di kamar itu.  Tampaknya hari sudah mulai malam, hujan terus turun dengan derasnya.  Namun nafas Mbak Yati yang memburu dan tubuhnya terbaring dengan  lunglai. Aku terlentang di sampingnya. Dia segera tertidur dengan kepala  di atas perutku, menghadap ke kemaluanku. Akupun tampaknya terlena  juga. Pada waktu Mbak Yati membangunkanku, untuk makanmalam. Aku memakai  piyamaku dan menuju ke ruang makan, Mbak Yati mengenakan daster yang  tipis. Ketika kurogoh dari bawah dasternya, ternyata ia tidak memakai  celana dalam. Mbak Yati mengelak dengan genit meskipun sempat tersentuh  juga. Dalam percakapan selama makan malam, baru kutahu bahwa dia  mempunyai anak perempuan yang sedang sekolah di Sekolah Pekerja Sosial  di Semarang. Setiap minggu ia pulang ke rumah. Nani, anak Mbak Yati,  memang manis dan supel. Pada suatu hari minggu ia memang datang dan aku  sempat ngobrol dengan Nani. Waktu itu ibunya sedang ada tugas  mendampingi Pak Kades menerima kunjungan anggota DPRD. Saking akrabnya  aku ngobrol dengan Nani, hingga tidak canggung-canggung lagi ia masuk  keluar kamarku maupun sebaliknya. Bahkan ketika Nani memintaku untuk  membuat salah satu tugas teks pidato, aku tanpa sungkan-sungkan masuk ke  kamarnya. Secara tidak sengaja aku menemukan amplop kecil di atas meja  belajarnya. Ketika kubuka ternyata gambarnya adalah gambar porno  kategori XX. Nani cuek saja ketika kuamati gambar-gambar tersebut. Tidak  terasa bagian bawahku mulai berontak. Tiba-tiba Nani membungkukkan  badan di depanku, sambil ikut melihat gambar-gambar porno tersebut.  "Nani, nggak pakai BH lho.." Aku kaget bukan kepalang, mendengar suara  manja itu, dan kulihat wajahnya sudah sangat dekat dengan wajahku. Dan  yang lebih dahsyat lagi adalah, dengan posisi menduduk itu maka  payudaranya yang bebas tidak terbungkus BH itu tergantung indah. Aku  segera meraihnya, sambil kucium bibirnya. Sebagai tindakan naluri dan  refleks priaku saja. Nani membalasnya dengan tidak maukalah lahapnya.  Kubuka T-shirtnya, dan kuciumi putingnya yang kecil tetapi panjang,  seperti puting ibunya. Dan kulepas semua pakaiannya, terakhir adalah  celana dalamnya. Kuraih kemaluannya, jembutnya masih jarang, sehingga  belahan liang kewanitaannya yangberwarna merah jambu dapat terlihat  dengan jelas. Ia susupkan tangannya ke dalam celana pendekku. Begitu  menemukan batang pelerku yang sudah sangat tegang ia lemas dan menarikku  ke tempat tidurnya. Aku melepaskan pakaianku, hingga telanjang bulat.  Aku baringkan di tempat tidurku, dengan posisi telentang, memberikan  kesempatan bagi Nani untuk menikmati bagian tubuhku yang sangat  kubanggakan itu. Benar saja, ia dengan sigap meraih kemaluanku dan  mengulumnya, meskipun masih sangat tidak profesional, tetapi kuhargai  juga keberaniannya. Barangkali ia hanya ingin mempraktekkan apa yang  pernah ia lihat pada foto porno. "Jangan kena kena gigi," seruku ketika  giginya menggesek ujung kemaluanku, yang membuatku nyengir. "Eh sorry,  Mas.." Lalu ia jilati seluruh permukaan batang kejantananku, hingga  kedua pelerku tidak luput dari serangan ini. Aku hanya meringis  menikmatinya. Setelah tidak ada lagi variasi darinya memperlakukan  kemaluanku, kubimbing dia untuk terlentang. Ia menurut ketika kubuka  pelan-pelan pahanya, kini dengan jelas liang kewanitaan yang manis  bentuknya itu. Ketika kusibakkan, kulihat warna merah menantang,  sedangkan lendirnya sudah banyak mengalir ke sprei batiknya. Posisiku  sudah siap untuk menyetubuhinya. Batang kemaluanku sudah tepat di depan  mulut liang kewanitaannya. "Nan, masih perawan nggak, aku masukin ya?"  pintaku. Nani tidak menjawab namun dengan kuat ia menarik bokongku,  hingga amblaslah batang kejantananku memasuki wilayah terlarangnya.  Memang baru separuh, sempit sekali, aku hampir tidak tega ketika Nani  meringis sambil memejamkan matanya. "Kenapa Nan, Mas cabut ya.."  "Jangan," bisik Nani sambil menjepit punggungku dengan kedua kakinya.  Kugerakkan maju mundur pelan-pelan, karena sempitnya liang  kewanitaannya. Membuat Nani mengeleng-gelengkan kepalanya kekiri dan  kekanan hingga sebuah jeritan panjang. Namun segera kuciumi mulutnya  agar jeritan itu tidak terdengar tetangga. Orgasme Nani lama sekali,  seperti orang kesurupan, kepalanya kupegangi kuat-kuat agar mulutnya  tidak lepas dari ciumanku. Sehingga suara jeritan itu tertelan sendiri.  Badannya kejang, pelukannya kencang sekali. Akhirnya tumpahlah  kenikmatan Nani. Aku sangat gembira bisa memuaskannya. Biarpun maniku  belum keluar, aku puas sekali. Nani tertidur, aku segera berpakaian, dan  dengan berjingkat ke arah kamarku dekat kamar Mbak Yati. Di depan kamar  Mbak Yati kudengar suara, saat kusingkap dan aku terkejut ternyatan ada  Mbak Yati. Aku ketakutan dan hampir tidak bisa bicara. Dengan suara  seadanya aku mendesis, "Oh, Mbak kok sudah pulang." Tidak kusangka Mbak  Yati tersenyum manis, mendekatiku dan mencium bibirku. "Jangan buat  anakku hamil, ya." "Jadi, Mbak tahu kalau akau habis begituan sama  Nani?" "He eh, anak sekarang memang lain dengan jaman saya dulu, baru  kenal sudah tidur bareng." Aku hampir tidak percaya ini, kemaluanku  masih belum lemas, karena memang belum keluar. Mbak Yati tahu itu. Ia  lepaskan celanakudan segera dihisap-hisapnya kejantananku dengan  lihainya hingga keluarlah maniku ke dalam mulutnya. Mbak Yati tersedak,  dan segera menuju dapur meminum air kendi. Aku hanya bengong saja. Lama  tidak bergerak dari tempatku berdiri. Kemaluanku tergantung dengan  santainya.
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Mbak Dewi ibu menyusui               May 4th 2013, 06:34                                                Kisah ini hanya karangan saja, kalo ada kesamaan dengan kenyataan ya berarti ada kesengajaan dari penulis.
  Hampir tiap sore beberapa minggu ini, kegemaraanku untuk bersepeda ke  lingkungan tempat tinggalku muncul kembali. Kesehatan memang salah satu  alasan kenapa hal ini sering aku lakukan sekarang, namun ada alasan lain  yang kemudian menjadi alasan utamaku yaitu seorang cewek atau lebih  tepatnya seorang ibu/tante di salah satu daerahku. Mbak Dewi, begitulah  aku sering memanggilnya. Perawakan dengan tinggi 168 cm, berwajah khas  orang kota gudeg dan padat berisi khas seorang ibu-ibu muda jaman  sekarang. Aku, Dana, seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu  perguruan tinggi ternama di Indo. Langsung aja ya? Saat aku bersepeda, aku selalu bertemu dengan mbak dewi, dia selalu  menggendong anaknya yang masih berumur 2 tahun di sebuah SD dekat  rumahku sambil menyuapi makanan ke anaknya. Dan sering pula aku  memergoki mbak Dewi sedang menyusui anaknya tersebut, pemandangan itulah  yang membuat saya sangat betah untuk melihatnya. Mbak Dewi tanpa  malu-malu menyusui anaknya di tempat umum dan dilihat olehku. Sering pas  aku melihat prosesi tersebut, dia malah tersenyum kepadaku. "Wah ada tanda-tanda sesuatu ini" pikirku Dasar otak ngeres, yang dipikir pasti yang itu-itu aja..hehe Malah kadang aku ngerasa dia sengaja memamerkan payudaranya kepadaku,  yaitu waktu menyusui kadang dia membuka hampir separuh kancing bajunya  sehingga telihat dua buah dadanya yang mengkal itu. Dan setelah beberapa  lama aku baru tahu kalo ukurannya 34C. BH yang dia pakai tiap hari  selalu membuatku merasa bahwa payudaranya semakin hari semakin  merangsang saja. Kadang hitam, pink, merah, biru, ungu dan yang paling  aku suka yaitu bentuk BH yang mempunyai renda. Hot banget rasanya. Suatu ketika, aku beranikan diri untuk berbincang dengannya. Hari itu  dia sedang memakai baju seperti baju tidur berwarna biru laut dengan rok  longgar berwarna putih. Masih kayak anak muda aja deh walau umurnya  telah menginjak kepala 3. "apa kabar mbak??lagi asyik ngapain ne??" tanyaku "ini dek, biasa nyuapin Didi sambil jalan-jalan" "sekalian nyari udara segar sore hari"lanjutnya.. "wah sehat banget keliatannya mbak anaknya, pasti makannya banyak ya?" "ga juga si Dan, Cuma nyusunya itu loh, kenceng banget."timpalnya Otakku yang ngeres langsung de mengarah ke hal yang iya iya... "wah susu yang mana ne mbak??" tanyaku sambil tersenyum mupeng. "ya susu botol dan susu ini."sambil dia memegang payudaranya sendiri. "Glek, wah mau dong mbak minta susunya, biar aku juga sehat." Hehehe sambil cengenges2an….. "wah susu yang mana ne dan, klo susu botol kan ga mungkin toh kamu uda besar." "jangan-jangan yang ini ya??" sambil senyum juga mbak Dewi ini Wuiih...berani juga ne mbak Dewi, langsung aja de gue jawabh dengan ketawa juga "emang bole ya mbak??" Tiba-tiba si Didi merengek dan minta susu ke Ibunya.." bentar ya Dan,  Didi minta tetek ni." sambil dia buka kancing baju 3 biji dan ngeluarin  kedua teteknya yang masih terbungkus BH warna hitam berenda itu.Wah  pucuk dicinta ulam pun tiba, akirnya bisa ngeliat dari dekat prosesi  ini. Tetek mbak Dewi sangat indah ternyata, apalagi BH yang dipakai  sangat kontras dengan kulitnya yang kuning langsat dan yang paling aku  sukai "BHnya berenda cuy"....yes yes yes Begitu teteknya terbuka satu, langsung de si Didi menyerobotnya dengan cepat dan menghisap dengan kencang. "pelan-pelan sayang, nanti tersedak lho" sambil mbak Dewi mengocok-ngocok teteknya yang sudah dikenyot anaknya itu. Wah jadi mupeng ne, putingnya yang coklat dan agak besar sempat terlihat  sekilas oleh mataku. "Dedek yang dibawah sudah mulai berontak ne,  gawat" batinku Waktu itu kami berada di pinggir lapangan sebuah SD, tepatnya di tempat  duduk di luar kelas yang terletak dipojokan gedung. Mbak dewi tiba-tiba  meminta anaknya untuk berganti posisi agar anaknya mengenyot tetek yang  satunya. (uda abis mungkin yang kiri??) Tetek yang uda selesai diisep  anaknya dibiarkan menggantung bebas, "Duh otong uda ga kuat ne, uda  berdiri tegak didalam celana dan membuat aku jadi salting. Mbak dewi  ternyata melihat gelagat anehku ini. "Kamu kenapa Dan??" tanyanya Dengan terkaget aku menjawab "anu..emm..eh ngga papa kok mbak." "jangan bohong kamu Dan, kamu pengen ya??" Duh makin tegang aja dengan pertanyaan seperti ini. Tapi karena amin  telah mengalahkan iman maka akupun jawab "emangnya bole ya mbak? Nanti  ada yang marah?" "ya asal ga rebutan sama Didi ya ga papa." Wah bener-bener beruntung ne hari ini...."maksudnya Mbak?"sok sok belagak **** ne gue. Sambil memutar-mutar teteknya yang sebelah kiri dia bilang "ayo sini aja, masih ada satu kok." "tapi pelan pelan ya, si Didi mau tidur ni kayaknya" lanjutnya. Langsung aja gua deketin mbak Dewi, pertama-tama gue masih ragu, namun  dia terus menarik tanganku untuk menyentuh bukit yang indah itu. "jangan malu Dan..."sambil menyentuhkan tanganku ke buah dadanya itu.. Ku elus-elus tetek itu dengan lembut, seru juga ya mainin tetek cewek  yang menyusui sambil ada anaknya yang sedang netek. (ukurannya itu lho,  manteb gan!!) Waduw kayak threesome aja, tapi yang satu masi anak-anak.  Lama kelamaan remesanku terhadap teteknya ternyata membuatnya ON, terus  gue beranikan untuk mencium putting yang imut itu. "mas di sebelah sana aja yuk?"dengan menunjuk sebuah pelataran kecil di  pojok gedung dengan lokasi agak ke belakan.wah seru juga ne tempatnya.. "ayo mas dilanjut lagi." Ajaknya "mbak dibuka aja de bajunya, biar lebih leluasa."pintaku Akirnya dia membuka baju itu dengan mudah karena tinggal beberapa  kancing saja yang belum terbuka. Dengan BH yang masih menempel diatas  teteknya, aku mulai mengisap, memilin, menjilat dan memainkan dengan  lidahku. Tanganya mulai bereaksi terhadapku, menelusurlah tangan kirinya  ke selangkanganku. Mulailah dia mengelus dari luar, kemudian tak berapa  lama telah masuk ke dalam celana kolorku. Di tempat itu, terdapat sumur  dengan sedikit lantai kering berbahan beton yang hangat karena terkena  sinar matahari seharian. Dengan perlahan aku rebahkan dia di lantai  tersebut dengan Didi masih mengenyot teteknya yang kanan tanpa terusik  sedikitpun. Dia memintaku melepas celana dan baju yang kupakai sehingga  hanya tertinggal celdam GTman ku yang menempel. Langsung akupun rebahan  di samping mbak Dewi sambil saling berciuman. Ganas juga ciumannya,  lidah kami saling bertemu, mulut pun beradu sambil tangan kiriku  bergerilya di dalam roknya. Bergantian aku mencium bibir dan teteknya  itu sambil tangan kiri mengelus gundukan selangkangannya. Tangan kananku  tak mau kalah mulai melepas kaitan BH yang masih menempel itu. Mbak  Dewi juga makin liar mengelus dedekku dari luar celana dalam, kemudian  karena tidak puas dia masuk ke dalam celana dalamku dan  mengelus+mengocok dedekku..mantap bener rasanya, namanya juga uda  pengalam kali ya? "Dan, mbak ga bisa bangun ne, jadi tolong bukain celana dalammu ya?" Langsung kubuka celana dalamku sambil berdiri. Kulihat dia tersenyum  menatapku, ketika terlepas, menyembullah dedek yang sudah tegang ini. "gede banget Dan?punya suami mbak aja kalah" Dedek ku masih standar dengan ukuran 17cm, namun gendut dari pangkal ke ujung. "masak si mbak?"tanyaku.. "mbak, aku bole minta diemut ga dedeknya?" Sambil senyum dia mengangguk tanda mengiyakan. Aku arahkan dedekku ke  mulutnya, dan langsung dijilati pelan-pelan sampai dia menelannya.  Tanganku tak mau menganggur, aku raih tetek yang kanan dan dengan  sedikit susah payah aku jangkau celana dalamnya yang berwarna hitam  berenda pula, kemudian aku lepaskan namun dengan rok yang masih  terpakai. Sambil terus menjilat dan mengulum dedekku, aku terkagum  melihat vaginanya yang tercukur mulus dengan bibir merah dan sedikit  menjulurkan kulitnya keluar, langsung saja aku memposisikan diri  membentuk angka 69. dengan perlahan aku menjilat bibir vaginanya, aku  julur-julurkan lidah ini kedalamnya secara perlahan. Sengaja aku  memancing nafsunya agar terus naik, terlihat dari cara dia mengulum  dedekku yang semakin liar. Disedot-sedot dengan kenceng ddedek ini  sampai tertelan semuanya, "wah hebat ne, dedekku sampai bisa ditelan  abis" pikirku. Jariku mulai ikut campur dengan lidahku, mulai aku masukkan sedikit  ujung telunjukku ke miss V nya dengan terus menjilat, aku ga mau merusak  vagina yang indah ini dengan tanganku. Hanya dedekku yang hanya boleh  masuk lebih dalam lagi. Lenguhan mbak dewi yang terangsang dengan aksiku  terdengar cukup keras, untung daerah tersebut sepi dan jarang dilewati  orang. Anaknya, Didi, gak merasa terganggu dengan lenguhan mamanya itu  namun tetap tertidur, mungkin ngantuk berat kali??hehehe tanpa terasa  vaginanya uda basah banget dan tak berapa lama cairan benih agak putih  keluar dari lubang surga tersebut, tubuh mbak Dewi agak terhentak dan  mulutnya terasa sedikit menggigit dedekku. "Pasti dia uda sampai duluan  ni?" pikirku dalam hati. Aku hentikan aksiku dan aku cabut juga dedekku  dari mulutnya, mbak Dewi terlihat sedikit lemas namun tetap tersenyum  penuh gairah terhadapku. Aku sudah sangat terangsang dan pengen  memasukkan dedek ini ke sarangnya, begitu juga mbak Dewi yang begitu  terangsang melihat dedekku. "mbak, aku bole masukin ne?"tanyaku Dia hanya mengangguk dan tersenyum padaku. Aku lebarkan pahanya itu,  dengan agak menindih aku masukkan sedikit demi sedikit dedekku ini. Aku  resapi tiap jengkal kenikmatan surga ini, belum sampai setengah mbak  dewi terlihat sedikit meringis. " Pelan-pelan Dan...agak sesak ne rasanya.." "Dan...besar sekali punyamu, tapi nikmat banget Dan!" "terus Dan....."sambil menggigit bibirnya Setelah masuk seluruhnya, aku genjot dia dengan posisi MOT dan sambil  aku push-up mantep banget, rasanya dalem banget dedek ini menusuknya.  Mulutku tak mau kalah, mencium dan mengemut teteknya secara bergantian.  Hampir 15 menit kami dalam posisi seperti ini, karena sedikit lelah  akupun berubah posisi. Aku cabut dengan cepet dedekku, serr sensasinya  ruaar biasa. Kemudian aku rebahkan badan ku disampingnya dan miring  kekanan, aku angkat kaki kirinya ke atas kemudian dari samping aku  masukkan dedekku lagi. BLESSS....dedek ini telah tenggelam lagi kedalam  lubang surgawi, aku goyang pelan, sedikit bertenaga dan  kenceng.....sambil mulut ini beradu dan tangan kiriku meremas puting  tetek sebelah kiri. Lagi asik-asiknya tiba-tiba anaknya terbangun. "Duh gawat ne?" kataku dalam hati. Namun mbak Dewi langsung mengelus  anaknya dan mendekapnya agar tetap diam dan akirnya Didipun tertidur  kembali sambil netek. Wah lengkap sudah yang mbak Dewi rasakan, uda yang  bawah diganjal ama dedekku, kedua teteknya ada yang ngenyot dan mulut  juga bergantian aku lumat. Erangannya semakin kuat hampir menuju  puncaknya, akupun merasakan ada sesuatu yang mau menyembur dari ujung  dedekku. Semakin ku percepat gerakan dedekku ke dalam vaginanya, semakin  liar juga kami berciuman dan semakin ganas tanganku meremas teteknya.  Setelah hampir 20 menit dalam posisi tersebut tiba-tiba aku ngerasa uda  hampir sampai. "Mbak aku mau keluar ne.." "aku juga Dan, bareng ya..."pintanya Aku terus mnggoyangkan dedekku dengan makin cepat, 5 menit kemudian aku sudah tak tahan lagi. "Mbak....k...k....aku keluarrrrrrr" "aku juga dek...k..k..." Crot..Crot..Crot...Crot...tumpahlah semua maniku ke dalam  vaginanya.ahhh.....nikmat banget rasanya, sampai ke ubun-ubun rasa  nikmat itu. Tapi walau uda keluar aku tetap membiarkan dedekku di dalam  vaginanya. Kami masih saling berpagutan lembut menikmati tiap centi  kenikmatan yang telah kami lewati., tanganku juga masih mengelus  teteknya, anaknya juga masih mengenyot tetek yang satunya secara  perlahan. "Makasih ya Dan....sensasi ini belum pernah aku dapatkan." "sama sama mbak, makasih juga uda diberi kehormatan mencicipi tubuh mbak." "udah lama aku pengen ama mbak setiap kulihat mbak neteki disini" "nakal kamu ya Dan!!" "mbak juga sengaja si ngeluarin tetek kok sampe dua duanya. Hehehehe" Aku cabut dedekku, "Ploop.." bunyinya. Setelah itu aku bangun dan  memakai semua bajuku, aku kenakan lagi celana dalam mbak Dewi sambil aku  berikan kecupan kecil di bibir vaginanya. "uhh....."lenguh mbak Dewi.  Diapun mengaitkan Bhnya tanpa memakai dulu karena Didi masih netek.  Kamipun masih berbincang, dan aku masih merasa pengen menghisap  teteknya. Mbak Dewi mempersilahkan aku untuk tetap mencium  teteknya...sampai menjelang senja akirnya kami keluar dari SD tersebut  dengan Didi yang mulai terbangun. Kami pun berjanji akan mengulangnya  kembali. Sungguh sensasi yang luar biasa dari seorang wanita menyusui.."
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Ilmu Pelet Tingkat Tinggi               May 4th 2013, 06:33                                                Saya mau memperkenalkan diri, nama saya Rudiono, saat ini berusia 34  tahun dan telah berkeluarga, memiliki seorang istri dan dua orang anak  laki-laki. Saya ingin membagi kisah saya disaat waktu masih bujangan  dulu.
  Saya lahir di Jakarta, tapi dari kecil saya dibesarkan bukan oleh orang  tua saya melainkan oleh abang angkat saya, dikarena sejak usia 7 tahun  saya sudah menjadi anak yatim.
  Abang saya itu adalah salah satu paranormal hebat yang ada di Indonesia,  merupakan salah satu pegangan dari mantan presiden kita dan saat ini  masih menjadi salah satu pegangan dari keluarga presiden kita. Beliau  juga salah satu pemandi pusaka dibeberapa keraton yang ada di Indonesia  disaat Bulan Muharam dan Maulud. Hanya sedikit sekali orang yang kuat  dan sanggup merawat serta memandikan Pusaka-Pusaka milik Keraton.
  Dari waktu masih sekolah dasar dulu, saya sudah banyak melihat dan  membuktikan kehebatan doa-doa atau ilmu-ilmu dari Agama Islam, dimana  sesuatu hal yang tidak mungkin menurut logika orang pintar, tapi oleh  abang saya bisa dibuat menjadi mungkin. Tentunya atas izin dari Allah  SWT.
  Saya banyak melihat pasien abang saya yang sewaktu datang ke rumahnya  digotong oleh keluarganya, karena menurut dokter ahli yang menanganinya  penyakitnya sudah tidak mungkin disembuhkan lagi dan umurnya mungkin  sudah tinggal beberapa bulan lagi, karena sakit jantung, stoke atau  kanker yang sudah parah, tetapi setelah diobati oleh abang saya ternyata  bisa sembuh dan pulangnya bisa jalan sendiri, setelah beberapa kali  datang menjalani pengobatan dengan abang saya tersebut.
  Oleh karena itu saya lalu mulai belajar dengan tekun dan serius dengan  abang saya, supaya bisa memiliki kemampuan seperti abang saya tersebut.  Saya mulai tekun menjalankan wirid tengah malam, puasa dan lelaku  lainnya agar bisa memiliki kemampuan seperti abang saya itu.
  Saya bukan hanya mempelajari ilmu untuk mengobati penyakit alami saja,  tetapi juga untuk mengobati penyakit buatan seperti misalnya teluh atau  santet, asihan, pelet, gendam, penunduk penurut, pelaris usaha, ilmu  penerawangan dan lain-lain.
  Untuk membuktikan bahwa saya sudah berhasil membeli atau menguasai ilmu  tersebut, biasanya saya memprektekannya langsung dengan mengobati  pasiennya abang saya tersebut.
  Tetapi ketika saya sudah duduk dibangku SMP, saya mulai menyelewengkan  pemakaian ilmu-ilmu tersebut. Hal ini pada awalnya tidak saya sadari  karena mungkin saat itu bawaan dari pengaruh masa puber saya tersebut.
  Jadi sebetulnya semua Agama itu baik, doa-doa dan ilmunya juga baik,  akan tetapi manusia yang memakainya itu sendiri yang tidak baik karena  manusianyalah yang menyelewengkan dan menyalahgunakan pemakaian doa-doa  atau ilmu-ilmu itu sendiri.
  Seperti ibarat pisau kalau dipakai didapur itu baik, tapi kalau dipakai  untuk nodong yah jadi tidak baik. Jadi sekali lagi ini adalah masalah  manusianya, bukan masalah agamanya atau doa-doanya.
  Dimasa muda atau bujangan saya dulu, saya benar-benar berkelakuan buruk  dan sangat berdosa sekali. Saya sudah pernah terjerumus dan  menyalahgunakan doa atau ilmu yang telah saya kuasai beberapa kali.
  Hingga sekarang ini hanya tinggallah penyesalan yang ada di dalam diri  saya, karena telah banyak korban akibat perbuatan saya tersebut dan saat  ini saya berusaha menebusnya dengan bertobat serta membantu orang-orang  yang membutuhkan pertolongan dari saya.
  Saya akan mencoba menceritakannya pengalaman saya tersebut satu per  satu, dengan harapan agar orang yang membaca cerita saya ini, tidak  mengulangi lagi kesalahan-kesalahan yang pernah saya perbuat.
  Kejadian itu dimulai ketika pada suatu pagi saya melihat seorang gadis  yang menurut saya saat itu sangat cantik dan manis sekali, berjalan  memakai seragam SMP melewati depan rumah saya.
  Tubuhnya tinggi, ramping dan sangat ideal sekali. Kulitnya putih mulus  dengan dada dan pinggul yang tidak terlalu besar, akan tetapi kelihatan  sexy sekali karena memakai seragam sekolah yang cukup ketat sehingga  memperlihatkan bentuk tubuhnya yang saat itu baru mulai berkembang.
  Spontan timbul rasa sir dalam diri saya dan ingin sekali berkenalan  bahkan menjadikan gadis itu sebagai pacar saya. Saya lalu menerapkan  ilmu pengasihan yang pernah saya pelajari dan telah saya kuasai, lalu  saya lari mengejar gadis itu. Setelah berhasil mengejar dan berada  disebelahnya, saya lalu menyapa gadis itu dan berkenalan dengannya.
  "Hai." sapa saya.
  Gadis itu lalu tersenyum melihat saya. Wow benar-benar cantik dan manis sekali gadis itu rupanya.
  "Mau berangkat sekolah?" tanya saya.
  "Ya." jawab gadis itu sambil tetap tersenyum manis pada saya.
  "Oh ya kenalkan, nama saya Rudiono, saya tinggal di rumah nomor 34 yang telah kamu lewati tadi." kata saya.
  "Boleh saya berkenalan dengan kamu?" tanya saya sambil menyodorkan tangan saya untuk mengajaknya bersalaman.
  "Boleh." jawab gadis itu dengan senyum yang masih tetap menghiasi bibirnya yang mungil dan menggemaskan itu.
  "Nama kamu siapa dan kamu tinggal dimana?" tanya saya yang sudah tidak sabar ingin mengetahui gadis itu tinggal dimana.
  "Lusiana, saya tinggal dijalan ini juga dinomor 2." jawabnya kembali sambil tersenyum.
  "Hari ini kamu pulang jam berapa? Boleh kita ketemu lagi nanti setelah  kamu pulang sekolah?" tanya saya lagi. Lalu di dalam hati saya  menerapkan ilmu pelet yang telah saya kuasai dan tanpa sepengetahuan  gadis itu, saya meniupkan ilmu tersebut kearahnya.
  "Boleh saja, saya pulang sekolah jam 12.00 lalu ada pelajaran ektra  kurikuler sampai jam 15.00 dan setelah itu saya tidak ada acara lagi."  jawab gadis itu.
  "Bagaimana kalau kita ketemu siang ini jam 12.00? Bagaimana kalau kamu  tidak usah ikut pelajaran ektra kurikuler aja?" tanya saya yang saat itu  sudah tidak tahan lagi ingin segera bisa mendapatkan gadis itu.
  "Oke deh, nanti setelah pulang sekolah jam12.00, saya langsung kerumah  kamu saja yah." jawab gadis itu. Wah betapa senangnya hati saya karena  apa yang saya harapkan telah terjadi.
  "Oke, saya tunggu didepan rumah yah, jangan lupa rumah saya yang nomor  34 yah." kata saya. Sambil bercakap-cakap disepanjang perjalanan itu,  akhirnya sampailah kita disekolahan gadis itu. Setelah Lusi panggilan  dari Lusiana itu masuk ke dalam halaman sekolahnya, saya langsung pulang  kembali kerumah saya.
  Sesampai dirumah saya langsung masuk kekamar tidur saya, kebetulan kamar  tidur saya berada dipaling depan, dulunya bekas garasi mobil tapi telah  dirubah menjadi kamar tidur saya dan memiliki pintu sendiri yang bisa  langsung keluar rumah.
  Saya membaringkan tubuh diatas tempat tidur saya. lalu menghayal yang  jorok dengan gadis itu, maklumlah saat itu mungkin hormon saya lagi  sedang tinggi-tingginya karena sedang dalam masa puber.
  Karena tidak sabar menunggu Lusi pulang sekolah, saya lalu menerapkan  ilmu penerawangan saya yang fungsinya untuk bisa melihat menembus  penghalang, melihat jarak jauh atau melihat kealam gaib. Saya lalu  menggunakan ilmu itu untuk melihat Lusi yang saat itu sedang berada di  sekolah, saya perhatikan dia yang saat itu lagi duduk belajar di kelas,  akan tetapi kelihatan sekali bahwa Lusi sering ngelamun, gelisah dan  rasanya hampir tidak tahan untuk bisa segera pulang, rupanya ilmu yang  saya gunakan kepadanya itu sudah mulai terlihat reaksinya.
  Lalu saya perkuat dosis ilmu penerawangan saya, sehingga saya bisa  melihat tubuhnya yang indah itu menembus ke dalam pakaian seragam  sekolah yang dikenakannya. Padahal ilmu penerawangan itu tidak boleh  digunakan untuk sengaja melihat hal-hal seperti itu karena dosa. Akan  tetapi saat itu rupanya setan sudah terlalu kuat mempengaruhi saya,  sehingga saya tetap saja mempergunakan ilmu tersebut untuk menikmati  keindahan tubuh bugilnya Lusiana.
  Wah luar biasa sekali indahnya tubuh Lusiana, tubuhnya betul-betul mulus  sekali dengan buah dadanya yang baru tumbuh, dimana kedua ujungnya  dihiasi dengan puting kecil yang berwarna coklat kemerahan.  Kemaluannyapun baru sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang sangat  menggemaskan sekali dan membuat saya yang melihatnya terangsang sekali.
  Akhirnya jam di rumah sayapun menunjukkan juga pukul 12.00. Saya lalu  bergegas membuka pintu kamar langsung menunggu didepan rumah.
  15 menit kemudian akhirnya Lusianapun tiba di depan rumah saya, setelah  sedikit berbasa basi dan melihat situasi rumah sudah aman, sayapun  mengajak Lusiana masuk ke dalam kamar saya melalui pintu depan yang  dulunya bekas pintu garasi.
  Setelah berada di dalam kamar, saya lalu menawarkan minuman dingin yang  telah saya siapkan sebelumnya. Sambil ngobrol ngalor ngidul, di dalam  hati saya kembali menerapkan ilmu asihan, pelet, penunduk penurut,  gendam, ajian jaran goyang, semar mesem, pembangkit sir atau nafsunya  dan sebagainya, setelah itu lalu saya tiupkan kearah Lusi yang lagi  duduk diatas tempat tidur disamping saya.
  Luar biasa sekali hasilnya, kelihatan sekali bahwa si Lusi itu sudah  kena dalam pengaruh ilmu saya tersebut. Duduknya mulai gelisah,  sebentar-sebentar sambil tersenyum dia melirik kearah saya dan menunduk  malu bila ketahuan dia sedang melirik saya. Rupanya ajian atau ilmu  pembangkit sir, jaran goyang dan semar mesem yang saya gunakan kepadanya  mulai menunjukan reaksinya, sehingga Lusipun mulai merasa kepanasan  atau kegerahan.
  "Panas sekali rasanya hari ini yah?" kata Lusi sambil mengipasi dirinya  dengan buku pelajaran sekolahnya yang diambilnya dari tasnya. Padahal  kamar tidur saya tidak terlalu besar dan memakai AC 1 PK. Rupanya  pengaruh ilmu itu lebih kuat dari dinginnya AC sehingga membuat panas  tubuhnya Lusi meningkat dan menaikan gairah nafsunya Lusi.
  "Kalau mau mandi silahkan, tuh ada kamar mandi disana." kata saya sambil  menunjuk kamar mandi yang ada dipojok di dalam kamar tidur saya.
  "Mungkin kamu masih kepanasan karena tadi habis jalan kaki dari sekolah kerumah saya." kata saya lagi sambil mulai merangkulnya.
  "Iya deh, saya mandi dulu yah." kata Lusi kemudian sambil berdiri mau berjalan kearah kamar mandi.
  Sayapun ikut berdiri, lalu saya menahan tubuhnya dan berkata, "Boleh  saya ikutan mandi bareng sama kamu? Sayapun juga merasa gerah sekali."  Lusipun tertunduk malu, tapi dia menganggukan kepalanya dengan perlahan.
  "Kamu tidak usah malu sama saya, sini saya bantu bukain baju kamu." kata  saya kemudian sambil tangan saya bergerak membuka kancing bajunya satu  persatu mulai dari atas dan Lusipun yang sudah terpengaruh oleh  ilmu-ilmu yang saya gunakan tersebut hanya diam saja.
  Wah indah sekali tubuhnya, benar-benar mulus sekali dan terlihat buah  dadanya yang baru tumbuh serta belum terlalu besar masih tertutup dalam  BHnya yang berwarna krem. Lalu sambil memeluk tubuhnya dari depan,  tangan saya lalu bergerak kebelakang tubuh Lusi dan mulai membuka  resluiting rok seragam SMPnya dan menurunkan ke bawahnya.
  Benar-benar indah sekali tubuhnya Lusi, kulitnya putih dan mulus sekali  tidak ada cacatnya. Saat ini Lusi berdiri sambil menundukan kepalanya  malu berhadapan dengan saya dengan hanya memakai BH dan CD yang berwarna  kremnya saja.
  Lalu saya peluk erat sekali tubuh Lusi dan mencium bibirnya karena saya  sudah tidak tahan ingin memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya yang  mungil menggemaskan itu. Tangan sayapun lalu bergerak kebelakang tubuh  Lusi, membuka kaitan BHnya dan melepaskan BH itu dari dadanya. Indah  sekali buah dada Lusi tersebut. Putih mulus, baru mulai tumbuh, tidak  terlalu besar tapi padat dan kedua putingnya masih kecil berwarna coklat  kemerahan.
  Lalu tangan sayapun kembali bergerak ke bawah, menurunkan CD krem yang  merupakan pakaian terakhir yang dipakai Lusi tersebut. Bagai mimpi  rasanya, saat ini ada seorang gadis cantik dan manis berdiri dihadapan  saya dengan tubuh polos telanjang tanpa memakai pakaian selembarpun.
  Dengan kulit yang putih mulus dengan buah dada yang baru tumbuh, tidak  terlalu besar tapi padat, menggantung indah didadanya, kemaluannyapun  baru ditumbuhi bulu-bulu halus yang membuat saya semakin terangsang  melihatnya.
  Tak lama kemudian akhirnya Lusipun tidak tahan lagi, dia langsung  memeluk saya dan menyembunyikan wajahnya didada saya. Terdengar suaranya  yang lirih bertanya, "Kakak benar-benar sayang sama Lusi?"
  "Tentu saja sayang, saya sangat sayang sekali sama Lusi." jawab saya.
  "Saya sudah pasrah bila kakak mau memiliki diri Lusi seutuhnya." kata Lusi kemudian.
  Sayapun memeluk tubuhnya dengan erat sekali, lalu mencium bibirnya yang  mungil itu dan Lusipun membalas ciuman saya tersebut. Cukup lama kami  berciuman dan berpagutan bibir, lidah kamipun saling bermain di dalam  mulut Lusi, sambil tangan saya mengusap-usap punggung Lusi, turun  kepinggulnya dan tangan sayapun meremas-remas pelan pinggul Lusi yang  masih belum terlalu besar juga namun padat sekali. Lusipun juga memeluk  tubuh saya dengan erat sekali.
  Lalu ciuman sayapun mulai turun kelehernya Lusi, tampak terlihat Lusi  memejamkan mata sambil mendongakan wajahnya, terdengar mulutnya mendesah  menikmati ciuman saya yang sedang bermain dilehernya tersebut, lidah  sayapun bermain-main ditelinganya dan akhirnya ciuman sayapun turun  kedadanya.
  Mulut sayapun mulai menciumi buah dadanya, lalu menjilati puting buah  dadanya yang sebelah kiri sambil tangan saya meremas lembut buah dadanya  yang sebelah kanan. Terlihat tubuh Lusi bergelinjang seperti terkena  strum disaat lidah saya menyentuh putingnya.
  Bahkan tubuh Lusipun semakin bergelinjang-gelinjang dan mendesah-desah  ketika lidah saya mulai bermain-main diputing buah dadanya, sambil  mencium dan menghisap-hisap puting buah dadanya itu serta  meremas-remasnya. Lusipun kelihatannya sudah tidak tahan lagi, tangannya  bergerak memegang penis saya dan meremas-remasnya dengan keras. Ah  rupanya Lusi belum berpengalaman dan belum mengerti bagaimana caranya  membuat pasangannya merasakan nikmat.
  Sambil memeluk dan meremas buah dadanya, saya berbisik ditelinganya  mengajarinya memegang, mengusap-usap lembut dan memperlakukan batang  kemaluan saya agar saya juga bisa merasakan nikmat seperti yang sedang  dirasakan oleh dirinya.
  Lalu saya merebahkan tubuh Lusi ditempat tidur, lalu membuka kedua  kakinya kemudian menindihnya diantara kakinya tersebut. Lalu kembali  kami berciuman bibir dan bermain lidah, lalu ciuman sayapun turun  kelehernya dan terus turun sampai kedadanya sambil tangan saya  meremas-remas lembut buah dadanya.
  Lusi kelihatannya sudah tidak tahan lagi, tubuhnya sudah tegang  bergelinjang-gelinjang, sambil memeluk tubuh saya erat sekali, Lusipun  mengeluarkan desahan yang semakin keras karena pengaruh ilmu pembangkit  sir yang saya gunakan kepadanya mulai bereaksi mencapai klimaks.
  Lusi merasakan nafsunya sudah semakin meledak dan naik keubun-ubun,  dimana pada saat itu batang kemaluan saya sudah menempel dikemaluannya  dan menggesek-gesek belahan kemaluannya. Lusi semakin  menggoyang-goyangkan pinggulnya agar batang kemaluan saya bisa segera  menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya, Rupanya dia sudah ingin  sekali lubang kemaluannya dimasuki oleh batang kemaluan saya.
  Ke bagian 2
  Ilmu Pelet Tingkat Tinggi - 2
  Akan tetapi dikarenakan saya masih belum mau segera menyelesaikan  permainan ini, karena saya masih belum puas bermain dengan buah dadanya  Lusi, maka sayapun berusaha mengimbangi goyangan pinggulnya Lusi agar  batang kemaluan saya tidak berhasil dibuat masuk olehnya ke dalam lubang  kemaluannya dan hanya menggesek-gesek belahan kemaluannya saja.
  Karena Lusi tidak berhasil membuat batang kemaluan saya masuk ke dalam  lubang kemaluannya dengan goyangan pinggulnya yang semakin hebat,  akibatnya malah membuat kepala penis saya menyundul-nyundul lubang  kemaluan dan dan menggesek-gesek clitorisnya, sehingga akhirnya nafsunya  memuncak dan dipengaruhi reaksi ilmu pembangkit sir yang juga sudah  mencapai klimaksnya, akhirnya dengan desahan yang cukup keras dan  pelukan yang sangat kencang, dengan tubuh yang tegang  bergelinjang-gelinjang, sambil kedua kakinya mengapit pinggul saya  dengan kerasnya, Lusipun akhirnya mencapai orgasme. Terlihat tubuhnya  teregang beberapa saat. Terasa cairan hangat meleleh keluar dari  kemaluannya membasahi batang kemaluan saya yang menempel di belahan  kemaluan Lusi.
  Setelah beberapa saat memejamkan matanya, dengan tubuh yang meregang,  pelan-pelan terasa pelukan Lusi mulai mengendor dan kedua kakinyapun  turun ke bawah, terbuka mengangkang lemas dengan tubuh saya  ditengah-tengahnya.
  Sayapun mencium keningnya dan membisikan kata-kata bahwa saya sayang  sekali padanya. Setelah itu saya mencium bibirnya kembali, kami  berciuman dan bermain lidah kembali sambil berpelukan, masih tetap dalam  kondisi saya menindih tubuhnya Lusi.
  "Gimana rasanya sayang? Enak?" tanya saya kepada Lusi. Sambil tersenyum dan memandang saya, Lusipun menganggukkan kepalanya.
  "Mau ngerasain yang lebih nikmat dan lebih dahsyat lagi?" tanya saya kembali.
  "Terserah kakak, saya akan melakukan apa yang kakak mau." jawab Lusi kemudian.
  "Bagaimana kalau sekarang gantian kamu yang membuat saya merasakan  nikmat?" tanya saya lagi. Lusipun tersenyum dan menganggukan kepalanya.
  Tanpa membuang waktu lagi, saya langsung membaringkan diri terlentang di  tempat tidur. Lusipun lalu naik keatas badan saya dan merebahkan  dirinya tertelungkup di atas badan saya. Lalu kami berciuman, bermain  lidah dan berpelukan kembali dengan panasnya.
  Lusipun mulai mencumbu saya menciumi leher saya, terus turun kedada  saya. Lidahnya bermain-main di puting dada saya yang sebelah kiri sambil  sesekali dihisap-hisapnya, sedangkan tangan kanannya mengusap-usap  puting dada saya yang sebelah kanan. Tangan kirinyapun bergerak turun ke  bawah, memegang batang kemaluan saya dan meremas-remasnya dengan  lembut.
  Ah luar biasa sekali nikmatnya, saya hanya bisa memejamkan mata  merasakan betapa nikmatnya dicumbu oleh Lusi sambil tangan saya  meremas-remas lembut buah dada dan putingnya. Lalu ciuman dan lidah  Lusipun mulai bergerak turun ke bawah sampai akhirnya wajah Lusi tepat  berada di depan batang penis saya.
  Lalu lidahnya menjilat-jilat batang kemaluan saya dengan pelan sekali  dan oh.. Nikmat sekali rasanya ketika Lusi memasukan kepala penis saya  ke dalam mulutnya yang mungil itu, mengulumnya, menghisap-hisapnya dan  nikmat sekali ketika bibirnya yang lembut bergerak keatas ke bawah,  mengocok-ngocok batang penis saya sehingga keluar masuk dari mulutnya.
  Akhirnya setelah 20 menit kemudian saya tidak tahan lagi, terasa ada  sesuatu yang mau meledak dan keluar dari batang penis saya, lalu saya  memegang kepala Lusi dan sambil meremas rambutnya, saya  menggerak-gerakan kepala Lusi naik turun semakin cepat, semakin cepat  dan semakin cepat.
  Akhirnya dengan tubuh yang menegang kencang sekali, saya tekan kepala  Lusi ke bawah sehingga batang kemaluan saya yang panjangnya 17 cm dengan  diameter 3 cm itu tertelan masuk semua ke dalam mulutnya dan saya  menyemprotkan cairan kenikmatan saya itu berkali-kali ke dalam mulutnya.
  Karena saya tahan kepalanya disaat saya mengalami orgasme yang luar  biasa tersebut, menyebabkan hampir semua cairan kenikmatan saya tertelan  oleh Lusi dan hanya sedikit yang meleleh keluar dari sela-sela  bibirnya.
  Lalu Lusipun membersihkan batang kemaluan saya dengan menjilat-jilatinya  sampai bersih. Kemudian saya tarik tubuh Lusi keatas menindih tubuh  saya, kami berpelukan dan berciuman mesra sekali.
  Berhubung hari sudah menjelang sore dan sudah waktunya pulang, dimana  Lusipun belum minta izin orang tuanya mau pulang terlambat, maka kami  segera mandi berdua dan akhirnya Lusipun saya antar keluar rumah agar  dia bisa segera pulang.
  Tak lupa kami janjian kembali, dimana Lusi akan datang kembali kerumah  saya besok siang setelah pulang sekolah jam 12.00 dan sudah terlebih  dulu izin pada orang tuanya akan pulang terlambat.
  Ternyata benar, Lusi menepati janjinya. Setelah selesai sekolah Lusi  langsung kerumah saya. Ah betapa bahagianya hati saya karena kekasih  yang sangat saya sayangi telah datang untuk menemui saya, telebih lagi  Lusi sudah meminta izin terlebih dulu kepada orang tuanya akan pulang  terlambat. Jadi kami punya waktu yang cukup banyak untuk melepas rindu  dan memadu kasih.
  Tak membuang waktu lagi. Pintu pagar langsung saya bukain dan saya  langsung menarik tangan Lusi untuk mengajaknya masuk kekamar saya.  Setelah berada di dalam kamar dan mengunci pintunya, saya langsung  memeluk Lusi erat-erat dan mencium serta melumat bibirnya. Lusipun yang  telah mulai berpengalaman dalam berciuman, langsung membalas ciuman saya  dan juga melumat bibir saya, sampai akhirnya kitapun bermain lidah.
  Kali ini saya sudah berencana untuk bisa menikmati tubuh Lusi  habis-habisan karena saya sudah tidak tahan lagi melihat bodynya yang  luar biasa. Lalu Lusipun saya suruh berbaring di ranjang agar bisa tidur  dan beristirahat sebentar barangkali dia hari ini lelah sekali belajar  di sekolahnya. Lalu sayapun membaringkan tubuh saya di samping tubuh  Lusi tersebut sambil memeluknya.
  Tanpa sepengetahuan Lusi, pelan-pelan tangan saya mengeluarkan biji lada  dari saku celana pendek saya yang sudah saya siapkan dari tadi pagi  sebelumnya. Saya ingin mencoba ilmu yang pernah saya pelajari akan tapi  belum pernah saya berkesempatan untuk mengetes kemampuannya. Biji lada  tersebut baru bisa digunakan dan berfungsi apabila kita mengambilnya  dari dapur rumah orang lain yang bukan tempat tinggal kita dan harus  tanpa sepengetahuan orang-orang yang tinggal di rumah itu, apa lagi  sampai kepergok.
  Lalu apabila kita memilin-milin biji lada tersebut dengan ibu jari dan  jari tengah kita, sambil menerapkan ilmu memindahkan rasa tersebut  sambil ditujukan pada seorang wanita, maka wanita yang kita tuju  tersebut akan merasakan klitorisnya seperti dipilin-pilin, semakin cepat  dan keras kita memilin biji lada tersebut, maka wanita itu juga akan  merasakan klitorisnya semakin cepat dan keras dipilin-pilin.
  Sambil menunggu beberapa saat sampai Lusi mulai tertidur dalam pelukan  saya, sayapun mulai menerapkan ilmu memindahkan rasa yang ditujukan  kepada Lusi binti pulan sambil jari tangan saya mulai memilin-milin biji  lada tersebut. Ternyata hasilnya luar biasa sekali, pertama saya  merasakan tubuh Lusi tersentak dalam pelukan saya.
  Rupanya Lusi kaget karena dia merasa kok aneh klitorisnya seperti ada  yang menyentuh dan memilin-milinnya, sedangkan dia melihat tangan kiri  saya sedang memeluk tubuh dia dan ada di punggungnya, tangan yang kanan  sedang ada di samping tubuh saya sebelah kanan lurus di atas tempat  tidur. Posisi saya tidur terlentang dan Lusi ada di sebelah kiri saya  setengah tertelungkup memeluk tubuh saya.
  Dalam keadaan setengah bingung dan heran, Lusipun lalu mencoba tidur  kembali sambil memeluk tubuh saya dan ketika saya lihat Lusi mulai  hampir tertidur kembali, saya mulai memilin-milin biji lada itu kembali.  Kali ini walaupun dalam keadaan setengah bingung dan heran, Lusi diam  saja dan tetap memejamkan matanya.
  Pada awalnya Lusi berusaha mencoba untuk melawan perasaan "aneh"  tersebut, akan tetapi akhirnya lama-lama dia terlihat mulai menikmatinya  juga. Saya mulai merasakan tubuh Lusi mulai bergelinjang-gelinjang  pelan dan kaki kirinya yang berada di atas kaki kiri saya juga mulai  terasa sebentar-sebentar menegang. Sambil meram pura-pura tidur, saya  mempercepat pilinan biji lada tersebut sambil sesekali saya memencet  biji lada tersebut dengan agak keras.
  Luar biasa sekali, saya merasa tubuh Lusi mulai semakin  bergelinjang-gelinjang dan tangan kirinya yang berada di dada saya mulai  terasa memeluk saya erat sekali. Dari mulutnyapun mulai terdengar  desahan-desahan halus yang lirih sekali. Lalu sayapun mulai menambah  kecepatan pilinan pada biji lada tersebut lagi, semakin cepat dan  semakin cepat lagi sambil sesekali memencetnya dengan agak keras.
  Setelah beberapa saat tubuh Lusi bergelinjang-gelinjang dengan kencang  disertai dengan pelukannya yang juga sudah semakin erat pada tubuh saya,  diiringi dengan suara desahan yang cukup keras dan disertai dengan  tubuh yang tegang sambil memeluk tubuh saya erat sekali, akhirnya  Lusipun mencapai puncak orgasmenya yang luar biasa.
  Setelah tubuhnya tegang beberapa saat sambil memejamkan matanya,  akhirnya tubuh Lusipun pelan-pelan terasa mulai mengendur. Lusipun  kembali memeluk tubuh saya dengan tubuh yang basah kuyub dengan keringat  sambil memejamkan mata dan tersenyum penuh kepuasan.
  Lalu saya membangunkan Lusi dan menyuruhnya membuka baju karena bajunya  telah basah kuyup oleh keringat. Lusipun lalu bangun dan membuka baju  serta rok seragam sekolahnya, kali ini rupanya Lusi sudah tidak  malu-malu lagi pada saya dan diapun juga membuka BHnya sekalian.
  Luar biasa sekali, tubuhnya yang putih mulus kembali terpampang di depan  mata saya dengan buah dadanya yang masih baru mulai numbuh dihiasi  dengan puting kecil berwarna coklat kemerahan terlihat menggantung indah  di dadanya. Wah rupanya Lusi tadi mengeluarkan cairan yang cukup banyak  waktu orgasme karena saya melihat CDnya yang berwarna krem ada  bercak-bercak cairan yang tembus dari dalam CDnya.
  Sekalian saja saya suruh buka CDnya dengan alasan agar cepat kering bila  disampirkan di atas kursi. Dengan wajah yang memerah karena merasa agak  malu ketahuan tadi habis orgasme, pelan-pelan Lusi menurunkan CDnya dan  melepaskannya lalu menaruhnya di atas senderan kursi dalam kamar saya.  Supaya Lusi tidak malu telanjang polos sendirian, lalu sayapun membuka  seluruh pakaian yang melekat pada tubuh saya sampai telanjang polos juga  seperti halnya dengan Lusi saat itu.
  Timbul niat saya untuk isengin Lusi sekali lagi, karena saya ingin hari  itu Lusi benar-benar merasakan kepuasan yang tiada tara sampai saya bisa  merasakan tubuhnya sepenuhnya. Kembali saya bilang padanya agar lebih  baik kita sama-sama coba tidur untuk beristirahat sebentar dulu, agar  kita nanti bisa melepaskan rindu habis-habisan dengan tubuh yang segar.  Lusipun menganggukan kepalanya tanda mengiyakan.
  Akhirnya saya merebahkan diri kembali terlentang ditempat tidur dan  Lusipun berbaring di sebelah kiri saya setengah tertelungkup sambil  memeluk saya dengan tangan kirinya di atas dada saya dan kaki kirinyapun  ditaruhnya di atas kaki kiri saya. Sekilas saya cium keningnya dan  Lusipun lalu menyelusupkan wajahnya kedada saya. Sayapun juga memeluk  tubuhnya dengan erat dan mengusap-usap rambutnya.
  Akhirnya sayapun mulai mengisenginnya kembali dengan memilin-milin biji  lada itu kembali. Kali ini Lusi memberi respon kepada saya, sambil  bergelinjang-gelinjang secara perlahan, tangan kirinya mulai  mengusap-usap dada saya juga puting dada saya. Ahh.. nikmat sekali  rasanya, sayapun lalu mencium bibirnya sambil tak lupa tangan saya tetap  terus memilin-milin biji lada tersebut.
  Kali ini saya memilinnya pelan-pelan berirama diselingi dengan pijitan  yang agak keras pada biji lada tersebut. Saya tidak ingin buru-buru  memilinnya dengan cepat karena saya ingin agar Lusi merasa nafsunya  sangat membara dan meledak-ledak namun tak kunjung menyampai puncak.
  Luar biasa sekali, saya merasa tubuh Lusi mulai semakin  bergelinjang-gelinjang dan tangan kirinya yang berada di dada saya mulai  terasa memeluk saya erat sekali. Dari mulutnyapun mulai terdengar  desahan-desahan yang cukup keras, akhirnya saya lumat bibirnya. Kami  saling melumat bibir dan lidah kami saling berkaitan didalam mulutnya  Lusi, kelihatannya Lusi sudah mulai tidak tahan dan akhirnya dia mulai  merangkak menaiki dan menindih tubuh saya.
  Lusipun mulai mencumbu saya, menciumi leher saya, terus turun kedada  saya. Lidahnya bermain-main diputing dada saya yang sebelah kiri sambil  sesekali dihisap-hisapnya, sedangkan tangan kanannya mengusap-usap  lembut puting dada saya yang sebelah kanan. Tangan kirinyapun bergerak  turun kebawah, memegang batang kemaluan saya, meremas-remasnya dan  mengocok-ngocoknya dengan lembut. Ah, sudah mulai pintar dia rupanya..
  Benar-benar luar biasa sekali nikmatnya, saya hanya bisa memejamkan mata  merasakan betapa nikmatnya dicumbu oleh Lusi sambil tangan saya  meremas-remas buah dadanya yang lembut tapi padat dan mengusap-usap  puting buah dadanya yang sudah mulai membesar dan mengeras.
  Jari tangan kiri saya lalu memilin-milin puting buah dadanya yang  sebelah kanan sambil jari tangan kanan saya masih tetap memilin-milin  biji lada secara teratur. Lalu ciuman dan lidah Lusipun mulai bergerak  turun kebawah sampai akhirnya wajah Lusi tepat berada di depan batang  penis saya.
  Lalu lidahnya menjilat-jilat batang kemaluan saya dengan pelan sekali  dan Oh, Nikmat sekali rasanya ketika Lusi memasukan kepala penis saya  kedalam mulutnya yang mungil itu, mengulumnya, menghisap-hisapnya dan  Luar biasa sekali nikmatnya ketika bibirnya yang lembut bergerak keatas  kebawah, mengocok-ngocok batang penis saya sehingga keluar masuk dari  mulutnya.
  Setelah hampir 15 menit lamanya penis saya diberikan kenikmatan oleh  mulut Lusi yang mungil tersebut, akhirnya saya mulai merasakan ada  sesuatu yang ingin meledak dan keluar dari penis saya. Akan tetapi  dikarenakan saat itu saya benar-benar ingin bisa membuat Lusi merasakan  kenikmatan orgasme yang luar biasa dan terbang kelangit yang ketujuh,  lalu saya mulai menerapkan ilmu supaya penis saya agar bisa bertahan  lama.
  Setelah itu saya minta agar Lusi membalikan badannya sehingga kami lalu  mempraktekan gaya 69 dikarenakan saya masih belum puas diberikan  kenikmatan oleh mulutnya Lusi. Tak lupa tentunya jari tangan kanan saya  memilin-milin biji lada tersebut.
  Rupanya Lusi sudah sangat basah sekali, belahan kemaluannya sudah  dibasahi oleh cairan yang dikeluarkan oleh vaginanya sendiri.  Aromanyapun harum dan membuat saya semakin terangsang. Langsung saja  saya jilati semua cairan yang ada di vagina Lusi.
  Terlihat Lusipun semakin bergelinjang-gelinjang merasakan kenikmatan  disaat lidah saya menjilati belahan kemaluannya, terlebih lagi disaat  lidah saya bermain-main pada klitorisnya. Terasa Lusi menggigit penis  saya dan mulai menghisap penis saya semakin kuat. Benar-benar nikmat  rasanya.
  Setelah lidah saya bermain-main cukup lama dibelahan kemaluannya  terutama pada klitorisnya, Lusipun akhirnya tidak tahan lagi karena  nafsunya sudah naik sampai keubun-ubun, dengan tubuh yang menegang  dengan kencang dibarengi desahannya yang cukup keras Lusipun mencapai  orgasme yang luar biasa.
  Terasa di lidah saya lubang vaginanya berdenyut-denyut dan mengeluarkan  cairan kental yang cukup banyak. Gurih dan harum rasanya. Langsung saja  semua cairannya yang keluar banyak sekali dari lubang vagina Lusi  tersebutpun saya jilati sampai bersih dan saya telan sampai habis.
  Beberapa saat kemudian terasa tubuhnya mulai mengendur tergeletak pasrah  di atas tubuh saya dengan nafasnya ngos-ngosan. Saya rasa sudah cukup  sampai di sini saya isengin Lusi, lalu tanpa sepengetahuan Lusi saya  buang biji lada tersebut ke bawah ranjang. Lalu saya bangunkan Lusi dan  saya ajak dia untuk mandi agar tubuhnya terasa segar kembali.
  Akhirnya saya berpacaran dengan Lusi kurang lebih selama 4 tahun, walau  hampir tiap hari kita bertemu secara sembunyi-sembunyi dan hampir setiap  hari kita memadu kasih, akan tetapi saya tetap berusaha menjaga  kesuciannya dan tidak menyetubuhinya.
  E N D
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Diperkosa Keponakan Sendiri               May 4th 2013, 06:32                                               Tante Betsy, wanita setengah baya yang masih lumayan seksi. Sudah dari  waktu yang lama ia menjadi sasaran untuk ?digoyang? oleh keponakannya  sendiri, Budi. Budi yang berasal dari Bandung, sudah hampir lima tahun  tinggal dirumah tante Betsy, karena ia kuliah di Jakarta. Dan sudah lima  tahun itu juga tante Betsy menjadi fantasi seks-nya dikala ia  bermasturbasi. Seringkali ia mengambil pakaian dalam tante Betsy dari  bak pakaian kotor yang terletak di dalam kamar mandi. Bh dan korset  tante Betsy merupakan primadona Budi dalam bermasturbasi. 
  Setiap kali bermasturbasi ia selalu menumpahkan airmaninya dicelana  dalam maupun bh tante Betsy. Bahkan tidak jarang ia mengambil celana  korset tante Betsy yang sudah dicuci bersih, dan dengan sengaja  memuntahkan spermanya di bagian selangkangan celana dalam tersebut,  ataupun berkali-kali berejakulasi di cup bh tante Betsy hingga  berhari-hari, kemudian ?benda-benda tersebut? dikembalikannya ketempat  semula. Dan berharap tante Betsy segera memakai ?perabotannya? tersebut.   Tidak jarang juga Budi mencoba mengintip tante Betsy pada waktu tidak  ada orang dirumah tersebut. Melalui lubang kunci pintu kamra tante  Betsy, Budi sering kali melihat tubuh montok tante Betsy tanpa busana,  ataupun hanya dibalut pakaian dalamnya saja. 
  Dan biasanya aksi pengintipan tersebut diakhiri dengan beronani memakai pakaian dalam tante Betsy dikamarnya.  Budi sering kali mengumpulkan airmaninya ketika selesai beronani didalam  cangkir kecil, dan disimpannya didalam kulkas kecil yang ada  dikamarnya. Ketika cangkir tersebut sudah hampir penuh, ketika tidak ada  orang yang melihat, ia mencampurkan ?airmani basi? tersebut kedalam  soup atau pun minuman yang biasa disediakan untuk tante Betsy. Bahkan  pernah juga ia mencampurkan spermanya sebanyak dua sendok makan kedalam  hamburger yang disediakan untuk tante Betsy. Dan secara diam-diam Budi  menyaksikan tante Betsy menikmati santapannya plus airmani miliknya  didalam makanan tersebut. Dan biasanya libido Budi langsung tinggi, dan  cepat-cepat ia beronani dikamarnya. 
  Makin lama Budi makin tidak tahan setiap kali melihat tubuh tante Betsy  yang masih sintal itu, maka timbullah niat jahatnya untuk memperkosa  tante Betsy. Berhari-hari ia merencanakan hal tersebut, dan  mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkannya.  Obat bius pun sudah dipesannya dari seorang teman yang entah dapat dari mana.  Maka pada malam hari itu ia mengajak teman-temannya untuk mengerjai tante Betsy disalah satu rumah temannya yang sedang kosong. 
  Teman-teman Budi yang memang rata-rata maniac seks pun ikut bergairah  mendengar rencana tersebut. Maka terkumpullah teman-teman Budi sebanyak  dua puluh lima orang. Dua puluh orang menunggu dirumah kosong, lima  orang lagi bertugas menculik tante Betsy, termasuk Budi. Maka pada hari  itu mereka seharian mengikuti kemanapun tante Betsy pergi, hingga pada  malam hari kesempatan itu datang juga. 
  Ketika tante Betsy sedang menunggu lift diparkiran basement salah satu  restaurant, Empat orang teman Budi pun ikut mengantri lift dengan tante  Betsy. Ketika tante Betsy lengah, salah seorang langsung mengeluarkan  saputangan yang sudah ditetesi kloroform cukup banyak, dan dengan cepat  dibekapkan kehidung dan mulut tante Betsy, yang seketika itu juga  langsung pingsan, dan keempat teman Budi langsung membopong tante Betsy  masuk kedalam minibus yang sudah menunggu didepan lift tersebut. 
  Hampir satu jam mereka baru sampai kerumah kosong tersebut, dan langsung  memasukkan mobil kedalm garasi. Tante Betsy pun langsung  digotong-gotong beramai-ramai kedalam ruang tamu. Dalam keadaan masih  tidak sadar, tante Betsy didudukkan dikursi sofa. Dan tanpa komano lagi  mereka bergantian meraba-raba serta meremas-remas tubuh tante Betsy.  Pakaian tante Betsy yang berupa baju terusan hingga sebatas mata kaki  pun dilucuti dengan tidak sabar, hingga akhirnya tinggal bra dan celana  dalam saja yang menempel ditubuhnya. 
  Gunung kembar tante Betsy merupakan menu utama untuk ?diobok-obok? oleh  Budi dan teman-temannya. Beberapa tangan dengan brutalnya bergantian  berada dibalik bh tante Betsy yang berupa long torso tersebut. Cup bh  yang berukuran 36B itu pun akhirnya dibetot kebawah hingga gunung kembar  yang masih sintal itu tersembul keluar. Beberapa orang langsung  bergantian mengisap-isap kedua putting susu tante Betsy, sambil sesekali  meremas-remas ?kontainer susu? tante Betsy tersebut. Salah seorang  teman Budi menggunting bagian selangkangan celana dalam tante Betsy, dan  dengan sangat bernapsu tante Betsy dipindahkan ke matras dan langsung  saja diantri beramai-ramai. 
  Budi mendapat giliran pertama menyetubuhi tante Betsy, sedangkan yang  lain sambil menunggu giliran memain-mainkan batang penisnya diwajah  tante Betsy yang masih terlihat cantik itu. Mulut tante Betsy dibuka  paksa dan dua batang penis sekaligus masuk dan berusaha bergerak keluar  masuk sebisa-bisanya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasanya  bagi pelakunya. Satu batang penis panjang dan besar milik Heri melintang  dari atas dahi hingga diatas hidung tante Betsy, dan Heri pun dengan  semangat 45 menggosok-gosokkan batang penisnya maju mundur dengan cepat.  
  Vagina tante Betsy yang masih lumayan ?kenceng? itu pun nonstop  digunakan untuk memuaskan napsu Budi dan teman-temannya. Setengah botol  baby oil sudah habis digunakan sebagai pelicin batang penis Budi dan  teman-temannya. Batang Penis Budi dengan lancarnya keluar masuk vagina  tante Betsy, membuat teman-teman yang lain menjadi tak sabar menunggu  giliran. Tante Betsy yang tak sadarkan diri itu sudah hampir dua jam  dikerjain para sex maniac tersebut dengan berbagai aktivitas sex yang  aneh-aneh. Berbagai pose bugil tante Betsy diabadikan oleh Bambang  dengan digital camera serta handycam, mulai dari oral sex hingga  persetubuhan massal. 
  Hingga akhirnya adegan climak berejakulasi pun siap diabadikan. Budi  mangambil kacamata baca dari tas tante Betsy, kemudian memakaikan kaca  mata tesebut diwajah tante Betsy yang cantik itu. Dan keduapuluh enam  orang tersebut mulai bergantian berejakulasi diwajah tante Betsy.  Dimulai dengan giliran pertama oleh Budi ?sang pencinta tante Betsy?.  Budi dengan cepat mengeluar-masukkan batang penisnya dimulut tante Betsy  yang seksi itu hingga akhirnya saat berejakulasi ia mengocokkan  penisnya tesebut tepat diatas wajah tante Betsy dan airmanipun muncrat  berantakan diseluruh wajah tante Betsy berupa garis-garis lurus putih  kental hingga mengenai kacamata tante Betsy. 
  Heri, Hendra, Feri dan Faisal berlutut diatas wajah tante Betsy dari  empat penjuru dan tisak sampai semenit airmani mulai bermuncratan secara  bergantian membasahi wajah dan leher tante Betsy dengan begitu  derasnya. Lima orang teman Budi yaitu Tumpal, Ade, Erik, Udin dan Ucok  memilih berjakulasi dimulut tante Betsy, dan merekapun tidak sampai lima  menit lima menit sudah memindahkan isi kantung buah sakar mereka  kemulut tante Betsy, hingga luber hampir keluar dari mulut seksi  tersebut. 
  Udin pun menggerak-gerakkan mulut dan wajah tante Betsy hingga sedikit  demi sedikit ?air peju? tersebut tertelan oleh tante Betsy. Sedangkan  yang lainnya melakukan hal yang pada tante Betsy. Beberapa orang  bergantian menjepitkan batang penisnya diantara kedua gunung kembar  tante Betsy yang montok itu. Beberapa tetes baby oil diteteskan didada  tante Betsy sebagai pelicin, yang membuat para lelaki tersebut mundur  maja tak karuan, sementara penis mereka dengan lancarnya ikut bergerak  mundur maju pula disela-sela gunung kembar tante Betsy yang sedang  diremas-remas, dan akhirnya hanya beberapa menit saja batang kejantanan  mereka berjantian muncrat diantara gunung kembar tante Betsy hingga  bertetesan membasahi bh yang masih membalut tubuh tante Betsy itu. 
  Sementara itu yang lainnya bergantian berejakulasi diwajah dan mulut  tante Betsy yang dibuka paksa dengan sebuah alat pengganjal sehingga  tidak dapat dikatupkan. Air mani bermuncratan diwajah tante Betsy dan  sebagian lagi masuk kedalam mulutnya. Bahakan beberapa orang teman Budi,  termasuk Budi berejakulasi hingga tiga kali diwajah tante yang cantik  itu karena saking napsunya.  Selesai pemerkosaan tersebut, tante Betsy yang masih belum sadarkan diri  itu dibersihkan oleh beberapa orang. Muka tante Betsy yang blepotan  sperma hanya diseka dengan celana dalam Budi yang kemudian disumpalkan  kedalam mulut tante Betsy. Rambut tante Betsy yang berantakan disisir  rapi kembali, dan kacamatanya yang kotor karena airmanipun dibersihkan  dan dipakaikan kembali, hingga akhirnya tante Betsy bersih seperti sedia  kala. 
  Tante Betsypun akhirnya siuman sementara jam sudah menunjukkan pukul  satu malam, dan betapa kagetnya ia ketika melihat dirinya hanya memakai  bra dan celana dalam korsetnya yang sudah putus dibagian selangkangan  dan lebih kaget lagi melihat Herman dengan ganasnya menyetubuhi tante  Betsy sedari tadi. Batang penisnya keluar masuk dengan lancar sementara  yang lainnya dengan wajah ditutup sarung kepala menonton sambil mengocok  penis masing-masing. 
  Budi dan teman-temannya terpaksa memakai sarung penutup kepala karena  takut dirinya diketahui oleh tante Betsy. Sekali lagi mereka mengerjai  tante Betsy sebelum subuh tiba. Batang penis satu persatu bergantian  mengocok vagina tante Betsy, sementara itu seperti biasa yang lainnya  merem melek memaksa tante Betsy mengisap serta mengulum penis mereka.  Bahkan mereka bergantian memaksa tante Betsy mengulum-mgulum sepasang  buah sakar mereka sambil menekan-nekan wajah tante Betsy diselangkangan  mereka itu hingga akhirnya keduapuluh enam orang itu kembali  berejakulasi bersama-sama. 
  Satu persatu dari mereka kembali memuncratkan spermanya diwajah dan  mulut tante Betsy. Salah seorang mengambil segelas airmani dingin dari  kulkas dan memaksa siseksi tante Betsy untuk menelan air mani tersebut  sambil mengunyah-nguyah airmani tersebut terlebih dahulu sampai habis.
  Airmani yang bertetesan diwajah tante Betsy disendoki dan dicekoki  kemulut tante Betsy hingga bersih. Selesai ?mandi peju? tante Betsy  kembali dirapihkan dan dipakaikan bajunya kembali, namun celana korset  dan bh nya dicopot dari tubuhnya untuk kenang-kenangan buat mereka.  Sebagai gantinya mereka memaksa tante Betsy memakai celana dalam  G-String berwarna merah yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan  gunung kembar tante Betsy dibiarkan bergelayutan tanpa bh, hingga  putting susu tante Betsy mencuat kedepan. Tante Betsy diturunkan  ditengah jalan dekat rumahnya, kemudian mereka pergi begitu saja. 
 
  TAMAT 
 
 
 
       
    Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Rintihan Putri Indonesia               May 4th 2013, 06:28                                               "Tante…Dina berangkat dulu yah? pamit Dina kepada tantenya. Begitulah  Dina, yang memiliki nama lengkap Andina Agustina mengawali aktifitasnya  di pagi hari ini. Jam menunjukkan pukul 6 tepat saat Andina meninggalkan  rumah tantenya tempat dimana dia menumpang hidup. Andina Agustina, gadis keturunan tanah rencong, berusia 18 tahun adalah seorang finalis Pemilihan Putri Indonesia 2004.
  Gadis cantik jelita yang selalu mengenakan jilbab ini penampilannya  tidaklah kalah dengan gadis-gadis lainnya, terbukti dalam kontes itu dia  terpilih sebagai juara favorit. Baju-baju muslimah yang dikenakan  Andina selalu modis, dengan mengambil ukuran baju yang body fit atau  ketat sehingga menonjolkan keindahan lekuk-lekuk tubuh Andinda, dada  yang menonjol pinggulnya yang ramping serta pantatnya yang padat  menambah nilai tersendiri bagi keindahan tubuh gadis ini. Wajahnya yang putih bersih selalu dipoles dengan kosmetik sehingga  nampak semakin cantik apalagi ditambah dengan senyuman yang selalu  tersungging ramah dari bibirnya yang sensual itu, Andina bukan saja  seorang gadis yang cantik tetapi juga ramah.
  Hari ini Andina memenuhi tawaran Frans, seorang photografer, yang  kemarin menghubunginya untuk pemotretan model sebuah baju muslimah karya  seseorang perancang busana. Sebetulnya Andina agak malas untuk memenuhi  panggilan itu karena dia masih memiliki kegiatan lainnya yang setumpuk.  Namun kebetulan jadwal pemotretan yang ditawarkan itu adalah pagi hari  maka setelah dipikir-pikir tidak ada salahnya untuk memenuhi panggilan  sang photografer itu, thoh juga itung-itung untuk menambah pengalaman  dan pergaulan pikirnya. Singkat cerita, sampailah sang putri ini ditempat pemotretan yaitu  sebuah rumah besar yang terletak disebuah kawasan antara Jakarta dan  Bogor. Areal disekitar rumah itu agak sepi dan jauh dari keramaian,  mungkin sebagai seseorang yang berjiwa seni Frans memerlukan tempat  tinggal yang tenang seperti ini pikir Andina.
  Setelah memarkirkan mobil sedannya Andina memasuki halaman rumah  tersebut, tak lama kemudian keluarlah sosok lelaki bertubuh tinggi  besar, kepalanya plontos wajahnya dengan wajah khas orang chinesse. "Ah ini dia Putri Indonesia yang pertama kali berjilbab, selamat datang?? sambut lelaki itu. Dengan senyum ramah dia kemudian memperkenalkan dirinya "Perkenalkan  saya Frans alias Aliong, kamu boleh panggil saya Frans atau Aliong…",  ujar lelaki itu dengan tersenyum. "Saya Andina?? balas Andina sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman. "Oouuhh…cantik nian kamu Andina…tanganmupun mulus sekali? ujar Frans sambil menyambut uluran tangan Andina. Dan…"CUP??sebuah kecupan bibir Frans tiba-tiba mendarat dipunggung  tangan Andina, membuat Andina agak terkejut karena baru kali ini  diperlakukan bak seorang putri dari daratan eropa.
  "Mari silahkan masuk?Frans mempersilahkan Andina memasuki rumah sang  fotographer itu. Sesampainya didalam Andina tertegun melihat suasanya  didalam rumah itu, ruangannya besar-besar namun gelap dan sepi, seperti  rumah yang tidak berpenghuni. "Pemotretannya dimana mas…", Tanya Andina. "Mari kita kedalam…", ajak Frans mempersilahkan Andina berjalan melalui lorong-lorong gelap didalam rumah tersebut. "Gimana tawaran pembayarannya ?? Tanya Frans sambil berjalan memandu Andina. ?Masih 500.0000 rupiah pershot kan ?? balas Andina. "Iya…iya…kamu akan saya ambil 5 shot aja koq dan masih ada tip-nya, jadi  jumlah yang akan kamu terima nanti akan lebih banyak dari jumlah yang  kamu perhitungkan? jawab Frans sambil tersenyum melirik Andina. Dan tibalah mereka disebuah ruangan dibagian belakang rumah tersebut,  ruangan tersebut nampaknya sudah di set-up untuk pemotretan. Ukurannya  tidak terlalu luas hanya sebesar 10 x 10 meter dan terdapat sebuah sofa  besar untuk sarana pemotretan dan sebuah bilik untuk berganti baju.
  "Ini dia studio pemotretannya, silahkan masuk Andina? "Terimakasih mas?Tapi pemotretannya jangan lama-lama yah mas soalnya aku mau ada interview dengan majalah Femina? ujar Andina. "Beres…semua udah diatur? balas Frans. ?Nah, Andina ini baju yang musti kamu kenakan untuk pemotretan ini? ujar Frans sambil menyodorkan sebuah gaun muslimah panjang. "Bajunya cuman ini aja mas dan saya ngga perlu di make-up lagi mas ??Tanya Andina. "Nda perlu…wajah kamu udah cantik koq, nda perlu make-up lagi, baju untuk pemotretan ya cuma itu aja?ujar Frans. "Sekarang kamu silahkan ganti baju diruangan itu?Frans menunjuk satu bilik kecil didalam ruangan itu. Beberapa menit kemudian Andina keluar dengan busana panjang muslimah  berwarna merah tua dipadukan dengan jilbab merah muda. Bahannya terbuat  dari sutera tipis dan ukurannya ketat menjadikan tubuh Andinapun  terlihat sexy. "Waw cantik sekali?? Frans terpesona dengan kemolekan tubuh Andina. "Duduk di sofa itu? perintah Frans sambil menutup pintu kamar pemotretan itu. "Koq sendirian aja sih mas ?? Tanya Andina Frans hanya diam saja, dia nampak sibuk menyetel kameranya "Ok mulai berpose?? Dan kilatan-kilatan blits mulai memancar didalam ruang itu mengiringi  pemotretan Frans, Andina pun berganti-ganti gaya diatas sofa itu. Tidak  ada setengah jam, pemotretanpun usai. "Selasai??Frans mengacungkan jempolnya. "Hihihi…engga terasa udah selesai ya mas?? ucap Andina sambil bangkit dari sofa. "Tunggu dulu, jangan bergerak dari sofa? ujar Frans Wajah Frans tiba-tiba berubah menjadi serius, digantinya kamera yang menggantung di treeport dengan sebuah handycam. Kemudian Frans bersiul beberapa kali seperti memberi tanda sesuatu. "Lho…ada apa lagi mas? Koq masang handycam segala ??Tanya Andina yang mulai kebingungan. "Masih ada satu lagi yang ingin gue ambil dari kamu? kata Frans. Andinapun terkejut sambil bertanya "Apa mas?? "Sebuah adegan?yang bakal membuat kamu lebih terkenal daripada sekedar  putri-putri-an? balas Frans sambil memasukkan film didalam hadycamnya. Belum lagi hilang rasa bingung didalam diri Andina tiba-tiba masuklah beberapa orang lelaki kedalam ruangan itu.
  "Ah ini dia, jagoan-jagoan kita…" ujar Frans sambil tersenyum. "Andina, perkenalkan ini lawan main kamu didalam adegan nanti. Yang  tinggi besar berambut botak ini namanya Ayung, yang kurus dan berambut  gondrong ini namanya Paulus dan yang berbadan tegap dan kekar ini  namanya Martinus? "Siapa mereka ? mau apa mereka ? mas mau adegan apa lagi ??Tanya Andina  yang mulai gugup melihat suasana yang tidak menguntungkan itu. "Andina, gue sebenarnya mau bikin Blue Film alian BF alias Bokep dan kamu adalah pemeran utamanya !? Frans menjelaskan. Sontak penjelasan Frans ini membuat diri Andina bagai tersambar petir, dia mulai sadar bahwa dirinya telah dijebak oleh Frans. "Tenang…tenang kamu tetap akan kami bayar Andina, tapi setelah film ini laku…" lanjut Frans. "Themanya tergantung dari kamu…kalo kamu rela bersedia disyuting kita  bisa pilih tema perselingkuhan saja, sepeti antara bos dan karyawannya.  Tetapi…kalo kamu menolak syuting ini, yaaah…terpaksa mau tidak mau thema  yang aku pilih adalah PEMERKOSAAN…hahahaha?? Wajah Andina nampak menjadi pucat pasi, hatinya menjadi ciut, aliran darahnya serasa berhenti mendengar penjelasan Frans tadi.
  "Tidak…tidak…aku tidak sudi?!!? teriak Andina sambil bangkit dari sofa  seraya berlari menuju pintu untuk meninggalkan ruangan itu. Namun belum lagi tangan Andina menyentuh handle pintu tiba-tiba sebuah  tangan kekar dan besar milik Martinus dengan cekatan memegang tangan  Andina. "Ahh..lepaskan…lepaskan aku…kalian bajingan setan semua !!!? Andina  menjerit-jerit sambil berontak mencoba melepaskan tangannya dari  cengkraman tangan Martinus. "AHA…jelaslas sudah berarti thema film kita adalah PEMERKOSAAN !? teriak Frans sambil menghidupkan handycamnya. "Kita langsung mulai saja pengambilan gambarnya…". "Action?mulai !!!!? perintah Frans sambil menghidupkan kameranya dan  mengarahkan ke adegan Martinus yang tengah meringkus Andina. "Hebat sungguh hebat,…kejadiannya sangat alami…benar-benar ini akan  menjadi sebuah filem pemerkosaan yang hebat? ujar Frans sambil terus  membidikkan kamerannya kearah pergumulan antara Martinus dan Andina.
  "Lepaskan…lepaskan saya?? teriak Andina sambil meronta-ronta. Tubuh Andina diseret ketengah ruangan oleh Martinus serta Paulus yang  kemudian datang membantu. Andina tiada henti meronta-ronta dan berteriak  menyumpah-nyumpah serapah namun dua orang lelaki kekar itu dengan mudah  mematahkan perlawanan Andina. "Tenang sayangku?kamu akan jadi terkenal? ujar Paulus sambil menyeret Andina. Kemudian Martinus dan Paulus meletakkan tubuh Andina ke sofa, Paulus  yang mengambil posisi dibelakang sofa memegangi kedua tangan Andina  dengan kuat. Sementara Martinus memegangi kedua kaki Andina. Ayung, sang lelaki botak yang sedari tadi hanya mengamati kejadian  diruangan itu dengan senyum-senyum simpul mulai melepaskan pakaiannya  hingga telanjang bulat. Bentuk tubuh lelaki berusia 40-an ini jelek  sekali sejelek roman mukanya. Ayung adalah seorang sex maniak sejati.  Perutnya buncit badannya penuh dengan tatto, dan yang mengerikan dia  memiliki sebuah penis yang berukuran besar yang sepertinya sangat  terlatih didalam mengaduk-aduk lubang kemaluan wanita. Perlahan-lahan dihampirinya tubuh Andina yang meronta-ronta ketakutan,  Andina sangat menyadari akan apa-apa yang bakal terjadi terhadap  dirinya. "J…ja..ngan paakk…jjangann..perkosaa saya…",pinta Andina dengan suara yang tergetar. Apalah arti dari permintaan itu, dihadapan para lelaki yang telah  kerasukan setan itu Andina ibaratnya hanyalah seonggok daging mentah  yang siap dimangsa oleh ******-****** budukan yang kelaparan.
  Dengan santai tangan Ayung menjamah tubuh Andina, diremasnya kedua buah  payudara Andina. seketika tubuh Andina menggeliat sebagai tanda  penolakan atas perlakuan lelaki kurang ajar ini. Tangan-tangan Ayung mulai melucuti pakaian Andina, gaun panjang yang  dikenakan Andina sangatlah mudah untuk dilepas bagai menguliti buah  pisang saja. Sekali tarik saja gaun yang melilit ditubuh Andina itu  terlucuti. "Waaahh…indah sekali tubuhmu sayang…", bisik Ayung sambil menyeringai. Diberinya kesempatan kepada Frans untuk membidikkan kamera hendycam-nya  keseluruh tubuh Andina yang hanya dibalut bh dan celana dalam warna  putih serta jilbab yang masih menutupi rambutnya. Airmata mulai meleleh membasahi wajah ayu Andina keringat dingin  mengucur deras membasahi tubuhnya yang indah itu. Ketegangan dan  kengerian luar biasa menyelimuti sang juara favorit Putri Indonesia ini.  Matanya terpejam erat tubuhnya bergetar disaat kembali tangan-tangan  Ayung menyentuh tubuhnya.
  Tangan trampil Ayung kemudian beraksi kembali dengan melepaskan bh yang  dikenakan Andina. Sesaat kemudian apa yang ada didada Aninda menjadi  pusat perhatian dari para lelaki itu, mereka pun berdesah kagum atas  keindahan dua gundukan buah dada Aninda itu. Ukurannya tidak besar  tetapi proporsional dengan tubuh Aninda dan kencang. Dengan  tangan-tangan kasarnya diraihnya kedua gundukan payudara itu oleh Ayung.  Diusap-usap dan diremas-remas?dengan sesekali dipilin-pilinnya kedua  puting yang berwarna merah muda itu. Karuan saja ini membuat tubuh Andina menggeliat-geliat, mulutnya sesekali menganga mengeluarkan desahan-desahan. Puas mempermainkan payudara Andina kedua tangan Ayung merayap turun  kearah pinggung dan akhirnya dengan sekali tarikan dia melorotkan celana  dalam putih Andina. Suasana diruangan itupun semakin erotis, empat pasang mata kembali  terbelalak tertuju ke sebuah gundukan indah di selangkangan sang putri.  Sebuah kemaluan wanita yang benar-benar terawat, bersih dengan susunan  rambut kemaluan yang berjajar rapih mengelilingi liang kemaluannya.
  Andina terisak-isak menangis tubuhnya seolah pasrah menerima keadaan namun matanya masih terpejam erat. "Oh sang putri cantik?,beberapa hari yang lalu aku lihat engkau berdiri  tegar disebuah panggung pemilihan Putri Indonesia. Aku masih ingat kau  mengucapkan bahwa kau adalah satu-satunya Putri Indonesia yang  berjilbab. Aku sangat mengagumimu, tak kusangka kini kau berada  didepanku?aku siap mewujudkan impianku untuk menikmati tubuhmu? ujar  Ayung sambil mengusap-usap kemaluan Andina. "Ja..jangann…pakkk…ammpunnn…jangann…", pinta Andina sambil menagis. Tiba-tiba tubuh Andina mengejang…mulutnya menganga seperti mengucap  huruf A, rupanya jari tengah Ayung bagai cacing tanah menyeruak masuk  kedalam bibir vagina Andina. "Aaaahhhh?.? Andina menjerit ketika jari tengah Ayung itu mulai  menusuk-nusuk kemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat bagai cacing  kepanasan sementara keringatnya terus mengucur deras membasahi tubuhnya  yang masih memancarkan harum wewangian bunga melati itu. CEP…CEP…CEP…begitulah suara yang keluar dari selangkangan Andina akibat  dari cairan kewanitaan Andina yang dengan derasnya mengucur keluar  akibat dikobel-kobel oleh jari tengan Ayung. Mata Andina terpejam begitu  pula dengan mulutnya yang tertutup rapat berusaha menahan  rintihan-rintihan yang akan keluar dari mulutnya. Berdasarkan pengalaman Ayung, inilah cara yang sering dipakai Ayung  untuk menguras tenaga dari sang gadis pada saat memperkosa gadis itu.  Dan setelah tenaga gadis tersebut habis terkuras maka dia dapat dengan  mudahnya menyetubuhi gadis tersebut tanpa perlawanan yang berarti lagi.
  Beberapa saat lamanya jari tengah Ayung mengocok-ngocok liang vagina  Andina sampai akhirnya badan Andina terlihat melemah, wajahnya memerah  menahan rasa ngilu dikemaluannya. Setelah mencabut jari tengah Ayung dari liang vagina Andina, Ayung  merapatkan wajahnya ketubuh Andina tepatnya dibagian selangkangan  Andina. Kini lidahnya yang mulai bermain, masih dengan obyek sasaran  selangkangan Andina. Lidah Ayung mulai menyapu-nyapu gundukan kemaluan  Andina, dijilat-jilatinya bagian tubuh yang amat pribadi bagi Andina  itu. "Aaakkhhh??mulut Andina menganga badannya menegang keras ketika lidah  Ayung masuk dan menjilati liang vaginanya.  "Ssshhh…eeehhh…aaahhh?hhhmmmhh?? Andina merintih-rintih tubuhnya  menggeliat-geliat semakin keras akibat lidah Ayung yang terus  menjilat-jilat liang kemaluannya dengan rakus.
  Puas menikmati kemaluan Andina kini Ayung dengan lidah yang masih  terjulur menyapu tubuh Andina hingga sampai dibagian dada. Kembali lidah  Ayung bergerilya didua bukit indah Andina itu, kali ini dibantu dengan  kedua tangannya yang ikut meremas-remas keduaaa payudara itu.  Dijilat-jilat, dihisap-hisap, digigit-gigit kedua payudara indah yang  malang itu oleh mulut Ayung yang rakus itu hingga memerah warnanya. Setelah itu serangan berganti sasaran lagi, kini wajah Ayung telah  sejajar dengan wajah Andina yang membuang muka dari tatapan wajah Ayung. Diraihnya kepala Andina yang masih mengenakan jilbab itu dan dipalingkannya wajah Andina hingga berhadapan dengan wajahnya. "Hhhhhmmmm…hhmmmppp? Andina gelagapan ketika bibir Ayung mendarat  dibibir Andina. Dengan rakusnya dikulumnya bibir Andina yang merah  mereka itu. Lama Ayung menikmati bibir Andina, dikecup-kecup bibir gadis cantik itu,  dikulum-kulum dengan sesekali memainkan lidahnya didalam rongga mulut  Andina. Andina nampak semakin gelagapan karena kehabisan nafas, betapa tidak ada sekitas 30 menit lamanya Ayung mencumbu bibir Andina.
  Terkuras sudah tenaga Andina oleh perlakuan yang diterimanya, apalagi  Ayung seolah tak mau memberi ruang nafas kepada Andina. Andina menghela  nafas panjang ketika Ayung memberi kecupan terakhir dibibirnya, setelah  itu Ayung berdiri. Nafas Andina mendesah-desah tak karuan antara nafas kelelahan dan nafas  kengerian bercampur baur menjadi satu, keringat ditubuhnya deras  mengucur membasahi tubuh indahnya yang masih harum mewangi itu. Tubuh telanjang Andina itu tergeletak lunglai diatas sofa, dadanya  kembang kempis meraup udara mengisi oksigen ditubuhnya yang habis  terkuras sementara matanya masih terpejam erat. Ayung kembali menganbil posisi dan merapat ketubuh Andina.  Direntangkannya kedua kaki Andina selebar bahu dan setelah itu  tiba-tiba?."Aaaaakkkhhhhhhh……..? Andina melengking histeris, matanya  yang terpejam seketika menjadi terbelalak ketika dirasakan olehnya  sebuah benda keras berotot menusuk lobang vaginanya. Ya, batang penis  Ayung yang sedari tadi tegak gagah mengacung mulai melakukan penetrasi.  Batang penis itu mulai menunjukkan kegarangannya di kemaluan Andina,  dengan perlahan-lahan mulai menyusup masuk keliang vagina Andina.
  "Ooooogghhhh?.sss…ssakkitt?.aaaaakkhhh…" ,Andina menggeliat-geliat  menahan rasa sakit diselangkangannya. Sebuah mahkota kehormatan yang  selama ini dijaga dan dirawat secara baik dan akan dipersembahkan kepada  seseorang pria pilihannya kelak pada malam pertama setelah menikah  ternyata pada saat ini tengah dikoyak oleh seseorang yang sama sekali  bukan idaman atau tambatan hatinya bahkan tidak dikenalnya. Mata Andina merem melek mengeiringi geliatan tubuhnya yang semakin  keras, tapi Paulus yang sedari tadi memegangi tangan Andina masih cukup  kuat untuk mengatasinya. Ayung yang menindih tubuh Andina terus berusaha melesakkan batang  kemaluannya didalam liang vagina Andina untuk merobek selaput  keperawanannya. Tangan kiri Ayung memegangi batang kemaluannya untuk  membantu menekan penisnya kedalam liang itu dan tangan kanannya menekan  pinggul Andina agar dibagian itu tidak terlalu banyak bergerak. Dan akhirnya mengucurlah darah segar dari liang kemaluan Andina,  pertanda bahwa Ayung berhasil membobol keperawanan Andina.  "Aaaaaaahhhh?.? Andina mengerang keras airmatanya kembali mengucur deras  dari sudut-sudut matanya, matanya terbelalak menengadah kearah  langit-langit kamar yang menjadi saksi akan hilangnya sebuah keperawanan  dari sang putri cantik itu.
  Sejenak Ayung membiarkan batang kemaluannya terbenam keseluruhannya  didalam liang vagina Andina, dinikmatinya kehangatan dinding-dinging  liang vagina Andina yang berdenyut-denyut itu. "Ohh..nikmat sekali kau??  desah Ayung sambil mengatur posisinya diatas tubuh Andina kedua tangan  Ayung memegangi pinggang Andina yang ramping itu. Mulailah kemudian Ayung menggenjot tubuh Andina, dipompanya batang  kemaluannya keluar masuk didalam liang vagina Andina secara  perlahan-lahan penuh dengan perasaan. Sambil menyetubuhi Andina dinikmatinya wajah Andina yang meringis-ringin  serta tubuhnya yang bergetar, sejenak kemudian gelora nafsu Ayungpun  semakin memuncak wajah Andina yang sedemikian rupa memancing birahi  Ayung untuk lebih agresif. Ayung mulai mempercepat irama persetubuhannya  atas Andina "Aaakkhh?oohhh…ooouuhh…ooohhh…ooouugghhh. ..? Andina  merintih-rintih seiring dengan gerakan tubuh Ayung yang memompa  kemaluannya keluar masuk diliang vaginanya. Gerakannya semakin lama  semakin cepat sampai-sampai tubuh Andina terbanting-banting, Ayung pun  mulai merintih-rintih mengiringi rintihan dan desahan yang keluar dari  mulut Andina, rintihan mereka berdua bersaut-sautan menggema didalam  ruang itu dan tentu saja kamera Frans tidak melewatkan adegan ini.
  Beberapa menit kemudian Ayung nampaknya akan berejakulasi, tubuhnya  menegang keras serta kepalanya menegadah keatas dan  "CCRROTT?CCCRRROTT…CCRROOOTT…", cairan putih kental kemudian muntah dari  batang penis Ayung mengisi liang vagina Andina hingga meluber keluar. "Aaaahhhhhh?? Ayung melolong , tubuhnya mengejan menikmati puncak  kenikmatan yang tiada tara itu. Entah Andina gadis yang keberapa yang  telah berhasil dikoyak keperawanannya. Setelah menyemburkan tetes terakhir didalam liang vagina Andina, tubuh  Ayung melemas tinggal nafasnya saja yang berderu-deru berpacu dengan  nafas Andina yang terdengar bercampur dengan isak tangisnya. Ayungpun bangkit dari tubuh Andina, dicabutnya batang penis dari lobang  vagina Andina. Puas sudah Ayung melampiaskan nafsu syahwatnya di tubuh  Andina. Entah apa yang terjadi kemudian, tidak ada dalam hitungan menit Martinus  tiba-tiba telah berdiri dihadapan tubuh Andina yang lunglai tergeletak  disofa tanpa sehelai pakaianpun yang melekat ditubuhnya kecuai jilbabnya  yang masih melilit dikepalanya. Rupanya dia sudah mengantri sedari  tadi, tubuhnya hitam legam berotot begitupun dengan batang kemaluannya  yang sudah mengacung dengan gagahnya. Tanpa memberi kesempatan buat Andina untuk beristirahat Martinus langsung menindih tubuh Andina.
  Dikulumnya bibir Andina dengan ganas, sementara itu kedua tangannya  mulai sibuk meremas-remas kedua payudara gadis yang malang itu. "Hhhmmm…cup…mmmpphh…mmmmhh…cup..cup..mmmph h..? suara desahan Andina  terdengar bercampur dengan bunyi kecupan-kecupan yang berdecak-decak. "Ooookkhhh?.? suara Andina melengking tubuhnya yang kembali tersentak  akibat liang kemaluannya mulai dijejali kembali dengan batang kemaluan  yang kali ini milik Martinus. Dalam sekejap tubuh Andina mulai digenjot,  hentakan demi hentakan dari gerakan persetubuhan mengiringi  desahan-desahan lembut yang keluar dari mulut Andina  "Ooohhh…ooohh…eegghh…hhooohhh…oouuhhh…". Keringat mebanjiri kedua tubuh yang berlainan perasaan itu, dimana yang  satu dengan penuh gairah yang membara terus melampiaskan birahinya  kepada lawannya sementara yang satu lagi dengan perasaan putus asa dan  tubuh lemah, pasrah menerima penetrasi dari sang lawan. Beberapa menit kemudian kembali liang vagina Andina dibanjiri oleh  cairan-cairan sperma yang meluap hingga membasahi kedua pahanya.  Martinus meregang menggelinjang merasakan butir-butir kenikmatan  menjalar disekujur tubuhnya, tubuhnya kemudian melemah lunglai. Tibalah kini giliran si rambut gondrong, Paulus. Lagi-lagi  rintihan-rintihan Andina mulai menggema diruangan itu, tubuhnya kembali  diperkosa disetubuhi oleh lelaki yang berumur 40-an ini. Setengah jam  sudah Paulus menyetubuhi Andina hingga akhirnya kembali cairan-cairan  kental itu mengisi rongga kemaluan Andina.
  Andina lemas tubuhnya dibasahi oleh keringatnya bercampur dengan  keringat-keringat para lelaki yang memperkosanya tadi sementara  selangkangannya penuh dengan cairan-cairan kental hingga kepahanya. Frans sang kameramen rupanya tak mau ketinggalan, dia nampak ingin  melakukan adegan penutup dari filem ini. Setelah menyerahkan kamerenya  kepada Martinus kemudian dia melepaskan baju yang dikenakannya hingga  telanjang bulat. Tubuh lelaki yang berkulit kuning langsat itu nampak  dipenuhi dengan hiasan tatto, sebuah kalung salib emas terlihat  melintang dilehernya. Wajahnya menyeringai melihat tubuh Andina yang tergeletak lemah diatas sofa. "Sekarang giliranku?? ujarnya. Andina hanya bisa menatap Frans dengan tatapan mata yang sendu. Lelaki  yang juga aktifis partai politik yang lambang partainya berwarna dasar  ungu ini nampak dengan gagahnya berdiri dihadapan tubuh Andina. Dengan sebuah lap yang telah dibasahi, Paulus membersihkan selangkangan  Andina yang tadinya penuh dengan cairan-cairan yang mengental dan  kering. "Ok kamera siap bos? ujar Martinus sambil mengambil posisi serta mengaktifkan kameranya. "Silahkan tancap bos?? ujar Paulus setelah membersihkan tubuh Andina. Frans mulai action.
  Diraihnya tubuh Andina yang lemah tergeletak di sofa. "Ayo sayang kita main lagi? Ini akan menjadi filem yang hebat? bisik Frans sambil membopong memindahkan tubuh Andina kelantai. Diterlungkupkan tubuh Andina, setelah itu diangkatnya pinggang gadis itu hingga posisinya seperti orang yang sedang bersujud. Frans mengambil posisi dibelakang tubuh Andina. Nafas Andina terdengar tersengal-sengal tubuhnya bergetar disaat tangan  Frans mengelus-elus punggung Andina yang halus dan lembut itu. "Kulitmu halus sekali dan putih bersih, kau cantik Andina?, pasti kau  tak mau kalau kupersunting menjadi istriku. Makanya kita lakukan saja  ini seperti suami istri ya…", rayu Frans. Kedua tangan Frans kemudian memegang pinggang Andina. "Aaaaaakkkkhhh……..ooouuuuuhhhh?.? sekonyong-konyong Andina melolong  keras, tubuhnya yang tadi lemas bersujud seketika langsung menegang  keras, kepalanya mendongak keatas disertai dengan matanya yang  terbelalak. Rupanya Frans mulai melesakkan batang kemaluannya kedalam  anus Andina.
  Frans menyodomi Andina. BLESSSS…dalam waktu yang relatif singkat penis Frans tertanam seluruhnya  didalam anus Andina. Setelah itu Frans mulai dengan gerakan  menyodok-nyodok kemaluannya didalam anus Andina. "Oogghh?oohh…aagghh?? Andina menjerit-jerit kesakitan dengan tubuh  menggelepar-gelepar dan mulut yang menganga sementara Frans dengan  sekuat tenaga terus menyodomi Andina. "Wah rapet sekali bo'ol kamu Andina, rasanya enaaakkk…", ujar Frans sambil terus menyodomi Andina. Tubuh Andina semakin lunglai lemas, keringat dingin mengucur deras kembali membasahi tubuhnya. Setelah puas menyodomi Andina. Frans mencabut penisnya dan setelah itu langsung membalikkan tubuh Andina hingga terlentang. Frans mengarahkan penisnya kewajah Andina dan setelah itu penis Frans  yang besar dan perkasa itu disumpalkan didalam mulut Andina. "Hhmmmppp?.? Andina kembali tersentak disaat Frans berusaha melesakkan  penisnya didalam rongga mulut Andina. Namun apa dayanya tubuhnya telah  lemas setelah sekian kali digenjot rame-rame. Andina hanya pasrah disaat  kemaluan Frans masuk kedalam mulutnya. Kedua tangan Frans memegang erat kepala Andina yang masih berjilbab itu,  kemudian digerakkannya kepala Andina naik turun untuk mengurut-urut  batang penisnya didalam rongga mulut Andina. "Waww..lembut sekali  mulutmu, dingin sekali rasanya?aahhh…nikmaattt…", desah Frans yang  sangat menikmati perkosaan itu. Namun tidak demikian dengan Andina, dengan nafasnya yang  tersengal-sengal dia terpaksa mengulum batang kemaluan Frans, mulutnya  terlihat penuh dijejali kemaluan Frans sampai-sampai kedua pipinya  menggelembung akibat batang penis Frans yang besar itu menjejali  mulutnya.
  "Ooookkhh…haaahhhhkkhh…", Frans mengejang keras, wajahnya menyeringai  menengadah kelangit-langit ruangan itu, tubuhnya bergetar ketika dia  berejakulasi memuntahkan cairan-cairan sperma didalam rongga mulut  Andina. "HHmmmppphh…mmmhhh?? Andina berusaha melepaskan diri namun sia-sia kedua  tangan Frans dengan kuatnya memegang kepala Andina.  CRRROOTT…CCRROOT…batang penis Frans terus memuntahkan sperma didalam  mulut Andina mengalir deras membasahi tenggorokannya hingga meluber  keluar disela-sela bibir Andina yang masih disumpal oleh batang kemaluan  Frans. "Aaahhh…nikmat sekali? Frans mendesah lega. Dicabutnya batang penisnya dari mulut Andina, seketika itu Andina  terbatuk-batuk dan seperti akan muntah, mulutnya penuh dengan cairan  kental sperma bercampur dengan airliurnya sendiri sesekali cairan itu  mengalir keluar dari sela-sela bibirnya membasahi pipinya. Belum puas seratus persen, Frans kembali mengambil posisi diatas tubuh  Andina dia akan menyetubuhi gadis itu. Ditekuknya kedua kaki Andina  hingga bagian paha menyentuh dada. "Uuugghh?? Andina mendesah pelan, mulutnya meringis ketika vaginanya  kembali diterobos batang kemaluan lelaki. Frans mulai menyetubuhi  Andina. Mulut Andina hanya mengeluarkan desahan-desahan lemah, tubuhnya lungalai  dan lemas bak seonggok daging tak bertulang ketika dia harus  terbanting-banting dan tersodok-sodok akibat perkosaan yang dilakukan  oleh Frans. Dengan tenaga yang masih perkasa Frans terus menyetubuhi  Andina hingga akhirnya berejakulasi untuk yang kedua kalinya. Tubuh  Frans menggelinjang nikmat menghantar semburan-semburan sperma yang  kembali memenuhi liang vagina Andina.
  Kemudian kedua tubuh itupun jatuh lemas tak berdaya, deru nafas mereka  berpacu membahana mengakhiri adegan pembuatan filem porno itu. Andinapun  kemudian tak sadarkan diri. Rasa puas didalam diri Frans tak bisa dilukiskan, filem yang bertemakan  pemerkosaan ini pastilah akan laris manis karena bintangnya adalah  seorang Juara Harapan Putri Indonesia. Segera kawanan crew pembuatan  filem itu membereskan peralatan mereka dan merapikan diri. Waktu menunjukkan pukul 12 siang, merekapun meninggalkan ruangan itu dan  pergi meninggalkan tubuh Andina yang masih tergeletak tak beradaya,  rumah itupun kembali sunyi sepi.
  end
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                            |             
              
Tidak ada komentar:
Posting Komentar