Kamis, 25 April 2013

Your Daily digest for Cerita Seks Bokep Dewasa

Ping your blog, website, or RSS feed for Free
Cerita Seks Bokep Dewasa
Cerita Sex - Tante yuni yang seksi abissssssssssss...
Apr 25th 2013, 16:30


Tanteku namanya Yuni, dia ini seorang "Single parent" dengan tiga orang anak; dua perempuan dan satu laki-laki. Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan mobil. Suaminya ini memang seorang pembalap lokal yang tidak terkenal namanya. Dengan tiga orang anak dan umurnya yang sudah 37 tahun, tanteku ini masih saja kelihatan seksi. Tubuhnya terawat, karena dengan kondisi keuangannya yang mapan, tanteku secara teratur senam. Hasilnya, walaupun dengan tiga orang anak, tubuhnya tetap terawat dengan baik. Pantatnya besar dengan pinggul yang juga besar tapi pahanya selain putih dan mulus juga singset tanpa ada tumpukan lemak sedikitpun. Payudaranya lumayan besar, entah kira-kira berapa ukurannya akupun tidak tahu tapi yang jelas masih sekal tidak kendor layaknya seorang Ibu yang sudah melahirkan tiga orang anak.

Kejadiannya berawal pada saat yang tidak diduga sama sekali. Saat itu di rumah sedang tidak ada orang hanya ada tanteku yang sedang asyik memasak untuk hidangan makan siang, kebetulan hari itu jadwal mengajar tanteku hanya satu mata kuliah saja.

Sepulang sekolah, aku menemukan tanteku didapur sedang asyik memasak. Dengan langkah gontai karena kecapekan, aku langsung menghampiri meja makan.

"Tante Yun, belum siap yah makanannya?" tanyaku kelaparan.

"Belum Wan, sabar yah. Ini lo si Suti (pembantu tanteku) pulang tadi pagi, jadinya ya gini nih repot sendiri" keluh tanteku

Di dahinya terlihat cucuran keringat, belum lagi tangannya yang belepotan dengan berbagai macam bumbu yang sedang diraciknya. Kelihatan sekali kalau tanteku tidak pernah kerja "Sekeras" ini. Walaupun begitu, entah kenapa terlihat sekali wajah tanteku semakin cantik.

Saat itu dia hanya menggunakan daster pendek yang sebenarnya tidak ketat tapi karena bentuk pantat dan pinggulnya yang besar, daster itu jadi kelihatan agak ketat dan memetakan garis dari celana dalamnya kalau dia sedang membungkukkan badannya. "Ah, seksi sekali" pikirku kotor.

"Wawan bantuin ya Tante?" tawarku.

"Boleh Wan, sini!" ternyata tanteku tidak keberatan.

Tidak ada angin tidak ada hujan, belum sampai aku mendekat, entah karena apa tiba-tiba kran air di cucian piring copot dari pangkalnya. Otomatis air yang langsung dari tandon air yang penuh menyembur dengan derasnya mengenai tanteku yang kebetulan ada didepannya.

"Aduh Wan, tolong.., gimana ini?" tanteku dengan paniknya berusaha menutupi saluran air yang menyembur dengan tangannya.

Karena tubuh tanteku tidak terlalu tinggi, untuk mencapai saluran itu dia harus sedikit membungkuk. Terlihat sekali dasternya yang sudah basah kuyup itu sekali lagi memetakan pantatnya yang besar. Garis celana dalamnya kini terlihat lebih jelas.

Dengan tergesa-gesa, tanpa pikir-pikir lagi aku segera mendekat dan membantunya menutup saluran air itu dengan tanganku juga. Tanpa aku sadari ternyata posisi tubuhku saat itu seperti memeluk tubuhnya dari belakang. Bisa di bayangkan, tanpa sengaja juga kontolku mengenai belahan pantatnya yang sekal. Keadaan ini bertahan beberapa lama. Hingga menimbulkan sesuatu yang kotor dipikiranku.

"Aduh Wan gimana ini?" tanya tanteku tanpa bisa bergerak.

"Duh gimana ya Tante, aku juga bingung." kataku mengulur waktu.

Saat itu, karena gesekan-gesekan yang berlebihan di kontolku, aku jadi tidak bisa menahan gairah untuk merasakan tubuhnya. Pelan-pelan aku melepas satu tanganku dari saluran air itu, pura-pura meraba-raba disekitar cucian piring, mencari sesuatu untuk menutup saluran air itu sementara. Tanpa sepengetahuannya aku justru melepas celanaku berikut juga celana dalamku. Memang agak susah tapi akhirnya aku berhasil dan dengan tetap pada posisi semula kini bagian bawahku sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

"Wah, nggak ada yang bisa buat nutup Tante. Sebentar Wawan carikan dulu yah"

Kini niatku sudah tidak bisa ditahan lagi, pelan-pelan aku melepas peganganku di saluran air.

"Pegang dulu Tante" kataku sedikit terengah menahan gairah.

"Yah, gih sana cepetan, Tante sudah pegal nih" sungut tanteku.

Kemudian tanpa pikir panjang, secepat kilat aku menyingkap dasternya, kemudian secepat kilat juga berusaha untuk melorotkan celana dalamnya yang entah warnanya apa, karena sudah basah kuyup oleh air, warna aslinya jadi tersamar.

"Ehh.. apa-apan ini Wan, jangan gitu dong!?" tanpa sadar tanteku melepas pegangannya disaluran air untuk menahan tanganku yang masih berusaha melepaskan celana dalamnya. Air menyembur lagi.

"Auhh.. ohh" suara tanteku jadi tidak jelas karena mulutnya kemasukan air. Tanpa sadar juga tanteku berusaha untuk menutup saluran air dengan tangannya lagi, otomatis tanganku sudah tidak ada yang menahan lagi.

"Kesempatan" pikirku, dengan satu sentakan celana dalam tanteku melorot sampai diujung kakinya.

"Auwch.. duh Wan jangan, aku ini tantemu, jangann.." Mohon tanteku.

Kepalang tanggung, aku langsung jongkok. Aku lalu menyibak pantatnya yang besar dan mencari liang senggamanya. Kudekatkan kepalaku, kujulurkan lidahku untuk menjilat vagina tante.

"Auwchh.. Wan.. ahh.." jilatan pertamaku ternyata membuatnya bergetar tanpa bisa beranjak dari tempat semula, kalau bergerak air pasti akan menyembur lagi.

Lidahku semakin leluasa merasakan aroma dari vaginanya, semakin kedalam membuat tanteku bergetar hebat. Entah kenapa sudah tidak ada lagi bahasa tubuhnya yang menunjukkan penolakan, yang ada kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak keruan. Kecari klitorisnya, memang agak sulit, setelah dapat kuhisap habis, dua jariku juga ikut menusuk liang vaginanya. Tidak terkira jumlah lendir yang keluar, tak lama kemudian, terasa pantatnya bergetar hebat.

"Ahh..hh Wann.. ahh aouhh.." dengan erangan keras, rupanya tanteku sudah mencapai orgasme. Tubuhnya langsung lunglai tapi tanpa melepas pengangannya dari saluran air.

"Aduh aku belum apa-apa" pikirku.

Langsung aku berdiri, kusiapkan senjataku yang sudah mengacung dengan keras. Dengan dua tanganku aku coba menyibakkan kedua belahan pantatnya sambil kudekatkan kontolku kevaginanya. Kudorongkan sedikit demi sedikit. Begitu sudah betul-betul tepat dimulut liang kenikmatannya, tanpa ba-bi-bu langsung kulesakkan dengan kasar.

"Ahh sakit Wan.. pelan.. auh" kepala tanteku langsung melonjak keatas, tanpa sengaja pegangannya di saluran air terlepas. Air menyembur dengan deras. Kepalang basah, begitu mungkin pikir tanteku karena selanjutnya dia hanya berpegangan dipinggiran cucian piring. Sudah tidak ada penolakan pikirku.

Kudiamkan sebentar kontolku yang sudah masuk hingga pangkalnya didalam vagina tanteku, ku nikmati benar-benar bagaimana ternyata vagina yang sudah mengeluarkan tiga orang manusia ini masih saja nikmat menggigit. Sensasi yang sangat luar biasa sekali. Pelan-pelan kutarik, kemudian kudorong lagi.

"Oohh.. Wan enak, terus sayang..yang cepat aouhh.. ahh.. terus sayang" pantatnya bergoyang melawan arah dari kocokanku.

"Nah gitu Wan, ouhh.. ya gitu teruuss.." Pinta tanteku.

Aku terus mengocokkan kontolku dengan cepat. Sebentar kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.

"Yang cepat Wan, Tante sudah mau keluar lagi.. ouhh.. terus" kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak karuan.

"Cepatt.. cepatt truss.. ouchh.. Tante kelluaarr.. aghh" Orgasmenya telah sampai dibarengi dengan kepalanya yang melonjak naik, tangannya mencengkeram pinggiran cucian piring dengan erat.

"Cabut dulu Wan.. Tante linuu.." pinta tanteku, karena merasakan aku yang masih mengocoknya dari belakang.

"Akan wawan cabut, tapi janji nanti diteruskan ya Tante?" kataku.

"Iya, tapi sekarang dari depan aja yah" janji tanteku.

Tubuhnya kemudian berbalik. Wajahnya sudah awut-awutan dan basah kuyup. Kemudian dia duduk diatas cucian piring sambil menghadapku. Aku mendekat, langsung kucari bibirnya dan kemudian kami berpagutan lama. Sambil kami berciuman, satu tangannya membimbing kontolku kearah liang vaginanya. Tanpa disuruh dua kali kudorongkan pantatku dibarengi dengan masuknya juga kontolku.

"Ahh.. oohh.." erang tanteku, ciuman kami terlepas.

"Kocokkan yang cepatt wann.." pinta tanteku sambil pahanya semakin dilebarkan.

"Begini Tante.." Kataku sambil mengocokkan kontolku dengan cepat.

"Gila kamu Wann.. kuaatt sekalii kamuu.." sambil satu tangannya menarik satu tanganku, kemudian ditaruhnya di bagian atas vaginanya. Aku tahu mau maksudnya.

"Yahh yang ituu.. teruss Wann.. ohh enakk.. Wan teeruss.." rintih tanteku ketika sambil kontolku mengocok vaginanya tanganku juga memelintir klitorisnya.

"Ohh Wan, Tante hampir sampai.." tubuhnya mulai bergetar agak keras.

"Aku juga hampir sampai Tante.. ohh punya Tante eenakk.." aku mulai tidak bisa mengendalikan lagi, orgasmeku tinggal sebentar lagi.

"Dikeluarin dimana Tante?" tanyaku minta ijin.

"Udah nggak usah mikirin itu, ayoo teruss.. didalemm jugaa nggakk Papa"

"Ayoo..Tante udah diujung nihh wann.."

"Ouhh.. enakk.. cepatt Wann.. yangg cepatt" rintih tanteku.

"Goyang Tante, kita barengan ajaa.. oghh" orgasmeku sudah diujung.

Semakin kupercepat kocokanku, tanteku juga mengimbangi dengan menggoyang pantatnya. Sambil berpegangan pada belakang pantatnya, kukeluarkan air maniku.

"Aku keluarr tantee.. aughh.." sambil kubenamkan dalam-dalam.

"Tante juga Wann.. oughh akhh.. gilaa.. uenakknya.." erangnya sambil jemarinya mencengkeram bahuku.

Akhirnya kami berdua terkulai lemas. Kudiamkan dulu kontolku yang masih ada didalam vaginanya. Kulirik ada sedikit lelehan air mani yang keluar dari vaginanya. Seperti tersadar dari dosa, tanteku mendorong badanku.

"Kamu nakal Wan, berani sekali kamu berbuat ini" sungut tanteku.

"Tapi Tante juga menikmatinya kan?" belaku.

Tanpa berkata apa-apa, dia kemudian turun, meraih celana dalamnya kemudian berlalu kekamar mandi. Aku berusaha mengejarnya tapi dia sudah lebih dulu masuk kamar mandi kemudian menguncinya.

"Tante air di tandon tadi sudah habis loh" candaku dari luar kamar mandi tapi tidak ada balasan dari dalam.



       
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep
gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini

Cerita Sex - Perawanin anak sekolah di warnet
Apr 25th 2013, 16:28


Namaku wawan,sekarang aku masih menyelesaikan kuliah di salah satu universitas ternama di kotaku.

Kejadian ini kualami ketika aku masih duduk di bangku SMA,dan aku melakukannya dengan tetanggaku sendiri, yang bernama tiya.

Dari segi fisik dia memang cantik,dari raut wajahnya yang oriental, sampai ke lekuk tubuhnya tidak ada yang cacat apalagi payudaranya yang membuat semua laki laki yang melihatnya pasti menelan ludah.

Ceritanya sex dewasanya begini,Ketika itu aku bersama tiya pergi ke warnet untuk mencari tugas, kebetulan kami sekelompok jadi kami mengerjakan tugas harus bersama. Ketika kami sampai di warnet kami langsung mengambil tempat masing masing dan mulai searching di om google tugas yang diberikan oleh pak guru

Setelah beberapa jam tugas yg ku cari telah terkumpul.Untuk menghilangkan jenuh,dengan iseng aku membuka situs situs porno.Karena keasikan aku sampai ngak sadar kalo tiya meperhatikanku dari belakan

"Wahh lu ya di suruh cariin tugas malah nonton bokep "kata tiya.aku pun langsung nge respon" nona yg cantik tugasnya udah selesai jadi apa salahnya dong kalo gue nyantai dulu,klo lu mau ikut duduk ajah,ngak usah malu malu!!

Kataku padanya,dan iapun mau.setelah selesai satu video kulihat dari raut wajahnya ternyata ia mulai terangsan oleh video tadi.Muncullah pikiran usil di benaku.Mula mula aku bertaanya padanya

" Tiya video nya bagus ngak??"bagus jawabnya dengan santai.

Kalo gitu kita lanjutin aja videonya.tanpa ragu ragu ia pun mau.

Jurus pertama aku langsung mengangkat tanganku dan ku sandarkan di pundaknya,dia pun tidak ngerespon"bagus kataku dalam hati"

Jurus kedua aku langsung mendekatkan wajah ku dekat dengan wajahnya,dan menghembuskan nafas di telinganya,dia pun langsung meresponnya dengan langsung melumat bibirku.

kebetulan warnet tersebut biliknya berbentuk kamar kecil dng ukuran 150 X 150M,dan ada pintunya,jadi aku lebih leluasa untuk bermain di dalamnya pikirku dalam hati.

Beberapa lamanya ia melumat bibirku,aku pun mencoba membuka bajunya,dan ahha!!!

Ternyata ia tidak marah kugunakan kesempatan ini untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.setelah kubuka bajunya kini branya yang kubuka,dan terlihat payudaranya yang montok,kencang,dengan puting berwarna merahmuda.

Akupun langsung menghisap payudara kanannya,sementara itu,tangan kiriku meremas remas yang sebelah kirinya.

Setelah puas bermain yang di atas,kini aku mulai membuka celananya,tapi dia menolak"pank gue masih virgin,lu mau bertanggung jawab dengan apa yg akan lu lakukan terhadap gue.

Dengan enteng ku jawab YA!.Akhirnya ia pun mau. wawan ,lo nggak adil,masa dari tadi lu saja yang main,katanya merasa tidak adil.

Oke lah kalo begitu lo pernah ngak mengoral ****** cowok.kataku padanya.belum,jawabnya,kalo begitu sekarang lu oralin ****** gue.

Tanpa ragu ragu ia pun langsung mengoral ****** ku yang sudah tegang.sekitar 6 menit ia mengoral kontolku,aku merasakan maniku akan keluar.

Rasasanya aku ingin berteriak,tapi aku takut akan kedengaran oleh orang lain,tapi aku pun berpikir ah tidah mungkin,kan disini musiknya kencang jadi jika aku berteriak tdak ada yang akan mendengar.

Akhirny aku menumpahkan spermaku di dalam mulutnya,dan iya menelannya hinga tidak ada sisanya.anehnya setelah itu kontolku tidak langsung layu,tapi malah menantang tegangnya.

Aku pun langsung menyuruh tiya untuk duduk di atas meja yang tidak begitu besar,dan akupun siap bertempur.

Mula-mula aku menggesek gesekkan kepala kontolku di bibir vagina nya,kemudian aku mulai menyodoknya kedalam.terdengar teriakan kecilnya"uuuwwwh..."

Kusodokan lebih dalam lagi,dan"slop"begitu bunyi memek perawannya,dan dia pun ber desis"ahhh...."kemudian aku parkirkan kontolku di dalam memeknya,untuk membiasakan otot otot kontolku didalamnya.sekitar 1 menit,aku pun langsung menyodoknya secara berlahan tapi pasti.

Semakin lama semakin cepat,dia pun hanya bisa bertereriak"ooooohh....aaahhhhhh....uhhhh.setelah capek dengan gaya tersebut aku langsung duduk di kursi,dengan tanpa di perinta ia pun langsung duduk tepat di atas kontolku,dan dimasukannya kontolku di dalam memeknya,dan ia mulai memompanya.

"Awwwwwwhhhh owhhhhhhh uhhhhhh" shshsss Awwhwwwwhhh begitulah suarah yang di keluarkannya.setelah kurang lebih 15 menit ia berkta"say gue mau keluar "ok oke,tapi kita keluarnya barengan aja,gue juga udah mu keluar,dan crot crot crot, maniku tumpah di dalamnya,bersamaan dengan darah perawannya.

Setelah itu aku langsung berpakaian kembali,dan membersihan darah,dan mani yang tumpah di lantai.

Akhirnya sekitar pukul 06.30.malam aku pulang dengan hati gembira karena baru menikmati perawan cantik.

Dan mulai hari itulah aku jadian dengannya,dan sering melakukan hubungan tersebut,bahkan pernah di perpustakaan sekolah.

Itulah pengalaman sex pertamaku.



       
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep
gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini

Cerita Sex - Jam Kantor yang Panas
Apr 25th 2013, 16:25

Saya adalah seorang pegawai kantor swasta yang berada di Singapore dengan tinggi badan 169 cm, umur 24 thn, kulit kuning langsat maklum aku warga keturunan dan maaf kalau tulisanku kurang bagus. Kejadian ini kira-kira pada bulan Oktober 2000 tepatnya di ruang kantorku. Aku mempunyai teman kantor, namanya Liza. Sedikit gambaran tentang Liza, keturunan chinese dengan tinggi 165 cm berat 55 kg, jadi sepintas kelihatan agak semok tapi seksi sekali, apalagi kalau lihat pantatnya, wuiih.. pasti terbayang-bayang deh.



Kebetulan Liza ini orangnya baik sekali padaku, setiap dia pulang dari luar kota maupun dari luar negeri pasti dia membawa oleh-oleh buatku. Sebetulnya aku tidak punya perasaan macam-macam terhadap Liza, tapi berhubung keadaan, situasi mendukung maka terjadilah perselingkuhanku dengannya. Liza minta tolong kepadaku untuk diajarkan mengirim e-mail untuk kekasihnya yang ada di luar negeri, dan aku bilang, "Oke nanti aku ajarin setelah jam pulang kantor di ruanganku", dan Liza menjawab, "Oke nanti kalau sudah jam pulang aku menuju ruanganmu.." Sekitar jam 17:15 Liza sudah datang di ruanganku, kebetulan seisi ruanganku sudah pada pulang semua. Aku duduk di kursi sambil menghadap ke Computer, sedangkan Liza ada di sebelah kiriku, dengan seksama dia memperhatikan apa yang kuajarkan. Tangan kananku ada pada mouse sedangkan tangan kiri kuletakkan di paha kiriku. Liza merapatkan tubuhnya untuk melihat apa yang ada di layar monitor, tanpa sengaja paha kanannya tersentuh tangan kiriku. Sebetulnya waktu itu aku tidak punya perasaan apa-apa, karena kupikir kita teman baik dan Liza orangnya juga baik sekali. Setelah bersentuhan, kulirik pahanya yang putih mulus dan terasa senjataku menyesakkan celana katunku. Lumayan juga aku mengajari Liza untuk send & receive e-mail, jam telah menunjukkan pukul 18:00, seluruh karyawan kantor sudah pada pulang semua, tinggal aku berdua dengan Liza. Maka kuberanikan untuk menyentuh paha putih yang mulus itu dengan sangat perlahan sekali, aku takut kalau Liza nanti marah bisa gawat soalnya namanya juga teman. Eh.., ternyata Liza diam saja dan pura- pura tanya bagaimana cara membuka home page yang ada di internet.



Aku gembira setengah mati karena kusangka dia pasti marah atau paling tidak dia menegurku karena berani menyentuh pahanya yang putih. Sekitar 2 menit kuelus-elus pahanya, lalu kunaikkan jari- jariku sedikit demi sedikit ke atas menuju pangkal pahanya dan Liza mulai merem sambil tangannya merangkul pundakku sambil tetap berdiri di sebelahku, aku pun masih tetap duduk pura-pura memandangi layar monitor, karena bagaimana pun baru kali aku melakukan perselingkuhan. Ujung jari tengahku menyentuh pangkal pahanya dan merasakan sekumpulan rambut hitam yang agak lembab dan masih di tutupi oleh celana dalam, Liza mendesah sambil mengucapkan, "Joe kok kamu lakukan padaku..?" "Apakah kamu belum pernah melakukan yang seperti ini?, kalau memang belum pernah aku akan stop dan tidak akan melakukan ini padamu.. dan aku juga minta maaf apa yang telah kuperbuat padamu.."



Ternyata Liza diam saja, matanya merem lagi sambil mendesah, sementara sambil berkata, jari tengahku sudah melewati celah celana dalamnya sehingga menyentuh bibir kemaluannya. Kuteruskan tanganku bergerilya dan kugesek-gesekkan di klitorisnya, kira- kira 15 menit aku bermain di lubang & bibir kemaluannya, sambil setengah sadar dia berkata, "Aduh.. gelii.. gelii.. Joee.." tanpa kusadari tangan dan celana dalam Liza sudah basah berlendir, tangannya rapat memegang pundakku dan mulut kami telah beradu, sambil saling mengulum. Keadaan masih seperti semula, aku duduk sedangkan Liza setengah membungkukkan badannya dengan lidah saling menari, mendesah tanpa rasa canggung lagi sementara tanganku masih bergerilya di lubang kemaluannya. Tangan kanannya kubimbing ke arah celana katunku dan kubuka retsleting celanaku dan juga celana dalamku sebatas paha, maka tersembulah burungku keluar dengan berdiri tegak siap untuk diapain saja. Kusuruh Liza untuk memegang plus mengelus-elus burungku secara perlahan, sementara aku sudah sangat bernafsu, kuraih celana dalamnya dan kutarik rok span kantornya ke atas (di perut) lalu kududukkan di meja hadapanku, kubuka kancing bajunya, kuraih juga tali pengait BH-nya maka sudah lengkaplah yang ada di depan hidungku ini, sambil tetap kukulum mulutnya hingga turun ke leher, kujilati semuanya sampai pada akhirnya ke puncak gunung kembarnya. Liza mengerang keenakkan. Tangan Liza tetap meremas dan mengelus burungku. setelah agak lama aku menyusu, lalu kubisikkan kepadanya, "Liz bagaimana kalau burungku masuk ke sangkarnya..?". "Liza belum pernah melakukannya Joee.. Liza takut.." Oh, ternyata Liza ini masih virgin, belum pernah kemaluannya dimasuki oleh benda tumpul. Memang aku punya prinsip melakukan asal suka sama suka dan tidak merusak masa depan seseorang dan lagi aku masih takut untuk melangkah lebih jauh. Tapi berhubung aku sudah tidak kuat lagi maka kusuruh Liza untuk mengulum burungku, kuturunkan Liza dari atas meja dan jongkok di bawah meja sambil kubimbing mulutnya untuk mengulum burungku. Pertama-tama dia agak ragu-ragu karena menurut pengakuannya belum pernah Liza melakukan oral seks. Kukatakan padanya bahwa nggak apa-apa asal air maninya jangan di telan.



Akhirnya dengan perlahan bibirnya mengecup ujung dari burungku dan dengan sangat berhati-hati dimasukkannya burungku ke dalam mulutnya. Kusuruh ia bervariasi untuk menjilati batang kemaluan dari ujung lubang kemaluan sampai buah pelirku. Kira-kira 15 menit Liza mengulum burungku sambil kupegang kepalanya dan kadang kupelintir puting susunya. Setelah 15 menit aku merasa ada yang mau keluar dari lubang burungku. Aku berkata, "Lizz.. aku sudah mau keluaar." Dia lepas mulutnya dari burungku dan kusuruh dia mengocok burungku, maka muncratlah air maniku membasahi buah dada dan perutnya, aku mendesah keenakan, "Ssshh.." sambil bersandar di kursi saking enaknya. Setelah itu Liza berdiri dan membenahi BH dan CD-nya dan baju serta rok spannya walaupun sudah agak awut-awutan. Pada waktu itu jam telah menunjukkan pukul 20:10, aku menawarkan jasa untuk mengantarnya sambil mengucapkan terima kasih dan tak lupa kuremas bongkahan pantatnya yang seksi. Kuantar Liza pulang dengan mobilku dengan hati dan rasa yang puas sekali, dan kebetulan rumahnya tidak begitu jauh dari kantor dan satu arah denganku. Demikianlah kisahku dengan Liza, hubunganku terus berlanjut tapi hanya sebatas oral seks saja kami lakukan di kantor juga di mobil, kadang juga chek in di hotel tapi tidak sampai lebih dari itu karena aku tidak mau merusak masa depannya dan juga aku belum pernah bersetubuh dengan perempuan lain selain istriku. Liza juga senang dengan apa yang kulakukan padanya, walaupun sebenarnya kita tidak punya rasa saling cinta hanya saja iseng belaka tapi mempunyai makna yang mendalam, sungguh nikmat dan bebas penyakit


       Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep
gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini

Cerita Sex - Bercinta dengan anak SMP
Apr 25th 2013, 16:25


Pada tahun 1994 saya tercatat sebagai siswa baru pada SMUN 2 pada waktu itu sebagai siswa baru, yah.. acara sekolahan biasa saja masuk pagi pulang sekitar jam 14.00 sampai pada akhirnya saya dikenalkan oleh teman seorang gadis yang ternyata gadis itu sekolah juga di dekat sekolah saya yaitu di SMPN 3.



Ketika kami saling menjabat tangan, gadis itu masih agak malu-malu, saya lihat juga gadis itu tingginya hanya sekitar 158 cm dan mempunyai dada yang memang kelihatan lebih besar dari anak seumurnya sekitar 34B (kalau tidak salah umurnya 14 tahun), mempunyai wajah yang manis banget dan kulit walaupun tidak terlalu putih tapi sangat mulus, (sekedar info tinggi saya 165 cm dan umur waktu itu 16 tahun), saya berkata siapa namamu?, dia jawab L----(edited), setelah berkenalan akhirnya kami saling memberikan nomor telepon masing-masing, besoknya setelah saling telepon dan berkenalan akhirnya kami berdua janjian keluar besok harinya jalan pertama sekaligus cinta pertama saya membuat saya deg-degan tetapi namanya lelaki yah..., jalan terus dong.



Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 saya telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama setelah itu L----muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan rok yang kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.Saya tanya, "Mana ortu kamu...", dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain."Oohh jawab saya", saya tanya lagi "Terus Papa kamu mana?" dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kami langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang,penis saya selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).



Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kami langsung pulang ke rumahnya setelah tiba saya lihat rumahnya masih sepi mobil papanya belum datang.Tiba-tiba dia bilang "Masuk yuk!., Papa saya kayaknya belum datang". Akhirnya setelah menaruh motor saya langsung mengikutinya dari belakang saya langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku, saya lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya saya lihat tidak ada orang saya bilang "Pembantu kamu mana?", dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang."oohh...", jawab saya.Saya tanya lagi, "jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?", dia jawab iya."Terus Papa kamu yang bukain siapa...""saya..." jawabnya."Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih...", tanya saya. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)Saya tanya lagi "Kamu memang mau jadi pacar saya...".Dia bilang "Iya...".Lalu saya bilang, "kalau gitu sini dong dekat-dekat saya...", belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung saya tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yang benar-benar besar itu sambil saya remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh "Ohh.., oohh sakit". katanya.



Saya langsung mengulum telinganya sambil berbisik, "Tahan sedikit yah...", dia cuma mengangguk. Payudaranya saya remas dengan kedua tanganku sambil bibir saya jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung saya lumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu, kamipun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing. Penis saya langsung saya rasakan menegang dengan kerasnya. Saya mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang penisku dibalik celana saya, dia cuma menurut saja, lalu saya suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, saya langsung mengeluh panjang, "Uuhh..., nikmat sayang", kata saya."Teruss...", dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka saya di antara payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya saya jilati payudaranya sambil saya gigit-gigit kecil di sekitar payudaranya, "aahh..., aahh". Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya saya langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama saya main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Saya jilat kedua payudaranya sambil saya gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. "Aahh..., sakkiitt...", tapi saya tidak ambil pusing tetap saya gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.



Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajah saya. Sambil saya memandangi wajahnya yang sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis, "Ahh..., aahh...", kemudian saya tarik payudaranya dekat ke wajah saya sambil saya gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala saya tapi tangannya saya tepiskan. Sekelebat mata saya menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup saya pun menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja akan lemas melihat payudara yang seperti itu.



Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju saya. Saya pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tangan saya tapi tetap dalam keadaan berdiri saya jilati kembali payudaranya. Setelah puas mulut saya pun turun ke perutnya dan tangan saya pelan-pelan saya turunkan menuju vaginanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya. Tangan sayapun menggosok-gosok selangkangannya langsung saya angkat pelan-pelan rok yang dia kenakan terlihatlah pahanya yang mulus sekali dan CD-nya yang berwarna putih saya remas-remas vaginanya dengan terburu buru, dia pun makin keras mendesis, "aahh..., aakkhh... ohh..., nikmat sekali...", dengan pelan-pelan saya turunkan cdnya sambil saya tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).Terlihatnya vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Sayapun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, "Aakkhh..., akkhh..., lagi..., lagii..".



Setelah puas sayapun menyuruhnya duduk di lantai sambil saya membuka kancing celanaku dan saya turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, saya tuntun tangannya untuk mengelus penis saya yang sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku. Diapun mengelusnya terus mulai memegang penis saya. Saya turunkan CD-ku maka penis saya langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot melihat penis saya yang mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) saya menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yang saya suruh lakukan. Dengan terburu-buru saya pun melepas semua baju saya dan celana saya kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan saya dikursi, saya tuntun penis saya ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Saya suruh untuk membuka mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu.



Setengah memaksa, saya tarik kepalanya akhirnya penisku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai menjilati penis saya, langsung saya teriak pelan, "Aakkhh..., aakkhh...", sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penis saya di dalam mulutnya. "aakk..., akk..., nikmat sayyaangg...". Setelah agak lama akhirnya saya suruh berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia depanku sambil berdiri. Sayapun tak mau ketinggalan saya langsung berdiri dan langsung melepas CD-ya. Saya langsung menubruknya sambil menjilati wajahnya dan tangan saya meremas-remas kedua payudaranya yang putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, "Aahh..., aahh..., aahh..., aahh", sewaktu tangan kananku saya turunkan ke vaginanya dan memainkan jari-jariku di sana.



Setelah agak lama baru saya sadar bahwa jari saya telah basah. Saya pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan saya siapkan penis saya. Saya genggam penis saya menuju vaginanya dari belakang. Saya sodok pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk saya sodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil mendengar dia mendesis, "Aahh..., ssaayaa..,. ssaayaangg..., kaammuu...", sayapun terus menyodok dari belakang. Mungkin karena kering penis saya nggak mau masuk-masuk juga saya angkat penis saya lalu saya ludahi tangan saya banyak-banyak dan saya oleskan pada kepala penissaya dan batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Saya genggam penis saya menuju vaginanya kembali. Pelan-pelan saya cari dulu lubangnya begitu saya sentuh lubang vaginanya dia pun langsung mendesis kembali, "Ahh..., aahh...", saya tuntun penis saya menuju lubang vaginanya itu tapi saya rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang tapi saya sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yang keras saya sodok kuat-kuat lalu saya rasa penis saya seperti menyobek sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis, "Ssaakkiitt...". Saya rasakan penis saya sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga penis saya seperti lecet di dalam vaginanya. Saya lalu tahan dalam posisi saya dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata "Tahann.. sayang... cuman sebentar kok..."



Saya memegang kembali payudaranya dari belakang sambil saya remas-remas secara perlahan dan mulut saya menjilati belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh mulut saya agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman saya dibadan dan remasan tangan saya di payudaranya, "Ahh..., aahh..., ahh..., kamu sayang sama lakukan?" dia berkata sambil melihat kepada saya dengan wajah yang penuh pengharapan. Saya cuma menganggukkan kepala padahal saya lagi sedang menikmati penis saya di dalam vaginanya yang sangat nikmat sekali seakan-akan saya lagi berada si suatu tempat yang dinamakan surga. "Enak sayang?", kataku. Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, "Aahh..., aahh..." lalu saya mulai bekerja, saya tarik pelan-pelan penis saya lalu saya majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis, "Aahh..., ahh..., ahhkkhh..." akhirnya ketika saya rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi saya pun mengeluar-masukkan penis saya dengan cepat dia pun semakin melenguh menikmati semua yang saya perbuat pada dirinya sambil terus-meremas payudaranya yang besar itu. Dia teriak "Sayaa mauu keeluuarr...".Sayapun berkata "aahhkkssaayyaanggkkuu...", saya langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai saya rasakan menyentuh dasar dari vaginanya tapi saya benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, "Ahh..., aahh..., ahh..., akkhh..., akkhh..., truss" langsung dia bilang "Sayyaa kkeelluuaarr..., akkhh..., akhh...", tiba-tiba dia mau jatuh tapi saya tahan dengan tangan saya. Saya pegangi pinggulnya dengan kedua tangan saya sambil saya kocok penis saya lebih cepat lagi, "Akkhh..., akkhh..., ssaayyaa mauu..., kkeelluuaarr..., akkhh...", pegangan saya di pinggulnya saya lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.



Dari penis saya menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, "Ccroott..., croott.., ccrroott..., akkhh..., akkhh...", saya melihat air mani saya membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, "Akhh..., thanks sayangkuu...", sambil berjongkok saya cium pipinya sambil saya suruh jilat lagi penisku. Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu saya bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan memakainya kembali.



Setelah kami berdua selesai saya mengecup bibirnya sambil berkata, "Saya pulang dulu yah sampai besok sayang...!". Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal tidak tahu ahh. Saya lihat jam saya sudah menunjukkan jam 23.35, saya pulang dengan sejuta kenikmatan.



       

Cerita Sex - Desahan Ibu Kost
Apr 25th 2013, 16:23


Seperti biasa gue nyampe di kost temen gue jam 04.45, gue langsung menuju ke
kamar temen gue di lantai II, untungnya terdapat dipan tambahan yang dapat gue
pake untuk istirahat. Gue langsung tidur lagi karena sangat ngantuk dan gue baru
ngantor nanti siang setelah istirahat makan. Jam 09.00 gue baru bangun, temen
gue sudah tidak ada lagi di kamarnya berangkat kerja, juga temen kostnya yang
lain. Lalu gue turun ke lantai I untuk mandi, karena kebetulan kamar mandi di
lantai II lagi rusak dan masih dibetulkan.
Selesai mandi (hanya menggunakan handuk dililitkan di badan) gue keluar dari
kamar mandi menuju lantai II. Pada saat mau naik tangga gue dipanggil Ibu kost
temen gue," Mas, itu sudah disiapkan kopinya, silahkan langsung di minum,
mumpung masih hangat ", ibu kost temen gue itu umurnya kira-kira 30 th lebih
dikit, langsung aja gue menuju ke meja makan yang dimaksud dan duduk untuk minum
kopi yang sudah disediakan, Ibu kost itu juga menemani gue di meja makan minum
kopi. Sambil mijit-mijit pundaknya ibu kost nanya
+ " Kopinya cukup manis nggak mas ?".
- " Udah kok bu, pas banget, tetapi ibu koq kelihatan sakit ?".
+ " Iya nich pundak ibu agak sakit"
- " biasa dipijit nggak bu ?"
+ " Iya sich, tapi pembantu ibu lagi ke pasar"
- " Kalau mau saya bisa bantuin pijit sebentar bu supaya bisa agak baikan ?'
+ " Boleh "
lalu gue pijitin pundaknya sebentar, kelihatannya sich nggak terlalu banyak
masalah dengan pundaknya. dia bilang
+ " wah enak juga ya pijitan mas ini, sebenarnya pinggang ibu juga agak kesleo
sedikit",
- " Ibu mau dipijitin pinggangnya, tapi kalau pijit pinggang harus sambil tidur
karena posisinya susah kalau sambil berdiri". "
+ " boleh aja kalau mas nggak keberatan kita kekamar ibu aja ya ?"
-" yuuk"
sambil gue ikutin langkahnya menuju kamar dia.
Sampai di kamar langsung aja doi tidur tengkurap di tengah tempat tidur, gue
jadi bingung bagaiman caranya mijit dia, rupanya doi ngerti kebingungan gue dia
bilang " mas langsung aja naik di tempat tidur dan pijitin ibu, kalau butuh body
lotion itu ada di meja rias ibu ". Gue ambil body lotion yang dimaksud dan
menuju ke tempat tidurnya sambil gue bilang " Bu, baju nya tolong di buka bagian
atasnya supaya saya bisa pijit pinggang ibu ". Langsung doi bangun lagi dari
tempat tidurnya dan melepas dasternya ternyata dibalik dasternya itu udah tidak
ada apa-apa lagi alias bugil. Gue hanya bisa benggong aja melihat pemandangan
yang aduhai ini, body termasuk lumayan bagus, dengan teteknya yang tidak terlalu
besar dan putingnya yang tegak menantang berwarna coklat kemerahan, dan
jembutnya yang di potong pendek dan rapi berbentuk segitiga, dan pantatnya yang
aduhai bentuknya, walaupun wajahnya tidak terlalu cantik, tetapi bodynya yang
yahut bikin ngaceng juga ****** gue, sampai jakun gue naik turun ngeliat
pemandangan tersebut. doi tersenyum aja ngeliat gue bengong ngeliatin dia.
+ " Masss, jangan bengong achh, cepet bantuin ibu"
+ " Mas, cepet aja tuh handuk di lepas, lihat tuch yang didalam udah pingin
nongol lihat temennya "
karena gue hanya pakai handuk yang dililitkan tentu aja ****** gue yang udah
ngaceng berat nongol dari lilitan dan kelihatan palkon gue. ngeliat gue masih
bengong aja, doi deketin gue sambil tarik lilitan handuk gue, begitu handuk gue
lepas ****** gue langsung ngacung.
+ " Mas, gede juga ya kontolnya " sambil dipijit-pijit dengan lembut dan dia
jilati palkon gue dan sekali sekali memasukkan ****** gue ke mulutnya sampai 1/2
nya, gue udah nggak bisa mikir apa-apa lagi karena
rasanya nikmat banget, gue udah nggak sabar lagi gue raih toketnya dengan dua
tangan, dan gue angkat badannya yang masih jongkok ke ranjang. langsung gue
ciumin doi bibirnya yang langsung tanggap dengan ngeluarin lidahnya, gue mainin
lidahnya dengan lidah gue sambil tangan gue bergerilya megangin toketnya, dan
tangan doi rupanya tidak mau kalah, karena doi juga megangin ****** gue sambil
di urut-urut. lalu gue putar posisi 69, gue ciumin mulai dari bibirnya, terus
turun ke toketnya, waktu gue jilatin pentilnya yang udah keras doi juga jilatin
pentil gue, rasanya nikmat sekali. Terus gue turun ke pusernya, dan pelan pelan
menyusuri kakinya yang udah celentang, gue jilatin dari puser sampai ke paha nya
dan pelan-pelan balik lagi ke jembutnya yang rapi dan ke paha satunya lagi dan
kembali ke memek doi yang udah basah.gue nggak dengerin desahaanya karena doi
juga melakukan yang sama untuk gue, doi jilatin abis ****** gue sampai ke zakar
gue dengan sedikit di gigit-gigit, rasanya nikmat banget, lama juga gue lakukan
69 itu,
+ " Masss, shhhh, shhhh ,ibu udach, accchhhhh , nggak kuat lagi, masukin dong,
achhhhhh"
gue langsung balik badan dan arahkan ****** gue ke memek dia yang udah basah,
blessssss, terasa hangat dan licin, langsung gue kocok keras-keras ****** gue.
Terdengar ritihannya lagi
+ " Masssssssssss, shhhhhhhhh, shhhhhhh aduhhhhhh, achhhhhhhhh" gue lihat
mukanya makin memerah dengan sedikit mengerut di dahinya, rupanya dia menahan
kenikmatan yang dialami. kemudian dia berhenti goyang dan mendorong badan gue,
dan dibalik rupanya doi pengen main diatas. sambil goyang-goyang doi pegangin
toketnya yang berayun-ayun seirama dengan goyangannya, tiba-tiba doi sorong kan
toketnya ke muka gue
+ " Masss, diisep dong ", rupanya doi mau klimaks, gue isep toketnya sambil gue
remes yang satunya, gerakan doi lebih menggila lagi sambil mendesah-desah
"ssshhhhhhh, scchhhhhhh, aduhhhhh ,accchhhhhhhhhh" lalu doi meluk gue " massss,
aku keluar acchhhhhhhh", gue peluk doi sambil ciumin pipinya, lalu gue cabut
****** gue yang basah kena caiaran doi, karena gue belum selesai dan doi sudah
kelelahan gue sikat doi dari belakang dengan dogy style, pelan-pelan gue masukin
dan keluarin ****** gue, sampai ampir keluar semua, rupanya gerakan gue yang
panjang-panjang ini juga dinikmati oleh doi, karena gue denger desahannya "
shhhh, shhhhhh,achhhhhh, achhhhhh" nggak lama kemudian gue juga keluar sruuuut,
srruuuuuut sruu,sruut, nggak pake nanya gue keluarin aja di dalam abis enakkk.
Setelah itu gue rebahan di ranjang doi. kemudian mandi lagi bersama dengan doi.
Sejak itu gue jadi seneng kalau di tugaskan ke Surabaya oleh kantor sekarang ini
gue lagi siap-siap guna entar malem berangkat ke Surabaya lagi dan gue udah
telpon Doi untuk siap-siap manuver lagi.



       
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep
gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini

Cerita Sex - Gairah Liar majikanku yang cantik
Apr 25th 2013, 16:22

Kisah ini bermula ketika keluargaku baru saja ditinggal pergi oleh kedua orangtua kami, yang meninggal dalam musibah kecelakaan angkutan umum di daerah kami, sebuah kota sejuk di dekat Jakarta. Sebagai anak tertua, maka aku yang selama ini hanya kuliah tanpa harus memikirkan sumber biayanya, terpaksa harus menggantikan tugas orang tuaku mencari nafkah untuk menghidupi adik-adikku dan melanjutkan kuliahku. Aku tidak ingin cita-cita kedua mendiang orang tuaku untuk memiliki anak yang berhasil menjadi sarjana, menjadi gagal. Akan tetapi ternyata tidak mudah juga untuk mencari nafkah di kota ku ini.

Pada suatu malam, yakni Minggu malam, ketika aku sedang melamun, terdengar orang mengucap salam dari luar. Ku bukakan pintu, ternya pak RT yang datang. Pak RT minta agar aku sudi menjadi supir pribadi dari sebuah keluarga kaya. Keluarga itu adalah pemilik perusahaan dimana pak RT bekerja sebagai salah seorang staff di perusahaan itu. Spontan aku menyetujuinya dan berterimakasih atas tawaran itu.

Esoknya kami berangkat ke rumah Boss-nya Pak RT ku. Ketika memasuki halaman rumah yang besar seperti istana itu, hatiku berdebar tak karuan. Setelah kami dipersilahkan duduk oleh seorang pembantu muda di ruang tamu yang megah itu, tak lama kemudian muncul seorang wanita yang tampaknya muda. Kami memberi hormat pada wanita itu. Wanita itu tersenyum ramah sekali dan mempersilahkan kami duduk, karena ketika dia datang, spontan aku dan pak RT berdiri memberi salam " selamat pagi". Pak RT dipersilakan kembali bekerja oleh wanita itu, dan diruangan yg megah itu hanya ada aku dan si wanita itu.

" Benar kamu mau jadi supir pribadiku ? " tanyanya ramah seraya melontarkan senyum manisnya.

" Iya Nyonya, saya siap menjadi supir nyonya " Jawabku.

" jangan panggil Nyonya, panggil saja saya ini Ibu, Ibu Maya " Sergahnya halus. Aku mengangguk setuju.

" Kamu sudah pernah bekerja jadi sopir pribadi sebelumnya ?"

" Tidak nyonya eh...Bu ?!" jawabku. " Saya tadinya masih kuliah, tapi saya pernah menjadi supir angkot tidak tetap selama satu tahun" sambungku. Wanita itu menatapku dalam-dalam. Ditatapnya pula mataku hingga aku jadi salah tingkah. Diperhatikannya aku dari atas sampai ke bawah.

" kamu masih muda sekali, ganteng, nampaknya sopan, kenapa mau jadi supir ?" tanyanya.

" Saya butuh uang untuk menghidupi keluarga saya, Bu " jawabku.

" Baik, saya setuju, kamu jadi supir saya, tapi harus ready setiap saat. gimana, okey ? "

" Saya siap Bu." Jawabku.

" Kamu setiap pagi harus sudah ready di rumah ini pukul enam, lalu antar saya ke tempat saya Fitness, setelah itu antar saya ke salon, belanja, atau kemana saya suka. Kemudian setelah sore, kamu boleh pulang, gimana siap ? "

" Saya siap Bu" Jawabku.

" Oh..ya, siapa namamu ? " Tanyanya sambil mengulurkan tangannya. Sepontan aku menyambut dan memegang telapak tangannya, kami bersalaman.

" Saya Leman Bu, panggil saja saya Leman " Jawabku.

" Nama yang bagus ya ? tau artinya Leman ? " Tanyanya seperti bercanda.

" Tidak Bu " Jawabku.

" Leman itu artinya Lelaki Idaman " jawabnya sambil tersenyum dan menatap mataku. Aku tersenyum sambil tersipu. lama dia menatapku. Tak terpikir olehku jika aku bakal mendapat majikan seramah dan sesantai Ibu Maya. Aku mencoba juga untuk bergurau, kuberanikan diri untuk bertanya pada beliau.

" Maaf, Bu. jika nama Ibu itu Maya, apa artinya Bu ? "

" O..ooo, itu, Maya artinya bayangan, bisa juga berarti khayalan, bisa juga sesuatu yang tak tampak, tapi ternyata ada.Seperti halnya cita-citamu yang kamu anggap mustahil ternyata suatu saat bisa kamu raih, nah…khayalan kamu itu berupa sesuiatu yang bersifat maya, ngerti khan ? " Jawabnya serius.

Aku hanya meng-angguk-angguk saja sok tahu, sok mengerti, sok seperti orang pintar. Jika kuperhatikan, body Ibu Maya seksi sekali, tubuhnya tidak terlampau tinggi, tapi padat berisi, langsing, pinggulnya seperti gitar Spanyol. Yang lebih gila, pantatnya bahenol dan buah dadanya……, wah...wah...puyeng aku melihatnya.

Di rumah sebesar itu, hanya tinggal Ibu Maya, Suaminya, dan dua putrinya, yakni Mira - anak kedua yang masih sekolah kelas II SMU, dan Yanti si bungsu yang masih duduk di kelas III SMP. Putri pertamanya saat ini sekolah mode di Perancis. Pembantunya hanya satu, yakni Bi Irah, seksinya juga luar biasa, janda pula!

Ibu Maya memberi gaji bulanan yang besar sekali, dan jika difikir-fikir, mustahil sekali. Selama satu tahun aku bekerja, sudah dua kali dia menaikkan gajiku. Katanya dia puas atas disiplin kerjaku. Gaji pokok bulananku saja lebih dari cukup untuk membayar uang kuliahku. Aku meneruskan mengambil kuliah di petang hingga malam hari di sebuah Universitas Swasta. Dengan satu bulan gaji saja, aku bisa membayar biaya kuliah empat semester, edan tenan, sekaligus enak tenan....!!! dasar rezeki, tak akan kemana larinya.

Masuk tahun kedua aku bekerja, keakraban dengan Ibu Maya semakin terasa. Setelah pulang Fitness, seringkali Bu Maya minta jalan-jalan dulu. Yang konyol, dia selalu duduk di depan, disebelahku, hingga terkadang aku jadi kagok menyetir, eh...lama lama biasa.

Di suatu hari sepulang dari tempat Fitnes, Ibu Maya minta diantar keluar kota. Seperti biasa dia pindah duduk ke depan. Dia tak risih duduk disebelah supir pribadinya. Ketika kendaraan kami tengah berjalan di jalan raya yang tidak terlalu ramai, tiba-tiba Ibu Maya menyuruh berhenti sebentar. Aku menepi, dan mesin mobil BMW itu kumatikan. Jantungku berdebar, jangan-jangan ada kesalahan yang aku perbuat.

" Man,?, kamu sudah punya pacar ? " Tanyanya.

" Belum Bu " Jawabku singkat.

" Sama sekali belum pernah pacaran ?"

" Belum BU, eh...kalau pacar cinta monyet sih pernah Bu, dulu di kampung sewaktu SMP"

" Berapa kali kamu pacaran Man ? sering atau cuma iseng ?" tanyanya lagi.

Aku terdiam sejenak, kubuang jauh-jauh pandanganku kedepan. Tanganku masih memegang setir mobil. Kutarik nafas dalam-dalam.

" Saya belum pernah pacaran serius Bu, cuma sebatas cintanya anak yang sedang pancaroba" Jawabku.

" Bagus...bagus...kalau begitu, kamu anak yang baik dan jujur " ujarnya puas sambil menepuk nepuk bahuku. Aku sempat bingung, kenapa Bu Maya pertanyaannya rada aneh ? terlalu pribadi lagi ? apakah aku mau dijodohkan dengan salah seorang putrinya? ach....gak mungkin rasanya, mustahil, mana mungkin dia mau punya menantu anak kampung seprti aku ini? Setelah itu kami melanjutkan perjalanan bahkan sampai jalan-jalan di kota Sukabumi. Aku heran, Bu Maya kok tumben-tumbenan menyuruhku hanya untuk mengantarnya putar-putar kota saja di Sukabumi, dan yang lebih heran lagi, Bu Maya masih memakai pakaian Fitness berupa celana training dan kaos olah raga, tanpa berganti pakaian seperti biasanya setelah selesai fitness. Setelah sempat makan di rumah makan kecil di puncak, hari sudah mulai gelap dan kami meneruskan perjalanan untuk kembali ke kota kami. Ditengah perjalanan di jalan yang agak sepi dan gelap, Bu Maya minta untuk berbelok ke suatu tempat. Aku menurut saja apa perintahnya. Aku tak kenal daerah itu, yang kutahu hanya berupa perkebunan luas dan sepi serta gelap.

Dit engah kebun itu Bu Maya minta aku berhenti dan mematikan mesin mobil. Aku masih tak mengerti akan tingkah Bu Maya. Tiba-tiba saja tangan Bu Maya menarik lenganku.

" Coba rebahkan kepalamu di pangkuanku Man ?" pintanya.

Aku menurut saja, karena masih belum mengerti. Astaga....setelah aku merebahkan kepalaku di pangkuan Bu Maya dengan kepala menghadap keatas, kaki menjulur keluar pintu, Bu Maya menarik kaosnya ke atas. Wow...!! samar-samar kulihat buah dadanya yang besar dan montok. Buah dada itu didekatkan ke wajahku. Lalu dia berkata " Cium Man Cium...isaplah, mainkan sayang ...?" Pintanya.

Baru aku mengerti, Bu Maya mengajak aku ketempat ini sekedar melampiaskan nafsunya. Sebagai laki-laki normal, karuan saja aku bereaksi, kejantananku hidup dan bergairah. Siapa nolak diajak kencan dengan wanita cantik dan seksi seperti Bu Maya.

Kupegangi tetek Bu Maya yang montok itu, kujilati putingnya dan kuisap-isap. Tampak nafas Bu Maya terengah-engah tak karuan, menandakan nafsu birahinya sedang naik. Aku masih mengisap dan menjilati teteknya. Lalu bu Maya minta agar aku bangun sebentar. Dia melorotkan celana trainingnya hingga ke bawah kaki. Bagian bawah tubuh Bu Maya tampak bugil. Tampak samar-samar oleh sinar bulan di kegelapan itu.

" Jilat Man…… jilatlah…… aku nafsu sekali…… jilat sayang " Pinta Bu Maya agar aku menjilati m*m*knya. Oh....m*m*k itu besar sekali, menjendol seperti kura-kura. tampaknya dia sedang birahi sekali, seperti puting teteknya yang ereksi. Aku menurut saja, seperti sudah terhipnotis. M*m*k Bu Maya wangi sekali, mungkin sewaktu di rumah makan tadi dia sempat membersihkan kelaminnya dan memberi wewangian. Sebab dia sempat ke toilet untuk waktu yang lumayan lama. Mungkin disana dia membersihkan diri. Dia tadi ke tolilet membawa serta tas pribadinya. Mungkin disana pula dia mengadakan persiapan untuk menggempur aku. Kujilati liang kemaluan itu, tapi Bu Maya tak puas. Disuruhnya aku keluar mobil dan disusul olehnya. Bu Maya membuka bagasi mobil dan mengambil kain semacam karpet kecil lalu dibentangkan di atas rerumputan. Dia merebahkan tubuhnya diatas kain itu dan merentangnya kakinya.

" Ayo Man, lakukan…… hanya ada kita berdua disini…… jangan sia-siakan kesempatan ini Man…… aku sayang kamu Man " katanya setengah berbisik, Aku tak menjawab, aku hanya melakukan perintahnya, sedikit bicara banyak kerja. Ku buka semua pakaianku, lalu ku tindih tubuh Bu Maya. Dipeluknya aku, dirogohnya kejantananku dan dimasukkan ke dalam m*m*knya yang hangat. Kami bersetubuh di tengah kebun gelap itu dalam suasana malam yg remang-remang oleh sinar bulan di langit. Aku menggenjot m*m*k Bu Maya sekuat mungkin.

" jangan keluar duluan ya, Man…? saya belum puas " Pintanya mesra. Aku diam saja, aku masih melakukan adegan mengocok dengan gerakan penis keluar masuk lubang m*m*k Bu Maya. Nikmat sekali m*m*k ini, pikirku. Kemudian Bu Maya minta pindah posisi, dia di atas...bukan main permainannya, goyangannya.

" Remas tetekku Man, remaslah....yang kencang ya ?" Pintanya. Aku meremasnya.

" Cium bibirku Man..cium…! " Aku mencium bibir indah itu dan kuisap lidahnya dalam-dalam, nikmat sekali, sesekali dia mengerang kenikmatan.

" Sekarang isap tetekku, teruskan...terus.....Oh....Ohhhh.....Man...Leman.. .Ohhh...aku keluar Man....aku kalah" Dia mencubiti pinggulku, sesekali tawanya genit.

" kamu curang....aku kalah" ujarnya. " Sekarang giliran kamu Man....keluarkan sebanyak mungkin ya? " pintanya.

" Saya sudah hampir keluar dari tadi Bu, tapi saya tetap bertahan, takut Ibu marah nanti " Jawabku.

" Oh Ya?...gila..kuat amat kamu ?!" balas Bu Maya sambil mencubit pipiku.

" Kenapa Ibu suka main di tempat begini gelap ?" tanyaku.

" Aku suka alam terbuka, di alam terbuka aku bergairah sekali. Kita akan lebih sering mencari tempat seperti alam terbuka. Kapan-kapan kita naik kapal pesiarku, kita main diatas kapal pesiar di tengah ombak bergulung. Atau kita main di pinggir sungai yang sepi, ah... terserah kemana kamu mau ya Man?"

Setelah puas bermain cinta dan menuntaskan nafsu birahi Bu Maya, kami segera membersihkan alat vital masing-masing dengan kertas tisue dan air yang kami ambil dari jerigen di bagasi mobil.

Kami beristirahat sejenak. Bu Maya sekarang tidur di pangkuanku. Kami ngobrol panjang lebar, ngalor ngidul. Setelah sekian lama istirahat, penisku tegang lagi, dan dirasakan oleh kepala Bu Maya yang menyentuh batang kejantananku. Tak banyak komentar celanaku dibukanya, dan aku dalam sekejap sudah bugil. Disuruhnya aku tidur dengan kaki merentang, lalu Bu Maya membuka celana trainingnya yang tanpa celana dalam itu. Bu Maya mengocok-ngocok penisku, diurutnya seperti gerakan tukang pjit mengurut tubuh pasiennya. Gerakan tangan Bu Maya mengurut naik-turun. Karuan saja penisku semakin membesar dan membesar. Diisapnya penisku yang sudah ereksi besar sekali, dimainkannya lidah Bu Maya di ujung penisku. Setelah itu, Bu Maya menempelkan buah dadanya yang besar itu di penisku. Dijepitkannya penisku ke sela-sela tetek besar itu, lalu di goyang-goyangkannya teteknya seperti gerakan mengocok.

" Gimana Man ? enak enggak ? " ajuknya manja,sambil mengerlingkan matanya menatap wajahku.

" Enak Bu…… awas lho nanti muncrat Bu" jawabku..

" Enggak apa, ayo keluarkan, nanti kujilati pejuhmu, aku mau kok ?!" .

Bu Maya masih giat bekerja giat, dia berusaha untuk memuaskan aku. Tak lama kemudian, Bu Maya naik ke atas tubuhku dan seperti menduduki penisku, lobang m*m*knya dimasuki penisku. Digoyang terus...hingga aku merasakan nikmat yang luar biasa.

Tiba -tiba Bu Maya terdiam, berhenti bekerja, lalu berjata :" Rasakan ya Man ? pasti kamu bakal ketagihan " Aku membisu saja. dan ternya Ohh....m*m*k Bu Maya bisa melakukan gerakan empot-empot, menyedot-nyedot dan meng-urut-urut batang penisku dari bagian kepala hingga ke bagian batang bawah, Oh....nikmat sekali…… mungkin ini yg namanya empot ayam, luar biasa kepiawaian Bu Maya dalam bidang olah seksual.

" Enak sayang... ehmm... ?" tanyanya. Belum sempat aku menjawab…… yaah....aku keluar, air maniku berhamburan tumpah di dalam liang kemaluan Bu Maya.

" Ehnggghhh... Itu yang namanya empot-empot Man... itulah gunanya senam sex, berarti aku sukses latihan senam sex selama ini " Katanya bangga. " Sekarang kamu puasin aku ya ? " Kata Bu Maya seraya mengambil posisi nungging. Tanpa basa-basi kutancapkan lagi kejantananku yang masih ereksi kedalam m*m*k Bu Maya, Ku genjot terus dengan cepat dan penuh tenaga.

" Yang dalam Man...yang dalam ya..teruskan sayang...? oh....enak sekali penismu.....oh....terus sayang ?!" Pinta Bu Maya. Aku masih bisa memuaskan Bu Maya, aku tak mau kalah, kujilati pula lubang m*m*knya, duburnya dan seluruh tubuhnya. Ternyata Bu Maya kembali orgasme setelah aku menjlati seluruh tubuhnya. " kamu pintar sekali Man ? belajar dimana ? "

" Tidak bu, refleks saja" Jawabku.

Sebelum kami meninggalkan tempat itu, Bu Maya masih sempat minta satu ronde permainan lagi. Tapi kali ini hanya sedikit melorotkan celana trainingnya saja. demikian pula aku, hanya membuka bagian penis saja. Bu Maya minta aku melakukanya di dalam mobil, tapi ruangannya sempit sekali. Dengan susah payah kami melakukannya, akhirnya kami memutuskan untuk keluar dari mobil dan mengambil posisi berdiri dengan tubuh Bu Maya disandarkan di mobil sambil mengangkat sedikit kaki kanannya.

Sejak saat malam pertama kami itu, aku dan Bu Maya sering bepergian ke luar kota. Kami bercinta di tengah hamparan perkebunan teh di Puncak, di dalam dangau di tengah sawah milik keluarga Bu Maya yang luas (kami lakukan di siang hari bolong !!! di saat para pekerjanya pulang untuk istirahat makan siang) bahkan sampai ke Pulau Seribu, ke pinggir pantai, ke semak-semak di sebuah desa terpencil, yah pokoknya kami mencari tempat-tempat yang aneh-aneh. Tak kusadari kalau aku sebenarnya menjadi gigolonya Bu Maya. Beliaupun semakin sayang padaku, uang mengalir terus ke kocekku, tanpa pernah aku memintanya. Dia menyanggupi untuk membiayai kuliah hingga tamat, asal aku tetap selalu bersamanya. Tentu saja dengan senang hati aku memenuhinya, sungguh aku merasa beruntung dapat menikmati tubuh indah dan sexy milik Bu Maya yang cantik itu, yang selalu dengan penuh gairah membara menghangatkan hari-hariku dengan permainan cintanya serta fantasi sex-nya yang luar biasa...




       Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep
gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Tidak ada komentar:

Posting Komentar