|                               Cerita Sex - Kuperkosa Adik Ibuku Sendiri               Mar 16th 2013, 10:12                                                Hey,namaku adit ini bener-bener pengalaman yang tak akan terlupakan  bagiku ceritanya aja baru 6 bulan yang lalu , aku tinggal bersama orang  tuaku dan adik ibuku yang perempuan namanya mbak Rena(28thn) dan  suaminya(30thn),ceritanya waktu itu orang tuaku pergi ke Jakarta dengan  naik mobil yang mengemudikan adalah suami mbak Rena , mereka berencana  pergi ke Jakarta selama 1 minggu, karena sodara ayahku mau menikahkan  anaknya.
  Aku di rumah cuman bersama mbak Rena yang tidak ikut karena klo pergi  jauh dia sering mabuk, Mbak Rena bisa di bilang " Perfect " mukanya  cantik,tingginya 160cm dan BB 45kg dan BHnya berukuran 38B karena klo  aku main di jemuran aku sering melihatnya BH waktu di Jemur( kan 1 rumah  jadina tau dunk!^^) nah waktu itu mbak Rena sedang belanja ke  Supermarket di depan Perumahan,karena bosen di kamar aku liat VCD yang  ku pinjam dari temen,filmnya sangat menarikkkk karena aku tak tahan  kontolku yang udah berdiri Maximal sih menurutku panjangnya 19 cm  diameternya 3,5 cm kukocok-kocok sendiri pake tangan 30 menit kugosok  dan kukocok-kocok spermaku keluar juga tapi Senjataku ini ngak  lembek-lembek juga masih tetep berdiri , dan kulihat VCD itu adeganya  semakin HOT.
  Mbak Rena pulang dari supermarket lsg masuk kamar , waktu aku lewat di  depan kamarnya , pintunya agak terbuka sedikit karena waktu itu aku  sedang sangat sangat Bergairah kulihat mbak Rena hanya menggunakan rok  mini dan blus warna Pink , kulihat mbak rena sedang mendengarkan i-pod  dan aku sedang sangat bergairah tak kupikirkan lagi mbak Rena itu siapa ,  yang penting aku bisa menyalurkan hasratku aku masuk diam-diam ke kamar  mbak Rena dan kukunci dari dalam kuncinya aku taruh di di bawah meja  rias mbak Rena , dan Mbak Rena belum sadar bahwa aku sudah di dalam  kamarnya,aku pun mulai mendekat dan menjilat pantatnya , mbak Rena kaget  dan turun dari ranjang "apa yang kamu lakukan , dit?" "mbak aku cuman  pengin diajarin ML" "Sadar dit kamu tuh ponakanku" di dalam hati hati ku  bicara " so WHAT?".
  Ku robek blusnya dan wow! Payudara yang ranum putih dan berisi di dalam  BH berwarna merah menantang , dia menjerit tapi ku inyahkan saja kutarik  tanganya ke belakang kuikat dengan celana tidurnya , kujatuhkan dia di  sofa dan dia jatuh menungging ku angkat rok mininya ke atas dan mulai ku  elus2 selangkanganya dan dia mendesah "shhhhh jaaaannnggaaannn diiittt  shhhhhhhh……sssshhh……aaahhhh…" wow CDnya lama-lama mulai basah,kulepas  rok mininya dan CD , dan kuangkat dia ke ranjang ku baringkan dia lalu  kutarik ke pinggir ranjang aku sudah telanjang bulat waktu itu , ku  angkat ke2 kakinya ke atas tak piker apa2 ku masukan kontolku ke  vaginanya , rasanya pertama sempit tapi lama-lama vaginanya dapat  menerima kontolku ….. slop ….slop….sloppp…..slop…slop……ku masukan  kukeluarkan berkali kali mungkin hingga mbak Rena berkata "  dittt…….ahhhhh….dit….enak dit……teruss………..ahhhh." wah mbak rena dah  mulai menyukai permainanku, aku tambah bersemangat hingga akhirnya mbak  Rena orgasme duluan 15 menit kemudian mbak Rena Orgasme yang ke 2 tapi  kok aku belom sampe yach 5 menit kemudian aku merasa kontolku ingin  mengeluarkan sesuatu dan crot..crot…crot…crot.4x kontolku menyemburkan  spermanya di liang tmbak Rena.
  Aku masih lemas berusaha melepas ikatan dan kuciumi bibir mbak rena yang  merah merona kucumbu dia dengan permainan lidah dan dia bereaksi  membalas ciumanku dengan ganas karena aku masih agak punya tenaga ku  tungguingkan mbak rena dan kulancarkan serangan dengan gaya doggy style  permainanya cuman bertahan 30 menit.kami tertidur selama 3 jam ketika  aku bangun mbak Rena sedang make-up di depan meja rias dan dia Tanya di  mana kuncinya dia mau pergi ke arisan dulu dan kuberikan kuncinya mbak  Rena akhirnya pergi,aku mandi dan kembali ke kamarku kulihat ada obat  perangsang tiba2 keluar ide jahilku ,jam 7 malam mbak Rena kembali Rumah  kubuatkan dia teh hangat dengan campuran obat perangsang , aku kembali  kamar bersiap siap pasti mbak Rena akan ke kamarku,memank bener mbak  Rena dating ke kamarku 5 menit kemudian aku sudah telanjang dan dia  membuka seluruh pakaiannya kutarik dia ke ranjang dan kucumbu dia dengan  ganas.akhirnya selama 6 bulan ini aku dan mbak Rena sering melakukanya  minimal sih 4x seminggu……cuman itu doank yang bisa aku ceritain bye….
 
 
          Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Selingkuhku Karena Suamiku               Mar 16th 2013, 10:11                                                Kisah ini sengaja saya tulis untuk sedikit membantu saya membebaskan  perasaan yang benar-benar terpendam dalam diri saya untuk sekian  lamanya.  Saya adalah seorang wanita yang sudah bersuami. Semua orang memuji  kecantikan diri saya walaupun kulit saya tidak bisa dikatakan putih.  Entah mereka yang saya kenal maupun selentingan dan kekaguman orang di  luar sana. Baik yang mengungkapkan langsung maupun yang disampaikan  melalui orang lain. 
  Nama saya Nanik. Saya adalah anak pertama dari sebuah keluarga yang  serba berkecukupan. Ayah saya adalah seorang pengusaha di bidang  perbankan yang cukup diperhitungkan di daerah saya. Saya menikah atas  dasar paksaan ayah saya. Sungguh tidak mengenakan menikah dengan orang  yang tidak saya cintai, walaupun sudah kurang lebih sembilan tahun usia  pernikahan kami. Suami saya, Bramono, adalah seorang dokter yang sedang  mengambil spesialisasi bedah di Rumah Sakit pemerintah di kota kami.  Terlihat hebat memang. Tapi sayangnya keluarganya ternyata memiliki  bibit keturunan "orang stress".  Ini yang menyebabkan saya mengambil keputusan untuk lebih baik mengadopsi daripada memiliki keturunan 'stress'. 
  Sikapnya sebagai suami sama sekali tidak mencerminkan seorang suami.  Terlebih saat dia menyadari bahwa dirinya adalah kesayangan ayah saya,  mertuanya.  Beberapa alasan ayah saya sangat menyayanginya adalah karena suami saya  adalah seorang dokter dan (katanya) adalah keturunan orang terhormat.  Terhormat? Menjaga nama baik diri sendiri saja tidak bisa, apalagi nama  baik keluarga dan rumah tangga?  Sudah cukup lama saya bertahan menjaga nama baik keluarga, hingga  akhirnya saya menyadari bahwa ada pihak ketiga yang mengganggu rumah  tangga kami. 
  Namanya Erna. Dia seorang mahasiswi kedokteran hewan yang menjadi gundik  suami saya untuk sekian tahun lamanya. Sama sekali tidak ada yang  menarik dari dirinya. Kalau boleh saya menyombongkan diri, perbedaan  saya dan dirinya ibarat langit dan bumi.  Entah apa yang diinginkan suami saya dari dirinya.  Bukan hanya nama baik rumah tangga kami yang tercoreng, tapi juga nama  baik orang tua saya. Dia membawa 'gundik'nya itu dengan leluasa  menggunakan kendaraan pribadi ayah saya, karena memang ia belum mampu  memiliki sebuah mobil. Bahkan untuk membeli bautnya pun mungkin masih  meminta uang dari saya. 
  Di tengah kebingungan, saya mendaftarkan diri untuk mengikuti program  Magister Manajemen yang baru saja dibuka di sebuah universitas negeri di  kota saya. Di sini saya banyak menjumpai teman baru. Kejenuhan dan  kebingungan saya mulai sedikit terobati dengan aktivitas belajar baik di  kampus maupun di luar. 
  Entah angin darimana yang berhembus, saya mendengar bahwa salah seorang  teman kuliah saya bertempat tinggal di daerah perumahan yang sama dengan  Erni. Tiba-tiba timbul kembali rasa penasaran terhadap 'gundik' suami  saya itu.  Ibarat wartawan, saya pun mulai melancarkan beberapa pertanyaan daerah seputar perumahan tersebut. 
  Namanya Eri. Begitu setidaknya ia dipanggil. Pertama memang ia menaruh  curiga terhadap pertanyaan saya. Saya berusaha membohonginya agar aib  rumah tangga saya tidak terbongkar. Namun karena rasa penasarannya yang  begitu besar, saya tidak dapat lagi menutupinya. Terlebih dia begitu  jelas memberi informasi mengenai dimana lokasi tepatnya Erni tinggal dan  keadaan sekelilingnya.  Hingga akhirnya saya meminta tolong untuk sesekali mengintip apakah suami saya pernah berkunjung ke sana.  Akibatnya, saya sering berhubungan dengannya untuk mendapatkan informasi lebih darinya. 
  Dari sekedar menerima informasi dan meminta tolong lagi, akhirnya saya  tidak dapat menahan lagi penderitaan yang saya alami. Saya akhirnya  sering berkeluh kesah mengenai keadaan rumah tangga saya yang  sebenarnya. Entah kenapa saya lakukan ini.  Eri adalah totally stranger, yang seharusnya sama sekali tidak  mengetahui kondisi intern rumah tangga kami. Tapi bagaimana lagi?  Saya sudah sering berkeluh kesah dengan orang tua mengenai suami saya.  Mereka hanya menyuruh saya untuk bersabar. Dengan adik saya, mereka  memang merasa kasihan kepada saya, namun mereka juga tidak bisa berbuat  banyak karena kesibukan bisnisnya.  Saya juga pernah berkeluh kesah dengan bibi (tante) saya yang belum  menikah, namun dengan cepat dia menjawab, "Waduh, janganlah bicara itu  kepada saya, saya tidak sama sekali tidak tahu masalah seperti itu!"  Kemana lagi saya harus berkeluh? 
  Pada awal cerita saya kepada Eri, dia memang menganjurkan agar saya  berbicara kepada orang tua saya. Namun itu merupakan anjuran basi bagi  saya.  Eri tidak putus asa. Dia terus memberi dukungan secara moral. Yang  membuat diri saya seolah semakin tenang berada di sisinya untuk  mendengarkan dan menerima dukungannya. Kemudian dia pun membuka rahasia  mengenai dirinya. Mengenai siapa dirinya sebenarnya dan bagaimana  kondisi orang tuanya.  Dari situ saya melihat beberapa kemiripan diantara kami berdua. Saya pun  mulai comfortable apabila sudah berada di sisinya. Dan pertemuan pun  sering kami atur. Entah itu berkedok kelompok belajar atau lainnya. 
  Hingga akhirnya, entah kenapa tumbuh rasa suka saya kepada dirinya, dan  di suatu saat Eri memberanikan diri untuk menyentuh tangan saya dan  memegangnya. Saya merasakan getaran yang ia jalarkan ke diri saya.  Akhirnya tanpa saya sangka, ia mengutarakan perasaannya. Perasaan yang  sama dengan apa yang saya rasakan terhadap dirinya. 
  Singkat cerita, kami mulai sepakat saling mengasihi. Dan kami pun mulai  secara rutin bertemu untuk berbagi kasih. Walau pun hanya sebatas di  dalam mobil saya. 
  Kekagetan saya yang berikutnya adalah sewaktu Eri tiba-tiba mencium  bibir saya. Lucu rasanya saya mengenang kejadian .tersebut. Seolah saya  adalah seorang gadis yang baru pertama kali dicium oleh pria. Saya tidak  tahu harus bagaimana. Di satu sisi, saya memang mencintainya. Di sisi  lain, saya sudah menikah dan bersuami.  Kembali dia melayangkan kecupan dibarengi dengan sedikit lumatan pada bibir saya.  Saya tetap tidak berkutik. Hingga akhirnya dia bertanya,"Kenapa tidak dibalas?"  Setelah kami saling tatap untuk beberapa saat. Akhirnya..... saya pun membalas lumatan bibirnya. 
  Kisah kasih kami terus berjalan dengan sedikit bumbu saling cemburu  apabila saya terkesan mulai den\kat dengan suami saya, atau saya  mendengar isu bahwa Eri berkenalan dengan seorang gadis. Tapi itu semua  tetap tidak mempengaruhi cinta kami.  Percumbuan kami semakin hangat. Dia pun mulai berani menggerayangi  bagian-bagian tubuh saya. Baik dengan menggunakan tangannya atau dengan  mulutnya.  Buah dada saya yang berukuran 36B ini sudah sering kali menjadi sasaran  empuk mulutnya. Dan saya sangat menikmatinya. Saya pun sering mencumbu  dadanya yang lapang, dan sesekali mempermainkan mulut dan lidah saya di  pentilnya. Dia pun sangat menikmatinya.  Hingga akhirnya permainan kami mengalami peningkatan. Jemarinya mulai  terampil menyusup kepada celana dalamnya dan mempermainkan klitoris  saya.  Saya mulai merasakan geli dan nikmat bercampur menjadi satu, terlebih apabila ia kombinasikan dengan mencumbu tubuh saya.  Kami saling bergantian mencumbu hingga akhirnya pun saya hanyut dalam  kebiasaan melakukan oral sex terhadapnya. Dia begitu surprise saat saya  melakukan oral. Eri tidak menyangka, seperti halnya saya. Saya bahkan  sempat terheran pada diri saya sendiri. Banarkah saya melakukan ini?  Pertama kali saya melakukan oral sex terhadapnya, memang saya kikuk  sekali. Eri hanya membuka sedikit celana dalamnya hingga kepala penisnya  tersembul. Entah kenapa, saat saya sedang mencumbu tubuhnya, saya  sangat terdorong untuk mencumbu penisnya dan memasukkannya ke dalam  mulut saya. Dan sejak saat itu, percumbuan kami belumlah lengkap apabila  saya belum melakukan oral sex terhadapnya. Bagi saya, saya merasa  memiliki hobby baru. Membuatnya nikmat melalui oral sex. 
  Hingga suatu saat di tengah percumbuan hebat kami dimana pakaian kami  sudah hampir terbuka semua, di jok belakang mobil saya di pelataran  parkir department store "R" yang terletak di jalan yang menggunakan nama  seorang pangeran, ia mengangkat rok saya dan menyingkap sedikit celana  dalam saya, lalu kemudian dengan cepat dan lembutnya, Eri mencumbu dan  menyapu vagina saya dengan lidahnya. Sungguh saya dibuatnya kaget dan  bingung yang bukan kepalang. Suami saya sama sekali tidak pernah  melakukan hal ini terhadap saya. Di tengah kebingungan itu, saya sama  sekali tidak tahu harus berbuat apa. Saya mencintainya, tapi saya sama  sekali tidak menyangka hingga sejauh ini kisah asmara kami. Begitu  lembutnya dia mempermainkan klitoris saya dengan sapuan lidahnya, hingga  akhirnya rasa bingung itu lenyap ditelan rasa geli dan nikmat yang  sudah menjalar di sekujur tubuh saya. Saya hanya bisa meremas rambut  kepalanya, menekan kepalanya lebih dekat di vagina saya yang kian  membasah. Kenikmatan itu juga yang akhirnya membuat saya mengangkat  kedua paha dengan lebih membuka kangkangan keduanya.  Setelah kurang lebih lima belas menit dia menjilati klitoris saya dengan  berbagai cara, saya disuruhnya rebah di jok belakang dan segera dia  menindih saya. Rupanya Eri telah menurunkan celananya tanpa  sepengetahuan saya sewaktu saya masih melayang-layang.  Dengan cepat Eri menyodorkan penisnya menuju bibir vagina saya. Dan  mempermainkan kepala penisnya di bibir vagina saya. Saya kembali  menggelinjang. Sama sekali tidak terbesit di benak saya, bahwa kami  masih bermain di area parkir sebuah pusat belanja yang terletak di jalan  "D". Yang suatu saat dapat dipergoki satpam.  Kembali saya tersentak hebat saat kepala penisnya menggesek-gesek  klitoris saya dengan agak kuat. Tubuh saya mulai bergetar hebat. Apa ini  yang dinamakan luapan birahi?  Karena vagina saya yang sudah basah sejak tadi, Eri tidak mendapat  kesulitan untuk akhirnya dengan cepat dan lembut menyelipkan penisnya di  liang vagina saya. 
  Saya kembali tersentak dalam sejuta kenikmatan. Sebuah benda yang besar  dan panjang menyelinap masuk secara perlahan, sehingga menimbulkan  gesekan halus pada klitoris saya. Tubuh saya mengejang sesaat.  Tiba-tiba muncul rasa heran yang amat sangat dalam diri saya.  Selama ini saya tidak pernah merasakan nikmatnya sex dengan suami saya.  Yang saya tahu selama ini, sex adalah menyakitkan. Saya hanya menjadi  mesin pemuas nafsu sex suami saya tanpa peduli apakah saya menikmatinya  atau tidak. Nikmat sex seolah-olah hanya dongeng belaka di telinga saya.   Tapi Eri... seolah-olah dia kini memberikan bukti bahwa nikmat sex itu ada. Dan nyata.  Kini saya sadar sepenuhnya. Saya semakin mencintainya. Saya pun kembali  larut dalam kebahagiaan nikmatnya sex. Saya pun menyambut cintanya, juga  menyambut goyangannya tidak kalah hebat. Seolah saya ingin menumpahkan  dan mencapai kenikmatan sex yang baru saya rasakan dan ingin  memberitahunya untuk bersama menikmati sex ini sepuas-puasnya.  Entah berapa lama kami bercinta dan saling berpacu dalam nafsu birahi di  dalam mobil Genio berwarna gelap bernomor polisi D* 1**9 **. Akhirnya  dia membiarkan saya selesai terlebih dahulu. Sungguh saya tidak  menyangka bahwa kenikmatan sex itu begitu indah, menyenangkan dan  memuaskan. Saya pun dibuatnya lemas dan tidak bertenaga, terkapar di jok  mobil. Telentang tidak berdaya, dengan rasa sejuta bahagia dan kepuasan  yang tidak ternilai. Sementara Eri akhirnya mempercepat ritme ayunan  pinggulnya dan saya merasakan adanya semburan hangat di dalam vagina  saya. Semburan sperma Eri. 
  Saya sempat khawatir akan kehamilan akibat hubungan kami. Tapi Eri  segera berbisik bahwa dia ingin saya hamil dan membesarkan anak  tersebut.  Berangsur-angsur kekhawatiran saya menghilang. Di satu sisi, keinginan  saya untuk hamil bisa saja terkabul. Dan ini yang saya tunggu.  Akhirnya siasat pun diatur, apalagi golongan darah Eri sama persis dengan suami saya.  Sejak saat itu, kami pun rutin melakukan hubungan sex untuk saling  meluapkan cinta dan memuaskan nafsu birahi kami, dimana pun kami sempat.  Bahkan pernah di ruangan kantor saya pada saat sepi, Eri meminta saya  untuk berdiri membungkuk di tepi meja kerja saya dan dia menyetubuhi  saya dari belakang dengan terlebih dahulu mengangkat rok dan menurunkan  celana saya dan kemudian mempermainkan vagina saya dengan lidahnya yang  kasat. 
  Kini bukan saja suami saya yang berselingkuh. Saya pun turut terjerumus  dalam dunia perselingkuhan. Perselingkuhan yang saya rasa adalah abadi.  Apakah ini semua karena cinta sejati saya dengan Eri?  Apakah karena awalnya kawin paksa oleh ayah saya, hingga tidak pernah ada cinta antara saya dan suami saya?  Hingga kini hubungan saya dan Eri telah berusia dua tahun, baik hubungan  komunikasi maupun secara sexual. Kami tetap saling memperhatikan,  mengasihi, menjaga dan juga saling mengisi kekurangan satu sama lain.  Seperti layaknya suami istri sejati.  Kini saya sudah tidak peduli lagi terhadap apa yang dilakukan suami  saya. Anak kandung saya dari hasil hubungan intim saya dengan Eri dan  anak angkat saya pun lebih dekat dengan Eri ketimbang suami saya. Entah  kenapa, saya sangat berbahagia menjalani semua ini. Saya sudah menemukan  cinta sejati saya.  Untuk Eri, apabila Anda membaca cerita ini, saya ingin mengatakan kepada  Anda bahwa kami bertiga sangat mencintai dan merindukanmu.  Salam dari Surya, putra kandungmu dan Nindi, putri angkatku.
 
 
          Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Cerita Sex Partyku               Mar 16th 2013, 10:11                                                Kami adalah pasangan suami istri yang bahagia dalam perkawinan kami dan  sama sama saling mecintai, tetapi dalam kehidupan sex, kami pasangan  yang open-minded alias tanpa prasangka, dan suka mengexplor gairah sex  kami. Gw merupakan seorang istri dengan seorang anak yang masih kecil.  Umur gw maih belia yaitu 27 tahun!hihii… namun diusigw ini body gw  masih termasuk kategori sexy  dan montok dan Suamiku umur 29 tahun,  belakangan ini kami telah melgwkan tukar pasangan dengan pasangan lain,  dengan hasil yang merangsang selera libido sex kami. Pada saat gw  disetubuhi oleh pria lain gw sengaja memperlihatkan kontolnya lelaki itu  masuk dalam liang memek ku, dan itu membuatnya on dan terangsang  sekali, dan juga pada saat kuoral ****** dengan nafsu dan menyemprot  spermanya di mulutku atau dimuka gw. Tapi sebaliknya gw juga nikmat  melihat dia di oral ama cewek lain. Pada hari sabtu teman business suami gw namanya Anton ulang tahun yang  ke 27, dia tergolong pria muda yang cepat melejit menjalankan usahanya.  Mengadakan pesta ulang tahunnya di sebuah diskotik ternama dan terkenal  di jakarta, dia mengundang kami dan beberapa teman dekatnya, juga rekan  bisnisya. Ada beberapa dari mereka yang kami kenal, ketemu beberapakali,  pada saat gw menemani suami sgw kerja. Mereka masih ter golong muda  yang paling tua umur 31, seperti Alit 25 tahun tampan tubuh atletik juga  di undang.
  Hari sabtu gw mempersiakan diri gw agak sexy untuk hangout ntar malam,  dengan mengunakan rok mini berwarna merah menyala dan agak transparan  dan celana dalam jenis G-string yang matching, kucukur bulu memek gw  sampai halus agar tidak kelihatan keluar dari G-string dan memakai  minyak wangi agar badan berbau wangi dan exotic gw siap untuk hangout.  Begitu suami melihat gw berhenti sejenak dengan expresi terpesona, wah  wah gwng lo kelihatan sexy sekali malam ini. Gw senyum sambil mengoda  dia dengan bungkuk dan mengoyangkan pantat gw yang sexy kekanan kekiri  kaya penari striptise, dan berkata “mau gwng†he3
  Dan kita berangkat dan tiba di TKP, dan kamipun segera menuju keruangan  yang telah dibooking Anton. Saat kami masuk ruang yang exclusive itu,  dengan sofa yang kelihatannya nyaman, dan para tamu sudah datang  termasuk Alit yang membawa pasangan dia Wulan berumur 20 tahunan,  tubuhnya sangat sexy dengan bentuk payudara yang menonjol ukuranya  sekitar 36 B dan muka yang manis dan sangat cantik, Wulan memakai rok  mini coklat dengan sepatu hak tinggi coklat. Tapi aneh gw merasah semua  laki laki di situ memandang ke gw, dan gw merasa dilihat dari ujung kaki  sampai ujung dada, kami di perkenalkan sama Anton kepada teman2 nya,  Agus umur 24 thn tampang ABG banget cukup ganteng, Roni umur 30 thn  dengan penampilam bersih dan rapi, dan tentu Alit yang sudah gw kenal  sebelumnya! dia merangkul dan mencium pipiku, sambil membuatku terkejut  tangan kanan dia meraba dan meremas pantatku tanpa sepengetahuan  suamiku, itu membuatku malu, terangsang dan pipiku memerah.
  Tak lama kemudian cewek masuk dengan pakaian sangat sexy sepatu boot  hitam yang tinggi selutut, dada membusung kedepan, dan berjalan dengan  PD sekali bernama Putri (menurut gw Putri orangnya sangat liar, cantik  dan centil), kata suamiku itu cewek stripper untuk mebuat malam lebih  asik. Setelah semua duduk di sofa yang telah tersedia botol miniman dan  gelas yang sudah penuh minuman. Alit bediri dan mengambil minuman yg  dimeja dan bersulang untuk ulang tahunnya Anton, semua bertepuk tangan  dan mengambil minuman, dengan lampu di padamkan sedikit agar remang  remang, dan kami semua minum, Anton bilang “Habiskan yaaa† minumannya sangat terasa sekali alkoholnya. Dan setelah kami semua minum  habis Alit tertawa sambil berkata “nikmati malam ini karena minuman  itu telah dicampur Inek hadiah dari Anton†kami semua berseru  mantabssss!!!. Saat itu juga lagu techno membuat suasana menjadi tambah  hidup!
  Gak lama badanku merasa ringan tangan mulai dingin, dan perasaan enak  dan horny mulai terasa emang setiap dikasi inex bawaan gw horney aja.  Dan kamipun berdiri sambil berpelukan dan bergoyang dalam irama denyutan  music yang ada. Baru terasa dada suami gw bergesekan dengan dada gw,  membuatnya putingku berdiri tegak dan seirama dengan dada gw menyeterum  ke memek ku mulai terasa basah. Tiba2 suami melepaskan gw untuk  mengambil minum di meja. Sendiri gw bergoyang didepan dan serasa semua  mata laki2 disitu melihat gw Alit, Agus, Roni, dan Anton, gwpun mulai  bergoyang lebih erotis dan memeluk org didekat gw, tanpa sadar Putri  sang stripper bergoyang dan merangkul gw, karena gw asik aja, kita  berdua bergoyang erotis berdempetan dan tangan Putri berada didada gw yg  berdiri on. Gw melihat suamiku lagi asik dengan Wulan meraba raba  pantatnya sambil bergoyang diantara selangkangan Wulan dan Wulanpun  memegang kepala suami gw didepan dadanya yang montok sambil digoyangkan.  Gw pun tak perdulikan gw lagi didunia enak banget.
  Tak sadar kalau Anton mendekat dan gabung ama kita berpelukan sambil  tangan kanannya berada di dalam rok mini Putri. Dan yang kiri memelukku  dari pundak dan tangannya meremas remas dada gw dan gw sangat  menikmatinya ! Anton meninggalkan kita dan tanpa gw sadar memberi aba  aba ke Putri untuk mulai melepaskan pakaiannya (striptease), Putri mulai  bergoyang lebih erotis didepan gw dan mengunakan tubuhku seakan akan gw  cowok, dia melekuk lekuk sambil meraba tubuhku dari leher, ke dada, dan  ke pantatku berulangkali dia lakukan itu Putri meminta gw untuk membuka  kancing rok mini yang dia kenakan, dengan kondisi horny dan fly gw  turuti, dan terdengar suara siul2 dari cowok cowok, sampai kancing  terahir rok mini Putri kubuka dan sekarang kelihatan jelas BH berwarna  hitam dan CD tembus pandang berwarna hitam yang memperlihatkan memeknya  yang tanpa bulu sehelaipun. Dengan gaya erotis Putri menjilat, dan  memilin dada gw dan putting ku dari luar rokku sambil bergoyang goyang  erotis, sedangkan tangannya meraba raba pantat gw sambil menaikan rok  miniku sampai terlihat G-stringku seirama denyutan music yang ada, dan  sekali kali meraba memek gw dengan jarinya secara lembut dan erotis dari  luar CDku (hal itu membuat memek gw on dan basah). Gw merasa sudah  didunia nikmat dan gak perduli yang melihat gw. Gw berbalik untuk  melihat suasana dan suamiku yang masih dengan Wulan, dia sedang meraba  raba dada Wulan dari dalam BHnya dan tangan satunya berada  diselangkangan Wulan sedang memainkan memeknya, kulihat suamiku sedang  on berat dan horny banget kayaknya.
  Kembali gw menikmati goyangan serta rabaan Putri kepada tubuhku.  ternyata Putri telah melepaskan BH dan CDnya dan bergoyang telanjang  bulat, siulan kembali ku dengar dan membuatku lebih liar dan berani.  Putri mulai melepaskan rokku dengan pelan dan lembut dan berhenti pada  kancing yang didepan perutku, membuat BHku kelihatan bagi yang mau lihat  dada gw, dengan cepat dan lembut Putri telah melepaskan kaitan belakang  BHku dan BHku jatuh kelantai memperlihatkan dada gw yang Putri dengan  putin yg sedang berdiri menunjukan betapa hornynya gw, dengan gerakan  erotisnya Putri bergoyang dengan memainkan dada dan memilin putinku yang  telanjang sambil diisep, dan dijilat dengan lembut, dengan tangannya  bergerak untuk melepaskan rokku dari pundakku, dengan kenikmatan yang ku  rasakan gw tidak memperdulikan rok miniku jatuh ke lantai, membuat gw  topless dan bergoyang hanya dengan G-stringku.
  Gerakan Putri tambah hot dan erotis melekuk lekuk dan mengerakan  pinggangnya seolah olah dia lagi fishing gw, dan tambah ganas Putri  mengisep isep dada gw dan tangannya mengelus elus vagina gw sambil  jarinya keluar masuk, dia tahu betapa basahnya vagina gw, yang sudah  keluar lendir menembus G-stringku. Gw buka mata gw gw melihat Alit  berada di belakang Putri dengan tangan yang bergerilia ke dada dan  memeknya, dan mencium Putri dengan lidah dijulurkan kemulutnya yg  disambut juga dengan lidah Putri didepan mata gw. Gw termenung melihat  mereka sampai gw tak sadar kalau Putri melepaskan G-Stringku, yang  membuatku telanjang bulat dan bergoyang, gw segera melihat reaksi  suamiku yang ternyata dia lagi sibuk sendiri dengan Wulan yang sekarang  juga tidak memakai sehelai pakaianpun, dan lagi mengoral suamiku sambil  mengocok kontolnya, dan Agus pun menunggu giliranya
  Tiba tiba gw terkejut dengan sesuatu yang hangat dan lembut menyentuh  memek gw, gw berbalik dan melihat kepala Putri berada diselangkanganku  dan menjilatin memek gw sedangkan Alit memelukku dari belakang sambil  meremas dada gw. Putri dan Alit mengiring gw ke sofa dan sampai di sofa  mereka melanjutkan menjilatin vagina gw dan Alit mengisap dan menjilat  dada gw, kenikmatan menerpa tubuhku, tiba tiba gw merasa ada org duduk  di sebelah kanan dan kiriku,
  Ternyata Anton dan Roni. Roni melihat sambil meraba raba dada gw yg satu  lagi, gw malu, terangsang. dikelilingin tiga cowok sambil diisepin  vagina gw oleh Putri, gw mendesah keenakan. Posissi Putri digantikan  oleh Anton yang sekarang menjilatin vagina ku uhhh….. nikmat banget  rasanya! Rangsangan yang hebat gw rasakan dari dada yg diisep 2 cowok  dan vagina gw yang basah dan horny dilahap abiz oleh mr Anton. Desahanku  membuat para cowok memperlakukan gw lebih liar. Putri ke sebelah Roni  dan melepaskan pakaiannya sambil mengoral kontolnya sampai ngeceng, dan  berikutnya Alit dan Anton, sampai mereka semua tenlanjang bulat, ku  lirik kontolnya Alit begitu tebal dan panjang 17 cm, Anton 19 cm dengan  ketebalan yg sama, lalu gw meraba punya Roni karena gw tidak dapat  melihatnya, ternyata lebih besar dari semuanya dan tebal sekali sampai  jariku tidak dapat melingkari kontolnya, Anton memasukan jarinya kedalam  vagina gw sambil clitorisku diisep dan dijilat membuat badanku bergetar  dengan maut gw keluaaaaarrr …..ohhhhhh……. ahhhh….. cairan  hangatku mengalir keluar dari vagina gw terasa tak henti hentinya  mengalir keluar, semua terkena mulut Anton yang melahap dan menjilatin  semua cairanku yang keluar. Anton memberi gw waktu untuk menikmati  orgasmeku sebelum dia mengarahkan kontolnya ke vagina gw dengan pelan  dia masukan kontolnya, sampai kontolnya masuk semua baru dia maju  mundurkan kontolnya membuat gw mengikuti irama yang nikmat dia buat.
  Anton mendorong pinggangnya kedepan agar kontolnya masuk semua ke vagina  gw. Dengan tak sabar Alit berdiri dan mekangkangi muka gw sampai  kontolnya didepan mulutku, dan kuraih dengan nafsu dan kumasukan  kontolnya kedalam mulutku, kulirik ke kiriku untuk melihat Roni, entah  kemana Roni tetapi sudah tidak berada di sampingku lagi, Putri memainkan  dada gw dengan tangan dan mulutnya. sambil ****** Alit kuoral dan ku  jilat bolanya sampai ujung kontolnya, sambil ****** Anton dalam vagina  gw yang membuatku terangsang, seirama dengan jilatan Putri yg lembut di  dada gw membuat gw mendesah aaaahhh….aaaahh…aaahh…, dan mebuatku  lepas kendali, fuuuu..ckk…meee…fuuuuck…me.. Teeeddy… dengan gw  mengerang membuat Anton nafsu dan menyodok vagina gw dengan keras dan  badanku mulai bergetar lagi dan Arrrrrggg….. Arrrrrgg…  aaahhhh….aaahhhh… kupegang pantat Anton dan kutarik kedalam agar  kontolnya masuk lebih dalam lagi ke vagina  gw…..oooohh…oooohhhh…Arrrrrgggg…. aaaah…..aaahhh…uuuhhhh…  badanku bergetar getar dengan hebat. Melihat gw keluar Anton meyusul gw  tahu dari denyutan kontolnya dalam diriku…tak lama Oooooo.....  Oooohhhh.. akkk…uuu.. keeee…luaaa…rrr. Dia mencabut keluar  kontolnya dan ternyata Putri telah menunggu dan Anton masukan kontolnya  kedalam mulut Putri untuk menyemprotkan air maninya  Aaaaa……hhh….aahhh….ahhh.. ooo… oooohhhh. ..banyaknya air mani  yang keluar di mulut Putri sampai keluar kepipinya dan sisanya ditelan  habis. Kebanyang olehku kenapa Anton tidak mengeluarkan dimulut gw  (padahal gw belum pernah), Tapi minuman dan inek itu mebuat gw berbuat  hal yang belum pernah gw inginkan sebelumnya dan sekarang gw sangat  menginginkan. Sambil melamunkan tentang air mani Anton, tak sadar ******  Alit yang sedang ku oral dengan nafsu, sedang berdenyut denyut siap  menyemburkan air maninya, gw terkejut tiba tiba Aaaa…hhhh…..  Ooohhhh….ooohhh… giiiii…lllee… gw  keluuuuuuuaarrr…..croooot…..crooot… mulutku dibanjirin air mani  Alit, menyembur dengan keras ketongorokanku membuat gw batuk batuk, dan  Alit mendorong kontolnya lebih dalam sambil memegang kepalgw sampai  habis air maninya didalam kemulutku semua, banyak air maninya sampai  sebagian tumpah ke sofa dan dada gw. Lemas lah Alit bersandar  disebelahku. Kenikmatan pertamgw merasakan air mani keluar dimulutku  membuat gw lupa sesaat akan suamiku, ternyata dia sedang duduk asik  telanjang di oral oleh Putri dan ****** Agus dari belakang menyodok  memeknya Putri dengan irama yang cepat celaaap…. ceeeeplok…  celaaap…. Ceeeplok…. Terdengar suaranya.
  Gw mengambil minumku dan menuguk minumanku, lalu gw dengan setengah  sempoyongan kekamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai gw kembali ke  sofa dan minum sedikit lagi mereka santai asik minum2. sambil bergoyang  telanjang. Gwpun bergabung dengan mereka di lantai bergoyang. Sambil  menikmati denyutan lagu house music, gw masuk ke dunia kenikmatanku  sendiri, Dan rasanya pada saat itu ingin memeluk semua orang yang hadir.  Gw mengenali wajah-wajah yang ada namun pikiranku kosong. Gw pPutri  bergoyang di atas meja, dan gw bergoyang erotis seolah gw stripper yang  hot. Dengan menyambut tangan tangan yang meraba raba setiap lekukan  tubuhku yang membuatku sangat horny lagi. dengan jari, lidah di vagina  gw dan dada gw tubuhku merasa nikmat. Wulan naik keatas meja dan bergoyang bersamgw, goyangan kami seperti  sepasang lesbi yang sedang terangsang. Wulan memasukan jarinya ke vagina  gw dan lidahnya menjilatin dada gw dengan erotis sekali, tak lama Putri  bergabug diatas meja dan kami bertiga kelihatan wanita lesbi yang hot  dan heboh dikelilingi Alit, Roni, Anton, Agus, dan suamiku. Putri  mengajak turun ke sofa dan gw terlentang diatas sofa dengan kaki dibuka  lebar membuat akses yang mudah bagi Putri melahap vagina gw dan  clitorisku, Anton menyuruh Wulan menduduki mukgw dengan gw ahirnya  merasakan rasa memek wanita untuk pertama kali.
  Memek Wulan yang basah terasa asin, gurih, sedikit amis tapi tak tahu  kenapa gw menikmatinya dan melahap memeknya dengan nafsu. Keahlian Putri  menjilain clitorisku membuat gw mendesah. dan memegang kepala Putri dan  mendorongnya ke vagina gw yang berdenyut denyut. Lidahnya dimasukan  dalam memiawku membuat tubuhku bergetar keenakan tubuhku bergoyang maut  merasakan Orgasme dari Putri keluarlah cairanku kemulut Putri yang  mungil, dan bersamaan Wulan mendesah Auhhh…..  Arrrggggghhhhhh…oooohhhhhhh cairan Wulan keluar dimulutku dan Wulan  menekan memeknya kemukgw sampai hampir gw gak bisa bernafas, memaksakan  gw menelan semua cairannya yang keluar dari memeknya, dan gw menelan dan  mejilat memeknya sampai habis! Gw merasa sangat happy, horny, dan  nikmat. Gw melihat para cowok (termasuk suamiku) memandangku sambil  berbisik bisik. Kemudian Agus dan Roni menghampiri gw yang sedang  terlentang telanjang bulat dapat mereka melgwkan semau mereka dan gw  akan menikmatinya. Roni dengan kontolnya yang besar dan panjang berhenti  didepan mukgw, Agus menyusul dan juga berhenti depan mukgw dengan  ****** yang setengan berdiri. Suamiku meraih kedua tanganku dan  menaruhnya dikedua ****** didepanku sambil mengedipkan matanya seolah gw  harus melayani mereka. Dalam kondisi horny gw kocok sambil kutarik  ****** mereka lebih dekat mulutku, ku oral secara bergantian, hanya  ****** Roni lebih gw perhatikan, karena tak sabar gw mau merasakannya  dalam vagina gw. Gw melihat suamiku, Wulan, Anton, Alit, dan Putri duduk  mengelilingi gw, Agus dan Roni seolah menonton film porno, dan gw akan  menyajikan tayangan yang seru bagi mereka. sambil bermain oral satu sama  lain, tetapi pandangan mata mereka tertuju kepadgw melayani 2 cowok. Ku  jilat bola Roni dan kusedot masuk kemulutku berulangkali hingga Roni  mendesah Oooo… oooohh….. Aaaah…, dan kujilat batang kontolnya  hingga ujung lobang baru kumasukan kemulutku, panjangnya ****** Roni  hanya bisa setengah yang masuk ke mulutku.
  ****** Agus kuperlgwkan sama dan diapun mendesah aaaa… Aaaahhh…. u  uuuu…. Uuuuhhh.. tepuk tangan dari penoton claap….claapp…  Hebat…Hebat.. membuat gw malu dan sangat terangsang secara bersamaan.  Dada gw diremas remas dan putinku dipilin pilin oleh mereka berdua, yang  memberiku sensai dan nafsu mengkulum ****** mereka. Jari Roni meraba  sambil memasukan jarinya kedalam vagina gw yang hangat membuat gw  mendesah ooooo…. Uuuuu….. aaaahhhh…., gw baru sadar kenapa lampu  dalam terang sekali hanya dimana gw bermain dengan Roni dan Agus, seolah  gw di atas panggung teater dan dikelilingi penonton. Mukgw memerah  sebentar karena malu, tapi tubuhku yang horny banget mengalahkan maluku.  Agus pPutri duduk di dada gw sambil kuoral, dan Roni diselangkaanku  memainkan mengisap vagina gw sambil jarinya masuk keluar. desahanku yang  keluar dari birahiku dengan tak sadar gw mendesah. Lagi2 tepukan tangan  dari penonton bersuara dengan keras. Jilatan Roni membuatku meram melek  dalam kenikmatan yang gw salurkan kekontolnya Agus yang sedang kusepong  sepong dengan ganas. Gw merasa ujung ****** Roni berada didepan lubang  vagina gw siap memasukannya, dengan pelan kepala kontolnya memasuki  liang vagina gw, dan terasa amat besar masuk kepala kontolnya terasa  sedikit sakit dan penuh vagina gw diisi kontolnya keluar suara dariku  saat itu dengan pelan dia masukan semua sampai mentok dalam vagina gw  yang merasa sangaaat penuh sekali.
  Gw berhenti mengoral ****** Agus dan merasakan kenikmatan ****** Roni  yang sedang keluar masuk vagina gw dengan lembut dan pelan. Kenikmatan  yang luar biasa kurasakan dalam liang vagina gw, dengan penuh nafsu  kupegangang pantatnya Roni dank ku atur tempo keluar masuk kontolnya  lebih cepatdesahan dan keliaranku keluar tanpa kusadari, dan tepuk  tangan serta kata fish dia Roni ent*tin dia yang kencang dari penonton  yang bergairah melihat gw di genjot oleh ****** Roni. Wulan  menghampiriku dan gw dibalik dan diminta untuk nungging doggie style  dengan Wulan dibawahku menjilat clitorisku yang sangat sensitive, dan  Agus duduk di sofa depanku sambil kuoral, Roni kembali masukan kontolnya  ke dalam vagina gw dari belakang. Kenikmatan yang belum gw merasakan  melanda tubuhku, kenikmatan ****** dimulutku, vagina gw, clitorisku  dijilatin sambil ****** yang besar keluar masuk vagina gw keliaranku  mengambil alih! masukin Kontolmu yang lebih dalam dengan irama yang  cepat membuatku Orgasme yang luar biasa dan tak bisa kutahan lagi  bergetar, dan mengejang kejang, tubuhku sampai harus di pegangi Roni  sambil dia menyodok dengan keras memasukan semua kontolnya ke dalam  vagina gw, dan dia tahu gw sedang orgasme dia berhentikan agar gw dapat  menikmatin orgasmeku.
  begitu ****** Roni dicabutnya, keluarlah cairanku dengan deras sekali ke  mulut Wulan yang sedang menunggu, karena tubuhku bergetar sebagian  masuk mulutnya, pipinya, hidungnya. Dan Wulan membersihkan semuanya  sampai habis. Desahanku masih tak dapat ku kontrol karena lidah Wulan  yang hangat dan lembut menyentuh clitorisku berkali kali … oooo….  Oooo…hhhh.. ooohhhhh… Giiiiilleeeee… aaaaa……aahh. ****** Agus  dimulutku kulumat habis, kusedot sedot dengan irama yang cepat keluar  masuk mulutku. Sambil gw menikmati orgasmeku, Selesainya Wulan  membersihkan vagina gw, Wulan berdiri disampingku menjilat dada gw  sambil memijat bola Roni yang sedang kembali mengenjotku vagina gw  kembali dengan irama yang sama cepatnya, sambil ****** Agus yang ku  kelum dengan biji pelirnya Agus berayun ayun mengenai daguku. Dan suara  biji pelir Roni yang menghantam memiawku ceelllakkk….ceeeeplloook…  kenikmatan dalam tubuhku yang tiada habisnya membuatku tak tahan lama.  Tubuhku mulai menegang sensai kenikmatan melanda tubuhku vagina gw  terasa tersetrum, mulutku terasa penuh dengan ****** Agus, dada gw  terasa geli nikmat dengan sekali kali gigitan sensai diputinku yang di  lgwkan Wulan, bergetarlah tubuhku lagi gw! Tak lama Orgasmeku terulang  lagi tapi yang ini lebih lama dan panjang!nafasku tersendat sendat. Ku  rasakan Roni menyodok yodok gw dengan irama lebih cepat dan akhirnya  crooooot… crooottt.. dia keluarkan air maninya di pinggangku dan  meleleh kebawah sampai lubang pantatku terasa hangat. ****** Agus ku  kocok kocok dengan irama cepat sambil kubuka mulutku menanti yang air  mani keluar dari kontolnya si Agus. melihat mulutku menunggu membuat  Agus sangat terangsang! menyembur air mani Agus mengisi mulutku yang  menunggu. Sambil dia kocok kocok sendiri kontolnya dia masukan kembali  kemulutku dengan berkata ...“masukin semua†...perintahnya kepada  gw, dia masukan dalam sekali kemulutku semuanya sperma kutelan habis,  membuatku tersedak sedak. sentakan keras yang disertai semburan cairan  hangat gurih di tenggorokan ketika 2-3 menit dia mengosongkan kontolnya  di mulutku.
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Hukuman Untuk Guru Muda dan Cantik               Mar 16th 2013, 10:10                                                Perkenalkan namaku Tommy, aku sekarang sedang sekolah ternama di Ibukota  negara ini. Orang tuaku adalah orang terkaya di negeri ini. Bahkan  sekolah tempat aku belajar dimiliki oleh orang tuaku, yang kemudian  diberikan pada aku. Sehingga aku adalah pemilik sekolah ini. 
  Sekolah ini mempunyai banyak sekali murid-murid, terutama dari  orang-orang kaya. Orang tua mereka sangat senang mengingingkan anak  mereka untuk sekolah di sini. Mereka ingin agar anak mereka kenal dengan  aku, dengan harapan posisi mereka atau usaha mereka dapat terus  berkembang, dengan bantuan aku. 
  Banyak sekali teman-teman aku, yang sangat baik dengan aku, mereka ingin  agar jabatan orang tua mereka dapat naik pangkat, atau usaha orang tua  mereka dapat berkembang terus. Banyak sekali siswi-siswi yang sengaja  yang mendekatiku agar keluarga mereka dapat ditingkatkan  perekonomiannya. Banyak siswi yang sengaja mengajakku tidur, tentu saja  aku hanya memilih yang cantik-cantik saja. Dan setiap kali mereka tidur  dengan aku, keesokkan harinya orang tuanya naik jabatan. 
  Tahun Ajaran Baru 
  Hari ini adalah adalah hari pertama sekolah, kini aku sudah kelas 3 IPA.  Banyak sekali siswi-siswi baru, yang baru masuk kelas 1. Aku mengincar  mereka siapa tahu ada yang cantik dan seksi. 
  Aku melihat ada siswi cantik yang bernama Heni, langsung saja aku coba mendekatinya. 
  "Heni.. dipanggil oleh Tommy", temanku Ken berkata pada Heni. 
  "Oh Tommy pemilik sekolah ini yah", Heni menjawab dengan senang.  Tentu saja ia senang karena itulah tujuan dia sekolah disini. 
  Pada jam istirahat, aku memanggil Heni ke sebuah ruangan kosong. Disana  aku merayu Heni, dan mencoba berkenalan dengan dia. Dan akhirnya aku  mencoba mencium dia. 
  "Tommy...", balas Heni sambil menciumku juga. 
  Aku mencoba memasukkan tanganku kedalam baju dia. Astaga susunya kenyal  sekali, rasanya tanganku seperti memegang karet saja, kenyal sekali. Aku  meremas - remas susunya. 
  "Ahh..", desah Heni. 
  Tiba-tiba pintu terbuka, aku menengok dan melihat guru baru.  "Hei apa yang kalian lakukan, cepat kembali ke kelas", teriak guru tersebut.  Astaga baru kali ini ada yang memarahi aku, guru tersebut tidak  mengetahui posisiku di sekolah ini, bahwa aku sebagai raja di sekolah  ini. Dengan rasa dongkol aku kembali ke kelas. 
  Aku memberitahu Ken temanku agar menghukum guru tersebut. Kemudian Ken  menghubungi Kepala Sekolah agar mereka bertemu. Kemudian Kepala Sekolah,  Ken dan guru tersebut yang bernama Cindy bertemu. Kepala Sekolah  menyampaikan bahwa tidak ada yang boleh mengganggu Tommy di sekolah, dan  guru tersebut harus dihukum. Jika tidak mau dihukum, maka keluarga  Cindy akan dihancurkan perekonomiannya, mereka akan menjadi gelandangan.  Cindy yang baru berumur 18 tahun dan sedang kuliah Kedokteran dan  menjadi guru honorer di sekolah ini dengan terpaksa menyetujuinya. 
 
  Hukuman Hari Pertama 
  Hari ini adalah hukuman untuk guru cantik bernama Cindy. Pada jam  pertama ini, aku belajar biologi diajar oleh Cindy. Ketika ia masuk, Ken  memberitahu bahwa ia harus mengajar tanpa pakaian. Tadinya ia tidak mau  dan ingin keluar dari sekolah ini, tapi karena diancam keluarganya akan  menjadi gelandangan ini mau menuruti. Dengan berurai air mata, ia  melepas blazer dan roknya. Terlihat bahwa tubuhnya dengan tinggi 166 cm  dan berat 47 kg, mempunyai kulit yang putih sekali. 
  "Bu Cindy, lepas BH dan Celana dalamnya", teriak Ken. 
  Dengan ragu-ragu ia melepas BH yang berukuran 34B dan celananya,  terlihat ia memiliki susu yang tidak terlalu besar tetapi putih sekali  dan rambut kemaluan yang hitam tapi tidak terlalu lebat. 
  Dengan malu-malu ia mengajar kami selama 2 jam pelajaran dengan bugil.  Tentu saja perhatian anak-anak cowok tidak pada pelajarannya, tetapi  mengaggumi tubuh bugilnya. Cindy mengajar dengan kacau balau, sambil  menerangkan ia mencoba menutupi tubuhnya, tentu saja tidak bisa, karena  ia harus mencatat di papan tulis dan harus menerangkan. Beberapa anak  laki-laki mencubit tubuhnya, ketika melewati mereka. Cindy hanya bisa  menerangkan sambil terisak-isak. 
  Rasanya dua jam pelajaran berlangsung cepat sekali, berikutnya pelajaran  matematika yang membosankan oleh Pak Ginanjar. Aku membisikan Ken,  hukuman selanjutnya. 
  "Bu Cindy, dua jam pelajaran ini, harus mengulum punya Tommy", kata Tommy kepada Cindy. 
  Ketika Pak Ginajar mulai menerangkan, dengan ragu-ragu Cindy jongkok  dihadapanku. Kemudian ia membuka reseleting celanaku, dan mulai  mengeluarkan penisku. Ia kemudian memegang kemaluanku, rasanya hangat  sekali tangan Cindy. Ia mulai mengulum penisku yang panjangnya 17 cm. Ia  memaju mundurkan mulutnya, rasanya enak sekali, sambil mendengarkan  pelajaran matematika, sambil diurut penisku oleh mulut guru muda yang  cantik ini. Sampai suatu kali rasanya ingin mengeluarkan sesuatu. Aku  menarik rambut Cindy, agar kepalanya bergerak lebih cepat. 
  "Ah..", desahku sambil mengeluarkan air mani kedalam mulutnya sebanyak mungkin. 
  "Oupch..", terdengar suara Cindy yang kehabisan nafas, harus menelan air maniku sambil menangis. 
  Hukuman Hari Kedua 
  Hari ini aku memberi tahu Ken hukuman Cindy.  "Bu Cindy, hari ini harus masuk lagi ke kelas 3, sambil menerangkan  tentang hubungan seks, sambil diperagakan dengan Tommy", kata Ken kepada  Cindy. 
  "Apa...", teriak Cindy.  "Bu, ingat keluarga Ibu", ancam Ken. 
  Akhirnya Cindy menyetujuinya. Pada jam pelajaran kelima, Cindy masuk ke kelas 3.  Anak laki-laki berteriak, "Buka.. buka.. buka..".  Dengan gemetar Cindy kembali membuka seluruh pakaiannya. 
  "Anak-anak, Ibu sekarang mau menerangkan tentang hubungan seks" kata Cindy sambil gemetar.  "Tommy tolong kesini" kata Cindy.  Aku lalu maju kedepan, lalu Cindy membuka celanaku.  "Pertama-tama dilakukan pemanasan dulu", kata Cindi sambil meletakan  tanganku pada susunya. Langsung aku meremas-remas dengan keras, enak  sekali pikirku. Tampak Cindy kegelian. Lalu Cindy meremas penisku. 
  Setelah beberapa lama, aku mulai tak sabar, lalu dengan cepat aku  mencoba memasukkan penisku ke vagina Cindy. Cindy berusaha menghindar  sambil menangis. Aku menyuruh anak-anak cewek agar memegangi tubuh  Cindy, sambil dipegang oleh 4 orang anak cewek, aku memamasukkan penisku  kedalam vaginanya. Astaga rasanya sempit sekali, aku merasa ia masih  perawan. Lalu dengan cepat aku mengocok penisku didalam vaginanya. 
  "Bu ayo.. teruskan menerangkannya", kataku pada Cindy.  "Beginilah caranya bersenggama anak-anak", Cindy menerangkan sambil menangis.  Aku terus mengocok penisku di dalam vagina cindy. Dari posisi berdiri  kami melakukannya, tidak puas dengan posisi ini aku mencabut penisku  dari vaginanya, lalu mencoba posisi doggi style. Aku memasukkan penisku  ke dalam vaginanya, sementara itu tanganku meremas-remas susunya dari  belakang. Rasanya empuk sekali, sementara itu penisku digoyangkan terus.  
  Tiba-tiba Cindy mengejang, dengan meremas penisku dengan kuat, ternyata  ia mengalami orgasme. Teman-temanku pada tertawa melihatnya. Tak lama  kemudian aku juga mengeluarkan air maniku di dalam vaginanya dengan  kuat. Terlihat wajah Cindy yang kaget dan ketakutan menerima sperma di  dalam vaginanya. Semua teman-teman bersorak melihatnya. 
  Hukuman Hari Ketiga 
  "Bu Cindy hari ini harus mengumpulkan dua liter sperma dari seluruh  laki-laki di sekolah ini", kata Ken kepada Cindy sambil memberikan botol  berukuran dua liter. 
  Dengan bugil, Cindy masuk ke kelasku. Sementara guru yang lain mengajar,  Cindy mengocok penisku dengan cepat agar cepat mengeluarkan air maniku.  Tidak tahan akan kocokan Cindy yang cepat, aku mengeluarkan sperma ke  dalam botol tersebut. Cindy berpindah ke setiap anak laki-laki yang ada  di kelasku dan mengocok penis mereka agar cepat mengeluarkan sperma. Dua  jam sudah berlalu, seluruh laki-laki sudah mengeluarkan spermanya, dan  ternyata hanya ada seperempat liter. 
  "Bu Cindy, cepat kocok penis anak laki-laki di kelas lain juga" kata Ken. 
  Akhirnya Cindy berpindah dari satu kelas ke kelas lainnya, untuk  mengumpulkan sperma. Setiap kelas kelas yang dimasuki Cindy, terdengar  suara riuh. Banyak anak laki-laki yang dikocok penisnya, juga  menggerayangi tubuhnya. 
  Akhirya jam sekolah selesai, dengan tangan yang lelah dengan muka yang  penuh sperma, karena ada beberapa orang yang sengaja menyemprotkan  spermanya ke mukanya. Cindy datang kepada aku dan Ken sambil memberikan  dua liter sperma.  "Bu Cindy, tahu apa yang harus kamu lakukan sekarang" kata Ken.  "Tidak tahu" kata Cindy.  "Minum sperma tersebut", kata Ken.  "....", Cindy tampak lemas sekali dan tertunduk.  Tiba-tiba kelasku dipenuhi banyak siswa dari kelas lain.  "Minum.. minum.. minum.." teriak mereka.  Akhirnya Cindy sedikit demi sedikit meminum sperma tersebut, beberapa  kali muntah, tapi kami minta agar sperma tersebut dijilati. Setelah lima  belas menit habislah sperma tersebut. 
  Hukuman Hari Keempat 
  Hari ini ada upacara bendera, Bu Cindy sudah disuruh oleh Ken agar  menjadi pemimpin upacara. Tentu saja dengan tidak mengenakan pakaian  apapun juga. Semua anak di sekolahku sudah berkumpul di lapangan  upacara. Ketika pemimpin upacara memasuki lapangan upacara, tampak Cindy  berjalan dengan tanpa pakaian apapun ke tengah-tengah lapangan. Tampak  susunya bergoyang-goyang sesuai dengan langkahnya. Seluruh anak-anak  berteriak membahana melihatnya. 
  "Upacara siap dimulai", teriak cindy ditengah lapangan dengan  mengacungkan tongkat upacara. Tampak Cindy berlinang air mata, karena  ditatap oleh ratusan murid. 
  Ketika upacara dimulai, sesuai dengan yang diperintahkan oleh Ken, ia  mulai memasukkan tongkat upacara kedalam vaginanya. Murid-murid kaget  dan tertawa melihatnya. Cindy terus memasukkan dan mengeluarkan tongkat  tersebut sambil ditatap oleh seluruh murid di sekolah ini.  "Hayo Bu terus", teriak beberapa anak.  Cindy tampak pucat sekali dan lemas sekali, beberapa saat kemudian dia  mulai merasa akan orgasme, Cindy berusaha bertahan tidak mau terlihat  orgasme sambil ditatap oleh ratusan murid.  Tapi lama kelamaan dia tidak tahan, dan mulai mendesah "Ahhh", tentu saja semua anak menyorakinya. 
  Kemudian Kepala Sekolah mengumumkan beberapa siswa berprestasi maju ke  depan. Dipanggil oleh Kepala Sekolah Anton, Herman dan Rinny maju ke  depan.  "Bu Cindy silakan memberikan hadiah kepada siswa siswi yang berprestasi ini", kata Kepala Sekolah. 
  Dengan gemetar Cindy mendekati Anton, lalu membuka celana Anton. Lalu ia  mengocok penis Anton. Setelah penis Anton mengeras, lalu ia merebahkan  Anton, lalu Cindy duduk di atas Anton, lalu ia mulai memasukkan penis  Anton ke dalam vaginanya. Ratusan anak menahan nafas melihat adegan  tersebut. Melihat tatapan banyak anak, Cindy mencoba mengeluarkan  vaginnya, tetapi Anton cepat-cepat menarik rambut Cindy, sehingga dengan  sekali tarik, amblaslah semua penis Anton ke dalam vagina Cindy.  "Awww", teriak Cindy.  Sambil mengoyang-goyangkan penisnya, Anton meremas-remas susu Cindy dengan keras.  "Awww", terdengar teriakan Cindy, setiap kali Anton menjepit puting Cindy. 
  Ketika Cindy berusaha mengurangi rasa sakit di vagina dan susunya,  tiba-tiba ia merasa ada yang membuka anusnya. Ketika ia menengok ke  belakang tampak Herman sedang berusaha memasukkan penisnya kedalam anus  Cindy. Dengan sekali tancap, masuklah seluruh penis Herman ke dalam  anusnya.  "Ahhhh", Cindy melolong kesakitan, tapi Herman tidak peduli, terus memaju-mundurkan penisnya di dalam anus Cindy. 
  Setelah beberapa lama Anton mengeluarkan penisnya dari vagina Cindy,  lalu memasukkan penisnya kedalam mulut Cindy. Tampak Cindy sambil  bergaya ******, dimasuki dari anus dan mulut oleh Herman dan Anton.  Tiba-tiba Rinny menghampiri sambil membawa pisang yang berukuran besar  sekali. Lalu pisang tersebut dimasukkan ke dalam vagina Cindy.  "Jangan...", teriak cindy.  Tapi Rinny tidak peduli, lalu terus memasukkan ke dalam vagina Cindy,  tampak vagina mulai sedikit robek dan berdarah akibat pisang yang sangat  besar.  "Ah..", teriak Cindy setiap kali pisang tersebut dikeluar-masukkan oleh Rinny.  Akhirnya Anton dan Herman sudah tidak tahan dan mengeluarkan sperma bersamaan di mulut dan anus Cindy. 
  Sementara Cindy tergeletak di tengah lapangan, Kepala Sekolah berteriak  "Upacara selesai".  Sehingga para murid kembali ke kelas sambil tertawa. 
  Demikianlah hukuman untuk Ibu Guru Cindy yang masih muda dan cantik dari Tommy. 
 
  TAMAT
 
 
          Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Derita Seorang Artis Seksi               Mar 16th 2013, 10:08                                                Tamara Bleszynski dan suaminya, turun dari mobil di depan rumah mereka.  Mereka baru saja berkunjung ke kerabat mereka di Bandung, dan pada pukul  11 malam ini baru bisa sampai di rumah. Pada saat mereka berdua turun  dari mobil, tiba-tiba ada Panther hitam yang mendekati sambil menyalakan  lampu mobil yang sangat terang. Karena silau dan kaget, Tamara tidak  langsung sadar bahwa mobil tersebut telah ada di sampingnya. Segera saja  pintu Panther itu terbuka dan tiga pasang tangan keluar dari dalam  mobil. Yang pertama memegang tangan kiri, yang kedua menarik tangan  kanannya, dan yang ketiga meraih pinggangnya dan menarik tubuhnya masuk  ke Panther. Setelah Tamara masuk ke dalam. Panther tersebut langsung  tancap gas. 
  Di dalam mobil, Tamara melihat ada lima orang yang bertampang beringas  yang pertama dipanggil Boss oleh yang lain, ada juga yang Botak, yang  satu lagi bermuka Bopeng dan di sampingnya ada salah satu matanya  ditutup kain hitam ala bajak laut. Sedangkan di depan ada lagi yang  berambut Jabrik. 
  "Lepaskan! Apa-apaan ini?! Tolong!" teriak Tamara sambil meronta-ronta,  sementara ada tangan-tangan penculiknya menggerayangi tubuhnya. Ada yang  meremas pinggulnya, mengelus pahanya, dan yang membuat Tamara menjerit  kesakitan adalah Boss dan Botak yang meremas payudaranya keras-keras.  "Aaah, jangan! Jangan! Lepaskan saya! Tolong!" erang Tamara sambil berontak tanpa hasil.  Para penculik tersebut membuat Tamara seperti boneka selama perjalanan  ke markas penculik tersebut. Akhirnya Panther tersebut berhenti dan  dengan dipegangi oleh 4 orang masing-masing di tangan dan kaki, Tamara  yang sudah kelelahan meronta selama perjalanan digotong masuk ke sebuah  ruangan. Dalam ruangan itu hanya ada satu ranjang dan lemari besi. 
  "Ikat dia!" Boss menyuruh 4 anak buahnya mengikat tangan dan kaki Tamara  ke sudut-sudut ranjang, sehingga tubuh Tamara membentuk huruf X, kaki  dan tangannya membuka lebar.  "Gimana sekarang Boss?" tanya Jabrik sambil menjilati bibirnya. Dia  sudah sangat terangsang, batang kemaluannya sudah menegang dari tadi.  "Kita giliran! Pertama gue, trus selanjutnya loe gantian!" putus sang Boss, "Sekarang loe semua telanjangin aja dulu dia."  "Jangan! Jangan! Lepaskan!" Tamara mulai meronta-ronta lagi ketika  Botak, Mata Satu, dan yang lainnya mendekatinya dan langsung  merobek-robek bajunya sampai dia telanjang bulat. Tamara menangis  sekeras-kerasnya sambil terus berusaha melepaskan diri. 
  "Wow, bodinya oke banget" seru Botak, "Gila, bunder ama sih loe. Gue  taruhan pasti enak banget ngisep puting susu loe!" Setelah itu mereka  semua langsung melepas pakaiannya masing-masing. Tamara menggigil  ketakutan melihat ukuran kejantanan mereka yang luar biasa besarnya.  Sementara anak buahnya menggerayangi tubuh Tamara dari pinggir ranjang,  sang Boss langsung naik ke atas ranjang dan mengambil posisi di atas  Tamara. 
  "Gimana? Loe udah siap kan Sayang? Tenang aja loe bakal ngerasain yang  belon pernah loe rasain lewat suami loe!" kata si Boss sambil mengocok  batang kemaluannya agar benar-benar tegang.  "Jangan! Lepaskan saya! Saya janji tidak lapor polisi!" mohon Tamara sambil menangis.  "Hush! Kita di sini mau senang-senang Sayang! Masa loe mau pergi dulu!"  kata si Boss sambil mulai mengarahkan batang kejantanannya ke liang  senggama Tamara. 
  "Jangan.. jangan.. saakkit, jaangaakkhh" Tamara berteriak-teriak ketika si Boss mulai mendorong masuk batang kejantanannya.  "Buset! Sempit amat memek loe.. Loe seminggu maen berapa kali sih ama  suami loe?!" dengus si Boss sambil terus mendorong batang kejantanannya  yang baru bisa masuk sampai kepala, sementara Tamara menjerit  sejadi-jadinya, karena selain masih sempit, liang kewanitaannya juga  kering sekali sehingga setiap si Boss mendorong batang kejantanannya  sakitnya bukan main. 
  "Jangan! Ampun! Sakit sekali! Saya nggak kuat! Ampuungghh" Tamara  kembali mendengus kesakitan ketika si Boss mulai mendorong-dorong batang  kejantanannya lagi.  "Dorong sekalian aja Boss!" saran Bopeng sesaat waktu dia berhenti mengisap-isap puting susu Tamara.  "Oke Sayang! Loe siap ya! Gue mau dorong loe sekali lagi", si Boss  bersiap sambil mengusap keringat di dadanya, Tamara merintih-rintih  ketika sodokan si Boss berhenti sejenak. "Sakit sekkhh.. Aaarrgghh..  aakkhh.." si Boss mendorong keras-keras batang kejantanannya sambil  memegangi pinggul Tamara. Hasilnya seluruh batang kejantanannya bisa  masuk sambil diiringi jeritan Tamara yang melengking tinggi. Setelah itu  mulailah si Boss bergerak maju mundur perlahan, setiap tarikan dan  dorongan semuanya diiringi oleh erangan Tamara. 
  Akhirnya setelah 15 menit maju mundur, si Boss mulai bergerak makin  cepat. Tamara yang sudah kelelahan mengerang dan lemas, mulai merasakan  sakit yang menggigit liang kewanitaannya, sementara si Boss makin cepat  maju mundur sampai seluruh ranjang berguncang-guncang. 
  "Sakitt! Aaah, ampuun! Ampuun.." Tamara tak berdaya, tubuhnya juga  terbanting-banting di ranjang seirama dengan gerakan si Boss. Tubuh  Tamara juga sekarang berkilau karena air liur yang dari lidah-lidah  penculiknya yang menjilati tubuhnya dari paha sampai wajahnya. Sekarang  si Mata Satu sedang mengigiti puting susunya sementara si Bopeng  menjilati wajahnya. Si Jabrik meremas-remas susunya dan si Botak meraba  sisa tubuh Tamara yang lain. 
  "Eeeggh, gue mau keluar Sayang, eegh.. eegh.. eegh.." dengus si Boss  "Yaa.. ya.. gue keluarin Sayang, akk.. eaah.. eaahh.." tubuh si Boss  mengejang sesaat sambil mendorong batang kejantanannya masuk ke liang  kemaluan Tamara. Dari batang kejantanannya keluar sperma yang saking  banyaknya sampai menetes keluar. 
  "Aaah! Gue puas bener nih! Gimana dengan loe Sayang?" perlahan si Boss menarik keluar batang kejantanannya yang lemas.  "Ampun, sakit sekali! Saya mohon, ampun.." erang Tamara lirih karena  kesakitan dan kecapaian diperkosa si Boss selama 20 menit lebih.  "Oke sekarang giliran loe semua, jangan rebutan, dia udah jadi milik  kita sekarang! Gue mau duduk dulu biar ****** gue bisa istirahat!" si  Boss berkata sambil bersila di lantai, "Lo semua tunjukin gue kalo loe  jantan oke?!"  "Beres Boss", seru mereka serempak.  "Sekarang gue duluan!" si Jabrik naik ke atas ranjang.  "Halo Tamara sayang! Kita mulai aja ya! Gue jamin punya gue lebih besar  dari Boss!" Tamara kembali membelalakkan mata sambil berteriak. 
  Tak lama kemudian ****** besar milik si Jabrik sudah menyodok liang  kewanitaan Tamara yang sudah tidak karuan bentuknya dan sodokan ganas  ini membuat Tamara meneteskan air matanya. Berjam-jam lamanya Tamara  mesti menerima siksaan dari laki-laki yang sudah lapar akan seks dan  tubuh Tamara yang sangat seksi dan menggairahkan itu. Setelah mereka  semua puas menyemprotkan cairan kenikmatan mereka ke dalam liang  kemaluanTamara. Mereka menampar Tamara sehingga tamara menjadi pingsan  dan ketika dia sadar, dia sudah berada di sebuah hutan yang dia sendiri  tidak pernah mengenalnya sebelumnya. 
  Tak lama kemudian, Tamara melihat sebuah cahaya lampu senter di kejauhan  dan dia berpikir bahwa sebentar lagi dia bisa melaporkan kejadian yang  baru saja dia alami ke polisi. Tetapi sayang sekali karena dugaan dia  salah sama sekali. Cahaya cahaya lampu itu berasal dari pemuda-pemuda  desa dan ketika mereka melihat tubuh Tamara yang seksi dan panas itu,  mereka tidak menolong Tamara tetapi mereka malah memperkosa Tamara.  Sungguh pedih hati Tamara menerima kenyataan bahwa dia harus melayani 20  pemuda pemuda sekaligus. Ada beberapa pemuda yang menjilati payudaranya  yang gempal, ada yang memasukkan kejantanannya ke dalam liang  kewanitaan Tamara yang penuh dengan sperma yang sudah tidak tahu lagi  milik siapa sperma itu dan ada pula yang menancapkan batangannya ke  dalam anus Tamara dan mulut Tamara yang indah sekarang mesti melayani  batang kemaluan dari 3 pemuda dan dia mesti menjilatinya satu persatu  sehingga tak lama kemudian wajah cantik Tamara sudah dihiasi oleh sperma  pemuda-pemuda itu. Setelah mereka semua puas memuaskan nafsu bejat  mereka, mereka meninggalkan Tamara seorang diri di hutan yang gelap itu.  
  TAMAT
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Nikmatnya Tubuh Diah               Mar 16th 2013, 10:08                                               ri dan diah sudah pacaran lama. Dari semenjak sma hingga kuliah. Jaka yg  juga merupakan sahabat mereka sendiri sebenarnya sudah lama menyukai  diah namun diah lebih memilih ari. Tidak heran karena Jaka tidak pernah  mengungkapkan perasaannya. Bahkan mereka bertiga sudah saling mengenal  dan sangat dekat dengan orang tua masing2. Walaupun teman,jaka dekat  dengan orang tua diah. Diah memiliki kulit sawo matang,dengan kedua  payudara yg kecil tapi padat. Mgkn terdengar sederhana tapi terkadang  membuat Jaka ingin merasakan tubuh indahnya itu. Jaka tahu betul Diah  sangat sayang dengan Ari. Sehingga Jaka hanya bisa berkhayal menikmati  tubuh sawo matang yg indah itu. Terkadang keringat di tubuh diah membuat  tubuhnya berkilau dan semakin nikmat untuk disantap. Sampai suatu hari  Jaka memergoki Diah sedang ciuman di wc kampus dengan pria lain. Diah  pun kaget melihat Jaka memergokinya.
  "Diah,ngapain lo?!" tanya jaka lantang.
  Diah pun menarik Jaka menjauh dari pria itu. "Jek..jgn blg2 Ari yaa..gw khilaf..pliiss"
  Jaka pun punya pikiran jahat. "Gw mau tapi ada syaratnya..klo gak gw lapor rektor dan nyokap lo juga bakal tahu"
  "Apa tuh??!! Pliis jeek jgn sebarin kejadian ini.." jawab diah. 
  "Gw mau lo dtg ke kosan gw nti siang" jawab Jaka,dan ia pun langsung meninggalkan Diah. 
  Siang harinya dengan perasaan was was Diah pun jalan kaki menuju kosan  Jaka yg cukup jauh dari kampus dengan berjalan kaki. Jaka pun sudah  menunggu di kosannya. Cuaca siang itu cukup terik. Sehingga membuat diah  sedikit bermandi keringat. Akhirnya diah pun sampai di kosan jaka.  Diah masuk dan Jaka pun mengunci pintu kamarnya.
  "jaka..ada apa nih panas2 gini lo nyuruh gw ke kosan lo..?" tanya diah.
  "Lo nafsuin bgt ya klo lg keringetan gt.." Celetuk Jaka.
  "jgn becanda aah..gmn mslh td..? Pliis jgn ksh tau Ari apalagi nyokap gw..pliiss.." jawab diah ketakutan. 
  "Tapi barter sama tubuh lo yahh" jaka langsung mengambil tali dan  mendorong diah keatas ranjang. Mulut diah disumpal dan diikat agar tidak  teriak. Dengan kasarnya Jaka menelentangkan diah diatas kasur. Kedua  tangan diah diangkat keatas dan diikat. Diah hanya bisa meronta2. Tidak  bisa teriak dan kedua tangannya pun diikat.
  "Diah,gw suka bgt sm lo tapi gw g bisa memiliki lo,sekarang lo sepenuhnya milik gw" 
  AC kamar pun dimatikan oleh Jaka. Ia ingin membuat tubuh diah berkeringat dan lembab. 
  "Gw matiin ACnya yah.. Gw pgn nikmatin tubuh lo dan keringat2 lo.." 
  muka bahagia terlihat jelas di wajah jaka. Kurang lebih 10 menit Jaka  membiarkan diah terikat seperti itu. Tubuh diah pun menjadi berkeringat  dan lembab. Jaka mulai merobek baju diah. Terlihat titik2 keringat masih  menempel di tubuh diah yg berkulit sawo matang itu. Jaka mulai menciumi  tubuh diah. 
  "Diah..gw suka bgt bau badan lo..terutama ketek lo.. Gw bersihin keringet di ketek lo yaah"
  Jaka menciumi kedua ketek diah yg msh lembab itu dan mulai menjilati  ketiaknya yg kecoklatan itu. Semua bekas keringat di ketiak diah disapu  bersih dengan lidahnya. 
  "emm..asin,agak asem dikit ketek lo..tapi ini yg gw suka..enak bgt ketek lo diah.." 
  Kurang lebih 10 menit Jaka menjilati kedua ketiak diah yg lembab itu.  Setelah puas dengan ketiaknya, Jaka beralih ke payudara yg mengkilap  karena peluh yg menyelimutinya. Semua keringat yg ada di  ketiak,payudara,pusar dan perut diah dijilati oleh Jaka. Setelah puas  menjilati tubuh diah, jaka pun membuka celana jeans diah. Celana dalam  warna hitam milik diah pun dilucutinya. Diciumnya celana dalam itu. Agak  bau pesing tapi Jaka terlihat sangat menikmati baunya
  "diah..lo abis pipis ya..tp gpp baunya enak.." 
  Diah hanya bisa menangis dan tdk bs berbuat apa2. 
  Terlihatlah vagina diah yg msh ditumbuhi bulu2 tipis diatasnya. Nampaknya diah merawat betul daerah kewanitaannya.
  "wahh meki lo sedep bgt nihh kayanya" 
  Jaka mencium dulu vagina yg kecoklatan itu.
  "ahh dari baunya bikin gw nagih nih"
  Dengan buasnya jaka menjilati vagina diah. Ditelusuri semua rongga2 vagina itu. 
  "memang vagina perawan masih enak..tp gw ga perawanin lo ko..gw cuma pengen lo orgasme dan gw abisin cairan orgasme lo" 
  jaka pun menjilati terus sampai diah orgasme berkali2.
  "slruuuppp..ahh enak bgt cairan orgasme lo.."
  Diah pun terkejang2 dibuatnya. Setelah puas dengan semua tubuh diah.  Jaka pun onani divdepan diah dan memuncratkan spermanya di perut diah.
  "ahh akhirnya gw bisa ngerasain tubuh lo yg nikmat bgt ini.." sahut jaka dengan wajah puas. 
 
       
   Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Kisah Tragis Lola               Mar 16th 2013, 10:07                                               Sepuluh milyar, pikirku. Butuh waktu lima tahun, lima tahun tambah dua  orang partner dan banyak tipu daya, tapi paling tidak itu berhasil, dan  sekarang sudah waktunya kita kabur dari sini. Aku sudah memikirkan ini  sejak pertama kali. Kita bertiga bakal ketemu di kantor waktu liburan,  jadi tidak ada karyawan lain yang bakalan melihat kita di sini. Dan dari  kantor kita ke bandara, dan bertiga langsung terbang ke pulau tempat  wanita-wanita cantik kumpul di sana dan dimana pejabat pemerintah lebih  bisa di beli dari pada di sini, dan tidak ada perjanjian ekstradisi. Aku  melihat jam tanganku, sudah jam 6 sore, masih ada waktu lima jam lagi  sebelum kita berangkat ke bandara. Aku tersenyum waktu aku melihat papan  nama di mejaku yang besar: Roy Pangestu, Wakil Presiden Direktur.
  Sebuah ketukan di pintu kantorku membuat diriku tersadar dari lamunanku.  Aku kaget sekali. Seharusnya tidak ada seorangpun di kantor ini, Johan  dan Toni mustinya masih ada di bagian akunting membersihkan bukti-bukti  supaya pelarian kita ini tidak cepat ketahuan. Aku berdiri dan mendekati  pintu. "Silakan masuk."
  Pintu terbuka, dan seorang gadis muda seperti yang sering ada di cover  majalah-majalah masuk ke kantorku, ragu-ragu. Dia benar-benar  menakjubkan, berdiri tinggi langsing di atas sepatunya yang tinggi.  Sepatunya hitam berkilat dengan hak yang tinggi, menutupi telapak  kakinya yang pastinya halus dan indah kalau melihat tungkainya yang  terlihat sempurna ditutupi stocking hitam, dan sebuah rok ketat menutupi  sebagian pahanya yang tampak mulus. Sebuah blus putih dan rompi hitam  tidak bisa menutupi perutnya yang rata, pinggangnya yang ramping dan  buah dadanya yang bulat mengacung dari balik blusnya. Leher gadis itu  putih bersih, menunjang sebuah wajah yang benar-benar ayu dengan bibir  yang sensual. Rambut gadis itu ikal hingga ke punggung, jatuh lembut di  sisi kepalanya, mempercantik mata gadis itu yang bulat dan tampak makin  bercahaya di bawah sinar lampu kantorku.
  "Selamat sore Pak, maaf", katanya ragu-ragu",Tapi saya mencari pak  Santoso. Saya sedang kerja praktek di sini dan saya mengira beliau masuk  hari ini." Aku tampilkan senyumku yang paling oke sambil membalas tatapan matanya. "Tadi pak Santoso memang masuk kantor. Tapi beliau sudah pulang lebih awal tadi siang. Silakan duduk dulu." Aku menunjuk ke sofa kulit coklat dan mempersilakan dia duduk. "Mungkin saya bisa bantu Nona?".
  Gadis itu bergerak mendekati sofa itu dan aku mendekati pintu lalu  menutupnya, sambil terus tersenyum, pikiranku sudah penuh dengan nafsu.  Aku sudah siap lari dari negeri ini, pikiranku sebelumnya cuma dipenuhi  bagaimana nanti setelah enam jam, Aku akan bebas dengan duit sebanyak  sepuluh milyar, tiba-tiba gadis ini masuk ke kantorku, gadis yang  benar-benar hot.
  Gadis itu lalu duduk di sofa, menutup kedua kakinya sambil menarik  roknya yang terangkat sedikit membuatku bisa melihat pahanya. Dia lalu  mengeluarkan sebuah notes dan bolpen dari kantong dalam jaketnya dan  memperhatikan padaku yang duduk di sudut meja kecil yang ada di  seberangnya. "Maaf, Bapak..." matanya bertanya-tanya. "Pangestu, nama saya Roy Pangestu." Jawabku sambil tersenyum lagi,  pikiranku sudah tidak bisa kemana-mana lagi selain melihat ke bibirnya  yang sensual, lidahnya yang merah muda yang terlihat menjilat bibirnya  setiap kali ia akan bicara. Aku bisa merasakan dadaku berdetak keras  sekali ketika aku memperhatikan dia, berdetak makin keras, sementara  pikiranku makin gelap, dan aku tahu apa yang akan terjadi, Aku juga  sadar aku sudah bisa menguasai nafsuku lagi, lagipula aku tidak  bermaksud menahan nafsuku ini.
  "Begini pak Roy, saya bekerja praktek dengan pak Santoso sebagai income  audit di perusahaan ini. Saya bekerja sebagai tugas akhir di akademi  saya." "Nona dari akademi mana?" kataku, lalu menggelengkan kepalanya",Maaf, tapi saya belum tahu nama Nona." "Nama saya Lola. Lola Amelia." Katanya sedikit ragu-ragu. Tidak percaya diri. "Begitu, lalu umur kamu berapa Lola?". "Eehh, 21 tahun pak. Dan saya dari Akademi di sebelah perusahaan ini Pak."
  Aku tersenyum padanya. Dia benar-benar sempurna, sempurna sekali. Telapak tanganku mulai berkeringat. "Lalu apa yang bisa saya bantu buat Lola?" Aku benar-benar suka mendengar namanya di mulutku. "Selama saya kerja praktek di sini, saya sedikit banyak sudah mengetahui  cara kerja perusahaan ini." Jari-jari Lola menyibakan rambut yang  menutupi wajahnya, tingkah lakunya agak berubah, tidak lagi gugup, lebih  percaya diri ketika ia berbicara. "Yang ingin saya ketahui adalah bagaimana rencana perusahaan ini  sehubungan dengan peraturan pemerintah yang baru saja dikeluarkan."
  Kepalaku mulai berdenyut-denyut, tapi aku yakin di mata Lola aku tetap  seorang laki-laki yang tenang dan rileks, tersenyum sedikit sambil  memperhatikannya. Ini selalu terjadi setiap kali aku terangsang, seluruh  tubuhku akan berdenyut-denyut, sementara pikiranku akan fokus pada satu  hal, sementara hal yang lain akan ditutup sebuah kabut, tubuhku tegang  siap untuk meledak. Tapi sebaliknya penampilanku akan tetap tampak  tenang, rileks, tersenyum menutupi gejolak yang ada di bawahnya.
  Aku sesekali menjawab pertanyaannya, tanpa terlalu memperhatian apa yang  kukatakan, melihat dia menundukkan kepalanya untuk menulis kata-kataku,  lalu kembali menatapku, dengan wajahnya, dengan bibirnya dan kakinya  juga blusnya, blus sialan yang menutupi buah dada dan puting susu, serta  perut dan pahanya yang hot! Aku sedikit gemetar ketika aku berusaha  menahan diriku beberapa menit lagi. "Nah kira-kira begitu rencana perusahaan ini", Aku menyelesaikan penjelasanku. Lola menganggukan kepala. "Begitu. Pak Pangestu, bapak bilang ka..". "Maaf saya menyela sebentar", kataku. "Tapi saya ingin menanyakan  sesuatu hal. Pak Santoso itu, bagaimana ya...". Aku menerawang sejenak,  "beliau punya sedikit reputasi yang tidak begitu baik di sini". Lola  mengangkat wajahnya dan bertanya-tanya. Aku langsung menatap tepat di  matanya yang bulat, wajahku menampakkan raut yang serius setengah mati,  "beliau tidak pernah mengganggu kamu kan?"
  Lola telihat terkejut sekali, dan aku sama sekali tidak terkejut. Si  Santoso itu umurnya hampir 60 tahun, dan kalau dia bukan gay pasti di  sudah di kebiri, soalnya dia sama sekali tidak tertarik sama cewek-cewek  macam Lola ini. Dan semua sekretaris benar-benar suka sama dia soalnya  dia benar-benar baik sama mereka. "Tidak." Lola menggelengkan kepalanya. "Beliau tidak pernah mengganggu  saya." Lola kembali gugup seperti sedang mempertahankan diri. Aku  benar-benar suka melihatnya. "Siswi praktek yang terakhir tahun kemarin pergi dari sini karena Pak  Santoso mengucapkan sesuatu padanya", lanjutku, "Dan penampilan siswi  itu tidak ada setengahnya dari kamu." Aku melihat bibir Lola kembali keluar membasahi bibirnya yang kering,  melihat betapa tangannya bergerak gugup di pangkuannya. Aku membungkuk  mendekati dia, aku benar-benar hampir lepas kontrol waktu dia beringsut  menjauh dariku. "Beliau sering menyombongkan diri pada saya, kamu tahu, betapa senangnya  dia tidur dengan mahasiswi atau anak SMA di sebuah hotel."
  Lalu kantorku kembali sunyi ketika Lola menatapku dengan matanya yang  indah, seluruh tubuhnya yang seksi itu sedikit gemetar ketika ia  berusaha memilih tindakan selanjutnya. Ia menunduk dan langsung berdiri,  memasukan notes dan bolpen ke dalam rompinya. "Maaf pak", katanya sambil terus menunduk, "Pak Santoso tidak pernah  sekalipun mengatakan sesuatu atau melakukan sesuatu yang mengganggu  saya. Terima kasih atas waktu yang sudah bapak berikan."
  Aku ikutin dia berdiri, tubuhku kelihatan lebih rileks lagi, sementara  pikiranku berpacu dan mataku menangkap setiap gerakan Lola yang bergerak  menuju pintu denganku di sebelahnya, mulutku mengucapka maaf beribu  maaf, Aku bilang bahwa aku menyesal karena sudah membuatnya kaget tapi  itu kenyataannya. "Sekarang!" pikiranku berkata memerintah seluruh badanku ketika aku  merasakan pegangan pintu telah kupegang, mata Lola masih tetap menatap  ke depan acuh padaku ketika ia berhenti sejenak menungguku membukakan  pintu buatnya.
  Lola melihat apa yang akan menimpanya, tapi ia tidak bisa menghindar,  dia tidak punya waktu buat menghindar. Telapak tanganku sudah melayang  menghajar muka Lola di sebelah kiri. Lola tersentak, ia menjerit, ia  sempoyongan, lebih banyak karena terkejut daripada karena tamparanku.  Aku bergerak mendekatinya bagaikan binatang yang menyergap mangsanya.  Lola sempoyongan ke kanan dan sepatunya tertekuk ke dalam membuatnya  jatuh di atas lutut kanannya, tangan kanan Lola langsung menumpu  tubuhnya agar tidak jatuh tersungkur. Sambil menggeram aku mengayunkan  kaki. Aku menendang tepat di perutnya, membuat tubuh Lola mengejang,  suara erangan yang menyakitkan terdengar dari mulut Lola ketika ia  kembali jatuh di kedua lututnya, sementara kedua tangan Lola memegangi  perutnya, kepala Lola menunduk ketika dia berusaha keras menghirup  udara, rambutnya yang ikal menutupi wajahnya sementara air liur yang  keluar dari mulutnya membasahi bibirnya yang seksi.
  Kujambak rambutnya, tanganku langsung menggenggam erat, ketika kutarik  rambut Lola ke belakang mendekati tubuhku, sementara tanganku yang lain  menarik bagian atas blusnya. "Lo mungkin udah selesai sama aku, tapi aku belon selesai sama lo",  kataku keras. Lola yang semakin hot di penglihatanku masih berusaha  megap-megap menghirup udara ketika aku menarik blusnya robek, kancing  blus itu terlempar ke lantai, membuat bagian yang sejak ditutupi blus  itu sekarang terbuka. Dada yang halus, mulus dan putih bersih, buah dada  Lola ternyata lebih padat dan besar dari yang sudah aku bayangkan  sebelumnya, dilindungi oleh sebuah BH.
  Tangan Lola terangkat ke atas mendorong tanganku menjauh ketika aku  sedang meremas salah satu gunungan daging di dada Lola, langsung saja  kutarik lagi rambutnya. Lola mengerang kesakitan, tatapan panik dan  ketakutan tampak di matanya ketika ia menatap mataku. "Jangan, jangan."
  Aku tampar dia sekali lagi, lebih keras dari yang tadi, suara jeritannya  terdengar merdu sekali di telingaku ketika kepalanya terlempar ke  samping, sementara tanganku masih menjambak rambutnya yang ikal dan  halus. "Jangan brisik!" Aku tampar dia lagi, jerit kesakitan dan ketakutan Lola bagaikan musik di telingaku, "Tutup mulut lo!"
  Terdengar suara di belakangku, dan ketika aku berbalik aku melihat pintu  kantorku perlahan terbuka dan masuklah Johan dan Toni ke kantorku. Lola  meronta di sampingku, tangannya mencakari lenganku ketika ia berusaha  untuk berdiri. "Tolong saya! Tolong!" Lola menjerit pada Johan dan Toni, harapan mereka  akan menolongnya membuatnya lebih tegar. Lola berhasil setengah berdiri  ketika aku berbalik menghadapi dia lagi, tinjuku mengepal dan  menghantam dadanya, membuat mata Lola membelalak kesakitan dan kembali  jatuh berlutut, kemudian tersungkur di atas kedua tangannya, sehingga  sekarang ia seperti merangkak di tanah, seorang gadis yang seksi  tersungkur di atas tangan dan kakinya, sementara Toni, Johan dan aku  berpandangan satu sama lain.
  Toni lebih pendek dariku, keras, tampan dan tidak bermoral sama sekali,  itulah kenapa kupilih dia sebagai partnerku. Ia kelihatan seperti  seorang akuntan yang baru lulus, tapi itu tidak berbeda jauh dengan  profesinya yang memang seorang akuntan. Dia sudah kawin, dua anak cewek,  tapi dia sama sekali tidak keberatan kalau harus meninggalkan mereka,  walaupun dia pernah cerita kalau dia sering menidurin kedua anaknya itu,  agak bejat juga tapi itu kan bukan anakku jadi aku tidak peduli. Johan  berbeda sama sekali. Ia seperti mandor bangunan yang pake jas. Dia  mungkin berotot, tapi dia juga yang paling pinter diantara kita bertiga,  dan seorang akuntan yang jago pula, terutama kalau dia harus  menghilangkan sejumlah uang dari perusahaan.
  Kalau saja orang lain yang masuk ke kantorku pasti sudah kubereskan.  Tapi sekarang aku masih menunggu, Lola tersungkur, tangan dan lututnya  berusaha menghirup udara, sambil memperhatikan dua rekanku yang baru  saja masuk. Johan mendekati pintu dan aku perhatikan dia. Aku tersenyum  lebar ketika aku melihat dia menutup pintu dan menguncinya tanpa berkata  apapun. Toni memandang Lola lalu memandangku. "Ada apaan nih?" "Hadiah", kataku, "Hadiah buat perpisahan kita dengan kantor ini."
  Aku melihat mata mereka kembali menatap Lola, yang mulai menguasai  dirinya lagi. Aku tahu apa yang mereka lihat, seorang gadis berlutut di  lantai, stocking hitam yang menutupi paha yang indah, rok yang ketat  yang menutupi bulatan pantat yang penuh, blus yang ia pakai terbuka dan  menggantung di tubuhnya, buah dadanya bergoyang-goyang dan rambutnya  yang ikal bergoyang kian kemari ketika gadis itu megap-megap menghirup  udara. Tidak ada laki-laki yang benar laki-laki yang tidak mau menyicipi  gadis itu saat itu juga.
  Lola menatap mereka, memohon dan meratap agar mereka menolongnya. "Saya mohon, tolong saya", ia meratap, dan aku melihat itu menyentuh  Toni. Aku melihat raut muka Toni langsung berubah, Aku melihat nafsu dan  sadis sudah menguasai seluruh tubuh Toni ketika ia menatap Lola di  bawahnya. Lola juga melihat itu dan air mata mulai mengalir dari matanya  yang indah, sedu tedengar dari mulut Lola ketika ia menatap ke arah  Johan dan menemukan wajah Johan yang tanpa perasaan dengan mata yang  berkilat-kilat. "Gimana kalo lo tunjukin yang lo dapet", kata Toni sambil terus menatap Lola.
  Aku menurut, dengan tangan masih di rambutnya kutarik Lola supaya  berdiri, tangan Lola meremas lenganku keras-keras, tapi aku tidak peduli  sambil terus menariknya supaya berdiri lagi atas sepatunya yang  bertumit tinggi itu. Dan ketika dia sudah berdiri kupegang tangannya dan  kulipat ke belakang, pantat Lola menyentuh selangkanganku, membuat  penisku berontak ingin keluar. Aku pegang tangannya yang satu lagi dan  melipatnya juga ke belakang menjadi satu dengan tangannya yang lain.  Dengan tangan dipegangi olehku, kutarik tubuh Lola mendekati badanku,  terus aku gosokin pantatnya ke penisku yang sudah tegang setengah mati,  Lola cuma bisa meratap dan menangis dengan perlakuanku itu.
  Aku jambak lagi rambut Lola dengan tanganku yang masih bebas dan  menariknya ke atas, sesaat tubuhnya kehilangan keseimbangan, dan semakin  mepet ke badanku. Buah dada Lola yang bulat dan kencang menyembul ke  depan dihalangi oleh BH-nya, air mata menggenang di mata Lola ketika ia  melihat Toni mendekati dirinya. Toni menatap mata Lola, dan aku melihat  Lola menjilat bibirnya dan menelan ludah berusaha tenang dipegangi oleh  tanganku. Toni tersenyum dan mengulurkan tangannya mengelus pipi kiri  Lola. Tubuh Lola diam tak bergerak, tapi tetap terasa hangat di badanku.  Jari-jari Toni mengelus pipi Lola lalu turun meraba kulit yang halus di  leher Lola yang putih bersih tak bercela. Lola akhirnya bersuara, suara  lebih tenang daripada ketika aku menamparnya tadi, tapi masih terdengar  nada ketakutan dan gemetar. "Lepaskan saya. Saya tidak akan bilang ke siapapun. Tolong lepaskan saya dan saya akan tutup mulut."
  Lola menelan ludah lagi, semua diam, menunggu seseorang untuk bereaksi,  dan aku masih menunggu reaksi Toni yang tersenyum sambil meletakan  tangannya ke bahu Lola, bahu yang gemetar panik dan ketakutan. Sebuah  jerit kesakitan terdengar lagi dari bibir Lola ketika Toni mengangkat  lututnya dan menghantam tepat di perut Lola membuat lutut Lola menekuk  kesakitan, tanganku mengeraskan pegangannya ketika Lola meronta  kesakitan sampai akhirnya dia bisa berdiri karena masih kupegangi.
  Lola kembali menguasai dirinya, masih megap-megap kesakitan, kakinya  kembali diluruskan, sempoyongan berusaha berdiri lagi, sementara Toni  menatapnya sambil tersenyum sadis dan aku balik tersenyum pada Toni dari  belakang Lola dan Johan hanya memperhatikan semuanya dari seberang,  matanya mengatakan bahwa ia menikmati ini semua.
  "Siapa yang suruh lo bicara?" kata Toni sambil menggerakkan kepala Lola  yang lunglai ke kiri dan kanan sambil melihat ke mata Lola yang basah  karena air mata. "Namanya siapa sih?" tanya dia ke aku. "Lola Amelia." Kataku singkat. "Nah Lola", Toni meraba perut Lola yang rata, membuat tubuh Lola meronta  berusaha menghindar, tapi Lola mengerti untuk tidak bersuara  sedikitpun. "Nah Lola, lo benar-benar cewek yang cantik. Pernah tidak ada orang yang  bilang begitu sama lo?" Tangan Toni sekarang ada di punggung Lola,  membuatnya semakin dekat dengan Lola. "Jawab!" bentak Toni, sambil menarik tubuh Lola mendekat padanya  membuatnya semakin jauh dari tubuhku, sementara aku masih menggosokan  penisku ke pantat Lola, rasa ketakutan dan tak berdaya Lola makin  membuatku bernafsu. "yyaa..", suara yang gemetar, penuh ketakutan dan tak berdaya membuatku  ingin langsung melemparnya ke lantai dan langsung menidurinya saat itu  juga. "Aku yakin udah ada yang pernah ngomong gitu kan", Toni kembali mendekat  dan sekarang mulai menjilati leher Lola dengan lidahnya, tangisan Lola  semakin membuat Toni bersemangat ketika ia menemukan kancing BH Lola dan  mulai melepaskannya. Tangis Lola semakin keras sementara ia diam tak  bergerak di antara aku dan Toni, yang menggosokkan tubuh masing-masing  ke tubuh Lola.
  Aku mengela nafas ketika aku merasakan tangan Toni sudah melepas kancing  BH Lola, dan aku langsung melepaskan pegangan tanganku dari pergelangan  tangan Lola dan kutarik rompi serta blusnya dari bahu Lola, terus turun  ke lengan sementara tubuh Lola dipegangi oleh Toni dari depan. Kulempar  pakaian itu ke lantai dan melihat punggung Lola yang halus dan sangat  menggairahkan. Tangan Lola sekarang menahan bahu Toni, dan aku bisa  melihat betapa tangan itu gemetar ketakutan, Lola ketakutan untuk  melawan dan menolak Toni. Aku melepaskan sepatuku dan berjalan ke  samping di mana aku bisa melihat Toni dan mainan kita yang baru dengan  jelas.
  "Cantik, cantik sekali", bisik Toni, tangannya mengelusi punggung Lola. "Sekarang kita melihat dada kamu." Toni kemudian menarik turun BH Lola  hingga lepas dari tubuhnya sementara tubuhnya masih dalam dekapan Toni.  Aku melihat mata Lola sekarang menatap kosong, dan penuh dengan air  mata, ketakutan, dan putus asa. Aku turunkan celanaku dan menggosok  penisku lewat celana dalamku sambil melihat Toni bermain dengan Lola,  melepaskan BH itu dan membiarkannya jatuh ke lantai di antara mereka. Tangan Toni mengusap belakang kepala Lola, dan Aku melihat tubuh Lola  kembali gemetar ketika Toni melangkah ke belakang menjauhi Lola, mata  Toni melahap habis buah dada Lola, dua buah bukit daging bulat mengacung  dari dada Lola, bergantung lepas dan tampak besar bila dibandingkan  dengan tubuh Lola yang ramping, puting susunya yang berwarna merah muda  tampak mengeras karena kedinginan dan gesekan dengan pakaian Toni tadi.  Toni kembali menarik tubuh Lola, dan meredam tangisan Lola ketika ia  melumat bibir Lola dengan bibirnya, menarik kepala Lola hingga mendongak  dan menciumi bibir Lola serta menjulurkan lidahnya dalam mulut Lola  yang hangat.
  Sesuatu telah membuat Lola tersadar, karena tiba-tiba ia mendorong tubuh Toni menjauh sekuat tenaga, sambil menjerit. "Tidak! Tidak! Bajingan!" Lola mundur menjauhi Toni seperti binatang  yang terluka, tangannya menutupi buah dadanya. Lola memandang ke arahku,  rambutnya menutupi sebagian wajahnya, wajahnya bersimbah air mata, dan  matanya, matanya yang indah itu memancarkan teror dan putus asa, ia  kemudian mendekati Johan, matanya memohon dan suaranya histeris meratap  pada Johan. "Toloongg.., saya.., ahh, hentikan ini semua." Lola seharusnya sudah  menyadari dari tadi. Raut muka Johan sekarang berubah, dan ia tersenyum  pada Lola, dan aku kembali melihat teror kembali timbul di sekujur tubuh  Lola ketika ia menyadari bahwa sekarang ia sudah terjebak dan setiap ia  memandang mata setiap orang di ruangan itu yang ia lihat hanya nafsu  dan kesadisan.
  Ia berusaha lari keluar, menghindar dari Toni yang tidak bergerak  sedikitpun untuk menghalanginya, tapi aku yang bergerak, kutabrak dia  dengan bahuku hingga Lola terjengkang dan terbanting ke lantai. Dan  langsung saja kita bertiga menyerbu ke arahnya. Aku ingin memperkosa  dia, Aku ingin membuatnya sakit dengan penisku dan mendenger jeritnya  waktu kuperkosa dia. Aku sudah seluruhnya dikuasai nafsu birahi ketika  aku menarik sepatunya, kemudian merobek stocking dan roknya sementara  Johan dan Toni memegangi tubuh Lola yang meronta dan mengejang, jeritan  Lola berbaur dengan nafsuku menambah semangatku menelanjanginya.
  "Pegangi dia",. Aku mendengar Toni berkata, dan aku langsung memegangi  kakinya yang berusaha menendangku. Setelah memegangi kedua kaki Lola aku  baru bisa menikmati tubuh Lola yang telah telanjang bulat dengan  leluasa, tubuh yang terbaring tak berdaya antara aku dan Johan yang  memegangi tangannya di atas kepala Lola. My God, dia benar-benar punya  badan yang indah, buah dada Lola bergoyang kian kemari ketika Lola  meronra-ronta, penuh, bulat dan kenyal, perutnya benar-benar rata dan  kelihatan kuat karena aku melihat otot-otot yang mengejang ketika ia  meronta. Dan gila, pahanya, pahanya putih bersih dan halus mulus, di  pangkalnya kulihat rambut kemaluan halus hitam menutupi gundukan  vaginanya. Aku benar-benar tidak sabar buat masuk ke gundukan itu,  penisku seakan-akan akan meledak ketika aku terus memeganginya dan  melihat Toni berdiri di samping tubuh Lola, dengan ikat pinggang di  tangan, matanya berkilat liar dan nafasnya mendengus-dengus.
  "Pukul dia Ton!", Johan berkata dan aku juga melihat pancaran birahi dan sadis dari matanya ketika ia memandang Lola. "Jangaann!" Lola menjerit sementara matanya mendelik ketakutan ketika ia  melihat ikat pinggang itu mengayun ke perutnya, suara ikat pinggang  kulit yang beradu dengan perut Lola sekeras jeritan Lola yang melolong.  Ia mengejang di tanganku, sambil terus kupegangi, Lola meronta kesakitan  ketika Toni mengayunkan lagi ikat pinggangnya terarah ke buah dadanya,  membuat gundukan itu bergoyang-goyang liar sementara Lola terus menjerit  dan mulai menangis lagi.
  Toni terus memecuti Lola, mengayunkan ikat pinggang kulit itu tubuh Lola  yang putih bersih, ke buah dadanya, perutnya, pahanya, membuat tubuh  Lola menjadi belang kemerahan sementara Lola sendiri meronta dan  menjerit dan menangis dipegangi olehku dan Johan. Aku tidak bisa  mengalihkan pandanganku dari tubuhnya yang terkejang-kejang, rontaannya,  tubuhnya memilin, menekuk, dan menjerit-jerit. tidak ada yang lebih  menggairahkanku daripada melihat gadis yang sedang menjerit-jerit  kesakitan. Aku harus memperkosanya.
  Kulepaskan peganganku, melepaskan celana dalamku dan bajuku sementara  Lola menarik kakinya hingga menutupi dadanya, dengan tangan masih  dipegangi oleh Johan. Suara yang terdengar dalam ruangan itu hanya  tangisan Lola, tangisan yang benar-benar menyayat hati, yang membuat  penisku makin bergoyang-goyang ingin segera memuntahkan isinya. Aku  berjongkok dan menarik kaki Lola lalu membukanya, pikiranku sudah gelap  ketika aku menindih tubuh Lola membuatnya Lola terhenyak di sela-sela  tangisannya. Aku meraba kaki Lola yang panjang dan merasakannya  bersentuhan dengan kakiku, membuat tubuhku ikut gemetar karena nafsu.  Aku merasakan buah dada Lola yang ditindih oleh dadaku, perut Lola yang  hangat naik turun di bawah perutku, tubuhnya sekarang hanya sebuah mesin  untuk memuaskan nafsuku, untuk memuaskan birahiku.
  Aku meraih penisku dan memeganginya, memandang ke arah Lola yang  memalingkna wajahnya dariku, matanya terpejam erat-erat sementara di  pipi dan dahinya menempel rambut yang lengket karena keringat dan air  mata. Aku mengarahkan penisku ke vagina Lola, cairan yang keluar dari  penisku membasahi vaginanya, membantuku membuka bibir vagina Lola sampai  aku merasakan liang vaginanya tepat di depan kepala penisku. Lola  mengerang dan merintih, tubuhnya kembali meronta-ronta, giginya  menggeretak ketika kujambak rambutnya dan menariknya hingga mendongak  sehingga aku bisa mencium bibirnya yang sensual, menikmati jeritan Lola  ketika aku menghunjamkan penisku ke vaginanya yang kering kerontang,  menikmati rasa sakit dan ketakutan Lola ketika aku mulai memperkosanya.
  Aku masukkan lidahku ke mulut Lola yang hangat dan basah, tubuhku bagai  terbakar ketika merasakan jepitan vagina Lola di batang penisku ketika  kepala penisku menembus selaput daranya, kaki Lola terangkat karena  kesakitan dan rintihan terdengar dari tenggorokannya. Tubuhnya mengejang  berusaha melawan ketika aku mulai bergerak dengan keras di vagina Lola.  Aku tarik penisku sampai tinggal kepalanya di vagina Lola sebelum  kudorong lagi masuk ke dalam rahimnya. Dia benar-benar gila, sungguh  gila, menggairahkan, masih meronta-ronta di bawah tubuhku, kakinya masih  bisa bergerak-gerak berusaha menutup, masih terus merintih dan menangis  dan tersendak dan aku merasakan betapa tersiksanya dia lewat lidahku  yang ada di mulutnya.
  Aku merasakan cairan di penisku yang ada di dalam vagina Lola, sebagian  pasti darah perawan Lola yang keluar ketika Aaku merobek selaput  daranya, sebagian lagi mungkin cairan penisku yang keluar sebelum aku  benar-benar ejakulasi, tapi cairan itu membuat gerakanku makin lancar,  dan penisku mulai berdenyut-denyut menyebar ke seluruh tubuhku. Setiap  kali kudorong penisku masuk Lola mendengus. Aku melepaskan bibirku dari  mulut Lola dan menjilat turun ke lehernya, berhenti bergerak di  vaginanya berusaha menikmati setiap saat dari perkosaanku selama  mungkin, aku ingin merasakan ini selamanya ketika tubuhku bergetar lepas  kontrol waktu aku menyedot leher Lola yang jenjang dan putih, sementara  penisku terbenam seluruhnya dalam vagina Lola.
  Aku terus menahan penisku di dalam vagina Lola, menikmati sensasinya,  menikmati tangis kesakitan dari mulut Lola. Aku lalu mulai bergerak  lagi, memperkosa dia pelan-pelan, lalu brutal dan menyakitkan, merasakan  kenikmatan yang makin memuncak, memaksaku sekali lagi untuk bergerak  pelan-pelan, memaksaku bergerak berirama, merasakan orgasmeku yang kian  dekat, aku tahu sebentar lagi aku akan keluar, dan aku akan mengeluarkan  semua spermaku di dalam tubuh Lola yang sedang merintih di bawahku. Aku  makin keras menyedot leher Lola dan mulai mengigitnya, tanganku meremas  rambut di kepalanya, tubuhku menyatu dengan tubuh Lola, dengan  lehernya, dadanya, buah dadanya, perutnya, vaginanya, dengan vaginanya  yang sempit dan hangat menjepit erat, pahanya, hingga betisnya. Aku  merasakan semuanya ketika erangan kecil keluar dari dadaku.
  Aku akan keluar, Aku mau keluar, Aku akan meledak sebentar lagi, biarpun  Aku berusaha menahan sekuat tenaga tapi aku tidak bisa menghentikannya  ketika aku mengerang, mendengus bagaikan banteng, otot pahaku menegang  ketika penisku berdenyut-denyut tak terkendali di dalam vagina Lola,  menyemburkan sperma demi sperma ke rahimnya yang terluka, kenikmatan  yang amat sangat seakan-akan menyakitkan tubuhku, membuat nafasku  tersengal-sengal. Dan Lola menyadarinya, dia sangat sadar bahwa aku  sudah mengalami orgasme dan itu membuatku makin nikmat karena dengan  begitu dia tahu bahwa aku sudah menaklukan dirinya, dan aku telah  menyetubuhi dan meyemburkan spermaku ke dalam tubuhnya. Aku terbaring  selama satu menit penuh, tubuhku lemas karena kenikmatan yang  bertubi-tubi, tubuhku sesekali bergidik dan bergerak-gerak teratur  terangkat oleh gerakan dada Lola yang menangis.
  Kuangkat tubuhku dari atas tubuh Lola, penisku masih keras dan tegang  waktu kutarik dari vagina Lola. Aku berdiri dan memperhatikan Lola,  tubuh seksi yang baru saja kunikmati. Kuremas penisku, membuatnya  berdenyut dan melonjak lagi karena gairah ketika kulihat kaki Lola yang  ramping, yang sekarang tertekuk tak berdaya, melihat pinggulnya yang  bulat, melihat perutnya yang rata, buah dadanya yang masih menakjubkan  bergerak, pada wajahnya yang seperti model, yang semakin cantik dengan  rasa sakit dan air mata. Aku bergidik lagi dan menatap Johan yang sedang  menatap Toni. "Giliran siapa?"
  Toni mengangguk ke arah Johan, yang tersenyum dan mengangkat tubuh Lola  dengan tangannya. Lola sempoyongan dipegangi oleh Johan di lengannya,  dan menyeretnya ke mejaku. Lola tak bersuara ketika Johan membungkukan  tubuhnya ke mejaku, hingga sekarang mulai pinggang hingga kepala Lola  terbaring menelungkup di atas mejaku, semetara kakinya masih di lantai.  Ketika aku pergi ke seberang meja dan memegangi pergelangan tangan Lola  aku mendapatkan ide. Aku ambil pita perekat dari mejaku dan mengikat  kedua pergelangan tangan Lola jadi satu. Lola tidak sekalipun melihat ke  arahku, dia hanya berdiri, dengan setengah tubuhnya terbaring di meja,  ketika aku terus mengikat pergelangan tangannya dengan perekat. Dia  benar-benar gadis yang cantik pikirku. Setelah selesai kutarik tangan  Lola hingga tergantung di sisi lain mejaku, sekarang kepala Lola  tergantung di pinggir meja, buah dadanya menjadi bantalan bagi tubuh  Lola di meja, menempel pada meja kayu jati itu.
  "Pantatnya benar-benar bikin kku gila", kata Johan sambil meraba dua  bulatan pantat Lola. Lola memang punya pantat yang sempurna, apalagi  kalau dibandingkan dengan tubuhnya yang ramping, bentuknya sempurna,  penuh, lembut, halus dan tanpa noda. Aku harus memasukkan juga ke sana  pikirku ketika aku melihat Johan meraba, meremas dan menarik pantat  Lola, membuat Lola melonjak di mejaku sementara aku terus menahan tangan  Lola. Johan segera melucuti pakaiannya, sambil terus memandang pantat  Lola yang luar biasa itu.
  Penis Johan langsung mengacung keluar, dan aku tersenyum. Penisnya  besar, dan panjang juga, hampir 20 senti, dan Johan siap memasukkan  semuanya ke tubuh Lola. Aku ingin tahu juga bagaimana perasaan Lola  waktu nanti Johan memasukkan penisnya ke badannya, memperkosanya dan  menyakitinya. Kujambak lagi rambut Lola dan mengangkat kepalanya  sehingga aku bisa melihat wajah Lola, wajah Lola berkilat karena air  mata dengan bibir dan mata yang sempurna bagiku. Mata Lola terpejam tapi  dengan melihat ekspresi wajah Lola aku bisa tahu apa yang sedang  dikerjain Johan pada tubuh Lola. Pasti Lola merasakan sakit yang luar  biasa waktu Johan masuk ke tubuhnya, walaupun aku sudah membasahi  vaginanya dengan sperma dan darah perawannya.
  Wajah Lola mengerenyit dan gemetar, erangan keluar dari mulutnya pada  saat bersamaan. Aku dengar Johan juga mengerang, setelah itu terdengar  suara daging bergesekan dengan daging, dan aku tahu Johan sudah masuk ke  vagina Lola. Bibir Lola bergetar, air mata mengalir lagi dari matanya  ketika kudengar suara tubuh berbenturan dengan tubuh yang lain, terus  berulang-ulang. Johan memperkosa Lola dengan brutal dari belakang,  seperti seekor ******, sementara aku terus mengangkat kepala Lola,  melihat wajahnya, menghembuskan nafasku ke wajah Lola, melihat rasa  sakit dan sengsara yang terlukis bergantian di wajah Lola, dan Lola tahu  bahwa aku sedang memandang wajahnya dan itu bagi Lola sama hinanya  dengan diperkosa.
  Aku terhanyut, terhanyut oleh wajah Lola, ketika aku dengar suara lain,  dan aku melihat mata Lola terbelalak karena sakit dan shock, mata yang  bulat hitam dan berkilat karena air mata, melihat bibirnya yang  membentuk huruf 'O' sambil menjerit kesakitan. Aku tahu itu pasti Toni,  dan itu pasti ikat pinggangnya yang diayunkan ke punggung atau pantat  Lola, tapi aku tidak bisa melepas pandanganku dari wajah Lola, dari mata  yang penuh penderitaan dan putus asa tapi berkilat indah. Aku bergidik  dengan birahi yang memuncak lagi, penisku menegang lagi, menyakitkan,  ketika aku melihat wajah Lola yang berkerut kesakitan dan penuh rasa  malu.
  Kudengar Johan mendengus dan mendengus lagi, dan aku tahu kalau dia baru  saja ejakulasi di vagina Lola, dan Lola juga menyadarinya, dan ia lalu  memejamkan matanya yang berlelehan air mata dan kembali menangis  tersedu-sedu, dan setiap pecutan Toni mengayun, tangis kesakitan kembali  terdengar dari dada Lola. Suara pecutan kemudian berhenti, dan aku  melepaskan peganganku di rambut Lola, membiarkan kepalanya terjatuh  lagi. Aku berdiri dan berpikir seharusnya aku juga mencoba mulut Lola  sekarang juga, tapi Toni masih belum mendapat giliran.
  "Dia benar-benar hebat", kata Johan, sambil masih melihat ke pantat Lola. "Cewek yang benar-benar hot. Waktu lo pukul dia pake iket pinggang lo  Ton, Aku kira barangnya bakal bikin punyaku putus saking kerasnya  ngejepit." Toni cuma tersenyum dan kita semua berpandangan satu sama  lain dan tersenyum.
  Toni membuat sebuah gerakan dan aku mengangguk ke Johan. Johan menarik  Lola dengan menjambak rambutnya, membuat kepala Lola terangkat dan  kemudian dadanya, membuat dada yang tadi tertindih menyembul tegak lagi,  sebelum tubuh Lola terlempar lagi ke lantai, rambut Lola menutupi  wajahnya sementara tangannya yang masih terikat menumpu tubuhnya yang  terbaring miring, dan kaki Lola yang indah menekuk di lutut. Aku pegang  penisku merasakannya berdenyut lagi. Lola, Lola benar-benar sesuatu yang  memabukkan.
  Toni berjalan memutar dan mendorong kursiku, kursi besar dari kulit yang  biasa dipakai para wakil presiden direktur perusahaan internasional, ke  depan Lola. Toni lalu melucuti pakaiannya sendiri, tapi matanya tidak  lepas dari tubuh Lola. Ruangan itu sunyi lagi, yang terdengar hanya  suara pakaian Toni yang dilempar ke atas lantai dan tangisan Lola yang  lirih. Ketika telah telanjang bulat Toni duduk di kursiku, merosot  sedikit, dan memegang penisnya hingga mengacung ke atas. "Coba kamu ke sini Lola", katanya, mata Toni penuh birahi, "dan kulum punyaku."
  Kita semua menunggu, memperhatikan Lola, setengah berharap ia akan  menurut dan setengah berharap ia akan menolak, sehingga membuat kita  punya alasan buat menyiksanya lagi dan menyakiti tubuh yang indah itu.  Ia terisak sekali dan kemudian mulai bergerak, merangkak dengan  lututnya, menuju ke arah Toni, rambutnya yang panjang dan ikal menempel  di wajah, buah dada dan punggungnya.
  Aku memperhatikan dengan penisku di tanganku, ketika ia sampai di dekat  Toni dan ia meraih penis Toni di pangkalnya dengan tangannya yang  terikat, setelah itu membuka bibirnya yang penuh dan sensual itu, lalu  mendorong mulutnya ke penis Toni. Aku pengen sekali meperkosa dia saat  itu juga, tubuh yang penuh sensasi. Dia benar-benar merangsang, berlutut  seperti itu, sementara kepalanya mengangguk-angguk ketika ia melayani  Toni, pipi Lola menghisap dan mengulum penis Toni, sebagian rambut jatuh  di wajahnya.
  Aku memandang Toni, melihat raut mukanya yang kecewa. "Dia tidak tau bagaimana mengulum yang benar", kata Toni, sambil  memandangku, tangan Toni sekarang meremas rambut Lola ketika ia  memegangi kepala Lola. "Cewek ini tidak bisa make mulutnya buat muasin aku." Lola merintih  mendengar perkataan Toni, dan mengikuti pandangan Toni yang sedang  melihat ke ikat pinggang kita yang tergeletak di lantai. Aku tersenyum  pada Toni dan mendekati Johan, mengambil ikat pinggangku, melihat tubuh  Lola gemetar lagi seakan tahu apa yang akan terjadi sebentar lagi,  kepalanya bergerak makin cepat di penis Toni, hampir putus asa.
  Aku berdiri di belakang Lola, dengan ikat pinggang di tanganku, ujung  ikat pinggang itu mengayun-ayun di tanganku, Johan ada di sebelahku,  Otot tubuh Toni menengang memegangi Lola. Tanganku dan Johan terangkat  dan mengayunkan ikat pinggang masing-masing ke pantatnya, keduanya  mengenai sasaran, tubuh Lola melonjak kesakitan sementara lolongan  kesakitan terdengar dari tenggorokannya, diredam oleh penis Toni yang  masih ada di mulut Lola. Aku memecut lagi ke arah pantatnya, Lola  menjerit lagi, Aku berhasil membuat tanda merah di pantatnya ketika Lola  menjerit kedua kalinya, dan yang ketiga ketika ikat pinggang Johan  mendarat ke pahanya, kepala Lola terlonjak sedikit ketika Toni menekan  kepalanya turun ke pangkal penis Toni. Jeritan Lola berubah menjadi  batuk dan suara tersedak, walaupun kita berdua masih terus memukulinya,  penis Toni rupanya masuk hingga tenggorokannya.
  Aku bisa melihat sekarang, Aku melihat benjolan kepala penis Toni di  tenggorokan Lola, mata Lola menatap liar, tubuhnya meronta-ronta karena  rasa sakit, panik dan kekurangan udara, tangannya menggapai-gapai,  terlalu takut untuk mendorong tubuh Toni yang dengan tangannya menahan  kepala Lola agar tetap di pangkal penisnya. Aku mengayunkan ikat  pinggangku lagi, membuat suara jeritan terdengar lagi ketika ujung ikat  pinggangku yang dilapisi logam menghajar punggung Lola yang mulus, tubuh  Lola mengejang sama seperti tadi ketika ia diperkosa dan dipukuli.
  Toni benar-benar brutal, dengan kedua tangan di sisi kepala Lola,  meremas rambut Lola, ia menggerakkan kepala Lola di penisnya,  menghunjamkan wajah Lola ke selangkangannya ketika ia memasukkan seluruh  penisnya hingga ke tenggorokan Lola. Kita berdua juga brutal, ketika  kita mengayunkan ikat pinggang ke pantat Lola, paha Lola bahkan punggung  Lola ketika kita bersamaan menyiksa tubuh cantik yang terus menjerit,  gemetar, mengejang dan berkeringat. Pikiranku sudah berkabut, walapun  tanganku sudah lemas, pantat dan paha Lola sudah bilur-bilur kebiruan  karena terus dipukuli, jeritannya makin keras dan melolong-lolong,  penisku sudah tegang sekali seakan-akan ingin meledak ketika aku melihat  Toni terus menghunjamkan wajah Lola ke pangkal penisnya dan sekarang  menahannya di situ dan aku sadar Toni sedang ber-ejakulasi di  tenggorokan Lola, menggeram ketika ia terus menahan kepala Lola. Ini sudah terlalu lama, Aku sudah menunggu terlalu lama. Aku harus  memperkosa dia lagi, Aku harus menikmati lagi tubuh Lola Amelia yang  sedang jadi mainan kita. Aku jambak lagi rambut Lola, di pangkalnya dan  menariknya dengan kasar dari pegangan Toni, air liur Lola dan sperma  Toni mengalir keluar dari mulutnya ketika kuseret dia sekitar dua meter  dari Toni dan melemparkannya hingga jatuh tertelungkup. Aku berlutut di  belakang dia, dan meraih pinggul Lola yang bulat, dan menarik pantatnya  yang biru-biru hingga menungging, penisku bergoyang-goyang di depanku  sementara aku menggeram bagai binatang, mengarah ke vagina Lola yang  terluka.
  Aku masuk lagi dengan brutal, berharap aku kembali menyakiti Lola,  berharap dia menjerit kesakitan, tapi yang aku dengar hanya suara  mengerang ketika penisku masuk ke rahim Lola. Aku bergoyang keluar masuk  sebanyak tiga kali, vagina Lola masih sangat sempit dan nikmat, Aku  hampir saja diam tak bergerak di situ. Tapi pantat Lola, dengan liang  anus berkerut berwarna kecoklatan terlihat seperti menggodaku,  jari-jariku membuka belahan pantat Lola yang memanggil-manggilku. Aku  meringis ketika kutarik penisku dari jepitan vagina Lola dan  mengarahkannya ke liang anus Lola.
  Reaksi Lola benar-benar menggairahkan. Rintihan dan ratapan keluar lagi dari bibir Lola. "Jangan, jangan, saya mohon, jangan...!" Lola merintih dan meronta  sekarang lebih kuat dari pada yang kuduga sebelumnya, lututnya terangkat  dari lantai, otot-otot di pantatnya mengejang berusaha menutup,  pinggulnya bergoyang berusaha melepaskan diri dari peganganku. Tapi aku  tidak peduli, tidak ada yang bisa menghalangiku buat menikmati pantat  Lola. Dan kupegangi dia, di pinggulnya, penisku yang sudah dibasahi oleh  vagina Lola, menekan ke liang anus Lola, tubuh Lola menggeliat dan  meronta dalam peganganku sembari memohon agar aku berhenti, dan  melakukan apa saja, apa saja selain sodomi.
  Aku menekan lebih keras lagi, jari-jariku membuat memar baru di pinggul  Lola, ketika Aku merasa liang anus Lola mulai terbuka, jeritan pelan  mulai terdengar dari mulut Lola, keluar dari dada Lola, dada dengan  payudara yang bulat yang sekarang tertindih tubuh Lola di lantai yang  terus berusaha merangkak menjauh dariku. Setelah itu yang kudengar hanya  jeritan Lola yang melengking hingga akhirnya terputus sendiri ketika  kepala penisku berhasil menembus masuk anus Lola, membuatku gemetar  karena sensasi yang timbul. Sempit, sempit sekali sampai membuat nyeri,  semakin nyeri ketika kupaksa penisku masuk lebih dalam lagi, dan lebih  dalam lagi, jeritan Lola berubah menjadi lolongan ketika telapak tangan  Lola mengepal menahan sakit, dahinya terbenam ke karpet ketika lolongan  Lola berubah lagi menjadi tangisan kekalahan dan kesakitan bersamaan  dengan masuknya sisa penisku ke anus Lola yang terus menjepit dan  memijati batang penisku.
  Kutarik lagi penisku keluar, menikmati gerakan tubuh Lola yang  kesakitan, dan kemudian mendorongnya masuk lagi sekeras-kerasnya ke  dalam anus yang sempit luar biasa itu. Aku tidak punya pikiran lain  selain menyodominya, dan terus menyodominya, menyodomi dubur Lola dengan  brutal, sekuat tenaga, dan menikmati setiap rasa sakit yang dirasakan  oleh Lola, rasa teror yang dialami Lola, kekalahannya. Aku sadar ketika  gerakanku di anus Lola mulai lancar, Johan berlutut di depan Lola, dan  aku melihat penisku kembali berlumuran darah ketika aku menarik penisku  keluar untuk yang kesekian sebelum mendorongnya masuk lagi. Johan ada di  depan Lola, menarik rambutnya dan memegang kepala Lola dengan  kepalanya, menarik rahang Lola, memaksanya membuka mulut, dan memasukkan  penisnya ke dalam mulut Lola dan memperkosanya sebrutal aku yang ada di  anusnya.
  Aku tidak tahu berapa lama kita memperkosa Lola, Aku di anus dan Johan  di mulut, tubuh Lola terus-menerus mengejang dan gemetar dengan suara  mengerang lirih kesakitan dan mulutnya. Aku tenggelam di kabut birahi  dan nafsu, seluruh pikiranku aku pusatkan di penisku, pada dua buah  bulatan daging yang merupakan pantat Lola, aku terus bergerak, keluar,  masuk, keluar, masuk, dan aku merasa orgasmeku kembali datang, menyakiti  penisku, mengingat aku baru saja orgasme beberapa saat yang lalu, tapi  aku menikmati rasa sakit itu, rasa sakit yang sangat nikmat sementara  aku terus bergoyang di pantat Lola hingga akhirnya aku tersentak,  seluruh tubuhku tersentak dan aku ejakulasi di dalam anus Lola, penisku  berdenyut dan menggelinjang terus dan terus ketika aku memuntahkan  spermaku ke anus Lola, menaklukkan lagi gadis itu, gadis yang sangat  merangsangku, Lola Amelia.
  Aku terdiam beberapa saat, mendengar Johan yang mendengus menyelesaikan  hajatnya di mulut Lola, dan aku menarik penisku keluar, mendesis ketika  anus Lola kembali menjepit batang penisku erat-erat untuk terakhir  kalinya sebelum aku jatuh terduduk. Aku duduk di situ semenit, melihat  Johan yang menarik penisnya dari mulut Lola dan berdiri, membiarkan  tubuh Lola jatuh tersungkur ke lantai lagi.
  Aku menggelengkan kepalaku, mengerjapkan mataku dan berjalan ke kursi  dimana Toni sedang beristirahat dan duduk. Toni sedang memandangi Lola,  alat hiburan kita bertiga. Kaki Toni menendang tubuh Lola beberapa kali,  tidak keras. Kemudian ia mengulurkan tangannya dan menggulingkan tubuh  Lola hingga telentang.
  "Benar-benar cantik dia", katanya, mengucapkan apa yang ada di  pikiranku. Lola, Lola Amelia, terbaring tak berdaya di lantai. Tangannya  dengan pergelangan tangan masih terikat terangkat ke atas kepalanya,  membuat tubuhnya makin ramping, semakin tinggi, dan langsing. Buah  dadanya masih mengacung di dadanya, memerah dan bilur-bilur karena  pukulan-pukulan Toni. Lehernya panjang, halus dan putih, terlihat  seperti menelan ludah beberapa kali, dan setiap kali menelan Lola  terlihat kesakitan, nafasnya terdengar berat dan terputus-putus. Darah  tampak sedikit mengalir dari hidungnya dan bibirnya, bibirnya yang penuh  dan sensual itu bilur-bilur membiru. Mata Lola terpejam, dan alis  matanya tampak semakin menarik dengan wajah yang basah karena air mata  dan keringat. Pinggangnya ramping dan perutnya, gemetar pelan ketika ia  mengerang kesakitan, perkosaan dan pukulan kita pada Lola membuat ia  tidak bisa berbaring tanpa kesakitan.
  Bagiku tidak ada yang lebih merangsangku daripada melihat cewek yang  sedang kesakitan, dan Lola Amelia di depanku ini sedang kesakitan  setengah mati. Kupikir kita bertiga benar-benar terkagum-kagum karena  kita semua cuma berdiri dan duduk di situ dan memandangi Lola, menikmati  setiap jengkal tubuh Lola yang sedang menggeliat-geliat kesakitan. Toni  membuyarkan lamunan itu, ia bangun dan mendekati tumpukan pakaiannya,  penis Toni mengacung tegang ketika ia sedang merogoh-rogoh kantong  bajunya, mengeluarkan satu pak rokok dan zippo. Ia menyalakan satu  batang rokok, menghisap dan berjalan mendekati dan berdiri dekat dengan  kaki Lola, memandangi tubuh Lola di bawahnya. Aku menarik kursiku supaya  aku bisa melihat apa yang dikerjakan Toni lebih jelas lagi, ketika Toni  berlutut dengan rokok masih ada di bibirnya.
  Toni menarik kaki Lola, tidak menghiraukan erangan sakit dari Lola  ketika ia mengangkat kaki Lola dan menyangkutkannya ke bahunya sendiri.  Ia bersandar ke depan, penis Toni tepat mengarah ke vagina Lola yang  memerah karena diperkosa beruntun, tubuh Toni hanya ditumpu oleh kaki  Lola dan satu tangan Toni. Lola sama sekali tidak membuka matanya, hanya  mengerang ketika Toni menekan penisnya ke vagina yang sudah kesakitan,  membenamkannya hingga pangkal. Ia menahannya di situ, menatap wajah Lola  di bawahnya, wajah Lola yang cantik, dengan rokok yang masih  menggantung di mulutnya.
  Aku membeku dan tersenyum ketika aku melihat Toni menarik rokok itu dari  mulutnya dan memandang Johan, yang mendekat dan berlutut menindih  tangan Lola. Lola membuka matanya, melihat Johan yang memandangi  dirinya, menatap ujung rokok yang menyala. Aku tahu, Johan tahu dan Lola  pun tahu apa yang akan dilakukan oleh Toni dan mata Lola, mata yang  bulat semakin membesar dan air mata kembali mengalir tanpa terdengar  isakan, bibir Lola terbuka seakan-akan ingin memohon pada Toni tapi tahu  bahwa itu percuma.
  Ujung rokok itu mendekat perlahan, dan tubuh Lola mulai meronta-ronta  ditindih oleh tubuh Toni, menggeliat, mengejang, meronta, buah dada Lola  bergoyang-goyang ketika Lola meronta tanpa bersuara, berat tubuh Toni  membuatnya tidak berdaya. Ujung rokok yang menyala itu menyentuh buah  dada kanan Lola, membuat jeritan Lola kembali terdengar bersamaan dengan  terbakarnya daging payudara kanan Lola yang sudah berkeringat. Toni  menghisap rokoknya lagi, membuat ujungnya menyala-nyala lagi, dan  mendekatkannya lagi ke payudara kiri Lola, perlahan dengan penis masih  terbenam di vagina Lola. Lola menjerit lagi, punggungnya melengkung  kesakitan, tubuhnya meronta berusaha melawan Toni.
  Selama setengah jam Toni terus menyiksa Lola, menyulut, menghisap,  menyulut, menghisap, menyalakan sebuah rokok baru setiap kali rokok yang  lama habis, membuat Lola menjerit dan menjerit dan menjerit hingga  akhirnya Lola hanya bisa melolong lemah, dengan tubuh yang terus  mengejang dan mencoba berguling sementara Toni terus menahannya dengan  penis terbenam dan dijepit oleh vagina Lola, Toni menahan penisnya  hingga vagina Lola yang menjepit setiap kali Lola kesakitan membuatnya  seperti dipijati oleh vagina Lola sendiri. Kemudian Toni meremas buah  dada Lola, meremasnya keras-keras dengan kedua tangannya, membuat Lola  kembali melolong seperti binatang yang terluka, tubuhnya menggelinjang  sementara Toni mulai menggerakan penisnya di vagina Lola dengan brutal,  payudara Lola terasa perih ketika luka bakar di buah dadanya terbuka  karena remasan tangan Toni, kuku Toni menghunjam ke daging buah dada  Lola.
  Toni menggeram, menumbukkan pinggulnya ke pinggul Lola, kuku jari Toni  membuat buah dada Lola terluka dan mengeluarkan setetes darah, lolongan  Lola bersahutan dengan erangan Toni ketika ia berejakulasi, mengisi  rahim Lola dengan air mani. Selama beberapa detik tubuh Toni tegang tak  bergerak di atas tubuh Lola, lalu semuanya berakhir, dan ia tersungkur  ke tubuh Lola yang terisak-isak. Selama beberapa menit Toni tetap  berbaring sebelum ia berguling dan berdiri, meninggalkan Lola yang  telentang di atas lantai, kaki Lola terbuka lebar, tangan Lola menutupi  buah dadanya yang terluka ketika ia menangis keras dengan kesakitan.
  Aku tidak tahu kenapa, tapi Lola dan tubuhnya serta tangisannya  membuatku ingin menyakitinya lagi, membuatku ingin mendengar dia  menangis, menjerit dan minta ampun padaku. Aku menunduk di antara kaki  Lola, satu tanganku memegang pahanya dan bahuku menahan paha Lola yang  lain, wajahku hanya beberapa senti dari vagina Lola yang memerah dan  terluka. Dari belahan vaginanya mengalir sperma yang tercampur  titik-titik darah turun ke belahan pantatnya. Aku bisa melihat  clitorisnya, juga memerah dan memar di tumbuhi sedikit rambut kemaluan.
  Dengan dua jari aku membuka labia Lola yang ada di sekitar clitoris  Lola. Tanganku yang satu lagi mengulur dan memegang clitoris yang merah  itu dengan jempol dan telunjukku, mendengar tangisan Lola makin keras,  merasakan pahanya gemetar, lalu aku jepit clitoris itu, membuat lolongan  Lola kembali membahana, pahanya mengejang berusaha menutup kakinya,  tapi bahuku menghalangi usahanya yang sudah tak bertenaga.
  Kujepit, tarik dan membenamkan kuku jariku ke daging kecil yang sensitif  itu, membuatnya kembali menjerit dan menggemelihat ketika aku  menyakitinya lagi. Aku menarik tanganku lagi, membuat tubuh Lola rileks  lagi. Toni kembali mendekat dan menyeret tubuh Lola dan melemparkannya  ke atas mejaku lagi. Pantat Lola menungging ke atas seakan-akan siap  menerima Toni.
  Toni membuka belahan pantat Lola dengan kedua tangannya dan memasukan  penisnya masuk dengan satu kali dorongan yang keras. Lola mengerang, dia  terus mengerang setiap saat sekarang, seluruh tubuhnya telah kesakitan,  buah dadanya semakin membuatnya kesakitan karena tertindih tubuhnya  sendiri di atas meja. Aku berjalan ke seberang meja dan menjambak  rambutnya lalu memasukan penisku ke mulut Lola, masuk terus hingga ke  tenggorokannya, merasakan hangatnya lidah dan tenggorokan Lola di  seluruh bagian penisku, tenggorokan Lola juga menjepit kepala penisku,  dan lembutnya bibir Lola melingkari pangkal penisku. Lola kembali  diperkosa di anus dan di mulut, dengan kasar dan brutal karena kita  berdua harus berusaha keras untuk dapat mencapai puncak untuk yang  ketiga kalinya di tubuh ini, ke dalam tubuh gadis yang tidak ada  bandingannya, ke dalam tubuh Lola Amelia.
  "Ambilin Aku pin." Aku dengar Toni berkata dan aku tersenyum lagi ketika  aku melihat Johan mengangsurkan beberapa pin dari mejaku, yang langsung  dibenamkan Toni ke pantat Lola.
  Jeritan Lola mengalir ke penisku, membuatku mengerang nikmat. Pin kedua  kembali ditancapkan ke pantat Lola, dan jeritan kedua membuatku gila  karena birahi. Aku tidak bisa orgasme, cewek ini sudah menghabiskan  seluruh spermaku sebelumnya. Sakit sekali rasanya testisku yang berusaha  mengeluarkan sperma ke mulut Lola. Toni sudah berhenti menancapkan pin,  tangan dan pinggul Toni menumbuk-numbuk pin di pantat Lola membuat  jeritan Lola sambung-menyambung mengalir ke penisku, membuatku tenggelam  dalam kenikmatan dan frustasi dalam usahaku berejakulasi.
  Pantat Lola pasti benar-benar memuaskan Toni karena aku melihat mata  Toni membalik dan ia melolong nikmat ketika ia kembali menyemburkan  spermanya ke dalam tubuh Lola, Lola yang cantik. Setelah selesai Toni  menarik penisnya keluar, Aku juga menarik penisku dari mulut Lola dan  melihat wajahnya yang memar, darah kemabbali menetes dari hidungnya, dan  menetes ke penisku.
  Aku mundur dan Johan mengulurkan tangannya meremas buah dada Lola dan  menariknya ke atas hingga Lola dipegangi oleh Johan di buah dadanya,  membuat Lola mengerang ketika penisnya menembus masuk ke anus Lola,  pantat Lola masih ditancapi oleh pin yang makin menusuk ke dalam daging  pantat Lola ketika Johan terus mendorong penis sepanjang 20 senti itu  masuk ke anus Lola. Lola menjerit sekali, ketika kepala penis Johan  masuk membuka liang anusnya, dan kemudian mengerang setiap kali Johan  bergerak keluar dan masuk.
  Penisku terus berdenyut ketika aku melihat Lola, dipegangi oleh Johan,  sementara kepalanya mengangguk-angguk seirama dengan goyangan pinggul  Johan, rambut Lola bergoyang kesana kemari di sekeliling kepala Lola,  matanya, matanya yang bulat indah membelalak karena kesakitan dan shock,  mulutnya menganga mengeluarkan erangan yang berirama dengan gerakan  Johan, bibir Lola bilur membiru, darah masih menetes dari hidungnya  mengalir ke dagu, terus turun ke lehernya jenjang hingga ke belahan buah  dada Lola.
  Aku naik ke atas meja dan berlutut di depan Lola, meremas pantatnya yang  mempesona untuk mendengar jerit kesakitan Lola, kemudian memasukan  penisku ke vagina Lola, tubuh Lola seperti boneka di jepit olehku dan  Johan. Vagina dan anus Lola kembali dimasuki oleh dua buah penis  bersamaan, membuat tubuh yang terluka, memar dan kesakitan itu  bergoyang-goyang maju mundur.
  Penisu masih dijepit erat oleh vagina Lola yang tampaknya tidak akan  pernah melebar. Dan orgasmeku datang. Aku orgasme sekuat tenagaku,  tanganku meremas pantat Lola, testisku seakan-akan ditarik dari penisku  ketika aku ejakulasi. Aku orgasme untuk yang ketiga kalinya malam itu.  Johan selesai menyembur, tangannya melukai lagi buah dada Lola yang  memar, terbakar dan berdarah dan kemudian ketika aku selesai tubuh Lola  langsung ambruk terguling dari meja jatuh ke lantai, mengerang lemah.
  Kita bertiga berdiri untuk beberapa saat, dan ku memandang jam. "Waktunya berangkat." Kataku, dan kita lalu membersihkan badan  menggunakan pakaian Lola sebagai lap. Membiarkan Lola yang berbaring tak  bergerak di lantai. Ketika kita sudah berpakaian lagi, Aku seret dia ke  bawah mejaku dan mengikat dia dengan tali yang diambil Johan dari  gudang. Aku tahu kalau office boy akan menemukan Lola besok pagi, tapi  pada waktu dia ditemukan aku dan temanku sudah sedang menikmati layanan  VIP di negeri yang mau kudatangi.
 
  TAMAT
          Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                            |             
              
Tidak ada komentar:
Posting Komentar