Cerita Sex - Sex di Warnet Mar 22nd 2013, 03:11 Cerita ini bermula saat aku di bangku kuliah dulu. Aku kuliah di sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Informatika di Jakarta Selatan. Singkatnya, banyaknya waktu luang yang aku punya sepulang kuliah membuat aku ingin mencari kesibukan baru. Sampailah dimana aku mempunyai kebiasaan chatting melalui MIRC. Setiap hari sepulang kuliah, aku selalu menyempatkan diri untuk pergi ke warnet utuk chatting atau sekedar browsing mencari-cari gambar atau filem bokep. Di chatting, aku berkenalan dengan seorang wanita bernama Wulan,mahasiswi Desain grafis di salah satu Universitas di Jakarta. Hampir setiap hari aku chat dengannya. Sekedar basa basi atau saling curhat satu sama lain. Kami berdua sering bertukar foto via E-mail,karena dulu belum tau friendster n hape belum bisa MMS, Tounge.gif sejujurnya, Wulan tidak cantik, cenderung tomboy dan dia anak Indies(tau donk). Yang membuat saya tertarik adalah dia berkulit putih bersih dan enak untuk diajak ngobrol. Pembawaannya selalu ceria, seolah dia tidak pernah merasakan sedih.
Sampai suatu hari kami sepakat untuk kopi darat. aku menentukan tempatnya, yaitu di Mall Ciputra, Grogol.. Oh iya, Wulan bertempat tinggal di Rawamangun, jadi untuk ke Citraland mungkin jaraknya lumayan jauh. Tapi aku menjanjikan akan mengantar dia pulang nanti.
Hari pertemuan pun tiba. Jantungku lumayan berdebar. Setelah bertemu debaran jantungku semakin kencang tapi lama kelamaan hilang setelah kami mulai mengobrol. Kami berjalan-jalan sebentar dan mampir di McDon*ld untuk makan. Setelah selesai makan, dia memintaku mengantarnya pulang.
Saat itu aku belum punya kendaraan pribadi, jadi aku menemaninya naik bis. Bis yang kami naiki waktu itu adalah Patas AC dan kondisi bis sepi. Hanya di bagian depan sampai baris ketiga saja yang terisi. Sisanya di belakang hanya ada sepasang penumpang. Lalu kami bergegas naik dan dia mengajak aku duduk di kursi no.2 dari belakang, tepat disamping pintu keluar belakang. Di perjalanan kami mengobrol dan bersenda gurau. Saat bersenda gurau itu aku tidak sengaja menyenggol payudaranya, aku takut dan panik, takut dia marah. Tapi ternyata dia bilang “qo Cuma nyenggol siy, kamu pegang juga ga apa-apa qo. Serasa diberi lampu hijau, aku mulai meremas-remas payudaranya sambil menciumi bibirnya. Tanganku mulai masuk ke dalam kausnya yang terbalut oleh jaket. Aku pilin-pilin puting payudaranya sambil sesekali aku remas-remas payudaranya. Sambil mendesah dia berkata, “masukan tangan kamu ke celana aku say. Tanpa pikir panjang, aku mulai memasukan tanganku ke dalam celana dalamnya, dan ternyata sudah mulai basah. Lalu aku usap-usap klitorisnya dengan lembut, sampai bibir vaginanya menjadi lebih basah.
Tanpa terasa, kami tiba di tempat tujuan. Kami bergegas turun dan lalu dia mengajakku ke warnet tempat dia biasa online. Setiba disana kondisi warnet sepi, hanya ada operatornya saja. Dia kenal baik dengan operatornya. Kondisi warnet seperti pada umumnya, disekat hanya sebatas dada orang dewasa. Di belakang ada ruangan khusus tempat OP biasa istirahat dan toilet di sebelahnya. Kami memilih PC di bagian paling belakang. Kami muai browsing, dari mulai membuka situs-situs music, sampai membuka situs-situs porno. Oh iya, posisi duduk antara aku dengan dia adalah aku duduk di belakang dan dia setengah berpangku di kedua belah pahaku. Posisi yang “sangat strategis untuk menjelajah ke setiap jengkal tubuhnya.
Saat dia mulai membuka situs porno, dia mulai terangsang. Kupikir inilah tandaku untuk memulai. Aku mulai dengan meremas-remas kedua belah payudaranya. Lalu aku membuka baju dan bhnya sampai terlihat jelas kedua belah payudaranya. Putih bersih, dengan puting berwarna merah jambu. Aku mulai mengulum-ngulum puting payudaranya sambil tangan kananku meremas payudara kirinya dan tangan kiriku menjelajah ke dalam celananya. Aku buka kancing dan resleting celananya, agar tanganku lebih leluasa menyentuh klitoris dan lubang vaginanya. Jari tengahku perlahan-lahan aku masukan kedalam vaginanya yang sudah mulai basah. Dengan gerakan lambat aku mainkan jari-jariku di antara lubang vaginanya dengan posisi jari tengahku masuk kedalamnya. Semakin lama gerakan jari-jariku semakin cepat. Kukulum puting payudaranya dengan sesekali kumainkan lidahku. Remasan tanganku semakin kencang ke payudaranya. Sampai akhirnya dia mencapai klimaks dan aku memeluknya erat.
Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore. Dia minta izin untuk pulang dan mandi, karena rumahnya tidak terlalu jauh dari warnet. Ternyata dia terkadang saat weekend menjadi operator di warnet itu, dan hari itu adalah hari dimana dia mendapat giliran untuk menjadi Operator. Kurang lebih satu jam lamanya aku menunggu, akhirnya dia tiba. Dengan wajah yang lebih segar, memakai kaos ketat dengan rok mini berbahan jeans berwarna biru. Saat dia mendekat, kuhirup harumnya wangi parfum yang dia semprotkan ketubuhnya. Jujur, birahiku menjadi naik karenanya.
Sesaat kemudian, dia memulai tugasnya dan Operator yang satunya lagi izin pulang. Warnet hanya berisi 2 user. Dalam hati aku berharap kedua user itu cepat selesai onlinenya, supaya aku bias berduaan dengan Wulan.
Setengah jam berlalu, user terakhir akhirnya pulang. Tanpa basa basi, dia pun membalik tulisan open menjadi close dan kemudian mengunci pintu warnet. Dia lalu menuntunku ke belakang, ke tempat dimana operator biasa beristirahat. Dia mulai menciumi bibirku dan aku balas dengan memainkan lidahku. Tangannya mulai menjelajah ke dadaku, lalu turun ke perutku dan kemudian berhenti diantara selangkanganku. Dia mulai meraba-raba penisku yang makin lama makin tegang berdiri. Kancing celanaku dibukanya dan perlahan resleting celanaku diturunkannya. Tinggalah aku dengan hanya memakai celana dalam dengan kaus masih melekat. Kemudian dia buka celana dalamku dan menyembulah penisku yang sudah tegak berdiri. Dia mulai mengocok-ngocok penisku dengan lembut dengan sesekali menciumi kepalanya. Sesaat kemudian ia mulai memainkan lidahnya, menjilati penisku dan mengulumnya dengan perlahan. Dengan gerakan yang sangat lembut dia gerakan bibirnya maju mundur, sambil sesekali menghisap, membuat aku melayang.
5 menit sudah ia memainkan punyaku. Tiba giliranku untuk mengerjainya. Aku mulai dengan membuka kaosnya sambil sesekali aku ciumi kedua payudaranya. Kubuka BHnya dengan perlahan, hingga terlihat jelas kedua belah payudaranya yang tidak terlalu besar. Aku mulai dengan meremas, kemudian mengulum putingnya, menghisap sambil memainkan jari-jariku di atas payudaranya. Setelah puas, aku mulai menurunkan celana dalamnya. Celana dalam berwarna biru dengan motif polkadot. Sehingga terlihat jelaslah vaginanya yang memiliki bulu kemaluan yang tidak terlalu banyak. Kurebahkan dia di lantai yang beralaskan karpet, dan aku ganjal pantatnya dengan bantal agar pandanganku jelas. Kumulai menjilati klitorisnya, dan mengulum labianya. Sesekali aku masukan lidahku kedalam lubang vaginanya. Kumainkan bulu kemaluannya yang halus dengan lidah tetap menjilati dan mengulum klitorisnya. Lalu aku masukan jari tengahku kedalam vaginanya. Dengan gerakan yang perlahan aku mainkan jari tengahku, dengan lidah masih bermain-main dengan klitorisnya. Mendekati klimaks, aku hentikan gerakan lidah dan jariku dan memulai posisi missionary. Aku mulai masukan penisku ke dalam vaginanya dengan perlahan, lalu mengeluarkannya dengan perlahan dan aku lakukan berulang-ulang. Dengan ritme yang lambat, kurasakan sensasi yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Diapun sepertinya menikmati gerakan-gerakan yang aku lakukan. Setelah 5 menit, kemudian kami berganti posisi doggy style. Dengan perlahan aku gerakan tubuhku maju mundur sambil sesekali mempercepat ritme, kemudian memperlambat lagi, begitu seterusnya. Sampai pada akhirnya dia hampir mencapai klimaks, akupun sepertinya sudah tak bisa lagi menahan keluarnya sperma. Dia berkata, “keluarkan didalam saja, aku tadi sudah minum pil KB. Hatiku berteriak kegirangan, karena belum pernah seumur-umur bisa ngeluarin di dalam. Dengan beberapa gerakan saja kami berdua pun mencapai klimaks. Dia merasakan hangatnya spermaku yang keluar di dalam vaginanya. Sedangkan aku merasakan bagaimana vaginanya berdenyut seperti menghisap-hisap penisku, luar biasa. Beberapa saat aku diamkan penisku di dalam vaginanya. Setelah itu kamipun membersihkan diri di toilet. Dan kemudian mulai memakai kembali pakaian kami.
Selesai itu, kamipun berpelukan. Lalu dia membisikan kata “terima kasih buat hari ini, aku bahagia. Dalam hati aku hanya bisa tersenyum, akupun bahagia, pikirku. Hari ini takkan pernah hilang dalam memoriku
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Menikmati Tubuh Mungil Mar 22nd 2013, 03:11 Namaku Andi, ketika aku SMP, aku tinggal dengan saudaraku di Jakarta, di rumah itu aku bersama tiga orang anak dari saudaraku itu yang usianya sebayaku kecuali Marlena si bungsu, gadis kecil yang masih kelas enam SD.
Setahun sudah aku tinggal dengan mereka, di usia puber sepertiku, semakin hari tubuh Marlena yang biasa kupanggil Lena, terlihat semakin bongsor saja, dengan kulitnya yang putih bersih semakin terlihat menggairahkan nafsuku. Maklumlah turunan dari ibunya yang bertubuh bongsor dan montok.
Setiap pulang sekolah aku selalu meluangkan waktu untuk ngobrol-ngobrol dengan Lena, sekedar untuk melihatnya dari dekat, apalagi payudaranya mulai terlihat bentuknya. Aku pun mulai mengincarnya, suatu ketika aku akan mendekatinya, pikirku.
Dihari berikutnya saat Marlena pulang dari sekolah langsung menuju ke kamar tempat cucian-cucian yang belum kering, karena di rumah lagi tidak ada orang, akupun mengikutinya. Aku berusaha agar kedatanganku tidak mengagetkannya. "Len..udah pulang..?" iya kak, sambil melepas sepatunya. "Awas dong..mau ganti baju nih..!" katanya memohon. "Iya..aku keluar deh..tapi kalo udah ganti baju boleh masuk lagi ya..!" pintaku padanya. "Iya....boleh.." ungkapnya.
"Aku masuk ya..!" pintaku dari luar sambil membuka pintu. Wow..seperti bidadari Marlena memakai daster kecilnya yang bertali satu, jantungku berdegup kencang seakan tidak percaya akan pemandangan itu. "Len..kamu cantik sekali pakai baju itu..!" ungkapku jujur padanya. "Masa sih..!" kata Marlena sambil berputar bergaya seperti peragawati. "Aku boleh bilang sesuatu nggak Len..?" tanyaku agak ragu padanya. "Mau bilang apaan sih kak..serius banget deh kayaknya..!" ungkap Marlena penasaran. "A..aku.. boleh peluk kamu nggak..,sebentar aja..!" ungkapku memberanikan diri. "Aku janji nggak ngapa-ngapain...sungguh..!" janjiku padanya. "Iiih..peluk gimana sih.., emang mau ngapain.., nggak mau ah..!" bantahnya. "Sebentar...aja...ya..Len.." kembali aku membujuknya, jangan sampai dia jadi takut padaku. "Ya udah cepetan ah..yang enggak-enggak aja sih.." ungkapnya agak genit sambil berdiri membelakangiku.
Tak kusia-siakan aku langsung memeluknya diri belakang, tanganku melingkar di tubuhnya yang kecil mulus, dan padat itu, lalu tanganku kuletakkan di bagian perutnya, sambil ku usap-usap dengan perlahan. Gila..kontolku langsung berdenyut begitu menyentuh pantat Marlena yang empuk dan bentuknya sedikit menungging menyentuh ke arah kontolku. Langsung saja kugesek-gesekkan pelan-pelan di pantatnya itu. "Iiih...diapain sih tuh..udah...ah..!" seru Marlena sambil berusaha melepaskan pelukanku. "Aku terangsang Len..abis kamu cantik sekali Len..!" ungkapku terus terang.
Marlena pun membalikkan badannya menghadapku, sambil menatapku penuh rasa penasaran. "Anunya bangun ya kak..?" tanya Marlena heran. "Iya Len..aku terangsang sekali.." ungkapku sambil mengelus-elus celanaku yang menyembul karena kontolku yang sudah tegang. "Kamu mau lihat nggak Len..?" tanyaku padanya. "Nggak ah..entar ada orang masuk lho..!" katanya polos. "Kita kunci aja dulu pintu gerbangnya ya..!" ungkapku, sambil beranjak mengunci pintu gerbang depan. Sementara Marlena menungguku dengan sedikit salah tingkah di kamar itu.
Sekembali mengunci pintu gerbang depan, kulihat Marlena masih di kamar itu menunggu dengan malu-malu, tapi juga penasaran. "Ya udah aku buka ya....?" ungkapku sambil menurunkan celana pendekku pelan-pelan. Kulihat Marlena mengbuang muka pura-pura malu tapi matanya sedikit melirik mencuri pandang ke arah kontolku yang sudah kembali ngaceng. "Nih lihat...cepetan mumpung nggak ada orang..!" ungkapku pada Marlena sambil kuelus-elus kontolku di depannya. Marlena pun melihatnya dengan tersipu-sipu. "Iiih ngapain sih... Malu tahu..!" ungkapnya pura-pura. "Ngapain malu Len..kan udah nggak ada orang.." kataku berdebar-debar. "Mau pegang nggak...?" Ungkapku sambil menarik tangan Marlena kutempelkan ke arah kontolku. Tampak muka Marlena mulai memerah karena malu, tapi penasaran. Masih dalam pegangan tanganku, tangan Marlena kugenggamkan pada batang kontolku yang sudah ngaceng itu, sengaja ku usap-usapkan pada kontolku, dia pun mulai berani melihat ke arah kontolku.
"Iiiih..takut ah..gede banget sih..!" ungkapnya, sambil mulai mengusap-ngusap kontolku, tanpa bimbinganku lagi. "Aaaah..ooouw...terus Len..enak banget..!" aku mulai merintih. Sementara Marlena sesuai permintaanku terus menggenggam kontolku sambil sesekali mengusap-usapkan tangannya turun naik pada batang kontolku, rasa penasarannya semakin menjadi melihat kontolku yang sudah ngaceng itu. "Aku boleh pegang-pegang kamu nggak Len..?" ungkapku sambil mulai mengusap-usap lengan Marlena, lalu bergeser mengusap-usap punggungnya, sampai akhirnya ku usap-usap dan kuremas-remas pantatnya dengan lembut. Marlena terlihat bingung atas tingkahku itu, di belum mengerti apa maksud dari tindakanku terhadapnya itu, dengan sangat hati-hati rabaan tanganku pun mulai keseluruh bagian tubuhnya, sampai sesekali Marlena menggelinjang kegelian, aku berusaha untuk tidak terlihat kasar olehnya, agar dia tidak kapok dan tidak menceritakan ulahku itu kepada orang tuanya. "Gimana Len.....?" ungkapku padanya. "Gimana apanya..!" jawab Marlena polos.
Aku kembali berdiri dan memeluk Marlena dari belakang, sementara celanaku sudah jatuh melorot ke lantai, sekalian saja kulepas. Marlena pun diam saja saat aku memeluknya, sentuhan lembut kontolku pada daster mini warna bunga-bunga merah yang dipakai Marlena membuatku semakin bernafsu padanya. akupun terus menggesek-gesekkan batang kontolku di atas pantatnya itu. Sementara tangan Marlena terus menggenggam batang kontolku yang menempel di pantatnya, sesekali dia mengocoknya pelan-pelan. Tak lama setelah itu perlahan kuangkat daster tipis Marlena yang menutupi bagian pantatnya itu, lalu dengan hati-hati kutempelkan batang kontolku diatas pantat Marlena yang tidak tertutupi oleh daster tipinya lagi. "Len...buka ya celana dalamnya...!" pintaku pelan, sambil membelai rambutnya yang terurai sebatas bahunya itu. "Eeeh...mau ngapain sih...pake dibuka segala..?" tanyanya bingung. "Nggak apa-apa nanti juga kamu tahu.. Lena tenang aja..!" bujukku padanya agar dia bersikap tenang, sambil perlahan-lahan aku turunkan celana dalam Marlena. "Tuh kan....malu..masa nggak pake celana dalam sih..!" ungkapnya merengek padaku. "Udah nggak apa-apa...kan nggak ada siapa-siapa..!" aku menenangkannya.
"Kamu kan udah pegang punyaku..sekarang aku pegang punyamu ya..Len..?" pintaku padanya, sambil mulai ku usap-usap memeknya yang masih bersih tanpa bulu itu. "Ah..udah dong..geli nih.." ungkap Marlena, saat tanganku mengusap-usap selangkangan dan memeknya. "Ya udah...punyaku aja yang ditempelin deket punyamu ya..!" ungkapku sambil menempelkan batang kontolku ditengah-tengah selangkangan Marlena tepat diatas lubang memeknya. Pelan-pelan kugesek-gesekkan batang kontolku itu di belahan memek Marlena. Lama kelamaan memek Marlena mulai basah, semakin licin terasa pada gesekkan batang kontolku di belahan memek Marlena, nafsu birahiku semakin tinggi, darahku rasanya mengalir cepat keseluruh tubuhku, seiring dengan degup jantungku yang makin cepat.
Masih dalam posisi membelakangiku, aku meminta Marlena membungkukkan badannya ke depan agar aku lebih leluasa menempelkan batang kontolku di tengah-tengah selangkangannya. Marlena pun menuruti permintaanku tanpa rasa takut sedikitpun, rupanya kelembutan belaianku sejak tadi dan segala permintaanku yang diucapkan dengan hati-hati tanpa paksaan terhadapnya, meyakinkan Marlena bahwa aku tidak mungkin menyakitinya. "Terus kita mau ngapain nih..?" ungkap Marlena heran sambil menunggingkan pantatnya persis kearah kontolku yang tegang luar biasa. Kutarik daster tipisnya lalu kukocok-kocokkan pada batang kontolku yang sudah basah oleh cairan memek Marlena tadi. Lantas aku masukan kembali batang kontolku ketengah-tengah selangkangan Marlena, menempel tepat pada belahan memek Marlena, mulai kugesek-gesekan secara beraturan, cairan memek Marlena pun semakin membasahi batang kontolku. "Aaah..Len..enaaaak...bangeet..!" aku merintih nikmat. "Apa sih rasanya...emang enak..ya..?" tanya Marlena, heran. "Iya..Len..rapetin kakinya ya..!" pintaku padanya agar merapatkan kedua pahanya. Waw nikmatnya, kontolku terjepit di sela-sela selangkangan Marlena. Aku terus menggenjot kontolku disela-sela selangkangannya, sambil sesekali kusentuh-sentuhkan ke belahan memeknya yang sudah basah. "Ah geli nih... udah belum sih..jangan lama-lama dong..!" pinta Marlena tidak mengerti adegan ini harus berakhir bagaimana. "Iya..Len.. sebentar lagi ya..!" ungkapku sambil mempercepat genjotanku, tanganku meremas pantat Marlena dengan penuh nafsu.
Tiba-tiba terasa dorongan hebat pada batang kontolku seakan sebuah gunung yang akan memuntahkan lahar panasnya. "Aaaaakh..aaaoww..Leenn..aku mau keluaarr..crottt..crott..crottt..oouhh..!" air maniku muncrat dan tumpah diselangkangan Marlena, sebagian menyemprot di belahan memeknya. "Iiiih...jadi basah..nih..!" ungkap Marlena sambil mengusap air maniku diselangkangannya. "Hangat..licin..ya..?" ungkapnya sambil malu-malu. "Apaan sih ini...namanya..?" Marlena bertanya padaku. "Hmm..itu namanya air mani..Len..!" jelasku padanya.
Dipegangnya air mani yang berceceran di pahanya, lalu dia cium baunya, sambil tersenyum. Aku pun menatap Marlena sambil melihat reaksinya setelah melihat tingkahku padanya itu. Tapi untunglah Marlena tidak kaget atas tingkahku itu, cuma sedikit rasa ingin tahu saja yang terlihat dari sikapnya itu. Aku sungguh beruntung dengan keadaan di rumah itu sore itu yang telah memberiku kesempatan untuk mendekati Marlena gadis kecil yang cantik.
Marlenapun menurunkan daster mininya sambil mengusapkannya ke selangkangannya yang belepotan dengan air maniku, lalu dipakainya kembali celana dalamnya yang kulepas tadi. "Len..makasih ya..udah mau pegang punyaku tadi..!" ungkapku pada Marlena yang masih terheran-heran atas ulahku tadi. "Kamu nggak marahkan kalau besok-besok aku pengen seperti ini lagi..?" pintaku pada Marlena. "Iya..nggak apa-apa..asal jangan lagi ada orang aja..kan malu..!" ungkap Marlena polos.
Setelah itu Marlena pun bergegas mengambil tas sekolahnya berlalu ke dalam kamarnya, aku benar-benar merasa puas dengan kepolosannya tadi, pokoknya nanti aku akan bujuk dia untuk seperti itu lagi, kalau perlu kuajari yang lebih dari itu.
Tamat
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Bu Sinta Dosenku yang Seksi ini Telanjang Mar 22nd 2013, 03:10 nama ku ivan, lumayan ganteng lah gua(menurut gua sih) tapi menurut kebanyakan cewek bilang gua emang ganteng. kali ini gua pengen cerita kisah nyata gua yang benar2 terjadi pada diri gua sendiri. suatu hari gua datang ke kampus agak telat. seharusnya gua musti ke kampus jam 8 pagi. tapi karena motor gua harus di servis ke bengkel ya apa boleh buat. siang itu gua lagi laper banget. maklumlah abis ningguin orang di bengkel nambal ban motor gua yang kena tusuk paku gitu. ya udah abis itu gua langsung cabut ke kampus. tujuan utama gua adalah kantin. trus gua pesan mie ayam ama segelas es teh. biasalah namanya kampus pas jam makan siang ya rame banget. dengan lahap langsung aja gua sambar mie ayam yang ada di udah gua pesan.pas baru aja abis makan en minum tuh es teh, tiba2 si yogi temen gua ngasih tau gua kalo gua sebenarnya dipanggil ama bu sinta en disuruh ke ruangannya. gua baru tau dr yogi kalau ada tugas gua kuliah yang belum selesai.
singkat cerita, gua masuk ke ruangan bu sinta. astaga, pas gua masuk bu sinta hari ini terlihat lebih seksi dari biasanya. spontan aja ****** gua langsung berdiri.panas banget deh pokoknya ****** gua.
"irvan" bu sinta memanggilku "yya b-b..bu?" jawabku grogi bu sinta memandangku dan tersenyum "kok kamu keliatan grogi gitu sih"? "eh nggak bu, abis ibu sih keiatan lebih seksi dari biasanya" gua asal jawab bu sinta tersenyum sejenak"apanya yang keliatan seksi van"? bu sinta bertanya lagi "eh enggak apa2 bu" aku grogi kemudian bu sinta lanjut bertanya"kenapa tadi kamu ga masuk mata kuliah ibu"?bu sinta pengen tau. "ban motor saya bocor bu" ujar ku. "Ooh, iya gapapa. ibu maklumi aja deh, nter di daftar absen ibu kasih centang hadir aja. gapapa kok" "ah, yang bener bu"? kataku heran. "iya ibu serius" kata ibu sinta. "irvan" ibu sinta menyebut namaku. "ya bu"? ujar ku menimpali. "apa yang kamu liat"?
terus terang aja aku ga bisa bilang apa2. karena yang ada didepan mataku sekarang : buset men!!!!!!!!!!!!!!!!!!! bu sinta mulai menelanjangi dirinya dan kini yang gua liat adalah dosen ku yang seksi ini telanjang!!! tiba-tiba bu sinta menarik tangan ku dan.........crottttttt croot crott(aku tanpa sengaja ngeluarin sperma di dalam celana ku!! bibir ku langsung dilumat bu sinta aku pun balas melumat bibirnya. dan ekali lagi............crottttttttttttt............crottt ..crootttttttt
(gua kesel banget, ternyata ini hanya mimpi basah)
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Penculikan Dan Pemerkosaan Anak Direktur Jess Mar 22nd 2013, 03:09 Jess adalah putri seorang direktur perusahaan X yg ternama di kotanya. Perusahaan tersebut memiliki banyak saingan. Bob adalah boss salah satu perusahaan saingan tsb. Ia memutuskan untuk menculik Jess untuk menjatuhkan perusahaan ayah Jess.
Jess sendiri duduk di kelas 3 SMA di sebuah sekolah internasional yg siswanya terkenal kaya raya. Ia aalah salah satu gadis populer di sekolah tsb. Rambutnya panjang dan ikal, wajahnya sangat cantik walaupun matanya agak sipit. Kulitnya putih mulus, badannya terbilang seksi. Walaupun cantik, tapi Jess adalah anak baik-baik.
Di hari yang sial itu, orang suruhan Bob datang ke sekolah Jess dan menunggu jam bubaran. Hari itu adalah hari Jumat, biasanya Jess tidak langsung pulang ke rumah, namun mengunjungi pacarnya yang sedang magang di mall yang tidak jauh dari sekolahnya. Saat Jess sedang berjalan sendirian ke mall tersebut, orang-orang suruhan Bob dengan cepat meringkus Jess dan memaksanya masuk ke mobil sedan. Jumlah orang yg meringkus Jess berjumlah 3 orang yang menggunakan topeng. Mereka menyumpal mulut Jess dengan kain dan mengikat kedua tangannya. Tanpa sempat dikejar satpam, mobil tersebut langsung dilarikan ke sebuah bangunan di pinggiran kota.
Bangunan tersebut kosong dan berdebu. Langit-langitnya tersusun atas tiang-tiang besi. Mereka segera menyeret Jess dan menggantungkan tubuh Jess ke langit-langit gedung tersebut. Kedua tangan Jess yang terikat terangkat ke atas, sementara tubuhnya bergantung bebas. Salah satu dari ketiga orang tersebut menyalakan video kamera yang mengarah ke arah tubuh Jess. Setelah mengetahui kalau para penculik itu akan merekam segalanya, Jess meronta-ronta minta dilepaskan, namun suaranya tertahan kain yang menyumpal mulutnya dan usahanya pun sia-sia.
"Video ini akan kami kirimkan ke ayahmu, supaya ia mau menjual perusahaannya dan mengirimkan kami sejumah uang. Tenang sayang, kamu gak bakal kita apa2in kalo papa kamu ikutin kemauan kami!" kata salah seorang penculik yang mengaku bernama Jack, sambil mengelus wajah Jess yang mulus itu.
Rekaman video pun dimulai. Para penculik mengelilingi tubuh Jess yang tergantung2. Salah seorang penculik yang mengaku bernama Tom menarik dasi yang dikenakan Jess hingga lepas, kemudian melepas kancing baju Jess secara kasar. Sementara temannya yang mengaku bernama Jerry melepaskan sepatu yang dikenakan Jess dan memeloroti celananya. Dalam waktu satu menit setelah rekaman dimulai, mereka berhasil melucuti seragam Jess. Kini ia hanya mengenakan bra berwarna putih dan celana dalam dengan warna yang senada.
Tangan Jack mulai menyusup ke balik bra Jess dan mulai meremas-remas payudaranya. Payudaranya cukup besar untuk ukuran anak SMA, bentuknya bulat menantang dan padat kenyal. Sementara Bob mengelus2 vagina Jess yang masih tertutup celana dalamnya. Jess mulai merintih dan meronta tanda tidak senang. Jack pun berkata kepada ayah Jess melalui kamera, "Sayang sekali Pak jika kami harus melukai anak gadis Bapak yang cantik ini. Jangan egois Pak, segera mundur dari jabatan Bapak dan temui kami di gedung A dengan membawa uang Rp10 miliar! Jika besok Bapak tidak muncul, maka anak gadis Bapak akan menanggung akibatnya!". Video tersebut dikirim ke e-mail ayah Jess yang langsung kaget dan menelpon polisi. Polisi tidak bisa berbuat apa2 karena kurangnya bukti. Sampai keesokan harinya, ayah Jess belum melakukan apa2 karena masih menunggu berita dari polisi.
Sementara Jess yang hanya mengenakan bra dan celana dalam yang sudah melorot tetap digantung di bangunan itu sampai keesokan harinya. Para penculik meninggalkan Jess yang menggigil kedinginan sendirian malam itu. Keesokan paginya, para penculik kembali ke bangunan itu. Mereka melepas kain yang menyumpal mulut Jess. Jess yang sudah kelelahan karena digantung dan kedinginan semalaman hanya bisa merintih dan mengatakan kalau ia lapar. Jack lalu menyodorkan sepotong roti ke mulut Jess dan menyodokannya secara kasar.
"Sudah kenyang?" tanya Jack. Jess tidak memberikan jawaban apa2. Jack lalu menampar pipi Jess. "Gue anggep lu udah siap buat rekaman hari ini. Gue belom terima kabar dari bokap lu, artinya penyiksaan kita lanjutkan!"
Video perekam pun kembali diaktifkan. Para penculik dengan kasar melepas bra dan celana dalam yang dikenakan Jess. Tom meremas2 payudara Jess yang sebelah kanan, sementara Jerry yang kiri. Jess berteriak2 kesakitan, sekaligus terhina karena dilecehkan seperti itu. Jack lalu mengambil sebuah tongkat kasti. Ia menyuruh Tom & Jerry untuk menyingkir sebentar. Jack berkata ke arah kamera, "Maaf Pak, kami tidak punya pilihan lain. Karena belum ada kabar dari Bapak, maka putri Bapak yang menanggung akibatnya. Selamat menikmati!"
Lalu Jack dengan keras memukulkan tongkat kasti tersebut ke payudara Jess yang sebelah kanan. Jess pun melolong kesakitan. Seumur hidupnya belum pernah ia disakiti seperti itu. Air mata mulai mengalir dari matanya yang kecil itu. "Ampun Pak, ampuuun," teriaknya. Namun Jack tidak peduli. tongkat itu lalu menghantam payudara Jess yang sebelah kiri. Bunyi kayu yang menghantam dagin kembali terdengar, diikuti teriakan Jess yang memilukan. Jack berganti2an memukuli kedua payudara Jess sehingga payudara yang putih mulus itu memerah dan mengeluarkan darah. Setelah payudara Jess memar dan berwarna merah tua, Jack menghentikan pukulannya.
Sekarang saatnya Tom yang beraksi. Ia memeloroti celana dalam Jess sehingga vaginanya terekspos ke kamera. Ia memain2kan jarinya di vagina Jess dan rambut2 halus yang tumbuh di sekitarnya. "Wah, kecil2 udah lebat nih! Gue sukanya yang mulus! Ambilin gue cukuran!" Lalu Jerry menyodorkan sebuah pisau cukur. Tom mencukur rambut vagina Jess dengan kasar sehingga Jess lagi2 berteriak kesakitan. Sekarang daerah sensitif Jess itu mulus dan botak. Jerry mencucukan jarinya ke dalam vagina Jess, sehingga gadis itu menggeliat2. "Wah masih perawan nih amoy! Mantep nih!" katanya.
Jess pun spontan berteriak, "Jangan nodain gue plis.. Gue ga mau keperawanan gue direbut sama orang2 kayak lo!"
Jerry marah mendengar itu. "Oke, gue gak merebut keperawanan lo! tapi benda lain yang bakal melakukannay!" Ia mengambil sebatang bambu di pojok ruangan itu, lalu mematahkannya menjadi dua. Bagian yang dipatahkan itu menjadi tajam. Ia menyuruh Tom untuk merentangkan bibir vagina Jess, sehingga alat kelaminnya itu terlihat jelas. Jerry lalu menusukkan bambu itu ke vagina Jess. Jess pun melolong kessakitan. Darah segar mengalir dari vaginanya, turun ke lantai. Jerry terus menusuk2an bambu runcing itu ke vagina Jess, tidak peduli seberapa keras Jess meraung dan seberapa banyak darah yang tercecer di lantai. Setelah beberapa menit, Jerry melepaskan bambu itu. Namun ia seolah belum puas. Bambu tipis itu dipakainya untuk mencambuki tubuh Jess.
"Ctarrr!" bambu itu menghantam bagian samping perut Jess yang rata. Lagi2 gadis itu melolong kesakitan. Sebuah garis merah terrbentuk di sekirar perut Jess yang putih mulus. Jerry merasa kesenangan. Ia kembali mencambuk paha Jess, lalu payudaranya yang memar akibat dipukuli tadi. Kemudian Jerry mencambuki pantat Jess yang bulat dan besar itu. "Gila nih amoy pantatnya gede banget, enak banget buat dicambukin," kata Jerry.
Tom pun tidak mau kalah. Ia melepas ikat pinggangnya dan mencambuki punggung dan pantat Jess. Suara bambu dan ikat pinggang yang menghajar tubuh Jess berganti2an dengan suara lolongan Jess yang kesakitan dan tangisannya yang menggema. Kadang2 Jess berusaha menekkukan kakinya untuk melindungi vaginanya dari cambukan. Kini sekujur tubuh Jess penuh luka bekas cambukan, terutama di punggung dan pantatnya. Tangisan dan teriakan Jess mulai mereda karena kelelahan ddan kesakitan.
Ketiga penculik itu juga mulai lelah menyiksa Jess yang malang. Timer di video menunjukkan waktu 45 menit. Setelah melepas lelah, Jack mengambil seutas tali tambang. Ia menggesek2an tali itu di selangkangan Jess dari depan ke belakang, sehingga menggesek vagina Jess yang memar dan bengkak akibat ditusuk dengan bambu. Vagina Jess terasa panas dan sakit luar biasa. ia hanya bisa menangis lirih tak berdaya. darah kembali mengalir membasahi selangkangannya. Tali yang digunakan jack juga bersimbah darah dari vagina jess. Tidak tahan menerima semuanya ini, akhirnya Jess pingsan karena sakit dan lelah. Video itu pun dimatikan dan kembali dikirimkan ke ayah Jess. ayahnya hanya bisa menangis melihat anak gadisnya yang selama ini ia besarkan, diperlakukan seperti itu. Namun ia tetap tidak bisa melakukan apa2 dan polisi melarangnya untuk menemui penculik itu karena alasan keamanan.
Sampai malam itu, belum ada kabar dari ayah Jess. Para penculik yang sudah tidak tahan ingin menikmati tubuh gadis itu pun melepaskan Jess yang masih pingsan dari gantungannya. Mereka membaringkan Jess di atas sebuah ranjang besi, lalu merentangkan tubuh Jess membentuk huruf X. Kedua tangannya diikat ke bagian atas ranjang, sementara kedua kakinya direntangkan dan diikat ke ujung2 bawah ranjang. Jack lalu meneteskan alkohol ke vagina Jess yang terluka akibat ditusuk2 tadi. rasa sakit yang luar biasa membangunkan Jess dari pingsan. matanya membelalak. Ia ingin bangun dari ranjang namun tangan dan kakinya terikat kencang.
Ia sudah tidak memiliki kekuatan untuk memberontak dan merelakan para penculik itu bermain2 dengan tubuhnya. Mereka meremas2 payudara Jess yang masih memar, meremas2 paha dan pantatnya, serta menciumi bibirnya yang kecil itu. tidak lupa mereka merekam adegan itu untuk dikirimkan ke ayah Jess. Setelah beberapa lama, akhirnya mereka berdiskusi siapa yang akan memperkosa Jess pertama kalinya. Setelah diundi, akhirnya Tom yang maju pertama, diikuti Jerry dan Jack. Tom pun mengarahkan penisnya yang sudah berdiri tegak dan besar ke arah vagina Jess yang terluka, tanpa basa-basi langsung ditancapkannya ke dalam liang vagina Jess. Jess berteriak kesakitan, walau penis Tom bukanlah benda pertama yang menusuk vaginanya. Luka2 di dinding vagina Jess yang lecet2 akibat ditusuk2 tadi semakin terasa sakit ketika beradu dengan penis Tom yang secara brutal memompa vaginanya. Setelah merasa akan berejakulasi, Tom melepaskan penisnya dari vagina Jess, lalu duduk di atas perut Jess. Ia memposisikan penisnya di antara kedua payudara Jess, lalu mendempetkan payudara Jess untuk mengocok penisnya. Tidak lama kemudian spermanya pun muncrat ke arah wajah Jess. Wajahnya kini belepotan dengan sperma. "See, gue baik kan? gue udah janji gak bakal bikin lu hamil, gue tepatin janji gue! Sekarang jilat sperma di pipi lo!" perintah Tom.
Jerry lalu mengambil alih. Ia melepaskan ikatan Jess yang sudah lemah dan tidak mungkin lagi melawan dari ujung2 ranjang. Ia memposisikan tubuh Jess menungging, lalu menghujamkan penisnya ke lubang dubur Jess. Merasa kesempitan, Jerry mengambil sebuah botol dan menusukannya ke pantat Jess. Jess hanya bisa menangis kesakitan, karena tangannya masih diikat ke belakang sehingga tidak bisa melawan. Setelah beberapa lama, lubang pantat Jess kini menganga dan memerah karena ditusuk botol. Jerry pun kembali menyodomi pantat Jess yang montok itu, sambil sesekali memukuli pantatnya yang dipenuhi luka bekas cambukan tadi siang. Setelah berejakulasi, Jerry berpindah posisi ke depan, lalu memaksa Jess mengulum penisnya yang baru saja keluar dari lobang pantat sehingga dilumuri kotoran. Dengan perasaan jijik, Jess pun mengulum penis yang berbalur kotoran tubuhnya sendiri itu. Jerry pun menyemburkan spermanya untuk yang kedua kali, kali ini di mulut Jess.
Melihat posisi tubuh Jess yang menungging, Jack kembali ingin menyakiti gadis itu. Ia mengambil ikat pinggangnya dan mencambuk pantat Jess yang terlihat semakin montok dalam keadaan menungging. Karena berusaha menghindar, Jerry pun membantu memegangi tubuh Jess agar tidak menghindar. Jack berkali2 mencambuki pantat Jess, diikuti dengan rintihan Jess yang sudah tidak berdaya itu. Setelah bosan menyakiti pantat Jess, Jack pun kini memposisikan tubuh Jess tengkurap diatasnya. ia memposisikan penisnya ke arah vagina jess, lalu menarik turun tubuh Jess sehingga penisnya menyodok masuk ke vagina Jess. Tom melihat pantat Jess menganggur dan ingin mencobanya, sehingga ia pun meniduri Jess dari atas dan menyodomi pantatnya. Kini Jess berada di antara kedua pria bejat yang sedang memperkosa tubuhnya, seperti ikan tuna di antara sandwich. Sesuai janjinya Jack menyemprotkan spermanya di luar vagina Jess, namun tidak dengan Tom, karena tidak mungkin ia menghamili Jess dari pantat, bukan? Setelah puas, mereka mematikan rekaman video yang sudah berdurasi hampir 4 jam itu. Mereka kembali menggantungkan tubuh Jess ke langit2.
Keesokan harinya, ketika Jess kembali mengeluh lapar, mereka menyediakan sepiring nasi, lalu menyuruh Jess menungging. Mereka lalu memaksa Jess mengocok penis mereka, kemudian menyemprotkan spermanya ke piring nasi tersebut. Tidak puas dengan itu, mereka juga mengencingi dan menginjang2 makanan itu, baru mempersilakan Jess menyantapnya. walaupun dipenuhi rasa jijik, Jess tetap menyantap makanan itu untuk mencegah rasa lapar.
Di hari itu mereka kembali menyiksa Jess beramai-ramai. mereka bahkan mengundang beberapa teman mereka, jumlahnya sekitar 8 orang. Mereka kemudian bersama2 menikmati tubuh gadis malang itu. Ada yang meremas & mencubiti payudara Jess, bahkan menggigit putingnya. Ada juga yang memainkan jarinya di klitoris Jess. Mereka juga meraba2 sekujur tubuh Jess, sesekali memukulinya dengan berbagai alat. Ada juga yang menciumi dan menjilati ketiak Jess yang berkeringat dan mereka anggap gurih dan beraroma khas. Terakhir, mereka menggunakan spidol untuk mencoret2 tubuh Jess dengan kata2 kasar, terutama di punggung, pantat, dan pahanya.
Singkat cerita, para polisi berhasil menemukan Jess di bangunan itu. Namun, saat ditemukan, para penculik itu berhasil kabur dari bangunan itu, sehingga berhasil lolos. Para polisi lalu membebaskan Jess dan mengembalikannya kepada orangtuanya. Saat dikembalikan, Jess dalam keadaan tidak sadar. Orangtuanya hanya bisa menangis menyaksikan tubuh Jess yang dipenuhi dengan luka. Punggung dan pantatnya penuh bekas cambukan. Vagina dan lubang pantatnya sudah tidak berbentuk akibat dirusak dan diperkosa beramai2. Payudaranya memar2 dan penuh dengan luka. Sekujur tubuhnya juga dipenuhi coret2an yang bermaksud menghina gadis itu dan keluarganya. Sekarang, Jess terbaring koma di rumah sakit. Tidak ada yang bisa memastikan kapan ia akan bangun kembali. Namun bila ia bangun pun hidupnya akan tersiksa akibat luka dan trauma yang mendalam tersebut.
-tamat-
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Main Rumah Rumahan Lalu Kuda Kudaan Mar 22nd 2013, 03:09 Saat itu saya baru kelas 3 SD, jadi belum tahu apa-apa tentang seks. Apalagi berhubungan badan. Umur saya waktu itu kira-kira masih 9 atau 10 tahun. Jadi saya rasa pembaca sekalian pun mengerti kalau di saat-saat usia seperti itu boleh dibilang kita tidak tahu apa-apa. Betul tidak? Sewaktu saya kecil seperti itu, saya tinggal di desa SB dengan kakek dan nenek saya. Memang dari umur 1 sampai kira-kira 12 tahun saya tidak pernah tinggal bersama orang tua saya. Boleh dikatakan di sana saya hidup tanpa teman, soalnya desa saya dulunya mayoritas penduduk pribumi, sedangkan saya non pribumi. Jadi hanya sebagian yang mau berteman dengan saya.
Karena apabila pulang sekolah saya tidak ada teman bermain, saya sering bermain sendiri atau kadang-kadang pergi ke rumah tetangga sebelah bermain-main. Tetangga sebelah saya juga mempunyai seorang anak dan jarang bergaul. Jadi kami selalu bermain bersama. Oh ya saya lupa, anak tetangga sebelah saya itu adalah seorang cewek manis dengan rambut panjang dan memiliki tinggi lebih dari saya. Dan satu lagi, umur dia lebih tua dari saya 2 tahun. Jadi pada saat itu, dia masih berumur kira-kira 13 tahun. Memang benar kata guru Biologi saya bahwa umumnya cewek lebih cepat dewasa ketimbang pria.
Hampir setiap hari saya main ke sebelah, dan orang tuanya juga baik kepada saya. Ya mungkin juga gara-gara anaknya jarang bergaul. Jadi mereka selalu senang kalau melihat saya bermain-main dengannya. Cewek teman saya bermain ini, kita sebut saja bernama Siska. Sering ditinggal sendiri di rumah, karena ibunya adalah seorang bidan yang setiap hari jarang di rumah. Sedangkan ayahnya adalah seorang pekerja. Jadi otomatis kalau ibunya pergi dia tinggal sendirian di rumah. Karena dia sering sendiri, kadang-kadang dia datang ke rumah saya untuk mengajak saya bermain di rumahnya. Terang saja saya mau, soalnya di rumahnya selain banyak permainan, juga bebas karena tidak ada orang yang melarang. Karena keseringan saya bersamanya, kami sudah tidak ada perasaan malu satu sama lain. Kami juga sering menonton acara TV berdua dan seingat saya waktu itu masih belum ada banyak saluran. Hanya ada TVRI saja. Bila di rumah sedang kosong, kami habiskan waktu dengan bermain-main, seperti main catur, main rumah-rumahan dan bila sudah bosan kami duduk berdampingan nonton TV bersama. Apabila nonton film horor saya sangat senang karena apabila dia ketakutan kami sering berpelukan. Karena dia lebih tua dari saya, tak jarang saya mendapat pelajaran tentang apa saja darinya.
Saya ingat pada suatu siang karena kecapaian bermain, saya tertidur di kamarnya. Mungkin karena dia juga kecapaian dia tidur juga di samping saya dan ketika saya bangun saya merasakan tangan saya sudah memegang sesuatu yang lembut dari tubuhnya dan ketika saya lihat ke samping ternyata tangan saya sedang memegang dadanya yang pada saat itu masih belum membesar tapi sudah lumayan untuk dinikmati. Karena belum mengerti apa-apa saya menggerakkan tangan saya untuk menggeser agar tidak mengganggu tidurnya, namun tangannya yang lembut tiba-tiba menangkap tangan saya agar tetap berada di dadanya. Sambil menggerak-gerakkan tangannya yang menangkap tangan saya di dadanya, saya lihat dia sepertinya keenakan. Dan walaupun saya waktu itu belum mengerti tentang yang begituan, tapi naluri saya mengatakan untuk terus melanjutkan kegiatan itu tanpa dikomando. Saya pun meletakkan tangan saya satu lagi ke payudaranya dan meremas-remasnya perlahan. Walaupun dia masih dalam keadaan tidur dan berpakaian lengkap. Namun sensasi yang saya rasakan waktu itu begitu indah. Bahkan kemaluan saya bisa berdiri sangat tegang.
Dia yang sudah merasakan bahwa tangan saya telah bergerak sendiri pun mulai melepaskan genggamannya pada tanganku dan membiarkan tangan saya bergerak sendiri. Kemudian tangannya bergerak menuju ke batang kemaluan saya yang sudah berdiri tegak tetapi karena waktu itu saya masih kecil, jadi batang kemaluan saya juga kecil dan masih botak. Saya terang saja kaget, karena dia tiba-tiba mengeluarkan kemaluan saya dan menggenggamnya. Saya waktu itu tidak mengerti apa maunya dan tidak pernah mengerti soal bagituan. Namun semakin lama saya semakin merasakan nikmat yang susah dilukiskan dengan kata-kata. Saya melihat dia telah membuka matanya dan melihat dia tersenyum melihat wajah polos saya yang tidak mengerti soal begituan. Dia kemudian dengan tangan satunya lagi mengangkat kaosnya ke atas dan sekarang hanya tinggal kaos kutangnya saja. Tangan saya yang kembali diam ditariknya kembali ke perutnya yang telanjang dan mengusap-usapkannya. Saya pun mulai mengusap-usap perutnya yang berkulit halus dan putih itu, karena saya merasakan bahwa kulitnya sangat enak dielus.
Dia yang tahu kalau saya sejak kecil tidak pernah tinggal bersama orang tua kemudian bertanya, "Tango, apakah kamu pernah minum ASI?" saya hanya menggeleng dan terus menikmati usapan tangan saya dan genggaman tangannya di batang saya. "Apakah kamu mau mencoba?" saya mengangguk dengan cepat, karena seumur-umur saya tidak pernah merasakan. Dia pun kemudian membuka kaos kutangnya dan terlihat olehku sepasang bukit yang tidak begitu tinggi mencuat ke atas. Kemudian dia menghentikan aktifitasnya dan duduk bersila bersandar di dinding. Dengan bertelanjang dada dia kemudian mengambil kepala saya dengan lembut dan ditariknya agar rebah di pangkuannya dan setelah saya rebah dengan kepala tepat berada di pangkuannya. Dia kemudian memegang payudaranya yang sebelah kanan dan menyodorkannya ke mulut saya. Saya kemudian pun menghisap-hisap payudaranya. Dia tertawa kegelian dan kembali menangkap batang kemaluan saya dan mempermainkannya kembali.
"Kak, kok nggak ada susunya", protes saya waktu itu. "Kita kan sekarang lagi main rumah-rumahan, jadi kita ecek-ecek aja." Saya pun mengangguk dan kembali menghisap payudaranya yang masih berwarna merah muda itu. "Nah, sekarang saya berperan jadi mama, dan kamu anak mama yang masih kecil jadi kamu harus nurut", katanya lagi dan saya tetap setuju walau saya kurang mengerti arah permainannya.
Tapi saya tidak perduli karena sepertinya permainan rumah-rumahan seperti begini yang baru pertama kali kami mainkan sepertinya sangat menarik dan mengasyikkan. Karena batang kemaluan saya terus dipermainkan dengan tangannya, tiba-tiba saya merasakan seperti ingin kencing. "Siska, eh, mama saya mau kencing." Dia pun menghentikan kegiatannya dan kemudian mengangkat kepala saya kemudian berkata, "Oke... sekarang mama bawa kamu ke kamar mandi dan sekalian mandi yah." Saya kembali mengangguk. Sesampai di depan pintu kamar mandi, dengan masih bertelanjang dada dia kemudian membuka semua pakaian saya. Saya hanya menurut, dan kini saya tanpa sehelai benang pun yang menutup ditariknya tangan saya ke kamar mandi, dia pun kemudian menutup pintu dan mulai membuka celananya plus CD-nya. Kini untuk pertama kalinya saya melihat dia telanjang bulat di depan saya. Entah kenapa kemaluan saya yang tadi sempat turun, kembali naik setelah melihat dia jongkok untuk pipis sehingga kemaluannya yang sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu halus terlihat jelas.
Liang kemaluannya yang kemerah-merahan membuat saya terbengong. "Lho, katanya mau kencing?" katanya sambil tersenyum dan kembali memandang junior saya yang sudah naik tinggi. Saya pun kemudian berjalan menuju klosetnya dan kencing di sana, tapi kencing saya sedikit saja. Setelah selesai bahu saya kemudian dipegangnya dan kemudian dia membalikkan tubuh saya dan kembali terlihat oleh saya teman bermain saya yang kini berperan sebagai ibu dengan rambut diikatnya ke atas dengan tanpa busana. Kemudian dia pun mulai memandikanku seperti seorang ibu memandikan anaknya atau bila boleh dikata memandikan suaminya, sebab dia selalu saja memegang kemaluan saya.
Setelah selesai memandikan saya, saya dimintanya untuk menunggu sebentar dan duduk di kloset karena dia bilang kalau sekarang giliran mama yang mandi. Saya hanya duduk dan melihat dia mandi. Setelah ia selesai membersihkan badannya. Dia kemudian berjalan menuju saya dan berkata, "Sstt... sekarang ceritanya kamu sudah besar dan sedang mandi dengan istrimu", kemudian dengan sikap jongkok dia kembali sekali lagi menggenggam batang kemaluan saya dan kali ini dia masukkan ke mulutnya yang mungil, sambil dikocok-kocok dan mengulumnya. Saya merasakan geli dan nikmat menjadi satu. Kemudian entah naluri dari mana tangan saya berusaha menggapai payudaranya. Melihat tangan saya bergerak dan berusaha menggapai payudaranya tapi tidak sampai karena Siska sedang berjongkok, dia pun kemudian naik dan membungkuk dengan mulut tak lepas dari batang kemaluanku dengan maksud agar tanganku sampai ke dadanya.
Setelah sampai saya pun meremas-remas dadanya. Setelah lama bermain dengan gaya begitu, dia kemudian berdiri, dan menyuruh saya agar ikut berdiri. Saya kembali hanya mengikutinya karena saya menganggap permainannya kali ini sangat menarik. Dia kemudian menyandarkan saya ke dinding kemudian saya lihat wajahnya sangat dekat ke wajah saya. Saya sering melihat adegan berciuman di TV, maka saya pun ingin merasakan berciuman dan saya rasa dia juga demikian. Maka sedetik kemudian kami sudah saling mengulum walaupun pada saat itu kami tidak mengerti caranya. Kami hanya saling mengisap dan mengulum. Karena saya waktu itu lebih rendah beberapa centi darinya. Jadi sewaktu ia menciumku, tubuhnya sangat rapat dan saya dapat merasakan payudaranya menekan ke dada saya, sedangkan di bawah saya merasakan kalau pinggulnya bergerak maju mundur, sebab saya waktu itu bisa merasakan kalau batang saya yang sudah tegak itu bergesekan dengan selangkangannya yang maju mundur.
Setelah puas berciuman tanpa bicara dia kemudian memegang kemaluan saya dan mengarahkan ke liang kemaluannya. Namun pada saat itu saya rasa dia telah mengerti soal keperawanan sedangkan saya tidak tahu apa-apa (yang penting enak) dia hanya memasukkan sedikit batang kemaluan saya ke liang kemaluannya. Hanya kira-kira 1/3 dari panjangnya dia genggam dan masukkan ke lubang kemaluannya. Kemudian setelah dia taksir tepat, dia pun mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga tepat 1/3 bagian yang masuk ke lubangnya. Waktu itu saya melihat dia seperti merasakan kenikmatan yang luar biasa karena berkali-kali dia mendesah dan mendesis.
Setelah beberapa menit saya merasakan ada cairan hangat membasahi batang kemaluan saya dan saya melihat dia berhenti dari aktifitasnya sesaat dan kemudian mencabut kemaluan saya. Dia kemudian mencolek sedikit cairan yang keluar dari lubang kemaluannya dan menciumnya. "Ini apa yah? kok bisa keluar dari memekku?" tanyanya kepada saya. Terang saja saya tidak tahu dan saya pun ikut mencolek sedikit dari kemaluannya. Sewaktu jari saya mencolek kemaluannya saya melihat dia mengejang sedikit, mungkin saat itu saya menyentuh klitorisnya. Dan saya pun menciumnya, "Nggak tahu yah, kok kental gini. Memangnya sebelumnya nggak pernah keluar?" dia hanya menggeleng. "Sudah dech, nggak pa-pa, entar juga tahu sendiri", katanya santai.
Kemudian dia pun membersihkan kemaluannya. Melihat saya masih terbengong dia pun kemudian menarik saya dan membersihkan batang kemaluan saya. Pada saat dia membersihkan, dia seperti mengocok-ngocok kemaluan saya dan kemudian menyiramnya dengan air, namun tak lama kemudian saya kembali merasakan mau kencing, "Siska, saya mau kencing nih." "Ah.. kamu kan tadi baru kencing masa kencing lagi", jawabnya dengan tangan tetap membersihkan kelamin saya. "Sis, udah nggak tahan nih, udah mau keluar", ucap saya sambil menahan sesuatu yang akan keluar. "Keluarkan aja kalau memang ada", tantangnya. Dan currr... akhirnya saya tidak dapat menahannya dan kami berdua kembali terkejut dan saling memandang satu sama lain setelah apa yang tadi saya keluarkan habis. Sejenak saya bagai terbang ke awang-awang.
"Lho, kok kencing kamu warnanya lain?" tanyanya kepada saya. Saya hanya mengangkat bahu. "Sama seperti tadi, eh, kok ini kamu mengecil?" tanyanya lagi sambi menunjuk ke kemaluanku. Saya kembali mengangkat bahu dan menjawab, "Nggak tahu yah... tapi waktu tadi yang putih-putih itu keluar rasanya kok enak sekali", kali ini saya memberi respon. "Iya, saya tadi juga merasakan kayak gitu", katanya. "Mungkin ini sebabnya orang dewasa suka kayak gitu", sambungnya memberi alasan. "Maksudnya?" tanyaku tak mengerti. "Iya soalnya waktu tante saya datang dari Medan, waktu malam saya nggak sengaja liat tante sama suaminya sedang memasukkan kelaminnya seperti yang kita lakukan tadi, terus setelah saya intip lama, kemudian tante sama paman sama-sama bilang, Ahhh... dan kemudian mencabutnya, mungkin itu rasa nikmat karena cairan kayak gini keluar", Siska menjelaskan panjang lebar. "Ooo... tapi rasanya enak lho, lain kali kita main kayak gini lagi mau?" ajak saya. "Ok, tapi kata mama saya, saya nggak boleh masukkan sesuatu ke memek saya dalam-dalam, katanya entar bisa berdarah, jadi saya takut. Tapi lain kali kita mainnya kayak tadi aja yah?" Kali ini saya setuju dan mengangguk cepat.
Kemudian kami mandi sekali lagi dan berpakaian kembali. "Eh, Tango lu jangan bilang siapa-siapa yah tentang yang kita lakukan tadi, entar kita bisa dimarahin", larangnya. "Ok dech, tenang aja... habis mandi enaknya ngapain yah?" "Yuk kita nonton TV aja, sambil nunggu mamaku pulang." Dan kami pun menonton acara kartun di TV yang pada saat itu sedang menayangkan kartun Kura-Kura Ninja. Setelah kartunnya habis, tak lama kemudian mama Siska pulang, dan saya pun mau pulang untuk belajar. Karena rumah saya hanya di sebelah dan hanya dibatasi pagar batu rendah, saya pun biasa pulang dengan memanjat pagar itu. Setelah sampai di atas pagar saya dengar Siska berteriak, "Tango, besok-besok kita main rumah-rumahan lagi yah?" Saya kemudian mengangguk dan mengacungkan jempolku kepadanya.
Nah, setelah kejadian itu saya semakin sering ke rumahnya, namun karena mamanya sekarang jarang keluar siang, jadi kami jarang bermain, dan seingat saya, saya hanya sempat bermain seperti itu empat kali dengannya dan selama kami bermain rumah-rumahan, keperawanannya tetap terjaga. Karena waktu saya umur 13 tahun, nenek saya dipanggil Tuhan. Dan saya pun dibawa kembali bersama orang tua saya dan melanjutkan sekolah saya di kota M, dan sampai sekarang saya jarang pulang ke desa SB dan bila saya ke sana saya sudah tidak pernah berjumpa Siska. Kata keluarganya dia ikut tantenya keluar kota. Dan pernah suatu kali saya pulang ke SB dan bertemu dengannya, kami hanya senyum-senyum tanpa berbicara, sebab kami berdua sepertinya malu kalau mengingat kejadian sewaktu kami belum mengerti apa-apa.
TAMAT
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Guru - guru yang nakal Mar 22nd 2013, 03:08 namaku, sebut saja Nadia, aku bersekolah di sebuah SMA elit di Jakarta kelas 2 IPS... tahun ini, aku baru beranjak usia 16 tahun dan aku baru putus sama cowok aku lantaran dia udah bosen sama aku... dia mutusin aku secara sepihak dan aku sangat sedih dan ingin menangis...
sekedar informasi, aku memiliki wajah yang oriental dari ibuku, berambut panjang lurus, payudara sedang, memek merah jambu, bokong yang sekal, dan yang pasti aku manis (menurut pengakuan temen-temenku lho)... sebenarnya aku bukan gadis nakal... tapi semenjak peristiwa yang ingin aku ceritakan ini, aku menjadi binal dan gelap mata...
suatu hari, aku berangkat menuju sekolah... dengan mengenakan seragam ketat, rok sepaha, dan sepatu kets putih, aku berjalan di lorong menuju ke kelasku... aku biasa mengobrol dulu, ngerumpiin fashion sama temen-temenku...
ketika pelajaran dimulai, aku selalu YM-an dengan kenalan cowo-cowo atau temen-temenku via BB... karena kebiasaan chatting ga pernah lepas, akhirnya ketahuan juga oleh guruku, sebut saja namanya Pak Amin (guru Sosiologi)... padahal BB-ku udah kamuflase dengan tas yang kutaruh di meja...
Pak Amin menegurku, "Nadia! kamu lagi ngapain?"
spontan aku kaget, "ng.. ngga ada pak!"
Pak Amin langsung menuju mejaku, dalam hati aku berkata "mati gue!"...
"coba bapak lihat!", ujar Pak Amin sambil mengorek tasku... saat dia mengambil BB-ku dan dilihat YM-ku, dia berkata "nah ya, ketahuan ya!"
"maaf pak! saya ga akan main hape lagi!", aku membela...
Pak Amin berkata, "maaf Nadia! hape kamu bapak sita! nanti selesai jam terakhir, kamu ke BP ya!"
"yah pak, jangan pak!", aku memohon Pak Amin untuk tidak menyita BB-ku... tapi Pak Amin ga menggubris...
sepulang sekolah, aku ke Ruang BP dan menemui Pak Herman... aku masuk Ruang BP dan di situ Pak Herman dan Pak Amin sedang duduk di sofa membicarakan aku soal aku chattingan saat belajar...
Pak Herman bertanya padaku, "kamu tahu peraturan di sekolah, bahwa murid dilarang melakukan aktivitas komunikasi seluler ketika belajar?"
aku menjawab, "tahu pak!"
"lantas mengapa kamu malah main hape??", tanya Pak Herman
"maaf pak, saya khilaf.. saya janji ga akan main hape lagi pas belajar, pak!", kataku sambil menunduk...
"ngga bisa, Nadia! bapak terpaksa harus memanggil orangtuamu untuk mendisiplinkanmu!", kata Pak Herman...
aku langsung gondok dan takut, ayahku sangat galak soal disiplin dan ketertiban...
"pak! maaf pak, saya janji pak, beneeerr!!!...." kataku sambil setengah menangis...
kemudian Pak Amin mendekatiku dan memegang pahaku,
"Nadia! kamu seharusnya paham bahwa menggunakan hape ada waktunya! pas istirahat bisa, bahkan di rumah sepuas kamu! tapi kamu harus bisa membedakan waktu dan tempat serta situasi dalam melakukan sesuatu",
akhirnya aku ga bisa membendung air mataku dan aku hanya diam mendengarkan nasihat Pak Amin...
kemudian Pak Amin memegang kepalaku dan mengusap rambutku, "sudah, sudah, yang sudah terjadi jangan disesali! ambil pelajaran yang baik setelahnya!"..
aku menyeka air mataku pake tissu yang dikasih Pak Amin, kemudian tanpa sadar suasana berubah hening... mereka berdua diam dan menatapku...
kemudian Pak Herman keluar ruangan sebentar seperti mengecek sesuatu di lorong...
setelah itu, dia masuk dan mengunci pintu Ruang BP... setelah itu, dia berkata "Nadia! perbuatan kamu itu sangat tidak baik! semua murid yang ketahuan memainkan hape, sudah seharusnya dan pasti dipanggil orangtuanya!"
sejenak aku jadi deg-degan lagi... aku sangat takut ayahku jika dia tahu aku main BB di kelas.. bisa-bisa, BB-ku di sita ayahku...
Pak Herman melanjutkan, "tapi khusus kamu, bapak bisa maafkan! tapi ada syaratnya...."
aku bertanya, "syarat apa, pak?"
dia menjawab, "lepaskan rok kamu dan taruh di meja bapak!"
aku bertanya lagi, "untuk apa, pak?"
dia membentak, "lakukan saja! ga usah bertanya-tanya, atau bapak telepon ayahmu sekarang juga!!"
aku kaget dan langsung berdiri melepaskan rok aku... tapi aku agak malu, soalnya aku hanya memakai cd yang ketat dan renda-renda manis di pinggirannya...
Pak Herman berkata pada Pak Amin, "gimana pak? lanjut ngga?"..
kata Pak Amin, "lanjut dong!!".. lalu Pak Herman mendorongku ke sofa... aku langsung sadar bahwa aku akan diperkosa... ketika aku memberontak, aku ditahan Pak Amin...
"ga usah takut Nad! kamu aman kok di sini!", kata Pak Amin...
aku menangis lagi tapi mereka ga peduli... kemudian Pak Amin mengelus-elus memekku yang masih ditutupi cd, aku jadi risih "Jangan pak! saya masih perawan!"
kemudian, Pak Amin menggeser cd-ku ke samping dan dia memainkan klitorisku... saat itu, posisiku sedang mengangkang dengan seragam lengkap kecuali rok...
aku yang awalnya risih, lama-lama merasa kegelian... "aduh pak, udah! jangan diterusin... akh!"... memekku jadi agak basah...
"waw, ni jablay malah merespon lampu hijau pak!", kata Pak Herman sambil memegangi kedua kakiku ke atas kepada Pak Amin...
kemudian Pak Amin memasukkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke dalam lubang memek aku... aku kesakitan dan keluar darahnya dari situ... aku menjerit "aaaaa... pak, sakiiittt!!!!"... aku ga bisa bayangkan perihnya... selaput daraku robek oleh tangan guru bajingan ini...
pelan tapi pasti, dia mengocok memekku dengan jarinya... aku mulai merasa kenikmatan di situ dan menggelinjang ngga karuan "aah.. pak! yaah... ♥ udah pak!"...
"udah atau dicepetin?", tanya Pak Amin meledek.. lalu dia mempercepat laju tangannya dan aku semakin bertambah kenikmatan... "aaahh... truss... ♥", aku meracau spontan... lama-lama tangis takutku hilang dan menjadi tangis kenikmatan...
lalu Pak Herman melepaskan kakiku dan aku tetap mengangkang di sofa... dia memasukkan jari tengahnya ke dalam anusku... aku benar-benar ngga bisa membayangkan kenikmatannya saat itu... "ooohh... ♥ pak... &*%$^%$@"
akhirnya aku orgasme di situ.. "aaaahhh... iyaaahh... ♥♥♥♥"
lalu Pak Amin menciumku dan mengulum bibirku... dia memainkan lidahnya dan aku membalas kulumannya dengan liar... Pak Herman membuka seragamku dan melepaskan bra-ku... dia menjilati dan menghisap-hisap putingku...
lalu dia gantian menciumiku, sedangkan Pak Amin melepaskan cd-ku...
ronde kedua dimulai dan Pak Amin langsung menghujamkan kontolnya ke dalam memekku... aku lagi-lagi merasa sedikit perih tapi sudah agak mendingan...
tiba-tiba aku menjadi horni lagi... dia mengocok kontolnya keluar masuk memekku dan aku berganti gaya di atas dan dia tiduran di sofa... "aaahhh... ♥♥ pak, mantap!", ujarku meracau...
lalu Pak Herman mengocok kontolnya ke anusku dan aku sangat-sangat merasakan kenikmatan tiada tara dihujamkan ****** gede di dua lubang kenikmatanku... betapa nikmatnya aku menjadi wanita, bisa merasakan kedua tusukan ini... "trusss pak, ooohhh ♥♥♥"
sambil mengulum bibirku secara bergantian depan belakang, Pak Herman keluar duluan "ooohhh... Nadia! keluaaar nih bapak di bol lu!"... dia menyemprotkan spermanya di dalam anusku dan mencabut kontolnya..
anusku basah dan spermanya keluar mengalir ke arah memek... sambil terus dikocok oleh Pak Amin, akhirnya aku menerima sodokan orgasme kedua... "ahhhh... paaakk... aku sayang bapak... aaaooohh ♥♥♥♥♥♥"
dia mencabut kontolnya dan memuncratkan spermanya ke mulutku... aku lemas ga berdaya dalam keadaan telanjang memakai kaos kaki dan sepatu saja tiduran di sofa...
sperma Pak Amin membasahi bibirku dan kutenggak saja... kemudian Pak Amin dan Pak Herman berkemas-kemas dan pulang meninggalkanku... aku tiduran sebentar untuk beristirahat...
karena pintu Ruang BP ga dikunci, Mang Asep, penjaga sekolahku, masuk ke BP untuk mengecek ruangan.. dia memergokiku telanjang...
"neng!?? kok telanjang di sini??", tanya Mang Asep...
"...e.. anu..a e..", aku kelabakan... lalu dia masuk dan mengunci pintunya.. "neng pasti lagi cokil di sini yaa???", kata dia menggoda...
aku ga bisa mengelak, daripada dia tahu aku habis bertempur dengan 2 orang guru... dia langsung mendekatiku...
"mang asep mau ngapain???", aku agak menghindar...
"ga usah takut neng, mang asep bakal mewujudkan impian neng, daripada cokil!...", dia langsung melepaskan celananya dan menusuk kontolnya ke memekku tanpa sempat aku menghindar ataupun berbicara...
lagi-lagi aku merasakan kenikmatan, tetapi dua kali lipat rasanya, mungkin karena Mang Asep biasa menggenjot istri mudanya, biasalah, nikah siri....
aku meracau ga jelas, "ahhh... gilaaa... ♥♥♥♥!!", kocokan mautnya Mang Asep sangat membuat urat-urat di dalam memekku merespon positif... kenikmatan seks inilah yang pertama kali baru kurasakan...
sambil mengangkat kaki kananku ke bahunya, dia mengocok kontolnya semakin cepat di memekku dan tangannya memeras buah dadaku... "maaaang... maangtaap... aaaaaahhhhhhh ♥♥♥♥"
aku mencapai orgasme ketiga kalinya, "aaaaaahhhhh ♥♥♥♥♥♥♥♥".... dia terus mengocok dan sampai akhirnya dia menuju orgasme juga... aku berteriak, "jangan dikeluarin di dalam paak! saya bisa hamil!"...
dia ga peduli dan semakin brutal "bodo amaaat!!!!!", lalu muncratlah spermanya di dalamku... aku lelah dan kecapean... Mang Asep memakaikan cd-ku... "makasih ya neng, kapan-kapan kalo butuh, neng boleh ke belakang sekolah, mang asep ada di situ kok!"...
dengan malu aku menunduk dan berkata "iya pak, pasti!"... aku ga bisa lepas dari fakta bahwa bercinta dengan Mang Asep luar biasa nikmatnya...
keesokannya, aku selalu menuju belakang sekolah dan digenjot trus sama Mang Asep.. dan Pak Amin dan Pak Herman juga masih tetap mengajakku ML threesome...
aku pernah diajak check in di hotel oleh mereka berdua, dan aku mengatakan sebaiknya ajak juga Mang Asep dan kita bergangbang ria di hotel... aku menjadi gadis binal...
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar