|                               Cerita Sex - Sex di Warnet               Mar 22nd 2013, 03:11                                                Cerita ini bermula saat aku di bangku kuliah dulu. Aku kuliah di sebuah  Sekolah Tinggi Ilmu Informatika di Jakarta Selatan. Singkatnya,  banyaknya waktu luang yang aku punya sepulang kuliah membuat aku ingin  mencari kesibukan baru. Sampailah dimana aku mempunyai kebiasaan  chatting melalui MIRC. Setiap hari sepulang kuliah, aku selalu  menyempatkan diri untuk pergi ke warnet utuk chatting atau sekedar  browsing mencari-cari gambar atau filem bokep. Di chatting, aku  berkenalan dengan seorang wanita bernama Wulan,mahasiswi Desain grafis  di salah satu Universitas di Jakarta. Hampir setiap hari aku chat  dengannya. Sekedar basa basi atau saling curhat satu sama lain. Kami  berdua sering bertukar foto via E-mail,karena dulu belum tau friendster n  hape belum bisa MMS, Tounge.gif sejujurnya, Wulan tidak cantik,  cenderung tomboy dan dia anak Indies(tau donk). Yang membuat saya  tertarik adalah dia berkulit putih bersih dan enak untuk diajak ngobrol.  Pembawaannya selalu ceria, seolah dia tidak pernah merasakan sedih.
  Sampai suatu hari kami sepakat untuk kopi darat. aku menentukan  tempatnya, yaitu di Mall Ciputra, Grogol.. Oh iya, Wulan bertempat  tinggal di Rawamangun, jadi untuk ke Citraland mungkin jaraknya lumayan  jauh. Tapi aku menjanjikan akan mengantar dia pulang nanti.
  Hari pertemuan pun tiba. Jantungku lumayan berdebar. Setelah bertemu  debaran jantungku semakin kencang tapi lama kelamaan hilang setelah kami  mulai mengobrol. Kami berjalan-jalan sebentar dan mampir di McDon*ld  untuk makan. Setelah selesai makan, dia memintaku mengantarnya pulang.
  Saat itu aku belum punya kendaraan pribadi, jadi aku menemaninya naik  bis. Bis yang kami naiki waktu itu adalah Patas AC dan kondisi bis sepi.  Hanya di bagian depan sampai baris ketiga saja yang terisi. Sisanya di  belakang hanya ada sepasang penumpang. Lalu kami bergegas naik dan dia  mengajak aku duduk di kursi no.2 dari belakang, tepat disamping pintu  keluar belakang. Di perjalanan kami mengobrol dan bersenda gurau. Saat  bersenda gurau itu aku tidak sengaja menyenggol payudaranya, aku takut  dan panik, takut dia marah. Tapi ternyata dia bilang “qo Cuma nyenggol  siy, kamu pegang juga ga apa-apa qo. Serasa diberi lampu hijau, aku  mulai meremas-remas payudaranya sambil menciumi bibirnya. Tanganku mulai  masuk ke dalam kausnya yang terbalut oleh jaket. Aku pilin-pilin puting  payudaranya sambil sesekali aku remas-remas payudaranya. Sambil  mendesah dia berkata, “masukan tangan kamu ke celana aku say. Tanpa  pikir panjang, aku mulai memasukan tanganku ke dalam celana dalamnya,  dan ternyata sudah mulai basah. Lalu aku usap-usap klitorisnya dengan  lembut, sampai bibir vaginanya menjadi lebih basah.
  Tanpa terasa, kami tiba di tempat tujuan. Kami bergegas turun dan lalu  dia mengajakku ke warnet tempat dia biasa online. Setiba disana kondisi  warnet sepi, hanya ada operatornya saja. Dia kenal baik dengan  operatornya. Kondisi warnet seperti pada umumnya, disekat hanya sebatas  dada orang dewasa. Di belakang ada ruangan khusus tempat OP biasa  istirahat dan toilet di sebelahnya. Kami memilih PC di bagian paling  belakang. Kami muai browsing, dari mulai membuka situs-situs music,  sampai membuka situs-situs porno. Oh iya, posisi duduk antara aku dengan  dia adalah aku duduk di belakang dan dia setengah berpangku di kedua  belah pahaku. Posisi yang “sangat strategis untuk menjelajah ke setiap  jengkal tubuhnya.
  Saat dia mulai membuka situs porno, dia mulai terangsang. Kupikir inilah  tandaku untuk memulai. Aku mulai dengan meremas-remas kedua belah  payudaranya. Lalu aku membuka baju dan bhnya sampai terlihat jelas kedua  belah payudaranya. Putih bersih, dengan puting berwarna merah jambu.  Aku mulai mengulum-ngulum puting payudaranya sambil tangan kananku  meremas payudara kirinya dan tangan kiriku menjelajah ke dalam  celananya. Aku buka kancing dan resleting celananya, agar tanganku lebih  leluasa menyentuh klitoris dan lubang vaginanya. Jari tengahku  perlahan-lahan aku masukan kedalam vaginanya yang sudah mulai basah.  Dengan gerakan lambat aku mainkan jari-jariku di antara lubang vaginanya  dengan posisi jari tengahku masuk kedalamnya. Semakin lama gerakan  jari-jariku semakin cepat. Kukulum puting payudaranya dengan sesekali  kumainkan lidahku. Remasan tanganku semakin kencang ke payudaranya.  Sampai akhirnya dia mencapai klimaks dan aku memeluknya erat.
  Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore. Dia minta izin untuk pulang dan  mandi, karena rumahnya tidak terlalu jauh dari warnet. Ternyata dia  terkadang saat weekend menjadi operator di warnet itu, dan hari itu  adalah hari dimana dia mendapat giliran untuk menjadi Operator. Kurang  lebih satu jam lamanya aku menunggu, akhirnya dia tiba. Dengan wajah  yang lebih segar, memakai kaos ketat dengan rok mini berbahan jeans  berwarna biru. Saat dia mendekat, kuhirup harumnya wangi parfum yang dia  semprotkan ketubuhnya. Jujur, birahiku menjadi naik karenanya.
  Sesaat kemudian, dia memulai tugasnya dan Operator yang satunya lagi  izin pulang. Warnet hanya berisi 2 user. Dalam hati aku berharap kedua  user itu cepat selesai onlinenya, supaya aku bias berduaan dengan Wulan.
  Setengah jam berlalu, user terakhir akhirnya pulang. Tanpa basa basi,  dia pun membalik tulisan open menjadi close dan kemudian mengunci pintu  warnet. Dia lalu menuntunku ke belakang, ke tempat dimana operator biasa  beristirahat. Dia mulai menciumi bibirku dan aku balas dengan memainkan  lidahku. Tangannya mulai menjelajah ke dadaku, lalu turun ke perutku  dan kemudian berhenti diantara selangkanganku. Dia mulai meraba-raba  penisku yang makin lama makin tegang berdiri. Kancing celanaku dibukanya  dan perlahan resleting celanaku diturunkannya. Tinggalah aku dengan  hanya memakai celana dalam dengan kaus masih melekat. Kemudian dia buka  celana dalamku dan menyembulah penisku yang sudah tegak berdiri. Dia  mulai mengocok-ngocok penisku dengan lembut dengan sesekali menciumi  kepalanya. Sesaat kemudian ia mulai memainkan lidahnya, menjilati  penisku dan mengulumnya dengan perlahan. Dengan gerakan yang sangat  lembut dia gerakan bibirnya maju mundur, sambil sesekali menghisap,  membuat aku melayang.
  5 menit sudah ia memainkan punyaku. Tiba giliranku untuk mengerjainya.  Aku mulai dengan membuka kaosnya sambil sesekali aku ciumi kedua  payudaranya. Kubuka BHnya dengan perlahan, hingga terlihat jelas kedua  belah payudaranya yang tidak terlalu besar. Aku mulai dengan meremas,  kemudian mengulum putingnya, menghisap sambil memainkan jari-jariku di  atas payudaranya. Setelah puas, aku mulai menurunkan celana dalamnya.  Celana dalam berwarna biru dengan motif polkadot. Sehingga terlihat  jelaslah vaginanya yang memiliki bulu kemaluan yang tidak terlalu  banyak. Kurebahkan dia di lantai yang beralaskan karpet, dan aku ganjal  pantatnya dengan bantal agar pandanganku jelas. Kumulai menjilati  klitorisnya, dan mengulum labianya. Sesekali aku masukan lidahku kedalam  lubang vaginanya. Kumainkan bulu kemaluannya yang halus dengan lidah  tetap menjilati dan mengulum klitorisnya. Lalu aku masukan jari tengahku  kedalam vaginanya. Dengan gerakan yang perlahan aku mainkan jari  tengahku, dengan lidah masih bermain-main dengan klitorisnya. Mendekati  klimaks, aku hentikan gerakan lidah dan jariku dan memulai posisi  missionary. Aku mulai masukan penisku ke dalam vaginanya dengan  perlahan, lalu mengeluarkannya dengan perlahan dan aku lakukan  berulang-ulang. Dengan ritme yang lambat, kurasakan sensasi yang belum  pernah kurasakan sebelumnya. Diapun sepertinya menikmati gerakan-gerakan  yang aku lakukan. Setelah 5 menit, kemudian kami berganti posisi doggy  style. Dengan perlahan aku gerakan tubuhku maju mundur sambil sesekali  mempercepat ritme, kemudian memperlambat lagi, begitu seterusnya. Sampai  pada akhirnya dia hampir mencapai klimaks, akupun sepertinya sudah tak  bisa lagi menahan keluarnya sperma. Dia berkata, “keluarkan didalam  saja, aku tadi sudah minum pil KB. Hatiku berteriak kegirangan, karena  belum pernah seumur-umur bisa ngeluarin di dalam. Dengan beberapa  gerakan saja kami berdua pun mencapai klimaks. Dia merasakan hangatnya  spermaku yang keluar di dalam vaginanya. Sedangkan aku merasakan  bagaimana vaginanya berdenyut seperti menghisap-hisap penisku, luar  biasa. Beberapa saat aku diamkan penisku di dalam vaginanya. Setelah itu  kamipun membersihkan diri di toilet. Dan kemudian mulai memakai kembali  pakaian kami.
  Selesai itu, kamipun berpelukan. Lalu dia membisikan kata “terima  kasih buat hari ini, aku bahagia. Dalam hati aku hanya bisa tersenyum,  akupun bahagia, pikirku. Hari ini takkan pernah hilang dalam memoriku
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Menikmati Tubuh Mungil               Mar 22nd 2013, 03:11                                                Namaku Andi, ketika aku SMP, aku tinggal dengan saudaraku di Jakarta, di  rumah itu aku bersama tiga orang anak dari saudaraku itu yang usianya  sebayaku kecuali Marlena si bungsu, gadis kecil yang masih kelas enam  SD. 
  Setahun sudah aku tinggal dengan mereka, di usia puber sepertiku,  semakin hari tubuh Marlena yang biasa kupanggil Lena, terlihat semakin  bongsor saja, dengan kulitnya yang putih bersih semakin terlihat  menggairahkan nafsuku. Maklumlah turunan dari ibunya yang bertubuh  bongsor dan montok. 
  Setiap pulang sekolah aku selalu meluangkan waktu untuk ngobrol-ngobrol  dengan Lena, sekedar untuk melihatnya dari dekat, apalagi payudaranya  mulai terlihat bentuknya. Aku pun mulai mengincarnya, suatu ketika aku  akan mendekatinya, pikirku. 
  Dihari berikutnya saat Marlena pulang dari sekolah langsung menuju ke  kamar tempat cucian-cucian yang belum kering, karena di rumah lagi tidak  ada orang, akupun mengikutinya. Aku berusaha agar kedatanganku tidak  mengagetkannya.  "Len..udah pulang..?" iya kak, sambil melepas sepatunya.  "Awas dong..mau ganti baju nih..!" katanya memohon.  "Iya..aku keluar deh..tapi kalo udah ganti baju boleh masuk lagi ya..!" pintaku padanya.  "Iya....boleh.." ungkapnya. 
  "Aku masuk ya..!" pintaku dari luar sambil membuka pintu. Wow..seperti  bidadari Marlena memakai daster kecilnya yang bertali satu, jantungku  berdegup kencang seakan tidak percaya akan pemandangan itu.  "Len..kamu cantik sekali pakai baju itu..!" ungkapku jujur padanya.  "Masa sih..!" kata Marlena sambil berputar bergaya seperti peragawati.  "Aku boleh bilang sesuatu nggak Len..?" tanyaku agak ragu padanya.  "Mau bilang apaan sih kak..serius banget deh kayaknya..!" ungkap Marlena penasaran.  "A..aku.. boleh peluk kamu nggak..,sebentar aja..!" ungkapku memberanikan diri.  "Aku janji nggak ngapa-ngapain...sungguh..!" janjiku padanya.  "Iiih..peluk gimana sih.., emang mau ngapain.., nggak mau ah..!" bantahnya.  "Sebentar...aja...ya..Len.." kembali aku membujuknya, jangan sampai dia jadi takut padaku.  "Ya udah cepetan ah..yang enggak-enggak aja sih.." ungkapnya agak genit sambil berdiri membelakangiku. 
  Tak kusia-siakan aku langsung memeluknya diri belakang, tanganku  melingkar di tubuhnya yang kecil mulus, dan padat itu, lalu tanganku  kuletakkan di bagian perutnya, sambil ku usap-usap dengan perlahan.  Gila..kontolku langsung berdenyut begitu menyentuh pantat Marlena yang  empuk dan bentuknya sedikit menungging menyentuh ke arah kontolku.  Langsung saja kugesek-gesekkan pelan-pelan di pantatnya itu.  "Iiih...diapain sih tuh..udah...ah..!" seru Marlena sambil berusaha melepaskan pelukanku.  "Aku terangsang Len..abis kamu cantik sekali Len..!" ungkapku terus terang. 
  Marlena pun membalikkan badannya menghadapku, sambil menatapku penuh rasa penasaran.  "Anunya bangun ya kak..?" tanya Marlena heran.  "Iya Len..aku terangsang sekali.." ungkapku sambil mengelus-elus celanaku yang menyembul karena kontolku yang sudah tegang.  "Kamu mau lihat nggak Len..?" tanyaku padanya.  "Nggak ah..entar ada orang masuk lho..!" katanya polos.  "Kita kunci aja dulu pintu gerbangnya ya..!" ungkapku, sambil beranjak mengunci pintu gerbang depan.  Sementara Marlena menungguku dengan sedikit salah tingkah di kamar itu. 
  Sekembali mengunci pintu gerbang depan, kulihat Marlena masih di kamar itu menunggu dengan malu-malu, tapi juga penasaran.  "Ya udah aku buka ya....?" ungkapku sambil menurunkan celana pendekku pelan-pelan.  Kulihat Marlena mengbuang muka pura-pura malu tapi matanya sedikit  melirik mencuri pandang ke arah kontolku yang sudah kembali ngaceng.  "Nih lihat...cepetan mumpung nggak ada orang..!" ungkapku pada Marlena  sambil kuelus-elus kontolku di depannya. Marlena pun melihatnya dengan  tersipu-sipu.  "Iiih ngapain sih... Malu tahu..!" ungkapnya pura-pura.  "Ngapain malu Len..kan udah nggak ada orang.." kataku berdebar-debar.  "Mau pegang nggak...?" Ungkapku sambil menarik tangan Marlena  kutempelkan ke arah kontolku. Tampak muka Marlena mulai memerah karena  malu, tapi penasaran. Masih dalam pegangan tanganku, tangan Marlena  kugenggamkan pada batang kontolku yang sudah ngaceng itu, sengaja ku  usap-usapkan pada kontolku, dia pun mulai berani melihat ke arah  kontolku. 
  "Iiiih..takut ah..gede banget sih..!" ungkapnya, sambil mulai mengusap-ngusap kontolku, tanpa bimbinganku lagi.  "Aaaah..ooouw...terus Len..enak banget..!" aku mulai merintih. Sementara  Marlena sesuai permintaanku terus menggenggam kontolku sambil sesekali  mengusap-usapkan tangannya turun naik pada batang kontolku, rasa  penasarannya semakin menjadi melihat kontolku yang sudah ngaceng itu.  "Aku boleh pegang-pegang kamu nggak Len..?" ungkapku sambil mulai  mengusap-usap lengan Marlena, lalu bergeser mengusap-usap punggungnya,  sampai akhirnya ku usap-usap dan kuremas-remas pantatnya dengan lembut.  Marlena terlihat bingung atas tingkahku itu, di belum mengerti apa  maksud dari tindakanku terhadapnya itu, dengan sangat hati-hati rabaan  tanganku pun mulai keseluruh bagian tubuhnya, sampai sesekali Marlena  menggelinjang kegelian, aku berusaha untuk tidak terlihat kasar olehnya,  agar dia tidak kapok dan tidak menceritakan ulahku itu kepada orang  tuanya.  "Gimana Len.....?" ungkapku padanya.  "Gimana apanya..!" jawab Marlena polos. 
  Aku kembali berdiri dan memeluk Marlena dari belakang, sementara  celanaku sudah jatuh melorot ke lantai, sekalian saja kulepas. Marlena  pun diam saja saat aku memeluknya, sentuhan lembut kontolku pada daster  mini warna bunga-bunga merah yang dipakai Marlena membuatku semakin  bernafsu padanya. akupun terus menggesek-gesekkan batang kontolku di  atas pantatnya itu. Sementara tangan Marlena terus menggenggam batang  kontolku yang menempel di pantatnya, sesekali dia mengocoknya  pelan-pelan.  Tak lama setelah itu perlahan kuangkat daster tipis Marlena yang  menutupi bagian pantatnya itu, lalu dengan hati-hati kutempelkan batang  kontolku diatas pantat Marlena yang tidak tertutupi oleh daster tipinya  lagi.  "Len...buka ya celana dalamnya...!" pintaku pelan, sambil membelai rambutnya yang terurai sebatas bahunya itu.  "Eeeh...mau ngapain sih...pake dibuka segala..?" tanyanya bingung.  "Nggak apa-apa nanti juga kamu tahu.. Lena tenang aja..!" bujukku  padanya agar dia bersikap tenang, sambil perlahan-lahan aku turunkan  celana dalam Marlena.  "Tuh kan....malu..masa nggak pake celana dalam sih..!" ungkapnya merengek padaku.  "Udah nggak apa-apa...kan nggak ada siapa-siapa..!" aku menenangkannya.
  "Kamu kan udah pegang punyaku..sekarang aku pegang punyamu ya..Len..?"  pintaku padanya, sambil mulai ku usap-usap memeknya yang masih bersih  tanpa bulu itu.  "Ah..udah dong..geli nih.." ungkap Marlena, saat tanganku mengusap-usap selangkangan dan memeknya.  "Ya udah...punyaku aja yang ditempelin deket punyamu ya..!" ungkapku  sambil menempelkan batang kontolku ditengah-tengah selangkangan Marlena  tepat diatas lubang memeknya. Pelan-pelan kugesek-gesekkan batang  kontolku itu di belahan memek Marlena. Lama kelamaan memek Marlena mulai  basah, semakin licin terasa pada gesekkan batang kontolku di belahan  memek Marlena, nafsu birahiku semakin tinggi, darahku rasanya mengalir  cepat keseluruh tubuhku, seiring dengan degup jantungku yang makin  cepat. 
  Masih dalam posisi membelakangiku, aku meminta Marlena membungkukkan  badannya ke depan agar aku lebih leluasa menempelkan batang kontolku di  tengah-tengah selangkangannya. Marlena pun menuruti permintaanku tanpa  rasa takut sedikitpun, rupanya kelembutan belaianku sejak tadi dan  segala permintaanku yang diucapkan dengan hati-hati tanpa paksaan  terhadapnya, meyakinkan Marlena bahwa aku tidak mungkin menyakitinya.  "Terus kita mau ngapain nih..?" ungkap Marlena heran sambil  menunggingkan pantatnya persis kearah kontolku yang tegang luar biasa.  Kutarik daster tipisnya lalu kukocok-kocokkan pada batang kontolku yang  sudah basah oleh cairan memek Marlena tadi. Lantas aku masukan kembali  batang kontolku ketengah-tengah selangkangan Marlena, menempel tepat  pada belahan memek Marlena, mulai kugesek-gesekan secara beraturan,  cairan memek Marlena pun semakin membasahi batang kontolku.  "Aaah..Len..enaaaak...bangeet..!" aku merintih nikmat.  "Apa sih rasanya...emang enak..ya..?" tanya Marlena, heran.  "Iya..Len..rapetin kakinya ya..!" pintaku padanya agar merapatkan kedua pahanya.  Waw nikmatnya, kontolku terjepit di sela-sela selangkangan Marlena. Aku  terus menggenjot kontolku disela-sela selangkangannya, sambil sesekali  kusentuh-sentuhkan ke belahan memeknya yang sudah basah.  "Ah geli nih... udah belum sih..jangan lama-lama dong..!" pinta Marlena tidak mengerti adegan ini harus berakhir bagaimana.  "Iya..Len.. sebentar lagi ya..!" ungkapku sambil mempercepat genjotanku, tanganku meremas pantat Marlena dengan penuh nafsu. 
  Tiba-tiba terasa dorongan hebat pada batang kontolku seakan sebuah gunung yang akan memuntahkan lahar panasnya.  "Aaaaakh..aaaoww..Leenn..aku mau  keluaarr..crottt..crott..crottt..oouhh..!" air maniku muncrat dan tumpah  diselangkangan Marlena, sebagian menyemprot di belahan memeknya.  "Iiiih...jadi basah..nih..!" ungkap Marlena sambil mengusap air maniku diselangkangannya.  "Hangat..licin..ya..?" ungkapnya sambil malu-malu.  "Apaan sih ini...namanya..?" Marlena bertanya padaku.  "Hmm..itu namanya air mani..Len..!" jelasku padanya. 
  Dipegangnya air mani yang berceceran di pahanya, lalu dia cium baunya,  sambil tersenyum. Aku pun menatap Marlena sambil melihat reaksinya  setelah melihat tingkahku padanya itu. Tapi untunglah Marlena tidak  kaget atas tingkahku itu, cuma sedikit rasa ingin tahu saja yang  terlihat dari sikapnya itu.  Aku sungguh beruntung dengan keadaan di rumah itu sore itu yang telah  memberiku kesempatan untuk mendekati Marlena gadis kecil yang cantik. 
  Marlenapun menurunkan daster mininya sambil mengusapkannya ke  selangkangannya yang belepotan dengan air maniku, lalu dipakainya  kembali celana dalamnya yang kulepas tadi.  "Len..makasih ya..udah mau pegang punyaku tadi..!" ungkapku pada Marlena yang masih terheran-heran atas ulahku tadi.  "Kamu nggak marahkan kalau besok-besok aku pengen seperti ini lagi..?" pintaku pada Marlena.  "Iya..nggak apa-apa..asal jangan lagi ada orang aja..kan malu..!" ungkap Marlena polos. 
  Setelah itu Marlena pun bergegas mengambil tas sekolahnya berlalu ke  dalam kamarnya, aku benar-benar merasa puas dengan kepolosannya tadi,  pokoknya nanti aku akan bujuk dia untuk seperti itu lagi, kalau perlu  kuajari yang lebih dari itu. 
  Tamat
 
 
          Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Bu Sinta Dosenku yang Seksi ini Telanjang               Mar 22nd 2013, 03:10                                                nama ku ivan, lumayan ganteng lah gua(menurut gua sih) tapi menurut kebanyakan cewek bilang gua emang ganteng. kali ini gua pengen cerita kisah nyata gua yang benar2 terjadi pada diri gua sendiri. suatu hari gua datang ke kampus agak telat. seharusnya gua musti ke kampus jam 8 pagi. tapi karena motor gua harus di servis ke bengkel ya apa boleh buat. siang itu gua lagi laper banget. maklumlah abis ningguin orang di bengkel nambal ban motor gua yang kena tusuk paku gitu. ya udah abis itu gua langsung cabut ke kampus. tujuan utama gua adalah  kantin. trus gua pesan mie ayam ama segelas es teh. biasalah namanya kampus pas jam makan siang ya rame banget.  dengan lahap langsung aja gua sambar mie ayam yang ada di udah gua pesan.pas baru aja abis makan en minum tuh es teh, tiba2 si yogi temen gua ngasih tau gua kalo gua sebenarnya dipanggil ama bu sinta en disuruh ke ruangannya. gua baru tau dr yogi kalau ada tugas gua kuliah yang belum selesai.
  singkat cerita, gua masuk ke ruangan bu sinta. astaga, pas gua masuk bu sinta hari ini terlihat lebih seksi dari biasanya. spontan aja ****** gua langsung berdiri.panas banget deh pokoknya ****** gua.
  "irvan" bu sinta memanggilku "yya b-b..bu?" jawabku grogi bu sinta memandangku dan tersenyum "kok kamu keliatan grogi gitu sih"? "eh nggak bu, abis ibu sih keiatan lebih seksi dari biasanya" gua asal jawab bu sinta tersenyum sejenak"apanya yang keliatan seksi van"? bu sinta bertanya lagi "eh enggak apa2 bu" aku grogi  kemudian bu sinta lanjut bertanya"kenapa tadi kamu ga masuk mata kuliah ibu"?bu sinta pengen tau. "ban motor saya bocor bu" ujar ku. "Ooh, iya gapapa. ibu maklumi aja deh, nter di daftar absen ibu kasih centang hadir aja. gapapa kok" "ah, yang bener bu"? kataku heran. "iya ibu serius" kata ibu sinta. "irvan" ibu sinta menyebut namaku. "ya bu"? ujar ku menimpali.  "apa yang kamu liat"?
  terus terang aja aku ga bisa bilang apa2. karena yang ada didepan mataku sekarang : buset men!!!!!!!!!!!!!!!!!!! bu sinta mulai menelanjangi dirinya dan kini yang gua liat adalah dosen ku yang seksi ini telanjang!!! tiba-tiba bu sinta menarik tangan ku dan.........crottttttt croot crott(aku tanpa sengaja ngeluarin sperma di dalam celana ku!! bibir ku langsung dilumat bu sinta aku pun balas melumat bibirnya. dan ekali lagi............crottttttttttttt............crottt ..crootttttttt
  (gua kesel banget, ternyata ini hanya mimpi basah)
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Penculikan Dan Pemerkosaan Anak Direktur Jess               Mar 22nd 2013, 03:09                                                Jess adalah putri seorang direktur perusahaan X yg ternama di kotanya.  Perusahaan tersebut memiliki banyak saingan. Bob adalah boss salah satu  perusahaan saingan tsb. Ia memutuskan untuk menculik Jess untuk  menjatuhkan perusahaan ayah Jess.
  Jess sendiri duduk di kelas 3 SMA di sebuah sekolah internasional yg  siswanya terkenal kaya raya. Ia aalah salah satu gadis populer di  sekolah tsb. Rambutnya panjang dan ikal, wajahnya sangat cantik walaupun  matanya agak sipit. Kulitnya putih mulus, badannya terbilang seksi.  Walaupun cantik, tapi Jess adalah anak baik-baik.
  Di hari yang sial itu, orang suruhan Bob datang ke sekolah Jess dan  menunggu jam bubaran. Hari itu adalah hari Jumat, biasanya Jess tidak  langsung pulang ke rumah, namun mengunjungi pacarnya yang sedang magang  di mall yang tidak jauh dari sekolahnya. Saat Jess sedang berjalan  sendirian ke mall tersebut, orang-orang suruhan Bob dengan cepat  meringkus Jess dan memaksanya masuk ke mobil sedan. Jumlah orang yg  meringkus Jess berjumlah 3 orang yang menggunakan topeng. Mereka  menyumpal mulut Jess dengan kain dan mengikat kedua tangannya. Tanpa  sempat dikejar satpam, mobil tersebut langsung dilarikan ke sebuah  bangunan di pinggiran kota.
  Bangunan tersebut kosong dan berdebu. Langit-langitnya tersusun atas  tiang-tiang besi. Mereka segera menyeret Jess dan menggantungkan tubuh  Jess ke langit-langit gedung tersebut. Kedua tangan Jess yang terikat  terangkat ke atas, sementara tubuhnya bergantung bebas. Salah satu dari  ketiga orang tersebut menyalakan video kamera yang mengarah ke arah  tubuh Jess. Setelah mengetahui kalau para penculik itu akan merekam  segalanya, Jess meronta-ronta minta dilepaskan, namun suaranya tertahan  kain yang menyumpal mulutnya dan usahanya pun sia-sia.
  "Video ini akan kami kirimkan ke ayahmu, supaya ia mau menjual  perusahaannya dan mengirimkan kami sejumah uang. Tenang sayang, kamu gak  bakal kita apa2in kalo papa kamu ikutin kemauan kami!" kata salah  seorang penculik yang mengaku bernama Jack, sambil mengelus wajah Jess  yang mulus itu.
  Rekaman video pun dimulai. Para penculik mengelilingi tubuh Jess yang  tergantung2. Salah seorang penculik yang mengaku bernama Tom menarik  dasi yang dikenakan Jess hingga lepas, kemudian melepas kancing baju  Jess secara kasar. Sementara temannya yang mengaku bernama Jerry  melepaskan sepatu yang dikenakan Jess dan memeloroti celananya. Dalam  waktu satu menit setelah rekaman dimulai, mereka berhasil melucuti  seragam Jess. Kini ia hanya mengenakan bra berwarna putih dan celana  dalam dengan warna yang senada.
  Tangan Jack mulai menyusup ke balik bra Jess dan mulai meremas-remas  payudaranya. Payudaranya cukup besar untuk ukuran anak SMA, bentuknya  bulat menantang dan padat kenyal. Sementara Bob mengelus2 vagina Jess  yang masih tertutup celana dalamnya. Jess mulai merintih dan meronta  tanda tidak senang. Jack pun berkata kepada ayah Jess melalui kamera,  "Sayang sekali Pak jika kami harus melukai anak gadis Bapak yang cantik  ini. Jangan egois Pak, segera mundur dari jabatan Bapak dan temui kami  di gedung A dengan membawa uang Rp10 miliar! Jika besok Bapak tidak  muncul, maka anak gadis Bapak akan menanggung akibatnya!". Video  tersebut dikirim ke e-mail ayah Jess yang langsung kaget dan menelpon  polisi. Polisi tidak bisa berbuat apa2 karena kurangnya bukti. Sampai  keesokan harinya, ayah Jess belum melakukan apa2 karena masih menunggu  berita dari polisi.
  Sementara Jess yang hanya mengenakan bra dan celana dalam yang sudah  melorot tetap digantung di bangunan itu sampai keesokan harinya. Para  penculik meninggalkan Jess yang menggigil kedinginan sendirian malam  itu. Keesokan paginya, para penculik kembali ke bangunan itu. Mereka  melepas kain yang menyumpal mulut Jess. Jess yang sudah kelelahan karena  digantung dan kedinginan semalaman hanya bisa merintih dan mengatakan  kalau ia lapar. Jack lalu menyodorkan sepotong roti ke mulut Jess dan  menyodokannya secara kasar. 
  "Sudah kenyang?" tanya Jack. Jess tidak memberikan jawaban apa2. Jack  lalu menampar pipi Jess. "Gue anggep lu udah siap buat rekaman hari ini.  Gue belom terima kabar dari bokap lu, artinya penyiksaan kita  lanjutkan!"
  Video perekam pun kembali diaktifkan. Para penculik dengan kasar melepas  bra dan celana dalam yang dikenakan Jess. Tom meremas2 payudara Jess  yang sebelah kanan, sementara Jerry yang kiri. Jess berteriak2  kesakitan, sekaligus terhina karena dilecehkan seperti itu. Jack lalu  mengambil sebuah tongkat kasti. Ia menyuruh Tom & Jerry untuk  menyingkir sebentar. Jack berkata ke arah kamera, "Maaf Pak, kami tidak  punya pilihan lain. Karena belum ada kabar dari Bapak, maka putri Bapak  yang menanggung akibatnya. Selamat menikmati!"
  Lalu Jack dengan keras memukulkan tongkat kasti tersebut ke payudara  Jess yang sebelah kanan. Jess pun melolong kesakitan. Seumur hidupnya  belum pernah ia disakiti seperti itu. Air mata mulai mengalir dari  matanya yang kecil itu. "Ampun Pak, ampuuun," teriaknya. Namun Jack  tidak peduli. tongkat itu lalu menghantam payudara Jess yang sebelah  kiri. Bunyi kayu yang menghantam dagin kembali terdengar, diikuti  teriakan Jess yang memilukan. Jack berganti2an memukuli kedua payudara  Jess sehingga payudara yang putih mulus itu memerah dan mengeluarkan  darah. Setelah payudara Jess memar dan berwarna merah tua, Jack  menghentikan pukulannya. 
  Sekarang saatnya Tom yang beraksi. Ia memeloroti celana dalam Jess  sehingga vaginanya terekspos ke kamera. Ia memain2kan jarinya di vagina  Jess dan rambut2 halus yang tumbuh di sekitarnya. "Wah, kecil2 udah  lebat nih! Gue sukanya yang mulus! Ambilin gue cukuran!" Lalu Jerry  menyodorkan sebuah pisau cukur. Tom mencukur rambut vagina Jess dengan  kasar sehingga Jess lagi2 berteriak kesakitan. Sekarang daerah sensitif  Jess itu mulus dan botak. Jerry mencucukan jarinya ke dalam vagina Jess,  sehingga gadis itu menggeliat2. "Wah masih perawan nih amoy! Mantep  nih!" katanya.
  Jess pun spontan berteriak, "Jangan nodain gue plis.. Gue ga mau keperawanan gue direbut sama orang2 kayak lo!"
  Jerry marah mendengar itu. "Oke, gue gak merebut keperawanan lo! tapi  benda lain yang bakal melakukannay!" Ia mengambil sebatang bambu di  pojok ruangan itu, lalu mematahkannya menjadi dua. Bagian yang  dipatahkan itu menjadi tajam. Ia menyuruh Tom untuk merentangkan bibir  vagina Jess, sehingga alat kelaminnya itu terlihat jelas. Jerry lalu  menusukkan bambu itu ke vagina Jess. Jess pun melolong kessakitan. Darah  segar mengalir dari vaginanya, turun ke lantai. Jerry terus menusuk2an  bambu runcing itu ke vagina Jess, tidak peduli seberapa keras Jess  meraung dan seberapa banyak darah yang tercecer di lantai. Setelah  beberapa menit, Jerry melepaskan bambu itu. Namun ia seolah belum puas.  Bambu tipis itu dipakainya untuk mencambuki tubuh Jess.
  "Ctarrr!" bambu itu menghantam bagian samping perut Jess yang rata.  Lagi2 gadis itu melolong kesakitan. Sebuah garis merah terrbentuk di  sekirar perut Jess yang putih mulus. Jerry merasa kesenangan. Ia kembali  mencambuk paha Jess, lalu payudaranya yang memar akibat dipukuli tadi.  Kemudian Jerry mencambuki pantat Jess yang bulat dan besar itu. "Gila  nih amoy pantatnya gede banget, enak banget buat dicambukin," kata  Jerry.
  Tom pun tidak mau kalah. Ia melepas ikat pinggangnya dan mencambuki  punggung dan pantat Jess. Suara bambu dan ikat pinggang yang menghajar  tubuh Jess berganti2an dengan suara lolongan Jess yang kesakitan dan  tangisannya yang menggema. Kadang2 Jess berusaha menekkukan kakinya  untuk melindungi vaginanya dari cambukan. Kini sekujur tubuh Jess penuh  luka bekas cambukan, terutama di punggung dan pantatnya. Tangisan dan  teriakan Jess mulai mereda karena kelelahan ddan kesakitan. 
  Ketiga penculik itu juga mulai lelah menyiksa Jess yang malang. Timer di  video menunjukkan waktu 45 menit. Setelah melepas lelah, Jack mengambil  seutas tali tambang. Ia menggesek2an tali itu di selangkangan Jess dari  depan ke belakang, sehingga menggesek vagina Jess yang memar dan  bengkak akibat ditusuk dengan bambu. Vagina Jess terasa panas dan sakit  luar biasa. ia hanya bisa menangis lirih tak berdaya. darah kembali  mengalir membasahi selangkangannya. Tali yang digunakan jack juga  bersimbah darah dari vagina jess. Tidak tahan menerima semuanya ini,  akhirnya Jess pingsan karena sakit dan lelah. Video itu pun dimatikan  dan kembali dikirimkan ke ayah Jess. ayahnya hanya bisa menangis melihat  anak gadisnya yang selama ini ia besarkan, diperlakukan seperti itu.  Namun ia tetap tidak bisa melakukan apa2 dan polisi melarangnya untuk  menemui penculik itu karena alasan keamanan.
  Sampai malam itu, belum ada kabar dari ayah Jess. Para penculik yang  sudah tidak tahan ingin menikmati tubuh gadis itu pun melepaskan Jess  yang masih pingsan dari gantungannya. Mereka membaringkan Jess di atas  sebuah ranjang besi, lalu merentangkan tubuh Jess membentuk huruf X.  Kedua tangannya diikat ke bagian atas ranjang, sementara kedua kakinya  direntangkan dan diikat ke ujung2 bawah ranjang. Jack lalu meneteskan  alkohol ke vagina Jess yang terluka akibat ditusuk2 tadi. rasa sakit  yang luar biasa membangunkan Jess dari pingsan. matanya membelalak. Ia  ingin bangun dari ranjang namun tangan dan kakinya terikat kencang.
  Ia sudah tidak memiliki kekuatan untuk memberontak dan merelakan para  penculik itu bermain2 dengan tubuhnya. Mereka meremas2 payudara Jess  yang masih memar, meremas2 paha dan pantatnya, serta menciumi bibirnya  yang kecil itu. tidak lupa mereka merekam adegan itu untuk dikirimkan ke  ayah Jess. Setelah beberapa lama, akhirnya mereka berdiskusi siapa yang  akan memperkosa Jess pertama kalinya. Setelah diundi, akhirnya Tom yang  maju pertama, diikuti Jerry dan Jack. Tom pun mengarahkan penisnya yang  sudah berdiri tegak dan besar ke arah vagina Jess yang terluka, tanpa  basa-basi langsung ditancapkannya ke dalam liang vagina Jess. Jess  berteriak kesakitan, walau penis Tom bukanlah benda pertama yang menusuk  vaginanya. Luka2 di dinding vagina Jess yang lecet2 akibat ditusuk2  tadi semakin terasa sakit ketika beradu dengan penis Tom yang secara  brutal memompa vaginanya. Setelah merasa akan berejakulasi, Tom  melepaskan penisnya dari vagina Jess, lalu duduk di atas perut Jess. Ia  memposisikan penisnya di antara kedua payudara Jess, lalu mendempetkan  payudara Jess untuk mengocok penisnya. Tidak lama kemudian spermanya pun  muncrat ke arah wajah Jess. Wajahnya kini belepotan dengan sperma.  "See, gue baik kan? gue udah janji gak bakal bikin lu hamil, gue tepatin  janji gue! Sekarang jilat sperma di pipi lo!" perintah Tom.
  Jerry lalu mengambil alih. Ia melepaskan ikatan Jess yang sudah lemah  dan tidak mungkin lagi melawan dari ujung2 ranjang. Ia memposisikan  tubuh Jess menungging, lalu menghujamkan penisnya ke lubang dubur Jess.  Merasa kesempitan, Jerry mengambil sebuah botol dan menusukannya ke  pantat Jess. Jess hanya bisa menangis kesakitan, karena tangannya masih  diikat ke belakang sehingga tidak bisa melawan. Setelah beberapa lama,  lubang pantat Jess kini menganga dan memerah karena ditusuk botol. Jerry  pun kembali menyodomi pantat Jess yang montok itu, sambil sesekali  memukuli pantatnya yang dipenuhi luka bekas cambukan tadi siang. Setelah  berejakulasi, Jerry berpindah posisi ke depan, lalu memaksa Jess  mengulum penisnya yang baru saja keluar dari lobang pantat sehingga  dilumuri kotoran. Dengan perasaan jijik, Jess pun mengulum penis yang  berbalur kotoran tubuhnya sendiri itu. Jerry pun menyemburkan spermanya  untuk yang kedua kali, kali ini di mulut Jess.
  Melihat posisi tubuh Jess yang menungging, Jack kembali ingin menyakiti  gadis itu. Ia mengambil ikat pinggangnya dan mencambuk pantat Jess yang  terlihat semakin montok dalam keadaan menungging. Karena berusaha  menghindar, Jerry pun membantu memegangi tubuh Jess agar tidak  menghindar. Jack berkali2 mencambuki pantat Jess, diikuti dengan  rintihan Jess yang sudah tidak berdaya itu. Setelah bosan menyakiti  pantat Jess, Jack pun kini memposisikan tubuh Jess tengkurap diatasnya.  ia memposisikan penisnya ke arah vagina jess, lalu menarik turun tubuh  Jess sehingga penisnya menyodok masuk ke vagina Jess. Tom melihat pantat  Jess menganggur dan ingin mencobanya, sehingga ia pun meniduri Jess  dari atas dan menyodomi pantatnya. Kini Jess berada di antara kedua pria  bejat yang sedang memperkosa tubuhnya, seperti ikan tuna di antara  sandwich. Sesuai janjinya Jack menyemprotkan spermanya di luar vagina  Jess, namun tidak dengan Tom, karena tidak mungkin ia menghamili Jess  dari pantat, bukan? Setelah puas, mereka mematikan rekaman video yang sudah berdurasi hampir  4 jam itu. Mereka kembali menggantungkan tubuh Jess ke langit2.
  Keesokan harinya, ketika Jess kembali mengeluh lapar, mereka menyediakan  sepiring nasi, lalu menyuruh Jess menungging. Mereka lalu memaksa Jess  mengocok penis mereka, kemudian menyemprotkan spermanya ke piring nasi  tersebut. Tidak puas dengan itu, mereka juga mengencingi dan menginjang2  makanan itu, baru mempersilakan Jess menyantapnya. walaupun dipenuhi  rasa jijik, Jess tetap menyantap makanan itu untuk mencegah rasa lapar.
  Di hari itu mereka kembali menyiksa Jess beramai-ramai. mereka bahkan  mengundang beberapa teman mereka, jumlahnya sekitar 8 orang. Mereka  kemudian bersama2 menikmati tubuh gadis malang itu. Ada yang meremas  & mencubiti payudara Jess, bahkan menggigit putingnya. Ada juga yang  memainkan jarinya di klitoris Jess. Mereka juga meraba2 sekujur tubuh  Jess, sesekali memukulinya dengan berbagai alat. Ada juga yang menciumi  dan menjilati ketiak Jess yang berkeringat dan mereka anggap gurih dan  beraroma khas. Terakhir, mereka menggunakan spidol untuk mencoret2 tubuh  Jess dengan kata2 kasar, terutama di punggung, pantat, dan pahanya. 
  Singkat cerita, para polisi berhasil menemukan Jess di bangunan itu.  Namun, saat ditemukan, para penculik itu berhasil kabur dari bangunan  itu, sehingga berhasil lolos. Para polisi lalu membebaskan Jess dan  mengembalikannya kepada orangtuanya. Saat dikembalikan, Jess dalam  keadaan tidak sadar. Orangtuanya hanya bisa menangis menyaksikan tubuh  Jess yang dipenuhi dengan luka. Punggung dan pantatnya penuh bekas  cambukan. Vagina dan lubang pantatnya sudah tidak berbentuk akibat  dirusak dan diperkosa beramai2. Payudaranya memar2 dan penuh dengan  luka. Sekujur tubuhnya juga dipenuhi coret2an yang bermaksud menghina  gadis itu dan keluarganya. Sekarang, Jess terbaring koma di rumah sakit.  Tidak ada yang bisa memastikan kapan ia akan bangun kembali. Namun bila  ia bangun pun hidupnya akan tersiksa akibat luka dan trauma yang  mendalam tersebut.
  -tamat-
 
 
          Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Main Rumah Rumahan Lalu Kuda Kudaan               Mar 22nd 2013, 03:09                                                Saat itu saya baru kelas 3 SD, jadi belum tahu apa-apa tentang seks.  Apalagi berhubungan badan. Umur saya waktu itu kira-kira masih 9 atau 10  tahun. Jadi saya rasa pembaca sekalian pun mengerti kalau di saat-saat  usia seperti itu boleh dibilang kita tidak tahu apa-apa. Betul tidak?  Sewaktu saya kecil seperti itu, saya tinggal di desa SB dengan kakek dan  nenek saya. Memang dari umur 1 sampai kira-kira 12 tahun saya tidak  pernah tinggal bersama orang tua saya. Boleh dikatakan di sana saya  hidup tanpa teman, soalnya desa saya dulunya mayoritas penduduk pribumi,  sedangkan saya non pribumi. Jadi hanya sebagian yang mau berteman  dengan saya.
  Karena apabila pulang sekolah saya tidak ada teman bermain, saya sering  bermain sendiri atau kadang-kadang pergi ke rumah tetangga sebelah  bermain-main. Tetangga sebelah saya juga mempunyai seorang anak dan  jarang bergaul. Jadi kami selalu bermain bersama. Oh ya saya lupa, anak  tetangga sebelah saya itu adalah seorang cewek manis dengan rambut  panjang dan memiliki tinggi lebih dari saya. Dan satu lagi, umur dia  lebih tua dari saya 2 tahun. Jadi pada saat itu, dia masih berumur  kira-kira 13 tahun. Memang benar kata guru Biologi saya bahwa umumnya  cewek lebih cepat dewasa ketimbang pria.
  Hampir setiap hari saya main ke sebelah, dan orang tuanya juga baik  kepada saya. Ya mungkin juga gara-gara anaknya jarang bergaul. Jadi  mereka selalu senang kalau melihat saya bermain-main dengannya. Cewek  teman saya bermain ini, kita sebut saja bernama Siska. Sering ditinggal  sendiri di rumah, karena ibunya adalah seorang bidan yang setiap hari  jarang di rumah. Sedangkan ayahnya adalah seorang pekerja. Jadi otomatis  kalau ibunya pergi dia tinggal sendirian di rumah. Karena dia sering  sendiri, kadang-kadang dia datang ke rumah saya untuk mengajak saya  bermain di rumahnya. Terang saja saya mau, soalnya di rumahnya selain  banyak permainan, juga bebas karena tidak ada orang yang melarang.  Karena keseringan saya bersamanya, kami sudah tidak ada perasaan malu  satu sama lain. Kami juga sering menonton acara TV berdua dan seingat  saya waktu itu masih belum ada banyak saluran. Hanya ada TVRI saja. Bila  di rumah sedang kosong, kami habiskan waktu dengan bermain-main,  seperti main catur, main rumah-rumahan dan bila sudah bosan kami duduk  berdampingan nonton TV bersama. Apabila nonton film horor saya sangat  senang karena apabila dia ketakutan kami sering berpelukan. Karena dia  lebih tua dari saya, tak jarang saya mendapat pelajaran tentang apa saja  darinya.
  Saya ingat pada suatu siang karena kecapaian bermain, saya tertidur di  kamarnya. Mungkin karena dia juga kecapaian dia tidur juga di samping  saya dan ketika saya bangun saya merasakan tangan saya sudah memegang  sesuatu yang lembut dari tubuhnya dan ketika saya lihat ke samping  ternyata tangan saya sedang memegang dadanya yang pada saat itu masih  belum membesar tapi sudah lumayan untuk dinikmati. Karena belum mengerti  apa-apa saya menggerakkan tangan saya untuk menggeser agar tidak  mengganggu tidurnya, namun tangannya yang lembut tiba-tiba menangkap  tangan saya agar tetap berada di dadanya. Sambil menggerak-gerakkan  tangannya yang menangkap tangan saya di dadanya, saya lihat dia  sepertinya keenakan. Dan walaupun saya waktu itu belum mengerti tentang  yang begituan, tapi naluri saya mengatakan untuk terus melanjutkan  kegiatan itu tanpa dikomando. Saya pun meletakkan tangan saya satu lagi  ke payudaranya dan meremas-remasnya perlahan. Walaupun dia masih dalam  keadaan tidur dan berpakaian lengkap. Namun sensasi yang saya rasakan  waktu itu begitu indah. Bahkan kemaluan saya bisa berdiri sangat tegang.
  Dia yang sudah merasakan bahwa tangan saya telah bergerak sendiri pun  mulai melepaskan genggamannya pada tanganku dan membiarkan tangan saya  bergerak sendiri. Kemudian tangannya bergerak menuju ke batang kemaluan  saya yang sudah berdiri tegak tetapi karena waktu itu saya masih kecil,  jadi batang kemaluan saya juga kecil dan masih botak. Saya terang saja  kaget, karena dia tiba-tiba mengeluarkan kemaluan saya dan  menggenggamnya. Saya waktu itu tidak mengerti apa maunya dan tidak  pernah mengerti soal bagituan. Namun semakin lama saya semakin merasakan  nikmat yang susah dilukiskan dengan kata-kata. Saya melihat dia telah  membuka matanya dan melihat dia tersenyum melihat wajah polos saya yang  tidak mengerti soal begituan. Dia kemudian dengan tangan satunya lagi  mengangkat kaosnya ke atas dan sekarang hanya tinggal kaos kutangnya  saja. Tangan saya yang kembali diam ditariknya kembali ke perutnya yang  telanjang dan mengusap-usapkannya. Saya pun mulai mengusap-usap perutnya  yang berkulit halus dan putih itu, karena saya merasakan bahwa kulitnya  sangat enak dielus.
  Dia yang tahu kalau saya sejak kecil tidak pernah tinggal bersama orang  tua kemudian bertanya, "Tango, apakah kamu pernah minum ASI?" saya hanya  menggeleng dan terus menikmati usapan tangan saya dan genggaman  tangannya di batang saya. "Apakah kamu mau mencoba?" saya mengangguk  dengan cepat, karena seumur-umur saya tidak pernah merasakan. Dia pun  kemudian membuka kaos kutangnya dan terlihat olehku sepasang bukit yang  tidak begitu tinggi mencuat ke atas. Kemudian dia menghentikan  aktifitasnya dan duduk bersila bersandar di dinding. Dengan bertelanjang  dada dia kemudian mengambil kepala saya dengan lembut dan ditariknya  agar rebah di pangkuannya dan setelah saya rebah dengan kepala tepat  berada di pangkuannya. Dia kemudian memegang payudaranya yang sebelah  kanan dan menyodorkannya ke mulut saya. Saya kemudian pun  menghisap-hisap payudaranya. Dia tertawa kegelian dan kembali menangkap  batang kemaluan saya dan mempermainkannya kembali.
  "Kak, kok nggak ada susunya", protes saya waktu itu. "Kita kan sekarang lagi main rumah-rumahan, jadi kita ecek-ecek aja." Saya pun mengangguk dan kembali menghisap payudaranya yang masih berwarna merah muda itu. "Nah, sekarang saya berperan jadi mama, dan kamu anak mama yang masih  kecil jadi kamu harus nurut", katanya lagi dan saya tetap setuju walau  saya kurang mengerti arah permainannya.
  Tapi saya tidak perduli karena sepertinya permainan rumah-rumahan  seperti begini yang baru pertama kali kami mainkan sepertinya sangat  menarik dan mengasyikkan. Karena batang kemaluan saya terus dipermainkan  dengan tangannya, tiba-tiba saya merasakan seperti ingin kencing.  "Siska, eh, mama saya mau kencing." Dia pun menghentikan kegiatannya dan  kemudian mengangkat kepala saya kemudian berkata, "Oke... sekarang mama  bawa kamu ke kamar mandi dan sekalian mandi yah." Saya kembali  mengangguk. Sesampai di depan pintu kamar mandi, dengan masih  bertelanjang dada dia kemudian membuka semua pakaian saya. Saya hanya  menurut, dan kini saya tanpa sehelai benang pun yang menutup ditariknya  tangan saya ke kamar mandi, dia pun kemudian menutup pintu dan mulai  membuka celananya plus CD-nya. Kini untuk pertama kalinya saya melihat  dia telanjang bulat di depan saya. Entah kenapa kemaluan saya yang tadi  sempat turun, kembali naik setelah melihat dia jongkok untuk pipis  sehingga kemaluannya yang sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu halus terlihat  jelas.
  Liang kemaluannya yang kemerah-merahan membuat saya terbengong. "Lho,  katanya mau kencing?" katanya sambil tersenyum dan kembali memandang  junior saya yang sudah naik tinggi. Saya pun kemudian berjalan menuju  klosetnya dan kencing di sana, tapi kencing saya sedikit saja. Setelah  selesai bahu saya kemudian dipegangnya dan kemudian dia membalikkan  tubuh saya dan kembali terlihat oleh saya teman bermain saya yang kini  berperan sebagai ibu dengan rambut diikatnya ke atas dengan tanpa  busana. Kemudian dia pun mulai memandikanku seperti seorang ibu  memandikan anaknya atau bila boleh dikata memandikan suaminya, sebab dia  selalu saja memegang kemaluan saya.
  Setelah selesai memandikan saya, saya dimintanya untuk menunggu sebentar  dan duduk di kloset karena dia bilang kalau sekarang giliran mama yang  mandi. Saya hanya duduk dan melihat dia mandi. Setelah ia selesai  membersihkan badannya. Dia kemudian berjalan menuju saya dan berkata,  "Sstt... sekarang ceritanya kamu sudah besar dan sedang mandi dengan  istrimu", kemudian dengan sikap jongkok dia kembali sekali lagi  menggenggam batang kemaluan saya dan kali ini dia masukkan ke mulutnya  yang mungil, sambil dikocok-kocok dan mengulumnya. Saya merasakan geli  dan nikmat menjadi satu. Kemudian entah naluri dari mana tangan saya  berusaha menggapai payudaranya. Melihat tangan saya bergerak dan  berusaha menggapai payudaranya tapi tidak sampai karena Siska sedang  berjongkok, dia pun kemudian naik dan membungkuk dengan mulut tak lepas  dari batang kemaluanku dengan maksud agar tanganku sampai ke dadanya.
  Setelah sampai saya pun meremas-remas dadanya. Setelah lama bermain  dengan gaya begitu, dia kemudian berdiri, dan menyuruh saya agar ikut  berdiri. Saya kembali hanya mengikutinya karena saya menganggap  permainannya kali ini sangat menarik. Dia kemudian menyandarkan saya ke  dinding kemudian saya lihat wajahnya sangat dekat ke wajah saya. Saya  sering melihat adegan berciuman di TV, maka saya pun ingin merasakan  berciuman dan saya rasa dia juga demikian. Maka sedetik kemudian kami  sudah saling mengulum walaupun pada saat itu kami tidak mengerti  caranya. Kami hanya saling mengisap dan mengulum. Karena saya waktu itu  lebih rendah beberapa centi darinya. Jadi sewaktu ia menciumku, tubuhnya  sangat rapat dan saya dapat merasakan payudaranya menekan ke dada saya,  sedangkan di bawah saya merasakan kalau pinggulnya bergerak maju  mundur, sebab saya waktu itu bisa merasakan kalau batang saya yang sudah  tegak itu bergesekan dengan selangkangannya yang maju mundur.
  Setelah puas berciuman tanpa bicara dia kemudian memegang kemaluan saya  dan mengarahkan ke liang kemaluannya. Namun pada saat itu saya rasa dia  telah mengerti soal keperawanan sedangkan saya tidak tahu apa-apa (yang  penting enak) dia hanya memasukkan sedikit batang kemaluan saya ke liang  kemaluannya. Hanya kira-kira 1/3 dari panjangnya dia genggam dan  masukkan ke lubang kemaluannya. Kemudian setelah dia taksir tepat, dia  pun mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga tepat 1/3 bagian  yang masuk ke lubangnya. Waktu itu saya melihat dia seperti merasakan  kenikmatan yang luar biasa karena berkali-kali dia mendesah dan  mendesis.
  Setelah beberapa menit saya merasakan ada cairan hangat membasahi batang  kemaluan saya dan saya melihat dia berhenti dari aktifitasnya sesaat  dan kemudian mencabut kemaluan saya. Dia kemudian mencolek sedikit  cairan yang keluar dari lubang kemaluannya dan menciumnya. "Ini apa yah?  kok bisa keluar dari memekku?" tanyanya kepada saya. Terang saja saya  tidak tahu dan saya pun ikut mencolek sedikit dari kemaluannya. Sewaktu  jari saya mencolek kemaluannya saya melihat dia mengejang sedikit,  mungkin saat itu saya menyentuh klitorisnya. Dan saya pun menciumnya,  "Nggak tahu yah, kok kental gini. Memangnya sebelumnya nggak pernah  keluar?" dia hanya menggeleng. "Sudah dech, nggak pa-pa, entar juga tahu  sendiri", katanya santai.
  Kemudian dia pun membersihkan kemaluannya. Melihat saya masih terbengong  dia pun kemudian menarik saya dan membersihkan batang kemaluan saya.  Pada saat dia membersihkan, dia seperti mengocok-ngocok kemaluan saya  dan kemudian menyiramnya dengan air, namun tak lama kemudian saya  kembali merasakan mau kencing, "Siska, saya mau kencing nih." "Ah.. kamu kan tadi baru kencing masa kencing lagi", jawabnya dengan tangan tetap membersihkan kelamin saya. "Sis, udah nggak tahan nih, udah mau keluar", ucap saya sambil menahan sesuatu yang akan keluar. "Keluarkan aja kalau memang ada", tantangnya. Dan currr... akhirnya saya tidak dapat menahannya dan kami berdua  kembali terkejut dan saling memandang satu sama lain setelah apa yang  tadi saya keluarkan habis. Sejenak saya bagai terbang ke awang-awang.
  "Lho, kok kencing kamu warnanya lain?" tanyanya kepada saya. Saya hanya mengangkat bahu. "Sama seperti tadi, eh, kok ini kamu mengecil?" tanyanya lagi sambi menunjuk ke kemaluanku. Saya kembali mengangkat bahu dan menjawab, "Nggak tahu yah... tapi waktu  tadi yang putih-putih itu keluar rasanya kok enak sekali", kali ini  saya memberi respon. "Iya, saya tadi juga merasakan kayak gitu", katanya. "Mungkin ini sebabnya orang dewasa suka kayak gitu", sambungnya memberi alasan. "Maksudnya?" tanyaku tak mengerti. "Iya soalnya waktu tante saya datang dari Medan, waktu malam saya nggak  sengaja liat tante sama suaminya sedang memasukkan kelaminnya seperti  yang kita lakukan tadi, terus setelah saya intip lama, kemudian tante  sama paman sama-sama bilang, Ahhh... dan kemudian mencabutnya, mungkin  itu rasa nikmat karena cairan kayak gini keluar", Siska menjelaskan  panjang lebar. "Ooo... tapi rasanya enak lho, lain kali kita main kayak gini lagi mau?" ajak saya. "Ok, tapi kata mama saya, saya nggak boleh masukkan sesuatu ke memek  saya dalam-dalam, katanya entar bisa berdarah, jadi saya takut. Tapi  lain kali kita mainnya kayak tadi aja yah?" Kali ini saya setuju dan mengangguk cepat.
  Kemudian kami mandi sekali lagi dan berpakaian kembali. "Eh, Tango lu jangan bilang siapa-siapa yah tentang yang kita lakukan tadi, entar kita bisa dimarahin", larangnya. "Ok dech, tenang aja... habis mandi enaknya ngapain yah?" "Yuk kita nonton TV aja, sambil nunggu mamaku pulang." Dan kami pun menonton acara kartun di TV yang pada saat itu sedang  menayangkan kartun Kura-Kura Ninja. Setelah kartunnya habis, tak lama  kemudian mama Siska pulang, dan saya pun mau pulang untuk belajar.  Karena rumah saya hanya di sebelah dan hanya dibatasi pagar batu rendah,  saya pun biasa pulang dengan memanjat pagar itu. Setelah sampai di atas  pagar saya dengar Siska berteriak, "Tango, besok-besok kita main  rumah-rumahan lagi yah?" Saya kemudian mengangguk dan mengacungkan  jempolku kepadanya.
  Nah, setelah kejadian itu saya semakin sering ke rumahnya, namun karena  mamanya sekarang jarang keluar siang, jadi kami jarang bermain, dan  seingat saya, saya hanya sempat bermain seperti itu empat kali dengannya  dan selama kami bermain rumah-rumahan, keperawanannya tetap terjaga.  Karena waktu saya umur 13 tahun, nenek saya dipanggil Tuhan. Dan saya  pun dibawa kembali bersama orang tua saya dan melanjutkan sekolah saya  di kota M, dan sampai sekarang saya jarang pulang ke desa SB dan bila  saya ke sana saya sudah tidak pernah berjumpa Siska. Kata keluarganya  dia ikut tantenya keluar kota. Dan pernah suatu kali saya pulang ke SB  dan bertemu dengannya, kami hanya senyum-senyum tanpa berbicara, sebab  kami berdua sepertinya malu kalau mengingat kejadian sewaktu kami belum  mengerti apa-apa.
 
  TAMAT
 
 
          Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Guru - guru yang nakal               Mar 22nd 2013, 03:08                                               namaku, sebut saja Nadia, aku bersekolah di sebuah  SMA elit di Jakarta kelas 2 IPS... tahun ini, aku baru beranjak usia 16  tahun dan aku baru putus sama cowok aku lantaran dia udah bosen sama  aku... dia mutusin aku secara sepihak dan aku sangat sedih dan ingin  menangis...
  sekedar informasi, aku memiliki wajah yang oriental dari ibuku, berambut  panjang lurus, payudara sedang, memek merah jambu, bokong yang sekal,  dan yang pasti aku manis (menurut pengakuan temen-temenku lho)...  sebenarnya aku bukan gadis nakal... tapi semenjak peristiwa yang ingin  aku ceritakan ini, aku menjadi binal dan gelap mata...
  suatu hari, aku berangkat menuju sekolah... dengan mengenakan seragam  ketat, rok sepaha, dan sepatu kets putih, aku berjalan di lorong menuju  ke kelasku... aku biasa mengobrol dulu, ngerumpiin fashion sama  temen-temenku...
  ketika pelajaran dimulai, aku selalu YM-an dengan kenalan cowo-cowo atau  temen-temenku via BB... karena kebiasaan chatting ga pernah lepas,  akhirnya ketahuan juga oleh guruku, sebut saja namanya Pak Amin (guru  Sosiologi)... padahal BB-ku udah kamuflase dengan tas yang kutaruh di  meja...
  Pak Amin menegurku, "Nadia! kamu lagi ngapain?"
  spontan aku kaget, "ng.. ngga ada pak!"
  Pak Amin langsung menuju mejaku, dalam hati aku berkata "mati gue!"...
  "coba bapak lihat!", ujar Pak Amin sambil mengorek tasku... saat dia  mengambil BB-ku dan dilihat YM-ku, dia berkata "nah ya, ketahuan ya!"
  "maaf pak! saya ga akan main hape lagi!", aku membela...
  Pak Amin berkata, "maaf Nadia! hape kamu bapak sita! nanti selesai jam terakhir, kamu ke BP ya!"
  "yah pak, jangan pak!", aku memohon Pak Amin untuk tidak menyita BB-ku... tapi Pak Amin ga menggubris...
  sepulang sekolah, aku ke Ruang BP dan menemui Pak Herman... aku masuk  Ruang BP dan di situ Pak Herman dan Pak Amin sedang duduk di sofa  membicarakan aku soal aku chattingan saat belajar...
  Pak Herman bertanya padaku, "kamu tahu peraturan di sekolah, bahwa murid  dilarang melakukan aktivitas komunikasi seluler ketika belajar?"
  aku menjawab, "tahu pak!"
  "lantas mengapa kamu malah main hape??", tanya Pak Herman
  "maaf pak, saya khilaf.. saya janji ga akan main hape lagi pas belajar, pak!", kataku sambil menunduk...
  "ngga bisa, Nadia! bapak terpaksa harus memanggil orangtuamu untuk mendisiplinkanmu!", kata Pak Herman...
  aku langsung gondok dan takut, ayahku sangat galak soal disiplin dan ketertiban...
  "pak! maaf pak, saya janji pak, beneeerr!!!...." kataku sambil setengah menangis...
  kemudian Pak Amin mendekatiku dan memegang pahaku,
  "Nadia! kamu seharusnya paham bahwa menggunakan hape ada waktunya! pas  istirahat bisa, bahkan di rumah sepuas kamu! tapi kamu harus bisa  membedakan waktu dan tempat serta situasi dalam melakukan sesuatu",
  akhirnya aku ga bisa membendung air mataku dan aku hanya diam mendengarkan nasihat Pak Amin...
  kemudian Pak Amin memegang kepalaku dan mengusap rambutku, "sudah,  sudah, yang sudah terjadi jangan disesali! ambil pelajaran yang baik  setelahnya!"..
  aku menyeka air mataku pake tissu yang dikasih Pak Amin, kemudian tanpa  sadar suasana berubah hening... mereka berdua diam dan menatapku...
  kemudian Pak Herman keluar ruangan sebentar seperti mengecek sesuatu di lorong...
  setelah itu, dia masuk dan mengunci pintu Ruang BP... setelah itu, dia  berkata "Nadia! perbuatan kamu itu sangat tidak baik! semua murid yang  ketahuan memainkan hape, sudah seharusnya dan pasti dipanggil  orangtuanya!"
  sejenak aku jadi deg-degan lagi... aku sangat takut ayahku jika dia tahu  aku main BB di kelas.. bisa-bisa, BB-ku di sita ayahku...
  Pak Herman melanjutkan, "tapi khusus kamu, bapak bisa maafkan! tapi ada syaratnya...."
  aku bertanya, "syarat apa, pak?"
  dia menjawab, "lepaskan rok kamu dan taruh di meja bapak!"
  aku bertanya lagi, "untuk apa, pak?"
  dia membentak, "lakukan saja! ga usah bertanya-tanya, atau bapak telepon ayahmu sekarang juga!!"
  aku kaget dan langsung berdiri melepaskan rok aku... tapi aku agak malu,  soalnya aku hanya memakai cd yang ketat dan renda-renda manis di  pinggirannya...
  Pak Herman berkata pada Pak Amin, "gimana pak? lanjut ngga?"..
  kata Pak Amin, "lanjut dong!!".. lalu Pak Herman mendorongku ke sofa...  aku langsung sadar bahwa aku akan diperkosa... ketika aku memberontak,  aku ditahan Pak Amin...
  "ga usah takut Nad! kamu aman kok di sini!", kata Pak Amin...
  aku menangis lagi tapi mereka ga peduli... kemudian Pak Amin  mengelus-elus memekku yang masih ditutupi cd, aku jadi risih "Jangan  pak! saya masih perawan!"
  kemudian, Pak Amin menggeser cd-ku ke samping dan dia memainkan  klitorisku... saat itu, posisiku sedang mengangkang dengan seragam  lengkap kecuali rok...
  aku yang awalnya risih, lama-lama merasa kegelian... "aduh pak, udah! jangan diterusin... akh!"... memekku jadi agak basah...
  "waw, ni jablay malah merespon lampu hijau pak!", kata Pak Herman sambil memegangi kedua kakiku ke atas kepada Pak Amin...
  kemudian Pak Amin memasukkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke dalam  lubang memek aku... aku kesakitan dan keluar darahnya dari situ... aku  menjerit "aaaaa... pak, sakiiittt!!!!"... aku ga bisa bayangkan  perihnya... selaput daraku robek oleh tangan guru bajingan ini...
  pelan tapi pasti, dia mengocok memekku dengan jarinya... aku mulai  merasa kenikmatan di situ dan menggelinjang ngga karuan "aah.. pak!  yaah... ♥ udah pak!"...
  "udah atau dicepetin?", tanya Pak Amin meledek.. lalu dia mempercepat  laju tangannya dan aku semakin bertambah kenikmatan... "aaahh...  truss... ♥", aku meracau spontan... lama-lama tangis takutku hilang dan  menjadi tangis kenikmatan...
  lalu Pak Herman melepaskan kakiku dan aku tetap mengangkang di sofa...  dia memasukkan jari tengahnya ke dalam anusku... aku benar-benar ngga  bisa membayangkan kenikmatannya saat itu... "ooohh... ♥ pak...  &*%$^%$@"
  akhirnya aku orgasme di situ.. "aaaahhh... iyaaahh... ♥♥♥♥"
  lalu Pak Amin menciumku dan mengulum bibirku... dia memainkan lidahnya  dan aku membalas kulumannya dengan liar... Pak Herman membuka seragamku  dan melepaskan bra-ku... dia menjilati dan menghisap-hisap putingku...
  lalu dia gantian menciumiku, sedangkan Pak Amin melepaskan cd-ku...
  ronde kedua dimulai dan Pak Amin langsung menghujamkan kontolnya ke  dalam memekku... aku lagi-lagi merasa sedikit perih tapi sudah agak  mendingan...
  tiba-tiba aku menjadi horni lagi... dia mengocok kontolnya keluar masuk  memekku dan aku berganti gaya di atas dan dia tiduran di sofa...  "aaahhh... ♥♥ pak, mantap!", ujarku meracau...
  lalu Pak Herman mengocok kontolnya ke anusku dan aku sangat-sangat  merasakan kenikmatan tiada tara dihujamkan ****** gede di dua lubang  kenikmatanku... betapa nikmatnya aku menjadi wanita, bisa merasakan  kedua tusukan ini... "trusss pak, ooohhh ♥♥♥"
  sambil mengulum bibirku secara bergantian depan belakang, Pak Herman  keluar duluan "ooohhh... Nadia! keluaaar nih bapak di bol lu!"... dia  menyemprotkan spermanya di dalam anusku dan mencabut kontolnya..
  anusku basah dan spermanya keluar mengalir ke arah memek... sambil terus  dikocok oleh Pak Amin, akhirnya aku menerima sodokan orgasme kedua...  "ahhhh... paaakk... aku sayang bapak... aaaooohh ♥♥♥♥♥♥"
  dia mencabut kontolnya dan memuncratkan spermanya ke mulutku... aku  lemas ga berdaya dalam keadaan telanjang memakai kaos kaki dan sepatu  saja tiduran di sofa...
  sperma Pak Amin membasahi bibirku dan kutenggak saja... kemudian Pak  Amin dan Pak Herman berkemas-kemas dan pulang meninggalkanku... aku  tiduran sebentar untuk beristirahat...
  karena pintu Ruang BP ga dikunci, Mang Asep, penjaga sekolahku, masuk ke  BP untuk mengecek ruangan.. dia memergokiku telanjang...
  "neng!?? kok telanjang di sini??", tanya Mang Asep...
  "...e.. anu..a e..", aku kelabakan... lalu dia masuk dan mengunci  pintunya.. "neng pasti lagi cokil di sini yaa???", kata dia menggoda...
  aku ga bisa mengelak, daripada dia tahu aku habis bertempur dengan 2 orang guru... dia langsung mendekatiku...
  "mang asep mau ngapain???", aku agak menghindar...
  "ga usah takut neng, mang asep bakal mewujudkan impian neng, daripada  cokil!...", dia langsung melepaskan celananya dan menusuk kontolnya ke  memekku tanpa sempat aku menghindar ataupun berbicara...
  lagi-lagi aku merasakan kenikmatan, tetapi dua kali lipat rasanya,  mungkin karena Mang Asep biasa menggenjot istri mudanya, biasalah, nikah  siri....
  aku meracau ga jelas, "ahhh... gilaaa... ♥♥♥♥!!", kocokan mautnya Mang  Asep sangat membuat urat-urat di dalam memekku merespon positif...  kenikmatan seks inilah yang pertama kali baru kurasakan...
  sambil mengangkat kaki kananku ke bahunya, dia mengocok kontolnya  semakin cepat di memekku dan tangannya memeras buah dadaku...  "maaaang... maangtaap... aaaaaahhhhhhh ♥♥♥♥"
  aku mencapai orgasme ketiga kalinya, "aaaaaahhhhh ♥♥♥♥♥♥♥♥".... dia  terus mengocok dan sampai akhirnya dia menuju orgasme juga... aku  berteriak, "jangan dikeluarin di dalam paak! saya bisa hamil!"...
  dia ga peduli dan semakin brutal "bodo amaaat!!!!!", lalu muncratlah  spermanya di dalamku... aku lelah dan kecapean... Mang Asep memakaikan  cd-ku... "makasih ya neng, kapan-kapan kalo butuh, neng boleh ke  belakang sekolah, mang asep ada di situ kok!"...
  dengan malu aku menunduk dan berkata "iya pak, pasti!"... aku ga bisa  lepas dari fakta bahwa bercinta dengan Mang Asep luar biasa nikmatnya...
  keesokannya, aku selalu menuju belakang sekolah dan digenjot trus sama  Mang Asep.. dan Pak Amin dan Pak Herman juga masih tetap mengajakku ML  threesome...
  aku pernah diajak check in di hotel oleh mereka berdua, dan aku  mengatakan sebaiknya ajak juga Mang Asep dan kita bergangbang ria di  hotel... aku menjadi gadis binal...
 
   Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                            |             
              
Tidak ada komentar:
Posting Komentar