Cerita Sex - kenikmatan jepitan susu Apr 12th 2013, 16:56 Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku. Kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu-lintas Jakarta yang begitu mengerikan. Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar.
Baru saja mataku tertutup, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh ketukan pada pintu kamarku yang disertai dengan teriakan nyaring dari suara yang sudah sangat aku kenal. "Ko, loe baru pulang yah?" gelegar suara Voni memaksa mataku untuk menatap asal suara itu. "iya, memangnya ada apa sih teriak-teriak?" jawabku sewot sambil mengucek mataku. "Ini gue mau kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung" jawabnya sambil tangan kirinya menarik tangan seorang cewek masuk ke kamarku.
Kuperhatikan cewek yang disebut Voni sebagai sepupunya itu, sambil tersenyum aku menyodorkan tangan kananku kearahnya "Hai, namaku Riko" "Lydia" jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku.
Sambil membalas senyumannya yang manis itu, mataku mendapati sesosok tubuh setinggi kira-kira 165 cm, walaupun dengan perawakan sedikit montok namun kulitnya yang putih bersih seakan menutupi bagian tersebut.
"Riko ini teman baik gue yang sering gue ceritain ke kamu" celetuk Voni kepada Lydia. "Oh.." "Nah, sekarang kan loe berdua udah tau nama masing-masing, lain kali kalo ketemu kan bisa saling memanggil, gue mau mandi dulu yah, daag.." kata Voni sambil berjalan keluar dari kamarku.
Aku menanggapi perkataan Voni barusan dengan kembali tersenyum ke Lydia. "Cantik juga sepupu Voni ini" pikirku dalam hati. "Lydia ke Jakarta buat liburan yah?" tanyaku kepadanya. "Iya, soalnya bosen di Bandung melulu" jawabnya. "Loh, memangnya kamu nggak kuliah?" "Nggak, sehabis SMA aku cuma bantu-bantu Papa aja, males sih kuliah." "Rencananya berapa lama di Jakarta?" "Yah.. sekitar 2 minggu deh" "Riko aku ke kamar Voni dulu yah, mau mandi juga " "Oke deh"
Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku. Aku memandang punggung Lydia yang berjalan pelan ke arah kamar Voni. Kutatap BH hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga montok itu. Setelah menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap.
"Ko, bangun dong" Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Voni yang sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoyangkan lututku.
"Ada apa sih?" tanyaku dengan nada sewot setelah untuk kedua kalinya dibangunkan. "Kok marah-marah sih, udah bagus gue bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!" Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak. "Jam 11, emang kenapa kalo gue belum mandi?" "Kan loe janji mau ngetikin tugas gue kemaren" "Aduh Voni.. kan bisa besok.." "Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagi-pagi"
Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Voni. "Ya udah, gue mandi dulu, loe nyalain tuh komputer!"
*****
Tulisan di layar komputerku sepertinya mulai kabur di mataku. "Gila, udah jam 1, tugas sialan ini belum selesai juga" gerutuku dalam hati.
"Tok.. Tok.. Tok.." bunyi pintu kamarku diketok dari luar. "Masuk!" teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara.
Terdengar suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup lagi dengan keras sehingga membuatku akhirnya menoleh juga. Kaget juga waktu kudapati ternyata yang masuk adalah Lydia.
"Eh maaf, tutupnya terlalu keras" sambil tersenyum malu dia membuka percakapan. "Loh, kok belum tidur?" dengan heran aku memandangnya lagi. "Iya nih, nggak tau kenapa nggak bisa tidur" "Voni mana?" tanyaku lagi. "Dari tadi udah tidur kok" "Gue dengar dari dia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?" "Iya nih, tapi belum selesai, sedikit lagi sih" "Emang ngetikin apaan sih?" sambil bertanya dia mendekatiku dan berdiri tepat disamping kursiku.
Aku tak menjawabnya karena menyadari tubuhnya yang dekat sekali dengan mukaku dan posisiku yang duduk di kursi membuat kepalaku berada tepat di samping dadanya. Dengan menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, aku dapat melihat lengannya yang mulus karena dia hanya memakai baju tidur model tanpa lengan. Sewaktu dia mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yang sekarang berwarna krem muda.
"Busyet.. loe harum amat, pake parfum apa nih?" "Bukan parfum, lotion gue kali" "Lotion apaan, bikin terangsang nih" candaku. "Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih?" tanyanya sambil tersenyum kecil. "Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya" "Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong"
Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu. "Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih.." pikirku dalam hati. "Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo?" tanyaku iseng. "Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?" "Gue cium loe ntar" kataku memberanikan diri.
Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga berada di tengah-tengah kursi tempat aku duduk dengan meja komputerku.
"Beneran berani cium gue?" tanyanya dengan senyum nakal di bibirnya yang mungil. "Wah kesempatan nih" pikirku lagi.
Aku bangkit berdiri dari dudukku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku berdiri persis di hadapannya. Sambil mendekatkan mukaku ke wajahnya aku bertanya " Bener nih nggak marah kalo gue cium?" Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku.
Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Lydia memejamkan matanya ketika menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu. Sentuhan erotis yang kudapat membuat aku semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dengan lidahku.
Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Lydia ke ranjang. Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku semakin bernafsu dan segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area dadanya.
Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja kulepas begitu aku temukan. Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang indah didepanku. Kuremas pelan dua susunya yang besar namun sayang tidak begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek.
Puting susunya yang mungil tak luput dari serangan lidahku. Setiap aku jilati puting mungil tersebut, Lydia mendesah pelan dan itu membuatku semakin terangsang saja. Entah bagaimana kabar penisku yang sedari tadi telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan selangkangannya.
Putingnya yang kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, namun desahan serta gerakan-gerakan tubuhnya yang menandakan dia juga terangsang membuatku tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak.
Namun ketika aku hendak melepas celananya, tiba-tiba saja dia menahan tanganku. "Jangan Riko!" "Kenapa?" "Jangan terlalu jauh.." "Wah, masa berhenti setengah-setengah, nanggung nih.." "Pokoknya nggak boleh" setengah berteriak Lydia bangkit dan duduk di ranjang.
Kulihat dua susunya bergantung dengan anggunnya di hadapanku. "Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi?" tanyaku sambil menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari balik celana pendekku.
Tanpa kusangka lagi, tiba-tiba saja Lydia meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian. Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu, pikirku mungkin saja dia berubah pikiran. Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan irama yang teratur.
Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat. Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.
"Lyd.. mau keluar nih.." lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini. "Bentar, tahan dulu Ko.."jawabnya sambil melepaskan kocokannya. "Loh kok dilepas?" tanyaku kaget.
Tanpa menjawab pertanyaanku, Lydia mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan dua susunya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan napas. Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya.
Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi.
"Enak nggak Ko?" tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku. "Gila.. enak banget Sayang.. terus kocok yang kencang.." Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah pahanya yang mulus. Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut.
"Ahh.. ohh.." desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya. Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan. "Lyd.. aku keluar.."
Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kental segera menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya. Seluruh tubuhku lemas seketika dan hanya bisa bersandar di dinding kamar. Aku memandang nanar ke Lydia yang saat itu bangkit berdiri dan mencari tissue untuk membersihkan bekas spermaku. Ketika menemukan apa yang dicari, sambil tersenyum lagi dia bertanya "Kamu seneng nggak" Aku mengangguk sambil membalas senyumannya.
"Jangan bilang siapa-siapa yah, apalagi sama Voni" katanya memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yang tadi kulempar entah kemana. "Iyalah.. masa gue bilang-bilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin gue"
Lydia kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu. "Gue bersih-bersih dulu yah, abis itu mau bobo" ujarnya sebelum membuka pintu. "Thanks yah Lyd.. besok kesini lagi yah" balasku sambil menatap pintu yang kemudian ditutup kembali oleh Lydia.
Aku memejamkan mata sejenak untuk mengingat kejadian yang barusan berlalu, mimpi apa aku semalam bisa mendapat keberuntungan seperti ini. Tak sabar aku menunggu besok tiba, siapa tahu ternyata bisa mendapatkan lebih dari ini. Mungkin saja suatu saat aku bisa merasakan kenikmatan dari lubang surga Lydia, yang pasti aku harus ingat untuk menyediakan kondom di kamarku dulu.
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - (Threesome) Dikeroyok Debbie dan Lucy Apr 12th 2013, 16:55 Sebut saja namanya Debbie umur 35 tahun dan Lucy 33 tahun. Seperti yang sudah-sudah, aku mengenal sosok Debbie dari seringnya aku online sebagai chatter. Aku bisa menilai, Debbie adalah sosok yang hot dalam bercinta. Dengan ciri-ciri 170/65, berdada sintal, berpinggul sexy dan kelihatan sekali dia adalah seorang wanita yang suka sekali senam sehingga badannya terasa padat berisi. Itu semua aku ketahui setelah dia kirim aku foto dan aku tahu kalau dia penganut sex bebas juga dengan para karyawan-karyawan yang ada di surabaya, itupun aku ketahui setelah Debbie banyak cerita tentang kehiduapn sexnya. Singkat cerita, kita janjian untuk ketemuan, dengan catatan dia harus bawa teman karena menurut dia, tidak pernah ada acara copy darat sendirian. Dan gilanya lagi dia sudah booking hotel, saat acara ketemuan nanti. Itu karena supaya dia tidak ketahuan suaminya, dia pilih Hotel. Karena menurut Debbie, Hotel adalah tempat yang paling aman. Sesuai dengan hari yang sudah dibicarakan bersama, akhirnya aku bergegas meluncur menuju hotel yang dia booking. Setelah di depan hotel, aku berusaha menelpon dia untuk menanyakan di kamar nomor berapa.
"Hallo Dandy, kamu ada dimana" tanya Debbie. "Aku sudah di depan lobby, Mbak Debbie di kamar no. Berapa?"aku berusaha mencari tahu. "Naik aja lift ke lantai 3, terus cari nomor 326," suara Debbie dengan jelas. "Ok Mbak, aku segera naik," jawabku. "Ok aku tunggu," suara Debbie dengan ceria. Setelah aku tutup celluler ku, bergegas aku menuju kamar yang disebut oleh Debbie. "Tok-tok-tok" aku mengetuk pintu yag betuliskan nomor 326. Setelah pintu terbuka, aku sedikit terpana dengan tubuh Debbie yang tinggi semampai. " Dandy ngapain bengong, masuk dong," sambil menggapai lenganku. Sesampai di dalam kamar, ternyata benar Debbie bersama dengan temannya, sesuai dengan janji dia. "Dandy" aku ulurkan tanganku. "Dandy, ini temenku Lucy" Debbie mengenalkan temannya dan sambari begitu, si Lucy bangkit dari duduknya langsung menyalami aku. Keadaan berikutnya memang sedikit kaku karena aku juga kikuk, mengingat dalam kamar itu ada kami bertiga. Seandainya cuman berdua dengan Debbie aku lebih berani. "Dandy, kamu nggak seperti di foto deh, sepertinya kamu lebih berisi" Debbie membuka omongannya. "Jangan-jangan yang difoto bukan kamu" tuduh Debbie. "Tidak kok Mbak, itu memang foto Dandy," aku coba membela diri. "Dy, kata Debbie kamu jago banget ya.. Ngesexnya?" tanya Lucy. Pertanyaan itu bagaikan menghantam dadaku. Deg! jantungku terasa berhenti sekian detik. "Mmm anu biasa kok Mbak," jawabku gugup. "Nggak apa-apa kok Dan, santai aja Lucy sama kok seperti Debbie" hibur Debby. Pembicaraan semakin menjurus ke arah yang berbau sex, kedua wanita sebaya ini aku tafsir merupakan wanita-wanita yang doyan banget ngesex. Aku sempat memutar otak dengan keadaan ini dan bertanya dalam hati, suami mereka itu gimana kok 'menelantarkan' istri-istri sexy begini. Apalagi Lucy, sepertinya membiarkan mataku melihat bongkahan paha mulus di balik rok mininya. Sesekali dia merubah posisi duduknya tanpa harus riskan dengan aku yang duduk di depannya. Disaat aku melamun tentang khayalan aku, tiba-tiba Debbie sudah berada di pangkuan aku, jantungku berdetak semakin kencang. "Dy, buktikan omongan kamu di chatting selama ini," pinta Debbie sambil menempelkan dadanya ke muka wajahku. Aroma parfumnya yang begitu membangkitkan gairahku mengusik adik kecilku yang menghentak-hentak dinding CD-ku. "Mbak" belum sempat aku selesaikan jawaban itu, bibir Debbie yang tipis segera melumat bibirku. Aku sedikit gugup menerima serangang yang mendadak ini. Tetapi aku berusaha mengontrol keadaan aku. Disaat bibir Debbie sedang asyik menikmati bbibirku, tanganku yang nakal mulai mengelus punggung wanita paruh baya tersebut. Dengan kemahiran gigiku, aku melepas kancing blus belahan rendah yang ada pada dada Debbie. Sampai akhirnya 4 kancing atas blus Debbie terbuka, dan mulailah aku bisa mengusasi keadaan. Dengan belaian yang halus dan penuh perasaan, jari-jemariku mulai membuka pengait kancing BH Debbie. Dengan sedikit sentuhan, 'tess' BH Debbie yang berwarna hitam terbuka. Dan muncullah 2 bukit yang masih kencang didepan mukaku lengkap dengan sepasang puntingnya yang memerah. Aku bisa membaca apa yang sedang terjadi pada diri Debbie, dengan jilatan maut lidahku membuatnya merintih, "Ughh, geli sayang" Jilatan lidahku yang mendarat di puting Debbie, membuat wanita itu menggeliat tidak beraturan. Karena Debbie masih menggunakan baju kantor (baca: rok mini). Tanganku semakin berani untuk mengelus pahanya yang putih mulus.
Sesekali tubuhnya yang sintal bergoyang dipangkuan aku dan sekitar 15 menit aku di posisi itu, semua inderaku bekerja sesuai fungsi masing-masing. Disaat aku sedang melakukan foreplay, Lucy masih duduk di tempatnya semula. Akan tetapi sekarang kedua kakinya yang jenjang dibuka lebar sedangkan tangannya meremas buah dadanya sendiri "Mm.. " sesekali Lucy merintih, mendesah melihat adegan Debbie dengan aku. Setelah 25 menit, aku mencoba menyandarkan tubuh Debbie ke dinding kamar. Posisi ini sangat menguntungkan aku untuk mulai menikmati setiap cm tubuh Debbie. Aku lumat bibir Debbie, kemudian turun ke lehernya dan berlanjut ke buah dadanya yang sintal. Aku menjongkokkan tubuhku untuk menjilati puser Debbie. "Akhh.. Dy, beri aku janjimu sayang.. Ughh," lidahku mulai nakal menjelajahi perut Debbie. Sampai akhirnya aku mencium aroma bunga di lubang surga Debbie. Tanpa melepas CD yang dipakai, aku segera memainkan lidahku diatas kemaluannya. Dan bersamaan dengan itu kepala Debbie menggeleng kekanan-kekiri, seperti iklan sampho clear yang lagi berketombe di diskotik. Dengan sentuhan perlahan, aku melepas Debbie, karena posisinya berdiri sangat mudah sekali melepas CD warna putih berenda yang dikenakan. Tanganku berusaha membuka kedua kaki Debbie yang masih menggunakan sepatu hak tingginya. Sehingga memudahkan lidahku untuk mengocok lubang kewanitaanya. "Srupp.. Srupp, crek.. Crek" lidahku mulai menghujam vagina Debbie. "Dy, kamu memang asyik.. Geli sekali.. Ooohh" Debbie merintih panjang saat lidahku mulai, mengulum, menjilat dan menghisap clitorisnya yang sudah mulai membesar dan berwarna merah. Aku mulai merasakan sesuatu akan meletup dalam diri Debbie. Dengan segala pengetahuan aku dalam ilmu bercinta, aku angkat satu kaki Debbie keatas pangkuan pundakku sehingga lidahku bisa leluasa menikmati cairan yang mulai meleleh di lubang surgawinya. Dengan posisi berdiri kaki satu, aku semakin mempercepat jilatan lidahku, sampai akhirnya Debbie tidak kuasa membendung orgasmenya. "Dy, aku keluar.. Aakkhh" bersamaan dengan itu pula cairan kental muncrat ke wajahku. Dan diisaat aku masih bingung untuk membasuh wajahku tiba-tiba dari belakang Lucy mengangkatku sambil berkata "Dy, sekarang giliranku". Rupanya Lucy dari awal sudah memainkan jarinya diatas clitorisnya sambil menonton adegan antara aku dengan Debbie. Terbukti Lucy tidak lagi menggunakan CD yang tadi dikenakannya. Lucy membungkukkan badannya ke bibir meja, sehingga belahan merah pada selangkangannya terlihat jelas dari belakang. Bagaikan segerombolan tawon yang melihat madu, lidahkan langsung menari-nari di lubang kemaluan Lucy. "Dy, enak.. Sekali sayang.. Akhh" Lucy merintih. Dengan posisi aku duduk di lantai menghadap selangkangan Lucy, yang membuka lebar pahanya. Memudahkan aku beroperasi secara maksimal untuk menekan lidahku lebih dalam, sedangkan tanganku meremas pantat Lucy yang sexy. Disaat aku sedang asyik menikmati lubang vagina Lucy, tiba-tiba Debbie sudah memereteli celanaku. Sehingga adikku yang berukuran 16 cm kurang dikit dan mempunyai bentuk yang sedikit bengkok ke kiri, menyembul keluar setelah sekian menit dipenjara oleh CD ketatku merk crocodille. "Waow Dandy, gila banget besar sekali sayang.. Mmm" selanjutnya tidak ada suara lagi karena penisku sudah dilahap oleh mulut Debbie yang rakus. Aku merasakan betapa pandainya lidah Debbie menari di batang kemaluanku. Sesekali aku melepas kulumanku di vagina Lucy, karena merasakan kenikmatan permainan oral dari mulut Debbie. Lucy sudah mulai bocor pertahanannya dan berkata sambil mendesah, "Dandy.. Aku.. Aku.. Mau.. Kelu.. Arr.. Aahh," tangan Lucy yang tadinya beroperasi dibuah dadanya sekarang menekan kepalaku dalam-dalam pada selangkangannya, seolah memohon jangan dilepas isapan fantastis itu. Untuk yang kedua kalinya wajahku belepotan oleh cairan wanita sebaya yang keluar dari lubang surgawi mereka. Disaat aku sedang membasuh wajahku yang penuh cairan, tiba-tiba Debbie menarik lenganku, hingga badanku berdiri. "Dy, aku ingin style berdiri," ajak Debbie sambil menarik tanganku untuk mengikuti dia berdiri. Sambil bersandar di dinding, aku langsung mengarahkan adik kecilku dari bawah. Sehingga posisi berdiri tersebut sempurna sekali, dan itupun ditambah posisi Debbie yang masih belum melepas sepatu hak tingginya. Karena dengan demikian posisi Debbie lebih tinggi dari posisi aku berdiri. "Bless" suara adik kecilku menembus belahan kecil diselangkangan Debbie "Dy, enakk bangett.. Punyamu " erangan Debbie. Gerakan maju mundurku semakin mentok di pangkal vagina Debbie, hal itu disebabkan karena pantat Debbie ditahan oleh dinding. "Crekk.. Crekk.. Sslleepp" suara penisku menghujam keluar masuk dalam lubang vagina Debbie. Buatku, Debbie termasuk orang yang bisa megimbangi permainan sex. Buktinya dengan posisi sulit seperti itu, dia juga sedikit mendoyongkan tubuhnya ke dinding sehingga batang penisku benar-benar masuk semua. Keadaan ini berlangsung sampai akhirnya di menit ke 45, Debbie berteriak "Dyy.. Ampun.. Aku.. Mau.. Kelu.. Ar lagi.. Gila" rintih Debbie. Tubuh Debbie mendekapku erat-erat seolah tidak mau lepas dari batang penisku yang masih menancap lubang surgawinya. Dan sedetik kemudian tubuh Debbie merosot ke bawah dengan lunglai. Aku berjalan menghampiri Lucy yang sedang menyandarkan tangannya untuk melihat keluar jendela. Kesempatan itu tidak aku sia-siakan, sambil memeluk dia dari belakang, penisku yang masih kencang menerobos liang vagina Lucy sehingga membuat dia terpekik. "Aaowww.. Dy kamu nakal deh, aku masih capek.. Uuughh" aku tidak mempedulikan erangannya.
Seraya meremas buah dadanya yang kencang dari belakang, pinggulku mulai bergerak maju mundur. Posisi seperti ini benar-benar membuat aku melayang, lubang Lucy yang sedikit sempit dan seret dibanding punya Debbie. Dan hal itu membuat aku lebih bernafsu untuk menyetubuhinya. Itu wajar karena Lucy belum punya anak walaupun sudah menikah beberapa tahun. Selang beberapa menit, "Dyy.. Aku nggak tahann.. Gila banget punya kamu terasa masuk sampai ulu hatiku.. Aaugghh," rintih Lucy panjang, sambil tetap menggoyang pinggulnya. Dengan posisi setengah nungging dengan berdiri, memudahkan aku untuk memasukan penisku secara maksimal. "Ughh.. Mbak.. Asyik banget punya Mbak" desah kenikmatanku untuk memuji kedua wanita itu sering keluar dalam mulutku. "Dy.. Ampunn.. Aku.. Akkhh" Lucy merintih panjang. Lucy merapatkan pahanya sehingga penisku terasa tersedot ke dalam semua. Gila, terasa copot penisku dibuatnya. Karena hebatnya permainan itu hingga tak terasa dinginnya AC yang ada dalam kamar itu. Aku coba mengambil segelas air es di kulkas, Debbie yang tadi terkulai menarik tanganku. Lalu, pertempuran kembali terulang.... lagi.... dan lagi.....
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Ditidurin temen papa.. Apr 12th 2013, 16:54 Ini adalah pengalamanku waktu aku masih duduk di bangku SMU. Aku termasuk salah satu bunga sekolah di sekolahku n berprestasi di bidang seni. Rumahku sering didatangin tamu-tamu papaku, baik partner bisnis, karyawan atau temen.
Temen papa yg bernama Om Wawan sering datang ke rumah aku di sore hari, hanya sekedar ngobrol dan minum teh ama papa di kebun belakang rumahku. Konon, Om Wawan mempunyai sixth sense, bisa melihat dan melamar nasib, dan bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk2 halus. Kadang-kadang dia bawa anaknya atau istrinya juga, dan aku suka ikut nimbrung dgn mereka, topik apa aja mereka juga bahas. Om Wawan yg berkacamata tebal sudah lumayan tua, sekitar umur 65 thn, dan badannya agak gemuk dgn perut yg buncit dan napas yg bau. Tipe-tipe badan orang tua yang tidak fit lagi. Keriput di muka dan tangannya sudah terlihat jelas.
Om Wawan suka ngelirik aku, curi-curi pandang mukaku lalu badanku. Aku risih sekali apalagi yg ngelirik adalah temen papaku sendiri yg sudah tua. Aku hanya suka membalas Om Wawan dgn senyuman, dan berkata ,"Om, jgn lihatin Nini sampe gt dong, kan malu." Om Wawan suka tersenyum mesum, "Habis Nini manis dan cakep sih, cowok yg mana gak suka liatin Nini." Dan aku jadi tersipu malu.
Suatu Sabtu sore hari, seperti biasanya, Om Wawan datang ke rumah aku utk ngobrol ama papa, tp wkt itu papa dan mama sedang keluar, jadi aku yg ngobrol ama Om Wawan. Tiba-tiba Om Wawan tanya aku, "Nini gak perawan lagi ya?" Trus aku kaget dan diam aja, lalu Om Wawan bilang ,"Gak apa apa kok, jujur aja, Om janji gak kasih tau papa mama deh." Aku diem aja dan merasa takut kalau Om Wawan bisa membaca pikiran aku. "Om sudah tau kok dari dulu, makhluk halus yg Om pelihara kasih tau ke Om, katanya kamu sudah gak perawan. Sudah banyak yg tidurin kamu. Dan ada penyakit di badan kamu."
Aku jadi kaget ketakutan krn dikasih tau ada penyakit di dlm badanku, "Penyakit apa Om? Parah gak? Bisa disembuhin gak?", tanyaku bertubi-tubi. "Yah, mayan parah lah" Aku hanya diem membisu karena sudah ketakutan. "Tp Nini gak usah takut, Om bisa sembuhin kok." Aku agak lega ,"Oh ya? Gimana?" "Nini harus ikut instruksi Om tanpa bantah, bisa gak?" "Ok, Nini akan ikut semua instruksi dari Om." "Nah, sekarang ambil segelas air putih buat Om." Perasaanku bercampur antara takut dan nervous, pergi ke dapur utk ambil segelas air.
"Nih airnya Om" "Ok, Nini minum airnya dikit." Aku merasa aneh tapi hanya turut aja disuruh minum lalu Om Wawan minum air yg baru aku minum. "Ini Om lagi mencoba membersihkan penyakit di dalam tubuh kamu. Sekarang julurkan lidah kamu. Om mau liat." Aku menjulurkan lidahku, lalu Om Wawan menyedot dgn kuat lidahku. Ada sensasi aneh di dlm tubuhku. Lalu Om Wawan memasukkan tangannya di dlm celana dalamku, aku kaget! "Jangan takut, Nini. Om mau tau separah apa penyakit yg dijangkitin Nini. Ada makhluk halus di dalam tubuh Nini yg suka mengganggu kesehatan Nini." Aku ketakutan dikasih tau ada makhluk halus di dalam tubuhku, jadi aku diem saja Om Wawan menyentuh vaginaku. Aku merasa enak Om Wawan menyentuh vaginaku, dan aku merasa vaginaku dah basah, Om Wawan mengeluarin tangannya dan menjilat jarinya yg basah, "Nini dah basah ya?" Trus aku diem saja, lalu Om Wawan menaikin kausku, dan mengeluarkan pentilku dari BH, lalu dia mengemut pentilku dgn kuat, aku merasa enak dan tanpa sadar aku sudah mendesah keenakan. "Ke kamar Nini yuk, biar Om lebih leluasa mengobati Nini." Aku nurut saja ama kata2 Om Wawan.
Begitu di kamarku, Om Wawan melepaskan celananya ,"Nini, kulumin ****** Om!" Aku enggan mengulumin kontolnya karena keliatan bau n kotor kontolnya. "Katanya mau diobatin penyakitnya? Kulum ****** Om buat ngusir makhluk halus di dlm tubuh Nini." Aku jadi nurut karena aku mau diobatin. Aku mengulum ****** Om yg lagi lemas ketiduran, aku mengemut ****** Om sampe mengeras dan Om Wawan mendesah keenakan ,"lbh cepat kulumnya... ashh ahhh... ngemut2 ****** Om lbh keras dan lebih cepat." Aku ikut instruksinya dan menahan napas dr bau ****** Om. Om mendesah keenakan terus, lalu Om Wawan menyuruh aku telanjang, karena ini adalah upacara utk mengusir makhluk halus. Om merebahkan aku di atas ranjang lalu dia menciumin aku, dia melumat bibirku dengan ganas, menciumin seluruh mukaku, melumat pentil aku kuat lalu menjilati vaginaku ,"aashhhh... enak Om.... ah ahh ashh hmm... Om, aku ga tahan lagi Om, ahhhh ashhhhhhhhhh.... masukin ****** Om dong...." Tapi Om Wawan sengaja ga mo masukin kontolnya, dia masih bermain2 dgn vaginaku dgn lidah dan jarinya... sampe aku memohon mohon, "Om, cepet dong... masukin ****** Om ke dalam memekku, aku dah ga tahan lagi... ahh ahhhh... tolong Om... cepet masukin"
Lalu Om Wawan memasukin kontolnya di dalam vaginaku, "Oh... asiknya Om... ah ahahhh ashhhh" Om Wawan mengenjot pelan pelan, "Om, ahh ahh.... cepet dong ngenjotnya... ahhh ashhh ahhhhahhhh... lbh kuat dong..." "Wah, Nini binal sekali... Om baru tau..." Lalu dia mengenjot lbh cepat n kuat sambil melumat bibirku dan memeras tetekku kuat kuat. "Om lbh kuat meremas tetekku ahhhh ahhh"
Kita ganti posisi ke doggy style dan aku on top.... Om Wawan sangat lihai dlm permainan ini... dia membuat aku lupa diri dan merasa high sekali... kita berdua meraung raung keenakan di dlm kamar... ahhh aaaaaaaaaahhhhhsssssahhhhhhhhh ihhhhhhh assshhhhh uhhhhhhhhahhhhha.....
"Nini, Om sudah mau keluar.... Om crut di dlm memek Nini yah" "Iya, Om... boleh ahh ahhhh cepet, ahhh Nini juga udah mau keluar ahh ahhhh" Om Wawan mengenjot lebih cepet dan kuat, ahhh ahhhh tiba2 tubuhnya megenjang, tandanya dia sudah keluarin spermanya di dalam vaginaku... lalu Om Wawan mengeluarin kontolnya dan meletakan di dalam mulutku, aku mengulum kontolnya dgn asik dan Om Wawan mengerang dgn asik dan bergetar-getar keenakan. Lalu kita berbaring sejenak sambil berciuman.
"Besok-besok Om mau ngentotin Nini lagi utk bersihin tubuh Nini dari makhluk halus."
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Sex Party Bercinta Berempat Apr 12th 2013, 16:53 Cerita ini berawal dari perkenalanku dengan seorang wanita karir, yang entah bagaimana ceritanya wanita karir tersebut mengetahui nomor kantorku.
Siang itu disaat aku hendak makan siang tiba-tiba telepon lineku berbunyi dan ternyata operator memberitau saya kalau ada telepon dari seorag wanita yang engak mau menyebutkan namanya dan setelah kau angkat.
"Hallo, selamat siang joko," suara wanita yang sangat manja terdengar. "Helo juga, siapa ya ini?" tanyaku serius. "Namaku Karina," kata wanita tersebut mengenalkan diri. "Maaf, Mbak Karina tahu nomor telepon kantor saya dari mana?" tanyaku menyelidiki. "Oya, aku temannya Yanti dan dari dia aku dapat nomor kamu," jelasnya. "Ooo... Yanti," kataku datar.
Aku mengingat kisahku, sebelumnya yang berjudul empat lawan satu. Yanti adalah seorang wanita karir yang juga 'mewarnai' kehidupan sex aku.
"Gimana kabarnya Yanti dan dimana sekarang dia tinggal?" tanyaku. "Baik, sekarang dia tinggal di Surabaya, dia titip salam kangen sama kamu," jelas Karina.
Sekitar 10 menit, kami berdua mengobrol layaknya orang sudah kenal lama. Suara Karina yang lembut dan manja, membuat aku menerka-nerka bagaimana bentuk fisiknya dari wanita tersebut. Saat aku membayangkan bentuk fisiknya, Karina membuyarkan lamunanku.
"Hallo... Joko, kamu masih disitu?" tanya Karina. "Iya... Iya Mbak... " kataku gugup. "Hayo mikirin siapa, lagi mikirin Yanti yaa?" tanyanya menggodaku. "Nggak kok, malahan mikirin Mbak Karina tuh," celetukku. "Masa sih... Aku jadi GR deh" dengan nada yang sangat menggoda. "Joko, boleh nggak aku bertemu dengan kamu?" tanya Karina. "Boleh aja Mbak... Bahkan aku senang bisa bertemu dengan kamu," jawabanku semangat "Oke deh, kita ketemuan dimana nih?" tanyanya semangat. "Terserah Mbak deh, Joko sih ngikut aja?" jawabku pasrah. "Oke deh, nanti sore aku tunggu kamu di Mc. Donald plasa senayan," katanya. "Oke, sampai nanti joko... Aku tunggu kamu jam 18.30," sambil berkata demikian, aku pun langsung menutup teleponku.
Aku segera meluncur ke kantin untuk makan siang yang sempat tertunda itu. Sambil membayangkan kembali gimana wajah wanita yang barusan saja menelpon aku. Setelah aku selesai makan aku pun langsung segera balik ke kantor untuk melakukan aktivitas selanjutnya.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, tiba saatnya aku pulang kantor dan aku segera meluncur ke plasa senayan. Sebelumnya prepare dikantor, aku mandi dan membersihkan diri setelah seharian aku bekerja. Untuk perlengkapan mandi, aku sengaja membelinya dikantin karena aku nggak mau ketemu wanita dengan tanpak kotor dan bau badan, kan aku menjadi nggak pede dengan hal seperti itu.
Tiba di Plasa Senayan, aku segera memarkirkan mobil kijangku dilantai dasar. Jam menunjukkan pukul 18.15. Aku segera menuju ke MC. Donald seperti yang dikatakan Karina. Aku segera mengambil tempat duduk disisi pagar jalan, sehingga aku bisa melihat orang lalu lalang diarea pertokaan tersebut.
Saat mataku melihat situasi sekelilingku, bola mataku berhenti pada seorang wanita setengan baya yang duduk sendirian. Menurut perkiraanku, wanita ini berumur sekitar 32 tahun. Wajahnya yang lumayan putih dan juga cantik, membuat aku tertegun, nataku yang nakal, berusaha menjelajahi pemadangan yang indah dipandang yang sangat menggiurkan apa lagi abgian depan yang sangat menonjol itu. Kakinya yang jenjang, ditambah dengan belahan pahanya yang putih dan juga montok dibalik rok mininya, membuat aku semakin gemas. Dalam hatiku, wah betapa bahagianya diriku bila yang aku lihat itu adalah orang yang menghubungiku tadi siang dan aku lebih bahagia lagi bila dapat merasakan tubuhnya yang indah itu.
Tiba-tiba wanita itu berdiri dan menghampiri tempat dudukku. Dadaku berdetuk kencang ketika dia benar-benar mengambil tempat duduk semeja dengan aku.
"Maaf apakah kamu Joko?" tanyanya sambil menatapku. "Iy... Iyaa... Kamu pasti Karina," tanyaku balik sambil berdiri dan mengulurkan tanganku.
Jarinya yang lentik menyetuh tanganku untuk bersalaman dan darahku terasa mendesr ketika tangannya yang lembut dan juga halus meremas tangaku dengan penuh perasaan.
"Silahkan duduk Karina," kataku sambil menarik satu kursi di depanku. "Terima kasih," kata Karina sambil tersenyum. "Dari tadi kamu duduk disitu kok nggak langsung kesini aja sih?" tanyaku. "Aku tadi sempat ragu-ragu, apakah kamu memang Joko," jelasnya. "Aku juga tadi berpikir, apakah wanita yang cantik itu adalah kamu?" kataku sambil tersenyum.
Kami bercerita panjang lebar tentang apapun yang bisa diceritakan, kadang-kadang kami berdua saling bercanda, saling menggoda dan sesekali bicara yang 'menyerempet' ke arah sex. Lesung pipinya yang dalam, menambah cantik saja wajahnya yang semakin matang.
Dari pembicaraan tersebut, terungkaplah kalau Karina adalah seorang wanita yang sedang bertugas di Jakarta. Karina adalah seorang pengusaha dan kebetulan selama 4 hari dinas di Jakarta.
"Karin, kamu kenal Yanti dimana?" tanyaku.
Yanti adalah teman chattingku di YM, aku dan Yanti sering online bersama. Dan kami terbuka satu sama lain dalam hal apapun. Begitu juga kisah rumah tangga, bahkan masalah sex sekalipun. Mulutnya yang mungil menjelaskan dengan penuh semangat.
"Emangnya Yanti menikah kapan? Aku kok nggak pernah diberitahu sih," tanyaku penuh penasaran. "Dia menikah dua minggu yang lalu dan aku nggak tahu kenapa dia nggak mau memberi tahu kamu sebelumnya," Jawabnya penuh pengertian. "Ooo, begitu... " kataku sambil manggut-manggut. "Ini adalah hari pertamaku di Jakarta dan aku berencana menginap 4 hari, sampai urusan kantorku selesai," jelasnya tanpa aku tanya. "Sebenarnya tadi Yanti juga mau dateng tapi berhubung ada acara keluarga jadi kemungkinan dia akan datang besok harinya dia bisa dateng," jelasnya kembali. "Memangnya Mbak Karina menginap dimana nih?" tanyaku penasaran. "Kebetulan sama kantor sudah dipesankan kamar buat aku di hotel H... "jelasnya. "Mmm, emangnya Mbak sama siapa sih?" tanyaku menyelidik. "Ya sendirilah, Joko... Makanya saat itu aku tanya Yanti," katanya "Tanya apa?" tanyaku mengejar. "Apakah punya teman yang bisa menemaniku selama aku di Jakarta," katanya. "Dan dari situlah aku tahu nomor telepon kamu," lanjutnya.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 10.25 wib, dan aku lihat sekelilingku pertokoan mulai sepi karena memang sudah mulai larut malam. Dan toko pun sudah mulai tutup.
"Jok... Kamu mau anter aku balik ke hotel nggak?" tanyanya. "Boleh, masa iya sih aku tega sih biarin kamu balik ke hotel sendirian," kataku.
Setelah obrolan singkat, kami segera menuju parkiran mobil dan segera meluncur ke hotel H... Yang tidak jauh dari pusat pertokoan Plasa Senayan. Aku dan Karina bergegas menuju lift untuk naik ke lantai 5, dan sesampainya di depan kamarnya, Karina menawarkan aku untuk masuk sejenak. Bau parfum yang mengundang syaraf kelaki-lakianku serasa berontak ketika berjalan dibelakangnya.
Dan ketika aku hendak masuk ternyata ada dua orang wanita yang sedang asyik ngegosip dan mereka pun tersenyum setelah aku masuk kekamarnya. Dalam batinku, aku tenyata dibohongi ternyata dia nggak sendiri. Karina pun memperkenalkan teman-temannya yang cantik dan juga sex yang berbadan tinggi dan juga mempunyai payudara yang besar dia adalah Miranda(36b) sedangkan yang mempunyai badan yang teramat sexy ini dan juga berpayudara yang sama besarnya bernama Dahlia(36b). Dan mereka pun mempersilahkan aku duduk.
Tanpa dikomando lagi mereka pun perlahan-lahan memulai membuka pakaian mereka satu persatu, aku hanya bisa melotot saja tak berkedip sekali pun, tak terasa adik kecilku pun segera bangun dari tidurnya dan segera bangun dan langsung mengeras seketika itu juga. Setelah mereka telanjang bulat terlihatlah pemandangan yang sangat indah sekali dengan payudara yang besar, Karina pun langsung menciumku dengan ganasnya aku sampai nggak bisa bernafas karena serangan yang sangat mendadak itu dan aku mencoba menghentikannya.
Setelah itu dia pun memohon kepadaku agar aku memberikan kenikmatan yang pernah aku berikan sama Yanti dan kawan-kawan. Setelah itu Karina pun langsung menciumku dengan garangnya dan aku pun nggak mau tinggal diam aku pun langsung membalas ciumannya dengan garang pula, lidah kamipun beraduan, aku mulai menghisap lidahnya biar dalam dan juga sebaliknya. Sedangkan Miranda mengulum penisku ke dalam mulutnya, mengocok dimulutnya yang membuat sensasi yang tidak bisa aku ungkapkan tanpa sadar aku pun mendesah.
"Aaahh enak Mir, terus Mir hisap terus, aahh... "
Sedangkan Dahlia menghisap buah zakarku dengan lembutnya membuat aku semakin nggak tertahankan untuk mengakhiri saja permaianan itu. Aku pun mulai menjilati vagina Karina dengan lembut dan perlahan-lahan biar dia bisa merasakan permaianan yang aku buat. Karina pun menjerit keras sambil berdesis bertanda dia menikmati permainanku itu.
Mirandapun nggak mau kalah dia menghisap payudaranya Karina sedangkan Dahlia mencium bibir Karina agar tidak berteriak ataupun mendesis. Setelah beberapa lama aku menjilati vaginanya terasa badannya mulai menegang dan dia pun mendesah. "Jok... Akuu mauu keeluuarr."
Nggak beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak itu akupun langsung menghisapnya sampai bersih tanpa tersisa. Setelah itu aku pun langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Karina, perlahan-lahan aku masukkan penisku dan sekali hentakan langsung masuk semua ke dalam vaginanya yang sudah basah itu. Aku pun langsung menggenjotnya dengan sangat perlahan-lahan sambil menikamati sodokan demi sodokan yang aku lakukan dan Karina pun mulai mendesah nggak karuan.
"Aaahh enak Jok, terus Jok, enak Jok, lebih dalam Jok aahh, sstt... "
Membuat aku bertambah nafsu, goyanganku pun semakin aku percepat dan dia mulai berkicau lagi.
"Aaahh enak Jok, penis kamu enak banget Jok, aahh... "
Setelah beberapa lama aku mengocok, diapun mulai mengejang yang kedua kalinya akupun semakin mempercepat kocokanku dan tak beberapa lama aku mengocoknya keluarlah cairan dengan sangat derasnya dan terasa sekali mengalir disekitar penisku. Akupun segera mencabut penisku yang masih tegang itu. Miranda segera mengulum penisku yang masih banyak mengalir cairan Karina yang menempel pada penisku, sedangkan Dahlia menghisap vaginanya Karina yang masih keluar dalam vaginanya dengan penuh nafsunya.
Miranda pun mulai mengambil posisi, dia diatas sedangkan aku dibawah. Dituntunnya penisku untuk memasuki vaginanya Miranda dan serentak langsung masuk. Bless... Terasa sekali kehangatan didalam vaginanya Miranda. Dia pun mulai menaik turunkan pantatnya dan disaat seperti itulah dia mulai mempercepat goyangannya yang membuat aku semakin nggak karuan menahan sensasi yang diberikan oleh Miranda.
Dahlia pun mulai menghisap payudara Miranda penuh gairah, sedangkan Karina mencium bibir Miranda dengan garangnya, Miranda mempercepat goyangannya yang membuat aku mendesah.
"Aaahh enak Mir... Terus Mir... Goyang terus Mir... Lebih dalam lagi Mir... Aaahh sstt"
Dan selang beberapa menit aku merasakan penisku mulai berdenyut,
"Mir... Aku... ingiin keeluuaarr"
Seketika itu juga muncratlah air maniku didalam vaginanya, entah berapa kali munceratnya aku nggak tahu karena terlalu nikmatnya dan diapun masih mengoyang semakin cepat. Seketika itu juga tubuhnya mulai menegang dan terasa sekali vaginanya berdenyut dan selang beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak sekali, aku pun langsung mengeluarkan penisku yang sudah basah kuyup ditimpa cairan cinta. Mereka pun berebutan menjilati sisa-sia cairan yang masih ada dipenisku, Dahlia pun langsung menjilati vaginanya Miranda yang masih mengalir cairan yang masih menetes di vaginanya. Akupun melihat mereka seperti kelaparan yang sedang berebutan makanan, setelah selang beberapa lama aku mulai memeluk Dahlia dan aku pun mulai mencium bibirnya dan mulai turun ke lehernya yang jenjang menjadi sasaranku yang mulai menari-nari diatasnya.
"Ooohh... Joko... Geelli... " desah Dahlia.
Serangan bibirku semakin menjadi-jadi dilehernya, sehingga dia hanya bisa merem melek mengikuti jilatan lidahku.
Miranda dan Karina mereka asyik berciuman dan saling menjilat payudara mereka. Setelah aku puas dilehernya, aku mulai menurunkan tubuhnya sehingga bibirku sekarang berhadapan dengan 2 buah bukit kembarnya yang masih ketat dan kencang. Aku pun mulai menjilati dan sekali-kali aku gigit puntingnya dengan gigitan kecil yang membuat dia tambah terangsang lagi dan dia medesah.
"Aaahh enak sekali Jok... Terus Jok hisap terus Jok enak Jok aahh sstt... "
Dahlia pun membalasnya dengan mencium bibirku dengan nafsunya dan setelah itu turun ke pusar dan setelah itu dia mulai mengulum, mengocok, menjilat penisku didalam mulutnya. Setelah dia puas aku kembali menyerangnya langsung ke arah lubang vaginanya yang memerah dan disekelilingi rambut-rambut yang begitu lebat. Aroma wangi dari lubang kewanitaannya, membuat tubuhku berdesis hebat. Tanpa menunggu lama lagi, lidahku langsung aku julurkan kepermukaan bibir vagina.
Tanganku bereaksi untuk menyibak rambut yang tumbuh disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati vaginanya.
"Ssstt... Jok... Nikmat sekali... Ughh," rintihnya.
Tubuhnya menggelinjang, sesekali diangkat menghindari jilatan lidahku diujung clitorisnya. Gerak tubuh Dahlia yang terkadang berputar-putar dan naik turun, membuat lidahku semakin menghujam lebih dalam ke lubang vaginanya.
"Joko... Gila banget lidah kamu... " rintihnya "Terus... Sayang... Jangan lepaskan... " pintanya.
Paha Dahlia dibuka lebar sekali sehingga memudahkan lidahku untuk menjilatnya. Dahlia menggigit bibir bawahnya seakan menahan rasa nikmat yang bergejola dihatinya.
"Oohh... Joko, aku nggak tahan... Ugh... " rintihnya. "Joko cepet masukan penis kamu aku sudah nggak tahan nih," pintanya.
Perlahan aku angkat kaki kanannya dan aku baringkan ranjang yang empuk itu. Batang kemaluanku sudah mulai mencari lubang kewanitaannya dan sekali hentak.
"Bleest... " kepala penisku menggoyang vaginanya Dahlia. "Aowww... Gila besar sekali Jok... Punya kamu," Dahlia merintih.
Gerakan maju mundur pinggulku membuat tubuh Dahlia mengelinjang hebat danm sesekali memutar pinggulnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa dibatang kemaluanku.
"Joko... Jangan berhenti sayang... Oogghh," pinta Dahlia.
Dahlia terus menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri seirama dengan penisku yang menghujam dalam pada lubang kewanitaannya. Sesekali Dahlia membantu pinggulnya untuk berputar-putar.
"Joko... Kamu... Memang... Jagoo... Ooohh," kepalannya bergerak ke kiri dan ke kanan seperti orang triping.
Beberapa saat kemudian Dahlia seperti orang kesurupan dan ingin memacu birahinya sekencang mungkin. Aku berusaha mempermainkan birahinya, disaat Dahlia semakin liar. Tempo yang semula tinggi dengan spontan aku kurangi sampai seperti gerakan lambat, sehingga centi demi centi batang kemaluanku terasa sekali mengoyang dinding vagina Dahlia.
"Joko... Terus... Sayang... Jangan berhenti... " Dahlia meminta.
Permainanku benar-benar memancing birahi Dahlia untuk mencapai kepuasan birahinya. Sesaat kemudian, Dahlia benar-benar tidak bisa mengontrol birahinya. Tubuhnya bergerak hebat.
"Joko... Aakuu... Kelluuaarr... Aaakkhh... Goyang sayang," rintih Dahlia.
Gerakan penisku kubuat patah-patah, sehingga membuat birahi Dahlia semakin tak terkendali.
"Jok... Ooo... Aaammpuunn," rintihnya panjang.
Bersamaan dengan rintihan tersebut, aku menekan penisku dengan dalam hingga mentok dilangit-langit vagina Dahlia. Aku merasakan semburan cairan membasahi seluruh penisku.
Dahlia yang sudah mendapat kedua orgasmenya, sedangkan aku masih berusaha untuk mencari kepuasan birahiku. Posisi Dahlia, sekarang menungging. Penisku yang masih tertancap pada lubang vaginanya langsung aku hujamkan kembali ke lubang vaginanya Dahlia.
"Ooohh... Joko... Kamu... Memang... Ahli... " katanya sambil merintih.
Kedua tanganku mencengkeram pinggul Dahlia dan menekan tubuhnya supaya penisku bisa lebih menusuk ke dalam lubang vaginanya.
"Dahlia... Vagina kamu memang enak banget," pujiku. "Kamu suka minum jamu yaa kok seret?" tanyaku.
Dahlia hanya tersenyum dan kembali memejamkan matanya menikmati tusukan penisku yang tiada hentinya. Batang kemaluanku terasa dipijiti oleh vagina Dahlia dan hal tersebut menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Permainan sexku diterima Dahlia karena ternyata wanita tersebut bisa mengimbangi permainan aku.
Sampai akhirnya aku tidak bisa menahan kenikmatan yang mulai tadi sudah mengoyak birahiku.
"Dahlia... Aku mau... Keluar... "kataku mendesah. "Aku juga sayang... Ooohh... Nikmat terus... Terus... " Dahlia merintih. "Joko... Keluarin didalam... Aku ingin rasakan **an... Kamu... " pintanya. "Iya sudah... Ooogh... Aaakhh... " rintihku.
Gerekan maju mundur dibelakang tubuh Dahlia semakin kencang, semakin cepat dan semakin liar. Kami berdua berusaha mencapai puncak bersama-sama.
"Joko... Aku... Aku... Ngaak kkuuaatt... Aaakhh" rintih Dahlia. "Aku juga sudah... Ooogh... Dahh," aku merintih. "Crut... Crut... Crut... " spermaku muncrat membanjiri vaginanya Dahlia.
Karena begitu banyak spermaku yang keluar, beberapa tetes sampai keluar dicelah vagina Dahlia. Setelah beberapa saat kemudian Dahlia membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan tubuhku.
"Joko, ternyata Yanti benar, kamu jago banget dalam urusan sex. Kamu memang luar biasa" kata Dahlia merintih. "Biasa aja kok Mbak, aku hanya melakukan sepenuh hatiku saja," kataku merendah. "Kamu luar biasa... " Dahlia tidak meneruskan kata-katanya karena bibirnya yang mungil kembali menyerang bibirku yang masih termangu.
Segera aku palingkan wajahku ke arah Karina dan Miranda, ternyata mereka sudah tertidur pulas mungkin karena sudah terlalu lelah, dan akupun tak kuasa menahan lelah dan akhirnya akupun tertidur pulas. Dan setelah 4 jam aku tertidur aku pun terbangun karena ada sesuatu yang sedang mengulum batang kemaluanku dan ternyata Miranda sudah bangun dan aku pun menikmatinya sambil menggigit bibir bawahku. Dan kuraih tubuhnya dan kucium bibirnya penuh dengan gairah dan akhirnya kami pun mengulang kembali sampai besok harinya. Dengan terpaksa aku menginap karena pertarunganku dengan mereka semakin seru aja.
Ketika pagi telah tiba akupun langsung ke kamar mandi di ikuti oleh mereka dan akupun mandi bareng dan permainan dimulai kembali didetik-detik ronde terakhir. Tanpa terasa kami berempat sudah naik didalam bathup, kami mandi bersama. Guyuran air dipancurkan shower membuat tubuh mereka yang molek bersinar diterpa cahaya lampu yang dipancarkan ke seluruh ruangan tersebut. Dengan halus, mereka menuangkan sabun cair dari perlengkapan bag shop punya mereka. Aku mengosok keseluruh tubuh mereka satu persatu, sesekali jariku yang nakal memilih punting mereka.
"Ughh... Joko... " mereka merintih dan bergerak saat aku permainkan puntignya yang memerah.
Sebelum aku meinggalkan mereka, kami berempat berburu kenikmatan. Dan entah sudah berapa kali mereka yang sedang membutuhkan kehangatan mendapatkan orgasme. Kami memburu kenikmatan berkali-kali, kami berempat memburu birahinya yang tidak kenyang.
Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 08.00 wib, dimana aku harus berangkat kerja dan pada jam seperti ini jalanan macet akupun mempercepat jalannya agar tidak terkena macet yang berkepanjangan. Aku meninggalkan Hotel H... Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang sudah ditinggalkan oleh permainan tadi.
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita sex - sepupuku paling seksi sedunia Apr 12th 2013, 16:52 Kenalkan namaku Ray. Cerita ini adalah pengalaman yang kualami saat duduk di bangku SMP, saat itu usiaku 13 tahun. Cerita ini kutulis karena tantangan para tokoh yang terlibat dalam cerita ini. Semua nama di cerita ini telah disamarkan.
Sejak aku masuk SMP, mama ku mendapatkan promosi di kantornya, sehingga dia terpilih menjadi kepala cabang di salah satu bank swasta di Bandung. Sedangkan papaku menjalankan perusahaan nya yang bergerak dalam industri perabotan plastik rumah tangga. Pekerjaan yang ditekuni kedua orang tuaku memberikan dampak pada lingkungan sosialku. Gaya hidup kaum elit biasa kualami, gosip-gosip skandal seks pun sudah sering aku dengar dari aku masi kecil. Tapi saat itu aku belum mengerti hal-hal yang berbau seks.
Menjadi murid SMP tidaklah sulit, hanya saja kini kedua orang tuaku sudah jarang di rumah. Aku bersekolah di sekolah swasta di kota Bandung, sekolah itu dekat dengan rumahku kurang lebih 20 menit, hanya saja kalau pulang, lalu lintas ke arah rumah ku macet total. B*C dan *P adalah titik macetnya. Setiap sampai di rumah aku berganti pakaian, lalu jalan ke *P untuk makan siang. Begitu lah hari-hari yang kulalui. Setelah berjalan beberapa bulan, gaya hidup yang tidak sehat ini telah memberikan hadiah kepadaku berupa sakit thypus. Tidak tanggung-tanggung 2 minggu lamanya aku terbaring di RS Borome*s.
Selama aku sakit, yang mengurus dan menjagaku adalah kakak papaku,sebut saja dia Tante Agnes. Si cantik berusia 51 ini mempunyai 3 anak perempuan, Janice 25 thn, Joanne 20thn, dan si bungsu Jessica 16 tahun. Keluarga kami adalah keterunan Manado – Belanda, sehingga kami dikaruniai fisik yang diatas standar (hehehe, gw emang ganteng). Ditambah suami Tante Agnes yang berkewarganegaraan Filipina menambahkan nilai eksotis pada ke tiga sepupuku.
Tidak lama setelah aku keluar rumah sakit, kedua orang tuaku beserta om dan tanteku bertemu untuk merundingkan tentang masalah kesehatan ku. Hasil dari pertemuan itu yaitu setiap pulang sekolah aku akan pulang ke rumah tante ku, baru nanti aku dijemput mamaku sepulang kerja. Hal ini aku setujui karena aku senang bermain bersama sepupu-sepupuku. Soalnya kalau di rumah aku sendirian, bermain PS2 ditemani pembantu merupakan hal yang membosankan bagiku.
Beberapa bulan aku numpang makan di rumah tanteku, merubah banyak aspek baik dalam kehidupanku maupun kehidupan mereka. Kamar tamu di rumah mereka, kini salah satunya disulap menjadi kamarku, bahkan terkadang aku menginap di rumah mereka. Mereka tinggal di daerah elit sekitar Univ. Maranath*. Mereka keluarga yang kaya tidak kalah kaya dengan kedua orang tuaku. Kolam renang di rumahnya sering aku pakai, karena itu merupakan saat-saat bahagiaku memandangi sepupuku berenang mengenakan pakaian renang seksi. Kejadian itu terus berulang sampe aku mulai mengenal masturbasi, setiap aku berenang bareng, lalu aku bermasturbasi di kamar mandi. Kebiasaan itu berlangsung cukup lama, sehingga mengakibatkan kejadian yang tak terduga namun membahagiakan.
Sore itu selesai berenang, aku mengeringkan badanku, lalu bergegas lari ke kamarku, menanggalkan pakaian renangku dan masuk ke kamar mandi. Kali ini aku ceroboh karena lupa mengunci pintu kamarku. Saat asyik bermasturbasi, tanpa sadar Jessica masuk dan tiduran di kamarku, lama kelamaan mungkin karena suara ku terlalu hot di kamar mandi, dia penasaran dan membuka pintu kamar mandi yang tidak aku kunci (kamar mandi dalam kamar tidur ya ngapain di kunci pikirku, kan pintu kamernya juga biasa dikunci).
Jreeeeeng aku lagi asik di bath tub sambil ngocok, tiba-tiba kaget denger suara "Lagi ngapain Ray itu titit disabunin terus-terusan? Enak ya?" Tanya Jessica kepadaku. Jantung ku serasa jatuh ke ujung kaki. Sambil telanjang aku langsung berdiri dan memohon-mohon kepada Jessica supaya merahasiakan hal ini kepada kedua orang tuaku, juga kepada om tanteku. "sudah-sudah, kamu mending cepet selesain mandi, baru ngomong lagi, itu tititnya kasian tuh kedinginan." Sambil cekikikan dia berjalan ke kasurku. Aku lalu melanjutkan mandiku sambil memikirkan beribu alasan yang akan aku katakan kepada kak Jessica. Selesai mandi, aku langsung rebahan di sebelah Jessica sambil memohon supaya dia mau jaga rahasia. "wajar lah kamu kan cowok, kaka juga tau umur sekamu ya lagi tinggi-tingginya, lagian kakak juga suka ngobrol sama ka Jo (panggilan Joanne), ka Jen (panggilan Janice) kalo lagi renang kan kamu ngaceng liatin nenen kita-kita kan?" Kaget rasanya denger kata-kata itu dari mulut ka Jes. "nggak kok ka..." jawabku yang tertunduk malu. "ya udah kaka ga akan bilang ke sapa-sapa, tapi lain kali jangan lupa kunci pintu kamarnya ya." Sambil tersenyum dia mengelus kepalaku.
Setelah kejadian itu, kedekatanku dengan ka Jess kian erat. Kini aku mulai sering curhat ke dia. Kadang-kadang kalau aku tidak dijemput orang tuaku, aku tidur bareng ka Jess. Hingga suatu malam ka Jess ngobrol denganku masalah pacar. "ray, lu udah ada cw?" "belum ka, temen gua jelek-jelek hahaha." Jawabku dengan santai "emang nya lu mau kaya apa cwnya? Lu kan muka cakep, tinggi aja uda se gua." Sambil berdiri di samping ku. "ya kelamaan tinggal sama cw-cw cantik ka, jadinya liat cw lain jelek semua" jawabku sambil bercanda. "pantesan lu tiap hari ngocok mulu. Cari pacar sana biar ada penyaluran kan kasian itu tititnya ditipuin terus." Sambil menunjuk kearah kemaluanku "ah kaka edan ngomongnya, masa pacar buat penyaluran." "ya kamu yang edan, masa sepupu sendiri buat bahan ngocok" sambil ketawa-ketawa akhirnya kita rebahan di kasurnya. "kaka sendiri napa putus sama david?" tanyaku. "Abis dia maksa mau ml sama kaka terus, kalo oral sih ga masalah kaka sih, tapi kalo ml tar hamil gimana? Mending keluarganya beres, lah itu papa mamanya aja suka ngobat. Serem kaka sih lama-lama jalan sama dia, mending putus aja." Denger kata ml dan oral langsung membuat jantung ku berdetak kencang. "emangnya kaka pernah nyepongin david?" tanyaku penasaran "ya pernah lah, namanya juga pacaran. Kamu sih makanya kerjaan di sekolah diem aja di kelas, main coba sama temen-temen, jangan belajar terus." "kalo ka david suka oral kaka juga?" "heeh" ka jess mengangguk kepadaku. Tanpa disadari kemaluanku sudah berdiri tegak dibalik celana kolor (soalnya dari kecil ga pernah tidur pake celana dalam sob). "tuh uda ngaceng lg" sambil menunjuk ke celanaku. Aku langsung meluk guling karena malu. Sambil ketawa ka jess duduk lalu memegang pinggangku. "sini-sini liat" aku masi menepis tangan ka jess yang mau merebut gulingku. Upaya dia tidak membuahkan hasil, sampai akhirnya dia menyerah. "uuuuuu dasar pelit, padahal kalo mau kasi liat tar boleh minta dikocokin sama kaka." Bagaikan disambar petir, aku merasa seperti seorang petinju yang di ko lawan. Jreg jreg nong! "hah yang bener ka, ih kaka kalo ngomong suka ngaco aja dasar." Penasaran juga bener ga tadi ngomong gitu. "ya udah kalo ga mau sih" dia mulai tiduran lagi "ya mau kalo dikocokin sih" jawabku perlahan. Eh si ka jess langsung membalikkan badan sambil nyengir, lalu duduk. "sok mana liat ray." Aku lalu melepaskan gulingku. "ya dibuka celananya tolol, ngapain juga liat lu masi pake celana." "wah ga mau kalo lepas celana sih." Jawabku mulai ga nyaman "nah kan kamu tuh **** ya, mau ngocokinnya gimana kalo kamu pake celana?" mulai kesal ka jess Iya juga ya pikirku. "dikit aja ya bukanya" aku kemudian menurunkan celanaku sedikit. Tiba-tiba ka Jess langsung narik celana ku ke bawah sambil ketawa. "hahaha dasar ****, sapa juga yang mau kocokin kamu, lagian langsung lemes juga itu tititnya." Mendengar ejekan ka jess aku memakai kembali celanaku sambil berjalan keluar kamarnya, menuju kamarku. Tapi ka jess mengejarku di belakang, dia lalu mengikutiku masuk ke kamar. "heh gitu aja marah sih, kan kaka cuma bercanda, sini katanya mau dikocokin." "ga usah ka, kaka kalo bercanda keterlaluan, mulai besok ray langsung pulang ke rumah aja, ga mau ke sini lagi. "tuh kan, kaka kan cuma bercanda, sini-sini kaka kocokin." Dia sambil mendekati tubuhku yang meringkuk memeluk guling. Lalu perlahan-lahan tangannya mulai memegang kemaluanku dari luar celana. "ayo duduk dong, katanya mau dikocokin" Aku masih tiduran "ga usah palingan nanti ngejekin lagi." Tiba-tiba ka jess berdiri, berjalan ke arah pintu kamar, lalu menguncinya. Kemudian dia berjalan kembali ke wajahku. "iya maaf ray, sini kamunya duduk dulu." Bagai sapi dicocok hidungnya, aku menurut saja. Aku kemudian berdiri, melepaskan celana kolorku, lalu duduk disamping kasur, sedangkan ka jess berlutut persis didepanku sambilmelihat ke arah kemaluanku yang sudah lemas. Tangannya lalu mulai mengelus-elus pahaku, lalu mulai meraba-raba kemaluanku. Ga perlu waktu lama untuk melihat si kecil kembali berdiri tegak. Ka jess lalu mulai mengocok kemaluanku perlahan, tindakan dia kemudian mengejutkan ku saat mencium kepala kemaluanku. "ka katanya kocokin aja... kok diciumin juga?" tanya ku sambil ketakutan bercampur tegang. "ini bonus dari kaka, biar kamu mau maafin kaka." Kemudian dia mulan menjilat-jilat ujung kemaluanku, sambil sesekali memasukkannya kemulut. Kocokannya mulai dipercepat, hisapannya pun mulai liar. "kak... oh... enak pisan kak...." aku mulai meracau ga karuan, tapi ka jess tidak menjawab apa-apa. Sambil terus menikmati hisapannya, lalu ka jess menoleh "nanti kalo mau bucat bilang ya." Kemudian melanjutkan hisapan-hisapannya. Sudah tidak tau berapa lama aku di oral ka jess, apakah 5 menit, atau 5 jam... tapi semua terasa nikmat. Saat sudah mendekati puncak orgasme, sambil terengah-engah aku bilang "ka... ka uda mau keluar... ka ntar awas kena mukanya..." mendengar kata-kataku, bukan berhenti tapi justru hisapannya menjadi semakin keras. Aku menahan spermaku sekuat tenaga supaya ga keluar kena muka ka jess, tapi rasa nikmatnya ga tertahankan. Akhirnya pun aku melepaskan sperma ku di mulutnya. "aduh ka sori ga tahaaan..." kataku sambil menyemburkan sperma ke mulutnya. Ka Jess Cuma tersenyum sambil menelan spermaku, dan membersihkan kemaluanku dengan lidahnya. Kemudian dia berdiri lalu menjatuhkan badannya ke kasur di sebelahku. "enak ga ray?" tanya dia sambil nyengir "enak ka." Jawabku malu ga brani menatap matanya "tar kalo kamu mau lagi bilang aja, tapi lain kali kamu kocokin kaka juga ya" jawabnya sambil senyum "udah yu tidur, sana pake celana dulu." Aku segera berdiri mengambil celanaku, lalu tiduran disebelahnya, tidak lupa mengucapkan terima kasih kepadanya yang dibalas dengan senyuman manisnya. Akhirnya kamu menutup hari kami dengan tidur berpelukan bersama sampai pagi.
Ka jen, ka jo, ka jes nih buktinya gw tulis ya, jangan lupa "bonus" nya
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Kamar Rahasia Gadis Sexy Apr 12th 2013, 16:51 Kulit Ratna putih, halus dan lembut: layaknya gadis keturunan pada umumnya. Wajahnya tidak seberapa cantik: polos dan berkacamata. Seorang mahasiswi yang cerdas dan rajin — typical seorang gadis nerd. Tidak ada yang istimewa dari Ratna — tubuhnya kurus, dada dan pantat yang relatif kecil, selain itu — orangnya juga alim dan sopan. Ratna yang saat ini sedang menempuh kuliah di salah satu universitas swasta di kota S tinggal bersama ci Donna yang menyewakan salah satu dari 2 kamarnya yang kosong kepada Ratna. Penampilan ci Donna berbeda sekali dengan Ratna: di usianya yang hampir 30, ci Donna boleh dibilang sangat pandai merawat tubuhnya — kulit putih halus dengan ukuran toket sedang: 34. Parasnya cantik, rambut panjang bergelombang. Rupanya, ci Donna yang sudah lama tidak merasakan belaian pria — menyimpan; lebih tepatnya menimbun libido yang secara perlahan-lahan telah menggerogoti moralnya (walaupun belum sampai mengenai akal sehatnya). Selama ditinggalkan kekasihnya sejak 7 tahun yang lalu, ia sering merasa kesepian — tak jarang ia berusaha memuaskan dirinya sendiri dengan berbagai peralatan dan VCD yang disewanya/dibeli melalui pembantunya, karena ia sendiri sebenarnya malu kalau harus terang-terangan membeli atau menyewa benda-benda seperti itu.
Demikian pula untuk bermain dengan pria yang tidak dikenal, ci Donna menganggap mereka tidak bersih sehingga ia takut untuk berhubungan badan dengan mereka.
Namun demikian, ini tidak mengurangi fantasi ci Donna dalam membayangkan bentuk seks yang diinginkannya. Bahkan sejak 2 tahun yang lalu, ia juga mulai tertarik untuk melakukan hubungan seks dengan sesamanya. Ini dapat dilihat dari reaksinya terhadap Ratna sehari-hari, tak jarang ia menelan air ludah dan menjilati kedua bibirnya apabila melihat Ratna mengenakan kaos ketat apabila ia ke kampus. Padahal, bentuk tubuh Ratna begitu biasa — apalagi apabila dibandingkan dengan dirinya sendiri yg jauh lebih seksi.
Apa yang dilihat pada diri Ratna adalah dirinya sendiri 10 tahun silam; ketika ia masih berada di awal-awal usia 20 tahun: alim dan rajin — namun begitu naif. Ci Donna sendiri bertekad untuk memberinya 'pelajaran' suatu saat. Namun — sesudah agak lama tinggal bersama Ratna, barulah Ci Donna mengetahui bahwa ia sudah tidak perawan lagi:
ketika ia masih SMP dulu — pacarnya sendiri memperkosanya dan sejak saat itu, Ratna begitu minder dan seringkali menhindar dari pergaulan sekitarnya, hingga saat ia kuliah. Ci Donna mengetahui hal ini dari Ratna sendiri yang memandang Ci Donna sebagai wanita yang sabar, bijaksana dan dewasa.
Pucuk dicinta ulam tiba, seminggu yang lalu — adik ci Donna yang laki-laki tiba dan hendak menginap untuk satu bulan karena suatu urusan. 'Sekali tepuk 2 lalat' — inilah yang ada dalam pikiran ci Donna melihat adiknya sendiri dan Ratna.
Suatu sore sejak 3 hari kedatangan adiknya — Ci Donna sudah mempersiapkan rencana yang baik: pertama adiknya, kemudian Ratna. Biasanya, Ratna tiba di kos pukul 19:00 dan ia hendak memulai rencananya itu pukul 18:30 dengan melakukan 'pemanasan' terhadap adiknya. Pukul 18:30, Donna memanggil adiknya untuk masuk ke kamarnya. Tanpa berprasangka apa-apa, adiknya masuk ke kamarnya.
Dilihatnya Ci Donna yang mengenakan celana pendek jins ketat dan kaos tanpa lengan yang ketat pula — ia sedang menghadap ke cermin dan mengikat rambutnya yang bergelombang halus itu.
Melihat bayangan adiknya di cermin, Ci Donna tersenyum dan berkata: "Masuk saja, cici cuman sebentar koq." Diam-2, adiknya memperhatikan cicinya dan berpikir: "Cantik juga, walaupun sudah kepala tiga. Badannya juga begitu padat dan seksi.." Ci Donna yang mengerti bahwa dirinya sedang diperhatikan adiknya sendiri hanya tersenyum simpul — tiba-tiba ia berdiri, mendekati adiknya dan menggandeng tangannya. Adiknya kaget sekali namun ia tidak berkata apa2. Ci Donna membimbing adiknya menuju sebuah pintu sambil sesekali melirik ke belakang dan tersenyum simpul ke arah adiknya.
Ci Donna membuka pintu kamar tersebut dan menyalakan lampunya. Ternyata, apa yang dilihat adiknya adalah sesuatu yang menakjubkan namun juga membuatnya sedikit shock: sebuah kamar yang cukup luas — dengan seluruh dinding ditutupi bahan kedap suara berwarna pink. Ranjang yang terletak di tengah ruangan, sebuah TV lengkap dengan stereo-setnya yang mewah: juga 3 teve hitam-putih kecil yang menampakkan situasi di ruang tamu, kamar Ratna dan kamarnya sendiri.
Namun yang membuatnya begitu kaget dan sedikit takut adalah koleksi VCD, video dan DVD porno yang berserakan di lantai. Berbagai alat bantu seksual, dan sebuah manekin lengkap dengan penis palsunya segala. Tahulah ia apa yang diinginkan dari cicinya — tanpa disadarinya, Ci Donna sudah mengunci pintu kamar dan mulai melepaskan pakaiannya satu persatu.
Namun ia berhenti sampai pakaian dalam saja. Jadilah Ci Donna hanya mengenakan bra dan celana-dalam warna hitam, ia berdiri begitu seksi dan menggoda dengan rambutnya terikat (untuk memudahkannya saat permainan nanti, begitulah yang ada di pikiran Ci Donna). "Sudahlah, kamu menurut saja — toh kamu disini hanya sebulan. Masa kamu tidak kasihan sama cici yg sudah lama tidak merasakan hangatnya tubuh pria?"
Adiknya masih ragu. Ci Donna tahu ini — dan tanpa membuang banyak waktu, ia segera maju ke depan membuka celana pendek adiknya dengan mudah (entah bagaimana, adiknya tidak mampu melawan cicinya sendiri). Mulailah ia mengoral batang kemaluan adiknya itu. Ci Donna mempercepat gerakan mengocoknya dengan tangan kanan, dia menengadah dan menatap wajah adiknya dengan tatapan tajam penuh birahi — ia mendesis sambil berkata: "Sss.. awas kalau kamu berani keluar sebelum aku. Lebih baik kamu cari kos lain saja, meskipun kamu adikku!"
Sesudah berkata demikian, ci Donna memasukkan seluruh batang kemaluan adiknya ke dalam mulutnya. Ia menggerakkan kepalanya maju mundur — membuat batang kemaluan adiknya keluar-masuk dengan sangat cepat. Adik ci Donna hanya dapat mengerang nikmat mendapat perlakuan seperti itu dari cicinya yang ternyata sangat berpengalaman dalam hal memuaskan pasangan mainnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengecewakan cicinya. Di tengah-tengah permainan, Ci Donna melepaskan branya dengan tangan kirinya yang masih bebas. Diliriknya teve hitam putih yg secara rahasia memonitor kamar Ratna. Ternyata ia baru saja datang, dan waktu menunjukan pukul 18:55. Tepatlah perhitungannya: adiknya yang nafsunya sedang menanjak pasti akan mau diajaknya berkompromi.
Ci Donna menghentikan oralnya, dan tahulah ia bahwa adiknya agak kecewa. "Tunggu sebentar — aku ada tugas buat kamu: bawalah Ratna ke kamar ini." Adiknya mengerti apa yang diinginkan ci Donna. Sementara adiknya pergi memanggil Ratna — ia segera mematikan monitor2-nya, melepas celana dalamnya yang sedikit basah dan bersembunyi di sebelah pintu. Begitu adiknya masuk bersama Ratna — ia segera mengunci kamarnya lagi dan mendorong Ratna hingga jatuh ke ranjang. Ratna yang bertubuh kurus dan lelah sehabis kuliah tidak dapat memberikan perlawanan yang berarti terhadap perlakuan Ci Donna yang begitu tiba-tiba tersebut. Ci Donna melucuti kaos ketat yang dikenakan Ratna dengan buas.
"Kyaa..!!" Ratna menjerit, namun percuma karena ruangan tersebut kedap suara. Adik Ci Donna hanya diam saja karena shock melihat keganasan cicinya — apalagi dengan sesama jenis! Ci Donna telah sampai pada branya. Dengan kasar, ia merenggut bra Ratna dan melemparkannya ke lantai. Ci Donna melihat sepasang toket Ratna yang kecil. "Seharusnya kamu tidak usah pakai bra sama sekali. Toh tidak memberi perbedaan yang berarti.." Ci Donna melanjutkan dengan melepas kancing celana jins Ratna dan membuka ritsluitngnya dan melepaskannya.
"Pahamu putih dan mulus juga yah.." Terakhir, Ci Donna menurunkan celana dalam Ratna. Ratna tak dapat berbuat apa-apa terhadap Ci Donna yang terus menggerayangi tubuhnya dan sesekali menciuminya. Tiba-tiba Ci Donna berdiri dan berjalan menuju lemari. Diambilnya sebuah penis palsu (dildo) dan semacam lotion. Ia mengolesi dildonya dengan lotion tersebut dan memberikannya kepada adiknya, "Kamu pakai juga. Aku tidak mau dia berteriak-teriak kesakitan." Adik Ci Donna menurut — ia melepas seluruh pakaiannya dan mulai mengolesi batang kemaluannya dengan lotion yang diberikan cicinya.
"Jangan ci.. saya takut." Ratna yang sudah lemas berkata dengan penuh kekuatiran, melihat ci Donna mengenakan penis palsu (dildo) bergerigi dengan ukuran yang cukup mengerikan seperti mengenakan celana dalam. Ci Donna dengan cepat bergerak ke arah Ratna. "Diam. Mana lotionnya." Sesudah mendapatkan lotion, ia mulai mengolesi dinding vagina Ratna sambil berkata: "Kamu jangan takut, percaya sama cici saja. Sesudah itu, ia membalikkan tubuh Ratna dan melumasi lubang pantatnya pula.
"Ayo — kamu lubang yang satunya!!" ci Donna memerintahkan adiknya untuk mengentot Ratna yang malang di lubang anusnya. Adiknya menurut, ia berpindah — duduk di atas ranjang. Ci Donna memapah tubuh Ratna dengan lembut dan menempatkannya di atas adiknya. Ratna yang tidak berdaya hanya dapat memandang sorot mata penuh nafsu ci Donna yang sedari tadi sibuk mengatur posisi dan membantu adiknya memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang anus Ratna. Bles! Batang kemaluan adik ci Donna akhirnya berhasil masuk ke dalam anus Ratna yang sudah tidak keruan bentuknya karena sedari tadi diobok-obok oleh ci Donna.
Rasa sakit bercampur nikmat membuat Ratna membelalakkan matanya, ia membuka mulutnya dan merintih "Aaa.." Ci Donna membaringkan Ratna dari posisi terduduk menjadi terlentang dengan adiknya di bawahnya (dan batang kemaluannya yang sudah menancap ke dalam lubang anus Ratna). "Ratna, aku yakin kamu akan menyukai ini dan pasti ketagihan sesudah ini." Ci Donna memasukkan dildo-nya ke dalam lubang kemaluan Ratna.
Ratna yang berada di tengah dengan keadaan tak berdaya, berusaha menahan nikmat bercampur nyeri di lubang kemaluan yang sudah dihujami dildo dari ci Donna — serta batang kemaluan adik ci Donna yang menancap di lubang anusnya. Mulailah ranjang bergoyang.. mulanya perlahan, namun semakin lama semakin cepat.. demikian pula dengan rintihan-rintihan Ratna.. "Aaa.. aa.." Ratna masih mengenakan kaca mata minusnya ketika permainan ini dimulai.
Ci Donna tertawa melihat Ratna berusaha bertahan: "Jangan ditahan dan jangan dilawan Ratna — nikmati saja, sayang!!" Perlahan-lahan rintihan Ratna mulai berubah menjadi jeritan nikmat penuh birahi.. "Ah.. ah.. yess.. mmhh.. MM.. AAHH.." Kenikmatan disetubuhi di kedua lubangnya secara bersamaan membuat Ratna kehilangan kendali. Ratna yang sopan dan alim perlahan larut.. perlahan berubah menjadi Ratna yang liar, sifat liar yang seakan ditularkan dari ci Donna — meracuni pikiran Ratna yang semula begitu bersih dan polos. "Yah.. teruskan!! LEBIH CEPAT LAGI CI DONNA..!! AA.. AA.. MMHH.. MM.."
Ratna menggenggam seprei ranjang dengan sangat kuat, keringat meluncur deras dari sekujur tubuhnya — membuat kulitnya tampak mengkilat di bawah cahaya lampu. Hal ini membuat Ci Donna semakin bernafsu mempercepat gerakan pinggulnya. Ratna semakin menikmatinya — ia memejamkan matanya sambil memegang rambut ci Donna. "AGH.. Enak sekali.. Ci.. aa.. aku.. belum pernah.. uuh.. senikmat ini.." Adik Ci Donna menganal lubang pantat Ratna sambil meremas-remas kedua toket Ratna dari belakang, walaupun ukuran toket Ratna relatif kecil — namun ini tidak mengurangi rangsangan demi rangsangan yg diterimanya. "Auuh.. ah.." mulut Ratna menganga dan mengeluarkan teriakan-teriakan yg semakin tidak jelas. Tubuhnya pun mulai menegang; tahulah Ci Donna bahwa "anak didiknya" saat ini hampir mencapai puncak kenikmatan.
Ci Donna mengurangi kecepatan bermainnya dan mengubah gerakan maju-mundurnya menjadi gerakan mengaduk dengan menggoyangkan pinggulnya. Ratna secara alami mengikuti gerakan Ci Donna dengan menyesuaikan gerakan pinggulnya. Hal ini justru menambah kenikmatan bagi Ratna. Sampai akhirnya — tubuh Ratna benar-benar menegang dan Ratna melepaskan teriakan yang cukup panjang dan memenuhi seluruh ruangan kedap suara tersebut. Sesudah itu, teriakan berhenti dan seluruh ruangan menjadi sepi. Ci Donna mencabut dildo dari lubang vagina Ratna, ternyata dildo tersebut sudah ditutupi cairan kental dan bahkan saat Ci Donna menariknya keluar — ada sebagian dari cairan tersebut menetes dan adapula yang masih merekat antara dinding vagina Ratna dengan dildo Ci Donna.
Adik Ci Donna juga mencabut dildonya dari lubang anus Ratna dan merebahkan Ratna yang sudah lemas di ranjang. Ratna masih memejamkan kedua matanya — Ci Donna melepas kacamata Ratna yang masih dikenakannya dan meletakkannya di meja yg terletak di tepi ranjang. "Lain kali, kalau mau main — jangan lupa lepas dulu kacamatanya.." Ci Donna tersenyum dan mencium Ratna, kemudian ia melepaskan dildonya dan menggelatakannya begitu saja di lantai. Ia memandang adiknya dan berkata: "Kamu jangan bengong saja, kamu masih punya tugas satu lagi." Sesudah berkata demikian, ia duduk di lantai — melebarkan kedua pahanya: mengarahkan lubang vaginanya yang sudah basah ke arah adiknya.
Kemudian ia menunjuk ke arah vaginanya: "Ayo: gunakan lidahmu." Adiknya mengerti apa yg harus dilakukan. Ia menjilat-jilat lubang kemaluan ci Donna dengan hati-hati. Keenakan, c ci Donna memejamkan matanya — nafasnya tak beraturan: desahan- desahan nikmat meluncur keluar tak terkontrol dari mulutnya. Ia menjambak rambut adiknya dan menekan-nekan wajah adiknya itu ke lubang vaginanya: "Errghh.. aaghh.. niikkmmaatt sekkaallii.. ss..!!" Ci Donna benar-benar menikmati setiap hisapan dan jilatan yang diberikan adiknya ke liang kewanitaannya, namun di tengah ambang sadar dan tidak — Donna ingat bahwa ia tidak ingin mencapai orgasme dengan cara seperti ini. "Aah.. tunggu say — bee.. berhentii duluu.. mmh.. sekarang giliran.. cici ngerjain punya kamuu.."
Adik Ci Donna menurut dan berhenti. Ci Donna bergerak kemudian berjongkok membelakangi adiknya, sekarang ia dalam keadaan berjongkok menghadap pantat adiknya. Adiknya agak kebingungan dengan tingkah laku cicinya. Namun Donna cuek saja: tangan kirinya ia lewatkan di antara kaki adiknya, dan dengan tangannya itu ia mencengkeram buah pelir adiknya dengan halus dan mulai memijat- mijatnya. "Tenang saja, sayang — kujamin kamu akan suka sekali.." Ci Donna tersenyum penuh nafsu, dan dengan tangan kiri masih memegang buah pelir adiknya — ia mengangkat telapak tangannya, menghadapkannya ke arah wajahnya — dan meludahi tangannya sendiri kemudian mengerut-ngerutkan tangannya.
Kemudian ia melingkarkan tangan kanannya dari pinggang sebelah kanan adiknya — langsung menuju ke arah ****** adiknya. Dan mulailah ia mengocok-ngocoknya batang kemaluan adiknya itu dengan tangan kanannya yang sudah dilumasi air ludahnya sendiri. "Aaaghh.. duh, enak sekali ci.." Ci Donna meneruskan gerakan tangannya sampai ia merasa batang kemaluan adiknya sudah cukup keras. Sesudah itu, ia membalikan badannya dan mengambil posisi nungging di lantai. Tahulah adik ci Donna apa yang diinginkan cicinya ini. Ia juga mengatur posisi di belakang cicinya: "Awas ya — pokoknya aku nggak mau anal. Maenin lubangku yang biasa aja." Adiknya menurut, dan permainan dimulai.
Adik ci Donna memulai gerakannya dengan perlahan, "Mmm.. masih kurang, lagi dong!" Gerakan dipercepat, Ci Donna memejamkan matanya keenakan. Ia menambah kenikmatan dengan menggesek-gesek klit-nya sendiri, dengan sebelumnya membasahi jari-jarinya dengan cara mengulumnya sendiri. "Uuuaah.. enaakk sayaang.. Mmmh.." Permainan ini berlangsung agak lama sampai ci Donna minta ganti posisi lagi. Kali ini ia ingin disetubuhi dengan posisi tubuh menyamping. Ci Donna menyampingkan tubuhnya yang seksi dan sudah mandi keringat tadi ke arah kanan, sementara adik Ci Donna mengangkat paha mulus cicinya sebelah kanan dan menyandarkannya ke bahu sebelah kirinya.
Dengan demikian, ia dengan leluasa dapat memasukkan batang kemaluannya ke lubang ci Donna. Ia mulai bergerak maju mundur, "Aaahh.. mm.." Untuk sekedar menambah kenikmatan, ia mengarahkan tangan kanannya ke arah pantatnya sendiri dan menggerakan jari tengahnya keluar- masuk lubang pantatnya. "Kyyaahh.. uuhh.." Tubuh ci Donna terus bergoyang-goyang — toketnya pun bergerak naik turun tak beraturan mengkuti irama tubuhnya. Adik ci Donna yg sedari tadi bergitu terangsang dengan gerakan toket cicinya sendiri itu sudah tak tahan lagi, ia memajukan tangan kanannya guna meremas toket kanan cicinya itu. "Oh — susumu begitu empuk ci.." Ci Donna hanya tersenyum, ia mencabut tangannya dari lubang pantatnya — dan ikut meremas toketnya bersama-sama dengan tangan adiknya itu. Permainan terus berlangsung, Ci Donna merasakan tubuhnya sendiri mulai menegang — ia sendiri sudah tidak mampu berpikir jernih lagi.
Hanya kenikmatan yang dirasakan sekujur tubuhnya sekarang. "AAHH.. AAKKUU.. MMH.." Keluarlah Ci Donna, mencapai orgasme yang diidam-idamkannya dalam posisi menyamping. Tercapailah segala keinginannya selama ini.
Demikian pula adik ci Donna, ia segera berdiri karena sudah tidak tahan lagi, dan ci Donna mengetahui hal ini — karena ia sudah berhasil meraih orgasme, maka ia berniat membantu adiknya untuk mengeluarkan seluruh peju yang sangat ia inginkan itu. Ci Donna berjongkok, tersenyum menggoda ke arah adiknya dan mulai mengocok batak kemaluan adiknya "Nah, sekarang cici ingin merasakan nikmatnya cairan kejantananmu. Ayo sayang.. keluarkan — jangan ragu.. ayo!" Ci Donna memainkan batang kemaluan adiknya naik turun dengan gerakan memutar sambil sesekali menjilat pangkal kemaluan adiknya. "Aih.. masih belum keluar juga.. sebentar.." Sambil mengocok batang kemaluan adiknya dengan menggunakan tangan kanannya, ci Donna memijat buah pelir adiknya. "Ah.. ci.. aku mau keluar nih..!!" Ci Donna langsung mengarahkan ujung batang kemaluan adiknya ke arah mulutnya, menyambut cairan peju yang segera muncrat masuk ke dalam mulutnya.
Ratna yang sedari tadi tergeletak lemas berusaha bangkit dan merangkak menuju ci Donna dan adiknya. "Ci Donna.. saya juga mau..", kata Ratna sambil menunjuk ke arah mulutnya sendiri. Tetes peju terakhir sudah habis meluncur turun ke dalam mulut ci Donna yang seksi. Ci Donna menelan sedikit peju adiknya dan menahan sisanya di dalam mulutnya. Ia tersenyum dengan mulut belepotan peju adiknya, membelai Ratna, kemudian membaringkannya, dan meletakkan kepala Ratna di pangkuannya. Ratna yang sudah lemas hanya menurut seperti anak kecil. Dengan gerakan yang lembut, ci Donna menyentuh bibir Ratna dan menggerakannya ke bawah dengan jari telunjuknya.
Ratna mengerti apa yang dimaksud ci Donna, ia membuka mulutnya. Bibirnya bergetar. Ci Donna kembali tersenyum — ia mengarahkan mulutnya tepat di atas bibir Ratna yang sudah merekah, kemudian membuka dan memuntahkan peju lengket yang sudah bercampur dengan air liur ci Donna, turun memasuki mulut Ratna.
Peju dalam mulut ci Donna sudah habis dipindahkan ke dalam mulut Ratna. Ci Donna tersenyum lebar dengan sedikit sisa peju bercampur liur pekat yang menetes dari ujung bibirnya.
Kembali, dengan gerakan lembut — ci Donna memberi isyarat kepada Ratna untuk menutup mulutnya. Ratna menuruti dan tersenyum bersamaan dengan ci Donna. "Nah, aku tidak pernah pelit kepada gadis manis seperti kamu. Ambillah bagianmu dan nikmatilah." Ratna menelan peju yang sudah diberikan ci Donna kepadanya. "Terima kasih ci.." Kemudian ia bangkit dan duduk — Ratna menyentuh wajah ci Donna dengan lembut. Ratna kembali membuka mulutnya, bergerak maju ke arah bibir ci Donna sambil menjulurkan lidahnya. Ci Donna yang mengerti maksud Ratna segera menyambut ciuman Ratna dengan menjulurkan lidahnya pula. Mereka berciuman sampai lama — dan saling menjilati sisa-sisa peju hingga bersih.
Sejak saat itu, kehidupan ci Donna dan Ratna selalui dipenuhi dengan petualangan: hampir setiap bulan Ratna 'menjebak' teman kuliahnya — entah itu pria atau wanita. Mungkin dalam kesempatan lain, Ratna dapat membagi kisah petualangannya disini
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - perawan vs janda ........crottttttt Apr 12th 2013, 05:56
Shanti baru saja selesai menyapu lantai. Dan sekarang ia berniat mencuci piring kotor. Ia berjalan masuk kedalam dapur Dan mendapati Mbak Tuti sedang membenahi peralatan dapur. Pada jam seperti ini restoran tempat mereka bekerja sudah sepi. Hari ini giliran Shanti yang harus pulang lambat karena ia harus merapikan restoran untuk buka nanti malam. Begitulah keadaan restoran dikota kecil, pagi buka sampai jam 3 sore lalu tutup dan buka kembali jam 7 malam. Shanti tahu ia tak akan sempat pulang karena ia harus bekerja merapihkan tempat itu bersama Tuti. Shanti adalah seorang gadis yang cantik dan ramah. Usianya sudah 17 tahun dan ia tak dapat lagi meneruskan sekolahnya karena orang tuanya tidak mampu. Wajahnya oval dan sangat bersih, kulit gadis itu kuning langsat. Mata Shanti bersinar lembut, bibirnya kemerahan tanpa lipstik. Shanti mempunyai rambut yang panjang sampai dadanya, berwarna hitam, tubuhnya seperti layaknya gadis kampung seusianya. Buah dada Shanti membusung walaupun tidak dapat dikatakan besar namun Shanti memiliki pantat yang indah dan serasi dengan bentuk tubuhnya. Pendek kata Shanti seorang gadis yang sedang tumbuh mekar dan selalu dikagumi setiap pemuda dikampungnya. Tuti seorang wanita yang sudah berusia 32 tahun. Ia seorang janda ditinggal cerai suaminya. Sudah 3 tahun Tuti bercerai dengan suaminya karena laki-laki itu main gila dengan seorang pelacur dari Jawa Tengah. Tuti bertubuh montok dan bahenol. Semuanya serba bulat dan kencang, wajahnya cukup manis dengan rambut sebahu dan ikal. Bibir Tuti sangat menggoda setiap laki-laki, walaupun hidungnya agak pesek. Kulit Tuti berwarna coklat tua karena ia sering ke pasar dan ke sawah sebagai buruh tani kalau sedang musim tanam atau panen. Tuti dulunya adalah seorang pelacur daerah Tretes, Jawa Timur. Dulu uang begitu gampang diperoleh dan laki-laki begitu gampang dipeluknya, sampai akhirnya hukum karma membuat ia menjanda karena sesama teman seprofesinya juga. Banyak orang dikampung yang diam-diam mengetahui sejarah kelam Tuti dan banyak juga yang mencoba hendak memanfaatkan dia. Tapi selama ini Tuti terlihat sangat cuek dan sinis terhadap orang-orang yang menggodanya. Buah dada Tuti besarnya bukan main, sering ia merasa risih dengan miliknya sendiri. Tapi ia tahu buah dadanya menjadi buah-bibir baginya. Dan sedikit banyak ia juga bangga dengan buah dadanya yang besar dan kenyal itu. Tuti juga memiliki pantat yang besar dan indah, nungging seperti meminta.. Tubuh Tuti sering menjadi mimpi basah para pemuda dikampungnya. "Shan, kamu sudah punya pacar belum?" Tiba Tuti berjongkok didepan Shanti dan mulai membantu gadis itu mencuci piriong-piring kotor. Shanti terkikik dan menggeleng. "Belum tuh" "Lho? Gadis secantik kamu pasti banyak yang naksir" kata Tuti sambil memandang Shanti. Shanti tertawa lagi. "Payah.?? semuanya mikir kesitu melulu" Jawab Shanti. "Memang.?? laki-laki itu kalau melihat perempuan pikirannya langsung ingin ngewe" kata Tuti tanpa merasa risih berkata kasar. "Ah Mbak, jangan suka ngomong gitu ah" timpal Shanti. "Kan nggak ada yang dengar ini" Jawab Tuti. Mereka terdiam lama. "Mbak.. " suara Shanti menggantung. Tuti terus mencuci. "Mmm?" Jawab wanita itu. "Ngg.." "Ngomong aja susah banget sih" Tuti mulai hilang sabar. Shanti menunduk. "Ngg.. Anu.. Ngewe itu enak nggak sih?" Akhirnya keluar juga. Tuti memandang gadis itu. "Yaa.. Enaak banget Shan, apalagi kalo yang ngewein kita pinter" jawab Tuti seenaknya. "Maksud Mbak?" Shanti penasaran. "Iya pinter.. Bisa macam-macam dan punya tongkol yang keras!" kata Tuti sambil terkikik. Shanti merah padam mendengarnya. Tapi gadis itu makin penasaran. "Bisa macam-macam apa sih, Mbak?" tanya Shanti. Tuti memandangnya sambil menimbang. Ah.. Toh nanti gadis kecil ini harus tahu juga. Dan Shanti sungguh cantik sekali, sekilas mata Tuti tertumbuk pada posisi Shanti yang sedang berjongkok. Tuti melihat gadis itu mengangkang dan terlihat celana dalam gadis itu berwarna coklat muda. "Macam-macam seperti tempik kita diciumin, dijilat bahkan ada yang sampai mau ngemut tempik kita lohh.." jawab Tuti. Entah kenapa Tuti merasa sangat terangsang dengan jawabannya dan darahnya mendidih melihat selangkangan Shanti yang bersih serta mulus. "Idiih.. Jorok ihh.. Kok ada yang mau sih?" Shanti sekarang melotot tak percaya. "Lho.. Banyak yang doyan ngemut memiaw Shan. Ngemut tongkol juga enak banget kok" jawab Tuti masih terus melihat selangkangan Shanti. "Astaga.. Masak anunya lelaki diemut?" Shanti merasa aneh dan jantungnya berdebar, ia merasa ada aliran aneh menjalar dalam dirinya. Gadis itu tidak mengerti bahwa ia terangsang. "Oh enak banget Shan, rasanya hangat dan licin, apalagi kalo ehm.. Ehmm.. " "Kalo apa Mbak?" Shanti makin penasaran. Tuti merasa melihat bagian memiaw Shanti yang tertutup celana dalam krem itu ada bercak gelap, tapi Tuti tidak yakin. "Yaa.. Malu ahh..!" Tuti sengaja membuat Shanti penasaran. "Ayo doong Mbak" rengek Shanti. Tuti sekarang yakin bahwa memiaw gadis itu sudah basah sehingga terlihat bercak gelap di celana dalamnya. Tuti sendiri merasa sangat terangsang melihat pemandangan itu. "Kalo pejuhnya menyembur dalam mulut kita, rasanya panas dan asin, lengket tapi enak banget!" bisik Tuti didekat telinga Shanti. Shanti membelalakkan matanya. "Apa itu pejuh?" tanyanya. Tuti merasa tidak tahan. "Pejuh itu seperti santan yang sering bikin memiaw kita basah lho" Jawab Tuti. Ia melihat bagian memiaw Shanti makin gelap, wah gadis ini banjir, pikir Tuti. "Idiihh amit-amit, jorok banget sih" "Lho kok jorok? Laki-laki juga doyan banget sama santan kita, apalagi kalo memiaw kita harum, tidak bau terasi" "Idiihh Mbak saru ah!" "Tapi aku yakin memiaw kita pasti wangi, soalnya kita kan minum jamu terus" "Udah ah, lama-lama jadi saru nih" kata Shanti. Tuti tertawa. "Kamu udah banjir yaa?" goda Tuti. Shanti memerah, buru-buru ia merapatkan kedua kakinya. "Ahh.. Mbaakk!!" Tuti tersenyum melihat Shanti melotot. "Nggak usah malu, aku sendiri juga basah nih" Kata Tuti. Ia lalu membuka kakinya sehingga Shanti bisa melihat celana dalam putih dengan bercak gelap di tengah, Shanti terbelak melihat bulu-bulu kemaluan Tuti yang mencuat keluar dari samping celana dalamnya, lebat sekali, pikirnya. "Ihh.. Mbak jorok nih" desis Shanti. Tuti terkekeh. "Mau merasakan bagaimana tempik kamu diemut?" bisik Tuti. Shanti berdebar. "Ngaco ah!" "Aku mau emutin punya kamu, Shan?" Tuti mendekat. Shanti buru-buru bangun dan mundur ketakutan. Tuti tertawa. "Kamu akan bisa pingsan merasakannya" bisik Tuti lagi. "Ogah ah.. Udah deh.. Jangan nakut-nakutin akhh" Shanti mundur mendekati pintu kamar mandi dan Tuti makin maju. "Nggak apa-apa kok.. Cuman diemut aja kok takut?" "Masak Mbak yang ngemut?" "Iya.. Supaya kamu tahu rasanya" "Malu ahh.." "Nggak apa-apaa.." Tuti mendekat dan Shanti terpojok sampai akhirnya pantatnya menyentuh bibir bak mandi. Dan Tuti sudah meraba pahanya. Shanti merinding dan roknya terangkat ke atas, Shanti memejamkan matanya. Tuti sudah berjongkok dan mendekatkan wajahnya ke memiaw Shanti yang tertutup celana dalam. Tuti mencium bau memiaw Shanti, dan Tuti puas sekali dengan harumnya memiaw Shanti. Dulu ia sering melakukan hal-hal seperti ini, malah pernah ia bermain-main bersama 4 pelacur sekaligus untuk memuaskan tamunya. Tubuh Shanti gemetar dan seluruh bulu kuduknya meremang, gadis itu merasa suhu tubuhnya meningkat dan perasaannya aneh. Tuti mulai menciumi memiaw Shanti yang masih tertutup. Pelan-pelan tangannya menurunkan celana dalam Shanti dan Tuti terangsang melihat cairan lendir bening tertarik memanjang menempel pada celana dalam gadis itu ketika ditarik turun. Tuti menjulurkan lidahnya memotong cairan memanjang itu dan lidahnya merasakan asin yang enak sekali. memiaw Shanti sungguh indah sekali, tidak terlihat bibir kemaluannya bahkan bulu-bulunya pun masih halus dan lembut. Tuti mencium dan mulai melumat memiaw Shanti. Gadis itu mengerang dan menggeliat-liat ketika lidah Tuti menjalar membelai liang memiawnya. Shanti benar-benar shock dengan kenikmatan aneh yang dirasakannya, ada perasaan geli dan jijik, tapi ada perasaan nikmat yang bukan alang kepalang. Gadis itu merasakan keanehan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Bulu kuduknya berdiri hebat tatkala lidah Tuti menyapu dinding memiawnya, Shanti menggeliat-liat menahan perasaan nyeri nikmat bagian bawah perutnya. "Aahh.. Mbak.. Uuuhh.. Ssshh.. Ja.. Jangan mb.. Mbbak! Ji.. Jijikhh.. Aahh" Tuti tidak memperdulikan rintihan dan erangan Shanti. Lidahnya bergumul dan menembus liang memiaw Shanti dengan lembut, Tuti tahu Shanti masih perawan dan ia tak ingin merusak keperawanan Shanti, lidahnya hanya menjulur tidak terlalu dalam, namun Tuti sudah dapat merasakan cairan asin hangat yang mengalir membasahi lidahnya dan Tuti mengendus-endus bau khas memiaw Shanti dengan sangat menikmatinya. Tuti perlahan-lahan menyelipkan jari-jarinya kesela-sela bokong Shanti, dengan lembut dan dibelai-belainya liang anus Shanti, dan Shanti sedikit tersentak tapi kemudian menggelinjang geli, tapi Shanti membiarkan dirinya pasrah terhadap Tuti. Ia percaya sepenuhnya pada Tuti dan sekarang ia benar-benar merasakan kenikmatan yang selama ini belum pernah ia rasakan bahkan dalam mimpipun! "Enak Shan?" desah Tuti dengan mulut berlumuran lendir Shanti. Shanti memandang ke bawah dan mengangguk, tubuhnya bergetar hebat, ia tak menyadari bahwa itu yang dinamakan klimaks kenikmatan seorang perempuan. Tuti merasakan liang memiawnya berdenyut dan ia meraba serta menusuk-nusukkan jarinya sendiri keliang memiawnya dan merasakan cairan licin membasahi jarinya. Ia merintih dengan wajah tersuruk di selangkangan Shanti, lidahnya kini menjulur dan membelai liang dubur Shanti dan membuat gadis itu terlonjak-lonjak kegelian serta terpana mendapatkan perlakuan yang tidak pernah dibayangkannya. Shanti merasa liang duburnya ditekan-tekan oleh benda lunak dan sesekali terselip masuk kedalam dan ia akan terlonjak kaget bercampur geli, tapi lebih banyak merasakan kenikmatannya. Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Ruby dan aku Apr 12th 2013, 05:54
Aku semakin berani selepas peristiwa bersama ruby di sungai hari tu..pantang ada peluang aku akan cuba sedaya upaya mencium ruby..dia sendiri pun seakan akan dah biasa dengan kelakuan aku...aku juga sering juga lepak di rumah ruby daripada lepak dengan kawan kawan di kedai pak salleh...keluarga ruby menerima kehadiran aku dengan baik cuma mak ruby ,makcik kiah selalu berpesan tak elok kalau rapat rapat sangat dan aku tahu hubungan aku dengan ruby bukan setakat biasa biasa sahaja..dah lebih dari tu..malahan makcik kiah seperti dah menerima aku sebagai ahli keluarga mereka...Suatu hari makcik kiah jatuh sakit dan akulah yang menghantar dia ke hospital..makcik kiah disahkan darah tinggi dan kencing manis..kesian pulak aku tengok nasib keluarga ni...dah jatuh ditimpa tangga...Aku sedaya upaya membantu keluarga mereka .Ruby ku lihat bersedih saja sepanjang perjalanan pulang dari hospital..makcik kiah sudah dibenarkan pulang tapi masih di dalam pemerhatian doktor...kadang kadang mama sering juga datang melawat makcik kiah dan anak anak...mama memang seorang jiran yang baik...memang tak boleh tengok orang sakit..itulah jiwa mamaku seorang nurse...aku bangga juga dengan mama aku...Satu hari mama dan aku datang melawat dengan membawa sedikit makanan kepada makcik kiah...lama juga kami di sana,kulihat ruby sibuk di dapur dan tak menghiraukan aku..kenangan aku dengannya segar lagi di ingatan dan pelirku masa tu berdenyut denyut tapi aku tahan nafsuku dan beredar dari kedudukan aku di depan mama.."ke mana Udi?"soal mamaku bila nampak aku tergesa gesa meninggalkan mereka...ke depan jap jawabku ringkas...aku tahu ruby berada di luar sedang menyidai kain baju nya...di luar aku merenung ruby dari jauh dan ruby senyum saja memandang aku...selesai saja menjemur kain ..ruby hilang dari pandangan aku..."mama nak balik dah...."aku tersentak dari lamunan mendengar suara mama...aku mengekori mama pulang dan di perjalanan fikiranku melayang ke tubuh ruby yang aku perhatikan dari tadi...aku rindukan dia..tiba di rumah aku terus dapatkan motor aku "udi nak jumpa kawan jap ma"..ada juga rasa bersalah pada mama bila aku dah pandai berbohong sekarang...aku memecut laju motorku ke rumah ruby.Suasana petang agak sunyi di perkarangan rumah bila ruby membuka daun pintu jendelanya dan melambai manja padaku...Abang tertinggal wallet tadi...aku memberi alasan dan sememangnya aku sengaja meninggalkan wallet aku di celah kusyen rumahnya...setelah lama menunggu ruby keluar memberitahu dia tak jumpa..maka cerahlah peluang aku untuk naik ke rumahnya..."Udi naiklah pelawa ruby .." laju je aku melangkah ke rumah dia dan meluru ke kusyen mendapatkan wallet aku...hehehe..aku ketawa memandang ruby yang agak curiga dengan aku..sengihnya semacam je aku tengok..aku menghampiri ruby dan cuba mencium dia di pipi tapi dia cepat mengalihkan mukanya dari aku mengelak ciuman aku...aku memegang pinggangnya dan menggosok gosok perut ruby...rindu kat ruby....bisikku di telinganya..lalu aku perlahan lahan menjilat telinganya dan dia berpaling padaku menahan gelinya...pandangan tajamnya meremangkan romaku...aku merapatkan pegangan di perutnya dan aku meraba raba pusat ruby..dia menahan tanganku dari meneruskan tindakan selanjutnya...Aku mengajak ruby ke biliknya dan memberi isyarat bertanyakan mak nya.."mak tidur.."jawab ruby sambil membawa aku ke biliknya......Aku kena segera selesaikan hutang aku...dalam bilik adik ruby sedang nyenyak tidur di katilnya ..aku tersentak bila dapati adiknya di situ...tapi nafsu aku membutakan mataku...dalam bilik aku segera mengeluarkan batang pelirku menghalakan kepada ruby...ruby memandang aku dan memegang pelirku dengan tangan kirinya..pelirku diusap usap dari atas kepala hingga ke pangkalnya..kerandut ku juga ditarik tarik ruby sehingga senak aku di buatnya....keinginan yang lama kupendamkan menegangkan pelirku di tahap maksimum..berkilat kilat kepala pelirku meminta simpati ruby..ruby semakin bernai dan kulihat ruby bernafsu sekali hari tu..sekali sekala kulihat ruby menjilat bibirnya sambil masih setia melancapkan pelirku...aku merapatkan badanku dengan ruby dan mencium pipinya..dia membiarkan sahaja aku melakukan sedemikian kepadanya..nafas ruby tersekat sekatt menahan nafsu dan aku dengar hembusan nafasnya semakin kuat,...matanya kuyu memandang aku...ciuman di ipi terus menjalar di seluruh mukanya dan aku singgah sebentar di bibir ruby yang merah dan halus itu..lama aku mencium ruby dan lidahku semakin ganas menujah nujah di dalam mulutnya...ruby mengeluh keras bila aku menyedut lidah nya..kami bertukar tukar rasa air liur masing masing dan tangan aku segera mencari dua gunung di dadanya..kuramas ramas dadanya dari luar dengan lembut..walaupun teteknya kecil tapi aku dapat rasakan putingnya menegang dari dalam..ruby menyingkap baju T nya dan mempamerkan teteknya padaku..aku cabut pin colinya dan aku x tahu saiz apa ruby pakai,cuma saiz colinya besar sedikit dibandingkan dengan teteknya.aku buang colinya dan tetek ruby yang bulat sedikit mendongak ke atas tersembul di depanku..aku tak tunggu lama memeriksa tetek dia lalu aku terus menjilat di sekeliling putingnya dan ruby mengeluh lagi..aku menutup mulutnya agar keluhannya perlahan saja.Putingnya aku gigit manja dan ku hisap sehingga terbonjol keluar putingnya ke atas...ruby memjemkan mata menunggu tindakan aku seterusnya...aku menolak kain batik ruby ke atas dan pantiesnya dah mula kebasahan aku tenok..dengan dua jariku menolak pantiesnya ke tepi menampakkan bibir buritnya yang merah dan burit ruby agak tembam dan tersusun rapi...kelentitnya aku tengok jauh di dalam dan agak tersembunyi kerana ketembaman buritnya menenggelamkan biji kelentiti ruby..aku terpegun memandang keindahan ruby...teteknya aku ramas ramas lagi dan aku mula mencium dan menjilat seluruh tubuh ruby...memang aku nak merasa burit ruby hari tu..dari tetek aku turun ke perut dan terus menjalar ke pusatnya.aku menahan tangan ruby yang cuba menghalang aku turun menjilat di bahagian bawahnya....ruby hanya menahan tindakan aku dan aku mencium burit ruby yang tembam...pantiesnya aku kuakkan kuat ke tepi sehingga ia menekan burit ruby dan mengeluarkan isi dalam buritnya...aku tengok merah sangat burit ruby di dalam dan berkilat kilat kerana air maninya...ada sedikit lelehan di dinding buritnya dan amat wangi baunya..."mmm..wanginya ruby.."kataku sambil memandang ke wajahnya yang layu..dia hanya mampu tersenyum"untuk abang",...aku bangga bila dia mula panggil aku abang....aku menjulurkan lidahku terketar ketar di dalam belahan buritnya..panas panas...aku teruskan jilatan di luar bibir dan ruby mendengus seperti lembu yang disembelih...aku teruskan lagi dan pegangan tangan ruby di kepala ku semakin kendur seakan merelakan aku di situ...semaki lama aku melajukan jilatan di buritnya..licin air maninya aku jilat dan telan..walaupun sedikit masin tapi aku seronok bila ruby mengangkat ngangkat punggungnya bila aku menjolokkan lidahku di dalam buritnya.Aku tolak kedua kaki ruby ke atas dan aku bukakan kangkang ruby luas agar buritnyamerekah luas...dalam keadaan begitu...bila ruby membuka kangkangnya,burit ruby tersenyum padaku dan isi dalamnya yang merah menyala itu terrsembul keluar...aku menerkam buritnya dan menjilat rakus dan menyedut nyedut isinya..ruby mengelumpur menahan rasa enaknya.burit ruby memang wangi...tak pernah aku jumpa burit sewangi itu...setelah lama aku paasti ruby sudah bersedia dan aku juga kesiankan batang aku yang dari tadi terhangguk hangguk bersetuju dengan tindakan aku..aku menindih badan ruby dan cuba memasukkan batang aku..."abaaaaaaaannngg....ruby memanggil aku dan memeluk leherku.batangku sudah mula menekan pintu burit ruby untuk masuk ke dalam...ruby meluaskan kangkangnya supa jalan keindahan itu senang diceroboh oleh pelirku..aku tekan lagi tapi perjalanan aku tersekat sekat...tapi masuih mampu meneruskan perjalanan nya.genggaman tangan ruby cukup kuat di leherku dan bibirnya dikacipkan bila mana aku menekan buritnya...matanya terpejam rapat dan comel sekali ruby aku tengok..aku dapatkan bibirnya dan menyedut lidah ruby...pelirku dah separuh masuk di dalam buritnya dan muka ruby yang dari tadi tegang je aku tengok kini semakin kendur dan dia mula menikmatinya..mudah saja aku masuk ke dalam istana ruby dan menerokai segenap inci binaan di dalamnya...aku mula melakukan sorong tarik dan semakin melajukan rentak..aaaaaaaaaaaahhhh..aaahh....,aa aaahh...ruby membiarkan aku menujah buritnya..."sakit bang..slow sikit.."sekali sekala ruby menahan tujahan aku bila dirinya terasa sakit....aku seperti di pukau masa tu hanya menurut kata ruby...air mani ruby semakin banyak dan becak sekali di dalam buritnya....aku masih meneruskan tujahan ke atas ruby....ruby menahan dengan rela dana ku tak pasti berapa kali dah tikaman aku ke atas buritnya...ruby mengerang perlahan sahaja setiap kali aku menekan dalam buritnya...aku tidak lagi menghiraukan adiknya yang sedang lena tidur di katil itu..aku terus membaham burit ruby dengan rakusnya...ruby memeluk aku erat beberapa kali...Aku tak berdaya lagi menahan aliran air maniku dari keluar...pancutan demi pancutan aku lepaskan di dada ruby dan juga ke mukanya...terkejut ruby bila pancutan aku di saat sat akhir terkena di mukanya...aku tengok burit ruby becak dan air meleleh keluar dari belahan bibir buritnya...cecair putih itu meleleh banyak sekali dan mengalir di pahanya ..dia keletihan memandang aku dan aku mencapai kain selimutnya di katil dan mengelap burit ruby...aku menjolok jolok di dalam buritnya dan aku lihat ruby memejamkan matanya dan terlena ..aku segera menutup buritnya dengan kainnya dan teteknya kuhisap tanda terima kasih...aku ucapkan terima kasih dan minta diri untuk pulang...ruby memandang aku dengan mata yang kuyu dan tersenyum padaku..lalu aku terus melangkah keluar bilik dan menuju ke pintu depan untuk pulang...melewati bilik mak cik kiah..aku tengok makcik kiah masih tidur lagi...akhirnya berjaya juga aku merasa burit ruby setelah sekian lama menanti. Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Nofi Dibantai ABG Apr 12th 2013, 04:39
satu demi satu pakaian Nofi dilolosi anak-anak ABG itu sambil tertawa2, sampai wanita alim berjilbab bertubuh sekal itu hanya tinggal memakai Jilbab saja… anak2 ABG itu sangat bergairah mencumbui tubuh montok janda muda berjilbab itu… Nofi melenguh kencang ketika salahs eorang ABG itu menyurukkan wajahnya di selangkangan Nofi dan mencumbui bibir kemaluan janda cantik berjilbab berkulit putih mulus yang innocent itu…
Jam beker dimeja kamar Nofi berdering pada jam 09.00 pagi, memang Nofi mensetting pada jam itu, karena tadi sampai terdengar adzan subuh Janda muda alim berjilbab itu masih belum bisa memejamkan mata untuk tidur. ibu muda alim berjilbab itu menggeliatkan tubuh Nya terdengar kerotokan pada pinggang Nofi, dengan malas Nofi bangkit dari tempat tidur… ups.. Nofi lupa kalo Nofi tadi tidur dengan tubuh telanjang bulat… Nofi lihat tubuhnya dari pantulan cermin besar.. mmm… dalam usia 30, Nofi lihat tubuhnya masih bagus dilihat… buah dadanya yang berukuran bra 36 B masih cukup kenyal, pinggangnya masih ramping tak berlemak, pinggul dan pantatnya kata mas Seno, almarhum suaminya adalah bagian yang terindah dari tubuhnya, sangat seksi dan serasi dengan sepasang kaki Nofi yang panjang… wajahnya…? kata mas Seno lagi, katanya wajah Nofi lebih pantas dibilang seksi daripada cantik… entahlah penilaian lelaki memang susah dijabarkan oleh perempuan….Sssssshhh… ooohhh… gila, lagi-lagi gairah birahi ibu muda alim berjilbab yang montok itu meletup dengan tiba-tiba… di depan cermin besar itu Nofi meremasi buah dada montoknya sendiri yang kian mengencang… ammpuuuun… sudah 2 hari 2 malam ini Nofi sangat menderita karena birahi gila ini… entah berapa belas kali selama 2 hari 2 malam inijanda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu bermasturbasi…sampe tubuhnya benar-benar loyo. nofi
nofi
Bahkan pada hari pertama Nofi sempat melakukan masturbasi di belakang kemudi mobil di tengah keramaian jalan tol, saking ngga ketahan… Semalam, dengan diiringi adegan-adegan syur film bokep koleksi almarhum mas Seno…janda muda alim berjilbab itu melampiaskan hasrat birahinya secara swalayan, mungkin lebih dari 10 kali sampai pagi menjelang…Maka betapa jengkel Nofi, sekarang belum setengah jam matanya terbuka, gelegak birahi itu meletup lagi… kali ini Nofi melawan, Nofi masuk kamar mandi, ibu muda alim berjilbab itu guyur tubuhnya dengan shower air dingin… agak menggigil juga tubuhnya…. Nofi memang wanita berlibido tinggi. Sejak ABG Nofi sudah kenal masturbasi… menjelang lulus SMU baru Nofi bisa mengendalikan libidonya setelah sering ikut pengajian. Akhirnya dia memilih untuk memakai jilbab lebar.
Tapi ada ketika Nofi juga tidak bisa mengendalikan nafsunya, yaitu ketika ibu muda alim berjilbab itu berhubungan dengan bapak kostnya ketika ia kuliah, biar sudah tua tapi ganteng dan macho.. awalnya Nofi juga agak dipaksa, saat itu rumah kost sedang sepi dan hanya ada dia dan sang bapak kost. Nofi dipojokkan di dapur dan diperkosa di lantai dapur rumah kostnya.. namun sang bapak kost tidak menyodok memek Nofi, karenajanda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu memohon2.. akhirnya sang bapak kost memakai anus Nofi.. rasa sakit yang gadis berjilbab itu rasakan langusng berubah menjadi kenikmatan karena kemampuan hebat sang bapak kost dalam bercinta, dan yang membuat Janda muda alim berjilbab itu bertekuk lutut… akhirnya berkali2 sang bapak kost mendatangi kamarnya malam2, atau di dapur, atau di kamar mandi, atau di atas, ditempat anak2 kost itu menjemur baju.. nofi selalu disodomi dengan masih memakai baju dan jilbab lebarnya, dan gadis alim itu mendesah2 tak mampu menahan birahinya.. kehebatan sang bapak kost selalu membuat Nofi bangun kesiangan esoknya… sayang sang bapak kost harus pergi untuk selamanya, karena d ibunuh oleh tetangga yang memergokinya sedang bersetubuh dengan istri tetangga itu..
Sampai akhirnya Nofi dikenalkan ustadzahnya dengan mas Seno aktivis kakak kelasnya… ngga hanya sosoknya yang jantan… permainan ranjangnyapun luar biasa… permainannya yang agak kasar, mampu membuat Nofi mengerang-erang histeris… ibu muda alim berjilbab yang montok itu ga nyesel, harus married dengan mas Seno. Akhirnya mereka diberi momongan Raffi..
Status ekonomi merekapun tergolong bagus… Sampai akhirnya 5 tahun yg lalu, kecelakaan mobil di jalan tol merenggut mas Seno dari mereka berdua… Selama 5 tahun menjanda, mungkin karena kes ibukan Nofi mengurus dan melanjutkan usaha mas Seno yang sedang menanjak pesat dan keberadaan Raffi anak tunggal Nofi sudah menginjak usia 10 tahun..
Setelah tubuh terasa segar, Nofi kenakan daster dan jilbab lebar dan keluar kamar…
" Heee… Ron kamu disini..? kok ga sekolah..?" ibu muda alim berjilbab itu dapati Mamad di belakang komputer Raffi. Mamad adalah anak laki-laki tetangga kelas 2 SMP yang dekat dengan raffi anaknya. Anak yang sopan dan pandai, cerminan produk dari keluarga yang cukup baik dan mapan.
" iya tante, saya hari ini kebetulan banyak pelajaran kosong jadi bisa pulang lebih awal dan tadi Raffi minta tolong saya nungguin tante yg lagi sakit.. kali aja butuh apa-apa" Sahut Mamad sopan, membuat Nofi terharu… Lumayan ngobrol dengan Mamad, penderitaan Nofi agak berkurang…
" Ron, kamu bisa mijit ga..? tolongin pijitin tante dong bentar… leher tante kaku…" pinta Janda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu ke Mamad tanpa canggung, karena memang mereka sudah akrab sekali, bahkan buat Nofi Mamad kaya anak Nofi sendiri. Mamad duduk menghadap punggung Janda muda alim berjilbab itu pijatan demi pijatan Nofi rasakan… tanpa Nofi sadari sentuhan tangan anak yang baru beranjak dewasa itu terasa nikmat selayaknya sentuhan lelaki yang tengah membangkitkan birahi perempuan… ibu muda alim berjilbab itu mulai mendesah resah… percikan api birahi dengan cepat membakar Nofi tanpa ampun…. sementara tanpa Nofi sadari sambil terus memijit Nofi, mata Mamad terus melihat tubuh ibu muda alim berjilbab yang montok itu yang hanya memakai jilbab dan daster yang terlihat tembus pandang samar..,
atas permintaan Nofi sendiri mamad memijit lebih turun…. uuuhh… dada Janda muda alim berjilbab itu terasa sesak.. akibat tete' Nofi yang semakin mengencang…. Nofi ingin ada yang meremasinya… Sssshhh.. ooohhh… gilaaa… ngga tahaann… ibu muda alim berjilbab itu pegang kedua tangan Mamad, tangan kiri Nofi memegang tangan kirinya dan tangan kanan Nofi memegang tangan kanannya Janda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu tarik kedepan melingkari tubuh Nofi dan Nofi tangkupkan di buah dada ibu muda alim berjilbab itu…
" Eehh… tante…?" bisik Mamad bingung dari belakang tubuhku
" Mad… tolong remasi tete' tante…pegel banget nihh.." desis Janda muda alim berjilbab itu resah… merasakan sentuhan tangan lelaki ABG pada buah dada Nofi yg tengah mengencang…. Benar-benar hilang sosok Mamad yg sehari-hari adalah teman Raffi anak Nofi.. yang ada dibenak ibu muda alim berjilbab yang montok itu saat itu Mamad adalah lelaki ABG bertubuh tegap… Ooouuh… Mamad mulai meremasi kemontokan buah dada ibu muda alim berjilbab itu…
" Yaaaaahh.. hhh…hhh… enaaaak Maad.. ulangi lagi sayaaang.. oooohhh…." tubuh Nofi menggeliat resah… Nofi gapai kepala Mamad dan Nofi Tarik ke arah tengkuk Janda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu yang tertutup jilbab lebar.. Mamad tak menolak dan langsung menciumi tengkuk Janda muda alim berjilbab itu dari luar jilbabnya..
" Ciumi leher tante… hhhmmm..sssshhh.. yaaahh.. kecupin sayaaang.. aaaaccchh… sssshhh.." bisikan dan desah mesra Nofi menuntun Mamad melakukan apa yg ibu muda alim berjilbab itu minta… mamad menyibak jilbab Nofi dan melotot melihat tengkuk dan leher ibu muda alim berjilbab yang montok itu yang putih bersih.. langsung anak ABG itu melahapnya, menciumi dan menjilatinya..
Nofi makin gemas, tubuh Janda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu gemetaran hebat…. tiba2 Mamad membalikkan tubuh Nofi, sejenak Nofi pandangi wajah ganteng Mamad yang matanya terbelalak liar menatap nanar tubuh bagian depan Janda muda alim berjilbab itu. Nofi memang tidak memakai BH,s ehingga tonjolan buah dada dan putingny ayangs udah mengacung nampak jelas. Tanpa Nofi sadari, tiba2 Mamad langsung melingkarkan tangannya ke leher Nofi dan langsung memnciumi bibir indah ibu muda alim berjilbab itu.. ibu muda alim itu gelagapan menghadapi liarnya bibir Mamad sang anak ABG bongsor yang mengulum bibirnya dan nakalnya lidah Mamad yang menggeliat menerobos masuk rongga mulutnya… Nofi baru sadar bahwa si Mamad ini juga memiliki nafsu yang besar, apalagi dia ABG.. janda muda alim berjilbab itu berusaha menolak karena ia sadar perbuatannya, namun nafsu birahinya yang sudah memburu membuatnya hanya bisa pasrah dilahap bibirnya oleh anak ABG itu.
Beberapa saat kemudian, Mamad mendorong tubuh Nofi untuk rebah disofa… nafas jantannya mulai tak beraturan.. mamad langsung berdiri didepan ibu muda alim berjilbab itu. Terlihat celana SMP Mamad tampak menggembung besar..
jantung Nofi berdegup semakin kencang melihatnya… dan mata Nofi terbelalak d ibuatnya, sampai Janda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu harus menahan nafas, ketika retsluiting celana abu-abu itu terbuka… kepala kemaluan jantan menyembul keluar dari batas celana dalamnya…. Nofi dengan malu memalingkan wajahnya. Sudah lama sekali ia tidak melihat kontol besar,s ejak suaminya meninggal. Sementara itu Mamad telah melorotin celana seragam sekalian dengan celana dalam putihnya sampai ke lutut … Ooooohhh my God..! teriak Janda muda alim berjilbab itu dalam hati… menyaksikan batang kemaluan Mamad yang mengacung di antara pahanya… begitu macho, begitu gagah, begitu indah bentuknya… dengan kepala kemaluannya yang besar tampak mengkilat…
Tangan Nofi terasa gemetaran ketika hendak menyentuh nya… tubuh Mamad menggerinjal kecil ketika tangan Nofi bergerak mengocok batang kemaluannya… mamad makin bernafsu, ia menarik kepala Nofi yang masih berjilbab dan mendekatkan wajah Nofi untuk mengulum kepala kemaluannya, sambil tetap tangan ibu muda alim berjilbab yang montok itu bergerak mengocok batang kemaluannya… mendadak tubuh tegap itu meregang hebat diiringi erangan keras… dan bibir Nofi yang setengah terbuka dan tinggal beberapa sentimeter dari kepala kemaluan itu merasakan semburan cairan hangat dengan menyebarkan aroma khas yg sangat Nofi kenal dan Nofi rindukan… apalagi kalo bukan peju lelaki… tangan Nofi refleks mengocok batang kemaluan Mamad makin cepat sambil tangan ibu muda alim berjilbab itu yang lain mengurut lembut kantung pelirnya…
Sementara Nofi biarkan peju yang sangat kental itu menyembur wajah Janda muda alim berjilbab itu…. sesekali Nofi sambut dengan lidah Nofi… mmmm… rasa khas itu kembali dikecap oleh lidah ibu muda alim berjilbab itu…Terus terang Nofi sempat kecewa, dengan bobolnya peju Mamad….Tapi beberapa saat batang kemaluan yang masih dalam genggaman Nofi, Nofi rasakan tak menyusut sedikitpun masih tetap keras…
tanpa buang waktu dan dengan nafsu yang sudak memuncak, Nofi bangun dan mendorong tubuh anak muda ABG itu jatuh terhempas di sofa. Nofi langsung merangkak diatas tubuh Mamad yang menggelosoh di sofa… nofi langsung menyibakkan dasternya, dengan posisi tubuh Janda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu jongkok mengangkangi tubuh Mamad, di atas kemaluan Mamad… Nofi tuntun batang kemaluan perkasa yang masih belepotan peju itu kearah liang sanggama ibu muda alim berjilbab yang montok itu yang sudah basah kuyub dari tadi… wooohh… ternyata kepala kemaluan itu terlalu besar untuk masuk ke liang sanggama Nofi… Akhirnya dengan sedikit menahan perih, akibat otot liang sanggama yang dipaksa membuka lebih lebar.. Nofi jejalkan dengan sedikit memaksa ke liang sanggama Janda muda alim berjilbab itu yang sudah tak sabar untuk segera melahap mangsanya….
" Iiiiihhh… bantu dorong maad…. Oooooowwwwww…" Nofi merengek panjang ketika sedikit demi sedikit amblas juga batang kemaluan Mamad menembus liang sanggama ibu muda alim berjilbab itu.. diiring rasa perih yang menggemaskan…
" Sssshhh… mmmhh… ayun pinggulmu keatas sayaaang.." kembali Nofi menuntun pejantan muda ini untuk memulai persetubuhan…
" Aaaww… aahh… ooww.. pelahan duluuu sayaaang… burung kamu gede banget… perih tauuk.." ibu muda alim berjilbab itu ngedumel manja… ketika Mamad mengayun pinggulnya kuat sekali… Terasa tubuh Nofi bagaikan baterai yang baru dicharge… aliran energi aneh itu mengalir menyebar ke seluruh tubuh Janda muda alim berjilbab itu… membuat Nofi semakin binal memainkan goyangan pinggul Janda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu… sementara Mamad ternyata cukup cerdas menyerap pelajaran, bahkan mampu segera mengembangkan… dengan posisi tubuh Nofi diatas, membuat ibu muda alim berjilbab yang montok itu sangat cepat mencapai orgasme… entahlah atau karena besarnya batang kemaluan Mamad yang menyungkal rapat liang sanggama Nofi, sehingga seluruh syaraf dinding liang sanggama ibu muda alim berjilbab itu rata dibesutnya… Luar biasa..! dalam waktu Nofi rang dari lima menit setelah orgasme Nofi yg pertama, kembali Nofi tak dapat menahan jerit Janda muda alim berjilbab itu mengantar rasa nikmatnya orgasme yang kedua… dan… hhwwwoooo…. aaaammmpppuuunnn..!!!! Rupanya Mamad tak mampu menahan lebih lama bobolnya tanggul pejunya… tubuh Nofi dihentak-hentaknya Kuat sekali… seakan ingin memasukkan seluruh batang kemaluan sepeler-pelernya ke liang sanggama Nofi… diiringi erangan mirip suara binatang buas sekarat…
Nofi menangis menyesal setelahnya, berkali-kali Mamad memohon maaf atas kejadian yang terjadi siang itu…Tapi anehnya gairah seksual ibu muda alim berjilbab itu yang meletup-letup tak terbendung itu, mereda setelah kejadian siang itu… Aktivitas berjalan normal kembali, tapi sudah hampir seminggu ini, Janda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu tak pernah melihat Mamad datang ke rumah.
Hingga pada sore itu..
Sore itu hujan sangat hebat diserta guntur dan kilatan petir… Nofi sudah mandi dan memakai baju untuk menjemput anaknya dari les. Masih ada satu jam plagi, tapi ia sudah biasa mandi dan berhias awal, sehingga tidak terlambat. wanita muda berjilbab itu sedang membaca koran pagi tadi, ketika tiba2 ia mendengar ketukan dari pintu depan.
" Mamad kamu apa-apaan hujan2 kemari..?" tanya Nofi gagap… kenapa wanita alim berjilbab bertubuh sekal itu jadi salah tingkah sekarang…?
" mamad.. eemm.. mamad numpang berteduh tante…?" sahutnya… Nofi yang kebingungan tidak tahu apa yang harus dilakukan, namun tiba2 mamad sudah menubruk Nofi,d an bibir janda muda berjilbab bertubuh montok itu sudah dalam lumatan bibir Mamad… Nofi berontak namun tiba2 ia merasakan tangan-tangan memegang erat tangannya dan menarik tubuhnya ke sofa didalam. Ya tuhan, Mamad tidak sendiri,
Ternyata Mamad bersama rekan2nya. Dalam diam mereka langsung membantai Nofi. Tubuhnya direbahkan di sofa. Geliat berontakd an teriakan janda muda berjilbab dengan birahi tinggi itu tidak mampu melawan anak2 ABG yangs edang birahi itu. Hujan deras diluar juga meredan teriakan minta tolong janda cantik berjilbab berkulit putih mulus yang innocent itu.
Mata nofi ditutup kain, yang membuat dirinya tiba2 diam ketakutan. Suaranya juga tidak sekencang tadi. Mata yang tertutup membuat dia kehilangan keberanian. sergapan nafsu birahi Nofi tak dapat Nofi elakkan ketika terasa remasan tangan lelaki ABG pada buah dada janda muda berjilbab bertubuh montok itu. Meskipun takut, gairah seksual Nofi mulai naik… terasa baju kemeja nofi dibuka satu persatu kancingnya, dan terasa gelitikan lidah-lidah basah pada puting susu Nofi membuat tubuh wanita muda berjilbab itu menggeliat disertai erangan manja janda muda berjilbab dengan birahi tinggi itu… satu demi satu pakaian Nofi dilolosi anak-anak ABG itu sambil tertawa2, sampai wanita alim berjilbab bertubuh sekal itu hanya tinggal memakai Jilbab saja… anak2 ABG itu sangat bergairah mencumbui tubuh montok janda muda berjilbab itu… Nofi melenguh kencang ketika salahs eorang ABG itu menyurukkan wajahnya di selangkangan Nofi dan mencumbui bibir kemaluan janda cantik berjilbab berkulit putih mulus yang innocent itu…
" Maadn…. sssshhh…. Itu kamu bukaaannn… aahhhhh… enaaaakkkk…" desah Nofi merasakan nikmat cumbuan lidah pada clitoris janda muda berjilbab dengan birahi tinggi itu, membuat anak2 ABG itu tertawa2 dan tambah semangat… Ketika permainan yang sesungguhnya berjalan… sebagai wanita dewasa yang telah berpengalaman menghadapi gairah lelaki… Nofi dibuat megap-megap menghadapi serangan pejantan2 muda ini… hajaran batang-batang kemaluan muda yang perkasa pada liang sanggama Nofi tak kenal ampun… membuat wanita muda berjilbab itu mengerang merintih bahkan menjerit setengah histeris… untung suara hujan yang lebat di timpa suara guruh meredam suara Nofi…. luluh lantak tubuh Nofi dihajar aksi ganas para lelaki-lelaki ABG itu… tapi buat wanita alim berjilbab bertubuh sekal itu adalah sebuah sensasi seksual yg sangat luar biasa.. yang mengantar Nofi meraih berkali2 kenikmatan orgasme…. tubuh telanjang wanita muda berjilbab itu terus ditunggani bergiliran oleh anak-anak ABG itu sambil tertawa2 di ruang tengah rumah Nofi, diatas sofa …
" Aoooouuuhhh… Roooonnn….hhh…hhhh…" suara Nofi terdengar bergetar memelas… mata Nofi meredup sayu ketika dibuka tutup matanya, manakala liang sanggama Nofi untuk kesekian kalinya ditembus batang kemaluan bongsor milik salah satu teman Mamad, namun kali ini mereka mempermainkannya dengan menekan pelan sekali, sehingga terjadi gesekan nikmaaaaat yang lama sekali… sehingga kedua kaki janda muda berjilbab dengan birahi tinggi itu yang melingkari pinggangnya seakan mengejang, tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa…
"Enaaak Tante..?" bisik teman Mamad lembut sambil tersenyum manis, ketika liang sanggama Nofi sudah tak ada tempat lagi bagi batang kemaluannya… iiih… menggemaskan bibirnya… janda cantik berjilbab berkulit putih mulus yang innocent itu menjawab dengan mengangkat alis… bibir Nofi kembali menyambar bibir pemerkosanya… ciuman dan kuluman panjang dimulai, dorongan gelegak birahi mereka memang luarbiasa, permainan semakin panas dan semakin liar, ekspresi mereka total menyembur tanpa kendali…kembali tubuh Nofi dihentak-hentak oleh tenaga perkasa ABG dengan garangnya… jeritan dan rintihan wanita alim berjilbab bertubuh sekal itu silih berganti ditimpa dengus nafas birahi ABG-ABG itu yang mengeros buas…
"Aaaahhhkkk…. aammppuuunn…ooowww… ssshhh… niiikmaaat banggeet ssiih…???" rengek Nofi dengan suara memelas, namun tarian pinggul Nofi dengan gemulai masih dengan sengit mengcounter rajaman batang kemaluan ABG itu di liang sanggama Nofi sehingga terdengar bunyi berceprotan di selangkangan wanita muda berjilbab itu… gillaaa.. susah untuk janda muda berjilbab dengan birahi tinggi itu ceritakan sensasi soreitu…
" Ayoooo sayaanggg…. semburkan bareng Tante… ooouuuuhhhh….!!" Ya ammppuuun… mengerikan sekali… tubuh Nofi terguncang-guncang hebat, akibat hentakan tubuh ABG itu menghajar liang sanggama Nofi pada detik puncak… mulut Nofi menganga lebar tanpa suara, tangan janda cantik berjilbab berkulit putih mulus yang innocent itu mencengkeram erat pinggiran ranjang…. dan entah apa yang terjadi, karena pada saat itu orgasmekupun meletus dahsyat… teman-temannya termasuk Mamad malah menyorakinya.. "terus!! Terus!!" kata mereka kegirangan..
Entah berapa lama suasana hening, hanya suara nafas mereka terengah-engah yg terdengar…. hujan di luar rupanya sudah berhenti juga…. Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Memek Anak Untuk Lunasi Hutang Apr 12th 2013, 04:38
dan disertai dengan suatu dorongan kuat, pinggulnya menekan habis pada pinggul gadis yang telah tidak berdaya itu, sehingga buah pelirnya menempel ketat pada lubang anus Ratih dan batang kontolnya yang besar dan panjang itu terbenam seluruhnya di dalam liang memek wanita berjilbab itu. Dengan suatu lenguhan panjang, "Sssh…, ooooh! ENNNAAK…… ….MEMEKMU ENAAAK…..", sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, lelaki tersebut merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh semprotan air maninya ke dalam memek Ratih. Wanita cantik berjilbab,kadang justru membuat penasaran dan punya daya tarik tersendiri. Apalagi jika bertubuh montok,kadang tercetak jelas di balik kain jilbabnya. Ia cenderung alim, namun di balik semua itu ia tetaplah seorang wanita yang punya hasrat, nafsu, dan gejolak BIRAHI yang siap menyerang kapanpun dan di manapun. Ratih, gadis muda berumur 21 tahun cantik sensual yang berjilbab, adalah seorang mahasiswa jurusan bahasa inggris di sebuah Universitas yang berada di kota J. Penampilannya yang anggun, dengan tubuh padat berisi yang selalu terbungkus jubah panjang, mengenakan kerudung cantik, semakin menambah keanggunannya. Sungguh sosok anggun wanita berjilbab. Ratih adalah gadis kuning langsat bertampang Jawa, yang sangat cantik dan manis, dengan kulit putih bersih, tinggi badan sekitar 165 cm, potongan muka manis, agak memanjang dengan dibalut jilbab/kerudung sangat menawan hati. Di balik baju muslimnya, tercetak tonjolan buah dadanya yang montok, sedangkan pinggangnya amat langsing dengan perut yang rata, pinggulnya serasi dengan pantatnya yang montok padat. Wow…indahnya. Walau berjilbab, saat berjalan kain panjangnya tertiup angin menampakkan cetakan tungkai pahanya dan kakinya terlihat panjang serasi dengan bentuk badannya, walau tertutup jubah panjang dan jilbab yang rapat, langkahnya terlihat sangat sexy dan gemulai. Pembawaan Ratih dengan jilbabnya terlihat sangat kalem dan malu-malu.
Suatu siang Ratih baru saja pulang sehabis berenang bersama teman teman kuliahnya . Kelihatan sekali ia begitu ceria sepanjang perjalanan pulang , apalagi hari ini dia baru saja jadian dengan salah seroang teman kuliahnya yg memang sudah dia sukai sejak dulu.
Namun keceriaannya seolah terhenti saat ia tiba di rumahnya , ia agak sedikit curiga mendapati pintu rumahnya tak terkunci , padahal biasanya ayahnya selalu mengunci pintu sekalipun jika sedang ada di rumah , dan perasaannya semakin tak enak saat menyadari bahwa pintu itu sepertinya bekas ditendang atau didobrak seseorang.
Ratih bergegas masuk kedalam , melempar tasnya ke sofa dan memanggil ayahnya .." ayah…?? ayah sudah pulang…?" ayah ratih memang bekerja sebagai satpam di sebuah perusahaan besar. ibu ratih seudah meninggal dunia karena sakit berkepanjangan , jadi di rumah itu hanya tinggal ratih berdua dengan ayahnya.
"ayah…….?" tak ada jawaban
"ayah…??" suaranya semakin memeperlihatkan kecemasannya.
saat ia hendak memeriksa kamar ayahnya , ia mendengar suara berisik di gudang . Ratih pun bergegas ke garasi , dan terus memanggil ayahnya
"ayah lagi di gudang ya..??"
suara suara berisik itu berhenti.
ratih membuka pintu yg menuju gudang , dan melihat ayahnya terikat di kursi dengan mulutnya tertutup oleh selotip lackban , segulungan lackban bekas menutup mulut ayahnya masih tergeletak di bawah kursi.
"mmm…..mmmm..mmm..!!!!" ayah ratih seolah hendak mengatakan sesuatu ketika ratih memasuki gudang.
tiba tiba saja sepasang tangan kekar bertatto telah menangkap tubuh ratih dari belakang, diangkatnya tubuh ratih saat gadis cantik berjilbab ini berteriak , meronta , dengan sigap pria itu merangkul ratih dengan satu tangan sementara tangan yg lain membekap mulut ratih. untuk beberapa saat ratih terus meronta , namun semakin ia meronta semakin keras rangkulan tangan pria itu dan terasa sangat sakit , sehingga akkhirnya ratih pun terdiam.
"diem….atau gue bunuh loo..!!!" suara orang yg menangkap ratih mengancam menakutkan. Seorang pria lain kemudian dilihat oleh ratih mendekati ayahnya , berpakaian rapi , tinggi besar , namun tatapan matanya memancarkan kelicikan dan kekejaman.
"anak kamu ya ….???" tanya orang itu pada ayah ratih, ayah ratih tak menjawab.
"hmmm..artinya dia memang anak kamu…betul…?" kata orang tinggi besar lagi sorot mata Anton (ayah ratih ) menandakan keterkejutan dirinya.
"nama saya toni dan orang itu adalah asisten saya, namanya Bejo" Anton terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "dan alasan kita kemari karena ayah kamu telah berutang cukup besar pada saya, ayah kamu telah meminjam uang dan selama ini selalu menunda nunda pembayaran sehingga bunganya pun telah banyak dan tak mungkin terbayar meskipun rumah ini dijual. makanya kita datang kemari untuk meminta pertanggung jawabannya."
Anton tertunduk lesu saat orang tersebut membeberkan apa yang terjadi pada ratih , beberapa bulan yang lalu ia meminjam uang untuk berjudi tapi tak pernah menang sehingga hutangnya terus menumpuk akibat hobinya berjudi tersebut.
toni tiba tiba mencabut pistol dari balik jasnya dan menodongkannya pada Anton membuat pria malang itu menggumam sepertinya memohon ampun , ratih pun menjerit namun dekapan bejo yang semakin kuat membuatnya terdiam lagi.
"hahaha…..jangan takut nona cantik…."kata toni dengan tenang "membunuh ayah kamu bukan hukuman yang pantas buat penghianat macam dia, malah sebaliknya dia akan menyaksikan jika anak gadis kesayangannya yang akan mempertanggung jawabkan perbuatnnya."
reaksi kaget dan ketakutan dapat terlihat juga terasa dari ratih maupun ayahnya. ratih kaget namun tak beteriak karena kahwatir bejo makin erat mendekapnya , ia bisa menduga pertanggungjawaban macam apa yg dimaksud oleh orang itu, perasaanya makin gelisah.
"bejo..!! lepaskan dia.." perintah toni , dan bejo pun melempar jatuh ratih ke lantai. Ratih berusaha bangkit , namun punggungnya diinjak dengan kuat oleh bejo sehingga ia terpaku di lantai , keakitan dan ketakutan yang berbaur membuat akhirnya air mata ratih meleleh juga.
"ampuun…tolong…jangan begini…." ratih memohon
"uuu….aku paling suka melihat gadis cantik menangis dan memohon seperti itu , bukan begitu jo..?" kata toni disambut dengan tawa kasar bejo.
Dengan cepat kedua tangan toni yang penuh dengan bulu tersebut memeluk badan ratih yang berjilbab dan montok dan mendekapkan ke tubuhnya. Dalam sekejap badan Ratih yang sangat halus dan ranum, telah sepenuhnya berada dalam pelukan lelaki tinggi besara itu. Toni memegang kedua lengan bagian atas Ratih dekat bahu, sambil mendorong badan gadis berjilbab itu hingga tersandar pada meja , kemudian toni mengangkat badan Ratih dengan dan mendudukkannya di atas meja yang ada di gudang itu, lalu kedua tangannya diletakan di belakang badan dan dipegang dengan tangan kirinya.
Dengan beringas Toni menciumi wajah cantik dan manis yang masih mengenakan kerudung itu, nampak Toni seperti anjing kelaparan menyosor-nyosor wajah ayu Ratih, sementara wanita cantik berjilbab itu hanya bisa meronta-ronta. Tangan kanan Toni tiba-tiba turun kebagian bawah tubuh Ratih dan meraih ujung kain panjang di bagian bawah sejurus kemudian diangkatnya baju panjang itu tinggi-tinggi dan tersingkaplah apa yang selama ini tersembunyi.
Ya Toni telah berhasil menyaksikan wanita itu dari ujung kaki betis sampai pangkal paha .Lalu tangannya meremas-remas bokong kenyal wanita ayu itu. Badan Toni dirapatkan diantara kedua kaki Ratih yang tergantung di tepi meja dan paha Toni yang sebelah kiri menekan rapat pada tepi meja sehingga kedua paha Ratih terbuka, namun ia sengaja tidak melepas jubah dan kerudung wanita ayu itu. Ia ingin menyetubuhi wanita itu dengan tetap membiarkan jubah dan jilbab kerudungnya tetap dipakai. Ia merasakan sensasi yang luar biasa, bercinta dengan wanita cantik yang masih tertutup jilbab dan jubah panjang muslimnya. Tangan kiri Toni yang memegang kedua tangan WANITA berjilbab itu, di belakang badan Ratih ditekan pada bagian pantat ke depan, sehingga badan wanita berjilbab yang sedang duduk di tepi meja, terdorong dan memek Ratih melekat rapat pada paha sebelah kiri Toni yang berdiri menyamping. Tangan kanan Toni yang bebas dengan cepat mulai membuka kancing-kancing depan baju panjang terusan yang dikenakan Ratih. sementara Ratih hanya bisa menggeliat-geliat, "Jangan…,AAAAAAAAAAAHHHHH… jangan lakukan itu!, stoooppp…, stoopppp", akan tetapi Toni tetap melanjutkan aksinya itu. Sebentar saja baju bagian depan Ratih telah terbuka sampai sebatas perut, sehingga kelihatan dadanya yang montok itu ditutupi dengan BH yang berwarna putih bergerak naik turun mengikuti irama nafasnya. Buah dada yang kuning dan kenyal itu seolah ingin lepas dari BH nya. Perutnya yang rata dan mulus itu terlihat sangat putih, mulus dan merangsang. Dengan lincah tangan kanan Toni bergerak ke belakang badan Ratih dan membuka pengait BH . Kemudian Toni menarik ke atas BH itu dan…, sekarang terpampang kedua buah dada Ratih yang montok sangat mulus dengan putingnya yang coklat muda mencuat naik turun dengan cepat karena nafas yang tidak teratur. "Oooohh…, OOOOOOUUUUGGHHHH….ooohh…, jaanggaannn…, jaannnggaann!". Erangan wanita cantik berjilbab itu tidak dipedulikan oleh pria tersebut, malah Toni menyingkapkan kerudungnya hingga terlihat kupingnya, mulut Toni mulai menciumi belakang telinga Ratih dan lidahnya bermain-main di dalam kuping gadisu berjilbab itu.
Hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli, yang menyebabkan badan perempuan berjilbab itu menggeliat-geliat dan tak terasa Ratih mulai terangsang juga oleh permainan Toni ini. Mulut Toni berpindah dan melumat bibir Ratih dengan ganas, lidahnya bergerak-gerak menerobos ke dalam mulut dan menggelitik-gelitik lidah Ratih.
"aahh…,AAAAAGGHHHHHH….UUHHH……AAAAAAAAAHHHHHHH HHH……UOUUUUUEHHMMM hmm…, hhmm", terdengar suara mengguman dari mulut Ratih yang tersumbat oleh mulut Toni. Badan Ratih yang tadinya tegang mulai agak melemas, mulut Toni sekarang berpindah dan mulai menjilat-jilat dari dagu turun ke leher, kepala Ratih tertengadah ke atas dan badan bagian atasnya yang terlanjang melengkung ke depan, ke arah Toni, payudaranya yang besar bulat kencang itu, seakan-akan menantang ke arah lelaki tersebut. Toni langsung bereaksi, tangan kanannya memegangi bagian bawah payudara Ratih mulutnya menciumi dan mengisap-isap kedua puting itu secara bergantian. Mulanya buah dada yang sebelah kanan menjadi sasaran mulut Toni. Buah dada yang kenyal itu hampir masuk semuanya ke dalam mulut Toni yang mulai mengisap-isapnya dengan lahap. Lidahnya bermain-main pada puting buah dada yang segera bereaksi menjadi keras. Terasa sesak napas wanita alim ini menerima permainan Toni yang lihai itu. Badan nya terasa makin lemas dan dari mulutnya terus terdengar erangan, "Sssshh…, ssssshh..SSSSSHHHHHHHH……OOOOOHHHHH…AAUUUHH…, aahh…, aahh…, ssshh…, sssshh…, jangaann…, diiteeruussiinn".
Mulut Toni terus berpindah-pindah dari buah dada yang kiri, ke yang kanan, mengisap-isap dan mejilat-jilat kedua puting buah dada wanita itu secara bergantian selama kurang lebih lima menit. Ratih mahasiswi cantik berjilbab itu kini benar-benar telah lemas menerima perlakuan ini. Matanya terpejam pasrah dan kedua putingnya telah benar-benar mengeras. Dalam keadaan terlena itu tiba-tiba badan nya tersentak, karena dia merasakan tangan Toni mulai mengelus-elus pahanya yang terbuka karena baju jubah panjangnya telah terangkat sampai pangkal pahanya. Ratih mencoba menggeliat, badan dan kedua kakinya digerak-gerakkan untuk mencoba menghindari tangan lelaki tersebut beroperasi di pahanya, akan tetapi karena badan dan kedua tangannya terkunci oleh Toni, maka dia tidak bisa berbuat apa-apa, yang hanya dapat dilakukan adalah hanya mengerang, "Jaanngaannnn…, jaannngggannn…, diitteeerruusiin", akan tetapi suaranya semakin lemah saja.
Melihat kondisi seperti itu, Toni yang telah berpengalaman, yakin bahwa wanita ayu berjilbab ini telah berada dalam genggamannya. Aktivitas tangan Toni makin ditingkatkan, terus bermain-main di paha wanita yang mulus itu dan secara perlahan-lahan merambat ke atas dan, tiba-tiba jarinya menyentuh bibir memek Ratih.
Segera badan wanita itu tersentak , "aahh…, jaannggaan!", mula-mula hanya ujung jari telunjuk Toni yang mengelus-elus bibir memek Ratih yang tertutup CD, akan tetapi tak lama kemudian tangan kanan Toni menarik CD itu dan memaksanya lepas dari pantatnya dan meluncur keluar di antara kedua kaki gadis berjilbab itu. Sesekali Toni membersihkan keringat yang membasahi tubuhnya ddengan kain jubah panjangnya yang kian kusut itu. Ratih gadis cantik itu, tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghindari perbuatan Toni ini. Sekarang dirinya dalam posisi duduk di atas meja dengan tidak memakai CD dan kedua buah dadanya terbuka karena BH-nya telah terangkat ke atas. Muka nya yang ayu terlihat merah merona dengan matanya yang terpejam sayu, sedangkan giginya terlihat menggigit bibir bawahnya yang bergetar.
Toni benar-benar semakin bernafsu, menyaksikan wanita ayu dengan jilbab dan baju jubah panjangnya itu kini telah ia nikmati memeknya. Kelihatan perasaan putus asa dan pasrah sedang melanda dirinya, disertai dorongan birahinya yang tak terbendung melandanya. Toni benar-benar semakin bernafsu, menyaksikan wanita ayu dengan jilbab dan baju jubah panjangnya itu kini telah ia nikmati memeknya. Ia merasakan sensasi yang luar biasa, bercinta dengan wanita cantik yang masih tertutup jilbab dan jubah panjang muslimnya. Sebentar-sebentar Toni menaikkan baju panjang warna merah muda yang kadang jatuh ke bawah menghalangi pandangannya menyaksikan memek wanita berjilbab itu.
Sementara Ratih hanya bisa menggelengkan kepala ke sana kemari menahan nikmat dan birahi ysng melanda. Melihat ekspresi muka wanita cantik yang masih memakai kerudung/jilbab duduk mengangkang,kain jubahnya terangkat tinggi dan telah telanjang di tubuh bagian bawah ini yang tak berdaya seperti itu, makin membangkitkan nafsu birahi lelaki tersebut.
Pada saat itu Toni sudah yakin bahwa dia telah menguasai situasi, tinggal melakukan tembakan terakhir saja. Tampa menyia-nyiakan waktu yang ada, Toni, dengan tetap mengunci kedua tangan Ratih, tangan kanannya mulai membuka kancing dan retsliting celananya, setelah itu dia melepaskan celana yang dikenakannya sekalian dengan CD-nya. Pada saat CD-nya terlepas, maka kontol Toni yang telah tegang sejak tadi itu seakan-akan terlonjak bebas mengangguk-angguk dengan perkasa. Toni agak merenggangkan badannya, maka terlihat oleh Ratih benda yang sedang mengangguk-angguk itu, badan wanita berjilbab itu tiba-tiba menjadi tegang dan mukanya menjadi pucat, kedua matanya terbelalak melihat benda yang terletak diantara kedua paha lelaki India itu. Benda tersebut hitam besar kelihatan gemuk dengan urat yang melingkar, sangat panjang, sampai di atas pusar lelaki tersebut, dengan besarnya kurang lebih 5 cm dan kepalanya berbentuk bulat lonjong seperti pohon jamur. Tak terasa dari mulut gadis berjilbab itu terdengar jeritan tertahan, "Iiihh", disertai badannya yang merinding. Dia belum pernah melihat alat vital lelaki dewasa sebesar itu, kalupun pernah ia hanya melihat dari majalah dewasa milik ayahnya yang pernah ia lihat sewaktu ia membereskan kamar tidur ayahnya.
Ratih merasa ngeri. "Bisa jebol milikku dimasuki benda itu", gumannya dalam hati. Namun ia tak dapat menyembunyikan kekagumannya. Seolah-olah ada pesona tersendiri hingga pandangan matanya seakan-akan terhipnotis, terus tertuju ke benda itu. Toni menatap muka cantik yang sedang terpesona dengan mata terbelalak dan mulut setengah terbuka itu, "Kau Cantik sekali gumam Toni mengagumi kecantikan wanita itu. Kemudian dengan lembut Toni menarik tubuh yang cantik itu, sampai terduduk di pinggir meja dan sekarang Toni berdiri menghadap langsung ke arah Ratih dan karena yakin bahwa Ratih telah dapat ditaklukkannya, tangan kirinya yang memegang kedua tangan wanita cantik ini, dilepaskannya dan langsung kedua tangannya memegang kedua kaki Ratih, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah paha lebar-lebar. Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkangan wanita berjilbab itu Nafas laki-laki itu terdengar mendengus-dengus memburu. Biarpun kedua tangannya telah bebas, tapi Ratih tidak bisa berbuat apa-apa karena di samping badan Toni yang besar, Ratih sendiri merasakan badannya amat lemas serta panas dan perasaannya sendiri mulai diliputi oleh suatu sensasi yang menggila, apalagi melihat tubuh Toni yang besar berbulu dengan kontolnya yang hitam, besar yang pada ujung kepalanya membulat mengkilat dengan pangkalnya yang di tumbuhi rambut yang hitam lebat terletak diantara kedua paha yang hitam gempal itu. Gejolak birahi kedua manusia itu semakin membara Toni semakin bernafsu, menyaksikan wanita ayu dengan jilbab dan baju jubah panjangnya itu kini telah ia nikmati tubuhnya .Ia merasakan sensasi yang luar biasa bercinta dengan wanita cantik yang masih tertutup jilbab dan baju panjang muslimnya.
Sebentar-sebentar Toni menaikkan baju panjang warna merah muda yang kadang jatuh ke bawah menghalangi pandangannya menyaksikan memek wanita berjilbab itu. Sementara Ratih hanya bisa menggelengkan kepala ke sana kemari menahan nikmat dan birahi yang melanda Sambil memegang kedua paha Ratih dan merentangkannya lebar-lebar, Toni membenamkan kepalanya di antara kedua paha Ratih. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar memek yang yang masih rapat, tertutup rambut halus itu. Ratih hanya bisa memejamkan mata, "Ooohh..OOOOHHHH…., nikmatnya…,AAAUUUGGHHHH…AAAAAAAAAAAAAAAHHHH… ooohh!", ia menguman dalam hati, mulai bisa menikmatinya, sampai-sampai tubuhnya bergerak menggelinjang-gelinjang kegelian. "Ooooohh..AAAAAAAAAAA ….HHHH…OOOHH…OOWWWW…, hhmm!", terdengar rintihan halus, memelas keluar dari mulutnya. "Paakkk…, aku tak tahan lagi…!", Ratih memelas sambil menggigit bibir. Ratih mahasiswi bahasa inggris yang cantik berjilbab itu tidak bisa menahan lagi, dia telah diliputi nafsu birahi,perasaannya yang halus, terasa tersiksa antara rasa malu karena telah ditaklukan oleh orang tinggi besar itu dengan gampang dan perasaan nikmat yang melanda di sekujur tubuhnya akibat serangan-serangan mematikan yang dilancarkan Toni yang telah bepengalaman itu. Namun rupanya lelaki itu tidak peduli, bahkan amat senang melihat Ratih sudah mulai merespon atas cumbuannya itu. Tangannya yang melingkari kedua pantat Ratih kini dijulurkan ke atas, menjalar melalui perut ke arah dada dan mengelus-elus serta meremas-remas kedua payudara dengan sangat bernafsu. Menghadapi serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Toni ini, Ratih benar-benar sangat kewalahan dan memeknya telah sangat basah kuyup. "Paakkk…, aakkhh…AAAAAAAAAKKKKHHHH….EENNNAAAAAAKK…..ENAAAAKK K. ;….TERUUUUUU UUUSSSSSSSSS…TERUUUUUUSS………, aakkkhh!", wanita ayu berjilbab itu mengerang halus, kedua pahanya yang jenjang mulus menjepit kepala Toni untuk melampiaskan derita birahi yang menyerangnya, dijambaknya rambut Toni keras-keras. Kini ia tak peduli lagi akan bayangan pacarnya dan ayahnya yang masih terikat serta kenyataan bahwa lelaki itu sebenarnya sedang memperkosanya, perasaan dan pikirannya telah diliputi olen nafsu birahi yang menuntut untuk dituntaskan. Wanita ayu berjilbab yang lemah lembut ini benar-benar telah ditaklukan oleh permainan laki-laki yang dapat membangkitkan gairahnya. Toni makin gemas menyaksikan wanita ayu dengan jilbab dan baju jubah panjangnya itu kini menggeliat-geliat menahan nikmat.
Sebentar-sebentar Toni menaikkan baju panjang warna merah muda yang kadang jatuh ke bawah menghalangi pandangannya menyaksikan memek wanita berjilbab itu. Sementara Ratih hanya bisa menggoyangkan kepala ke sana kemari menahan nikmat dan birahi ysng melanda. Ya…Ratih benar-benar berada dalam Birahi yang membakar sukmanya. Tiba-tiba Toni melepaskan diri, kemudian bangkit berdiri di depan Ratih yang masih terduduk di tepi meja, ditariknya wanita cantik itu dari atas meja dan kemudian Toni gantian bersandar pada tepi meja dan kedua tangannya menekan bahu Ratih ke bawah, sehingga sekarang posisi wanita berjilbab itu berjongkok di antara kedua kaki berbulu Toni dan kepalanya tepat sejajar dengan bagian bawah perutnya. Ratih tahu apa yang diingini lelaki itu tanpa sempat berpikir lagi, tangan Toni meraih belakang kepala ny dan dibawa mendekati kejantanan Toni, yang sungguh luar biasa itu. Tapi bibir Ratih tertutup rapat, karena ia merasa ngeri dan jijik. Toni tak kehilangan akal , tangannya menjepit hidung ratih. Sehingga lama kelamaan bibir ratih terbuka untuk mengambil nafas dan toni pun menekan kepala ratih sehingga kepala kontol Toni telah terjepit di antara kedua bibir mungil Ratih, dicobanya membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu Ratih mulai mengulum alat vital Toni ke dalam mulutnya, hingga membuat lelaki itu melek merem keenakan. OOoooohhhhhh..TERUUUUUUSSS……….enaaaaaakkk…. aaaauuuuuww…… teruuuusssss……ooooggghh
Benda itu hanya masuk bagian kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam mulut yang sensual, itupun hampir sesak nafas dibuatnya. Ia merasakan sensasi yang luar biasa bercinta dengan wanita cantik yang masih tertutup jilbab dan jubah panjang Kelihatan gadis berjilbab yang cantik itu, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang kontol keluar masuk ke dalam mulutnya. Terasa benar kepala itu bergetar hebat setiap kali lidah Ratih menyapu kepalanya. Rupanya wanita cantik berjilbab itu lama kelamaan merasa enak juga bermain oral sex Bibirnya yang seksi dan wajahnya yang cantik begitu memukau hati Toni.
Beberapa saat kemudian Toni melepaskan diri, ia mengangkat badan Ratih yang jilbab dan baju panjang terusannya masih terpakai itu diangkatnya baju kurung yang halus itu ke atas hingga pangkal pahanya yang putih berrsih membaringkan di atas meja dengan pantat terletak di tepi meja, kaki kiri gadis berjilbab itu diangkatnya agak melebar ke samping, di pinggir pinggang lelaki tersebut. Kemudian Toni mulai berusaha memasuki tubuh Ratih.
Tangan kanan Toni menggenggam batang kontolnya yang besar dan kepala kontolnya yang membulat itu digesek-gesekkannya pada itil dan bibir memek wanita itu Oooohhhh…sssshhhhh…SSHHHH…..AU UUUWW…… …OOOOOUUUHHHH……AAAAHHHH..EEENNAAAAAKK…..ENAAAAAAK… …AAAAAAAAAUUUUUWWW….TERUUUUUUUSSSSS….YEAH…..UUUUHH OOOOOHHHH…. AH…ENAAAAKKK…… wanita berjilbab itu mengerang mendesis nikmat, hingga merintih-rintih melawan badai birahi yang menerpa, kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Toni terus berusaha menekan kontolnya ke dalam memek Ratih yang memang sudah sangat basah itu, akan tetapi sangat sempit karena memang Ratih masih perawan.
Sementara denyut-denyut memek Ratih Faizah semakin liar menggoyang dan memilin-nilin kontol Toni. Sesekali Mr Toni membersihkan keringat yang membasahi tubuhnya ddengan kain jubah panjangnya yang kian kusut itu. Pelahan-lahan kepala kontol Toni itu menerobos masuk membelah bibir memek wanita itu. Ketika kepala kontol lelaki itu menempel pada bibir memeknya, wanita berjilbab itu mendesis dan berteriak ooohh…..ough….aahhh…… sakit…..saluran memeknya ternyata panas dan basah. Lama kelamaan Ratih merasakan perih dan sakit di lubang memeknya hilang dan berganti dengan perasaan enak yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Ia berusaha memahami kondisi itu, namun semua pikirannya segera lenyap, ketika lelaki itu memainkan kepala kontolnya pada bibir memeknya yang menimbulkan suatu perasaan geli yang segera menjalar ke seluruh tubuhnya. Dalam keadaan gamang dan gelisah itu, dengan kasar Toni tiba-tiba menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Ratih, rambut lebat pada pangkal kontol lelaki tersebut mengesek pada kedua paha bagian atas dan bibir memek Ratih yang makin membuatnya kegelian, sedangkan seluruh batang kontolnya amblas ke dalam liang memek wanita berjilbab itu. Tak kuasa menahan diri, dari mulut Ratih terdengar jeritan halus tertahan, "Aduuuh!.., ooooooohh.., ooouuww……enaakkk…….sshhh… …..enaaaaaaa aaaakkkkk….aku suka ENNNNNAAAAAAKKKK…..ENAAAAAAK… ;…OOOHHHH……AUUUUUWW ….TERUUUUUUUSSSS…..ENTOT AKU TERUUUUUSS……MASUKKAN penismu…..YA…ENAAAAAAAAKKK……AAAAAAAAAAAGG HHHH…. mulutnya meracau tak menentu disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua tangan Ratih mencengkeram dengan kuat pinggang Toni. Perasaan sensasi luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai dirinyA, hingga badannya mengejang beberapa detik. Wanita ayu dengan jilbab dan baju jubah panjangnya itu kini telah dilanda birahi yang menggelegak Lagi-lagi Toni menyingkapkan baju muslim warna merah muda yang kadang jatuh ke bawah menghalangi pandangannya menyaksikan memek wanita berjilbab itu.Sesekali Toni membersihkan keringat yang membasahi tubuhnya ddengan kain jubah panjangnya yang kian kusut itu. Sementara Ratih hanya bisa menggelengkan kepala ke sana kemari,kerudungnya kian kusut karena lonjakan kepala menahan nikmat dan birahi ysng melanda jiwanya aduuuuhh….OOhh…..auhhh…..augghh…eennn nn nnaaaaakkkkkkkkkkkkkkkk…..AAHHHHHHHHHHH….AAAAAAAAA AAAUUUUUUHHHH HHHH…..teruuuuuuusssssss..bibir Ratih meracau tak menentu.Wanita ayu berjilbab ini benar-benar telah berubah menjadi kuda betina yang liar dan ganas, buas dan brutal. Buah dadanya yang besar terguncang ke sana ke mari mengikuti hentakan tubuh Toni.
wanita itu benar-benar berada dalam lautan BIRAHI. Toni cukup mengerti keadaan wanita cantik ini, ketika dia selesai memasukkan seluruh batang kontolnya, dia memberi kesempatan memek Ratih untuk bisa menyesuaikan dengan kontolnya yang besar itu.Ia merasakan sensasi yang luar biasa bercinta dengan wanita anggun yang masih tertutup jilbab dan jubah panjang. Beberapa saat kemudian Toni mulai menggoyangkan pinggulnya, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat. Seterusnya pinggul lelaki itu bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua paha halus gadis ayu tersebut. Gadis cantik berjilbab ini berusaha memegang lengan pria itu, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan kontol lelaki tersebut pada memeknya, giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Ratih mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan melihat wajah gelap lelaki yang sedang menatapnya, dengan takjub. Wanita ayu ini berusaha bernafas dan … :" "Paak…, aahh…, ooohh…, ssshh", sementara pria tersebut terus menyetubuhinya Dengan ganas. Ratih mahasiswi bahasa inggris yang cantik itu sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Toni menggerakkan tubuhnya, oooohhhhhhhhhhhhhh…..AAAHHHHHH….ENAAAAAKK…TERUUUUU UUSII N….GENJOT TERUUS…………enaaaaaaaakkkk…. ;..teruuuuusss……..oouuww……. gesekan demi gesekan di dinding liang memeknya, sungguh membuat nya melayang-layang dalam sensasi kenikmatan yang belum pernah dia alami. Setiap kali Toni menarik kontolnya keluar, Ratih merasa seakan-akan sebagian dari badannya turut terbawa keluar dari tubuhnya dan pada gilirannya Toni menekan masuk kontolnya ke dalam memek nya, maka itil nya terjepit pada batang kontol Toni dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang kontol Toni yang berurat itu.
OOoooohhhhhhhhhh…..aduuuuhhh….enaaaakkk….mulut cantik itu benar2 sudah tak terkontrol. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan wanita cantik itu menggeliat dan terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Hanya rintihan desis napas dan keringat yang membanjiri tubuh Ratih. Sesekali Toni membersihkan keringat yang membasahi tubuhnya ddengan kain jubah panjangnya yang kian kusut itu. Lelaki tersebut terus menyetubuhi Ratih dengan cara itu. Sementara tangannya yang lain tidak dibiarkan menganggur, dengan terus bermain-main pada bagian dada Ratih dan meremas-remas kedua payudara Ratih secara bergantian ia dapat merasakan puting susunya sudah sangat mengeras, runcing dan kaku. Wanita ayu berjilbab ini bisa melihat bagaimana batang kontol yang hitam besar dari lelaki itu keluar masuk ke dalam liang memeknya yang sempit. Ratih selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalamnya. memeknya hampir tidak dapat menampung ukuran kontol Toni yang super besar itu. Wanita ayu berjilbab itu menghitung-hitung detik-detik yang berlalu, ia berharap lelaki itu segera mencapai klimaksnya, namun harapannya itu tak kunjung terjadi. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba berusaha membuat lelaki itu segera mencapai klimaks dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi Toni terus menyetubuhinya dan tidak juga mencapai klimaks. Ratih semakin tak seimbang tubuhnya,kepalanya tergoyang ke sana kemari menahan nikmat dan birahi ysng melanda jiwanya Ohh…..auhhh…..augghh…eennnnnnnaaaaak kkkkkkkkkkkkkkk…..teruuuuuuusssssss..mulut cantikr Ratih meracau tak menentu.Wanita ayu berjilbab ini benar-benar telah berubah menjadi kuda betina yang liar dan ganas, buas dan brutal. Ooooooooouuuuuuuuuuhhhhhhhh…………..
Tiba-tiba Ratih merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya, sesuatu yang tidak pernah dia rasakan selama ini, rasanya seperti ada kekuatan dahsyat pelan-pelan bangkit di dalamnya, perasaan yang tidak diingininya, tidak dikenalnya, keinginan untuk membuat dirinya meledak dalam kenikmatan merasa dirinya seperti mulai tenggelam dalam genangan air, dengan gleiser di dalam memeknya yang siap untuk membuncah setinggi-tingginya. Saat itu dia tahu dengan pasti, ia akan kehilangan kontrol, ia akan mengalami orgasme yang luar biasa dahsyatnya. Ia ingin menangis karena tidak ingin itu terjadi dalam suatu persetubuhan yang sebenarnya ia tidak rela, yang merupakan suatu perkosaan itu. Ia yakin sebentar lagi ia akan ditaklukan secara total oleh monster itu. Jari-jarinya dengan keras mencengkeram tepi meja, ia menggigit bibirnya, memohon akal sehatnya yang sudah kacau balau untuk mengambil alih dan tidak membiarkan memeknya menyerah dalam suatu penyerahan total. Ratih gadis manis berjilbab itu berusaha untuk tidak menanggapi lagi. Ia memiringkan kepalanya, berjuang untuk tidak memikirkan percumbuan lelaki tersebut yang luar biasa. Akan tetapi, tidak bisa, ini terlalu nikmat, proses menuju klimaks rasanya tidak dapat terbendung lagi. Orgasmenya tinggal beberapa detik lagi, dengan sisa-sisa kesadaran yang ada wanita ayu ini masih mencoba mengingatkan dirinya bahwa ini adalah suatu pemerkosaan yang brutal yang sedang dialaminya dan tak pantas kalau dia turut menikmatinya, akan tetapi bagian dalam memeknya menghianatinya dengan mengirimkan signal-signal yang sama sekali berlawanan dengan keinginannya itu, Ratih merasa sangat tersiksa karena harus menahan diri. Akhirnya sesuatu melintas pada pikirannya, buat apa menahan diri, Supaya membuat laki-laki ini puas atau menang, persetan, akhirnya ia membiarkan diri terbuai dan larut dalam tuntutan badannya dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, "Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!". Gadis ayu itu melengkungkan punggungnya, kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan …AAAAAAAAAAAAhhhhhhhhh………OOOOOOOOUUUGHHHHHHH……., akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan.
Wanita berjilbab itu terkulai lemas tak berdaya di atas meja dengan kedua tangannya terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana kontol hitam besar Toni tetap terjepit di dalam liang memeknya. Selama proses orgasme yang dialami Ratih memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan oleh Toni, dimana kontolnya yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang memek dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang kontolnya serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha kontolnya, terlebih-lebih pada bagian kepala kontolnya setiap terjadi kontraksi pada dinding memek Ratih, yang diakhiri dengan siraman cairan panas. Perasaan Toni seakan-akan menggila melihat wanita berjilbab yang begitu cantik dan ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir memek yang kuning langsat mungil itu menjepit dengan ketat batang kontolnya yang hitam besar itu. OOOhhhh….. aghhh…..ssshhhh……..oouugghh……rintihan dan desis kenikmatan keluar dari mulut wanita itu…. beberapa menit kemudian Toni membalik tubuh yang telah lemas itu hingga sekarang Ratih setengah berdiri tertelungkup di meja dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arah Toni. Toni ingin melakukan doggy style rupanya. Tangan lelaki India itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah payudara Ratih yang montok. Sesekali Mr Toni membersihkan keringat yang membasahi tubuhnya ddengan kain jubah panjangnya Ratih kian kusut itu yang kini menggantung ke bawah. Dengan kedua kaki setengah tertekuk, ia menyingkapkan kain jubah panjang yang menghalangi pandangannya.secara perlahan-lahan lelaki tersebut menggosok-gosok kepala kontolnya yang telah licin oleh cairan pelumas yang berwarna kemerahan karena bercampur dengan darah perawan yang keluar dari dalam memek Ratih pada permukaan lubang kemudian menempatkan kepala kontolnya pada bibir memek Ratih dari belakang. Dengan sedikit dorongan, kepala kontol tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir memek ….Aaaaahhhhhhh………….ooohhhh…..sakit. Ratih meracau….. Kedua tangan Toni memegang pinggul Ratih dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badan gadis itu tidak terletak pada meja lagi, hanya kedua tangannya yang masih bertumpu pada meja. Kedua kaki gadis berjilbab itu dikaitkan pada paha laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut menarik pinggul Ratih ke arahnya, berbarengan dengan mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Ratih…ooohhhhhhh …..Oooooooh!", kontol laki-laki tersebut menerobos masuk ke dalam liang memeknya dan Toni terus menekan pantatnya sehingga perutnya yang bebulu lebat itu menempel ketat pada pantat Ratih yang setengah terangkat. Selanjutnya dengan ganasnya Toni memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan kontolnya terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang memek gadis berjilbab yang ketat itu.
Toni mengangkat kain jubah/jilbab baji panjang Ratih menempatkan kontolnya pada bibir memek nya dan mendorongnya sehingga kepala kontolnya masuk terjepit dalam liang kewanitaan wanita berjilbab itu, sedangkan tangan kiri Toni memeluk pinggul Ratih dan menariknya merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti kontol Toni menerobos masuk ke dalam memek nya Tangan kanan Toni memeluk punggung Ratih dan menekannya rapat-rapat hingga kini badan wanita ayu melekat pada badan Toni. Kedua buah dada nya terjepit pada dada Toni yang berambut lebat itu dan menimbulkan perasaan geli yang amat sangat pada kedua puting susunya setiap kali bergesekan dengan rambut dada Toni. Ratih merintih… ooooohhhh…….aouuuwwww……. Kepalanya tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandanya sehingga dengan bebasnya mulut Toni bisa melumat bibir wanita ayu yang agak basah terbuka itu. Ratih semakin aktif mulai memacu dan terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga kontol yang besar itu seakan mengaduk-aduk dalam memeknya sampai terasa di perutnya. Tak berselang kemudian, Ratih merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya. Terus………, terus……., gadis berjilbab itu tak peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih aooooooooouh…..oohh……yesss….sss hhhhh…….aduuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhh…….eennaaaaaaakkk ANAAAAAAAKKKKK….OOOUUUHH……….. menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi, wanita ayu itu tak peduli lagi, "Aaduuuh..ADDDUUUUHHHH………oooh…..aaauu wwww….., eeeehgghghhhh..AUUUUWWW….ENNNNAAKKK…..NIKMAAAAAATT T. ;….", wanita berjilbab itu memekik lirih sambil menjambak rambut laki-laki yang memeluknya dengan kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuan Toni. Ratih hanya bisa menggelengkan kepala ke sana kemari menahan nikmat dan birahi ysng melanda jiwanya OOhh…..auhhh…..augghh…eennnnnnnaaaaakkkkkkkkkkkk kkkk…..te ruuuuuuusssssss…..Ratih meracau tak menentu.Wanita ayu berjilbab ini benar-benar telah berubah menjadi seekor kuda betina yang liar dan ganas, buas dan galak. Sungguh hebat rasa kenikmatan orgasme kedua yang melanda dirinya. Sungguh ironi memang, gadis ayu yang lemah gemulai..sopan….. alim dan berjilbab… kini mendapatkan kenikmatan maksimal justru bukan dengan kekasihnya, akan tetapi dengan orang asing yang sedang memperkosanya.
Kemudian laki-laki itu menggendong dan meletakkan wanita berjilbab itu di atas meja dengan pantat terletak pada tepi meja dan kedua kakinya terjulur ke lantai. Toni mengambil posisi diantara kedua paha wanita cantik berjilbab itu yang ditariknya mengangkang, dan dengan tangan kanannya menuntun kontolnya ke dalam lubang memek yang telah siap di depannya. Kembali Mr Toni membersihkan keringat yang membasahi tubuhnya ddengan kain baju terusan panjang yang kian kusut itu. Laki-laki itu mendorong kontolnya masuk ke dalam dan menekan badannya setengah menindih tubuh Ratih yang telah pasrah oleh kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh lelaki tersebut. Toni memacu keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Ratih yang terkapar lemas di atas meja.
Sementara lelaki itu terus berpacu diantara kedua paha wanita cantik BERJILBAB itu, badan gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan kontol lelaki tersebut. Wanita ini benar-benar telah KO dan dibuat permainan sesukanya oleh lelak yang perkasa itu. Ratih kini benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu oooohhh……aagghh…….uuuhhh…. ennnaaakkkk……oo ohhh…………….yeesss.. ;….egghhhh………ooohhh……aaahhhhhhhhhhh……., kedua tangannya mencengkeram tepi meja untuk menjaga keseimbangannya. Lelaki itu melihat ke arah jam yang terletak di tanganntya, jam telah menunjukan pukul 14.oo berarti telah 1 jam dia menggarap gadis ayu berjilbab tersebut dan sekarang dia merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam kontolnya yang menimbulkan perasaan geli pada ujung kontolnya. Wanita ayu dengan jilbab dan baju panjangnya yang kian kusut itu kini telah menikmati birahi yang menggelegak Lagi-lagi Toni menyingkapkan baju muslim warna merah muda yang kadang jatuh ke bawah menghalangi pandangannya menyaksikan memek wanita berjilbab itu.
Sementara Ratih hanya bisa menggoyangkan kepala ke sana kemari menahan birahi dann nafsu yang melanda dirinya. OOoouuuughhhh………auhhh…..augghh…eennnnnnnaaaaakkkkk kkkkkkkkkkk rintihnya.Tiba-tiba Lelaki tersebut mengeram panjang dengan suara tertahan, "Agh…AAAAAAHHHHHHHHH…., terus", dan disertai dengan suatu dorongan kuat, pinggulnya menekan habis pada pinggul gadis yang telah tidak berdaya itu, sehingga buah pelirnya menempel ketat pada lubang anus Ratih dan batang kontolnya yang besar dan panjang itu terbenam seluruhnya di dalam liang memek wanita berjilbab itu. Dengan suatu lenguhan panjang, "Sssh…, ooooh! ENNNAAK…… ….MEMEKMU ENAAAK…..", sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, lelaki tersebut merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh semprotan air maninya ke dalam memek Ratih. Ada kurang lebih lima detik lelaki tersebut tertelungkup di atas badan gadis ayu tersebut, dengan seluruh tubuhnya bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan Ratih yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu semprotan hangat dari pancaran cairan kental hangat lelaki tersebut yang menyiram ke seluruh rongga memeknya. Tubuh lelaki itu bergetar hebat di atas tubuh gadis ayu itu. Setelah kurang lebih 3 menit keduanya memasuki masa tenang dengan posisi tersebut, secara perlahan-lahan Toni bangun dari atas badan Ratih.
"hahaha..lihat ini anakmu ternyata menikmatinya juga …hahahahaha….." kata toni puas ,sementara ayah ratih hanya tertunduk tak berani melihat anaknya dilecehkan seperti itu.
dan setelah toni puas , bejo pun diberi kesempatan untuk menikmati tubuh ranum ratih , dan itu menjadi siksaan bagi gadis remaja itu.
bejo memang senang menyakiti tubuh korbannya , berjam jam ratih mengalami pemerkosaan brutal tersebut , sampai akhirnya ia terbaring lemas di lantai , tubuhnya telah basah oleh keringat dan sperma , bekas bekas kekasaran pemerkosanya kini menodai kemulusan tubuhnya , vaginanya terasa sangat sekali.
namun ratih sedikit lega saat toni dan bejo sudah memakai pakaiannya kembali , artinya siksaan ini sudah berakhir.
bejo melepaskan ikatan Anton di kursi dan dengan sekuat tenaga memukul dengan keras perut pria itu , membuat pria itu terjauth berlutut menahan sakit. "dengar kalau kamu belum membayar hutang kamu, maka kamu akan menerima hukuman yang lebih keji dari ini ingat itu..!!!" kata toni sebelum pergi dan meninggalkan anton dan ratih yang terbaring telanjang tak berdaya. Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Ccerita Sex - Pak Mat dan Ani Apr 12th 2013, 04:36
Suatu hari rumah kami dikunjungi oleh Pak Mat iaitu bapa saudara kepada suami ku. Dia meminta untuk bermalam di rumah kami semalam dua kerana telah dihalau keluar rumah oleh isteri dan anaknya, gara-gara hasratnya untuk berkahwin lagi satu. Sebenarnya Pak Mat ingin bermalam di rumah anaknya yang lain, tetapi mereka tiada di rumah kerana pergi bercuti ke Johor, mungkin dalam sehari dua lagi mereka akan pulanglah.
Suami ku tidak berkeberatan membenarkan Pak Mat bermalam dirumah kami walaupun dia terpaksa menghadiri mensyuarat di Kuala Lumpur keesokannya. Aku tidak membantah keputusan suami ku walaupun aku terpaksa tinggal berdua dengan Pak Mat malam besoknya.
Pak Mat berusia dalam lingkungan 68 tahun, tapi badannya masih tegap, maklumlah orang kampung banyak amalan petuanya. Tambahan lagi dia masih berkeinginan untuk berkahwin lagi satu. Kesian juga aku mendengar keluhan isi hati Pak Mat yang hilang kasih sayang dan perhatian dari anak-anak dan isterinya akibat daripada hasratnya untuk berkahwin lagi.
Menurutnya lagi memang selama ini isterinya hanya bersikap acuh tak acuh dalam menberikan kasih sayang dan perhatian terhadap dirinya. Malam itu kami tak banyak bersembang kerana kesian melihat Pak Mat yang kepenatan lagipun suami ku akan berangkat ke Kuala Lumpur esok.
Suami ku akan berada di Kuala Lumpur selama 2 hari. Malam itu suami ku tidak dapat menyetubuhi diriku sebagaimana kebiasaan sebelum beliau berangkat out station. Namun begitu aku masih lagi dapat memuaskan nafsu suami ku dengan melancap zakarnya dengan tangan ku sehingga keluar air maninya. Sayang juga aku melihat air maninya yang terpancut-pancut ke atas perut ku, alangkah baiknya kalau air mani tersebut dapat dilepaskan ke dalam rahim ku.
Keesokannya selepas suami bertolak ke Kuala Lumpur, aku melakukan aktiviti harian ku sebagai suri rumah seperti biasa. Pak Mat. aku lihat hanya termenung , mungkin mengenangkan nasibnya atau mungkin juag terkenangkan kekasihnya yang ingin dikahwininya.
Bila tinggal berdua-dua dengan Pak Mat, fikiran aku asyik terkenangkan kenangan pahit di mana aku disetubuhi oleh Zaidin dan Zairul tempoh hari. Ini membuatkan nafsuku terangsang bila mengingatkan kejadian tersebut. Terfikir juga dalam kepala aku, kalaulah budak mentah macam Zairul dan Zaidin tu teringin untuk menyetubuhi diriku, inikan pula Pak Mat, tua bukan sebarang tua, keinginan nya untuk berkahwin lagi membayangkan kemahuannya untuk berhubungan seks masih ada.
Untuk berdepan dengan situasi tersebut, petang itu aku mandi wajib untuk membersihkan diri ku. Seandainya Pak Mat menyetubuhi diriku sekurang-kurangnya diriku telah bersih. Namun begitu aku cuba untuk menghindari segala andaian tersebut, walaupun faraj ku berdenyut-denyut kegatalan meminta untuk dijolok dengan zakar.
Malam itu aku cuba bersikap biasa dengan Pak Mat, menyiapkan makan malam bersama. Sudah menjadi kebiasaan ku bila di rumah hanya berbaju t-shirt dan berkain batik tanpa memakai coli dan seluar dalam.
Ketika makan malam aku perasan yang Pak Mat asyik merenung puting buah dada ku yang tertonjol disebalik t-shirt nipis yang aku Pakai.
"Hai Pak Mat termenung je, teringatkan bini kat rumah ke?" tegur ku memecah kesunyian.
Dengan nada terkejut Pak Mat menjawab, "ishh tak de lah Ani, kalau Pak Mat ingat kan kat dia pun boleh dapat apa, orang dah tak sayang kita, kalau dia masih sayang, buat macam Ani ni haa, makan minum disedia, layan laki dengan baik, ni tidak asyik nak berleter je kerjanya. Bbila nak cari lain tahu pulak cemburu, merajuk hiee mematikan nafsu saya je," rungut Pak Mat lagi.
"Manalah tahu malam-malam begini, kalau dulu selalu tidur berdua malam ni keseorangan pulak," tambah ku.
Pak Mat ketawa kecil mendengarnya, "Pak Mat ni dah hampir 20 tahun tidur berseorangan, anak bongsu Pak Mat tu dah berusia 20 tahun, sejak dia lahir sehingga ke saat ini, bini Pak Mat tak pernah melayan kemahuan batin Pak Mat, tiang bendera Pak Mat ni masih boleh menegang, kalau dah tegang mestilah perlu tempat untuk disalurkan, kat mana lagi kalau tidak kat tubuh bini, tapi bini Pak Mat selalu menolak bila diajak bersama, sebab itulah Pak Mat nak cari bini lain, tapi niat yang baik tu pun mereka tak bersetuju dan menentang, Pak Mat nak buat macam mana, tak kan Pak Mat cari pantat lembu," tambah Pak Mat dengan nada geram.
"Sabar Pak Mat," aku cuba menyabarkan Pak Mat, tapi dalam kepala aku terfikir Pak Mat ni kemaruk seks dan gian untuk merasai burit perempuan.
"Dah hampir 20 tahun Pak Mat bersabar, tapi bila ada perempuan yang sanggup memberi kasih sayang dan sanggup menjaga Pak Mat, malangnya mereka pula tak setuju, dituduhnya Pak Mat ni gatal dan miang, orang tua tak sedar diri, apalah salah Pak Mat ni," tambah Pak Mat dalam nada sedih.
"Tak pe lah Pak Mat, sabar je lah, saya sudi mendengar rintihan Pak Mat tu," aku cuba memujuk dan menenangkan hatinya, kesian juag aku melihat orang tua tu.
"Biar saya selesaikan kerja saya kat dapur tu dulu lepas tu kita sambung bercerita," kata ku yang menyudahkan makan malam ku.
Ketika aku terbongkok-bongkok dalam keadaan menonggeng mengemas dan menyusun pinggan mangkuk, aku tak perasan yangPak Mat berada di belakang ku. Bila aku bangun punggung ku terkena bahagian hadapan tubuhnya, menyebabkan Pak Mat terundur ke belakang dan hampir terjatuh.
Untuk mengelak dirinya terjatuh Pak Mat telah memegang punggung ku sehingga ianya menempel rapat pada bahagian depan tubuhnya. Aku dapat rasakan galangan batang zakar Pak Mat yang menempel tepat pada lurah punggung ku.
"Pak Mat ni terkejut saya," tegur ku sambil itu Pak Mat mula menjarakkan tubuh dari punggung ku.
"Maaf Ani… Pak Mat tak sengaja, tak perasan pulak ani nak bangun, nak basuh tangan ni ha,"jawab Pak Mat tersenyum.
"Tu la Pak Mat lain kali ikut jalan yang betul, nasib baik terlanggar punggung saya, kalau langgar benda lain, entah akan terjadi," tambah ku lagi.
Sebenarnya faraj ku juga berdenyut bila merasakan galangan batang zakar Pak Mat yang menempel pada lurah punggung tadi, sebab itulah aku membiarkan sahaja perkara tersebut sehingga Pak Mat sendiri yang menjarakkan diri nya.
Setelah aku menyelesaikan kerja-kerja ku, Pak Mat kembali menyambung menceritakan tentang kisah hidupnya. Bagaimana dia boleh jatuh cinta dengan Kak Leha janda muda tu. Menurutnya kak Leha tu berusia dalam lingkungan awal 40 an dan tidak mempunyai anak kerana disahkan mandul. Itu antara sebab mengapa dia diceraikan oleh bekas suaminya dulu.
Kak Leha mengambil upah menoreh getah untuk menyara hidupnya. Kebun getah yang ditorehnya terletak bersebelahan dengan kebun getah Pak Mat. Pada awal perkenalan mereka Pak Mat hanya mengusik kak Leha biasa-biasa sahaja, lama-kelamaan kemesraan terjalin dan Pak Mat mula menceritakan masalah peribadi nya kepada kak Leha dan begitu juga kak Leha. Ketika mereka berehat di pondok yang terdapat dalam kebun tersebut, Pak Mat menyatakan kerinduan nya untuk menikMati tubuh perempuan.
"Leha, abang Mat ni dah 20 tahun tidur berseorangan, tapi akhir-akhir ni sejak rapat dengan Leha, abang sering terfikir kenikmatan tidur bersama perempuan, dapat peluk, cium, meramas dan bersetubuh untuk melegakan nafsu ni, tapi semua tu tak dapat abang Mat lakukan pada bini abang sekarang ni," begitulah keluhan Pak Mat cuba meraih simpati kak Leha.
"Leha paham masalah abang Mat tu, kalau abang Mat teringin nak sentuh, cium dan ramas luaran tu, Leha tak kisah kalau abang Mat nak ambil kesempatan dengan apa yang ada pada tubuh Leha ni, tapi kalau nak bersetubuh untuk melepaskan nafsu abang Mat tu, bukannya Leha tak nak bagi, kita ni dah tua, biar lah kita lakukan secara halal, abang Mat pujuk lah kak Munah tu supaya menerima Leha sebagai madunya, biar pun Leha ni hanya sebagai isteri batin abang Mat sahaja," terang kak Leha panjang lebar.
Hari tu Pak Mat kerja tubuh kak Leha cukup-cukup hingga kak Leha terangsang habis dan buat pertama kalinya batang zakar Pak Mat boleh menegang keras setelah sekian lama tidak digunakan. Di saat genting tersebut kak Leha masih mampu mengawal keadaan dengan menasihati Pak Mat agar mangahwininya secara sah, lepas itu barulah menikmati tubuhnya. Pak Mat mengeluh panjang mengenangkannasib nya.
"Bersabar je lah Pak Mat, mungkin ada yang tersirat disebalik apa yang terjadi, lagi pun kalau ada jodoh tak ke mana kak Leha tu, yang penting berusaha," aku cuba memberi perangsang kepada Pak Mat.
"Oh ya, Pak Mat nak kopi nanti saya buat kan, kopi tongkat ali campur madu," kata ku sambil berlalu ke dapur.
Pak Mat juga mengekori aku ke dapur.
"Eh tak payah susahh-susah lah Ani, tapi kalau dah buat tu, Pak Mat minum aje," ujar Pak Mat merendah diri.
"Hai bila pekena kopi tongkat ali ni selalunya tongkat Pak Mat turut sama menegak," sambung Pak Mat lagi.
"Entah lah sejak kenal Leha tu, malam-malam asyik bangun je tongkat Pak Mat ni, nak pacak kat bini, dia tak bagi, nak pacak kat Leha tak rasmi lagi," ujar Pak Mat lagi mengomel.
Aku hanya tersenyum dan faham sangat apa yang dimaksudkan oleh Pak Mat tu, tapi aku hanya bersikap berselamba.
"Tapi bila dah menegak, Pak Mat yang lah susah, tak lena tidur dibuatnya sebab dah gian dan teringin sangat nak bersetubuh dengan perempuan dah 20 tahun tak merasa burit, tak nak buat macam mana, bini tak nak layan, akhir nya bantal peluk jugak lah jadi mangsa sampai tongkat Pak Mat kendur," ujar Pak Mat lagi selamba.
Aku hanya tersenyum melayan Pak Mat bersembang yang mula menyentuh soal seks, aku faham Pak Mat memang gian sangat tu nak bersetubuh.
"Pak Mat mintak lah elok-elok dengan bini Pak Mat tu, cakap lah kat dia melayan suami tu wajib kalau tak berdosa," ujar ku lagi.
"Dah bebuih mulut Pak Mat ni ceramah kat dia tu, akhirnya kita jugak dituduhnya orang tua gatal tak sedar diri, dia tak tahu kalau zakar Pak Mat ni dibenam dalam burit dia tu silap hari bulan masih boleh bunting dia tu," ujar Pak Mat lagi yang mula menyentuh cerita-cerita hangat.
Faraj ku kini mula berair kerana dari tadi dirangsang nafsu berahi.
"Tak tahu nak tolong macam mana lagi, sabar je lah Pak Mat," ujar ku mengakhiri perbualan kerana aku dah mula rasa mengantuk dan kelentit meminta untuk digaru kerana terangsang.
"Tak ape lah Ani, Pak Mat amat terharu di atas simpati Ani tu, lagi pun Ani dah abncuh kopi ni, tak elok kalau menolak rezeki," ujar Pak Mat tersenyum.
"Tegak pun tegak lah, nanti bagi bantal peluk satu Pak Mat, bila tongkat Pak Mat menegang nanti, Pak Mat peluk bantal kemas-kemas," sambung Pak Mat lagi.
"Saya kesian tengok Pak Mat tapi tahu nak tolong macam mana, memang saya faham sangat kalau lelaki tua ke muda ke kalau dah terangsang tu memang tak boleh duduk diam, mengalahkan kucing nak beranak, samalah macam suami saya," ujar ku lagi.
"Sebenarnya saya tak sampai hati nak tengok Pak Mat macam tu, tak apa lah nanti saya tak kunci pintu bilik, kalau Pak Mat rasa memang dah tak tahan dan gian sangat, Pak Mat lakukan apa yang patut, semuanya atas diri Pak Mat," ujar ku sambil melirik kepadanya dan terus berlalu dalam bilik tidur ku meninggalkan Pak Mat yang agak tergaman.
Aku hanya tidur dengan berkemban kain batik sahaja tanpa seluar dalam dan coli, sebagai persediaan sekiranyanya Pak Mat ingin menyetubuhi diriku malam ini. Sambil membaca novel lucah aku mengentel-gentel kelentit ku sehingga ianya cukup berair.
Kalau lah aku ni bukan isteri orang mahunya aku mengajak Pak Mat bersetubuh secara terbuka, disebabkan status ku itu, biarlah Pak Mat yang mulakan sekiranya dia mahu, bimbang juga nanti aku dilabel sebagai isteri curang.
Aku terjaga dari lena bila terasa ada tangan yang meramas-ramas buah dada, aku terkejut dan dalam kegelapan aku terus memegang tangan tersebut. kemudian aku mendengar bisikan, "Ani Pak Mat ni, sorry ani Pak Mat tak tahan dah gian sangat batang zakar Pak Mat ni," bisik Pak Mat kat telinga aku.
"Ohh Pak Mat," terkejut saya, jawab ku sambil melepaskan tangan Pak Mat dan meletakkannya kembali ke atas buah dada ku.
"Pak Mat main lah puas-puas dan buat apa yang Pak Mat mahu, saya tak kisah, tapi saya mengantuk ni, Pak buat sorang je lah ye," jawab ku.
"Sayang Ani tidur lah, biar Pak Mat belai ani sampai terlena," jawab Pak Mat.
Romantis juga Pak Mat ni, fikir ku. Aku dapat rasakan Pak Mat mula mengosok-gosok permukaan faraj ku yang sudah sedia basah tu, lepas tu dia berbisik kat telinga ku, "Ani, Pak Mat dah tahan sangat ni, Pak Mat nak masukkan zakar Pak Mat ye," bisik Pak Mat.
Aku mengangguk dan menarik tubuh Pak Mat supaya menindih tubuh ku.
"Pak Mat kita berselimut lah dulu, seganlah saya buat dalam keadaan terbuka," ujar ku.
Pak Mat menarik selimut menyelimuti tubuh kami berdua, aku melucut kan kain batik yang masih di tubuh ku dan berbogel sepenuhnya di sebalik selimut tersebut.
"Pak Mat bukalah baju," ujar ku.
"Pak Mat cuma nak rasa burit Ani je," jawab Pak Mat.
"Saya dah bagi satu badan ni kat Pak Mat, Pak Mat pun kena bagi satu badan juga," ujar ku lagi.
"Baiklah sayang, bukan apa sebenar Pak Mat segan maklum lah orang tua," jawab Pak Mat merendah diri. "Saya tak kisah Pak Mat janji saya dapat rasakan tubuuh Pak Mat bersatu dengan tubuh saya," jawab ku sambil mengerang bila terasa Pak Mat mula mengesel-gesel kepala zakarnya pada lurah faraj ku yang sudah licin dengan air berahi ku itu.
"Pak Mat masuk kan ye," ujar Pak Mat lagi.
"Silakan lah, tapi pelan-pelan ye Pak Mat," ujar ku lagi.
Aku mengerang bila bibir faraj ku mula terbuka untuk menerima kemasukan batang zakar Pak Mat ke dalam nya. Pak Mat mengeluh kesedapan, setelah separuh zakar nya memasuki faraj ku, ditariknya keluar dan menekannya masuk kembali kali ini dengan lebih dalam sehingga hampir keseluruhan kepanjangan batang Pak Mat tenggelam di dalam rongga faraj ku. Aku sedikit menjerit menehan kesenakan kerana ini lah kali pertama rongga faraj ku diteroka sedalam-dalamnya sehingga menyentuh pintu rahim ku.
Pak Mat membiarkan batang zakar nya terendam didasar faraj ku, aku yang kegelian dan kesenakan itu lantas mengemut dan mencengkam kemas batang zakar Pak Mat itu sehingga tubuh ku terasa kejang dan mengeluarkan air mani ku untuk klimak ku yang pertama. Pak Mat membiarku ku mencapai kepuasan batin ku, selepas itu Pak mula menggoyang-goyangkan punggung nya dan memusing-musing zakar nya yang masih terendam rapat dalam faraj ku.
Geselan kepala zakar nya yang menyentuh batu merinyam ku dan bulu-bulu di pangkal zakar nya yang lebat itu mengosok-gosok kelentit menyebabkan aku kembali terangsang. Apatah ketika itu Pak Mat giat meramas dan mehisap puting buah dada ku. Penat klimak yang pertama belum hilang kini aku kembali terpancut untuk klimak ku yang kedua. Aku rasakan rongga faraj kini bagaikan telaga yang selepas hujan dilimpahi oleh air berahi ku. Tubuh ku menjadi lemah lesu, tapi aku gagah kan juga untuk menahan asakan zakar Pak Mat yang mula menghenjut faraj ku dengan rentak perlahan tapi padu. Zakar nya sentiasa menyentuh pintu rahim dan batu merinyam ku setiap kali ditusuk hingga kedasar rongga faraj ku.
Gaya Pak Mat yangtidak memaksa pinggangnya membolehkan dia menhenjut faraj ku dalam tempoh yang agak lama. Tubuh ku sudah basah bermandi peluh begitu juga dengan Pak Mat, namun begitu zakar nya masih gagah menikam faraj ku. Aku telah pun klimak untuk kali ke tiga ketika Pak Mat rancak menghenjut faraj ku.
Kini segala sendi ku terasa lenguh, nak gerak kan kaki pun aku rasa tak mampu. walau pun sudah klimak tiga kali, kesedapan dan kegelian masih terasa pada faraj ku setiap kali zakar Pak Mat keluar masuk dari rongga faraj ku.
Ini tak boleh jadi fikir ku, aku sebenar nya sudah tak larat lagi dah nak mengangkang untuk Pak Mat, aku mesti melakukan sesuatu untuk mempercepat Pak Mat untuk mencapai kepuasan nya.
Dengan sisa tenaga yang ada aku membalas asakan Pak Mat dengan memeluk kemas tubuh nya dan mula meromeng leher dan tengkuk nya, manakala kaki aku silangkan pada pinggang nya menyebabkan zakar nya tertanam rapat di dalam rongga faraj ku. Aku menahan kegelian dan kesenakan akibat tekanan kepala zakarnya yang rapat pada pintu rahim ku, dengan sekuat hati aku mengemut-ngemut otot faraj ku untuk mencengkam batang zakar Pak Mat. Teknik yang aku pelajari dari buku yang dikenali sebagai kemutan anjing aku gunakan pada Pak Mat.
Pak mula mendesis kesedapan dan memuji-muji diriku, ketika itu juga aku mula merasa kepala zakar nya mula bedenyut-denyut dan mengembang-ngembang, di saat itu juga aku terangsang tahap maksimum. Aku mengerang kuat ketika Pak Mat melepaskan berdas-das pancutan air mani nya yang menghangatkan rahim ku, terkejut dengan kehangatan tersebut, aku juga melepas kan air mani ku untuk klimak yang keempat, aku terdampar kepenatan dan kelesuan terasa gelap dunia ku seketika, namun begitu aku masih lagi dapat merasakan zakar Pak Mat yang masih berterusan memuntahkan air maninya yang sehinggalah ke titisan yang terakhir yang memenuhi setiap rongga faraj ku. Hampir dua minit zakar Pak Mat memuntah kesemua air mani nya yang tersimpan begitu lama kedalam rongga faraj ku.
Selepas itu Pak Mat terdampar kelesuan di atas tubuh ku. Punggung dan cadar katil lencun dengan cairan mani yang mengalir keluar dari faraj ku. Aku minta Pak Mat bangkit dan mencabut zakar nya yang masih terendam dalam faraj ku, kerana aku ingin ke bilik air dan menukar cadar yang lencun itu.
Aku membuka lampu bilik dan agak terperanjat melihat kepanjangan zakar Pak Mat yang masih separuh tegang itu. Pada perkiraan ku hampir 9" iaitu hampir dua kali ganda kepanjangan zakar suami ku, patutlah aku kesenakan dikerjakan nya.
Pak Mat mengucapkan berbanyak-banyak terima kasih kepada ku dan memuji-muji layan aku tersebut serta tidak tahu nak membalas jasa ku tersebut. Aku hanya tersenyum, "Pak Mat pun apa kurang nya mengalahkan suami saya," balas ku.
"Kita habis kan kat sini je lah Pak Mat, lepas ni anggaplah tiada apa yang berlaku di antara kita," tambah ku lagi.
"Ye lah Ani… Pak Mat pun harap macam tu, tapi kalau Pak Mat teringin nak rasa lagi, boleh ke," tanya Pak Mat bergurau.
Aku tergelak, "cukuplah dengan apa yang Pak Mat dapat tu, lepas ni kalau teringin nak lagi, cepat-cepat lah Pak Mat kahwin dengan kak Leha tu," ujar ku lagi.
"Ye la Ani, selepas ni apa nak jadi pun jadi lah Pak tetap berkahwin dengan Leha tu, memang nikmat dan sedap lah kalau dapat bersetubuh dengan perempuan ni," ujar Pak Mat sambil berlalu dari bilik ku Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Kakakku Dania Apr 12th 2013, 04:35
Pukul tiga pagi. Dania terjaga daripada lenanya kerana dia terasa seperti hendak terkencing. Mata bundarnya terkebil-kebil di dalam kesuraman bilik yang bercahayakan lampu malam. Tubuhnya yang baru berusia 24 tahun terasa kelesuan. Celah paha montoknya terasa melekit-lekit. Dia tidak berapa ingat apa yang berlaku awal malam tadi. Dania meraba pantat tembamnya dengan jari. Melekit-lekit. Pasti air mani... Dia berpaling ke sebelah. Kelihatan adiknya Hazif yang berusia 15 tahun sedang tidur tanpa seurat benang pun. Dania juga sedar bahawa dia juga dalam keadaan telanjang bulat. Dia melihat zakar Hazif terlentuk lembik. Ia juga kelihatan melekit-lekit. Walaupun dalam keadaan lembik, zakar Hazif kelihatan gemuk dan panjang.
"Aduhh...sakit kepala aku...Apa yang terjadi malam tadi..??" pening kepala Dania cuba mengingatinya.
Baru dia teringat. Malam tadi, sekitar pukul sembilan, dia dan Hazif telah bersetubuh. Tubuhnya yang ranum dan montok itu dijamah semahu-mahunya oleh adik kandungnya sendiri. Dania teringat bagaimana Hazif melipat paha montoknya ke atas dan menjolok pantat tembamnya dengan padu dan dalam. Dia ingat bagaimana mereka berpelukan erat dan berkucupan ketika belalai jantan Hazif membelah ketembaman bibir pantatnya yang tidak berbulu itu. Berdenyut-denyut zakar Hazif merasai kelazatan melampau pantat kakak kandungnya. Kedua-dua alat kelamin pasangan mengawan itu melekit-lekit dengan lendir yang terbit daripada pantat subur Dania.
Dania cuba mengimbas kembali apa yang terjadi malam tadi....
"Kak, Hazif cintakan kakak sangat-sangat! Oh, enaknya pantat kakak!" rengek Hazif mencungap-cungap sambil membenamkan batang zakarnya ke dalam lubang pantat Dania.
"Sorong tarik dalam-dalam lagi, Hazif. Rodok pantat tembam idaman Hazif puas-puas!" Dania berusaha memberi perangsang kepada adik lelakinya yang baru menyambut hari jadinya yang ke-15 tahun dua hari lepas. Hazif mula menyorong tarik batang zakarnya dengan rakus dan kasar...
"Kak, Hazif nak hisap susu kakak, boleh?" pinta Hazif seperti bayi yang kehausan.
"Boleh, Hazif. Hisaplah puas-puas! Adik kakak dahaga ya?" Dania tersenyum manja.
"Ya, kak. Hazif dahagakan susu badan kakak." balas Hazif sambil membaham tetek montok kakak kandungnya itu serta mula menyedut air susu tetek kakaknya yang entah ada atau tidak itu.
"Kakak, izinkan Hazif pancutkan air mani puas-puas dalam lubang pantat kakak. Hazif nak sangat nikmat membuntingkan kakak." pinta Hazif lagi.
"Amboi...banyak pula minta adik kakak ni.Yea la, Hazif, nanti pancut benih pekat-pekat adik tu dalam lubang pantat kakak sampai kakak mengandung ya?" balas Dania mencungap-cungap.
"Cuma, kakak minta Hazif peluk kakak dan seru nama kakak ketika Hazif menyembur benih dalam pantat subur kakak." sambung Dania lagi.
Lampu hijau telah diberikan oleh kakaknya, Hazif mula menghentam-hentam batang zakarnya jauh ke dalam lubang pantat kakaknya sedalam mungkin dan akhirnya...."Oh, kakak!!! Hazif pancut!!!" jerit Hazif dan air maninya menyembur keluar......Creettt..!!..Croott!!!.. Crooottt!!!
Menggeletik tubuh Dania ketikaHazif menyemburkan berjuta-juta sperma subur ke dalam lubuk betinanya. Dia terkangkang-kangkang dan terkemut-kemut menerima semburan demi semburan benih bunting adik kandungnya sendiri. Mata Dania terbelalak dan mulut Dania ternganga kerana dia juga mengalami kekejangan akibat kenikmatan dipancutkan oleh air mani Hazif yang putih dan pekat, dengan banyak dan deras sekali. Hazif pula menggelepur menanggung kelazatan memancutkan air mani ketika belalai jantannya menyantak jauh ke dalam pantat tembam Dania. Sambil itu Dania memujuk manja supaya adik lelakinya memancut dengan lebih banyak dan deras.
"Pancut lagi, Hazif..!! Pancutkan lebih banyak lagi dik..! Kakak nak mengandungkan anak adik kakak sendiri..!!" pujuk Dania sambil mencapai ke bawah dan mula mengurut-urut karung telur adiknya supaya lebih banyak air mani Hazif menyembur keluar....
Tamat sudah imbasan kembali Dania...
Dania tersenyum. Padanlah melekit-lekit cipapnya. Padanlah Hazif tidur seperti pengsan. Dania bangun perlahan-lahan tanpa mahu Hazif terjaga. Kalau terjaga nahas lagi pantat aku, fikirnya. Dania berjalan perlahan-lahan menuju ke bilik air. Walaupun di dalam kesuraman cahaya bilik itu, masih jelas kelihatan setiap lekuk di tubuh sempurna Dania. Dania sangat sempurna. Perwatakannya lembut dan manja. Bukan sahaja wajahnya cantik dan comel, kulitnya juga putih dan gebu. Buah dadanya tegang dan bulat, bersaiz 34C. Cipap Dania sangat tembam dan tiada bulu kerana selalu dicukurnya manakala bontotnya padat dan lebar. Paha dan betis Dania juga gebu dan montok. Tiada cemar pada Dania.
Dania mencangkung di atas lantai bilik air yang dingin itu. Setelah beberapa saat keluarlah air kencing Dania yang berwarna cerah keemasan. Dia mengusap-ngusap pantat tembamnya dengan lembut supaya kencingnya tambah lawas. Kadangkala, dia sendiri terasa bahawa geram dengan ketembaman pantatnya. Kulit pantatnya juga lembut dan bersih kerana selalu disapu dengan losyen supaya empuk dan lembut. Tiada siapa yang mahu pancut di luar apabila dapat menikmati pantat setembam dan seempuk pantat Dania. Makin lega rasanya apabila air kencing semakin habis dilepaskan. Indah sungguh pemandangan seorang gadis ranum dan montok bogel sebegitu.
"Mmmm...kak..? Kakak...? Mana pula kakak aku ni..?" Hazif yang nyenyak lena itu mula terjaga...
Dalam kesamaran kegelapan Hazif ternampak susuk tubuh kakaknya yang sedang berada di dalam bilik air yang tidak bertutup itu. Perlahan dia bangun dan menghampiri bilik air...
Dania tidak sedar Hazif sudah berada di belakangnya sewaktu dia menghabiskan kencingnya. Hazif menelan air liur menatap kelebaran dan kemontokan bontot Dania. Kakak kandungnya itu berusia 24 tahun, usia di mana seorang perempuan mencapai tahap keranuman dan kesuburan yang maksimum. Darma pula berusia 15 tahun. Dalam usia begini seorang pemuda remaja yang sangat bertenaga dan berstamina. Kalau calang-calang lelaki bersetubuh dengan Dania, pasti akan terpancut dalam beberapa minit pertama akibat kelembutan dan kepadatan saluran pembiakan Dania; tetapi Hazif meratah badan kakaknya itu selama hampir sejam. Lazat sungguh tubuh kakaknya itu.
Melihat kakaknya dalam keadaan mencangkung sambil kencing membuatkan nafsu remaja Hazif mula membuak semula. Belalai jantannya dengan panjang dan gemuk itu mencanak secara berperingkat sehingga akhirnya membengkok ke atas; manakala takuk kepala zakarnya mengembang sehingga menjadi kemerahan. Berurat-urat dan tersengguk-sengguk zakar Hazif penuh dengan berahi untuk mengawan dengan betina suburnya di depannya itu. Dengan tiba-tiba Hazif memeluk badan montok Dania yang masih mencangkung dan memaksa gadis ranum itu berdiri. Hazif menggunakan kekuatan remajanya untuk menekan Dania ke dinding dengan hanya sebelah tangan, manakala sebelah lagi tangannya digunakan untuk menonggekkan bontot Dania yang padat dan berat itu. Menitik-nitik air mazi Hazif apabila bontot Dania yang berisi dan berlemak itu menonggek di hadapan matanya. Jelas kelihatan simpulan dubur dan pantat tembam Dania.
Dalam keadaan kakaknya seperti menyerah badan itu, Darma membawa belalai jantannya dan menggesel-geselkan takuk kepala zakarnya di celah bibir pantat Dania. Dia lantas menguak bibir tembam pantat Dania dengan takuk kepala zakar tersebut dan menekan lembut lalu masuklah kepanjangan dan kegemukan zakarnya seinci demi seinci ke dalam lubuk syurga pantat tembam Dania. Meremang roma dan meleleh liur Hazif ketika kulit zakarnya mengengsot dan menggesel rongga pantat kakaknya. Sebentar kemudian batang pembiakan seorang adik menyantak lagi dengan kasar di dalam lubang pembiakan seorang kakak. Dania melalak dan merengek ketika bibir pantatnya yang empuk dan lembut itu ternganga luas disodok oleh Hazif. Hazif terus menyontot bontot Dania semahu-mahunya. Badan ranum kakaknya itu sangat lazat dan enak. Kemampatan dan keberatan bontot Dania menghukum zakar remaja Hazif dengan kemutan padu yang mampu membuatkan zakar mana-mana lelaki memancut dengan cepat. Oh, Dania!!! rengek Hazif...
Dania meraung-raung kelazatan tatkala adiknya berkerja keras membuntingkannya...
"Aaarrgghh...aarrhhkk...perlahan-lahan sikit..dik...ka..kasar sangat tuu..." rungut Dania yang masih kepenatan...
"Aahhhh....Hazif tak peduli..! Hazif nak buntingkan kakak lagi..! Kali ni Hazif nak buat kakak mengandung dengan tusukan padu Hazif yang ganas nii..!" bentak Hazif sambil menghentam-hentam padu lubang pantat kakaknya..
Di dalam kehangatan lubuk betina Dania, zakar Hazif telah diselaputi sepenuhnya oleh lendir nafsu yang telah keluar dengan pekat dan banyak. Takuk kepala zakar Hazif menggedik-gedik dan mencanak-canak seperti mahu menerokai sepenuhnya ruang sempit di dalam saluran pembiakan kakaknya itu. Setiap kali Hazif menjolok, zakarnya akan ditekan padat-padat lalu dilenyek-lenyekkan untuk menikmati kelazatan yang maksimum. Dania yang hanya berketinggian 160cm itu terjengket-jengket akibat disodok dengan padu oleh Hazif yang 20cm lebih rendah daripadanya. Hazif menggunakan kedua belah tangannya untuk menguak belah bontot Dania untuk melihat kecomelan simpulan dubur dan pantat tembam kakaknya yang ternganga luas dijolok zakarnya. Kemudian dia memeluk erat badan montok kakaknya sambil menggentel-gentel puting susu buah dada yang bulat dan gebu itu. Sekali-sekala dia menggigit-gigit manja bahu dan tengkuk kakaknya akibat geram yang melampau.
"Aaarrghhh...eerrgghhh...ce..ce..cepat sikit dik..! Kakak dah sedia nak terima air mani adik..!!" jerit Dania separuh gila...
Setelah 20 minit berlalu akhirnya Dania tewas. Melalak-lalak betina subur itu mencapai kemuncak kepuasan. Paha dan betis montok Dania mengejang-ngejang dan badan mantapnya pula menggelupur penuh dengan kepuasan. Dania merengek-rengek sambil pantat tembamnya mengemam-ngemam zakar adiknya. Perbuatan spontan Dania itu membuatkan Hazif juga tewas. Belalai jantannya mengembang dan mencanak maksimum, bersedia untuk meledakkan sperma-sperma yang banyak dan subur ke dalam rahim kakaknya yang ranum dan matang itu. Dia melakukan sodokan terakhir yang paling dalam dan paling padu. Kantung telur Hazif mengecut, takuk zakar Hazif mengembang, kedudukannya tepat di bukaan pintu rahim Dania di mana terdapatnya telur-telur betina yang sudah subur dan matang untuk disenyawakan. Hazif mendengus-dengus seperti kerbau jantan, dan kemudian meraung, dan menyemburlah segala isi zakarnya ke dalam pantat tembam Dania. Mata Dania terbelalak dan mulut Dania ternganga!
"Aaahh...ohhh god..!" jerit Dania semahu-mahunya.
"Aaagghh..ayaarkk...ya..allah..!" giliran Hazif pula mengerang-erang hebat..!
Crot! Crot! Crot! Croottttt..! Air mani Hazif menyembur tanpa terkawal lagi memenuhi segenap ruang di dalam lubuk peranakan Dania. Dalam keadaan mereka berdua mengawan sambil berdiri itu, kelihatan Hazif melakukan sodokan-sodokan padu setiap kali benih jantannya memancut dengan sangat banyak dan deras ke dalam pantat tembam kakaknya. Dania pula kelihatan menonggek dan menjengket menadah pancutan demi pancutan air mani adiknya yang putih dan pekat itu. Benih-benih Hazif yang subur meluru pantas untuk merebut peluang mensenyawakan telur bunting Dania. Berbelas-belas das benih bunting telah Hazif ledakkan ke dalam tubuh Dania. Ternyata kegagahan dan kejantanan Hazif apabila salah satu daripada benihnya telah berjaya menjumpai telur bunting kakaknya lalu mensenyawakannya tanpa belas. Kaki gebu Dania terus lembik dan mereka berdua terduduk akibat keletihan selepas mengawan sebegitu rupa. Oh, lazatnya Dania!
"Aarrghh...aduuhh..penatnya..." Hazif merintih lalu jatuh terjelepuk di belakang tubuh Dania.
Dania pula masih berdiri terkengkang-kengkang dengan kaki mengeletar. Air mani adiknya meleleh-leleh di celah pehanya.
Selama ibu bapa mereka ke luar negara, adik-beradik itu mengambil kesempatan mengawan semahu-mahunya. Mereka berdua juga sentiasa berbogel di rumah dan mengawan di mana-mana saja. Cipap Dania yang amat tembam itu sentiasa melekit dengan air mani Hazif. Mereka tidur seperti sepasang suami isteri. Mereka bukan hanya melakukan persetubuhan, tetapi mengawan dengan penuh perasaan cinta. Benih bunting Hazif dilepaskan sebanyak-banyaknya ke dalam rahim subur Dania dengan niat untuk mendapatkan zuriat. Hazif mahu kakaknya itu memboyot membuntingkan anaknya. Dania pula memeluk erat tubuh Hazif dengan penuh perasaan cinta setiap kali adiknya itu menyantak padu ketika menyemburkan benih bayi ke dalam cipap tembamnya. Biarlah semua orang tahu mereka bercinta. Hazif dan Dania tidak kisah itu semua. Tidak ada sumbang muhrim pada mereka; yang ada hanyalah cinta penuh nikmat. Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - berawal dari pijat Apr 12th 2013, 04:33
Sudah lama aku menyimpan hubunganku dengan kakak tiriku. Mbak Afif sangat menikmati setiap permainan seks yang kami lakukan. Kami melakukannya tanpa sepengetahuan ibuku. Tujuanku sebenarnya adalah untuk menghukum ibu yang sudah berbuat tidak adil terhadap mbak Afif. Dan kesempatan itupun tiba.
Aku saat ini sudah SMA. Dan mbak Afif juga badannya makin dewasa. Dadanya makin montok dan tubuhnya makin seksi. Yang aku heran adalah aku selalu menyemprotkan maniku ke dalam rahimnya, tapi sampai sekarang ia tak hamil-hamil, padahal aku berharap ia hamil, dan dari hasil hubunganku itu bisa menyelamatkan mbak Afif dari deritanya, tapi ternyata tidak begitu. Aku berhubungan dengan mbak Afif tidak setiap hari, sebab kami masih sekolah dan ada orang tua kami di rumah. Aku melakukan kalau sempat aja, tapi setiap permainan kami makin hot.
Hari itu adalah aku masih di kelas 1 SMA. Pulang dari sekolah, aku hanya mendapati mbak Afif yang ternyata juga baru saja pulang. Aku langsung masuk ke kamarnya, kamar kami sekarang sudah terpisah, tapi aku masih sering main ke kamarnya, dan dia juga ke kamarku. Aku langsung peluk dia dari belakang.
"Mbak, Rendy kangen nih", kataku. Ia menoleh sambil tersenyum.
Aku melepaskan celanaku dan celana dalamku. Dan aku rebahan di tempat tidur. Seakan tahu maksudku, mbak Afif segera memegang penisku, lalu ia memasukkannya ke mulutnya. Ia hisap dan ia kocok dengan mulutnya, sementara ia membuka pakaian sekolahnya. Kini dihadapanku ada seorang gadis yang hanya memakai pakaian dalam sambil mengulum penisku. Ohh….nikmat sekali.
Aku menikmati setiap hisapannya, Dan terkadang ia menjepit penisku di tengah dadanya. Ia suka melakukan itu. Siang itupun yang terjadi adalah, mbak Afif mengoralku dan memberikan kepuasan terhadapku. Peniskupun mulai keras. Sudah lumayan lama sih ngulumnya, aku mau sampai, aku cengkram pundak mbak Afif.
Ia faham dan mulai mempercepat kocokan mulutnya, dan AAAHHHH…..crot..crot…crot…kusemprotkan di dalam mulutnya. Ia menghentikan kocokannya, sambil perlahan melepaskan penisku dari mulutnya. Ia mengurut penisku, sedikit sperma tampak keluar dari ujung penisku. Ia memuntahkan spermaku ke penisku. Oh….bercampur air liurnya membuatku puas, penisku serasa disiram air hangat.
"Dek Rendy puas?", tanya mbak Afif. "Datang-datang koq langsung kepengen".
"Iya nih mbak", jawabku.
Ia mengambil tisu dan membersihkan spermaku. Kakakku sudah sangat ahli dalam memuaskanku. Dan aku ingin tahu bagaimana caranya biar ibuku takluk padaku. Dan mungkin aku punya rencana.
Keesokan harinya, ibuku tidak pergi ke kantor. Ia mengeluh sakit. Sedangkan mbak Afif berangkat sekolah. Aku juga tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Pokoknya hari ini aku ingin ibuku takluk kepadaku.
Langkah pertama adalah aku ke kamar ibu.
"Lho, ma, nggak berangkat?", tanyaku pura-pura tidak tahu.
"Mama lagi flu nih, nggak enak body", jawabnya.
Mamaku itu walaupun usianya sudah hampir 40, tapi boleh dibilang ia sangat menjaga tubuhnya. Ia masih seksi, bokongnya masih naik dan dadanya masih montok. Aku sama sekali tak melihat keriput di wajahnya, sepertinya ia rajin merawat tubuhnya. Kebetulan hari itu ayah tiriku sedang ada tugas lama ke luar kota, jadinya aku dan ibuku sendirian di rumah.
"Waduh…gimana tuh ma?", tanyaku.
"Ya akhirnya mama nggak masuk", jawabnya singkat.
"Udah mandi ma? Mau Rendy mandiin?", tanyaku.
"Belum, dan terima kasih, mama bisa mandi sendiri", jawabnya.
"Tapi mamakan sakit, biar Rendy yang mandiin", kataku merayu.
"Nggak ah, anak mamikan sudah besar, masak mau mandi bareng mami?"
"Kan anak sendiri ma, emangnya nggak boleh?", tanyaku. "Takut kenapa-napa ya? Mama ngeres!…"
Ibuku tertawa. "Yee, kan Rendy udah punya pacar, ntar pacarnya cemburu lagi."
"Pacar? nggak punya tuh ma", kataku. "Kalau boleh sih, biar Rendy yang mandiin mama, kalau nggak juga nggak papa"
Mamaku diam sejenak. Mungkin ia harus berpikir logis. Dan akhirnya jawabnya, "Baiklah, mama akan ijinkan, lagipula anak mama ini sedikit genit."
Dan pucuk dicinta ulam pun tiba. Pertama-tama mama mencopot bajunya, ia memang sedikit lelah, bisa dilihat di matanya. Mamaku benar-benar telanjang di hadapanku, walaupun ia membelakangi aku, aku bisa melihat mulusnya tubuhnya. Mama lalu mengambil handuk piyamanya dan ia pakai.
"Yuk", ajak mama. Akupun ikut, aku lepas semua pakaianku dan aku hanya pakai handuk untuk menutupi pinggangku.
Kamipun ada di kamar mandi sekarang. Di dalam bathup, mama membelakangiku dan melepas piyamanya, akupun melepas handukku. Air shower mengucur dari atas. Tubuhku dan tubuh mama tersiram air yang hangat.
"Sini ma, Rendy gosok", kataku.
Mama menurut saja. Akupun mengambil sabun dan menggosok punggung mama. Dan perlahan akupun mendekat hingga sekarang kakiku melingkar di pinggangnya, dan penisku menempel di pantatnya. Otomatis penisku menegang. Posisi itu sangat pas untuk dibuat bercinta. Tapi aku tak mau memulainya, aku ingin mama benar-benar takluk padaku. Mama mungkin merasakan penisku yang tegang.
"Wah, anak mami sudah panas ternyata", kata mama.
"Iyalah ma, normal, wong lihat wanita secantik ini koq", kataku. Mama tertawa. Akupun mulai mengusap-usap punggung mama. Sambil aku memijatnya.
Mulanya pundak, lalu punggung. Tampak mama sangat menikmatinya. Dan akupun agak sedikit berani menyentuh payudaranya. Mama nggak marah.
"Ma, bagian belakang sudah nih, bagian depan dong", kataku.
Mamaku berbalik. Dan, bisa dibilang pertama kali pandangannya tertuju pada batang penisku yang berdiri tegak.
"Barang anak mami ini ternyata besar juga", kata mamaku sambil mencubitnya.
"Aw, ma…", kataku sedikit manja.
"Sama mama sendiri koq bisa terangsang sih?", tanya mama.
"Lha mau gimana ma, mama masih seksi, masih sintal dan benar-benar mulus", kataku.
"Bisa saja kamu", kata mama.
Aku pun mengusap tubuh mama bagian depan. Aku mengusap dadanya. Awal menyentuh sih, aku agak ragu, tapi aku perlahan menyentuh dada bagian atas, lalu mulai ke bawah, awalnya sih hanya menggosok, tapi kemudian aku sedikit memberikan pijatan. Tampak mama hanya memejamkan mata, serasa menikmatinya. Aku lalu menggosok ketiak mama, tangannya, pahanya, kakinya. Perlu diketahui, posisi penisku dan vagina mama saat itu sangat dekat, aku seakan-akan sudah siap untuk menusukkan penisku kalau aku mau.
"Sudah ma, gantian dong", kataku.
Mama seperti tersambar petir. Ia membuka matanya dan agak gugup. Ia mengambil sabun dan menggosok dadaku, perutku dan ia agak canggung untuk menggosok penisku.
"Kenapa ma?", tanyaku ketika mama berhenti mau menggosoknya. "kasih sabun dong ma"
Mama pun akhirnya menggosok penisku, oh…rasanya luar biasa. Jemari mamaku yang lentik dan bersabun itupun menggosok penisku. Aku pun hanya bisa memejamkan mata dan berkata, "Ahh….enak ma…".
"Waah, anak mami koq begitu sih?", kata mama.
"Ayo dong ma, terusin jangan berhenti pliiisss, sudah terlanjur basah nih", kataku.
"Tapi cuma ini aja ya!", kata mama. "Janji!?"
"Janji deh", kataku.
Mama pun akhirnya mengurut penisku. Ia sangat profesional sekali, jelaslah, kalau tidak mana mungkin papa tiriku mau dengannya. Punyaku terus dikocok dengan kedua tangannya. Aku tahu mama juga terangsang. Terlihat nafasnya juga seakan memburu. Ia menikmati pemandangan diriku yang terangsang akibat kocokan tangannya.
"Oh maa…mama sangat seksi….ahh…", kataku merancau. Mama diam saja. "Maa..oh…".
Aku memberanikan diri untuk menyentuh dadanya. Mama membiarkannya. Aku dikocoknya dengan sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Dan, kalau ini terus-terusan aku bisa jebol nih. Aku melihat mama melihat penisku, ia seakan menikmatinya, kulihat vaginanya yang bersih tanpa rambut itu benar-benar mulai dekat dengan buah pelirku, aku mencoba bergeser sedikit dan akhirnya vagina mama dan buah pelirku bersentuhan. Sensasi ini sungguh nikmat. Mama tampak menikmatinya juga. Ia mencoba menyembunyikannya dengan cara mempercepat kocokan penisku. Rasanya aku mau meledak. Dan…."Ahhh….maaa….oh…."
Spermaku muncrat ke mana-mana. Tampak sebagian ke wajah mama. Nafasku tersengal-sengal dan mama tampak merasa aneh. Aku melihat ke wajahnya, bisa kulihat sedikit sperma menempel di dahinya. Mamaku membersihkannya.
"Udah ya Ren, anak mami baru saja onani pake tangan mami, ternyata cukup besar juga punyamu", kata mama.
"Mami mau merasakan?", tanyaku sedikit berani.
"Hush, kamu itu anakku, cukup ini aja!!", kata mama.
"Kalau gitu sekarang gantian ma", kataku.
"Maksudmu?"
Tanpa babibu, aku langsung menyentuh kewanitaannya. Mamiku agak kaget dan langsung berpegangan pada bathup. Aku menggesek-gesek klitorisnya. Hal yang sama aku lakukan kepadanya seperti dia melakukan padaku. Aku terus menggesek-geseknya sambil kumasukkan jari telunjukku ke dalamnya. Mama tak protes, ia malah menikmatinya, bahkan sekarang Mama benar-benar basah sekali.
"Oh,…Ren…ackkhh…..penismu besar Ren,…akhhh", mama mulai merancu. Dan tiba-tiba ia memelukku dan mencengkramku kuat. Aku percepat gesekan tangaku di vaginanya. Iapun menjerit. Nafasnya tersengal-sengal.
Mama nggak ngerasa kalau dadanya menempel di dadaku. Aku keluarkan tanganku dan kulingkarkan di pinggang mama. Penisku menempel di perutnya. Ia seakan bertumpu ke pundakku. Mungkin mama lagi sakit makanya ia capek luar biasa. Lama sekali mama memelukku. Lalu ia kembali ke posisinya semula. Ia menyalakan shower membasahi tubuhnya. Setelah ia membersihkan tubuhnya, ia beranjak dari bathup dan pergi meninggalkanku sendirian.
Kejadian itu pasti diingat mama terus. Malamnya, mama nonton tv di ruang tamu. Mbak Afif ada urusan ke rumah kakaknya. Sepertinya penting dan harus nginap. Jadi lagi-lagi di rumah ini hanya ada aku dan mamaku.
Aku onani di kamarku, sambil membayangkan mama. Cerita seks sedarah seru lainya ada di hceritadewasa17tahun.info Aku sengaja melakukannya agar mama melihatku. Biasanya mama tidur jam 21.00. Saat itu sudah jam 21.00, mama mematikan tv-nya dan berjalan ke kamarnya. Saat itu aku sengaja membuka sedikit pintu kamarku agar bsia dilihatnya.
"Oh mama, aahh..ahhh,…ayo ma, digoyang ma…iya…ahhh", kataku sambil mengocok penisku.
Mamaku melihat itu. Ia mengintipnya dari pintu. Aku terus beronani hingga spermaku mau keluar. "Maaa….Rendy mau sampe nih ma..keluarin di mulut mama aja ya…ahhh..ahhh…ma…nih ma…".CRoott…spermaku keluar dan membasahi tanganku. Mamaku melihat itu semua dari pintu, lalu sebelum aku membersihkan spermaku, mama sudah pergi.
Esoknya, mama tampak agak aneh. Kami diam saja di meja makan. Lalu ia bertanya, "Ren?"
"Iya ma?", tanyaku.
"Kenapa Rendy berfantasi tentang mami? Bukannya masih ada cewek lain?", kata mamaku.
"Habis peristiwa kemarin benar-benar membuat Rendy terangsang ma", jawabku.
"Jangan Rendy, aku ini mamamu", kata mama. "Nggak sepantasnya anak sendiri ingin ibunya"
"Tapi mama kemarin menimatinyakan?", tanyaku.
"Jaga mulutmu!", jawabnya.
"Udah deh ma, nggak usah munafik", kataku.
PLAK!! mama menamparku. Aku sedikit frustasi. Lalu aku meninggalkan meja makan dan menuju ke tv. Aku nyalakan video player, setelah agak beberapa lama kemudian muncullah tayangan yang tida diduga oleh mama. Aku sebenarnya memasang kamera di kamar mandi mama, saat mama mengonani aku dan aku menggesek-geseknya. Mama terkejut.
"Apa itu Rendy? Apa?", tanya mama.
"Ini video copy ma, kalau mama nggak mau ini ada di tangan papa sekarang. Maka mama harus turuti kemauan Rendy", kataku tegas.
"Apa maksudmu?"
"Rendy telah mengcopy banyak sekali video ini dan Rendy kirim ke teman-teman Rendy. Jadi kalau terjadi sesuatu dengan Rendy, maka video ini nggak cuma ke papa aja, tapi juga ke teman, dan orang lain, atau mungkin tersebar di internet", kataku.
"Kurang ajar kamu ya", kata mamaku marah. Ia mematikan videonya.
"Eitt…ingat ma, aku masih punya copy-an dan aku tidak menggertak", kataku.
"Apa maumu Ren? Aku ini mamamu!", katanya
"Aku tahu, dan aku ingin mami jadi budakku untuk selamanya", kataku.
Mama tiba-tiba berlutut di hadapanku. "Pliss Ren kumohon, jangan lakukan itu…"
Mama tampak menangis. Ia benar-benar tak ingin video itu tersebar ataupun menuruti kemauanku. "Simpel aja koq mam, mama turuti aku aja."
Mama agak berpikir panjang, aku biarkan ia berlutut sambil menundukkan kepala. Tapi aku tak mau menunggu. Aku melepaskan pakaianku satu per satu hingga sekarang aku tak pakai pakaian apapun. Mama melihatku.
"Mau apa kamu?"
"Mama, adalah budakku sekarang, terima kenyataan ini deh ma", kataku.
Mama benar-benar tak bisa apa-apa. Ia hanya pasrah. Akupun makin menguasai keadaan. Mama aku bopong ke sofa. Di sana aku lucuti seluruh pakaiannya. Mama benar-benar pasrah, air matanya mengalir. Aku ciumi bibirnya, kulumat lidahnya, kuhisap, lalu kuremas dadanya. Aku menyusu kepadanya sebagaimana aku menyusu ketika masih bayi.
Mama hanya memejamkan mata. "Nikmati aja ma, Rendy akan berikan kepuasan yang tidak diberikan oleh papa."
Aku menciumi seluruh tubuhnya, ketiaknya, bahunya, dadanya, putingnya yang berwarna coklat, pusarnya, pahanya, dan ketika aku hisap jempol kakinya, ia menggelinjang. Sepertinya mama benar-benar pasrah. Kuketahui setiap ciumanku di tubuhnya ia mendesah.
Akupun ke vaginanya, dan tanpa basa-basi aku jilati tempat itu, tempat di mana aku lahir dulu. Aku jilati, aku basahi dengan ludahku, aku lumat, aku jilati klitorisnya, mama nggak tahan. Cairan kewanitaannya sangat banyak yang keluar. Mungkin ia mau orgasme.
"Ren…ahh…Ren…jangan Ren…pliiisss, jangan perkosa mami",kata mami memohon. Tapi aku tak tinggal diam. Mami meremas rambutku, lalu aku naik ke perutnya payu daranya kuhisap lagi.
Aktivitasku aku hentikan. Aku sudah siap untuk menancapkan rudalku sekarang. Mama melihat moncong rudalku. Ia pasrah dan tahu bahwa benda itu akan masuk ke vaginanya. Dan benar, aku memasukkannya perlahan. Pertama-tama hanya seperempat yang masuk, ujungnya saja. Mamaku sudah bergelinjang. Lalu aku tekan sedikit hingga setengah yang masuk. Itupun sudah aku goyang maju mundur. Vaginanya sangat basah, cairan kewanitaannya sangat banyak, ia mungkin sudah orgasme dulu. Aku terus menekannya hingga penuh benar punyaku masuk. Mama tak bisa berkata apa-apa lagi sekarang, malah dia mengimbangiku dengan menekan pantatnya ke atas.
Akupun segera menggoyangnya maju mundur. Kutindih mamaku, dada kami bersatu dan kucium bibirnya. Pantatku bergoyang seperti bor. Mencoba menuju puncak, untuk mengeluarkan spermaku. Aku tidak merasa puas dengan posisi seperti ini. Aku kemudian menghentikan gerakanku, kubalikkan tubuh mamaku yang lemas. Aku sodok dia dari belakang. Pantatnya sangat seksi. benar sekali, sensai doggy style ini luar biasa. Mama hanya berkata, "aah…ahh..ahh..oh…oh..ah..ahh.."
"Enak ma?", tanyaku.
"Rendy….ah…terus Ren…perkosa mama Ren…perkosa mama", katanya merancau. Aku pun tak tinggal diam. Kupompa lebih cepat lagi. Oh…pantatnya benar-benar merangsangku, aku tak tahan lagi.
"Ma, Rendy mau keluar nih", kataku.
"Keluarin Ren, mama juga keluar", katanya.
CROOOOTT…..CROOOT…CROOT…., banyak sekali spermaku yang keluar ke dalam rahimnya. Aku memeluk mama dari belakang. Dan kami pun lemas. Aku peluk mama sambil meremas dadanya. Penisku masih di vaginanya. Posisi kami di atas sofa dengan kedua tanganku meremas dadanya, tubuh kami bersandar sofa. Nafas kami terengah-engah. Kamipun akhirnya tertidur.
Satu jam kemudian aku terbangun. Mama sudah tidak kupeluk lagi. Ia duduk bersandar sofa. Matanya tampak sembab. Ia merasa bersalah.
"Kenapa ma?", tanyaku.
"Rendy tega sekali ama mami", jawabnya..
"Tapi mama sukakan?", tanyaku.
"Tapi, mama sudah mengkhianati papi", katanya. "Seharusnya tidak seperti ini".
Aku lalu memeluknya dari belakang. "Tidak masalah ma, ini akan kita jaga, rahasia ini akan kita jaga, selama mama menjaga rahasia juga".
Mama diam.
Aku lalu beranjak dari sofa. Aku berdiri di hadapannya.
"Kenapa Ren?", tanyanya.
"Sepon penis Rendy dong, Rendy belum puas", kataku.
Mama kali ini langsung nurut. Ia memegang ujung penisku. Dengan perlahan ia urut penisku, penisku yang masih tidur, langsung tegang. Lalu perlahan-lahan ia julurkan lidahnya, ia putar-putar lidahnya ke ujung penisku, lalu ia masukkan ke mulutnya. Yeah, nikmat sekali.
Lalu ia basahi seluruh penisku dengan lidahnya, dijilati, dicium, dikocok diremas. Entah berapa lama aku berdiri dengan diberi kenikmatan itu, yang jelas, aku benar-benar puas saat spermaku muncrat di dalam mulut mamaku. Mama menghisapnya habis, menelannya bulat-bulat.
Setelah kejadian itu, aku jadi makin berani dengan mamaku. Setiap malam aku selalu minta jatah. Setiap hari, bahkan mama mulai mengeluh kalau misalnya hamil bagaimana, aku tak peduli, mama sekarang menjadi budakku. Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar