|                               Cerita Sex - kenikmatan jepitan susu               Apr 12th 2013, 16:56                                                Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam  kemacetan jalan dari kampusku. Kulirik jam tanganku yang menunjukkan  pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak  dalam arus lalu-lintas Jakarta yang begitu mengerikan. Setelah memarkir  mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung  menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu  kamar.
  Baru saja mataku tertutup, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh ketukan  pada pintu kamarku yang disertai dengan teriakan nyaring dari suara yang  sudah sangat aku kenal. "Ko, loe baru pulang yah?" gelegar suara Voni memaksa mataku untuk menatap asal suara itu. "iya, memangnya ada apa sih teriak-teriak?" jawabku sewot sambil mengucek mataku. "Ini gue mau kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung" jawabnya  sambil tangan kirinya menarik tangan seorang cewek masuk ke kamarku.
  Kuperhatikan cewek yang disebut Voni sebagai sepupunya itu, sambil  tersenyum aku menyodorkan tangan kananku kearahnya "Hai, namaku Riko" "Lydia" jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku.
  Sambil membalas senyumannya yang manis itu, mataku mendapati sesosok  tubuh setinggi kira-kira 165 cm, walaupun dengan perawakan sedikit  montok namun kulitnya yang putih bersih seakan menutupi bagian tersebut.
  "Riko ini teman baik gue yang sering gue ceritain ke kamu" celetuk Voni kepada Lydia. "Oh.." "Nah, sekarang kan loe berdua udah tau nama masing-masing, lain kali  kalo ketemu kan bisa saling memanggil, gue mau mandi dulu yah, daag.."  kata Voni sambil berjalan keluar dari kamarku.
  Aku menanggapi perkataan Voni barusan dengan kembali tersenyum ke Lydia. "Cantik juga sepupu Voni ini" pikirku dalam hati. "Lydia ke Jakarta buat liburan yah?" tanyaku kepadanya. "Iya, soalnya bosen di Bandung melulu" jawabnya. "Loh, memangnya kamu nggak kuliah?" "Nggak, sehabis SMA aku cuma bantu-bantu Papa aja, males sih kuliah." "Rencananya berapa lama di Jakarta?" "Yah.. sekitar 2 minggu deh" "Riko aku ke kamar Voni dulu yah, mau mandi juga " "Oke deh"
  Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku. Aku memandang  punggung Lydia yang berjalan pelan ke arah kamar Voni. Kutatap BH  hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti  tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga  montok itu. Setelah menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke  ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap.
  "Ko, bangun dong" Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Voni yang sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoyangkan lututku.
  "Ada apa sih?" tanyaku dengan nada sewot setelah untuk kedua kalinya dibangunkan. "Kok marah-marah sih, udah bagus gue bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!" Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak. "Jam 11, emang kenapa kalo gue belum mandi?" "Kan loe janji mau ngetikin tugas gue kemaren" "Aduh Voni.. kan bisa besok.." "Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagi-pagi"
  Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Voni. "Ya udah, gue mandi dulu, loe nyalain tuh komputer!"
  *****
  Tulisan di layar komputerku sepertinya mulai kabur di mataku. "Gila, udah jam 1, tugas sialan ini belum selesai juga" gerutuku dalam hati.
  "Tok.. Tok.. Tok.." bunyi pintu kamarku diketok dari luar. "Masuk!" teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara.
  Terdengar suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup lagi dengan keras  sehingga membuatku akhirnya menoleh juga. Kaget juga waktu kudapati  ternyata yang masuk adalah Lydia.
  "Eh maaf, tutupnya terlalu keras" sambil tersenyum malu dia membuka percakapan. "Loh, kok belum tidur?" dengan heran aku memandangnya lagi. "Iya nih, nggak tau kenapa nggak bisa tidur" "Voni mana?" tanyaku lagi. "Dari tadi udah tidur kok" "Gue dengar dari dia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?" "Iya nih, tapi belum selesai, sedikit lagi sih" "Emang ngetikin apaan sih?" sambil bertanya dia mendekatiku dan berdiri tepat disamping kursiku.
  Aku tak menjawabnya karena menyadari tubuhnya yang dekat sekali dengan  mukaku dan posisiku yang duduk di kursi membuat kepalaku berada tepat di  samping dadanya. Dengan menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, aku dapat  melihat lengannya yang mulus karena dia hanya memakai baju tidur model  tanpa lengan. Sewaktu dia mengangkat tangannya untuk merapikan  rambutnya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yang  sekarang berwarna krem muda.
  "Busyet.. loe harum amat, pake parfum apa nih?" "Bukan parfum, lotion gue kali" "Lotion apaan, bikin terangsang nih" candaku. "Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih?" tanyanya sambil tersenyum kecil. "Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya" "Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong"
  Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu. "Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih.." pikirku dalam hati. "Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo?" tanyaku iseng. "Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?" "Gue cium loe ntar" kataku memberanikan diri.
  Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga  berada di tengah-tengah kursi tempat aku duduk dengan meja komputerku.
  "Beneran berani cium gue?" tanyanya dengan senyum nakal di bibirnya yang mungil. "Wah kesempatan nih" pikirku lagi.
  Aku bangkit berdiri dari dudukku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku berdiri persis di hadapannya. Sambil mendekatkan mukaku ke wajahnya aku bertanya " Bener nih nggak marah kalo gue cium?" Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku.
  Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Lydia  memejamkan matanya ketika menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku  pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan  saling memutar ketika bertemu. Sentuhan erotis yang kudapat membuat aku  semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dengan  lidahku.
  Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Lydia ke ranjang.  Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku.  Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku semakin bernafsu dan  segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area  dadanya.
  Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke  punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja kulepas begitu  aku temukan. Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan  dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang  indah didepanku. Kuremas pelan dua susunya yang besar namun sayang tidak  begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek.
  Puting susunya yang mungil tak luput dari serangan lidahku. Setiap aku  jilati puting mungil tersebut, Lydia mendesah pelan dan itu membuatku  semakin terangsang saja. Entah bagaimana kabar penisku yang sedari tadi  telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan  selangkangannya.
  Putingnya yang kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot  bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, namun desahan serta  gerakan-gerakan tubuhnya yang menandakan dia juga terangsang membuatku  tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak.
  Namun ketika aku hendak melepas celananya, tiba-tiba saja dia menahan tanganku. "Jangan Riko!" "Kenapa?" "Jangan terlalu jauh.." "Wah, masa berhenti setengah-setengah, nanggung nih.." "Pokoknya nggak boleh" setengah berteriak Lydia bangkit dan duduk di ranjang.
  Kulihat dua susunya bergantung dengan anggunnya di hadapanku. "Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi?"  tanyaku sambil menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari  balik celana pendekku.
  Tanpa kusangka lagi, tiba-tiba saja Lydia meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian. Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu, pikirku mungkin saja dia berubah pikiran. Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan irama yang teratur.
  Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dengan posisi  jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku  tetapi semakin lama semakin cepat. Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan  dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman  dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah  pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan  pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan  kanannya.
  "Lyd.. mau keluar nih.." lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini. "Bentar, tahan dulu Ko.."jawabnya sambil melepaskan kocokannya. "Loh kok dilepas?" tanyaku kaget.
  Tanpa menjawab pertanyaanku, Lydia mendekatkan dadanya ke arah penisku  dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan dua  susunya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku  yang dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan  napas. Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok  penisku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan  menggunakan kedua tangannya.
  Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut  merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya  tadi.
  "Enak nggak Ko?" tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku. "Gila.. enak banget Sayang.. terus kocok yang kencang.." Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah pahanya yang mulus. Sesekali  memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut.
  "Ahh.. ohh.." desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya. Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan. "Lyd.. aku keluar.."
  Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kental segera  menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya.  Seluruh tubuhku lemas seketika dan hanya bisa bersandar di dinding  kamar. Aku memandang nanar ke Lydia yang saat itu bangkit berdiri dan  mencari tissue untuk membersihkan bekas spermaku. Ketika menemukan apa  yang dicari, sambil tersenyum lagi dia bertanya "Kamu seneng nggak" Aku mengangguk sambil membalas senyumannya.
  "Jangan bilang siapa-siapa yah, apalagi sama Voni" katanya  memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yang tadi  kulempar entah kemana. "Iyalah.. masa gue bilang-bilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin gue"
  Lydia kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu. "Gue bersih-bersih dulu yah, abis itu mau bobo" ujarnya sebelum membuka pintu. "Thanks yah Lyd.. besok kesini lagi yah" balasku sambil menatap pintu yang kemudian ditutup kembali oleh Lydia.
  Aku memejamkan mata sejenak untuk mengingat kejadian yang barusan  berlalu, mimpi apa aku semalam bisa mendapat keberuntungan seperti ini.  Tak sabar aku menunggu besok tiba, siapa tahu ternyata bisa mendapatkan  lebih dari ini. Mungkin saja suatu saat aku bisa merasakan kenikmatan  dari lubang surga Lydia, yang pasti aku harus ingat untuk menyediakan  kondom di kamarku dulu.
 
 
 
 
          Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - (Threesome) Dikeroyok Debbie dan Lucy               Apr 12th 2013, 16:55                                                Sebut saja namanya Debbie umur 35 tahun dan Lucy 33 tahun. Seperti yang  sudah-sudah, aku mengenal sosok Debbie dari seringnya aku online sebagai  chatter. Aku bisa menilai, Debbie adalah sosok yang hot dalam bercinta. Dengan  ciri-ciri 170/65, berdada sintal, berpinggul sexy dan kelihatan sekali  dia adalah seorang wanita yang suka sekali senam sehingga badannya  terasa padat berisi. Itu semua aku ketahui setelah dia kirim aku foto  dan aku tahu kalau dia penganut sex bebas juga dengan para  karyawan-karyawan yang ada di surabaya, itupun aku ketahui setelah  Debbie banyak cerita tentang kehiduapn sexnya. Singkat cerita, kita janjian untuk ketemuan, dengan catatan dia harus  bawa teman karena menurut dia, tidak pernah ada acara copy darat  sendirian. Dan gilanya lagi dia sudah booking hotel, saat acara ketemuan  nanti. Itu karena supaya dia tidak ketahuan suaminya, dia pilih Hotel.  Karena menurut Debbie, Hotel adalah tempat yang paling aman. Sesuai dengan hari yang sudah dibicarakan bersama, akhirnya aku bergegas  meluncur menuju hotel yang dia booking. Setelah di depan hotel, aku  berusaha menelpon dia untuk menanyakan di kamar nomor berapa.
  "Hallo Dandy, kamu ada dimana" tanya Debbie. "Aku sudah di depan lobby, Mbak Debbie di kamar no. Berapa?"aku berusaha mencari tahu. "Naik aja lift ke lantai 3, terus cari nomor 326," suara Debbie dengan jelas. "Ok Mbak, aku segera naik," jawabku. "Ok aku tunggu," suara Debbie dengan ceria. Setelah aku tutup celluler ku, bergegas aku menuju kamar yang disebut oleh Debbie. "Tok-tok-tok" aku mengetuk pintu yag betuliskan nomor 326. Setelah pintu terbuka, aku sedikit terpana dengan tubuh Debbie yang tinggi semampai. " Dandy ngapain bengong, masuk dong," sambil menggapai lenganku. Sesampai di dalam kamar, ternyata benar Debbie bersama dengan temannya, sesuai dengan janji dia. "Dandy" aku ulurkan tanganku. "Dandy, ini temenku Lucy" Debbie mengenalkan temannya dan sambari begitu, si Lucy bangkit dari duduknya langsung menyalami aku. Keadaan berikutnya memang sedikit kaku karena aku juga kikuk, mengingat  dalam kamar itu ada kami bertiga. Seandainya cuman berdua dengan Debbie  aku lebih berani. "Dandy, kamu nggak seperti di foto deh, sepertinya kamu lebih berisi" Debbie membuka omongannya. "Jangan-jangan yang difoto bukan kamu" tuduh Debbie. "Tidak kok Mbak, itu memang foto Dandy," aku coba membela diri. "Dy, kata Debbie kamu jago banget ya.. Ngesexnya?" tanya Lucy. Pertanyaan itu bagaikan menghantam dadaku. Deg! jantungku terasa berhenti sekian detik. "Mmm anu biasa kok Mbak," jawabku gugup. "Nggak apa-apa kok Dan, santai aja Lucy sama kok seperti Debbie" hibur Debby. Pembicaraan semakin menjurus ke arah yang berbau sex, kedua wanita  sebaya ini aku tafsir merupakan wanita-wanita yang doyan banget ngesex. Aku sempat memutar otak dengan keadaan ini dan bertanya dalam hati,  suami mereka itu gimana kok 'menelantarkan' istri-istri sexy begini.  Apalagi Lucy, sepertinya membiarkan mataku melihat bongkahan paha mulus  di balik rok mininya. Sesekali dia merubah posisi duduknya tanpa harus  riskan dengan aku yang duduk di depannya. Disaat aku melamun tentang  khayalan aku, tiba-tiba Debbie sudah berada di pangkuan aku, jantungku  berdetak semakin kencang. "Dy, buktikan omongan kamu di chatting selama ini," pinta Debbie sambil  menempelkan dadanya ke muka wajahku. Aroma parfumnya yang begitu  membangkitkan gairahku mengusik adik kecilku yang menghentak-hentak  dinding CD-ku. "Mbak" belum sempat aku selesaikan jawaban itu, bibir Debbie yang tipis  segera melumat bibirku. Aku sedikit gugup menerima serangang yang  mendadak ini. Tetapi aku berusaha mengontrol keadaan aku. Disaat bibir  Debbie sedang asyik menikmati bbibirku, tanganku yang nakal mulai  mengelus punggung wanita paruh baya tersebut. Dengan kemahiran gigiku, aku melepas kancing blus belahan rendah yang  ada pada dada Debbie. Sampai akhirnya 4 kancing atas blus Debbie  terbuka, dan mulailah aku bisa mengusasi keadaan. Dengan belaian yang  halus dan penuh perasaan, jari-jemariku mulai membuka pengait kancing BH  Debbie. Dengan sedikit sentuhan, 'tess' BH Debbie yang berwarna hitam terbuka.  Dan muncullah 2 bukit yang masih kencang didepan mukaku lengkap dengan  sepasang puntingnya yang memerah. Aku bisa membaca apa yang sedang  terjadi pada diri Debbie, dengan jilatan maut lidahku membuatnya  merintih, "Ughh, geli sayang" Jilatan lidahku yang mendarat di puting Debbie, membuat wanita itu  menggeliat tidak beraturan. Karena Debbie masih menggunakan baju kantor  (baca: rok mini). Tanganku semakin berani untuk mengelus pahanya yang  putih mulus.
  Sesekali tubuhnya yang sintal bergoyang dipangkuan aku dan sekitar 15  menit aku di posisi itu, semua inderaku bekerja sesuai fungsi  masing-masing. Disaat aku sedang melakukan foreplay, Lucy masih duduk di tempatnya  semula. Akan tetapi sekarang kedua kakinya yang jenjang dibuka lebar  sedangkan tangannya meremas buah dadanya sendiri "Mm.. " sesekali Lucy merintih, mendesah melihat adegan Debbie dengan aku. Setelah 25 menit, aku mencoba menyandarkan tubuh Debbie ke dinding  kamar. Posisi ini sangat menguntungkan aku untuk mulai menikmati setiap  cm tubuh Debbie. Aku lumat bibir Debbie, kemudian turun ke lehernya dan  berlanjut ke buah dadanya yang sintal. Aku menjongkokkan tubuhku untuk  menjilati puser Debbie. "Akhh.. Dy, beri aku janjimu sayang.. Ughh," lidahku mulai nakal  menjelajahi perut Debbie. Sampai akhirnya aku mencium aroma bunga di  lubang surga Debbie. Tanpa melepas CD yang dipakai, aku segera memainkan  lidahku diatas kemaluannya. Dan bersamaan dengan itu kepala Debbie  menggeleng kekanan-kekiri, seperti iklan sampho clear yang lagi  berketombe di diskotik. Dengan sentuhan perlahan, aku melepas Debbie,  karena posisinya berdiri sangat mudah sekali melepas CD warna putih  berenda yang dikenakan. Tanganku berusaha membuka kedua kaki Debbie yang masih menggunakan  sepatu hak tingginya. Sehingga memudahkan lidahku untuk mengocok lubang  kewanitaanya. "Srupp.. Srupp, crek.. Crek" lidahku mulai menghujam vagina Debbie. "Dy, kamu memang asyik.. Geli sekali.. Ooohh" Debbie merintih panjang  saat lidahku mulai, mengulum, menjilat dan menghisap clitorisnya yang  sudah mulai membesar dan berwarna merah. Aku mulai merasakan sesuatu  akan meletup dalam diri Debbie. Dengan segala pengetahuan aku dalam ilmu  bercinta, aku angkat satu kaki Debbie keatas pangkuan pundakku sehingga  lidahku bisa leluasa menikmati cairan yang mulai meleleh di lubang  surgawinya. Dengan posisi berdiri kaki satu, aku semakin mempercepat jilatan  lidahku, sampai akhirnya Debbie tidak kuasa membendung orgasmenya. "Dy, aku keluar.. Aakkhh" bersamaan dengan itu pula cairan kental muncrat ke wajahku. Dan diisaat aku masih bingung untuk membasuh wajahku tiba-tiba dari  belakang Lucy mengangkatku sambil berkata "Dy, sekarang giliranku". Rupanya Lucy dari awal sudah memainkan jarinya diatas clitorisnya sambil  menonton adegan antara aku dengan Debbie. Terbukti Lucy tidak lagi  menggunakan CD yang tadi dikenakannya. Lucy membungkukkan badannya ke  bibir meja, sehingga belahan merah pada selangkangannya terlihat jelas  dari belakang. Bagaikan segerombolan tawon yang melihat madu, lidahkan  langsung menari-nari di lubang kemaluan Lucy. "Dy, enak.. Sekali sayang.. Akhh" Lucy merintih. Dengan posisi aku duduk di lantai menghadap selangkangan Lucy, yang  membuka lebar pahanya. Memudahkan aku beroperasi secara maksimal untuk  menekan lidahku lebih dalam, sedangkan tanganku meremas pantat Lucy yang  sexy. Disaat aku sedang asyik menikmati lubang vagina Lucy, tiba-tiba Debbie  sudah memereteli celanaku. Sehingga adikku yang berukuran 16 cm kurang  dikit dan mempunyai bentuk yang sedikit bengkok ke kiri, menyembul  keluar setelah sekian menit dipenjara oleh CD ketatku merk crocodille. "Waow Dandy, gila banget besar sekali sayang.. Mmm" selanjutnya tidak  ada suara lagi karena penisku sudah dilahap oleh mulut Debbie yang  rakus. Aku merasakan betapa pandainya lidah Debbie menari di batang  kemaluanku. Sesekali aku melepas kulumanku di vagina Lucy, karena  merasakan kenikmatan permainan oral dari mulut Debbie. Lucy sudah mulai bocor pertahanannya dan berkata sambil mendesah, "Dandy.. Aku.. Aku.. Mau.. Kelu.. Arr.. Aahh," tangan Lucy yang tadinya  beroperasi dibuah dadanya sekarang menekan kepalaku dalam-dalam pada  selangkangannya, seolah memohon jangan dilepas isapan fantastis itu.  Untuk yang kedua kalinya wajahku belepotan oleh cairan wanita sebaya  yang keluar dari lubang surgawi mereka. Disaat aku sedang membasuh  wajahku yang penuh cairan, tiba-tiba Debbie menarik lenganku, hingga  badanku berdiri. "Dy, aku ingin style berdiri," ajak Debbie sambil menarik tanganku untuk mengikuti dia berdiri. Sambil bersandar di dinding, aku langsung mengarahkan adik kecilku dari  bawah. Sehingga posisi berdiri tersebut sempurna sekali, dan itupun  ditambah posisi Debbie yang masih belum melepas sepatu hak tingginya.  Karena dengan demikian posisi Debbie lebih tinggi dari posisi aku  berdiri. "Bless" suara adik kecilku menembus belahan kecil diselangkangan Debbie "Dy, enakk bangett.. Punyamu " erangan Debbie. Gerakan maju mundurku semakin mentok di pangkal vagina Debbie, hal itu disebabkan karena pantat Debbie ditahan oleh dinding. "Crekk.. Crekk.. Sslleepp" suara penisku menghujam keluar masuk dalam  lubang vagina Debbie. Buatku, Debbie termasuk orang yang bisa megimbangi  permainan sex. Buktinya dengan posisi sulit seperti itu, dia juga  sedikit mendoyongkan tubuhnya ke dinding sehingga batang penisku  benar-benar masuk semua. Keadaan ini berlangsung sampai akhirnya di menit ke 45, Debbie berteriak "Dyy.. Ampun.. Aku.. Mau.. Kelu.. Ar lagi.. Gila" rintih Debbie. Tubuh Debbie mendekapku erat-erat seolah tidak mau lepas dari batang  penisku yang masih menancap lubang surgawinya. Dan sedetik kemudian  tubuh Debbie merosot ke bawah dengan lunglai. Aku berjalan menghampiri Lucy yang sedang menyandarkan tangannya untuk  melihat keluar jendela. Kesempatan itu tidak aku sia-siakan, sambil  memeluk dia dari belakang, penisku yang masih kencang menerobos liang  vagina Lucy sehingga membuat dia terpekik. "Aaowww.. Dy kamu nakal deh, aku masih capek.. Uuughh" aku tidak mempedulikan erangannya.
  Seraya meremas buah dadanya yang kencang dari belakang, pinggulku mulai  bergerak maju mundur. Posisi seperti ini benar-benar membuat aku  melayang, lubang Lucy yang sedikit sempit dan seret dibanding punya  Debbie. Dan hal itu membuat aku lebih bernafsu untuk menyetubuhinya. Itu wajar karena Lucy belum punya anak walaupun sudah menikah beberapa tahun. Selang beberapa menit, "Dyy.. Aku nggak tahann.. Gila banget punya kamu  terasa masuk sampai ulu hatiku.. Aaugghh," rintih Lucy panjang, sambil  tetap menggoyang pinggulnya. Dengan posisi setengah nungging dengan  berdiri, memudahkan aku untuk memasukan penisku secara maksimal. "Ughh.. Mbak.. Asyik banget punya Mbak" desah kenikmatanku untuk memuji kedua wanita itu sering keluar dalam mulutku. "Dy.. Ampunn.. Aku.. Akkhh" Lucy merintih panjang. Lucy merapatkan pahanya sehingga penisku terasa tersedot ke dalam semua.  Gila, terasa copot penisku dibuatnya. Karena hebatnya permainan itu  hingga tak terasa dinginnya AC yang ada dalam kamar itu. Aku coba  mengambil segelas air es di kulkas, Debbie yang tadi terkulai menarik  tanganku. Lalu, pertempuran kembali terulang.... lagi.... dan lagi.....
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Ditidurin temen papa..               Apr 12th 2013, 16:54                                                Ini adalah pengalamanku waktu aku masih duduk di bangku SMU. Aku  termasuk salah satu bunga sekolah di sekolahku n berprestasi di bidang  seni. Rumahku sering didatangin tamu-tamu papaku, baik partner bisnis,  karyawan atau temen.
  Temen papa yg bernama Om Wawan sering datang ke rumah aku di sore hari,  hanya sekedar ngobrol dan minum teh ama papa di kebun belakang rumahku.  Konon, Om Wawan mempunyai sixth sense, bisa melihat dan melamar nasib,  dan bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk2 halus. Kadang-kadang  dia bawa anaknya atau istrinya juga, dan aku suka ikut nimbrung dgn  mereka, topik apa aja mereka juga bahas. Om Wawan yg berkacamata tebal  sudah lumayan tua, sekitar umur 65 thn, dan badannya agak gemuk dgn  perut yg buncit dan napas yg bau. Tipe-tipe badan orang tua yang tidak  fit lagi. Keriput di muka dan tangannya sudah terlihat jelas.
  Om Wawan suka ngelirik aku, curi-curi pandang mukaku lalu badanku. Aku  risih sekali apalagi yg ngelirik adalah temen papaku sendiri yg sudah  tua. Aku hanya suka membalas Om Wawan dgn senyuman, dan berkata ,"Om,  jgn lihatin Nini sampe gt dong, kan malu." Om Wawan suka tersenyum  mesum, "Habis Nini manis dan cakep sih, cowok yg mana gak suka liatin  Nini." Dan aku jadi tersipu malu.
  Suatu Sabtu sore hari, seperti biasanya, Om Wawan datang ke rumah aku  utk ngobrol ama papa, tp wkt itu papa dan mama sedang keluar, jadi aku  yg ngobrol ama Om Wawan. Tiba-tiba Om Wawan tanya aku, "Nini gak perawan  lagi ya?" Trus aku kaget dan diam aja, lalu Om Wawan bilang ,"Gak apa  apa kok, jujur aja, Om janji gak kasih tau papa mama deh." Aku diem aja  dan merasa takut kalau Om Wawan bisa membaca pikiran aku. "Om sudah tau  kok dari dulu, makhluk halus yg Om pelihara kasih tau ke Om, katanya  kamu sudah gak perawan. Sudah banyak yg tidurin kamu. Dan ada penyakit  di badan kamu."
  Aku jadi kaget ketakutan krn dikasih tau ada penyakit di dlm badanku,  "Penyakit apa Om? Parah gak? Bisa disembuhin gak?", tanyaku  bertubi-tubi. "Yah, mayan parah lah" Aku hanya diem membisu karena sudah  ketakutan. "Tp Nini gak usah takut, Om bisa sembuhin kok." Aku agak  lega ,"Oh ya? Gimana?" "Nini harus ikut instruksi Om tanpa bantah, bisa  gak?" "Ok, Nini akan ikut semua instruksi dari Om." "Nah, sekarang ambil  segelas air putih buat Om." Perasaanku bercampur antara takut dan  nervous, pergi ke dapur utk ambil segelas air.
  "Nih airnya Om" "Ok, Nini minum airnya dikit." Aku merasa aneh tapi  hanya turut aja disuruh minum lalu Om Wawan minum air yg baru aku minum.  "Ini Om lagi mencoba membersihkan penyakit di dalam tubuh kamu.  Sekarang julurkan lidah kamu. Om mau liat." Aku menjulurkan lidahku,  lalu Om Wawan menyedot dgn kuat lidahku. Ada sensasi aneh di dlm  tubuhku. Lalu Om Wawan memasukkan tangannya di dlm celana dalamku, aku  kaget! "Jangan takut, Nini. Om mau tau separah apa penyakit yg  dijangkitin Nini. Ada makhluk halus di dalam tubuh Nini yg suka  mengganggu kesehatan Nini." Aku ketakutan dikasih tau ada makhluk halus  di dalam tubuhku, jadi aku diem saja Om Wawan menyentuh vaginaku. Aku  merasa enak Om Wawan menyentuh vaginaku, dan aku merasa vaginaku dah  basah, Om Wawan mengeluarin tangannya dan menjilat jarinya yg basah,  "Nini dah basah ya?" Trus aku diem saja, lalu Om Wawan menaikin kausku,  dan mengeluarkan pentilku dari BH, lalu dia mengemut pentilku dgn kuat,  aku merasa enak dan tanpa sadar aku sudah mendesah keenakan. "Ke kamar  Nini yuk, biar Om lebih leluasa mengobati Nini." Aku nurut saja ama  kata2 Om Wawan.
  Begitu di kamarku, Om Wawan melepaskan celananya ,"Nini, kulumin ******  Om!" Aku enggan mengulumin kontolnya karena keliatan bau n kotor  kontolnya. "Katanya mau diobatin penyakitnya? Kulum ****** Om buat  ngusir makhluk halus di dlm tubuh Nini." Aku jadi nurut karena aku mau  diobatin. Aku mengulum ****** Om yg lagi lemas ketiduran, aku mengemut  ****** Om sampe mengeras dan Om Wawan mendesah keenakan ,"lbh cepat  kulumnya... ashh ahhh... ngemut2 ****** Om lbh keras dan lebih cepat."  Aku ikut instruksinya dan menahan napas dr bau ****** Om. Om mendesah  keenakan terus, lalu Om Wawan menyuruh aku telanjang, karena ini adalah  upacara utk mengusir makhluk halus. Om merebahkan aku di atas ranjang  lalu dia menciumin aku, dia melumat bibirku dengan ganas, menciumin  seluruh mukaku, melumat pentil aku kuat lalu menjilati vaginaku  ,"aashhhh... enak Om.... ah ahh ashh hmm... Om, aku ga tahan lagi Om,  ahhhh ashhhhhhhhhh.... masukin ****** Om dong...." Tapi Om Wawan sengaja  ga mo masukin kontolnya, dia masih bermain2 dgn vaginaku dgn lidah dan  jarinya... sampe aku memohon mohon, "Om, cepet dong... masukin ****** Om  ke dalam memekku, aku dah ga tahan lagi... ahh ahhhh... tolong Om...  cepet masukin"
  Lalu Om Wawan memasukin kontolnya di dalam vaginaku, "Oh... asiknya  Om... ah ahahhh ashhhh" Om Wawan mengenjot pelan pelan, "Om, ahh ahh....  cepet dong ngenjotnya... ahhh ashhh ahhhhahhhh... lbh kuat dong..."  "Wah, Nini binal sekali... Om baru tau..." Lalu dia mengenjot lbh cepat n  kuat sambil melumat bibirku dan memeras tetekku kuat kuat. "Om lbh kuat  meremas tetekku ahhhh ahhh"
  Kita ganti posisi ke doggy style dan aku on top.... Om Wawan sangat  lihai dlm permainan ini... dia membuat aku lupa diri dan merasa high  sekali... kita berdua meraung raung keenakan di dlm kamar... ahhh  aaaaaaaaaahhhhhsssssahhhhhhhhh ihhhhhhh assshhhhh uhhhhhhhhahhhhha.....
  "Nini, Om sudah mau keluar.... Om crut di dlm memek Nini yah" "Iya,  Om... boleh ahh ahhhh cepet, ahhh Nini juga udah mau keluar ahh ahhhh"  Om Wawan mengenjot lebih cepet dan kuat, ahhh ahhhh tiba2 tubuhnya  megenjang, tandanya dia sudah keluarin spermanya di dalam vaginaku...  lalu Om Wawan mengeluarin kontolnya dan meletakan di dalam mulutku, aku  mengulum kontolnya dgn asik dan Om Wawan mengerang dgn asik dan  bergetar-getar keenakan. Lalu kita berbaring sejenak sambil berciuman.
  "Besok-besok Om mau ngentotin Nini lagi utk bersihin tubuh Nini dari makhluk halus."
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Sex Party Bercinta Berempat               Apr 12th 2013, 16:53                                                Cerita ini berawal dari perkenalanku dengan seorang wanita karir, yang  entah bagaimana ceritanya wanita karir tersebut mengetahui nomor  kantorku.
  Siang itu disaat aku hendak makan siang tiba-tiba telepon lineku  berbunyi dan ternyata operator memberitau saya kalau ada telepon dari  seorag wanita yang engak mau menyebutkan namanya dan setelah kau angkat.
  "Hallo, selamat siang joko," suara wanita yang sangat manja terdengar.  "Helo juga, siapa ya ini?" tanyaku serius. "Namaku Karina," kata wanita  tersebut mengenalkan diri. "Maaf, Mbak Karina tahu nomor telepon kantor  saya dari mana?" tanyaku menyelidiki. "Oya, aku temannya Yanti dan dari  dia aku dapat nomor kamu," jelasnya. "Ooo... Yanti," kataku datar.
  Aku mengingat kisahku, sebelumnya yang berjudul empat lawan satu. Yanti  adalah seorang wanita karir yang juga 'mewarnai' kehidupan sex aku.
  "Gimana kabarnya Yanti dan dimana sekarang dia tinggal?" tanyaku. "Baik,  sekarang dia tinggal di Surabaya, dia titip salam kangen sama kamu,"  jelas Karina.
  Sekitar 10 menit, kami berdua mengobrol layaknya orang sudah kenal lama.  Suara Karina yang lembut dan manja, membuat aku menerka-nerka bagaimana  bentuk fisiknya dari wanita tersebut. Saat aku membayangkan bentuk  fisiknya, Karina membuyarkan lamunanku.
  "Hallo... Joko, kamu masih disitu?" tanya Karina. "Iya... Iya Mbak... "  kataku gugup. "Hayo mikirin siapa, lagi mikirin Yanti yaa?" tanyanya  menggodaku. "Nggak kok, malahan mikirin Mbak Karina tuh," celetukku.  "Masa sih... Aku jadi GR deh" dengan nada yang sangat menggoda. "Joko,  boleh nggak aku bertemu dengan kamu?" tanya Karina. "Boleh aja Mbak...  Bahkan aku senang bisa bertemu dengan kamu," jawabanku semangat "Oke  deh, kita ketemuan dimana nih?" tanyanya semangat. "Terserah Mbak deh,  Joko sih ngikut aja?" jawabku pasrah. "Oke deh, nanti sore aku tunggu  kamu di Mc. Donald plasa senayan," katanya. "Oke, sampai nanti joko...  Aku tunggu kamu jam 18.30," sambil berkata demikian, aku pun langsung  menutup teleponku.
  Aku segera meluncur ke kantin untuk makan siang yang sempat tertunda  itu. Sambil membayangkan kembali gimana wajah wanita yang barusan saja  menelpon aku. Setelah aku selesai makan aku pun langsung segera balik ke  kantor untuk melakukan aktivitas selanjutnya.
  Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, tiba saatnya aku  pulang kantor dan aku segera meluncur ke plasa senayan. Sebelumnya  prepare dikantor, aku mandi dan membersihkan diri setelah seharian aku  bekerja. Untuk perlengkapan mandi, aku sengaja membelinya dikantin  karena aku nggak mau ketemu wanita dengan tanpak kotor dan bau badan,  kan aku menjadi nggak pede dengan hal seperti itu.
  Tiba di Plasa Senayan, aku segera memarkirkan mobil kijangku dilantai  dasar. Jam menunjukkan pukul 18.15. Aku segera menuju ke MC. Donald  seperti yang dikatakan Karina. Aku segera mengambil tempat duduk disisi  pagar jalan, sehingga aku bisa melihat orang lalu lalang diarea  pertokaan tersebut.
  Saat mataku melihat situasi sekelilingku, bola mataku berhenti pada  seorang wanita setengan baya yang duduk sendirian. Menurut perkiraanku,  wanita ini berumur sekitar 32 tahun. Wajahnya yang lumayan putih dan  juga cantik, membuat aku tertegun, nataku yang nakal, berusaha  menjelajahi pemadangan yang indah dipandang yang sangat menggiurkan apa  lagi abgian depan yang sangat menonjol itu. Kakinya yang jenjang,  ditambah dengan belahan pahanya yang putih dan juga montok dibalik rok  mininya, membuat aku semakin gemas. Dalam hatiku, wah betapa bahagianya  diriku bila yang aku lihat itu adalah orang yang menghubungiku tadi  siang dan aku lebih bahagia lagi bila dapat merasakan tubuhnya yang  indah itu.
  Tiba-tiba wanita itu berdiri dan menghampiri tempat dudukku. Dadaku  berdetuk kencang ketika dia benar-benar mengambil tempat duduk semeja  dengan aku.
  "Maaf apakah kamu Joko?" tanyanya sambil menatapku. "Iy... Iyaa... Kamu  pasti Karina," tanyaku balik sambil berdiri dan mengulurkan tanganku.
  Jarinya yang lentik menyetuh tanganku untuk bersalaman dan darahku  terasa mendesr ketika tangannya yang lembut dan juga halus meremas  tangaku dengan penuh perasaan.
  "Silahkan duduk Karina," kataku sambil menarik satu kursi di depanku.  "Terima kasih," kata Karina sambil tersenyum. "Dari tadi kamu duduk  disitu kok nggak langsung kesini aja sih?" tanyaku. "Aku tadi sempat  ragu-ragu, apakah kamu memang Joko," jelasnya. "Aku juga tadi berpikir,  apakah wanita yang cantik itu adalah kamu?" kataku sambil tersenyum.
  Kami bercerita panjang lebar tentang apapun yang bisa diceritakan,  kadang-kadang kami berdua saling bercanda, saling menggoda dan sesekali  bicara yang 'menyerempet' ke arah sex. Lesung pipinya yang dalam,  menambah cantik saja wajahnya yang semakin matang.
  Dari pembicaraan tersebut, terungkaplah kalau Karina adalah seorang  wanita yang sedang bertugas di Jakarta. Karina adalah seorang pengusaha  dan kebetulan selama 4 hari dinas di Jakarta.
  "Karin, kamu kenal Yanti dimana?" tanyaku.
  Yanti adalah teman chattingku di YM, aku dan Yanti sering online  bersama. Dan kami terbuka satu sama lain dalam hal apapun. Begitu juga  kisah rumah tangga, bahkan masalah sex sekalipun. Mulutnya yang mungil  menjelaskan dengan penuh semangat.
  "Emangnya Yanti menikah kapan? Aku kok nggak pernah diberitahu sih,"  tanyaku penuh penasaran. "Dia menikah dua minggu yang lalu dan aku nggak  tahu kenapa dia nggak mau memberi tahu kamu sebelumnya," Jawabnya penuh  pengertian. "Ooo, begitu... " kataku sambil manggut-manggut. "Ini  adalah hari pertamaku di Jakarta dan aku berencana menginap 4 hari,  sampai urusan kantorku selesai," jelasnya tanpa aku tanya. "Sebenarnya  tadi Yanti juga mau dateng tapi berhubung ada acara keluarga jadi  kemungkinan dia akan datang besok harinya dia bisa dateng," jelasnya  kembali. "Memangnya Mbak Karina menginap dimana nih?" tanyaku penasaran.  "Kebetulan sama kantor sudah dipesankan kamar buat aku di hotel H...  "jelasnya. "Mmm, emangnya Mbak sama siapa sih?" tanyaku menyelidik. "Ya  sendirilah, Joko... Makanya saat itu aku tanya Yanti," katanya "Tanya  apa?" tanyaku mengejar. "Apakah punya teman yang bisa menemaniku selama  aku di Jakarta," katanya. "Dan dari situlah aku tahu nomor telepon  kamu," lanjutnya.
  Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 10.25 wib, dan aku lihat  sekelilingku pertokoan mulai sepi karena memang sudah mulai larut malam.  Dan toko pun sudah mulai tutup.
  "Jok... Kamu mau anter aku balik ke hotel nggak?" tanyanya. "Boleh, masa  iya sih aku tega sih biarin kamu balik ke hotel sendirian," kataku.
  Setelah obrolan singkat, kami segera menuju parkiran mobil dan segera  meluncur ke hotel H... Yang tidak jauh dari pusat pertokoan Plasa  Senayan. Aku dan Karina bergegas menuju lift untuk naik ke lantai 5, dan  sesampainya di depan kamarnya, Karina menawarkan aku untuk masuk  sejenak. Bau parfum yang mengundang syaraf kelaki-lakianku serasa  berontak ketika berjalan dibelakangnya.
  Dan ketika aku hendak masuk ternyata ada dua orang wanita yang sedang  asyik ngegosip dan mereka pun tersenyum setelah aku masuk kekamarnya.  Dalam batinku, aku tenyata dibohongi ternyata dia nggak sendiri. Karina  pun memperkenalkan teman-temannya yang cantik dan juga sex yang berbadan  tinggi dan juga mempunyai payudara yang besar dia adalah Miranda(36b)  sedangkan yang mempunyai badan yang teramat sexy ini dan juga  berpayudara yang sama besarnya bernama Dahlia(36b). Dan mereka pun  mempersilahkan aku duduk.
  Tanpa dikomando lagi mereka pun perlahan-lahan memulai membuka pakaian  mereka satu persatu, aku hanya bisa melotot saja tak berkedip sekali  pun, tak terasa adik kecilku pun segera bangun dari tidurnya dan segera  bangun dan langsung mengeras seketika itu juga. Setelah mereka telanjang  bulat terlihatlah pemandangan yang sangat indah sekali dengan payudara  yang besar, Karina pun langsung menciumku dengan ganasnya aku sampai  nggak bisa bernafas karena serangan yang sangat mendadak itu dan aku  mencoba menghentikannya.
  Setelah itu dia pun memohon kepadaku agar aku memberikan kenikmatan yang  pernah aku berikan sama Yanti dan kawan-kawan. Setelah itu Karina pun  langsung menciumku dengan garangnya dan aku pun nggak mau tinggal diam  aku pun langsung membalas ciumannya dengan garang pula, lidah kamipun  beraduan, aku mulai menghisap lidahnya biar dalam dan juga sebaliknya.  Sedangkan Miranda mengulum penisku ke dalam mulutnya, mengocok  dimulutnya yang membuat sensasi yang tidak bisa aku ungkapkan tanpa  sadar aku pun mendesah.
  "Aaahh enak Mir, terus Mir hisap terus, aahh... "
  Sedangkan Dahlia menghisap buah zakarku dengan lembutnya membuat aku  semakin nggak tertahankan untuk mengakhiri saja permaianan itu. Aku pun  mulai menjilati vagina Karina dengan lembut dan perlahan-lahan biar dia  bisa merasakan permaianan yang aku buat. Karina pun menjerit keras  sambil berdesis bertanda dia menikmati permainanku itu.
  Mirandapun nggak mau kalah dia menghisap payudaranya Karina sedangkan  Dahlia mencium bibir Karina agar tidak berteriak ataupun mendesis.  Setelah beberapa lama aku menjilati vaginanya terasa badannya mulai  menegang dan dia pun mendesah. "Jok... Akuu mauu keeluuarr."
  Nggak beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak itu akupun  langsung menghisapnya sampai bersih tanpa tersisa. Setelah itu aku pun  langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Karina, perlahan-lahan aku  masukkan penisku dan sekali hentakan langsung masuk semua ke dalam  vaginanya yang sudah basah itu. Aku pun langsung menggenjotnya dengan  sangat perlahan-lahan sambil menikamati sodokan demi sodokan yang aku  lakukan dan Karina pun mulai mendesah nggak karuan.
  "Aaahh enak Jok, terus Jok, enak Jok, lebih dalam Jok aahh, sstt... "
  Membuat aku bertambah nafsu, goyanganku pun semakin aku percepat dan dia mulai berkicau lagi.
  "Aaahh enak Jok, penis kamu enak banget Jok, aahh... "
  Setelah beberapa lama aku mengocok, diapun mulai mengejang yang kedua  kalinya akupun semakin mempercepat kocokanku dan tak beberapa lama aku  mengocoknya keluarlah cairan dengan sangat derasnya dan terasa sekali  mengalir disekitar penisku. Akupun segera mencabut penisku yang masih  tegang itu. Miranda segera mengulum penisku yang masih banyak mengalir  cairan Karina yang menempel pada penisku, sedangkan Dahlia menghisap  vaginanya Karina yang masih keluar dalam vaginanya dengan penuh  nafsunya.
  Miranda pun mulai mengambil posisi, dia diatas sedangkan aku dibawah.  Dituntunnya penisku untuk memasuki vaginanya Miranda dan serentak  langsung masuk. Bless... Terasa sekali kehangatan didalam vaginanya  Miranda. Dia pun mulai menaik turunkan pantatnya dan disaat seperti  itulah dia mulai mempercepat goyangannya yang membuat aku semakin nggak  karuan menahan sensasi yang diberikan oleh Miranda.
  Dahlia pun mulai menghisap payudara Miranda penuh gairah, sedangkan  Karina mencium bibir Miranda dengan garangnya, Miranda mempercepat  goyangannya yang membuat aku mendesah.
  "Aaahh enak Mir... Terus Mir... Goyang terus Mir... Lebih dalam lagi Mir... Aaahh sstt"
  Dan selang beberapa menit aku merasakan penisku mulai berdenyut,
  "Mir... Aku... ingiin keeluuaarr"
  Seketika itu juga muncratlah air maniku didalam vaginanya, entah berapa  kali munceratnya aku nggak tahu karena terlalu nikmatnya dan diapun  masih mengoyang semakin cepat. Seketika itu juga tubuhnya mulai menegang  dan terasa sekali vaginanya berdenyut dan selang beberapa lama  keluarlah cairan yang sangat banyak sekali, aku pun langsung  mengeluarkan penisku yang sudah basah kuyup ditimpa cairan cinta. Mereka  pun berebutan menjilati sisa-sia cairan yang masih ada dipenisku,  Dahlia pun langsung menjilati vaginanya Miranda yang masih mengalir  cairan yang masih menetes di vaginanya. Akupun melihat mereka seperti  kelaparan yang sedang berebutan makanan, setelah selang beberapa lama  aku mulai memeluk Dahlia dan aku pun mulai mencium bibirnya dan mulai  turun ke lehernya yang jenjang menjadi sasaranku yang mulai menari-nari  diatasnya.
  "Ooohh... Joko... Geelli... " desah Dahlia.
  Serangan bibirku semakin menjadi-jadi dilehernya, sehingga dia hanya bisa merem melek mengikuti jilatan lidahku.
  Miranda dan Karina mereka asyik berciuman dan saling menjilat payudara  mereka. Setelah aku puas dilehernya, aku mulai menurunkan tubuhnya  sehingga bibirku sekarang berhadapan dengan 2 buah bukit kembarnya yang  masih ketat dan kencang. Aku pun mulai menjilati dan sekali-kali aku  gigit puntingnya dengan gigitan kecil yang membuat dia tambah terangsang  lagi dan dia medesah.
  "Aaahh enak sekali Jok... Terus Jok hisap terus Jok enak Jok aahh sstt... "
  Dahlia pun membalasnya dengan mencium bibirku dengan nafsunya dan  setelah itu turun ke pusar dan setelah itu dia mulai mengulum, mengocok,  menjilat penisku didalam mulutnya. Setelah dia puas aku kembali  menyerangnya langsung ke arah lubang vaginanya yang memerah dan  disekelilingi rambut-rambut yang begitu lebat. Aroma wangi dari lubang  kewanitaannya, membuat tubuhku berdesis hebat. Tanpa menunggu lama lagi,  lidahku langsung aku julurkan kepermukaan bibir vagina.
  Tanganku bereaksi untuk menyibak rambut yang tumbuh disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati vaginanya.
  "Ssstt... Jok... Nikmat sekali... Ughh," rintihnya.
  Tubuhnya menggelinjang, sesekali diangkat menghindari jilatan lidahku  diujung clitorisnya. Gerak tubuh Dahlia yang terkadang berputar-putar  dan naik turun, membuat lidahku semakin menghujam lebih dalam ke lubang  vaginanya.
  "Joko... Gila banget lidah kamu... " rintihnya "Terus... Sayang... Jangan lepaskan... " pintanya.
  Paha Dahlia dibuka lebar sekali sehingga memudahkan lidahku untuk  menjilatnya. Dahlia menggigit bibir bawahnya seakan menahan rasa nikmat  yang bergejola dihatinya.
  "Oohh... Joko, aku nggak tahan... Ugh... " rintihnya. "Joko cepet masukan penis kamu aku sudah nggak tahan nih," pintanya.
  Perlahan aku angkat kaki kanannya dan aku baringkan ranjang yang empuk  itu. Batang kemaluanku sudah mulai mencari lubang kewanitaannya dan  sekali hentak.
  "Bleest... " kepala penisku menggoyang vaginanya Dahlia. "Aowww... Gila besar sekali Jok... Punya kamu," Dahlia merintih.
  Gerakan maju mundur pinggulku membuat tubuh Dahlia mengelinjang hebat  danm sesekali memutar pinggulnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang  luar biasa dibatang kemaluanku.
  "Joko... Jangan berhenti sayang... Oogghh," pinta Dahlia.
  Dahlia terus menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri seirama dengan  penisku yang menghujam dalam pada lubang kewanitaannya. Sesekali Dahlia  membantu pinggulnya untuk berputar-putar.
  "Joko... Kamu... Memang... Jagoo... Ooohh," kepalannya bergerak ke kiri dan ke kanan seperti orang triping.
  Beberapa saat kemudian Dahlia seperti orang kesurupan dan ingin memacu  birahinya sekencang mungkin. Aku berusaha mempermainkan birahinya,  disaat Dahlia semakin liar. Tempo yang semula tinggi dengan spontan aku  kurangi sampai seperti gerakan lambat, sehingga centi demi centi batang  kemaluanku terasa sekali mengoyang dinding vagina Dahlia.
  "Joko... Terus... Sayang... Jangan berhenti... " Dahlia meminta.
  Permainanku benar-benar memancing birahi Dahlia untuk mencapai kepuasan  birahinya. Sesaat kemudian, Dahlia benar-benar tidak bisa mengontrol  birahinya. Tubuhnya bergerak hebat.
  "Joko... Aakuu... Kelluuaarr... Aaakkhh... Goyang sayang," rintih Dahlia.
  Gerakan penisku kubuat patah-patah, sehingga membuat birahi Dahlia semakin tak terkendali.
  "Jok... Ooo... Aaammpuunn," rintihnya panjang.
  Bersamaan dengan rintihan tersebut, aku menekan penisku dengan dalam  hingga mentok dilangit-langit vagina Dahlia. Aku merasakan semburan  cairan membasahi seluruh penisku.
  Dahlia yang sudah mendapat kedua orgasmenya, sedangkan aku masih  berusaha untuk mencari kepuasan birahiku. Posisi Dahlia, sekarang  menungging. Penisku yang masih tertancap pada lubang vaginanya langsung  aku hujamkan kembali ke lubang vaginanya Dahlia.
  "Ooohh... Joko... Kamu... Memang... Ahli... " katanya sambil merintih.
  Kedua tanganku mencengkeram pinggul Dahlia dan menekan tubuhnya supaya penisku bisa lebih menusuk ke dalam lubang vaginanya.
  "Dahlia... Vagina kamu memang enak banget," pujiku. "Kamu suka minum jamu yaa kok seret?" tanyaku.
  Dahlia hanya tersenyum dan kembali memejamkan matanya menikmati tusukan  penisku yang tiada hentinya. Batang kemaluanku terasa dipijiti oleh  vagina Dahlia dan hal tersebut menimbulkan kenikmatan yang luar biasa.  Permainan sexku diterima Dahlia karena ternyata wanita tersebut bisa  mengimbangi permainan aku.
  Sampai akhirnya aku tidak bisa menahan kenikmatan yang mulai tadi sudah mengoyak birahiku.
  "Dahlia... Aku mau... Keluar... "kataku mendesah. "Aku juga sayang...  Ooohh... Nikmat terus... Terus... " Dahlia merintih. "Joko... Keluarin  didalam... Aku ingin rasakan **an... Kamu... " pintanya. "Iya sudah...  Ooogh... Aaakhh... " rintihku.
  Gerekan maju mundur dibelakang tubuh Dahlia semakin kencang, semakin  cepat dan semakin liar. Kami berdua berusaha mencapai puncak  bersama-sama.
  "Joko... Aku... Aku... Ngaak kkuuaatt... Aaakhh" rintih Dahlia. "Aku  juga sudah... Ooogh... Dahh," aku merintih. "Crut... Crut... Crut... "  spermaku muncrat membanjiri vaginanya Dahlia.
  Karena begitu banyak spermaku yang keluar, beberapa tetes sampai keluar  dicelah vagina Dahlia. Setelah beberapa saat kemudian Dahlia membalikkan  tubuhnya dan berhadapan dengan tubuhku.
  "Joko, ternyata Yanti benar, kamu jago banget dalam urusan sex. Kamu  memang luar biasa" kata Dahlia merintih. "Biasa aja kok Mbak, aku hanya  melakukan sepenuh hatiku saja," kataku merendah. "Kamu luar biasa... "  Dahlia tidak meneruskan kata-katanya karena bibirnya yang mungil kembali  menyerang bibirku yang masih termangu.
  Segera aku palingkan wajahku ke arah Karina dan Miranda, ternyata mereka  sudah tertidur pulas mungkin karena sudah terlalu lelah, dan akupun tak  kuasa menahan lelah dan akhirnya akupun tertidur pulas. Dan setelah 4  jam aku tertidur aku pun terbangun karena ada sesuatu yang sedang  mengulum batang kemaluanku dan ternyata Miranda sudah bangun dan aku pun  menikmatinya sambil menggigit bibir bawahku. Dan kuraih tubuhnya dan  kucium bibirnya penuh dengan gairah dan akhirnya kami pun mengulang  kembali sampai besok harinya. Dengan terpaksa aku menginap karena  pertarunganku dengan mereka semakin seru aja.
  Ketika pagi telah tiba akupun langsung ke kamar mandi di ikuti oleh  mereka dan akupun mandi bareng dan permainan dimulai kembali  didetik-detik ronde terakhir. Tanpa terasa kami berempat sudah naik  didalam bathup, kami mandi bersama. Guyuran air dipancurkan shower  membuat tubuh mereka yang molek bersinar diterpa cahaya lampu yang  dipancarkan ke seluruh ruangan tersebut. Dengan halus, mereka menuangkan  sabun cair dari perlengkapan bag shop punya mereka. Aku mengosok  keseluruh tubuh mereka satu persatu, sesekali jariku yang nakal memilih  punting mereka.
  "Ughh... Joko... " mereka merintih dan bergerak saat aku permainkan puntignya yang memerah.
  Sebelum aku meinggalkan mereka, kami berempat berburu kenikmatan. Dan  entah sudah berapa kali mereka yang sedang membutuhkan kehangatan  mendapatkan orgasme. Kami memburu kenikmatan berkali-kali, kami berempat  memburu birahinya yang tidak kenyang.
  Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 08.00 wib, dimana aku harus  berangkat kerja dan pada jam seperti ini jalanan macet akupun  mempercepat jalannya agar tidak terkena macet yang berkepanjangan. Aku  meninggalkan Hotel H... Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang sudah  ditinggalkan oleh permainan tadi.       
 
 
 
 
 
   Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita sex - sepupuku paling seksi sedunia               Apr 12th 2013, 16:52                                                Kenalkan namaku Ray. Cerita ini adalah pengalaman yang kualami saat  duduk di bangku SMP, saat itu usiaku 13 tahun. Cerita ini kutulis karena  tantangan para tokoh yang terlibat dalam cerita ini. Semua nama di  cerita ini telah disamarkan.
  Sejak aku masuk SMP, mama ku mendapatkan promosi di kantornya, sehingga  dia terpilih menjadi kepala cabang di salah satu bank swasta di Bandung.  Sedangkan papaku menjalankan perusahaan nya yang bergerak dalam  industri perabotan plastik rumah tangga. Pekerjaan yang ditekuni kedua  orang tuaku memberikan dampak pada lingkungan sosialku. Gaya hidup kaum  elit biasa kualami, gosip-gosip skandal seks pun sudah sering aku dengar  dari aku masi kecil. Tapi saat itu aku belum mengerti hal-hal yang  berbau seks.
  Menjadi murid SMP tidaklah sulit, hanya saja kini kedua orang tuaku  sudah jarang di rumah. Aku bersekolah di sekolah swasta di kota Bandung,  sekolah itu dekat dengan rumahku kurang lebih 20 menit, hanya saja  kalau pulang, lalu lintas ke arah rumah ku macet total. B*C dan *P  adalah titik macetnya.  Setiap sampai di rumah aku berganti pakaian, lalu jalan ke *P untuk  makan siang. Begitu lah hari-hari yang kulalui. Setelah berjalan  beberapa bulan, gaya hidup yang tidak sehat ini telah memberikan hadiah  kepadaku berupa sakit thypus. Tidak tanggung-tanggung 2 minggu lamanya  aku terbaring di RS Borome*s. 
  Selama aku sakit, yang mengurus dan menjagaku adalah kakak papaku,sebut  saja dia Tante Agnes. Si cantik berusia 51 ini mempunyai 3 anak  perempuan, Janice 25 thn, Joanne 20thn, dan si bungsu Jessica 16 tahun.  Keluarga kami adalah keterunan Manado – Belanda, sehingga kami  dikaruniai fisik yang diatas standar (hehehe, gw emang ganteng).  Ditambah suami Tante Agnes yang berkewarganegaraan Filipina menambahkan  nilai eksotis pada ke tiga sepupuku.
  Tidak lama setelah aku keluar rumah sakit, kedua orang tuaku beserta om  dan tanteku bertemu untuk merundingkan tentang masalah kesehatan ku.  Hasil dari pertemuan itu yaitu setiap pulang sekolah aku akan pulang ke  rumah tante ku, baru nanti aku dijemput mamaku sepulang kerja. Hal ini  aku setujui karena aku senang bermain bersama sepupu-sepupuku. Soalnya  kalau di rumah aku sendirian, bermain PS2 ditemani pembantu merupakan  hal yang membosankan bagiku.
  Beberapa bulan aku numpang makan di rumah tanteku, merubah banyak aspek  baik dalam kehidupanku maupun kehidupan mereka. Kamar tamu di rumah  mereka, kini salah satunya disulap menjadi kamarku, bahkan terkadang aku  menginap di rumah mereka. Mereka tinggal di daerah elit sekitar Univ.  Maranath*. Mereka keluarga yang kaya tidak kalah kaya dengan kedua orang  tuaku. Kolam renang di rumahnya sering aku pakai, karena itu merupakan  saat-saat bahagiaku memandangi sepupuku berenang mengenakan pakaian  renang seksi. Kejadian itu terus berulang sampe aku mulai mengenal  masturbasi, setiap aku berenang bareng, lalu aku bermasturbasi di kamar  mandi. Kebiasaan itu berlangsung cukup lama, sehingga mengakibatkan  kejadian yang tak terduga namun membahagiakan.
  Sore itu selesai berenang, aku mengeringkan badanku, lalu bergegas lari  ke kamarku, menanggalkan pakaian renangku dan masuk ke kamar mandi. Kali  ini aku ceroboh karena lupa mengunci pintu kamarku. Saat asyik  bermasturbasi, tanpa sadar Jessica masuk dan tiduran di kamarku, lama  kelamaan mungkin karena suara ku terlalu hot di kamar mandi, dia  penasaran dan membuka pintu kamar mandi yang tidak aku kunci (kamar  mandi dalam kamar tidur ya ngapain di kunci pikirku, kan pintu kamernya  juga biasa dikunci). 
  Jreeeeeng aku lagi asik di bath tub sambil ngocok, tiba-tiba kaget  denger suara "Lagi ngapain Ray itu titit disabunin terus-terusan? Enak  ya?" Tanya Jessica kepadaku.  Jantung ku serasa jatuh ke ujung kaki. Sambil telanjang aku langsung  berdiri dan memohon-mohon kepada Jessica supaya merahasiakan hal ini  kepada kedua orang tuaku, juga kepada om tanteku. "sudah-sudah, kamu mending cepet selesain mandi, baru ngomong lagi, itu  tititnya kasian tuh kedinginan." Sambil cekikikan dia berjalan ke  kasurku. Aku lalu melanjutkan mandiku sambil memikirkan beribu alasan yang akan  aku katakan kepada kak Jessica. Selesai mandi, aku langsung rebahan di  sebelah Jessica sambil memohon supaya dia mau jaga rahasia. "wajar lah kamu kan cowok, kaka juga tau umur sekamu ya lagi  tinggi-tingginya, lagian kakak juga suka ngobrol sama ka Jo (panggilan  Joanne), ka Jen (panggilan Janice) kalo lagi renang kan kamu ngaceng  liatin nenen kita-kita kan?" Kaget rasanya denger kata-kata itu dari mulut ka Jes. "nggak kok ka..." jawabku yang tertunduk malu. "ya udah kaka ga akan bilang ke sapa-sapa, tapi lain kali jangan lupa  kunci pintu kamarnya ya." Sambil tersenyum dia mengelus kepalaku.
  Setelah kejadian itu, kedekatanku dengan ka Jess kian erat. Kini aku  mulai sering curhat ke dia. Kadang-kadang kalau aku tidak dijemput orang  tuaku, aku tidur bareng ka Jess. Hingga suatu malam ka Jess ngobrol  denganku masalah pacar. "ray, lu udah ada cw?" "belum ka, temen gua jelek-jelek hahaha." Jawabku dengan santai "emang nya lu mau kaya apa cwnya? Lu kan muka cakep, tinggi aja uda se gua." Sambil berdiri di samping ku. "ya kelamaan tinggal sama cw-cw cantik ka, jadinya liat cw lain jelek semua" jawabku sambil bercanda. "pantesan lu tiap hari ngocok mulu. Cari pacar sana biar ada penyaluran  kan kasian itu tititnya ditipuin terus." Sambil menunjuk kearah  kemaluanku "ah kaka edan ngomongnya, masa pacar buat penyaluran." "ya kamu yang edan, masa sepupu sendiri buat bahan ngocok" sambil ketawa-ketawa akhirnya kita rebahan di kasurnya. "kaka sendiri napa putus sama david?" tanyaku. "Abis dia maksa mau ml sama kaka terus, kalo oral sih ga masalah kaka  sih, tapi kalo ml tar hamil gimana? Mending keluarganya beres, lah itu  papa mamanya aja suka ngobat. Serem kaka sih lama-lama jalan sama dia,  mending putus aja." Denger kata ml dan oral langsung membuat jantung ku berdetak kencang. "emangnya kaka pernah nyepongin david?" tanyaku penasaran "ya pernah lah, namanya juga pacaran. Kamu sih makanya kerjaan di  sekolah diem aja di kelas, main coba sama temen-temen, jangan belajar  terus." "kalo ka david suka oral kaka juga?" "heeh" ka jess mengangguk kepadaku. Tanpa disadari kemaluanku sudah  berdiri tegak dibalik celana kolor (soalnya dari kecil ga pernah tidur  pake celana dalam sob). "tuh uda ngaceng lg" sambil menunjuk ke  celanaku. Aku langsung meluk guling karena malu. Sambil ketawa ka jess duduk lalu  memegang pinggangku. "sini-sini liat" aku masi menepis tangan ka jess  yang mau merebut gulingku. Upaya dia tidak membuahkan hasil, sampai  akhirnya dia menyerah. "uuuuuu dasar pelit, padahal kalo mau kasi liat  tar boleh minta dikocokin sama kaka." Bagaikan disambar petir, aku merasa seperti seorang petinju yang di ko  lawan. Jreg jreg nong! "hah yang bener ka, ih kaka kalo ngomong suka  ngaco aja dasar." Penasaran juga bener ga tadi ngomong gitu. "ya udah kalo ga mau sih" dia mulai tiduran lagi "ya mau kalo dikocokin sih" jawabku perlahan. Eh si ka jess langsung membalikkan badan sambil nyengir, lalu duduk. "sok mana liat ray." Aku lalu melepaskan gulingku. "ya dibuka celananya tolol, ngapain juga liat lu masi pake celana." "wah ga mau kalo lepas celana sih." Jawabku mulai ga nyaman "nah kan kamu tuh **** ya, mau ngocokinnya gimana kalo kamu pake celana?" mulai kesal ka jess Iya juga ya pikirku. "dikit aja ya bukanya" aku kemudian menurunkan celanaku sedikit. Tiba-tiba ka Jess langsung narik celana ku ke bawah sambil ketawa.  "hahaha dasar ****, sapa juga yang mau kocokin kamu, lagian langsung  lemes juga itu tititnya." Mendengar ejekan ka jess aku memakai kembali celanaku sambil berjalan  keluar kamarnya, menuju kamarku. Tapi ka jess mengejarku di belakang,  dia lalu mengikutiku masuk ke kamar. "heh gitu aja marah sih, kan kaka cuma bercanda, sini katanya mau dikocokin." "ga usah ka, kaka kalo bercanda keterlaluan, mulai besok ray langsung pulang ke rumah aja, ga mau ke sini lagi. "tuh kan, kaka kan cuma bercanda, sini-sini kaka kocokin." Dia sambil  mendekati tubuhku yang meringkuk memeluk guling. Lalu perlahan-lahan  tangannya mulai memegang kemaluanku dari luar celana. "ayo duduk dong,  katanya mau dikocokin" Aku masih tiduran "ga usah palingan nanti ngejekin lagi." Tiba-tiba ka jess berdiri, berjalan ke arah pintu kamar, lalu  menguncinya. Kemudian dia berjalan kembali ke wajahku. "iya maaf ray,  sini kamunya duduk dulu." Bagai sapi dicocok hidungnya, aku menurut saja. Aku kemudian berdiri,  melepaskan celana kolorku, lalu duduk disamping kasur, sedangkan ka jess  berlutut persis didepanku sambilmelihat ke arah kemaluanku yang sudah  lemas. Tangannya lalu mulai mengelus-elus pahaku, lalu mulai meraba-raba  kemaluanku. Ga perlu waktu lama untuk melihat si kecil kembali berdiri  tegak. Ka jess lalu mulai mengocok kemaluanku perlahan, tindakan dia  kemudian mengejutkan ku saat mencium kepala kemaluanku. "ka katanya kocokin aja... kok diciumin juga?" tanya ku sambil ketakutan bercampur tegang. "ini bonus dari kaka, biar kamu mau maafin kaka." Kemudian dia mulan  menjilat-jilat ujung kemaluanku, sambil sesekali memasukkannya kemulut.  Kocokannya mulai dipercepat, hisapannya pun mulai liar. "kak... oh... enak pisan kak...." aku mulai meracau ga karuan, tapi ka jess tidak menjawab apa-apa. Sambil terus menikmati hisapannya, lalu ka jess menoleh "nanti kalo mau  bucat bilang ya." Kemudian melanjutkan hisapan-hisapannya. Sudah tidak tau berapa lama aku di oral ka jess, apakah 5 menit, atau 5  jam... tapi semua terasa nikmat. Saat sudah mendekati puncak orgasme,  sambil terengah-engah aku bilang "ka... ka uda mau keluar... ka ntar  awas kena mukanya..." mendengar kata-kataku, bukan berhenti tapi justru  hisapannya menjadi semakin keras. Aku menahan spermaku sekuat tenaga  supaya ga keluar kena muka ka jess, tapi rasa nikmatnya ga tertahankan.  Akhirnya pun aku melepaskan sperma ku di mulutnya. "aduh ka sori ga  tahaaan..." kataku sambil menyemburkan sperma ke mulutnya. Ka Jess Cuma  tersenyum sambil menelan spermaku, dan membersihkan kemaluanku dengan  lidahnya. Kemudian dia berdiri lalu menjatuhkan badannya ke kasur di  sebelahku. "enak ga ray?" tanya dia sambil nyengir "enak ka." Jawabku malu ga brani menatap matanya "tar kalo kamu mau lagi bilang aja, tapi lain kali kamu kocokin kaka  juga ya" jawabnya sambil senyum "udah yu tidur, sana pake celana dulu." Aku segera berdiri mengambil celanaku, lalu tiduran disebelahnya, tidak  lupa mengucapkan terima kasih kepadanya yang dibalas dengan senyuman  manisnya. Akhirnya kamu menutup hari kami dengan tidur berpelukan  bersama sampai pagi.
  Ka jen, ka jo, ka jes nih buktinya gw tulis ya, jangan lupa "bonus" nya
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Kamar Rahasia Gadis Sexy               Apr 12th 2013, 16:51                                               Kulit Ratna putih, halus dan lembut: layaknya gadis keturunan pada  umumnya. Wajahnya tidak seberapa cantik: polos dan berkacamata. Seorang  mahasiswi yang cerdas dan rajin — typical seorang gadis nerd. Tidak ada  yang istimewa dari Ratna — tubuhnya kurus, dada dan pantat yang relatif  kecil, selain itu — orangnya juga alim dan sopan. Ratna yang saat ini sedang menempuh kuliah di salah satu universitas  swasta di kota S tinggal bersama ci Donna yang menyewakan salah satu  dari 2 kamarnya yang kosong kepada Ratna. Penampilan ci Donna berbeda  sekali dengan Ratna: di usianya yang hampir 30, ci Donna boleh dibilang  sangat pandai merawat tubuhnya — kulit putih halus dengan ukuran toket  sedang: 34. Parasnya cantik, rambut panjang bergelombang. Rupanya, ci Donna yang sudah lama tidak merasakan belaian pria —  menyimpan; lebih tepatnya menimbun libido yang secara perlahan-lahan  telah menggerogoti moralnya (walaupun belum sampai mengenai akal  sehatnya). Selama ditinggalkan kekasihnya sejak 7 tahun yang lalu, ia  sering merasa kesepian — tak jarang ia berusaha memuaskan dirinya  sendiri dengan berbagai peralatan dan VCD yang disewanya/dibeli melalui  pembantunya, karena ia sendiri sebenarnya malu kalau harus  terang-terangan membeli atau menyewa benda-benda seperti itu.
  Demikian pula untuk bermain dengan pria yang tidak dikenal, ci Donna  menganggap mereka tidak bersih sehingga ia takut untuk berhubungan badan  dengan mereka.
  Namun demikian, ini tidak mengurangi fantasi ci Donna dalam membayangkan  bentuk seks yang diinginkannya. Bahkan sejak 2 tahun yang lalu, ia juga  mulai tertarik untuk melakukan hubungan seks dengan sesamanya. Ini  dapat dilihat dari reaksinya terhadap Ratna sehari-hari, tak jarang ia  menelan air ludah dan menjilati kedua bibirnya apabila melihat Ratna  mengenakan kaos ketat apabila ia ke kampus. Padahal, bentuk tubuh Ratna  begitu biasa — apalagi apabila dibandingkan dengan dirinya sendiri yg  jauh lebih seksi.
  Apa yang dilihat pada diri Ratna adalah dirinya sendiri 10 tahun silam;  ketika ia masih berada di awal-awal usia 20 tahun: alim dan rajin —  namun begitu naif. Ci Donna sendiri bertekad untuk memberinya  'pelajaran' suatu saat. Namun — sesudah agak lama tinggal bersama Ratna,  barulah Ci Donna mengetahui bahwa ia sudah tidak perawan lagi:
  ketika ia masih SMP dulu — pacarnya sendiri memperkosanya dan sejak saat  itu, Ratna begitu minder dan seringkali menhindar dari pergaulan  sekitarnya, hingga saat ia kuliah. Ci Donna mengetahui hal ini dari  Ratna sendiri yang memandang Ci Donna sebagai wanita yang sabar,  bijaksana dan dewasa.
  Pucuk dicinta ulam tiba, seminggu yang lalu — adik ci Donna yang  laki-laki tiba dan hendak menginap untuk satu bulan karena suatu urusan.  'Sekali tepuk 2 lalat' — inilah yang ada dalam pikiran ci Donna melihat  adiknya sendiri dan Ratna.
  Suatu sore sejak 3 hari kedatangan adiknya — Ci Donna sudah  mempersiapkan rencana yang baik: pertama adiknya, kemudian Ratna.  Biasanya, Ratna tiba di kos pukul 19:00 dan ia hendak memulai rencananya  itu pukul 18:30 dengan melakukan 'pemanasan' terhadap adiknya. Pukul  18:30, Donna memanggil adiknya untuk masuk ke kamarnya. Tanpa  berprasangka apa-apa, adiknya masuk ke kamarnya.
  Dilihatnya Ci Donna yang mengenakan celana pendek jins ketat dan kaos  tanpa lengan yang ketat pula — ia sedang menghadap ke cermin dan  mengikat rambutnya yang bergelombang halus itu.
  Melihat bayangan adiknya di cermin, Ci Donna tersenyum dan berkata:  "Masuk saja, cici cuman sebentar koq." Diam-2, adiknya memperhatikan  cicinya dan berpikir: "Cantik juga, walaupun sudah kepala tiga. Badannya  juga begitu padat dan seksi.." Ci Donna yang mengerti bahwa dirinya  sedang diperhatikan adiknya sendiri hanya tersenyum simpul — tiba-tiba  ia berdiri, mendekati adiknya dan menggandeng tangannya. Adiknya kaget  sekali namun ia tidak berkata apa2. Ci Donna membimbing adiknya menuju  sebuah pintu sambil sesekali melirik ke belakang dan tersenyum simpul ke  arah adiknya.
  Ci Donna membuka pintu kamar tersebut dan menyalakan lampunya. Ternyata,  apa yang dilihat adiknya adalah sesuatu yang menakjubkan namun juga  membuatnya sedikit shock: sebuah kamar yang cukup luas — dengan seluruh  dinding ditutupi bahan kedap suara berwarna pink. Ranjang yang terletak  di tengah ruangan, sebuah TV lengkap dengan stereo-setnya yang mewah:  juga 3 teve hitam-putih kecil yang menampakkan situasi di ruang tamu,  kamar Ratna dan kamarnya sendiri.
  Namun yang membuatnya begitu kaget dan sedikit takut adalah koleksi VCD,  video dan DVD porno yang berserakan di lantai. Berbagai alat bantu  seksual, dan sebuah manekin lengkap dengan penis palsunya segala.  Tahulah ia apa yang diinginkan dari cicinya — tanpa disadarinya, Ci  Donna sudah mengunci pintu kamar dan mulai melepaskan pakaiannya satu  persatu.
  Namun ia berhenti sampai pakaian dalam saja. Jadilah Ci Donna hanya  mengenakan bra dan celana-dalam warna hitam, ia berdiri begitu seksi dan  menggoda dengan rambutnya terikat (untuk memudahkannya saat permainan  nanti, begitulah yang ada di pikiran Ci Donna). "Sudahlah, kamu menurut  saja — toh kamu disini hanya sebulan. Masa kamu tidak kasihan sama cici  yg sudah lama tidak merasakan hangatnya tubuh pria?"
  Adiknya masih ragu. Ci Donna tahu ini — dan tanpa membuang banyak waktu,  ia segera maju ke depan membuka celana pendek adiknya dengan mudah  (entah bagaimana, adiknya tidak mampu melawan cicinya sendiri). Mulailah  ia mengoral batang kemaluan adiknya itu. Ci Donna mempercepat gerakan  mengocoknya dengan tangan kanan, dia menengadah dan menatap wajah  adiknya dengan tatapan tajam penuh birahi — ia mendesis sambil berkata:  "Sss.. awas kalau kamu berani keluar sebelum aku. Lebih baik kamu cari  kos lain saja, meskipun kamu adikku!"
  Sesudah berkata demikian, ci Donna memasukkan seluruh batang kemaluan  adiknya ke dalam mulutnya. Ia menggerakkan kepalanya maju mundur —  membuat batang kemaluan adiknya keluar-masuk dengan sangat cepat. Adik  ci Donna hanya dapat mengerang nikmat mendapat perlakuan seperti itu  dari cicinya yang ternyata sangat berpengalaman dalam hal memuaskan  pasangan mainnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengecewakan  cicinya. Di tengah-tengah permainan, Ci Donna melepaskan branya dengan  tangan kirinya yang masih bebas. Diliriknya teve hitam putih yg secara  rahasia memonitor kamar Ratna. Ternyata ia baru saja datang, dan waktu  menunjukan pukul 18:55. Tepatlah perhitungannya: adiknya yang nafsunya  sedang menanjak pasti akan mau diajaknya berkompromi.
  Ci Donna menghentikan oralnya, dan tahulah ia bahwa adiknya agak kecewa.  "Tunggu sebentar — aku ada tugas buat kamu: bawalah Ratna ke kamar  ini." Adiknya mengerti apa yang diinginkan ci Donna. Sementara adiknya  pergi memanggil Ratna — ia segera mematikan monitor2-nya, melepas celana  dalamnya yang sedikit basah dan bersembunyi di sebelah pintu. Begitu  adiknya masuk bersama Ratna — ia segera mengunci kamarnya lagi dan  mendorong Ratna hingga jatuh ke ranjang. Ratna yang bertubuh kurus dan  lelah sehabis kuliah tidak dapat memberikan perlawanan yang berarti  terhadap perlakuan Ci Donna yang begitu tiba-tiba tersebut. Ci Donna  melucuti kaos ketat yang dikenakan Ratna dengan buas.
  "Kyaa..!!" Ratna menjerit, namun percuma karena ruangan tersebut kedap  suara. Adik Ci Donna hanya diam saja karena shock melihat keganasan  cicinya — apalagi dengan sesama jenis! Ci Donna telah sampai pada  branya. Dengan kasar, ia merenggut bra Ratna dan melemparkannya ke  lantai. Ci Donna melihat sepasang toket Ratna yang kecil. "Seharusnya  kamu tidak usah pakai bra sama sekali. Toh tidak memberi perbedaan yang  berarti.." Ci Donna melanjutkan dengan melepas kancing celana jins Ratna  dan membuka ritsluitngnya dan melepaskannya.
  "Pahamu putih dan mulus juga yah.." Terakhir, Ci Donna menurunkan celana  dalam Ratna. Ratna tak dapat berbuat apa-apa terhadap Ci Donna yang  terus menggerayangi tubuhnya dan sesekali menciuminya. Tiba-tiba Ci  Donna berdiri dan berjalan menuju lemari. Diambilnya sebuah penis palsu  (dildo) dan semacam lotion. Ia mengolesi dildonya dengan lotion tersebut  dan memberikannya kepada adiknya, "Kamu pakai juga. Aku tidak mau dia  berteriak-teriak kesakitan." Adik Ci Donna menurut — ia melepas seluruh  pakaiannya dan mulai mengolesi batang kemaluannya dengan lotion yang  diberikan cicinya.
  "Jangan ci.. saya takut." Ratna yang sudah lemas berkata dengan penuh  kekuatiran, melihat ci Donna mengenakan penis palsu (dildo) bergerigi  dengan ukuran yang cukup mengerikan seperti mengenakan celana dalam. Ci  Donna dengan cepat bergerak ke arah Ratna. "Diam. Mana lotionnya."  Sesudah mendapatkan lotion, ia mulai mengolesi dinding vagina Ratna  sambil berkata: "Kamu jangan takut, percaya sama cici saja. Sesudah itu,  ia membalikkan tubuh Ratna dan melumasi lubang pantatnya pula.
  "Ayo — kamu lubang yang satunya!!" ci Donna memerintahkan adiknya untuk  mengentot Ratna yang malang di lubang anusnya. Adiknya menurut, ia  berpindah — duduk di atas ranjang. Ci Donna memapah tubuh Ratna dengan  lembut dan menempatkannya di atas adiknya. Ratna yang tidak berdaya  hanya dapat memandang sorot mata penuh nafsu ci Donna yang sedari tadi  sibuk mengatur posisi dan membantu adiknya memasukkan batang kemaluannya  ke dalam lubang anus Ratna. Bles! Batang kemaluan adik ci Donna  akhirnya berhasil masuk ke dalam anus Ratna yang sudah tidak keruan  bentuknya karena sedari tadi diobok-obok oleh ci Donna.
  Rasa sakit bercampur nikmat membuat Ratna membelalakkan matanya, ia  membuka mulutnya dan merintih "Aaa.." Ci Donna membaringkan Ratna dari  posisi terduduk menjadi terlentang dengan adiknya di bawahnya (dan  batang kemaluannya yang sudah menancap ke dalam lubang anus Ratna).  "Ratna, aku yakin kamu akan menyukai ini dan pasti ketagihan sesudah  ini." Ci Donna memasukkan dildo-nya ke dalam lubang kemaluan Ratna.
  Ratna yang berada di tengah dengan keadaan tak berdaya, berusaha menahan  nikmat bercampur nyeri di lubang kemaluan yang sudah dihujami dildo  dari ci Donna — serta batang kemaluan adik ci Donna yang menancap di  lubang anusnya. Mulailah ranjang bergoyang.. mulanya perlahan, namun  semakin lama semakin cepat.. demikian pula dengan rintihan-rintihan  Ratna.. "Aaa.. aa.." Ratna masih mengenakan kaca mata minusnya ketika  permainan ini dimulai.
  Ci Donna tertawa melihat Ratna berusaha bertahan: "Jangan ditahan dan  jangan dilawan Ratna — nikmati saja, sayang!!" Perlahan-lahan rintihan  Ratna mulai berubah menjadi jeritan nikmat penuh birahi.. "Ah.. ah..  yess.. mmhh.. MM.. AAHH.." Kenikmatan disetubuhi di kedua lubangnya  secara bersamaan membuat Ratna kehilangan kendali. Ratna yang sopan dan  alim perlahan larut.. perlahan berubah menjadi Ratna yang liar, sifat  liar yang seakan ditularkan dari ci Donna — meracuni pikiran Ratna yang  semula begitu bersih dan polos. "Yah.. teruskan!! LEBIH CEPAT LAGI CI  DONNA..!! AA.. AA.. MMHH.. MM.."
  Ratna menggenggam seprei ranjang dengan sangat kuat, keringat meluncur  deras dari sekujur tubuhnya — membuat kulitnya tampak mengkilat di bawah  cahaya lampu. Hal ini membuat Ci Donna semakin bernafsu mempercepat  gerakan pinggulnya. Ratna semakin menikmatinya — ia memejamkan matanya  sambil memegang rambut ci Donna. "AGH.. Enak sekali.. Ci.. aa.. aku..  belum pernah.. uuh.. senikmat ini.." Adik Ci Donna menganal lubang  pantat Ratna sambil meremas-remas kedua toket Ratna dari belakang,  walaupun ukuran toket Ratna relatif kecil — namun ini tidak mengurangi  rangsangan demi rangsangan yg diterimanya. "Auuh.. ah.." mulut Ratna  menganga dan mengeluarkan teriakan-teriakan yg semakin tidak jelas.  Tubuhnya pun mulai menegang; tahulah Ci Donna bahwa "anak didiknya" saat  ini hampir mencapai puncak kenikmatan.
  Ci Donna mengurangi kecepatan bermainnya dan mengubah gerakan  maju-mundurnya menjadi gerakan mengaduk dengan menggoyangkan pinggulnya.  Ratna secara alami mengikuti gerakan Ci Donna dengan menyesuaikan  gerakan pinggulnya. Hal ini justru menambah kenikmatan bagi Ratna.  Sampai akhirnya — tubuh Ratna benar-benar menegang dan Ratna melepaskan  teriakan yang cukup panjang dan memenuhi seluruh ruangan kedap suara  tersebut. Sesudah itu, teriakan berhenti dan seluruh ruangan menjadi  sepi. Ci Donna mencabut dildo dari lubang vagina Ratna, ternyata dildo  tersebut sudah ditutupi cairan kental dan bahkan saat Ci Donna  menariknya keluar — ada sebagian dari cairan tersebut menetes dan  adapula yang masih merekat antara dinding vagina Ratna dengan dildo Ci  Donna.
  Adik Ci Donna juga mencabut dildonya dari lubang anus Ratna dan  merebahkan Ratna yang sudah lemas di ranjang. Ratna masih memejamkan  kedua matanya — Ci Donna melepas kacamata Ratna yang masih dikenakannya  dan meletakkannya di meja yg terletak di tepi ranjang. "Lain kali, kalau  mau main — jangan lupa lepas dulu kacamatanya.." Ci Donna tersenyum dan  mencium Ratna, kemudian ia melepaskan dildonya dan menggelatakannya  begitu saja di lantai. Ia memandang adiknya dan berkata: "Kamu jangan  bengong saja, kamu masih punya tugas satu lagi." Sesudah berkata  demikian, ia duduk di lantai — melebarkan kedua pahanya: mengarahkan  lubang vaginanya yang sudah basah ke arah adiknya.
  Kemudian ia menunjuk ke arah vaginanya: "Ayo: gunakan lidahmu." Adiknya  mengerti apa yg harus dilakukan. Ia menjilat-jilat lubang kemaluan ci  Donna dengan hati-hati. Keenakan, c ci Donna memejamkan matanya —  nafasnya tak beraturan: desahan- desahan nikmat meluncur keluar tak  terkontrol dari mulutnya. Ia menjambak rambut adiknya dan menekan-nekan  wajah adiknya itu ke lubang vaginanya: "Errghh.. aaghh.. niikkmmaatt  sekkaallii.. ss..!!" Ci Donna benar-benar menikmati setiap hisapan dan  jilatan yang diberikan adiknya ke liang kewanitaannya, namun di tengah  ambang sadar dan tidak — Donna ingat bahwa ia tidak ingin mencapai  orgasme dengan cara seperti ini. "Aah.. tunggu say — bee.. berhentii  duluu.. mmh.. sekarang giliran.. cici ngerjain punya kamuu.."
  Adik Ci Donna menurut dan berhenti. Ci Donna bergerak kemudian  berjongkok membelakangi adiknya, sekarang ia dalam keadaan berjongkok  menghadap pantat adiknya. Adiknya agak kebingungan dengan tingkah laku  cicinya. Namun Donna cuek saja: tangan kirinya ia lewatkan di antara  kaki adiknya, dan dengan tangannya itu ia mencengkeram buah pelir  adiknya dengan halus dan mulai memijat- mijatnya. "Tenang saja, sayang —  kujamin kamu akan suka sekali.." Ci Donna tersenyum penuh nafsu, dan  dengan tangan kiri masih memegang buah pelir adiknya — ia mengangkat  telapak tangannya, menghadapkannya ke arah wajahnya — dan meludahi  tangannya sendiri kemudian mengerut-ngerutkan tangannya.
  Kemudian ia melingkarkan tangan kanannya dari pinggang sebelah kanan  adiknya — langsung menuju ke arah ****** adiknya. Dan mulailah ia  mengocok-ngocoknya batang kemaluan adiknya itu dengan tangan kanannya  yang sudah dilumasi air ludahnya sendiri. "Aaaghh.. duh, enak sekali  ci.." Ci Donna meneruskan gerakan tangannya sampai ia merasa batang  kemaluan adiknya sudah cukup keras. Sesudah itu, ia membalikan badannya  dan mengambil posisi nungging di lantai. Tahulah adik ci Donna apa yang  diinginkan cicinya ini. Ia juga mengatur posisi di belakang cicinya:  "Awas ya — pokoknya aku nggak mau anal. Maenin lubangku yang biasa aja."  Adiknya menurut, dan permainan dimulai.
  Adik ci Donna memulai gerakannya dengan perlahan, "Mmm.. masih kurang,  lagi dong!" Gerakan dipercepat, Ci Donna memejamkan matanya keenakan. Ia  menambah kenikmatan dengan menggesek-gesek klit-nya sendiri, dengan  sebelumnya membasahi jari-jarinya dengan cara mengulumnya sendiri.  "Uuuaah.. enaakk sayaang.. Mmmh.." Permainan ini berlangsung agak lama  sampai ci Donna minta ganti posisi lagi. Kali ini ia ingin disetubuhi  dengan posisi tubuh menyamping. Ci Donna menyampingkan tubuhnya yang  seksi dan sudah mandi keringat tadi ke arah kanan, sementara adik Ci  Donna mengangkat paha mulus cicinya sebelah kanan dan menyandarkannya ke  bahu sebelah kirinya.
  Dengan demikian, ia dengan leluasa dapat memasukkan batang kemaluannya  ke lubang ci Donna. Ia mulai bergerak maju mundur, "Aaahh.. mm.." Untuk  sekedar menambah kenikmatan, ia mengarahkan tangan kanannya ke arah  pantatnya sendiri dan menggerakan jari tengahnya keluar- masuk lubang  pantatnya. "Kyyaahh.. uuhh.." Tubuh ci Donna terus bergoyang-goyang —  toketnya pun bergerak naik turun tak beraturan mengkuti irama tubuhnya.  Adik ci Donna yg sedari tadi bergitu terangsang dengan gerakan toket  cicinya sendiri itu sudah tak tahan lagi, ia memajukan tangan kanannya  guna meremas toket kanan cicinya itu. "Oh — susumu begitu empuk ci.." Ci  Donna hanya tersenyum, ia mencabut tangannya dari lubang pantatnya —  dan ikut meremas toketnya bersama-sama dengan tangan adiknya itu.  Permainan terus berlangsung, Ci Donna merasakan tubuhnya sendiri mulai  menegang — ia sendiri sudah tidak mampu berpikir jernih lagi.
  Hanya kenikmatan yang dirasakan sekujur tubuhnya sekarang. "AAHH..  AAKKUU.. MMH.." Keluarlah Ci Donna, mencapai orgasme yang  diidam-idamkannya dalam posisi menyamping. Tercapailah segala  keinginannya selama ini.
  Demikian pula adik ci Donna, ia segera berdiri karena sudah tidak tahan  lagi, dan ci Donna mengetahui hal ini — karena ia sudah berhasil meraih  orgasme, maka ia berniat membantu adiknya untuk mengeluarkan seluruh  peju yang sangat ia inginkan itu. Ci Donna berjongkok, tersenyum  menggoda ke arah adiknya dan mulai mengocok batak kemaluan adiknya "Nah,  sekarang cici ingin merasakan nikmatnya cairan kejantananmu. Ayo  sayang.. keluarkan — jangan ragu.. ayo!" Ci Donna memainkan batang  kemaluan adiknya naik turun dengan gerakan memutar sambil sesekali  menjilat pangkal kemaluan adiknya. "Aih.. masih belum keluar juga..  sebentar.." Sambil mengocok batang kemaluan adiknya dengan menggunakan  tangan kanannya, ci Donna memijat buah pelir adiknya. "Ah.. ci.. aku mau  keluar nih..!!" Ci Donna langsung mengarahkan ujung batang kemaluan  adiknya ke arah mulutnya, menyambut cairan peju yang segera muncrat  masuk ke dalam mulutnya.
  Ratna yang sedari tadi tergeletak lemas berusaha bangkit dan merangkak  menuju ci Donna dan adiknya. "Ci Donna.. saya juga mau..", kata Ratna  sambil menunjuk ke arah mulutnya sendiri. Tetes peju terakhir sudah  habis meluncur turun ke dalam mulut ci Donna yang seksi. Ci Donna  menelan sedikit peju adiknya dan menahan sisanya di dalam mulutnya. Ia  tersenyum dengan mulut belepotan peju adiknya, membelai Ratna, kemudian  membaringkannya, dan meletakkan kepala Ratna di pangkuannya. Ratna yang  sudah lemas hanya menurut seperti anak kecil. Dengan gerakan yang  lembut, ci Donna menyentuh bibir Ratna dan menggerakannya ke bawah  dengan jari telunjuknya.
  Ratna mengerti apa yang dimaksud ci Donna, ia membuka mulutnya. Bibirnya  bergetar. Ci Donna kembali tersenyum — ia mengarahkan mulutnya tepat di  atas bibir Ratna yang sudah merekah, kemudian membuka dan memuntahkan  peju lengket yang sudah bercampur dengan air liur ci Donna, turun  memasuki mulut Ratna.
  Peju dalam mulut ci Donna sudah habis dipindahkan ke dalam mulut Ratna.  Ci Donna tersenyum lebar dengan sedikit sisa peju bercampur liur pekat  yang menetes dari ujung bibirnya.
  Kembali, dengan gerakan lembut — ci Donna memberi isyarat kepada Ratna  untuk menutup mulutnya. Ratna menuruti dan tersenyum bersamaan dengan ci  Donna. "Nah, aku tidak pernah pelit kepada gadis manis seperti kamu.  Ambillah bagianmu dan nikmatilah." Ratna menelan peju yang sudah  diberikan ci Donna kepadanya. "Terima kasih ci.." Kemudian ia bangkit  dan duduk — Ratna menyentuh wajah ci Donna dengan lembut. Ratna kembali  membuka mulutnya, bergerak maju ke arah bibir ci Donna sambil  menjulurkan lidahnya. Ci Donna yang mengerti maksud Ratna segera  menyambut ciuman Ratna dengan menjulurkan lidahnya pula. Mereka  berciuman sampai lama — dan saling menjilati sisa-sisa peju hingga  bersih.
  Sejak saat itu, kehidupan ci Donna dan Ratna selalui dipenuhi dengan  petualangan: hampir setiap bulan Ratna 'menjebak' teman kuliahnya —  entah itu pria atau wanita. Mungkin dalam kesempatan lain, Ratna dapat  membagi kisah petualangannya disini
       
 
    Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - perawan vs janda ........crottttttt               Apr 12th 2013, 05:56                                               
 
                                                                                     Shanti baru saja selesai menyapu lantai. Dan sekarang ia berniat  mencuci piring kotor. Ia berjalan masuk kedalam dapur Dan mendapati Mbak  Tuti sedang membenahi peralatan dapur. Pada jam seperti ini restoran  tempat mereka bekerja sudah sepi. Hari ini giliran Shanti yang harus  pulang lambat karena ia harus merapikan restoran untuk buka nanti malam.  Begitulah keadaan restoran dikota kecil, pagi buka sampai jam 3 sore  lalu tutup dan buka kembali jam 7 malam. Shanti tahu ia tak akan sempat  pulang karena ia harus bekerja merapihkan tempat itu bersama Tuti. Shanti adalah seorang gadis yang cantik dan ramah. Usianya sudah 17  tahun dan ia tak dapat lagi meneruskan sekolahnya karena orang tuanya  tidak mampu. Wajahnya oval dan sangat bersih, kulit gadis itu kuning  langsat. Mata Shanti bersinar lembut, bibirnya kemerahan tanpa lipstik.  Shanti mempunyai rambut yang panjang sampai dadanya, berwarna hitam,  tubuhnya seperti layaknya gadis kampung seusianya. Buah dada Shanti  membusung walaupun tidak dapat dikatakan besar namun Shanti memiliki  pantat yang indah dan serasi dengan bentuk tubuhnya. Pendek kata Shanti  seorang gadis yang sedang tumbuh mekar dan selalu dikagumi setiap pemuda  dikampungnya. Tuti seorang wanita yang sudah berusia 32 tahun. Ia seorang janda  ditinggal cerai suaminya. Sudah 3 tahun Tuti bercerai dengan suaminya  karena laki-laki itu main gila dengan seorang pelacur dari Jawa Tengah.  Tuti bertubuh montok dan bahenol. Semuanya serba bulat dan kencang,  wajahnya cukup manis dengan rambut sebahu dan ikal. Bibir Tuti sangat  menggoda setiap laki-laki, walaupun hidungnya agak pesek. Kulit Tuti  berwarna coklat tua karena ia sering ke pasar dan ke sawah sebagai buruh  tani kalau sedang musim tanam atau panen. Tuti dulunya adalah seorang  pelacur daerah Tretes, Jawa Timur. Dulu uang begitu gampang diperoleh dan laki-laki begitu gampang  dipeluknya, sampai akhirnya hukum karma membuat ia menjanda karena  sesama teman seprofesinya juga. Banyak orang dikampung yang diam-diam  mengetahui sejarah kelam Tuti dan banyak juga yang mencoba hendak  memanfaatkan dia. Tapi selama ini Tuti terlihat sangat cuek dan sinis  terhadap orang-orang yang menggodanya. Buah dada Tuti besarnya bukan  main, sering ia merasa risih dengan miliknya sendiri. Tapi ia tahu buah  dadanya menjadi buah-bibir baginya. Dan sedikit banyak ia juga bangga  dengan buah dadanya yang besar dan kenyal itu. Tuti juga memiliki pantat  yang besar dan indah, nungging seperti meminta.. Tubuh Tuti sering  menjadi mimpi basah para pemuda dikampungnya. "Shan, kamu sudah punya pacar belum?" Tiba Tuti berjongkok didepan  Shanti dan mulai membantu gadis itu mencuci piriong-piring kotor. Shanti  terkikik dan menggeleng. "Belum tuh" "Lho? Gadis secantik kamu pasti banyak yang naksir" kata Tuti sambil memandang Shanti. Shanti tertawa lagi. "Payah.?? semuanya mikir kesitu melulu" Jawab Shanti. "Memang.?? laki-laki itu kalau melihat perempuan pikirannya langsung ingin ngewe" kata Tuti tanpa merasa risih berkata kasar. "Ah Mbak, jangan suka ngomong gitu ah" timpal Shanti. "Kan nggak ada yang dengar ini" Jawab Tuti. Mereka terdiam lama. "Mbak.. " suara Shanti menggantung. Tuti terus mencuci. "Mmm?" Jawab wanita itu. "Ngg.." "Ngomong aja susah banget sih" Tuti mulai hilang sabar. Shanti menunduk. "Ngg.. Anu.. Ngewe itu enak nggak sih?" Akhirnya keluar juga. Tuti memandang gadis itu. "Yaa.. Enaak banget Shan, apalagi kalo yang ngewein kita pinter" jawab Tuti seenaknya. "Maksud Mbak?" Shanti penasaran. "Iya pinter.. Bisa macam-macam dan punya tongkol yang keras!" kata Tuti  sambil terkikik. Shanti merah padam mendengarnya. Tapi gadis itu makin  penasaran. "Bisa macam-macam apa sih, Mbak?" tanya Shanti. Tuti memandangnya sambil menimbang. Ah.. Toh nanti gadis kecil ini harus  tahu juga. Dan Shanti sungguh cantik sekali, sekilas mata Tuti  tertumbuk pada posisi Shanti yang sedang berjongkok. Tuti melihat gadis  itu mengangkang dan terlihat celana dalam gadis itu berwarna coklat  muda. "Macam-macam seperti tempik kita diciumin, dijilat bahkan ada yang sampai mau ngemut tempik kita lohh.." jawab Tuti. Entah kenapa Tuti merasa sangat terangsang dengan jawabannya dan  darahnya mendidih melihat selangkangan Shanti yang bersih serta mulus. "Idiih.. Jorok ihh.. Kok ada yang mau sih?" Shanti sekarang melotot tak percaya. "Lho.. Banyak yang doyan ngemut memiaw Shan. Ngemut tongkol juga enak  banget kok" jawab Tuti masih terus melihat selangkangan Shanti. "Astaga.. Masak anunya lelaki diemut?" Shanti merasa aneh dan jantungnya  berdebar, ia merasa ada aliran aneh menjalar dalam dirinya. Gadis itu  tidak mengerti bahwa ia terangsang. "Oh enak banget Shan, rasanya hangat dan licin, apalagi kalo ehm.. Ehmm.. " "Kalo apa Mbak?" Shanti makin penasaran. Tuti merasa melihat bagian  memiaw Shanti yang tertutup celana dalam krem itu ada bercak gelap, tapi  Tuti tidak yakin. "Yaa.. Malu ahh..!" Tuti sengaja membuat Shanti penasaran. "Ayo doong Mbak" rengek Shanti. Tuti sekarang yakin bahwa memiaw gadis itu sudah basah sehingga terlihat  bercak gelap di celana dalamnya. Tuti sendiri merasa sangat terangsang  melihat pemandangan itu. "Kalo pejuhnya menyembur dalam mulut kita, rasanya panas dan asin,  lengket tapi enak banget!" bisik Tuti didekat telinga Shanti. Shanti  membelalakkan matanya. "Apa itu pejuh?" tanyanya. Tuti merasa tidak tahan. "Pejuh itu seperti santan yang sering bikin memiaw kita basah lho" Jawab  Tuti. Ia melihat bagian memiaw Shanti makin gelap, wah gadis ini  banjir, pikir Tuti. "Idiihh amit-amit, jorok banget sih" "Lho kok jorok? Laki-laki juga doyan banget sama santan kita, apalagi kalo memiaw kita harum, tidak bau terasi" "Idiihh Mbak saru ah!" "Tapi aku yakin memiaw kita pasti wangi, soalnya kita kan minum jamu terus" "Udah ah, lama-lama jadi saru nih" kata Shanti. Tuti tertawa. "Kamu udah banjir yaa?" goda Tuti. Shanti memerah, buru-buru ia merapatkan kedua kakinya. "Ahh.. Mbaakk!!" Tuti tersenyum melihat Shanti melotot. "Nggak usah malu, aku sendiri juga basah nih" Kata Tuti. Ia lalu membuka kakinya sehingga Shanti bisa melihat celana dalam putih  dengan bercak gelap di tengah, Shanti terbelak melihat bulu-bulu  kemaluan Tuti yang mencuat keluar dari samping celana dalamnya, lebat  sekali, pikirnya. "Ihh.. Mbak jorok nih" desis Shanti. Tuti terkekeh. "Mau merasakan bagaimana tempik kamu diemut?" bisik Tuti. Shanti berdebar. "Ngaco ah!" "Aku mau emutin punya kamu, Shan?" Tuti mendekat. Shanti buru-buru bangun dan mundur ketakutan. Tuti tertawa. "Kamu akan bisa pingsan merasakannya" bisik Tuti lagi. "Ogah ah.. Udah deh.. Jangan nakut-nakutin akhh" Shanti mundur mendekati pintu kamar mandi dan Tuti makin maju. "Nggak apa-apa kok.. Cuman diemut aja kok takut?" "Masak Mbak yang ngemut?" "Iya.. Supaya kamu tahu rasanya" "Malu ahh.." "Nggak apa-apaa.." Tuti mendekat dan Shanti terpojok sampai akhirnya pantatnya menyentuh bibir bak mandi. Dan Tuti sudah meraba pahanya. Shanti merinding dan roknya terangkat ke  atas, Shanti memejamkan matanya. Tuti sudah berjongkok dan mendekatkan  wajahnya ke memiaw Shanti yang tertutup celana dalam. Tuti mencium bau  memiaw Shanti, dan Tuti puas sekali dengan harumnya memiaw Shanti. Dulu  ia sering melakukan hal-hal seperti ini, malah pernah ia bermain-main  bersama 4 pelacur sekaligus untuk memuaskan tamunya. Tubuh Shanti gemetar dan seluruh bulu kuduknya meremang, gadis itu  merasa suhu tubuhnya meningkat dan perasaannya aneh. Tuti mulai menciumi  memiaw Shanti yang masih tertutup. Pelan-pelan tangannya menurunkan  celana dalam Shanti dan Tuti terangsang melihat cairan lendir bening  tertarik memanjang menempel pada celana dalam gadis itu ketika ditarik  turun. Tuti menjulurkan lidahnya memotong cairan memanjang itu dan  lidahnya merasakan asin yang enak sekali. memiaw Shanti sungguh indah  sekali, tidak terlihat bibir kemaluannya bahkan bulu-bulunya pun masih  halus dan lembut. Tuti mencium dan mulai melumat memiaw Shanti. Gadis itu mengerang dan  menggeliat-liat ketika lidah Tuti menjalar membelai liang memiawnya.  Shanti benar-benar shock dengan kenikmatan aneh yang dirasakannya, ada  perasaan geli dan jijik, tapi ada perasaan nikmat yang bukan alang  kepalang. Gadis itu merasakan keanehan yang belum pernah dirasakan  sebelumnya. Bulu kuduknya berdiri hebat tatkala lidah Tuti menyapu  dinding memiawnya, Shanti menggeliat-liat menahan perasaan nyeri nikmat  bagian bawah perutnya. "Aahh.. Mbak.. Uuuhh.. Ssshh.. Ja.. Jangan mb.. Mbbak! Ji.. Jijikhh.. Aahh" Tuti tidak memperdulikan rintihan dan erangan Shanti. Lidahnya bergumul  dan menembus liang memiaw Shanti dengan lembut, Tuti tahu Shanti masih  perawan dan ia tak ingin merusak keperawanan Shanti, lidahnya hanya  menjulur tidak terlalu dalam, namun Tuti sudah dapat merasakan cairan  asin hangat yang mengalir membasahi lidahnya dan Tuti mengendus-endus  bau khas memiaw Shanti dengan sangat menikmatinya. Tuti perlahan-lahan  menyelipkan jari-jarinya kesela-sela bokong Shanti, dengan lembut dan  dibelai-belainya liang anus Shanti, dan Shanti sedikit tersentak tapi  kemudian menggelinjang geli, tapi Shanti membiarkan dirinya pasrah  terhadap Tuti. Ia percaya sepenuhnya pada Tuti dan sekarang ia  benar-benar merasakan kenikmatan yang selama ini belum pernah ia rasakan  bahkan dalam mimpipun! "Enak Shan?" desah Tuti dengan mulut berlumuran lendir Shanti. Shanti  memandang ke bawah dan mengangguk, tubuhnya bergetar hebat, ia tak  menyadari bahwa itu yang dinamakan klimaks kenikmatan seorang perempuan.  Tuti merasakan liang memiawnya berdenyut dan ia meraba serta  menusuk-nusukkan jarinya sendiri keliang memiawnya dan merasakan cairan  licin membasahi jarinya. Ia merintih dengan wajah tersuruk di  selangkangan Shanti, lidahnya kini menjulur dan membelai liang dubur  Shanti dan membuat gadis itu terlonjak-lonjak kegelian serta terpana  mendapatkan perlakuan yang tidak pernah dibayangkannya. Shanti merasa  liang duburnya ditekan-tekan oleh benda lunak dan sesekali terselip  masuk kedalam dan ia akan terlonjak kaget bercampur geli, tapi lebih  banyak merasakan kenikmatannya.                  Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Ruby dan aku               Apr 12th 2013, 05:54                                               
 
                                  Aku semakin berani selepas peristiwa bersama ruby di sungai hari  tu..pantang ada peluang aku akan cuba sedaya upaya mencium ruby..dia  sendiri pun seakan akan dah biasa dengan kelakuan aku...aku juga sering  juga lepak di rumah ruby daripada lepak dengan kawan kawan di kedai pak  salleh...keluarga ruby menerima kehadiran aku dengan baik cuma mak ruby  ,makcik kiah selalu berpesan tak elok kalau rapat rapat sangat dan aku  tahu hubungan aku dengan ruby bukan setakat biasa biasa sahaja..dah  lebih dari tu..malahan makcik kiah seperti dah menerima aku sebagai ahli  keluarga mereka...Suatu hari makcik kiah jatuh sakit dan akulah yang  menghantar dia ke hospital..makcik kiah disahkan darah tinggi dan  kencing manis..kesian pulak aku tengok nasib keluarga ni...dah jatuh  ditimpa tangga...Aku sedaya upaya membantu keluarga mereka .Ruby ku  lihat bersedih saja sepanjang perjalanan pulang dari hospital..makcik  kiah sudah dibenarkan pulang tapi masih di dalam pemerhatian  doktor...kadang kadang mama sering juga datang melawat makcik kiah dan  anak anak...mama memang seorang jiran yang baik...memang tak boleh  tengok orang sakit..itulah jiwa mamaku seorang nurse...aku bangga juga  dengan mama aku...Satu hari mama dan aku datang melawat dengan membawa  sedikit makanan kepada makcik kiah...lama juga kami di sana,kulihat ruby  sibuk di dapur dan tak menghiraukan aku..kenangan aku dengannya segar  lagi di ingatan dan pelirku masa tu berdenyut denyut tapi aku tahan  nafsuku dan beredar dari kedudukan aku di depan mama.."ke mana Udi?"soal  mamaku bila nampak aku tergesa gesa meninggalkan mereka...ke depan jap  jawabku ringkas...aku tahu ruby berada di luar sedang menyidai kain baju  nya...di luar aku merenung ruby dari jauh dan ruby senyum saja  memandang aku...selesai saja menjemur kain ..ruby hilang dari pandangan  aku..."mama nak balik dah...."aku tersentak dari lamunan mendengar suara  mama...aku mengekori mama pulang dan di perjalanan fikiranku melayang  ke tubuh ruby yang aku perhatikan dari tadi...aku rindukan dia..tiba di  rumah aku terus dapatkan motor aku "udi nak jumpa kawan jap ma"..ada  juga rasa bersalah pada mama bila aku dah pandai berbohong  sekarang...aku memecut laju motorku ke rumah ruby.Suasana petang agak  sunyi di perkarangan rumah bila ruby membuka daun pintu jendelanya dan  melambai manja padaku...Abang tertinggal wallet tadi...aku memberi  alasan dan sememangnya aku sengaja meninggalkan wallet aku di celah  kusyen rumahnya...setelah lama menunggu ruby keluar memberitahu dia tak  jumpa..maka cerahlah peluang aku untuk naik ke rumahnya..."Udi naiklah  pelawa ruby .." laju je aku melangkah ke rumah dia dan meluru ke kusyen  mendapatkan wallet aku...hehehe..aku ketawa memandang ruby yang agak  curiga dengan aku..sengihnya semacam je aku tengok..aku menghampiri ruby  dan cuba mencium dia di pipi tapi dia cepat mengalihkan mukanya dari  aku mengelak ciuman aku...aku memegang pinggangnya dan menggosok gosok  perut ruby...rindu kat ruby....bisikku di telinganya..lalu aku perlahan  lahan menjilat telinganya dan dia berpaling padaku menahan  gelinya...pandangan tajamnya meremangkan romaku...aku merapatkan  pegangan di perutnya dan aku meraba raba pusat ruby..dia menahan  tanganku dari meneruskan tindakan selanjutnya...Aku mengajak ruby ke  biliknya dan memberi isyarat bertanyakan mak nya.."mak tidur.."jawab  ruby sambil membawa aku ke biliknya......Aku kena segera selesaikan  hutang aku...dalam bilik adik ruby sedang nyenyak tidur di katilnya  ..aku tersentak bila dapati adiknya di situ...tapi nafsu aku membutakan  mataku...dalam bilik aku segera mengeluarkan batang pelirku menghalakan  kepada ruby...ruby memandang aku dan memegang pelirku dengan tangan  kirinya..pelirku diusap usap dari atas kepala hingga ke  pangkalnya..kerandut ku juga ditarik tarik ruby sehingga senak aku di  buatnya....keinginan yang lama kupendamkan menegangkan pelirku di tahap  maksimum..berkilat kilat kepala pelirku meminta simpati ruby..ruby  semakin bernai dan kulihat ruby bernafsu sekali hari tu..sekali sekala  kulihat ruby menjilat bibirnya sambil masih setia melancapkan  pelirku...aku merapatkan badanku dengan ruby dan mencium pipinya..dia  membiarkan sahaja aku melakukan sedemikian kepadanya..nafas ruby  tersekat sekatt menahan nafsu dan aku dengar hembusan nafasnya semakin  kuat,...matanya kuyu memandang aku...ciuman di ipi terus menjalar di  seluruh mukanya dan aku singgah sebentar di bibir ruby yang merah dan  halus itu..lama aku mencium ruby dan lidahku semakin ganas menujah nujah  di dalam mulutnya...ruby mengeluh keras bila aku menyedut lidah  nya..kami bertukar tukar rasa air liur masing masing dan tangan aku  segera mencari dua gunung di dadanya..kuramas ramas dadanya dari luar  dengan lembut..walaupun teteknya kecil tapi aku dapat rasakan putingnya  menegang dari dalam..ruby menyingkap baju T nya dan mempamerkan teteknya  padaku..aku cabut pin colinya dan aku x tahu saiz apa ruby pakai,cuma  saiz colinya besar sedikit dibandingkan dengan teteknya.aku buang  colinya dan tetek ruby yang bulat sedikit mendongak ke atas tersembul di  depanku..aku tak tunggu lama memeriksa tetek dia lalu aku terus  menjilat di sekeliling putingnya dan ruby mengeluh lagi..aku menutup  mulutnya agar keluhannya perlahan saja.Putingnya aku gigit manja dan ku  hisap sehingga terbonjol keluar putingnya ke atas...ruby memjemkan mata  menunggu tindakan aku seterusnya...aku menolak kain batik ruby ke atas  dan pantiesnya dah mula kebasahan aku tenok..dengan dua jariku menolak  pantiesnya ke tepi menampakkan bibir buritnya yang merah dan burit ruby  agak tembam dan tersusun rapi...kelentitnya aku tengok jauh di dalam dan  agak tersembunyi kerana ketembaman buritnya menenggelamkan biji  kelentiti ruby..aku terpegun memandang keindahan ruby...teteknya aku  ramas ramas lagi dan aku mula mencium dan menjilat seluruh tubuh  ruby...memang aku nak merasa burit ruby hari tu..dari tetek aku turun ke  perut dan terus menjalar ke pusatnya.aku menahan tangan ruby yang cuba  menghalang aku turun menjilat di bahagian bawahnya....ruby hanya menahan  tindakan aku dan aku mencium burit ruby yang tembam...pantiesnya aku  kuakkan kuat ke tepi sehingga ia menekan burit ruby dan mengeluarkan isi  dalam buritnya...aku tengok merah sangat burit ruby di dalam dan  berkilat kilat kerana air maninya...ada sedikit lelehan di dinding  buritnya dan amat wangi baunya..."mmm..wanginya ruby.."kataku sambil  memandang ke wajahnya yang layu..dia hanya mampu tersenyum"untuk  abang",...aku bangga bila dia mula panggil aku abang....aku menjulurkan  lidahku terketar ketar di dalam belahan buritnya..panas panas...aku  teruskan jilatan di luar bibir dan ruby mendengus seperti lembu yang  disembelih...aku teruskan lagi dan pegangan tangan ruby di kepala ku  semakin kendur seakan merelakan aku di situ...semaki lama aku melajukan  jilatan di buritnya..licin air maninya aku jilat dan telan..walaupun  sedikit masin tapi aku seronok bila ruby mengangkat ngangkat punggungnya  bila aku menjolokkan lidahku di dalam buritnya.Aku tolak kedua kaki  ruby ke atas dan aku bukakan kangkang ruby luas agar buritnyamerekah  luas...dalam keadaan begitu...bila ruby membuka kangkangnya,burit ruby  tersenyum padaku dan isi dalamnya yang merah menyala itu terrsembul  keluar...aku menerkam buritnya dan menjilat rakus dan menyedut nyedut  isinya..ruby mengelumpur menahan rasa enaknya.burit ruby memang  wangi...tak pernah aku jumpa burit sewangi itu...setelah lama aku paasti  ruby sudah bersedia dan aku juga kesiankan batang aku yang dari tadi  terhangguk hangguk bersetuju dengan tindakan aku..aku menindih badan  ruby dan cuba memasukkan batang aku..."abaaaaaaaannngg....ruby memanggil  aku dan memeluk leherku.batangku sudah mula menekan pintu burit ruby  untuk masuk ke dalam...ruby meluaskan kangkangnya supa jalan keindahan  itu senang diceroboh oleh pelirku..aku tekan lagi tapi perjalanan aku  tersekat sekat...tapi masuih mampu meneruskan perjalanan nya.genggaman  tangan ruby cukup kuat di leherku dan bibirnya dikacipkan bila mana aku  menekan buritnya...matanya terpejam rapat dan comel sekali ruby aku  tengok..aku dapatkan bibirnya dan menyedut lidah ruby...pelirku dah  separuh masuk di dalam buritnya dan muka ruby yang dari tadi tegang je  aku tengok kini semakin kendur dan dia mula menikmatinya..mudah saja aku  masuk ke dalam istana ruby dan menerokai segenap inci binaan di  dalamnya...aku mula melakukan sorong tarik dan semakin melajukan  rentak..aaaaaaaaaaaahhhh..aaahh....,aa aaahh...ruby membiarkan aku  menujah buritnya..."sakit bang..slow sikit.."sekali sekala ruby menahan  tujahan aku bila dirinya terasa sakit....aku seperti di pukau masa tu  hanya menurut kata ruby...air mani ruby semakin banyak dan becak sekali  di dalam buritnya....aku masih meneruskan tujahan ke atas ruby....ruby  menahan dengan rela dana ku tak pasti berapa kali dah tikaman aku ke  atas buritnya...ruby mengerang perlahan sahaja setiap kali aku menekan  dalam buritnya...aku tidak lagi menghiraukan adiknya yang sedang lena  tidur di katil itu..aku terus membaham burit ruby dengan rakusnya...ruby  memeluk aku erat beberapa kali...Aku tak berdaya lagi menahan aliran  air maniku dari keluar...pancutan demi pancutan aku lepaskan di dada  ruby dan juga ke mukanya...terkejut ruby bila pancutan aku di saat sat  akhir terkena di mukanya...aku tengok burit ruby becak dan air meleleh  keluar dari belahan bibir buritnya...cecair putih itu meleleh banyak  sekali dan mengalir di pahanya ..dia keletihan memandang aku dan aku  mencapai kain selimutnya di katil dan mengelap burit ruby...aku menjolok  jolok di dalam buritnya dan aku lihat ruby memejamkan matanya dan  terlena ..aku segera menutup buritnya dengan kainnya dan teteknya  kuhisap tanda terima kasih...aku ucapkan terima kasih dan minta diri  untuk pulang...ruby memandang aku dengan mata yang kuyu dan tersenyum  padaku..lalu aku terus melangkah keluar bilik dan menuju ke pintu depan  untuk pulang...melewati bilik mak cik kiah..aku tengok makcik kiah masih  tidur lagi...akhirnya berjaya juga aku merasa burit ruby setelah sekian  lama menanti.                  Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Nofi Dibantai ABG               Apr 12th 2013, 04:39                                               
 
                                                                                  satu demi satu pakaian Nofi dilolosi anak-anak ABG itu sambil  tertawa2, sampai wanita alim berjilbab bertubuh sekal itu hanya tinggal  memakai Jilbab saja… anak2 ABG itu sangat bergairah mencumbui tubuh  montok janda muda berjilbab itu… Nofi melenguh kencang ketika salahs  eorang ABG itu menyurukkan wajahnya di selangkangan Nofi dan mencumbui  bibir kemaluan janda cantik berjilbab berkulit putih mulus yang innocent  itu…
 
  Jam beker dimeja kamar Nofi berdering pada jam 09.00 pagi, memang Nofi  mensetting pada jam itu, karena tadi sampai terdengar adzan subuh Janda  muda alim berjilbab itu masih belum bisa memejamkan mata untuk tidur.  ibu muda alim berjilbab itu menggeliatkan tubuh Nya terdengar kerotokan  pada pinggang Nofi, dengan malas Nofi bangkit dari tempat tidur… ups..  Nofi lupa kalo Nofi tadi tidur dengan tubuh telanjang bulat… Nofi lihat  tubuhnya dari pantulan cermin besar.. mmm… dalam usia 30, Nofi lihat  tubuhnya masih bagus dilihat… buah dadanya yang berukuran bra 36 B masih  cukup kenyal, pinggangnya masih ramping tak berlemak, pinggul dan  pantatnya kata mas Seno, almarhum suaminya adalah bagian yang terindah  dari tubuhnya, sangat seksi dan serasi dengan sepasang kaki Nofi yang  panjang… wajahnya…? kata mas Seno lagi, katanya wajah Nofi lebih pantas  dibilang seksi daripada cantik… entahlah penilaian lelaki memang susah  dijabarkan oleh perempuan….Sssssshhh… ooohhh… gila, lagi-lagi gairah  birahi ibu muda alim berjilbab yang montok itu meletup dengan tiba-tiba…  di depan cermin besar itu Nofi meremasi buah dada montoknya sendiri  yang kian mengencang… ammpuuuun… sudah 2 hari 2 malam ini Nofi sangat  menderita karena birahi gila ini… entah berapa belas kali selama 2 hari 2  malam inijanda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu  bermasturbasi…sampe tubuhnya benar-benar loyo. nofi
  nofi
  Bahkan pada hari pertama Nofi sempat melakukan masturbasi di belakang  kemudi mobil di tengah keramaian jalan tol, saking ngga ketahan…  Semalam, dengan diiringi adegan-adegan syur film bokep koleksi almarhum  mas Seno…janda muda alim berjilbab itu melampiaskan hasrat birahinya  secara swalayan, mungkin lebih dari 10 kali sampai pagi menjelang…Maka  betapa jengkel Nofi, sekarang belum setengah jam matanya terbuka,  gelegak birahi itu meletup lagi… kali ini Nofi melawan, Nofi masuk kamar  mandi, ibu muda alim berjilbab itu guyur tubuhnya dengan shower air  dingin… agak menggigil juga tubuhnya…. Nofi memang wanita berlibido  tinggi. Sejak ABG Nofi sudah kenal masturbasi… menjelang lulus SMU baru  Nofi bisa mengendalikan libidonya setelah sering ikut pengajian.  Akhirnya dia memilih untuk memakai jilbab lebar.
  Tapi ada ketika Nofi juga tidak bisa mengendalikan nafsunya, yaitu  ketika ibu muda alim berjilbab itu berhubungan dengan bapak kostnya  ketika ia kuliah, biar sudah tua tapi ganteng dan macho.. awalnya Nofi  juga agak dipaksa, saat itu rumah kost sedang sepi dan hanya ada dia dan  sang bapak kost. Nofi dipojokkan di dapur dan diperkosa di lantai dapur  rumah kostnya.. namun sang bapak kost tidak menyodok memek Nofi,  karenajanda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu memohon2..  akhirnya sang bapak kost memakai anus Nofi.. rasa sakit yang gadis  berjilbab itu rasakan langusng berubah menjadi kenikmatan karena  kemampuan hebat sang bapak kost dalam bercinta, dan yang membuat Janda  muda alim berjilbab itu bertekuk lutut… akhirnya berkali2 sang bapak  kost mendatangi kamarnya malam2, atau di dapur, atau di kamar mandi,  atau di atas, ditempat anak2 kost itu menjemur baju.. nofi selalu  disodomi dengan masih memakai baju dan jilbab lebarnya, dan gadis alim  itu mendesah2 tak mampu menahan birahinya.. kehebatan sang bapak kost  selalu membuat Nofi bangun kesiangan esoknya… sayang sang bapak kost  harus pergi untuk selamanya, karena d ibunuh oleh tetangga yang  memergokinya sedang bersetubuh dengan istri tetangga itu..
  Sampai akhirnya Nofi dikenalkan ustadzahnya dengan mas Seno aktivis  kakak kelasnya… ngga hanya sosoknya yang jantan… permainan ranjangnyapun  luar biasa… permainannya yang agak kasar, mampu membuat Nofi  mengerang-erang histeris… ibu muda alim berjilbab yang montok itu ga  nyesel, harus married dengan mas Seno. Akhirnya mereka diberi momongan  Raffi..
  Status ekonomi merekapun tergolong bagus… Sampai akhirnya 5 tahun yg  lalu, kecelakaan mobil di jalan tol merenggut mas Seno dari mereka  berdua… Selama 5 tahun menjanda, mungkin karena kes ibukan Nofi mengurus  dan melanjutkan usaha mas Seno yang sedang menanjak pesat dan  keberadaan Raffi anak tunggal Nofi sudah menginjak usia 10 tahun..
  Setelah tubuh terasa segar, Nofi kenakan daster dan jilbab lebar dan keluar kamar…
  " Heee… Ron kamu disini..? kok ga sekolah..?" ibu muda alim berjilbab  itu dapati Mamad di belakang komputer Raffi. Mamad adalah anak laki-laki  tetangga kelas 2 SMP yang dekat dengan raffi anaknya. Anak yang sopan  dan pandai, cerminan produk dari keluarga yang cukup baik dan mapan.
  " iya tante, saya hari ini kebetulan banyak pelajaran kosong jadi bisa  pulang lebih awal dan tadi Raffi minta tolong saya nungguin tante yg  lagi sakit.. kali aja butuh apa-apa" Sahut Mamad sopan, membuat Nofi  terharu… Lumayan ngobrol dengan Mamad, penderitaan Nofi agak berkurang…
  " Ron, kamu bisa mijit ga..? tolongin pijitin tante dong bentar… leher  tante kaku…" pinta Janda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu ke  Mamad tanpa canggung, karena memang mereka sudah akrab sekali, bahkan  buat Nofi Mamad kaya anak Nofi sendiri. Mamad duduk menghadap punggung  Janda muda alim berjilbab itu pijatan demi pijatan Nofi rasakan… tanpa  Nofi sadari sentuhan tangan anak yang baru beranjak dewasa itu terasa  nikmat selayaknya sentuhan lelaki yang tengah membangkitkan birahi  perempuan… ibu muda alim berjilbab itu mulai mendesah resah… percikan  api birahi dengan cepat membakar Nofi tanpa ampun…. sementara tanpa Nofi  sadari sambil terus memijit Nofi, mata Mamad terus melihat tubuh ibu  muda alim berjilbab yang montok itu yang hanya memakai jilbab dan daster  yang terlihat tembus pandang samar..,
  atas permintaan Nofi sendiri mamad memijit lebih turun…. uuuhh… dada  Janda muda alim berjilbab itu terasa sesak.. akibat tete' Nofi yang  semakin mengencang…. Nofi ingin ada yang meremasinya… Sssshhh.. ooohhh…  gilaaa… ngga tahaann… ibu muda alim berjilbab itu pegang kedua tangan  Mamad, tangan kiri Nofi memegang tangan kirinya dan tangan kanan Nofi  memegang tangan kanannya Janda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal  itu tarik kedepan melingkari tubuh Nofi dan Nofi tangkupkan di buah dada  ibu muda alim berjilbab itu…
  " Eehh… tante…?" bisik Mamad bingung dari belakang tubuhku
  " Mad… tolong remasi tete' tante…pegel banget nihh.." desis Janda muda  alim berjilbab itu resah… merasakan sentuhan tangan lelaki ABG pada buah  dada Nofi yg tengah mengencang…. Benar-benar hilang sosok Mamad yg  sehari-hari adalah teman Raffi anak Nofi.. yang ada dibenak ibu muda  alim berjilbab yang montok itu saat itu Mamad adalah lelaki ABG bertubuh  tegap… Ooouuh… Mamad mulai meremasi kemontokan buah dada ibu muda alim  berjilbab itu…
  " Yaaaaahh.. hhh…hhh… enaaaak Maad.. ulangi lagi sayaaang.. oooohhh…."  tubuh Nofi menggeliat resah… Nofi gapai kepala Mamad dan Nofi Tarik ke  arah tengkuk Janda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu yang  tertutup jilbab lebar.. Mamad tak menolak dan langsung menciumi tengkuk  Janda muda alim berjilbab itu dari luar jilbabnya..
  " Ciumi leher tante… hhhmmm..sssshhh.. yaaahh.. kecupin sayaaang..  aaaaccchh… sssshhh.." bisikan dan desah mesra Nofi menuntun Mamad  melakukan apa yg ibu muda alim berjilbab itu minta… mamad menyibak  jilbab Nofi dan melotot melihat tengkuk dan leher ibu muda alim  berjilbab yang montok itu yang putih bersih.. langsung anak ABG itu  melahapnya, menciumi dan menjilatinya..
  Nofi makin gemas, tubuh Janda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal  itu gemetaran hebat…. tiba2 Mamad membalikkan tubuh Nofi, sejenak Nofi  pandangi wajah ganteng Mamad yang matanya terbelalak liar menatap nanar  tubuh bagian depan Janda muda alim berjilbab itu. Nofi memang tidak  memakai BH,s ehingga tonjolan buah dada dan putingny ayangs udah  mengacung nampak jelas. Tanpa Nofi sadari, tiba2 Mamad langsung  melingkarkan tangannya ke leher Nofi dan langsung memnciumi bibir indah  ibu muda alim berjilbab itu.. ibu muda alim itu gelagapan menghadapi  liarnya bibir Mamad sang anak ABG bongsor yang mengulum bibirnya dan  nakalnya lidah Mamad yang menggeliat menerobos masuk rongga mulutnya…  Nofi baru sadar bahwa si Mamad ini juga memiliki nafsu yang besar,  apalagi dia ABG.. janda muda alim berjilbab itu berusaha menolak karena  ia sadar perbuatannya, namun nafsu birahinya yang sudah memburu  membuatnya hanya bisa pasrah dilahap bibirnya oleh anak ABG itu.
  Beberapa saat kemudian, Mamad mendorong tubuh Nofi untuk rebah disofa…  nafas jantannya mulai tak beraturan.. mamad langsung berdiri didepan ibu  muda alim berjilbab itu. Terlihat celana SMP Mamad tampak menggembung  besar..
  jantung Nofi berdegup semakin kencang melihatnya… dan mata Nofi  terbelalak d ibuatnya, sampai Janda muda alim berjilbab yang bertubuh  sekal itu harus menahan nafas, ketika retsluiting celana abu-abu itu  terbuka… kepala kemaluan jantan menyembul keluar dari batas celana  dalamnya…. Nofi dengan malu memalingkan wajahnya. Sudah lama sekali ia  tidak melihat kontol besar,s ejak suaminya meninggal. Sementara itu  Mamad telah melorotin celana seragam sekalian dengan celana dalam  putihnya sampai ke lutut … Ooooohhh my God..! teriak Janda muda alim  berjilbab itu dalam hati… menyaksikan batang kemaluan Mamad yang  mengacung di antara pahanya… begitu macho, begitu gagah, begitu indah  bentuknya… dengan kepala kemaluannya yang besar tampak mengkilat…
  Tangan Nofi terasa gemetaran ketika hendak menyentuh nya… tubuh Mamad  menggerinjal kecil ketika tangan Nofi bergerak mengocok batang  kemaluannya… mamad makin bernafsu, ia menarik kepala Nofi yang masih  berjilbab dan mendekatkan wajah Nofi untuk mengulum kepala kemaluannya,  sambil tetap tangan ibu muda alim berjilbab yang montok itu bergerak  mengocok batang kemaluannya… mendadak tubuh tegap itu meregang hebat  diiringi erangan keras… dan bibir Nofi yang setengah terbuka dan tinggal  beberapa sentimeter dari kepala kemaluan itu merasakan semburan cairan  hangat dengan menyebarkan aroma khas yg sangat Nofi kenal dan Nofi  rindukan… apalagi kalo bukan peju lelaki… tangan Nofi refleks mengocok  batang kemaluan Mamad makin cepat sambil tangan ibu muda alim berjilbab  itu yang lain mengurut lembut kantung pelirnya…
  Sementara Nofi biarkan peju yang sangat kental itu menyembur wajah Janda  muda alim berjilbab itu…. sesekali Nofi sambut dengan lidah Nofi… mmmm…  rasa khas itu kembali dikecap oleh lidah ibu muda alim berjilbab  itu…Terus terang Nofi sempat kecewa, dengan bobolnya peju Mamad….Tapi  beberapa saat batang kemaluan yang masih dalam genggaman Nofi, Nofi  rasakan tak menyusut sedikitpun masih tetap keras…
  tanpa buang waktu dan dengan nafsu yang sudak memuncak, Nofi bangun dan  mendorong tubuh anak muda ABG itu jatuh terhempas di sofa. Nofi langsung  merangkak diatas tubuh Mamad yang menggelosoh di sofa… nofi langsung  menyibakkan dasternya, dengan posisi tubuh Janda muda alim berjilbab  yang bertubuh sekal itu jongkok mengangkangi tubuh Mamad, di atas  kemaluan Mamad… Nofi tuntun batang kemaluan perkasa yang masih belepotan  peju itu kearah liang sanggama ibu muda alim berjilbab yang montok itu  yang sudah basah kuyub dari tadi… wooohh… ternyata kepala kemaluan itu  terlalu besar untuk masuk ke liang sanggama Nofi… Akhirnya dengan  sedikit menahan perih, akibat otot liang sanggama yang dipaksa membuka  lebih lebar.. Nofi jejalkan dengan sedikit memaksa ke liang sanggama  Janda muda alim berjilbab itu yang sudah tak sabar untuk segera melahap  mangsanya….
  " Iiiiihhh… bantu dorong maad…. Oooooowwwwww…" Nofi merengek panjang  ketika sedikit demi sedikit amblas juga batang kemaluan Mamad menembus  liang sanggama ibu muda alim berjilbab itu.. diiring rasa perih yang  menggemaskan…
  " Sssshhh… mmmhh… ayun pinggulmu keatas sayaaang.." kembali Nofi menuntun pejantan muda ini untuk memulai persetubuhan…
  " Aaaww… aahh… ooww.. pelahan duluuu sayaaang… burung kamu gede banget…  perih tauuk.." ibu muda alim berjilbab itu ngedumel manja… ketika Mamad  mengayun pinggulnya kuat sekali… Terasa tubuh Nofi bagaikan baterai yang  baru dicharge… aliran energi aneh itu mengalir menyebar ke seluruh  tubuh Janda muda alim berjilbab itu… membuat Nofi semakin binal  memainkan goyangan pinggul Janda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal  itu… sementara Mamad ternyata cukup cerdas menyerap pelajaran, bahkan  mampu segera mengembangkan… dengan posisi tubuh Nofi diatas, membuat ibu  muda alim berjilbab yang montok itu sangat cepat mencapai orgasme…  entahlah atau karena besarnya batang kemaluan Mamad yang menyungkal  rapat liang sanggama Nofi, sehingga seluruh syaraf dinding liang  sanggama ibu muda alim berjilbab itu rata dibesutnya… Luar biasa..!  dalam waktu Nofi rang dari lima menit setelah orgasme Nofi yg pertama,  kembali Nofi tak dapat menahan jerit Janda muda alim berjilbab itu  mengantar rasa nikmatnya orgasme yang kedua… dan… hhwwwoooo….  aaaammmpppuuunnn..!!!! Rupanya Mamad tak mampu menahan lebih lama  bobolnya tanggul pejunya… tubuh Nofi dihentak-hentaknya Kuat sekali…  seakan ingin memasukkan seluruh batang kemaluan sepeler-pelernya ke  liang sanggama Nofi… diiringi erangan mirip suara binatang buas sekarat…
  Nofi menangis menyesal setelahnya, berkali-kali Mamad memohon maaf atas  kejadian yang terjadi siang itu…Tapi anehnya gairah seksual ibu muda  alim berjilbab itu yang meletup-letup tak terbendung itu, mereda setelah  kejadian siang itu… Aktivitas berjalan normal kembali, tapi sudah  hampir seminggu ini, Janda muda alim berjilbab yang bertubuh sekal itu  tak pernah melihat Mamad datang ke rumah.
  Hingga pada sore itu..
  Sore itu hujan sangat hebat diserta guntur dan kilatan petir… Nofi sudah  mandi dan memakai baju untuk menjemput anaknya dari les. Masih ada satu  jam plagi, tapi ia sudah biasa mandi dan berhias awal, sehingga tidak  terlambat. wanita muda berjilbab itu sedang membaca koran pagi tadi,  ketika tiba2 ia mendengar ketukan dari pintu depan.
  " Mamad kamu apa-apaan hujan2 kemari..?" tanya Nofi gagap… kenapa wanita  alim berjilbab bertubuh sekal itu jadi salah tingkah sekarang…?
  " mamad.. eemm.. mamad numpang berteduh tante…?" sahutnya… Nofi yang  kebingungan tidak tahu apa yang harus dilakukan, namun tiba2 mamad sudah  menubruk Nofi,d an bibir janda muda berjilbab bertubuh montok itu sudah  dalam lumatan bibir Mamad… Nofi berontak namun tiba2 ia merasakan  tangan-tangan memegang erat tangannya dan menarik tubuhnya ke sofa  didalam. Ya tuhan, Mamad tidak sendiri,
  Ternyata Mamad bersama rekan2nya. Dalam diam mereka langsung membantai  Nofi. Tubuhnya direbahkan di sofa. Geliat berontakd an teriakan janda  muda berjilbab dengan birahi tinggi itu tidak mampu melawan anak2 ABG  yangs edang birahi itu. Hujan deras diluar juga meredan teriakan minta  tolong janda cantik berjilbab berkulit putih mulus yang innocent itu.
  Mata nofi ditutup kain, yang membuat dirinya tiba2 diam ketakutan.  Suaranya juga tidak sekencang tadi. Mata yang tertutup membuat dia  kehilangan keberanian. sergapan nafsu birahi Nofi tak dapat Nofi elakkan  ketika terasa remasan tangan lelaki ABG pada buah dada janda muda  berjilbab bertubuh montok itu. Meskipun takut, gairah seksual Nofi mulai  naik… terasa baju kemeja nofi dibuka satu persatu kancingnya, dan  terasa gelitikan lidah-lidah basah pada puting susu Nofi membuat tubuh  wanita muda berjilbab itu menggeliat disertai erangan manja janda muda  berjilbab dengan birahi tinggi itu… satu demi satu pakaian Nofi dilolosi  anak-anak ABG itu sambil tertawa2, sampai wanita alim berjilbab  bertubuh sekal itu hanya tinggal memakai Jilbab saja… anak2 ABG itu  sangat bergairah mencumbui tubuh montok janda muda berjilbab itu… Nofi  melenguh kencang ketika salahs eorang ABG itu menyurukkan wajahnya di  selangkangan Nofi dan mencumbui bibir kemaluan janda cantik berjilbab  berkulit putih mulus yang innocent itu…
  " Maadn…. sssshhh…. Itu kamu bukaaannn… aahhhhh… enaaaakkkk…" desah Nofi  merasakan nikmat cumbuan lidah pada clitoris janda muda berjilbab  dengan birahi tinggi itu, membuat anak2 ABG itu tertawa2 dan tambah  semangat… Ketika permainan yang sesungguhnya berjalan… sebagai wanita  dewasa yang telah berpengalaman menghadapi gairah lelaki… Nofi dibuat  megap-megap menghadapi serangan pejantan2 muda ini… hajaran  batang-batang kemaluan muda yang perkasa pada liang sanggama Nofi tak  kenal ampun… membuat wanita muda berjilbab itu mengerang merintih bahkan  menjerit setengah histeris… untung suara hujan yang lebat di timpa  suara guruh meredam suara Nofi…. luluh lantak tubuh Nofi dihajar aksi  ganas para lelaki-lelaki ABG itu… tapi buat wanita alim berjilbab  bertubuh sekal itu adalah sebuah sensasi seksual yg sangat luar biasa..  yang mengantar Nofi meraih berkali2 kenikmatan orgasme…. tubuh telanjang  wanita muda berjilbab itu terus ditunggani bergiliran oleh anak-anak  ABG itu sambil tertawa2 di ruang tengah rumah Nofi, diatas sofa …
  " Aoooouuuhhh… Roooonnn….hhh…hhhh…" suara Nofi terdengar bergetar  memelas… mata Nofi meredup sayu ketika dibuka tutup matanya, manakala  liang sanggama Nofi untuk kesekian kalinya ditembus batang kemaluan  bongsor milik salah satu teman Mamad, namun kali ini mereka  mempermainkannya dengan menekan pelan sekali, sehingga terjadi gesekan  nikmaaaaat yang lama sekali… sehingga kedua kaki janda muda berjilbab  dengan birahi tinggi itu yang melingkari pinggangnya seakan mengejang,  tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa…
  "Enaaak Tante..?" bisik teman Mamad lembut sambil tersenyum manis,  ketika liang sanggama Nofi sudah tak ada tempat lagi bagi batang  kemaluannya… iiih… menggemaskan bibirnya… janda cantik berjilbab  berkulit putih mulus yang innocent itu menjawab dengan mengangkat alis…  bibir Nofi kembali menyambar bibir pemerkosanya… ciuman dan kuluman  panjang dimulai, dorongan gelegak birahi mereka memang luarbiasa,  permainan semakin panas dan semakin liar, ekspresi mereka total  menyembur tanpa kendali…kembali tubuh Nofi dihentak-hentak oleh tenaga  perkasa ABG dengan garangnya… jeritan dan rintihan wanita alim berjilbab  bertubuh sekal itu silih berganti ditimpa dengus nafas birahi ABG-ABG  itu yang mengeros buas…
  "Aaaahhhkkk…. aammppuuunn…ooowww… ssshhh… niiikmaaat banggeet ssiih…???"  rengek Nofi dengan suara memelas, namun tarian pinggul Nofi dengan  gemulai masih dengan sengit mengcounter rajaman batang kemaluan ABG itu  di liang sanggama Nofi sehingga terdengar bunyi berceprotan di  selangkangan wanita muda berjilbab itu… gillaaa.. susah untuk janda muda  berjilbab dengan birahi tinggi itu ceritakan sensasi soreitu…
  " Ayoooo sayaanggg…. semburkan bareng Tante… ooouuuuhhhh….!!" Ya  ammppuuun… mengerikan sekali… tubuh Nofi terguncang-guncang hebat,  akibat hentakan tubuh ABG itu menghajar liang sanggama Nofi pada detik  puncak… mulut Nofi menganga lebar tanpa suara, tangan janda cantik  berjilbab berkulit putih mulus yang innocent itu mencengkeram erat  pinggiran ranjang…. dan entah apa yang terjadi, karena pada saat itu  orgasmekupun meletus dahsyat… teman-temannya termasuk Mamad malah  menyorakinya.. "terus!! Terus!!" kata mereka kegirangan..
  Entah berapa lama suasana hening, hanya suara nafas mereka  terengah-engah yg terdengar…. hujan di luar rupanya sudah berhenti  juga….                  Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Memek Anak Untuk Lunasi Hutang               Apr 12th 2013, 04:38                                               
 
                                                                                   dan disertai dengan suatu dorongan kuat, pinggulnya menekan habis  pada pinggul gadis yang telah tidak berdaya itu, sehingga buah pelirnya  menempel ketat pada lubang anus Ratih dan batang kontolnya yang besar  dan panjang itu terbenam seluruhnya di dalam liang memek wanita  berjilbab itu. Dengan suatu lenguhan panjang, "Sssh…, ooooh! ENNNAAK……  ….MEMEKMU ENAAAK…..", sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya,  lelaki tersebut merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan  oleh semprotan air maninya ke dalam memek Ratih. Wanita cantik berjilbab,kadang justru membuat penasaran dan punya daya  tarik tersendiri. Apalagi jika bertubuh montok,kadang tercetak jelas di  balik kain jilbabnya. Ia cenderung alim, namun di balik semua itu ia  tetaplah seorang wanita yang punya hasrat, nafsu, dan gejolak BIRAHI  yang siap menyerang kapanpun dan di manapun. Ratih, gadis muda berumur  21 tahun cantik sensual yang berjilbab, adalah seorang mahasiswa jurusan  bahasa inggris di sebuah Universitas yang berada di kota J.  Penampilannya yang anggun, dengan tubuh padat berisi yang selalu  terbungkus jubah panjang, mengenakan kerudung cantik, semakin menambah  keanggunannya. Sungguh sosok anggun wanita berjilbab. Ratih adalah gadis  kuning langsat bertampang Jawa, yang sangat cantik dan manis, dengan  kulit putih bersih, tinggi badan sekitar 165 cm, potongan muka manis,  agak memanjang dengan dibalut jilbab/kerudung sangat menawan hati. Di  balik baju muslimnya, tercetak tonjolan buah dadanya yang montok,  sedangkan pinggangnya amat langsing dengan perut yang rata, pinggulnya  serasi dengan pantatnya yang montok padat. Wow…indahnya. Walau  berjilbab, saat berjalan kain panjangnya tertiup angin menampakkan  cetakan tungkai pahanya dan kakinya terlihat panjang serasi dengan  bentuk badannya, walau tertutup jubah panjang dan jilbab yang rapat,  langkahnya terlihat sangat sexy dan gemulai. Pembawaan Ratih dengan  jilbabnya terlihat sangat kalem dan malu-malu.
  Suatu siang Ratih baru saja pulang sehabis berenang bersama teman teman kuliahnya . Kelihatan sekali ia begitu ceria sepanjang perjalanan pulang , apalagi  hari ini dia baru saja jadian dengan salah seroang teman kuliahnya yg  memang sudah dia sukai sejak dulu.
  Namun keceriaannya seolah terhenti saat ia tiba di rumahnya , ia agak  sedikit curiga mendapati pintu rumahnya tak terkunci , padahal biasanya  ayahnya selalu mengunci pintu sekalipun jika sedang ada di rumah , dan  perasaannya semakin tak enak saat menyadari bahwa pintu itu sepertinya  bekas ditendang atau didobrak seseorang.
  Ratih bergegas masuk kedalam , melempar tasnya ke sofa dan memanggil ayahnya .." ayah…?? ayah sudah pulang…?" ayah ratih memang bekerja sebagai satpam di sebuah perusahaan besar. ibu  ratih seudah meninggal dunia karena sakit berkepanjangan , jadi di  rumah itu hanya tinggal ratih berdua dengan ayahnya.
  "ayah…….?" tak ada jawaban
  "ayah…??" suaranya semakin memeperlihatkan kecemasannya.
  saat ia hendak memeriksa kamar ayahnya , ia mendengar suara berisik di  gudang . Ratih pun bergegas ke garasi , dan terus memanggil ayahnya
  "ayah lagi di gudang ya..??"
  suara suara berisik itu berhenti.
  ratih membuka pintu yg menuju gudang , dan melihat ayahnya terikat di  kursi dengan mulutnya tertutup oleh selotip lackban , segulungan lackban  bekas menutup mulut ayahnya masih tergeletak di bawah kursi.
  "mmm…..mmmm..mmm..!!!!" ayah ratih seolah hendak mengatakan sesuatu ketika ratih memasuki gudang.
  tiba tiba saja sepasang tangan kekar bertatto telah menangkap tubuh  ratih dari belakang, diangkatnya tubuh ratih saat gadis cantik berjilbab  ini berteriak , meronta , dengan sigap pria itu merangkul ratih dengan  satu tangan sementara tangan yg lain membekap mulut ratih. untuk beberapa saat ratih terus meronta , namun semakin ia meronta  semakin keras rangkulan tangan pria itu dan terasa sangat sakit ,  sehingga akkhirnya ratih pun terdiam.
  "diem….atau gue bunuh loo..!!!" suara orang yg menangkap ratih mengancam menakutkan. Seorang pria lain kemudian dilihat oleh ratih mendekati ayahnya ,  berpakaian rapi , tinggi besar , namun tatapan matanya memancarkan  kelicikan dan kekejaman.
  "anak kamu ya ….???" tanya orang itu pada ayah ratih, ayah ratih tak menjawab.
  "hmmm..artinya dia memang anak kamu…betul…?" kata orang tinggi besar lagi sorot mata Anton (ayah ratih ) menandakan keterkejutan dirinya.
  "nama saya toni dan orang itu adalah asisten saya, namanya Bejo" Anton terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "dan alasan kita kemari karena ayah kamu telah berutang cukup besar pada  saya, ayah kamu telah meminjam uang dan selama ini selalu menunda nunda  pembayaran sehingga bunganya pun telah banyak dan tak mungkin terbayar  meskipun rumah ini dijual. makanya kita datang kemari untuk meminta  pertanggung jawabannya."
  Anton tertunduk lesu saat orang tersebut membeberkan apa yang terjadi  pada ratih , beberapa bulan yang lalu ia meminjam uang untuk berjudi  tapi tak pernah menang sehingga hutangnya terus menumpuk akibat hobinya  berjudi tersebut.
  toni tiba tiba mencabut pistol dari balik jasnya dan menodongkannya pada  Anton membuat pria malang itu menggumam sepertinya memohon ampun ,  ratih pun menjerit namun dekapan bejo yang semakin kuat membuatnya  terdiam lagi.
  "hahaha…..jangan takut nona cantik…."kata toni dengan tenang "membunuh  ayah kamu bukan hukuman yang pantas buat penghianat macam dia, malah  sebaliknya dia akan menyaksikan jika anak gadis kesayangannya yang akan  mempertanggung jawabkan perbuatnnya."
  reaksi kaget dan ketakutan dapat terlihat juga terasa dari ratih maupun  ayahnya. ratih kaget namun tak beteriak karena kahwatir bejo makin erat  mendekapnya , ia bisa menduga pertanggungjawaban macam apa yg dimaksud  oleh orang itu, perasaanya makin gelisah.
  "bejo..!! lepaskan dia.." perintah toni , dan bejo pun melempar jatuh ratih ke lantai. Ratih berusaha bangkit , namun punggungnya diinjak dengan kuat oleh bejo  sehingga ia terpaku di lantai , keakitan dan ketakutan yang berbaur  membuat akhirnya air mata ratih meleleh juga.
  "ampuun…tolong…jangan begini…." ratih memohon
  "uuu….aku paling suka melihat gadis cantik menangis dan memohon seperti  itu , bukan begitu jo..?" kata toni disambut dengan tawa kasar bejo.
  Dengan cepat kedua tangan toni yang penuh dengan bulu tersebut memeluk  badan ratih yang berjilbab dan montok dan mendekapkan ke tubuhnya. Dalam  sekejap badan Ratih yang sangat halus dan ranum, telah sepenuhnya  berada dalam pelukan lelaki tinggi besara itu. Toni memegang kedua  lengan bagian atas Ratih dekat bahu, sambil mendorong badan gadis  berjilbab itu hingga tersandar pada meja , kemudian toni mengangkat  badan Ratih dengan dan mendudukkannya di atas meja yang ada di gudang  itu, lalu kedua tangannya diletakan di belakang badan dan dipegang  dengan tangan kirinya.
  Dengan beringas Toni menciumi wajah cantik dan manis yang masih  mengenakan kerudung itu, nampak Toni seperti anjing kelaparan  menyosor-nyosor wajah ayu Ratih, sementara wanita cantik berjilbab itu  hanya bisa meronta-ronta. Tangan kanan Toni tiba-tiba turun kebagian  bawah tubuh Ratih dan meraih ujung kain panjang di bagian bawah sejurus  kemudian diangkatnya baju panjang itu tinggi-tinggi dan tersingkaplah  apa yang selama ini tersembunyi.
  Ya Toni telah berhasil menyaksikan wanita itu dari ujung kaki betis  sampai pangkal paha .Lalu tangannya meremas-remas bokong kenyal wanita  ayu itu. Badan Toni dirapatkan diantara kedua kaki Ratih yang tergantung  di tepi meja dan paha Toni yang sebelah kiri menekan rapat pada tepi  meja sehingga kedua paha Ratih terbuka, namun ia sengaja tidak melepas  jubah dan kerudung wanita ayu itu. Ia ingin menyetubuhi wanita itu  dengan tetap membiarkan jubah dan jilbab kerudungnya tetap dipakai. Ia  merasakan sensasi yang luar biasa, bercinta dengan wanita cantik yang  masih tertutup jilbab dan jubah panjang muslimnya. Tangan kiri Toni yang  memegang kedua tangan WANITA berjilbab itu, di belakang badan Ratih  ditekan pada bagian pantat ke depan, sehingga badan wanita berjilbab  yang sedang duduk di tepi meja, terdorong dan memek Ratih melekat rapat  pada paha sebelah kiri Toni yang berdiri menyamping. Tangan kanan Toni  yang bebas dengan cepat mulai membuka kancing-kancing depan baju panjang  terusan yang dikenakan Ratih. sementara Ratih hanya bisa  menggeliat-geliat, "Jangan…,AAAAAAAAAAAHHHHH… jangan lakukan itu!,  stoooppp…, stoopppp", akan tetapi Toni tetap melanjutkan aksinya itu.  Sebentar saja baju bagian depan Ratih telah terbuka sampai sebatas  perut, sehingga kelihatan dadanya yang montok itu ditutupi dengan BH  yang berwarna putih bergerak naik turun mengikuti irama nafasnya. Buah  dada yang kuning dan kenyal itu seolah ingin lepas dari BH nya. Perutnya  yang rata dan mulus itu terlihat sangat putih, mulus dan merangsang.  Dengan lincah tangan kanan Toni bergerak ke belakang badan Ratih dan  membuka pengait BH . Kemudian Toni menarik ke atas BH itu dan…, sekarang  terpampang kedua buah dada Ratih yang montok sangat mulus dengan  putingnya yang coklat muda mencuat naik turun dengan cepat karena nafas  yang tidak teratur. "Oooohh…, OOOOOOUUUUGGHHHH….ooohh…, jaanggaannn…,  jaannnggaann!". Erangan wanita cantik berjilbab itu tidak dipedulikan  oleh pria tersebut, malah Toni menyingkapkan kerudungnya hingga terlihat  kupingnya, mulut Toni mulai menciumi belakang telinga Ratih dan  lidahnya bermain-main di dalam kuping gadisu berjilbab itu.
  Hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli, yang menyebabkan badan  perempuan berjilbab itu menggeliat-geliat dan tak terasa Ratih mulai  terangsang juga oleh permainan Toni ini. Mulut Toni berpindah dan  melumat bibir Ratih dengan ganas, lidahnya bergerak-gerak menerobos ke  dalam mulut dan menggelitik-gelitik lidah Ratih.
  "aahh…,AAAAAGGHHHHHH….UUHHH……AAAAAAAAAHHHHHHH HHH……UOUUUUUEHHMMM hmm…, hhmm", terdengar suara mengguman dari mulut  Ratih yang tersumbat oleh mulut Toni. Badan Ratih yang tadinya tegang  mulai agak melemas, mulut Toni sekarang berpindah dan mulai  menjilat-jilat dari dagu turun ke leher, kepala Ratih tertengadah ke  atas dan badan bagian atasnya yang terlanjang melengkung ke depan, ke  arah Toni, payudaranya yang besar bulat kencang itu, seakan-akan  menantang ke arah lelaki tersebut. Toni langsung bereaksi, tangan  kanannya memegangi bagian bawah payudara Ratih mulutnya menciumi dan  mengisap-isap kedua puting itu secara bergantian. Mulanya buah dada yang  sebelah kanan menjadi sasaran mulut Toni. Buah dada yang kenyal itu  hampir masuk semuanya ke dalam mulut Toni yang mulai mengisap-isapnya  dengan lahap. Lidahnya bermain-main pada puting buah dada yang segera  bereaksi menjadi keras. Terasa sesak napas wanita alim ini menerima  permainan Toni yang lihai itu. Badan nya terasa makin lemas dan dari  mulutnya terus terdengar erangan, "Sssshh…,  ssssshh..SSSSSHHHHHHHH……OOOOOHHHHH…AAUUUHH…, aahh…, aahh…, ssshh…,  sssshh…, jangaann…, diiteeruussiinn".
  Mulut Toni terus berpindah-pindah dari buah dada yang kiri, ke yang  kanan, mengisap-isap dan mejilat-jilat kedua puting buah dada wanita itu  secara bergantian selama kurang lebih lima menit. Ratih mahasiswi  cantik berjilbab itu kini benar-benar telah lemas menerima perlakuan  ini. Matanya terpejam pasrah dan kedua putingnya telah benar-benar  mengeras. Dalam keadaan terlena itu tiba-tiba badan nya tersentak,  karena dia merasakan tangan Toni mulai mengelus-elus pahanya yang  terbuka karena baju jubah panjangnya telah terangkat sampai pangkal  pahanya. Ratih mencoba menggeliat, badan dan kedua kakinya  digerak-gerakkan untuk mencoba menghindari tangan lelaki tersebut  beroperasi di pahanya, akan tetapi karena badan dan kedua tangannya  terkunci oleh Toni, maka dia tidak bisa berbuat apa-apa, yang hanya  dapat dilakukan adalah hanya mengerang, "Jaanngaannnn…, jaannngggannn…,  diitteeerruusiin", akan tetapi suaranya semakin lemah saja.
  Melihat kondisi seperti itu, Toni yang telah berpengalaman, yakin bahwa  wanita ayu berjilbab ini telah berada dalam genggamannya. Aktivitas  tangan Toni makin ditingkatkan, terus bermain-main di paha wanita yang  mulus itu dan secara perlahan-lahan merambat ke atas dan, tiba-tiba  jarinya menyentuh bibir memek Ratih.
  Segera badan wanita itu tersentak , "aahh…, jaannggaan!", mula-mula  hanya ujung jari telunjuk Toni yang mengelus-elus bibir memek Ratih yang  tertutup CD, akan tetapi tak lama kemudian tangan kanan Toni menarik CD  itu dan memaksanya lepas dari pantatnya dan meluncur keluar di antara  kedua kaki gadis berjilbab itu. Sesekali Toni membersihkan keringat yang  membasahi tubuhnya ddengan kain jubah panjangnya yang kian kusut itu.  Ratih gadis cantik itu, tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghindari  perbuatan Toni ini. Sekarang dirinya dalam posisi duduk di atas meja  dengan tidak memakai CD dan kedua buah dadanya terbuka karena BH-nya  telah terangkat ke atas. Muka nya yang ayu terlihat merah merona dengan  matanya yang terpejam sayu, sedangkan giginya terlihat menggigit bibir  bawahnya yang bergetar.
  Toni benar-benar semakin bernafsu, menyaksikan wanita ayu dengan jilbab  dan baju jubah panjangnya itu kini telah ia nikmati memeknya. Kelihatan  perasaan putus asa dan pasrah sedang melanda dirinya, disertai dorongan  birahinya yang tak terbendung melandanya. Toni benar-benar semakin  bernafsu, menyaksikan wanita ayu dengan jilbab dan baju jubah panjangnya  itu kini telah ia nikmati memeknya. Ia merasakan sensasi yang luar  biasa, bercinta dengan wanita cantik yang masih tertutup jilbab dan  jubah panjang muslimnya. Sebentar-sebentar Toni menaikkan baju panjang  warna merah muda yang kadang jatuh ke bawah menghalangi pandangannya  menyaksikan memek wanita berjilbab itu.
  Sementara Ratih hanya bisa menggelengkan kepala ke sana kemari menahan  nikmat dan birahi ysng melanda. Melihat ekspresi muka wanita cantik yang  masih memakai kerudung/jilbab duduk mengangkang,kain jubahnya terangkat  tinggi dan telah telanjang di tubuh bagian bawah ini yang tak berdaya  seperti itu, makin membangkitkan nafsu birahi lelaki tersebut.
  Pada saat itu Toni sudah yakin bahwa dia telah menguasai situasi,  tinggal melakukan tembakan terakhir saja. Tampa menyia-nyiakan waktu  yang ada, Toni, dengan tetap mengunci kedua tangan Ratih, tangan  kanannya mulai membuka kancing dan retsliting celananya, setelah itu dia  melepaskan celana yang dikenakannya sekalian dengan CD-nya. Pada saat  CD-nya terlepas, maka kontol Toni yang telah tegang sejak tadi itu  seakan-akan terlonjak bebas mengangguk-angguk dengan perkasa. Toni agak  merenggangkan badannya, maka terlihat oleh Ratih benda yang sedang  mengangguk-angguk itu, badan wanita berjilbab itu tiba-tiba menjadi  tegang dan mukanya menjadi pucat, kedua matanya terbelalak melihat benda  yang terletak diantara kedua paha lelaki India itu. Benda tersebut  hitam besar kelihatan gemuk dengan urat yang melingkar, sangat panjang,  sampai di atas pusar lelaki tersebut, dengan besarnya kurang lebih 5 cm  dan kepalanya berbentuk bulat lonjong seperti pohon jamur. Tak terasa  dari mulut gadis berjilbab itu terdengar jeritan tertahan, "Iiihh",  disertai badannya yang merinding. Dia belum pernah melihat alat vital  lelaki dewasa sebesar itu, kalupun pernah ia hanya melihat dari majalah  dewasa milik ayahnya yang pernah ia lihat sewaktu ia membereskan kamar  tidur ayahnya.
  Ratih merasa ngeri. "Bisa jebol milikku dimasuki benda itu", gumannya  dalam hati. Namun ia tak dapat menyembunyikan kekagumannya. Seolah-olah  ada pesona tersendiri hingga pandangan matanya seakan-akan terhipnotis,  terus tertuju ke benda itu. Toni menatap muka cantik yang sedang  terpesona dengan mata terbelalak dan mulut setengah terbuka itu, "Kau  Cantik sekali gumam Toni mengagumi kecantikan wanita itu. Kemudian  dengan lembut Toni menarik tubuh yang cantik itu, sampai terduduk di  pinggir meja dan sekarang Toni berdiri menghadap langsung ke arah Ratih  dan karena yakin bahwa Ratih telah dapat ditaklukkannya, tangan kirinya  yang memegang kedua tangan wanita cantik ini, dilepaskannya dan langsung  kedua tangannya memegang kedua kaki Ratih, bahkan dengan gemas ia  mementangkan kedua belah paha lebar-lebar. Matanya benar-benar nanar  memandang daerah di sekitar selangkangan wanita berjilbab itu Nafas  laki-laki itu terdengar mendengus-dengus memburu. Biarpun kedua  tangannya telah bebas, tapi Ratih tidak bisa berbuat apa-apa karena di  samping badan Toni yang besar, Ratih sendiri merasakan badannya amat  lemas serta panas dan perasaannya sendiri mulai diliputi oleh suatu  sensasi yang menggila, apalagi melihat tubuh Toni yang besar berbulu  dengan kontolnya yang hitam, besar yang pada ujung kepalanya membulat  mengkilat dengan pangkalnya yang di tumbuhi rambut yang hitam lebat  terletak diantara kedua paha yang hitam gempal itu. Gejolak birahi kedua  manusia itu semakin membara Toni semakin bernafsu, menyaksikan wanita  ayu dengan jilbab dan baju jubah panjangnya itu kini telah ia nikmati  tubuhnya .Ia merasakan sensasi yang luar biasa bercinta dengan wanita  cantik yang masih tertutup jilbab dan baju panjang muslimnya.
  Sebentar-sebentar Toni menaikkan baju panjang warna merah muda yang  kadang jatuh ke bawah menghalangi pandangannya menyaksikan memek wanita  berjilbab itu. Sementara Ratih hanya bisa menggelengkan kepala ke sana  kemari menahan nikmat dan birahi yang melanda Sambil memegang kedua paha  Ratih dan merentangkannya lebar-lebar, Toni membenamkan kepalanya di  antara kedua paha Ratih. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu  di sekitar memek yang yang masih rapat, tertutup rambut halus itu. Ratih  hanya bisa memejamkan mata, "Ooohh..OOOOHHHH….,  nikmatnya…,AAAUUUGGHHHH…AAAAAAAAAAAAAAAHHHH… ooohh!", ia menguman dalam  hati, mulai bisa menikmatinya, sampai-sampai tubuhnya bergerak  menggelinjang-gelinjang kegelian. "Ooooohh..AAAAAAAAAAA  ….HHHH…OOOHH…OOWWWW…, hhmm!", terdengar rintihan halus, memelas keluar  dari mulutnya. "Paakkk…, aku tak tahan lagi…!", Ratih memelas sambil  menggigit bibir. Ratih mahasiswi bahasa inggris yang cantik berjilbab  itu tidak bisa menahan lagi, dia telah diliputi nafsu birahi,perasaannya  yang halus, terasa tersiksa antara rasa malu karena telah ditaklukan  oleh orang tinggi besar itu dengan gampang dan perasaan nikmat yang  melanda di sekujur tubuhnya akibat serangan-serangan mematikan yang  dilancarkan Toni yang telah bepengalaman itu. Namun rupanya lelaki itu  tidak peduli, bahkan amat senang melihat Ratih sudah mulai merespon atas  cumbuannya itu. Tangannya yang melingkari kedua pantat Ratih kini  dijulurkan ke atas, menjalar melalui perut ke arah dada dan  mengelus-elus serta meremas-remas kedua payudara dengan sangat bernafsu.  Menghadapi serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Toni ini, Ratih  benar-benar sangat kewalahan dan memeknya telah sangat basah kuyup.  "Paakkk…, aakkhh…AAAAAAAAAKKKKHHHH….EENNNAAAAAAKK…..ENAAAAKK  K. ;….TERUUUUUU UUUSSSSSSSSS…TERUUUUUUSS………, aakkkhh!", wanita ayu  berjilbab itu mengerang halus, kedua pahanya yang jenjang mulus menjepit  kepala Toni untuk melampiaskan derita birahi yang menyerangnya,  dijambaknya rambut Toni keras-keras. Kini ia tak peduli lagi akan  bayangan pacarnya dan ayahnya yang masih terikat serta kenyataan bahwa  lelaki itu sebenarnya sedang memperkosanya, perasaan dan pikirannya  telah diliputi olen nafsu birahi yang menuntut untuk dituntaskan. Wanita  ayu berjilbab yang lemah lembut ini benar-benar telah ditaklukan oleh  permainan laki-laki yang dapat membangkitkan gairahnya. Toni makin gemas  menyaksikan wanita ayu dengan jilbab dan baju jubah panjangnya itu kini  menggeliat-geliat menahan nikmat.
  Sebentar-sebentar Toni menaikkan baju panjang warna merah muda yang  kadang jatuh ke bawah menghalangi pandangannya menyaksikan memek wanita  berjilbab itu. Sementara Ratih hanya bisa menggoyangkan kepala ke sana  kemari menahan nikmat dan birahi ysng melanda. Ya…Ratih benar-benar  berada dalam Birahi yang membakar sukmanya. Tiba-tiba Toni melepaskan  diri, kemudian bangkit berdiri di depan Ratih yang masih terduduk di  tepi meja, ditariknya wanita cantik itu dari atas meja dan kemudian Toni  gantian bersandar pada tepi meja dan kedua tangannya menekan bahu Ratih  ke bawah, sehingga sekarang posisi wanita berjilbab itu berjongkok di  antara kedua kaki berbulu Toni dan kepalanya tepat sejajar dengan bagian  bawah perutnya. Ratih tahu apa yang diingini lelaki itu tanpa sempat  berpikir lagi, tangan Toni meraih belakang kepala ny dan dibawa  mendekati kejantanan Toni, yang sungguh luar biasa itu. Tapi bibir Ratih  tertutup rapat, karena ia merasa ngeri dan jijik. Toni tak kehilangan  akal , tangannya menjepit hidung ratih. Sehingga lama kelamaan bibir ratih terbuka untuk mengambil nafas dan  toni pun menekan kepala ratih sehingga kepala kontol Toni telah terjepit  di antara kedua bibir mungil Ratih, dicobanya membuka mulut  selebar-lebarnya, Lalu Ratih mulai mengulum alat vital Toni ke dalam  mulutnya, hingga membuat lelaki itu melek merem keenakan.  OOoooohhhhhh..TERUUUUUUSSS……….enaaaaaakkk…. aaaauuuuuww…… teruuuusssss……ooooggghh
  Benda itu hanya masuk bagian kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam  mulut yang sensual, itupun hampir sesak nafas dibuatnya. Ia merasakan  sensasi yang luar biasa bercinta dengan wanita cantik yang masih  tertutup jilbab dan jubah panjang Kelihatan gadis berjilbab yang cantik  itu, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang kontol keluar masuk  ke dalam mulutnya. Terasa benar kepala itu bergetar hebat setiap kali  lidah Ratih menyapu kepalanya. Rupanya wanita cantik berjilbab itu lama  kelamaan merasa enak juga bermain oral sex Bibirnya yang seksi dan  wajahnya yang cantik begitu memukau hati Toni.
  Beberapa saat kemudian Toni melepaskan diri, ia mengangkat badan Ratih  yang jilbab dan baju panjang terusannya masih terpakai itu diangkatnya  baju kurung yang halus itu ke atas hingga pangkal pahanya yang putih  berrsih membaringkan di atas meja dengan pantat terletak di tepi meja,  kaki kiri gadis berjilbab itu diangkatnya agak melebar ke samping, di  pinggir pinggang lelaki tersebut. Kemudian Toni mulai berusaha memasuki  tubuh Ratih.
  Tangan kanan Toni menggenggam batang kontolnya yang besar dan kepala  kontolnya yang membulat itu digesek-gesekkannya pada itil dan bibir  memek wanita itu Oooohhhh…sssshhhhh…SSHHHH…..AU UUUWW…… …OOOOOUUUHHHH……AAAAHHHH..EEENNAAAAAKK…..ENAAAAAAK…   …AAAAAAAAAUUUUUWWW….TERUUUUUUUSSSSS….YEAH…..UUUUHH  OOOOOHHHH….  AH…ENAAAAKKK…… wanita berjilbab itu mengerang mendesis nikmat, hingga merintih-rintih  melawan badai birahi yang menerpa, kenikmatan dan badannya  tersentak-sentak. Toni terus berusaha menekan kontolnya ke dalam memek  Ratih yang memang sudah sangat basah itu, akan tetapi sangat sempit  karena memang Ratih masih perawan.
  Sementara denyut-denyut memek Ratih Faizah semakin liar menggoyang dan  memilin-nilin kontol Toni. Sesekali Mr Toni membersihkan keringat yang  membasahi tubuhnya ddengan kain jubah panjangnya yang kian kusut itu.  Pelahan-lahan kepala kontol Toni itu menerobos masuk membelah bibir  memek wanita itu. Ketika kepala kontol lelaki itu menempel pada bibir  memeknya, wanita berjilbab itu mendesis dan berteriak  ooohh…..ough….aahhh…… sakit…..saluran memeknya ternyata panas dan basah.  Lama kelamaan Ratih merasakan perih dan sakit di lubang memeknya hilang  dan berganti dengan perasaan enak yang belum pernah ia rasakan  sebelumnya.
  Ia berusaha memahami kondisi itu, namun semua pikirannya segera lenyap,  ketika lelaki itu memainkan kepala kontolnya pada bibir memeknya yang  menimbulkan suatu perasaan geli yang segera menjalar ke seluruh  tubuhnya. Dalam keadaan gamang dan gelisah itu, dengan kasar Toni  tiba-tiba menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga pinggulnya  menempel ketat pada pinggul Ratih, rambut lebat pada pangkal kontol  lelaki tersebut mengesek pada kedua paha bagian atas dan bibir memek  Ratih yang makin membuatnya kegelian, sedangkan seluruh batang kontolnya  amblas ke dalam liang memek wanita berjilbab itu. Tak kuasa menahan  diri, dari mulut Ratih terdengar jeritan halus tertahan, "Aduuuh!..,  ooooooohh.., ooouuww……enaakkk…….sshhh… …..enaaaaaaa aaaakkkkk….aku suka ENNNNNAAAAAAKKKK…..ENAAAAAAK… ;…OOOHHHH……AUUUUUWW ….TERUUUUUUUSSSS…..ENTOT AKU TERUUUUUSS……MASUKKAN penismu…..YA…ENAAAAAAAAKKK……AAAAAAAAAAAGG HHHH…. mulutnya meracau tak menentu disertai badannya yang tertekuk ke  atas dan kedua tangan Ratih mencengkeram dengan kuat pinggang Toni.  Perasaan sensasi luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai dirinyA,  hingga badannya mengejang beberapa detik. Wanita ayu dengan jilbab dan  baju jubah panjangnya itu kini telah dilanda birahi yang menggelegak  Lagi-lagi Toni menyingkapkan baju muslim warna merah muda yang kadang  jatuh ke bawah menghalangi pandangannya menyaksikan memek wanita  berjilbab itu.Sesekali Toni membersihkan keringat yang membasahi  tubuhnya ddengan kain jubah panjangnya yang kian kusut itu. Sementara  Ratih hanya bisa menggelengkan kepala ke sana kemari,kerudungnya kian  kusut karena lonjakan kepala menahan nikmat dan birahi ysng melanda  jiwanya aduuuuhh….OOhh…..auhhh…..augghh…eennn nn nnaaaaakkkkkkkkkkkkkkkk…..AAHHHHHHHHHHH….AAAAAAAAA  AAAUUUUUUHHHH HHHH…..teruuuuuuusssssss..bibir Ratih meracau tak menentu.Wanita ayu  berjilbab ini benar-benar telah berubah menjadi kuda betina yang liar  dan ganas, buas dan brutal. Buah dadanya yang besar terguncang ke sana  ke mari mengikuti hentakan tubuh Toni.
  wanita itu benar-benar berada dalam lautan BIRAHI. Toni cukup mengerti  keadaan wanita cantik ini, ketika dia selesai memasukkan seluruh batang  kontolnya, dia memberi kesempatan memek Ratih untuk bisa menyesuaikan  dengan kontolnya yang besar itu.Ia merasakan sensasi yang luar biasa  bercinta dengan wanita anggun yang masih tertutup jilbab dan jubah  panjang. Beberapa saat kemudian Toni mulai menggoyangkan pinggulnya,  mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat. Seterusnya  pinggul lelaki itu bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua paha  halus gadis ayu tersebut. Gadis cantik berjilbab ini berusaha memegang  lengan pria itu, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat  akibat dorongan dan tarikan kontol lelaki tersebut pada memeknya,  giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di  atas meja. Ratih mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk  membukanya sebentar dan melihat wajah gelap lelaki yang sedang  menatapnya, dengan takjub. Wanita ayu ini berusaha bernafas dan … :"  "Paak…, aahh…, ooohh…, ssshh", sementara pria tersebut terus  menyetubuhinya Dengan ganas. Ratih mahasiswi bahasa inggris yang cantik itu sungguh tak kuasa untuk  tidak merintih setiap kali Toni menggerakkan tubuhnya,  oooohhhhhhhhhhhhhh…..AAAHHHHHH….ENAAAAAKK…TERUUUUU  UUSII N….GENJOT TERUUS…………enaaaaaaaakkkk…. ;..teruuuuusss……..oouuww……. gesekan demi gesekan di dinding liang  memeknya, sungguh membuat nya melayang-layang dalam sensasi kenikmatan  yang belum pernah dia alami. Setiap kali Toni menarik kontolnya keluar,  Ratih merasa seakan-akan sebagian dari badannya turut terbawa keluar  dari tubuhnya dan pada gilirannya Toni menekan masuk kontolnya ke dalam  memek nya, maka itil nya terjepit pada batang kontol Toni dan terdorong  masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang kontol Toni yang berurat  itu.
  OOoooohhhhhhhhhh…..aduuuuhhh….enaaaakkk….mulut cantik itu benar2 sudah  tak terkontrol. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat,  yang mengakibatkan seluruh badan wanita cantik itu menggeliat dan  terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan  yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Hanya rintihan desis napas  dan keringat yang membanjiri tubuh Ratih. Sesekali Toni membersihkan  keringat yang membasahi tubuhnya ddengan kain jubah panjangnya yang kian  kusut itu. Lelaki tersebut terus menyetubuhi Ratih dengan cara itu.  Sementara tangannya yang lain tidak dibiarkan menganggur, dengan terus  bermain-main pada bagian dada Ratih dan meremas-remas kedua payudara  Ratih secara bergantian ia dapat merasakan puting susunya sudah sangat  mengeras, runcing dan kaku. Wanita ayu berjilbab ini bisa melihat bagaimana batang kontol yang hitam  besar dari lelaki itu keluar masuk ke dalam liang memeknya yang sempit.  Ratih selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalamnya.  memeknya hampir tidak dapat menampung ukuran kontol Toni yang super  besar itu. Wanita ayu berjilbab itu menghitung-hitung detik-detik yang  berlalu, ia berharap lelaki itu segera mencapai klimaksnya, namun  harapannya itu tak kunjung terjadi. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya,  akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba  berusaha membuat lelaki itu segera mencapai klimaks dengan memutar  bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi Toni terus menyetubuhinya  dan tidak juga mencapai klimaks. Ratih semakin tak seimbang  tubuhnya,kepalanya tergoyang ke sana kemari menahan nikmat dan birahi  ysng melanda jiwanya Ohh…..auhhh…..augghh…eennnnnnnaaaaak  kkkkkkkkkkkkkkk…..teruuuuuuusssssss..mulut cantikr Ratih meracau tak  menentu.Wanita ayu berjilbab ini benar-benar telah berubah menjadi kuda  betina yang liar dan ganas, buas dan brutal.  Ooooooooouuuuuuuuuuhhhhhhhh…………..
  Tiba-tiba Ratih merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya, sesuatu  yang tidak pernah dia rasakan selama ini, rasanya seperti ada kekuatan  dahsyat pelan-pelan bangkit di dalamnya, perasaan yang tidak  diingininya, tidak dikenalnya, keinginan untuk membuat dirinya meledak  dalam kenikmatan merasa dirinya seperti mulai tenggelam dalam genangan  air, dengan gleiser di dalam memeknya yang siap untuk membuncah  setinggi-tingginya. Saat itu dia tahu dengan pasti, ia akan kehilangan  kontrol, ia akan mengalami orgasme yang luar biasa dahsyatnya. Ia ingin  menangis karena tidak ingin itu terjadi dalam suatu persetubuhan yang  sebenarnya ia tidak rela, yang merupakan suatu perkosaan itu. Ia yakin  sebentar lagi ia akan ditaklukan secara total oleh monster itu. Jari-jarinya dengan keras mencengkeram tepi meja, ia menggigit bibirnya,  memohon akal sehatnya yang sudah kacau balau untuk mengambil alih dan  tidak membiarkan memeknya menyerah dalam suatu penyerahan total. Ratih  gadis manis berjilbab itu berusaha untuk tidak menanggapi lagi. Ia  memiringkan kepalanya, berjuang untuk tidak memikirkan percumbuan lelaki  tersebut yang luar biasa. Akan tetapi, tidak bisa, ini terlalu nikmat,  proses menuju klimaks rasanya tidak dapat terbendung lagi. Orgasmenya  tinggal beberapa detik lagi, dengan sisa-sisa kesadaran yang ada wanita  ayu ini masih mencoba mengingatkan dirinya bahwa ini adalah suatu  pemerkosaan yang brutal yang sedang dialaminya dan tak pantas kalau dia  turut menikmatinya, akan tetapi bagian dalam memeknya menghianatinya  dengan mengirimkan signal-signal yang sama sekali berlawanan dengan  keinginannya itu, Ratih merasa sangat tersiksa karena harus menahan  diri. Akhirnya sesuatu melintas pada pikirannya, buat apa menahan diri,  Supaya membuat laki-laki ini puas atau menang, persetan, akhirnya ia  membiarkan diri terbuai dan larut dalam tuntutan badannya dan terdengar  erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, "Ooooh…, ooooooh…,  aahhmm…, ssstthh!". Gadis ayu itu melengkungkan punggungnya, kedua  pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari  kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan  badannya berkelonjotan, menjerit serak dan  …AAAAAAAAAAAAhhhhhhhhh………OOOOOOOOUUUGHHHHHHH……., akhirnya larut dalam  orgasme total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu  kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas  seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan.
  Wanita berjilbab itu terkulai lemas tak berdaya di atas meja dengan  kedua tangannya terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana  kontol hitam besar Toni tetap terjepit di dalam liang memeknya. Selama  proses orgasme yang dialami Ratih memberikan suatu kenikmatan yang hebat  yang dirasakan oleh Toni, dimana kontolnya yang masih terbenam dan  terjepit di dalam liang memek dan merasakan suatu sensasi luar biasa,  batang kontolnya serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut  licin yang terasa mengurut-urut seluruha kontolnya, terlebih-lebih pada  bagian kepala kontolnya setiap terjadi kontraksi pada dinding memek  Ratih, yang diakhiri dengan siraman cairan panas. Perasaan Toni seakan-akan menggila melihat wanita berjilbab yang begitu  cantik dan ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan  kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir memek yang kuning  langsat mungil itu menjepit dengan ketat batang kontolnya yang hitam  besar itu. OOOhhhh….. aghhh…..ssshhhh……..oouugghh……rintihan dan desis kenikmatan  keluar dari mulut wanita itu…. beberapa menit kemudian Toni membalik  tubuh yang telah lemas itu hingga sekarang Ratih setengah berdiri  tertelungkup di meja dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi  pantatnya menungging ke arah Toni. Toni ingin melakukan doggy style  rupanya. Tangan lelaki India itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua  buah payudara Ratih yang montok. Sesekali Mr Toni membersihkan keringat  yang membasahi tubuhnya ddengan kain jubah panjangnya Ratih kian kusut  itu yang kini menggantung ke bawah. Dengan kedua kaki setengah tertekuk, ia menyingkapkan kain jubah panjang  yang menghalangi pandangannya.secara perlahan-lahan lelaki tersebut  menggosok-gosok kepala kontolnya yang telah licin oleh cairan pelumas  yang berwarna kemerahan karena bercampur dengan darah perawan yang  keluar dari dalam memek Ratih pada permukaan lubang kemudian menempatkan  kepala kontolnya pada bibir memek Ratih dari belakang. Dengan sedikit  dorongan, kepala kontol tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh  bibir-bibir memek ….Aaaaahhhhhhh………….ooohhhh…..sakit. Ratih meracau…..  Kedua tangan Toni memegang pinggul Ratih dan mengangkatnya sedikit ke  atas sehingga posisi bagian bawah badan gadis itu tidak terletak pada  meja lagi, hanya kedua tangannya yang masih bertumpu pada meja. Kedua  kaki gadis berjilbab itu dikaitkan pada paha laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut menarik pinggul Ratih ke arahnya, berbarengan dengan  mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang  keluar dari mulut Ratih…ooohhhhhhh …..Oooooooh!", kontol laki-laki  tersebut menerobos masuk ke dalam liang memeknya dan Toni terus menekan  pantatnya sehingga perutnya yang bebulu lebat itu menempel ketat pada  pantat Ratih yang setengah terangkat. Selanjutnya dengan ganasnya Toni  memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutnya  mendesis-desis keenakan merasakan kontolnya terjepit dan tergesek-gesek  di dalam lubang memek gadis berjilbab yang ketat itu.
  Toni mengangkat kain jubah/jilbab baji panjang Ratih menempatkan  kontolnya pada bibir memek nya dan mendorongnya sehingga kepala  kontolnya masuk terjepit dalam liang kewanitaan wanita berjilbab itu,  sedangkan tangan kiri Toni memeluk pinggul Ratih dan menariknya merapat  pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti kontol Toni  menerobos masuk ke dalam memek nya Tangan kanan Toni memeluk punggung  Ratih dan menekannya rapat-rapat hingga kini badan wanita ayu melekat  pada badan Toni. Kedua buah dada nya terjepit pada dada Toni yang  berambut lebat itu dan menimbulkan perasaan geli yang amat sangat pada  kedua puting susunya setiap kali bergesekan dengan rambut dada Toni.  Ratih merintih… ooooohhhh…….aouuuwwww……. Kepalanya tertengadah ke atas,  pasrah dengan matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang  melandanya sehingga dengan bebasnya mulut Toni bisa melumat bibir wanita  ayu yang agak basah terbuka itu. Ratih semakin aktif mulai memacu dan terus menggoyang pinggulnya,  memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga kontol yang  besar itu seakan mengaduk-aduk dalam memeknya sampai terasa di  perutnya. Tak berselang kemudian, Ratih merasaka sesuatu yang sebentar  lagi akan kembali melandanya. Terus………, terus……., gadis berjilbab itu  tak peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang  kadang-kadang memekik lirih aooooooooouh…..oohh……yesss….sss  hhhhh…….aduuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhhhhhh  hhh…….eennaaaaaaakkk  ANAAAAAAAKKKKK….OOOUUUHH……….. menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi,  wanita ayu itu tak peduli lagi, "Aaduuuh..ADDDUUUUHHHH………oooh…..aaauu wwww….., eeeehgghghhhh..AUUUUWWW….ENNNNAAKKK…..NIKMAAAAAATT  T. ;….", wanita berjilbab itu memekik lirih sambil menjambak rambut  laki-laki yang memeluknya dengan kencang itu. Dunia serasa berputar.  Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuan Toni.  Ratih hanya bisa menggelengkan kepala ke sana kemari menahan nikmat dan  birahi ysng melanda jiwanya  OOhh…..auhhh…..augghh…eennnnnnnaaaaakkkkkkkkkkkk kkkk…..te ruuuuuuusssssss…..Ratih meracau tak menentu.Wanita ayu  berjilbab ini benar-benar telah berubah menjadi seekor kuda betina yang  liar dan ganas, buas dan galak. Sungguh hebat rasa kenikmatan orgasme  kedua yang melanda dirinya. Sungguh ironi memang, gadis ayu yang lemah  gemulai..sopan….. alim dan berjilbab… kini mendapatkan kenikmatan  maksimal justru bukan dengan kekasihnya, akan tetapi dengan orang asing  yang sedang memperkosanya.
  Kemudian laki-laki itu menggendong dan meletakkan wanita berjilbab itu  di atas meja dengan pantat terletak pada tepi meja dan kedua kakinya  terjulur ke lantai. Toni mengambil posisi diantara kedua paha wanita  cantik berjilbab itu yang ditariknya mengangkang, dan dengan tangan  kanannya menuntun kontolnya ke dalam lubang memek yang telah siap di  depannya. Kembali Mr Toni membersihkan keringat yang membasahi tubuhnya  ddengan kain baju terusan panjang yang kian kusut itu. Laki-laki itu  mendorong kontolnya masuk ke dalam dan menekan badannya setengah  menindih tubuh Ratih yang telah pasrah oleh kenikmatan-kenikmatan yang  diberikan oleh lelaki tersebut. Toni memacu keras untuk mencapai  klimaks. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara  goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh  membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Ratih yang terkapar lemas di atas  meja.
  Sementara lelaki itu terus berpacu diantara kedua paha wanita cantik  BERJILBAB itu, badan gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan  tarikan kontol lelaki tersebut. Wanita ini benar-benar telah KO dan  dibuat permainan sesukanya oleh lelak yang perkasa itu. Ratih kini  benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari  mulutnya disertai pandangan memelas sayu oooohhh……aagghh…….uuuhhh…. ennnaaakkkk……oo ohhh…………….yeesss.. ;….egghhhh………ooohhh……aaahhhhhhhhhhh……., kedua tangannya mencengkeram  tepi meja untuk menjaga keseimbangannya. Lelaki itu melihat ke arah jam  yang terletak di tanganntya, jam telah menunjukan pukul 14.oo berarti  telah 1 jam dia menggarap gadis ayu berjilbab tersebut dan sekarang dia  merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam  kontolnya yang menimbulkan perasaan geli pada ujung kontolnya. Wanita  ayu dengan jilbab dan baju panjangnya yang kian kusut itu kini telah  menikmati birahi yang menggelegak Lagi-lagi Toni menyingkapkan baju  muslim warna merah muda yang kadang jatuh ke bawah menghalangi  pandangannya menyaksikan memek wanita berjilbab itu.
  Sementara Ratih hanya bisa menggoyangkan kepala ke sana kemari menahan  birahi dann nafsu yang melanda dirinya.  OOoouuuughhhh………auhhh…..augghh…eennnnnnnaaaaakkkkk  kkkkkkkkkkk  rintihnya.Tiba-tiba Lelaki tersebut mengeram panjang dengan suara  tertahan, "Agh…AAAAAAHHHHHHHHH…., terus", dan disertai dengan suatu  dorongan kuat, pinggulnya menekan habis pada pinggul gadis yang telah  tidak berdaya itu, sehingga buah pelirnya menempel ketat pada lubang  anus Ratih dan batang kontolnya yang besar dan panjang itu terbenam  seluruhnya di dalam liang memek wanita berjilbab itu. Dengan suatu  lenguhan panjang, "Sssh…, ooooh! ENNNAAK…… ….MEMEKMU ENAAAK…..", sambil  membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, lelaki tersebut merasakan  denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh semprotan air maninya  ke dalam memek Ratih. Ada kurang lebih lima detik lelaki tersebut  tertelungkup di atas badan gadis ayu tersebut, dengan seluruh tubuhnya  bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada  saat yang bersamaan Ratih yang telah terkapar lemas tak berdaya itu  merasakan suatu semprotan hangat dari pancaran cairan kental hangat  lelaki tersebut yang menyiram ke seluruh rongga memeknya. Tubuh lelaki  itu bergetar hebat di atas tubuh gadis ayu itu. Setelah kurang lebih 3  menit keduanya memasuki masa tenang dengan posisi tersebut, secara  perlahan-lahan Toni bangun dari atas badan Ratih.
  "hahaha..lihat ini anakmu ternyata menikmatinya juga …hahahahaha….."  kata toni puas ,sementara ayah ratih hanya tertunduk tak berani melihat  anaknya dilecehkan seperti itu.
  dan setelah toni puas , bejo pun diberi kesempatan untuk menikmati tubuh  ranum ratih , dan itu menjadi siksaan bagi gadis remaja itu.
  bejo memang senang menyakiti tubuh korbannya , berjam jam ratih  mengalami pemerkosaan brutal tersebut , sampai akhirnya ia terbaring  lemas di lantai , tubuhnya telah basah oleh keringat dan sperma , bekas  bekas kekasaran pemerkosanya kini menodai kemulusan tubuhnya , vaginanya  terasa sangat sekali.
  namun ratih sedikit lega saat toni dan bejo sudah memakai pakaiannya kembali , artinya siksaan ini sudah berakhir.
  bejo melepaskan ikatan Anton di kursi dan dengan sekuat tenaga memukul  dengan keras perut pria itu , membuat pria itu terjauth berlutut menahan  sakit. "dengar kalau kamu belum membayar hutang kamu, maka kamu akan menerima  hukuman yang lebih keji dari ini ingat itu..!!!" kata toni sebelum pergi  dan meninggalkan anton dan ratih yang terbaring telanjang tak berdaya.                     Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Ccerita Sex -  Pak Mat dan Ani               Apr 12th 2013, 04:36                                               
 
                                                                                                 Suatu hari rumah kami dikunjungi oleh Pak Mat iaitu bapa saudara  kepada suami ku. Dia meminta untuk bermalam di rumah kami semalam dua  kerana telah dihalau keluar rumah oleh isteri dan anaknya, gara-gara  hasratnya untuk berkahwin lagi satu. Sebenarnya Pak Mat ingin bermalam  di rumah anaknya yang lain, tetapi mereka tiada di rumah kerana pergi  bercuti ke Johor, mungkin dalam sehari dua lagi mereka akan pulanglah.
  Suami ku tidak berkeberatan membenarkan Pak Mat bermalam dirumah kami  walaupun dia terpaksa menghadiri mensyuarat di Kuala Lumpur keesokannya.  Aku tidak membantah keputusan suami ku walaupun aku terpaksa tinggal  berdua dengan Pak Mat malam besoknya.
  Pak Mat berusia dalam lingkungan 68 tahun, tapi badannya masih tegap,  maklumlah orang kampung banyak amalan petuanya. Tambahan lagi dia masih  berkeinginan untuk berkahwin lagi satu. Kesian juga aku mendengar  keluhan isi hati Pak Mat yang hilang kasih sayang dan perhatian dari  anak-anak dan isterinya akibat daripada hasratnya untuk berkahwin lagi.
  Menurutnya lagi memang selama ini isterinya hanya bersikap acuh tak acuh  dalam menberikan kasih sayang dan perhatian terhadap dirinya. Malam itu  kami tak banyak bersembang kerana kesian melihat Pak Mat yang kepenatan  lagipun suami ku akan berangkat ke Kuala Lumpur esok.
  Suami ku akan berada di Kuala Lumpur selama 2 hari. Malam itu suami ku  tidak dapat menyetubuhi diriku sebagaimana kebiasaan sebelum beliau  berangkat out station. Namun begitu aku masih lagi dapat memuaskan nafsu  suami ku dengan melancap zakarnya dengan tangan ku sehingga keluar air  maninya. Sayang juga aku melihat air maninya yang terpancut-pancut ke  atas perut ku, alangkah baiknya kalau air mani tersebut dapat dilepaskan  ke dalam rahim ku.
  Keesokannya selepas suami bertolak ke Kuala Lumpur, aku melakukan  aktiviti harian ku sebagai suri rumah seperti biasa. Pak Mat. aku lihat  hanya termenung , mungkin mengenangkan nasibnya atau mungkin juag  terkenangkan kekasihnya yang ingin dikahwininya.
  Bila tinggal berdua-dua dengan Pak Mat, fikiran aku asyik terkenangkan  kenangan pahit di mana aku disetubuhi oleh Zaidin dan Zairul tempoh  hari. Ini membuatkan nafsuku terangsang bila mengingatkan kejadian  tersebut. Terfikir juga dalam kepala aku, kalaulah budak mentah macam  Zairul dan Zaidin tu teringin untuk menyetubuhi diriku, inikan pula Pak  Mat, tua bukan sebarang tua, keinginan nya untuk berkahwin lagi  membayangkan kemahuannya untuk berhubungan seks masih ada.
  Untuk berdepan dengan situasi tersebut, petang itu aku mandi wajib untuk  membersihkan diri ku. Seandainya Pak Mat menyetubuhi diriku  sekurang-kurangnya diriku telah bersih. Namun begitu aku cuba untuk  menghindari segala andaian tersebut, walaupun faraj ku berdenyut-denyut  kegatalan meminta untuk dijolok dengan zakar.
  Malam itu aku cuba bersikap biasa dengan Pak Mat, menyiapkan makan malam  bersama. Sudah menjadi kebiasaan ku bila di rumah hanya berbaju t-shirt  dan berkain batik tanpa memakai coli dan seluar dalam.
  Ketika makan malam aku perasan yang Pak Mat asyik merenung puting buah  dada ku yang tertonjol disebalik t-shirt nipis yang aku Pakai.
  "Hai Pak Mat termenung je, teringatkan bini kat rumah ke?" tegur ku memecah kesunyian.
  Dengan nada terkejut Pak Mat menjawab, "ishh tak de lah Ani, kalau Pak  Mat ingat kan kat dia pun boleh dapat apa, orang dah tak sayang kita,  kalau dia masih sayang, buat macam Ani ni haa, makan minum disedia,  layan laki dengan baik, ni tidak asyik nak berleter je kerjanya. Bbila  nak cari lain tahu pulak cemburu, merajuk hiee mematikan nafsu saya je,"  rungut Pak Mat lagi.
  "Manalah tahu malam-malam begini, kalau dulu selalu tidur berdua malam ni keseorangan pulak," tambah ku.
  Pak Mat ketawa kecil mendengarnya, "Pak Mat ni dah hampir 20 tahun tidur  berseorangan, anak bongsu Pak Mat tu dah berusia 20 tahun, sejak dia  lahir sehingga ke saat ini, bini Pak Mat tak pernah melayan kemahuan  batin Pak Mat, tiang bendera Pak Mat ni masih boleh menegang, kalau dah  tegang mestilah perlu tempat untuk disalurkan, kat mana lagi kalau tidak  kat tubuh bini, tapi bini Pak Mat selalu menolak bila diajak bersama,  sebab itulah Pak Mat nak cari bini lain, tapi niat yang baik tu pun  mereka tak bersetuju dan menentang, Pak Mat nak buat macam mana, tak kan  Pak Mat cari pantat lembu," tambah Pak Mat dengan nada geram.
  "Sabar Pak Mat," aku cuba menyabarkan Pak Mat, tapi dalam kepala aku  terfikir Pak Mat ni kemaruk seks dan gian untuk merasai burit perempuan.
  "Dah hampir 20 tahun Pak Mat bersabar, tapi bila ada perempuan yang  sanggup memberi kasih sayang dan sanggup menjaga Pak Mat, malangnya  mereka pula tak setuju, dituduhnya Pak Mat ni gatal dan miang, orang tua  tak sedar diri, apalah salah Pak Mat ni," tambah Pak Mat dalam nada  sedih.
  "Tak pe lah Pak Mat, sabar je lah, saya sudi mendengar rintihan Pak Mat  tu," aku cuba memujuk dan menenangkan hatinya, kesian juag aku melihat  orang tua tu.
  "Biar saya selesaikan kerja saya kat dapur tu dulu lepas tu kita sambung bercerita," kata ku yang menyudahkan makan malam ku.
  Ketika aku terbongkok-bongkok dalam keadaan menonggeng mengemas dan  menyusun pinggan mangkuk, aku tak perasan yangPak Mat berada di belakang  ku. Bila aku bangun punggung ku terkena bahagian hadapan tubuhnya,  menyebabkan Pak Mat terundur ke belakang dan hampir terjatuh.
  Untuk mengelak dirinya terjatuh Pak Mat telah memegang punggung ku  sehingga ianya menempel rapat pada bahagian depan tubuhnya. Aku dapat  rasakan galangan batang zakar Pak Mat yang menempel tepat pada lurah  punggung ku.
  "Pak Mat ni terkejut saya," tegur ku sambil itu Pak Mat mula menjarakkan tubuh dari punggung ku.
  "Maaf Ani… Pak Mat tak sengaja, tak perasan pulak ani nak bangun, nak basuh tangan ni ha,"jawab Pak Mat tersenyum.
  "Tu la Pak Mat lain kali ikut jalan yang betul, nasib baik terlanggar  punggung saya, kalau langgar benda lain, entah akan terjadi," tambah ku  lagi.
  Sebenarnya faraj ku juga berdenyut bila merasakan galangan batang zakar  Pak Mat yang menempel pada lurah punggung tadi, sebab itulah aku  membiarkan sahaja perkara tersebut sehingga Pak Mat sendiri yang  menjarakkan diri nya.
  Setelah aku menyelesaikan kerja-kerja ku, Pak Mat kembali menyambung  menceritakan tentang kisah hidupnya. Bagaimana dia boleh jatuh cinta  dengan Kak Leha janda muda tu. Menurutnya kak Leha tu berusia dalam  lingkungan awal 40 an dan tidak mempunyai anak kerana disahkan mandul.  Itu antara sebab mengapa dia diceraikan oleh bekas suaminya dulu.
  Kak Leha mengambil upah menoreh getah untuk menyara hidupnya. Kebun  getah yang ditorehnya terletak bersebelahan dengan kebun getah Pak Mat.  Pada awal perkenalan mereka Pak Mat hanya mengusik kak Leha biasa-biasa  sahaja, lama-kelamaan kemesraan terjalin dan Pak Mat mula menceritakan  masalah peribadi nya kepada kak Leha dan begitu juga kak Leha. Ketika  mereka berehat di pondok yang terdapat dalam kebun tersebut, Pak Mat  menyatakan kerinduan nya untuk menikMati tubuh perempuan.
  "Leha, abang Mat ni dah 20 tahun tidur berseorangan, tapi akhir-akhir ni  sejak rapat dengan Leha, abang sering terfikir kenikmatan tidur bersama  perempuan, dapat peluk, cium, meramas dan bersetubuh untuk melegakan  nafsu ni, tapi semua tu tak dapat abang Mat lakukan pada bini abang  sekarang ni," begitulah keluhan Pak Mat cuba meraih simpati kak Leha.
  "Leha paham masalah abang Mat tu, kalau abang Mat teringin nak sentuh,  cium dan ramas luaran tu, Leha tak kisah kalau abang Mat nak ambil  kesempatan dengan apa yang ada pada tubuh Leha ni, tapi kalau nak  bersetubuh untuk melepaskan nafsu abang Mat tu, bukannya Leha tak nak  bagi, kita ni dah tua, biar lah kita lakukan secara halal, abang Mat  pujuk lah kak Munah tu supaya menerima Leha sebagai madunya, biar pun  Leha ni hanya sebagai isteri batin abang Mat sahaja," terang kak Leha  panjang lebar.
  Hari tu Pak Mat kerja tubuh kak Leha cukup-cukup hingga kak Leha  terangsang habis dan buat pertama kalinya batang zakar Pak Mat boleh  menegang keras setelah sekian lama tidak digunakan. Di saat genting  tersebut kak Leha masih mampu mengawal keadaan dengan menasihati Pak Mat  agar mangahwininya secara sah, lepas itu barulah menikmati tubuhnya.  Pak Mat mengeluh panjang mengenangkannasib nya.
  "Bersabar je lah Pak Mat, mungkin ada yang tersirat disebalik apa yang  terjadi, lagi pun kalau ada jodoh tak ke mana kak Leha tu, yang penting  berusaha," aku cuba memberi perangsang kepada Pak Mat.
  "Oh ya, Pak Mat nak kopi nanti saya buat kan, kopi tongkat ali campur madu," kata ku sambil berlalu ke dapur.
  Pak Mat juga mengekori aku ke dapur.
  "Eh tak payah susahh-susah lah Ani, tapi kalau dah buat tu, Pak Mat minum aje," ujar Pak Mat merendah diri.
  "Hai bila pekena kopi tongkat ali ni selalunya tongkat Pak Mat turut sama menegak," sambung Pak Mat lagi.
  "Entah lah sejak kenal Leha tu, malam-malam asyik bangun je tongkat Pak  Mat ni, nak pacak kat bini, dia tak bagi, nak pacak kat Leha tak rasmi  lagi," ujar Pak Mat lagi mengomel.
  Aku hanya tersenyum dan faham sangat apa yang dimaksudkan oleh Pak Mat tu, tapi aku hanya bersikap berselamba.
  "Tapi bila dah menegak, Pak Mat yang lah susah, tak lena tidur dibuatnya  sebab dah gian dan teringin sangat nak bersetubuh dengan perempuan dah  20 tahun tak merasa burit, tak nak buat macam mana, bini tak nak layan,  akhir nya bantal peluk jugak lah jadi mangsa sampai tongkat Pak Mat  kendur," ujar Pak Mat lagi selamba.
  Aku hanya tersenyum melayan Pak Mat bersembang yang mula menyentuh soal  seks, aku faham Pak Mat memang gian sangat tu nak bersetubuh.
  "Pak Mat mintak lah elok-elok dengan bini Pak Mat tu, cakap lah kat dia melayan suami tu wajib kalau tak berdosa," ujar ku lagi.
  "Dah bebuih mulut Pak Mat ni ceramah kat dia tu, akhirnya kita jugak  dituduhnya orang tua gatal tak sedar diri, dia tak tahu kalau zakar Pak  Mat ni dibenam dalam burit dia tu silap hari bulan masih boleh bunting  dia tu," ujar Pak Mat lagi yang mula menyentuh cerita-cerita hangat.
  Faraj ku kini mula berair kerana dari tadi dirangsang nafsu berahi.
  "Tak tahu nak tolong macam mana lagi, sabar je lah Pak Mat," ujar ku  mengakhiri perbualan kerana aku dah mula rasa mengantuk dan kelentit  meminta untuk digaru kerana terangsang.
  "Tak ape lah Ani, Pak Mat amat terharu di atas simpati Ani tu, lagi pun  Ani dah abncuh kopi ni, tak elok kalau menolak rezeki," ujar Pak Mat  tersenyum.
  "Tegak pun tegak lah, nanti bagi bantal peluk satu Pak Mat, bila tongkat  Pak Mat menegang nanti, Pak Mat peluk bantal kemas-kemas," sambung Pak  Mat lagi.
  "Saya kesian tengok Pak Mat tapi tahu nak tolong macam mana, memang saya  faham sangat kalau lelaki tua ke muda ke kalau dah terangsang tu memang  tak boleh duduk diam, mengalahkan kucing nak beranak, samalah macam  suami saya," ujar ku lagi.
  "Sebenarnya saya tak sampai hati nak tengok Pak Mat macam tu, tak apa  lah nanti saya tak kunci pintu bilik, kalau Pak Mat rasa memang dah tak  tahan dan gian sangat, Pak Mat lakukan apa yang patut, semuanya atas  diri Pak Mat," ujar ku sambil melirik kepadanya dan terus berlalu dalam  bilik tidur ku meninggalkan Pak Mat yang agak tergaman.
  Aku hanya tidur dengan berkemban kain batik sahaja tanpa seluar dalam  dan coli, sebagai persediaan sekiranyanya Pak Mat ingin menyetubuhi  diriku malam ini. Sambil membaca novel lucah aku mengentel-gentel  kelentit ku sehingga ianya cukup berair.
  Kalau lah aku ni bukan isteri orang mahunya aku mengajak Pak Mat  bersetubuh secara terbuka, disebabkan status ku itu, biarlah Pak Mat  yang mulakan sekiranya dia mahu, bimbang juga nanti aku dilabel sebagai  isteri curang.
  Aku terjaga dari lena bila terasa ada tangan yang meramas-ramas buah  dada, aku terkejut dan dalam kegelapan aku terus memegang tangan  tersebut. kemudian aku mendengar bisikan, "Ani Pak Mat ni, sorry ani Pak  Mat tak tahan dah gian sangat batang zakar Pak Mat ni," bisik Pak Mat  kat telinga aku.
  "Ohh Pak Mat," terkejut saya, jawab ku sambil melepaskan tangan Pak Mat dan meletakkannya kembali ke atas buah dada ku.
  "Pak Mat main lah puas-puas dan buat apa yang Pak Mat mahu, saya tak  kisah, tapi saya mengantuk ni, Pak buat sorang je lah ye," jawab ku.
  "Sayang Ani tidur lah, biar Pak Mat belai ani sampai terlena," jawab Pak Mat.
  Romantis juga Pak Mat ni, fikir ku. Aku dapat rasakan Pak Mat mula  mengosok-gosok permukaan faraj ku yang sudah sedia basah tu, lepas tu  dia berbisik kat telinga ku, "Ani, Pak Mat dah tahan sangat ni, Pak Mat  nak masukkan zakar Pak Mat ye," bisik Pak Mat.
  Aku mengangguk dan menarik tubuh Pak Mat supaya menindih tubuh ku.
  "Pak Mat kita berselimut lah dulu, seganlah saya buat dalam keadaan terbuka," ujar ku.
  Pak Mat menarik selimut menyelimuti tubuh kami berdua, aku melucut kan  kain batik yang masih di tubuh ku dan berbogel sepenuhnya di sebalik  selimut tersebut.
  "Pak Mat bukalah baju," ujar ku.
  "Pak Mat cuma nak rasa burit Ani je," jawab Pak Mat.
  "Saya dah bagi satu badan ni kat Pak Mat, Pak Mat pun kena bagi satu badan juga," ujar ku lagi.
  "Baiklah sayang, bukan apa sebenar Pak Mat segan maklum lah orang tua," jawab Pak Mat merendah diri. "Saya tak kisah Pak Mat janji saya dapat rasakan tubuuh Pak Mat bersatu  dengan tubuh saya," jawab ku sambil mengerang bila terasa Pak Mat mula  mengesel-gesel kepala zakarnya pada lurah faraj ku yang sudah licin  dengan air berahi ku itu.
  "Pak Mat masuk kan ye," ujar Pak Mat lagi.
  "Silakan lah, tapi pelan-pelan ye Pak Mat," ujar ku lagi.
  Aku mengerang bila bibir faraj ku mula terbuka untuk menerima kemasukan  batang zakar Pak Mat ke dalam nya. Pak Mat mengeluh kesedapan, setelah  separuh zakar nya memasuki faraj ku, ditariknya keluar dan menekannya  masuk kembali kali ini dengan lebih dalam sehingga hampir keseluruhan  kepanjangan batang Pak Mat tenggelam di dalam rongga faraj ku. Aku  sedikit menjerit menehan kesenakan kerana ini lah kali pertama rongga  faraj ku diteroka sedalam-dalamnya sehingga menyentuh pintu rahim ku.
  Pak Mat membiarkan batang zakar nya terendam didasar faraj ku, aku yang  kegelian dan kesenakan itu lantas mengemut dan mencengkam kemas batang  zakar Pak Mat itu sehingga tubuh ku terasa kejang dan mengeluarkan air  mani ku untuk klimak ku yang pertama. Pak Mat membiarku ku mencapai  kepuasan batin ku, selepas itu Pak mula menggoyang-goyangkan punggung  nya dan memusing-musing zakar nya yang masih terendam rapat dalam faraj  ku.
  Geselan kepala zakar nya yang menyentuh batu merinyam ku dan bulu-bulu  di pangkal zakar nya yang lebat itu mengosok-gosok kelentit menyebabkan  aku kembali terangsang. Apatah ketika itu Pak Mat giat meramas dan  mehisap puting buah dada ku. Penat klimak yang pertama belum hilang kini  aku kembali terpancut untuk klimak ku yang kedua. Aku rasakan rongga  faraj kini bagaikan telaga yang selepas hujan dilimpahi oleh air berahi  ku. Tubuh ku menjadi lemah lesu, tapi aku gagah kan juga untuk menahan  asakan zakar Pak Mat yang mula menghenjut faraj ku dengan rentak  perlahan tapi padu. Zakar nya sentiasa menyentuh pintu rahim dan batu  merinyam ku setiap kali ditusuk hingga kedasar rongga faraj ku.
  Gaya Pak Mat yangtidak memaksa pinggangnya membolehkan dia menhenjut  faraj ku dalam tempoh yang agak lama. Tubuh ku sudah basah bermandi  peluh begitu juga dengan Pak Mat, namun begitu zakar nya masih gagah  menikam faraj ku. Aku telah pun klimak untuk kali ke tiga ketika Pak Mat  rancak menghenjut faraj ku.
  Kini segala sendi ku terasa lenguh, nak gerak kan kaki pun aku rasa tak  mampu. walau pun sudah klimak tiga kali, kesedapan dan kegelian masih  terasa pada faraj ku setiap kali zakar Pak Mat keluar masuk dari rongga  faraj ku.
  Ini tak boleh jadi fikir ku, aku sebenar nya sudah tak larat lagi dah  nak mengangkang untuk Pak Mat, aku mesti melakukan sesuatu untuk  mempercepat Pak Mat untuk mencapai kepuasan nya.
  Dengan sisa tenaga yang ada aku membalas asakan Pak Mat dengan memeluk  kemas tubuh nya dan mula meromeng leher dan tengkuk nya, manakala kaki  aku silangkan pada pinggang nya menyebabkan zakar nya tertanam rapat di  dalam rongga faraj ku. Aku menahan kegelian dan kesenakan akibat tekanan  kepala zakarnya yang rapat pada pintu rahim ku, dengan sekuat hati aku  mengemut-ngemut otot faraj ku untuk mencengkam batang zakar Pak Mat.  Teknik yang aku pelajari dari buku yang dikenali sebagai kemutan anjing  aku gunakan pada Pak Mat.
  Pak mula mendesis kesedapan dan memuji-muji diriku, ketika itu juga aku  mula merasa kepala zakar nya mula bedenyut-denyut dan  mengembang-ngembang, di saat itu juga aku terangsang tahap maksimum. Aku  mengerang kuat ketika Pak Mat melepaskan berdas-das pancutan air mani  nya yang menghangatkan rahim ku, terkejut dengan kehangatan tersebut,  aku juga melepas kan air mani ku untuk klimak yang keempat, aku  terdampar kepenatan dan kelesuan terasa gelap dunia ku seketika, namun  begitu aku masih lagi dapat merasakan zakar Pak Mat yang masih  berterusan memuntahkan air maninya yang sehinggalah ke titisan yang  terakhir yang memenuhi setiap rongga faraj ku. Hampir dua minit zakar  Pak Mat memuntah kesemua air mani nya yang tersimpan begitu lama kedalam  rongga faraj ku.
  Selepas itu Pak Mat terdampar kelesuan di atas tubuh ku. Punggung dan  cadar katil lencun dengan cairan mani yang mengalir keluar dari faraj  ku. Aku minta Pak Mat bangkit dan mencabut zakar nya yang masih terendam  dalam faraj ku, kerana aku ingin ke bilik air dan menukar cadar yang  lencun itu.
  Aku membuka lampu bilik dan agak terperanjat melihat kepanjangan zakar  Pak Mat yang masih separuh tegang itu. Pada perkiraan ku hampir 9" iaitu  hampir dua kali ganda kepanjangan zakar suami ku, patutlah aku  kesenakan dikerjakan nya.
  Pak Mat mengucapkan berbanyak-banyak terima kasih kepada ku dan  memuji-muji layan aku tersebut serta tidak tahu nak membalas jasa ku  tersebut. Aku hanya tersenyum, "Pak Mat pun apa kurang nya mengalahkan  suami saya," balas ku.
  "Kita habis kan kat sini je lah Pak Mat, lepas ni anggaplah tiada apa yang berlaku di antara kita," tambah ku lagi.
  "Ye lah Ani… Pak Mat pun harap macam tu, tapi kalau Pak Mat teringin nak rasa lagi, boleh ke," tanya Pak Mat bergurau.
  Aku tergelak, "cukuplah dengan apa yang Pak Mat dapat tu, lepas ni kalau  teringin nak lagi, cepat-cepat lah Pak Mat kahwin dengan kak Leha tu,"  ujar ku lagi.
  "Ye la Ani, selepas ni apa nak jadi pun jadi lah Pak tetap berkahwin  dengan Leha tu, memang nikmat dan sedap lah kalau dapat bersetubuh  dengan perempuan ni," ujar Pak Mat sambil berlalu dari bilik ku                   Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Kakakku Dania               Apr 12th 2013, 04:35                                               
 
                                                                                       Pukul tiga pagi. Dania terjaga daripada lenanya kerana dia terasa  seperti hendak terkencing. Mata bundarnya terkebil-kebil di dalam  kesuraman bilik yang bercahayakan lampu malam. Tubuhnya yang baru  berusia 24 tahun terasa kelesuan. Celah paha montoknya terasa  melekit-lekit. Dia tidak berapa ingat apa yang berlaku awal malam tadi.  Dania meraba pantat tembamnya dengan jari. Melekit-lekit. Pasti air  mani... Dia berpaling ke sebelah. Kelihatan adiknya Hazif yang berusia  15 tahun sedang tidur tanpa seurat benang pun. Dania juga sedar bahawa  dia juga dalam keadaan telanjang bulat. Dia melihat zakar Hazif  terlentuk lembik. Ia juga kelihatan melekit-lekit. Walaupun dalam  keadaan lembik, zakar Hazif kelihatan gemuk dan panjang.
  "Aduhh...sakit kepala aku...Apa yang terjadi malam tadi..??" pening kepala Dania cuba mengingatinya.
  Baru dia teringat. Malam tadi, sekitar pukul sembilan, dia dan Hazif  telah bersetubuh. Tubuhnya yang ranum dan montok itu dijamah  semahu-mahunya oleh adik kandungnya sendiri. Dania teringat bagaimana  Hazif melipat paha montoknya ke atas dan menjolok pantat tembamnya  dengan padu dan dalam. Dia ingat bagaimana mereka berpelukan erat dan  berkucupan ketika belalai jantan Hazif membelah ketembaman bibir  pantatnya yang tidak berbulu itu. Berdenyut-denyut zakar Hazif merasai  kelazatan melampau pantat kakak kandungnya. Kedua-dua alat kelamin  pasangan mengawan itu melekit-lekit dengan lendir yang terbit daripada  pantat subur Dania.
  Dania cuba mengimbas kembali apa yang terjadi malam tadi....
  "Kak, Hazif cintakan kakak sangat-sangat! Oh, enaknya pantat kakak!"  rengek Hazif mencungap-cungap sambil membenamkan batang zakarnya ke  dalam lubang pantat Dania.
  "Sorong tarik dalam-dalam lagi, Hazif. Rodok pantat tembam idaman Hazif  puas-puas!" Dania berusaha memberi perangsang kepada adik lelakinya yang  baru menyambut hari jadinya yang ke-15 tahun dua hari lepas. Hazif mula  menyorong tarik batang zakarnya dengan rakus dan kasar...
  "Kak, Hazif nak hisap susu kakak, boleh?" pinta Hazif seperti bayi yang kehausan.
  "Boleh, Hazif. Hisaplah puas-puas! Adik kakak dahaga ya?" Dania tersenyum manja.
  "Ya, kak. Hazif dahagakan susu badan kakak." balas Hazif sambil membaham  tetek montok kakak kandungnya itu serta mula menyedut air susu tetek  kakaknya yang entah ada atau tidak itu.
  "Kakak, izinkan Hazif pancutkan air mani puas-puas dalam lubang pantat  kakak. Hazif nak sangat nikmat membuntingkan kakak." pinta Hazif lagi.
  "Amboi...banyak pula minta adik kakak ni.Yea la, Hazif, nanti pancut  benih pekat-pekat adik tu dalam lubang pantat kakak sampai kakak  mengandung ya?" balas Dania mencungap-cungap.
  "Cuma, kakak minta Hazif peluk kakak dan seru nama kakak ketika Hazif  menyembur benih dalam pantat subur kakak." sambung Dania lagi.
  Lampu hijau telah diberikan oleh kakaknya, Hazif mula menghentam-hentam  batang zakarnya jauh ke dalam lubang pantat kakaknya sedalam mungkin dan  akhirnya...."Oh, kakak!!! Hazif pancut!!!" jerit Hazif dan air maninya  menyembur keluar......Creettt..!!..Croott!!!.. Crooottt!!!
  Menggeletik tubuh Dania ketikaHazif menyemburkan berjuta-juta sperma  subur ke dalam lubuk betinanya. Dia terkangkang-kangkang dan  terkemut-kemut menerima semburan demi semburan benih bunting adik  kandungnya sendiri. Mata Dania terbelalak dan mulut Dania ternganga  kerana dia juga mengalami kekejangan akibat kenikmatan dipancutkan oleh  air mani Hazif yang putih dan pekat, dengan banyak dan deras sekali.  Hazif pula menggelepur menanggung kelazatan memancutkan air mani ketika  belalai jantannya menyantak jauh ke dalam pantat tembam Dania. Sambil  itu Dania memujuk manja supaya adik lelakinya memancut dengan lebih  banyak dan deras.
  "Pancut lagi, Hazif..!! Pancutkan lebih banyak lagi dik..! Kakak nak  mengandungkan anak adik kakak sendiri..!!" pujuk Dania sambil mencapai  ke bawah dan mula mengurut-urut karung telur adiknya supaya lebih banyak  air mani Hazif menyembur keluar....
 
  Tamat sudah imbasan kembali Dania...
  Dania tersenyum. Padanlah melekit-lekit cipapnya. Padanlah Hazif tidur  seperti pengsan. Dania bangun perlahan-lahan tanpa mahu Hazif terjaga.  Kalau terjaga nahas lagi pantat aku, fikirnya. Dania berjalan  perlahan-lahan menuju ke bilik air. Walaupun di dalam kesuraman cahaya  bilik itu, masih jelas kelihatan setiap lekuk di tubuh sempurna Dania.  Dania sangat sempurna. Perwatakannya lembut dan manja. Bukan sahaja  wajahnya cantik dan comel, kulitnya juga putih dan gebu. Buah dadanya  tegang dan bulat, bersaiz 34C. Cipap Dania sangat tembam dan tiada bulu  kerana selalu dicukurnya manakala bontotnya padat dan lebar. Paha dan  betis Dania juga gebu dan montok. Tiada cemar pada Dania.
  Dania mencangkung di atas lantai bilik air yang dingin itu. Setelah  beberapa saat keluarlah air kencing Dania yang berwarna cerah keemasan.  Dia mengusap-ngusap pantat tembamnya dengan lembut supaya kencingnya  tambah lawas. Kadangkala, dia sendiri terasa bahawa geram dengan  ketembaman pantatnya. Kulit pantatnya juga lembut dan bersih kerana  selalu disapu dengan losyen supaya empuk dan lembut. Tiada siapa yang  mahu pancut di luar apabila dapat menikmati pantat setembam dan seempuk  pantat Dania. Makin lega rasanya apabila air kencing semakin habis  dilepaskan. Indah sungguh pemandangan seorang gadis ranum dan montok  bogel sebegitu.
  "Mmmm...kak..? Kakak...? Mana pula kakak aku ni..?" Hazif yang nyenyak lena itu mula terjaga...
  Dalam kesamaran kegelapan Hazif ternampak susuk tubuh kakaknya yang  sedang berada di dalam bilik air yang tidak bertutup itu. Perlahan dia  bangun dan menghampiri bilik air...
  Dania tidak sedar Hazif sudah berada di belakangnya sewaktu dia  menghabiskan kencingnya. Hazif menelan air liur menatap kelebaran dan  kemontokan bontot Dania. Kakak kandungnya itu berusia 24 tahun, usia di  mana seorang perempuan mencapai tahap keranuman dan kesuburan yang  maksimum. Darma pula berusia 15 tahun. Dalam usia begini seorang pemuda  remaja yang sangat bertenaga dan berstamina. Kalau calang-calang lelaki  bersetubuh dengan Dania, pasti akan terpancut dalam beberapa minit  pertama akibat kelembutan dan kepadatan saluran pembiakan Dania; tetapi  Hazif meratah badan kakaknya itu selama hampir sejam. Lazat sungguh  tubuh kakaknya itu.
  Melihat kakaknya dalam keadaan mencangkung sambil kencing membuatkan  nafsu remaja Hazif mula membuak semula. Belalai jantannya dengan panjang  dan gemuk itu mencanak secara berperingkat sehingga akhirnya membengkok  ke atas; manakala takuk kepala zakarnya mengembang sehingga menjadi  kemerahan. Berurat-urat dan tersengguk-sengguk zakar Hazif penuh dengan  berahi untuk mengawan dengan betina suburnya di depannya itu. Dengan  tiba-tiba Hazif memeluk badan montok Dania yang masih mencangkung dan  memaksa gadis ranum itu berdiri. Hazif menggunakan kekuatan remajanya  untuk menekan Dania ke dinding dengan hanya sebelah tangan, manakala  sebelah lagi tangannya digunakan untuk menonggekkan bontot Dania yang  padat dan berat itu. Menitik-nitik air mazi Hazif apabila bontot Dania  yang berisi dan berlemak itu menonggek di hadapan matanya. Jelas  kelihatan simpulan dubur dan pantat tembam Dania.
  Dalam keadaan kakaknya seperti menyerah badan itu, Darma membawa belalai  jantannya dan menggesel-geselkan takuk kepala zakarnya di celah bibir  pantat Dania. Dia lantas menguak bibir tembam pantat Dania dengan takuk  kepala zakar tersebut dan menekan lembut lalu masuklah kepanjangan dan  kegemukan zakarnya seinci demi seinci ke dalam lubuk syurga pantat  tembam Dania. Meremang roma dan meleleh liur Hazif ketika kulit zakarnya  mengengsot dan menggesel rongga pantat kakaknya. Sebentar kemudian  batang pembiakan seorang adik menyantak lagi dengan kasar di dalam  lubang pembiakan seorang kakak. Dania melalak dan merengek ketika bibir  pantatnya yang empuk dan lembut itu ternganga luas disodok oleh Hazif.  Hazif terus menyontot bontot Dania semahu-mahunya. Badan ranum kakaknya  itu sangat lazat dan enak. Kemampatan dan keberatan bontot Dania  menghukum zakar remaja Hazif dengan kemutan padu yang mampu membuatkan  zakar mana-mana lelaki memancut dengan cepat. Oh, Dania!!! rengek  Hazif...
  Dania meraung-raung kelazatan tatkala adiknya berkerja keras membuntingkannya...
 
  "Aaarrgghh...aarrhhkk...perlahan-lahan sikit..dik...ka..kasar sangat tuu..." rungut Dania yang masih kepenatan...
  "Aahhhh....Hazif tak peduli..! Hazif nak buntingkan kakak lagi..! Kali  ni Hazif nak buat kakak mengandung dengan tusukan padu Hazif yang ganas  nii..!" bentak Hazif sambil menghentam-hentam padu lubang pantat  kakaknya..
  Di dalam kehangatan lubuk betina Dania, zakar Hazif telah diselaputi  sepenuhnya oleh lendir nafsu yang telah keluar dengan pekat dan banyak.  Takuk kepala zakar Hazif menggedik-gedik dan mencanak-canak seperti mahu  menerokai sepenuhnya ruang sempit di dalam saluran pembiakan kakaknya  itu. Setiap kali Hazif menjolok, zakarnya akan ditekan padat-padat lalu  dilenyek-lenyekkan untuk menikmati kelazatan yang maksimum. Dania yang  hanya berketinggian 160cm itu terjengket-jengket akibat disodok dengan  padu oleh Hazif yang 20cm lebih rendah daripadanya. Hazif menggunakan  kedua belah tangannya untuk menguak belah bontot Dania untuk melihat  kecomelan simpulan dubur dan pantat tembam kakaknya yang ternganga luas  dijolok zakarnya. Kemudian dia memeluk erat badan montok kakaknya sambil  menggentel-gentel puting susu buah dada yang bulat dan gebu itu.  Sekali-sekala dia menggigit-gigit manja bahu dan tengkuk kakaknya akibat  geram yang melampau.
  "Aaarrghhh...eerrgghhh...ce..ce..cepat sikit dik..! Kakak dah sedia nak terima air mani adik..!!" jerit Dania separuh gila...
  Setelah 20 minit berlalu akhirnya Dania tewas. Melalak-lalak betina  subur itu mencapai kemuncak kepuasan. Paha dan betis montok Dania  mengejang-ngejang dan badan mantapnya pula menggelupur penuh dengan  kepuasan. Dania merengek-rengek sambil pantat tembamnya mengemam-ngemam  zakar adiknya. Perbuatan spontan Dania itu membuatkan Hazif juga tewas.  Belalai jantannya mengembang dan mencanak maksimum, bersedia untuk  meledakkan sperma-sperma yang banyak dan subur ke dalam rahim kakaknya  yang ranum dan matang itu. Dia melakukan sodokan terakhir yang paling  dalam dan paling padu. Kantung telur Hazif mengecut, takuk zakar Hazif  mengembang, kedudukannya tepat di bukaan pintu rahim Dania di mana  terdapatnya telur-telur betina yang sudah subur dan matang untuk  disenyawakan. Hazif mendengus-dengus seperti kerbau jantan, dan kemudian  meraung, dan menyemburlah segala isi zakarnya ke dalam pantat tembam  Dania. Mata Dania terbelalak dan mulut Dania ternganga!
  "Aaahh...ohhh god..!" jerit Dania semahu-mahunya.
  "Aaagghh..ayaarkk...ya..allah..!" giliran Hazif pula mengerang-erang hebat..!
  Crot! Crot! Crot! Croottttt..! Air mani Hazif menyembur tanpa terkawal  lagi memenuhi segenap ruang di dalam lubuk peranakan Dania. Dalam  keadaan mereka berdua mengawan sambil berdiri itu, kelihatan Hazif  melakukan sodokan-sodokan padu setiap kali benih jantannya memancut  dengan sangat banyak dan deras ke dalam pantat tembam kakaknya. Dania  pula kelihatan menonggek dan menjengket menadah pancutan demi pancutan  air mani adiknya yang putih dan pekat itu. Benih-benih Hazif yang subur  meluru pantas untuk merebut peluang mensenyawakan telur bunting Dania.  Berbelas-belas das benih bunting telah Hazif ledakkan ke dalam tubuh  Dania. Ternyata kegagahan dan kejantanan Hazif apabila salah satu  daripada benihnya telah berjaya menjumpai telur bunting kakaknya lalu  mensenyawakannya tanpa belas. Kaki gebu Dania terus lembik dan mereka  berdua terduduk akibat keletihan selepas mengawan sebegitu rupa. Oh,  lazatnya Dania!
  "Aarrghh...aduuhh..penatnya..." Hazif merintih lalu jatuh terjelepuk di belakang tubuh Dania.
 
  Dania pula masih berdiri terkengkang-kengkang dengan kaki mengeletar. Air mani adiknya meleleh-leleh di celah pehanya.
  Selama ibu bapa mereka ke luar negara, adik-beradik itu mengambil  kesempatan mengawan semahu-mahunya. Mereka berdua juga sentiasa berbogel  di rumah dan mengawan di mana-mana saja. Cipap Dania yang amat tembam  itu sentiasa melekit dengan air mani Hazif. Mereka tidur seperti  sepasang suami isteri. Mereka bukan hanya melakukan persetubuhan, tetapi  mengawan dengan penuh perasaan cinta. Benih bunting Hazif dilepaskan  sebanyak-banyaknya ke dalam rahim subur Dania dengan niat untuk  mendapatkan zuriat. Hazif mahu kakaknya itu memboyot membuntingkan  anaknya. Dania pula memeluk erat tubuh Hazif dengan penuh perasaan cinta  setiap kali adiknya itu menyantak padu ketika menyemburkan benih bayi  ke dalam cipap tembamnya. Biarlah semua orang tahu mereka bercinta.  Hazif dan Dania tidak kisah itu semua. Tidak ada sumbang muhrim pada  mereka; yang ada hanyalah cinta penuh nikmat.                   Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - berawal dari pijat               Apr 12th 2013, 04:33                                               
 
                                                                                                     Sudah lama aku menyimpan hubunganku dengan kakak tiriku. Mbak  Afif sangat menikmati setiap permainan seks yang kami lakukan. Kami  melakukannya tanpa sepengetahuan ibuku. Tujuanku sebenarnya adalah untuk  menghukum ibu yang sudah berbuat tidak adil terhadap mbak Afif. Dan  kesempatan itupun tiba.
  Aku saat ini sudah SMA. Dan mbak Afif juga badannya makin dewasa.  Dadanya makin montok dan tubuhnya makin seksi. Yang aku heran adalah aku  selalu menyemprotkan maniku ke dalam rahimnya, tapi sampai sekarang ia  tak hamil-hamil, padahal aku berharap ia hamil, dan dari hasil  hubunganku itu bisa menyelamatkan mbak Afif dari deritanya, tapi  ternyata tidak begitu. Aku berhubungan dengan mbak Afif tidak setiap  hari, sebab kami masih sekolah dan ada orang tua kami di rumah. Aku  melakukan kalau sempat aja, tapi setiap permainan kami makin hot.
  Hari itu adalah aku masih di kelas 1 SMA. Pulang dari sekolah, aku hanya  mendapati mbak Afif yang ternyata juga baru saja pulang. Aku langsung  masuk ke kamarnya, kamar kami sekarang sudah terpisah, tapi aku masih  sering main ke kamarnya, dan dia juga ke kamarku. Aku langsung peluk dia  dari belakang.
  "Mbak, Rendy kangen nih", kataku. Ia menoleh sambil tersenyum.
  Aku melepaskan celanaku dan celana dalamku. Dan aku rebahan di tempat  tidur. Seakan tahu maksudku, mbak Afif segera memegang penisku, lalu ia  memasukkannya ke mulutnya. Ia hisap dan ia kocok dengan mulutnya,  sementara ia membuka pakaian sekolahnya. Kini dihadapanku ada seorang  gadis yang hanya memakai pakaian dalam sambil mengulum penisku.  Ohh….nikmat sekali.
  Aku menikmati setiap hisapannya, Dan terkadang ia menjepit penisku di  tengah dadanya. Ia suka melakukan itu. Siang itupun yang terjadi adalah,  mbak Afif mengoralku dan memberikan kepuasan terhadapku. Peniskupun  mulai keras. Sudah lumayan lama sih ngulumnya, aku mau sampai, aku  cengkram pundak mbak Afif.
  Ia faham dan mulai mempercepat kocokan mulutnya, dan  AAAHHHH…..crot..crot…crot…kusemprotkan di dalam mulutnya. Ia  menghentikan kocokannya, sambil perlahan melepaskan penisku dari  mulutnya. Ia mengurut penisku, sedikit sperma tampak keluar dari ujung  penisku. Ia memuntahkan spermaku ke penisku. Oh….bercampur air liurnya  membuatku puas, penisku serasa disiram air hangat.
  "Dek Rendy puas?", tanya mbak Afif. "Datang-datang koq langsung kepengen".
  "Iya nih mbak", jawabku.
  Ia mengambil tisu dan membersihkan spermaku. Kakakku sudah sangat ahli  dalam memuaskanku. Dan aku ingin tahu bagaimana caranya biar ibuku  takluk padaku. Dan mungkin aku punya rencana.
  Keesokan harinya, ibuku tidak pergi ke kantor. Ia mengeluh sakit.  Sedangkan mbak Afif berangkat sekolah. Aku juga tidak masuk sekolah  dengan alasan sakit. Pokoknya hari ini aku ingin ibuku takluk kepadaku.
  Langkah pertama adalah aku ke kamar ibu.
  "Lho, ma, nggak berangkat?", tanyaku pura-pura tidak tahu.
  "Mama lagi flu nih, nggak enak body", jawabnya.
  Mamaku itu walaupun usianya sudah hampir 40, tapi boleh dibilang ia  sangat menjaga tubuhnya. Ia masih seksi, bokongnya masih naik dan  dadanya masih montok. Aku sama sekali tak melihat keriput di wajahnya,  sepertinya ia rajin merawat tubuhnya. Kebetulan hari itu ayah tiriku  sedang ada tugas lama ke luar kota, jadinya aku dan ibuku sendirian di  rumah.
  "Waduh…gimana tuh ma?", tanyaku.
  "Ya akhirnya mama nggak masuk", jawabnya singkat.
  "Udah mandi ma? Mau Rendy mandiin?", tanyaku.
  "Belum, dan terima kasih, mama bisa mandi sendiri", jawabnya.
  "Tapi mamakan sakit, biar Rendy yang mandiin", kataku merayu.
  "Nggak ah, anak mamikan sudah besar, masak mau mandi bareng mami?"
  "Kan anak sendiri ma, emangnya nggak boleh?", tanyaku. "Takut kenapa-napa ya? Mama ngeres!…"
  Ibuku tertawa. "Yee, kan Rendy udah punya pacar, ntar pacarnya cemburu lagi."
  "Pacar? nggak punya tuh ma", kataku. "Kalau boleh sih, biar Rendy yang mandiin mama, kalau nggak juga nggak papa"
  Mamaku diam sejenak. Mungkin ia harus berpikir logis. Dan akhirnya  jawabnya, "Baiklah, mama akan ijinkan, lagipula anak mama ini sedikit  genit."
  Dan pucuk dicinta ulam pun tiba. Pertama-tama mama mencopot bajunya, ia  memang sedikit lelah, bisa dilihat di matanya. Mamaku benar-benar  telanjang di hadapanku, walaupun ia membelakangi aku, aku bisa melihat  mulusnya tubuhnya. Mama lalu mengambil handuk piyamanya dan ia pakai.
  "Yuk", ajak mama. Akupun ikut, aku lepas semua pakaianku dan aku hanya pakai handuk untuk menutupi pinggangku.
  Kamipun ada di kamar mandi sekarang. Di dalam bathup, mama  membelakangiku dan melepas piyamanya, akupun melepas handukku. Air  shower mengucur dari atas. Tubuhku dan tubuh mama tersiram air yang  hangat.
  "Sini ma, Rendy gosok", kataku.
  Mama menurut saja. Akupun mengambil sabun dan menggosok punggung mama.  Dan perlahan akupun mendekat hingga sekarang kakiku melingkar di  pinggangnya, dan penisku menempel di pantatnya. Otomatis penisku  menegang. Posisi itu sangat pas untuk dibuat bercinta. Tapi aku tak mau  memulainya, aku ingin mama benar-benar takluk padaku. Mama mungkin  merasakan penisku yang tegang.
  "Wah, anak mami sudah panas ternyata", kata mama.
  "Iyalah ma, normal, wong lihat wanita secantik ini koq", kataku. Mama  tertawa. Akupun mulai mengusap-usap punggung mama. Sambil aku  memijatnya.
  Mulanya pundak, lalu punggung. Tampak mama sangat menikmatinya. Dan  akupun agak sedikit berani menyentuh payudaranya. Mama nggak marah.
  "Ma, bagian belakang sudah nih, bagian depan dong", kataku.
  Mamaku berbalik. Dan, bisa dibilang pertama kali pandangannya tertuju pada batang penisku yang berdiri tegak.
  "Barang anak mami ini ternyata besar juga", kata mamaku sambil mencubitnya.
  "Aw, ma…", kataku sedikit manja.
  "Sama mama sendiri koq bisa terangsang sih?", tanya mama.
  "Lha mau gimana ma, mama masih seksi, masih sintal dan benar-benar mulus", kataku.
  "Bisa saja kamu", kata mama.
  Aku pun mengusap tubuh mama bagian depan. Aku mengusap dadanya. Awal  menyentuh sih, aku agak ragu, tapi aku perlahan menyentuh dada bagian  atas, lalu mulai ke bawah, awalnya sih hanya menggosok, tapi kemudian  aku sedikit memberikan pijatan. Tampak mama hanya memejamkan mata,  serasa menikmatinya. Aku lalu menggosok ketiak mama, tangannya, pahanya,  kakinya. Perlu diketahui, posisi penisku dan vagina mama saat itu  sangat dekat, aku seakan-akan sudah siap untuk menusukkan penisku kalau  aku mau.
  "Sudah ma, gantian dong", kataku.
  Mama seperti tersambar petir. Ia membuka matanya dan agak gugup. Ia  mengambil sabun dan menggosok dadaku, perutku dan ia agak canggung untuk  menggosok penisku.
  "Kenapa ma?", tanyaku ketika mama berhenti mau menggosoknya. "kasih sabun dong ma"
  Mama pun akhirnya menggosok penisku, oh…rasanya luar biasa. Jemari  mamaku yang lentik dan bersabun itupun menggosok penisku. Aku pun hanya  bisa memejamkan mata dan berkata, "Ahh….enak ma…".
  "Waah, anak mami koq begitu sih?", kata mama.
  "Ayo dong ma, terusin jangan berhenti pliiisss, sudah terlanjur basah nih", kataku.
  "Tapi cuma ini aja ya!", kata mama. "Janji!?"
  "Janji deh", kataku.
  Mama pun akhirnya mengurut penisku. Ia sangat profesional sekali,  jelaslah, kalau tidak mana mungkin papa tiriku mau dengannya. Punyaku  terus dikocok dengan kedua tangannya. Aku tahu mama juga terangsang.  Terlihat nafasnya juga seakan memburu. Ia menikmati pemandangan diriku  yang terangsang akibat kocokan tangannya.
  "Oh maa…mama sangat seksi….ahh…", kataku merancau. Mama diam saja. "Maa..oh…".
  Aku memberanikan diri untuk menyentuh dadanya. Mama membiarkannya. Aku  dikocoknya dengan sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Dan, kalau ini  terus-terusan aku bisa jebol nih. Aku melihat mama melihat penisku, ia  seakan menikmatinya, kulihat vaginanya yang bersih tanpa rambut itu  benar-benar mulai dekat dengan buah pelirku, aku mencoba bergeser  sedikit dan akhirnya vagina mama dan buah pelirku bersentuhan. Sensasi  ini sungguh nikmat. Mama tampak menikmatinya juga. Ia mencoba  menyembunyikannya dengan cara mempercepat kocokan penisku. Rasanya aku  mau meledak. Dan…."Ahhh….maaa….oh…."
  Spermaku muncrat ke mana-mana. Tampak sebagian ke wajah mama. Nafasku  tersengal-sengal dan mama tampak merasa aneh. Aku melihat ke wajahnya,  bisa kulihat sedikit sperma menempel di dahinya. Mamaku membersihkannya.
  "Udah ya Ren, anak mami baru saja onani pake tangan mami, ternyata cukup besar juga punyamu", kata mama.
  "Mami mau merasakan?", tanyaku sedikit berani.
  "Hush, kamu itu anakku, cukup ini aja!!", kata mama.
  "Kalau gitu sekarang gantian ma", kataku.
  "Maksudmu?"
  Tanpa babibu, aku langsung menyentuh kewanitaannya. Mamiku agak kaget  dan langsung berpegangan pada bathup. Aku menggesek-gesek klitorisnya.  Hal yang sama aku lakukan kepadanya seperti dia melakukan padaku. Aku  terus menggesek-geseknya sambil kumasukkan jari telunjukku ke dalamnya.  Mama tak protes, ia malah menikmatinya, bahkan sekarang Mama benar-benar  basah sekali.
  "Oh,…Ren…ackkhh…..penismu besar Ren,…akhhh", mama mulai merancu. Dan  tiba-tiba ia memelukku dan mencengkramku kuat. Aku percepat gesekan  tangaku di vaginanya. Iapun menjerit. Nafasnya tersengal-sengal.
  Mama nggak ngerasa kalau dadanya menempel di dadaku. Aku keluarkan  tanganku dan kulingkarkan di pinggang mama. Penisku menempel di  perutnya. Ia seakan bertumpu ke pundakku. Mungkin mama lagi sakit  makanya ia capek luar biasa. Lama sekali mama memelukku. Lalu ia kembali  ke posisinya semula. Ia menyalakan shower membasahi tubuhnya. Setelah  ia membersihkan tubuhnya, ia beranjak dari bathup dan pergi  meninggalkanku sendirian.
  Kejadian itu pasti diingat mama terus. Malamnya, mama nonton tv di ruang  tamu. Mbak Afif ada urusan ke rumah kakaknya. Sepertinya penting dan  harus nginap. Jadi lagi-lagi di rumah ini hanya ada aku dan mamaku.
  Aku onani di kamarku, sambil membayangkan mama. Cerita seks sedarah seru  lainya ada di hceritadewasa17tahun.info Aku sengaja melakukannya agar  mama melihatku. Biasanya mama tidur jam 21.00. Saat itu sudah jam 21.00,  mama mematikan tv-nya dan berjalan ke kamarnya. Saat itu aku sengaja  membuka sedikit pintu kamarku agar bsia dilihatnya.
  "Oh mama, aahh..ahhh,…ayo ma, digoyang ma…iya…ahhh", kataku sambil mengocok penisku.
  Mamaku melihat itu. Ia mengintipnya dari pintu. Aku terus beronani  hingga spermaku mau keluar. "Maaa….Rendy mau sampe nih ma..keluarin di  mulut mama aja ya…ahhh..ahhh…ma…nih ma…".CRoott…spermaku keluar dan  membasahi tanganku. Mamaku melihat itu semua dari pintu, lalu sebelum  aku membersihkan spermaku, mama sudah pergi.
  Esoknya, mama tampak agak aneh. Kami diam saja di meja makan. Lalu ia bertanya, "Ren?"
  "Iya ma?", tanyaku.
  "Kenapa Rendy berfantasi tentang mami? Bukannya masih ada cewek lain?", kata mamaku.
  "Habis peristiwa kemarin benar-benar membuat Rendy terangsang ma", jawabku.
  "Jangan Rendy, aku ini mamamu", kata mama. "Nggak sepantasnya anak sendiri ingin ibunya"
  "Tapi mama kemarin menimatinyakan?", tanyaku.
  "Jaga mulutmu!", jawabnya.
  "Udah deh ma, nggak usah munafik", kataku.
  PLAK!! mama menamparku. Aku sedikit frustasi. Lalu aku meninggalkan meja  makan dan menuju ke tv. Aku nyalakan video player, setelah agak  beberapa lama kemudian muncullah tayangan yang tida diduga oleh mama.  Aku sebenarnya memasang kamera di kamar mandi mama, saat mama mengonani  aku dan aku menggesek-geseknya. Mama terkejut.
  "Apa itu Rendy? Apa?", tanya mama.
  "Ini video copy ma, kalau mama nggak mau ini ada di tangan papa sekarang. Maka mama harus turuti kemauan Rendy", kataku tegas.
  "Apa maksudmu?"
  "Rendy telah mengcopy banyak sekali video ini dan Rendy kirim ke  teman-teman Rendy. Jadi kalau terjadi sesuatu dengan Rendy, maka video  ini nggak cuma ke papa aja, tapi juga ke teman, dan orang lain, atau  mungkin tersebar di internet", kataku.
  "Kurang ajar kamu ya", kata mamaku marah. Ia mematikan videonya.
  "Eitt…ingat ma, aku masih punya copy-an dan aku tidak menggertak", kataku.
  "Apa maumu Ren? Aku ini mamamu!", katanya
  "Aku tahu, dan aku ingin mami jadi budakku untuk selamanya", kataku.
  Mama tiba-tiba berlutut di hadapanku. "Pliss Ren kumohon, jangan lakukan itu…"
  Mama tampak menangis. Ia benar-benar tak ingin video itu tersebar  ataupun menuruti kemauanku. "Simpel aja koq mam, mama turuti aku aja."
  Mama agak berpikir panjang, aku biarkan ia berlutut sambil menundukkan  kepala. Tapi aku tak mau menunggu. Aku melepaskan pakaianku satu per  satu hingga sekarang aku tak pakai pakaian apapun. Mama melihatku.
  "Mau apa kamu?"
  "Mama, adalah budakku sekarang, terima kenyataan ini deh ma", kataku.
  Mama benar-benar tak bisa apa-apa. Ia hanya pasrah. Akupun makin  menguasai keadaan. Mama aku bopong ke sofa. Di sana aku lucuti seluruh  pakaiannya. Mama benar-benar pasrah, air matanya mengalir. Aku ciumi  bibirnya, kulumat lidahnya, kuhisap, lalu kuremas dadanya. Aku menyusu  kepadanya sebagaimana aku menyusu ketika masih bayi.
  Mama hanya memejamkan mata. "Nikmati aja ma, Rendy akan berikan kepuasan yang tidak diberikan oleh papa."
  Aku menciumi seluruh tubuhnya, ketiaknya, bahunya, dadanya, putingnya  yang berwarna coklat, pusarnya, pahanya, dan ketika aku hisap jempol  kakinya, ia menggelinjang. Sepertinya mama benar-benar pasrah. Kuketahui  setiap ciumanku di tubuhnya ia mendesah.
  Akupun ke vaginanya, dan tanpa basa-basi aku jilati tempat itu, tempat  di mana aku lahir dulu. Aku jilati, aku basahi dengan ludahku, aku  lumat, aku jilati klitorisnya, mama nggak tahan. Cairan kewanitaannya  sangat banyak yang keluar. Mungkin ia mau orgasme.
  "Ren…ahh…Ren…jangan Ren…pliiisss, jangan perkosa mami",kata mami  memohon. Tapi aku tak tinggal diam. Mami meremas rambutku, lalu aku naik  ke perutnya payu daranya kuhisap lagi.
  Aktivitasku aku hentikan. Aku sudah siap untuk menancapkan rudalku  sekarang. Mama melihat moncong rudalku. Ia pasrah dan tahu bahwa benda  itu akan masuk ke vaginanya. Dan benar, aku memasukkannya perlahan.  Pertama-tama hanya seperempat yang masuk, ujungnya saja. Mamaku sudah  bergelinjang. Lalu aku tekan sedikit hingga setengah yang masuk. Itupun  sudah aku goyang maju mundur. Vaginanya sangat basah, cairan  kewanitaannya sangat banyak, ia mungkin sudah orgasme dulu. Aku terus  menekannya hingga penuh benar punyaku masuk. Mama tak bisa berkata  apa-apa lagi sekarang, malah dia mengimbangiku dengan menekan pantatnya  ke atas.
  Akupun segera menggoyangnya maju mundur. Kutindih mamaku, dada kami  bersatu dan kucium bibirnya. Pantatku bergoyang seperti bor. Mencoba  menuju puncak, untuk mengeluarkan spermaku. Aku tidak merasa puas dengan  posisi seperti ini. Aku kemudian menghentikan gerakanku, kubalikkan  tubuh mamaku yang lemas. Aku sodok dia dari belakang. Pantatnya sangat  seksi. benar sekali, sensai doggy style ini luar biasa. Mama hanya  berkata, "aah…ahh..ahh..oh…oh..ah..ahh.."
  "Enak ma?", tanyaku.
  "Rendy….ah…terus Ren…perkosa mama Ren…perkosa mama", katanya merancau.  Aku pun tak tinggal diam. Kupompa lebih cepat lagi. Oh…pantatnya  benar-benar merangsangku, aku tak tahan lagi.
  "Ma, Rendy mau keluar nih", kataku.
  "Keluarin Ren, mama juga keluar", katanya.
  CROOOOTT…..CROOOT…CROOT…., banyak sekali spermaku yang keluar ke dalam  rahimnya. Aku memeluk mama dari belakang. Dan kami pun lemas. Aku peluk  mama sambil meremas dadanya. Penisku masih di vaginanya. Posisi kami di  atas sofa dengan kedua tanganku meremas dadanya, tubuh kami bersandar  sofa. Nafas kami terengah-engah. Kamipun akhirnya tertidur.
  Satu jam kemudian aku terbangun. Mama sudah tidak kupeluk lagi. Ia duduk  bersandar sofa. Matanya tampak sembab. Ia merasa bersalah.
  "Kenapa ma?", tanyaku.
  "Rendy tega sekali ama mami", jawabnya..
  "Tapi mama sukakan?", tanyaku.
  "Tapi, mama sudah mengkhianati papi", katanya. "Seharusnya tidak seperti ini".
  Aku lalu memeluknya dari belakang. "Tidak masalah ma, ini akan kita  jaga, rahasia ini akan kita jaga, selama mama menjaga rahasia juga".
  Mama diam.
  Aku lalu beranjak dari sofa. Aku berdiri di hadapannya.
  "Kenapa Ren?", tanyanya.
  "Sepon penis Rendy dong, Rendy belum puas", kataku.
  Mama kali ini langsung nurut. Ia memegang ujung penisku. Dengan perlahan  ia urut penisku, penisku yang masih tidur, langsung tegang. Lalu  perlahan-lahan ia julurkan lidahnya, ia putar-putar lidahnya ke ujung  penisku, lalu ia masukkan ke mulutnya. Yeah, nikmat sekali.
  Lalu ia basahi seluruh penisku dengan lidahnya, dijilati, dicium,  dikocok diremas. Entah berapa lama aku berdiri dengan diberi kenikmatan  itu, yang jelas, aku benar-benar puas saat spermaku muncrat di dalam  mulut mamaku. Mama menghisapnya habis, menelannya bulat-bulat.
  Setelah kejadian itu, aku jadi makin berani dengan mamaku. Setiap malam  aku selalu minta jatah. Setiap hari, bahkan mama mulai mengeluh kalau  misalnya hamil bagaimana, aku tak peduli, mama sekarang menjadi budakku.                   Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                            |             
              
Tidak ada komentar:
Posting Komentar