|                               Cerita Sex - Nafsu liar sang babysister               Apr 13th 2013, 10:58                                                Memiliki seorang bocah disaat kita dan istri sibuk mencari uang memang memerlukan managing waktu yang smart. Kalo salah, permasalahan akan semakin runyam karena semua bisa jadi korban. Seperti pengalaman hidupku berikut ini beserta cerita panas didalamnya.
  Hai, perkenankan aku untuk sedikit bercerita tentang pengalamanku. Aku memiliki seorang anak laki-laki yang telah berusia 5 tahun dan duduk di bangku TK-B. Aku dan istriku sama-sama bekerja, sehingga anakku biasanya kutitipkan di rumah kakak iparku (kakak perempuan istriku) disaat kami berdua pergi bekerja. Kebetulan rumah kakak iparku dan rumah kami bersebelahan, dan kakak iparku tidak bekerja, sehingga urusan menitipkan anak bukanlah suatu masalah, apalagi keponakanku (anak dari kakak iparku tersebut) ada yang berumur sebaya dengan anakku.
  Namun, belum lama berselang, kakak iparku pindah ke Sumatra karena suaminya ditugaskan di kota Medan. Sejak itulah masalah anak muncul menjadi persoalan yang memusingkan, sementara itu tidak ada lagi sanak saudaraku ataupun sanak saudara istriku yang tinggal di Jakarta selain kakak iparku yang pindah ke Sumatra (kebanyakan keluarga kami tinggal di Yogyakarta dan beberapa di Solo). Keadaan ini memaksa kami untuk membayar seorang babby sitter untuk menjaga anak kami disaat kami berada di kantor. Sebagaimana biasanya, mempekerjakan seorang babby sitter adalah persoalan yang sangat menjengkelkan, bayangkan saja dalam 2 bulan kami telah 5 kali mengganti babby sitter dengan berbagai macam sebab yang aku rasa tidak perlu kupaparkan disini.
  Namun akhirnya ada juga seorang babby sitter yang dapat bertahan bekerja selama hampir tiga bulan, ini merupakan rekor pertama yang telah dicapai setelah sebelumnya tidak pernah ada babby sitter yang bertahan lebih dari 3 minggu. Atas dasar alasan itu juga, aku menyarankan kepada istriku untuk menaikkan gajinya sebagai kompensasi atas kerja serta tanggung jawabnya.
  Babby sitter yang satu ini memang agak berbeda dari semua babby sitter terdahulu. Kelima babby sitter sebelumnya yang sempat bekerja di tempat kami, rata-rata berusia dibawah 30 puluh tahun, bahkan ada yang baru berusia 19 tahun, namun babby sitter yang terakhir ini adalah seorang janda berusia 48 tahun. Kami memanggilnya Bu Darsih, bertubuh besar untuk ukuran seorang wanita (tingginya kurang lebih 165 cm), agak gemuk sebagaimana umumnya wanita paruh baya. Pada awalnya kami agak ragu kalau Bu Darsih ini akan sanggup merawat Rio putra kami, mengingat Bu Darsih sudah berumur, sementara Rio sangat hiperaktif, sehingga merawat Rio akan lebih melelahkan dibandingkan merawat anak-anak lain pada umumnya. Ternyata perkiraan kami salah, dan cukup surprise, ternyata Bu Darsih dapat merawat Rio dengan baik. Bahkan ada kejadian yang lebih mengejutkan lagi, dan ini yang ingin kuceritakan pada kesempatan ini.
  Kami memiliki acara rutin, yaitu berenang yang kami lakukan seminggu sekali setiap hari Sabtu sore. Aku dan istriku selalu mengajak Rio berenang di gelanggang renang Ancol, dan biasanya selalu ada dua atau tiga orang anak tetangga teman bermain Rio yang ikut berenang bersama kami. Babby sitter selalu kami ajak ikut serta untuk membantu mengawasi anak-anak, meskipun tidak ikut berenang.
  Sebagaimana biasanya, pada hari Sabtu kami pergi gelanggang renang Ancol, namun kali ini istriku tidak dapat ikut. Istriku pulang ke Yogyakarta yang rutin dilakukannya enam bulan sekali untuk menjenguk keluarga di sana, terutama orangtuanya (mertuaku), sehingga pada acara berenang kali ini, yang ikut hanya aku, Rio beserta lima orang temannya serta tidak ketinggalan Bu Darsih. Karena istriku tidak ikut, sementara teman Rio yang ikut lebih banyak dari biasanya, yaitu sampai lima orang (biasanya paling banyak tiga orang), aku berfikir bahwa Bu Darsih perlu ikut turun ke air untuk membantu mengawasi anak-anak. Masalahnya keselamatan anak-anak tetangga juga merupakan tanggung jawabku.
  Menurut keterangannya, Bu Darsih dapat berenang, tetapi dia tidak memiliki pakaian renang. Bagiku, yang penting Bu Darsih dapat berenang, karena soal pakaian renang adalah soal mudah, tinggal beli saja, beres.
  Sesampainya di kolam renang, aku mampir sebentar di sebuah kios yang menjual perlengkapan renang untuk membelikan baju renang Bu Darsih. Untungnya ada nomor yang pas untuknya, karena baju renang ukuran besar tidak begitu banyak. Setelah itu seperti biasanya, aku selalu menyewa kamar bilas keluarga yang dapat disewa per tiga jam. Aku selalu menyewa kamar bilas keluarga, karena kupikir lebih praktis. Di kamar bilas itu kami sekeluarga dapat berkumpul dan tidak perlu terpisah seperti di kamar bilas umum yang dipisahkan antara kamar bilas untuk pria dan wanita. Disamping itu, di kamar bilas keluarga semua perlengkapan, pakaian, tas dan sebagainya dapat disimpan di kamar bilas tersebut, tinggal dikunci dan beres, tidak perlu repot- repot antri ke tempat penitipan pakaian yang melelahkan, ditambah resiko kehilangan barang-barang. Shower juga sudah tersedia di dalam kamar bilas, tidak perlu repot-repot keluar kamar, ada air panasnya lagi. Begitu praktis, sehingga mengawasi anak-anak pun jadi lebih mudah.
  Rio dan teman-temannya begitu antusias, di kamar bilas mereka mengganti pakaian dengan tergesa-gesa. Dan setelah selesai, mereka semua langsung lari ke kolam tanpa tunggu-tunggu lagi. Setelah semua anak-anak keluar menuju kolam, aku segera melepas pakaianku. Setelah aku telanjang bulat, aku bergegas menuju shower, namun… astaga… aku baru sadar kalau ternyata ada Bu Darsih di kamar bilas itu. Kulihat Bu Darsih mesem-mesem (tersipu malu) sambil mencari-cari sesuatu dari tasnya. Aku pun pura-pura bersikap biasa, seolah-olah telanjang bulat di depan Bu Darsih merupakan hal yang lumrah bagiku, padahal itu kulakukan untuk mengusir rasa malu.
  Dengan sok berlagak tenang, aku menyuruh Bu Darsih untuk segera ganti pakaian. "Ayo.. Bu Darsih.. cepat ganti baju.. itu anak-anak nggak ada yang ngejagain.." Semua ucapanku itu betul-betul hanya bertujuan untuk mengusir rasa malu karena sudah terlanjur telanjang, sementara itu kulihat Bu Darsih terus saja mesem-mesem, dan ini mengundang perasaan aneh pada diriku. Sebetulnya aku mengerti makna mesem-mesemnya Bu Darsih, aku yakin kalau mesem-mesem- nya berkaitan erat dengan keadaanku yang sedang telanjang ini. "Forget it..!" kupikir sambil tetap telanjang bulat, akhirnya aku langsung menuju shower untuk membasahi tubuhku, hal yang biasa kulakukan sebelum berenang.
  Saat berada di bawah kucuran shower, aku sempat memperhatikan Bu Darsih saat sedang menanggalkan seragam babby sitternya yang berwarna putih, dan masih saja sambil mesem-mesem. Mungkin dia pikir buat apa malu-malu telanjang dihadapan majikannya ini, toh majikannya saja tidak malu telanjang bulat dihadapannya, semua ini membuat perasaan mesum mulai menjalari tubuhku. Selanjut pemandangan di hadapanku menjadi semakin mendebarkan. Bu Darsih sambil terus mesem-mesem sendiri mulai menanggalkan pakaian dalamnya, jantungku berdebar keras, apalagi disaat dia melepaskan kait-kait BH-nya, serta meloloskan tali-tali BH tersebut dari lengannya.
  Belum pernah terbayangkan dalam pikiranku melihat Bu Darsih dalam keadaan yang kulihat saat ini. Selama ini gairahku sama sekali tidak pernah terusik oleh wanita paruh baya itu yang bertubuh besar dan agak gembrot, serta mengenakan pakaian seragam putih. Namun pemandangan di hadapanku kali ini sungguh-sungguh berbeda. Payudara yang sungguh besar dan montok dengan puting payudara yang lebar berwarna coklat gelap, menggantung di dadanya, begitu menggetarkan kalbuku. Apalagi saat dia memelorotkan celana dalamnya, membuat rambut lebat di kedua pangkal pahanya yang montok begitu jelas terpandang, sungguh membuat darahku menjadi berdesir dengan derasnya. Jantungku semakin berdetak tidak beraturan, dan tubuhku gemetar menahan gairah yang kali ini terusik oleh pemandangan yang sungguh benar-benar lain dari biasanya, serta tidak pernah terbayangkan sebelumnya olehku.
  Disaat Bu Darsih hendak mengenakan pakaian renangnya, secara refleks aku langsung berkata kepadanya, "Ayoh… Bu Darsih.., mandi dulu… supaya nggak keram di kolam." Sebetulnya, ucapanku hanyalah akal bulusku yang semata-mata hanya agar aku dapat menikmati pemandangan tubuh bugil Bu Darsih lebih lama lagi. Namun ternyata, `Pucuk dicinta ulam tiba', Bu Darsih batal mengenakan pakaian renangnya, dan melemparnya ke atas jok empuk berkulit plastik yang ada di kamar bilas itu. Lantas sambil terus mesem-mesem dan masih telanjang bulat, Bu Darsih melangkah menuju shower. Aku sedikit menggeser posisi berdiriku di bawah shower untuk memberi tempat bagi Bu Darsih.
  Tubuh telanjangnya yang begitu montok dan besar, bergidik kedinginan saat air yang memancar dari shower menerpa tubuhnya. Bu Darsih mengusap-usap wajahnya yang terguyur air shower. Birahi yang sudah menguasai diriku membuatku nekat menjamah payudaranya yang sangat besar itu.., sungguh aku sangat gemetaran, takut kalau-kalau Bu Darsih menolak untuk disentuh. Tetapi ternyata Bu Darsih hanya diam saja saat aku mengusap-usap payudaranya. Hal ini membuatku nekat untuk berlanjut menjamah kemaluannya. Disaat jemariku menyentuh kemaluannya yang berambut lebat itu, dalam waktu yang hampir bersamaan tangan Bu Darsih juga menjamah batang penisku yang tengah tegang. Dia terus-terusan mengusap dan mengelus batang penisku.
  Kupandangi wajah Bu Darsih, matanya menatap nakal dengan senyuman bandel di bibirnya. Wanita paruh baya itu ternyata begitu menggairahkan. Tanpa kuminta, Bu Darsih kemudian berjongkok di hadapanku, dia segera mengulum dan menjilati batang penisku sampai menimbulkan bunyi yang begitu khas. Keahliannya menyedot dan mengulum batang penisku begitu luar biasa, membuatku tidak dapat menahan diri lagi. Kutarik tangannya mengajak berdiri, lalu menggiringnya menuju jok berkulit plastik di kamar bilas itu. Kubimbing agar Bu Darsih duduk di jok empuk itu, dan tanpa kuminta, Bu Darsih pun langsung membengkangkan kedua kakinya, sehingga kemaluannya yang besar menantang di hadapanku. Tanpa buang-buang waktu, aku langsung menyibakkan rambut lebat yang menutupi vaginanya, sehingga kudapati bibir-bibir vagina yang tebal berwarna hitam kecoklatan. Lendir putih mengalir dari bibir-bibir vagina yang mulai merekah itu yang merupakan pertanda birahi luar biasa yang telah menghinggapi dirinya.
  Saat bibir-bibir vagina itu ku renggangkan, muncul klitoris sebesar kacang tanah seperti menuntut untuk dijilati. Belum pernah kulihat klitoris sebesar itu, juga bibir-bibir vagina yang begitu tebal, mungkin karena badannya besar membuat klitoris-nya juga jadi besar sesuai dengan ukuran badannya yang juga besar dan gemuk. Kujilati klitoris itu dengan buas, membuat Bu Darsih mendesah keras, tubuhnya menjadi kejang dan gemetar menahan kenikmatan itu, pinggulnya terangkat menyambut jilatan lidahku pada vagina dan klitoris-nya. Vaginanya menjadi semakin menganga lebar, membuat dinding vaginanya yang merah menjadi jelas terlihat seperti menyampaikan kesiapannya untuk menerima coblosan batang penisku. Akhirnya, "Bleesss..!" kubenamkan batang penisku ke lubang vaginanya. Terasa begitu sempit dan menggigit, mungkin akibat Bu Darsih yang telah hampir 20 tahun menjanda, membuat otot-otot vaginanya kembali menguat.
  Tubuh kami berguncang-guncang dahsyat di atas jok itu saling menekan, sementara batang penisku keluar masuk lubang vaginanya menggesek dan menggaruk dinding-dinding vagina yang sudah begitu gatal selama ini. Kujejalkan penisku lebih dalam lagi, Bu Darsih pun menyambut dengan mendorong pinggulnya supaya penisku masuk ke tempat yang paling dalam. Sementara itu jempol serta telunjukku memilin- milin klitoris-nya, membuat Bu Darsih mengalami kenikmatan yang sangat dahsyat, sampai-sampai matanya mendelik, sementara desahan dan erangan keras silih berganti mengiringi orgasme yang dirasakannya.
  Spermaku menyembur deras di dalam lubang vagina Bu Darsih dan membanjiri rahimnya. Tubuhku menggeletak lemas di atas tubuhnya dengan batang penis yang masih terbenam di lubang vaginanya untuk beberapa waktu. Saat kucabut batang penisku, Bu Darsih kembali merenggut batang penisku dan memerasnya dengan begitu bernafsu, sehingga sisa-sisa sperma yang telah bercampur lendir vaginanya meleleh keluar dan langsung ditampung dengan lidahnya.
  Setelah kejadian yang mengejutkan dan menegangkan itu, kami melanjutkan acara berenang, sementara hubunganku dengan Bu Darsih berjalan seperti biasa. Bu Darsih tetap bersikap sebagaimana aku adalah majikannya. Hanya disaat istriku meleng, kami pun langsung bergelut setubuh di atas ranjang tanpa malu-malu dan tanpa basa- basi. Namun selain di ranjang, sikapnya terhadap diriku begitu wajar seperti sediakala, bahkan meskipun istriku sedang tidak di rumah, sikapnya tetap saja begitu wajar. Sama sekali tidak tercermin di wajahnya maupun di sikapnya kalau wanita paruh baya itu sebetulnya bandel dan sering bergelut senggama dengan diriku. Wajah liar penuh birahi, mata binal, senyum nakal dan kebuasannya hanya muncul saat berada di atas ranjang. Setelah semuanya selesai, dan kenikmatan telah direguk, sikapnya kembali wajar seperti sediakala.
  Bu darsih begitu profesional menjalani hubungan ini. Dan aku pun sangat  menikmatinya yang membuat hari-hariku semakin bersemangat.
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - BF for Black Forest               Apr 13th 2013, 10:56                                               
 
 
  Panggil saja aku Tyo. Ini adalah kisah nyata dari kisah asmaraku. Saat  itu aku masih berstatus mahasiswa baru. Aku mempunyai pacar yang bernama  Tika. Tika dan aku sepantaran hanya saja aku sedikit lebih tua darinya  sekitar 8 bulan. Yah, ceritaku ini bermula ketika aku akan berulang  tahun yang ke-19, saat itu juga umur hubungan kami juga masih baru,  sekitar 2,5 bulan.
  Waktu itu sepulang kuliah, seperti biasa aku menjemput Tika dan  kebetulan, hari itu jadwal kuliah kami sama2 selesai jam 1 sekalian aku  mentraktir Tika makan di salah satu tempat makan. Tak hanya Tika yang  aku ajak, aku juga mengajak beberapa temanku. Saat sampai di kampus  Tika, seperti biasa aku segera mengirim sms ke Tika mengabari kalau aku  sudah sampai di kampusnya. Tika pun datang dan masuk ke dalam mobilku.  "Aduh, mukanya cemberut amat?" kataku kepada Tika.  Tak ada jawaban sama sekali dari Tika, yah, karena hari ini dia benar2  marah besar terhadapku. 2 hari kemarin tanpa sengaja Tika melihatku  sedang jalan berdua dengan cewek lain yang bernama Vivi. Sebenarnya aku  dan Vivi sudah berteman sejak lama, Walaupun Tika tahu tentang itu tapi  terkadang ia  cemburu.  "Masih diem ni? ada yang ketinggalan?" godaku pada Tika. "Udah-udah cabut, biar cepet pulangnya, gak betah lama-lama di  sini,...Cewekny yang kemarin gak diajakin?" Sindir Tika terhadapku. "Hadeh, iya yang marah.." jawabku. Agar tidak lebih runyam lagi aku segara tancap gas ke tempat makan yang  dimana teman-temanku sudah menunggu. Sampailah aku di tempat makan itu.  Siang itu kami makan ramai-ramai, banyak sekali ucapan selamat ultah  kepadaku dari teman-temanku. Bahkan temanku yang bernama Andy dan  pacarnya, Nia, membawakan blackforest untukku. Yah, sekalian Black  Forest itu kita makan ramai-ramai.  Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Kami pun pulang  mengingat besok masih ada kuliah dan beberapa dari temanku punya tugas  besar untuk besok. Masih tersisa sebagian Black Forest yang wujudnya  sudah tidak karuan. Tampak Tika yang sedaritadi diam mengemasi Black  Forest tersebut.  "Udah, tinggal aja buat pegawainya." ujarku kepada Tika  "Udah babak belur gini, kasih ni aja yang bagusn buat pegawainya." Jawab Tika  "Ya udah, aku pasrahin ke kamu dah, gak ngerti cowok masalah gini tu...  hehehe." aku mencoba untuk menggoda Tika yang sedari tadi diam dan  benar-benar masih menyimpan amarah terhadapku.  Lalu aku dan Tika pun pulang. Tika membawa beberapa potong Black Forest yang sudah tak karuan wujudnya pulang.
   Di dalam mobil pun keadaan kembali sepi, tak ada kata-kata yang keluar  dari bibir Tika. Keadaan benar-benar hening. Kalaupun aku mencoba  memulai percakapan Tika tak bergeming sama sekali. Hingga pada akhirnya  menjelang beberapa meter sampai di rumahnya..  "Stop! Stop!" perintah Tika.  "Kenapa? Rumahmu kan masih di depan sana.." ujarku terheran-heran.  "Aku bilang stop yah stop! paham gak sih kamu tu?" Kali ini Tika  berkata dengan nada yang agak tinggi, tanda bahwa dia masih marah atau  bahkan benar-benar marah terhadapku.  "kamu sayang gak sih sama aku? gila ya.. kok bisa-bisanya kamu jalan  berdua sama cewek lain padahal..bla..bla..bla." lanjut Tika dan aku coba  mendengarkan dengan seksama. Aku mencoba untuk membiarkannya meluapkan  seluruh emosinya. Selebihnya tak ada satupun kata-kata Tika yang  kudengarkan.  "Aku bener-bener sayang sama kamu Tyo." kali ini Tika menangis dan memalingkan muka dariku.  "Yank? kok nangis? aku bener2 sayang sama kamu juga. Kan udah aku  bilang aku sama Vivi cuma  temen biasa. Gak lebih.. lagian kamu juga  udah pernah aku kenalin.. Yank?" Ujarku menenangkan Tika.  "TAA... DAA.. Met ultah sayang!! hehe.. Idih, Buayanya ternyata gampang  banget dikerjainnya ya?.. Udah aku maafin kok" Ujar Tika yang cukup  puas karena berhasil mengerjainku. "Tapi awas kalo gitu lagi, setidaknya bilang kalo mau pergi ma Vivi, toh  aku sama Vivi juga sering kontak-kontakn sejak kenal." Lanjut Tika yang  kali ini dengan menjewer kupingku.  "Aduuh.. Iya deh.. Y udah kita balik". jawabku.  "Lo? kan aku udah bilang Stop ya artinya Stop." Kali ini aku  benar-benar terheran-heran dengan perintahnya. Sepertinya melihat aku  yang terdiam dan melongo, Tika langsung mencium bibirku dan setelah itu  berkata "Happy B'day yank.." bisik Tika di telinga kiriku.Benar-benar  hal yang tak terduga. Mengingat kmu baru 2,5 bulan berpacaran dan belum  pernah melakukan hal 'aneh' sekalipun.Tika sebenarnya termasuk cewek  yang pendiam. Dia bukan tipe cewek yang suka ke sana kemari. Dia lebih  suka menghabiskan waktunya di rumah dengan menonton DVD film-film  kesukaanya. Walaupun begitu, Namun dia merupakan cewek yang gampang  untuk bergaul. Pergaulannya pun cukup terbatas, dan tidak pernah  melakukan yang namanya dugem dan sebangsanya. Dia tidak minum dan  merokok, bahkan dia membenci cowok yang seperti itu. Alasan dia jauh  tertarik kepadaku karena aku tidak melakukan kedua-duanya.   Tak ada kata yang terucap lagi dimobilku. Kali ini dengan suasana yang  beda. Dia hanya memandangiku dengan sayu sambil mengusap-usap pipiku.  Tika sangat cantik sekali malam ini. Dia memiliki tinggi 160 cm, dengan  ukuran dada 34B. Dia memang tidak seputih cewek-cewek lain, warna  kulitnya sedikit hitam manis, Wajahnya mirip dengan Jordana Brewster  aktris pemeran Mia dalam serial  Fast n Furious apalagi bagian bibir dan  tatapan matanya, Serta dia memiliki body bak gitar spanyol. Pernah ada  beberapa agency yg menawarinya tapi dia tidak PD dengan tinggi, dan  warna kulitnya yang dia bilang item dekil tapi temannya bahkan akupun  bilang termasuk kategori eksotis. Benar-benar cantik malam itu Tika,  walaupun mengenakan baju standart kuliah dengan hem lengan panjang putih  yang sedikit di tekuk pada bagian tangannnya, celana jeans ketat  sehingga mencetak size pantatnya yg padat dan berisi, serta sepatu  putihnya, entah bagaimana dia tetap terlihat modis.  "Aku punya hadiah buat kamu.. Bntar.." ujar Tika sambil mengambil sesuatu di jok belakang yang ternyata Black Forest sisa tadi. "Pegangin bentar deh yank" Ujar Tika sambil memberikan Black Forest itu terhadapku lalu ia memposisikan duduknya menghadapku. Dan tiba-tiba dia meletakkan kedua tanganya di hem-nya. Seperti hendak  melakukan sesuatu. Benar saja dia lalu membuka satu persatu kancing  bajunya hingga kancing paling akhir lalu ia melepaskan hem tersebut dari  badannya dan melemparnya ke jok mobil belakang. Kali ini posisi Tika  hanya mengenakan  Bra putih dengan aksen renda-renda dan celana  jeansnya. Terlihat jelas belahan dadanya yang padat dan berisi. Dalam  hati aku membayangkan hal apa yang akan terjadi selanjutnya. Lalu Tika  menaruh tangannya ke bagian belakang Branya yg tanpa tali pada  pundaknya. Aku mendengar bunyi "ctik", lalu tatapan Tika berubah  menggoda terhadapku, dan "uuuppss" ujar Tika sambil menjatuhkan Branya  ke bawah. Kali ini benar-benar terlihat payudaranya yang menantang  sempurna dengan pentilnya yg kecoklatan dan lingkaran putingny yang  sempurna. Ingin rasanya tangan ini segera memegangnya layaknya Singa  yang menerkam mangsanya tapi apa daya tangan ini memegang Black  Forest.Dengan posisi yang sudah tidak mengenakan apa-apalagi bagian  atasnya lalu Tika mengambil sisa-sia Black Forest yang kupegang dan  mengoleskannya di sekujur tubuhnya dengan menyibakkan rambutnya yg hitam  panjang sepundak terlebih dahulu. Benar-benar Tika seperti manusia  Black Forest saat ini. Apalagi dia mengumpulkan semua whip creamnya di  bagian putingny. Sehingga putingnya tidak terlihat. Tiba-tiba Tika  meloncat dari tempatnya dan pindah ke pangkuanku dengan posisi bagian  punggunya berada di jendela sopir."Ayo yank, di makan donk masa di  diemin?" Ujar Tika menggodaku sambil dia menempel-tempelkan payudara  kirinya ke mukaku.  "wow.. mimpi apa semalam? berantem ending2nya bisa gini? wo.." batinku dalam hati penuh girang menyambut perlakuan Tika ini. Tanpa basa basi lalu aku memakan semuat Black Forest yang ada di  badannya. Apalagi bagian putingnya dan payudaranya yang sambil aku  remas-remas, aku juga menyedot-nyedot putingnya yang tertutup whip  cream.  "ahh..ngghh..nggghhh" desahnya lirih. "Yank.. kok di susu ku terus sih?  yang lain mubazir lo entar" ujar Tika sambil menegadahkan mukaku dan  melumat bibirku. Sesekali ia memasukkan lidahnya yang mungil dan  mengambil Black Forest yang berada di mulutku dengan lidahnya dan   memakannya.  "enak juga ya ternyata.. hi..hi..hi" canda Tika. Aku pastikan tak ada satupun Black Forest yang terlewatkan. Mulai dari  perutnya yang rata, bagian dada, serta lehernya. Posisi yang sempurna  melihat Tika saat ini, hanya di terangi lampu mercury kompleks  perumahannya yang masuk kedalam mobilku. Entahlah, kita lumayan lama  berhenti, bagaimana jika nanti ada satpam yang curiga, bisa berabe.  "yank pindah tempat yuk, cari yang lebih gelap aja, kita keluar dari  perumahanku." Ujar Tika dengan mendesah-desah disertai dengan emutan  pada kupingku.  "Ok" jawabku. Karena sedari tadi mesin sudah menyala lalu aku tancap gas keluar dari  perumahan.Tika kembali ke tempatnya, dan aku fokus pada jalan. Tiba-tiba  Tika mengelus-elus si junior dari balik celana jeansku.   "Ini apa ya yang nonjol-nonjol gini?" tanya Tika kepadaku dengan  tersenyum.Si Junior sedari tadi sudah berontak pingin keluar tapi apa  daya, Sudah tertutup celana masih harus di tindas dengan pantatnya yang  padat. Seperti ikut merasakan ketika masih belum merdeka dan ditindas  oleh kompeni.  "Kasihan ini di dalem terus.." Ujar Tika di barengi dengan suara "ctik, zrrt"  "Keluar juga deh akhirny si junior..huff" batinku lega dalam hati  "Wuih gedenya.." kata Tika sambil mengocok-ngocoknya. Karena saat ini aku memasuki jalan raya yang lumayan ramai, posisi Tika  agak membungkuk, agar tidak terlihat bahwa gadis manis yang duduk di  sebelahku ini sudah bugil bagian atasnya.  "hih.. kok tambah gede sih? nakal ini.. mana ini ujungnya keluar  basah-basah gini" ujar Tika dengan tatapan penuh birahi melihatku yang  konsentrasi ke jalan. Entahlah apa yang terjadi di bawah sana. Aku tak dapat melihat, Hanya  dapat merasakan. Karena hal ini kita lakukan saat mobil sedang berjalan  dan di tengah keramaian. Tiba-tiba saja aku merasakan jilatan-jilatan  hangat pada batang junior. Mulai dari pangkal, naik ke batang, lalu di  akhiri dengan jilatan-jilatan di ujung si junior. bahkan lidahnya  seperti hendak mengorek-ngorek lebih dalam lubang si junior yang mampu  membuatku merinding seketika. Lalu pelan-pelan aku merasakan sesuatu  yang lembab-lembab basah menyelimuti si junior berlahan-lahan hingga  terselimuti semua. Saat aku melirik ke bawah aku sadar bahwa si Junior  kini sudah berada di mulutnya.  "Enghm..enghmm...emm.." Gumamnya sambil menaik turunkan kepalanya. Tak  jarang pula Tika menyedot-nyedot si Junior yang lagi-lagi bikin  merinding ke enakan. Lalu gerakannya mulai cepat dan hampirlah aku  mengeluarkan spermaku karena sudah tidak tahan akan oral seksnya.  "Aku mau keluar...aaahhh!!" teriakku sambil aku menepikan mobil dan berhenti. Tiba-tiba dia menarik kepalanya dan memasukkan kembali si Junior ke dalam celanaku.  "Lo? knp ini? aku udah mau keluar nanggung, enak banget kamu yank" ujarku  "ogah.. kamu berhenti aku juga berhenti, kalo kamu jalan aku terusn" jawab Tika. Yah hal yang sudah sampai puncaknnya ternyata masih harus disiksa lagi.  Aku hanya bisa mngumpulkan segenap tenaga untuk menahannya. Dan akhirny  akupun melanjutkan perjalanan. Tak ada satupun kesempatan untuk  mengeluarkan isi si Junior. Setiap mau keluar dia pasti menutup lobang  si Junior dengan tangannya. Aku benar-benar harus konsentrasi selain  konsen ke pedal kopling, rem, gas dan jalan harus ketambahan konsentrasi  ke hal yang lain. Satu-Satunya juru selamat adalah lampu merah, tapi  itupun tak menolong bnyak karena sudah malam jeda waktu merah pun  sebentar.
   Tiba-tiba Tika membenarkan posisi duduknya dan melepaskan seluruh celananya dan segera meloncat ke tempatku.  "Aku udah gak kuat lagi, Tyo.. udah gak kuat lagi.." ceracau Tika.Dan  meloncatlah Tika ketempatku. Dia memposisikan duduknya hadap-hadapan  denganku dengan posisi dia menghadap jendela belakang. Dan karena posisi  itulah pantatnya yang sekal sempat mengenai setirku yang mengakibatkan  mobilku bergerak tajam ke kanan dan kiri.  "buset, untung mobil tadi udah nyalip duluan, bisa-bisa tabrakan ni" Batinku. Dan lagi-lagi aku tak bisa melihat apa-apa, sekarang jalan pun termasuk karena pandanganku tertutup oleh gunung kembarnya.  "Udah kamu konsentrasi ke jalan aja, yang ini biar aku" ujar Tika. Benda yang jauh lebih hangat, basah, lembab kali ini bergesek-gesekkan  dengan juniorku. Gerakan gesekan memutar-mutar terasa sekali di  Juniorku.  "nggh... ahhh,,, mmaass,,,nnngghhh...ukkk..ahh" Desah Tika yang mulai  berlahan-lahan menaik turunkan vaginanya untuk memasukkan si junior ke  rumah barunya. "aaaakkkkkkhhhhhh..." desah Tika panjang di iringi dengan  pelukkan erat kepadaku. Semakin hilang saja konsentrasiku akan jalan.  Benar-benar hangat di dalam sana, serta adanya pijatan-pijatan kecil  serta goyangan-goyangan memutar, hisapan-hisapan serta benturan terhadap  pangkal vaginannya yang sepertinya membuat si junior jauh lebih tegang.  Berlahan-lahan Tika menaik turunkan pantatnya lalu dia mengusap-usap  sesuatu dari Vaginanya dan.. VOILA! ada bercak darah di jari telunjuk  dan tengah tangan kanannya.  "happy b'day sayang, ni kado dari aku" Ucap  Tika  tersenyum kepadaku lalu dia mencium bibirku dan mulai menaik  turunkan pantatnya lagi dengan intensitas yang lebih cepat sebelumnya.   "ahh..ahhh...oughhh..yes... yes...akh..." ceracaunya. "Sayang aku nyampe, aku keluar ni..aaakkkhhh" teriak Tika puas.  "ceerrr" cairan hangat membasahi batang juniorku.  "Aku juga gak kuat nahan ni, mw keluar" kataku.  "Bentar, yank.. jangan di dalem, kayakny lagi subur ini" jawab Tika yang kali ini agak kebingungan Lalu Tika kembali ke posisi tempat duduknya dan kali ini dia memasukkan kembali si junior ke mulutnya.  "aku keluar sayang!!!"  "crooot...crooottt" Spermaku akhirnya keluar juga. Entah berapa banyak sperma yang aku keluarkan karena menahannya sedari  tadi. Dan sepertinya si Tika juga kewalahan menelan spermaku, tak jarang  beberapa kali ada yang mengintip dari balik bibirnya yang imut itu.  Tika juga menyedot-nyedot si junior demi memastikan dia sudah menelan  hingga tetes terakhir. Lalu Tika rebahan di tempat duduknya tanpa ada  busana yang melekat, bahkan ia seolah tak peduli sorot lampu kendaraan  dari arah berlawanan. Akupun juga memberhentikan mobilku di pinggir  jalan untuk istirahat sejenak mengembalikan kembali konsentrasiku yang  sukses hancur berantakan gara-gara tadi  "yuk pulang sayang" Ujar Tika kepadaku.  "La kan belum ktemu tempat sepinya?" jawabku.  "Idih, maunya.." jawab Tika sambil menjiwitku. Karena aku juga tidak enak memulangkan Tika hingga larut, apalagi orang  tuanya sangat baik terhadapku sehingga lebih memunculkan perasaan tidak  enak. Aku lalu mengenakan kembali celanaku dan Tika tetap membiarkan  dirinya dalam keadaan bugil. Kami pun kembali ke rumah Tika.
  Sampailah kami di depan rumahnya. Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 00.30. Benar-benar membuat perasaanku tidak enak.  "Yank, mulai detik ini, badanku semuanya punyamu. Mau kamu apain juga  terserah kamu. Kalo kamu pingin bilang aja, pasti kusanggupin kok. Cuma  jangan waktu aku period aja, and.. Jangan macem-macem ma cewek lain kalo  enggak kamu gak akan aku jatah lagi alias bakal aku putusin" Ucap Tika.  "Awas kalo sampe lupa" tambah Tika  "Iya deh.. Maaf juga ya kalo udah bikin ribut" jawabku. Lalu Tika mengambil Tissue dan membersihkan Vaginannya yang masih terlihat bercak-bercak darah.  "Y udah, mumpung aku masih belum pake baju ada yang mau di kerjain gak nih?" tanya Tika padaku. Entah mengapa melihat kondisi Tika yang tidak berpakaian dengan  payudaranya yang menantang, berisi dan padat, serta tidak adanya bulu  kemaluan di vaginanny membuat birahiku bangkit lagi. Apalagi  sepertiny  Tika juga masih ingin ronde tambahan melihat dari vaginanny yang  ternyata berwarna pink mengeluarkan cairan-cairan vaginanya. Tapi karena  waktu, aku hanya memilih untuk meremas-remas susunya dan  menghisap-hisap pentilnya serta mengocok-ngocok vaginanya dengan  tanganku hingga dia menggelinjang tak karuan dan sampai pada klimaksnya.  "Ih.. nakal, udah di depan rumah masih aja di bikin basah lagi"  gerutunya sambil mengenakan langsung celana jeans dan hemnya. Bra-nya  tidak dia kenakan lagi dan CDny yg terkena bercak darah sama-sama dia  masukkan kedalam tas kuliahnya.  "hehe.. habis enak sih.." jawabku. " O y, kamu Tik, jauh banget dari  cewek-cewek yang kayak gini, padahal kamu pendiem banget mana kelihatan  banget baiknnya, kok mau nglakuin ini sama aku?" Tanyaku penasaran  "Gak tahu, reflek aja.. Itung-itung aku pingin ngasih kado yang beda  dari yang lain, daripada nanti ngasih kado yg di kembarin si Vivi..  Lagian menurut Informanku dulu, kamu tuh tipe cowok yang kalo ada cewek  liat pasti pingin di tidurin" candanya.  "Jiah.. James Bond kali.. udah-udah trun yuk tambah gak enak ni" kataku.  "hehe.. iya-iya.. Gpp juga kok, aku udah bilang kmu ultah, jadi aku  udah bilang pulang telat. Y udah yuk, aku panggilin papa dlu" ujar Tika. Lalu Tika mencium pipiku dan kita turun untuk berpamitan. Wah sebenarnya  untuk ukuran cowok aku jauh dari kesan cowok keren, malah cenderung  cuek dan berantakan. Tapi entahlah, mengapa cewek seperti Tika mau  melakukan hal tersebut dan bahkan, ini hanyalah pintu utama dari surga  duniawi si Tika. Bahkan tanpa kusadari info dari informan Tika itu benar  adanya. Benar pengalaman yang menyenangkan.
 
 
         
 
 
    Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Di Pameran, Digodain Bisyar               Apr 13th 2013, 10:53                                                3 Hari Dicuekin Pacar
  Rabu, Kamis, Jumat (3 hari) gak ngentot sama Mawar, cewek gw. Gw ibarat C.Ronaldo pengen nendang bola ke gawang, tapi gawangnya lagi sibuk ngurusin organisasi kampus
  sabtu pagi gw antar dia ke percetakan lalu ke lokasi pameran buku Dia pake rok yg gak-terlalu-mini-tapi-cukup-seksi, kemejanya juga gak terlalu ketat Tapi selama di mobil dia angkat dikit roknya, kancing kemejanya juga dibuka buat godain gw.
  Quote: Gw: kamu tuh... sudah tahu aku lagi horny, malah dipancing2. Mawar: yeaaah maap. horny banget ya? kaciaaan.. *sambil mau pegang2 ponakan gw* Gw: waduh, jangan pegang Mawar: udah tegang banget nih..  Gw: waduh, aku lagi nyetir nih. bahaya. entar malem aja ya.
 
  ya nasib..   
  Di Pameran, Digodain Bisyar
  Di pameran buku, sambil nungguin Mawar, gw muter liat2 buku tiba2 ada cewek, namakanlah Melati, temen kampusnya Mawar juga Melati mau menjelaskan tentang sebuah buku yg gw lihat Dia pake kaos ketat, toketnya bulet, gw dijelasin panjang lebar soal buku tapi terus terang gw semakin horny tak tersalurkan Melati tanya2 tentang pekerjaan gw apa, kerja dimana, sampe gajinya berapa gw berusaha jawab seadanya, kayaknya dia cukup terkesan juga yg jelas celana jins yg gw pake semakin lama semakin kekecilan.  Tiba-tiba Melati berbisik..
  Quote: Melati: mas, kok itunya sampe tegang begitu. suka ya? Gw: ah. ga tegang kok. Melati: hayooo udah ketauan, berarti dari tadi aku ngomong malah mikir aneh2 *senyum genit* Gw: ooh.. biasalah, cowok normal. Melati: mas, ini kartu nama saya. siapa tau mau ngobrolin buku ini lagi. tapi ngobrolin yg aneh2 juga gpp kok Gw: oh.. iya makasih ya. kapan2 gw telpon deh. Mawar ternyata merhatiin aku dari tadi. dari jauh. Mawar sih orangnya ga cemburuan, tapi kita biasa cerita satu sama lain. Gw samperin Mawar supaya gw ceritain tadi ketemu Melati, dikasih kartu nama, dsb. Pas gw cerita apa adanya, mukanya Mawar rada ditekuk bete. Tapi karena gw jujur ceritanya dia masih bisa terima. lagian bukan gw yg agresif.
  sebenarnya yg menderita itu gw.  3 hari gak ngentot, lagi ngaceng2nya, malah digodain bisyar agresip. celana gw sesek!!
   
  Buku Cadangan
  Quote: Mawar: kamu temenin aku dong. aku mau ambil buku lagi di atas. Gw: oh.. yuk. Mawar: Anggrek *ngomong ke temannya*, bentar ya aku ambil buku yang lain lagi kita naik lift ke lantai 5, Mawar tiba2 cium bibir gw, iseng2 aja mumpung di dalam lift.
 
 
  Quote: Mawar: ketemu Melati tadi pasti kamu tambah horny deh. ya kan? Gw: yah, dia agresif. kamu cemburu ya? Mawar: kalo sama dia aku cemburu. soalnya Melati tuh bisa banget dibayar. aku musti jagain kamu Kita naik ke lantai 5. Ruang kuliah.
  Kukira kita bakal ambil buku-buku dulu. Ternyata buku-bukunya di lantai 2.  Mawar ngajak aku ke lantai 5, soalnya di sini sepi kalo Sabtu. ga ada kuliah. Kita masuk ke toiletnya, kita kunci dari dalem. Mawar langsung cium2 dan dodorin celana gw lalu digantung.
  Quote: Mawar: Maaf ya nunggu lama, kamu duduk santai aja disini biar aku yg bergerak muasin kamu Gw: Aku mau diapain sih?  Gw duduk atas toilet. agak tegang karena takut ada yg ketuk pintu toilet. Mawar buka rok dan kancut-nya dan digantung, lalu dia duduk berhadapan di atas pangkuan gw. kita french-kissing, tapi harus pelan2. kalo bisa, tanpa suara. kalo bersuara takut kedengeran keluar. gawat kalo ampe ketauan.
 
 
  Mawar peluk gw erat.  dia bilang dia sadar kalo sudah 3 hari ga bisa gw entot, pasti gw kangen banget.
  anu... kangen sih bisa ditahan. cuma pengen ngentotin kamu aja yg berat ditahan
 
  setelah itu kita lama ciuman dan saling meraba. gw jambak sedikit rambutnya sambil berciuman liar sekali. melepas kangen. Mawar masih pakai kemeja. makanya gw ga boleh lebay meraba supaya ga lecek.
  Lalu setelah itu Mawar agak berdiri buat nyocokin ****** gw di memek dia. Dia mulai bergerak maju naik mundur turun pelan-pelan gw sambil cipok dia dari dagunya turun sampai ke lehernya yang mulus lidah gw naik lagi sampai mencium kupingnya. lehernya wangi sekali dia mulai bergerak makin cepat naik turun dia gigit bibir bawahnya sambil merasakan kenikmatian tiada tara.  dia ga mau mendesah. takut ketahuan. sambil gw belai rambutnya. tapi pelan, supaya gak berantakan.
  dahinya Mawar mulai mengeluarkan keringat. sambil terus naik turun diatas ****** gw, dia sambil buka kemejanya lalu digantungin takut kemeja itu basah karena Mawar mulai agak keringetan dia percepat lagi naik-turun sambil memejamkan mata, menggigit bibir bawahnya akhirnya Mawar mengalami orgasme. suara desahannya kecil2 saja, yg penting tersalurkan
  lalu gw berdiri supaya Mawar bisa jongkok di depan ****** gw dia pegang ****** gw, dan mulai mengocok pelan-pelan
 
 
  gw bilang sperma gw sebentar lagi mau keluar dia masukin kepala ****** gw ke dalam mulutnya dia sambil kepalanya dihisap, tangannya masih ngocokin batang ****** gw gw belai rambut Mawar dengan 2 tangan gw, lalu gw pegang kepalanya akhirnya gw ga tahan lagi. sambil sperma gw keluar di dalam mulutnya Mawar, gw bergerak maju mundur gw tarik dan gw dorong kepalanya Mawar ke selangkangan gw uh, rasanya nikmat banget. Mawar keluarin ****** gw dari mulutnya. dia coba teguk sperma dari gw. setelah dia teguk, dia hisap lagi sisanya. sebagian sperma gw masih nempel di dagunya. dengan jari telunjuk gw, gw masukin ke mulutnya Mawar. lalu Mawar hisap semuanya dari telunjuk kanan yg gw kasih ke mulutnya
  Mawar berdiri dan memberi ciuman dan berbisik terima kasih
  Quote: Mawar: makasih ya. puas ga? Gw: puas dong walaupun quickie. Mawar: nanti malam deh kita lanjutin sampai pagi Abis itu kita ke lantai 2. ambil buku cadangan buat pameran di bawah.
  Tukang Pijit
  Acaranya kelar jam 9 malam. Kira2 jam 9.30, Mawar ijin pulang sama panitia yg lain Kita cari makan dulu, kira2 jam 10.30 baru sampe rumah
  Biasanya malam minggu Mawar harus pulang ke rumah Tapi hari ini dia bilang ke orangtuanya acaranya sampai hari minggu Dengan alasan itu, malam ini dia ga perlu pulang ke rumah
  Nyampe apartemen gw, Mawar langsung berbaring lemes di sofa Badannya sudah rontok, tenaganya bener2 terkuras Gw duduk disampingnya sambil mijitin kakinya
  Quote: Mawar: sayang, aku lemes bangeeet.. mau pijitin aku ga..? Gw paling ga tahan kalo Mawar manja2 begini. sekaligus kasihan. sekaligus jadi horny lagi. soalnya abis mijit2 biasanya ngentot.
  Quote: Gw: ya udah kamu buka baju ke atas tempat tidur, aku ambil lotion di tas kamu ya. Mawar: hemm.. aku lemes banget ga bisa bergerak. di sofa aja. kamu yg bukain baju aku dong. ya udah. gw buka rok-nya & bajunya pelan2. lalu gw usap lotion ke badannya yg pegel. gak lama si Mawar tertidur di sofa.
  janjimu palsu, katanya malam ini dipuasin sampai pagi. ternyata malam ini mau dipijitin sampe pagi
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Kegilaan Di Sekolah               Apr 13th 2013, 10:51                                                Namaku risa atau biasanya dipanggil icha. aku memiliki wajah yg sedikit  indo didukung dengan badanku yg kata teman2ku seksi. aku baru saja lulus  smu. cerita ini adalah pengalaman sewaktu aku masih duduk di bangku sma  kelas 1. Hari ini pelajaran yg diberikan belum terlalu banyak karena  kami masih dalam tahap2 transisi dari murid smp menjadi murid smu. Tak  terbayang olehku dapat masuk ke smu yg masih tergolong favorit di ibu  kota ini. impianku sejak dulu adalh memakai sragam putih abu2 karena  seragam ini memiliki model rok yg lebih membuatku kelihatan seksi. 
  diantara teman2 baruku ada seorang co yg amat menarik perhatianku, sebut  saja namanya indra. membayangkan wajahnya saja bisa membuatku  terangsang. aku sering melakukan masturbasi sambil membayangkan indra.  walaupun sering bermasturbasi tp saat itu akku belum pernah bercinta  atau ngentot, bahkan petting jg belum. entah setan apa yg masuk ke dalam  otakku hari itu karena aku berencana untuk menyatakan cinta kpd indra.  maka saat istirahat aku memanggil indra, "dra, gw gk tau gmn  ngomongnya..." aku benar2 kalut saat itu ingin mundur tp udah telat.  "dra gw sayang ma elo, lo mau kan jd cowo gw?" aku merasa amat malu saat  itu, rasanya seperti ditelanjangi di kelas (paling tidak sampai  SEKARANG aku masih memakai seragam lengkap. indra hanya tersenyum,  "nanti aja ya gw jawabnya pas pulang". 
  selama jam pelajaran pikiranku tak menentu, "gimana kalo indra gak mau?"  dalam hatiku "pasti gw jd bahan celaan!" berbagai pertanyaan terus  mengalir di otakku. untungnya pelajaran belum begitu maksimal. bel  pulang pun berdering, jantungku berdegup cepat. aku hanya duduk menunggu  di bangkuku, aku tidak memiliki keberanian untuk menghampiri indra dan  menanyakan jawabannya. saat kelas sudah berangsur sepi indra  menghampiriku "bentar ya cha, gw dipanggil bentar" katanya. aku menunggu  sendirian di kelas. "jangan2 indra ingin agar sekolah sepi dan  mengajakku bercinta?" kepalaku penuh pertanyaan, hingga aku sama sekali  tidak dapat berpikir sehat. dalam penantianku tiba2 ada orang datang.  aku kecewa karena bukan indra yg datang melainkan malik dan ardy dari  kelas I-3. mereka menghampiriku, malik didepanku dan ardy disampingku.  perlu diketahui mereka bisa dikatakan sangat jauh dari tampan. dengan  kulit yg hitam dan badan yg kurus kering, aku rasa akan menyulitkan  mereka untuk mendapatkan pacar di sekolah ini. "lagi nugguin indra cha?"  kata malik. "koq tau?" kataku "tadi indra cerita." apa2an nih indra  pake cerita segala dalam hatiku. "lo suka ma indra ya cha?" tanya malik  lagi. aku cuma diam saja. "koq diem?" kata ardy. "males aja jawabnya"  kataku 
  perasaan bt mulai menjalar tp aku harus menahan karena pikirku ardy dan  malik adalah teman indra. "koq lo bisa suka ma indra sih cha?" tanya  ardy tp kali ini sambil merapatkan duduknya kepadaku dan menaruh  tangannya di pahaku. "indra ganteng n gak kurang ajar kayak lo!" sambil  menepis tangannya dari pahaku. "kurang ajar kaya gimana maksud lo?"  tanya ardy lag i sambil menaruh tangannya lg di pahaku dan mulai  mengelus2nya "ya kayak gini!" jawabku sambil menunjuk tangannya tp tidak  menepisnya karena aku mulai terangsang dan berpikir mungkin mereka  disuruh indra. "tapi enak kan?" kali ini malik ikut bicara. ardy mulai  mengelus2 pangkal pahaku. aku pura2 berontak padahal dalam hati aku  ingin dia melanjutkannya. "udah jangan sok berontak" kata malik sambil  menunjukkan cengiran lebarnya. makin lama usapannya membuatku membuka  lebar pahaku. "td bilang kita kurang ajar, eh skarang malah ngangkang."  "nantangin yah?" kata malik. dia menggeser bangku di depan mejaku dan  mulai masuk ke kolong mejaku. sekarang ardy berganti mengerjai  payudaraku, tangan kirinya mengusap payudara kananku sedangkan mulutnya  menciumi dan menghisap payudarakiriku sehingga seragamku basah tepat di  daerah payudaranya saja. malik yg berada di kolong meja menjilat2 paha  sampai pangakal pahaku dan sesekali lidahnya menyentuh memekku yg msh  terbungkus cd tipisku yg berwarna putih. perbuatan mereka membuatku  menggelinjang dan sesaat membuatku melupakan indra. ardy melepas kancing  kemeja seragamku satu persatu dan kemudian melempar seragam itu entah  kemana. merasa kurang puas ia pun melepas dan melempar braku. lidahnya  menari2 di putingku membuatnya menjadi semakin membesar. "ough dy udah  dong, gimana nanti kalo ketauan" kataku "tenang aja guru dah pada  pulang" kata malik dari dalam rokku. sedangkan ardy terus mengerjai  kedua payudaraku memilinnya, meremas, memghisap, bahkan sesekali  menggigitnya. aku benar2 tak berdaya saat ini, tak berdaya karena  nikmat. aku merasakan ada sesuatu yg basah mengenai vaginaku, aku rasa  malik menjilatinya. aku tak dapat melihatnya karena tertutp oleh rokku. 
  perlakuan mereka sungguh membuatku melayang. aku merasa kemaluanku sudah  amat basah dan malik menarik lepas cdku dan melemparnya juga. ia  menyingkap rokku dan terus mnjilati kemaluanku. tak berapa lama aku  merasa badanku menegang. aku sadar aku akan orgasme. aku merasa amat  malu karena menikmati permainan ini. aku melenguuh panjang, setengah  berteriak. aku mengalami orgasme di depan 2 orang buruk rupa yg baru aku  kenal. "hahahaha.." mereka tertawa berbarengan. "ternyata lo suka juga  yah?" kata ardy sambil tertawa. "jelas lah" sambung malik "smp dia kan  dulu terkenak pecunnya" kata2 mereka membuat telingaku panas. kemudian  mereka mengangkatku dan menelentangkanku di lantai. mreka membuka  pakainnya "oh.." ini pertama kalinya aku melihat penis secara langsung.  biasanya aku hanya melihat di film2 porno. malik membuka lebar pahaku  dan menaruh kakiku di atas pundaknya. pelan2 ia memasukkan penisnya ke  liang senggamaku. "ough, sakit lik" teriakku "tenang cha, entar juga lo  keenakan" kata malik " ketagihan malah "sambung ardy" 
  perlahan2 ia mulai menggenjotku, rasanya perih tp nikmat. sementara ardy  meraih tanganku dan menuntunnya ke penis miliknya. ia memintaku  mengocoknya. malik memberi kode kepada ardy, aku tidak mengerti  maksudnya. ardy mendekatkan penisnya kemulutku dan memintaku  mengulumnya. aku mejilatinya sesaat dan kemudian me masukkannya ke  mulutku. "isep ****** gw kuat2 cha" katanya. aku mulai menghisap dan  mengocoknya dgn mulutku. tampaknya ini membuatnya ketagihan. ia memaju  mundurkan pingangnya lebih cepat. disaaat bersamaan malik menghujamkan  penisnya lebih dalam. "mmmffhh" aku ingin berteriak tp terhalang oleh  penis ardy. rupanya arti dr kode mereka ini, agar aku tak berteriak. aku  sadar ke virginanku diambil mereka, oleh orang yg baru beberapa hari  aku kenal. "ternyata masih ada juga nak smp sb yg masih virgin" "memek  ce virgin emang paling enak" kata malik. dia menggenjotku semakin liar,  dan tanpa sadar goyangan pingulku dan hisapanku terhadap penis ardy jg  semakin cepat. tak lama aku orgasme untuk yg kedua kalinya. akupun  menjadi sangat lemas tp karena goyangan malik malik semakin liar aku pun  juga tetap bergoyang dan meghisap dengan liarnya. tak lama malik  menarik keluar penisnya dan melenguh panjang disusul deerasnya **an  maninya ke perutku. ia merasa puas dan menyingkir. 
  sudah 45 menit aku menghisap penis ardy tp ia tak kunjung orgasme jg. ia  mencabut penis dari mulutku, aku pikir ia akan orgasme tp aku salah. ia  telentang dan memintaku naik diatasnya. aku disetubuhi dengan gaya  woman on top. aku berpegangan pada dadanya agar tidak jatuh, sedangkan  ardy leluasa meremas susuku. sekitar 10 menit dengan gaya ini tiba2  malik mendorongku dan akupun jatuh menindih ardy. malik menyingkap rokku  yg selama bergaya woman on top telah jatuh dan menutupi bagian bawahku.  ia mulai mengorek2 lubang anusku. aku ingin berontak tapi aku tidak  ingin saat ini selesai begitu saja. jadi aku biarkan ia mengerjai liang  duburku. tak lama aku yg sudah membelakanginya segera ditindah. penisnya  masuk ke dalam anusku dengan ganas dan mulai mengaduk2 duburku. tubuhku  betul2 tersa penuh. aku menikmati keadaan ini. sampai akhirnya ia mulai  memasukkan penuh penisnya ke dalam anusku. aku merasakan perih dan  nikmat yg tidak karuan. jadilah aku berteriak2 sekeras2nya. aku yg  kesakitan tdk membuat mereka iba tetapi malah semakin bersemangat  menggenjotku. sekitar 15 menit mereka membuatku menjadi daging roti  lapis dan akhirnya aku orgasme lagi untuk yg kesekian kalinya. kali ini  aku berteriak amat keras dan kemudian jatuh lemas menindih ardy. saat  itu penjaga sekolah masuk tanpa aku sadar dan menonton aku yg sedang  dikerjai 2 orang biadab ini. 
  goyangan mereka semakin buas menandakan mereka akan segera orgasme. aku  yg sudah lemas hanya bisa pasrah saja menerima semua perlakuan ini. tak  lama mereka berdua memelukku dan melenguh panjang mereka menyemprotkan  maninya di dalam kedua liangku. aku dapat merasakan cairan itu mengalir  keluar karena memekku tidak cukup menampungnya. mereka mencabut kedua  penis mereka. aku yg lemas dan hampir pingsan langsung tersadar begitu  mendengar ardy berkata "nih giliran pak maman ngerasain icha" aku  melihat penjaga sekolah itu telah telanjang bulat dan penisnya yg lebih  besar dari ardy dan malik dengan gagahnya mengangkangiku seakan  menginginkan lubang untuk dimasuki. ia menuntun penisnya kemulutku untuk  kuhisap. aku kewalahan karena ukurannya yg sangat besar. melihat aku  kewalahan tampaknya ia berbaik hati mencabutnya. tetapi sekarang ia  malah membuatku menungging. ia mengorek2 kemaluanku yang sudah basah  sehingga makin lama akupun mengangkat pantatku. aku sungguh takut ia  menyodomiku. 
  akhirnya aku bisa sedikit lega saat penisnya menyentuh bibir kemaluanku.  dua jarinya membuka memekku sedangkan penisnya terus mencoba  memasukinya. entah apa yg aku pikirkan, aku menuntun penisnya masuk ke  memekku. ia pun mulai menggoyangnya perlahan. aku secara tak sadar  mengikuti irama dari goyangannya. rokku yag tersinggkap dibuka  kancingnya dan dinaikkannya sehingga ia melepas rok abu2ku melalui  kepalaku. saat ini aku telah telanjang bulat. tangannya meremas  payudaraku dan terus menggerayangi tubuhku. disaat2 kenikmatan aku tak  sengaja menoleh dan melihat indra duduk di pojok. dewi teman sebangkuku  megoralnya yg lebih mengagetkan ia memegang handycam dan itu menagarah  ke diriku. aku kesal tp terlalu horny untuk berontak. akhirnya aku hanya  menikmati persenggamaan ini sambil direkam oleh orang yg aku sukai. 
  pak maman semakin ganas meremas dadaku gerakannya pun semakin cepat.  tapi entah kenapa dari tadi aku selalu lebih dulu orgasme dibandingkan  mereka. aku berteriak panjang dan disusul pak maman yang menjambak  rambutku kemudian mencabut penisnya dan menyuruhku meghisapnya. ia  berteriak tak karuan. menjambakku, meremas2 dadaku sampai akhirnya ia  menembakan maninya di mulutku. terdengar entah malik, ardy, atau indra  yang berteriak telan semuanya. aku pun menelannya. mereka meninggalkanku  yg telanjang di kelas sendirian. setelah mereka pergi aku menangis  sambil mencari2 seragamku yg mereka lempar dan berserakan di ruang  kelas. aku menemukan braku telah digunting tepat di bagian putingnya dan  aku menemukan cdku di depan kelas telah dirobek2. sehingga aku pulang  tanpa cd dan bra yg robek bagian putingnya. di dekat tasku ada sepucuk  memo yg bertuliskan 
  "TERIMA KASIH TEMEN2 GW BOLEH PAKE BADAN LO, LO LEBIH COCOK JADI PECUN GW DARIPADA JADI CEWE GW" tertanda " INDRA
 
 
 
 
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Digarap 2 Lelaki               Apr 13th 2013, 10:50                                                Aku, seorang model yunior, diperkenalkan oleh temanku pada seorang  fotografer ternama supaya aku bisa diorbitkan menjadi model terkenal.  Temanku ngasi tau bahwa om Andi, demikian dia biasanya dipanggil, doyan  daun muda. Bagiku gak masalah, asal benar2 dia bisa mendongkrak ratingku  sehingga menjadi ternama. 
  Om Andi membuat janjian untuk sesi pemotretan di vilanya di daerah  Puncak. Pagi2 sekali, pada hari yang telah ditentukan, om andi  menjemputku. Bersama dia ikut juga asistennya, Joko, seorang anak muda  yang cukup ganteng, kira2 seumuran denganku.
  Tugas Joko adalah membantu om Andi pada sesi pemotretan. Mempersiapkan  peralatan, pencahayaan, sampe pakaian yang akan dikenakan model. Om Andi  sangat profesional mengatur pemotretan, mula2 dengan pakaian santai  yang seksi, yang menonjolkan lekuk liku tubuhku yang memang bahenol.  Pemotretan dilakukan di luar. 
  Bajunya dengan potongan dada yang rendah, sehingga toketku yang besar  montok seakan2 mau meloncat keluar. Joko terlihat menelan air liurnya  melihat toketku yang montok. Pasti dia ngaceng keras, karena kulihat di  selangkangan jins nya menggembung. Aku hanya membayangkan berapa besar  kontolnya, itu membuat aku jadi blingsatan sendiri.
  Setelah itu, om Andi mengajakku melihat hasil pemotretan di laptopnya,  dia memberiku arahan bagaimana berpose seindah mungkin. Kemudian sesi  ke2, dia minta aku mengenakan lingeri yang juga seksi, minim dan tipis,  sehingga aku seakan2 telanjang saja mengenakannya. Pentil dan jembutku  yang lebat membayang di kain lingerie yang tipis. 
  Jokopun kayanya gak bisa konsentrasi melihat tubuhku. Aku yakin kon  tolnya sudah ngaceng sekeras2nya. Om Andi mengatur gayaku dan mengambil  poseku dengan macam2 gaya tersebut. Tengkurap, telentang, ngangkang dan  macem2 pose yang seksi2. Kembali om Joko memberiku arahan setelah  membahas hasil pemotretannya.
  Sekarang sekitar jam 12 siang, om Andi minta Joko untuk membeli makan  siang. Sementara itu aku minta ijin untuk istirahat dikolam renang aja.  Om Andi memberiku bikini yang so pasti seksi dan minim untuk dikenakan.  Tanpa malu2 segera aku mengenakan bikini itu. Benar saja, bikininya  minim sehingga hanya sedikit bagian tubuhku yang tertutupinya. Aku  berbaring di dipan dibawah payung. Karena lelah akibat sesi pemotretan  yang padat dan angin sepoi2, aku tertidur.
  Ditengah tidurku aku merasakan ada sesuatu yang meraba-raba tubuhku,  tangan itu mengelus pahaku lalu merambat ke dadaku. Ketika tangan itu  menyentuh selangkanganku tiba-tiba mataku terbuka, aku melihat om Andi  sedang menggerayangi tubuhku. 
  "Nes, kamu seksi sekali, om jadi napsu deh ngeliatnya. Om jadi pengen  ngentotin Ines, boleh gak Nes. Nanti om bantu kamu untuk jadi model  profesional", katanya. 
  Karena sudah diberi tahu temanku, aku tidak terlalu kaget mendengar permintaannya yang to the point. 
  "Ines sih mau aja om, tapi nanti Joko kalo dateng gimana", tanyaku. 
  Om Andi segera meremas2 toketku begitu mendengar bahwa aku gak keberatan dientot. 
  "Kamu kan udah sering dientot kan Nes, nanti kalo Joko mau kita main ber 3 aja, asik kan kamunya", katanya sambil tersenyum.
  Aku diam saja, om Andi berbaring di dipan disebelahku. Segera aku  dipeluknya, langsung dia menciumku dengan ganas. Tangannya tetap aktif  meremas2 toketku, malah kemudian mulai mengurai tali bra bikiniku yang  ada ditengkuk dan dipunggung sehingga toketku pun bebas dari penutup.  Dia semakin bernapsu meremas toketku.
  "Nes, toket kamu besar dan kenceng, kamu udah napsu ya Nes. Mana pentilnya gede keras begini, pasti sering diisep ya Nes".
  Dia duduk di pinggir dipan dan mulai menyedot toketku, sementara aku  meraih kontolnya serta kukocok hingga kurasakan ****** itu makin  mengeras. Aku mendesis nikmat waktu tangannya membelai selangkanganku  dan menggosok-gosok nonokku dari luar.
  "Eenghh.. terus om.. oohh!" desahku sambil meremasi rambut om Andi yang sedang mengisap toketku. 
  Kepalanya lalu pelan-pelan merambat ke bawah dan berhenti di puserku.  Aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main di sana  ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk nonokku dari  samping cd bikini ku. Aku sampai meremas-remas toket dan menggigit  jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu  hingga akhirnya tubuhku mengejang dan nonokku mengeluarkan cairan  hangat. 
  Dengan merem melek aku menjambak rambut om Andi. Segera tangannya pun  mengurai pengikat cd bikiniku sehingga aku sudah telanjang bulat  terbaring dihadapannya, siap untuk digarap sepuasnya. Dia segera  menyeruput nonokku sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah  om Andi melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh  cairan cintaku. 
  "Jembut kamu lebat ya Nes, pasti napsu kamu besar. Kamu gak puas kan kalo cuma dientot satu ronde", katanya.
  Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya  dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang  belepotan cairan itu. Aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di  rongga mulutku. Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi,  kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan  mengisap. 
  Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku sampai wajahku basah oleh liurnya. 
  "Ines ga tahan lagi om, Ines emut ****** om ya" kataku. Om Andi langsung  bangkit dan berdiri di sampingku, melepaskan semua yang nempel  dibadannya dan menyodorkan kontolnya. kontolnya sudah keras sekali,  besar dan panjang. Tipe ****** yang menjadi kegemaranku. Masih dalam  posisi berbaring di dipan, kugenggam kontolnya, kukocok dan kujilati  sejenak sebelum kumasukkan ke mulut.
  Mulutku terisi penuh oleh kontolnya, itu pun tidak menampung seluruhnya  paling cuma masuk 3/4nya saja. Aku memainkan lidahku mengitari kepala  kontolnya, terkadang juga aku menjilati lubang kencingnya sehingga om  Andi bergetar dan mendesah-desah keenakan. Satu tangannya memegangi  kepalaku dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan. 
  "Eemmpp..nngg..!" aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya. 
  Kepala ****** itu berkali-kali menyentuh dinding kerongkonganku.  Kemudian kurasakan ada cairan memenuhi mulutku. Aku berusaha menelan  pejunya itu, tapi karena banyaknya pejunya meleleh di sekitar bibirku.  Belum habis semburannya, dia menarik keluar kontolnya, sehingga semburan  berikut mendarat disekujur wajahku. 
  Kuseka wajahku dengan tanganku. Sisa-sisa peju yang menempel di jariku kujilati sampai habis. Saat itu mendadak pintu pager  terbuka dan Joko muncul dari sana, dia melongo melihat kami berdua yang  sedang bugil. 
  "Jok, mau ikutan gak", tanya om Andi sambil tersenyum. 
  "Kita makan dulu ya". Segera kita menyantap makanan yang dibawa Joko sampai habis. 
  Sambil makan, kulihat jakunnya Joko turun naik melihat kepolosan  tubuhku, meskipun agak gugup matanya terus tertuju ke toketku. Aku  mengelus-elus kontolnya dari luar celananya, membuatnya terangsang
  Akhirnya Joko mulai berani memegang toketku, bahkan meremasnya. Aku  sendiri membantu melepas kancing bajunya dan meraba-raba dadanya. 
  "Nes, toketnya gede juga ya.. enaknya diapain ya", katanya sambil terus meremasi toketku. 
  Dalam posisi memeluk itupun aku perlahan membuka pakaiannya. Nampaklah  kontolnya cukup besar, walaupun tidak sebesar ****** om Andi, tapi  kelihatannya lebih panjang. Kugenggam kontolnya, kurasakan kontolnya  bergetar dan mengeras. Pelan-pelan tubuhku mulai menurun hingga  berjongkok di hadapannya, tanpa basa-basi lagi kumasukkan kontolnya ke  mulut, kujilati dan kuemut-emut hingga Joko mengerang keenakan. 
  "Enak, Jok", tanya om Andi yang memperhatikan Joko agak grogi menikmati emutanku.
  Om Andi lalu mendekati kami dan meraih tanganku untuk mengocok  kontolnya. Secara bergantian mulut dan tanganku melayani kedua ******  yang sudah menegang itu. Tidak puas hanya menikmati tanganku, sesaat  kemudian om Andi pindah ke belakangku, tubuhku dibuatnya bertumpu pada  lutut dan kedua tanganku. 
  Aku mulai merasakan kontolnya menyeruak masuk ke dalam nonokku. Seperti  biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi inci demi inci  kontolnya memasuki nonokku. Aku dientotnya dari belakang, sambil  menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada  toketku. Aku menggelinjang tak karuan waktu pentil kananku digigitnya  dengan gemas, kocokanku pada ****** Joko makin bersemangat.
  Rupanya aku telah membuat Joko ketagihan, dia jadi begitu bernafsu  memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang ngentot. Kepalaku pun  dipeganginya dengan erat sampai kesempatan untuk menghirup udara segar  pun aku tidak ada. Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja dientot dari dua  arah oleh mereka, sodokan dari salah satunya menyebabkan ****** yang  lain makin menghujam ke tubuhku. ****** Om Andi menyentuh bagian  terdalam dari nonokku dan ketika ****** Joko menyentuh kerongkonganku,  belum lagi mereka terkadang memainkan toket atau meremasi pantatku. 
  Aku serasa terbang melayang-layang dibuatnya hingga akhirnya tubuhku  mengejang dan mataku membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh ******  Joko. Bersamaan dengan itu pula entotan Om Andi terasa makin bertenaga.  Kami pun nyampe bersamaan, aku dapat merasakan pejunya yang menyembur  deras di dalamku, kemudian meleleh keluar lewat selangkanganku.
  Setelah nyampe, tubuhku berkeringat, mereka agaknya mengerti keadaanku dan menghentikan kegiatannya. 
  "Nes, aku pengen ngen totin nonok kamu juga", kata Joko. 
  Aku cuma mengangguk, lalu dia bilang lagi, 
  "Tapi Ines istirahat aja dulu, kayanya masih cape deh". Aku turun ke  kolam, dan duduk berselonjor di daerah dangkal untuk menyegarkan diriku.  Mereka berdua juga ikut turun ke kolam, om Andi duduk di sebelah kiriku  dan Joko di kananku. Kami mengobrol sambil memulihkan tenaga, selama  itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha,  dan bagian sensitif lainnya.
  "Nes, aku masukin sekarang aja ya, udah ga tahan daritadi belum rasain  nonok kamu" kata Joko mengambil posisi berlutut di depanku. 
  Dia kemudian membuka pahaku setelah kuanggukan kepala,dia mengarahkan  kontolnya yang panjang dan keras itu ke nonokku, tapi dia tidak langsung menusuknya tapi menggesekannya pada bibir nonokku sehingga aku  berkelejotan kegelian dan meremas ****** om andi yang sedang menjilati  leher di bawah telingaku. 
  "Aahh.. Jok, cepet masukin dong, udah kebelet nih!" desahku tak tertahankan. 
  Aku meringis saat dia mulai menekan masuk kontolnya. Kini nonokku telah  terisi oleh kontolnya yang keras dan panjang itu, yang lalu digerakkan  keluar masuk nonokku. 
  "Wah.. seret banget nonok kamu Nes", erangnya. 
  Setelah 15 menit dia gen tot aku dalam posisi itu, dia melepas kontolnya  lalu duduk berselonjor dan manaikkan tubuhku ke kontolnya. Dengan  refleks akupun menggenggam ****** itu sambil menurunkan tubuhku hingga  kontolnya amblas ke dalam nonokku. Dia memegangi kedua bongkahan  pantatku, secara bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh kami. 
  Desahan kami bercampur baur dengan bunyi kecipak air kolam, tubuhku  tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku kugelengkan kesana-kemari,  kedua toketku yang terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut  mereka. Joko memperhatikan kontolnya sedang keluar masuk di nonokku.
  Goyangan kami terhenti sejenak ketika om Andi tiba-tiba mendorong  punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan toketku makin  tertekan ke wajah Joko. om Andi membuka pantatku dan mengarahkan  kontolnya ke sana. 
  "Aduuh.. pelan-pelan om, sakit " rintihku waktu dia mendorong masuk kontolnya. 
  Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali dua ****** ******  besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan  berubah menjadi rasa nikmat. Aku menjerit sejadi-jadinya ketika om Andi  menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit.  Bukannya mendengar, om Andi malah makin buas menggentotku. 
  Joko melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku  tidak terlalu ribut. Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya sampai  aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya  menjerit panjang dan memeluk Joko erat-erat sampai kukuku mencakar  punggungnya. Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya  melemas kembali dalam dekapan Joko. 
  Namun mereka masih saja memompaku tanpa peduli padaku yang sudah lemas ini. Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak  bertenaga. Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku  sulit bernafas, serangan mereka juga makin dahsyat, pentilku disedot  kuat-kuat oleh Joko, dan om Andi menjambak rambutku. Aku lalu merasakan  peju hangat menyembur di dalam nonok dan pantatku, di air nampak sedikit  cairan peju itu melayang-layang. Mereka berdua pun terkulai lemas  diantara tubuhku dengan ****** masih tertancap.
  Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengajak mereka naik ke  atas. Sambil mengelap tubuhku yang basah kuyup, aku berjalan menuju  kamar mandi. Mereka mengikutiku dan ikut mandi bersama. Disana aku cuma  duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya  sambil menggerayangi. nonok dan toketku paling lama mereka sabuni sampai  aku menyindir 
  "Lho.. kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih" disambut gelak tawa kami. 
  Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu  mereka bangkit lagi, akupun mengemut ****** mereka secara bergantian  sehingga langsung saja napsu mereka memuncak. aku segera diseret ke  ranjang.
  Om Andi mendapat giliran pertama, kelihatannya mereka dia main berdua  aja dengan ku. Jembutku yang lebat langsung menjadi sasaran, kemudian  salah satu jarinya sudah mengelus2 nonokku. Otomatis aku mengangkangkan  pahaku sehingga dia mudah mengakses nonokku lebih lanjut. Segera  kontolnya yang besar, panjang dan sangat keras aku genggam dan kocok2. 
  "Nes, diisep dong", pintanya. Kepalanya kujilat2 sebentar kemudian  kumasukkan ke mulutku. Segera kekenyot pelan2, dan kepalaku mengangguk2  memasukkan kontolnya keluar masuk mulutku, kenyotanku jalan terus. 
  "Ah, enak Nes, baru diisep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah", erangnya keenakan. 
  Tangannya terus saja mengelus2 no nokku yang sudah basah karena napsuku sudah memuncak. 
  "Nes, kamu udah napsu banget ya, nonok kamu udah basah begini", katanya  lagi. kontolnya makin seru kuisep2nya. Kulihat Joko sedang mengelus2  kontolnya yang sudah ngaceng berat melihat om Andi menggarap aku.
  Tiba2 dia mencabut kontolnya dari mulutku dan segera menelungkup diatas  badanku. kontolnya diarahkan ke nonokku, ditekannya kepalanya masuk ke  nonokku. terasa banget nonokku meregang kemasukan kepala ****** yang  besar, dia mulai mengenjotkan kontolnya pelan, keluar masuk nonokku.  Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kontolnya yang  panjang ambles di nonokku. 
  "Enak om , ****** om bikin nonok Ines sesek, dienjot yang keras om ", rengekku keenakan. 
  enjotan kontolnya makin cepat dan keras, aku juga makin sering melenguh kenikmatan, apalagi kalo dia mengenjotkan kontolnya masuk dengan keras,  nikmat banget rasanya. Gak lama dientot aku udah merasa mau nyampe, 
  "om lebih cepet ngenjotnya dong, Ines udah mau nyampe", rengekku. 
  "Cepat banget Nes, om belum apa2" jawabnya sambil mempercepat lagi enjotan kontolnya. A
  khirnya aku menjerit keenakan "Om, Ines nyampe mas , aah", aku menggelepar kenikmatan. 
  Dia masih terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Tiba2 dia mencabut kontolnya dari nonokku. 
  "Kok dicabut om, kan belum ngecret", protesku. 
  Dia diem saja tapi menyuruh aku menungging di pinggir ranjang, rupanya dia mau gaya ******. 
  "Om, masukkin dinonok Ines aja ya, kalo dipantat gak asik", pintaku. 
  Dia diam saja. Segera kontolnya ambles lagi di nonokku dengan gaya baru  ini. Dia berdiri sambil memegang pinggulku. Karena berdiri, enjotan  kontolnya keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin  kerasa di nonokku dan masuknya rasanya lebih dalem lagi, 
  "Om , nikmat", erangku lagi. 
  Jarinya terasa mengelus2 pantatku, tiba2 salah satu jarinya disodokkan  ke lubang pantatku, aku kaget sehingga mengejan. Rupanya nonokku ikut  berkontraksi meremas ****** besar panjang yang sedang keluar masuk, 
  "Aah Nes, nikmat banget, empotan nonok kamu kerasa banget", erangnya sambil terus saja mengenjot nonokku. 
  Sementara itu sambil mengenjot dia agak menelungkup di punggungku dan  tangannya meremas2 toketku, kemudian tangannya menjalar lagi ke i tilku,  sambil dientot i tilku dikilik2nya dengan tangannya. Nikmat banget dien  tot dengan cara seperti itu. 
  "Om , nikmat banget ngentot sama om , Ines udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya om ," erangku saking nikmatnya. 
  Dia sepertinya juga udah mau ngecret, segera dia memegang pinggulku lagi dan mempercepat enjotan kontolnya. Tak lama kemudian, 
  "Om, Ines mau nyampe lagi, om , cepetan dong enjotannya, aah", akhirnya  aku mengejang lagi keenakan. Gak lama kemudian dia mengentotkan  kontolnya dalem2 di nonokku dan terasa pejunya ngecret. 
  "Aah Nes, nikmat banget", diapun agak menelungkup diatas punggungku.
  Karena lemas, aku telungkup diranjang dan dia masih menindihku, kontolnya tercabut dari nonokku. 
  "Om , nikmat deh, sekali entot aja Ines bisa nyampe 2 kali. Abis ini giliran Joko ya", kataku. 
  "Iya", jawabnya sambil berbaring disebelahku. 
  Aku memeluknya dan dia mengusap2 rambutku. "Kamu pinter banget muasin lelaki ya Nes", katanya lagi. 
  Aku hanya tersenyum, "Om, Ines mau ke kamar mandi, lengket badan  rasanya", aku pun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi.
  Selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi telanjang bulat,  kulihat om Andi sudah tidak ada dikamar. Joko sudah berbaring diranjang.  Aku tersenyum saja dan berbaring disebelahnya. Dia segera mencium  bibirku dengan penuh napsu. kontolnya keelus2. Lidahku dan lidahnya  saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya berciuman.  Tangannya juga mengarah kepahaku. 
  Aku segera saja mengangkangkan pahaku, sehingga dia bisa dengan mudah  mengobok2 nonokku. Sambil terus mencium bibirku, tangannya kemudian naik  meremas2 toketku. Pentilku diplintir2nya, 
  "Jok enak, Ines udah napsu lagi nih", erangku. 
  Tanganku masih mengocok kontolnya yang sudah keras banget. Kemudian  ciumannya beralih ke toketku. Pentilku yang sudah mengeras segera  diemutnya dengan penuh napsu, 
  "Jok , nikmat banget ", erangku.
  Diapun menindihku sambil terus menjilati pentilku. Jilatannya turun keperutku, kepahaku dan akhirnya mendarat di nonokku. 
  "Aah Jok , enak banget, belum dientot aja udah nikmat banget", erangku. 
  Aku menggeliat2 keenakan, tanganku meremas2 sprei ketika dia mulai  menjilati nonok dan i tilku. Pahaku tanpa sengaja mengepit kepalanya dan  rambutnya kujambak, aku mengejang lagi, aku nyampe sebelum dientot. Dia  pinter banget merangsang napsuku. Aku telentang terengah2, sementara  dia terus menjilati nonokku yang basah berlendir itu. 
  Dia bangun dan kembali mencium bibirku, dia menarik tanganku minta  dikocok kontolnya. Dia merebahkan dirinya, aku bangkit menuju  selangkangannya dan mulai mengemut kontolnya. 
  "Nes, kamu pinter banget sih", dia memuji. 
  Cukup lama aku mengemut kon tolnya. Sambil mengeluar masukkan di mulutku, kontolnya kuisep kuat2. Dia merem melek keenakan.
  Kemudian aku ditelentangkan dan dia segera menindihku. Aku sudah  mengangkangkan pahaku lebar2. Dia menggesek2kan kepala kontolnya di  bibir nonokku, lalu dienjotkan masuk, 
  "Jok , enak", erangku.
  Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk pelan2 sampai akhirnya blees, kontolnya nancep semua di nonokku. 
  "Nes, nonokmu sempit banget, padahal barusan kemasukan ****** berkali2ya", katanya. 
  "Tapi enak kan, abis ****** kamu gede dan panjang sampe nonok Ines kerasa sempit", jawabku terengah. 
  Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, bibirku diciumnya. 
  "Enak Jok, aah", erangku keenakan. 
  enjotannya makin cepat dan keras, pinggulku sampe bergetar karenanya. Terasa nonokku mulai berkedut2, 
  "Jok lebih cepet dong, enak banget, Ines udah mau nyampe", erangku. 
  "Cepet banget Nes, aku belum apa2", jawabnya. 
  "Abisnya kon tol kamu enak banget sih gesekannya", jawabku lagi. 
  enjotannya makin keras, setiap ditekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat aku
  "Terus Jok , enak". Toketku diremas2 sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. 
  "Terus Jok , lebih cepat, aah, enak Jok, jangan brenti, aakh..."  akhirnya aku mengejang, aku nyampe, nikmat banget rasanya. Padahal  dengan om Andi, aku udah nyampe 2 kali, nyampe kali ini masih terasa  nikmat banget. Aku memeluk pinggangnya dengan kakiku, sehingga rasanya  makin dalem kontolnya nancep. nonokku kudenyut2kan meremas kontolnya  sehingga dia melenguh, 
  "Enak Nes, empotan nonok kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot Nes", erangnya
  sambil terus mengenjot nonokku. Akhirnya bentengnya jebol juga. Pejunya  ngecret didalam nonokku, banyak banget kerasa nyemburnya 
  "Nes, aakh, aku ngecret Nes, nikmatnya nonok kamu", erangnya. Dia menelungkup diatas badanku, bibirku diciumnya. 
  "Trima kasih ya Nes, kamu bikin aku nikmat banget". Setelah kontolnya  mengecil, dicabutnya dari nonokku dan dia berbaring disebelahku. Aku  lemes banget walaupun nikmat sekali. Tanpa terasa aku tertidur  disebelahnya.
  Aku terbangun karena merasa ada jilatan di nonokku, ternyata om Andi  yang masih pengen ngentotin aku lagi. kulihat kontolnya sudah ngaceng  lagi. nonokku dijilatinya dengan penuh napsu. Pahaku diangkatnya keatas  supaya nonokku makin terbuka.
  "Om , nikmat banget mas jilatannya", erangku. 
  Ngantukku sudah hilang karena rasa nikmat itu. Aku meremas2 toketku  sendiri untuk menambah nikmatnya jilatan di nonokku. Pentilku kuplintir2  juga. Kemudian itilku diisep2nya sambil sesekali menjilati nonokku,  menyebabkan nonokku sudah banjir lagi. 
  Aku menggelepar2 ketika i tilku diemutnya. Cukup lama itilku diemutnya sampai akhirnya kakiku dikangkangkan. 
  "Om, masukin dong om , Ines udah pengen dientot", rengekku. 
  Dia langsung menindih tubuhku, kontolnya diarahkan ke nonokku. Begitu kepala kontolnya menerobos masuk, 
  "Yang dalem om , masukin aja semuanya sekaligus, ayo dong om ", rengekku karena napsuku yang sudah muncak. 
  Dia langsung mengenjotkan kontolnya dengan keras sehingga sebentar saja  kontolnya sudah nancap semuanya dinonokku. Kakiku segera melingkari  pinggangnya sehingga kontolnya terasa masuk lebih dalem lagi. 
  "Ayo om , dienjot dong", rengekku lagi. 
  Dia mulai mengenjot nonokku dengan cepat dan keras, uuh nikmat banget  rasanya. enjotannya makin cepat dan keras, ini membuat aku menggeliat2  saking nikmatnya, 
  "Om , enak om , terus om , Ines udah mau nyampe rasanya", erangku. Dia  tidak menjawab malah mempercepat lagi enjotan kontolnya. Toketku  diremas2nya, sampe akhirnya aku mengejang lagi, 
  "om enak, Ines nyampe om , aah", erangku lemes.
  Kakiku yang tadinya melingkari pinggangnya aku turunkan ke ranjang. Dia  tidak memperdulikan keadaanku, kontolnya terus saja dienjotkan keluar  masuk dengan cepat, napasnya sudah mendengus2. nonokku kudenyut2kan  meremas kontolnya. Dia meringis keenakan. 
  "Nes, terus diempot Nes, nikmat banget rasanya. Terus empotannya biar om bisa ngecret Nes", pintanya. 
  Sementara itu enjotan kon tolnya masih terus gencar merojok nonokku. Toketku kembali diremas2nya, pentilnya diplintir2nya. 
  "Om , Ines kepengin ngerasain lagi di** peju om ", kataku. 
  Terus saja kontolnya dienjotkan keluar masuk nonokku dengan cepat dan keras, sampai akhirnya, 
  "Nes, aku mau ngecret Nes, aah", erangnya dan terasa semburan pejunya  mengisi bagian terdalam nonokku. Nikmat banget rasanya di** peju anget.  Dia ambruk dan memelukku erat2, 
  "Nes, nikmat banget deh ngen tot ama kamu", katanya.
  Setelah beristirahat sebentar, aku segera membersihkan diri dan  berpakaian. Kami kembali ke Jakarta. Diperjalanan pulang aku hanya  terkapar saja dikursi mobil. Lemes banget abis dien tot 2 cowok  berkali2. 
  "Om, jangan lupa orbitin Ines ya", kataku. 
  "Jangan kawatir, selama om masih bisa ngerasain empotan nonok kamu, pasti kamu melejit keatas deh. Bener gak Jok", jawabnya.
 
 
 
 
          Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Kisah Istana Birahi               Apr 13th 2013, 10:49                                                SELAMA 2 tahun aku menikmati segala kenikmatan sex dengan Mbak Ning.  Sejauh itu aku dan Mbak Ning bisa merahasiakannya. Papa dan ibu tiriku  tidak tahu bahwa diam-diam Mbak Ning suka menyelinap ke dalam kamarku,  setelah janjian dulu siangnya secara rahasia.  Tetapi semuanya harus berakhir setelah Mbak Ning pamitan untuk pulang ke  kampungnya, karena mau menikah dengan pria sekampungnya. Sebelum dia  pulang, masih sempat ia memberikan sepucuk surat padaku yang isinya, Den  Toni yang baik, Maafkan saya ya, karena saya diam-diam merahasiakan bahwa selama ini  saya sering gelisah sendiri. Saya sering takut kalau hubungan kita  diketahui oleh Bapak dan Ibu. Selain daripada itu, saya juga takut  hamil, Den. Karena itu lamaran laki-laki di kampung saya terpaksa saya  terima. Karena kita tidak mungkin terus-terusan begini. Terimakasih buat semua yang sudah saya dapatkan. Saya akan tetap  mengenang Den Toni dan segala kisah yang pernah terjadi di antara kita.  Saya doakan Den Toni tetap jadi anak pandai di sekolah. Doakan juga saya  agar bisa berbakti kepada suami saya nanti. Setelah dibaca, bakar saja  surat ini ya Den. Nanti ketahuan Bapak atau Ibu, pasti Den Toni  dimarahi. Hormat saya, Nining Batinku terpukul sekali setelah membaca surat itu. Mbak Ning hanya  seorang pembantu, yang dengan setia mengabdi di rumahku selama 3 tahun.  Tapi ia telah meninggalkan kesan khusus di hatiku. Lebih dari sekadar  tempat pelampiasan nafsuku. Karena aku rasakan sendiri, setelah aku  memiliki hubungan rahasia dengannya, aku diperlakukan semakin baik  olehnya. Waktu ia meninggalkanku, aku sudah duduk di kelas 1 SMA. Aku merasa  sedih sekali dengan kepergiannya. Tapi aku tak pernah curhat kepada  siapa pun. Karena aku tak ingin membuka rahasiaku sendiri. Walaupun cuma seorang pembantu, Mbak Ning meninggalkan kesan yang  mendalam di hatiku. Dari dialah aku jadi tahu apa yang sering disebut  "surga dunia". Bahkan aku sangsi apakah kepuasan dan kenikmatan yang  sering kudapatkan darinya bisa kudapatkan dari wanita lain. Entahlah. Yang jelas, sejak Mbak Ning gak ada, aku jadi pemurung, baik  di rumah maupun di sekolah. Teman-teman seangkatanku mulai nyari pacar  masing-masing. Tapi aku tak punya gairah untuk mencari pacar. Lalu  pura-pura serius ke pelajaran. Tak mau peduli soal cewek. Padahal aku seperti kehilangan gairah dengan teman-teman cewek sebayaku.  Karena aku yakin mereka tidak akan bisa diperlakukan semaunya seperti  Mbak Ning. Kalau pun ada yang mau berhubungan sex, bagaimana kalau hamil  nanti? Itulah sebabnya aku menjaga jarak terus dengan teman-teman  cewek. Tapi tahukah mereka bahwa aku sebenarnya sangat membutuhkan lawan jenis  untuk menyalurkan nafsuku yang sering timbul dan sulit dikendalikan? Keadaan seperti itu berlangsung terus sampai aku duduk di kelas 3 SMA.  Untungnya aku berhasil konsentrasi sepenuhnya ke pelajaran di sekolah,  sehingga rankingku tetap berada di 3 besar. Tapi entah kenapa, pada suatu malam aku bermimpi yang terasa aneh  sekali. Aneh, karena aku tak pernah berpikir sejauh itu. Tapi dalam  mimpi itu aaah…aku mimpi bersetubuh dengan ibu tiriku! Padahal selama  ini aku tak pernah berpikir yang bukan-bukan terhadap beliau. Aku bahkan  harus berterimakasih, karena mama (demikian aku memanggil kepada ibu  tiriku) memperlakukanku seperti kepada anaknya sendiri. Tidak seperti  dalam dongeng-dongeng yang sering menceritakan kejamnya ibu tiri, o,  tidak…ibu tiriku tidak pernah memukulku, bahkan menyentil telinga pun  belum pernah. Ibu tiriku seorang guru. Mama selalu bilang, "Kalau kepada murid aku bisa sayang, kenapa kepada anak suamiku tidak bisa sayang?" Lagipula dari perkawinannya dengan ayahku, Mama tidak dikaruniai  keturunan. Entah siapa yang bermasalah. Tapi yang jelas ia  memperlakukanku sebagai anaknya sendiri. Dia sering bilang, "Buat apa  aku punya anak? Kan aku sudah punya Toni." Lalu kenapa aku bisa bermimpi demikian aneh dan merangsangnya sehingga  pagi-pagi aku terbangun dengan celana basah oleh air maniku sendiri? Seharusnya aku mengutuk diriku sendiri. Sebagai anak yang tak tahu diri.  Tapi, sungguh, mimpi itu datang tanpa diundang, bukan hasil dari  lamunanku ! Celakanya, sejak mengalami mimpi itu, aku sering mencuri-curi pandang, memperhatikan gerak-gerik Mama dengan sudut mataku. Mama memang tidak semuda Mbak Ning. Usianya sudah 30 tahun. Tapi kalau  kubanding-bandingkan, Mama jauh lebih mulus. Langsing, berkulit putih  bersih dan memiliki deretan gigi yang rapi. Mama seorang wanita yang  cantik. Ayahku boleh berbangga memiliki istri secantik dan semuda itu. Oke, taruhlah Mama wanita yang tercantik di dunia, tapi apa alasanku  jadi sering berpikiran kotor padanya? Bukankah ia milik ayah kandungku? Entahlah. Aku sering berusaha menindas perasaan yang bukan-bukan ini  dengan mencurahkan perhatian kepada pelajaran sekolah. Apalagi kalau  mengingat bahwa beberapa bulan lagi aku akan menempuh ujian. Tapi gilanya, pikiran ini makin lama malah makin menjadi-jadi. Lalu  kalau ibu tiriku tahu bahwa aku terus-terusan membayangkan tubuhnya  dalam gumulanku, seperti dalam mimpi itu, apakah dia takkan marah? Entahlah. Di masa ujian yang semakin dekat, aku malah terus-terusan mikirin tubuh ibu tiriku. Bahkan pada suatu sore, kegilaanku datang tak terkendali. Saat itu  ayahku sedang di luar Jawa untuk mengurus bisnisnya. Kudengar langkah  ibu tiriku menuju kamar mandi. Lalu entah dari mana datangnya keinginan  gila ini. Keinginan untuk mengintip ibu tiriku waktu mandi! Kamar mandi itu ada dua pintu. Yang satu untuk dibuka dari kamar ortu,  yang satu lagi bisa dibuka dari kamarku. Itu adalah kamar mandi  keluarga. Tapi di antara kamar mandiku dengan kamar mandi ortu dibatasi  oleh dinding yang tidak tertutup penuh. Dinding itu hanya setinggi 2  meter. Aku tidak tahu kenapa kamar mandi itu dibuat begitu. Tapi dasar  sial, di dinding pembatas kamar mandiku dengan kamar mandi orang tuaku  gak ada lubang buat mengintip. Bisa saja aku memanjat ke atas bak mandi,  tapi kepalaku akan kelihatan dari sebrang sana, takut malah Mama marah  nanti. Aku jadi seperti orang linglung. Mondar-mandir di dalam kamar mandi, kemudian keluar dengan hati kecewa. Beberapa saat kemudian ibu tiriku muncul dalam daster biru mudanya.  Mengambil air minum dari dispenser, lalu membawanya ke meja kerjanya.  Saat itu aku duduk di depan TV, pura-pura menonton TV. Padahal sudut  mataku mengintai dia terus. Kulihat Mama menghadapi setumpuk kertas ulangan murid-muridnya. Aku mulai nekad. Menghampiri meja kerja ibu tiriku dan berdiri di belakang kursinya. "Perlu bantuan, Mam?" tanyaku menawarkan jasa. Mama menengok ke belakang, tersenyum dan menyahut, "Gak usah.Kerjaan gampang. Seperempat jam juga selesai." Pada saat itulah kenekadanku timbul. Kupeluk leher Mama dari belakang.  Dia terkejut, menoleh ke belakang, ke arahku, "Kenapa Ton?" "Gak kenapa-kenapa. Pengen meluk Mama aja. Boleh kan?" sahutku sambil berusaha menenangkan diri. Anehnya Mama diam saja. Padahal tadinya aku sudah siap untuk dimarahi sekalipun. Dan karena Mama tidak berontak, aku jadi merasa mendapat angin baik.  Tanganku yang masih melingkar di lehernya, mulai turun ke bawah…memegang  buah dadanya dari luar dasternya. Wow, terasa Mama tidak mengenakan  beha! Terasa sekali bedanya! "Ton…" Mama menoleh lagi ke arahku, "Kamu kok lain dari biasanya?" Aku tidak menjawab. Malah merasa semakin dikasih hati. Kuselinapkan  tangan kananku ke dalam daster Mama di bagian dadanya. Dan oh…ternyata  Mama tidak berontak waktu aku memegang payudaranya yang ternyata masih  sangat kencang (maklum Mama belum pernah melahirkan anak). Mama diam saja ketika aku meremas payudaranya dengan lembut. Bahkan suhu  badannya mulai menghangat. Terlebih ketika aku mulai memainkan pentil  buah dadanya, dengan pengalaman yang sudah cukup banyak dari kisahku  bersama Mbak Ning. "Ton…" terdengar suara Mama tersendat. "Iya Mam?" "Kamu kok jadi aneh begini Ton?" "Gak tau kenapa…belakangan ini aku mikirin Mama terus…" sahutku sambil  memasukkan tangan kiriku ke arah buah dada Mama yang sebelah kiri pula.  Sehingga kini kedua buah dada Mama berada di dalam genggamanku. "Kamu anak nakal. Masa mama diginiin?" "Sudah lama aku ingin mendapat kesempatan ini, Mam." "Ntar…mama pengen pipis dulu," kata ibu tiriku sambil mengeluarkan  tanganku dari dasternya, kemudian bangkit dari kursi kerjanya dan  melangkah ke arah toilet. Aku jadi dag-dig-dug menantikan detik-detik mendebarkan ini. Keluar dari toilet, Mama tidak duduk di belakang meja kerjanya lagi. Padahal aku tau dia belum menyelesaikan pekerjaannya. Mama malah duduk di sofa panjang. Sambil memandangku dengan senyum  manis. Oh, aku sudah agak berpengalaman, senyum itu bisa kuartikan  "mengijinkan". Dan senyum itu membuatku seperti robot, menghampirinya dengan hati penuh harap dan hasrat. Mama masih tersenyum, dengan sorot pandang yang lain dari biasanya.  Apakah dia juga mengharapkanku? Mengharapkan anak muda yang sedang  segar-segarnya? Aku pun lalu duduk merapat di samping kiri ibu tiriku yang jelita itu. "Kamu kok tiba-tiba begini…" suara Mama terdengar bergetar di  pendengaranku. Mungkin dia juga sedang mengharapkan sesuatu dariku. Aku menjawabnya dengan mengulang perbuatanku di belakang kursi kerja  Mama. Melingkarkan lengan kananku di lehernya, lalu menyelusup lagi ke  arah buah dadanya yang tak berbeha itu. Terjamah lagi gumpalan daging  kenyal dan masih kencang itu. Buah dada Mama tidak sebesar buah dada  Mbak Ning. Tapi rasanya buah dada Mama lebih kencang dan padat. Mama diam saja. Seperti ingin tahu apa yang akan kulakukan selanjutnya.  Maka ketika tangan kananku masih meremas buah dada kanan Mama, tangan  kiriku mulai merayapi lutut Mama….merayap ke atas, ke pahanya yang  terasa licin dan hangat. Mama masih diam juga. Bahkan ketika tangan  kiriku merayap terus ke arah pangkal pahanya, dia malah tersenyum sambil  menatapku dengan bola-bola mata bergoyang. Aku jadi semakin berani.  Dan…suatu kenyataan mendebarkan kutemukan. Ibu tiriku tidak mengenakan  celana dalam, sehingga tanganku mulai menyentuh rambut lebat di  selangkangan Mama. Mungkinkah diam-diam Mama sudah mengatur untuk  "mempermudah" agar aku bisa langsung menyentuh kemaluannya? Apakah tadi  dia hanya pura-pura pengen pipis padahal sebenarnya mau melepaskan  celana dalamnya di toilet? Entahlah, yang jelas napasku semakin tak  teratur. Dengan batang kemaluan yang semakin tegang. Terlebih ketika aku sudah menyentuh bibir kemaluan Mama…oooh…Mama malah  merenggangkan kedua pahanya, seolah ingin memberi keleluasaan untuk  tanganku yang mulai menjelajahi bagian yang paling merangsang ini! Maka dengan napas yang semakin sulit kuatur, aku pun mulai mengelus  bibir kemaluan ibu tiriku. Terkadang kuselusupkan jari tengahku ke dalam  liang memeknya yang hangat dan mulai basah. Ah…sungguh tak kuduga bahwa aku akan mendapatkan kesempatan seperti ini. Gilanya, disaat aku asyik memainkan memek ibu tiriku, tampaknya ia pun  tidak mau berdiam pasif. Tangannya menyelinap ke balik celana  trainingku. Menyelinap ke balik celana dalamku. Dan mulai memegang  batang kemaluanku. "Iih…punyamu kok besar sekali Ton?! Sudah keras pula…" Mama melotot tapi  lalu tersenyum penuh arti. Lalu katanya lagi, "Kamu punya jauh lebih  besar daripada punya papamu, Ton…oh iya…almarhum ibumu kan orang Arab  ya?" Aku tidak menyahut. Kata-kata senada dengan itu pernah diucapkan oleh  Mbak Ning dahulu. Bahkan setahuku, batang kemaluanku ini makin membesar  dan memanjang setelah aku duduk di SMA. Dan kini batang kemaluanku yang masih tersembunyi di balik celana  training dan celana dalamku, terus-terusan mendapat remasan lembut ibu  tiriku, sehingga aku merasa hampir tak kuat lagi, ingin segera  menyetubuhi wanita 30 tahunan berkulit kuning langsat, berperawakan  tinggi semampai dan berwajah cantik itu. Aku tetap menyembunyikan  rahasia masa laluku dengan Mbak Ning. Maka ketika Mama membisiki aku,  "Kamu pernah begituan sama cewek?" dengan tegas kujawab, "Belum. Kalau  ngocok sih pernah..mimpi bersetubuh sama Mama juga pernah, sampai  paginya celanaku basah." "Jadi kamu pernah mimpi begituan sama mama? Pantesan…" ibu tiriku  melepaskan zakarku dari genggamannya, lalu merebahkan diri sambil  menyingkapkan dasternya sampai ke bagian perutnya. Sehingga mulai dari  pusar perut sampai ujung kakinya terbuka jelas di mataku. Oh, ini luar biasa bagiku! Memang aku sudah sering melihat Mbak Nining  telanjang. Tapi yang sedang kuhadapi ini ibu tiriku sendiri, sehingga ia  benar-benar memiliki nilai plus bagi jiwaku. Maka kunikmati pemandangan  indah itu, tentang sepasang kaki yang mulus dan putih, tentang kemaluan  wanita yang berbulu sangat lebat dan…ah…aku tak sabar lagi…langsung  saja kuserudukkan wajahku ke bawah perut ibu tiriku. Kuciumi memek  berbulu lebat itu. Tidak ada bau yang tak sedap, bahkan wangi sabun  masih tertinggal, karena belum lama ia habis mandi tadi. Seperti anak menemukan mainan, kubuka bibir kemaluan Mama, tampak merah  bagian dalamnya. Mama diam saja, hanya elahan napasnya yang terdengar. Aku mulai menjilati bibir kemaluan yang seolah menantangku ini. Lalu  kujilati juga kelentitnya, sehingga ibu tiriku mulai menggeliat,  "Ton…kamu kok sudah pandai main jilat segala? Sering nonton film porno  ya?" "Iya Mam," sahutku sambil menghentikan jilatanku sesaat, lalu kujilati lagi memek yang belum pernah melahirkan anak itu. "Pantesan…iiih…enak sekali Ton…ta…tapi mending di kamar yuk. Takut  mendadak ada tamu. Lampu-lampu matiin aja semua, biar disangka kita  sudah pada tidur, biar jangan ada gangguan." Ibu tiriku bangkit dari  sofa. "Iya Mam," aku mengangguk. Lalu semua lampu di ruang depan kumatikan.  Demikian juga lampu di pavilyun. Lalu bergegas menuju kamar ibu tiriku. Kulihat Mama sudah bertelanjang bulat sambil memeluk bantal guling di  atas tempat tidurnya. Ia menyambutku dengan senyum ketika aku  menghampiri tempat tidur dan melompat ke atasnya…menerkam tubuh bugil  ibu tiriku dengan birahi meluap-luap. "Buka dulu dong baju dan celanamu, sayang," bisik Mama sambil mencolek  hidungku. Oh, inilah perlakuan ibu tiriku yang terasa baru. Karena  biasanya ia jauh-jauh saja dariku. Paling hebat cuma memegang  pergelangan tanganku. Aku tak mau buang-buang waktu lagi. Kutanggalkan semua yang melekat di  tubuhku. Kemudian menerkam ibu tiriku lagi dalam keadaan sudah sama-sama  telanjang bulat. Pada satu saat Mama memegang batang kemaluanku sambil berkata lirih,  "Iiih…kontolmu jauh lebih panjang gede daripada punya ayahmu, Ton…" Aku cuma tersenyum. Ada perasaan bangga mendengar pernyataan ibu tiriku  itu. Lalu dengan sepuasnya kuelus-elus memek ibu tiriku, terkadang  kucolok-colok liangnya, sampai akhirnya Mama berbisik, "Ayo masukkan  aja, Ton…mama juga jadi kepengen nih…" Dengan berpura-pura bodoh kuminta agar Mama memegang batang kemaluanku  dan mengarahkan ke tujuannya. Mama memang memegang batang kemaluanku,  lalu mencolek-colekkan moncongnya ke antara sepasang bibir kemaluannya.  Lalu ia memberi isyarat agar aku mendesakkan batang  kemaluanku….blesssssss….melesa k masuk ke dalam liang memek Mama yasng  sudah basah itu…disusul dengan pelukan Mama di leherku, diiringi  rintihan histerisnya, "Ooooh…sudah masuk sayang….iiihhh…kontolmu kok  gede sekali Ton…" "Terus gimanain?" tanyaku berpura-pura bodoh terus. Seolah-olah baru  sekali itulah aku memasukkan batang kemaluanku ke dalam vagina wanita. Ketika batang kemaluanku melesak ke dalam liang kemaluan ibu tiriku, ada  nilai plus yang aku pendam di dalam hati. Ini seakan-akan suatu  "prestasi yang luar biasa". Suatu kejutan yang tidak terduga. Karena  batang kemaluanku sedang meluncur masuk ke dalam liang kemaluan seorang  wanita yang tadinya sangat kusegani, sebagai pengganti ibu kandungku  yang telah tiada. Dan mimpiku telah menjadi kenyataan. Bahwa kini batang  kemaluanku sudah mulai kugerak-gerakkan maju mundur seperti pompa  manual. Pada waktu aku mulai mengentotnya, Mama tidak mau berpandangan mata  denganku. Setiap aku berusaha menatap matanya dari jarakl yang hampir  tak terpisahkan itu, selalu saja Mama menarik kepalaku, agar hanya  bertemu pipi dengan pipi saja. Sehingga aku hanya bisa memandang bantal. Mungkin Mama malu pada dirinya sendiri. mungkin juga untuk mengusir  perasaan bersalah, karena telah mengijinkan aku, anak tirinya, mulai  menyetubuhinya laksana suami istri. Tapi, tahukah Mama bahwa aku mulai teringat pada seseorang yang telah  mengajariku bersetubuh dan telah merenggut kebujanganku 2 tahun yang  lalu? Oh, wajah wanita itu terkilas-kilas terus di pelupuk mataku. Membuatku jadi ingat semuanya…. Tapi terawanganku buyar seketika, karena Mama membisiki telingaku, "Kok diem? Enjot lagi seperti tadi…" Aku terhenyak, tadi aku malah melamun. Lagi ngentot kok malah ngelamun. Aku pun lalu memompakan lagi batang kemaluanku, bergeser-geser maju  munduir di dalam liang kemaluan Mama. Elahan-elahan napas Mama pun mulai  merajalela. Mendesah-desah seperti habis makan kepedasan. Dalam keadaan seperti ini, Mama tetap tidak mau saling pandang denganku.  Dia tetap memeluk kepalaku agar cuma saling tempelin pipi. Walaupun  masih remaja, saat itu aku mengerti apa sebabnya. Mungkin Mama merasa  bersalah, karena membiarkan aku menyetubuhinya. Dan kalau kubanding-bandingkan dengan Mbak Ning, bersetubuh dengan ibu  tiriku ini mendatangkan kesan tersendiri. Ada perasaan aneh menjalar di  dalam hatiku. Tapi yang jelas, memek ibu tiriku ini enak sekali. Lebih  sempit daripada memek Mbak Ning. Desahan-desahan Mama pun semakin merajalela, "Ton…oooh….enjot terus  Ton…ini enak sekali, sayang…oooh…kamu nakal tapi enak sekali…." Meski sedang asyik-asyiknya ngentot Mama, aku masih sempat membisiki ibu  tiriku, "Mimpiku jadi kenyataan Mam. Ternyata Mama lebih enak daripada  dalam mimpiku…" "Aduuh Ton…Tooon…adudududh…mama sudah mau keluar Ton…percepat enjotannya  Ton…dudududuuuh…..Toooooniiiii ……..aaaahhhhhhhhhhhhh……." Mama berkelojotan seperti ayam sekarat. Pelukannya begitu kencang,  seperti mau meremukkan tubuhku. Lalu ia mengejang sambil melepaskan  napas panjang….dan memeknya mulai terasa banjir….terasa ada yang  berkejut-kejut di dalam liang surgawinya. Tapi aku pun tak bisa bertahan  lama. Beberapa menit setelah Mama mencapai orgasmenya, kutekankan  batang kemaluanku sedalam-dalamnya. Lalu terasa air maniku  menyemprot-nyemprot di dalam liang memek Mama. "Ooooh….air manimu banyak sekali, sayang…sampai meluap ke luar," bisik Mama sambil mencium pipiku. Aku pun mencabut batang kemaluanku yang mulai melemas, sementara Mama  turun dariu tempat tidur, lalu terdengar bunyi kecipak-kecipak air,  mungkin sedang membersihkan kemaluannya yang berlepotan dengan air  maniku. Mama menghampiriku lagi dengan tubuh dibelit handuk. "Gimana? Sudah puas sekarang?" tanya Mama sambil duduk di sampingku. "Puas sekali," sahutku sambil tersenyum, "Tapi kalau Papa sudah pulang, aku susah dapetinnya lagi ya Mam." "Iya, harus hati-hati, Ton. Di depan ayahmu jangan memperlihatkan sikap  lain padaku. Seperti biasa saja. Pokoknya harus serapi mungkin." Aku cuma mengangguk, sambil memperhatikan wajah ibu tiriku. Sorot  pandangannya memang jadi lain dari biasanya. Seperti mengandung arti  yang mendalam. Senyumnya pun jadi lain. Mungkin itulah senyum seorang  wanita yang telah mencapai kepuasan seksual. Ketika aku mau mengenakan celana dalam, Mama memegang tanganku dan  berkata dengan nada agak centil, "Kenapa udah mau pakai celana lagi?  Emang gak mau lagi?" "Mau…tapi aku lapar, Mam. Kita makan dulu gimana?" "Kalau perut penuh, nanti bisa sembelit," Mama memelukku dengan  hangatnya, "Mending kita bikin ronde kedua dulu yuk. Nanti kalau udahan,  baru kita makan malam." Aku mengangguk dengan senyum. Celana dalam tak jadi kupakai, lalu kulemparkan begitu saja ke lantai. Mama pun membuka lilitan handuknya, sehingga tubuhnya bugil lagi di  depan mataku. Sejenak kuamati tubuh ibu tiriku yang masih muda itu.  Mulus sekali. Buah dadanya memang tidak semontok buah dada Mbak Ning.  Tapi kulit Mama mulus dan bersih. Tidak ada noda setitik pun di  tubuhnya. Hebat juga ayahku bisa mendapatkan wanita secantik dan semulus  ini. Padahal saat itu usia ayahku sudah di atas 50 tahun, sementara ibu  tiriku 20 tahun lebih muda darinya. Mama langsung menelentang, seperti mengharapkan terkamanku. Dan aku  memang menerkamnya. Meremas buah dadanya yang masih kencang dan bahkan  mengemut putingnya seperti bayi yang sedang menyusu pada ibunya. Mama  tersenyum-senyum sambil mengelus rambutku dengan lembut. Batang kemaluanku pun mulai menegang lagi. Mama tahu itu, karena  tangannya terus-terusan memegang batang kemaluanku, terkadang meremasnya  dengan lembut. Lalu kudengar suara ibu tiriku, "Ayo…masukkan lagi  Ton…." "Katanya perempuan bisa main di atas, Mam," kataku. "Nggak ah," Mama menggeleng sambil merenggangkan kakinya, "Kata orang,  kalau perempuan suka main di atas, setelah tua perutnya suka buncit." "Oya?" kataku sambil membiarkan batang kemaluanku diraih oleh Mama dan  diarah-arahkan ke sasaran yang tepat di antara kedua pangkal pahanya. Mama lalu memberi isyarat agar aku mendorong lagi batang kemaluanku.  Kuikuti isyaratnya itu. Kudorong batang kemaluanku sekuat mungkin,  membuat Mama meringis, "Oooh…sedikit-sedikit, Ton…jangan  disekaliin…sakit…kontol kamu gede sekali sih….nah…gitu…kocok-kocok  dulu….iya….iya….oooh…….Tooon…e nak Ton…" Wow, sulit melukiskannya dengan kata-kata, betapa nikmatnya waktu batang  kemaluanku sudah mulai dienjot-enjot dalam jepitan liang kemaluan ibu  tiriku yang cantik dan mulus itu. Tanpa meghentikan ayunan batang kemaluanku, iseng kubisiki Mama, "Sama papa enakan mana Mam?" "Jauh Sayang. Kamu jauh lebih enak…soalnya punyamu keras sekali…gede sekali lagi…aaah….aku bisa ketagihan nanti Ton…." Dalam persetubuhan yang kedua ini, Mama tidak lagi menyembunyikan  wajahnya. Mama membiarkan aku menatap wajahnya yang hampir tiada jarak.  Bahkan ketika kucium bibirnya, ia menyambut dengan jepitan bibirnya yang  hangat. Lalu kami pun mulai saling lumat. Ketika bibirku lepas dari lumatan Mama, terdengar lagi desahan-desahan  histeris ibu tiriku, "Toon….oooh…enak sekali Ton….ooh…kayaknya mama  sudah mau keluar…enaknya dibarengin keluarnya Ton…." "Gimana caranya?" tanyaku pura-pura tak mengerti. "Percepat entotannya. Biar kita bareng-bareng keluarnya. Ayo Ton…ayo sayang….iiih…iiih….ini enak sekali sayang…." Lalu kuikuti keinginan ibu tiriku. Kupercepat gerakan batang kemaluanku,  maju mundur maju mundur maju mundur…….dan…ooh…aku berhasil mengikuti  keinginan Mama. Kutancap batang kemaluanku sekuat mungkin, sampai  terbenam sepenuhnya…pada saat itu pula Mama mengejang sambil mendekapku  erat sekali…. "Oooh Toooniiii….." rintih Mama di puncak orgasmenya. Pada detik yang  sama aku pun mendekap Mama sekencang mungkin, karena batang kemaluanku  tengah menyemprot-nyemprotkan air mani di dalam liang memek ibu tiriku! Kami saling dekap sekencang-kencangnya, seperti mau saling remukkan  tubuh. Kemudian kami terkapar di alam kepuasan yang tiada taranya. "Kontol kamu terlalu panjang gede, Ton," bisik Mama setelah aku mencabut  batang kemaluanku, "Memek mama seperti mau jebol rasanya. Oooh…belum  pernah mama merasakan bersetubuh yang senikmat tadi…" Aku cuma tersenyum dengan perasaan bangga. Kemudian mengikuti langkah  ibu tiriku ke dalam kamar mandi. Sama-sama mencuci kemaluan kami.  Kemudian mengenakan pakaian kembali. Dan sama-sama melangkah ke ruang  makan. "Mau dibikinin nasi goreng?" tanya Mama sambil melingkarkan lengannya di leherku, dengan sikap yang mesra sekali. "Boleh, kalau Mama gak capek sih," sahutku sambil tersenyum. Mama mencium bibirku dengan mesra, membuat hatiku berdenyut. Karena malam ini sangat lain dari biasanya. "Kuat berapa kali lagi malam ini?" tanya Mama dengan lengan tetap melingkari leherku. Dengan tatapan yang bergoyang. "Nggak tau Mam. Biasanya kalau cowok sebaya aku kuat berapa kali?" "Empat atau lima kali juga bisa. Tapi mama pasti kepayahan. Mama kan bukan remaja lagi. Satu kali lagi aja ya." Aku mengangguk sambil tersenyum. Kemudian Mama melepaskan rangkulannya dan melangkah ke dapur. Waktu Mama sedang membuatkan nasi goreng untukku, lagi-lagi wajah wanita  itu terkilas dalam ingatanku. Wajah Mbak Ning…aaah…semuanya masih  tergambar dengan jelas di dalam ingatanku.
 
 
 
 
          Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex -  Stripper boy for my wife birthday               Apr 13th 2013, 10:48                                               Bro and sis..waktu nulis ini kejadian ini masih berlangsung and baru  ajah mulai.....bini gw ulang tahun yg ke 31 and seperti yg udah gw  bicarakan rencana ini sama sis rini kalo bini gw mo ultah and mo  ngundang mereka tp kata sis rini hubbynya nggak suka yg montok2 yo  wissss deh..dg sedikit kuciwa..akhirnya gw cari ajah stripper boy..yg  dipilih sendiri sama bini (dia milihnya nggak sadar kalo bakalan gw  bikin acara surprise buat dia..) 
  di hotel yg biasa kita mangkal and waktunya nggak banyak karena jam 5  sore ini jatahnya anak2 gw nanti pada dateng buat ngerayain sama  maminya...he..he..he.. bini sukanya yg kulitnya nggak terlalu putih and  nggak hitam juga (gilee pinter milih sekarang) catalogue gw dapet dari  temen gw..and dapet juga yg imut tp nggak berondong..bini nggak suka  berondong..suka yg pengalaman...he..he..he.. namanya gw rahasiakan ajah  deh..Roy nama samaran..usia hampir sama ama bini gw, begitu dateng di  hotel tempat kita biasa ngendon,seperti rencana gw dia gw suruh missed  call and td setelah missed call bini yg lg bobo siang tadi..gw tinggal  bentar..ke bawah buat jemput si roy the stripper and ternyata dia manies  juga nggak cakep2 amat tapi bersih lah and charming...anaknya cute  nggak terlalu tinggi tapi nggak kecil2 amat juga badannya kelihatan kalo  dia suka gym even jarang2 katanya belakangan. 
  sampai kamar gw liat bini masih tidur..di balik selimut dengan pakaian  tidurnya...roy gw suruh masuk kamar mandi buat ganti kostum and kue tart  yg tadi gw titipin di room boy dah gw minta waktu jemput si roy..si roy  gw suruh telanjang bulat and bawa tart dengan lilin  menyala..he..he...pas gw bangunin si roy yang masih di kamar  mandi..masih nunggu kode dari gw..gw ciumin bini gw..sambil bisik2  "mi...aku ada sesuatu buat ultah kamu nih...jangan marah yah...??"  mungkin bini gw tadi tuh masih inget deh kalo gw pernah cerita mo bikin  acara begini..tp gw bilang tp itu surprise ahh ntar..itu gw ngomong jauh  hari sebelon ultah dia..nah tau deh kalo sekarang dia inget apa  enggak..gw suruh duduk di atas bed..and lampu gw reduppin..gw tau dia  juga pasti bakalan malu ...setelah itu gw kasih kode dg nyanyi lagu  happy birthday..
  dan nggak lama setelah gw nyanyi dari kamar mandi tampak bayang2..lampu  lilin di atas kue tart..yg dibawa si roy, dan gw liat wajah bini gw yg  tercinta itu keliatan kaget and heran " apa tuh hun?"..sambil narik  selimutnya...maklum bini gw masih tertutup loh bro and sis...jd lom  seterbuka para senior boss...dan begitu ngeliat sosok tubuh bugil si  roy...alamak!!! wife ngejerit!!..."yaaaa...ampuuuuu nnnn!!!!...gilaaaa!!  !!....gilaaaa!!!!" "apa..apa'an ini????!!!!" gw kaget juga takut gw  pikir dia marah atau apa gitu..tapi dia langsung meluk gw bro tadi..and  bilang so sweetttttt.....dia jejeritan nggak karuan..sambil  ketawa..ketawa and nyamperin si roy truss dia tanpa di komando langsung  tiup lilin di kue tart itu..sambil ngerangkul tuh roy..and si roy  bilang..."met ulang tahun yah mbak...moga panjang umur..panjang  rejeki.." sambil kiss pipi bini.."ahhh gokillll...honey...bener2  gokil!!..kamu.." sambil nyubit aku agak tersipu..truss dari laptopku ini  akhirnya aku mainkan lagu2 tiesto buat pemanasan mereka...
  bini sama aku duduk berhadapan and berseberangan..bini di atas bed  bersila memperhatikan ulah si roy..gw duduk di kursi sofa membelakangi  jendela hotel, si roy dah mulai dari td kira2 45 menitan yg lalu shake  his body di depan bini ku..yg dr awal posisi dia duduk bersila, duduk  nyender di senderan tempat tidur, meluk bantal, truss akhirnya telentang  ngangkang denga kaki dilipat keduanya tapi dibuka jadi karena dia pakai  gaun tidur yang terbelah depannya yag terbuka deh...selangkangannya, tp  mungkin karena si roy tuh profesional juga, jd gw liat dr tadi dia  masih lom tergoda sama posisi2 and keadaan bini gw, gw tulis ini sambil  liat si roy yang gw liat kontolnya dah tegang dr tadi..terlihat nunjuk  kenceng ke arah di mana yg punya ngarahin..bini sesekali ngeliat ke gw  and gw cuman kasih kedipan mata sambil ngacungin jempol gw, dia pikir gw  lagi chating padahal gw lagi meliput liputan siaran langsung dari kamar  hotel GC, di bilangan cempaka putih sambil gw deg2an nunggu apa yg  bakalan dia perbuat (bini gw maksudnyee)...sekarang bini gw sambil  sesekali gw liat ngelus-elus g string itemnya di bagian depan..tepantya  di bagian mekinya..gw rasa dah basah pasti deh..gw tau banget sama bini  gw yg gampang terangsang..and yg gw tau neh stripper sebenrnya sepasang  kata temen gw..biasanya buat swing...or soft swing..ohhh  mannn...sekarang gw liat si roy dah mulai nyamperin wf gw di atas bed...
  bini gw yg telentang ngangkang sampai terbangun kaget!! si roy berdiri  di atas bed..sambil ngikutin alunan musik pelan2 si roy nih gw liat  sekrng mulai ngangkangin bini gw, kedua kakinya diatas kaki bini  gw...wahh broo...terus terang gw juga terangsang bukan sama gerakannya  si roy..tapi sama mimik face bini gw..yang mupeng abieszz..sambil  sesekali teriak2.."wooohhh...." serasa di Stadium kali  diaaa...he...he..he...kasiiiih hhh daaahhhhh....and sekarang si roy  sesekali gerakannya seakan-akan nyodorin kontolnya ke muka bini  gw...aduuuhhh brooo and siss...ceritanya ntar gw sambung lagi ajah deh  yah...gw deg2an abiesszzz...nggak konsen ngeliputnya..ntar salah2 deh  ngetiknya...ntar lagi yah..tuh apalagi bini gw dah mulai narik ****** si  Roy...dah ahhh...ntar lagi...konak neh gw....
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                            |             
              
Tidak ada komentar:
Posting Komentar