|                               Cerita Sex - ngentot tante yang haus sex               Apr 20th 2013, 09:31                                               Namaku Liana dan suamiku Bram, kami sudah hampir 20 tahun menikah,  dikarunia 2 orang anak, ang besar laki laki, 18 tahun sudah lulus SMA  dan sekarang baru mulai tahun pertamanya di sebuah universitas dikota B,   dan adiknya perempuan baru kelas 2 SMA.
  Kehidupan kami cukup mapan, suamiku seorang pegawai BUMN dengan jabatan  yang lumayan sementara aku tidak bekerja, kegiatan utamaku hanya  mengurus rumah tangga dan kedua anakku, dan semenjak anakku yang besar  kuliah di kota B yang berjarak sekitar 3 jam bermobil, rumahku terasa  agak sepi, apalagi kegiatan ekstra kurikuler putriku cukup padat, maklum  bersekolah di sebuah SMS swasta yang cukup ternama dan terkenal dengan  aturan ketatnya.
  Syukurlah pada usiaku yang sudah menjelang kepala 4 ini, aku masih mampu  menjaga bentuk tubuhku dengan baik, dan terlihat lebih muda dari usiaku  yang sebenarnya. Maklum aku menikah muda, lulus SMA aku sudah menikah,  saat itu aku masih tinggal di kota kecil dan adalah umum saat itu lulus  SMA terus menikah, akupun tak terkecuali, suamiku saat itu masih kuliah,  namun keluarga kami sudah saling mengenal sejak lama, dan setelah  suamiku lulus dia merintis karirnya di Ibu Kota, dan aku dibawanya  serta. Berkat ketekunan dan kemampuannya Bram suamiku kini menduduki  jabatan yang lumayan dan hidup kami dapat dikatakan berkecukupan.
 
 
  Pagi itu sedang membereskan ruang kerja suamiku ketika teringat ada  beberapa email yang harus kubalas, dan aku malas untuk berjalan  kekamarku mengambil netbook ku, kupikir toh ada komputer suamiku disini,
  Kuhidupkan komputer itu, dan mulai membalas beberapa email, utamanya  dari anakku si sulung dan adikku yang tinggal dikota lain. Cuma entah  mengapa setelah menutup emailku, iseng aku melihat 'history' dari  browser itu dan kulihat alamat beberapa situs sex baik luar negeri  maupun lokal,
  Jujur aku agak heran, karena sepengetahuanku, sekian lama sebagai  istrinya, aku tidak pernah tahu suamiku penggemar situs porno, memang  beberapa kali kami sempat melihat blue film bersama, tapi bukan taraf  penggemar hanya sekedar iseng. Memang harus kuakui kalau hubungan sex  kami sudah tidak sehangat dulu, rutinitas yang kami jalani serta  kesibukan suamiku membuat hanya sesekali kami berhubungan sex, jauh  sekali dibanding dulu.
  Iseng aku buka satu persatu situs yang dikunjungi suamiku, untunglah  karena komputer pribadi user dan passwordnya tetap tercontreng sehingga  saat kubuka tidak perlu lagi bersusah payah, dan aku semakin terhenyak  saat kusadari bahwa semua situs yang kubuka itu isinya serupa, semua  tentang swingers dan utamanya threesome, tapi lebih tepatnya tentang  suami yang mengijinkan istrinya digauli laki laki lain, bahkan ikut  bermain bersama. Lebih kaget lagi saat aku membuka pesan pesan dalam  situs itu, rupanya suamiku berkomunikasi dengan beberapa orang member  dari situs itu dan bahkan menampilkan  photoku......ya...photoku.....walau wajahku tidak terlihat tapi aku di  photo dalam keadaan tertidur, dalam pakaian tidur dan dengan baju  tersingkap. Aku sendiri tidak tahu kapan aku diphoto dalam keadaan  seperti itu.
  Dalam salah satu message nya, Bram suamiku menceritakan fantasinya  kepada kenalannya itu bagaimana ia menginginkan melihat aku berhubungan  sex dengan laki laki lain tapi tidak pernah menyampaikan fantasinya itu  kepadaku dan meminta nasehat kepada kenalannya tips dan trik agar aku  dapat mengetahui kinginannya dan mau mncobanya.
  Saat itu pikiranku langsung galau, marah dan emosi sempat menguasai  pikiranku dan aku berpikir Bram suamiku pasti menginginkan aku  berhubungan sex dengan laki laki lain karena dia mencari pembenaran  karena dialah yang ingin bermain dengan wanita lain, maka dia mencoba  menjebakku. Namun aku mencoba menenangkan diri, aku lalu menelusuri  semua situs yang dibuka suamiku dan aku menemukan hampir semua serupa,  utamanya tentang shared wives dan sejenisnya.
  Masih penasaran, aku mencoba googling tentang hal yang kutemukan itu,  hal yang baru bagiku karena sulit tercerna dalam pikiranku, bagaimana  mungkin seorang suami menginginkan istrinya digauli laki laki lain ?.  Namun yang kutemukan makin mencengangkan diriku, sedemikian banyak  artikel tentang hal itu dan hampir semua menganggap itu adalah hal yang  lumrah, bahkan banyak yang mengatakan bahwa hal itu justru memperkuat  ikatan suami istri karena berarti keterbukaan yang terjalin akan  menjadikan tidak adanya rahasia antar suami istri dan ikatan antara  suami istri justru akan semakin kuat.
  Setelah penemuan  itu, aku mencoba menguasai diriku dan berlaku biasa  biasa saja, dan setiap hari setelah rumah sepi aku semakin rajin  menelusuri situs – situs semacam itu, membaca pengalaman atau FR para  member, dan juga mencari referensi dari banyak situs psikologi tentang  hal itu.
  Yang aneh semakin aku menekuni, setiap kali hati dan perasaanku semakin  tergoda, aku mulai membayangkan bagaimana rasanya kemaluan laki laki  lain, aku mulai membayangkan bagaimana kalau ada lebih dari satu laki  laki menyetubuhiku secara bersamaan ?
  Namun aku mencoba berpikir panjang, dan aku perlu tahu apakah benar  suamiku menginginkan itu? Apakah itu bukan sekedar khayalan dan  fantasinya saja ?,
  Hampir seminggu setelah aku menemukan fantasi dan khayalan suamiku, aku mencoba menjajagi suamiku; 
  Malam itu, sehabis makan malam dan kami sedang bersantai menonton TV,  putri kami sudah dikamarnya, aku duduk disofa sambil bersandar di  bahunya aku berkata : " pah...aku sebel banget hari ini...."  "Kenapa mah..? tanya suamiku "iya....tadi kan mama ke mal...masa ada anak muda jalan pura pura nggak  lihat, eh tahu tahu nubruk mama, yang ngeselin sambil pura pura jatuh  nyenggol susu mama, mau dimaki tapi ntar jadi tontonan, diem aja tapi  kan kesel..apalagi habis itu dia ngedipin mata segala" Perhatian suamiku langsung terbangun, " terus...?" tanyanya "ya udah..cuma mama pelototin aja" jawabku....(dalam hati aku  geli juga  karena apa yang kukatakan cuma karanganku, aku cuma ingin menjajagi  suamiku) "ya nggak apa...itu kan artinya mama masih sangat cantik kan ?..." kata suamiku "ih..papa kok nggak marah sih.....dia tu nyenggol susu mama sengaja tahu..!!! " kataku lagi "masa marah....??? malah papa harus bangga dong artinya mama masih sangat cantik" kata suamiku sambil memeluk pundakku "untung anak mudanya ganteng...jadi keselnya cuma sedikit" kataku menjajagi lebih jauh... "Oh ya.....kalau ganteng nggak apa apa?" kata suamiku..tapi tak ada nada marah sedikitpun dalam suaranya.... "bukan nggak apa apa ....tapi keselnya kan jadi sedikit" kataku lagi sambil megerling kewajahnya Kurasakan pelukan dibahuku semakin erat.....dan aku mulai bisa mengambil kesimpulan.
  "Oh iya....ini kan rabu pertengahan bulan ....kok mama nggak pijet ..?  memang si mbok kemana ?" tanya suamiku, memang aku punya jadwal sebulan  sekali dipijat dan dilulur oleh mbok marto, langganan pijat yang sudah  memijatku sejak bertahun tahun..... "lagi pulang kampung ... nengok anaknya" jawabku , "memang kenapa ?" tanyaku lagi melanjutkan "oh..kalau mama mau kenapa nggak panggil tukang pijet lain ?" tanya suamiku lagi "wah..mana ada ..., lagian sesekali absen kan nggak apa' jawabku "ngg....kalau mama mau panggil aja tukang pijat lain" desak suamiku lagi.
  Dalam hati aku mulai mengerti kemana arah suamiku bicara, sering kubaca FR di situs situs tentang awal dari hal ini.
  'Wah...mama nggak tahu pemijat lain..apalagi kan si mbok yang sudah biasa sudah tahu titik pegelnya mama" jawabku lagi
  "kalau mama mau..papa bisa cariin..." jawab suamiku dengan bersemangat "memang papa punya kenalan mbok – mbok tukang pijat?" tanyaku pura pura "bukan mbok mbok...tapi pandai pijat..." jawab suamiku lagi "Ayo....papa suka dipijat  perempuan lain ya..." tanyaku lagi "nggak.....bukan....." jawab suamiku terburu buru...."pemijatnya laki laki kok" katanya lagi "Ha....???? papa mau mama dipijat sama laki laki ??" tanyaku pura pura kaget "Memang kenapa ? " tanya suamiku lagi dengan polosnya "lho...papa kan tahu kalau dipijat berarti dipijat seluruh badan...masa laki laki ..?" aku masih berpura pura heran "ya nggak apa apa toh..?" jawab suamiku... "nah kalau pemijatnya terangsang bagaimana ?" tanyaku lagi "ya terserah mama....." kata suamiku enteng "terserah bagaimana..? kalau mama ikut terangsang dipegang laki laki lain..??" tanyaku lagi menegaskan... "iya terserah mama...asal mama senang dan suka apa juga ikut senang" kata suamiku lagi "ngawur ah....."jawabku lagi "Nggak ngawur ....kalau mama mau papa bisa panggilin" kata suamiku mndesak "ngawur ...lagian apa kata Nancy kalau dia tahu" jawabku lagi, Nancy adalah putri kami Suamiku terdiam sejenak...."kalau mama mau malam sabtu papa panggil, kan  rencananya nancy mau bermalam di rumah Omanya" kata suamiku lagi 'nanti ah...mama pikir dulu.....belum kebayang kalau mama harus dipijat dan dipegang pegang laki laki lain" kataku
  Malam itu suamiku mengajakku berhubungan sex, dan ....semangatnya  kembali seperti dulu...semangat yang sudah lama sekali tak pernah  terlihat...dan aku yakin fantasinya menguasainya
  Jumat pagi, sebelu kekantor suamiku menanyakan lagi...."Bagaimana ma....?? kalau mama mau papa panggilin tukang pijatnya..." "Ngg...gimana ya......terserah papa saja deh...." jawabku, aku sendiri  masih agak bingung...ada keinginan mencoba tapi juga agak rasa takut di  hatiku. "Ok....nanti papa atur....oh ya bilang nancy nanti Pak subari jemput dia  di skolah sekalian ngenterin ke rumah Omanya....." kata suamiku  bersemangat, pak Subari adalah supir suamiku.
  Hari berlalu sangat cepat...aku masih diliputi keraguan...tapi melihat  semangat suamiku aku juga tidak tega membatalkannya....walau hatiku  masih agak ragu.
  Demikianlah malam itu, kami hanya berdua di rumah, si bibi kusuruh ikut  ke rumah mertuaku, dengan alasan yang tepat untuk membantu disana, dan  jam 6 sore suamiku sudah dirumah...wajahnya cerah dan tampak  bersemangat, aku sendiri mencoba untuk bersikap biasa saja, tetap  mengenakan baju biasa, walau aku sudah mandi dan bersolek tipis.
  "mama nanti jangan tegang ya..santai saja...ikutin saja apa mau mama,  kalau mama nggak sreg ya suruh stop juga nggak apa, pokoknya apapun juga  papa nggak akan marah dan melarang' kata suamiku sesaat setelah kita  makan malam. "Memangnya mama mau apa ?" tanyaku.... '"ya terserah mama' jawab suamiku memancing 'Lho kan cuma pijat toh..??" tanyaku pura pura menegaskan "Iya...." jawab suamiku sambil senyum
  Ting ..Tong...suara bel mengejutkan aku, kulirik jam yang tergantung di  dinding..tepat Pk. 08.00, suamiku langsung bangkit dan menuju pintu  depan... Terdengar suara laki laki bercakap cakap dengan suamiku disusul langkah kaki menuju ruang tengah dimana aku duduk.
  "Dino...." pemuda itu mengulurkan tangannya menjabat tanganku Aku masih agak terpana...pemuda ini masih sangat muda aku yakin belum  sampai 25 tahun usianya, dengan tubuh tinggi atletis, dan wajah yang  cukup ganteng. "Wah....benar seperti kata Oom...Tante cantik sekali" kata pemuda itu ketika kupersilahkan duduk,
  Agak tersipu aku dibuatnya..namun kujawab.."...ah jangan ngawur..aku sudah tua lho...." jawabku "saya serius Tante...sama sekali tante tidak terlihat tua, kalau bukan  Oom yang cerita saya kira tante masih dibwah 30 tahun ..." jawab  Dino.....wajahnya serius dan menatapku dengan pandangan yang menyatakan  kekaguman.
  Setelah kuhidangkan minuman, untuk sesaat kami duduk di sofa dan ngobrol  kesana kemari dan Dino ternyata pemuda yang pandai berkelakar dan  menyenangkan dengan pengetahuan yang cukup luas........
  "Ya sudah ma...bagaimana...mama mau mulai dipijat ?" tiba tiba suamiku  mengingatkan tujuan kedatangan dino. Aku melirik ke Dino dan menjawab "  Ya terserah papa saja..." jantungku mulai bedetak agak kencang.....   sejujurnya aku mulai menyukai anak muda ini dan juga timbul rasa  ingin,  apalagi sepanjang pembicaraan Dino tidak hentinya memuji kecantikanku  namun tetap saja  ada sedikit rasa ragu dan debar jantungku ini tidak  mau berhenti.
  Suamiku bangkit dari duduknya..mengajak Dino ke kamar yang biasa  digunakan kalau ada tamu menginap...."aku ganti pakaian dulu ya...."  kataku dan menuju kamarku....dan saat masuk kamar aku masih tetap  diliputi keraguan....tiba tiba suamiku menyusul masuk .."lho...kok mama  belum ganti kain yang biasa mama pakai kalau dipijat si mbok?" tanya  suamiku "Papa yakin..?, Dino kan laki laki muda.....nanti dia melihat semua  tubuhku" tanyaku selain menepis keraguan dihatiku juga masih kucoba  menjajagi hati suamiku...
  Tanpa bicara suamiku menghampiriku dan memelukku erat "papa mau mama  senang dan menikmati.....ikuti saja kata Dino dan perasaan mama ya...."  jawab suamiku ....dan saat memelukku itu aku bisa merasakan tonjolan  yang megeras dicelana suamiku.....untuk sedetik pikiraanku melayang ke  situs situs yang kubaca bagaimana para suami merasa terangsang justru  saat istrinya disentuh laki laki lain
  Aku lalu melepaskan pakaianku...dan menutupinya dengan kain panjang yang  kupakai seperti kemben  namun aku masih tetap menggunakan celana dalam  dan BH juga tetap kupakai.....dengan digandeng suamiku kami menuju kamar  tamu dimana Dino menunggu.
  "Relaks saja ya tante ..." kata Dino lembut sesaat setelah aku telungkup  diatas ranjang....tubuhku masih ditutupi dengan kain panjang yang  kupakai sebagai kemben tadi, kakiku terasa dingin ketika Dino menuangkan  semacam lotion dengan keharuman yang lembut...dan tangannya mulai  menyentuhku..dimulai dari jari jari kakiku....telapak kaki dan terus  keatas....."kulit tante halus sekali...pandai sekali tante merawat diri"  puji dino memecah keheningan ...sementara tangannya tidak berhenti  bergerak dan kini betisku yang mulai dipijatnya...
  "Mmmff....biasa aja kok" jawabku....namun sungguh tak enak bicara dengan posisi telungkup seperti itu....
  "Maaf ya tante kainnya saya buka ya....." kata Dino...dan tanpa menunggu  jawabanku kain yang menutupi sudah terangkat...aku  melirik...eh....malah suamikun yang membuka dan menarik kain  itu....akupun diam saja....dan memang Dino cukup pandai memijat....
  Dino terus memijat...sambil sesekali mengobrol dengan suamiku....dan aku  merasa tangannya makin keatas dan kini sudah sampai di  pahaku....kulirik  suamiku yang duduk diujung ranjang memperhatikan  semuanya, wajahnya tampak cerah...kulirik tonjolan yang terlihat jelas  di celananya...rupanya terangsang dia melihat istrinya hanya bercelana  dalam dan BH telungkup di ranjang sementara laki lakim lain asyik  memijat dan mengusap betis dan pahaku....
  Ketika mencapa bagian dalam pahaku...sesekali terasa tangan Dino  menyenggol kemaluanku...tanpa sadar aku bereaksi dengan sedikit  bergerak..namun pemuda itu pura pura tidak sadar dan tetap pada irama  pijatannya.
  "Punggungnya ya tante' kudengar suara Dino berkata..dan terasa dingin  lagi dipundak dan punggungku ketika cairan lotion itu dituangkan....jari  jari pemuda itu bergarak teratur dari atas kebawah..namun slalu  terbentur dengan tali BH ku......"boleh saya buka bra nya tante.."  tatanyanya lagi dan sebelum aku sempat menjawab terasa kaitan BH ku  sudah dibukanya....aku melirik lagi ke suamiku dan dia memandangku dan  tersenyum sambil menganggukkan kepalanya seakan memberi persetujuan.....
  Ketika pijatannya sudah sampai pinggang dan terus kebawah...."kurasakan  dino memasukan jarinya kedalam celana dalam yang kukenakan....dan  meremas remas bongkahan pantatku...aku mulai terangsang..kurasakan  kemaluanku mulai membasah....."ma....celananya dibuka saja ya....biar  Dino mudah memijatnya.." tiba tiba terdengar suamiku berkata dan Dino  yang mendengar itu lalu menarik celana dalamku...semula aku agak  enggan.....dengan si mbok saja aku tdiak pernah telanjang bulat..tapi  kuingat lagi ini keinginan suamiku dan bagaimana wajahnya tampak berseri  seperti anak kecil yang kesenangan menonton pertunjukkan...maka tanpa  menjawab aku mengangkat sedikit pinggulku dan ...lepaslah celana dalamku
  Dino beranjak naik keranjang.... kedua kakiku di bawah kakinya dan  tangannya dengan serisu memijat dan meremas pantatku.......sesekali  jarinya jarinya menyelinap kebawah menyentuh kemaluanku membuatku  tergelinjang.......
  "oom...maaf ya...kalau boleh saya melepas celana panjang soalnya pakai  jeans jadi agak ketat dan kasar...nanti kulit tante tergesek jeans pula"  katanya..lho...kok malah dai minta ijin suamiku pikirku...."ya silahkan  saja....." jawab suamiku...dan sambungnya lagi....kepadaku "nggak apa  kan ma?" "Terserah saja jawabku......" pasrah namun terasa rangsangan yang mulai bangkit dalam diriku.
  Aku melirik ketika Dino melepas celana panjangnya...kupikir dia pakai  celana pendek atau boxer...dan terkejut juga aku ketika ternyata pemuda  itu hanya memakai celana dalam hitam model mini...kontras dengan  kulitnya yang putih...dan tidak berhenti sampai distu...dibukanya pula  kemejanya, tubuhnya benar atletis dengan otot tangan dan dada yang  bagus...dan perut yang rata...terlihat jelas tonjolan  diselangkangannya.....
  tanpa sungkan Dino naik keranjang menduduki pantatku dan mulai lagi  memijat punggungku..sesekali tangannya melebar kesamping dan sebagian  buah dadaku disentuhnya....entah berapa lama pijatan itu dilakukan  tangannya terus kebawah dan aku bisa merasakan kemaluan pemuda itu yang  keras menekan pantatku dari balik celana dalamnya....sambil bergeser  mundur kini tangannya kembali meremas dan memijat pantatku...namun kali  ini tanpa ragu sesekali jarinya menyentuh kemaluanku bahkan sesekali  walau sedikit jarinya memasuki lubang kemaluanku membuatku bergelinjang  dan semakin terangsang.
  "Oke......balik dong badannya tante....." kata dino lembut sambil turun  dari ranjang...dan sambil melihat suamiku yang kini wajahnya agak  memerah denngan nafas yang agak memburu, sementara tangannya sesekali  tampak meremas kemaluannya sendiri dari yang terlihat menonjol dibalik  celananya.
  Aku berbalik dan untuk pertama kali sesudah menikah sekian lama ..aku  berbaring telentang telanjang bulat didepan laki laki lain selain  suamiku...."Uh....tante benar benar cantik...."puji Dino lagi untuk  keskian kalinya......memang aku cukup rajin memelihara  penampilanku.....dengan dada 36 B yang masih cukup kencang dan wajah  yang kata orang diatas rata rata, dan kulit walau tidak terlalu putih  tapi cukup kuning.
  Dino mulai lagi dari kaki dan setelah sampai paha..tanpa sungkan  tangannya mulai  memijat mijat kemaluanku....membuat nafasku mulai  memburu...dan kini jarinya benar benar memasuki lubang kemaluanku..tapi  tidak lama........pemuda itu beranjak naik dan mulai memijat atau lebih  tepatnya meremas buah dadaku.......kedua jarinya menjepit puting susuku  dan memilin dengan lembut membuatku semakin kehilangan kendali.....lalu  turun lagi ke perut.....kemaluan dan naik lagi...sungguh pandai dia  menaikkan irama nafsu dan rangsangan dalam diriku.......
  Kali ini pemuda itu bergerak mundur...dan menempatkan diri diantara  kakiku sehingga aku harus membuka pahaku agak lebar....dan tiba tiba  kurasakan lidah yang hangat menyentuh kemaluanku...aku benar benar bagai  kena stroom...bergelinjang namun mulut pemuda itu telah menempel  dikemaluanku....dan lidahnya mulai menari nari, menjilat dan sesekali  klitorisku di emut dan dan dhisapnya.....bergerak lagi..lidahnya  mencucuk masuk kedalam kemaluanku dan begitu seterusnya dalam irama yang  teratur.....uh....suamiku nggak ada apa apanya kalau dalam hal jilat  menjilat rupanya......dan tiba tiba tanpa diduga dan tanpa melepaskan  bibirnya dari kemaluanku  jari tangannya  memasuki lubang  kemaluanku.......diserang seperti itu aku benar tidak tahan......dengan  mendesah dan mengerang aku menjepit kepala pemuda itu dengan pahaku dan  .."aaaaahhhhhh..sssssshh..." aku mendapatkan orgasme pertamaku. Dino dengan lembut melepaskan jarinya dari lubang kemaluanku dan  bangkit, sementara aku masih terengah engah karena orgasme tadi......
  Aku tahu acara masih belum selesai, ketika kulirik suamiku wajahnya  tampak sangat horny tangannya masih tetap mengusap usap kemaluannya dari  balik celananya, tampak dia sangat menikmati pertunjukkan tadi....tapi  aku yang agak kesal....ada keinginanku agar saat tadi Dino asyik  menjilati kemaluanku suamiku menyodorkan batangnya supaya bisa  kuhisap.....tapi karena duduknya agak jauh dan aku juga risih mau  menintanya maka aku diam saja dan menikmati jilatan Dino tadi.
  Dino lalu duduk diranjang disampingku....tangannya meremas remas buah  dadaku dan dengan jari jari tangannya puting susuku di pilin pilin  dengan lembut......dan tanpa sadar karena duduknya disampingku tanganku  menyentuh pahanya....tanganku bergerak sedikit menuju keselangkangan  Dino sambil aku memandang kearah suamiku dngan pandangan bertanya dan  walau tanpa ada sepatah diantara kami suamiku menganggukan kepalanya,  tangan Dino yang meremas dan memainkan buah dadaku membangkitkan lagi  nafsuku......dan tanpa sempat berpikir tanganku sduah meremas remas  kemaluan pemuda itu yang masih terbungkus celana dalamnya.......dan  tanpa  banyak bicara tanganku merayap masuk kedalam celana dalam pemuda  itu.
  "Tante mau saya melepas celana dalam saya...?" tanya Dino lirih dan  ketika aku mengangguk tanpa bangkit dan hanya dengan mengangkat  pantatnya sedkit celana dalamnya dilepaskannya...kini kami berdua suadah  sama telanjang bulat ditonton suamiku yang masih berpakaian lengkap.
  Aku terpana memandang kemaluan pemuda itu.....cukup besar sekitar 18 Cm  dengan lingkaran yang lumayan besar dan terlihat sangat tegang dan urat  uratnya tampak menonjol....dan di ujung kepalanya tampak agak basah  dengan cairan bening atau precum. Aku sudah tidak mampu berpikir  lagi.........aku bergerak bangkit dan sesaat kemudian lidahku sudah  menjilati cairan bening yang ada dikepala kemaluan pemuda itu...terasa  agak asin...gurih ....dan benar benar membangkitkan nafsuku hingga  kepuncaknya.....kutarik pemuda itu dan kini kepalaku aku yang diatas  kemaluannya..aku mulai menjilati batang dan kedua buah yang menggantung  itu ...sesekali kumasukan kepalanya kemulutku dan kusedot lembut dan  terdengar pemuda itu mengerang...namun aku tak berhenti...kucoba  memasukan seluruh batang kemaluannya kemulutku namun baru 3/4 ...aku  sudah hampir tersedak..ya...Dino memang memiliki yang lebih besar dari  suamiku ...mungkin sama besar lingkarannya..tapi lebih panjang....
  Aku terus mengulum dan menjilati...menghisap dan kedua tanganku juga  bergerak lembut mengusap dan menggaruk lembut di buah zakarnya.....dan  kemudian bersamaan dengan semakin kerasnya kemaluan pemuda itu..aku  memegang pangkalnya...kepalaku bereka naik turun dengan kemaluan pemuda  itu dimulutku.....aku benar benar sudah dikuasai nafsuku...ksadaran  bahwa ada suamiku da sumaiku yang menonton tanpa berkedip justru  membuatku semakin bergairah....dan akhirnya.."Tante......saya mau  keluar" kata Dino terengah engah sambil berusaha melepaskan kemaluannya  dari mulutku...namun aku tetap memegangnya dan kepalaku makin cepat naik  turun...dan ...."aaahhh...ssshh....tante....keluaar...arrgh..s  sshhh"  desahnya dan denyutan yang semakin keras pada batangnya menandakan  waktunya hampir tiba...aku jepit leher batang kemaluan itu dengan  bibirku dan  hanya kepalanya yang berada dalam mulutku sementara  tanganku terus mengocok batang pemuda itu.....terasa semprotan cairan  kental dan hangat demi semprotan memenuhi rongga mulutku....aku beradu  cepat menelan cairan yang keluar itu...dengan semprotan  berikutnya.....dan walau berhasil tapi ada sedikit yang tetap mengalir  keluar dari celah bibirku...Dino melemah dan akhirnya terbaring  diam..namun kepala kemaluannya tetap di mulutku dan ketika terasa sduah  berhenti mengeluarkan cairannya..baru kulepas namun tetap kujilati  hingga bersih...dan aku lalu menoleh keraha suamiku......sambil dengan  jari telunjuk kudorong cairan yang masih tersisa disekitar bibirku masuk  kemulutku dan kuhisap jariku hingga bersih.
  Hampir 20 tahun aku menikah baru 3x suamiku suamiku mengeluarkan air  maninya dalam mulutku...dan kini dengan pemuda yang belum pernah kutemui  sebelumnya malah langsung kuteklan habis semua mair maninya....
  "Tante hebat sekali...uh......benar benar Oom beruntung punya istri seperti tante.." kata Dino memuji.
  Aku bangkit dari ranjang, kuhampiri suamiku...kutarik tangannya hingga  berdiri dan kupeluk ..."pa maaf ya...mama sampai lupa diri dan menghisap  punya Dino" bisikku ditelinganya....dan jawaban yang kuterima adalah  semua ciuman dibibirku...bibir yang masih basah dengan air mani pemuda  itu...namun suamiku tampak tidak peduli...lidahnya menyapu dan memasuki  rongga mulutku yang kubalas dengan ciuman yang tak kalah  panasnya..."yang penting mama senang..papa juga senang kok melihatnya"  suamiku berbisik ditelingaku setelah ciuman kami terlepas...
  merasa kepalang tanggung dan terasa 'menggantung' aku bertanya  "pa...mama boleh make love?" dan suamiku menjawab sambil tersnyum  :"justru papa ingin nonton mama make love yang hot" Aku mencium lagi suamiku lalu berjalan keranjang dimana dino masih rebah  dengan kemaluan yang lemas....aku lalu berbaring disisinya...Dino  bergerak...diciumnya keningku...turun kebibir...lalu turun ke buah  dadaku dan perutku...namun sebelum dia mulai menjilati kemaluanku aku  tarik tubuhnya dan kubalikan.....aku yang justru kembali menghisap dan  memainkan batang kemaluannya...dan perlahan batang kemaluan pemuda itu  mulai bangkit.
  Setelah benar keras aku lalu berjongkok dan mengarahkan batang kemaluan  pemuda itu memasuki lubang kemaluanku.....dan sedikit demi sedikit  .....akhirnya... blessss.......seluruh batang kemaluan peuda itu amblas  dalam kemaluanku dan aku mulai bergoyang....sungguih tak pernah  kemaluanku terasa sepenuh ini......ujung batang kemaluannya sesekali  menyentuh mulut rahimku menimbilkan rasa geli dan nikmat yang tak  terhingga.....dan buah dadaku yang cukup besar dengan cup 36B itu  menggantung bebas namun tak lama mulai diremas remas lagi oleh Dino.
  Karena sudah keluar banyak saat kuhisap tadi dino bertahan cukup  lama.....dan aku yang tak ingin cepat orgasme lagi merebahkan diri   kedada pemuda itu....dan tanpa mencabut batang kemaluannya Dino membalik  posisi dan kini dia yang berada diatasku...hampir 10 menit pantatnya  naik turun dengan teratur dan akhirnya aku yang tak  tahan..."uuh.......sshh...cepetin Dino.....aku mau keluar.....dan dino  mempercepat gerakannya ....dan aku tahu dia juga akan mencapai  puncaknya....."cepet...cepet....ssshhh....aaahhhh.  ........"  desisku.....dan akhirnya  "aahhh......ssshh....enaakkk...ssshhh...keluarrr ...ohh......' aku  mencapai orgasme ku lagi.....dan tak lama Dino yang tidak mengurangi  kecepatan geraknya tubuhnya mulai menegang.."tante ....saya mau  keluar.........keluarin dimana tante...?" tanya nya disela desis dan  desahannya.....aku menjawab dengan melingkarkan kakiku kepinggangnya,  bibirku mengunci bibirnya ...dan akhirnya semburan yang hampir sama  banyaknya menyiram lubang kemaluanku...........dan Dinopun ambruk diatas  tubuhku....
  Agak lama kami dalam ppsisi seperti itu....Dino lalu mencium bibirku dan  memandangku dangan penuh kekaguman.."tante benar hebat.....hampir tidak  ada yang seenak punya tante.." katanya...dan kau menjawab dengan sebuah  ciuman lagi.
  Dino lalu bangkit...kuberi tanda supaya dia maju dan mengarahkan  kemaluannya kemulutku dan kemaluan yang basah dengan cairan kami berdua  itu kujilati hingga bersih...entah kenapa kok tiba tiba aku jadi suka  menjilati tanpa rasa risih......
  Dino lalu beranjak kamar mandi bebersih sementara aku masih berbaring  telentang dengan kemaluan yang basah oleh air mani pemuda itu...dan  memandang suamiku.."terima kasih pa." kataku sambil memberikan senyum  mesra. 
  Dino lalu berpakaian dan berpamitan namun aku malas untuk  bangkit...hanya kutarik tangannya dan kucium bibirnya dan berbisik "ma  kasih ya...."; namun langsung dijawab "saya yang berterima kasih sama  tante...."
  Ketika suamiku kembali setelah mengantar Dino keluar, secepat kilat  dilepaskan pakaiannya...kemaluannya tampak sangat basah.......tanpa  banyak bicara ditindihnya tubuhku yang masih basah mandi keringat, dan  batang kemaluannya memasuki kemaluanku yang masih penuh banjir dengan  air mani Dino...., namun tidak lama mungkin karena menahan diri terlalu  lama tidak sampai satu menit suamiku sudah mengerang dan menumpahkan air  maninya menambah jumlah air mani dalam rahimku...
  Aku lalu bangkit.....menjilati batang kemaluan suamiku yang basah dengan  campuran air main Dino, cairanku dan air maninya sendiri hingga  bersih..lalu beranjak ke kamar mandi dan bebersih diri.
  Malam itu adalah awal dari suatu babak perjalanan hidupku.....    Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - darah perawan calon kariawan               Apr 20th 2013, 09:29                                               Aku sudah berkeluarga, tapi aku punya WIL yang juga sangat kucintai. Aku  sudah menganggap ia sebagai istriku saja. Karena itu aku akan  memanggilnya dalam cerita ini sebagai istriku. Dari obrolan selama ini  ia mengatakan bahwa ia ingin melihatku 'bercinta' dengan wanita lain.  Akhirnya tibalah pengalaman kami ini.
  Siang di hari Sabtu itu terasa panas sekali, tiupan AC mobil yang  menerpa langsung ke arahku dan 'istriku' kalah dengan radiasi matahari  yang tembus melalui kaca-kaca jendela. Aku sedang melaju kencang di  jalan tol menuju arah Bogor untuk suatu keperluan bisnis. Seperti telah  direncanakan, kubelokkan mobil ke arah pom bensin di Sentul. setelah  tadi tak sempat aku mengisinya. Dalam setiap antrian mobil yang cukup  panjang terlihat ada gadis-gadis penjaja minuman berenergi. Sekilas  cukup mencolok karena seragamnya yang cukup kontras dengan warna  sekelilingnya.
  Dari sederetan gadis-gadis itu tampak ada seorang yang paling cantik,  putih, cukup serasi dengan warna-warni seragamnya. Ia terlalu manis  untuk bekerja diterik matahari seperti ini walaupun menggunakan topi.  Tatkala tersenyum, senyumnya lebih mengukuhkan lagi kalau di sini  bukanlah tempat yang pantas baginya untuk bekerja. Aku sempat khawatir  kalau ia tidak berada di deretanku dan aku masih hanyut dalam berbagai  terkaan tentangnya, aku tidak sempat bereaksi ketika ia mengangguk,  tersenyum dan menawarkan produknya. Akhirnya dengan wajah memohon ia  berkata, "Buka dong kacanya.." Segera aku sadar dengan keadaan dan  refleks membuka kaca jendelaku. Istriku hanya memperhatikan, tidak ada  komentar.
  Meluncurlah kata-kata standar yang ia ucapkan setiap kali bertemu calon  pembeli. Suaranya enak didengar, tapi aku tak menyimaknya. Aku malah  balik bertanya, "Kamu ngapain kerja di sini?" "Mom, kita kan masih perlu sekretaris, kenapa tidak dia aja kita coba." "Ya, boleh aja", jawab istriku. "Gimana mau?" tanyaku kepada gadis itu. "Mau.. mau Mas", katanya.
  Setelah kenalan sebentar dan saling tukar nomor telepon, kulanjutkan  perjalananku setelah mengisi bensin sampai penuh. Istriku akhirnya tahu  kalau maksudku yang utama hanyalah ingin 'berkenalan' dengannya. Ia  sangat setuju dan antusias.
  Malam sekitar jam 20:00 HP istriku berdering, sesuai pembicaraan ia akan  datang menemui kami. Setelah diberi tahu alamat hotel kami, beberapa  saat kemudian ia muncul dengan penampilan yang cukup rapi. Ia cepat  sekali akrab dengan istriku karena ternyata berasal dari daerah yang  sama yaitu **** (edited), Jawa Barat. Tidak sampai setengah jam kami  sudah merasa betul-betul sebagai suatu keluarga yang akrab. Ia sudah  berani menerima tawaran kami untuk ikut menginap bersama. Ia sempat  pamit sebentar untuk menyuruh sopir salah satu keluarganya untuk pulang  saja, dan telepon ke saudaranya bahwa malam itu ia tidak pulang.
  Setelah cerita kesana-kemari akhirnya obrolan kami menjurus ke masalah  seks. Setelah agak kaku sebentar kemudian suasana mencair kembali. Kini  dia mulai menimpali walau agak malu-malu. Singkat cerita dia masih  perawan, sudah dijodohkan oleh keluarganya yang ia belum begitu puas.  Keingintahuannya terhadap masalah seks termasuk agak tinggi, tapi  pacarnya itu sangat pemalu, termasuk agak dingin dan agak kampungan  walau berpendidikan cukup. Kami ceritakan bahwa dalam masalah seks kami  selalu terbuka, punya banyak koleksi photo pribadi, bahkan kali ini kami  ingin membuat photo ketika 'bercinta'.
  "Udah ah, kita sambil tiduran aja yuk ngobrolnya", ajak istriku. "Nih kamu pakai kimono satunya", kata istriku sambil memberikan baju  inventaris hotel. Sedangkan aku yang tidak ada persiapan untuk menginap  akhirnya hanya menggunakan kaos dan celana dalam. Ia dan istriku sudah  merebahkan badannya di tempat tidur, kemudian aku menghampiri istriku  langsung memeluknya dari atas. Kucumbu istriku dari mulai bibir, pipi,  leher, dan buah dadanya. Istriku mengerang menikmatinya. Aku  menghentikan cumbuanku sejenak kemudian meminta tamu istimewaku untuk  mengambil photo dengan kamera digital yang selalu kami bawa. Tampak ia  agak kikuk, kurang menguasai keadaan ketika aku menolehnya.
  Setelah aku mengajarinya bagaimana menggunakan kamera yang kuberikan  itu, kemudian kuteruskan mencumbu istriku. Dengan telaten kucumbu  istriku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kini tamuku tampaknya sudah  menguasai keadaan, ia dengan leluasa mengintip kami dari lensa kamera  dari segala sudut. Akhirnya istriku mencapai klimaksnya setelah liang  senggamanya kumainkan dengan lidah, dengan jari, dan terakhir dengan  batang istimewaku. Sedangkan aku belum apa-apa.
  "Sekarang gantian Rin, kamu yang maen aku yang ngambil photonya", kata istriku. "Ah Mbak ini ada-ada aja", kata Rini malu-malu. Sebagai laki-laki, aku sangat paham dari bahasa tubuhnya bahwa dia tidak  menolak. Dalam keadaan telanjang bulat aku berdiri dan langsung memeluk  Rini yang sedang memegang kamera. Tangan kirinya ditekuk seperti akan  memegang pinggangku, tapi telapaknya hanya dikepal seolah ragu atau  malu. Kuraih kamera yang masih di tangan kanannya kemudian kuberikan  kepada istriku.
  Kini aku lebih leluasa memeluk dan mencumbunya, kuciumi pipi dan  lehernya, sedang tanganku terus menggerayang dari pundak sampai lekukan  pantatnya. Pundaknya beberapakali bergerak merinding kegelian. Kedua  tangannya kini ternyata sudah berani membalas memelukku. Kemudian aku  memangkunya dan merebahkannya di tempat tidur. Kukulum bibir mungilnya,  kuciumi pipinya, kugigit-gigit kecil telinganya, kemudian kuciumi  lehernya punuh sabar dan telaten. Ia hanya mendesah, kadang menarik  nafas panjang dan kadang badannya menggelinjang-gelinjang.
  Tidak terlalu susah aku membuka kimononya, sejenak kemudian tampak  pemandangan yang cukup mempesona. Dua bukit yang cukup segar terbungkus  rapi dalam BH yang pas dengan ukurannya. Kulitnya putih, bersih dengan  postur badan yang cukup indah. Sejenak aku menoleh ke bawah, tampak  pahanya cukup menawan. Sementara itu onggokan kecil di selangkangan  pahanya yang terbungkus CD menambah panorama keindahan.
  Ia tidak menolak ketika aku membuka BH-nya, demikian juga ketika aku  melepaskan kimononya melewati kedua tangannya. Kuteruskan permainanku  dengan mengitari sekitar bukit-bukit segar itu. Seluruh titik di bagian  atasnya telah kutelusuri tidak ada yang terlewatkan, kini kedua bukti  itu kuremas perlahan. Ia mendesah, "Eeehhh.."
  Tatkala kukulum puting susunya, badannya refleks bergerak-gerak,  desahnya pun semakin jelas terdengar. Kuulangi lagi cumbuanku dari mulai  mengulum bibirnya, mencium pipinya, kemudian lehernya. Kemudian kuciumi  lagi bukit-bukit indah itu, dan kemudian kupermainkan kedua puting  susunya dengan lidahku. Gelinjangnya semakin terasa bergerak mengiringi  desahannya yang terasa merdu sekali.
  Petualanganku kuteruskan ke bagian bawahnya. Ia mencegah ketika aku akan  membuka CD-nya yang merupakan pakaian satu-satunya yang tersisa. "Ya  nggak usah dibuka" ujarku, "Aku elus-elus aja ya bagian atasnya pakai  punyaku", bujukku. Ia tidak bereaksi, tapi aku langsung saja  menyingsingkan CD-nya ke bawah. Tampaklah dua bibir yang mengapit lembah  cintanya dihiasi bulu-bulu tipis. Kupegang burungku sambil duduk  mengangkang di atas kedua pahanya, kemudian kuelus-eluskan burung itu ke  ujung lembah yang sebagian masih tertutup CD. Agak lama dengan  permainan itu, akhirnya mungkin karena ia juga penasaran, maka ia tidak  menolak ketika kulepaskan CD-nya.
  Kini kami sama-sama telanjang, tak satu helai benang pun yang tersisa.  Kuteruskan permainan burungku dengan lebih leluasa. Tak lama kemudian  cairan kenikmatannya pun sudah meleleh menyatakan kehadirannya. Burungku  pun lebih lancar menjelajah. Tapi karena lembahnya masih perawan agak  susah juga untuk menembusnya.
  Ketika kucoba untuk memasukkan burungku ke dalam lembah sorganya, tampak  bibir-bibir kenikmatannya ikut terdorong bersama kepala burungku.  Menyadari alam yang dilaluinya belum pernah dijamah, aku cukup sabar  untuk melakukan permainan sampai lembah kenikmatannya betul-betul  menerimanya secara alami. Gelinjang, desahan, dan ekspresi wajahnya yang  sedang menahan kenikmatan membuatku semakin bersemangat dan lebih  percaya diri untuk tidak segera ejakulasi. Ia sudah tidak menyadari apa  yang sedang terjadi. Akhirnya kepala burungku berhasil menembus lubang  kenikmatan itu.
  Kuteruskan permainanku dengan mengeluarkan dan memasukkan lagi kepala  burungku. Ia merintih kenikmatan, ia pasrah saja dengan keadaan yang  terjadi, karena itu aku yakin bahwa rintihan itu bukan rintihan  kesakitan, kalaupun ada, maka akan kalah dengan kenikmatan yang  diperolehnya. Selanjutnya kulihat burung yang beruntung itu lebih  mendesak ke dalam. Aku sudah tidak tahan untuk memasukkan seluruh  burungku ke tempatnya yang terindah.
  Kemudian kurebahkan badanku di atas tubuhnya yang indah, kuciumi pipinya  sambil pantatku kugerakkan naik turun. Sementara burungku lebih jauh  menjangkau ke dalam lembah nikmatnya. Akhirnya seluruh berat badanku  kuhempaskan ke tubuh mungil itu. Dan.., "Blesss...." seluruh burungku  masuk ke dalam surga dunia yang indah. Ia mengerang, gerakan burungku  pun segera kuhentikan sampai liang kewanitaannya menyesuaikan dengan  situasi yang baru.
  Setelah agak lama aku pun mulai lagi memainkan gerakan-gerakanku dengan  gentle. Kini ia mulai mengikuti iramaku dengan menggerak-gerakkan  pinggulnya. Selang berapa lama kedua tangannya lekat mencengkram  punggungku, kakinya ikut menjepit kedua kakiku. Kemudian muncul erangan  panjang diikuti denyut-denyut dari lembah sorganya. "Eeehhh..."  desahnya. Aku pun sudah tidak tahan lagi untuk menumpahkan seluruh  kenikmatan, segera kucabut burungku kemudian kumuntahkan di luar dengan  menekan ke selangkangannya. "Eeehhh..." erangku juga. Kami berdua  menarik nafas panjang.
  Setelah agak lama kemudian aku duduk, kuraih kaos dalamku kemudian aku  mengelap selangkangnya yang penuh dengan air kenikmatanku. Tampak tempat  tidurnya basah oleh cairan-cairan bercampur bercak-bercak merah. Ia pun  segera duduk, sejenak dari raut wajahnya tampak keraguan terhadap  situasi yang telah dialaminya. Aku dan istriku memberi keyakinan untuk  tidak menyesali apa yang pernah terjadi.
  Besok paginya aku sempat bermain lagi dengannya sebelum check out.  Betul-betul suatu akhir pekan yang susah dilupakan. Akhirnya ia  kutitipkan bekerja di perusahaan temanku.           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               cerita Sex - aku obat awet muda tante erni               Apr 20th 2013, 09:28                                                Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, yah aku perkirakan umur aku  waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya  begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang  enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen  nyokap Aku yang namanya Tante Erni (biasa kupanggil dia begitu) orangnya  cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.
  Tante Erni ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante  Erni ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan  saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka  ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya  sendiri. Nah Tante Erni inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak  masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).
  Biasanya Tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau  kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya  kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga  aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante Erni ini entah  sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu  tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi  deh hmm.
  Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti,  tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau  lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau  duduk nya Tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan  (wuih aku suka banget nih). Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik  wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa  ngomong sampai panas dingin tapi Tante Erni malah diam saja malah dia  tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama  tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya  paha sama celana dalem tuh Tante.
  Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di  villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku  pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2  malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil  bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar  ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu  itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Erni di  ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa  enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket  pojokan taman.
  Lalu Tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih  mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Erni, sesampainya Aku  di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Ernin ngsajak masuk  nemenin dia soalnya katanya dia takut.
  "Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak  usah di tutup, Tante takut nih", kata Tante Erni sambil mulai  berjongkok.
  Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana  dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga.  "Serr.. rr.. serr.. psstt", kalau enggak salah gitu deh bunyinya.  Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Erni kencing, dalam hatiku,  kalau saja Tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm.  Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Erni.
  "Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet" kata Tante Erni. "Ah enggak apa-apa Tante", jawabku. "Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?", tanya Tante Erni. "Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?" tanyaku.
  Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.
  "Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu", kata Tante Erni.
  Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah  vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini  Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Erni membiarkanku  memegang-megang vaginanya.
  "Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi". "Iyah Tante", jawabku.
  Lalu Tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.
  Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku  panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai  sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena  badanku enggak enak.
  "Lex, kamu enggak ikut?" tanya mamiku. "Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah" kataku. "Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi" kata Mami. "Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada  pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin" kata Mami pada Tante  Erni. "Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok" kata Tante Erni.
  Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua  saja di villa, Tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur  buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.
  "Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?" tanya Tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya. "Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa" kataku.
  Tante Erni begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang  sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.
  "Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?" kelakar Tante Erni padaku. Aku pun bingung, "Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?" jawabku polos. "Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman" kata Tante Erni sambil memegang si kecilku. "Ah Tante bisa saja" kataku. "Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah" aku hanya diam saja.
  Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Erni, pada waktu  dia ingin membuka celanaku, kubilang, "Tante enggak usah deh Tante biar  Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante" "Enggak apa-apa, tanggung kok" kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku dan CDku.
  Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja. "Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah" "Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya" kataku polos. "Iyah kamu tenang saja yah" kata Tante Erni.
  Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat  itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti  sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang  seperti ini.
  "Achh.. cchh.." aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku  memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan  CD tapi Tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih  melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau  kencing.
  "Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih" kataku. "Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok" kata Tante Erni.
  Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Erni  karena Tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam  karena merasakan enaknya.
  "Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener " kataku sambil meremas vagina Tante Erni yang kurasakan berdenyut-denyut. Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras. "Croott.. ser.. err.. srett.." muncratlah air maniku dalam mulut Tante  Erni, Tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil  menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Erni berdenyut kencang  sampai-sampai aku merasakan celana Tante Erni lembab dan agak basah. "Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?" kata Tante Erni. "Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante.." "Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?" "Enggak Tante"
  Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Erni.
  "Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih". Aku jadi salah tingkah "Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti" katanya padaku. "Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi" pintaku pada Tante Erni. Tante Erni pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Erni basah entah kenapa. "Tante kencing yah?" tanyaku. "Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai-sampai celana dalam Tante basah".
  Dilepaskannya pula celana dalam Tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Erni duduk di sampingku
  "Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap" katanya. Akupun  mulai memegang vagina Tante Erni dengan tangan yang agak gemetar, Tante  Erni hanya ketawa kecil. "Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih" kata Tante Erni. Dia mulai memegang penisku lagi, "Lex Tante mau itu nih". "Mau apa Tante?" "Itu tuh", aku bingung atas permintaan Tante Erni. "Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?" "Tapi Alex enggak bisa Tante caranya" "Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah" kata Tante Erni padaku.
  Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga  enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Erni yang di  tumbuhi bulu halus.
  "Lex jilatin donk punya Tante yah" katanya. "Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi" "Coba saja Lex"
  Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas  dan tanpa pikir panjang Tante Erni pun mulai mengulum penisku.
  "Achh.. hgghhghh.. Tante"
  Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Erni  tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya  vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok  bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Erni sambil tanganku  melepaskan kaus u can see Tante Erni dan juga melepaskan kaitan BH-nya,  kini kami sama-sama telanjang bulat.
  Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian  Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium  bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.
  "Kamu tahu enggak mandi kucing Lex" kata Tante Erni.
  Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Erni pun langsung menjilati  leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya  berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku,  terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.  Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat  karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan  yang begitu dahsyat. Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa  mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus  sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan  anusku basah.
  Kulihat payudara Tante Erni mengeras, Tante Erni menjilati sampai ke  betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok  penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Erni. Entah mengapa aku  jadi ingin menjilati vagina Tante Erni, langsung Tante Erni kubaringkan  dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Erni seperti menjilati es  krim.
  "Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep  jilatin Lex" kata Tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di  atas bibir vaginanya.
  Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang  keluar dari vagina Tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku.
  "Lex masukin donk Tante enggak tahan nih" "Tante gimana caranya?"
  Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan  langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Erni naik turun  seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah  jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat.
  "Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh" erang Tante Erni.
  Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan  ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Erni. Hmm  sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Erni  mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Erni sudah  orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Erni tidak mencabut  penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.
  "Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya" pinta Tante Erni padaku.
  Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Ernipun  langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti  tadi.
  "Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg.." kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi. "Tante Alex kayanya mau kencing niih"
  Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket  dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama  menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang  pertama Tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku  untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai  kenikmatan yang alang kepalang.
  Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan  kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Erni  menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas  arahan Tante Erni yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1  siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Erni, setelah  itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Erni di  sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Erni.  Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas  permintaan Tante Erni, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi,  dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.
  "Lex kamu sudah baikan?" tanya Mamiku. "Sudah mam, aku sudah seger n fit nih" kataku. "Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat" tanya Mami sama Tante Erni. "Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas" kata Tante Erni.
  Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping  Tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman  di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya  Tante Erni.
  Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Erni bila  rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Erni. Sekali waktu  aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante Erni  sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami  Tante Erni ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku  bingung akan status anak Tante Erni.
  Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Erni  bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah  juga aku menemani seorang kenalan Tante Erni yang nasibnya sama seperti  Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat  obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.    Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Main Dokter Dokteran Yuk               Apr 20th 2013, 03:30                                                Namaku Rini, usiaku sekarang 23 tahun, aku bekerja sebagai salah satu  karyawati di BUMN besar di Jakarta. Oh ya, kata temen-temen sih aku  memiliki wajah yang cantik, dengan rambut sebahu, kulitku kuning  langsat, tinggi 163 cm, dengan tubuh yang langsing dan seksi. Aku ingin  menceritakan pengalaman seksku yang pertama justru dari teman baik  ayahku sendiri. Peristiwa yang tak kuduga ini terjadi ketika aku baru  saja akan masuk kelas 2 SMP, ketika aku masih tinggal di Yogya. Teman  ayah itu bernama Om Bayu dan aku sendiri memanggilnya Om. Karena  hubungan yang sudah sangat dekat dengan Om Bayu, ia sudah dianggap  seperti saudara sendiri di rumahku. Om Bayu wajahnya sangat tampan,  wajahnya tampak jauh lebih muda dari ayahku, karena memang usianya  berbeda agak jauh. Usia Om Bayu ketika itu sekitar 28 tahun. Selain  tampan, Om Bayu memiliki tubuh yang tinggi tegap dengan dada yang  bidang.
  Kejadian ini bermula ketika liburan semester. Waktu itu kedua orang  tuaku harus pergi ke Madiun karena ada perayaan pernikahan saudara.  Karena kami dan Om Bayu cukup dekat, maka aku minta kepada orang tuaku  untuk menginap saja di rumah Om Bayu yang tidak jauh dari rumahku selama  5 hari itu. Om Bayu sudah menikah, tetapi belum punya anak. Istrinya  adalah seorang karyawan perusahaan swasta, sedangkan Om Bayu tidak  mempunyai pekerjaan tetap. Dia adalah seorang makelar mobil. Hari-hari  pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil bercanda-ria, setelah  istri Om Bayu pergi ke kantor. Om Bayu sendiri karena katanya tidak ada  order untuk mencari mobil, jadi tetap di rumah sambil menunggu telepon  kalau-kalau ada langganannya yang mau mencari mobil. Untuk melewatkan  waktu, sering juga kami bermain bermacam permainan seperti halma atau  monopoli, karena memang Om Bayu orangnya sangat pintar bergaul dengan  siapa saja.
  Ketika suatu hari, setelah makan siang, tiba-tiba Om Bayu berkata  kepadaku, "Rin... kita main dokter-dokteran yuk.., sekalian Rini, Om  periksa beneran, mumpung gratis".
  Memang kata ayah dahulu Om Bayu pernah kuliah di fakultas kedokteran,  namun putus di tengah jalan karena menikah dan kesulitan biaya kuliah.
  "Ayoo...", sambutku dengan polos tanpa curiga.
  Kemudian Om Bayu mengajakku ke kamarnya, lalu mengambil sesuatu dari  lemarinya, rupanya ia mengambil stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya  ketika kuliah dulu.
  "Nah Rin, kamu buka deh bajumu, terus tiduran di ranjang".
  Mula-mula aku agak ragu-ragu. Tapi setelah melihat mukanya yang bersungguh-sungguh akhirnya aku menurutinya.
  "Baik Om", kataku, lalu aku membuka kaosku, dan mulai hendak berbaring.
  Namun Om Bayu bilang, "Lho... BH-nya sekalian dibuka dong.. biar Om gampang meriksanya".
  Aku yang waktu itu masih polos, dengan lugunya aku membuka BH-ku, sehingga kini terlihatlah buah dadaku yang masih mengkal.
  "Wah... kamu memang benar-benar cantik Rin...", kata Om Bayu.
  Kulihat matanya tak berkedip memandang buah dadaku dan aku hanya tertunduk malu.
  Setelah telentang di atas ranjang, dengan hanya memakai rok mini saja,  Om Bayu mulai memeriksaku. Mula-mula ditempelkannya stetoskop itu di  dadaku, rasanya dingin, lalu Om Bayu menyuruhku bernafas sampai beberapa  kali, setelah itu Om Bayu mencopot stetoskopnya. Kemudian sambil  tersenyum kepadaku, tangannya menyentuh lenganku, lalu mengusap-usapnya  dengan lembut.
  "Waah... kulit kamu halus ya, Rin... kamu pasti rajin merawatnya", katanya.
  Aku diam saja, aku hanya merasakan sentuhan dan usapan lembut Om Bayu.  Kemudian usapan itu bergerak naik ke pundakku. Setelah itu tangan Om  Bayu merayap mengusap perutku. Aku hanya diam saja merasakan perutku  diusap-usapnya, sentuhan Om Bayu benar-benar terasa lembut. Dan  lama-kelamaan terus terang aku mulai jadi agak terangsang oleh  sentuhannya, sampai-sampai bulu tanganku merinding dibuatnya. Lalu Om  Bayu menaikkan usapannya ke pangkal bawah buah dadaku yang masih mengkal  itu, mengusap mengitarinya, lalu mengusap buah dadaku. Ih... baru kali  ini aku merasakan yang seperti itu, rasanya halus, lembut, dan geli,  bercampur menjadi satu. Namun tidak lama kemudian, Om Bayu menghentikan  usapannya. Dan aku kira... yah hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi  kemudian Tom Bayu bergerak ke arah kakiku.
  "Nah.. sekarang Om periksa bagian bawah yah...", katanya.
  Setelah diusap-usap seperti tadi yang terus terang membuatku agak  terangsang, aku hanya bisa mengangguk pelan saja. Saat itu aku masih  mengenakan rok miniku, namun tiba-tiba Om Bayu menarik dan meloloskan  celana dalamku. Tentu saja aku keget setengah mati.
  "Ih... Om kok celana dalam Rini dibuka...?", kataku dengan gugup.
  "Lho... kan mau diperiksa.. pokoknya Rini tenang aja...", katanya dengan  suara lembut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum Om Bayu  penuh dengan maksud tersembunyi. Tetapi saat itu aku sudah tidak bisa  berbuat apa-apa.
  Setelah celana dalamku diloloskan oleh Om Bayu, dia duduk bersimpuh di  hadapan kakiku. Matanya tak berkedip menatap vaginaku yang masih mungil,  dengan bulu-bulunya yang masih sangat halus dan tipis. Lalu kedua  kakiku dinaikkan ke pahanya, sehingga pahaku menumpang di atas pahanya.  Lalu Om Bayu mulai mengelus-elus betisku, halus dan lembut sekali  rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan-lahan meraba-raba pahaku bagian  atas, lalu ke paha bagian dalam. Hiii... aku jadi merinding rasanya.
  "Ooomm...", suaraku lirih.
  "Tenang sayang.. pokoknya nanti kamu merasa nikmat...", katanya sambil tersenyum.
  Om Bayu lalu mengelus-elus selangkanganku, perasaanku jadi makin tidak  karuan rasanya. Kemudian dengan jari telunjuknya yang besar, Om Bayu  menggesekkannya ke bibir vaginaku dari bawah ke atas.
  "Aahh... Oooomm...", jeritku lirih.
  "Sssstt... hmm... nikmat.. kan...?", katanya.
  Mana mampu aku menjawab, malahan Om Bayu mulai meneruskan lagi  menggesekkan jarinya berulang-ulang. Tentu saja ini membuatku makin  tidak karuan, aku menggelinjang-gelinjang, menggeliat-geliat kesana  kemari.
  "Ssstthh... aahh... Ooomm... aahh...", eranganku terdengar lirih, dunia  serasa berputar-putar, kesadaranku bagaikan terbang ke langit. Vaginaku  rasanya sudah basah sekali karena aku memang benar-benar sangat  terangsang sekali.
  Setelah Om Bayu merasa puas dengan permainan jarinya, dia menghentikan  sejenak permainannya itu, tapi kemudian wajahnya mendekati wajahku. Aku  yang belum berpengalaman sama sekali, dengan pikiran yang antara sadar  dan tidak sadar, hanya bisa melihatnya pasrah tanpa mengerti apa yang  sebenarnya sedang terjadi. Wajahnya semakin dekat, kemudian bibirnya  mendekati bibirku, lalu ia mengecupku dengan lembut, rasanya geli,  lembut, dan basah. Namun Om Bayu bukan hanya mengecup, ia lalu melumat  habis bibirku sambil memainkan lidahnya. Hiii... rasanya jadi makin  geli... apalagi ketika lidah Om Bayu memancing lidahku, sehingga aku  tidak tahu kenapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku  dengan lidah Om Bayu saling bermain, membelit-belit, tentu saja aku jadi  semakin nikmat kegelian.
  Kemudian Om Bayu mengangkat wajahnya dan memundurkan badannya. Entah  permainan apa lagi yang akan diperbuatnya pikirku, aku toh sudah pasrah.  Dan eh... gila... tiba-tiba badannya dimundurkan ke bawah dan Om Bayu  tengkurap diantara kedua kakiku yang otomatis terkangkang. Kepalanya  berada tepat di atas kemaluanku dan Om Bayu dengan cepat menyeruakkan  kepalanya ke selangkanganku. Kedua pahaku dipegangnya dan diletakkan di  atas pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku seperti menjepit  kepala Om Bayu. Aku sangat terkejut dan mencoba memberontak, akan tetapi  kedua tangannya memegang pahaku dengan kuat, lalu tanpa sungkan-sungkan  lagi Om Bayu mulai menjilati bibir vaginaku.
  "Aaa... Ooomm...!", aku menjerit, walaupun lidah Om Bayu terasa lembut,  namun jilatannya itu terasa menyengat vaginaku dan menjalar ke seluruh  tubuhku. Namun Om Bayu yang telah berpengalaman itu, justru menjilati  habis-habisan bibir vaginaku, lalu lidahnya masuk ke dalam vaginaku, dan  menari-nari di dalam vaginaku. Lidah Om Bayu mengait-ngait kesana  kemari menjilat-jilat seluruh dinding vaginaku. Tentu saja aku makin  menjadi-jadi, badanku menggeliat-geliat dan terhentak-hentak, sedangkan  kedua tanganku mencoba mendorong kepalanya dari kemaluanku. Akan tetapi  usahaku itu sia-sia saja, Om Bayu terus melakukan aksinya dengan ganas.  Aku hanya bisa menjerit-jerit tidak karuan.
  "Aahh... Ooomm... jaangan... jaanggann... teeerruskaan... ituu... aa...  aaku... nndaak... maauu.. geellii... stooopp... tahaann... aahh!".
  Aku menggelinjang-gelinjang seperti kesurupan, menggeliat kesana kemari  antara mau dan tidak. Biarpun ada perasaan menolak akan tetapi rasa geli  bercampur dengan kenikmatan yang teramat sangat mendominasi seluruh  badanku. Om Bayu dengan kuat memeluk kedua pahaku diantara pipinya,  sehingga walaupun aku menggeliat kesana kemari namun Om Bayu tetap  mendapatkan yang diinginkannya. Jilatan-jilatan Om Bayu benar-benar  membuatku bagaikan orang lupa daratan. Vaginaku sudah benar-benar banjir  dibuatnya. Hal ini membuat Om Bayu menjadi semakin liar, ia bukan cuma  menjilat-jilat, bahkan menghisap, menyedot-nyedot vaginaku. Cairan  lendir vaginaku bahkan disedot Om Bayu habis-habisan. Sedotan Om Bayu di  vaginaku sangat kuat, membuatku jadi semakin kelonjotan.
  Kemudian Om Bayu sejenak menghentikan jilatannya. Dengan jarinya ia  membuka bibir vaginaku, lalu disorongkan sedikit ke atas. Aku saat itu  tidak tahu apa maksud Om Bayu, rupanya Om Bayu mengincar clitorisku. Dia  menjulurkan lidahnya lalu dijilatnya clitorisku.
  "Aahh...", tentu saja aku menjerit keras sekali. Aku merasa seperti  kesetrum karena ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku. Begitu  kagetnya aku merasakannya, aku sampai mengangkat pantatku. Om Bayu malah  menekan pahaku ke bawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan  terus menjilati clitorisku sambil dihisap-hisapnya.
  "Aa... Ooomm... aauuhh... aahh… !", jeritku semakin menggila.
  Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang teramat sangat, yang ingin keluar  dari dalam vaginaku, seperti mau pipis, dan aku tak kuat menahannya,  namun Om Bayu yang sepertinya sudah tahu, malahan menyedot clitorisku  dengan kuatnya.
  "Ooomm... aa… !", tubuhku terasa tersengat tegangan tinggi, seluruh  tubuhku menegang, tak sadar kujepit dengan kuat pipi Om Bayu dengan  kedua pahaku di selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar bersamaan dengan  keluarnya cairan vaginaku banyak sekali, dan tampaknya Om Bayu tidak  menyia-nyiakannya. Disedotnya vaginaku, dihisapnya seluruh cairan  vaginaku. Tulang-tulangku terasa luluh lantak, lalu tubuhku terasa lemas  sekali. Aku tergolek lemas.
  Om Bayu kemudian bangun dan mulai melepaskan pakaiannya. Aku, yang baru  pertama kali mengalami orgasme, merasakan badanku lemas tak bertenaga,  sehingga hanya bisa memandang saja apa yang sedang dilakukan oleh Om  Bayu. Mula-mula Om Bayu membuka kemejanya yang dilemparkan ke sudut  kamar, kemudian secara cepat dia melepaskan celana panjangnya, sehingga  sekarang dia hanya memakai CD saja. Aku agak ngeri juga melihat badannya  yang tinggi besar itu tidak berpakaian. Akan tetapi ketika tatapan  mataku secara tak sengaja melihat ke bawah, aku sangat terkejut melihat  tonjolan besar yang masih tertutup oleh CD-nya, mencuat ke depan. Kedua  tangan Om Bayu mulai menarik CD-nya ke bawah secara perlahan-lahan,  sambil matanya terus menatapku.
  Pada waktu badannya membungkuk untuk mengeluarkan CD-nya dari kedua  kakinya, aku belum melihat apa-apa, akan tetapi begitu Om Bayu berdiri  tegak, darahku mendadak serasa berhenti mengalir dan mukaku menjadi  pucat karena terkejut melihat benda yang berada diantara kedua paha atas  Om Bayu. Benda tersebut bulat, panjang dan besar dengan bagian ujungnya  yang membesar bulat berbentuk topi baja tentara. Benda bulat panjang  tersebut berdiri tegak menantang ke arahku, panjangnya kurang lebih 20  cm dengan lingkaran sebesar 6 cm bagian batangnya dilingkarin urat yang  menonjol berwarna biru, bagian ujung kepalanya membulat besar dengan  warna merah kehitam-hitaman mengkilat dan pada bagian tengahnya  berlubang dimana terlihat ada cairan pada ujungnya. Rupanya begitu yang  disebut kemaluan laki-laki, tampaknya menyeramkan. Aku menjadi ngeri,  sambil menduga-duga, apa yang akan dilakukan Om Bayu terhadapku dengan  kemaluannya itu.
  Melihat ekspresi mukaku itu, Om Bayu hanya tersenyum-senyum saja dan  tangan kirinya memegang batang kemaluannya, sedangkan tangan kanannya  mengelus-elus bagian kepala kemaluannya yang kelihatan makin mengkilap  saja. Om Bayu kemudian berjalan mendekat ke arahku yang masih telentang  lemas di atas tempat tidur. Kemudian Om Bayu menarik kedua kakiku,  sehingga menjulur ke lantai sedangkan pantatku berada tepat di tepi  tempat tidur. Kedua kakiku dipentangkannya, sehingga kedua pahaku  sekarang terbuka lebar. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena badanku  masih terasa lemas. Mataku hanya bisa mengikuti apa yang sedang  dilakukan oleh Om Bayu.
  Kemudian dia mendekat dan berdiri tepat diantara kedua pahaku yang sudah  terbuka lebar itu. Dengan berlutut di lantai di antara kedua pahaku,  kemaluannya tepat berhadapan dengan kemaluanku yang telah terpentang  itu. Tangan kirinya memegang pinggulku dan tangan kanannya memegang  batang kemaluannya. Kemudian Om Bayu menempatkan kepala kemaluannya pada  bibir kemaluanku yang belahannya kecil dan masih tertutup rapat. Kepala  kemaluannya yang besar itu mulai digosok-gosokannya sepanjang bibir  kemaluanku, sambil ditekannya perlahan-lahan. Suatu perasaan aneh mulai  menjalar ke keseluruhan tubuhku, badanku terasa panas dan kemaluanku  terasa mulai mengembung. Aku agak menggeliat-geliat kegelian atas  perbuatan Om Bayu itu dan rupanya reaksiku itu makin membuat Om Bayu  makin terangsang. Dengan mesra Om Bayu memelukku, lalu mengecup bibirku.
  "Gimana Rin... nikmat kan...?", bisik Om Bayu mesra di telingaku, namun  aku sudah tak mampu menjawabnya. Nafasku tinggal satu-satu, aku hanya  bisa mengangguk sambil tersipu malu. Aku sudah tidak berdaya  diperlakukan begini oleh Om Bayu dan tidak pernah kusangka, karena  sehari-hari Om Bayu sangat sopan dan ramah.
  Selanjutnya tangan Om Bayu yang satu merangkul pundakku dan yang satu di  bawah memegang penisnya sambil digosok-gosokkan ke bibir kemaluanku.  Hal ini makin membuatku menjadi lemas ketika merasakan kemaluan yang  besar menyentuh bibir kemaluanku. Aku merasa takut tapi kalah dengan  nikmatnya permainan Om Bayu, di samping pula ada perasaan bingung yang  melanda pikiranku. Kemaluan Om Bayu yang besar itu sudah amat keras dan  kakiku makin direnggangkan oleh Om Bayu sambil salah satu dari pahaku  diangkat sedikit ke atas. Aku benar-benar setengah sadar dan pasrah  tanpa bisa berbuat apa-apa. Kepala kemaluannya mulai ditekan masuk ke  dalam lubang kemaluanku dan dengan sisa tenaga yang ada, aku mencoba  mendorong badan Om Bayu untuk menahan masuknya kemaluannya itu, tapi Om  Bayu bilang tidak akan dimasukkan semua cuma ditempelkan saja. Saya  membiarkan kemaluannya itu ditempelkan di bibir kemaluanku.
  Tapi selang tak lama kemudian perlahan-lahan kemaluannya itu  ditekan-tekan ke dalam lubang vaginaku, sampai kepala penisnya sedikit  masuk ke bibir dan lubang vaginaku. Kemaluanku menjadi sangat basah,  dengan sekali dorong kepala penis Om Bayu ini masuk ke dalam lubang  vaginaku. Gerakan ini membuatku terkejut karena tidak menyangka Om Bayu  akan memasukan penisnya ke dalam kemaluanku seperti apa yang dikatakan  olehnya. Sodokan penis Om Bayu ini membuat kemaluanku terasa mengembang  dan sedikit sakit. Seluruh kepala penis Om Bayu sudah berada di dalam  lubang kemaluanku dan selanjutnya Om Bayu mulai menggerakkan kepala  penisnya masuk dan keluar dan selang sesaat aku mulai menjadi biasa  lagi. Perasaan nikmat mulai menjalar ke seluruh tubuhku, terasa ada yang  mengganjal dan membuat kemaluanku serasa penuh dan besar.
  Tanpa sadar dari mulutku keluar suara, "Ssshh... ssshh... aahh… ooohh... Ooomm... Ooomm... eennaak... eennaak… !"
  Aku mulai terlena saking nikmatnya dan pada saat itu, tiba-tiba Om Bayu  mendorong penisnya dengan cepat dan kuat, sehingga penisnya menerobos  masuk lebih dalam lagi dan merobek selaput daraku dan akupun menjerit  karena terasa sakit pada bagian dalam vaginaku oleh penis Om Bayu yang  terasa membelah kemaluanku.
  "Aadduuhh... saakkiiitt... Ooomm... sttooopp… sttooopp... jaangaan...  diterusin", aku meratap dan kedua tanganku mencoba mendorong badan Om  Bayu, tapi sia-sia saja.
  Om Bayu mencium bibirku dan tangannya yang lain mengelus-elus buah  dadaku untuk menutupi teriakan dan menenangkanku. Tangannya yang lain  menahan bahuku sehingga aku tidak dapat berkutik. Badanku hanya bisa  menggeliat-geliat dan pantatku kucoba menarik ke atas tempat tidur untuk  menghindari tekanan penis Om Bayu ke dalam liang vaginaku. Tapi karena  tangan Om Bayu menahan pundakku maka aku tidak dapat menghindari  masuknya penis Om Bayu lebih dalam ke liang vaginaku. Rasa sakit masih  terasa olehku dan Om Bayu membiarkan penisnya diam saja tanpa bergerak  sama sekali untuk membuat kemaluanku terbiasa dengan penisnya yang besar  itu.
  "Om... kenapa dimasukkan semua… kan... janjinya hanya digosok-gosok  saja?", kataku dengan memelas, tapi Om Bayu tidak bilang apa-apa hanya  senyum-senyum saja.
  Aku merasakan kemaluan Om Bayu itu terasa besar dan mengganjal rasanya  memadati seluruh relung-relung di dalam vaginaku. Serasa sampai ke  perutku karena panjangnya penis Om Bayu tersebut. Waktu saya mulai  tenang, Om Bayu kemudian mulai memainkan pinggulnya maju mundur sehingga  penisnya memompa kemaluanku. Badanku tersentak-sentak dan  menggelepar-gelepar, sedang dari mulutku hanya bisa keluar suara,  "Ssshh... ssshh... ooohh... ooohh…"
  Dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda keseluruhan tubuhku. Bayangan  hitam menutupi seluruh pandanganku. Sesaat kemudian kilatan cahaya  serasa berpendar di mataku. Sensasi itu sudah tidak bisa dikendalikan  lagi oleh pikiran normalku. Seluruh tubuhku diliputi sensasi yang siap  meledak. Buah dadaku terasa mengeras dan puting susuku menegang ketika  sensasi itu kian menguat, membuat tubuhku terlonjak-lonjak di atas  tempat tidur. Seluruh tubuhku meledak dalam sensasi, jari-jariku  menggengam alas tempat tidur erat-erat. Tubuhku bergetar, mengejang,  meronta di bawah tekanan tubuh Om Bayu ketika aku mengalami orgasme yang  dahsyat. Aku merasakan kenikmatan berdesir dari vaginaku, menghantarkan  rasa nikmat ke seluruh tubuhku selama beberapa detik. Terasa tubuhku  melayang-layang dan tak lama kemudian terasa terhempas lemas tak  berdaya, tergeletak lemah di atas tempat tidur dengan kedua tangan yang  terentang dan kedua kaki terkangkang menjulur di lantai.
  Melihat keadaanku, Om Bayu makin terangsang. Dengan ganasnya dia  mendorong pantatnya menekan pinggulku rapat-rapat sehingga seluruh  batang penisnya terbenam dalam kemaluanku. Aku hanya bisa menggeliat  lemah karena setiap tekanan yang dilakukannya, terasa clitorisku  tertekan dan tergesek-gesek oleh batang penisnya yang besar dan berurat  itu. Hal ini menimbulkan kegelian yang tidak terperikan. Hampir sejam  lamanya Om Bayu mempermainkanku sesuka hatinya. Dan saat itu pula aku  beberapa kali mengalami orgasme. Dan setiap itu terjadi, selama 1 menit  aku merasakan vaginaku berdenyut-denyut dan menghisap kuat penis Om  Bayu, sampai akhirnya pada suatu saat Om Bayu berbisik dengan sedikit  tertahan.
  "Ooohh... Riiinn... Riiinnn... aakkuu... maau... keluar!.. Ooohh... aahh... hhmm... ooouuhh!".
  Tiba-tiba Om Bayu bangkit dan mengeluarkan penisnya dari vaginaku.  Sedetik kemudian… cret... crett... crett… spermanya berloncatan dan  tumpah tepat di atas perutku. Tangannya dengan gerakan sangat cepat  mengocok-ngocok batang penisnya seolah ingin mengeluarkan semua  spermanya tanpa sisa.
  "Aahh...", Om Bayu mendesis panjang dan kemudian menarik napas lega.
  Dibersihkannya sperma yang tumpah di perutku. Setelah itu kami tergolek  lemas sambil mengatur napas kami yang masih agak memburu sewaktu mendaki  puncak kenikmatan tadi. Dipandanginya wajahku yang masih berpeluh untuk  kemudian disekanya. Dikecupnya lembut bibirku dan tersenyum.
  "Terima kasih sayang...", bisik Om Bayu dengan mesra. Dan akhirnya aku yang sudah amat lemas terlelap di pelukan Om Bayu.
  Setelah kejadian itu, pada mulanya aku benar-benar merasa gamang.  Perasaan-perasaan aneh berkecamuk dalam diriku, walaupun ketika waktu  itu, saat aku bangun dari tidurku Om Bayu telah berupaya menenangkanku  dengan lembut. Namun entah kenapa, setelah beberapa hari kemudian, kok  rasanya aku jadi kepengin lagi. Memang kalau diingat-ingat sebenarnya  nikmat juga sih. Jadi sepulang sekolah aku mampir ke rumah Om Bayu,  tentu saja aku malu mengatakannya. Aku hanya pura-pura ngobrol kesana  kemari, sampai akhirnya Om Bayu menawarkan lagi untuk main-main seperti  kemarin dulu, barulah aku menjawabnya dengan mengangguk malu-malu.  Begitulah kisah pengalamanku, ketika pertama kalinya aku merasakan  kenikmatan hubungan seks.
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Nikmat Satu Malam               Apr 20th 2013, 03:30                                                "Mas Doni, nanti tolong si Ical di jemput ya!, sepulang dari kampus,  Mbak pulangnya telat lagi nih!, barusan ada keperluan di puskom " Suara  nyaring seorang wanita yang barusan kuterima di HP ku. Ah! Mbak Eni selalu saja menyuruhku untuk menjemput putra satu-satunya  yang masih TK itu padaku, karena aku selalu melewati TK itu kalo pulang  dari kampus.
  Wanita tersebut, Mbak Eni, aku selalu memanggilnya begitu, adalah induk  semangku dimana aku menempati salah satu kamar di rumahnya yang besar  sebagai anak kos. Adik laki-lakinya yang sepantar denganku adalah  temanku sejak masih SMA. Sebagai lelaki muda, tentu saja aku selalu merasa bergairah bila  mendengar ataupun melihat hal-hal yang berbau genital dan seksi seperti  halnya induk semangku ini. Dia adalah tipe seorang wanita sempurna  dengan bentuk tubuh yang menggiurkan di usianya yang ke 34 tahun itu.
  Saat-saat menyenangkan bagiku adalah pada waktu pagi hari, dimana dia  sehabis mandi selalu lewat di depanku dengan menebarkan wangi tubuh yang  membuatku mabuk kepayang. Sepertinya Mbak Eni juga menyadari kalo aku  sering memperhatikannya, maklumlah karena sudah lama dia ditinggal oleh  sang suami tercinta untuk pergi belajar ke luar negeri sedangkan Mbak  Eni adalah seorang pegawai negeri yang kehadirannya tiap hari akan sangt  mempengaruhi kenaikan kariernya.
  Dan setelah dinanti sekian lama akhirnya sat yang paling nikmat dlam  hubungan antar induk semang dengan anak kost-nya pun terjadi. Di mulai  dari sepulang aku memjemput Ical, putranya satu-satunya yang baru  berumur 5 tahun dari TK, saat itu keadaan rumah sepi, si Nur (adik  kandung Mbak Eni) sedang tidak ada di tempat entah pergi melayang kemana  aku tidak tahu. Begitu sampai di rumah si Ical langsung lari menuju  kamar ibunya, sedang aku mengejarnya untuk menjaganya agar tidak  terjatuh dan terantuk tembok, khan bisa berabe!
  Ketika Ical membuka pintu kamar tersebut, aku tertegun sejenak melihat  sebuah fenomena yang indah di hadapanku, bahwasanya Mbak Eni sedang  berkaca hanya mengenakan CD nya saja, dan buah dada besar yang menantang  tersebut menggelantung dengan indahnya seakan menarik hati orang yang  melihatnya untuk segera meremasnya.
  Karuan saja di pandangi oleh orang lain seperti itu Mbak Eni segera  menarik dastern yang tergeletak di atas kasur untuk menutupi tubuh  bugilnya, sedang aku segera saja menarik si Ical dan berbalik pergi  meninggalkan kamar tersebut. Setelah kejadian tersebut, seakan-akan Mbak  Eni merasa tidak terjadi apa-apa, bagiku sih hal itu merupakan suatu  yang luar biasa, dengan kenyataan seperti itu aku jadi semakin  memikirkan tentang ibu kost-ku yang bahenol itu, dan berakibat pada  naiknya frekuensiku dalam melakukan onani.
  Suatu malam di saat aku sedang merasa suntuk dan hasrat untuk melakukan  onani tidak terbendung lagi, dan kurasa keadaan rumah sepi maka segera  saja kulakukan ritual khusus cowok itu sambil berimajinasi tentang  hubungan seks yang panas dengan Mbak Eni tersayang. Baru saja aku  melakukan permainan ini setengah jalan tiba-tiba saja pintu kamarku di  ketuk seseorang.
  'Siapa sih, gangguin kenikmatan orang saja" rutukku dalam hati sambil  mengenakan pakaian seadanya plus sarung tanpa CD untuk menutupi kontolku  yang masih konak, paling si Nur yang datang pikirku. "Mas Doni, bisa tolong Mbak sebentar nggak, soalnya…" Begitu pintu  kubuka yang langsung di sambut oleh kata-kata dari Mbak Eni yang tidak  dapat di teruskan setelah melihat bagian bawah tubuhku yang mengacung.
  Tentu saja mukaku memerah seperti udang goreng, dan sepertinya Mbak Eni juga salah tingkah. 'Ada apa sih mbk?' tanyaku untuk memecah ke-salahtingkah-an kami. 'Emm..anu, itu lampu di kamar tidur Mbak 'gak mau nyala, putus mungkin" jawabnya sambil terus memperhatikan sarungku. "Oh, ya! Mbak ambil lampu penggantinya sementara saya ambil kursi untuk ngganti lampu sial itu" Kataku sambil tersenyum Mbak Eni pun berlalu sambil tertawa kecil mendengar leluconku. Setelah  berada di kamar tidurnya yang berbau harum, dia mengulurkan sebuah lampu  SL yang segera saja aku sambut untuk menggantikan lampu yang satunya  lagi.
  Saat aku mengulurkan tangan untuk menyerahkan lampu mati tersebut, kursi  yang kupijak bergerak, secara reflek aku ikut menggoyang badan untuk  menghindari kehilangan keseimbangan, namun yang kudapat malh sebaliknya. BRAAK! GEDUBRAK! Aku terjatuh di samping tempat tidur tertimpa kursi sial.
  'Aduh…, kamu tidak apa-apa!' Sambut Mbak Eni mengankat tubuhku untuk di  naikkan keatas kasur. Tercium wangi khas tubuh perempuan yang membuat  kontolku konak lagi.
  'Kayaknya, sih cuma memar saja koq, mbak!' Jawabku menenangkan Mbak Eni yang terlihat cemas melihat keadaanku. 'Di balsem saja ya!' kata Mbak Eni sambil beringsut menuju kotak obat untuk mengambil balsem.
  Tangannya mulai mengusap-usap tubuhku yang lebam itu, tapi itu bukan  usapan biasa, yang kuraskan adalah usapan tanda ingin lebih di intimi,  lalu secara simultan tangannya mulai masuk menuju rambut lebat di dadaku  dan mengusap usapnya sambil memejamkan mata. Melihat hal ini, tentu  saja aku tidak tinggal diam, mula tanganku menelusuri lengannya yang  kuning halus untuk kemudian beralih menuju sepasang bukit kembar yang  menantang itu secara perlahan kuusap memutar searah dengan jarum jam  mulai dari pinggiran untuk kemudian naik ke putingnya yang masih  terbungkus oleh bra. Sambil memejamkan matanya mbk Eni mendesah pelan,  ku dekatkan wajahku dan kukulum lembut bibir sensualnya itu untuk  kemudian saling pagut dengan liar sambil berusaha untuk melepaskan  pakaian yang kami kenakan masing-masing.
  Tanpa terasa kami berdua sudah dalam keadaan bugil, dan saling memandang  dengan perasaan yang sukar untuk di lukiskan untuk kemudian saling  merangsang. Mbak Eni mengocok dengan lembut kontolku yang full strength,  sedang aku mengusap-usap dan kadang mencolek isi tempiknya yang sudah  mulai basah. Lalu Mbak Eni merebahkan diri di atas kasur, mengangkan-kan kakinya  sambil menarik tanganku untuk lebih mendekapnya. Setelah wajah kami  beradu, Mbak Eni memegang kontolku untuk di masukkan ke dalam tempiknya.
  'Ahh…tolong puasin mbak, ya! Don!' Desahnya 'Hhhiya, mbak!' Kataku Kontolku di bimbingnya masuk secara perlahan kedalam lubang  kenikmatannya itu, secara perlahan-lahan namun pasti aku merasakan  sensai yang luar biasa karena baru pertama kali aku melakukan  persetubuhan. Setelah mentok dan tubuh kami merapat satu sama lain,  kudiamkan dulu sejenak bir si ****** merasakan lingkungan barunya  sebelum kugerakkan maju mundur sesuai insting manusia dalam mencari  kenikmatan dalam bersetubuh.
  'Hhh..akkhh..teerruss…sshh!' Desahnya 'Enak…aakhh, Mbaak..h' Timpalku Setelah beberapa lama Mbak Eni mengalungkan pahanya di pinggulku dan  menjepitnya sehingga aku merasakan sebuah kenikmatan yang luar biasa  dalam mengolah seni bersetubuh ini. 'Teruss…Doon!
  Akkhh…yeeaach! Yes!' Desahnya sambil menggoyang-goyangkan kepalanya  kekanan dan kekiri sehingga sebagian rambut sebahunya menutupi wajah  cantik yang berkeringat itu. Cluk-cluk-cluk. Cepok-cepok-cepok, bunyi suara kemaluan basah yang di  adu di timpahi suara desah nyaring manja berpadu dengan wangi kamar dan  bau khas orang yang bersetubuh memenuhi se antero kamar ini, tanpa  terasa keringat kami sudah membanjir dan saling berpadu sehingga suasana  saat itu sangat sukar untuk di lukiskan dengan kata-kata.
  'Lebih cepat, Don! Yaach…teruuss, begitu…akkhh!' 'Goyang lebih hot lagii…hh, mbakk!' 'Sshh…aakkh..!' 'Hhh…yaahh…yaahh.. oh, yaah!' Sampai suatu saat Mbak Eni memelukku erat sekali dan… 'Hhh..aakkhh……aaku saammpaaikh, Donn!'
  Jeritnya Lalu semakin kupercepat genjotanku yng tak berapa lama kemudian serasa  semua hormonku ingin berebut keluar lewat kontolku sehingga aku bergetar  hebat menahan sebuah kenikmatan yang luar biasa. 'Oookkhh……..aakkhh..!'Desahku Setelah bergulir dari tubuh bugil Mbak Eni yang berkilat karena keringat  dan mengatur napas, sambil membelai rambutnya yang hitam legam dengan  helai-helai lembut yang menempel pada wajahnya kami pun berbincang.
  'Terima kasih, Don! Kamu hebat sekali' Puji Mbak Eni 'Terima kasih juga mbak!, enak sekali….boleh nambah ya, kapan-kapan!' Jawabku 'Ah…kamu ini, nakal sekali. Baru sekali merasakan enaknya langsung minta  lagi, tapi boleh koq! Ntar Mbak yang gasih kodenya, ya?' 'Asyik, mbak! Gitu dong, baru Mbak Eni yang cantik kayak bintang film Rosamund Kwan plus seksi, hehe..!' 'Ah, kamu ini bisa aja!' Dan malam itupun berakhir dengan tiga ronde pergulatan nafsu liar antara induk semang dengan anak kost-nya.
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Kenangan Terakhir Kakak Kelas               Apr 20th 2013, 03:28                                                Pagi itu seperti biasa aku duduk didepan kelas. Sambil mengamati siswa2 yang berlalu lalang. Oh, begitu membosankannya pagi ini.
 
  Pagi itu adalah hari terakhir anak kelas XII masuk. Maklum, hasil UN  sudah diumumkan. Mereka kesini untuk berpamitan. Aku sendiri di hari  terakhir semester genap ini ingin sekali bertemu kakak kelasku. Panggil  saja dia Veronika. Veronika adalah kakak kelas yang paling dekat  denganku. orangnya keturunan china, dia cantik sekali. Kulitnya mulus  putih, rambutnya sebahu, bibirnya pun merah muda (padahal dia ndak pake  lipglos) Oh ingin sekali kukecup. Dia juga cerdas, slalu dapat nilai 9  di ulangan Matematika. tentu saja itu semua karena faktor ayahnya yang  seorang rektor.
 
  satu kelemahan Veronika, dia mudah dirayu cowok. terhitung sudah 3 cowok  dipacarinya. dan saat dia putus dengan cowoknya selalu ada aku di  interval itu. jadi hubungan ku dengan dia mirip sebagai pelarian sebelum  dia punya cowok lagi.
 
  Dan kedatangannya di sekolah ini tiba2 membuyarkan lamunan ku. Oh, aku  senang sekali melihat rambut basah nya di pagi hari, aroma parfumnya yg  masih fresh itu membuatku terhipnotis.
 
  "Pagi ce!" sapaku saat dia lewat di depan ku. "gimana UN nya bagus gag?"
  "bagus kok. puji tuhan" jawabnya seraya mengumbar senyum.
  "oh, syukur deh. mau kuliah dimana?"
  "Belum tau, pokoknya di Jogja"
  "Oh" aku tertegun, bayangan hari2 di sekolah tanpa melihat wajahnya  begitu suram bagiku. Lalu aku menghela nafas panjang dan siap  mengucapkan kata perpisahan.
  "Sukses ya! aku bakalan kangen nih" "Jadi gitu aja, kamu bilang 'sukses ya' dan semua berakhir? kamu  harusnya fight buat aku. asal kamu tau, sebenarnya aku itu ngarepin  kamu! aku bener2 kecewa ndra sama kamu!" (oh ya aku belum memperkenalkan  diri namaku INDRA)
 
  mendengar itu aku sangat terkejut. ternyata selama ini dia ngarepin aku?  begitu tololnya aku sudah membiarkannya direbut cowok lain. aku  mengumpulkan keberanian ku lalu mencegah dia pergi sambil berkata.
  "Maafin aku ce! biar aku tebus kesalahan ku di hari terakhir ini ce.  please.. kita buat kenangan terakhir yang indah ya. aku gag mau kamu  ngelupain aku ce. please dont go! I love you!" sepertinya gombalan yang  aku kutip dari kata2 Mario Teguh itu berhasil. dia membalikkan badannya  dan memelukku. wajahnya merah sekali. mungkin karena terharu.
 
  "I dont want to leave either" pelukannya makin erat. karena keadaan sekolah yang masih sepi aku manfaatkan aja kesempatan ini.
  pelukan nya yang makin erat itu membuatku bisa merasakan aroma parfum  yang dipakainya. menggoda sekali, rambutnya yang baru keramas begitu  fresh. dengan jantung yang berdegup kencang, aku cium kening nya. dia  mulai melepasku, aku bisa melihat dia menangis.
  "Oh, Vero aku sayang sama kamu" lalu dengan gugupnya kucium bibirnya.  lidah kami berpagut, dia membalas ciuman ku lebih liar. bibirnya  mengulum bibirku dengan liarnya. membuatku jadi konak. aku yang belum  berpengalaman ini mengikuti saja insting ku. tanganku mulai menggeryahi  pantat Veronika. bibirku pun mulai mengincar leher jenjang nya. "shh..shh ahh.. ndra, jangan disini! jangan buru2 gitu dong" aku langsung menghentikan ppperbuatanku. "maaf ya, aku kebablasan" aku takut kalau dia marah. namun dia hanya tersenyum. "baru pertama kali ya?" katanya sambil tersenyum nakal. kali ini dia tampak sudah tidak menangis lagi.
  "Iya"
  dia tidak melanjutkan kata2nya. namun dia malah memberiku ciuman mesra.  kali ini lebih romantis. aku begitu menikmatinya. sepertinya perasaan  kami berdua menyatu dalam ciuman itu. Tiba2 dia melepas bibirku.
  "Sore nanti jam 5.00 jemput aku! aku ajari lagi ya! I promise it'll be unforgetable memory for us! Sore itu aku udah siap pergi ke rumah Veronika. Di luar gerbang aku bisa  melihat jika rumah itu sepi. Jantungku berdegup kencang sekali.  Bagaimana kalau aku diusir bapaknya Veronika? Namun karena ini adalah  hari terakhirku ketemu dia aku beranikan diriku.
  "Selamat sore!" aku berseru sambil mengetuk pintu rumahnya.
  "Iya, sebentar" aku bisa mendengar suara dari dalam. Tidak berapa lama  kemudian pintu dibuka. Ternyata Veronika, untunglah bukan bapaknya yang  buka pintu.
  "Eh kamu ndra. ayo masuk! papa mama lagi pergi kok. jangan sungkan2"  Wah, ternyata dia baru mandi. Sayangnya, dia tidak berpakaian seperti  yang aku harapkan -berbalut handuk- namun dia memakai kaos biru dan  celana kain. Kaosnya masih basah, rambutnya dibalut handuk. sepertinya  dia selesai keramas.
  "Kamu tunggu dulu ya? aku ganti baju dulu!"
  aku menunggunya di ruang tamu. tepat di sebelah kamarnya. Pintu kamarnya  aku lihat ternyata tidak terlalu menutup. Dari pantulan kaca rias dekat  pintu kamarnya, bisa kulihat dia sedang ganti baju. ini yang membuat  jantungku tambah deg2an.
  Dari kaca itu bisa kulihat dia melepas kaosnya. Oh, ternyata dia gag  pakai BH jadi dua bukit ranumnya terpampang jelas di kaca. putingnya  merah muda, begitu menggairahkan. Aku sendiri jadi tidak karuan,nafasku  menderu karena nafsu. Namun saat sedang asyik2nya memandangi tubuh  telanjangnya dia beralih dari tempat semula. nampaknya dia mencari  sesuatu. Aku sedikit kecewa dan mengalihkan pandangan keluar jendela.
  Sekitar 20 menit aku menunggu, dia tidak kembali di tempat dimana aku  bisa melihatnya. Padahal aku penasaran sekali mau ngelihat seperti apa  bentuk Vagina nya. Tapi dalam bayangan ku dia pasti memiliki Vagina  bersih tanpa bulu. Merah saat merekah, dan pastinya rapet.
  "Ndra, ayo kita berangkat!" kata2nya membangunkan ku dari lamunan kotor ku.
  "Iya, ayo Ce"
  Kami berdua berboncengan, menyusri jalanan kota kami. Aku ajak dia ke  tempat paling romantis di kota. Disana aku sudah menyiapkan Candilight  Dinner. Musisi aku suruh memainkan lagu favoritnya. Aku menunggu saat  yang tepat untuk nembak dia.
  Dan disaat yang tepat, aku mengatakannya.
  "Ce, aku tau kamu mau pergi. Tapi saat itu tiba, aku gag mau kita lost contact. aku mau kita terus bersama."
  Dia mencoba mengerti ucapanku. "aku ndak mau cowok lain memiliki mu. aku cinta kamu Veronika, mau nggak kamu jadi pacarku?"
  aku tau kelemahan Veronika adalah rayuan2 seperti ini. Reaksi pertama  aku liat wajahnya memerah, tentu keadaan romantis seperti ini semua  cewek pasti akan terbawa suasana. Dia tampak meneteskan air mata.
  "iya. aku mau" suaranya lirih sekali. namun dengan anggukannya aku sudah bisa menangkap pesannya.
  Kami kemudian melanjutkan dinner kami. aku senang sekali, cewek yang aku impkan selama 2 tahun ini akhirnya jadi milikku.
  Kami kemudian kembali ke rumahnya. Jam sudah menunjuk pukul 21.00. Tiba dirumahnya, ternyata masih sepi.
  "Papa belum pulang, kamu jangan pulang dulu ya? mampir disini dulu." Veronika memintaku.
  "Oke nik" sekarang aku memanggilnya 'nik' karena udah jadi pacarku.
  aku masuk ke rumahnya, di dalam aku merebahkan tubuhku di sofa.
  "makasih ya! malam ini indah sekali" Veronika mendekati ku sambil membawa teh. "iya. aku juga bahagia sekali malam ini bisa sama kamu nik" "Besok lusa aku udah berangkat, kita cuma punya malam ini sampai besok siang sebelu papa nyampai di rumah."
  "oh ya. ini aku punya hadiah perpisahan buat kamu. jangan lupain aku ya  disana" aku memberinya sebuah cincin emas hasil tabungan ku selama  setahun.
  "Ya ampun ndra, aku bisa bales apa ke kamu"
  "ah ndak usah"
  "Bentar, kamu disini dulu ya! aku punya hadiah buat kamu."
  Beberapa menit kemudian dia kembali. kali ini baju nya minim sekali, aku  tau ini saatnya perjaka ku bakal dia ambil. setidaknya itu harapanku.
  "Karena aku gag bisa ngasih kamu apa2. aku ngasih ini aja ya!"
  "ngasih apa nik?"
  "harapan kamu" dia berbisik begitu dekat di telingaku. Pelan2 dia mulai mengkecup leherku. geli rasanya dan itu membuat penisku tegang. "ssh.. ssh" nafasku menderu karena nafsu. mulai dia mengkecup bibirku, liar sekali. dia mengulum bibir ku,  lidahnya bergelut dengan lidahku. tanganku secara refleks bermain di  payudaranya. "sshh.. jangan dulu. kamu nikmati service ku dulu aja ya sayang. sekarang tutuppp mata kamu."
  aku merasakan celana ku ditarik turun CD ku lepas, "mau ngapain kamu nik?"
  "shh.. diam aja kamu" Tiba2 aku langsung merasa nikmat di penis ku. rasa hangat campur geli yang biasa aku rasakan saat onani. "plup.. plup" suara Veronika mengulum penisku. zakar ku, palkon ku dijilatnya seperti makan lolipop.
  "ini kan yang kamu impikan... pplup.. selama ini.. ppplup" kata2nya ndak jelas ditengah kuluman nya.
  "ahh.. iya nik.. enak banggget.. terus sayang" kulumannya semakin cepat. "ayo sayang, entot mulut kakak kelasmu ini." matanya sungguh membuatku  tambah nafsu. Dia kembali mengulum penisku. dengan tempo lebih cepat,  rasanya 2x lebih nikmat dibanding onani. "oh, sayang kamu pinter banget, sepongan mu mantap" "ayo sayang, keluarin di mulutku aja" penisku serasa mau meledak, tubuhku serasa tegang semua. dan tiba2"ohhh.." spermaku muncrat ke mulutnya. persendianku lemas semua. "I love you Vero..!"
  "enak kan? kamu belum pernah ya?" "belum" jawabku sambil terengah engah.
  "masih perjaka ternyata adik kelas ku tercinta ini. gini aja, cece  sebagai kakak kelas akan mewujudkan fantasimu. cece akan ajarin semua  teknik bercinta semalaman ini. asal kamu temenin cece ya?"
  "iya ceceku sayang." "Ndra.. kayaknya kamu sudah siap menerima pelajarannya nih," kata si  Veronika. pasti aku akan bersenggama dengan kakak kelas cantikku ini. Dengan satu tangan memegang juniorku dan satu tangan lagi membuka celah  liang kewanitaannya, Veronika menunduk melihat jelas-jelas supaya tidak  meleset adegan persetubuhan kami yang pertama ini. Aku juga sampai  menaikkan kepala kok walau sudah diganjal bantal tinggi. Gila kelihatan  banget bibir kemaluan Veronika yang membuka dan siap disusupi oleh  batang kejantananku yang ngaceng berat. Si Veronika perlahan-lahan  menurunkan pinggulnya dan juniorku, helmnya terasa menyentuh belahan  hangat basah liang kewanitaan Veronika. Makin si Veronika menurunkan  pinggulnya, helm si Junior semakin tidak terlihat dengan perasaanku yang  semakin keenakan.
  Si Veronika yang tidak sabar begitu helm si Junior hilang dari  pandangannya langsung menduduki pinggulku, yah sudah amblaslah seluruh  batang tubuh si Junior dan batang kejantananku itupun lenyap dari  pandangan. "Aow… sakit Veronika.." maunya aku sih teriak, habis mendadak gitu kulit  batang kejantananku tertarik oleh jepitan erat dinding kewanitaan si  Veronika. Terasa sekali gesekan dan tarikan kulit itu loh.
  "Sstt.. jangan berisik.. aku juga sakit Ndra.. kurang pas kali.." kata  si Veronika lalu dia mencabut batang kejantananku dengan mengangkat  pinggulnya lagi. Waw.. kenikmatan yang dirasakan tidak terlukiskan deh.  Tidak sampai lepas semuanya, kali ini si Veronika menggoyang-goyang dulu  pinggulnya sedikit untuk memperlancar pelumas atau arah yang tepat, aku  tidak tahu deh. Lalu dia menurunkan lagi perlahan saja dulu. Nah ini  baru mantap.. Pas masuknya. Sambil si Veronika goyang kiri kanan dikit  dan maju mundur dikit, akhirnya batang kejantananku terbenam mantap di  dalam liang kenikmatan kakak kelas tersayangku. Duh.. ujung batang  kejantananku menyentuh apaan yah? Jangan-jangan rahimnya kali!
  "Oohhh.. Ndra.." si Veronika kakak kelasku ini diam tidak bergerak lagi  punggulnya tetapi bagian atas tubuhnya rebah menindihku. Dadanya yang  padat berisi, menindih dadaku, dan wajahnya dekat sekali di depan  wajahku. "Veronika.. aku boleh mengusap-usap badan kamu nggak?" aku bertanya,  takut melanggar janji. Dia tersenyum lalu mengangguk saja, dan buru-buru  mulutku di cipok. Keras! bibirku sampai terbetot karena menciumnya  dengan sedotan segala. Belum kaget aku atas kejadian itu, dia mencium  lagi kali ini bibirku dilumatnya dan kami pun bersilat bibir lagi.
  Aku tersadar akan ujung si junior yang menyentuh sesuatu di dalam sana. "Veronika.. kamu bisa hamil nggak nih?" tanyaku dengan nada khawatir.  Lah iya.. gila kali menghamili kakak kelas sendiri, bersenggama dengan  kakak kelas kandung saja sudah perbuatan gila-gilaan. Apalagi sampai  hamil. "Tenang Ndra.. baru saja aku selesai mens kok tadi pagi baru bersih.." Hah? aku yang melongo.. pantesan saja dia juga sakit waktu kami baru  bersatu tadi walaupun sudah becek sejak kujilati liang kewanitaannya. "Veronika.. kamu nggak perawan sejak kapan nih?" tanyaku. "Eh.. nakal yah tanya-tanya.. nggak usah di omongin deh.. nikmati saja  yah Ndra sayang.." kata si Veronika, yah sudah. Tapi kulihat dia jadinya  sedih tuh gara-gara aku bertanya soal itu. Kami memang terdiam jadinya.  Veronika cuma diam saat menindihku tanpa bergerak dengan memiringkan  kepalanya di wajahku. Hidung kami bersentuhan. Aku menikmati sekali  saat-saat ini. Saat-saat indah bersatu dengan kakak kelas tersayangku.  Dengusan nafas hakamusnya menyapu wajahku juga dengan keharuman nafas  segarnya. (wah jangan-jangan tadi kumur-kumur dengan close-up cair dulu  kali nih) Tanganku mengusap-usap punggungnya yang haluus tapi sedikit  berkeringat karena kupegang dalam keadaan lembab. Mungkin posisinya  kurang enak, si Veronika menggerakkan bagian bawah tubuhnya sedikit.  Wow.. sensasi dalam lubang tempat kami bersatu itu nikmat sekali.
  "Veronika kakak kelasku sayang, ngapain lagi nih sekarang.." tanyaku  bingung. Nah tanpa menjawab dia bangkit dari menindih badanku. Kali ini  dia benar-benar menduduki pinggangku. Wow buah dadanya yang mantap  memerah karena tertindih tadi terlihat semakin indah saja. Putingnya  juga ngaceng banget lagi, mancung. "Nikmati yah Ndra, jangan bergerak-gerak pinggulnya.." kata si Veronika. "Ok boss.." Lalu mulailah si Veronika bergerak-gerak. mula-mula sih  gerakannya cuma memajumundurkan pinggulnya saja sehingga batang  kejantananku yang terbenam dalam-dalam tidak kkamuar sedikitpun, tapi  didalam sana rasanya. Wah.. coba sendiri deh komentarku. Kalau aku  bilang enak entar tidak percaya. Pokoknya sukar dilukiskan. Ujung kepala  si Junior terutama helm junior tuh yang menikmati banget  gesekan-gesekan di dalam rongga persetubuhan kami, sepertinya sih  menyentuh-nyentuh sesuatu benda yang agak kenyal? seperti ada dodol bola  deh di dalam sana. Apa iya itu rahim. Kepala si Junior mengelilingi dan  menyenggol-nyenggol dodol bola itu. Gile bener.. sensasi yang  ditimbulkan kamuar biasa enaknya, beneran loh aku terasa banget dan  yakin, kamubang kecil di helm si junior menyentuh dan disentuh sesuatu  di dalam sana.
  "Oohhh Ndra.." "Ya.. Veronika.." "Oohhh Ndra.. Sayang.." "Ya.. Veronika sayang.." "Ndra.. aaahh.." "Ya Veronika kakak kelasku tercinta.. eugh.." "Oohhh Ndra.. Sayang.. enak sekali.. kamu enak Yang?" "Ya Veronika sayang… wah nikmat sekali aaah.. enak Veronika.." "Pegang dan remas-remas tetekku dong Ndra.." kata si Veronika dengan manja. "Wah tetek kamu mantap banget Veronika.. pas susunya.. kenceng lagi.." pujian jujur dariku kkamuar deh. "Oohhh Ndra… terus Ndra.. lebih kuat remasnya.." "Ya Veronika.. lebih enak?" "Ooohh Ndra.. terus Ndra.. putingnya juga.." "Oohhh.. aahhh Ndraii.." "Eh Veronika.. jangan kenceng-kenceng.." kataku khawatir juga, habis  makin lama semakin kenceng saja desahan dan suara Veronika yang kkamuar  dari bibir sexy-nya itu.
  Kali ini Veronika menunduk deh jadinya, mulutnya mencium mulutku lagi,  nah suaranya kan cuma nafas doang tuh. Wah ada yang seru lagi. Kali ini  Veronika mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Gila, rasanya gesekan  batang kejantananku pada dinding liang kewanitaan Veronika yang  menggenggam erat itu loh. Waw.. enak gila.. lebih enak dari Frozz deh.  Sensasi yang di timbulkan sampai naik ke kepalaku, buktinya waktu  melewati leher dan mulut nafasku semakin menderu-deru. Terbukti dong  semakin enak.. asyik loh.
  Cukup lama juga Veronika melakukan olahraga turun naik di atas  pinggangku, pasti dia capek juga, habis biarpun AC kamarku dingin  punggungnya keringatan tuh. Tanganku sampai basah telapaknya waktu  mengusap-usap terus dari tadi. Tiba-tiba saja Veronika menggerakkan  pinggulnya semakin cepat dan makin keras menghujam kearah batang  kejantananku, makin mantap deh tusukan-tusukannya. Lalu lidahku disedot  kuat-kuat dan dia roboh lemas setelah tegang-tegang dikit sebelumnya.  Wah…. ini orgasme kali yah? Kok aku kaga ngecret sih kata siapa  orgasmenya cewek dan cowok mesti barengan?
  Aku iseng ah, walau tidak disuruh kugoyang pinggulku menyodok naik  dikit. Habis si Veronika diam sih, padahal tadi lagi asyik menggoyangkan  pinggulnya.
  "Oohhh Ndra.. sayang.. nakal yah.. tapi enak Ndra.. enak sekali.. iya terus Ndra.. kamu enak Yang?" "Ya.. Veronikaku sayang.. kamu sudah orgasme yah.. wah licin nih  Veronika jadinya tapi nikmat juga kok aaah.. enak Veronika.. enak  sekali.." "Iya Ndra.. tadi aku mencapai surga tuh.. lidah kamu nggak kegigit kan?"  tanya si Veronika. Wah dia tidak sadar tadi menyedot kuat-kuat lidahku,  dan dugaanku dia mencapai orgasme ternyata benar. Wah untung tidak  digigit ya lidahku. Kalau tidak saat dia kamupa gitu salah-salah aku  jadi si bisu Ndra lagi hehehe… habis lidahnya putus.
  "Ndra.. biar kamu lebih menikmati pelajarannya, ganti posisi yah?" tawar  si Veronika padaku. Asyik.. doggy style boleh aku praktikkan nih. "Gaya nungging yah Veronika?" "Kamu mau gaya begitu?" "Iya Veronika.. kayak di foto dalam internet." "Hayo deh berhubung ini pelajaran.."
  Kamipun berganti gaya jadi doggy style. Cuma sebentar saja, walaupun  seru aku melihat Veronika dari belakangnya, dengan kulit punggung mulus  walau berkeringat, pinggangnya yang ramping dan buah pantatnya yang  besar jelas pemandangan indah tersendiri. Tapi.. ada yang bikin gaya ini  jadi sebentar. Setiap kali kusodok maju batang kejantananku semakin ke  dalam rongga liang kewanitaan si Veronika, dia seperti tersendak  kesakitan.
  "Kamu nggak enak yah Veronika?" tanyaku pelan-pelan takut menyakiti kakak kelas tersayangku. "Nggak pa-pa, terusin saja, yang penting kamu senang.." jawab Veronika,  weleh-weleh.. baru dua sodokan lagi reaksinya sama saja, kesakitan. Wah  aku tidak mau jadi adik kelas tidak berbudi. Dikasih pelajaran sangat  nikmat begini masak dengan tega menyakiti kakak kelas tersayang sih?
  "Veronika.. ganti gaya lagi deh.. gaya apalagi yang kamu mau dan kamu anggap akan menyenangkan Ndra?" "Oh.. Ndra sayang.. aku bener-bener sayang sama kamu Ndra.." kata  Veronika begitu mengakhiri persetubuhan kami dan berbalik menghadap dan  memeluku dengan erat. Lagi-lagi aku di cium olehnya, kali ini sebentar  saja lalu dia mengambil posisi persis di tengah ranjang dan mengangkang  lebar-lebar, dengkulnya ditekuk naik sampai dekat kepalanya.
  Wah.. ini posisi surga bagiku. Gile bener.. melihatnya saja si Junior  terkejut. Bibir keluar liang kewanitaan Veronika otomatis merekah  (karena indahnya bentuk bibir itu kadang-kadang ada yang mengumpamakan  sebagai bunga yang merekah) bibir dalamnya yang berwarna pink dan tidak  kalah sexy-nya di mataku ikutan merekah juga, membuka gerbang surganya  yang berupa kamubang hitam menantang untuk ditutupi oleh batang  kejantananku.
  Aku dengan masih berkamutut bergerak mendekati pintu surga itu, dan  dengan posisi sedikit berkamutut itulah kutempelkan juniorku di pintu  surga yang gelap itu. Kugesek sedikit seperti dalam BF lalu karena  memang masih becek-becek dikit yah lancar saja kulupin si junior dan  batang kejantananku itu semuanya. Waw.. gesekan dinding liang kewanitaan  kakak kelasku ini masih saja mantap dan kesat, seret juga malah.
  "Aahhh.." si Veronika malah yang bersuara. "Enak Veronika?" "Iya gerakin kkamuar masuk dong Ndra.." Aku menurut deh, kugerakkan pelan-pelan saja. Tips; gerakkan ini  sebaiknya divariasikan antara gerakan menusuk dengan seluruh tubuh dan  gerakan menusuk menggunakan pinggul saja. Dengan gerakan pinggul saja  tusukan batang kejantanan kita semakin dalam loh! dan semakin membuat  cewek kita keenakan. Kata salah seorang teman cewekku sih, membawa cewek  tembus surga ke-7. Apalagi dengan tusukan perlahan-lahan tapi mantap.  Gocekan kiri kanan saat menusuk sebaiknya memang melingkari dodol bola  di dalam sana, alias memoles seluruh permukaan bola dodol itu. Waw..  gocekan begini selain kitanya enak juga, kujamin, cewek normal akan  segera mencapai orgasme dengan cukup cepat. Asal jangan lonte saja deh  yang sudah kecapekan melayani langganan (dulu-dulu juga hooker high  class senang sama aku gara-gara mereka ngakunya mencapai orgasme dengan  teknikku ini, makkamum si Ndra pantang mencapai orgasme dibawah 1/2 jam,  biasanya malah lebih 1 jam, yang penting mengatur pernafasan dan  pikiran kita).
  Memang tidak lama berlangsung, si Veronika kakak kelas tersayangku ini  buru-buru melebarkan kakinya lagi dan tangannya buru-buru meraih leherku  untuk diciumi lagi. Gila ciumannya buas sekali, cepat dan srobotan  terus. Pokoknya ciuman buas yah begitulah kali. Tiba-tiba saja aku yang  tetap mengatur enak-enak tusukan mantap dalam persetubuhan kami terkaget  lagi. Bibirku disedot keras lagi. Kali ini karena aku tahu bahwa si  Veronika mungkin mencapai orgasme. Aku siaga, sengaja mulutku makin  merapat, menjaga giginya kalau-kalau menggigit. Berhasil.. tidak kena  gigit.
  "Oohhh Ndra.. sayang.. enak sekali.. ooohh Ndrai.. sss.. kamu enak Yang?" "Ya.. Veronika sayang.. aahhh.. nikmat sekali Veronika.. aaah.. enak Veronika.." "Gila Ndra.. kamu bikin aku keluar lagi yah?" tanya si Veronika setelah agak reda capeknya. "Adik kelas siapa dulu dong?" wah sempat-sempatnya kami yang sedang  bercumbu begitu bercanda juga. Tuh hidungku dipencet si Veronika yang  masih dalam posisi mengangkang heboh dan kutusuk, eh pompa deh. "Enak nggak Ndra pelajaranku?" "Bukan enak lagi Veronika.. indah dan bagus sekali.. aku nggak mungkin bisa membalas pelajaran seperti ini.." jawabku. Malam itu kami tidur seranjang. Bohong besar kalau aku cerita senggama  sampai pagi. Aku kecapaian kok. Sepertinya waktu baru berbaring  sama-sama sebelum tidur, karena kami sama-sama capek untuk matiin lampu,  aku melihat hari sudah pukul 3 pagi.
  2 hari kemudian…
  "Aku berangkat dulu ya?" kata Veronika didepan pintu kereta. Oh, aku  begitu sedih melihatnya pergi untuk melanjutkan kuliahnya di Jogja.  Saking sedihnya aku sampai tidak bias berkata-kata Tiba2 Veronika maju kearah ku lalu mengecup bibirku."udah gag usah sedih, kita kan masih bias telepon2an" Aku lalu tersenyum melihat dia menghiburku seperti itu. Dia kembali  tersenyum dan masuk kedalam gerbong kereta jurusan Jogja. Petugas  stasiun pun meniup peluitnya, masinis membunyikan klakson lokomotif,  pintu gerbong tertutup. Kerata itupun bergerak menjauh.. Bersama Veronika…
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Membajak Anak Manja               Apr 20th 2013, 03:24                                                Nun di kejauhan aku terdengar seperti ada suara rengekan. Seperti suara  kenikmatan satu pasangan yang sedang enak melayari persetubuhan. Aku  semakin mendekati suara itu. Rengekan-rengekan manja itu semakin jelas  kedengaran. Akhirnya aku begitu hampir dengan punca suara tersebut.  Suara tersebut datangnya dari rumah bekas kekasihku, Shima. Aku tolak  daun pintu yang tidak bertutup rapat itu lalu aku masuk ke dalam  rumahnya yang bersuasana agak kelam. Suara rintihan tersebut semakin  kuat dan jelas. Zakarku memberi respon dengan menegang kekerasan. Dalam  fikiranku, tentu pasangan ini sedang bersetubuh sepuas-puasnya. Akhirnya  aku sampai ke punca suara-suara tersebut. Di sebalik daun pintu bilik  tersebut yang tidak bertutup rapat, aku dengan jelas nampak pasangan  yang sedang melayari keenakan berzina itu. Kelihatan Shima sedang  tertonggeng dengan lentik sekali dalam keadaan bertelanjang bogel sambil  disondol-sondol oleh seorang lelaki yang kelihatan agak berumur.  Apabila keadaan semakin jelas, aku dapat lihat dengan mata kepala aku  sendiri lelaki yang sedang merodok punggung Shima itu. Ayahnya! Uncle  Hisham! Shima ketika itu dalam keadaan yang sungguh menyelerakan.  Punggung lebarnya ditonggengkan dengan begitu tinggi sekali sambil  kedua-dua peha gebunya terkangkang dengan luas sekali. Sambil itu  ayahnya kelihatan penuh bernafsu menjamah tubuh muda anak gadis  sulungnya itu. Dipeluknya tubuh pasangannya itu dengan erat sambil  zakarnya yang kelihatan amat besar itu disondol dengan dalam ke celahan  punggung Shima yang sememangnya montok dan padat itu. "Ayah… Sedap Ayah…  Shima rasa sedap sangat! Em… Dalam lagi Ayah…" "Shima… Sedap sangat  dubur Shima. Manjanya dia. Ayah geram Sayang… Comel punggung montok  Shima…" "Ayah… Betul Ayah sayangkan Shima?" "Sayang sangat." "Kalau Ayah  sayang, Ayah mesti pancutkan benih Ayah yang pekat dalam dubur Shima  ya…" "Ayah janji Sayang. Benih jantan Ayah hanya untuk Mama dan Shima."  Aku yang sedang mengintai itu berasa sangat bernafsu dan geram pada  tubuh gadis yang merupakan bekas kekasihku itu. Aku lihat tubuh pasangan  itu berpeluh-peluh akibat perlakuan mengawan yang sungguh bernafsu.  Mereka berdua bagaikan pasangan binatang yang sedang mengawan untuk  menghasilkan baka. Tubuh Shima tampak begitu sempurna. Bentuk  punggungnya yang lebar dan padat itu membuatkan zakarku mengeluarkan air  mazi yang melekit-lekit. Dengan jelas aku dapat lihat simpulan rongga  duburnya yang berwarna merah jambu dan berlendir itu membuka dengan luas  supaya zakar besar ayahnya dapat terbenam dengan dalam sekali.  Pantatnya yang segar itu berbulu lebat menandakan dia adalah seorang  gadis yang sangat ranum dan subur. Ditambah pula dengan kelebaran  punggung dan kegebuan peha dan betis Shima. "Shima! Oh nikmatnya! Kemut  lagi Sayang! Kemut padat-padat." "Ya Ayah… Ayah rasa tak keenakan dubur  Shima? Dubur Shima suburkan Ayah?" "Subur Sayang… Tak pernah Ayah rasa  dubur perempuan yang seenak dubur Shima!" Pada penglihatanku, Shima  nampak begitu dirundung nikmat. Zakar ayahnya yang besar itu semacam  memberikan nikmat dunia kepadanya. Dilentik-lentikkan punggung bulatnya  ke atas, dibukakan celahan bontotnya seluas mungkin supaya zakar ayahnya  terbenam sedalam-dalamnya. Uncle Hisham kelihatan menggigil-gigil  merasai keenakan tubuh anaknya itu. Dia mendengus-dengus akibat rasa  enak dan lazat yang sedang dinikmati oleh alat kelaminnya yang  sememangnya besar itu. Jelas kelihatan batang zakarnya membelah punggung  anaknya yang padat itu dengan nikmatnya. Inci demi inci zakarnya  'ditelan' oleh rongga dubur anaknya yang teramat subur itu. Setelah  hampir setengah jam aku melihat perlakuan zina pasangan anak beranak  itu, kelihatan Uncle Hisham sudah mula menunjukkan tanda-tanda pancutan  benihnya. Jolokan zakarnya ke dalam dubur enak anak perempuannya yang  berusia 24 tahun itu semakin dalam dan padu. Nafasnya juga kedengaran  semakin berat dan mendengus-dengus. Aku tahu ketika itu nescaya rongga  dubur Shima akan dicerat dan dipenuhi dengan benih nafsu ayahnya  sendiri. Uncle Hisham memeluk anaknya yang sedang menggelinjang itu  dengan erat. Pasangan itu semakin hampir ke kemuncak persetubuhan.  Lubang kencing Uncle Hisham semakin membuka untuk membenarkan benihnya  memancut keluar manakala lubang dubur anaknya itu juga membuka dengan  luas untuk menampung kencing nafsu ayahnya. Aku lihat dengan jelas  belahan punggung Shima yang melekit-lekit itu. Kelihatan sungguh  menyelerakan. "Sayang… Shima tadah benih Ayah Shima… Ayah dah nak  memancut sangat dah!" "Ayah… Jangan ditahan nafsu untuk memancut Ayah!  Rasakan nikmat menabur benih dalam dubur anak Ayah!" "Shima! Ah! Tadah  Shima! Shima! Ayah mancut! Ayah mancut Sayang!" "Ayah! Ayah! Ayah! Shima  nak benih Ayah! Shima nak! Penuhkan dubur Shima Ayah!" Serentak dengan  jeritan nafsu pasangan itu maka mencerat-ceratlah keluar benih nafsu  Uncle Hisham terus ke dalam rongga dubur anaknya yang sungguh subur itu.  Mereka berdua menikmati kemuncak syahwat mereka dengan keadaan  menjerit-jerit sambil Shima tertonggeng-tonggeng dan matanya terbeliak  dan mulutnya ternganga luas merasakan kehangatan benih seorang lelaki di  dalam duburnya. Mencicit-cicit Uncle Hisham memuntahkan keputihan benih  maninya yang pekat dan subur itu ke dalam lubuk dubur anaknya yang  sedang menggelinjang itu. Dia kelihatan begitu bernafsu menjolok-jolok  ke dalam punggung montok anaknya yang sedang menadah itu demi untuk  menikmati sisa-sisa pancutan benihnya. Pada firasat aku, tentu  membuak-buak keputihan benih pekat itu menyembur ke dalam punggung  anaknya yang lebar dan montok itu. Benihnya meleleh dengan begitu pekat  dan banyak memenuhi rongga dubur anaknya yang tersangat matang itu. Rasa  manisnya tiada terkata. Puas sungguh hati Uncle Hisham apabila dia  melihat lubang dubur anaknya itu telah dipenuhi dengan air maninya.  Selepas puas menikmati keenakan bersetubuh, pasangan itu terus  terjelepuk di atas katil dengan keadaan Shima masih tertiarap sambil  terkangkang luas dan Uncle Hisham masih lagi memeluk erat tubuh bogel  anak kesayangannya dan zakarnya masih terbenam jauh di dalam lubuk dubur  yang maha enak itu. Mereka berdua terus tertidur dalam keadaan  berpelukan sambil telanjang begitu. Punggung Uncle Hisham kelihatan  terkemut-kemut merasai kemanisan titisan-titisan terakhir maninya di  dalam dubur muda anak kandungnya sendiri. Puas sungguh pasangan itu  mengawan sebentar tadi. Begitulah kisah persetubuhan haram di antara dua  beranak itu. Mereka melakukannya hampir setiap hari bila saja ada  peluang. Dubur dan pantat Shima bagaikan lubuk tadahan benih ayah dan  adik-adik lelakinya yang buas itu. Tidak juga boleh kita salahkan  mereka. Bentuk tubuh Shima sememangnya sungguh sempurna dan sungguh  menyelerakan. Tambahan pula gadis yang sudah matang dan dewasa itu  sentiasa berbogel bila berada di rumahnya. Asalkan ada saja masa sesuai,  ayah dan adik-adik lelakinya akan dengan selamba menjolokkan zakar  mereka ke dalam dubur atau pantat Shima di mana-mana sajapun, baik di  tandas ataupun di dapur, dan dengan selamba benih-benih mereka yang  pekat dan subur itu akan memenuhi ruang kelamin Shima. Maka  menggelinjang-gelinjang dan mencicit-cicitlah gadis sempurna itu selalu  akibat dipancutkan dengan air mani lelaki yang begitu banyak dan deras.  Malah jiran-jiran sebelah juga selalu diperdengarkan dengan  jeritan-jeritan mengawan yang begitu memberahikan. Kadang-kala mereka  juga boleh melihat bagaimana gadis sempurna itu menggelinjang-gelinjang  disetubuhi di ruang tamu ataupun di halaman rumah. Begitu bertuah  batang-batang zakar yang berjaya menikmati keenakan rongga-rongga  kemaluan gadis istimewa itu.
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Gara-Gara Butuh Uang               Apr 20th 2013, 03:22                                               Sebut saja aku Diana. Umurku 19 tahun dan aku kuliah di salah satu  universitas terkenal di Jakarta. Aku akan menceritakan dilemma yang  kuhadapi gara-gara kekurangan uang untuk biaya kuliah, aku pun melayani  nafsu para lelaki hidung belang, bahkan wanita lesbi/biseks pun kulayani  demi mendapat uang.
 
  Kisahku ini berawal pada saat aku kekurangan uang untuk masuk ke  perguruan tinggi ternama di Jakarta. Aku berasal dari sebuah kota kecil  di luar Pulau Jawa. Orangtuaku kesulitan dalam membiayaiku. Padahal aku  benar-benar menginginkan pendidikan gelar sarjana itu. Aku sudah  berusaha mencari beasiswa, tapi sulit sekali. Aku cuma mendapat diskon  uang pangkal, padahal biaya untuk merantau di luar kota dan biaya per  semester tidak sedikit. Namun, karena kegigihanku, aku memutuskan untuk  terus berjuang kuliah. Aku punya keyakinan bisa mencari kerja part time  atau beasiswa saat kuliah. Semester pertama aku kuliah masih baik-baik saja. Saat kuliah memang ada  kesulitan biaya tapi masih bisa kuatasi, tapi saat memasuki semester  kedua, aku benar-benar terpuruk, aku tak dapat kerja, perlu perlengkapan  kuliah dll. Sampai suatu saat,, aku sedang surfing ke internet mencari  materi tugas kuliah, tanpa sengaja masuk ke situs porno. Kulihat-lihat  di sana banyak pria hidung belang yang membutuhkan teman kencan dan  bersedia memberi bayaran. Kupikir iseng-iseng kutulis no telpnya. Siapa  tahu saat terdesak bisa terpakai. Dua minggu berlalu, aku belum bisa memperbaiki situasi keuanganku.  Orangtuaku tak pernah kuhubungi. Aku tak mau mereka cemas, padahal  mereka sendiri susah mencari uang. Jadi, mau tak mau aku memberanikan  diri mengirim sms kepada pria tersebut, umurnya 27 tahun. Namanya Adit. Singkat kata, kami pun ketemuan, wajahnya mirip actor Risky hanggono,  hanay saja ia lebih hitam, katanya sih ada keturunan Arab. Kuutarakan  permasalahanku. Ia hanya tertawa. Ia berjanji akan membiayai keperluan  kuliahku kalau aku mau tidur dengannya. Aku agak ragu. Ku tawari dia  bagaimana kalau kencan saja. Tapi ia tak mau, ia maunya ML denganku. "Tapi, aku masih perawan." "Beneran? Hari gini susah cari perawan." "Bener." "Kalo kebukti lo perawan, gw rela ngasih dobel buat lo!" "Tapi.." aku ragu. Adit pun mengeluarkan segepok uang dari tasnya. Wow! Uang itu cukup  untuk membeli keperluanku. Karena sudah putus asa, akupun bersedia  melayaninya. Malam minggu itulah aku merelakan keperawananku untuk Adit. Kami masuk  ke sebuah hotel, di sana kami pun check in. Saat masuk kamar, aku sempat  berubah pikiran, tapi mendapat serangan ciuman bertubi-tubi dari Adit  membuatku tak berdaya. Mulutku dihisapnya. Lidahnya menyapu seluruh  permukaan mulutku. Sementara tangan Adit telah meremas-remas pantatku.  Aku mulai terangsang. Dalam hitungan detik, Adit sudah telanjang bulat. Tubuhnya kekar  berbulu. Sementara ******nya sangat besar, sekitar 20cm dengan diameter 5  cm. Aku jadi takut. Adit malahan tersenyum. Ia mulai membuka kaos dan  celanaku. Sekarang aku hanay memakai BH dan CD. Diremas-remasnya payudaraku yang masih terbungkus BH. Ia pun memasukkan tangannya ke CDku. "Punyamu lebet ya?" Aku begitu malu,, hanya diam saja. Akhirnya BH dan CD ku dibukianya. Kami sudah sama-sama bugil. Ia menggendongku menuju ranjang. Di sana ia menindih tubuhku. Ia kembali melumat bibirku, loidah kami saling berpagutan. Jujur sajua  aku tak terbiasa tapi demi uang akupun mulai berusaha menikmatinya.  Setelah puas berciuman, ia menjilati leherku. Dijilatinya payudaraku  dengan lembut . Aku mulai melayang. Dihisapnya putting coklatku sambil  diremas-remas membuat putting susuku menegang. Tak lama, ia menempelkan  k******nya ke payudaraku. Setelah itu ia menempelkan ******nya ke  memekku. Disentuhnya klitorisku dengan ****** besarnya. Aku benar-benar  tak kuat saat ia menggosok-gosokkan ******nya ke daerah paling  sensitifku. Akhirnya, memekku sudah sangat basah. Adit mulai memasukkan ******nya ke  memekku. Aku benar-benar kesakitan saat kepala ******nya masuk. "Dit, ampun.. jangan. Sakit!" "Tenag aja. Memek lo sempit, enak. Gw bayar dobel buat memek perawan kayak lo. OK!" "Sakiit..! Ouch…..Oh…!" raungku sambil menarik sprei menahan sakit. "awalnya emang seret, lo tahan ya." Adit melumat bibirku algi, supaya aku tak berteriak kesakitan. Dan tiba-tiba "Blesh!" ******nya pun masuk ke memekku. Kurasakan selaput  darhku pasti sudah robek. Aku pun menangis. Melihatku menangis, Adit  tak berhenti, ia justru makin liar. Memekku digenjotnya begitu liar dan  cepat. Payudaraku disedot olehnya membuat aku terdiam. Aku mulai  merasakan tanda-tanda orgasme.. 5 menit kemudian "CROT! CROT!" Aku pun  orgasme untuk pertama klalinya. Adit makin bernafsu emlihatku sudah orgasme. Ia membalikkan posisi,  sekarang aku berada di atas, aku disuruh menjilati dadanya yang berbulu.  Aku jijik tapi kepalaku didorongnya sampai menyentuh dadanya. Dengan  terpaksa, aku mmulai menjilati dadanya. Aku sangat takut kalau disuruh  menjilati ******nya. Aku pasti tak sanggup. 10 menit kemudian, tubuh  kami sama-sama mengejang, akupun orgasme lagi. Ia melepaskan ******nya  dan membalikkan tubuhku ke bawah. ******nya diarahkan ke payudaraku  Spermanya membasahi dadaku, Adit menjilati seluaruh sperma nya setelah  itu ia berbaring sambil memelukku. Sekilas kulihat darahku menempel di  sprei. Aku jadi kesal dengan diriku yang begitu rendah. Esok paginya  kami main 1 ronde lagi. Memekku jadi sakit dibantainya. Sebelum check  out, kami mandi kucing. Aku disuruh nungging di kamar mandi dan ia  menyodomiku. Setelah itu kami saling menyabuni tubuh pasangan. Setelah puas, aku  dibayar 2 juta olehnya. Aku cukup terkejut melihat uang sebesar itu.  Sejak itu, aku makin tenggelam ke dunia sex, bahkan cewek-cewek  lesbian/biseks pun kulayani. 
 
 
 
 
 
       
    Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex -  Bersetubuh dalam Bathin               Apr 20th 2013, 03:21                                               Setelah empat tahun menikah, akhirnya suamiku menikahlagi dengan  perempuan lain. Akusetuju saja, karena memang aku tak mampumelahirkan  seorang anakpun pada suamiku. Suami tetapmenyayangiku dan  memperhatikanku. Dua kali seminggu, senin dan kamis, dia tetap tidur di  rumahku. Bahkan rumah, villa, plus tiga buah ruko dan satu saloon, semua  atas namaku. Dua minggu lalu, aku dibelikan duabuah ruko lagi. AKu tetap sendirian di rumah. Pembantu, setiap pukul 17.30 dia kembali  pulang ke rumahnya. Lagi pula apa yang kutakutkan. Pukul 08.00 sampai  pukul 15.00 sampai pukul 22 dua satpam selalu siap menjaga rumahku.  Demikian pada pukul 22.00 sampai pukul 08.00 pagi. Mereka jaga tiga  kalipergantian setiap hari. Itu juga dibiayai oleh suamiku.
  Minggu itu, aku memang istirahat. Biasa setiap minggu, aku luluran di  rumah. Saat pelulurku pulang, saat itu adikku Rudi datang ke rumah. AKu  selalu senang, jika dia datang. Selain mulutnya yang ceplas-ceplos, juga  suasana rumah jadi rame. "Ih... seksi sekali, membuat aku jadi nafsu nih..." celotehnya. Biasa  dia begitu. Aku memang memakai daster mini, tipis dan tanpa bra serta  celana dalam. Maklum baru luluran dan baru mandi keramas. Aku selalu  menjawabnya dengan apa adanya saja, biar rame. "Seksi dan cantik, kan?" jawabku. "Yang jelas, aku jadi horney nih..." katanya. Aku mencibir. Usianya dua  tahun di bawahku dan sudah punya seorang anak berusia 3 bulan. "Salah sendiri, kenapa jadi horney," kataku pula.
  Tiba-tiba Rudi sudah di depanku dan langsung memelukku dan mencium bibirku. Begitu buasnya dan sangat tak kusangka sama sekali. "Tubuhmu harum sekali, mBak?" bisiknya. Bisikannya itu tiba-tiba  membuatku malah jadi horney. Kubalas kecupannya yang nakal. Maksudnya,  agar dia jera. Eh... malah dia semakin memelukku dan mempermainkan  lidahnya dalam mulutku dan meremas buah dadaku dengan lembut.  Direbahkannya aku di karpet dan dia melepas celanaya. "Ruuddd..." Belum sempat aku protes, Rudi adikku sudah berada di atas tubuhku dan  memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Dia memompanya, membuat aku  blingsatan. Mulanya aku diam saja, tapi lama kelamaan aku juga tak tahu  malu dan membalasnya, sampai kami sama-sama orgasme. AKu mencium pipinya  sebagai ucapan terima kasih dan dibalas dengan kecupan di keningku.
  Usai membersihkan diri, kami naik ke lanai dua. Kami duduk di taman  kolam renang mini di lantai dua. Kami bercerita tetantang anaknya yang  sedang lucu-lucunya. Bercerita tentang usahaku yang semakin berkembang  pesat dan bercerita apa saja, sampai kepada cerita politik yang sedang  hangat menjelang pemilu dan ramenya tanda gambar menghiasi kota.
  Sambil bercerita, Rudi terus memelukku dan mengelus-elus buah dadaku  dengan lembut. Sesekali dikecupnya bibirku dan tengkukku.  AKumengelus-elus kepalanya dan merangkul pingangnya. Tak sedikitpun kami  membicarakan apa yang baru saja terjadi. Sampai Rudi menarikku ke  pangkuannya. Kedua kakiku mengangkangi kedua kakinya yang merapat. Rudi  mengeluarkan penisnya dan menurunkan celanaya sampai lutut. Ditariknya  tubuhku ke bawah, sampai ujung penisnya menyentuh lubang vaginaku. Aku  menekan tubuhku, sampai akhirnya semua penis adik kutertelan habis dalam  lubangku. Rudi melepas dasterku ke atas dan dia juga melepas T-shirt  nya. Kami berdua bertelanjang dada. Kami beepelukan tanpa kata  sepatahpun. Sesekali Rudi menyelus-elus pungungku dan kublas dengan  eluskan di rambutnya. Dalam pelukan kami, dada kami sangat rapat. Aku merasakan degub jantung  adikku Rudi. Pasti dia juga merasakan degup jantungku yang keras. Angin  terus semilir menyapu-nyapu tubuh kami. Kami terus berdekapan dalam  diam, tanpa kata. Dan... aku merasakan semburan sperma adikku dalam rahimku saat dia  memelukku kuat sekali. Aku membalas pelukannya dengan kuat pula, dan aku  melepaskan kenimmatanku.
  Kami telah orgasme. Tapi kami tidak melepas pelukan kami dan kamitidak  mengeluarkan kata sepatah pun jua. Hanya bathin kamiyag berkata-kata.  Lebih dari 20 menit selepas orgasme, kami terus berpelukan dan saling  memberikan elusan, sebagai ucapan terima kasih kami masing-masing.  Dan... aku merasakan ada denyut kembang-kempis dalam rahimku. Aku yakin  pens Rudi telah bangkit lagi. Kami saling mengelus lagi dan sesekali  mengecup leher dengan lembut. Setelah saling peluk dengan kuat, kami  merasakan kekejangan pad atubuh kami masing-masing dan kembali kami  orgasme untuk kedua kalinya. Terasa olehku, penis Rudi terlepas dari lubang vaginaku. AKuturun dari  pangkuannya. Rudi tersenyum padaku. Dia pergi ke tepi kolam membersihkan  penisnya, kemudian pipis di tepi kolam dan memakai kembali celananya.  Kami duduk kembali di tempat semula dan bercerita tentang pekerjaan Rudi  di kantor konsultan arsitekturnya. Tak lama, Rudi pamit pulang dan aku  mengantarnya sampai ke pintu rumah. Saat keluar pintu, Rudi kembali  mengecup bibirku dengan lembut dan senyumnya. Aku membalas senyumnya  pula.
  Empat hari, sudah berlalu. Tiba-tiba aku meneria SMS darinya. "Siapkan SUsu Coklat dan taman kolam renang. Aku sgr ksana!" Oh... rinduku pada adikku. kubalas segera SMS-nya:"Semua sdh siap. dtnglh." Benar, setengah jam kemudian Rudi sudah hadir dan langsung naik ke  lantai atas ke tepi kolam. Tanpa lihat sana-sini, dia melepas semua  pakaiannya. Aku mengikutinya. Kami berpelukan dan saling memagut bibir  dan mempermainkan lidah kami. Rudi mengisap tetekku dan meraba-raba  vaginaku yang cepat basah. Dia bawa aku ke kursi di sudut taman. Duduk  di sana. Di tarikntya tubuhku. Kedua telapak kakiku menghinjak ubin dan  aku berada di pangkuan Rudi. Kutuntun penisnya memasuki liangku sampai  amblas habis. Setelah yakin penisnya amblas, kami berpelukan tanpa gerak  yang berarti, kecuali saling mengelus dan mengecup lembut. Tanpa suara  tanpa goyangan. Sampai kami saling berangkulan dengan kuat dan  melepaskan kenimmatan kami. Begitulah setiap kami melakukan  persetubuhan. Tidak ada gaya macam-macam, kecuali diam dan berpelukan,  karean sebenarnya yang bersetubuh bukan tubuh kami, tapi bathin kami.
  "Rud. Dlm perutku ada anakku, keponakanmu," kukirim SMs padanya setelah planotes ke dokter. "Jg anakku. Dia keponakanmu," jawabnya. Aku tersenyum. Kini kami telah  memiliki tiga orang anak. Aku yakin betul itu adalah anaku dengan Rudi  adikku, bukan dengan suamiku. Suamiku semakin sayang padaku, karena dia  mengira itu adalah naknya. Rudi juga sudah memiliki tiga orang anak dari  siterinya.
  Bathin lebih membutuhkan yang tulus, ketimbang tubuh.
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                            |             
              
Tidak ada komentar:
Posting Komentar