|                               Cerita Sex - Pemerkosaan Yang Fantastis               Apr 24th 2013, 17:16                                                Suatu saat suamiku harus meneruskan S2nya ke luar negeri untuk tugas  perusahaan. Aku mengantar kepergian suamiku sampai di bandara. Demikian  sejak itu, aku harus membiasakan hidupnya dengan jadwal tugas suamiku,  suatu hari menjelang sore hari, setelah menyediakan makan malam di atas  meja, yang pada saat ini harus disiapkan sendiri, sebab pembantuku  sedang pulang kampung, karena mendadak ada keluarga dekatnya di kampung  yang sakit berat. 
  John, teman suamiku yang orang Italy pada waktu mereka sekolah di  Inggris bersama, sedang mendapat tugas di Indonesia sementara ini  tinggal dirumah. Telah hampir satu bulan John tinggal bersama kami,  istrinya tetap berada di Italy. Seperti biasanya setelah selesai makan  bersama, aku kembali kekamar dan karena udara diluar terasa panas aku  ingin mengambil shower lalu aku mengambil handuk dan masuk ke kamar  mandi untuk berpancur. 
  Letak kamar mandi menyambung dengan kamar tidurnya. Setelah selesai  mandi, aku mengeringkan tubuhku dan dengan hanya membungkus tubuhku  dengan handuk mandi, aku membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalam  kamar tidurku. Disudut seberang kamar tidur yang tidak tertutup pintunya  terlihat John sedang santai dikamarnya, rupanya dia telah selesai makan  dan masuk ke kamarnya untuk nonton TV memang dia lebih senang di dalam  kamar yang lantainya dilapisi karpet tebal dan udaranya dingin oleh AC. 
  Dengan masih dililit handuk, aku duduk di depan meja rias untuk  mengeringkan dan bersisir rambut. Pada saat itu John kulihat dari  cerminku mendadak bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mondar  mandir di dalam ruangan kamarnya, terlihat malam ini John agak gelisah,  tidak seperti biasa yang selalu menutup pintu kamarnya, malam ini dia  mondar mandir dan sekali-sekali matanya yang biru kecoklatan melihat ke  arahku yang sedang duduk menyisir rambutku. 
  Melihat John seperti itu, aku bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu  untuk menutup pintu kamarku, aku sempat melihat John tersenyum padaku  sambil berkata, "Hai Hesty kau cantik sekali malam ini..!".  Tiba tiba John langsung berdiri melintas kamarnya, tanpa aba-aba salah  satu kakinya menahan pintu kamarku lalu tangannya yang kekar mencoba  menggapai pinggangku, tercium olehku bau alkohol dari mulutnya rupanya  John baru saja minum whisky, "..John, sadar.. aku Hesty istri  temanmu..!" 
  John bisa bicara dalam bahasa Indonesia, aku mencoba berbalik dan karena  eratnya pegangannya di pinggangku, aku terhuyung-huyung dan aku jatuh  telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal. Kedua kakiku terpentang  lebar, sehingga handuk yang tadinya menutupi bagian bawahku tersingkap,  yang mengakibatkan bagian bawahku terbuka polos terlihat bagian pahaku  yang putih mulus masih agak basah karena belum sempat kering dengan  betul. 
  Rupanya minuman keras sangat mempengaruhi pikiran John yang sudah begitu  lama tidak kencan dengan wanita, John dengan cepat berjalan ke arahku  yang sedang telentang di lantai dan sekarang jongkok diantara kedua  kakiku yang terbuka lebar itu. Dengan cepat kepalanya telah berada  diantara pangkal pahaku dan tiba-tiba terasa lidahnya yang kasar dan  basah itu mulai menjilati pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang  sangat geli. Aku mencoba menarik badannya ke atas untuk menghindari  serbuannya pada pahaku, akan tetapi tangannya begitu kekar tubuhnya  terlihat besar dan atletis menahan tubuhku. 
  John menunjukan matanya yang jalang, yang membuat aku ketakutan sehingga  badanku terdiam dengan kaku. Kedua matanya melotot dengan buas melihat  ke arah selangkanganku, kepalanya berada diantara kedua pahaku.  Jilatannya makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang  ketika bibir John itu terasa menyentuh pinggir dari belahan bibir  kemaluanku dari bawah terus naik ke atas dan akhirnya badanku terasa  meriang ketika lidah John yang besar basah dan kasar itu menyentuh  klitorisku dan menggesek dengan suatu jilatan yang panjang, yang membuat  aku terasa terbang melayang-layang bagaikan layang-layang putus ditiup  angin. 
  "..Aaarrgghh..!" tak terasa keluar keluhan panjang dari mulutku.  Tubuhku terus bergetar-getar seperti orang kena setrum dan mataku  terbeliak melihat kearah lidah John yang bolak balik menyapu belahan  bibir kemaluanku dan dengan tanpa kusadari kedua pahaku makin kubuka  lebar, memberikan peluang yang makin besar pada lidah John bermain-main  pada belahan kemaluanku. Dengan tak dapat ditahan lagi, cairan pelumas  mulai membanjiri keluar dari dalam kemaluanku dan dari cairan ini makin  membuat John makin giat memainkan lidahnya terus menyapu dari bawah ke  atas, mulai dari permukaan lubang anusku naik terus menyapu belahan  bibir vaginaku sampai pada puncaknya yaitu pada klitorisku. 
  Ohhh... ssshh... gilaa.. aku dibuat melayang..! dengan cepat vaginaku  menjadi basah kuyup oleh cairan birahi yang keluar terus menerus dari  dalam vaginaku. Sejenak aku seakan-akan lupa diri, terbawa oleh nafsu  birahi yang melanda..! akan tetapi pada saat berikut aku baru sadar akan  situasi yang menimpaku.  "Aduuuhh benar-benar gila ini, aku terbuai oleh nafsu karena sentuhan  seorang laki laki bule.. aaahh.. tidak.. tidak bisa ini terjadi!",  dengan cepat aku menarik tubuhku dan mencoba bergulir membalik badan  untuk bisa meloloskan diri dari John. 
  Dengan membalik badan, sekarang aku merangkak dengan kedua tangan dan  lutut dan rupanya ini suatu gerakan yang salah yang berakibat sangat  sangat fatal bagiku karena dengan tiba-tiba terasa sesuatu tenaga yang  besar menahan pinggangku dan ketika masih dalam keadaan merangkak itu  aku menoleh kepalaku ke belakang, terlihat John dengan kedua tangannya  merangkul pinggangku dan kepalanya mendekap punggungku tangannya mencoba  menarik handuk yang hanya tinggal separoh melilit badanku, badannya  yang berat itu menekan tubuhku. 
  Aku mencoba merangkak maju dan berpegang pada tepi tempat tidur untuk  mencoba berdiri, akan tetapi tiba-tiba John menekan badannya yang  beratnya hampir 80 Kg itu sehingga posisiku yang sudah setengah  berlutut, karena beratnya badan John, akhirnya aku tersungkur ke tempat  tidur dengan posisi berlutut di pinggir tempat tidur dan separuh badan  tertelungkup di atas tempat tidur, di mana badan John menindih badanku.  Kedua kaki John berlutut sambil bertumpu di lantai diantara kedua pahaku  yang agak terkangkang dan karena posisi badanku yang tertelungkup itu,  akhirnya handuk yang setengah melilit dan menutupi badanku lepas,  sehingga seluruh tubuhku terbuka telanjang dengan lebar. Terdengar John  mendesah melihat pinggangku yang ramping serta bongkahan pantatku yang  bulat menonjol.  "..Oh..Hesty tak kusangka kau begitu sexy..!" Tubuh John makin  dirapatkan ketubuhku, sehingga terasa pantatku tergesek oleh kedua  pahanya yang besar dan berbulu. 
  Dalam usaha merenggangkan kedua kakiku, tangan John bergerak-gerak di  selangkanganku dan tanpa dapat dihindari bagian bawah vaginaku  tergesek-gesek oleh jari jarinya yang besar besar itu. Bagai terkena  aliran listrik aku menjerit, "Ouch..! ..Jooohn.. jaaangaaan..!" 
  Aku mencoba melawannya, tetapi kedua tanganku tidak dapat digerakkan  karena terhimpit diantara badanku sendiri. Tiba-tiba aku merasakan ada  suatu benda kenyal, bulat panas terhimpit pada belahan pantatku dan  tiba-tiba aku menyadari akan bahaya yang akan menimpaku, John rupanya  sudah mulai beraksi dengan menggesek-gesekan batang kemaluannya pada  belahan kenyal pantatku. 
  "Auooohh.. John.. stopp..! pleasee.. aach..!" dengan panik aku mencoba  menyuruhnya berhenti melakukan aksinya, akan tetapi seruan itu tidak  dipedulikan oleh John malahan sekarang terasa gerakan-gerakan menusuk  nusuk benda tersebut pada belahan bongkahanku mula-mula perlahan dan  semakin lama semakin gencar saja. Aku menoleh ke kanan, ke arah kaca  besar lemari yang persis berada di samping kanan tempat tidur, terlihat  batang kemaluan orang asing tersebut telah tegang dan ya ampun.. besaaar  sekali..! dan terlihat batang kemaluannya yang merah berurat bagai  sosis besar dengan ujungnya berbentuk agak bulat sedang menggesek gesek  bagian pantatku. Rupanya Orang asing ini sudah sangat terangsang dan  sekarang dia sedang berusaha memperkosaku. Aku benar-benar menjadi  panik, bagaimana tidak.. aku akan diperkosa oleh teman suamiku yang  tampak sedang kesetanan oleh nafsu birahinya. 
  Tanpa kusadari sodokan-sodokan batang kemaluan John semakin gencar saja,  sehingga aku yang melihat melalui cermin gerakan pantat bule yang  bahenol pahanya yang kekar benar-benar membuatku terpana karena gerakan  tekanan-tekanan ke depan pantatnya benar-benar sangat cepat dan gencar,  terasa sekarang serangan-serangan kepala batang kemaluannya tersebut  mulai menimbulkan perasaan geli pada belahan pantatku dan kadang-kadang  ujung batang kemaluannya menyentuh dengan cepat lubang anusku,  menimbulkan perasaan geli yang amat sangat. 
  Terlihat kedua kakinya melangkah ke depan, sehingga sekarang kedua  pahanya yang berbulu memepeti kedua pahaku dan gerakan tekanan dan  cocolan-cocolan kepala batang kemaluannya mulai terarah menyentuh bibir  kemaluanku, aku menjadi bertambah panik, disamping perasaan yang mulai  terasa tidak menentu, karena sodokan-sodokan kepala batang kemaluan John  menimbulkan perasaan geli dan mulai membangkitkan nafsu birahiku yang  sama sekali aku tidak kehendaki. 
  Akhirnya dengan suatu gerakan dan tekanan yang cepat, John mendorong  pantatnya ke depan dengan kuat, sehingga kemaluannya yang telah terjepit  diantara bibir kemaluanku yang memang telah basah kuyup dan licin itu,  akhirnya terdorong masuk dengan kuat dan terbenam ujung kemaluannya  kedalam vaginaku, diikuti dengan jeritan panjang kepedihan yang keluar  dari mulutku. 
  "Aduuuhh..!" kepalaku tertengadah ke atas dengan mata yang melotot serta  mulut yang terbuka megap-megap kehabisan udara serta kedua tangan  mencengkeram dengan kuat pada kasur. Akan tetapi John, tanpa memberikan  kesempatan padaku untuk berpikir dan menyadari keadaan yang sedang  terjadi, dengan cepat mulai memompa batang kemaluannya dengan  gerakan-gerakan yang beringas, tanpa mengenal kasihan pada istri  temannya yang baru pertama kali ini menerima batang kemaluan yang  sedemikian besarnya dalam vaginaku. 
  "Aaahh.. !" tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang besar, benar-benar  besar sedang mulai memaksa masuk ke dalam vaginaku, memaksa bibir  vaginaku membuka sebesar-besarnya, rasanya sampai sebatas kemampuan yang  bisa kutolerir. Aku menoleh ke arah cermin untuk melihat apa yang  sedang memaksa masuk ke dalam vaginaku itu dan.., "Aaaduuuhh.. gila..  benar-benar fantastis besarnya batang penis bule ini" keluhku, terlihat  bagian pangkal belakang batang kemaluan John sepanjang kurang lebih 5 cm  membengkak, membentuk seperti bonggol, dan dari bagian tersebut sedang  mulai dipaksakan masuk, menekan bibir-bibir kemaluanku dan secara  perlahan-lahan menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku . 
  "Ooohh.. aaampun.. jangan John.. aku tidak sanggup kalau engkau  memaksakan benda itu masuk ke dalam vaginaku!" aku memelas tak berdaya  mengharapkan John akan mengerti, akan tetapi sia-sia saja, dengan mata  melotot aku melihat benda tersebut mulai menghilang ke dalam liang  kemaluanku, "Hesty.. nanti kalau sudah masuk semuanya dan licin kau akan  merasakan kenikmatan yang kamu belum pernah rasakan sebelumnya..!" 
  John mencoba menenangkanku, kepalaku tertengadah ke atas dan mataku  terbalik ke belakang sehingga bagian putihnya saja yang kelihatan, dan  sekujur badanku mengejang, bongkahan tersebut terus menerobos masuk ke  dalam lubang vaginaku, sampai akhirnya seluruh lubang kenikmatanku  dipenuhi oleh kepala, batang kemaluan dan bongkahan pada pangkal batang  kemaluan bule tersebut. 
  Oh.. benar-benar terasa sesak dan penuh rongga vaginaku dijelali oleh  keseluruhan batang kemaluan bule tsb. Dalam keadaan itu John terus  melanjutkan menekan-nekan pantatnya dengan cepat, membuat badanku ikut  bergerak-gerak karena belakang batang kemaluannya telah terganjal di  dalam lubang kemaluanku akibat bongkahan pada pangkal batang kemaluannya  yang besar itu. 
  Pantat John tersebut terus bergerak-gerak dengan liarnya, sambil  bibirnya menciumi pundakku yang sudah tidak ditutupi handuk,  terengah-engah dan mendengus-dengus, hal ini mengakibatkan batang  kemaluannya dan bongkahan tersebut mengesek-gesek pada dinding-dinding  vaginaku yang sudah sangat sangat kencang dan sensitif mencengkeram,  yang menimbulkan perasaan geli dan nikmat yang amat sangat.. aku mulai  menyadari betapa hebatnya kenikmatan yang sedang menyelubungi seluruh  sudut-sudut yang paling dalam di relung tubuhku akibat sodokan-sodokan  batang kemaluan bule dalam rongga vaginaku yang menjepit erat sehingga  kepalaku tergeleng-geleng ke kiri dan ke kanan dengan tak terkendali dan  dengan histeris pantatku kutekan ke belakang merespon perasaan nikmat  yang diberikan oleh John, yang tak pernah kualami selama ini. 
  "Ooohh.. tidaak..!" pikirku, "Aku tak pantas mengalami ini.. aku bukan  seorang maniak seks! Aku selama ini tidak pernah nyeleweng dengan siapa  pun.. ta. taapii.. sekarang.. ooohh seorang bule? Adduuuhh! Tapiii..  ooohh.. enaaaknya.. aghh.. akuuu.. tak dapat menahan ini.. agghh.. aku  tak menyadari betapa nikmaaatnya.. penis besar dari seorang bule yang  perkasa ini..! ssssshhhh... aaaaqhh..!.. Ooohh.. benar juga katanya  belum pernah aku merasakan begini dahsyat rasa nikmaaatnyaaa..!"  "..Ssshh.. aaachh.. apa yang harus kulakukan..?? Batang kemaluannya yang luar biasa besar itu dengan cepat keluar masuk  melicinkan lubang kemaluanku tanpa mempedulikan betapa besar batang  kemaluannya yang akan dimasukkan itu dibandingkan dengan daya tampung  vaginaku. Akhirnya seluruh batang kemaluan bule itu masuk, dari setiap  gerakan menyebabkan keseluruhan bibir vaginaku mengembang dan  mencengkeram batangnya dan klitorisku yang sudah keluar semuanya dan  mengeras ikut tertekan masuk ke dalam, di mana klitorisku terjepit dan  tergesek dengan batang kemaluannya yang besar dan berurat itu, walaupun  terasa penuh sesak tetapi lubang vaginaku sudah semakin licin dan  lancar, "..Ooohh..mengapa aku jadi keenakan.?. ini tak mungkin  terjadi..!" pikirku setengah sadar. 
  "Aku mulai menikmati diperkosa oleh teman suamiku, bule lagi? gilaa..!"  sementara perkosaan itu terus berlangsung, desiran darahku terasa  mengalir semakin cepat secepat masuknya batang kemaluannya yang luar  biasa besar itu, pikiran warasku perlahan-lahan menghilang kalah oleh  permainan kenikmatan yang sedang diberikan oleh keperkasaan batang  kemaluannya yang sedang 'menghajar' liang kenikmatanku, perasaanku  seakan-akan terasa melayang-layang di awan-awan dan dari bagian vaginaku  yang dijejali batang kemaluannya yang super besar itu terasa mengalir  suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke seluruh bagian tubuh, membuat  perasaan nikmat yang terasa sangat fantastis yang belum pernah aku  rasakan sedemikian dahsyat, membuat mataku terbeliak dan terputar-putar  akibat pengaruh batang kemaluan John yang begitu besar dan begitu  dahsyat mengaduk-aduk seluruh bagian yang sensitif di dalam vaginaku  tanpa ada yang tersisa satu milipun. 
  Keseluruhan syaraf syaraf yang bisa menimbulkan kenikmatan dari dinding  dalam vaginaku tak lolos dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan  kepala dan batang kemaluan John yang benar-benar besar itu, rasanya  paling tidak tiga kali besarnya dari batang kemaluan suamiku tapi  seratus kali lebih nikmaaat...! dan cara gerakan pantat bule perkasa ini  bergerak memompakan batang kemaluannya keluar masuk ke dalam vaginaku,  benar-benar fantastis sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil nafas  ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya rasa nikmat yang menyelubungi  seluruh perasaanku, pandanganku benar benar gelap membuat secara total  aku tidak dapat mengendalikan diri lagi. 
  Akhirnya aku tidak dapat mengendalikan diriku lagi, rasa bersalah kalah  oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan yang  begitu nikmat yang diberikan John padaku, dengan tidak kusadari lagi aku  mulai mendesah menggumam bahkan mengerang kenikmatan, pikiranku benar  benar melambung tinggi.. Tanpa malu aku mulai mengoceh merespons gelora  kenikmatan yang menggulung diriku, "Ooohh.. John you're cock is so  biiig.. so fuuuulll.. so gooood..!! enaaakk.. sekaaaaliii..!! aaaggh..!  teruuusss.. Fuuuck meee Jooohn.." 
  Aku benar-benar sekarang telah berubah menjadi seekor kuda binal, aku  betinanya sedang ia kuda jantannya. Pemerkosaan sudah tidak ada lagi di  benakku, pada saat ini yang yang kuinginkan adalah disetubuhi oleh John  senikmat dan selama mungkin, suatu kenikmatan yang tak pernah kualami  dengan suamiku selama ini. 
  "Ooohh.. yess mmmhh.. puasin aku John sssshh.. gaaaghh....! pen..  niiishh.. mu.. begitu besaaar dan perkasaa..! ..aaaarrgghhh...!" terasa  cairan hangat terus keluar dari dalam vaginaku, membasahi rongga-rongga  di dalam lubang kemaluanku. "Aaagghhh.. ooohh.. tak kusangka benar-benar  nikmaaaaat.. dientot ****** bule.." keluhku tak percaya, terasa badanku  terus melayang-layang, suatu kenikmatan yang tak terlukiskan. 
  "Aaagghhh... Joohhn.. yesss.. pushhh.. and.. pulll.. your big fat  cock..!" gerakanku yang semakin liar itu agaknya membuat John merasa  nikmat juga, disebabkan otot-otot kemaluanku berdenyut-denyut dengan  kuat mengempot batang kemaluannya, mungkin pikirnya ini adalah kuda  betina terhebat yang pernah dinikmatinya, hangat.. sempit dan sangat  liar. 
  Tiba tiba ia mencabut seluruh batang kemaluannya dari lubang vaginaku  dan anehnya aku merasakan suatu kehampaan yang luar biasa..! Dengan  tegas ia menyuruhku merangkak keatas kasur dan memintaku merenggangkan  kakiku lebar lebar serta menunggingkan pantatku tinggi tinggi, oh benar  benar kacau pikiranku, sekarang aku harus melayani seluruh permintaannya  dan sejujurnya aku masih menginginkan 'pemerkosaan' yang fantastis ini,  merasakan batang kemaluan John yang besar itu menggesek seluruh alur  syaraf kenikmatan yang ada diseluruh sudut lubang vaginaku yang paling  dalam yang belum pernah tersentuh oleh batang kemaluan suamiku. 
  Sementara otakku masih berpikir keras, tubuhku dengan cepat mematuhi  keinginannya tanpa kusadari aku sudah dalam posisi yang sangat  merangsang menungging sambil kuangkat pantatku tinggi tinggi kakiku  kubuka lebar dan yang paling menggiurkan orang bule ini adalah liang  vaginaku yang menantang merekah basah pasrah diantara bongkahan pantatku  lalu, kubuat gerakan erotik sedemikian rupa untuk mengundang batang  kemaluannya menghidupkan kembali gairah rangsangan yang barusan  kurasakan. 
  Rupanya John baru menyadari betapa sexynya posisi tubuh istri temannya  ini yang memiliki buahdada yang ranum pinggangnya yang ramping serta  bongkahan pantatnya yang bulat, dan barusan merasakan betapa nikmatnya  lubang vaginanya yang hangat dan sempit mencengkeram erat batang  penisnya itu, "..Ooohh Hesty tak kusangka tubuhmu begitu menggairahkan  vaginamu begitu ketat begitu nikmaaat..!" aah aku begitu tersanjung  belum pernah kurasakan gelora birahiku begitu meletup meletup, suamiku  sendiri jarang menyanjungku, entah kenapa aku ingin lebih bergairah lagi  lalu kuangkat kepalaku kulemparkan rambut panjangku kebelakang dengan  gerakan yang sangat erotik. 
  Dengan perlahan ia tujukan 'monster cock' nya itu keliang vaginaku, aku  begitu penasaran ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana  caranya ia memasukkan 'benda' itu kevaginaku lalu kutengok kecermin yang  ada disampingku dan apa yang kulihat benar benar luar biasaa..!  jantungku berdegup kencang napasku mulai tidak beraturan dan yang pasti  gelora birahiku meluap deras sekaaalii..! betapa tidak tubuh john yang  besar kekar bulunya yang menghias didadanya sungguh pemandangan yang  luar biasa sexy buatku.! belum lagi melihat batang kemaluannya yang  belum pernah kulihat dengan mata kepalaku sendiri begitu besaaar, kekaar  dan panjaaang..! 
  Dan sekarang akan kembali dimasukkan kedalam liang vaginaku..! Secara  perlahan kulihat benda besar dan hangat itu menembus liang kenikmatanku,  bibir vaginaku memekar mencengkeram batang penisnya ketat sekali..!  rongga vaginaku tersumpal penuh oleh 'big fat cock' John.  "..Sssshhh.. Aaaarggghhh..!" Aku mendesah bagai orang kepedesan ketika  batang kemaluannya mulai digeserkan keluar masuk liang kenikmatanku..!  nikmatnya bukan kepalang..! belum pernah kurasakan sebegini nikmaat..!  besaar.. padaat.. keraas.. panjaang..! oooggghhh.. entah masih banyak  lagi kedahsyatan batang kemaluan John ini. Dan ketika John mulai  memasukkan dan mengeluarkan secara berirama maka hilanglah seluruh  kesadaranku, pikiranku terasa melayang layang diawang awang, tubuhku  terasa ringan hanyut didalam arus laut kenikmatan yang maha luas.  Setengah jam john memompa batang kemaluannya yang besar dengan gerakan  berirama, setengah jam aku mendesah merintih dan mengerang diombang  ambingkan perasaan kenikmatan yang luar biasa, tiba tiba dengan gaya  "doggy style' ini aku ingin merasakan lebih liar, aku ingin John lebih  beringas lagi  "Yess.. John.. harder.. John.. faster.. aargh.. fuck me.. WILDER..!" 
  Giliran John yang terhipnotis oleh teriakanku, kurasakan tangannya  mencengkeram erat pinggangku dengusan napasnya makin cepat bagai banteng  terluka gerakan-gerakan tekanannya makin cepat saja, gerakan-gerakan  yang liar dari batang penisnya yang besar itu menimbulkan perasaan ngilu  dibarengi dengan perasaan nikmat yang luar biasa pada bagian dalam  vaginaku, membuatku kehilangan kontrol dan menimbulkan perasaan gila  dalam diriku, pantatku kugerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan liar  mengimbangi gerakan sodokan John yang makin menggila cepatnya, tiba  tiba pemandanganku menjadi gelap seluruh badanku bergetar..! Ada sesuatu  yang ingin meletup begitu dahsyat didalam diriku. 
  "Ooohh.. fuck me hard..! aaaduuh.. aaaghh! Joooohn..! I can't hold any  longerrr..! terlalu eeeeenaaaakk..! tuntaaassin Johnn..! Aaaaarrrghh..!  I'm cummiiiiiing.. Joooohn.." lenguhan panjang keluar dari mulutku  dibarengi dengan glinjangan yang liar dari tubuhku ketika gelombang  orgasme begitu panjaaang dan dahsyaaat menggulung sekujur tubuhku. 
  Badanku mengejang dan bergetar dengan hebat kedua kakiku kurapatkan erat  sekali menjepit batang penis John seolah olah aku ingin memeras  kenikmatan tetes demi tetes yang dihasilkan oleh batang kejantanannya,  kepalaku tertengadah ke atas dengan mulut terbuka dan kedua tanganku  mencengkeram kasur dengan kuat sedangkan kedua otot-otot pahaku  mengejang dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya  yang kelihatan sementara otot-otot dalam kemaluanku terus  berdenyut-denyut dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat yang luar  biasa pada John karena batang kemaluannya terasa dikempot kempot oleh  lobang vaginaku yang mengakibatkan sebentar lagi dia juga akan mengalami  orgasme. 
  "..Aaaarghh.. Hesty your cunt is sooo tiiiight....! I've never crossed  in my mind that your cunt so delicious..! aargh ..!" John mendengus  dengus bagai kuda liar tubuhku dipeluk erat dari belakang, bibirnya  menciumi tengkukku belakang telingaku dan tangannya meraih payudaraku,  puting susuku yang sudah mengeras dan gatal lalu dipuntir puntirnya..  ooohhh sungguh luar biasaa..! kepalaku terasa kembali berputar putar,  tiba tiba John mengerang keras.. tiba tiba kurasakan semburan hebat  dilorong vaginaku cairan hangat dan kental yang menyembur keluar dari  batang kejantanannya, rasanya lebih hangat dan lebih kental dan banyak  dari punya suamiku, air mani John serasa dipompakan, tak henti-hentinya  ke dalam lobang vaginaku, rasanya langsung ke dalam rahimku banyak  sekali. 
  Aku dapat merasakan semburan-semburan cairan kental hangat yang kuat,  tak putus-putusnya dari penisnya memompakan benihnya ke dalam  kandunganku terus menerus hampir selama 1 menit, mengosongkan air  maninya yang tersimpan cukup lama, karena selama ini dia tidak pernah  bersetubuh dengan istrinya yang berada jauh di negaranya. 
  John terus menekan batang kemaluannya sehingga clitorisku ikut tertekan  dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat,  "..Aaaaaaarrrrggghhhh...!" tak kusangka, tubuhku bergetar lagi merasakan  rangsangan dahsyat kembali menggulung sekujur tubuhku sampai akhirnya  aku mengalami orgasme yang kedua dengan eranganku yang cukup panjaaang,  Tubuhku bagai layang layang putus ambruk dikasur. 
  Aku tertelungkup terengah engah, sisa sisa kenikmatan masih berdenyut  denyut di vaginaku merembet keseluruh tubuhku. John membaringkan dirinya  disampingku sambil mengelus punggungku dengan mesra. Seluruh tubuhku  terasa tidak ada tenaga yang tersisa, ringan seenteng kapas pikiranku  melayang jauh entah menyesali kejadian ini atau malah mensyukuri  pengalaman yang luar biasa ini. Akhirnya aku tertidur dengan nyenyaknya  karena letih. 
  Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas dan  terasa tulang-tulangku seakan-akan lepas dari sendi-sendinya. Aku agak  terkejut melihat sesosok tubuh tidur lelap disampingku, pikiranku  menerawang mengingat kejadian tadi malam sambil menatap ke arah sosok  tubuh tersebut, kupandangi tubuhnya yang telanjang kekar besar terlihat  bulu bulu halus kecoklat-coklatan menghias dadanya yang bidang lalu bulu  bulu tersebut turun kebawah semakin lebat dan memutari sebuah benda  yang tadi malam 'menghajar' vaginaku, benda itu masih tertidur tetapi  ukurannya bukan main.., jauh lebih besar daripada penis suamiku yang  sudah tegang maksimum. Tiba tiba darahku berdesir, vaginaku terasa  berdenyut, "..Oh.. apa yang terjadi pada diriku..?"
  Tamat
 
   Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Aku membiarkan anak saya mengisap payudara saya               Apr 24th 2013, 17:15                                                Ketika Yakub sekitar 14, ia mulai memperhatikan aku dengan cara dia tidak sebelumnya.
  Saya sudah bercerai selama waktu yang lama saat itu, tidak bertanggal  banyak. Aku terlihat dan beberapa tawaran, tapi aku terus sendiri sangat  sibuk - sibuk - antara pekerjaan dan Jake di rumah. Aku hampir 40 pada  saat itu, dan saya kira orang akan mengatakan saya cantik, tapi aku  bukan salah satu dari wanita-wanita yang masih terlihat seperti yang  mereka lakukan ketika mereka berusia 20. Wajahku bulat dan rambut pirang  gelap saya masih alami jika diselingi dengan beberapa uban. Aku pendek,  jadi mungkin kata "lucu" digunakan lebih dari "cantik" ketika saya  masih muda, tapi saya jenis keren dan kekanak-kanakan dalam cara saya.  Saya telah mendapatkan beberapa berat, jadi saya agak gemuk tapi tidak  gemuk, yang tidak membuat payudara saya mendapatkan lebih kecil, dan  mereka cukup besar untuk memulai. Dan gravitasi memiliki efek sana.
  Tapi saya menduga bahwa ketika ia mulai melihat saya seperti itu, pada  14, Yakub tidak keberatan apa yang dia lihat ketika saya bersiap-siap  untuk tidur. Dia telah melihat gadis-gadis dan wanita untuk sementara  waktu, dan kadang-kadang tubuhnya memberikan sedikit bukti bahwa dia  menyukai apa yang dilihatnya, yang diam-diam aku mencoba untuk tidak  melihat, tapi aku tidak bisa memperhatikan bahwa ketika ia mulai melihat  saya! Saya melihat bahwa anak saya tidak bisa mengalihkan pandangannya  dari saya pada waktu tidur ketika aku berubah menjadi gaun tidurku tanpa  hak untuk tidur. Aku berjalan sekitar melakukan ini atau itu untuk  sementara, atau menonton TV. Dan aku tidak lagi memiliki bra saya di.  Nah, dalam beberapa tahun terakhir, saya sudah terbiasa melihat dia  menatap lantai kadang-kadang ketika saya berbicara kepadanya - tapi itu  baru untuk memiliki dia menatap dadaku.
  Aku tidak mengatakan apa-apa pertama kali, karena saya tidak ingin  mempermalukan dia atau diriku sendiri, tetapi dalam jangka panjang, saya  pikir saya mendorongnya tanpa sengaja. Saya menyukai perhatian, dan aku  suka membuatnya bahagia. Aku mulai berubah untuk tidur lebih awal di  malam hari, dan aku berjalan sekitar lebih. Aku tahu matanya akan  mengikuti saya dan saya bisa melihat bahwa itu bukan hanya matanya.  Bagian lain dari tubuhnya waspada, karena saya tahu cukup mudah ketika  ia memakai celana keringat atau celana pendek longgar. Dan, puting saya  pada gilirannya menanggapi juga! Jadi kita memiliki hal kecil pergi ke  sana bahwa kita tidak berbicara tentang.
  Suatu malam setelah saya menghabiskan waktu sekitar 15 menit di lantai  bawah di ruang melakukan ini atau itu, dengan dia menonton saya, saya  pergi ke ruang bawah tanah selama beberapa menit. Ketika aku kembali,  dia sudah pergi. Aku berjalan menyusuri lorong dan mengetuk pintu  kamarnya. "Sebentar," jawab Yakub cepat, terdengar sedikit tegang.  Setelah beberapa saat ia berkata, "Oke, masuk"
  "Kau datang di sini sementara aku berada di ruang bawah tanah," kataku  sambil berjalan masuk, aku pura-pura cemberut sedikit. "Saya hanya ingin  mengucapkan selamat malam." Dia telah berbaring, tetapi ia duduk  sebagai aku mendekat. Malam itu hangat, dan ia bertelanjang dada, lembar  penutup dia hanya dari pinggang ke bawah. Dia tampak sangat baik, tubuh  muda kurus agak halus tapi ia bukan anak kecil lagi. Saya berdiri di  dekat tempat tidur, dan aku membungkuk dan mencium puncak kepalanya  dengan cara yang biasa. Kepalanya setinggi dada saya, dengan tangan  kanan saya menariknya ke arahku hanya sedikit, tapi kemudian saya  menyadari bahwa saya tidak harus menekan dia terhadap saya, dan saya  berhenti. Aku harus berhenti, karena ada benar-benar tidak banyak kain  menutupi saya. Tapi dia menggerakkan kepalanya ke arahku dan tetap  bersandar saya tepat di bawah bahu saya - terhadap payudara kanan saya.
  Tidak banyak kain yang menutupinya baik. Tubuh langsing berotot tampak  cantik bagiku. Dia adalah anak saya dan saya sangat mencintainya, tentu  saja, dan saya selalu suka melihatnya. Dan sekarang, di bawah pinggang,  lembaran cahaya didorong oleh meningkatnya kemaluannya.
  "Kau masih bayi saya," kataku. Kedengarannya begitu bodoh. "Apa hal yang  aneh untuk mengatakan," pikir saya. Aku punya gambar memberinya tepukan  di pantatnya ketika ia masih kecil. Tetapi pikiran kita akan pergi ke  arah yang sama, mundur mungkin untuk waktu lebih awal dari itu.
  Dia mengulurkan tangan ke arah bahu kiri seolah-olah untuk menarik saya  turun untuk memeluk, tapi tangannya menyenggol payudara kiri saya.  Puting Itu juga sudah keras. Dia memegang bahuku ringan. Aku menekan  kepalanya ke payudara kananku. Kemudian Yakub meletakkan tangan kirinya  di perutku, di atas gaun tidurku.
  Aku menarik baju saya sampai, kain geser ke atas bawah tangannya dan  kanan di bawah pipinya saat aku menarik gaun tidur off. Aku sekarang  telanjang dari pinggang ke atas, hanya memakai celana saya, payudara  yang besar menggantung turun sedikit ke perut saya, di depan pemuda ini -  14 tahun anak saya.
  Dia masih duduk di tepi tempat tidur, lembaran tidak lagi tertutup, dan  kemaluannya terjebak begitu kaku dan lurus bahwa saya harus menahan  tawa.
  Aku mengangkat puting saya ke mulutnya dan berkata, "Ayo, Sayang." Dan  dia melakukannya. Dia menarik puting saya ke mulutnya dan dalam erangan  keluar dari tenggorokannya. Anak saya mengisap puting ibunya ke dalam  mulutnya. Dia mengisap sehingga bersemangat bahwa sensasi pergi melalui  saya, menggigil dalam, dan saya merasakan sakit di perut berongga  kecil-kecil saya. Aku menaruh tangan yang lain pada payudara saya yang  lain. Dia berpendapat bahwa satu erat sebentar, mengisap lainnya.
  Aku berbisik, "Kau bisa bermain dengan saya, bayi" dan ia mulai payudara  saya dengan lembut stroke. Puting saya begitu keras, dan ia merasa hal  itu. Lutut saya terasa lemah tapi entah kenapa aku bisa tetap berdiri.
  Selama beberapa menit kami berada di trans. Dia memegang payudara kanan  saya di kedua tangannya dan mengisap seperti bayi, dalam, mengisap semua  jalan ke dalam mulutnya, dan aku mengulurkan payudara saya yang lain  kepadanya dan berbalik ke arahnya sehingga ia bisa terus menyedot saya  tanpa naik dari tempat tidur, di mana ia duduk dengan tinggi tiang  bendera itu memberi hormat padaku. Celana dalam saya semakin basah dan  basah setiap detik, dan aku menyadari dia harus bisa mencium saya.
  Ketika dia muncul untuk udara, ia menatapku, matanya lebar, dan aku  tersenyum menatapnya. "Aku senang kau masih seperti mereka!" Aku mencium  kepalanya lagi, dan melangkah mundur, "Selamat malam, Sayang!"
  * * *
  Kami melakukan ini selama tiga malam sebelum tidur. Aku tidak membiarkan  Yakub menyentuh saya di tempat lain, dan tak satu pun dari kita  menyentuh kemaluannya atau benar-benar ada padanya, kecuali mengelus  kepalanya saya. Pada malam kedua, ia mengambil tangan kanannya dari saya  pada satu titik dan mulai stroke dirinya sendiri, tapi aku  menghentikannya.
  "Tidak, tidak - saya ingin melihat Anda, Anda terlihat begitu baik  seperti itu. Jauhkan tangan Anda pada saya, di sini, "dan aku meletakkan  tangannya kembali di dadaku.
  Dan itulah bagaimana kita melakukannya: dia akan duduk di tepi ranjang,  telanjang, sementara aku berdiri di sampingnya hanya memakai celana  saya. Dia akan mengisap payudara saya dan memijat dengan kedua tangan,  sementara aku mengelus rambutnya saat aku melihat penisnya kaku menunjuk  lurus ke udara, kadang-kadang bergoyang-goyang sedikit.
  Saya suka menggerutu dia lembut sambil mengisap: "Anda seperti seorang  anak yang tampan ... orang baik muda saya ... seperti tubuh yang indah  ... aku bisa melihat kau bahagia, bukan, Sayang ...? Anda baik Nak! "
 
 
  Aku menyukainya, berdiri di tempat tidurnya hanya dalam celana saya  basah kuyup sebagai anak saya dipijat dan mengisap payudara saya lahap,  penisnya mencuat lurus ke atas untuk saya sambil mengisap seperti ketika  ia bayi laki-laki saya.
  Dan kemudian setelah beberapa menit, aku akan menciumnya perpisahan dan pergi ke kamarku dan melakukan apa yang perlu saya lakukan, meninggalkan dia di belakang untuk melakukan apa yang harus dia lakukan.
  Kadang-kadang aku bisa mendengar derit tempat tidurnya, saya pikir dia sedang meniduri tempat tidur. Manis Nak!
  Kami melakukan ini pada waktu tidur selama berminggu-minggu, tidak pernah berbicara tentang hal itu di siang hari.
  Dan kemudian ketika itu menjadi rutinitas, ia berani dan mulai merasa  bawah saya melalui celana saya. Pasangan pertama malam malam ia  menyentuhku ringan, merasa saya keluar, sehingga untuk berbicara. Tetapi  hari berikutnya ia meremas pantatku yang besar lembut saya sementara  dia mengisap, dan posisinya bergeser dan kadang-kadang aku bisa  merasakan ayam keras keras menyentuh kakiku.
  Jika aku akan mendahului benar-benar dilarang, saya harus memberinya  lebih. Aku bisa melihat persis ke mana ini akan pergi - jika saya  berdiri di tempat tidurnya tanpa pakaian saya di, telanjang bulat,  sambil mengisap, aku tahu apa yang saya ingin dia lakukan. Aku selalu  begitu basah pula, tapi aku tidak mau memiliki dia fuck aku. Tentu saja  tidak! (Yet.)
  Mengisap payudara saya tidak benar-benar mengajarkan apa pun. Mulutnya  sudah tahu semua itu diperlukan untuk mengetahui - mulut bayi saya sudah  ada jauh sebelum, dan mengisap datang secara alami.
  Tapi jari telah banyak belajar - dan saya sangat basah dan siap untuk mereka!
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Pelajaran bercinta dari orangtua               Apr 24th 2013, 17:14                                                Malam ini sangat suntuk tidak ada kerjaan yang bisa aku kerjakan. Papa  dan Mama dari dari jam 9 tadi sudah masuk kamar tidur. Aku yang sudah  bosan ingin tidur juga dan jam diruang tamu menunjukan pukul 10 malam.  Saat aku hendak menuju kamarku dan melintasi kamar papa dan mama aku  mendengar suara khas orang sedang bersetubuh. Aku segera mengintip apa  yang sedang terjadi kamar papa dan mama dari lubang kunci dikamar  mereka. Terlihat papa sedang menyetubuhi mama dengan posisi mama dan  dibawah.
  Aku sangat terangsang melihat kejadian bersetubuh seperti dan malah aku  juga sering melakukan hubungan intim dengan pacarku karena aku sudah  kuliah di salah satu perguruan tinggi swata di kota Y. Tapi kali ini  walau aku hanya melihat tapi aku sangat terangsang melihat adegan  bersetubuh papa dan mamaku karena mama sangat terlihat sangat  menggairahkan dan terlihat lebih mengusai keadaan daripada dengan  papaku.
  Aku segera melepaskan celanaku dan mulai mengocok penisku sambil tetap  melihat adegan berhubungan badan papa dan mama yang semakin liar.  Terlihat papa kalah dari mama dan mama memang terlihat sangat haus sex.  Mereka tidak pernah mengganti posisi dala berhubungan intim mungkin dari  dulu mereka melakukannya dalam posisi biasa itu saja. Aku yang sudah tidak tahan ingin memuncratkan spermaku akhirnya sperma  keluar juga bersamaan dengan kepuasaan yang papa dan mama peroleh. Baru  kali ini aku sangat merasakan kenikmatan yang tiada tara walau hany  dengan onani saja. Dalam benakku berfikir bagaimana rasanya bercinta  dengan mamaku.
  Ketika selesai aku masih duduk dipinggir pintu kamar papa dan mama  sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan onaniku. Belum sempat aku mau  menaikan celanaku tiba-tiba pintu kamar terbuka. "Eh agung apa yang kamu lakukan disini?" tanya mamaku saat membuka  pintu. Nampaknya mama kaget aku duduk didepan kamar mama dan papa tanpa  mengenakan pakaian dan saat itu banyak berceceran sperma dilantai yang  tak lain adalah spermaku. "Eh ma, enggak, enggak, gini, gini," aku tidak bisa berkata apa-apa saat mama bertanya sepert itu. "Kamu mengintip mama dan papa berhubungan badan ya?" tanya mama dengan  nada marah. Nampaknya ia tidak senang aku mengintip adegan percintaan  mama dengan papa. Aku belum sempat menjawab pertanyaan mama tiba-tiba papa ikut papa datang. "Ada apa ma kok ribut-ribut malam-malam?" "ini pa agung ngintip saat kita berhubungan badan tadi," "O….." "Kok Cuma o pa" "Ya apa yang harus aku katakan selain itu?" "Ya harusnya papa marahi agung karena itu perbuatannya tidak baik karena  ini hanya bolh dilakukan oleh orang yang sudah menikah," "itulah kesalahan kebanyakan orang tua tidak mengjarkan masalah sex  kepada anaknya sehingga bisa terjadi hubungan diluar nikah oleh mereka. "Tapi kalau ini dilakukan maka dia pasti juga ingin merasakan apa yang mereka lihat pa?" "itulah tugas kita mengajari agung jangan samapi melakukannya dengan orang lain sebelum dia menikah" "trus sekarang gimana pa?" "kita ajarakan kepada dia cara berhubungan badan dan cara memuaskan  pasangan dan juga agar mereka tidak mengkhianati pasangan mereka." "okelah kalau gitu pa" "Agung ayo sekarang masuk kamar papa dan mama untuk mulai mendapatkan pelajaran tentang sex," "Benar pa boleh?" ucapku kepada papa. "Boleh ayo cepat masuk." "Aku segera masuk setelah papa dan mama masuk kekamar terlebih dahulu.  Dalam pikiranku sudah tidak sabar lagi untuk segera menyetubuhi mama  walau mungkin mereka hanya akan mencontohkan saja tapi aku sudah  mempunyai akal bagaiaman cara bisa menyetubuhi mamaku.
  Ya sekarang agung papa dan mama akan memberi contoh kepada kamu tentang  berhubungan intim yang benar. Benar dugaanku mereka hanya ingin memberi  contoh saja dan tidak akan menturuhku untuk mempraktekannya. Beberapa  jam mereka berseubuh akhirnya selesai sudah mereka mencotohnya cara  berhubungan intim mereka kepada dan betul nampaknya selama ini mereka  hanya melakukannya dengan gaya biasa saja.
  Aku yang sudah tidak bisa menahan nafsu segera menjalankan ide gilaku. "Pa, ma hanya itu saja?" "trus kamu mau yang bagaimana?" tanya papa "Kalau Cuma begitu saja aku bisa melihatnya difilm, tapi Cuma seperti  itu aku tidak tahu apakah aku bisa memuaskan pasanganku besuk jika  sekarang tidak aku paraktekan," "trus kamu maunya apa gung?" "Ya aku ingin memratekan yang kaliyan contohkan," "trus dengan siapa gung sedangkan kamu blum menikah?" "Ya dengan mama dunk pa kan papa dan mama yang mencontohkan dan aku  adlah cowok sedangkan besuk aku harus memuaskan cewek jadi satu2nya  cewek disini Cuma mama jadi mama harus mempraktekan dengan aku setelah  menilai ku bagaiaman aku bisa memuaskan cewek atau tidak," "Apa?????????? Mama tidak setuju! Itu perbuatan dosa melakukan hubungan sedarah," "tapi benar juga yang dikatakan agung ma," "tapi pa." "sudahlah ma layani agung sekarang, lagian mamakan sangat haus sex dan  papa sudah tidak bisa mengimbangi mama mungkin dengan adanya agung mama  akan semakin terpuaskan," "Ya udah lah kalau itu mau papa, mama akan puaskan agung. Ya udah agung hayo praktekan apa yang barusan kamu lihat."
  Aku mulai melakukan pemanasan kepada mama dan mama dan papa kaget karena  aku sangat profesional dalam melakukan pemanasan termasuk saat aku  menjilati vagina mama. Mama tdk pernah merrasakan hal itu sehingga  dengan sangat terngsang untuk segera merasakn penisku yang lebih besar  dari punya papa. Aku mulai memasukan penis kedalam vagina mama dan memang benar vagina  mama sangat enak walau sudah melahirkan satu anak tapi lebih enak dari  pada punya pacarku. Dia sangat bisa memuaskan aku tapi aku juga tidak  kalah dari mama sehingga mama sudah orgasme lebih dari lima kali. "Oh agung kamu memang benar2 hebat! Mama mau keluar lagi sayang," "Agung juga mau keluar ma, kita dapat sama2 ya ma?" "Iya sayang tapi jangan dikeluarin didalam sayang nanti mama bisa hamil!" "tapi papa tadi dimasukan didalam?" Mama belum sempat menjawab pertanyaanku tetapi ayah yang menjawabnya, " Karrena papa sudah mandul gung." "aku kaget dan langsung memberhentikan gerakanku tapi mama tetap  menggerakkan patatnya tapi dia tidak menyuruhku untuk tetap bergerak  karena suasana saat itu menjadi tenang. Lama kelamaan mama juga berhenti  dan orgasme yang kana datang tetunda. "Apa itu benar pa?berarti selama ini aku tidak mempunyai adik bukan karena keadaan ekonomi kita?" "ya bukanlah gung!!!!! Kalau ekonomi kita sangat baik bahkan kalau kita  punya kesempatan punya anak 5 lagi juga masih cukup harta papa," "memangya papa pengin anak segitu lagi?" "enggak juga papa Cuma anak perempuan dari mama kamu. Tapi mungkin itu  tidak akan terwujud dan mungkin hanya dari kamu papa berharap punya cucu  perempuan saa kamu menikah nanti." "kenapa harus menunggu nukah pa? kalau boleh aku mau menghamili mama.  Kan tidak ada yang tahu kalau anak yang mama kandung nanti adalah  anaku?" ucapku dan entah dari mana ide itu datang tetapi aku juga sangat  takut jika papa marah dengan ucapanku tadi." "Benar juga gung ucapanmu sekarang teruskan persetubuhan kaliyan dan  hamili mamamu," ucap papa diluar dugaanku dan mungkin papa sedang tiak  waras. Tapi aku yang mendengarkan perkataan itu segera menggerakan peniske  keluar masuk divagina mama lagi dan mama juga segera mengimbangi lagi.  Mama tidak mau ambil pusing dengan perasaan apa yang ida ingin rasakan  saat ini adalah mendapaatkan orgasme yang tertunda tadi bersama  denganku.
  Akhirnya kami berdua mendapatkan orgasme bersama dan malam itu kamar itu  aku tiduri berdua dengan mamaku sedangkan papaku tidur dikamarku.  Hubungan kami tidak berakhir disitu tapi setiap malam kami tetap  melaksanakannya tetapi setelah mama memuaskan papa dulu sedangkan aku  mendapatkan jatah yang kedua. Tidak apalah yang penting aku mendapatkan  kepuasan yang tiada tara dari mama.
  Satu bulan kami behubungan mama akhirnya hamil juga dan keluarga besaar  kami sangan senang begitu juga dengan papa dan ia selalu bilang pokoknya  anak sekaligus cucu dia itu harus perempuan. Setelah kehamilan mama  papa lebih memberiku kesempatan untuk meyetubuhi mama.
  Hari-hari yang ditunggu tuba akhirnya mama melahirkan bayi yang slema  ini inginkan papa yaitu bayi perempuan yang sangat cantik seperti mama  dan aku.Semua keluarga besarku sangat senang dan terutama dengan papaku.  Setiap hari papa merawat bayi tersebut sedangkan yang ayahku justru  tidak mengurusi dia sama sekli tetapi justru mengurusi ibunya atau  mamaku. Aku terus melakukan hubungan badan dia mama dan papa tetap  mengijinkan tetapi mama udah KB.
  Sampai saat ini aku tetap melaksanakan hubungan ini.
  TAMAT
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Mesum di hutan               Apr 24th 2013, 17:13                                                ada suatu liburan sekolah yang panjang, kami dari sebuah SLTA mengadakan  pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 laki-laki dan 5  wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita ( guru biologi) dan  satu guru pria ( guru olah raga ). Acara liburan ini sebenarnya amat  tidak didukung oleh cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada awal  musim hujan. Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca  itu.
  Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Anisa ( saya  memanggilnya Anisa ) yang terkenal galak dan judes itu dan anti cowok !  denger-denger dia itu lesbi. Ada yang bilang dia patah hati dari  pacarnya dan kini sok anti cowok. Bu Anis usianya belum 30 tahun,  sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full press body.  Sedangkan teman - teman cewek lainnya terdiri dari cewek-cewek bawel  tapi cantik-cantik dan periang, cowoknya, terus terang saja, semuanya  bandit asmara ! termasuk pak Martin guru olah raga kami itu.
  Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga  tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira  dan mulus-mulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke  sasaran melalui jalan setapak. Sampai tengah hari, kami mulai memasuki  kawasan yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar  terdiri dari monyet-monyet liar dan galak. Menjelang sore, setelah  rombongan istirahat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi.  Kata pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya,  rombongan mulai berkelompok dua-dua. Kebetulan aku berjalan paling  belakang menemani si bawel Anisa dan disuruh membawa bawaannya lagi,  berat juga sih, sebel pula! Sebentar-sebentar minta istirahat, bahkan  sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benar-benar kecapean dan  betisnya yang putih itu mulai membengkak.
  Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi,  nah lo ?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggil-manggil  mereka yang berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar  hanya raungan monyet-monyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman  harimau. Anisa sangat ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami  terus berjalan menuruti naluri saja. Rasa-rasanya jalan yang kami lalui  itu benar, soalnya hanya ada satu jalan setapak yang biasa dilalui  orang.
  Sial bagi kami, kabut dengan tiba-tiba turun, udara dingin dan lembab,  hari mulai gelap, hujan turun rintik-rintik. Anisa minta istirahat dan  berteduh di sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar  dan belum bertemu dengan rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan  untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.
  Hujan semakin lebat dan kabut tebal sekali, udara menyengat ketulang  sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Anisa. Dia  menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan  tiupan angin kencang yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.
  Tanpa sadar Anisa saking kedinginan dia memeluk aku. "Maaf" katanya. Aku  diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya erat-erat agar hangat  tubuhnya. Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras  hujan yang dingin. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan  turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin.
  Setelah hujan reda, kami membuka ransel masing-masing. Tujuan utamanya  adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup.  Seluruh pakaian bawaan Anisa basah kuyup, aku hanya punya satu jaket  parasut di ransel. Anisa minta aku meminjamkan jakaetku. Aku setuju.  Tapi apa yag terjadi ? wow...Anisa dalam suasana dingin itu membuka  seluruh pakaiannya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari  jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Anisa. Dia  cuek saja, payudaranya nampak samar-samar dalam gelap itu. Tiba-tiba dia  memelukku lagi. "Dingin banget" katanya. "Terang dingin , habis kamu bugil begini" jawabku. "Habis bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ?" pinta Anisa. Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Anisa. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman " Maaf Nisa ?" "Enggak apa-apa ?!": sahutnya. Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi  hangat, entah apa penyebabnya. Anisa merangkulku, "Dingin" katanya, aku  peluk saja dia erat-erat. " Hangat bu ?" tanyaku " iya, hangat sekali,  yang kenceng dong meluknya " pintanya. Otomatis aku peluk erat-erat dan  semakin erat.
  Aneh bin ajaib, Anisa tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam  itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir  Anisa. Lalu aku menghindar. "Kenapa?" tanya Anisa " Maaf Nisa ? " Jawabku. " Tidak apa-apa Rangga, kita dalam suasana seperti ini saling  membutuhkan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu  membangkitkan panas dalam darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin  yang menyengat. Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang  payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti  meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku  kedalam hingga masuk dan memegang penisku. Kami masih berciuman, tangan  Anisa melakukan gerakan seperti mengocok-ngocok 'Mr. Penny'ku. Tanganku  mulai merogoh 'Ms. Veggy'nya Anisa, astaga ! dia rupanya sudah melepas  celana dalamnya sedari tadi. Karena remang-remang aku sampai tak  melihatnya. 'Ms. Veggy'nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat.
  Anisa sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula .  Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas  semak-semak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu.  Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga,  goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ? " Kamu kuat ya?" bisiknya mesra. " Lumayan sayang ?!" sahutku setengah berbisik. " Biasa main dimana ?" tanyanya "Ada apa sayang?" tanyaku kembali. " Akh enggak" jawabnya sambil melepas 'Ms. Veggy'nya dari 'Mr. Penny'ku,  dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati 'Mr. Penny'ku tanpa rasa  jijik sedikitpun. Anisa meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu  menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah 'Ms. Veggy'nya. Aku jilati 'Ms.  Veggy' itu tanpa rasa jijik pula. Tiba-tiba saja dia minta senggama  lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi.
  Aku sempat bertanya, "Bagaimana jika kamu hamil ?" " Don't worry !" katanya. Dan setelah dia memebersihkan 'Ms. Veggy'nya  dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah  reda, bintang-bintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah  malam, bulan nampak bersinar terang benderang. Paras Anisa tampak anggun  dan cantik sekali. Kami ngobrol ngalor-ngidul, soal kondom, soal  sekolah, soal nasib guru, dsb. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3  malam, Anisa minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali 'Mr.  Penny'ku. Aku semakin bingung, dari mana dia tahu macam-macam rasa 'Mr.  Penny', dia kan belum nikah ? tidak punya pacar ? kata orang dia lesbi.
  Aku menuruti permintaan Anisa. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku  melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Anisa bukan main hebatnya,  segala gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam,  gatalnya semak-semak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Anisa meraih  tanganku dan menempelkan ke payudaranya. Dia minta agar aku  meremas-remas payudaranya, lalu memainkan lubang 'Ms. Veggy'nya dengan  jariku, menjilati sekujur bagian dagu. Tak kalah pula dia  mengocok-ngocok 'Mr. Penny'ku yang sudah sangat tegang itu, lalu  dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling  goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan,  dan terkulai lemas.
  Anisa minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah.  Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang  tak akan mungkin dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang  terjal dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun  dan nyaman. Romantis sekali tempat kami itu. Aku dan Anisa layaknya  seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan. Sebab seluruh baju yang  kami bawa basah kuyup oleh hujan. Anisa hanya memakai selembar selayer  yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku  telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi sungai. Anisa  dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus,  demikian pula dia. Dalam hari-hari yang kami lalui kami hanya makan mi  instant dan makanan kaleng. Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir,  sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan  esok pagi kami harus pulang. Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai  semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Anisa minta aku mandi  bersama di sungai yang rimbun tertutup pohon-pohon besar. Kami mandi  berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Anisa menuntun 'Mr.  Penny'ku masuk ke 'Ms. Veggy'nya. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar  aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin menekan 'Mr. Penny'ku  masuk kedalam 'Ms. Veggy'nya.
  Di atas batu yang ceper nan besar, Anisa membaringkan diri dengan posisi  menantang, dia menguakkan selangkangngannya, 'Ms. Veggy'nya terbuka  lebar, disuruhnya aku menjilati bibir 'Ms. Veggy'nya hingga klitoris  bagian dalam yang ngjendol itu. Dia merasakan nikmat yang luar biasa,  lalu disuruhnya aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang 'Ms.  Veggy'nya, dan menekannya dalam-dalam. Mata Anisa merem melek  kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku yang berbaring, 'Mr.  Penny'ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan  memainkan lidahnya, Anisa minta agar aku jangan ejakulasi dulu, "Tahan ya ?" pintanya. " Jangan dikeluarin lho ?!" pintanya lagi. Lalu dia menghisap 'Mr. Penny'ku dalam-dalam. Setelah dia enggak tahan,  lalu dia naik diatasku dan memasukkan 'Mr. Penny'ku di 'Ms. Veggy'nya,  wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Anisa  mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia " keluar", dan menjerit  kenikmatan, lalu aku menyusul yang "keluar" dan  oh,,,,oh...oh....muncratlah air maniku dilubang 'Ms. Veggy' Anisa. "Jahat kamu ?!" kata Anisa seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan  dan mesra. Aku tersenyum saja. " Jahat kamu Rangga, aku kalah terus  sama kamu " Ujarnya lagi. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu.
  Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tak akan terlupakan itu.  Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti kami akan kembali ke tempat  itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke  kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu.  Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi,  sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi. Tak sedikitpun  waktu yang kami sia-siakan. Anisa menciumi pipiku, bibirku, lalu  membisikkan kata " Aku suka kamu " Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak  kalah indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa  tak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi 'Mr. Penny'ku.  Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Anisa tetap  mengocok-ngocoknya. Aku terus memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan  menoleh kami kebelakang, dia setuju saja. Sudah tiga kali aku " keluar"  karena tangan Anisa selalu memainkan 'Mr. Penny'ku sepanjang perjalanan  di Taxi itu. " Aku lemas sayang ?!" bisikku mesra " Biarin !" Bisiknya mesra sekali. " Aku suka kok !" Bisiknya lagi. Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Anisa.  Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jari-jari tanganku menyolok  'Ms. Veggy'nya, dia tersenyum, bulunya ku tarik-tarik, dia meringis,  dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Anisa sudah 'keluar' banyak, 'Ms.  Veggy'nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali,  becek banget. Tangan kami sama-sama basah oleh cairan kemaluan. Ketika  sampai di rumah Anisa, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama  tetangga katanya. Dia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, aku  menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu. Lalu aku pulang.
  Hari-hari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Anisa guru biologiku,  nampak wajar-wajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga,  demikian para guru. Hari-hari selanjutnya selalu bertemu ditempat-tempat  khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu  liburan kami ke Bali selama 12 hari.
  Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SLTA, Anisa minta agar aku tak  melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel  disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan  kuliah di Australia, menyusul kakakku. Alangkah sedihnya Anisa malam  itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku  kehilangan Anisa. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup  mencolok, tapi aku mau menikah dengannya. Anisa memberikan cincin  bermata berlian yang dipakainya kepada aku. Aku memberikan kalung emas  bermata zamrud kepada Anisa. Cincin Anisa hanya mampu melingkar di  kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah dikecupinya. Anisa  berencana berhenti menjadi guru, "sakit rasanya" ujarnya kalau terus  menjadi guru, karena kehilangan aku. Anisa akan melanjutkan S2 nya di  USA, karena keluarganya ada disana. Setelah itu kami berpisah hingga  sekian tahun, tanpa kontak lagi.
  Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku,  datangnya dari Dra. Anisa Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan  S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta  disebuah hotel bintang lima. Aku datang bersama kakakku Rina dan Papa.  Di pesta itu, ketika aku datang, Anisa tak tahan menahan emosinya, dia  menghampiriku ditengah kerumunan orang banya itu dan memelukku  erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya. "Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku  kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah  kamu, alangkah bahagianya aku " Kata Anisa lirih dan pelan sambil  memelukku. Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap  kebingungan. Ku usap airmata tulus Anisa. Kujelaskan aku sudah selesai  S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun  laboratorium yang kuberi nama Laboratorium "Anisa". Dia setuju dan masih  menenteskan air mata.
  Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang,  akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima  tahun tak ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak  wanita yang kuberi nama Anisa Maharani, persis nama Anisa. Ku kabari  Anisa dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya  yang diberi nama Rangga, cuma Rangga berbeda usia tiga tahun dengan  Anisa putriku. Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku,  tatapan Anisa masih menantang dan panas, senyumnya masih menggoda. Kami  sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya
 
 
 
 
    Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Dapat Jatah Ngentot Setelah Ngantar Pulang Kamu               Apr 24th 2013, 17:12                                                Kuliah jam terakhir di kampus S di kawasan Jakarta Selatan baru saja  berakhir. Jam menunjukkan pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Vani,  mahasiswi semester 4 fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna  brunette berjalan meninggalkan kampus menuju halte depan kampus.  Sesampainya di halte, Vani merasa agar kurang nyaman. Mata para cowok  penjual rokok dan si timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya.
  Tersadarlah Vani bahwa hari itu dia memakai pakaian yang sangat sexy.  T-shirt putih lengan pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT  THESE?, sehingga tokednya yang berukuran 36C seolah hendak melompat  keluar, akibat hari itu Vani menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar  lebih nongol). Apalagi kulit Vani memang putih mulus. Di tambah rok  jeans mini yang digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang  & paha mulusnya karena Vani memang cukup tinggi, 173cm.
  "Buset, baru sadar gue kalo hari ini gue pake uniform sexy gue demi  ngadepin ujiannya si Hutabarat, biar dia gak konsen", pikir Vani.
  Biasanya Vani bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja  yang lebih tertutup dan celana panjang jeans, demi menghindari tatapan  dan ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Vani ke kampus datang  numpang mobil temannya, Angel. Tapi si Angel sudah pulang duluan karena  kuliahnya lebih sedikit.
  Vani tambah salah tingkah karena cowok-cowok di halte tersebut mulai  agak berani ngliatin belahan tokednya yang nongol lebih dekat lagi.  "Najis, berani amat sih nih cowok-cowok mlototin toked gw", membatin  lagi si Vani. Vani menggunakan bukunya untuk menutupi dadanya, tapi  mereka malah mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Vani yang memang  bulat sekal dan menonjol.
  Makin salah tingkahlah si Vani. Mau balik ke kampus, pasti sudah gelap  dan orang sudah pada pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah  suasananya. Apalagi kalo naik bus yang pasti penuh sesak jam segini,  Vani tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan  untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang  tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa  bingung. Vani coba alternatif terakhir dengan menelpon Albert cowoknya  atau si Angel atau Dessy teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP  mereka pada off. "Buset, sial banget sih gue hari ini."
  Mulailah celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai "Neng, susunya mau  jatuh tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe".  Pias! Memerahlah muka Vani. Dipelototin si tukang ojek yang berani  komentar, eh dianya malah balas makin pelototin toked si Vani. Makin  jengahlah si Vani.
  Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Vani.  Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak  sambil menyeringai, si Ethan. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas  Vani, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm. "Van, jualan lo disini? Hehe".Vani membalas "Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Than, anter gue ya" pinta Vani.
  Vani sebenarnya enggan ikut bersama si Ethan karena dia terkenal suka  main cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik  mobil si Ethan. Tapi si Ethan malah bilang "Wah sory Van, gue harus  pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo". "Than, please  anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo" rajuk Vani. Sambil nyengir mesum  Ethan berucap "Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin". "Iya  deh, ntar gue bayar" Vani asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari  halte tersebut. "Hehe sip" kata Ethan sambil membuka pintu untuk Vani.  Vani masuk ke dalam mobil Ethan, diiringi oleh pandangan sebel para  cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani.Mobil Ethan mulai  menembus kemacetan ibu kota.
  "Buset dah lo Van, sexy amat hari ini". Kata Vani "Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada  ujian lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi  gw nilai bagus hehe". "Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin sama tu abang-abang di halte haha" balas Ethan. "Sial, enak aja lo ngomong Than" maki Vani.
 
  Sambil mengerling ke Vani, Ethan berucap "Van, bayaran tumpangan ini,  bayar sekarang aja ya". "Eh, gue bawa duit cuma dikit Than. Kapan2 deh  gue bayarin bensin lo" balas Vani. "Sapa yang minta diduitin bensin,  Non" jawab Ethan. "Trus lo mau apa? Traktir makan" tanya Vani bingung.  "Ga. Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja" ucap Ethan misterius. Semakin  bingung si Vani. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Ethan  berkata "Cukup lo puasin tangan kiri gue ini dengan megangin toked lo.  Nepsong banget gue liatnya". Seringai mesum Ethan menghiasi wajahnya.  Seperti disambar petir Vani kaget dan berteriak "BANGSAT LO THAN. LO  PIKIR GUE CEWE APAAN!!". Pandangan tajam Vani pada wajah Ethan yang  tetap cengar-cengir. "Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang.  Apa lo gue turunin disini" kata Ethan. Pada saat itu mereka telah sampai  di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan. Vani jelas ogah.  "Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang" Vani  bergidik sambil melihat sekitarnya. "Ya biarlah si Ethan bisa  seneng-seneng bentar nggranyangi toked gue. Itung-itung amal. Kampret  juga si Ethan ini". Akhirnya Vani ngomong "Ya udah, cuma pegang susu gue  doang kan. Jangan lama-lama" Vani ketus. "Ga kok Van, cuma sampe kos lo  doang" kata Ethan penuh kemenangan. "Sialan, itu sih bisa setengah jam  sendiri. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan" pikir Vani.
  Tangan kiri Ethan langsung terjulur meraih toked Vani sebelah kanan  bagian atas yang menonjol dari balik t-shirtnya. Vani merasakan  jari-jari kasar Ethan dikulit tokednya mulai membelai-belai pelan. Darah  Vani agak berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai  remasan-remasan lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap  menyetir, Ethan sesekali melirik ke sebelah menikmati muka Vani yang  menegang karena sebal tokednya diremas-remas. Ethan sengaja jalanin  mobil agak pelan, sementara Vani tidak sadar kalau laju mobil tidak  secepat sebelumnya, karena konsen ke tangan Ethan yang mulai  meremas-remas aktif secara bergiliran kedua bongkahan tokednya.
  Nafas Vani mulai agak memburu, tapi Vani masih bisa mengontrol pengaruh  remasan-remasan tokednya pada nafsunya "Enak aja kalo gue sampe  terangsang gara-gara ini" pikir Vani. Tapi Ethan lebih jago lagi,  tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Vani, bahkan langsung  masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Vani yang sebelah  kanan terasa begitu penuh di telapak tangan Ethan yang sebenarnya lebar  juga. "Ahh…!" Vani terpekik kaget karena manuver Ethan. "Hehe buset  toked lo Van, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya.  Tangan gue aja ga cukup neh hehe" ujar Ethan penuh nafsu.
  Ethan melanjutkan gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked  Vani keluar dari BH-nya. Toked sebelah kanan Vani kini nongol keluar  dari wadahnya dan terekspos full. "Wuah..buset gedenya. Pentilnya juga  gede neh. Sering diisep ya Van" kata Ethan vulgar. "Bangsat lo Than. Kok  sampe gini segala" protes Vani berusaha mengembalikan tokednya kedalam  BH-nya. Tangan Vani langsung ditahan oleh Ethan "Eh, inget janji lo. Gue  boleh ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah  gue". Sambil cemberut Vani menurunkan tangannya. Penuh kemenangan, Ethan  kembali menggarap toked Vani yang kini keluar semuanya.
  Remasan-remasan lembut di pangkal toked, dilanjutkan dengan belaian  memutar disekitar puting, membuat Vani semakin kehilangan kendali.  Nafasnya mulai memburu lagi. Apalagi Ethan mulai memelintir-melintir  puting Vani yang besar dan berwarna pink. Gerakan memilin-milin puting  oleh jari-jari Ethan yang kasar memberikan sensasi geli dan nikmat yang  mulai menjalari toked Vani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga  disekitar selangkangan. Perasaan geli dan getaran-getara nikmat mulai  menjalar dari bawah puser menuju ujung selangkangan Vani. "Ngehek nih  cowok. Puting gue itu tempat paling sensitif gue. Harus bisa nahan!"  membatin si Vani.
  Tapi puting Vani yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu  Ethan yang berpengalaman. "Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo"  pikir Ethan kesenangan. Karena berusaha menahan gairah yang semakin  memuncak, Vani tidak sadar kalau Ethan sudah mengeluarkan kedua bongkah  tokednya. Tangan kiri Ethan semakin ganas meremas-remas toked dan  memilin-milih kedua puting Vani. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir  dari Ethan "Nikmatin aja Van, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh  mulai ngaceng tuh. Ga usah ditahan birahi lo. Biarin aja mengalir. memek  lo pasti udah mulai basah sekarang". Vani sebal mendengar ucapan-ucapan  vulgar Ethan, tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut seperti  menghipnotis Vani untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Vani  juga mulai merasakan bahwa celana dalamnya mulai lembab.
  "Sial..memek gue mulai gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa  jadi agak tenangan. Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue  walopun si Ethan masih ngremesin toked gue" pikir Vani yang mulai susah  menahan birahinya. Berpikir seperti itu, Vani melonggarkan  pertahanannya, membiarkan rasa gatal yang mulai menjalari memeknya  menguat. Efeknya langsung terasa. Semakin Ethan mengobok-ngobok  tokednya, rasa gatal di memek Vani semakin memuncak. "BUSETT. Cuma  diremes-remes toked gue, gue udah mo keluar". Vani menggigit bibir  bawahnya agar tidak mendesah, ketika kenikmatan semakin menggila di  bibir memeknya. Ethan yang sudah memperhatikan dari tadi bahwa Vani  terbawa oleh birahinya, semakin semangat menggarap toked Vani.
  Ketika melihat urat leher Vani menegang tanda menahan rasa yang akan  meledak di bawahnya, jari telunjuk dan jempol Ethan menjepit kedua  puting Vani dan menarik agak keras kedepan. Rasa sakit mendadak di  putingnya, membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak di memiaw  Vani. Kedua tangan Vani meremas jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan  tertahan Vani "Hmmmffhhhhhhh….". Pada saat itu, memek Vani langsung  banjir oleh cairan pejunya. Pantat Vani mengangkat dan tergoyang-goyang  tidak kuat menahan arus orgasmenya. "Oh..oh..hmmffhh" Vani masih  berusaha menahan agar suaranya tidak keluar semua, tapi sia-sia saja.  Karena Ethan sudah melihat bagaimana Vani orgasme, keenakan karena  tokednya dipermainkan. "Hahaha dasar lonte lo Van. Sok ga suka. Tapi  keluarnya sampe kelonjotan gitu" Ngakak Ethan penuh kemenangan.
  Nafas Vani masih tidak beraturan, dan agak terbungkuk-bungkuk karena  nikmatnya gelombang orgasme barusan. "Kampret lo Than" maki Vani  perlahan. "Lo boleh seneng sekarang. Tapi berikut ga bakalan gue keluar  lagi. Gue udah ga horny lagi" tambah Vani yang berpikir setelah dipuasin  sekali maka libidonya akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan  terbesarnya. Beberapa saat setelah memeknya merasakan orgasme sekali,  sekarang malah semakin berkedut-kedut, makin gatal rasanya ingin  digesek-gesek. "Lho, kok memek gue makin gatel. Berkedut-kedut lagi.  Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin sekaraangg..siaall.." sesal Vani  dalam hati. Ethan seperti tahu apa yang berkecamuk dalam diri (dan  memek) Vani. Walaupun Vani bilang dia tidak horny lagi, tapi nafasnya  yang memburu dan putingnya yang semakin ngaceng mengatakan lain. Ethan  menghentikan mobilnya mendadak di pinggir jalan bersemak yang memang  sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak ke setelan kursi Vani.
  Tangan satunya langsung menekan kursi Vani agar tertidur. Vani yang  masih memakai seatbealt, langsung ikut terlentang bersama kursi.  "EEHHH…APA-APAAN LO THAN??" Teriak Vani. Tidak peduli teriakan Vani,  tangan kiri Ethan langsung meremas toked Vani lagi, sedang tangan  kanannya langsung meremas memek Vani. "OOUUHHHH……….!!" lenguh Vani  keras, karena tidak menyangka memeknya yang semakin gatel dan  berkedut-kedut keras akan langsung merasakan gesekan, bahkan remasan.  Akibatnya, Vani langsung orgasme untuk kedua kalinya. Ethan tidak  tinggal diam, ketika badan Vani masih mengejang-ngejang, jari-jarinya  menggesek-gesek permukaan celana dalam Vani kuat-kuat. Akibatnya,  gelombang orgasme Vani terjadi terus-menerus.
  "Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhh hh Ethaannnnn…!! Teriak Vani makin keras  karena kenikmatan mendadak yang menyerang seluruh selangkangan dan  tubuhnya. Kedua tangan Vani semakin kuat meremas jok, mata memejam erat  dan urat-urat leher menonjol akibat kenikmatan yang melandanya. Ketika  gelombang orgasme mulai berlalu, Vani mulai membuka matanya dan mengatur  pernafasannya. Rasanya jengah banget karena keluar begitu hebatnya di  depan si Ethan. "Aseem, napa gue keluar sampe kaya gitu sih. Bikin  tengsin aja. Tapi, emang enak banget. Udah semingguan gue ga ngentot"  batin Vani.
  Saat Vani masih enjoy rasa nikmat yang masih tersisa, Ethan sudah  bergerak di atas Vani, mengangkat t-shirt Vani serta menurunkan BH-nya  kekecilan sehingga toked Vani yang bulat besar terpampang jelas di depan  hidung Ethan. Tersenyum puas dan napsu banget Ethan berucap  "Gilaa..toked lo Van. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue puas-puasin  ngenyotinnya ni malem". Ethan langsung menyergap kedua toked Vani yang  putingnya masih mengacung tegak. Mulutnya mengenyot toked yang sebelah  kanan, sambil tangan kanannya meremas-remas & memilin-milin puting  yang sebelah kiri. Diisap-isap, lidah Ethan juga piawai menjilat-jilat  dan memainkan kedua puting Vani. Gigitan-gigitan kecil dipadu  remasan-remasan gemas jemari Ethan, membuat Vani terpekik "Ehhgghh ahh..  ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya.. kahtanya cuma pegang-pegang..kok.. kok  sekarangg.. loh ngeyotin tohked guehh…ahh..ahh.." kata Vani sambil  tersengal-sengal nahan birahi yang naik lagi akibat rangsangan intensif  di kedua tokednya. Ethan sudah tidak ambil pusing "Hajar bleh. Kapan  lagi gue bisa nikmatin toked kaya gini bagusnya".
  Sekarang kedua tangan Ethan menekan kedua toked Vani ketengah, sehingga  kedua putingnya saling mendekat. Kedua puting Vani langsung dikenyot,  dihisap & dimainin oleh lidah Ethan. Sensasinya luar biasa, Vani  semakin terhanyut oleh birahinya. Desahan pelan tertahan mulai keluar  dari bibir ranum Vani. Lidah Ethan mulai turun menyusuri perut Vani yang  putih rata, berputar-putar sejenak di pusernya. Tangan kanan Ethan  aktif membelai-belai dan meremas paha bagian dalam Vani. "Aah..ah..  emhh.. emh..Than.. lo ngapahin sihh.." keluh Vani tak jelas. Dengan  sigap Ethan menyingkap rok mini Vani tinggi-tinggi. Memperlihatkan mini  panty La Senza Vani berwarna merah. Agak transparan, dibantu cahaya  lampu jalan samar-samar memperlihatkan isinya yang menggembung montok.  Jembi Vani yang tipis terlihat hanya diatas saja, dengan alur jembi ke  arah pusernya. "Buseett..sexxyy bangett.. bikin konak gue ampir ga  ketahan." syukur Ethan dalam hati.
  Tanpa babibu lagi jari-jari Ethan langsung menekan belahan memiek Vani,  dan Ethan langsung mengetahui betapa horny-nya Vani "Wah Van, memek lo  udah becek banget neh. Panty lo aja ampe njeplak gini hehe". Vani cuma  bisa menggeleng-geleng lemah, sambil tetap menggigit bibir bawahnya,  karena jemari Ethan menenekan dan menggesek-gesek memeknya dari atas  panty. "Thaan..than..singkirinn tangan lo doong….emh..emh.." keluh Vani  perlahan, tapi matanya memejam dan gelengannya semakin cepat. "Wah,  harus cepat gw beri teknik lidah gue neh, biar si Vani makin konak hehe"  pikir Ethan napsu.
  Cepat Ethan ambil posisi di depan selangkangan Vani yang terbuka. Kursi  Vani dimundurkan agar beri ruang cukup untuk manuver barunya. Paha Vani  dibuka semakin lebar, dan Vani nurut saja. Jemari Ethan meraup panty  mungil Vani, dan membejeknya jadi bentuk seperti seutas tali sehingga  masuk kedalam belahan memek Vani. Ethan mulai menggesek-gesekkan panty  Vani ke belahan memiawnya dengan gerakan naik turun dan kiri kanan yang  semakin cepat. "Aah.. aahh…ehmm..ehhmm.. uuh.. hapaan itu Etthann ahh…"  desah Vani keenakan, karena gesekan panty tersebut menggesek-gesek bibir  dalam memeknya sekaligus clitorisnya. Ethan juga semakin konak melihat  memek Vani yang terpampang jelas. Dua gundukan tembem seperti bakpau, mulus tanpa ada jembi di sekelilingnya, cuma ada dibagian atasnya saja.
  "Van, memek lo ternyata mantap & montok banget. Pasti enak kalo gue  makan neh. Apalagi sampe gue genjot nanti hehe" ujar Ethan penuh nafsu.  Panty Vani dipinggirkan sehingga lidah Ethan dengan mudah mulai  menjilati bibir memiaw Vani. Tapi sebentar saja Ethan tidak betah dengan  panty yang mengesek pipinya. Langsung diangkatnya pantat Vani, dan  dipelorotkan panty-nya.
  Kini antara Ethan dan memek Vani yang tembem dan mulus, sudah tidak ada  penghalang apa-apa lagi. Ethan langsung menyosorkan mulutnya untuk mulai  melumat bakpao montok itu. Tapi, Vani yang tiba-tiba memperoleh  kesadarannya, karena ada jeda sesaat ketika Ethan melepaskan pantynya,  berusaha menahan kepala Ethan dengan kedua tanggannya. "Gila lo Than, mo  ngapain lo?? Jangan kurang ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!" ujar  Vani agak keras. Tapi kedua tangan Vani dengan mudah disingkirkan oleh  tangan kiri Ethan, dan tanpa dapat dicegah lagi mulut Ethan langsung  mencaplok memek Vani. Ethan melumatnya dengan gemas, sambil sekali lidah  menyapu-nyapu clitoris dan menusuk-nusuk kedalam memiaw. Bunyi  kecipakan ludah dan peju Vani terdengar jelas. Konak Vani yang sempat  turun, langsung naik lagi ke voltase tinggi. Kepala Vani mengangkat dan  dari bibirnya yang sexy keluar lenguhan agak keras.
  "Ouuuffhhh….eeahh…ah. .ah lo apain mehmmek gue Thann.." erang Vani nyaris setengah sadar.
  Rasa gatal yang hebat menyeruak dari sekitar selangkangannya menuju  bibir-bibir memeknya. Rasa gatal itu mendapatkan pemuasannya dari  lumatan bibir, jilatan lidah dan gigitan kecil Ethan. Tapi, semakin  Ethan beringas mengobok-obok memek Vani dengan mulut, dibantu dengan  ketiga jarinya yang mengocok lubang memek Vani, rasa gatal nikmat itu  malah semakin hebat. Vani sudah tidak dapat membendung konaknya sehingga  desahan dan erangannya sudah berubah menjadi lenguhan.
  " OUUHHHHG….. HMMPPHH… ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..".
  Kepala Vani menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya. Kedua  tangannya menekan kepala Ethan semakin dalam ke selangkangannya.  Pantatnya naik turun tidak kuat menahan rangsangan yang langsung  menyentuh titik tersensitif Vani. Rasa ogah & jaim sudah hilang sama  sekali. Yang ada hanya kebutuhan untuk dipuaskan.
  "ETHAANN…GILLAA… HOUUUHHH.. ENAAKK…. THANN…AHHH" Vani semakin keenakan.
  Ethan yang sedang mengobok-obok memek Vani semakin semangat karena memek  Vani sudah betul-betul banjir. Peju dan cairan pelumas Vani membanjir  di mulut dan jok mobil Ethan. Jempol kiri Ethan menggesek-gesek clitoris  Vani, sedang jari-jari Ethan mengocok-ngocok lubang memek dan G-spot  Vani dengan cepat. "Heh, ternyata lo lonte juga ya Van. Mulut lo bilang  nggak-nggak mulu. Tapi memek lo banjir kaya gini. Becek banget" kata  Ethan dengan semangat sambil tetap ngocok memiaw Vani.
  Dalam beberapa kocokan saja Vani sudah mulai merasakan bahwa gelombang  orgasme sudah diujung memeknya. Ketika Ethan melihat mata Vani yang  mulai merem melek, otot-otot tangan mulai mengejang sambil meremas jok  mobil kuat-kuat dan pantat Vani yang mulai mengangkat, Ethan tau bahwa  Vani akan sampai klimaksnya. Langsung saja Ethan menghentikan seluruh  aktivitasnya di wilayah selangkangan Vani. Vani jelas saja langsung  blingsatan " Ah..ah napa brentii…" sambil tangannya mencoba mengocok  memeknya sendiri. Ethan dengan tanggap menangkap tangan Vani, dan  berujar "Lo mau dituntasin?". Vani merajuk "Hiyah.. Than.. gue udah  konak banggett nih. Pleasee.. kocokin lagi gue ya". "Kalo gitu lo  nungging sekarang" kata Ethan sambil menidurkan kursi sopir agar lebih  lapang lagi dan ada pijakan buat Vani nungging. "Napa harus nungging  Than" Vani masih merajuk dan tangannya masih berusaha untuk menjamah  memeknya sendiri. "Ayo, jangan bantah lagi" kata Ethan sambil mengangkat  pantat Vani agar segera menungging.
  Vani dengan patuh menaruh kedua tangannya di jok belakang, dengan kedua  lutut berada di jok depan yang sudah ditidurkan. Posisi yang sangat  merangsang Ethan, demi melihat bongkahan pantat yang bulat, dan memek  tembem yang nongol mesum di bawahnya.
  Cepat Ethan melepas sabuk dan celana panjangnya, lalu meloloskan celana  dalamnya. Langsung saja ****** hitam berurat sepanjang 17cm dan  berdiameter 4.5cm itu melompat tegak mengacung, mengangguk-ngangguk siap  untuk bertempur. Vani yang mendengar suara-suara melepas celana di  belakangnya, menengok dan langsung kaget melihat ****** Ethan sudah  teracung dengan gagahnya.
  "Buset, gede juga tu ******, hampir sama dg punya Albert" pikir Vani reflek. "Eh, lo mo ngontolin gue Than. Enak aja!" teriak Vani dan mencoba untuk membalik badan.
  Tapi Ethan lebih cepat lagi langsung menindih punggung Vani, sehingga  Vani harus bertelekan lagi dengan kedua sikunya ke jok belakang. Ethan  menggerakkan maju mundur pantatnya sehingga kontolnya yang ngaceng,  menggesek-gesek bibir memek Vani. "Sshh…Than…mmhh.. jangan macem-macem  lo ya!" ujar Vani masih berupaya galak, tidak mau dikentot oleh Ethan.
  Kedua tangan Ethan meraih kedua toked besar Vani yang menggantung dan  meremas-remasnya dengan ganas. Sambil menciumi dan menggigit tengkuk  Vani, Ethan berkata "Udah deh, lo ga usah sok ga doyan ****** gitu. Kan  lo yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian dengan ****** gue.  Lebih mantep timbang cuma jari & lidah hehe". Remasan & pilinan  di kedua toket dan serbuan di tengkuk dan telinga membuat gairah Vani  mulai naik lagi. Nafas Vani mulai memburu. Tapi Vani masih mencoba untuk  bertahan. Namun, gesekan ****** yang makin intense di bibir memek Vani,  betul-betul membuat pertahanan Vani makin goyah. Kepalanya mulai terasa  ringan, dan rasa gatal kembali menyerang memeknya dengan hebat.
  "Hmffh…shh…awas lo Than kalo sampe hhemm.. sampe berani masukin ******  lo, lo bakal gue..hmff..gue….OUUHHHHH" omongan Vani terputus  lenguhannya, karena tiba-tiba Ethan mengarahkan pal-kon nya ke lubang  memek Vani yang sudah basah kuyup dan langsung mendorongnya masuk,  hingga kepala ****** Ethan yang besar kaya jamur merah amblas dalam  memek tembem Vani, sehingga ada peju Vani yang muncrat keluar.
  "Hah..hah…shhh…brengs ek lo Ethannn. ****** lo…kontol lo…itu mo masuk ke  memek guee…" erang Vani kebingungan, antara gengsi dan birahi. Ethan  diam saja, tapi memajukan lagi pantatnya sehingga tongkolnya yang besar  masuk sekitar 2 cm lagi, tapi kemudian ditarik perlahan keluar lagi  sambil membawa cairan pelumas memek Vani. Sekarang pantat Ethan maju  mundur perlahan, mengocok memiaw Vani tapi tidak dalam-dalam, hanya  dengan pal-konnya aja. Tapi, hal ini malah membuat Vani blingsatan,  keenakan.
  "HMFPHH….HEEMMFFHH…SS HH AAHH…Ethannn ****** lo… ****** lo… ngocokin  memek guee….hhmmmff". Rasa gatal yang mengumpul di memek Vani, serasa  digaruk-garuk dengan enaknya. Vani yang semula tidak mau dikontolin,  jadi kepengen dikocok terus oleh ****** Ethan.
  Kata Ethan "Jadi mau lo gimana? Gue stop neh". Ethan langsung mencabut  kontolnya, dan hanya menggesek-gesekkan di bibir memek Vani.  "Ethaan…pleasee.. kentot gue. Masukin ****** lo ke memek gue. Gue udah  ga tahan gatelnya..gue pengen dikenttooott!!!" rengek Vani sambil  menggoyang-goyangkua pinggulnya, berusaha memundurkan pantatnya agar  ****** Ethan yang dibibir memeknya bisa masuk lagi.
  "Hahahaha sudah gue duga, elo emang lonte horny Van. Dari tampang &  body elo aja gue tau, kalo elo itu haus tongkol" tawa Ethan penuh  kemenangan. "Ayo buka paha lebih lebar lagi" perintah Ethan. Vani  langsung menurutinya, membuka pahanya lebih lebar sehingga memeknya  makin terpampang. Ethan tanpa tedeng aling-aling langsung menusukkan  kontolnya kuat-kuat ke memek Vani. Dan…BLESHH…seluruh tongkol hitam itu  ditelan oleh memek montok Vani. Air peju Vani terciprat keluar akibat  tekanan tiba-tiba benda tumpul besar.
  "AUUGGHHHH…………!!! " pekik Vani yang kaget dan kesakitan.
  "Hehehe gimana rasa ****** gue Van" kekeh Ethan yang sedang menikmati  hangat dan basahnya memek Vani. Vani masih shock dan agak  tersengal-sengal berusaha menyesuaikan diri dengan benda besar yang  sekarang menyesaki liang memeknya. "Buseet..tebel banget nih ******,  memek gue penuh banget, keganjel. Mo buka paha lebih lebar lagi udah ga  bisa.. mhhmff" erang Vani dalam hati. Karena Vani diam saja, hanya  nafasnya saja yang terdengar memburu.
  Ethan mulai menarik keluar kontolnya sampai setengahnya, kemudian  mendorongnya masuk lagi. Demikian terus menerus dengan ritme yang tepat.  "Hehh..heh…mmm legit banget memek lo Vannn.." desah Ethan keenakan  ngentotin memek Vani yang peret tapi basah itu. Hanya butuh tiga  kocokan, Vani mulai didera rasa konak dan kenikmatan yang luar biasa.  Menjalari seluruh tangan, pundak, tokednya, sampai selangkangan dan  seluruh memeknya. Rasa gatal yang sangat digemari oleh Vani seperti  mengumpul dan menjadi berkali lipat gatalnya di memeke Vani. Vani sudah  tidak mendesah lagi, tapi melenguh dengan hebat. Hilang sudah gengsi,  tinggal rasa konak yang dahsyat.
  "UUHHHHH…..UHHH……OUUHHGG GG… ENNAAKKNYAA…". "OH GODD..memek GUE…memek GUE.." Vani terbata-bata disela lenguhannya yang memenuhi mobil.. "memek GUE..GATELLL BANGETT….KENTTOOTTT GUE TTHANN…ARGGHH…"
  Lenguhan Vani semakin keras dan omongan vulgar keluar semua dari bibir  sexy-nya. Kepalan tangan Vani menggegam keras, kepalanya menggeleng  semakin cepat, pinggulnya bergerak heboh berusaha menikmati seluruh  ****** Ethan. Ethan pun terbawa napsunya yang sudah diubun-ubun.  Tangannya meremas-remas toked Vani tanpa henti dengan kasarnya, dan  Ethan sudah tidak menciumi pundak & tengkuk Vani, melainkan  menggigitnya meninggalkan bekas-bekas merah. Pantatnya bergerak maju  mundur dengan ritme yang berantakan, cepat lalu perlahan, kemudian cepat  lagi, membuat ****** Ethan mengocok memek Vani seperti kesetanan.
  Bunyi pejuh Vani yang semakin membanjir menambah nafsu mereka berdua  semakin menggila. SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLA K…suara ****** yang  keluar masuk memek dan benturan pantat Vani dengan pangkal ****** Ethan  terdengar di sela-sela lenguhan Vani & Ethan. Tak sampai 10 menit  Vani merasakan aliran darah seluruh tubuhnya mengalir ke memeknya. Rasa  gatal sepertinya meruncing dan semakin memuncak di tempat-tempat yang  dikocok oleh tongkol Ethan.
  "GUEE KELUAARRRR THANNN……OUUUHHHHHHHHH….A HHHHHHH…" teriak Vani  melampiaskan rasa nikmat yang tiba-tiba meledak dari memeknya. Ethan  merasakan semburan hangat pada tongkolnya dari dalam memek Vani. Karena  Ethan tetap mengocokkan kontolnya, bahkan lebih cepat ketika Vani  mencapai klimaksnya, Vani bukan saja dilanda satu orgasme, melainkan  beberapa orgasme sekaligus bertubi-tubi.
  "OAHHH…OHHH….UUUHH..KOK..K OK.. KLUAR TERUSSS NIIIHHH…" erang Vani dalam  klimaksnya yang berkali-kali sekaligus. Hal ini membuat Vani berada  dalam kondisi extacy dalam 30 detik lamanya. Badan Vani berkelonjotan,  air pejunya muncrat keluar dari dalam memeknya. "Gilaa..enak bener than…  gue sampe keluar berkali-kali" ujar Vani agak bergetar karena Ethan  masih dengan nafsunya mompain memek Vani. "Hehehe demen banget liat lo  keluar kaya gitu Van. Betul-betul nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan.  Gue bikin lo lebih kelonjotan lagi. Gue kentot lo sampai peju lo keluar  semua" kata Ethan.
  Vani hanya bisa merutuk dalam hati, karena memang dia merasa keenakan  dientot Ethan dengan cara sekasar itu. Kemudian Ethan membalik tubuh  Vani agar terlentang dan bersandar di jok belakang. Kedua kaki Vani  diangkat dan mengangkang lebar sehingga Ethan bisa dengan jelas melihat  memek Vani yang chubby itu berleleran dengan peju Vani. "Than, udahan  dulu ya. Gue lemes banget" Vani terengah-engah minta time-out. Tapi  bukan Ethan namanya kalo nurutin kemauan si cewek. Bagi Ethan, si cewek  harus digenjot terus sampai betul-betul lemes, baru disitu si cewek  dapat klimaksnya yang paling hebat. Tidak pedulian rengekan Vani, Ethan  langsung mengarahkan kontolnya ke memek Vani yang menganga, dan langsung  BLEESHH..!! Dengan mudahnya memek Vani menelan ****** Ethan.
  "Hmmffpp..sshiitt.." Vani cuma bisa mengumpat perlahan karena tiba-tiba  saja (lagi) ****** Ethan sudah amblas kedalam memeknya. Ethan langsung  menggenjot Vani dengan kecepatan tinggi. SLLEPP…SLEEPP… SLLEPPP…SLEPP….  ****** Ethan keluar masuk memek Vani dengan cepat. Vani yang sudah lemes  dan kehabisa energy, tiba-tiba mulai merasakan sensasi horny lagi. "Oh  shit..gue kok horny lagi. Lagi-lagi memek gue minta digaruk shhhh.."  mengumpat Vani dalam hati. Ethan yang kini berhadapan dengan Vani, bisa  melihat perubahan mimik muka Vani yang dari lemes dan ogah-ogahan,  menjadi mimik orang keenakan dan horny abis. "Hehehe gue kata juga apa.  Elo memang harus dikentot terus, dasar memek lonte" ujar Ethan sambil  terus memompa memek Vani. Kedua tangan Ethan kini bertelekan di toked  Vani, dan meremasnya seperti meremas balon.
  "AAHH…AHH…AHH..EEMMPPHH… .EKKHH…." erang Vani yang merem melek keenakan  dientot. Kali ini tidak sampai 5 menit, seluruh otot tubuh Vani sudah  mengejang. Kedua tangan Vani memeluk dan mencakar punggung Ethan  kuat-kuat. Lenguhan yang keluar dari mulut Vani semakin keras.
  "HOUUUHH….HOOOHH….UUUGGHHH …ENNAAKKKKK..TERUSSS THANN…. GENJOTTT TERUSS…. GUE AMPIIRR NEEHHH……..". "Woe, lonte, lo udah mo keluar lagi? Tunggu gue napa" damprat Ethan tapi  tetapi malah mempercepat genjotannya. Tanpa dapat dihalangi lagi, memek  Vani kembali berkedut-kedut keras dan meremas-remas ****** Ethan yang  berada didalamnya. Diiringi pekikan keras, Vani mencapai klimaksnya yang  kesekian.
  "AAGGGHHHHHHHHHHHHH……….. ………GUE KLUUAARRR ……..".
  Vani merasakan gelombang kenikmatan yang luar biasa itu lagi, dan  seluruh tulangnya serasa diloloskan. "Hhhh…..enak bangetttttt. Lemes  banget gue" membatin si Vani. Melihat Vani yang sudah keluar lagi, kali  si Ethan agak kesal karena dia sebenernya juga sudah hampir keluar. Tapi  kalo si cewek sudah nggak binal lagi, si Ethan merasa kurang puas.  "Sialan, lo Van. Main keluar aja lo. Kalo gitu gue entot diluar aja lo.  Di sini sempit banget".
  Maka Ethan langsung membuka pintu mobil, keluar dan menarik Vani keluar.  "Eh..eh.. apa-apaan ni Than. Gue mo dibawa kemana?" tanya Vani lemes.  "Kaki gue lemes banget Than, susah banget berdiri" tambah Vani. Ethan  langsung bopong Vani keluar dari mobil. Langsung dibawa kedepan mobil.  Lantas badan Vani ditenkurapkan di kap depan BMW-nya.
  Posisinya betul-betul merangsang. Pinggang ke atas tengkuran di kap  mobil, dengan kedua tangan terpentang. Kedua kaki Vani yang lemes  menjejak tanah, dibuka lebar-lebar pahanya oleh Ethan. Vani jengah  sekali karena kini dia bugil di tempat terbuka. Siapa saja bisa melihat  mereka. "Than, balik dalam lagi aja yuk" ujar Vani sambil berupaya  berdiri. Tapi dengan kuatnya tangan Ethan menahan punggung Vani agar  tetap tengkurap di kap mobil, sehinggu pantatnya tetap nungging. "Kan  gue udah bilang, gue bakal kentotin lo sampai habis peju lo Van" ujar  Ethan yang nafsunya makin berkobar melihat posisi Vani.
  Hawa dingin malam malah membuat Ethan merasa energinya kembali lagi.  Kedua tangan Ethan meremas bongkahan semok pantat Vani, dan membukanya  sehingga memek Vani yang masih berleleran peju ikut membuka. Ethan  langsung melesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Vani. "AHHHH…" pekik  Vani tertahan.
  Kali ini Ethan betul-betul seperti kesetanan. Tidak ada gigi 1, atau 2,  bahkan 3. Langsung ke gigi 4 dan 5. Genjotan maju mundurnya dilakukannya  sangat cepat, dan ketika menusukkan tongkolnya dilakukan dengan penuh  tenaga. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..bunyi pantat Vani yang beradu dengan  badan Ethan semakin keras terdengar. "GILAA…ENAKKK BANGET NIH  memekKK….." Ethan mengerang keenakan.
  Tangannya mencengkram pantat Vani kuat-kuat, dan kepala Ethan mendongak  ke atas, keenakan. Vani yang mula-mula kesakitan, mulai terangsang lagi.  Entah karena kocokan Ethan, atau karena sensasi ngentot di areal  terbuka seperti ini. Perasaan seperti dilihat orang, membuat memek Vani  berkedut-kedut dan gatel lagi. Maka lenguhannya pun kembali terdengar.
  "OUUHHH….HHHMMFFPPPPP….OHH H..UOOHH…ENAK..ENAK..ENAAKKK …." Vani meceracau.
  Mendengar lenguhan Vani, Ethan tambah nafsu lagi "Ooo.. lo demen ya  dikentot kasar gini ya Van..Gue tambahin lagi kalo gitu" kata Ethan  dengan nafas memburu. Jari-jari Ethan tetap mencengkram bongkahan montok  pantat Vani, tapi bedanya kedua jari jempolnya dilesakkan kedalam  lubang pantatnya. Dan digerakkan berputar-putar didalamnya. Lubang  pantat Vani adalah juga merupakan titik sensitif bagi Vani, sehingga  mendatangkan sensasi baru lagi. Apalagi 2 jari jempol yang langsung  mengobok-oboknya. Vani makin blingsatan dan makin heboh lenguhannya.
  "GILAA LO THAN…UUHHHHHH.. UHH..UHH.. OUUUUUUHHHHHHH…..!
  Vani sudah tidak bisa berkata-kata lagi, cuma lenguhan yang kluar dari  mulutnya. Ethan tidak sadar bahwa setelah hampir 10 menit mengocok Vani  dari belakang, Vani sudah dua kali keluar lagi. Vani yang sudah agak  lewat sensasi orgasmenya, mulai menyadari bahwa gerakan Ethan mulai  tidak beraturan dan tongkolnya jadi membesar. "Oh shit, Ethan mo keluar.  Pasti dia pengen nyemprot dalam memek gue. Harus gue cegah" pikir Vani  panik. Tapi, pikiran tinggal pikiran. Badan Vani tidak mau diajak kerja  sama. Mulutnya meneriakkan "THAAN, JANGAN NGECRET  DIDALLAMM….PLEASEE!!!". Tapi Ethan yang memang sudah berniat  menyemprotkan pejunya dalam memek Vani, malah semakin semakin semangat  menggenjot dalam-dalam memek Vani. Vani sendiri karena memeknya semakin  disesaki oleh ****** Ethan yang membesar karena hendak ngecret, jadi  terangsang lagi dan langsung hendak ngecret juga.
  Maka, ketika Ethan mencapai klimaksnya, tangannya mencengkram pantat  Vani kuat-kuat, dan kontolnya ditekan dalam-dalam dalam memek Vani,  Ethan meraung keras. "HMMUUUUAHHHHH….AAHHHH" cairan peju hangat Ethan  menyemprot berkali-kali dalam liang memek Vani. Vani pun bereteriak  keras " OUUUAAHHHH….GUE KELUARRRRR…." dan pejunya pun ikut muncrat lagi.
  Kedua mahluk lain jenis itu berkelonjotan menikmati setiap tetes peju  yang mereka keluarkan. Cairan peju Ethan dan Vani berleleran keluar dari  sela-sela jepitan ****** & memek Vani. Banyak sekali cairan yang  keluar meleleh dari memek Vani turun ke pahanya.
  Ethan puas sekali bisa menembakkan pejunya dalam memek cewek sesexy  Vani. Apalagi si Vani ikutan keluar juga. "Komplet dah" pikir Ethan.  Karena lemas, Ethan ikut tengkurap, menindih tubuh Vani di atas kap  mobil. kontolnya yang mulai mengecil, masih dibiarkan di dalam memek  Vani. Sedang Vani sendiri, masih memejamkan mata menikmati setiap  sensasi extasy kenikmatan orgasme yang masih menjalarinya seluruh  tubuhnya. Belum pernah ia ngentot sampai keluar lebih dari 4 kali  seperti ini. Apalagi sebelumnya dia sempat menolak. Rasa tengsin dan  malu mulai menjalar lagi, setelah gelombang kenikmatan orgasmenya  memudar.
  Ethan yang masih menindihnya berkata "Hehehe enak kan. Gue demen banget  ngentot sama lo Van. Betul-betul binal & liar. Memek lo ga ada  matinya, nyemprot peju mulu" kata Ethan seenaknya. Vani cuma bisa diam  dan ngedumel dalam hati. "Udah, bangun lo. Anter gue pulang sekarang.  Berlebih banget nih gue bayarnya" ujar Vani ketus. "Heheh ok..ok gue  udah dapet apa yang gue mau. Sekarang gue anter lo pulang" balas Ethan.
  Ethan pun bangun dari punggung Vani dan beranjak ke pintu mobil dan  mulai memakai pakaian dan celananya. Tapi kemudian dia heran, kok si  Vani masih tengkurapan aja di kap mobil. "Hei, katanya mo pulang. Kok  masih tengkurapan aja" tanya Ethan. Vani tidak menjawab, hanya terdenger  dengusan nafas saja. Ketika Ethan menghampiri, terlihatlah betapa  merahnya muka Vani, karena menahan malu. "Than, bantuin gue bangun dong.  Kaki gue lemes banget. Selangkangan gue rasanya kaya masih ada yang  ngganjel" ujar Vani malu-malu. "Hahaha…KO juga lo ya, cewe paling  bahenol di kampus" tawa Ethan membahana. Bertambahlah merahlah muka si  Vani. Ketika mau bopong Vani, tiba-tiba pikiran mesum Ethan keluar lagi.  Dikeluarkanlah HP-nya yang berkamera. Ethan ambil beberapa shot posisi  Vani yang mesum banget itu plus dua close up memek Vani yang berleleran  peju.
  Karena Vani memejamkan mata untuk mengatur nafas, dia tidak sadar akan  tindakan Ethan. Akhirnya Ethan kasihan juga, tubuh Vani dibopong masuk  kedalam mobil. Bahkan dibantuin memakai pakaian dan roknya lagi. Tapi  ketika Vani meminta panty-nya, Ethan berkata "Ini buat gue aja.  Kenang-kenangan. Lo ga usah pake aja. Memek lo butuh udara segar  kelihatannya, habis tadi gue sumpalin pake ****** gue terus". "Sial lo  Than. Ya udah, ambil dah sana" ketus Vani.
  Vani langsung tertidur di kursi mobil. Baru terbagun ketika mobil Ethan  sudah sampai di depan pagar kos-kosan Vani. "Lo bisa jalan ga Van? Kalo  masih lemes, gue papah deh masuk ke kamar lo. Itung-itung ucapan terima  kasih sudah mau ngentot ama gue malam ini hehe" kata Ethan nakal. Vani  tidak bisa menolak tawaran itu, karena memang dia masih merasa lemas  dikedua kakinya. Maka Ethan pun memapah Vani berjalan menuju kosnya.
  Kamar Vani ada di lantai 2. Kamar-kamar di lantai 1 sudah pada tertutup  semua. Tidak ada penghuninya yang nongkrong di luar. Diam-diam Vani  merasa lega. Apa kata orang kalo dia pulang dipapah seperti ini. Kalo ga  dibilang lagi mabok, bisa dibilang yang enggak-enggak lainnya. Tapi  sialnya, ketika dilantai 2 mereka berpapasan dengan si Mirna yang baru  dari kamar mandi. Mirna yang selama ini jealous dengan kesexy-an Vani,  perhatiin Vani dari ujung rambut sampai ujung kaki.
  Tiba-tiba si Mirna ketawa sinis "Napa lo Van". "Sedikit mabok Mir" jawab  Vani sekenanya. "Mabok apa lo? Mabok peju kelihatannya" kata Mirna  nyelekit sambil mandangi paha Vani. Reflek Vani nengok kebawah, betapa  kagetnya Vani, karena dia baru sadar tadi belum bersihin leleran peju  Ethan dan pejunya sendiri. Lelehan peju mengalir dari dalam memek Vani,  sampai lututnya. Cukup banyak, sehingga kelihatan jelas.
  PIASS! Muka Vani langsung memerah. Vani langsung berpaling, sedang Mirna terkekeh senang. "Kalo elo kelihatannya malah kekurangan peju neh. Mana ada cowo yang  ikhlas kasi pejunya ke cewe kerempeng kayo elo?" tiba-tiba Ethan  nyeletuk pedes. Muka Mirna berubah dari merah, kuning sampai jadi ungu. "Heh, gue juga punya cowok yang mau ngentot sama gue tanpa gue minta" balas Mirna ketus. "Nah, berarti kan lo bedua sama, sama-sama butuh ****** & pejunya.  Napa saling hina. Urus aja urusan lo masing-masing, dan kenikmatan lo  masing-masing. Ga usah saling sindir" tandas Ethan.
  Mirna langsung terdiam, dan ngloyor masuk dalam kamarnya. Vani sedikit  terkejut, ga nyangka kalo si bejat Ethan bisa ngomong cerdas seperti  itu. Betul-betul penyelamatnya. Setelah ditidurkan di ranjangnya Ethan  pamit "Gue cao dulu ya Van. Thanks buat malam ini. Betul-betul sex yang  hebat. Baru kali ini gue ngrasain. Kalo lo pengen, call gue aja ya.  kontoll gue selalu siap melayani hehe". "Enak aja. Ini pertama dan  terakhir Than. Kapok gue naik mobil lo" balas Vani pedas.
  Ethan cuma tartawa saja, lalu berbalik menutup pintu dan pergi.  Sebenarnya Vani merasakan hal yang sama dengan Ethan, betul-betul sex  yang luar biasa malam ini. Vani ragu-ragu, bila Ethan ngajak lagi, emang  dia bakal langsung nolak. Kok ga yakin ya? Sialan maki Vani pada diri  sendiri. Sekarang gue butuh tidur. Dalam sekejap Vani langsung terlelap,  tanpa berganti pakaian.
 
 
 
 
 
    Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Jum'at Malam bersama Alina               Apr 24th 2013, 17:11                                               Kejadiannya ketika aku sdh berkeluarga dan sudah memiliki 1 anak umur ±2  thn, usiaku kala itu 30 thn. Kami baru pindah ke sebuah kompleks  perumahan di kota S yg masih sangat baru. Belum banyak penghuni yg  menempatinya, malahan di gang rumahku (yg terdiri dari 12 rumah) baru 2  rumah yg ditempati, yaitu rumahku dan rumah Pras. Pras juga sudah  beristri, namanya Alina, tapi biasa dipanggil Lina. Mereka belum punya  anak sekalipun sudah menikah lebih dari 2 thn. Rumah Pras hanya berjarak  2 rumah dari rumahku. Karena tidak ada tetangga yang lain, kami jadi  cepat sekali akrab.
  Aku dan Pras jadi seperti sahabat lama, kebetulan kami seumuran dan hobi  kami sama, catur. Lina, yang berumur 26 thn, juga sangat dekat dgn  istriku, Winda. Mereka hampir tiap hari saling curhat tentang apa saja,  dan soal seks juga sering mereka perbincangkan. Biasa mereka berbincang  di teras depan rumahku kalau sore sambil Winda menyuapi Aria, anak kami.  Mereka sama sekali tidak tahu kalau aku sering "menguping" rumpian  mereka dari kamarku.
  Aku jadi banyak tahu tentang kehidupan seks Lina dan suaminya. Intinya  Lina kurang "happy" soal urusan ranjang ini dgn Pras. Bukannya Pras ada  kelainan, tapi dia senangnya tembak langsung tanpa pemanasan dahulu,  sangat konservatif tanpa variasi dan sangat egois. Begitu sudah  ejakulasi ya sudah, dia tidak peduli dgn istrinya lagi. Sehingga Lina  sangat jarang mencapai kepuasan dgn Pras. Sebaliknya istriku cerita ke  Lina kalau dia sangat "happy" dgn kehidupan seksnya. Dan memang,  sekalipun aku bukan termasuk "pejantan tangguh", tapi aku hampir selalu  bisa memberikan kepuasan kepada istriku. Mereka saling berbagi cerita  dan kadang sangat mendetail malah. Sering Lina secara terbuka menyatakan  iri pada istriku dan hanya ditanggapi dgn tawa ter-kekeh² oleh Winda.
  Wajah Lina cukup cantik, sekalipun tidak secantik istriku memang, tapi  bodinya sungguh sempurna, padat berisi. Kulitnya yang putih juga sangat  mulus. Dan dalam berpakaian Lina termasuk wanita yang "berani" sekalipun  masih dalam batas² kesopanan. Sering aku secara tak sadar menelan ludah  mengaggumi tubuh Lina, diluar tahu istriku tentu saja. Sayang sekali  tubuh yang demikian menggiurkan jarang mendapat siraman kepuasan  seksual, sering aku berpikiran kotor begitu. Tapi semuanya masih bisa  aku tangkal dgn akal sehatku.
  Jum'at petang itu kebetulan aku sendirian di rumah. Winda, dan Aria  tentu saja, paginya pulang ke rumah orangtuanya di M, karena hari  Minggunya adik bungsunya menikah. Rencananya Sabtu pagi akan akan  menyusul ke M. Kesepian di rumah sendirian, setelah mandi aku  melangkahkan kaki ke rumah Pras. Maksud hati ingin mengajak dia main  catur, seperti yang sering kami lakukan kalau tidak ada kegiatan.
  Rumah Pras sepi² saja. Aku hampir mengurungkan niatku untuk mengetuk  pintu, karena aku pikir mereka sedang pergi. Tapi lamat² aku dengar ada  suara TV. Aku ketuk pintu sambil memanggil "Pras .. Pras," Beberapa saat  kemudian terdengar suara gerendel dan pintu terbuka.
  Aku sempat termangu sepersekian detik. Di depanku berdiri sesosok  perempuan cantik tanpa make-up dgn rambut yang masih basah tergerai  sebahu. Dia mengenakan daster batik mini warna hijau tua dgn belahan  dada rendah, tanpa lengan yang memeperlihatkan pundak dan lengan yang  putih dan sangat mulus.
  "Eh .. Mas Benny. Masuk Mas," sapaan ramah Lina menyadarkan aku bahwa  yang membukakan pintu adalah Lina. Sungguh aku belum pernah melihat Lina  secantik ini. Biasanya rambutnya selalu diikat dengan ikat rambut, tak  pernah dibiarkan tergerai seperti ini.
  "Nnng … Pras mana Lin?" "Wah Mas Pras luar kota Mas." "Tumben Lin dia tugas luar kota. Kapan pulang?" "Iya Mas, kebetulan ada acara promosi di Y, jadi dia harus ikut, sampai Minggu baru pulang. Mas Benny ada perlu ama Mas Pras?" "Enggak kok, cuman pengin ngajak catur aja. Lagi kesepian nih, Winda ama Aria ke M." "Wah kalo cuman main catur ama Lina aja Mas."
  Sebetulnya aku sudah ingin menolak dan balik kanan pulang ke rumah. Tapi  entah bisikan darimana yang membuat aku berani mengatakan: "Emang Lina  bisa catur?"
  "Eit jangan menghina Mas, biar Lina cewek belum tentu kalah lho ama  Mas." kata Lina sambil tersenyum yang menambah manis wajahnya.
  "Ya bolehlah, aku pengin menjajal Lina," kataku dgn nada agak nakal.
  Lagi² Lina tersenyum menjawab godaanku. Dia membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan aku duduk di kursi tamu.
  "Sebentar ya Mas, Lina ambil minuman. Mas susun dulu caturnya."
  Lina melenggang ke ruang tengah. Aku semakin leluasa memperhatikannya  dari belakang. Kain daster yang longgar itu ternyata tak mampu  memnyembunyikan lekuk tubuh Lina yang begitu padat. Goyangan kedua  puncak pantatnya yg berisi tampak jelas ketika Lina melangkah. Mataku  terus melekat sampai Lina menghilang di pintu dapur. Buru² aku ambil  catur dari rak pajangan dan aku susun di atas meja tamu.
  Pas ketika aku selesai menyusun biji catur, Lina melangkah sambil  membawa baki yang berisi 2 cangkir teh dan sepiring kacang goreng  kegemaran aku dan Pras kalau lagi main catur. Ketika Lina membungkuk  meletakkan baki di meja, mau tak mau belahan dada dasterya terbuka dan  menyingkap dua bukit payudara yang putih dan sangat padat. Darahku  berdesir kencang, ternyata Lina tidak memakai bra! Tampaknya Lina tak  sadar kalau sudah "mentraktir" aku dgn pemandangan yang menggiurkan itu.  Dgn wajar di duduk di kursi sofa di seberang meja.
  "Siapa jalan duluan Mas?" "Lina kan putih, ya jalan duluan dong," kataku sambil masih ber-debar².
  Beberapa saat kami mulai asik menggerakkan buah catur. Ternyata memang  benar, Lina cukup menguasai permaian ini. Beberapa kali langkah Lina  membuat aku harus berpikir keras. Lina pun tampakya kerepotan dgn  langkah²ku. Beberapa kali dia tampak memutar otak. Tanpa sadar kadang²  dia membungkuk di atas meja yg rendah itu dgn kedua tangannya bertumpu  di pinggir meja. Posisi ini tentu saja membuat belahan dasternya terbuka  lebar dan kedua payudaranya yang aduhai itu menjadi santapan empuk  kedua mataku. Konsentrasiku mulai buyar.
  Satu dua kali dalam posisi seperti itu Lina mengerling kepadaku dan  memergoki aku sedang menikmati buah dadanya. Entah memang dia begitu  tenggelam dalam berpikir atau memang sengaja, dia sama sekali tidak  mencoba menutup dasternya dgn tangannya, seperti layaknya reaksi seorang  wanita dalam kondisi ini. Aku semakin berani menjelajah sekitar wilayah  dadanya dengan sapuan pandanganku. Aku betul² terpesona, sehingga  permaian caturku jadi kacau dan dgn mudah ditaklukkan oleh Lina.
  "Cckk cckk cckk Lina memang hebat, aku ngaku kalah deh." "Ah dasar Mas aja yang ngalah dan nggak serius mainnya. Konsentrasi dong  Mas," jawab Lina sambil tersenyum menggoda. "Ayo main lagi, Lina belum  puas nih." Ada sedikit nada genit di suara Lina.
  Kami main lagi, tapi kali ini aku mencoba lebih konsentrasi. Permainan  berjalan lbh seru, sehingga suatu saat ketika sedang berpikir, tanpa  sengaja tanganku menjatuhkan biji catur yg sudah "mati" ke lantai.  Dengan mata masih menatap papan catur aku mencoba mengambil biji catur  tsb dari lantai dgn tangan kananku. Rupa²nya Lina juga melakukan hal yg  sama, sehingga tanpa sengaja tangan kami saling bersenggolan di lantai.
  Entah siapa yang memulainya, tapi kami saling meremas lembut jari tangan  di sisi meja sambil masih duduk di kursi masing². Aku melihat ke arah  Lina, dia masih dalam posisi duduk membungkuk tapi matanya terpejam.  Jari² tangan kirinya masih terus meremas jari tangan kananku. Aku  menjulurkan kepalaku dan mencium dahi Lina dgn sangat mesra.
  Dia sedikit terperanjat dengan "langkah"ku ini, tapi hanya sepersekian  detik saja. Matanya masih memejam dan bibirnya yg padat sedikit terbuka  dan melenguh pelan,
  "oooohhh …"
  Aku tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku kulum lembut bibir Lina  dengan bibirku, dia menyambutnya dgn mengulum balik bibirku sambil  tangan kanannya melingkar di belakang leherku.
  Kami saling berciuman dgn posisi duduk berseberangan dibatasi oleh meja.  Kulumam bibir Lina ke bibirku berubah menjadi lumatan. Bibirku disedot  pelan, dan lidahnya mulai menyeberang ke mulutku. Aku pun menyambutnya  dgn permainan lidahku.
  Merasa tidak nyaman dalam posisi ini, dgn sangat terpaksa aku lepaskan  ciuman Lina. Aku bangkit berdiri, berjalan mengitari meja dan duduk di  sisi kiri Lina. Belum sedetik aku duduk Lina sudah memeluk aku dan  bibirnya yg kelihatan jadi lebih sensual kembali melumat kedua bibirku.  Lidahnya terus menjelajah seluruh isi mulutku sepanjang yg bisa dia  lakukan. Aku pun tak mau kalah bereaksi. Harus aku akui bahwa aku belum  pernah berciuman begini "hot", bahkan dgn istriku sekalipun. Rasanya  seumur hidup kami berciuman begini, sampai akhirnya Lina agak  mengendorkan "serangan"nya.
  Kesempatan itu aku gunakan untuk mengubah arah seranganku. Aku ciumi  sisi kiri leher Lina yang putih jenjang merangsang itu. Rintih kegelian  yg keluar dari mulut Lina dan bau sabun yg harum semakin memompa  semangatku. Ciumanku aku geser ke belakang telinga Lina, sambil sesekali  menggigit lembut cuping telinganya. Lina semakin menggelinjang penuh  kegelian bercampur kenikmatan.
  "Aaaahhhh … aaaahhhhh," rintihan pelan yang keluar dari mulut Lina yang terbuka lebar seakan musik nan merdu di telingaku.
  Lengan kananku kemudian aku rangkulkan ke lehar Lina. Tangan kananku  mulai menelusup di balik dasternya dan merayap pelan menuju puncak buah  dada Lina yg sebelah kanan. Wow … payudara Lina, yang sedari tadi aku  nikmati dgn sapuan mataku, ternyata sangat padat. Bentuknya sempurna,  ukurannya cukup besar karena tanganku tak mampu mengangkup seluruhnya.  Jari²ku mulai menari di sekitar puting susu Lina yang sudah tegak  menantang.
  Dengan ibu jari dan telunjukku aku pelintir lembut puting yang mungil  itu. Lina kembali menggelinjang kegelian, namun tanpa reaksi penolakan  sedikitpun. Dia menolehkan wajahnya ke kiri, dgn mata yang masih  terpejam dia melumat bibirku. Kami kembali berciuman dgn panasnya sambil  tanganku terus bergerilya di payudara kanannya. Reaksi kenikmatan Lina  dia salurkan melalui ciuman yg semakin ganas dan sesekali gigitan lembut  di bibirku.
  Tangan kiriku aku gerakkan ke paha kiri Lina. Darahku semakin mengalir  deras ketika aku rasakan kelembutan kulit paha mulus Lina. Lambat namun  pasti, usapan tanganku aku arahkan semakin keatas mendekati pangkal  pahanya. Ketika jariku mulai menyentuh celana dalam Lina di sekitar  bukit kemaluannya, aku menghentikan gerakanku. Tangan kiriku aku kembali  turunkan, aku usap lembut pahanya mulai dari atas lutut. Gerakan ini  aku ulang beberapa kali sambil tangan kananku masih memelintir puting  kanan Lina dan mulut kami masih saling berpagutan.
  Ciuman Lina semakin mengganas pertanda dia mengharapkan lebih dari  gerakan tangan kiriku. Aku pun mulai meraba bukit kemaluannya yang masih  terbalut celana dalam itu. Entah hanya perasaanku atau memang demikian,  aku rasakan denyut lembut dari alat kemaluan Lina. Dengan jari tengah  tangan kiriku, aku tekan pelan tepat di tengah bukit nan empuk itu.  Denyutan itu semakin terasa. Aku juga rasakan kehangatan disana.
  "Aaahh … Mas Ben … aahhh .. iya .. iya,"
  Lina melenguh sambil sedikit meronta dan kedua tangannnya menyingkap  daster mininya serta menurunkan celana dalamnya sampai ke lututnya.  Serta merta mataku bisa menatap leluasa kemaluan Lina. Bukitnya  menyembul indah, bulu²nya cukup tebal sekalipun tidak panjang  bergerombol hanya di bagian atas. Di antara kedua gundukan daging mulus  itu terlihat celah sempit yang kentara sekali berwarna merah kecoklatan.  Sedetik dua detik aku sempat terpana dengan pemandangan indah yg  terhampar di depan mataku ini.
  Kemudian jari² tangan kiriku mulai membelai semak² yg terasa sangat  lembut itu. Betul² lembut bulu² Lina, aku tak pernah mambayangkan ada  bulu pubis selembut ini, hampir selembut rambut bayi. Lina mereaksi  belaianku dengan menciumi leher dan telinga kananku. Kedua tangannya  semakin erat memeluk aku. Tangan kananku dari tadi tak berhenti  me-remas² buah dada Lina yang sangat berisi itu.
  Jari²ku mulai mengusap lembut bukit kemaluan Lina yang sangat halus itu.  Perlahan aku sisipkan jari tengah kiriku di celah sempit itu. Aku  rasakan sediit lembab dan agak berlendir. Aku menyusup lebih dalam lagi  sampai aku menemukan klitoris Lina yg sangat mungil dengan ujung jariku.  Dgn gerakan memutar lembut aku usap benda kecil yang nikmat itu.
  "Ahhhh … iya … Mas .. Ben … ahhhh .. ahhhh."
  Jari tengahku aku tekan sedikit lebih kuat ke klitoris Lina, sambil aku  gosokkan naik turun. Lina meresponsnya dengan membuka lebar kedua  pahanyan, namun gerakannya terhalang celana dalam yg masih bertengger di  kedua lututnya. Sejenak aku hentikan gosokan jariku, aku gunakan tangan  kiriku untuk menurunkan benda yang menghalangi gerakan Lina itu. Lina  membantu dgn mengangkat kaki kirinya sehingga celana dalamnya terlepas  dari kaki kirinya. Sekarang benda itu hanya menggantung di lutut kanan  Lina dan gerankan Lina sudah tak terhalang lagi.
  Dgn leluasa Lina membuka lebar kedua pahanya. Dari sudut pandang yang  sangat sempit aku masih bisa mengintip bibir kemaluan Lina yang begitu  tebal merangsang, hampir sama tebal dan sensualnya dgn bibir atas Lina  yang masih menciumi leherku. Jariku sekarang leluasa menjelajah seluruh  kemaluan Lina yang sudah sangat licin berlendir itu.
  Aku gosok² klitoris Lina dgn lebih kuat sambil sesekali mengusap ujung  liang kenikmatannya dan aku gesek keatas kearah klitorisnya. Aku tahu  ini bagian yang sangat sensitif dari tubuh wanita, tak terkecuali wanita  molek yg di sampingku ini. Lina menggelinjang semakin hebat.
  "Aaaaaahhhhh …. Mas .. Mas ….. ahhhhh .. terus … ahhhhh," pintanya sambil merintih.
  Intensitas gosokanku semakin aku tingkatkan. Aku mulai mengorek bagian luar lubang senggama Lina.
  "Iya … ahhh … iya .. Mas .. Mas .. Mas Ben."
  Lina sudah lupa apa yang harus dia lakukan. Dia hanya tergolek bersandar  di sofa yang empuk itu. Kepalanya terdongak kebelakang, matanya  tertutup rapat. Mulutnya terbuka lebar sambil tak henti mengeluarkan  erangan penuh kenikmatan. Tangannya terkulai lemas di samping tubuhnya  tak lagi memelukku. Tangan kananku pun sudah berhenti bekerja karena  merangkul erat Lina agar dia tidak melorot ke bawah. Daster Lina sudah  terbuka sampai ke perutnya, menyingkap kulit yang sangat putih mulus tak  bercacat. Celana dalam Lina masih menggantung di lutut kanannya.  Pahanya menganngkang maksimal.
  Jariku masih menari-nari di seluruh bagian luar kemaluan Lina, yang  semakin aku pandang semakin indah itu. Aku sengaja belum nenyentuh  bagian dalam lubang surganya. Kepala Lina sekarang meng-geleng² kiri  kanan dgn liarnya. Rambut basahnya yang sudah mulai kering tergerai  acak²an, malah menambah keayuan wajah Lina.
  "Mas … Mas …. ahhhhh …. enak …. ahhhh nggak tahaaann .. ahhhh."
  Aku tahu Lina sudah hampir mencapai puncak kenikmatan birahinya. Dengan  lembut aku mulai tusukkan jari tengahku ke dalam lubang vaginanya yg  sudah sangat basah itu. Aku sorongkan sampai seluruh jariku tertelan  lubang Lina yang cukup sempit itu. Aku tarik perlahan sambil sedikit aku  bengkokkan keatas sehingga ujung jariku menggesek lembut dinding atas  vagina Lina.
  Gerakan ini aku lakukan berulang kali, masuk lurus keluar bengkok, masuk  lurus keluar bengkok, begitu seterusnya. Tak sampai 10 kali gerakan  ini, Tiba² Tubuh Lina menjadi kaku, kedua tangannnya mencengkeram erat  pinggiran sofa. Kepalanya semakin mendongak kebelakang. Mulutnya terbuka  lebar. Gerakanku aku percepat dan aku tekan lebih dalam lagi.
  "Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh."
  Lina melenguh dalam satu tarikan nafas yang panjang. Tubuhnya sedikit  menggigil. Aku bisa merasakan jari tanganku makin terjepit kontraksi  otot vagina Lina, dan bersaman dgn itu aku rasakan kehangatan cairan yg  menyiram jariku. Lina telah mencapai orgasmenya. Aku tidak menghentikan  gerakan jariku, hanya sedikit mengurangi kecepatannya.
  Tubuh Lina masih menggigil dan menegang. Mulutnya terbuka tapi tak ada  suara yg keluar sepatahpun, hanya hembusan nafas kuat dan pendek² yg dia  keluarkan lewat mulutnya. Kondisi demikian berlangsung selama beberapa  saat. Kemudian tubuh Lina berangsur melemas, aku pun memperlambat  gerakan jariku sampai akhirnya dgn sangat perlahan aku cabut dari liang  kenikmatan Lina.
  Mata Lina masih terpejam rapat, bibirnya masih sedikit ternganga. Dgn  lembut dan pelan aku dekatkan bibirku ke mulut Lina. Aku cium mesra  bibirnya yang sangat sensual itu. Lina pun menyambut dgn tak kalah  mesranya. Kami berciuman bak sepasang kekasih yg saling jatuh cinta.
  Agak berbeda dgn ciuman yg menggelora seperti sebelumnya.
  "Nikmat Lin?" Dgn lembut aku berbisik di telinga Lina. "Mas Ben … ah … Lina blm pernah merasakan kenikmatan seperti tadi ..  sungguh Mas. Mas Ben sangat pinter … Makasih Mas … Winda sungguh  beruntung punya suami Mas." "Aku yg beruntung Lin, bisa memberi kepuasan kepada wanita secantik dan semulus kamu." "Ah Mas Ben bisa aja … Lina jadi malu."
  Seluruh kejadian tadi sekalipun terasa sangat lama, tapi aku tahu  sesungguhnay tak lebih dari 5 menit. Oh, ternyata Lina wanita yang cepat  mencapai orgasme, asal tahu bagaimana caranya. Sungguh tolol dan egois  Pras kalau sampai tidak bisa memuaskan istrinya ini. Aku berpikir dalam  hati.
  Lina kemudian sadar akan kondisinya saat itu. Dasternya awut²an,  kemaluannya masih terbuka lebar, dan celana dalamnya tersangkut di  lutunya. Dia segera duduk tegak, menurunkan dasternya sehingga menutup  pangkal pahanya. Gerakan yang sia² sebetulnya karena aku sudah melihat  segalanya. Akhirnya dia bangkit berdiri.
  "Lina mau cuci dulu Mas." "Aku ikut dong Lin, ntar aku cuciin," aku menggodanya. "Ihhh Mas Ben genit."
  Sambil berkata demikian dia menggamit tanganku dan menarikku ka  kamarnya. Aku tahu ada kamar mandi kecil disana, sama persis seperti  rumahku. Sampai di kamar Lina aku berkata:
  "Aku copot pakaianku dulu ya Lin, biar nggak basah."
  Lina tdk berkata apa² tetapi mendekati aku dan membantu melepas kancing  celanaku semantara aku melepaskan kaosku. Aku lepaskan juga celanaku dan  aku hanya memakai celana dalam saja. Lina melirik ke arah celana  dalamku, atau lebih tepatnya ke arah benjolan berbentuk batang yg ada di  balik celana dalamku. Aku maju selangkah dan mengangkat ujung bawah  daster Lina sampai keatas dan Lina mengangkat kedua tangannya sehingga  dasternya mudah terlepas.
  Baru sekarang aku bisa melihat dgn jelas tubuh mulus Lina. Sungguh tubuh  wanita yang sempurna, semuanya begitu indah dan proporsional, jauh  melampaui khayalanku sebelumnya. Payudara yang dari tadi hanya aku intip  dan raba sekarang terpampang dgn jelas di hadapanku. Bentuknya bundar  kencang, cukup besar, tapi masih proporsional dgn ukuran tubuh Lina yg  sexy itu. Putingnya sangat kecil bila dibanding ukuran bukit buah  dadanya sendiri. Warna putingnya coklat agak tua, sungguh kontras dgn  warna kulit Lina yg begitu putih. Perut Lina sungguh kecil dan rata, tak  tampak sedikitpun timbunan lemak disana. Pinggulnya sungguh indah dan  pantatnya sangat sexy, padat dan sangat mulus. Pahanya sangat mulus dan  padat, betisnya tidak terlampau besar dan pergelangan kakinya sangat  kecil.
  Rupa² Lina sadar kalau aku sedang mengagumi tubuhnya. Dgn agak malu² di berkata:
  "Mas curang … Lina udah telanjang tapi Mas belum buka celana dalamnya."
  Tanpa menunggu reaksiku, Lina maju selangkah, agak membungkuk dan  memelorotkan celana dalamku. Aku membantunya dgn melangkah keluar dari  celana ku. Tongkat kejantananku yg sedari tadi sudah berdiri tegak  langsung menyentak seperti mainan badut keluar dari kotaknya. Kami  berdua berdiri berhadapan sambil bertelanjang bulat saling memandangi.
  Tak tahan aku hanya melihat tubuh molek Lina, aku maju langusng aku  peluk erat tubuh Lina. Kulit tubuhku langsung bersentuhan dgn kulit  halus tubuh Lina tanpa sehelai benangpun yang menghalangi.
  "Kamu cantik dan seksi sekali Lin." "Ah Mas Ben ngeledek aja." "Bener kok Lin."
  Sambil berkata demikian aku rangkul Lina lalu aku bimbing masuk ke kamar  mandi. Aku semprotkan sedikit air dgn shower ke kemauluan Lina yg masih  berlendir itu. Kemudian tangan kananku aku lumuri dgn sabun, aku peluk  Lina dari belakang dan aku sabuni seluruh kemaluan Lina dgn lembut.  Rupanya Lina suka dgn apa yg aku lakukan, dia merapatkan punggungnya ke  tubuhku sehingga penisku menempel rapat ke pantatnya. Dgn gerakan lambat  dan teratur aku menggosok selangkangan Lina dgn sabun. Lina  mengimbanginya dgn mengggerakkan pinggulnya seirama dgn gerakanku.  Gesekan tubuhku dgn kulit halus mulus Lina seakan membawaku ke puncak  surga dunia.
  Akhirnya selesai juga aku membantu Lina mencuci selangkangannya dan  mengeringkan diri dgn handuk. Sambil saling rangkul kami kembali ke  kamar dan berbaring bersisian di tempat tidur. Kami saling berpelukan  dan berciuman penuh kemesraan. Aku raba seluruh permukaan tubuh mulus  Lina, betul² halus dan sempurna. Lina pun beraksi mengelus batang  kejantananku yang semakin menegang itu.
  Aku ingin memberikan Lina kepuasan sebanyak mungkin malam ini. Aku ingin  Lina merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya dgn  seorang pria. Dan aku merasa sangat beruntung bisa melakukan itu krn,  dari cerita Lina ke Winda, aku tahu tak ada pria lain yg pernah  menyentuhnya kecuali Pras, dan sekarang aku.
  Tubuh telanjang Lina aku telentangkan, kemudian aku melorot mendekati  kakinya. Aku mulai menciumi betisnya, perlahan keatas ke pahanya yang  mulus. Aku nikmati betul setiap inci kulit paha mulus dan halusnya dgn  sapuan bibir dan lidahku. Akhirnya mulutku mulai mendekati pangkal  pahanya.
  "Ahhhhh Mas Ben …. ah .. jangan .. nanti Lina nggak tahan lagi .. ah."
  Sekalipun mulutnya berkata "jangan" namun Lina justru membuka kedua  pahanya semakin lebar seakan menyambut baik serangan mulutku itu.
  "Nikmati saja Lin …. aku akan memberikan apa yg tdk pernah diberikan Pras padamu."
  Aku meneruskan jilatan dan ciumanku ke daerah selangkangan Lina yg sudah  menganga lebar. Aku lihat jelas bibir vaginanya yg begitu tebal dan  sensual. Perlahan aku katupkan kedua bibirku ke bibir bawah Lina. Sambil  "berciuman" aku julurkan lidahku mengorek ujung liang senggama Lina yg  merangsang dan wangi itu.
  "Ahhhh …. Mas Ben … aaaaahhh .. please .. please."
  Begitu mudahnya kata² Lina berubah dari "jangan" menjadi "please".  Bibirku aku geser sedikit keatas sehingga menyentuh klitorisnya yg  berwarna pink itu. Perlahan aku julurkan lidahku dan aku menjilatinya  ber-kali². Sekarang Lina bereaksi tepat seperti yang aku duga. Dia  membuka selangkangannya semakin lebar dan menekuk lututnya serta  mengangkat pantatnya. Aku segera memegang pantatnya sambil me-remas²nya.  Lidahku semakin leluasa menari di klitoris Lina.
  "Aaaaaahhhhhh …. enak Mas …. enak …. ahhhh .. iya …. ahhhh ahhhhh."
  Hanya itu yang keluar dari mulut Lina menggambarkan apa yg sedang dia  rasakan saat ini. Aku semakin meningkatkan kegiatan mulutku, aku  katupkan kedua bibirku ke klitoris Lina yg begitu mungil, Aku sedot  lambat² benda sebesar kacang hijau itu.
  "Maaaaasss …. nggak tahaaaan … ahhhhh .. Maassss."
  Dari pengalamanku tadi memasturbasi Lina dgn jari aku tahu pertahanan  Lina tinggal setipis kertas. Lalu aku rubah taktik ku. Aku lepaskan  tangan kananku dari pantat Lina, kemudian jari tengahku kembali beraksi  menggosok klitorisnya. Lidahku aku julurkan mengorek seluruh lubang  kenikmatan Lina sejauh yg aku bisa. Sungguh luar biasa respon Lina.  Tubuhnya menegang membuat pantat dan selangkangannya semakin terangkat,  kedua tangannya mencengkeram kain sprei.
  "AAAaaaaahhhhh … maaaaaaaaaaaaaassssssss."
  Bersamaan dgn erangan Lina aku rasakan ada cairan hangat dan agak asin  yg keluar dari liang vaginanya dan langsung membasahi lidahku. Aku  julurkan lidahku semakin dalam dan semakin banyak cairan yg bisa aku  rasakan.
  Tiba² Lina memberontak, segera menarik aku mendekatinya. Tangan kananku  dia pegang dan sentuhkan ke kemaluannya. Sambil matanya masih terpejam,  dia memeluk aku dan langsung mencium bibirku yang masih belepotan dgn  lendir kenikmatannya. Aku tahu apa yg dia mau. Aku biarkan bibir dan  lidahnya menari di mulutku menyapu semua sisa lendir yg ada disana. Jari  tanganku aku benamkan kedalam vaginanya dan aku gerakkan masuk keluar  dgn cepat. Tubuh Lina kembali menggigil dan vaginanya mengeluarkan  cairan lagi. Rupanya itu adalah sisa orgasmenya.
  Kami masih berciuman sampai tubuh Lina mulai melemas. perlahan aku  angkat tangan kananku dari selangkangannya, aku peluk dia dgn lembut.  Bibirku perlahan aku lepaskan dari cengkeraman mulut Lina.
  Tubuh Lina tergolek lemah seakan tanpa tulang. Matanya sedikit terbuka  menatap mesra ke arahku. Bibirnya sedikit menyungging senyum penuh  kepuasan.
  "Mas …. itu tadi luar biasa Mas … Lina belum pernah digituin … Mas Ben hebat .. makasih Mas … Lina hutang banyak ama Mas Ben." "Lin aku juga sangat senang kok bisa membuat Lina puas seperti itu."
  Sambil aku kecup lembut keningnya. Mata Lina berbinar penuh rasa terima  kasih. Aku merasakan kenikmatan bathin yg luar biasa saat itu. Kami  berbaring telentang bersebelahan untuk beberapa saat. Penisku masih  tegang berdiri, tapi aku tidak hiraukan karena nanti pasti akan dapat  giliran juga.
  Lina bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Kali ini aku  biarkan di membersihkan dirinya sendiri. Aku tetap berbaring sambil  mengenangkan keindahan yg baru aku alami. Tak berapa lama Lina sudah  kembali dan dia langsung berbaring di sampingku. Matanya menatap lekat  ke penisku seakan dia baru sadar ada benda itu disana.
  "Mas Ben pengin diapain?" Lina bertanya manja. "Terserah kamu Lin, biasanya ama Pras gimana dong?" Aku coba memancing "Biasa ya langsung dimasukin aja Mas. Lina jarang puas ama dia." "Oh … terus Lina penginnya gimana?" "Ya kayak ama Mas Ben tadi, Lina puas banget. … Lina pengin cium punya Mas Ben boleh nggak?" "Emang Lina belum pernah?" "Belum Mas," agak jengah dia menjawab, "Mas Pras nggak pernah mau." "Ya silahkan kalau Lina mau."
  Tanpa menunggu komando Lina segera merangkak mengarahkan kepalanya  mendekati selangkanganku. Dia pegang batang penisku, dia mengamati dari  dekat sambil sedikit melakukan gerakan mengocok. Sangat kaku dan  canggung.
  "Ayo Lin ,, aku ngak apa² kok. Kalau Lina suka, lakuin apa yg Lina mau."
  Dgn penuh keraguan Lina mendekatkan mulutnya ke kepala penisku. Pelan²  dia buka bibirnya dan memasukkan helmku kedalam mulutnya. Hanya sampai  sebatas leher kemudian dia sedot perlahan. Dia tetap melakukan itu untuk  beberapa saat tanpa perubahan. Tentu saja aku tidak bisa merasakan  sensasi yg seharusnya. Rupanya dia benar² belum pernah melakukan oral ke  penis lelaki.
  Dgn lembut aku pegang tangan kiri Lina. Aku genggam jemarinya yg lentik  dan aku tarik mendekat ke mulutku. Aku pegang telunjuknya kemudian aku  masukkan ke dalam mulutku. Aku gerakkan masuk keluar dgn lambat sambil  sesekali aku jilat dgn lidahku saat jari lentiknya masih dalam mulutku.  Lina segera paham bahwa aku sedang memberi "bimbingan" bagaimana  seharusnya yg dia lakukan. Tanpa ragu dia mempraktekkan apa yg aku  lakukan dgn jarinya.
  Batang penisku dimasukkan kedalam mulutnya, kemudian kepalanya  di-angguk²kan sehingga senjataku tergesek keluar masuk mulutnya yg  sensual itu. Sekalipun masih agak canggung tapi aku mulai bisa merasakan  "pelayanan" yg diberikan Lina kepadaku. Semakin lama dia semakin tenang  dan tdk kaku lagi. Kadang dia mainkan lidahnya di sekeliling kepala  penisku dalam mulutnya. Wow .. dlm sekejap Lina sudah mulai ahli dalam  oral sex.
  Sepertinya Lina sendiri mulai bisa merasakan sensasi dari apa yg dia  lakukan dgn mulut dan lidahnya. Dia mulai berani bereksperiman. Kadang  dia keluarkan penisku dari mulutnya, menciumi batangnya kemudian  memasukkannya kembali. Sesekali dia hanya menghisap kepalanya sambil  mengocok batang kemaluanku. Aku mulai merasakan rangsangan dan ikut  menikmati permainan mulut Lina.
  "Gimana Lin rasanya?" "Mas… Lina merasakan rangsangan yg luar biasa, Penisnya Mas enak .. Lina suka."
  Aku bangkit berdiri di atas kasur sambil bersandar di dinding kepala  ranjang. Lina langsung tahu harus bagaimana. Dia duduk bersimpuh di  hadapanku dan kembali menghisap penisku. Kepalanya tetap digerakkan maju  mundur. Dan sekarang dia menemukan cara baru. dia menjepit batang  penisku diantara kedua bibirnya yg terkatup. Kemudian dia  meng-angguk²kan kepalanya. Wow … sungguh Lina cepat belajar dalam hal  beginian. Batang dan kepala penisku dia gesek degn bibir tebalnya yg  terkatup. Aku membantu dia dengan menggerakkan pantatku maju mundur.
  "Ohhh Lin …. mulutmu enak sekali … terus Lin." "Mas Ben suka? Winda sering ya giniin Mas Ben?" "Iya Lin … tapi aku lebih suka kamu … bibirmu seksi sekali .. ooohhh Lin  .. Winda juga suka .. isep bolaku dan jilati semuanya Lin .. ohhh."
  Lina rupanya nggak mau kalah, dia segera melepaskan batang penisku dari  mulutnya dan mulai menjilati dan menghisap bola kembarku. Tangannya  sambil mengocok batang kelakianku. Oh sungguh nikmat. Aku belai rambut  Lina dan aku usap kepalanya. Lina suka sekali dan dia masih terus  menggerayangi seluruh selangkanganku dgn lidahnya. Rasanya sungguh  nikmat.
  Kemudian kami berganti posisi. Aku kembali tidur telentang dan Lina aku  minta merangkak diatasku dengan posisi kepala terbalik. Kami di posisi  69 dan ini adalah salah satu favoritku. Lina sekarang sudah cukup mahir  dalam oral sex. Dia segera mengulum batang penisku, aku pun mulai  menjilati baginanya. Dengan posisi ini liang kenikmatan Lina sangat  terbuka dihadapanku dan aku lebih leluasa menikmati dgn bibir dan  lidahku.
  Aku jilat dan hisap klitoris Lina yg sudah menantang dan jariku mengorek  liang senggamanya. Sesekali aku cuimi bibir vaginanya yang begitu  merangsang. Lina pun tak mau kalah, dia melakukan segala cara yg dia  tahu terhadap tongkat kejantananku. Dia mainkan pakai lidah, dia kocok  sambil dia hisap, dia mainkan kepala penisku mengitari kedua bibirnya.  Sungguh nikmat sekali.
  Tak terlalu lama aku mulai merasakan bahwa Lina sudah tdk bisa menahan  lagi, Pantatnya mulai bergoyang limbung kegelian, namun aku menjilati  terus klitorisnya sambil jariku me-nusuk² liang kenikmatannya. Akhirnya  Lina sampai juga di puncak nikmatnya. Tubuhnya menegang, gerakan  anggukan kepalanya sambil menghisap penisku semakin menggila. Tubuhnya  gemetaran tapi dia tetap tak rela melepas penisku dari mulutnya. Aku  semakin giat mencium klitorisnya dan mengorek vaginanya dgn jariku.  Tubuh Lina tiba² mematung dan aku rasakan cairan hangat meleleh keluar  dari liang senggamanya.
  Aku langsung menutup lubang vagina Lina dgn mulutku dan membiarkan  cairan kenikmatannya membasahi lidahku. Rasanya asin tapi sama sekali  tidak amis sehingga aku tak ragu menelan cairan itu sampai tandas.
  Kemudian perlahan aku mulai lagi menciumi dan menjilati seluruh  permukaan vagina Lina. Otot Lina sudah agak mengendur juga. Dia mulai  lagi melakukan segala eksperimen dgn mulut dan lidahnya ke penisku. Kami  mulai lagi dari awal. Perlahan namun pasti, Lina mulai mendaki lagi  puncak kenikmatan birahinya.
  Aku tangkupkan kedua tanganku ke bukit pantat Lina dan mulai membelai  dan meremas lembut. Lina menanggapinya dgn sedotan panjang di penisku.  Lidahku kembali menelusuri segala penjuru selangkangan Lina. Beberapa  saat kemudian aku mulai merasakan tubuh Lina kembali gemetaran. Aku cium  bibir bawahnya dan aku sorongkan lidahku sedalam munggkin ke dalam  guanya yg merangsang.
  Aku juga mulai merasa kalau pertahananku mulai goyah dan bendunganku  akan segera ambrol. Lina mempercepat gerakan kepalanya dan akupun  menghisap makin kuat vaginanya. Aku sudah tak kuat menahan amarah  spermaku dan …
  "Croooottsss crooots croots."
  Lahar hangatku menyembur didalam mulut Lina. Untuk sedetik Lina agak  kaget tapi dia cepat tanggap. Dia segera mempercepat gerakan kepalanya  sambil menelan seluruh air maniku.
  "Croots .. croots."
  Sisa maniku kembali menyembur, dan kali ini Lina menyambutnya dgn  hisapan kuat di penisku, seakan ingin menyedot apa yg masih tersisa  didalam sana. Aku merasakan nikmat yg luar biasa. Ekspresi kenikmatan  ini aku lampiaskan dengan semakin gila menjilati dan menyedot vagina  Lina. Rupanya Lina juga sudah hampir mancapai klimaksnya. Belaian  lidahku di mulut vaginanya membuat puncak itu semakin cepat tercapai.  Akhirnya sekali lagi tubuh Lina menegang dan cairan hangat kembali  meleleh dari kawahnya. Lidahku kembali menerima siraman lendir  kenikmatan itu yg segera aku telan.
  Beberapa saat kemudian, dgn enggan Lina bangkit dan berbaring telentang  disampingku. Penisku, walaupun masih berdiri, tapi sudah tidak setegak  tadi. Lina memelukku dgn manja dan kami berciuman dgn mesra.
  "Lin … gimana? .. puas? … sorry tadi aku nggak tahan keluar di mulut kamu." "Lina puas sekali Mas .. sampai dua kali gitu lho …. Lina suka sperma  Mas Ben … asin² gimana gitu. Kapan² boleh minta lagi dong Mas," Lina  mulai keluar kenesnya. "Boleh aja Lin ,,, asal disisain buat Winda .. hehehe,"
  Lina mencubit genit lenganku.
  "Ihhh … Mas Ben … paling bisa deh … emang Mas sering gaya gituan dgn Winda?"
  Aku tahu Winda juga sering bercerita soal kegiatan sex kami ke Lina jadi aku yakin Lina sudah tahu juga.
  "Enggak lah … ini baru pertama dgn kamu Lin." "Ah Mas bohong .. Winda kan sering cerita ke Lina, katanya Mas Ben pinter ngeseks. Makanya diam² Lina pengin main ama Mas." "Udah kesampian kan keinginanmu Lin." "Iya sih … tapi Mas jangan marah ya … Lina sering bayangin kita main bertiga dgn Winda .. Mas mau nggak?"
  Kaget juga kau mendengar keinginan Lina ini. Jujur saja aku juga sering  berfantasi membayangkan alangkah nikmatnya bercinta dgn Winda dan Lina  sekaligus. Tapi tentu saja aku tak pernah berani ngomong dgn Winda. Bisa  pecah Perang Dunia III, lagi pula itu kan hanya fantasi liar saja.
  "Mau sih Lin .. tapi kan nggak mungkin … Winda pasti marah besar." "Iya ya … Winda kan orangnya agak alim."
  Kami terus berbincang hal² demikian sampai kira² 10 menit. Kemudian dgn  malas kami ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di kamar mandi kami  saling menyabuni dan saling membersihkan tubuh kami. Aku jadi semakin  mengagumi tubuh Lina. Tak ada segumpal lemakpun di tubuhnya dan semuanya  padat berisi.
  Setelah mengeringkan diri kami kembali ke atas ranjang dan berpelukan  mesra. Sambil saling berciuman aku mulai menggerayangi tubuh molek Lina,  Tak bosan²nya aku meremas dan mengusap buah dadanya yg sangat segar  itu. Perlahan aku mulai menghujani leher dan pundak Lina dgn ciumanku.  Tak sampai disitu saja, mulutku mulai aku arahkan ke dada Lina.
  Buah dadanya yg tegak mulai aku cium dan aku gigit² lembut. Lina sangat menyukai apa yg aku lakukan.
  "Ahhhh … iya Mas …. disitu Mas … ahhhhh Lina terangsang Mas."
  Lidahku menjilati puting susunya yg mungil dan keras itu. Lina semakin  menggelinjang. Tangannya menyusup ke bawah ke selangkanganku.  Dipegangnya batang kemaluanku yg masih agak lemas. Dia permainkan  penisku dgn jari²nya yg lentik. Mau tak mau burungku mulai hidup  kembali. Lina dgn lembut mengocok tongkat kelakianku.
  Sambil masih mengulum putingnya, tangan kananku kembali bergerilya di  daerah kemaluan Lina. Jariku aku rapatkan dan aku tekan bukit kemaluan  Lina sembari aku gerakkan memutar. Dia juga menimpali dgn menggoyangkan  pantatnya dgn gerakan memutar yg seirama.
  "Mas …. aaahhhh Mas …. enak Mas … ahhh terus … iya."
  Sambil mendesah dia menarik pantatku mendekat ke kepalanya. Akhirnya aku  terpaksa melepaskan hisapanku di putingnya dan duduk berlutut di  sisinya. Lina terus menekan pantatku sampai akhirnya mulutnya mencapai  batang kemaluanku yg sudah tegak menantang. Tangan kiriku aku tampatkan  dibelakang kepalanya untuk menyangga kepalanya yg agak terangkat.  Penisku kembali dia kulum dan jilati.
  "Oooh Lin … enak Lin … aku suka Lin …"
  Aku pun menggerakkan pantatku maju mundur. Lina membuka lebar mulutnya  dan menjulurkan lidahnya sehingga batang penisku meluncur masuk keluar  mulutnya ter-gesek² lidahnya. Sungguh luar biasa apa yang aku rasakan  saat itu.
  Sementara itu tangan kananku terus menekan dan memutar bukit vagina  Lina. Kadang jariku aku selipkan ke celah sempit diantara kedua bukit  itu dan mengusap klitoris Lina.
  "Ahhh Mas … Lina nggak tahan Mas … ahhhhh .. iya …. aaahhhh."
  Aku segera merubah posisi. Kedua tangan Lina aku letakkan di belakang  lututnya dan membuka kedua lututnya. Aku angkat pahanya sehingga liang  vaginanya menganga menghadap ke atas. Lina menahan dengan kedua tangan  di belakang lututnya. Aku duduk bersimpuh di hadapan lubang kemaluan  Lina. Penisku aku arahkan ke lubang yg sudah menganga itu.
  Aku tusukan kepala penisku ke mulut lubang dan aku tahan disana.  kemudian dgn tangan kananku aku gerakkan penisku memutari mulut liang  senggama Lina.
  "Maassss .. ahhhhh … nggak tahan … ayo … ahhhhhh."
  Aku sengaja tdk mau terlalu cepat menusukkan batang kejantananku ke gua  kenikmatan Lina. Aku gesek²an kepala penisku ke klitoris Lina. Dia  semakin menggelinjang menahan nikmat. Akhirnya tanggul Lina bobol juga.  Tak heran, dengan gosokan jari saja dia tadi bisa mencapai orgasme  apalagi ini dgn kepala penisku, tentu rangsangannya lebih dahsyat.
  "Aaaaaaahhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhh Massssssss."
  Rintihan itu sekaligus menandai melelehnya cairan bening dari liang  vaginanya. Lina kembali mengalami puncak orgasme hanya dgn gosokan di  klitorisnya. Kali ini aku masukkan batang penisku seluruhnya kedalam gua  kenikmatannya. Aku berbaring telungkup diatas tubuh molek Lina sambil  menumpkan berat badanku di kedua sikuku. Aku cium lembut mulutnya yg  masih terbuka sedikit. Lina membalas ciumanku dan mengulum bibirku.
  Aku biarkan senjataku terbenam dalam lendir kehangatannya. Di telinganya aku bisikan:
  "Lin … nikmat ya …" "Oh Mas … Lina sampai nggak tahan … nikmat Mas .."
  Perlahan dgn gerakan yg sangat lembut aku mulai memompa batang penisku  ke dalam lubang senggama Lina yg sudah basah kuyup. Aku tahu Lina pasti  bisa orgasme lagi dan kali ini aku ingin merasakan semburan lumpur panas  di batang kemaluanku.
  "Ayo Lin …. nikmati lagi … jangan ditahan .. aku akan pelan²." "Ahhhh .. iya Mas …. Lina pengin lagi .. ahhhhh."
  Masih dgn sangat pelan aku pompa terus tongkat kelakianku ke liang  vagina Lina yg ternyata masih sempit untuk ukuran wanita yang sudah  menikah 2 thn. Buah dada Lina yg menyembul tegak meng-gesek² dadaku  ketika aku turun naik. Sungguh sensasi yang luar biasa. Sengaja aku  gesekkan dadaku ke payudaranya.
  "Aaaahhhhh … ahhhhhhh … iya … ahhhhh .. Lina terangsang lagi Mas … iya …. ."
  Kali ini aku pompa sedikit lebih kuat dan cepat. Lina menanggapinya dgn  memutar pantatnya sehingga penisku rasanya seperti di peras² dalam liang  vaginanya. Gerakkan Lina semakin liar, Tangannya sudah tidak lagi  menahan lutut tapi memegang pantatku dan menekannya dengan keras ke  tubuhnya.
  "Aaaaahhhhhh …. Mas ….. aaaahhhhhhh"
  Aku semakin kencang dan dalam memompa pantatku. Mata Lina sudah terpejam  rapat, kepalanya meng-geleng² liar ke kiri ke kanan seperti yang dia  lakukan di sofa tadi. Gerakannya semakin ganas dan …
  "Aaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ………"
  Dia melenguh panjang sambil menegangkan seluruh otot di tubuhnya. Aku  menekan dalam² penisku ke lubang senggamanya. Jelas aku rasakan aliran  hangat di sekujur batang kemaluanku. Tubuh Lina maish terbujur kaku. Aku  pun menghentikan seluruh gerakanku sambil terus menekan liang vaginanya  dgn penisku. Beberapa saat sepertinya waktu terhenti. Tidak ada suara,  tidak ada gerakan dari kami berdua. Aku memberi kesempatan kepada Lina  untuk menikmati klimaks yg barusan dia dapat.
  Akhirnya badan Lina mulai mengendur. Tangannya membelai lembut kapalaku.  Bibirnya mencari bibirku untuk dihadiahi ciuman yang sangat lembut dan  panjang.
  "Mas …. Lina sungguh nikmat …. Mas Ben jago deh … Mas belum keluar ya?" "Jangan pikirkan aku Lin …. yang penting Lina bisa menikmati kepuasan."
  Kemudian dgn lambat aku mulai memompa lagi. Liang senggama Lina terasa  sangat licin dan agak sedikit longgar. Selama beberapa saat aku terus  memompa lambat².
  "Aaaahhhhhh … iya .. iya …. Mas …. Lina mau lagi .. iya … ahhhh"
  Lina kembali memutar pantatnya mengiringi irama pompaanku. Dia mulai  men-desah² penuh kenikmatan.Aku cabut batang kemaluanku dari vagina  Lina. Aku lalu berbaring telentang di sebelahnya.
  "Kamu diatas Lin."
  Lina segera berjongkok diatas selangkanganku, Aku arahkan kepala penisku  ke lubangnya. Lina kemudian duduk diatas tubuhku dan bertumpu pada  kedua lututnya. Pantatnya mulai bergerak maju mundur.
  "Ayo Lin … kamu sekarang yg atur .. ohhh iya nikmat Lin."
  Lina semakin bersemangat memajumundurkan pantatnya. Kedua payudaranya  berguncang indah dihadapanku. Secara reflek kedua tanganku meremas bukit  daging yg mulus itu. Tangan Lina dia letakkan dibelakang pantatnya  sehingga tubuhnya agak meliuk kebelakang membuat dadanya semakin  membusung.
  "Ohhh Lin … susumu sexy sekali … terus Lin … ohhhh … lebih keras Lin." "Aaaaahhhh Mas … Lina sudah mau sampai lagi … ahhhhh ahhhhhh Mas" "Ayo Lin …. terus Lin … cepat …. ohhhhh iya .. iya Lin … memekmu enak sekali." "Mas .. ahhhh … Lina nggak tahan … puasi Lina lagi mas .. ahhhh."
  Gerakan pantat Lina semakin cepat dan semakin cepat. Aku merasa penisku  ter-gesek² dinding vagina Lina yg sempit dan licin itu. Dengan sekuat  tenaga aku mencoba menahan agar aku tidak ejakulasi. Pertahananku  semakin rapuh.
  "Lin … oooohhhh Lin …. aku nggak tahan … ohhh Lin …. enak … enak." "Ahhhh … ayo .. Mas ….. Lina juga udah nggak tahan … sekarang mas .. ahhh sekarang."
  Tepat pada detik itu bendunganku ambrol tak mampu menahan terjangan spermaku yg menyemprot kuat.
  "Oooooooohhhhhhh Lin ….. crooots crooots croots" "Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh Mas …. ahhhhhhhhhhh .."
  Kami mencapai puncak kenikmatan ber-sama². Penisku terasa hangat dan aku  yakin Lina juga merasakan hal yg sama di dalam vaginanya. Lina masih  duduk diatasku tapi sudah kaku tak bergerak. Vaginanya dihujamkan dalam  melahap seluruh batang kemaluanku.
  "Oooohhh Lin …. nikmat sekali .. makasih Lin .. kamu pinter membuat aku puas."
  Akugapai tubuh Lina dan aku tarik menelungkup diatas tubuhku. Buah  dadanya yg masih keras menghimpit dadaku. Aku ciumin seluruh wajahnya  yang mulai ditetesi keringat.
  "Mas … ahhhhh … Lina sungguh puas Mas … "
  Kemudian kami berbaring sambil berpelukan. Badan kami mulai terasa penat tapi bathin kami sangat puas.
  Hari sudah beranjak malam. Diselingi makan malam berdua, kami memadu  kasih beberapa kali lagi. Atau lebih tepatnya Lina mengalami orgasme  beberapa kali lagi sedangkan aku hanya sekali lagi ejakulasi, Segala  gaya kami coba, bahkan aku sempat "membimbing" Lina untuk memuaskan  dirinya sendiri dengan jari²nya yg lentik itu. Aku betul² puas dan  senang bisa membuat wanita secantik Lina bisa mencapai sekian kali  orgasme.
  Tak terasa jarum jam terus bergeser dan jam setengah sebelas malam aku  meninggalkan rumah Lina. Sebetulnya Lina meminta aku bisa bermalam  menemani dia, tatapi aku ingat keesokan harinya aku masih harus menyetir  lebih dari 4 jam ke kota M menyusul istri dan anakku tercinta. Maaf  Winda, aku telah mereguk madu kepuasan bersama sahabatmu, Alina
       
   Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Istri Pijat Plus, 3some Negro               Apr 24th 2013, 08:56                                               Namaku Toni umur  30th, nama istriku Diah umur 27th. Diah mempunyai bentuk tubuh yang  sangat proporsional, dari tinggi badan 165cm dan ukuran payudaranya  benar-benar sangat serasi. Ditunjang dengan kulit putihnya yang lembut,  serta rambut lurus panjang sebahu dengan kilau hitamnya Waktu itu sehabis melahirkan anak pertama kami, Diah terlihat bodynya  menjadi mekar semua. Waktu itu ada keinginanku untuk mengajaknya salah  satu salon perawatan tubuh guna mengembalikan keindahan tubuhnya seperti  semula. Namun kata Diah menyarankan nanti aja kalo sesudah anak kami  umur 1th, dimana Diah sudah tidak menyusui lagi.1 tahun berlalu sesuai dengan yang aku janjikan akhirnya kami menuju  salah satu salon tempat perawatan tubuh. Disitu saya baca fasilitasnya  sangat lengkap, mulai dari massage sampe luluran dan spa pun tersedia.  Selain itu juga didukung oleh para ahli yang saya liat semuanya wanita.  Kira-kira 1minggu 3x saya mengajak Diah kesalon tersebut, Selama kurang  lebih 2 bulan. Hingga para pegawai disalon tersebut sampai hafal dan  mengenal kami. Sampai pada akhirnya Diah menjadi pelanggan salon  tersebut. Kadang-kadang 1 minggu sekali Diah aku ajak kesana sekedar  untuk relaksasi, kalo tidak 2 minggu sekali.Pada awal bulan memang saya tidak diperkenankan masuk untuk melihat  proses perawatan tubuh pada istri saya, karena laki-laki dan salon  tersebut memang diperuntukan bagi wanita. Akhirnya mereka menawarkan  kepada saya sebagai pelanggan tetap, bahwa di salon tersebut juga ada  sebuah penginapan yang letaknya dibagian dalam salon tersebut.  Penginapan itu berupa kamar-kamar untuk pelanggan, dimana terjaga  privasinya. Dengan fasilitas AC, jacuzi, kamar mandi uap dan tidak lupa  springbed yang nyaman, dengan tujuan bagi wanita yang sudah beristri,  sang suami bisa ikut menemani didalam tanpa mengganggu pelanggan salon  yang lain khususnya wanita. Dengan adanya penawaran seperti itu tentu  saya ambil. Selesai reservasi kami diantar ke sebuah kamar yang telah  saya pesan didepan. Kami dipersilahkan masuk dan menunggu dipanggilkan  ahlinya perawatan tubuh. Tidak terlalu lama pintu kamar diketok  seseorang. Ternyata datang juga orang yang kita tunggu. Seorang wanita  namanya Ani, kulitnya putih bersih, cantik dan cukup sexy juga  menurutku. Ternyata selama ini Ani lah yang sering menangani perawatan  tubuh istriku. Waktu aku panggil mbak dia malu katanya umurnya masih  muda dari saya, akhirnya untuk lebih akrab aku panggil Ani aja.Mbak Diah ada keluhan apa? Atau mau sekedar relaksasi saja?tanya Ani.  Yach sekedar relaksasi aja An, dah lumayan lama ndak kesin. jawab Diah.Lalu Ani mengusulkan kepada Diah kalo massage ringan disertai luluran  keseluruh tubuh. Sebelumnya Ani mempersilahkanku duduk disofa didalam  kamar tersebut, sambil menyarankan sebuah minuman semacam jamu kepadaku.  Yang katanya bisa menambah stamina dan menghilangkan lelah ditubuh,  sambil menunggu istriku. Datang juga akhirnya minuman tersebut agak  hangat dan rasanya ternyata manis, saya pikir pahit karena jamu. Ani  menyalakan sebuah alat berupa aroma terapi untuk menambah suasana yang  nyaman dan rilex. Kemudian Diah disuruh melepaskan semua pakaiannya,  karena yang pertama adalah luluran keseluruh tubuh. Setelah tubuh  istriku Diah telanjang total serta merta Diah berbaring diatas kasur  memunggungi Ani. Mulailah Ani melumuri punggung hingga kekaki Diah  dengan ramuan lulur yang aku sendiri kurang paham. Sambil jari jemari  kedua tangannya memijat Diah mulai dari leher, bahu, punggung pantat dan  sampe ke kaki. Setelah agak lumayan lama, Ani menyuruh istriku berbalik  menghadap kedepan, terlihat bukit payudara Diah yang dulu sehabis  menyusui terlihat kendor dengan warna puting agak kehitam-hitaman,  sekarang sudah kencang dan warna putingnya terlihat merah muda  menggemaskan. Dilulurinya seluruh badan Diah oleh Ani dari atas sampe  bawah tak luput payudara dan meqinya. Mulai pemijatan ringan dari leher  turun kedada, sampe payudara dan puting istriku tak luput dari  pijatannya. Kulihat Diah merasa nikmat dan terdengar sedikit desahan  kecil tanda kenikmatan tersebut.Gimana mbak Diah, enak yaaa? tanya Ani. Iya An, pijatanmu bener-bener bikin relax dan nikmat dirasakan. jawab istriku.Dengar hal seperti itu dimana kondisinya yang sangat nyaman dan rilex  sepertinya pikiranku cuex aja, aahhh itu khan proses umum dalam terapi  pikirku. Ani melanjutkan pijatannya sampe kebawah dan sekarang tidak  hanya memijat paha dan kaki Diah saja tetapi jari-jemari Ani yang lentik  memainkan bibir vagina dan klitoris Diah. Digosok-gosok dan dielus  dengan lembut membuat klitoris Diah makin menonjol dan keliatan sebesar  biji kacang tanah. Sebelumnya memang sejak melahirkan istriku Diah  selalu mencukur rambut disekitar vaginanya biar nampak bersih. Desahan  demi desahan terdengar lirih tapi pasti, nafsu birahi Diah perlahan  mulai meninggi. Hebat juga pikirku si Ani ini bener ahli dalam  merangsang sesama wanita. Ya memang dalam pandangan istriku sebelumnya  merasa jijik melihat hubungan sex antar wanita atau lesbian. Tapi  anehnya diperlakukan oleh Ani seperti itu diem aja yaaa?Mbak Diah, apa boleh vagina dalamnya saya beri lulur supaya bersih?  tanya Ani. Boleh aja ndak apa-aappapa kok An jawab Diah terbata-bata  oleh kenimatan. Mas ngijinin khan, kalo Vagina mbak Diah juga saya  bersihkan, supaya kalo berhubungan lebih nikmat mas kata Diah kepadaku  sambil merayu dan minta ijin dahulu. Jawabku boleh aja kok, khan juga  suatu proses terapi pikirku.Aneh juga pikiranku bisa seperti itu, selain itu aku juga terangsang  melihat perlakuan Ani kepada Diah. Mungkin karena minuman tadi atau  aroma terapi yang bener-bener membuatku rilex dan bersikap cuex. Setelah  mendapat ijin, Ani melanjutkan niatnya. Saya liat jari telunjuk Ani  mulai keluar masuk meqi Diah. Pelan-pelan dengan gerakan yang lembut,  sedang ibu jari Ani menggosok-gosok klitoris istriku. Tidak terlalu lama  dan keliatannya Diah juga belum orgasme, Ani menyudahi permainannya.  Ani mengatakan kepadaku bahwa ini bagian dari ritual rilexsasi katanya,  jadi tidak perlu sampe orgasme. Terlihat di raut muka Diah akan  ketidakpuasannya. Selesai hal tersebut, Ani meminta Diah mandi untuk  membersihkan badan. Tadinya Diah ogah-ogahan beranjak dari tempat tidur,  mungkin aja karena tidak puas. Tapi Ani berkata katanya ini baru  sebagian saja dan nanti akan ada yang lebih hebat. Mau juga Diah mandi  dijacuzi dengan air hangat hingga bersih. Selesai mandi dan mengeringkan  badannya dengan handuk, Diah duduk disofa disampingku sambil berbalut  handuk saja.Ani sedikit ngobrol-ngobrol dan katanya, apa mau dilanjutkan atau  istirahat dahulu? Belum sempat aku jawab ehh Diah udah nggak sabar  ngomong duluan, katanya ok aja selagi seger badannya. Apa ndak sebaiknya  mbak Diah minta pendapat dan ijin dari mas Toni sebagai suami? Pinta  Ani kepada Diah. Gimana mas boleh ndak tawaran Ani tadi? pinta Diah.  Boleh-boleh aja khan memang sudah seharusnya jawabku. Karena dalam  pikiranku memang seperti itu prosesnya.Kemudian aku menanyakan pada Ani, sebetulnya proses selanjutnya seperti  apa? Ani menerangkan untuk selanjutnya pijatan-pijatan yang ringan dan  kalo mau juga bisa sampai kepuasan kenikmatan yang dalam, itupun kalo  mas Toni mengijinkan, terang Ani kepadaku. Bukannya aku tadi sudah  memperbolehkan jawabku. Iya mas, tapi nanti ada satu syarat bila mas  Toni bener-bener menyetujui kata Ani. Kira-kira seperti apa syarat  tersebut? tanyaku.Ani menjelaskan bahwa sebetulnya syaratnya sangat mudah yaitu Ani  menyuruhku tetap diam dan tidak boleh mencampurinya waktu bekerja, atau  Ani tidak menjamin akan kesuksesan terapi ini. Dengan berat hati asal  bisa menyenangkan istriku ndak apa-apa untuk mengambil resikonya.  Setelah semua setuju akhirnya Ani meminta Diah melepaskan ikatan handuk  yang melingkar menutupi keindahan tubuh sexy nya. Dan menyuruh Diah  untuk berbaring rilex di tempat tidur dengan menghadap kedepan.  Perlahan-lahan tapi pasti Ani mulai memijat kembali seluruh tubuh Diah.  Tak lupa kedua payudara Diah ikut diremas-remas dan dipilin putingnya  hingga tegak berdiri. Dan tak lupa meqinya Diah juga digosok dan  lubangnya dimasukin jari telunjuk Ani, dengan gerakan yang simultan,  mulai kelihatan desahan-desahan Diah. Terlihat meqinya mulai basah dan  licin. Desahan kenikmatan dan racauan Diah mulai terdengar sangat jelas.  Sebentar lagi terlihat istriku Diah akan orgasme, secara disengaja Ani  menghentikan aktifitasnya.An kekenapa berberhenti? Aaku hampir nyampee nichh kata Diah. Tenang aja  mbak Diah, sekarang mbak tanya suami dulu apa masih mau diteruskan atau  tidak jawab Diah. Mas boolehh yaa diterusin, aaku dah nanggung nich  please yaaa please banget; Diah merayuku. Gimana mas toni? tanya Ani.Akupun mengiyakan karena kulihat Diah sudah bener Birahi Tinggi.  Kemudian Ani tiba-tiba saja mengajakku pindah dari sofa dan duduk  dikursi kayu biasa dan dengan cekatan dia mengikatku dengan kencang ke  kursi. Sebelum hilang kagetku Ani mencoba menenangkanku, katanya ini  sebagai jaminan kata-kataku supaya tidak mengganggu pekerjaannya.  Setelah itu Ani keluar kamar, didalam aku lihat Diah sepertinya sudah  tidak memperdulikan aku lagi. Kulihat kedua tangannya sibuk meremas  payudara dan menggosok bibir meqinya, seakan-akan sudah tidak sabar.  Sesaat kemudian Ani masuk, dan yang bikin aku kaget dibelakangnya dia  mengajak 2 orang laki-laki tinggi sekitar 180 cm, berkulit hitam dan  berotot kekar. Keduanya memakai piyama. Ani memperkenalkan bahwa  keduanya adalah asistennya dan ini adalah service plus dari salon. Belum  sempat hilang kagetku, Ani memberi isyarat kepada keduanya. Serta merta  mereka melepaskan piyamanya. Busyet ternyata dibalik piyama, mereka  tidak mengenakan selembar kainpun. Terlihat penisnya belum berdiri tapi  sudah lumayan besar.Ani menggandeng tangan Diah istriku untuk turun dari tempat tidur.  Sesaat kemudian seperti kerbau yang dicokok hidungnya, Diah langsung  berjongkok dihadapan mereka. Tanpa ada perintah, Diah langsung menghisap  salah satu penis pria tersebut hingga bener-bener membesar. Kira-kira  besarnya sebesar kaleng fanta slim dan panjangnya sekitar 20 cm. Aku  lihat Diah hanya berhasil mengulum topi bajanya tidak sampai bisa masuk  semua di mulutnya yang mungil. Salah seorang laki-laki negro tersebut  mengangkat Diah dan membaringkannya diatas tempat tidur. Ditempelkan  penisnya yang besar dibibir meqi istriku, secara perlahan-lahan dan  pasti penis itu dipaksa masuk kelubang meqi Diah. Bleeezzz masuk juga  penis tersebut disertai erangan, desahan kenikmatan Diah. Mula-mula  penis tersebut dimaju mundurkan secara perlahan-lahan hingga meqi Diah  terbiasa dan tidak merasa sakit. Terlihat sangat jelas sekali penis  orang negro itu menggosok dan mengaduk-aduk meqi Diah. Terlihat wajah  Diah hanya sesaat sudah akan mencapai orgasmenya yang tertunda.  Aaaahhhaaahhh aakuuu keeluarrr ssssstttttt teriak Diah.Melihat Diah yang semakin bergairah, satu orang negro yang laen  mendekatkan penisnya kemulut Diah. Tanpa ada perintah, langsung penis  hitam dan besar dikulum walaupun hanya topi bajanya saja yang masuk.  Gerakan penis sinegro dalam meqi Diah yang beraturan keluar masuk  membuat Diah semakin larut dalam nafsu sexnya.Sambil mengulum penis sesekali dikeluarkan serta meracau, ohhhoohhhh  yesss eennakk teeruusss kenthuuu akku sepuaassmu aahhhhaaahhh aakuu..  aku mau nyaammpeee ooooohhhhhhhhh. Seiring teriakan, akhirnya Diah  orgasme yang kedua hanya dalam selang waktu kurang dari lima menit.Ani dan aku hanya menonton dari dekat.Gimana mbak Diah, enak mana dikenthu suamimu apa merasakan penis orang  negro ini? tanya Ani. Eeenakkk baangettt An, aaku akuuu pengen  terruuusss aaaahhhhh aakkuuu keluar lagiiii Annn. jawab Diah.Seperti  sebuah shock therapy ditelingaku mendengar jawaban Diah istriku.Wah mas Toni terangsang jugaaa yach liatin istrinya dikerjain orang laen. kata Ani.Memang jujur saja aku bener-bener terangsang, sampe si adikku keliatan  menyembul didalam celana jeans panjangku. Negro yang dikulum penisnya  gantian menggantikan temannya untuk merasakan meqinya Diah. Sekarang  Diah disuruh Dogstyle, tak kalah besar penis yang kedua ini dengan mudah  masuk dan mengobok-ngobok meqi istriku. Karena meqinya Diah sudah basah  dengan sperma kewanitaannya yang telah 2 kali orgasme.Gimana mbak Diah, tuh lihat suami kamu juga terangsang liat mbak  dientotin orang, liat tuh adiknya keliatan khan nonjol dalam celana  hehehe canda Ani  .  Maaasss masss suka yaaa liat Diah diiientotin ama orang laen sssshhhhhh  kata Diah sambil mendesah keenakan. Ngomong aja mas ndak usah malu ini  service gratis kok dari kami, khan itung-itung sebagai suatu variasi  kenikmatan sex dalam keluarga hehehe rayu Ani.Mau ndak mau aku mengakuinya sebagai suatu rekreasi kehidupan sex. Aku  liat Diah sedang diDogstyle dan dari depan Diah mengulum penis negro  yang satunya. Dengan sangat bernafsu, Diah mengulum penis si negro  hingga keluar air liur dan terdengar suara-suara srruuuupp sruuuup  seperti orang sedang makan sup. Setelah itu Ani menyuruh kedua negro  tadi melakukan penetrasi ke anus dan meqi Diah. Mendengar itu Diah kaget  dan berusaha menolak.Tenang aja mbak Diah, paling sakit sedikit kok, mau khan bikin suasananya tambah panas? rayu Ani.Belum sempat dijawab, seorang negro yang lagi memompa penisnya dalam  meqi Diah langsung mengeluarkan penisnya dan mengarahkan ke anusnya  Diah. Sedang yang seorang lagi sudah siap dengan berbaring menunggu Diah  memasukan penisnya kedalam meqinya. Blezzzz dua penis melakukan  penetrasi saling bergantian di anus dan di meqi istriku Diah.  Mendapatkan sensasi permainan sex yang baru, membuat Diah kehilangan  kontrol meracau mendesah mengeluarkan kata-kata yang sungguh  mengagetkan.Ooohhhh yaaaa teerruuusss terruuus eenntooot aakuuu ssoodomi akkku  enntottt meqiiikkuuu ohhh yeeeesss ooohhhh maasss Toooniii aaakkuuu  aaakkkuuu uuddaahhh ....aggghhhh........ teriak Diah.Entah berapa kali Diah mengalami orgasme dan saya liat kedua negro sudah  sekitar satu jam menyetubuhi istriku. Melihat itu Ani hanya  senyum-senyum, kemudian dia melepaskan ikatanku karena aku juga merasa  tidak akan mengganggu. Kemudian 2 orang negro mulai keliatan akan  orgasme, dengan komando Ani kedua negro itu mencabut penisnya sejurus  kemudian membaringkan Diah terlentang diatas tempat tidur. Dan satu  persatu mereka menyemprotkan air maninya ke dalam mulut istriku dan  dipaksanya untuk menelan. Terlihat sperma kedua negro itu putih  kekuning-kuningan serta lengket dan agak bau. Mau tidak mau istriku  menelannya, bener-bener bagaikan seorang pelacur. Selesai kedua negro  itu memakai piyamanya dan ngeloyor keluar kamar.Gimana mbak, puas dengan permainan tadi? tanya Ani. Puas sekali An  makasih yaaa.. Buat mas Toni juga makasih mas jawab Diah. Tenang mbak  Diah, Ani masih punya hadiah juga buat mas Toni jawab Ani.Belum hilang rasa penasaranku hadiah apa yang bakal aku terima.  Tiba-tiba Ani melepaskan semua bajunya dan telanjang bulat didepanku.Tadi mas khan dah liat istrinya bermain sama orang lain, sekarang mas saya hadiahi tubuh Ani, mau khan mas? tanya Ani.Tanpa menunggu lama, aku lepas juga semua pakaian yang menempel  dibadanku. Aku ciumi bibirnya Ani terus turun ke bukitnya yang putih dan  montok. Aku remas-remas dan sedikit digigit, sedang tangan kananku  mengexplorasi meqinya Ani. Aku masukin satu jari telunjuk kemeqinya,  tambah lagi 2 jari tengah dan jari manis mengobok-obok meqinya Ani. Kini  Ani hanya bisa mendesah dan meracau kenikmatan.Mass masss Toni aakuuu keluar masss aaahhh ssssshhhhh teriak Ani pada orgasme pertamanya.Tanpa menunggu foreplay yang lebih lama karena saat itu adikku sudah  berdiri tegak walaupun tak sebesar punya kedua negro tadi, aku masukin  ke meqinya Ani. Langsung aku pompa dengan keras hinga terdengar suara  plokk ploookkk ketika buah pelirku memukul-mukul bibir vaginanya Ani.  Aku terlentangkan Ani sambil aku kulum kedua bukit payudaranya  bergantian. Kemudian aku balik dia dengan posisi Dogystyle hingga Ani  mencapai 2kali orgasme.Teruuusss maasss ooohhh nikmat banget masss. terruuuussss entoott akuuu masss ssshhhhh aahhhhh aakkkuu keluaarrrr teriak Ani.Setelah sekitar lebih dari 30 menit, kurasakan penisku mulai berdenyut  tanda mau orgasme. Cepat-cepat aku minta Ani untuk mengulumnya aaahhh..  akhirnya aku keluarin spermaku kedalam mulut Ani dan ditelan oleh Ani.  Selama percintaanku dengan Ani, istriku Diah hanya melihat disamping  kami. Tidak mengganggu atau melarang seperti aku melihat Diah saat  bersetubuh dengan 2 pria negro.Wah mbak Diah, ternyata suami kamu hebat juga yaaaa. Aku aja ampe 2 kali keluar. Puji Ani.Diah hanya mengiyakan saja mendengar pujian untukku. Kemudian Ani  mengingatkan kalo tadi sepertinya Diah berkata lonthe untuk dirinya.  Mendengar itu Diah jadi tersipu-sipu malu sambil mencubit Ani. Posisi  kami bertiga saat ini sedang telanjang semua. Ani akan memberi hadiah  lagi kepada Diah, pikirku ini hadiah kagak ada habis-habisnya.Semoga mbak Diah dan mas Toni tetep berkunjung ke salon kami. Maka Ani  kasih hadiah spesial buat mbak Diah, semoga mbak Diah tidak tersinggung.  kata Ani.Sesaat Ani merogoh tas yang dibawanya dan mengeluarkan seuntai kalung  berwarna silver, ditengahnya ada gantungan bertuliskan salon tersebut  dan diujung kalung tersebut di sambungkan oleh 2 cicin mirip anting. Ani  langsung menelpon ke recepsionist untuk mendatangkan kembali kedua  negro tadi. Kaget juga aku dan Diah, apa mau ada percintaan lagi pikir  kami berdua. Sebelum kami bertanya Ani langsung menenangkan kami.Jgn takut mas, Ani hanya minta bantuan tenaga mereka berdua aja kok. kata Ani.Akhirnya datang juga kedua negro tadi. Ani meminta istriku Diah  berbaring terlentang di atas tempat tidur. Setelah itu kedua negro  itupun naik ke kasur dan tanpa aba-aba mereka menjilati kedua puting  susu istriku. Terlihat kedua puting susu istriku semakin mencuat  menegang tanda istriku mulai terangsang. Ani langsung memerintahkan  mereka berdua memegangi kedua tangan dan kaki istriku. Ani juga meminta  istriku menggigit pelindung gigi. Heran pikirku mau diapakan lagi  istriku ini.Jangan khawatir mas dan mbak, relax aja nanti pasti bagus deh hasilnya. kata Ani.Belum sampai aku mau menjawab tiba-tiba aku melihat Ani sudah memegang  jarum, dan keliatannya jarum tersebut biasa dipakai buat bikin lubang  piercing. Langsung bles dua kali Ani menusukan jarum tersebut ke kedua  puting Diah yang sudah menegang. Dan dengan cekatan, Ani memasukkan  ujung kalung tadi yang ada antingnya, masing-masing ujung ke satu  puting. Terlihat istriku Diah meronta kesakitan sambil menggigit  pelindung giginya yang diberikan oleh Ani.Sebelum Ani dan kedua negro tersebut pergi, Ani mengajakku untuk  menonton adegan percintaan kembali Diah dengan si negro. Aku dan Ani  hanya menonton Diah disetubuhi untuk yang kedua kalinya dan sekarang  kedua negro tersebut menyetubuhi Diah bergantian hingga satu jam lebih.  Dengan tehnik bergantian saling menggantikan, bila sang negro satu mau  keluar dia berhenti dan digantikan rekannya begitu terus berlanjut.  Terdengar racauan, teriakan dan desahan kenikmatan Diah yang tak  terlukiskan hebatnya.Hal ini mendapatkan tepuk tangan dari Ani dan berkata sekarang mbak Diah  bener-bener seperti lonte sejati dan selamat buat mas Toni yang sudah  menjadi germonya. plok plok suara tepuk tangan Ani.Memang itu dikatakan Ani dalam suasana yang sangat akrab jadi tidak  sampe rasanya aku pengen marah. Setelah satu jam lebih, akhirnya kedua  negro itupun mencapai orgasmenya dan menumpahkan seluruh spermanya ke  dalam rahim istriku Diah. Akhirnya Ani mengucapkan terima kasih pada  kami berdua atas kunjungannya dan kami pun chekout. Dalam perjalanan  kerumah, kami bercerita tentang kesan-kesan di salon tersebut. Dan tak  lupa istriku Diah terus memandangi kalung barunya yang menggantung  didada, tepatnya menggantung dikedua puting susunya. Karena pulangnya  ternyata Diah hanya mengenakan baju yang sedikit longgar tanpa memakai  Bra.Mas, lain kali kita kesana lagi yaaa... pinta Diah . Aku jawab, ok aja, asal aku juga boleh main sama tukang salonnya yang      Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Malu Maluu mauuuuu ...               Apr 24th 2013, 08:53                                               Saya Dito... ..umur 23 tahun baru lulus dari salah satu universitas  ternama di Malang. Dan saya berasal dari keluarga baik-baik. Kejadian  ini dimulai ketika saya menginap di rumah om saya di daerah sidoarjo. Om  saya telah menikah dan memiliki 2 anak lelaki yang lucu umur 3 dan 5  tahun, serta memiliki istri yang cukup cantik (menurut saya) umurnya  sekitar 27 tahun.
  saya sendiri tinggal disurabaya kurang lebih jarak tempat tinggalku dengan tante adalah 19 Km.
  Awal kejadiannya adalah pada hari sabtu malam saya mendengar  pertengkaran di rumah tersebut, yang tidak lain adalah om saya dengan  tante saya. Ternyata penyakit 'gatel' om saya kambuh lagi yaitu sering  pergi ke diskotik bersama temannya. Hal tersebut sangat menyakitkan  tante saya, karena di sana om saya akan mabuk-mabukan dan terkadang  pulangnya bisa pada hari Minggu malam. Entahlah apa yang dilakukan di  sana bersama teman-temannya. Dan pada saat itu hanya aku bertiga saja di  rumah: saya, Om Pram dan Tante Sis.
  "Brak.." suara gelas pecah menghantam pintu, cukup membuat saya kaget,  dan om saya dengan marah-marah berjalan keluar kamar. Dari dalam kamar  terdengar tante saya berteriak, "Nggak usah pulang sekalian, cepet  ceraikan aku." Dalam hatiku berkata, "Wah ribut lagi." Om Pram langsung  berjalan keluar rumah, menstarter mobil Tarunanya dan pergi entah ke  mana.
  Di dalam kamar, aku mendengar Tante Sis menangis. Aku mau masuk ke dalam  tapi takut kena damprat olehnya (kesalahan Om Pram dilimpahkan  kepadaku). Tapi aku jadi penasaran juga. Takut nanti terjadi apa-apa  terhadap Tante Sis. Maksudku akibat kecewa sama Om Pram dia langsung  bunuh diri.
  Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya. Dan kulihat dia menangis menunduk di  depan meja rias. Aku berinisiatif masuk pelan-pelan sambil menghindari  pecahan gelas yang tadi sempat dilemparkan oleh Tante Sis. Kuhampiri dia  dan dengan pelan.
  Aku bertanya, "Kenapa Tan? Om kambuh lagi?"
  Dia tidak menjawab, hanya diam saja dan sesekali terdengar isak  tangisnya. Cukup lama aku berdiri di belakangnya. Pada waktu itu aku  hanya memandangnya dari belakang, dan kulihat ternyata Tante Sis  mengenakan baju tidur yang cukup menggiurkan. Pada saat itu aku belum  berpikiran macam-macam. Aku hanya berkesimpulan mungkin Tante Sis  mengajak Om Pram, berdua saja di rumah, karena anak-anak mereka sedang  pergi menginap di rumah adik Tante Sis. Dan mungkin juga Tante Sis  mengajak Om bercinta (karena baju yang dikenakan cukup menggiurkan,  daster tipis, dengan warna pink dan panjang sekitar 15 cm di atas  lutut). Tetapi Om Pram tidak mau, dia lebih mementingkan teman-temannya  dari pada Tante Sis.
  Tiba-tiba Tante Sis berkata, "To, Om kamu kayaknya udah nggak sayang  lagi sama Tante. Sekarang dia pergi bersama teman-temannya ke Surabaya,  ninggalin Tante sendirian di rumah, apa Tante udah nggak cakep lagi."  Ketika Tante Sis berkata demikian dia berbalik menatapku. Aku setengah  kaget, ketika mataku tidak sengaja menatap buah dadanya (kira-kira  berukuran 34). Di situ terlihat puting susunya yang tercetak dari daster  yang dikenakannya. Aku lumayan kaget juga menyaksikan tubuh tanteku  itu.
  Aku terdiam sebentar dan aku ingat tadi Tante Sis menanyakan sesuatu,  aku langsung mendekatinya (dengan harapan dapat melihat payudaranya  lebih dekat lagi).
  "Tante masih cantik kok, dan Om kan pergi sama temannya. Jadi nggak usah khawatir Tan!" "Iya tapi temennya itu brengsek semua, mereka pasti mabuk-mabukan lagi dan main perempuan di sana." Aku jadi bingung menjawabnya. Secara refleks kupegang tangannya dan  berkata, "Tenang aja Tan, Om nggak bakal macem-macem kok." (tapi  pikiranku sudah mulai macam-macam). "Tapi Tante denger dia punya pacar di surabaya, malahan Tante kemarin  pergoki dia telponan ama cewek, kalo nggak salah namanya Sella." "Masak Om tega sih ninggalin Tante demi cewek yang baru kenal, mungkin  itu temennya kali Tan, dan lagian Tante masih tetap cantik kok."
  Tanpa Tante Sis sadari tangan kananku sudah di atas paha Tante Sis  karena tangan kiriku masih memegang tangannya. Perlahan-lahan pahanya  kuusap secara halus, hal ini kulakukan karena aku berkesimpulan bahwa  tanteku sudah lama tidak disentuh secara lembut oleh lelaki.
  Tiba-tiba tanganku yang memegang pahanya ditepis oleh Tante Sis, dan  berdiri dari duduknya, "To, saya tantemu saya harap kamu jangan kurang  ajar sama Tante, sekarang Tante harap kamu keluar dari kamar tante  sekarang juga!" Dengan nada marah Tante Sis mengusirku.
  Cukup kaget juga aku mendengar itu, dan dengan perasaan malu aku berdiri  dan meminta maaf, kepada Tante Sis karena kekurangajaranku. Aku  berjalan pelan untuk keluar dari kamar tanteku. Sambil berjalan aku  berpikir, aku benar-benar terangsang dan tidak ingin menyia-nyiakan  kesempatan ini. Sejak aku putus dengan pacarku, terus terang kebutuhan  biologisku kusalurkan lewat tanganku.
  Setelah sampai di depan pintu aku menoleh kepada Tante Sis lagi. Dia  hanya berdiri menatapku, dengan nafas tersenggal-senggal (mungkin marah  bercampur sedih menjadi satu). Aku membalikkan badan lagi dan di  pikiranku aku harus mendapatkannya malam ini juga. Dengan masa bodoh aku  menutup pintu kamar dari dalam dan menguncinya, lalu langsung berbalik  menatap tanteku. Tante Sis cukup kaget melihat apa yang aku perbuat.  Otakku sudah dipenuhi oleh nafsu binatang.
  "Mau apa kamu To?" tanyanya dengan gugup bercampur kaget. "Tante mungkin sekarang Om sedang bersenang-senang bersama pacar  barunya, lebih baik kita juga bersenang-senang di sini, saya akan  memuaskan Tante". Dengan nafsu kutarik tubuh tanteku ke ranjang, dia  meronta-ronta, tetapi karena postur tubuhku lebih besar (tinggiku 182 cm  dan beratku 75 kg, sedangkan Tante Sis memiliki tinggi tubuh sekitar  165 cm dan berat kurang lebih 50 kg) aku dapat mendorongnya ke ranjang,  lalu menindihnya.
  "Lepasin Tante, Dito," suara keluar dari mulutnya tapi aku sudah tidak  peduli dengan rontaannya. Dasternya kusingkap ke atas. Ternyata Tante  Sis tidak mengenakan celana dalam sehingga terpampang gundukan bukit  kemaluannya yang menggiurkan, dan dengan kasar kutarik dasternya bagian  atas hingga payudaranya terpampang di depanku. Dengan bernafsu aku  langsung menghisap putingnya, tubuh tanteku masih meronta-ronta, dengan  tidak sabar aku langsung merobek dasternya dan dengan nafsu kujilati  seluruh tubuhnya terutama payudaranya, cukup harum tubuh tanteku.
  Akibat rontaannya aku mengalami kesulitan untuk membuka pakaianku, tapi  pelan-pelan aku dapat membuka baju dan celanaku. Sambil membuka baju dan  celanaku itu, dengan bergantian tanganku mengusap bukit kemaluannya  yang menurutku mulai basah (mungkin Tante Sis sudah mulai terangsang  walaupun masih berkurang tetapi frekuensinya agak menurun sedikit).
  kemaluanku telah berdiri tegak dan kokoh nafsu telah menyelimuti semua  kesadaranku bahwa yang kugeluti ini adalah isteri pamanku sendiri...  .yaitu tanteku... .
  Dengan tidak sabar aku langsung berusaha membenamkan kejantananku ke liang TANTEKU..
  Aku agak kesulitan menemukan celah kewanitaan tanteku,kadang kemaluanku  meleset keatas dan bahkan kadang meleset kearah lubang anus tanteku . ini disebabkan tanteku bergerak kesana kemari berusaha menghindar dan menghalangi kemaluanku yang sudah siap tempur ini.
  "To, jangan To, aku Tantemu tolong lepasin To, ampun, Tante minta  ampun". Aku sudah tidak peduli lagi Rengekannya. ... usahaku kepalang  tanggung dan harus berhasil... ... karena gagalpun mungkin akibatnya  akan sama bahkan mungkin lebih fatal akibatnya... Ketika lubang  senggamanya kurasa sudah pas dengan dibantu cairan yang keluar dari  liang kewanitaannya aku langsung menghujamkan senjataku.
  "Auuhh, sakit To, aduh.. Tante minta ampun.. tolong To jangan lakukan  ... ..lepasin Tante To.." Ketika mendengar rintihannya, aku jadi  kasihan, tetapi senjataku sudah di dalam, "Maaf Tante, saya sudah tidak  tahan dan punyaku sudah terlanjur masuk nih... ..," bisikku ke  telinganya. Tante Sis hanya diam saja. Dan tidak berkata apa-apa.
  Dengan pelan dan pasti aku mulai memompa kemaluanku naik turun, ...  .tanteku menggelinjang hebat... ..seakan akan masih ada sedikit  pemberontakan dalam dirinya... .ssshhhhhhhhh... .tanteku hanya mendesis  lirih sambil menolehkan kepalanya kekiri dan kekanan tak mau menatap  wajahku... kemudian Dia hanya diam pasrah dan kulihat air matanya  berlinang keluar. Kucium keningnya dan bibirnya, sambil membisikkan,  "Tante, Tante masih cantik dan tetap mengairahkan kok, saya sayang  Tante, bila Om sudah tidak sayang lagi, biar Dito yang menyayangi  Tante." Tante Sis hanya diam saja, dan kurasakan pinggulnya pun ikut  bergoyang seirama dengan goyanganku.
  kemaluanku kudorong perlahan ... seakan ingin menikmati kenyamanan ini  dengan waktu yang lama... .cllkk... .clllkkkk.cclkkkk bunyi badanku  beradu dengan badan tanteku... seirama keluar masuknya kemaluanku  kedalam liang senggamanya yangbetul betul enak. ...  Kira-kira 10 menit aku merasakan liang kewanitaan tanteku semakin basah  dan kakinya menyilang di atas pinggulku dan menekan kuat-kuat mungkin  tanteku sedang orgasme... kudiamkan sejenak ... ..kubiarkan tanteku  menikmati orgasmenya... ..kubenamkan lebih dalam kemaluanku ,sambil  memeluk erat tubuhnya iapun membalasnya erat... ..kurasakan tubuh  tanteku bergetar... . kenikmatan yang dahsyat telah didapatkannya... 
  kubalik badan tanteku dan sekarang dia dalam posisi diatas. kemaluanku  masih terbenam dalam kewanitaan tanteku... tapi dia hanya diam saja  sambil merebahkan tubuhnya diatas tubuhku,... .lalu kuangkat pinggul  tanteku perlahan... .. dan menurunkannya lagi... .kuangkat lagi... ...  dan kuturunkan lagi... kemaluanku yang berdiri tegak menyodok deras  keatas ... kelubang nikmatnya... ... ahirnya tanpa kubantu ... .tanteku  menggoyangkan sendiri pantatnya naik turun... ..
  oooooooccchhhhhhhh... aku yang blingsatan kenikmatan... rupanya tanteku  mahir dengan goyangannya diposisi atas... kenikmatan maximum kudapatkan  dalam posisi ini... . rupanya tanteku mengetahui keadaan ini ... ia  tambah menggoyang goyangkan pantatnya meliuk liuk persis pantat Anisa  bahar penyanyi dangdut dengan goyang patah patahnya... oooooochhhhhh...  sshhh... kali ini aku yang mirip orang kepedasan, aku mengangkat  kepalaku... kuhisap puting susu tanteku... . ia mengerang...  .goyangannya tambah dipercepat.. dan 5 menit berjalan ... tanteku  bergetar lagi... ia telah mendapatkan orgasmenya yang kedua... ...  pundakku dicengkeramnya erat... ... ssshhhhhhh... ..bibir bawahnya  digigit... sambil kepalanya menengadah keatas... .. "to... .di entot  kamu... tante kok bisa jadi gini... ..ssssshhhh ... .tante udah 2 kali  kluarrrrrrrr... "... ..
  aku hanya tersenyum... .. 
  "tulangku rasa lepas semua to... ."
  aku kembali tersenyum... 
  "tante gak pernah klimaks lebih dari 1 x kalo dengan ommu.." kubalik  kembali badan tanteku dengan posisi konvensional.. kugenjot dengan deras  kewanitaannya... .. oooohhh oohhh... .ssshhhhh tanteku kembali  menggeliat pinggulnya mulai bergoyang pula mengimbangi genjotanku... ...  aku pun sudah kepengen nyampe... 
  dan tidak lama kemudian akupun mengeluarkan spermaku di dalam liang  senggamanya. ssshhhhhh... ... aaachhhhhhh... ... ... ... spermaku tumpah  dengan derasnya kedalam liang senggama tanteku... . mata tanteku sayu  menatapku klimaks... .. permainan panjang yang sangat melelahkan... ...  yang diawali dengan pemaksaan dan perkosaaan yang ahirnya berkesudahan  dengan kenikmatan puncak yang sama sama diraih... kulihat terpancar  kepuasaan yang amat sangat diwajah tanteku.
  "kamu harus menjaga rahasia ini to... .."
  aku hanya mengangguk... . dan sekarang tanteku tak perduli lagi kalau om  ku mau pulang atau tidak... karena kalau om ku keluar malam maka  tanteku akan menghubungiku via HP untuk segera kerumahnya... ...          Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Ayu dan Efi, Ibu dan Anak Sekaligus               Apr 24th 2013, 02:53                                               Didalam cerita pengalaman saya yang pertama yang saya beri judul "Masa  kecil saya di Palembang", saya menceritakan bagaimana saya diperkenalkan  kepada kenikmatan senggama pada waktu saya masih berumur 13 tahun oleh  Ayu, seorang wanita tetangga kami yang telah berumur jauh lebih tua.  Saya dibesarkan didalam keluarga yang sangat taat dalam agama. Saya  sebelumnya belum pernah terekspos terhadap hubungan laki-laki dan  perempuan. Pengetahuan saya mengenai hal-hal persetubuhan hanyalah  sebatas apa yang saya baca didalam cerita-cerita porno ketikan yang  beredar di sekolah ketika saya duduk di bangku SMP.
  Pada masa itu belum banyak kesempatan bagi anak lelaki seperti saya  walaupun melihat tubuh wanita bugil sekalipun. Anak-anak lelaki masa ini  mungkin susah membayangkan bahwa anak seperti saya cukup melihat  gambar-gambar di buku mode-blad punya kakak saya seperti Lana Lobell,  dimana terdapat gambar-gambar bintang film seperti Ginger Roberts, Jayne  Mansfield, yang memperagakan pakaian dalam, ini saja sudah cukup  membuat kita terangsang dan melakukan masturbasi beberapa kali.
  Bisalah dibayangkan bagaimana menggebu-gebunya gairah dan nafsu saya  ketika diberi kesempatan untuk secara nyata bukan saja hanya bisa  melihat tubuh bugil wanita seperti Ayu, tetapi bisa mengalami kenikmatan  bersanggama dengan wanita sungguhan, tanpa memperdulikan apakah wanita  itu jauh lebih tua. Dengan hanya memandang tubuh Ayu yang begitu mulus  dan putih saja sucah cukup sebetulnya untuk menjadi bahan imajinasi saya  untuk bermasturbasi, apalagi dengan secara nyata-nyata bisa merasakan  hangatnya dan mulusnya tubuhnya. Apalagi betul-betul melihat kemaluannya  yang mulus tanpa jembut. Bisa mencium dan mengendus bau kemaluannya  yang begitu menggairahkan yang kadang-kadang masih berbau sedikit amis  kencing perempuan dan yang paling hebat lagi buat saya adalah bisanya  saya menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang  seharusnyalah masih merupakan buah larangan yang penuh rahasia buat  saya.
  Mungkin pengalaman dini inilah yang membuat saya menjadi sangat  menikmati apa yang disebut cunnilingus, atau mempermainkan kemaluan  wanita dengan mulut. Sampai sekarangpun saya sangat menikmati  mempermainkan kemaluan wanita, mulai dari memandang, lalu mencium aroma  khasnya, lalu mempermainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora),  lalu melumati bagian dalamnya dengan lidah saya, lalu mengemut  clitorisnya sampai si wanita minta-minta ampun kewalahan. Yang terakhir  barulah saya memasukkan batang kemaluan saya kedalam liang sanggamanya  yang sudah banjir.
  Setelah kesempatan saya dan Ayu untuk bermain cinta (saya tidak tahu  apakah itu bisa disebut bermain cinta) yang pertama kali itu, maka kami  menjadi semakin berani dan Ayu dengan bebasnya akan datang kerumah saya  hampir setiap hari, paling sedikit 3 kali seminggu. Apabila dia datang,  dia akan langsung masuk kedalam kamar tidur saya, dan tidak lama  kemudian sayapun segera menyusul.
  Biasanya dia selalu mengenakan daster yang longgar yang bisa  ditanggalkan dengan sangat gampang, hanya tarik saja keatas melalui  kepalanya, dan biasanya dia duduk dipinggiran tempat tidur saya. Saya  biasanya langsung menerkam payudaranya yang sudah agak kendor tetapi  sangat bersih dan mulus. Pentilnya dilingkari bundaran yang  kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian saya.  Ayu sangat suka apabila saya mengemut pentil susunya yang menjadi  tegang dan memerah, dan bisa dipastikan bahwa kemaluannya segera menjadi  becek apabila saya sudah mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.
  Mungkin saking tegangnya saya didalam melakukan sesuatu yang terlarang,  pada permulaannya kami mulai bersanggama, saya sangat cepat sekali  mencapai klimaks. Untunglah Ayu selalu menyuruh saya untuk  menjilat-jilat dan menyedot-nyedot kemaluannya lebih dulu sehingga  biasanya dia sudah orgasme duluan sampai dua atau tiga kali sebelum saya  memasukkan penis saya kedalam liang peranakannya, dan setelah saya  pompa hanya beberapa kali saja maka saya seringkali langsung  menyemprotkan mani saya kedalam vaginanya. Barulah untuk ronde kedua  saya bisa menahan lebih lama untuk tidak ejakulasi dan Ayu bisa menyusul  dengan orgasmenya sehingga saya bisa merasakan empot-empotan vaginanya  yang seakan-akan menyedot penis saya lebih dalam kedalam sorga dunia.
  Ayu juga sangat doyan mengemut-ngemut penis saya yang masih belum  bertumbuh secara maksimum. Saya tidak disunat dan Ayu sangat sering  menggoda saya dengan menertawakan "kulup" saya, dan setelah beberapa  minggu Ayu kemudian berhasil menarik seluruh kulit kulup saya sehingga  topi baja saya bisa muncul seluruhnya. Saya masih ingat bagaimana dia  berusaha menarik-narik atau mengupas kulup saya sampai terasa sakit,  lalu dia akan mengobatinya dengan mengemutnya dengan lembut sampai  sakitnya hilang. Setelah itu dia seperti memperolah permainan baru  dengan mempermainkan lidahnya disekeliling leher penis saya sampai saya  merasa begitu kegelian dan kadang-kadang sampai saya tidak kuat  menahannya dan mani saya tumpah dan muncrat ke hidung dan matanya.
  Kadang-kadang Ayu juga minta "main" walaupun dia sedang mens. Walaupun  dia berusaha mencuci vaginanya lebih dulu, saya tidak pernah mau mencium  vaginanya karena saya perhatikan bau-nya tidak menyenangkan.  Paling-paling saya hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang  terasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terus terang, saya tidak  begitu menikmatinya dan biasanya saya cepat sekali ejakulasi. Apabila  saya mencabut kemaluan saya dari vagina Ayu, saya bisa melihat cairan  darah mensnya yang bercampur dengan mani saya. Kadang-kadang saya merasa  jijik melihatnya.
  Satu hari, kami sedang asyik-asyiknya menikmati sanggama, dimana kami  berdua sedang telanjang bugil dan Ayu sedang berada didalam posisi  diatas menunggangi saya. Dia menaruh tiga buah bantal untuk menopang  kepala saya sehingga saya bisa mengisap-isap payudaranya sementara dia  menggilas kemaluan saya dengan dengan kemaluannya. Pinggulnya naik turun  dengan irama yang teratur. Kami rileks saja karena sudah begitu  seringnya kami bersanggama. Dan pasangan suami isteri yang tadinya  menyewa kamar dikamar sebelah, sudah pindah kerumah kontrakan mereka  yang baru.
  Saya sudah ejakulasi sekali dan air mani saya sudah bercampur dengan jus  dari kemaluannya yang selalu membanjir. Lalu tiba-tiba, pada saat dia  mengalami klimaks dan dia mengerang-erang sambil menekan saya dengan  pinggulnya, anak perempuannya yang bernama Efi ternyata sedang berdiri  dipintu kamar tidur saya dan berkata, "Ibu main kancitan, iya..?"  (kancitan = ngentot, bahasa Palembang)
  Saya sangat kaget dan tidak tahu harus berbuat bagaimana tetapi karena  sedang dipuncak klimaksnya, Ayu diam saja terlentang diatas tubuh saya.  Saya melirik dan melihat Efi datang mendekat ketempat tidur, matanya  tertuju kebagian tubuh kami dimana penis saya sedang bersatu dengan  dengan kemaluan ibunya. Lalu dia duduk di pinggiran tempat tidur dengan  mata melotot.
  "Hayo, ibu main kancitan," katanya lagi.
  Lalu pelan-pelan Ayu menggulingkan tubuhnya dan berbaring disamping saya  tanpa berusaha menutupi kebugilannya. Saya mengambil satu bantal dan  menutupi perut dan kemaluan saya .
  "Efi, Efi. Kamu ngapain sih disini?" kata Ayu lemas.
  "Efi pulang sekolah agak pagi dan Efi cari-cari Ibu dirumah, tahunya  lagi kancitan sama Bang Johan," kata Efi tanpa melepaskan matanya dari  arah kemaluan saya. Saya merasa sangat malu tetapi juga heran melihat  Ayu tenang-tenang saja.
  "Efi juga mau kancitan," kata Efi tiba-tiba.
  "E-eh, Efi masih kecil.." kata ibunya sambil berusaha duduk dan mulai mengenakan dasternya.
  "Efi mau kancitan, kalau nggak nanti Efi bilangin Abah."
  "Jangan Efi, jangan bilangin Abah.., kata Ayu membujuk.
  "Efi mau kancitan," Efi membandel. "Kalo nggak nanti Efi bilangin Abah.."
  "Iya udah, diam. Sini, biar Johan ngancitin Efi." Ayu berkata.
  Saya hampir tidak percaya akan apa yang saya dengar. Jantung saya  berdegup-degup seperti alu menumbuk. Saya sudah sering melihat Efi  bermain-main di pekarangan rumahnya dan menurut saya dia hanyalah  seorang anak yang masih begitu kecil. Dari mana dia mengerti tentang  "main kancitan" segala?
  Ayu mengambil bantal yang sedang menutupi kemaluan saya dan tangannya  mengelus-ngelus penis saya yang masih basah dan sudah mulai berdiri  kembali.
  "Sini, biar Efi lihat." Ayu mengupas kulit kulup saya untuk menunjukkan  kepala penis saya kepada Efi. Efi datang mendekat dan tangannya ikut  meremas-remas penis saya. Aduh maak, saya berteriak dalam hati.  Bagaimana ini kejadiannya? Tetapi saya diam saja karena betul-betul  bingung dan tidak tahu harus melakukan apa.
  Tempat tidur saya cukup besar dan Ayu kemudian menyutuh Efi untuk  membuka baju sekolahnya dan telentang di tempat tidur didekat saya. Saya  duduk dikasur dan melihat tubuh Efi yang masih begitu remaja.  Payudaranya masih belum berbentuk, hampir rata tetapi sudah agak  membenjol. Putingnya masih belum keluar, malahan sepertinya masuk  kedalam. Ayu kemudian merosot celana dalam Efi dan saya melihat kemaluan  Efi yang sangat mulus, seperti kemaluan ibunya. Belum ada bibir luar,  hanya garis lurus saja, dan diantara garis lurus itu saya melihat  itilnya yang seperti mengintip dari sela-sela garis kemaluannya. Efi  merapatkan pahanya dan matanya menatap kearah ibunya seperti menunggu  apa yang harus dilakukan selanjutnya.
  Saya mengelus-elus bukit venus Efi yang agak menggembung lalu saya coba  merenggangkan pahanya. Dengan agak enggan, Efi menurut, dan saya  berlutut di antara kedua pahanya dan membungkuk untuk mencium  selangkangan Efi.
  "Ibu, Efi malu ah.." kata Efi sambil berusaha menutup kemaluannya dengan kedua tangannya.
  "Ayo, Efi mau kancitan, ndak?" kata Ayu.
  Saya mengendus kemaluan Efi dan baunya sangat tajam.
  "Uh, mambu pesing." Saya berkata dengan agak jijik. Saya juga melihat  adanya "keju" yang keputih-putihan diantara celah-celah bibir kemaluan  Efi.
  "Tunggu sebentar," kata Ayu yang lalu pergi keluar kamar tidur. Saya  menunggu sambil mempermainkan bibir kemaluan Efi dengan jari-jari saya.  Efi mulai membuka pahanya makin lebar.
  Sebentar kemudian Ayu datang membawa satu baskom air dan satu handuk  kecil. Dia pun mulai mencuci kemaluan Efi dengan handuk kecil itu dan  saya perhatikan kemaluan Efi mulai memerah karena digosok-gosok Ayu  dengan handuk tadi. Setelah selesai, saya kembali membongkok untuk  mencium kemaluan Efi. Baunya tidak lagi setajam sebelumnya dan sayapun  menghirup aroma kemaluan Efi yang hanya berbau amis sedikit saja. Saya  mulai membuka celah-celah kemaluannya dengan menggunakan lidah saya dan  Efi-pun merenggangkan pahanya semakin lebar. Saya sekarang bisa melihat  bagian dalam kemaluannya dengan sangat jelas. Bagian samping kemaluan  Efi kelihatan sangat lembut ketika saya membuka belahan bibirnya dengan  jari-jari saya, kelihatanlah bagian dalamnya yang sangat merah.
  Saya isap-isap kemaluannya dan terasa agak asin dan ketika saya  mempermainkan kelentitnya dengan ujung lidah saya, Efi menggeliat-geliat  sambil mengerang, "Ibu, aduuh geli, ibuu.., geli nian ibuu.."
  Saya kemudian bangkit dan mengarahkan kepala penis saya kearah belahan  bibir kemaluan Efi dan tanpa melihat kemana masuknya, saya dorong  pelan-pelan.
  "Aduh, sakit bu..," Efi hampir menjerit.
  "Johan, pelan-pelan masuknya." Kata Ayu sambil mengelus-elus bukit Efi.
  Saya coba lagi mendorong, dan Efi menggigit bibirnya kesakitan.
  "Sakit, ibu."
  Ayu bangkit kembali dan berkata,"Johan tunggu sebentar," lalu dia pergi keluar dari kamar.
  Saya tidak tahu kemana Ayu perginya dan sambil menunggu dia kembali  sayapun berlutut didepan kemaluan Efi dan sambil memegang batang penis,  saya mempermainkan kepalanya di clitoris Efi. Efi memegang kedua tangan  saya erat-erat dengan kedua tangannya dan saya mulai lagi mendorong.
  Saya merasa kepala penis saya sudah mulai masuk tetapi rasanya sangat  sempit. Saya sudah begitu terbiasa dengan lobang kemaluan Ayu yang  longgar dan penis saya tidak pernah merasa kesulitan untuk masuk dengan  mudah. Tetapi liang vagina Efi yang masih kecil itu terasa sangat ketat.  Tiba-tiba Efi mendorong tubuh saya mundur sambil berteriak, "Aduuh..!"  Rupanya tanpa saya sadari, saya sudah mendorong lebih dalam lagi dan Efi  masih tetap kesakitan.
  Sebentar lagi Ayu datang dan dia memegang satu cangkir kecil yang berisi  minyak kelapa. Dia mengolesi kepala penis saya dengan minyak itu dan  kemudian dia juga melumasi kemaluan Efi. Kemudian dia memegang batang  kemaluan saya dan menuntunnya pelan-pelan untuk memasuki liang vagina  Efi. Terasa licin memang dan saya-pun bisa masuk sedikit demi sedikit.  Efi meremas tangan saya sambil menggigit bibir, apakah karena menahan  sakit atau merasakan enak, saya tidak tahu pasti.
  Saya melihat Efi menitikkan air mata tetapi saya meneruskan memasukkan batang penis saya pelan-pelan.
  "Cabut dulu," kata Ayu tiba-tiba.
  Saya menarik penis saya keluar dari lobang kemaluan Efi. Saya bisa  melihat lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga. Ayu kembali  melumasi penis saya dan kemaluan Efi dengan minyak kelapa, lalu menuntun  penis saya lagi untuk masuk kedalam lobang Efi yang sedang menunggu.  Saya dorong lagi dengan hati-hati, sampai semuanya terbenam didalam Efi.  Aduh nikmatnya, karena lobang Efi betul-betul sangat hangat dan ketat,  dan saya tidak bisa menahannya lalu saya tekan dalam-dalam dan air  manikupun tumpah didalam liang kemaluan Efi. Efi yang masih kecil. Saya  juga sebetulnya masih dibawah umur, tetapi pada saat itu kami berdua  sedang merasakan bersanggama dengan disaksikan Ayu, ibunya sendiri.
  Efi belum tahu bagaimana caranya mengimbangi gerakan bersanggama dengan  baik, dan dia diam saja menerima tumpahan air mani saya. Saya juga tidak  melihat reaksi dari Efi yang menunjukkan apakah dia menikmatinya atau  tidak. Saya merebahkan tubuh saya diatas tubuh Efi yang masih kurus dan  kecil itu. Dia diam saja.
  Setelah beberapa menit, saya berguling kesamping dan merebahkan diri  disamping Efi. Saya merasa sangat terkuras dan lemas. Tetapi rupanya Ayu  sudah terangsang lagi setelah melihat saya menyetubuhi anaknya. Diapun  menaiki wajah saya dan mendudukinya dan menggilingnya dengan vaginanya  yang basah, dan didalam kami di posisi 69 itu diapun mengisap-ngisap  penis saya yang sudah mulai lemas sehingga penis saya itu mulai menegang  kembali.
  Wajah saya begitu dekat dengan anusnya dan saya bisa mencium sedikit bau  anus yang baru cebok dan entah kenapa itu membuat saya sangat  bergairah. Nafsu kami memang begitu menggebu-gebu, dan saya sedot dan  jilat kemaluan Ayu sepuas-puasnya, sementara Efi menonton kami berdua  tanpa mengucapkan sepatah katapun. Saya sudah mengenal kebiasaan Ayu  dimana dia sering kentut kalau betul-betul sedang klimaks berat, dan  saat itupun Ayu kentut beberapa kali diatas wajah saya. Saya sempat  melihat lobang anusnya ber-getar ketika dia kentut, dan sayapun  melepaskan semburan air mani saya yang ketiga kalinya hari itu didalam  mulut Ayu. "Alangkah lemaknyoo..!" saya berteriak dalam hati.
  "Ugh, ibu kentut," kata Efi tetapi Ayu hanya bisa mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang dicekik lehernya.
  Hanya sekali itu saja saya pernah menyetubuhi Efi. Ternyata dia masih  belum cukup dewasa untuk mengetahui nikmatnya bersanggama. Dia masih  anak kecil, dan pikirannya sebetulnya belum sampai kepada hal-hal  seperti itu. Tetapi saya dan Ayu terus menikmati indahnya permainan  bersanggama sampai dua atau tiga kali seminggu. Saya masih ingat  bagaimana saya selalu merasa sangat lapar setelah setiap kali kami  selesai bersanggama. Tadinya saya belum mengerti bahwa tubuh saya  menuntut banyak gizi untuk menggantikan tenaga saya yang dikuras untuk  melayani Ayu, tetapi saya selalu saya merasa ingin makan telur  banyak-banyak. Saya sangat beruntung karena kami kebetulan memelihara  beberapa puluh ekor ayam, dan setiap pagi saya selalu menenggak 4 sampai  6 butir telur mentah. Saya juga memperhatikan dalam tempo setahun itu  penis saya menjadi semakin besar dan bulu jembut saya mulai menjadi agak  kasar. Saya tidak tahu apakah penis saya cukup besar dibandingkan suami  Ayu ataupun lelaki lain. Yang saya tahu adalah bahwa saya sangat puas,  dan kelihatannya Ayu juga cukup puas.
  Saya tidak merasa seperti seorang yang bejat moral. Saya tidak pernah  melacur dan ketika saya masih kawin dengan isteri saya yang orang bule,  walaupun perkawinan kami itu berakhir dengan perceraian, saya tidak  pernah menyeleweng. Tetapi saya akan selalu berterima kasih kepada Ayu  (entah dimana dia sekarang) yang telah memberikan saya kenikmatan  didalam umur yang sangat dini, dan pelajaran yang sangat berharga  didalam bagaimana melayani seorang perempuan, terlepas dari apakah itu  salah atau tidak.
             Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - TTM (Tetangga Tapi Mesum)               Apr 24th 2013, 02:51                                               Sebenarnya saya adalah penikmat cerita panas dari jaman web fenomenal hingga sekarang di forum Semprotlagi.com ini. Keinginan buat menulis pengalaman sex saya baru muncul sekarang.  Oke tanpa banyak basa-basi saya akan memulai pengalaman sex saya yang  dimana saya mulai melepas keperjakaan saya diwaktu kelas 2 smu. Tapi  saya gak akan menceritakan asal muasal terlepas nya keperjakaan saya.  Tapi cerita pengalaman sex saya yang gak mungkin akan saya lupa hingga  saya tua nanti. Nama saya aditya,biasa cmn dipanggil adit aja. Seperti kalian ketahui  saat ini saya mahasiswa tingkat akhir di suatu PTN di Makassar, saya  adalah mahasiswa yang nyaris hanya biasa saja. Dengan tinggi 172cm dan  berat 60kg dan wajah yang agak oriental (kata" teman). Cerita saya ini  tidak pernah saya sangka bakal terjadi karena partner sex yang saya  temani itu ternyata tetangga saya sendiri. Tetangga saya ini sebenarnya  bukan tipe wanita ideal menurut saya, dan saya sebelumnya tidak pernah  tertarik sama sekali. Kami tinggal di sebuah perumahan di Makassar  dimana perumahan tersebut kehidupan bertetanggan nya sangat kuat jadi  nyaris untuk mengincar/nakal" dengan tetangga itu tidak mungkin. Nah disuatu hari, sehabis kuliah saya kewarnet dekat rumah untuk  mengerjakan tugas kuliah yang makin menumpuk. Setelah tugas kuliah saya  selesai, iseng" saya membuka applikasi chat (mirc) untuk sekedar have  fun. Dari beberapa yang saya ajak chat ada satu wanita yang sangat  welcome dengan chat saya. Chat pun berlanjut hingga dia memberikan  facebooknya setelah saya mengetahui ternyata yang saya temani chat itu  adalah tetangga saya sendiri. Timbul niat iseng saya buat mengajakin  tetangga saya ini ML tapi itu cuman dalam mimpi saja.. Ohh iya tetangga saya ini adalah seorang anak dokter dimana kedua  orangtua nya sangat dihormati di perumahan tersebut, dan saya sebelumnya  tidak pernah akrab. Rumah saya dan rumah nya cuman terpisah 4 rumah.  Dia berkuliah di tempat saya juga kuliah cmn kami lain fakultas dan satu  hal juga saya g pernah berfikir buat bs ML dengan dia karena dia  memakai jilbab (no sara). Tetangga saya tersebut bernama tyas sebagai  bayangan buat semproters tyas ini tingginya 159cm dengan berat mungkin  sekitar 45 kg. dan nyaris g ada yang special dari ukuran tubuhnya.  Ukuran boobsnya pun cmn 32 artinya saya memang g pernah tertarik secara  sex dengan tyas ini. Tapi itu berubah setelah saya timbul buat berfikir mengajak si tyas ml  lewat chat, awalnya dia cmn diam dengan ajak kan saya. Karena saya tidak  membuka identitas asli saya, setelah berpanjang" chat dengan tyas  termasuk kita sempat berchat sex. Disepakati kalau kita bertemu saja  dulu. Disepakati lah sorenya kita bertemu dengan tempat bertemu depan kompleks  perumahan tersebut, kebetulan itu hari saya lagi membawa kendaraan  (mobil). Di sore itu hari tyas cmn memakai baju kaos dengan jins skinny  nya tanpa memakai jilbab nya. Setelah beberapa kali sms"an saya mencoba  memberi kejutan si tyas agar langsung naik aja di mobil saya dimana saya  udah memarkir mobil saya dengan rapi tanpa takut harus ketahuan ketika  saya dan tyas lagi ML. Begitu si tyas naik ke mobil sesuai dengan yang saya suruh kan,betapa  kagetnya si tyas karena yang di mobil tersebut adalah tidak lain  tetangganya sendiri alias saya..hehehe Setelah kami berbincang sekitar 10 menit'an timbul niat saya buat  memulainya duluan tanpa harus menunggu ijin nya. Awalnya saya mulai  pegang punggung tangan si tyas kemudian saya coba mengecup titik  rangsangan nya dia yaitu di leher (titik ini saya tahu karena pengakuan  dia dichatsex kami). Kecupan di lehernya ibarat menyalahkan api gelora.  Makin lama saya membangkitkan gairahnya makin kaget saya dengan respon  saya dapat dari tyas yang dimana kalau dia nafsu makin makin manis.  Karena posisi jok depan mobil saya yang sempit saya menyuruhnya pindah  ke jok belakang yang lebih lapang. Di jok belakang kami saling mencumbu   tanpa membuka baju kami, ketika ada jedah saya sempat bertanya apakah  dia yakin mau betul" mau ML sama saya.. dan jawaban saya dapat bukan  ucapan mau tapi sebuah cumbuan bibir yang hebat dari seorang tyas. Tyas  pun mencumbu bibir saya hingga turun ke leher saya untuk membangkitkan  gairah saya yang sebenarnya sudah sedari tadi bangun. Sambil tyas  mencumbui saya, kami pun memncoba membuka baju kami masing". Dikeadaan  ini si tyas masih menganakan bra dan cd nya. Tanpa perintah pun saya  menelanjangngi dia dan kembali mengambil komando untuk mencumbui dia,  sambil tetap foreplay pada bibir dan lehernya saya mulai membuka bra nya  dengan sakali sentuhan pada bra nya. Si tyas pun melai mendesis  bagaikan ular ketika saya mengulum payudara nya yang kecil tapi imut.  ssshhhhh terus dittt sambil mengigit bibir bawahnya menandakan dia udah diliputi nafsunya.  Masih dengan kuluman saya ke payudayaranya yang imut, tangan tyas pun  mulai bergerilya ke selakangan saya. Agar tyas makin mudah saya  melepaskan cd saya, kocokan tangan kecilnya begitu enak sehingga penis  saya yang udah sedari tadi berdiri makin menjulang sehingga si tyas  makin kaget dengan ukuran penis saya.  Saya lepaskan kuluman saya dari  payudara tyas sehingga memberikan tyas kesempatan untuk meng oral penis  saya yang panjang nya cmn 15 cmn tp dengan diameter 4cm. mulut  munggilnya mulai mencoba memasukkan penis  saya dimulai dengan menjilati  helm penis saya yang besar makin lama makin tenggelam lah penis saya di  mulut tyas..  bercampur dgn air ludah dari tyas, blowjob tyas makin lama makin enak  walaupun kadang mengenai gigi tyas malah blowjob tyas menghasilkan bunyi  yang sangat menggairahkan plok,plok,plok,plok..ahhhhh  saya pun mulai tidak terkontrol dengan blowjob dari tyas. Ada sekitar 10  menit'an blowjob tyas saya pun menyudahinya, kembali mengambil alih  control dari tyas ,saya menidurkan tyas dan membuka cdnya dan tercium  lah aroma khas vagina wanita yang sangat membangkitkan gairah.. Saya mulai menjilatinya ketika mulai mendekat kan mulut saya ke vagina  tyas,si tyas dengan cepat menahan kepala saya. Saya berhenti dan  bertanya kepada tyas. Saya: kenapa? Tyas: gak dit,belum pernah ada  yang jilat vagina saya, kamu gak jijik? Saya: mantan kmu g pernah jilat memek kmu yas? Tyas: dia ga mau,katanya jijik. Padahal saya penasaran gmn rasanya memek saya dioral juga. Saya: ywdah buka aja yas,dan km rasakan yang kmu blm rasa.. Seketika pun tyas membuka pahanya lebar",saya pun g tinggal diam dengan mulai menjilati memeknya tanpa rasa jijik sedikit pun.. Tyas: enaaakk ditt,terusssss… Mendengar racauan si tyas makin bersemangat pun saya mengulum memek tyas.. Tyas: ssshhhh  terusss dittt, hmmpphh dikit lagi aku keluarrrr..  Makin lama gairah di mobil saya makin panas karena memang saya sengaja mematikan ac nya agar suasana mobil makin hot..hehe Ga lama kemudian tyas kejang" pada pinggang nya menandakan dia udah mau orgasme.. Dengan menjambak rambut ku tyas pun makin meracau.. Tyas: ahhhhhh aku keluar ditt.. Menunggu orgasme tyas berhenti,tyas mencoba untuk berbicara dengan saya.. Tyas: makasih yah dittt,kmu hebat bs memanjakan wanita ditt.. Saya; cmn bisa tersenyum" saja.. Tyas: ditt kmu belum keluar kan,sekarang kmu duduk yang manis aja yah.. Tanpa banyak kata tyas pun naik ke pangkuan saya dengan bantuan tangan  untuk mengarahkan penis saya kearah memek nya. Setelah beberapa kali  percoba'an dikarenakan memek tyas yang lumayan peret..akhirnya ambles  juga penis saya di memek tyas..tyas mendiamkan sesaat spy memeknya  terbiasa dengan penis saya.  G ak lama kemudia tyas mulai menggoyangkan pinggang nya sambil meracau hebat.. Tyas: ssshhh hhmmmppp enaaakkk dittt,hisapin tetek gw ditt… Dengan posisi WOT ini saya leluasa menghisap teteknya tyas.. Sambil menggoyangkan pinggang nya tyas, mulut tyas pun mengcumbu telinga dan leher saya.. Sebuah imajinasi liar yang tidak pernah saya bayangkan, ML dengan  tetangga sendiri. Wanita yang selama ini kelihatan pendiam ternyata  begitu wild ketika ML. Ada sekitaran 20 menit ternyata si tyas kembali orgasme, dengan  mempercepat goyangan pinggulnya tyas kembali mengejang ke'enakkan… Tyas: ahhhhh sialan lo dit memek gw lo apa'in neh,gw dah keluar 2x lo masih senyum" aja.. Saya pun coba menidurkan tyas tanpa mencabut penis saya di memek nya  tyas,dengan style saya diatas saya pun memompa memek tyas dengan terus  menerus.. Tyas: terussss dittt,memek gw gatal benaarrr dittt…ahhhhh hhmmmpptttt.. Sekitar 10 menit memompa memek tyas dan merasa udah mau orgasme saya pun  mencabut penis sy dari memek tyas yang udah banjir karena cairan  orgasme nya sendiri.. Tanpa disuruh tyas langsung mengulum penis saya yang sudah mau  orgasme,dengan bantuan kuluman tyas muncrat lah sperma saya di mulut  tyas.. dengan meracau hebat Saya: ahhhh tyasssss..fuckk….
  ada sekitar 6 tembakan sperma saya dimulut tyas.. Tyas pun menelan sperma saya yang membanjiri mulut tyas,dan membersihkan penis saya dengan mulutnya.. Setelah  orgasme nya saya,si tyas pun bergelayut manja didada saya.. Tyas: kmu hebat ditt,gw belum pernah orgasme klo ML dengan pacar gw..lo hebat.. Saya: makasih yas,kmu juga hebat g munafik sebagi cewek. Tyas: g mungkin gw munafik dit,klo masalah nafsu, sbnrnya dari dulu gw dah punya rasa ditt sama lo tp lo g pernah liat itu dit.. Saya: maaf yas,sy blm bisa komit dalam hubungan.. Tyas: gpp kok ditt, ML dengan lo skrg aja gw dah puasss banget.. Saya: kita TTS aja yas,gmn? Hehe Tyas: TTS apa'an? Saya: tetangga tapi sex..hehehe Tyas: oke…makasih yah dit.. *sambil ngecup pipi gw.. Saya: sama" yas..
  Sejak kejadian di mobil itu,kami sering mengulangi ketika rumah saya  kosong atau ketika rumah dia kosong, di wisma", dan dimana aja ketika  ada kesempatan. Malah pernah kami melakukan dimobil ketika kami berada  diparkiran kampus.
  Sekian dari cerita sederhana saya,maaf kalau tuliasan nya msh ambruadul disana sini.. Semoga kedepaanya makin baik.. G harap bata,ngarep ijo"..hehehe
  *klo ada kekurangan,tolong saran nya yah.. spy cara penulisan nya makin bagus..makasih..          Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sec - Anak Kos Belakang               Apr 24th 2013, 02:49                                               Aku Fadil mahasiswa di Kampus X di jogja, berasal dari  keluarga sederhana di kota di luar jogja. Di jogja ini aku tinggal  ngekos di sebuah dusun dekat dengan kampus dan rata-rata rumah disini  memang dijadikan kos-kosan, baik untuk putri maupun putra. Kosanku  berada didaerah bagian belakang dusun dan dibagian depanku ada kos  putra, disamping ada kos putri, dan di belakang ada kos putri yang  dihuni 7 orang. Yang akan aku ceritakan disini adalah pengalamanku  dengan penghuni kos putri yang berada di belakang kosku.
  Singkat cerita aku dan penghuni kos putra yang lainnya memang sudah  kenal dan lumayan akrab dengan penghuni kos putri belakang, jadi kalo  ada yang perlu bantuan tinggal bilang saja. Aku sering sekali main ke  kosan putri itu untuk sekedar ngobrol-ngobrol saja diruang tamunya,  itupun kalau dikosanku lagi sepi, maklum saja aku sendiri yang angkatan  tua yang nyaris gak ada kerjaan, sedangkan yang lainnya masih sibuk  dengan kuliah dan kegiatan-kegiatan lainnya. Saking seringnya aku main  ke kosan belakang, ketujuh cewek penghuninya sudah sangat terbiasa  dengan kehadiranku disana, dan ada satu orang cewek bernama Ana,  tingginya sekitar 165cm, beratnya sekitar 50kg, kulitnya kuning, ukuran  Branya mungkin cuma 34A, pernah sehabis mandi masih dengan balutan  handuk sejengkal diatas lutut dia lewat didepanku dengan santainya. Aku  yang masih sangat normal sebagai lelaki sempat melongo melihat pahanya  yang mulus ternyata, dan dia cuek aja tampaknya. 
  Sampai suatu hari, sewaktu liburan UAS sekitar menjelang sore saat aku  datang ke kosan belakang seperti biasa, disana hanya ada Ana sendiri,  dia memakai daster bunga-bunga tipis selutut, dia sedang didepan  komputer dikamarnya yang terbuka pintunya, kupikir dia lagi mengerjakan  tugas "lagi ngapain, An? Yang laen kemana?" tanyaku didepan pintu, "eh Mas  Fadil, lagi suntuk nih, lagi ngegame aja, yang laen kan mudik mas, trus  Mbak rina kan KKN pulangnya malem terus" jawabnya sambil masih memainkan  mousenya  "masuk mas".  Aku pun masuk dan duduk di karpetnya  " emang kamu ga mudik juga An?"  "aku kan ngambil SP mas, males klo harus ngulang reguler" jawabnya.  "lagi ngegame apa sih?" tanyaku lagi  "ini nih maen monopoly, abis yang ada cuma ini" sambil merubah posisi  kakinya bersila dan sempat memperlihatkan pahanya, akupun melongo lagi  di sajikan pahanya itu, sampai akhirnya dia sadar dan sambil menutup  pahanya dia bilang  "hayo ngliatin apa?"  "eh ngga, ga liat apa-apa" jawabku gelagapan  "hayooo ngaku, pasti nafsu ya, dasar cowo" dia bilang "yeee jangan cowo aja donk yang salah, yang bikin nafsu kan cewe" kataku membela diri  "wuuu ngeles aja" dia bilang sambil melanjutkan gamenya tadi, "eh mas punya film ga? BT nih"  "film apa ya? Yang di tempatku kan dah di tonton semuanya" jawabku  "yaaah apa aja deeeh" dia memohon "apa dong, ya emang udah ga ada lagi, ada juga bokep tuh klo mau" "mau dong mas mau" dia bilang aku kaget mendengar itu langsung bilang  "beneran nih, nanti kepengen repot lagi"  "udah sana ambilin, aku iseng ni mas"  "tapi nontonnya bareng ya" kubilang  "iihh ga mau ah, nanti malah mas fadil pengen, bisa diperkosa aku" "ga bakalan atuh sampe kaya gitu, mau diambilin ga niy? Tapi nonton bareng ya"  "iya deh, ambil sana" pintanya.
  Secepatnya aku lari ke kos lalu mengcopy bokep yang ada di komputer  dikamarku, aku copy yang bagus-bagus saja, kemudian setelah selesai aku  langsung berlari ke kamar Ana dan menyerahkannya. Ana pun langsung  mengcopy yang ada di flashdiskku.  Kamipun menontonnya, aku duduk berada disebelah kirinya, dan dia duduk  sambil memegang bantal. Kami tak ada bicara saat film itu dimulai. Baru  beberapa menit menonton, aku mulai horny karena baru kali ini aku nonton  bokep sama cewek yang bukan pacarku berdua saja, kontan saja akupun  agak-agak salah tingkah berganti-ganti posisi duduk demi menutupi  kontolku yang sudah berdiri tegang. Tak berapa lama sepertinya diapun  mulai merasakan hal yang sama, nafasnya mulai tak teratur dan agak berat  seperti ada yang ditahan, duduknya pun mulai berganti posisi dan  sekarang bersila sambil memeluk bantalnya itu. Seandainya aku yang jadi  bantalnya, hmmmmm. Akhirnya aku memberanikan diri bertanya  "kenapa, An? hayoo" "apaan sih, ga kenapa-napa ko, mas tuh yang kenapa dari tadi gerak-gerak terus?" dia merengut " yahhh, namanya juga nonton bokep An, nontonnya sama cewek manis berdua aja lagi" kubilang  "emangnya kenapa klo nonton ma cewek berdua aja", sepertinya dia memancingku nekad saja aku bilang  "ya, jadi kepengen lah jadinya"  "tuuh kan bener yang aku bilang tadi" Dia melanjutkan  " mas fadil suka ya begituan?" dan aku jawab asal  "ya sukalah, enak sih"  "lah kamu sendiri suka nonton bokep ya? Dah dari kapan? Jangan-jangan kamu juga udah lagi?" langsung aku cecar saja sekalian "iihhh, apaan sih" dia bilang, "udahhh ngaku ajah, udah pernah kan?kalo udah juga ga papa, rahasia aman kok, hehe" aku cecar terus "mmmm tau ah" dia malu tampaknya, kemudian dia mengalihkan dan bertanya  "mas fadil klo begituan suka jilatin kaya gitu mas" sambil menunjuk adegan cowok lagi jilatin memek cewek "iya, suka, di oral juga suka, kenapa? Pengen ya hehehe"  "ihhhh orang cuma nanya" jawabnya malu-malu "kamu emangnya belom pernah di oral kaya gitu An?" "belom lah,aku sebenernya pernah ML 2 kali, tp cowokku ga pernah tuh  ngejilatin 'itu'ku, aku terus yang disuruh isepin 'anu'nya " akhirnya  dia ngaku juga " wahh keenakan cowokmu donk, diisep terus kontolnya  ma kamu, dah jago dunk, jadi pengen, hehe"  "wuuu sana ma pacarmu sana" katanya  "pacarku kan jauh An" jawabku. 
  Aku langsung bergeser merapatkan diri disamping dia " an, mau aku jilatin memeknya ga?" aku langsung aja abis udah ga tahan.  Dia diam saja, aku cium pipinya diapun menghadapkan mukanya kearahku,  aku dekatkan bibirku ke bibirnya dan kamipun berciuman dengan sangat  bernafsu. Tangan kiriku mulai meraba toketnya, diapun melenguh "mmmh"  sambil tetap berciuman.  "An, udah lama aku pingin ngerasain ngentot sama kamu" kataku "aku juga mas, aku kan sering mancing mas fadil, tapi mas kayanya ga ngerasa" dia bilang "ihh pake mancing-mancing segala, kan tinggal ajak aja aku pasti mau"  "yeee masa aku yang ajak" katanya manja sambil menggelayutkan tangannya dileherku "berarti boleh dong memeknya aku jilat" sambil kuturunkan tanganku ke memeknya yang masih terbalut dasternya "lom diijinin aja tangannya udah megang memekku nih" sambil tersenyum kemudian menciumiku. Aku langsung melumat bibirnya sambil mengangkat dasternya hingga  tanganku dan memeknya hanya dibatasi CD tipis saja. Ana sudah mulai  memasukkan tangannya kedalam celana(saat itu aku hanya menggunakan  celana boxer) dan CD ku sampai menyentuh kontolku dan kemudian  mengelusnya lembut "mmmhhh Ana sayang" Aku membuka kaosku lalu melepaskan dasternya sekalian hingga tersisa CD dan bra nya saja. "kamu seksi An" "mas fadil juga kontolnya gede, Ana suka banget, Ana isep ya?" "iya An, aku juga ga sabar pingin memek km" Akupun berdiri, Ana memelorotkan celana sekaligus CDku sampai kontolku  seperti melompat kedepan mukanya saking tegangnya, Ana sedikit kaget  saat melihat kontolku yang memiliki panjang sekitar 17cm "mas, gede ih, pacarku ga segede ini kontolnya" Saat dia sudah membuka mulutnya ingin melahap kontolku, aku langsung menariknya hingga berdiri "sebentar sayang, dah ga sabaran pengen isep ya?" Ana mengangguk manyun "kita 69 yuk sayang" Aku membuka tali bra nya dan lalu cdnya kuturunkan, terlihat bersih memeknya tanpa jembut. "memek kamu bersih sayang" "baru  kemaren aku cukur mas, abis suka gatel kalo ada bulunya, mas suka ngga?" "suka banget sayang" sambil kuciumi memeknya. Ana naik ke kasurnya dengan posisi telentang mengundangku, akupun naik  dan memposisikan kontolku berhadapan dengan mukanya lalu mukaku didepan  memeknya. Aku mulai menjilati memeknya dengan lembut , Ana tanpa ragu memasukkan kontolku ke mulutnya dan mengocoknya perlahan "oughhh, mmmhhh Ana sayang" memek Ana terasa sangat legit aku menjilati klitorisnya yang kemerahan "hmpffhhh….mmmpphhh" Ana melenguh Sekitar 5 menit kami di posisi ini, kami sudah sama-sama tidak tahan,  aku mengubah posisiku berada di atas tubuh telentang Ana dan mengarahkan  kontolku ke memeknya. Memeknya sudah agak basah setelah oral tadi, aku  menggesek-gesekkan kontolku sesaat "ohhhh, masukin masku sayang, Ana ga tahan lagi mmmmhhh"
  Aku senang mendengarnya memohon minta di entot. Aku menekankan kontolku  perlahan, baru kepalanya yang masuk, agak sulit, aku hentakkan sedikit,  Ana menggigit bibirnya, dan akhirnya kontolku berhasil memasuki lubang  senggamanya, sempit dan seret rasanya membuatku merasakan kenikmatan  saat aku awal bercinta dengan pacarku, namun ini terasa lebih mungkin  karena lebih menantang. Aku memompa memeknya perlahan-lahan, Ana  mengikuti gerakanku dengan menggerakkan pinggulnya mengarahkan memeknya.  Aku genjot terus sambil kupeluk Ana dan menciumi bibirnya yang merah  basah. "mmh. Hmmpppf….sayang enak banget sayang, memek kamu sempit banget, kontolku kaya dipijet-pijet"  " he emh mas, oughhh terus mas, masukin terus mas, biar Ana jepit kontolnya, ahhhhh" bicaranya terengah-engah Aku menggenjot terus sampai akhirnya kontolku amblas didalam memeknya. Aku semakin cepat memompa liang senggamanya. "ahhh,,ohhhh, masku,,,ohh,,entot aku ohh..enak banget mas sayang, Ana  pingin oohhhhh dientot mas terus, ayo ooougghhh" Ana sudah tak karuan  omongannya saking menikmatinya.
  15 menitan kami bercinta dalam posisi tersebut dan aku memintanya  nungging untuk posisi doggy , Ana menurut saja, aku masukkan kontolku  kememeknya lagi dan sekarang sudah agak lancar walaupun masih terasa  sempitnya seperti memeras dan menyedot kontolku masuk. Aku memegang  pantatnya yang mulus bersih sambil aku pompa tak terlalu cepat, Anapun  memajumundurkan memeknya hingga seperti akan menelan kontolku seluruhnya  dan sangat nikmat rasanya. Aku mempercepat genjotanku di memeknya, Ana sedikit berteriak kenikmatan "auhh mas,, mmmhh  terus mas, enak ahhh…kontol mas…oohhh sayang" Nafasku semakin memburu dan bernafsu mendengar ocehannya itu membuat genjotanku menjadi sangat cepat "sayang, aku kluarin dimana sayang…ah ah oughh" "didalem…argh aja sayang auuhhh ga papa, Ana juga mau keluar mmmhhh" Genjotanku cepat sekali karena spermaku sudah tak tertahankan lagi mau keluar. "arrrgghhh aku keluar sayanggg"
  Dan saat itu juga tubuh Ana mengejang orgasme "ahhhhhhh, aku juga ssssshh mas" Aku muntahkan spermaku dalam lubang memek Ana, aku memutar tubuh Ana  dengan kontol masih tertancap di memeknya,aku memeluk dan menciumnya "kamu hebat sayang, memek kamu hebat jepitannya" "mas fadil juga" Dia mengajakku ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh kami, dengan  masih telanjang kami keluar kamar dan menuju kamar mandi. Aku  membersihkan seluruh tubuhnya dengan perasaan sayang yang luar biasa,  dan diapun melakukan hal yang sama kepadaku. Setelah selesai membersihkan tubuh kami, kami kembali kekamarnya dan memakai kembali pakaian kami,saat itu dia bilang kepadaku "makasih ya mas, udah ngasih kepuasan buat aku, enak banget ngentot sama kamu mas" "sama-sama sayang, besok-besok lagi ya?" "siap mas. Muachh" jawabnya sambil menciumku Akupun kembali ke kosku dengan hati sangat senang dan saat ada  kesempatan berdua kamipun melakukannya lagi. Atau saat sama-sama tidak  tahan kami janjian ke hotel untuk memuaskan nafsu kami.   Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Pembantu yg bikin ane ketagihan..               Apr 24th 2013, 02:47                                                Cerita ini berawal ketika ane di mutasi perusahaan ke daerah Bgr karena  kinerja ane di tempat asal kurang bagus..ane sempet putus asa dan yg  lebih sedih ane harus pisah ma bokin yg ane sayangi.. Tapi karena kebutuhan akhirnya ane ambil juga itu keputusan untuk mutasi.. Sesampai di Bgr ane dapet fasilitas kontrak rumah dari perusahaan,dan  ane dapet di daerah pinggiran kota,lumayan lah type 36,ada 2 kamar plus  perabotan udah ada di sana.. Setelah 1 bulan berlalu ane kewalahan ngurusi itu rumah,maklum ane  berangkat pagi,pulang malam,minggu pulang ke Bdg ketemu bokin ya jadinya  itu rumah acak2an dan kotor banget.. Ane ngerasa ga nyaman,dan ane mutusin untuk nyari orang buat ngurusi rumah. Ane sempatkan datangi salah satu yayasan penyalur di kota Bgr,ane pilih 1  orang yg ane pikir bisa kerja,orangnya biasa aja,masih muda,umur 20  tahun,aslinya dari daerah di jw tngh,dan 1 yg bikin ane pilih dia,dia  keliahatan cekatan saat ane melihat cara praktek di beberapa orang yg di  tawarkan.. Sebenarnya kalau ane emang niat macem2,ane bisa aja pilih yg  genit,karena ada beberapa orang yg matanya tuh menunjukan kalo "pilih gw  aja" dan sedikit centil..
  lanjut..
  Ane minta Susi (sebut aja bgitu) di antar ke rumah hari sabtu,karena ane  pikir hari minggu ane akan pergi dan ane minta susi untuk bersihin  rumah..
  Hari sabtu malam orang yayasan datang mengantar susi,dan ane lunasi biaya administrasi,lalu jadilah susi bekerja di rumah ane..
  Hari minggu ane tinggal dia di rumah,untuk bersih2 dan cuci baju ane yg udah menggunung..
  Hari senin pagi ane datang ke rumah,ane seneng banget rumah udah  bersih,rumput2 di bersihin depan rumah..baju ane pun udah pada wangi di  setrika ma doi.. Karna ane puas,ane kasih doi uang jajan 50 ribu,dia seneng banget,ane  bilang itu di luar gaji dan uang makan..ane kasih dia uang makan karena  ane ga pernah makan di rumah,jd di rumah gak pernah masak..
  hari2 berlalu,ane emang tidak pernah memandang status orang dari  pekerjaannya,walaupun susi adalah pembantu,tp dia sering cerita tentang  pribadi,tentang orang tua di kampung dll.. Dari situ ane tau bahwa ortu susi cerai,dan susi di paksa bekerja untuk  menghidupi keluarga,ane juga tahu bahwa susi di kampung punya pacar,dan  pacarnya itu sering telp tiap hari,susi kadang mengeluh juga karena  pacarnya ini sering minjem duit tp ga di bayar.. Ane sering nasihati dia supaya lebih hati2 dalam pacaran,lebih2 cowok kayak gitu..dan dia pun mengangguk..
  Kami tiap malam nonton tv bareng,kadang becanda,bahkan ke mall bareng  untuk belanja sabun dsb..kadang kalau ane lagi ada duit ane beliin dia  baju karen aane tahu bajunya itu2 aja..
  skip..
  tak terasa sudah 3 bulan susi kerja di rumah,dan kelihatan dia sangat  betah,terlihat dari badan dia yg sekarang jd lebih gemuk di banding saat  pertama datang..tp hal itulah yg mengganggu pikiran ane..body nya  justru bikin ane gusar..toketnya yg dulu kelihatan kecil tp sekarang  malah kelihatan nyembul...bokongnya yg dulu biasa aja sekarang jd  menarik...haduh...ane pikir bahaya ni..tp ane buang jauh2 perasaan itu..
  Diam2 ane suka ngintip dia kalo habis mandi...kadang ane juga curi2  pandangan ke arah pahanya kalau dia lg pake baju daster dan duduk  sembarangan...
  Suatu hari ane dapet tugas dari kantor untuk mengurus proyek di  kalimantan,ane pun harus pergi selama 2 minggu..ane pergi dan sebelumnya  ane pamit ke susi berpesan supaya hati2 jaga rumah selama ane pergi..
  Di kalimantan ane sms menanyakan kabar,dan ane beranikan untuk sms yg  bernada memancing..seperti "km udah mandi belum susi manis?"...dan dia  pun membalas dengan "udah aa sayang"... Dan ane pancing2 dia denga sms bahwa sebenarnya ane suka ma dia...tp takut di tolak karena susi udah punya cowok.. Tak di sangka susi membalas dengan sms yg sangat mengagetkan "aa kenapa  ga bilang,susi juga suka banget ma aa,tp susi takut,susi kan cuma  pembantu".. wah..ini yg ane tunggu...ane tlp dia..dan kita pun ngobrol panjang lebar tentang seringnya ane curi2 pandang...dll...
  Ane pun pulang ke Bgr,ane langsung menuju rumah..susi menyambut dengan  senyuman malu...ane pun mencubit lengannya..tanda kangen..
  Ane beranikan mengajak susi ngobrol malam itu...kami pun ngobrol..tp  terlihat sekali susi sangat kaku dan tidak seperti biasanya...ane  bertanya "kenpa sus"..."ga apa2 a" susi menjawab.. Ane duduk mendekati susi..dia sangat terlihat gelisah..ane dekatkan  bibir ane ke bibir susi..susi sedikit menghindar..tp ane udah pengen  banget mencium susi..ane sedikit memaksa dan kami pun berciuman...ane  mainkan lidah ane di di bibir susi...kami pun bergumul mesra dengan  hangatnya...di temani hujan bibir kami saling bermain... Malam itu tak terjadi apa2..ane ga ingin buru2 melakukan sesuatu..ane  takut susi akan minta pertanggungan jawab bila ane exe dia malam itu..
  esok hari nya sepulang kerja ane langsung mandi...kami pun  ngobrol..sudah mulai cool...suasananya udah mulai seperti biasa lg..susi  nonton tv,ane di sebelahnya,yg berbeda adalah sekarang susu udah berani  duduk dekat2 nempel ke ane.. Ane membuka pembicaraan..ane bertanya tentang hubungan susi dengan pacarnya di kampung sejauh apa hubungan yg mereka lakukan.. Susi bercerita bahwa mereka memang sering berciuman..dan susi juga  pernah pegang punya cowoknya..begitu pula sebaliknya...sambil berpura2  cemburu aku pun pergi ke kamar.. Susi mengejar ane ke kamar..dia minta maaf..dan bilang bhwa susi masih perawan... Ane bilang gak percaya...karena blm membuktikannya..kami pun sedikit  ngadu argument..dan ane minta pembuktian kalo susi memang masih benar  perawan.. Tak di sangkan susi langsung membuka daster yg di pakainya..."susi akan buktikan kalau susi memang masih perawan"..kata susi "jangan sus,aku ga berani tanggung jawab kalo sampai terjadi sesuatu"ane bilang begitu "aa ga usah mikirin tanggung jawab,yg penting susi kan buktikan kalau  memang susi masih perawn",susi mendekati ane hanya mengenakan BH dan  CelDam...
  Ane konak gan...ga tahan..melihat secara langsung apa yg selama ini ane inginkan...oh shit...ane bingung.. di tengah kebingungan ane,bibir susi sudah melumat bibir ane...kita  berciuman di pinggir tempat tidur...tangan ane secara replex mulai  bergerilya menuju gunung kembar susi...ane ga kuaaaaaat (dalam hati ane  menahan nafsu ini)..
  Ane terus belai toket susi...ane buka bra yg membungkusnya..ane rebahkan susi di ranjang..susi tersenyumm..oh..
  ane mulai melumat pentil susunya...tangan ane mulai bergerilya di paha susi...susi pun melenguh "ohhh"...
  tangan ane menuju selangkangan susi...bermain si pinggiran celana dalam  yg masih membungkus meki susi..ane terus benjilati puting susu susi yg  mulai keras...tangan ane pun membuka celana dalam yg di pkai susi...susi  melenguh kembali.."oooohhhh"....
  Ane secara cepat membuka celana pendek dan kaos ane...ane pun membuka CD yg ane pakai...
  kembali ane lumat bibir susi...tangan ane mulai mengelus pinggiran meki susi...susi pun men desah "aaaaahhhh"... Tangan ane mulai menyibak meki susi yg di tumbuhi bulu yg tidak terlalu  tebal...jari ane menari2 mengelus klitoris susi...susi pun tambah  mendesah "AAAAAAHHHH"...
  Jari ane bermain2 di bibir lobang meki susi...bibir ane bermain di  toketnya...dan tangan susi pun mulai mengeleus2 konto ane yg udah keras n  panas...
  "aa..punya aa gedee..." susi berbisik.. Ane tersenyum sambil kembali melumat bibir susi dan memainkan jari di mekinya...
  Bibir ane pindah ke toketnya....lalu turun menjilati perutnya...dan sampailah di pertigaan selangkangan susi...
  Ane buka perlahan belahan paha susi...ane pun mulai merunduk...ane sibak  kedua belahan meki susi...dan lidah ane mulai bermain di bibir meki  susi...oooh...mantapnya meki perawan...
  "AA..AAAAAhhh"..susi mendesah ketika bibir mekinya ane jilati...lidah  ane mulai menusuk2 lobang mekinya...dan sekali2 lidah ane bermain di  klitoris susi...
  "aa''ooooooughhhh....."..susi mendesah semakin keras...
  ane menjilati mekinya -+ 15 menit..ane pun kembali melumat toket  susi....pentilanya ane jilati melingkar..jari ane terus bermain di bibir  meki susi yg mulai basah di bajiri cairan kenikmatan...
  Susi terus mendesah.."ouwgh..aa...ouwgh..aa..."dia memanggil ane dalam desahannya..
  Tak menunggu lama,ane siapkan rudal konti ane yg udah keras banget...ane  arahkan ke meki susi yg udah basah...ane lebarkan pahanya...ane taptkan  di lobangnya..dan ane tekan pelan2...."aa...ouwgh..."susi  mendesah...."aa...sakit"...."ouwgh"...susi sedikit meringis ketika konti  ane mulai masuk ke mekinya...konti ane semakin  dalam..."aa...sakit..."..."oughwwhhh"..susi mndesah sambil menutup  matanya.... Ane cabut pelan2...ane tekan lagi...ane cabut lagi...ane tekan lagi...dan seterusnya.... "owgh..aa...oegh...owgh...ooooooh..."desahan susi semakin terdengar... Ane pun mengenjot konti ane di mekinya...dan tiba2 keluarlah darah keperawanan dari lobang meki susi.... ...ane genjot lagi lebih cepat...darah semakin banyak....ane genjot  terus..."aa...sakiiiiiit....owwwuuuuuuuggggghhh"..  .susi mendesah  sambil terpejam matanya.. Ane genjot terus..."sabar sayang...bentar lagi sakitnya hilang"...ane menimpali sambil terus menggenjot.. konti ane keluar nasuk di meki susi....sampai darah perawannya tak lagi keluar...
  Ane goyang2 di dalam mekinya...ane hujam  lebih  dalam..."oooooooooooowwwwwwwghhhhhh"...susi menjerit...mekinya semakin  licin...menandakan susi udah mendapatkan O...dan ane pun memepercepat  genjotan ane...."OOOOOOOOOOOOOOOOOOWWWWWWGGGGGGGGGGGGHHHHHH   HHHHHHH"....susi menjerit kenikamatan...susi mencengkeram pundak  ane.....tangannya mencakar bokong ane...dan "croooooooot"....ane pun  orgasme.....sperma ane memenuhi lobang meki susi....
  Ane memeluknya...dan susi pun tersenyum..."percaya kan kalo susi masih perawan?" tanya susi pada ane "iya aku percaya"...ane pun tersenyum...dan kami pun berpelukan...
  Ane minta susi supaya kencing dulu...dan membersihkan mekinya...ane pengen malam ini 5 ronde..hehehe...
  kami pun bermain hingga pagi hari...esoknya ane ajak susi ke bidan yg  jauh dari rumah ane...ane minta susi untuk KB...susi pun KB suntik...dan  kami pun hingga sat ini masih berhubungan.. 1 yg membuat ane ga bisa lepas dari susi...mekinya wangi...dan nikmat  banget saat di oral...beda dengan bokin ane yg kadang ada bau tak  sedapnya... Ane jd jarang pulang ke bdg,ane malah tiap minggu menghabiskan waktu  bermain sex seharian bareng susi...semua gaya udah kami mainkan...bahkan  anal sudah kami praktekan...
  Susi tak pernah minta ane menikahi dia..karena dia pun tak mungkin  memutuskan hubungan dengan pacarnya di kampung yg sudah di jodohkan oleh  ortunya...entah sampaia kapan kami begini...tp jujur..nikmat sex bukan  karena status..tp karena barang...hehehe     Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                            |             
              
Tidak ada komentar:
Posting Komentar