Cerita Sex - Dikerubutin Tiga Cewek Sexy Apr 4th 2013, 03:49 Namaku Adi, mahasiswa angkatan 2000. Kisah ini terjadi pada bulan April 2001, ketika kami menjalani mid-test. Semua bencana ini dimulai ketika Susan dan Lingga (mereka adalah bunga kelas di kelasku) mereka memintaku untuk belajar bersama, pada mulanya aku tidak curiga sama sekali karena IP-ku hampir mendekati 4.0, jadi banyak yang ingin belajar bersamaku, jadi kukabulkan saja permintaan mereka.
Tak kusangkal juga bahwa diriku juga hampir setiap hari melirik ke arah mereka yang biasa duduk di baris belakang. Sering juga kubayangkan aku dapat memiliki salah satu dari mereka. Kuamati payudara Susan di kelas yang sering dibungkukkannya entah sengaja atau tidak, belahan dadanya sering mengusik kesadaranku, dan saat CD Lingga sering muncul di antara celah di punggungnya, aku terus mencoba mengendalikan diriku untuk tidak berpikir yang tidak-tidak tentang mereka.
Setelah pulang kuliah, sekitar pukul 17:10, Lingga mengajakku ke tempat kostnya di Jl. S, bersama Susan kami bertiga berjalan kaki, tidak terbesit maksud jahat dari raut wajah mereka yang putih mulus. Sepanjang perjalanan aku terus memandangi dada Susan yang tergoncang-goncang naik turun. Ingin rasanya aku meremas-remasnya, tapi kucoba untuk menghilangkan fantasi kotorku. Wajah Susan yang mirip Katie Holmes menambah keinginanku untuk mencium bibir merahnya yang seksi.
Sesampai di kamar kostnya berukuran 3x4, Lingga mempersilakanku duduk, aku terpaksa duduk di ranjang karena tak ada sofa yang tersedia. Kupandang sekitar rumah kostnya, suasanya hening sepi, dan di jemurannya tergantung bra dan CD Lingga yang sering dikenakannya di kampus. Lingga lalu memungut bra dan CD-nya dan ditaruh di lemari bajunya. Kuintip sedikit isi lemarinya. Koleksi CD Lingga warnaya seperti pelangi di langit.
Tiba-tiba kurasakan sentuhan halus di pundakku, ternyata tubuh Susan yang montok telah menghinggapiku. Aku berdiri dan berjalan menuju pintu. Tiba-tiba Lingga mencegatku di pintu dan mengunci pintu rapat-rapat. Lingga mendorongku ke ranjang dimana Susan telah menanti, Susan memegangiku dengan erat, sementara Lingga mulai melepas kaos ketatnya warna biru gelap bertuliskan "ij", dan aku hanya terpana menatap tubuh seksi dan putih tanpa cacat. Tak pelak lagi, branya menyembul keluar dengan dua buah dada yang bulat berisi, kira-kira ukuran 32B. Memang aku sering mengintip bra Lingga di kelas, karena ia sering menggunakan kemeja dan kuintip dari lubang kancingnya yang sering menganga di kelas, tapi keadaannya berbeda sekarang, tak ada "penghalang" lagi antara tanganku dengan buah dadanya, baru kali ini kulihat jelas dada Lingga yang makin membuatku tak sadar lagi dan ada sesuatu yang menonjol dari celanaku. Perlahan ia mulai melorotkan celana panjang ketat warna abu gelap, dan CD warna biru langit cerah secerah paha dan tungkai kakinya yang ingin kujilati terpampang jelas di depan batang hidungku.
Susan melepas kaos dan celana jinsku, Susan sendiri mempersilakan jemariku piknik di pusarnya yang dilanjutkan "tur" melingkari buah dadanya sebanyak lima putaran penuh. Kuraba payudara Susan mulai dari pangkal sampai area putingnya, tapi sayang ia masih terbungkus kaos ketat dan branya, Susan terangsang dan mulai mendesah-desah, kutambah tempo remasanku dan Susan merintih dengan nada kenikmatan yang keluar dari mulutnya.
Lingga menghampiriku, "adik kecil"-ku sudah tak tahan lagi ingin segera keluar bermain. Susan mulai menelanjangi dirinya sendiri, dilepasnya kaos ketat warna merah menyala. Waw, ternyata buah dadanya lebih besar daripada Lingga, sekitar ukuran 33D. Susan dengan rela membuka jins-nya, CD merah jambu transparan yang dikenakannya menaikkan libido-ku.
Tanpa pikir panjang, Lingga langsung melepas kait branya dan 2 buah dada besar, putih, gempal diserahkan di atas pangkuan pahaku, dia pun mulai membuka celana dalamku, dan memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegak 90 derajat ke rongga mulutnya dengan bibir yang mungil, ia terbilang ahli melakukannya. Dijulurkan lidahnya menjilati testisku, dilanjutkan ke bagian kepala, tak disangka mulutnya sudah patroli di batang kemaluanku. Kepala Lingga mulai maju-mundur di selangkanganku. Kujambak rambut panjangnya yang pirang dicat dan kubantu ia melakukan "oral seks". Aku baru merasakan hisapan yang hebat kali ini dibanding dengan gadis lainnya yang pernah "ML" denganku.
Kemudian, Susan ikut melepas bra-nya, dan aku kaget sekali punggungku di tempeli oleh payudaranya. Ternyata dia sedang melakukan "pijat Thailand" dengan sempurna. Ia mulai dari bagian pinggang, putingnya yang sudah membusung memberikan sensasi sendiri bagi diriku. Susan mulai "sweeping" dari bawah ke atas lalu ke bawah lagi sambil mengantri gilirannya. Lama kelamaan ia mulai lelah dan memegang pundakku sebagai pegangan, tanganku yang masih "nganggur" membantunya dengan meremas-remas untuk menambah energi gesekan yang ditimbulkannya, aku yakin Susan sudah sering melakukannya dengan laki-laki lain.
Setelah Lingga selesai mengemut batangku, ia melepaskan CD-nya dan lubang kemaluannya yang terawat baik disodorkan ke batang kemaluanku, tak kusangka aku ditarik olehnya dan ia memasukkan sendiri ke lubang kemaluannya. Aku menyanggupi keinginannya yang juga menyanggupi keinginan bejatku selama ini. Sambil dalam posisi duduk dan dipijat ala Thailand oleh Susan aku melayani Lingga sampai ia orgasme dan menjerit-jerit kesakitan, kupelintir puting susu merah mudanya, sambil kupangkas sedikit demi sedikit bulu kemaluannya.
Susan yang melihat Lingga bahagia, langsung iri dan ikut melepas CD-nya, Susan memang agak gemuk, tapi ia lebih montok berisi, sementara Susan dan Lingga memperebutkan kemaluanku, aku mengambil nafas dan mempersiapkan diri untuk "kewajiban"-ku berikutnya. Lingga akhirnya mengalah karena kelelahan, saat "shift"-ku berikutnya bersama Susan aku makin bergairah. Dadanya yang besar pas untuk tanganku yang nakal, Susan dengan bibirnya yang "menantang" menjilati batang kemaluan, dan lubang anus Susan pun tak luput dari serangan peluru karetku. Dengan penuh gairah, ia naik ke atas tubuhku dan mulai bersenggama denganku hingga kedua buah dadanya menggelepar kencang dibuatku, tak lupa kucicipi juga air susu sehat darinya, kugigit gigit sampai agak berwarna kemerahan. Kami bertiga benar-benar menikmatinya.
Susan akhirnya lelah dan lemas olehku, Lingga yang kembali fit ingin melanjutkan aksinya kembali, kutumpahkan saja air maniku ke mulut kemaluannya, setelah itu kusisakan juga untuk Susan tapi tumpah di rambut hitamnya yang terurai di atas kemaluanku.
Susan bangun dan mengambil HP Nokia 3310 miliknya dan Nokia 8810 silver milik Lingga, disetnya dalam posisi vibrate, dan ia mulai mengaktifkannya, HP bergetar dan mereka minta aku memasukkan dalam lubang kemaluannya. Mereka tidur terlentang berdampingan dan aku menindih di antara mereka, kumasukkan HP Nokia 3310 Susan terlebih dahulu, dan Susan menggelinjang karena getaran yang dahsyat, Nokia 8810 memang lebih kecil dan Lingga terlihat kurang puas dengan vibrate HP-nya, karena kasihan kubantu dengan jari tengahku yang kutancapkan ke mulut rahimnya. Akhirnya Lingga tersenyum puas sambil mendesah. Mereka bilang mereka sering "onani" dengan cara begini dan sudah sering terjadi berulang kali bila sedang tak ada "korban" yang mereka mangsa.
Lingga mulai mansturbasi dengan meraba-raba sendiri payudaranya, tak kusangka Lingga mulai meraba puting Susan, Susan mencoba berontak dan menghentikan Lingga, Lingga mengambil tiruan alat kelamin pria yang disimpan di laci kamarnya dan mulai dipakainya untuk bersanggama dengan Susan. Selangkangan Susan direnggangkan dan ia mulai memasang sabuk kemaluannya dan mereka mulai melakukan hubungan lesbian sesama mereka. Melihat kejadian itu, aku sebenarnya simpati terhadap Susan yang hanya menjadi objek saja, Susan terlihat kelelahan meronta-ronta karena ukuran batangan tiruan itu besar sekali.
Karena aku kasihan sama Susan, maka kulumpuhkan Lingga dengan cara kucoblos lubang anusnya yang mengangga dengan batangan asliku yang sudah tegak lagi dan ukurannya pun tak kalah besar dengan yang tiruan. Kontan saja Lingga menghentikan penetrasinya terhadap Susan karena ia sudah kubombardir, Lingga mulai berposisi doggy style, bagiku hal ini masih terasa janggal karena aku sedang "ML" dengan cewek yang sedang memakai batang kemaluan tiruan. Tiba-tiba pintu kamar terbuka, kami langsung kaget, ternyata tak kusangka Siska, teman sekelasku datang, aku heran. Siska bertanya pada Lingga, "Ada anak baru nih?" Lingga jawab, "Iya nih, alim-alim di kelas, disini buas." Susan berteriak, "Ayu gabung puas deh!"
Siska bergegas melepas kaos ketat merah muda yang transparan, bra warna biru yang dipakainya langsung berloncatan ke arahku, payudara Siska memang kecil, tapi mukanya yang manis mengundang iba dariku untuk memuaskannya. Tinggi Siska memang tak sebanding denganku, badannya juga kecil, pinggangnya kurus. Asumsiku bahwa Siska akan tidak mampu bermain denganku sampai tuntas ternyata salah. Ia bermain dengan garang sekali, penuh pengalaman dan nafsu birahi terpancar dari mata sipitnya yang indah.
Aku mulai mencium bibir indahnya kulanjutkan ke bawah, kugigit kait bra-nya dan ternyata seperti yang kuduga sebelumnya. Selama ini payudara Siska hanya tertolong oleh bra busa yang rutin digunakannya ke kampus. Payudara aslinya sangat kecil, but size doesn't matter to me, dan Siska melepas jins-nya yang kebesaran dan CD-nya pun dengan penuh liukan tubuh mungilnya dilepas di depan mulutku, kontan saja langsung kuhisap bulu kemaluannya, Siska langsung mendesah dan berteriak-teriak.
Susan nyeletuk, "Eh! Anak kecil, Siska jangan lu siksa gitu donk! gua kan jadi ngiri." Lingga menambahi, "Iya, liat-liat donk ukuran lu, berat ampir 80 kg, jangan berani ama yang kecil, ama gua aja lagi yuk!" Siska yang mendengar sindiran itu langsung unjuk gigi agar teman-temannya tidak underestemate terhadapnya. Siska menindihku dengan posisi 69, adikku betah keluar masuk lubangnya, lubang kemaluan Siska mulai mengeluarkan cairan lendir putih dan nafasnya mulai terenga-engah tak karuan, ia mulai orgasme, kuturunkan tempo permainanku, dan kutarik keluar batang kemaluanku untuk memberikan kesempatannya menge-charge baterainya. Aku nyambi mengelus dada Lingga dan jari tengah kiriku menginap di lubang kemaluan Susan.
Siska minta tambah dan kusanggupi kuremas dadanya, karena kata mitos bila ingin mempunyai buah dada besar harus rajin diremas-remas oleh cowok. Aku mempraktekkan gaya "family style" pada Siska dan aku langsung orgasme dan ingin memuncratkan maniku. Melihat itu, Susan langsung meng-"intercep" aksiku dengan menyodorkan lubang kemaluannya untuk kusemprot dengan spermaku, dia minta disembur di dalam bukan di luar, ternyata dia tak takut hamil nanti. Lingga minta sedikit untuk dituangkan di mulutnya, Lingga bilang itu obat awet muda dan tetap mulus. Siska jelas cemburu melihatnya, ia langsung mengemut batang kemaluanku untuk mengumpulkan spermaku yang masih tersisa, ia membersihkan kemaluanku dengan bersih sampai mengkilat, bibir dan gusinya penuh dengan lendir maniku ia menelan ludah dalam-dalam sambil meremas-remas batang kemaluanku yang sudah mulai terkulai lemas.
Malam mulai larut, tak kusangka kami sudah melakukan kegiatan ini lebih dari 3 jam. Aku bergegas berpakaian, kucari cari dimana celana dalamku, ternyata Lingga sedang asyik menjilati celana dalamku, segera kurebut dari genggamannya, karena ia masih bugil jadi kuberi salam perpisahan berupa cubitan kecil di clitorisnya dan segera bergegas pulang.
Kuambil motor Tornado-ku yang kuparkir di dekat kampus dan ternyata Siska yang sudah berpakaian lengkap menghampiriku dan meminta tumpangan pulang ke rumahnya di daerah Karang Anyar yang masih dekat dengan rumahku, sepanjang perjalanan pulang, ia menekan-nekan payudaranya ke arah punggungku, hal itu jelas mengacaukan konsentrasiku mengendarai motor.
Kuantar Siska ke rumahnya, ia bilang, "Makasih yah! Tadi kamu belain aku di depan dia orang! Emang udah kebiasaan si Susan ama Lingga ngecengin gua padahal lu tadi ama gua puas kan? Kalo mau nambah lagi masuk yuk! kebetulan bonyok gua ke luar kota nih!" Aku bilang, " Laen kali aja deh, udah kemaleman! nanti kapan-kapan kita lanjutin berdua aja yah! OK!" Kuberi salam perpisahan dengan mengelus payudaranya yang sudah agak kaku. Dan akhirnya aku pulang ke rumah dengan lemas kuparkir motorku dan berjalan gontai masuk kamarku tanpa ketahuan orang rumah.
Keesokkan harinya di kampus, mereka berdua berterimakasih padaku atas waktu dan kepuasan sejati yang kuberikan. Sampai saat ini, biarlah cerita ini menjadi rahasia kecil bagi kami berempat. Kusimpan beberapa helai bulu kemaluan Lingga sebagai souvernir. Mereka memang betul-betul mampu memuaskan nafsu iblisku yang terpendam selama ini. Dan kalau mereka ingin mengulang momen nikmat tersebut, mereka akan langsung segera menghubungi "adikku" yang selalu meluangkan waktu dan bersedia melayani "keinginan" dan "permohonan" mereka yang sebenarnya kucintai.
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Tante selalu membuatku bergairah Apr 4th 2013, 03:45 Namaku Ade, umurku waktu itu sekitar 19 tahun, aku kini kuliah di OSU, Amerika. Kebetulan aku kost di salah satu kenalan Oom aku di sana yang bernama Tante Linda. Wuih, dia itu orangnya baik benar kepadaku. Kebetulan dia seorang istri simpanan bule yang kaya raya tapi sudah tua. Jadilah aku kost di rumahnya yang memang agak sepi, maklumlah di sana jarang memakai pembantu sih. Tante Linda ini orangnya menurutku sih seksi sekali. Buah dadanya besar bulat seperti semangka dengan ukuran 36C. Sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan kaki langsing seperti peragawati. Sedangkan perutnya rata soalnya dia belum punya anak, yah maklumlah suaminya sudah tua, jadi mungkin sudah loyo. Umurnya sekitar 33 tahun tapi kulitnya masih mulus dan putih bersih. Hal ini yang membuatku betah berlama-lama di rumah kalau lagi nggak ada urusan penting, aku malas keluar rumah. Lagian aku juga bingung mau keluar rumah tapi nggak tahu jalan.
Dan sehari -harinya aku cuma mengobrol dengan Tante Linda yang seksi ini. Ternyata dia itu orangnnya supel benar nggak canggung cerita-cerita denganku yang jauh lebih muda. Dari cerita Tante Linda bisa aku tebak dia itu orangnya kesepian banget soalnya suaminya jarang pulang, maklum orang sibuk. Makanya aku berupaya menjadi teman dekatnya untuk sementara suaminya lagi pergi. hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan Tante Linda semakin kuat saja, lagi pula si Tante juga memberi lampu hijau kepadaku. Terbukti dia sering memancingmancing gairahku dengan tubuhnya yang seksi itu. Kadang-kadang kupergok Tante Linda lagi pas sudah mandi, dia hanya memakai lilitan handuk saja, wah melihat yang begitu jantungku deg – degan rasanya, kepingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang- kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Malah waktu itu aku sempat mengintip dia lagi mandi sambil masturbasi. Wah pokoknya dia tahu benar cara mancing gairahku.
Sampai pada hari itu tepatnya hari Jumat malam, waktu itu turun hujan gerimis, jadi aku malas keluar rumah, aku di kamar lagi main internet, melihat gambar-gambar porno dari situs internet, terus tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar perempuan bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali sekitar 15 cm, habis aku sudah terangsang banget sih. Tanpa kusadari tahu-tahu Tante Linda masuk menyelonong saja tanpa mengetuk pintu, saking kagetnya aku nggak sempat menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Linda sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang, langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis.
"Hayyoo lagi ngapain kamu De?" "Aah, nggak Tante lagi main komputer", jawabku sekenanya. Tapi Tante Linda sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku. "Ada apa sih Tante?" tanyaku. "Aah nggak, Tante cuma pengen ajak kamu temenin Tante nonton di ruang depan." "Ohh ya sudah, nanti saya nyusul yah Tan", jawabku. "Tapi jangan lama-lama yah", kata Tante Linda lagi. Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak keluar kamar tidur dan menemani Tante Linda nonton film semi porno yang banyak mengumbar adegan-adegan syuuurr.
Melihat film itu langsung saja aku jadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi nggak karuan. Malah malam itu Tante Linda memakai baju yang seksi sekali, dia memakai baju yang ketat dan gilanya dia nggak pakai bra, soalnya aku bisa lihat puting susunya yang agak muncung ke depan. Karuan saja, gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi yah apa boleh buat aku nggak bisa apa-apa. Sedangkan batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku mencoba bergerak-gerak sedikit guna membetulkan letaknya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu Tante Linda langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku.
"Lagi ngapain sih kamu De?" "Ah nggak Tante.." Sementara itu Tante Linda mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat dalam sofa panjang itu. "Kamu terangsang yah De, lihat film ini?" "Ah nggak Tante biasa aja", jawabku mencoba mengendalikan diri. Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap -hisap sambil kugigit putingnya yang keras. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Linda pun rupanya juga sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu.
"Menurut kamu Tante seksi nggak De?" tanyanya. "Wah seksi sekali Tante", kataku. "Seksi mana sama yang di film itu?" tanyanya lagi sambil membusungkan buah dadanya sehingga terlihat semakin membesar. "Wah seksi Tante dong, abis Tante bodynya bagus sih." kataku. "Ah masa sih?" tanyanya. "Iya bener Tante, sumpah…" kataku.
Jarak duduk kita semakin rapat karena Tante Linda terus mendekatkan dirinya padaku, lalu dia bertanya lagi kepadaku, "Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama Tante?" "Mmaaauu Tante…" Ah seperti dapat durian runtuh kesempatan ini tidak aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada Tante Linda. "Wahhhh barang kamu gede juga ya De…" katanya. "Ah Tante bisa aja deh… Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. sampe saya gemes deh ngeliatnya…" kataku. "Ah nakal kamu yah De", jawab Tante Linda sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku, lalu aku mencoba untuk tenang sambil memegang tangannya. "Waah jangan dipegangin terus Tante, nanti bisa tambah gede loh", kataku. "Ah yang bener nih?" tanyanya. "Iya Tante.. ehhh, eehhh saya boleh pegang itu Tante nggak?" kataku. "Pegang apa?" tanyanya. "Pegang itu tuh.." kataku sambil menunujukkan ke arah buah dada Tante yang besar itu. "Ah boleh aja kalo kamu mau."
Wah kesempatan besar nih, tapi aku agak sedikit takut pegang buah dadanya, takut dia marah tapi tangan si Tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus buah dadanya. "Ahhh.. arghhh enak De.. kamu nakal yah", kata Tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku. "Loh kok dilepas sih De?" "Ah, takut Tante marah", kataku. "Ooohh nggak sayang… kemari deh."
Tanganku digenggam Tante Linda, kemudian diletakkan kembali di buah dadanya sehingga aku pun semakin berani meremas -remas buah dadanya. "Aaarrhh… sshh", rintihan Tante semakin membuatku penasaran, lalu aku pun mencoba mencium Tante Linda, sungguh diluar dugaanku, Tante Linda menyambut ciumanku dengan beringas, kami pun lalu berciuman dengan mesra sekali sambil tanganku bergerilya di buah dadanya yang sekal sekali itu. "Ahhh kamu memang hebat De.. terusin sayang.. malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama Tante yah.. ahhh.. arhhh." "Tante, saya boleh buka baju Tante nggak?" tanyaku. "Oohhhh silakan sayang", lalu dengan cepat kubuka bajunya sehingga buah dadanya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat buah dadanya yang memang aku kagumi itu. "Aahhh… arghhh…" lagi-lagi Tante mengerangerang keenakan. "Teruss.. terusss sayang… ahhh enak sekali…" lama aku menjilati buah dada Tante Linda, hal ini berlangsung sekitar 10 menitan sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.
Lalu sekilas kulihat tangan Tante Linda sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kupelororti. "Aahhh buka saja sayang… jangan malu-malu… ahhhh…" nafas Tante Linda terengah -engah menahan nafsu, seperti kesetanan aku langsung membuka celananya dan kuciumi CD-nya. Waah, dia lagsung saja menggelinjang keenakan, lalu kupelorotkan celana dalamnya sehingga sekarang Tante Linda sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu yang ditata rapi sehingga kelihatan seperti lembah yang penuh dengan rambut. Lalu dengan pelan -pelan kumasukan jari tengahku untuk menerobos lubang kemaluannya yang sudah basah itu. "Aahrrrh… sshh… enak De.. enak sekali", jeritnya. Lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin mengkilap itu, lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluan Tante dengan lidahku turun naik sepeti mengecat saja. Tante Linda semakin kelabakan, dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil memeras buah dadanya sendiri. "Aahhh… sshhh come on baby.. give me more, give me more… ohhhh", dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan dengan jari tanganku kucoblos lubang kemaluannya yang semakin lama semakin basah.
Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya dia mau orgasme. Lalu kupercepat tusukan-tusukan jariku sehingga dia merasa keenakan sekali lalu seketika dia menjerit, "Oohh aaahh… Tante sudah keluar sayang… ahhh", sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan untuk mencari lidahku yang masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali, lalu dia menarik tubuhku ke atas sofa. "Wah ternyata kamu memang hebat sekali, Tante sudah lama tidak sepuas ini loh…" sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya berlepotan ke bibir Tante Linda. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di eluselus oleh Tante Linda dan aku pun masih memilin-milin puting Tante yang sudah semakin keras itu. "Aahh.." desahnya sambil terus mencumbu bibirku. "Sekarang giliran Tante sayang… Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh Tante ini.
Tangan Tante Linda segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit, tapi kudiamkan saja habis enak juga diremas-remas oleh tangan Tante Linda. Lalu aku juga nggak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Terus terang aku paling suka dengan buah dada Tante Linda karena bentuknya yang indah sekali, juga besar berisi alias montok. "Aahhh… shhh,", rupanya Tante Linda mulai terangsang kembali ketika tanganku mulai meremas-remas buah dadanya dengan sesekali kujilati dengan lidah pentilnya yang sudah tegang itu, seakanakan seperti orang kelaparan kuemut-emut terus puting susunya sehingga Tante Linda menjadi semakin blingsatan. "Ahh kamu suka sekali sama dada Tante yah De?" "Iya Tante, abis tetek Tante bentuknya sangat merangsang sih, terus besar tapi masih tetep kencang…" "Aahhh kamu emang pandai muji orang De.."
Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu Tante Linda mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai pada akhirnya Tante Linda jongkok di bawah sofa dengan kepala mendekati batang kemaluanku. "Wahh batang kemaluanmu besar sekali De… nggak disangka kamu nggak kalah besarnya sama punya orang bule", Tante Linda memuji-muji batang kemaluanku.
Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Uaah, tak kuasa aku menahan erangan merasakan nikmatnya service yang diberikan Tante Linda malam itu. Lalu dia mulai membuka mulutnya lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Aku pun nggak mau kalah, sambil mengelus-elus rambutnya sesekali kuremas dengan kencang buah dadanya yang montok sehingga Tante Linda bergelinjang menahan kenikmatan. Selang beberapa menit setelah Tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran -desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Linda kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas karpet. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku. "Ahh De ayolah masukin batang kemaluan kamu ke Tante yah.. Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek Tante disodok-sodok sama batangan kamu yang besar itu." "Iiiya Tante", kataku.
Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluan Tante Linda tapi aku nggak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan ke bibir kemaluan Tante Linda sehingga Tante Linda lagi-lagi menjerit keenakan, "Aahhh.. yes.. yes.. oh good.. ayolah sayang jangan tanggung-tanggung masukinnya…" lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku. Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluan Tante Linda ini sehingga agak susah memasukkan batang kemaluanku yang sudah besar sekali itu. "Aahh.. shhh.. aoh.. oohhh pelan-pelan sayang.. terusterus… ahhh", aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Tante Linda sehingga Tante Linda merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya.
Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Linda juga ikut-ikutan bergoyang-goyang. "Aahhh argghhh.. rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat Tante Linda menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. "Uuaahhh.." sementara itu aku terus menjilati puting susu Tante Linda dan menjilati lehernya yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Linda mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi. "Ooohh shhh sayang… enak sekali ooohhh yess… ooohh good… ooh yes…" mendenganr rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini, "Aahh… cepat sayang Tante mau keluar ahh", tubuh Tante Linda kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik rupayanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang lagi merojokrojok lubang kemaluan Tante Linda. "Aahh… shhsss.. yess", lalu tubuhnya kembali agak tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya.
"Wahh kamu memang bener-bener hebat De… Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar." "Iiya Tante… bentar lagi juga Ade keluar nih…" sambil terus aku menyodok-sodok lubang kemaluan Tante Linda yang sempit dan berdenyut-denyut itu. "Ahh enak sekali Tante.. ahhh…" "Terusin sayang.. terus… ahhh.. shhh", erangan Tante Linda membuatku semakin kuat merojok – rojok batang kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya. "Aauwh pelan-pelan sayang ahhh.. yes.. ahh good." "Aduh Tante, bentar lagi keluar nih…" kataku. "Aahh Ade sayang… keluarin di dalam aja yah sayang.. ahhh.. Tante mau ngerasin.. ahhh… shhh mau rasain siraman hangat peju kamu sayang…" "Iiiyyaa… Tante.." lalu aku mengangkat kaki kanan Tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku yang sedang keluar masuk lobang kemaluannya. "Aahhh… ohhh ahhh.. ssshhh.. Tante Ade mau keluar nih.. ahhh", lalu aku memeluk Tante Linda sambil meremas-meremas buah dadanya. Sementara itu, Tante Linda memelukku kuat-kuat sambil mengoyang-goyangkan pantatnya. "Ah Tante juga mau keluar lagi ahhh… shhh…" lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. "Seeerr.. serr… crot.. crot…" "Aahhh enak sekali Tante… ahhh harder.. harder… ahhh Tante…" Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Linda untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante Linda membelai-belai rambutku. "Ah kamu ternyata seorang jagoan De…" Setelah itu ia mencabut batang kemaluanku yang masih agak tegang dari lubang kemaluannya kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap Tante Linda.
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Muridku dan Mamanya yang Kesepian Apr 4th 2013, 03:42 Aku Andre, saat ini umur 23 tahun dan baru lulus kuliah. Sekilas tentang diriku,tampangku 6,5; body 7,5; kejantanan 18 cm (kalo dinilai 9, nanti disangka 9cm hehehe) badanku lumayan kekar karena darri SMP aku kadang2 ke gym. aku tidak termasuk golongan orang pintar secara keseluruhan, tapi aku punya kelebihan dibidang ilmu alam.
Jadi cerita ini adalah tentang aku saat masih kuliah sambil memberi les pada anak2 SMP dan SMA dibidang IPA. Dari 9 orang muridku, 4 diantaranya duduk di bangku SMA kelas dua IPA. les yang aku berikan les privat dan aku yang dateng ke rumah muridku.
Cynthia salah satu muridku yang paling cerdas, orangnya periang dan ramah. Mungkin sebenarnya dia tidak butuh les denganku, tapi karena dia anak tunggal dan sering ditinggal maka orangtuanya menaruh harapan besar terhadapnya. Ayahnya cuma punya waktu 1 minggu dalam satu bulan untuk tinggal dirumah, ibunya masih muda (37 tahun) dan suka jalan2 dengan teman2nya sampai lupa anak gadisnya juga butuh kasih sayang.
Cynthia memiliki paras yang cantik dengan rambut se-tali bra, mirip sekali dengan Luna Maya. selain itu tubuhnya yang ramping dengan lekuk betis indah dan paha jenjang yang putih muluscukup membuat aku sering deg2an. Apalagi ukuran dadanya yang 32C itu, tubuhnya menjadi begitu sempurna.
Aku mulai mengajar Cynthia sejak ia masuk SMA, jadi saat kejadian mengasikan ini terjadi aku sudah kenal dengan dia dan keluarganya kurang lebih 2 tahun (sudah hampir naik kelas 3).
*****
Hujan lebat mengguyur kota Jakarta pada Maret 2007, aku juga basah kuyup saat harus datang dengan sepeda motorku kerumah cynthia. "what a bad f**king day.." aku berbisik sambil menengadah kelangit. Hujan yang luar biasa lebat disore hari, pasti aku gak bisa pulang lagi sampe malem karena hujan. Tugas2ku juga sudah numpuk apalagi dua bulan kedepan aku harus sidang KP dan Skripsi. Pagar dibukakan si mbok, aku langsung mendorong motorku ke carport rumahnya dan mmelepas jas hujanku.
"Ko, si non lagi keluar.. katanya sih sebentar aja" kata si mbok menjelaskan. "Oh, gak apa mbok saya tunggu saja" jawabku sambil menggantung jas hujan di motor. "Ya sudah silakan masuk, mbok buatkan teh hangat." ujar si mbok sambil ngeloyor masuk lewat garasi.
Aku masuk ke ruang tamu tapi aku gak berani duduk karena celanaku basah, aku takut mengotori sofa mahal dari bahan suede nya itu. Aku hanya berdiri sambil memandangi lukisan dan foto2 yang terpajang di tembok ruang tamu
"lho kog ndak duduk,ko?" si mbok nyeletuk sambil meletakkan teh hangat. "iya nih mbok, abis basah sih!" jawabku jujur. "Ntar yah, tak ambilin anduk dan baju bekas bapak!", singkat kata aku pun disuruh mandi air hangat supaya gak sakit, lagian si Cynthia blom pulang.
Saat aku selesai mandi, cynthia sudah ada dikamarnya diatas. Aku pun berterima kasih sama si mbok dan langsung ke lantai dua. Aku ketuk pintu kamarnya lalu aku menuju ruang belajar yang persis diseberang kamarnya.
Aku tunggu cynthia setengah jam tapi kog gak muncul2 juga, maka ku beranikan diri untuk membuka pintu kamarnya setelah kuketuk dan tidak dijawab lagi. Ternyata Cynthia sedang mandi, aku mendengar gemericik air dari kamar mandinya, dan aku melihat pakaian dalamnya berserakan dilantai.
Seketika itu aku merasa terbakar urat hornyku.. Seperti suatu keinginan besar yang sudah lama dipendam dan saat ini saat paling tepat untuk dilepaskan..
Aku berusaha mengontrol berahiku tapi memang nasib.. Cynthia keburu keluar kamar mandi dengan telanjang bulat, mempertontonkan lekuk tubuhnya yang paling pribadi dihadapanku.
"KyaAaaaA…" teriaknya Cynthia spontan karena kaget. "Oooops…" hanya itu kata2ku dan cepat beringsut kearah pintu keluar. "Koko ngapain dikamar aku??" tanya Cynthia dengan suara yang tiba2 sudah terkendali. "Sori, aku gak sengaja!" jawabku sambil membelakanginya
"Bohong…! Mo ngintip yah!!" serangnya sedikit ketus sekarang. aku sempat melirik lagi kearahnya, sekarang handuknya yg sebelumnya melingkar di kepala telah menutupi buah dadanya yang ranum itu. "Aku keluar dulu deh, kamu pake aja baju trus ntar aku baru jelasin. sori bgt!" cerocosku cepat sambil menarik handle pintu, tapi tiba2 aku berubah pikiran. Hujan lebat dan berisik sekali diluar sana, buktinya si mbok aja gak bisa denger jeritan Cynthia tadi, apa salahnya kalau aku coba berbuat nakal.. toh aku sudah hampir selesai kuliah dan mungkin akan pindah kota.
Aku berbalik, kali ini dengan cepat aku sergap Cynthia. aaah.. aku bener2 sudah seperti binatang buas.
Belum sempat meronta, aku langsung membekap tubuh Cynthia dari depan dan mengunci mulutnya dengan mulutku supaya dia tidak menjerit. Aku bawa dia ke ranjang dan masih terus ku kulum bibirnya yang sexy..
Sejurus kemudian aku tarik handuknya, satu2nya penutup tubuh yang menempel dibadannya. Benar2 indah payudaranya, mengkel dan putih bersih lengkap dengan putingnya yang masih merah muda. Aku lahap kedua gunung kembar itu satu per satu. Supaya jeritannya tidak terdengar, aku tutup mulutnya dengan tangan kananku, sementara tangan kiriku menahan rontaannya dan mulutku menjelajah payudaranya yang indah itu.
Aku terus mempermainkan puting susunya dan mulai berani melepas tangan kiriku di vaginanya yang mulai becek. Perlawanan Cynthia tidak terlalu berarti buatku.. Ia terus meronta-ronta tapi akhirnya kehabisan tenaga.
"oouh…" lenguh Cynthia saat aku sentuh klitorisnya, matanya merem melek keenakan. Sirna sudah rontaan demi rontaan yang dari tadi dilakukan Cynthia, berganti goyangan pinggul malu2 dari seorang perawan.
Aku mulai merasa Cynthia menyukai permainanku maka ku lepas tanganku dari mulutnya dan mulai meremasi payudaranya yang indah dengan kedua tanganku. Mulutku terus bergulir kebawah sambil menyapu tubuhnya dengan jilatan sampai akhirnya aku berhadapan dengan miss cheerful-nya. Aku intip sedikit, Cynthia pura2 tak melihatku, ia palingkan wajah ke samping tapi terlihat jelas ia sedang menanti2kan apa yang ingin segera kulakukan.
Kusapu bibir vaginanya.. pantat Cynthia terangkat sedikit. Kusapu sekali lagi belahan vaginanya.. tubuh Cynthia menggelinjang kegelian.. lalu kulahap klitorisnya, kusedot2 dan kupilin2 dengan lidahku.. Cynthia langsung menjambak dan mengusap2 rambutku.. Kali ini dia sudah tak tahan utk bertindak pasif… Pinggulnya digoyang2 mengikuti irama bibirku melahap klitorisnya yang kini sudah basah.
"ouuch…. sssh….." rintihnya "mmmhh…. enak ya sayang? mmmh…."ujarku menyela PLAAAKKK!!!! tamparan telak ke pipiku. Aku kaget bukan main tapi tangan itu kembali menjambak dan mendorong kepalaku supaya terus mengoralnya…
Aku semakin bersemangat dibuatnya… tanda2 kalau dia juga mau sama mau mulai diperlihatkan. aku semakin intens memberikan variasi oral di klitorisnya. tanganku sesekali berputar2 mengorek bagian luar liang vaginanya. Rupanya Cynthia yang selama ini kukira cerdas dan baik2 memiliki bakat terpendam.. bad girls wanna be..
Cynthia makin belingsatan, pinggulnya berayun2 dan nafasnya memburu… "ko.. An..dre, mmpfh… te..rus..in.. aaahk.. enak… kkoooh…." rintihnya terbata2 sambil menggigit bibir bawahnya.. "mmmph.. mmpphhhh…. mmpphhfff… aaakhhh… yes right there……!!"lenguhnya panjang sambil memeras payudaranya. rupanya Cynthia orgasme.. vaginanya menyemburkan cairan yang langsung kusapu dengan lidahku.
Aku mengambil posisi disebelah Cynthia yang terpejam lemas sambil bertelajang. aku buka bajuku dan memeluknya dari samping-belakang. Kubelai rambutnya hingga ke buah dadanya.. kupeluk erat dan ku ciumi lehernya.
"mmh.. wangi kamu enak Cyn.. wangi khas wanita.." bisikku ke telinganya.. "ko.. kenapa ko andre tega sih…?" lirih bibir manis itu berucap "tega apa Cyn..? emang kamu gak suka ya?" aku bertanya balik "suka.." jawabnya lirih. sekarang Cynthia berbalik menatapku, "ko, tadi pas terakhir enak bgt!! itu orgasme yah?" lanjutnya
"iya, itu orgasme sayang.. kamu suka?" "Suka bangeet… enak bgt… nanti aku mau lagi!" jawabnya.
Huff.. tadinya aku berniat memperkosa dengan menanggung segala akibat, ternyata gadis manis ini malah minta lagi. "Sayang, kamu udah pernah pegang ****** cowok blom?" tanyaku. "Pernah, punya mantanku!" jawabnya cepat sambil mengelus kontolku dari luar celana. "Kalo gitu kali ini kamu kocokin aku ya..!" pintaku sedikit memelas manja.
Cynthia langsung membuka celanaku, ditangkapnya batang kontolku yang sudah keras dan dia mulai turun kebawah memberikan servis oral.
"mmh… enak bgt sayang. kamu jago oral tapi kog gak tau orgasme?" tanyaku setengah curiga. "hiha, hahu hulu hering horal hacarhu.. (iya, aku dulu sering oral pacarku)" jawabnya. "tapi itu dimobil, jadi dia gak pernah sentuh punyaku" lanjutnya lagi sambil terus mengocok batang kontolku dengan tangan.
"Kontol ko Andre gede yah.. enak!" sambungnya lagi. "Kalo enak, diisepin lagi aja Cyn…" kataku lagi.
Tiba2 pintu kamar Cynthia menjeblak terbuka. "Haaallooo manis.." suara itu terputus saat melihat aksi kami berdua. Ternyata itu mamanya Cynthia yang pulang shopping kena macet karena hampir banjir. tante Reni. Masih muda, lebih cantik dari Cynthia, badan terjaga dan lebih sintal. Dia cantik sekali dengan rambut bergelombangnya yang dicat sedikit pirang. Susah juga menjelaskan parasnya, karena gak terlalu mirip artis, tp yang pasti dia cantik.
"Kalian apa2an..?" bentaknya.. Kamipun baru sadar dan cepat2 berberes. berharap seolah2 mamanya Cynthia tidak melihat apa yang baru kami lakukan. Sebelum marah lebih jauh Cynthia memotong pembicaraan ibunya "Kenapa ma?? Apa Cuma mama yang boleh begini sama pak Asep??" Bukan main, ternyata tante cantik ini sering kesepian ditinggal suaminya dan sering minta jatah dari sang Supir. "Kamu… kamu…. kamu tau dari mana?" tanya mamanya kaget.
"aku tau dari dulu ma! Tiap pergi arisan mama selalu begini kan di mobil?" Cynthia sengit. "ah udah deh, daripada saling ngadu ke Papa mendingan mama ikut aja sama ade." Lanjutnya lagi. Kemudian si tante yang malu ngeloyor pergi keluar kamar. Aku yang kaget, takut dan bingung cuma bisa bengong dan menyesal kenapa pintu gak dikunci sampai tiba2 batangku digigit2 kecil oleh Cynthia. "mmmmffh… enak Cyn.. terus Sayang.." pintaku. Cynthia makin bernafsu mengulumi batang zakar dan biji peler ku. kepalanya berayun-ayun memberikan aku kenikmatan.
Tak berapa lama pintu kamar terbuka lagi. Tante Reni masuk ke kamar setelah berpakaian lebih santai. "Andre, ternyata kamu liar juga yah…" katanya. "tante bayar kamu untuk beri les pelajaran, bukan yg seperti ini!" sambungnya lagi sambil duduk ditepi ranjang. Aku sendiri mulai ngerasa gak enak karena sebenarnya aku menaruh hormat pada setiap orang tua murid lesku.. Tapia pa boleh buat, anaknya yang binal masih saja mengulumi batang dan buah zakarku. Aku tidak dapat menjawab sepatah kata pun. Tapi tante reni langsung berinisiatif untuk mencium bibirku. Tante reni juga sudah bernafsu. Akupun langsung membalas ciumannya, ku sentuh pipinya lalu kurangkul tengkuknya supaya ciuman kami lebih hot!
"tante, mau ikutan?" tanyaku sok asik. "iya dong, sekali2 tante pengen coba daun muda!" jawabnya nakal. "Cynthia, kamu sejak kapan kayak gini? kamu udah gak Virgin?" tanya tante Reni ke putri satu2nya itu. "Masih kog ma, kalo sama ko Andre sih baru kali ini.." jawabnya sambil melepas kulumannya dan mengocok kontolku dengan tangannya.
"Dre, oralin tante sih.. pengen coba kemampuan kamu!" tanpa basa basi tante Reni langsung ngangkang diatas aku yang terduduk sambil menikmati oralan anaknya.
Aku langsung melahap vagina tante Reni, kalo yang satu ini aku berani colok2 dengan jariku, karena toh memang sudah gak perawan. "ooh ndre, e….nak! terusin sayaaaang.." kata tante reni. Tiba2 aku mulai merasakan kontolku berkedut2 dan siap menyemburkan cairan sperma. Ku goyangan pinggulku maju mundur seperti sedang bersenggama tapi dengan bibir Cynthia. "Cyn.. terus.. yang.. aku.. udah … ". CROOTTTT spermaku memenuhi mulut Cynthia, yang langsung ditelan habis dan dijilati hingga bersih.
Tapi tak tahu kenapa, aku tidak langsung lunglai.. Mungkin karena ada dua wanita cantik seperti model yang sedang bertelanjang dan mencari kenikmatan dari tubuhku. Batang zakarku masih keras, tapi cynthia berlari ke toilet. mungkin dia ingin berkumur pikirku. Tinggal aku berdua tante Reni.
Kemudian tante Reni melepaskan vaginanya dari mulutku, ia turun kebawah mengambil posisi duduk di pangkal pahaku. Tangannya menggapai kontolku yang masih keras lalu mulai dikocok2 sedikit. "Andre, mau di oral lagi atau ngerasain memek tante?" tanyanya centil sambil merunduk dan menjilati dengan nakal pangkal kontolku. "mmmmfh…. terserah tante…"jawabku. si tante memberi servis oral, kontolku ditelan semuanya tapi aku bisa merasa lidahnya didalam sana berputar2 menyapu kepala kontolku, sedotan2 yang dibarengi gigitan kecil membuat aku merem melek
setengah mati menahan nikmat. "ssssh….. aahh….. tan.. jago banget…" kataku. "entotin Andre, tante…" pintaku lagi sambil meresapi nikmatnya kenyotan tante Reni. "Emangnya oral-an tante gak senikmat Cynthia ya?" tanya tante Reni sambil kembali menduduki pangkal pahaku. "Justru enak banget.. aku takut gak tahan tan.. aku kan masih pengen ngerasain bercinta sama yang ahli.." sambungku.
Bless.. kontolku tiba2 terasa hangat.. rupanya tante Reni gak mau nunggu lama untuk menjajal kontolku.
"mmfh.. ****** kamu gede yah ndre" "suamiku punya sepanjang ini juga, tapi gak selebar kamu punya sayang.." sambung tante lagi. Sekarang posisi kami women on top, tapi tante Reni merebahkan badannya keatas badanku, sehingga dia bisa leluasa mencupangku atau mengulumi bibirku. Gerakan maju mundurnya pelan dan erotis, saat dia maju aku merasa seperti kontolku disedot2 (baru aku tau sekarang, itu namanya kempot ayam), lalu saat bergerak mundur pantatnya sengaja dicondongkan keatas supaya penisku seperti terjepit
"sssh… oh yessh… nice baby.." aku tak kuasa menahan desahan.. nikmatnya benar2 seperti disurga-dunia. Leherku sudah merah2 dicupang, bibirku sampai kebas dikulumi, dan kontolku rasanya sedang mengalami kejadian maha dahsyat.
Aku langsung mengubah sedikit posisiku. Kedua kakiku kutekuk sedikit sebagai kuda2. kuremas pantat berisi tante Reni lalu kuangkat sedikit. Kini ada rongga antara pangkal paha tante Reni dan aku. Aku mulai menghujamkan kontolku dengan irama karena sekarang aku yang memegang kendali.
"ooooh.. mmmfh.. trus ndre!" Tante Reni meracau saat aku menghujamkan keras2 batang kemaluanku sampai amblas semuanya. tiga menit berselang aku mulai bosan, aku ajak tante mengubah posisinya lagi. Aku mau doggy Style, lalu si tante pun menuruti dengan berlutut membelakangi aku.
Pahanya sedikit dirapatkan supaya sesuai dengan ketinggian aku yang berdiri dilantai. Lalu kurangkul pinggulnya dan kuarahkan kontolku.. aku terkesima melihat keindahan lekuk tubuhnya tante Reni yang begitu indah, kulitnya juga putih bersih dan mulus vaginanya juga terawat dan berwarna merah muda.. kubenamkan sedikit2 kontolku lalu ku pompa dengan penuh perasaan sesekali kuhujamkan keras2 secara tiba2.
"aakh.. gila kamu ndre. enak bgt!! ssshh…" kepalanya kini dibenamkan diranjang. badannya miring hanya pantatny saja yang nungging.
Cynthia sudah kembali dari toilet, mukanya kemerahan, dia berjalan kearah kami yang sedang ber-doggy-style. Cynthia hanya memandangi mamanya yang sedang melenguh dan merem melek menerima hujaman kontolku.
Tante Reni memang sudah jago bercinta, disaat giliran aku yang memberi servis, pinggulnya ikut diliuk2kan membuat rasa kempotan memeknya makin memijat2 batang kontolku. Cynthia terlihat mulai panas dengan adegan kami, ia mendekati aku dan mulai menciumi bibirku.. disodorkannya juga buah dada kencangnya ke arah mulutku.
Edan, aku dikerjai (atau mengerjai) ibu dan anak sekaligus. "Ma, kapan giliranku?" tanya Cyntia kepada ibunya yang sudah bermandi peluh dan terpejam2 merem melek. "iyah.. sab..har.. mama.. dikit lagi.. Terusin Ndre!" jawab tante Reni. Sekarang dia bangun dan bertumpu pada satu tangannya, tangan yang lain memainkan klit-nya.
selang beberapa waktu tubuh tante Reni mulai bergetar. Sudah hampir orgasme tampaknya, makanya ku percepat aksiku. kutambahkan tempo dan hentakan2 pada liang vaginanya.
"mmmfh.. yes… yes… akhhh… teruuusss… terusss… mmffh… enak sayang…" "terusss.. dikit lagi ndre!" "yes.. yes.. aaaaahh…. ssshh……." Ceracau tante Reni menandakan dia sudah orgasme, badannya meliuk2 dan mukanya dibenamkan lagi di ranjang.. pelan2 ia keluarkan penisku yang masih keras dari vaginanya sambil menahan getaran tubuhnya. "makasih ya sayang, enak banget!!" ujarnya lalu tertelungkup dan tertidur.
Cynthia yang dari tadi sudah berdiri ngangkang sambil mengelus2 memek beceknya pun siap menerima giliran. Hari ini badanku fit sekali, setelah orgasme yang pertama tadi kontolku masih tegang berdiri dan tahan lama. Lalu kurebahkan tubuh Cynthia disebelah mamanya.. aku minta dia telentang dan aku mengambil posisi missionary. Dalam pikiranku, memerawani gadis harus sambil menatap matanya.. aku mulai dengan pelan2 menggesekan kontolku dibibir vaginanya sensasi gesekan itu cukup membuat tubuh Cynthia menggelinjang.. "udah siap Cyn?" tanyaku "iya, ko.. masukin aja.. tapi pelan2 yah"pintanya memelas
Aku mulai mengarahkan kontolku dan memasukkan pelan2 kepala kontolku. Seret banget.. beda dengan mamanya. Kugoyang2kan pinggulku supaya cairan pelumasnya membasahi sempurna kontolku lalu ku masukan centi demi centi. darah mengalir dari keperawanannya, tapi mata Cythia tidak terpejam. Dia menatapku penuh arti, walaupun terbesit dimatanya rasa sakit perawan. Bless.. penisku masuk dengan mulus.. sengaja aku masukkan sampai pol lalu kudiamkan sejenak. Aku merebahkan tubuh dan menciumi bibirnya sampai ke pangkal leher.
"tahan ya sayang.. nanti kerasa kog enaknya" bisikku manis di telinganya.. tanganku menggerayangi buah dada sintalnya memilin2 puting susunya supaya lebih deras pelumasnya melelehi batang ****** yang sudah masuk sepenuhnya.
Kaki Cynthia menjepit pinggulku, lalu ia mulai menggoyangkan pinggulnya kekiri dan kanan pelan2..
"ko, entotin aku…" pintanya memelas. Akupun mulai mengambil posisi, gerakan maju mundur diatas tubuh manis gadis yang baru saja 17 tahun ini kubuat sepelan mungkin supaya tidak menyakitinya. "aaakh… sssh.." memeknya lebih menjepit daripada kempotan mamanya.
"Cyn, enak banget memek kamu.." Hujan deras diluar sana menambah nikmatnya percintaan kami. Cynthia mulai menemukan irama bercinta. Memeknya sudah terbiasa dengan kontolku.. Gerakan demi gerakan, Cynthia semakin binal.. tanganku dituntun nya untuk meremasi buahdadanya.. "ko, aku pengen coba diatas" ucap Cynthia. Aku turuti saja, aku merebahkan diriku ke posisi Cynthia di samping tante Reni. Sekarang Cynthia yang asik sendiri mencari2 kenikmatan diatas batang kontolku. goyangannya semakin panas dan erotis. sementara itu aku mulai menjilati tanganku, kemudian mengobok2 memek tante Reni dari belakang. Dalam tidurnya tante Reni melenguh-lenguh.. kupermainkan klitorisnya, lalu kumasukan 3 jari ke memek tante Reni.. mungkin ia terlalu lelah sehingga hanya menerima saja perlakuanku.
Rupanya Cynthia merasa kurang senang saat aku bercinta dengannya, tapi aku malah ngerjain mamanya. Cynthia pun meminta aku yang melayaninya. Sekarang posisi kami doggy style.. Posisi favoritku, dimana sudah berkali2 aku membuat wanita melunglai karena menerima orgasme yang kuberikan (termasuk beberapa mantan pacarku). Lima menit berselang Cynthia yang masih baru pertama kali bercinta memang bukan lawan sebandingku.. Cynthia mulai meliuk2.. memeknya yang sempit makin kuat memijat2 batang penisku. "ko.. aku mau… orgas…me…. aaakhh…. sssh…."rintihnya.. "Iya nikmatian aja sayang" jawabku. "oooh… yes… e…nak… mmfh… ssshh…" cynthia bergetar hebat karena orgasmenya tapi aku tetap menggenjotnya supaya dia menikmati orgasme panjangnya..
DUa wanita tumbang bersebelahan, Cynthia dua kali, mamanya baru sekali, aku juga baru sekali. Kontolku masih berdiri keras, tapi sedikit lagi aku juga hampir orgasme. Aku tarik tubuh tante Reni kebibir ranjang, posisinya tidur miring.. lalu kubasahi memeknya dan kontolku dengan ludah dan kuhujamkan kedalam memek tante Reni. kocokanku benar2 egois, aku hanya ingin mencapai orgasmeku yang kedua. Permainanku yang kasar membangunkan tante Reni.. "sssh… Dre, sa..kit…" rintihnya "tahan tante, Andre lagi enak nih.." jawabku. Genjotanku semakin kuat dan dalam-dalam. Si tante yang lunglai daritadi mulai terpancing berahinya. Tante Reni membalikan badannya, kedua kakinya diangkat dan ditumpangkan ke sebelah pundakku. Aku peluk kedua paha jenjang tante Reni sambil terus ngentotin memeknya..
"mmmfhh… ssssh… terus sayang…" rintih tante Reni "tante udah mau keluar lagi?" tanyaku "iya sayang.. kamu masih lama?" tanyanya "udah hampir nih, kita bareng2 yah.." pintaku tersengal-sengal.. "oouch.. sssh.. yes honey.. Fasteer.. YESSShhh… Faasteeerrrr…"jerit tante Reni.. "I'm gonna Blow Honey…" jawabku "Me too baby…" tante reni menjawab cepat. Kedua tangannya memegangi buah dadanya yang bergoyang2 cepat. "Keluarin di dalem aja"sambungnya lagi Kocokanku makin cepat, memek tante makin keras memijit batang kontolku, aku sudah sampai puncaknya..
Croott…. zzzrt… Crottth.. Crottth… Sperma hangatku menyembur kedalam memek tante Reni seiring sodokan kontolku. Kontolku terus kukocok, kamipun mengalami orgasme panjang. Penisku menyembur sekali lagi dibalas lelehan cairan orgasme tante Reni. "aaaaakhhh…. enak banget entotan sama tante" ujarku "kamu inget ya Andre, mulai sekarang berhentiin semua murid kamu" jawab tante Reni "biar tante yang bayar semua biayanya, tapi kamu harus selalu ada saat tante telpon" sambungnya lagi
Aku sudah terjerembab diantara 2 wanita itu, aku mau beristirahat.. aku sudah tidak menjawab kata2 tante Reni lagi dan tertidur. Jam 7.30 Malam aku terbangun, Cynthia yang memanggilku dan mengajak ke ruang makan. Tante Reni sudah masak makanan spesial, Sapi masak Jamur (katanya bisa bikin "kuat"), Tiram mentah (ini juga bikin "kuat"), dan beberapa sayur lain. makanan pencuci mulutnya sarang walet (ini bisa nambah banyak spermanya yang artinya jadi lebih "kuat" juga). "Andre, diluar masih hujan. Di TV banyak daerah macet karena banjir" tante Reni membuka pembicaraan "Ko Andre malem ini nginep aja yaa!" lanjut Cynthia dengan suara manja "iya ndre, kamu disini aja.." tante Reni menambahkan "lagian masih banyak pelajaran yang mau aku tanya ke koko.." kata Cynthia dengan mata genit, tangannya menggerepe kontolku dari bawah meja makan. "tapi.. aku juga banyak tugas" jawabku "jangan alasan Dre, kamu kan gak perlu buru2 lulus" rayu tante Reni. "yah, okelah.. ada kalian berdua aku pasti seneng" jawabku tersenyum
Malam itu pukul 11 saat pembantu2 terlelap, aku dan Cynthia menuju kamar tante Reni. Di Jacuzzi kamar mandinya kami bercinta gila2an lagi, kami juga sempat pindah ke kolam renang di taman belakangnya, tapi karena takut terlihat pembantu kami putuskan untuk pindah lagi ke ruang keluarga di dalam. Kami tidur jam 5 pagi. Aku dicekoki Viagra saat sudah lemas karena orgasme beberapa kali. Nampaknya tante Reni sedang "kemaruk" sehingga tiap saat ingin merasakan kontolku.
Sejak hari itu aku resmi menjadi pemuas tante REni, pak Asep dipecat dan ganti supir baru yang tidak tahu apa2. Sedangkan Cynthia tidak terlalu sering ikutan karena memang tante Reni coba sembunyi2. Aku baru tahu kalau Ayahnya ternyata memang luar biasa kaya dan memiliki rumah di berbagai Negara, tentu saja lengkap dengan Selir2nya juga. Jadi Permaisuri kesepian ini biar aku saja yang puaskan. Aku sebenarnya paling suka kalau ada kesempatan berdua saja dengan Cynthia.. maklum lah, lebih seret dan tentu saja menjanjikan.. Seperti permintaan tante Reni, aku berhenti mengajar. tapi aku tetap mengejar skripsiku. Selama setengah tahun hidupku bak Raja tapi juga serasa budak. Aku segera susulkan ceritaku yang lain masih disekitar Cythia dan Tante Reni.
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Semburan Sperma Apr 4th 2013, 03:41 Sebuah insiden baru terjadi beberapa malam yang lalu. Insiden yang tidak disengaja yang membangunkan sesuatu yang tanpa kusadari telah ada di dalam diriku. Kamis malam kemarin temanku yang bernama Lilo mampir untuk mengobrol, minum dan nonton TV di rumahku. Lilo bekerja di kantor yang sama denganku. Hari Jumat keesokannya adalah hari libur untuk kantor kami jadi kami mendaptkan 3 hari libur di akhir minggu tersebut. Karena itulah kami tidak terburu-buru menghabiskan malam itu. Berbeda dengan istriku, Sandra; ia harus bekerja esok harinya. Dan karena termasuk orang yang tidak suka tidur larut malam, ia pergi tidur sekitar pukul 10:30. Sandra adalah salah satu orang yang paling lelap saat tertidur. Beberapa kali aku pernah mencoba mengguncang-guncangkan bahunya untuk membangunkannya, namun selalu gagal. Ia terus tertidur. Setelah Sandra pergi tidur, Lilo dan aku duduk di ruang tamu dan menonton DVD porno yang sengaja kami beli. Lagipula Sandra juga tidak pernah suka menonton film-film seperti itu. Setelah beberapa adegan, Lilo berkata, "Wah, pasti enak yah kalo punya cewe untuk diajak ngeseks! Udah lama banget nih, gue kagak begituan!" Aku sedikit kaget mendengar komentarnya. Lilo bukanlah pria yang buruk rupa. Dengan tinggi 175 cm dan berat sekitar 70 kg, aku malah menduga ia mempunyai banyak teman wanita. "Emangnya elu lagi ga jalan sama siapa-siapa, Lo?" tanyaku. "Kagak. Sejak Bunga putus sama gue 2 taon yang lalu, gue agak-agak malu untuk ajak cewe jalan," jawabnya. Kami mengobrol tentang Bunga yang ternyata tidak serius dengan Lilo. Setelah beberapa botol bir dan beberapa adegan dari film porno yang kami tonton, Lilo bangkit berdiri untuk pergi kencing.
Aku tetap duduk sambil menonton film itu untuk beberapa saat dan akhirnya baru menyadari bahwa Lilo belum kembali setelah cukup lama pergi kencing. Aku berdiri dan menghampirinya untuk memeriksa apakah ia baik-baik saja. Saat aku berada pada jarak yang cukup dekat dengan WC, aku melihat pintu itu terbuka. Aku masuk ke WC dan mendapati Lilo berdiri di pintu yang menghubungkan WC dengan kamar tidurku. Ia terlompat melihat aku masuk.
"Wah, sorry banget nih," katanya. "Waktu gue masuk, pintu ini memang udah terbuka. Dan waktu gue mau keluar, gue liat dia terbaring seperti itu." Aku berjalan mendekati tempat Lilo berdiri dan melihat ke arah kamar tidurku. Sandra terbaring menyamping sehingga punggungnya menghadap ke arah kami dengan kaki yang sedikit tertekuk. Sandra tidur dengan mengenakan daster panjang namun bagian bawahnya tersingkap sampai ke pinggul sehingga menampakkan bulatan pantat yang halus, mulus dan terlihat tidak mengenakan celana dalam. Pundaknya sedikit tertarik ke belakang sehingga memperlihatkan kami sisi bukit dadanya dan tonjolan puting susunya dari balik daster yang sedikit tembus pandang. Ia terlihat sangat seksi terbaring seperti itu dengan remang-remang cahaya dari WC. Bibirnya sedikit terbuka dan rambutnya yang panjang terhampar di atas bantal. Boleh dibilang posisi Sandra saat itu seperti sedang berpose untuk pemotretan majalah dewasa.
"Gila! Cakep banget!" kata Lilo sambil menahan nafas. "Gue mau disuruh apa aja untuk mendapatkan cewe seperti dia, Kris." Pada awalnya aku sedikit kesal mendengar perkataan Lilo. Namun pada saat yang bersamaan, melihat Lilo memandang istriku seperti itu tanpa sepengetahuan Sandra justru membuat diriku terangsang. "Aduh, sorry nih, Kris. Gue rasa udah waktunya buat gue untuk pulang," kata Lilo berbalik badan untuk keluar. "Eh, tunggu, Lo," kataku. "Ayo masuk ke sini sebentar aja. Tapi jalannya pelan-pelan, oke?" "Ha?! Elu mau gue masuk ke kamar elu?" "Kalo cuma lihat doang mah ga ada yang dirugikan, kan? Tapi kita engga boleh buat dia terbangun, oke?"
Bahkan aku sendiri tidak percaya apa yang baru saja aku katakan. Aku mengijinkan pria lain masuk ke kamar tidurku sehingga ia dapat melihat istriku yang dalam keadaan 'setengah' telanjang. Aku pun masih tidak yakin apa dan sejauh apa yang akan aku lakukan berikutnya. Saat kami berjingkat memasuki kamarku, aku mendorong Lilo untuk mendekat ke samping ranjang. Bahkan Lilo sendiri terlihat tidak yakin. Pandangannya berpindah-pindah antara aku dan Sandra. Semakin mendekat ke ranjang, pandangannya lebih terarah ke Sandra. Sandra berbaring di pinggir ranjang di sisi tempat kami berdiri dan semakin kami mendekat, kedua bukit payudaranya semakin jelas terlihat. Puting susunya dapat terlihat dari balik dasternya yang tipis. Walau bagian bawah dasternya sudah tersingkap namun kami masih belum dapat melihat bibir vaginanya karena tertutup oleh kakinya.
Aku hanya berdiri di sana dengan cengiran lebar memandangi Lilo dan istriku bergantian. Dengan mulut ternganga, Lilo juga hanya memandangi istriku dengan takjub dan kagum. "Gila, Kris. Seksi banget sih! Gue ga percaya elu kasih gue liat bini elu dalam kondisi begini!" Dengan hati-hati aku meraih tali daster Sandra dan menariknya turun melewati pundaknya turun ke lengan sehingga bagian atas dasternya tersingkap dan memperlihatkan lebih banyak lagi bagian payudaranya. Gerakanku terhenti saat kain bagian atas daster itu tertahan oleh puting Sandra."Mau lihat lebih banyak?" aku berbisik.
"I-iyah!" Lilo berbisik balik. Dengan sangat lembut aku mencoba untuk menurunkan tali daster itu lagi namun puting susunya tetap menahan kain itu sehingga tidak dapat terbuka lebih jauh. Aku menyelipkan jari-jariku ke bawah daster tersebut lalu dengan hati-hati mengangkatnya sedikit melewati puting Sandra. Lilo menahan nafasnya tanpa bersuara. Sekarang payudara kirinya sudah terbuka. Putingnya yang sangat halus dan berwarna merah muda itu berdiri tegang karena mendapat rangsangan dari gesekan kain dasternya tadi. Lalu aku meraih ke tali dasternya yang lain dan meloloskannya dari pundak kanan Sandra. Dengan lembut aku menarik kain daster itu melewati puting sebelah kanannya. Kini kami dapat melihat kedua payudara Sandra tanpa ditutupi benang sehelaipun. Aku membiarkan kedua tali dasternya menggelantung di lengan dekat sikunya karena aku tidak mau mengambil resiko kalau-kalau istriku terbangun. Lilo masih berdiri di sampingku dan dengan mulut yang masih ternganga ia menatapi payudara dan pantat Sandra yang kencang. Sesekali Lilo mengusap-usap tonjolan di selakangannya walau ia berusaha agar aku tidak melihatnya. Penisku sendiri sudah membesar dan berusaha memberontak keluar dari jahitan celana jeans yang kupakai. Aku terangsang bukan hanya karena melihat tubuh istriku namun juga karena apa yang sedang kuperbuat. "Jadi, bagaimana menurut elu?" aku berbisik lagi. "Gila, man! Gue ga percaya semua ini! Dia cantik banget! Gue sih cuma berharap…," jawabnya sambil mengusap tonjolan penisnya sendiri. Aku berpikir sejenak, "Kalau sampai ia terbangun…, tapi lagipula aku memang akan mencobanya."
Aku menarik Lilo semakin mendekat ke ranjang lalu aku menunjuk ke payudara istriku. "Ayo, pegang susunya. Tapi harus dengan lembut, oke? Gue nggak mau ambil resiko nih." Mata Lilo terbuka lebar sekali lalu mendekatkan dirinya ke tepi ranjang. Ia membungkuk sedikit dan menjulurkan tangan kirinya untuk meraih bulatan payudara istriku. Tangannya sedikit bergetar dan tangan kanannya ditekankan di selangkangannya seakan digunakannya sebagai penopang. Tapi aku tahu apa yang sebenarnya ia kerjakan. Jari-jari itu dijulurkan makin lama semakin mendekat sampai akhirnya ujung jarinya menyentuh kulit payudara Sandra tepat di bawah areola. Dengan hati-hati Lilo meletakkan ibu jarinya di bagian bawah payudara Sandra sebelum akhirnya ia geser perlahan-lahan naik ke puting susu tersebut. Sandra tidak bergerak. Saat ibu jarinya mencapai bagian areola, Lilo menggerakkan telunjuknya melingkari puting Sandra dengan lembut.
Aku kenal Sandra sejak jaman masih bersekolah. Kami berpacaran sejak saat itu dan akhirnya kami menikah. Dan dalam sepengetahuanku, tidak pernah ada pria lain yang pernah melihat tubuh Sandra sampai sejauh ini apalagi menyentuhnya. Lalu Lilo mulai meraba payudara itu dengan sangat lembut dari yang satu berpindah ke payudara yang lain. Sandra masih tak bergerak dalam tidurnya walaupun sepertinya terlihat nafas Sandra menjadi lebih cepat. Lilo mulai menjadi lebih berani dan dengan menambahkan sedikit tenaga, ia meremas kedua buah dada Sandra. Lilo sudah tidak menutup-nutupi usahanya untuk mengusap-usap penisnya dan kelihatannya ia berniat untuk menyemprotkan spermanya dari balik celananya. Aku masih belum puas untuk membiarkan semua ini berakhir saat itu, jadi aku menyuruhnya mundur sejenak sementara aku melepaskan tali-tali daster itu dari lengan Sandra. Aku menarik turun daster itu sejauh yang aku bisa tanpa harus menarik secara paksa kain daster. Aku berhasil membuka tubuh bagian atasnya sampai pada bagian bawah tulang rusuknya sebelah kiri. Lalu aku bergerak ke bagian pinggulnya. Dengan hati-hati aku menarik kain yang menutupi bagian bawah pantatnya lalu melepaskan kain itu dari kakinya yang menekuk. Hal ini memperlihatkan seluruh pantatnya dan sebagian dari bibir vaginanya. Lilo masih belum dapat melihatnya dari tempat ia berdiri saat ini. Aku mendengar ia sedang melakukan sesuatu di belakangku. Dan begitu berbalik badan, aku mendapatinya sedang memelorotkan celana jeansnya sebatas testisnya sehingga ia dapat leluasa mengocok penisnya. Aku kembali berbalik ke Sandra lalu meluruskan kaki kirinya. Hal ini membuat bulu-bulu halus kemaluannya dapat terlihat bahkan sampai hampir ke bibir vaginanya. Saat melihat aku melakukan hal ini, Lilo melongokkan badannya melewati badanku untuk melihat tubuh Sandra lebih jelas sementara ia bermasturbasi. Aku menarik kaki kiri Sandra dengan lembut sehingga membuat tubuhnya berbaring terlentang menghadap ke atas dan memperlihatkan seluruh tubuhnya secara frontal.
"Wahhhh, gila, man!" Lilo berbisik dan mulai mengocok penisnya lebih cepat.
"Jangan cepet-cepet, brur," aku memperingatkan dia. "Elu mau pegang memeknya sebelum elu klimaks, kan?" Langsung Lilo berhenti mengocok dan menatapku dengan pandangan seperti anak kecil yang dihadiahi sepeda baru. "Mantap, man! Elu kasih gue…, ahhh, mantap, man!" Ia mengganti tangan kanan dengan tangan kirinya untuk memegang penisnya, tapi tidak mengocoknya. Lalu dengan tangan kanannya, yang sedari tadi digunakan untuk mengocok penisnya, ia menyentuh bulu-bulu kemaluan Sandra dengan perlahan. Lilo mulai membelai Sandra melalui bulu-bulu itu dengan jemarinya. Namun tidak sampai ke bibir vaginanya. Sandra masih terlelap namun nafasnya semakin bertambah cepat setelah Lilo mengusap-usap kemaluannya. Setelah itu dengan menggunakan jari tengah dan telunjuknya, Lilo mengusap turun ke sepanjang bibir vagina Sandra lalu mengusap naik lagi sambil menaruh jari tengahnya di antara bibir kemaluan tersebut. Begitu ia menarik tangannya ke atas, jari tengahnya membuka bibir vagina itu dan wangi harum vagina Sandra mulai memenuhi kamar."Gilaaaaa, man!" desah Lilo sambil menarik ke atas jari-jarinya yang sudah masuk sedikit ke dalam liang kewanitaan istriku.Saat jari Lilo menyentuh klitorisnya, tubuh Sandra seakan tersentak sedikit lalu ia mendesah dengan suara yang nyaris tak terdengar. Melihat hal ini Lilo segera menarik tangannya.
Aku melihat bahwa istriku masih terlelap namun aku tidak yakin apakah perbuatan ini dapat membangunkannya atau tidak. Lilo menatap aku dan aku menganggukkan kepalaku memberi isyarat bahwa ia dapat melanjutkan. Lalu dengan menggunakan tangan kirinya, Lilo mengocok penisnya sampai cairan pelumas keluar dari ujung penisnya. Lilo menyapu cairan yang keluar cukup banyak membasahi kepala penisnya kemudian dengan tangan yang sama ia mulai mengusap-usap bibir kemaluan Sandra. Kadang ia membuka bibir vagina tersebut dengan jari tengahnya. Sesekali pinggul Sandra bergerak maju dan mundur sedikit dan ditambah dengan desahan lembut yang keluar dari mulutnya. Lilo sudah mengocok penisnya lagi. Lalu tiba-tiba sebuah ide timbul dalam otakku. Dengan hati-hati aku menarik kaki kiri Sandra keluar dari ranjang sampai vaginanya berada tak jauh dari ujung ranjang namun masih cukup jauh bagi Lilo untuk menyetubuhi istriku. Penis Lilo tidak sepanjang itu dan lagipula aku tidak yakin apakah persetubuhan dapat membangunkannya. Dan juga aku tidak yakin apakah aku ingin Lilo menyetubuhi istriku karena hal ini masih baru buatku. "Lo, ke sini deh," aku berbisik sambil menarik lengannya. "Berdiri di antara pahanya. Dari sini elu bisa lebih leluasa mengusap-usap memeknya sambil ngocok. Tapi jangan ngentotin dia, ya? Elu denger, engga?" Lilo mengangguk dan segera pindah ke antara kedua paha Sandra. Lilo mengusap-usap vagina Sandra dengan jari-jari tangan kirinya dan mengocok penisnya dengan tangan kanan. Penis Lilo hampir sejajar tingginya dengan vagina Sandra dan berjarak sekitar 10 cm sementara ia mengocok penisnya dengan penuh nafsu. Lalu Lilo menggunakan ibu jarinya untuk mengusap-usap vagina Sandra sehingga ia dapat lebih mendekat lagi sampai pada akhirnya jarak antara penis dan vagina Sandra kurang dari 1½ cm.
Pinggul Sandra masih sedikit bergoyang-goyang sesekali dan pada satu saat, pinggul Santi bergerak ke bawah dan kepala penis Lilo bersentuhan dengan bibir vagina Sandra. Penis Lilo menggesek sepanjang bibir kemaluan istriku. Hal ini membuat Lilo meledak dan berejakulasi. Spermanya muncrat ke mana-mana dan sebagian besar tersemprot ke bibir vagina Sandra. Pada setiap semprotan, Lilo melenguh dan beberapa kali dengan 'tanpa disengaja" ia menorehkan kepala penisnya ke bagian atas dari bibir vagina istriku. Lilo pasti sudah lama tidak berejakulasi karena sperma yang dikeluarkannya begitu banyak. Saat selesai klimaks, Lilo mengurut penisnya untuk mengeluarkan lelehan sperma yang masih tersisa di saluran penisnya. Ia membiarkan lelehan itu jatuh ke bibir vagina Sandra yang sedikit terbuka. Dan saat mengalir ke bawah di sepanjang bibir vagina tersebut, terlihat lelehan itu masuk lalu menghilang begitu saja seperti tertelan bumi.
Lilo memandangku dan berbisik, "Gilaaaa, man! Gue ga tau cara berterima kasih sama elu, Kris!" Aku tersenyum kepadanya dan memapahnya mundur secara ia telah selesai dengan urusannya.Sekarang saatnya giliranku. Aku berdiri di antara kakinya lalu melepaskan celanaku dan mulai mengocok penisku. "Lilo, elu keluar sebentar deh. Gue mau coba tarik badannya lebih ke pinggir supaya gue bisa ngentotin dia," aku berbisik dengan lebih kencang. Lilo menurut dan berjalan menuju pintu kamar kalau-kalau istriku terbangun. Aku menarik tubuhnya sampai pantat sebelah kirinya menggantung di pinggir ranjang. Selama itu Sandra tidak bangun sama sekali namun nafasnya masih berat dan dari vaginanya keluar cairan pelumas dari tubuhnya bercampur dengan sperma Lilo. Lalu aku menyuruh Lilo masuk ke kamar lagi untuk membantuku dengan menyangga kaki dan pantat kiri Sandra sehingga tanganku dapat kugunakan dengan bebas. Lilo meraih kaki kiri Sandra dengan tangan kirinya lalu dengan tangan kanannya ia menopang pantat Sandra. Aku melihat ia meremas pantat istriku saat ia mencoba menopangnya. Dan aku mulai menggesek-gesekkan penisku naik dan turun ke bibir vaginanya yang sudah basah. Vaginanya sangat amat basah. Cairan vagina Sandra yang bercampur dengan sperma Lilo, membuat liang kewanitaan Sandra menjadi sangaaaat licin. Bahkan aku sudah hampir klimaks jadi aku dengan perlahan memasukkan batang penisku ke dalam liang kemaluan Sandra yang panas.
Walau sudah sangat basah namun liang vagina Sandra masih sangat sempit secara Lilo tidak sempat melakukan penetrasi. Akan tetapi penisku dapat menembus dengan mudah. Segera aku memompa vagina Sandra dan setelah sekitar 10 pompaan maju mundur, Sandra mengalami orgasme dalam tidurnya!!! Hal ini sudah cukup membuatku melambung mencapai klimaks. Aku mulai menyemprotkan cairanku masuk ke dalam vaginanya dan tiap muncratan seakan tersembur langsung dari buah zakarku. Sandra mengerang-erang dalam tiap desahannya dan begitu pula aku.
Lilo berkata, "Gilaaaa, man!" namun kali ini ia tidak berbisik. Hal ini tidak jadi masalah karena Sandra tak bangun sedikitpun selama kami menggarap tubuhnya. Ketika aku menarik penisku, Lilo menaruh pantat dan kaki Sandra kembali ke ranjang. Lalu ia menunduk menjilati dan mengecup puting susu Sandra dan menyedotnya saat ia kembali menegakkan badannya. Aku sudah terlalu lemas untuk berkomentar dan akhirnya aku hanya menarik tangannya untuk keluar kamar. Saat aku berjalan mengantarnya ke luar rumah, Lilo tak habis-habisnya berterima kasih kepadaku. Aku melambaikan tangan lalu mengunci pintu. Aku masuk ke kamar, berbaring di atas ranjang di samping Sandra dan langsung terlelap begitu saja.
Keesokan harinya, Sandra membangunkanku dengan mencium telingaku. "Elu ga bakalan percaya apa yang gue mimpiin kemarin malam!" katanya membuka pembicaraan. "Gue bermimpi ada banyak tangan yang meraba-raba badan gue. Ngomong-ngomong, kemarin malam kita ngapa-ngapain ga, yah?" Aku teringat kalau aku tidak sempat membersihkan sperma yang tercecer di tubuhnya dan di ranjang sebelum pergi tidur kemarin. "Eeehhh…, iya lah. Memangnya elu engga ingat apa-apa?" "Yaah…, gue ga tau yah. Semuanya kaya dalam mimpi gitu. Mungkin gue setengah tidur kali. Tapi yang pasti asyik deh. Bagaimana? Apa elu berniat untuk melakukannya sekali lagi sekarang selagi gue ga ketiduran?" Pikiranku melayang ke kejadian kemarin malam…, "Hmmmm, bagaimana yah? Menurut elu bagaimana?" aku tersenyum.
Pada minggu berikutnya di kantor aku terus memikirkan malam itu dimana Lilo hampir menyetubuhi istriku, Sandra. Aku dan Lilo tidak pernah menyinggung hal itu walau beberapa kali kami saling melepas senyum. Lilo melemparkan senyum penuh rasa terima kasih kepadaku. Harus kuakui, aku sudah menjadi terobsesi dengan ide melihat istriku disetubuhi pria lain. Namun masih ada perasasan yang mengganjal. Melihat Lilo bermasturbasi di depan Sandra malam itu benar-benar tidak menjadi masalah bagiku. Tetapi dapatkah aku menerima melihat pria lain benar-benar berhubungan seks dengan istriku? Menjelang akhir minggu aku dapat melihat pandangan penuh harap dari wajah Lilo. Aku tahu apa yang ia pikirkan: "Apakah Kris bakal ngundang gue datang ke rumahnya lagi?", "Apakah gue bisa dapat kesempatan dengan istrinya?"
Hari Jumat akhirnya tiba dan sebelum jam pulang kantor aku mengajak Lilo untuk berkunjung lagi ke rumahku. Kegembiraan yang besar meluap dari diri Lilo.
"Yeahhhhh! MANTAP!!! Gue bakal bawa bir dan beberapa film untuk kita tonton!" katanya dengan penuh semangat. "Oke. Datang jam 9-an deh," jawabku. Aku tahu pada saat itu Sandra pasti sudah mulai mengantuk dan keberadaan Lilo akan mendorongnya untuk pergi tidur lebih cepat secara ia tidak begitu suka bergaul dengan Lilo. Aku merasa geli sesaat membayangkan hal itu. Jika saja Sandra tahu apa maksud kedatangan Lilo, ia pasti tidak akan tidur sepanjang malam, setidaknya sampai Lilo pulang.
Lalu aku melakukan sesuatu yang mengangetkan diriku sendiri. "Hey, Jo! Apa yang elu kerjakan malam ini?" aku bertanya. Josua adalah pribumi berkulit gelap. Tinggi badannya mencapai 190 cm dengan berat badan bisa mencapai 90 kg. Josua bukan seorang yang gemuk namun ia memiliki tubuh yang besar dan kekar. "Ah, ga banyak. Kenapa? Elu ada acara apa?" ia balik bertanya. "Sekitar jam 9 malam nanti Lilo bakal datang ke rumah gue untuk main-main. Minum, ngobrol, apa aja deh. Kalo engga salah denger dia bilang dia bakal bawa film-film BF. Gimana, berminat?" "Boleh, tapi mungkin gue bakal telat. Gue musti kerjain sesuatu untuk bokap, tapi ga lama deh," jawabnya. "Engga masalah. Oke sampai ketemu nanti," aku berkata sambil berpikir mungkin memang ada baiknya Josua datang setelah Sandra tertidur.
Aku menoleh dan melihat wajah Lilo yang terkejut, namun terkejut dalam nuansa yang menggembirakan. Aku tersenyum dan sambil mengedipkan mataku aku berjalan melewatinya, "Sampai nanti, Lo!" Malam itu saat makan malam, aku terus memikirkan rencana malam nanti. Aku membeli sebotol anggur dan meminumnya bersama Sandra dengan harapan ia dapat tertidur pulas malam itu. Seperti yang aku harapkan, tidak memerlukan waktu yang lama sampai Sandra mulai cekikikan karena pengaruh anggur yang ia minum. Suatu keuntungan yang tidak terduga anggur tersebut juga memberikan efek yang menstimulasi tubuhnya.
Dari bawah meja, Sandra mulai menggesek-gesekkan kakinya yang terbalut stoking ke pahaku. Kemudian setelah beberapa gelas anggur lagi, sambil menonton TV Sandra duduk menghadapku dengan satu kaki diletakkan di lantai dan kaki lainnya ditekuk sehingga ia mendudukinya. Hal ini menyebabkan roknya yang pendek tertarik ke atas sehingga memperlihatkan pahanya dan ujung stokingnya. Ia membuka kakinya sedikit untuk memperlihatkan kepadaku celana dalamnya saat bel pintu rumahku berbunyi. "Aaaah!" ia memprotes. Aku bangkit berdiri untuk membukakan pintu. "Siapa yah yang datang malam-malam begini?" aku bertanya seakan tidak tahu bahwa yang datang adalah Lilo.
Setelah aku membuka pintu, Lilo masuk dengan kantong plastik di tangannya. Ia berdiri di samping pintu setelah aku menutup pintu itu. Lilo memandang Sandra dan mulai berbasa-basi dengannya. Saat kembali ke tempat dudukku, aku menyadari bahwa Sandra masih dalam posisi yang sama. Sandra duduk menghadap kami sambil memain-mainkan rambutnya. Ia benar-benar tidak sadar sedang memperlihatkan terlalu banyak bagian tubuhnya kepada Lilo saat ia duduk di sana dengan wajah yang terlihat kecewa. Lilo hanya berdiri mematung di sana sementara mereka saling berpandangan. Sandra memandangnya dengan pandangan kosong sedangkan Lilo memandangnya dengan pandangan tidak percaya. Tiba-tiba Sandra tersadar akan posisi duduknya dan cepat-cepat berbalik lalu menurunkan roknya. "Ayo duduk, Lo. Sini…, gue taruh di kulkas dulu," kataku sambil mengambil kantong plastik yang berisi bir lalu berjalan ke dapur. Saat sedang memasukkan bir-bir itu ke dalam kulkas, terdengar olehku Lilo berkata kepada Sandra bahwa ia berharap kedatangannya tidak mengganggu acara aku dan Sandra. "Oh enggak,… nggak apa-apa kok," terdengar jawaban Sandra. Aku tahu benar untuk bersikap sopan, Sandra membohongi Lilo. "Kita cuma duduk-duduk sambil nonton TV doang kok,… dan sudah berniat untuk tidur."
Aku tahu Sandra mencoba untuk memberi isyarat kepada Lilo bahwa kedatangannya sudah mengganggu kami. Sandra memang tidak tahu apa-apa tentang rencana kami malam ini. "Apa rencana elu malam ini, Lo?" sambil memberi bir, aku bertanya kepada Lilo setelah kembali dari dapur. "Ah, nggak banyak lah. Cuma mampir untuk minum-minum sedikit." "Boleh-boleh aja. Gimana menurut elu, San?" aku bertanya sambil memandangnya. Wajah Sandra menunjukkan kalau ia sudah pasrah bahwa Lilo akan tetap tinggal sampai larut malam. "Ya sudah, kalau begitu gue permisi dulu deh. Gue tidur duluan yah," jawabnya dan bangkit dari sofa. "Bagus!" pikirku, semua sesuai dengan rencana. "Oke, San. Gue nyusul nanti," kataku sambil tersenyum kepada Lilo. Dengan mulutnya, Lilo melafalkan tanpa suara, "Gue juga!" setelah Sandra berjalan melewatinya menuju kamar tidur. Setelah Sandra masuk ke kamar, Lilo dan aku duduk menatap TV dengan pandangan kosong. Tidak satupun dari kami yang membuka suara. Suasana saat itu menjadi tegang penuh harap apa yang akan terjadi nanti.
Sekitar pukul 10 malam, aku mendengar Josua memarkirkan mobilnya di depan rumah. Aku berdiri dan membuka pintu sebelum ia membunyikan bel. Sebenarnya aku tidak berpikir suara bel rumah kami akan membangunkan Sandra, namun aku tidak mau ambil resiko. Pada awalnya kami bertiga mengobrol sana-sini setelah Lilo memutar film yang dibawanya. Josua masih tidak tahu menahu tentang rahasia kecil kami. Aku sendiri masih belum yakin benar untuk mengikutsertakan Josua ke dalam rencana malam ini. Setelah 15-20 menit, aku melihat Lilo mulai gelisah. Berulang kali Lilo terlihat beringsut dari tempat duduknya dan memandangku seakan berharap mendapat kode persetujuan untuk memulai acara malam itu. "Gue permisi sebentar yah," kataku sambil berdiri menuju kamar dan memberi isyarat kepada Lilo untuk tetap duduk di tempatnya. Aku mau memastikan semuanya sudah pada tempatnya sebelum acara dimulai. Dengan hati-hati aku berjalan masuk ke kamar. Sandra tidur terlentang di ranjang dengan memakai daster imut yang semi transparan. Aku rasa anggur yang diminumnya tadi sudah bereaksi dalam tubuhnya secara Sandra tidur dengan kaki yang agak mengangkang dan kedua lengannya tergeletak di atas kepalanya. Sandra terlihat sangat cantik terbaring di sana dengan mulut yang sedikit terbuka (seperti biasanya) dan rambut yang tergerai di atas bantal. Buah dadanya sudah dapat terlihat dari balik kain dasternya yang tipis, menjulang seperti dua gunung kembar.
Nampaknya semua sudah siap tanpa aku harus berbuat apa-apa. Aku bergerak menuju pintu WC dengan perlahan lalu membukanya sedikit sehingga kamar itu sedikit lebih terang oleh cahaya lampu dari WC. Lalu aku keluar bergabung dengan Lilo dan Josua yang masih menonton film porno yang sedang diputar. "Jo, elu mau bir lagi?" tanyaku berharap supaya ia segera pergi kencing. "Boleh, thanks!" jawabnya. Lilo mengikutiku berjalan ke dapur dan segera menghamburkan pertanyaannya, "Elu mau gimana kerjainnya?" "Ya, gue rasa kita musti tunggu Josua pergi ke WC dulu untuk kencing. Trus, barulah kita berdua masuk ke kamar dan melihat apa yang bakal dia perbuat." Lilo tersenyum dan kembali ke ruang tamu. Kami masih menonton beberapa menit setelah itu dan mengomentari adegan-adegan di film tersebut. Tak lama setelah itu Josua berkata, "Eh, Kris,… WC elu dimana?" "Tuh di sana," kataku sambil menunjuk ke arah WC. Aku berusaha agar suaraku tidak terdengar terlalu antusias. Josua berjalan menuju WC. Setelah aku mendengar pintu WC dikunci, aku dan Lilo bergegas menuju kamar. Setelah berada di dalam kamar, pandangan Lilo melekat ke tubuh Sandra yang terbaring di atas ranjang. Josua tidak menutup pintu yang menghubungkan WC dengan kamar tidurku. Mungkin ia tidak menduga akan ada orang lain di sana.
Saat ia selesai, aku dapat mendengar ia menarik resletingnya dan bersiap keluar WC. Tiba-tiba aku mendengar Josua berhenti. Pasti ia telah melihat Sandra. Ia seakan berdiri berjam-jam di sana sambil memandang istriku terbaring di ranjang dengan payudaranya yang terlihat jelas dari balik daster transparan yang dipakainya, naik turun mengikuti irama nafasnya.
"Bangsaaattt!" aku mendengar Josua berbisik. Aku tidak dapat menahan geli dan tergelak. Josua mendengar suaraku dan melongokkan kepala masuk ke kamar dan mendapati kami sedang berdiri di sana. Segera aku menempelkan telunjuk ke bibirku dan menyuruhnya untuk tidak bersuara. Aku mengajaknya masuk. "Itu bini elo, Kris?" ia berbisik lagi. Aku mengangguk lalu menuntunnya menuju sisi ranjang. Lilo mengikut dari belakang dan berdiri di sebelah kiriku saat kami bertiga memandangi tubuh istriku dari jarak dekat. "Gimana menurut elu?" tanyaku kepada Josua sambil tersenyum. Ia menatap Sandra beberapa detik lagi lalu menoleh ke aku dan menatapku sambil menduga-duga ada apa di balik semua ini. "Cantik banget, Kris!" ia menjawab sambil setengah tersenyum. Perlahan-lahan aku meraih kain selimut yang menutupi tubuh bagian bawahnya lalu menarik kain itu sehingga memperlihatkan bagian perut Sandra. Aku terus menarik selimut itu sampai ke bagian antara pusar dan bulu-bulu kemaluannya. Kini kami dapat melihat ujung daster yang dipakainya. Dengan hati-hati aku meraihnya dan mengangkat daster itu melewati tubuh Sandra yang putih mulus, melewati payudaranya yang ranum. Puting susunya yang kemerahan mulai mengeras karena angin dingin tertiup yang diakibatkan oleh pergerakan tanganku dan dasternya. Aku bergeser ke sebelah kiri untuk memberi ruang bagi Josua untuk berdiri tepat di depan payudara Sandra. Sedangkan Lilo bergerak ke sebelah kanan Josua berdiri tepat di depan wajah Sandra. Tanpa membuang waktu, Lilo membuka celananya dan mulai mengocok penisnya sementara aku menuntun tangan Josua untuk meraba buah dada istriku dengan lembut.
Melihat perbedaan kontras antara tangannya yang besar dan hitam dengan kulit Sandra yang putih saat Josua meraba-raba payudara Sandra membuatku sangat terangsang! Tangannya sangat besar, hampir-hampir menutupi seluruh payudara Sandra yang berukuran sedang. Dengan lembut Josua menjepit puting susu Sandra dengan ibu jari dan telunjuknya sehingga terdengar desahan lembut keluar dari mulut Sandra. Sementara itu, Lilo sudah melepaskan celananya dan dengan mantap mengocok penisnya yang diarahkan tepat ke wajah Sandra yang hanya terpaut beberapa senti dari mulutnya yang sedikit terbuka. Lilo menoleh ke aku saat ia meremas penisnya yang mengeluarkan cairan pelumas. Cairan itu dibiarkannya meleleh dari kepala penisnya dan menetes tepat di bibir Sandra. Pada awalnya Sandra tidak bergerak sama sekali sementara cairan itu menggenangi bibir bawahnya. Namun sensasi yang dibuat cairan itu pada bibirnya membuat Sandra menyapu cairan itu dengan lidahnya dan menelannya.
Melihat hal ini, Josua ikut melepaskan celananya. Setelah melepaskan celana jeans dan celana dalamnya, aku melihat penis yang paling gelap dan terbesar yang pernah aku lihat. Mungkin setidaknya panjangnya lebih dari 25 cm dan tebalnya lebih dari 6 cm. Membayangkan penis sebesar itu menerobos masuk ke dalam vagina Sandra yang basah membuat diriku bersemangat namun ada perasaan khawatir juga. Aku sadar kalau sampai Josua memasukkan penisnya ke dalam vagina istriku, pasti penis Josua akan memaksa mulut vaginanya meregang sampai melebihi batas normal. Dan tidak ada keraguan dalam diriku bahwa hal ini pasti akan membangunkan Sandra walau seberapa lelapnya ia tertidur saat itu.
Josua memandangku sejenak sebelum ia menunduk dan mengulum puting susu sebelah kanan Sandra sambil mengocok penisnya. Lalu ia membungkukkan badannya sehingga pinggangnya maju ke depan dan mulai menggesek-gesekkan penisnya ke payudara sebelah kiri. Setelah mengocok penisnya beberapa saat, lendir pelumas mulai keluar dari ujung penisnya. Josua mengolesi cairan itu ke seluruh bulatan payudara dan puting susu Sandra dengan cara menggesek-gesekkan kepala penis itu ke payudara kirinya. Setelah menyuruh Lilo bergeser sedikit, aku menarik turun kain selimut sampai melewati ujung kakinya. Kini kami dapat melihat bulu-bulu halus kemaluannya yang masih tertutup oleh celana dalam semi transparan itu. Lilo menjamah kaki Sandra lalu mengelus-elusnya dari bawah bergerak ke atas semakin mendekat ke selangkangan Sandra sambil terus mengocok penisnya.
Hal ini merebut perhatian Josua. Ia kini menonton aksi Lilo sambil terus mengolesi payudara Sandra dengan cairan pelumas yang terus keluar dari penisnya. Rabaan Lilo akhirnya mencapai bagian atas paha Sandra. Ia membelai jari-jarinya ke bibir vagina istriku yang masih dilapisi kain celana dalamnya. Setelah Lilo membelai naik dan turun ke sepanjang bibir vaginanya, pinggul Sandra mulai bergoyang maju mundur walau hanya sedikit. Dan itu merupakan pergerakan Sandra yang pertama sejak semua ini dimulai (selain gerakan menjilat bibirnya tadi). Aku semakin bersemangat. Dengan lembut aku mengangkat tubuh Sandra sehingga aku dapat melepaskan celana dalamnya, pertama ke sebelah kiri lalu ke sebelah kanan. Setelah dapat menarik celana dalamnya sampai ke setengah pahanya, segera aku menarik celana itu sampai lepas dari kakinya. Sandra kini telanjang bulat di hadapan dua pria yang sudah dikuasai nafsu birahi. Melihat istriku yang cantik terbaring tanpa mengenakan busana di hadapan Lilo dan Josua sementara mereka meraba, menggesek dan menjelajahi setiap jenjang tubuh istriku, membuatku hampir meledak. Lilo menggeser kaki kiri Sandra sehingga keluar dari sisi ranjang lalu menyelinap ke antara pahanya dan dengan jari-jarinya mulai menjelajahi vagina Sandra yang rapat. Awalnya masih dengan hati-hati, dengan menggunakan ibu jarinya, Lilo mengusap-usap bibir vagina istriku dengan wajahnya hanya terpaut beberapa senti dari liang kewanitaannya.
Kemudian Lilo memegang klitoris Sandra dengan ibu jari dan telunjuknya lalu memilinnya dengan lembut. Hal ini membuat Sandra mendesah dan menggeliat-geliat sehingga membawa kakinya ke pundak Lilo. Josua sambil menggesek-gesekkan batang penisnya ke kedua payudara Sandra juga meremas-remas payudara itu, menonton aksi Lilo di antara paha Sandra. Ketika perhatianku kembali kepada Lilo, ia sudah menggantikan jari-jarinya dengan lidahnya! Dengan lembut Lilo meletakkan salah satu jarinya ke liang kewanitaannya. Ia menahannya di sana beberapa saat sampai cairan vagina Sandra membasahi jari itu. Baru setelah itu ia menusukkan jari itu dengan perlahan masuk ke dalam vagina istriku. Sandra tersengal dan kedua kakinya dikaitkan di sekeliling kepala Lilo. Tanpa putus semangat, Lilo meneruskan serangannya dengan menggunakan lidah dan jarinya pada vagina istriku.
Tidak ada pria lain mana pun yang pernah melakukan hal ini terhadap Sandra selain dari diriku. Berdiri di antara Lilo dan Josua, aku langsung melepaskan celanaku dan mulai mengocok penisku sementara mereka menggarap istriku. Tiba-tiba Josua berpindah posisi dan dengan perlahan menarik bahu Lilo. Lilo memandang wajah Josua sejenak lalu pandangannya turun ke penis besarnya yang terarah tepat langsung ke mulut bibir kewanitaan Sandra. Lilo mundur mengijinkan Josua mengambil tempatnya yang langsung mengolesi kepala penisnya ke sepanjang bibir vagina istriku. Aku dapat melihat cairan pelumas yang keluar dari penisnya membasahi vagina dan bulu-bulu kemaluannya.
Aku terpekur dan tidak bisa bergerak sama sekali. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku tahu bahwa Josua hendak menyetubuhi istriku dengan penis raksasanya, namun bukan hal itu yang meresahkan aku. Jauh dalam lubuk hatiku sebenarnya inilah yang aku inginkan dan yang sudah aku rencanakan. Akan tetapi aku tahu pasti bahwa Sandra akan terbangun begitu penis itu memasuki tubuhnya. Terlebih lagi aku baru menyadari bahwa diafragma (alat KB) Sandra tergeletak di atas meja. Biasanya, ia memakai diafragmanya ketika ia tahu kami berniat untuk melakukan 'sesuatu', bahkan jika ia pergi tidur sebelum aku tidur. Namun malam itu, aku rasa ia sudah mabuk sehingga lupa memakainya. Gambaran adegan pria berkulit gelap ini menyemprotkan air maninya ke dalam liang vagina istriku yang tidak dilindungi alat KB, memicu sesuatu dalam diriku walau sebenarnya aku INGIN melihat Josua menumpahkan spermanya ke dalam vagina Sandra. Aku sudah tidak dapat mengontrol keinginanku untuk melihat hal ini. Boleh dibilang aku memang sudah kehilangan kontrol atas situasi ini. Setelah membalur kepala penisnya dengan cairan yang keluar dari vagina Sandra, Josua menaruh kepala penis itu di depan mulut bibir vagina istriku lalu… menekannya masuk.
Dengan perlahan kepala penis itu mulai menghilang dari balik bibir vagina itu. Bibir vagina istriku meregang dengan ketat sehingga mencegah kepala penis itu masuk lebih dalam. Masih dalam keadaan terlelap, Sandra membuka mulutnya saat ia tersengal begitu merasakan sedikit rasa perih pada selangkangannya. Aku berpikir: Jika hanya kepala penisnya yang baru masuk saja sudah membuat istriku kesakitan, apa jadinya saat Josua mencoba untuk menghujamkan seluruh batang penis itu ke dalam tubuhnya? Tapi untunglah Josua bersikap lembut dalam serangan awal pada vagina Sandra. Dengan selembut mungkin dan dalam kondisinya yang sudah sangat terangsang, Josua menggoyangkan pantatnya dalam gerakan maju mundur yang pendek-pendek sehingga membuat bibir vagina istriku lebih meregang sedikit demi sedikit seiring dengan semakin mendalamnya tusukan penis itu.
Lilo kembali pindah ke depan kepala Sandra. Ia bermain-main dengan payudaranya sedang tangannya yang lain mengocok penisnya di atas wajah Sandra. Sesekali Lilo membungkuk dan dengan lembut mencium bibir istriku yang sedikit terbuka itu, menjulurkan lidahnya sedikit masuk ke dalam mulutnya sementara terus meremas-remas payudaranya sambil mengocok penisnya. Saat lidah Lilo menyentuh lidahnya, dengan gerak refleks Sandra menutup bibirnya sedikit sehingga bibirnya membungkus lidah Lilo. Dengan segera Lilo menarik wajahnya ke belakang lalu menyodorkan kepala penisnya masuk sedikit ke dalam bibir Sandra yang agak terbuka. Seperti sedang bermimpi erotis, Sandra mulai mengecup ujung kepala penis Lilo. Aku mendengar Lilo mengerang saat aku mendengar suara menyedot keluar dari bibir sandra
Perhatianku kembali kepada usaha penerobosan Josua terhadap tubuh istriku. Saat ini sudah sekitar 5 cm dari penisnya masuk ke dalam vagina Sandra dan bagian yang paling tebal dari penisnya hampir masuk ke dalamnya. Tiba-tiba, seakan pembatas yang menghalangi penis itu masuk lebih dalam lenyap dalam sekejap, bagian penis yang paling tebal itu langsung masuk ke liang kewanitaan Sandra. Josua mulai menggenjot panggulnya dengan serius. Ia baru saja memasukkan 2/3 dari penisnya saat tiba-tiba…… SANDRA TERBANGUN!
Mula-mula kedua mata istriku melotot lalu ia tersengal dan mengeluarkan penis Lilo dari mulutnya sementara ia merasakan vaginanya meregang sampai batas maksimal. Kami bertiga diam membeku saat orientasi Sandra yang baru terbangun sedikit demi sedikit terkumpul dan pada akhirnya Sandra tersadar sepenuhnya akan apa yang sedang terjadi. Pandangannya berpindah dari penis Lilo yang menggantung di depan bibirnya lalu ke Josua yang penisnya sudah masuk ke dalam vaginanya. Tiba-tiba, yang benar-benar membuatku terkejut, Sandra melingkarkan kedua kakinya ke pantat Josua lalu menekankan tubuh Josua agar penisnya terbenam semakin dalam pada vaginanya. Sandra mengerang saat penis itu masuk 4 cm lebih dalam. Sudah sebagian besar dari batang penis itu masuk ke dalam tubuhnya dan dalam tiap hentakan, penis itu menerobos semakin dalam. Lilo menaruh kepala penisnya di bibir Sandra dan sekali lagi Sandra mulai menghisapi kepala penis itu. Namun konsentrasinya jatuh pada penis Josua yang meregang bibir vaginanya sampai batas yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya.
Setiap kali Sandra hendak menghisap kepala penis Lilo, Josua menancapkan penisnya lebih dalam yang membuatnya terhenti sejenak dengan desahan yang keluar dari mulutnya. Aku mulai mengocok penisku dengan lebih cepat ketika aku melihat Josua menghujamkan seluruh batang penisnya ke dalam Sandra. Bibir vaginanya ikut tertarik ke dalam seiring dengan masuknya penis itu. Dan saat Josua menarik penisnya keluar, cairan cinta Sandra terlihat membasahi batang penis itu dan bagian dalam vaginanya terlihat ikut tertarik keluar seperti saat kita menarik keluar jari-jari kita dari dalam sarung tangan. Dalam waktu singkat Sandra berorgasme dengan KUAT! Penis Lilo terlepas bebas dari mulutnya saat ia melenguh dengan kuat, "OOOOHHHHHHhhhh…..!" Seluruh tubuhnya mengejang sementara gelombang demi gelombang orgasme menyapu seluruh tubuhnya dan tiap kali teriakannya semakin kencang secara orgasmenya berlanjut dan semakin menguat. Getararan-getaran dalam vagina istriku yang membungkus rapat penisnya akhirnya membuat Josua mencapai klimaksnya. Suara erangannya terdengar keluar dari dalam mulut Josua sementara ia menghujamkan penisnya dengan keras sekali lagi lalu memuntahkan cairan sperma jauh di dalam vagina Sandra. Erangan dan desahan mereka bercampur seiring dengan klimaks mereka yang akhirnya mereda juga. Cairan sperma yang terlihat seperti gumpalan besar meleleh saat Josua menarik penisnya dari dalam vagina istriku.
Dengan Sandra masih tergeletak lemas di atas ranjang, Lilo segera melompat ke antara kaki Sandra. Ia mengoles-oleskan penisnya ke vagina istriku yang basah oleh sperma Josua dan cairannya sendiri. Lalu dengan mudah Lilo memasukkan penisnya ke dalam vagina Sandra yang sudah meregang melebihi batas itu. Setelah beberapa genjotan, Lilo menarik penisnya dan mengarahkan ke lubang anus istriku. Bahkan aku pun belum pernah memasukkan penisku lewat pintu belakang. Aku menduga-duga apakah istriku akan menghentikan perbuatan Lilo.
Ternyata Sandra tidak memberikan perlawanan sedikitpun, namun demikian saat penis Lilo masuk setengahnya ke dalam liang duburnya, Sandra meringis kesakitan. Tak lama setelah itu, otot-otot duburnya mulai rileks dan Sandra mulai menggenjot pantatnya sehingga penis Lilo masuk sepenuhnya ke dalam anusnya. Josua berpindah ke dekat wajah Sandra. Ia memegang penisnya yang penuh dengan cairan sperma bercampur cairan cinta dari vaginanya di atas mulutnya. Dengan lembut Sandra membersihkan cairan itu dengan mulutnya dan sesekali memasukkan penis yang sudah melemas itu sejauh yang ia bisa ke dalam mulutnya. Walau sudah melembek, penis Josua tak kurang dari 18 cm panjangnya dan Sandra mampu menelan sampai sekitar 15 cm sementara Lilo memompa anusnya yang masih perawan. Suara erangan Lilo semakin membesar saat aku mengangkangi dada istriku dan menekan kedua payudaranya ke penisku yang sudah berdenyut-denyut. Dan aku mulai menggoyang-goyangkan pinggangku.
Sandra mengeluarkan penis Josua dari mulutnya dan mulai menjilati kepala penis itu sambil memain-mainkan penis dan buah zakarnya yang licin. Baru saja aku hendak memuntahkan spermaku ke atas dada dan wajah Sandra, aku mendengar Lilo mengerang untuk yang terakhir kalinya saat ia mengosongkan muatannya ke dalam pantat istriku. Hal ini membuatku mencapai klimaks dan menyemburkan cairanku ke dada Sandra. Secepat kilat aku meyodorkan penisku masuk ke dalam mulut istriku dan ia mulai menyedot seluruh semburan sperma yang masih tersisa. Sandra terus mengulum penisku yang melembek sementara aku terkulai lemas. Aku menoleh ke belakang melihat Lilo menarik penisnya dari dalam anus istriku dengan suara yang basah, "Thllrrrpp!" Lilo yang pertama kali mengeluarkan suara, "Gilaaaaa, man! Enak beneerrrr!" Aku hanya dapat menghela nafas begitu aku terkulai di samping Sandra. Sandra tersenyum kepadaku dengan wajah nakal dan imutnya. Sambil masih bermain-main dengan penis Josua yang besar itu,
Sandra berkata dengan pelan, "Elu bener-bener penuh kejutan, yah!" "Bukan cuma gue, tuh," jawabku, "Kelihatannya elu juga penuh kejutan!"
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Mengajarin Anal anak SMU Apr 4th 2013, 03:40 Nama saya Rudi. Ini pengalaman nyata sekitar 5 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih duduk di semester 7 Universitas P********n Indonesia jurusan MIPA. Nah, sebagai salah satu syarat kelulusan dan penulisan skripsi, kami diharuskan untuk menjadi guru Praktek Kerja Lapangan (PKL) ke SMP-SMP atau SMA-SMA di sekitaran Jawa Barat. Dasar nasib, aku kebagian untuk mengajar di sebuah SMU swasta di bilangan jalan Burangrang Bandung. SMP atau SMU swasta biasanya terkenal karena muridnya bengal-bengal dan sulit diajar *wadoh*.
Hari seninnya setelah mengurus surat ini itu dari kampus, aku langsung ditugaskan oleh Kepala Sekolah SMU tersebut untuk langsung terjun ke lapangan dan mengajar matematika untuk murid kelas XI. Aku kebagian 4 sesi di kelas pagi dan 2 sesi di kelas siang. Waktu pertama kali aku mengajar di kelas, aku berkata dalam hati "Astaga, ini sekolah apaan? Gua ngomong ga ada yang ngedengerin...mana cewe-cewenya pake rok pendek semua!"
Besoknya aku kembali ke sekolah dengan perasaan galau dan cemas. Jangan-jangan aku salah pilih karir menjadi guru. Aku ngga berbakat mengajar..anak-anak tak ada yang mendengarkan waktu aku lagi bicara". Tapi ternyata ada satu hal yang membangkitkan semangatku. Di sesi kelas sore ada murid perempuan yang bernama Ratih. Kulitnya sawo matang, rambut sepunggung, tingginya kira-kira 158 cm. Mukanya tidak terlalu cantik, tapi manis banget kalau lagi senyum. Dan yang lebih penting, kelihatannya dia satu-satunya murid yang kelihatan antusias kalau aku lagi mengajar. Dalam benakku sempat terlintas hal yang tidak-tidak, namun pikiran itu kubuang jauh-jauh. "Aku seorang guru. Aku akan menjaga integritas almamater dan profesiku" bisikku dalam hati.
Tapi semakin hari kemolekan tubuh Ratih malah semakin menggodaku. Seringkali aku mengintip paha mulusnya dan terkadang terlihat CDnya yang berwarna putih. Apalagi aku tahu dia juga suka padaku. Kalau aku masuk kelas, teman-temannya pasti menggodanya. Sampai suatu hari aku memutuskan untuk mengadakan ulangan pertama untuk anak-anak kelas XI. Lalu hal yang sangat menegejutkan pun terjadi. Waktu aku memeriksa lembar jawaban Ratih, ada tulisan :"Pak Rudi ini nomer hp saya: 0819*********".
Perasaanku campur aduk saat itu. "Telfon jangan yah" kataku dalam hati. Kalau aku telfon, artinya aku sudah menjatuhkan martabat profesiku sebagai guru. Kalau aku tidak telfon, aku akan menyesal karena tugasku sebagai guru PKL hanya tinggal 2 minggu lagi. Akhirnya kuberanikan diri untuk menelfon Ratih malam itu juga. Anehnya, waktu aku telfon, seolah-olah antara aku dan Ratih sudah seperti teman lama. Tidak ada batasan antara guru-murid. Yah, mungkin karena waktu itu juga umurku masih 22 tahun, sedangkan Ratih masih 17 tahun, jadi tidak terlalu jauh. Akhirnya kita janjian untuk jalan bareng hari sabtu sesudah dia selesai kelas olah raga.
Hari sabtu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Kita sengaja janjian bertemu di Palaguna...mall butut tapi aman tidak akan dilihat orang. Waktu bertemu, dia masih mengenakan kaus olahraga SMA yang longgar dan rok SMA. Sehingga kalau menunduk, terlihat jelas payudaranya yang montok. Darahku langsung mendidih melihat Ratih. Langsung kukeluarkan jurus-jurus penaklukku: "Ratih, kita ke tempat kak Rudi aja yuk. Nonton VCD atau apalah. Soalnya kalau dilihat orang ngga enak". Awalnya Ratih menolak karena awalnya dia mau mengajak makan dan nonton. Tapi karena kupaksa, lama-lama dia setuju juga. Aku girang setengah mati. "Yes..berarti dia bisa dipake" batinku.
Sesampainya di tempat kost-ku,awalnya kita cuma nonton VCD sambil ngobrol-ngobrol. Lama kelamaan, topik pembicaraan kita mulai mengarah ke masalah pacar, sex dll. Karena terbawa suasana, entah siapa yang memulai, tiba-tiba kita sudah berciuman. Bibirku dan bibir Ratih berpagutan saling mengulum penuh nafsu. Wangi mulutnya sangat khas. Lalu dia mulai menjilat-jilat telinga dan leherku. "Buset, kayanya udah ahli ni orang" batinku. Karena nafsu sudah di ubun-ubun, aku mulai menyisipkan tanganku kedalam kaus olahraga Ratih dan kuremas-remas payudaranya. Nafas Ratih semakin memburu sewaktu kulepas kaus dan BHnya. Meskipun kulitnya sawo matang, putingnya berwarna coklat terang. Ukurannya tidak terlalu besar, mungkin 34B. Tapi sangat padat.
Ratih membalas dan mulai membuka kaus kemejaku. Tangannya masuk kedalam celanaku dan mulai meremas-remas kontolku. Lidahnya menjilat-jilat putingku dan tangannya tidak berhenti meremas-remas kontolku. Tidak sampai 5 menit, kita berdua sudah telanjang bulat. Tak usah disuruh, Ratih sudah langsung menciumi kontolku. Yang sangat membuatku kagum, dia meludahi seluruh kontolku sampai benar-benar basah, mengocoknya, baru mulai menghisap dengan mulutnya dengan gerakan naik-turun. "Edaaan" kataku dalam hati. Pasti dia sering main beginian.
Saking enaknya, baru 3 menit dihisap aku sudah tidak tahan untuk keluar. Spermaku muncrat di ujung mulutnya Ratih. "Yah, Ka Rudi, ko udah keluar lagi?" katanya. "Tenang aja, aku masih bisa kok" kataku. Sekarang gantian aku yang menjilati pussynya. Dia menggelinjang keenakan waktu aku menghisap-hisap klitorisnya. Perlahan-lahan, kontolku naek kembali karena wangi pussynya itu enak banget. Tapi hal yang mengejutkan kemudian terjadi. Waktu aku mau menusuk pussynya dengan jari tengahku, dia menolak. Ternyata dia masih perawan!
Aku masih duduk keheranan. "Hah, kamu masih perawan?" kataku. "Iya" timpanya. "Kak Rudi kaget yah?". Lalu dia bilang "kita petting aja yah..enak juga kok". Ini pengalaman baru untukku. Ternyata enak juga. Jadi posisiku duduk, kontolku dilipat keatas dan dia duduk diatasku sambil menggesek-gesekan pussynya ke kontolku.
Setengah jam berlalu, dia sudah keluar berkali-kali, tapi kontolku malah lecet. "Ratih...kalo gini terus ****** ka Rudi sakit, kita udahan dulu aja yah". Melihat raut muka kecewaku, Ratih terlihat merasa bersalah. "Duh maafin aku yah ka Rudi. Aku udah janji mau ngasih perawanku ke suamiku nanti. Tapi kalau ka Rudi mau, masukin aja ke belakang". Tanpa pikir panjang, karena sudah tanggung akupun menyetujuinya. Aku mulai mengoleskan nivea man dari kepala sampai ujung ******, dan tidak lupa anus Ratih aku tusuk-tusuk dengan jari tengahku.
Setelah Ratih sudah merasa nyaman, dengan gaya doggy style akupun mulai memasukkan kontolku kedalam anusnya dengan sangat perlahan. Untunglah barangku juga tidak terlalu besar, yah paling 12 cm. Ternyata sulit juga karena dia terkadang merasa kesakitan sehingga harus mulai dari awal lagi. Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya seluruh kontolku masuk kedalam anus Ratih. Ternyata sensasinya luar biasa. Anusnya sangat sempit dan rasanya seperti disedot-sedot vacuum cleaner. Akupun mulai menggerakan pantatku maju-mundur. Aku menyodomi Ratih sambil tanganku meremas-remas payudaranya dan mulutku menggigit-gigit lehernya. Ratih pun ternyata mengalami sensasi yang luar biasa, karena lenguhannya terdengar semakin keras.
Kemudian kita berganti posisi. Aku duduk disofa dan Ratih jongkok membelakangiku. Ini pemandangan yang luar biasa karena pantatnya yang indah tampak semakin besar. Anus Ratih menggejot kontolku dengan gerakan jongkok naik-turun. Tapi kemudian hal yang tak terduga (tapi sebenarnya sempat terpikirkan) pun terjadi. Tiba-tiba ada aroma tidak sedap yang mampir ke hidungku. Benar saja, ternyata dari anus Ratih mulai mengalir cairan warna coklat yang membasahi kontolku. Meskipun cairan itu sangat sedikit, tapi baunya cukup kentara. Anehnya, aku semakin terangsang. Aku langsung mempercepat genjotanku dan tidak lama kemudian spermaku berhamburan di dalam anus Ratih.
Semenjak hari itu, aku dan Ratih beberapa kali melakukan ritual anal sex sampai kemudian tugasku sebagai guru PKL di sekolahnya berakhir. Aku pernah melakukannya di WC guru, juga sehabis kelas olah raga. Aku juga pernah melakukannya lagi di WC sebuah mall di Bandung. Aku kehilangan kontak dengan Ratih semenjak aku ditugaskan di sebuah SMP di Ibukota, dan kemudian menikah dengan rekanku sesama guru.
TAMAT
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | Cerita Sex - Belah Duren Anak Kost Apr 4th 2013, 03:39 Dinding rumah mulai agak kusam,tandanya rumah harus segera ada perhatian.Ya plafon juga sudah ada sedikit ada sedikit kerusakan,ya lumyan lama rumah ini berdiri sekitar 5 tahun yang lalu.Suasanya halaman yang dulunya asri oleh bunga warna-warni kini seakan tiada lagi,hanya tertinggal berbagi saja,bunga tulip,melati satu batang,bunga anggrek pemberian tante.Semua itu prediksi ku harus segera di percepat mengingat rumah ku sebagai tempat kost,Penghuninya biar nyaman yang "punya rumah kudu"perhatian juga.Mengingat service itu dimana saja harus baik.Aku Punya tempat kos-kosan,dengan menjadikan rumah sebagai tempat beristirihat sejenak bagi yang membutuhkan,Tapi dalam yang ku alami aku tidak pernah menduga ada kejadian mengesankan,ini ceritanya,Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya.
Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku.
Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura –pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.
Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.
Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah ,sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.
Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.
" Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku " katanya " Hmm,susumu juga kenyal sekali " kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku
Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.
Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya . " Akh,Ang jangan terlalu keras " katanya kala kuremas dengan rasa gemas. " Maaf,habis susumu kenyal sekali " kataku " Iya ,tapi sakit " katanya " Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk " kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan.
Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya. " Akh,Ang ………..shhhhhhhh " kata mendesah
Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas kulumanku dengan penuh gairah.Tangannya mengusap-usap penisku sesekali meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga.
"Ukh,…teruskan yang " kataku " Ikh besar sekali,panjang lagi " katanya. " Ssssst ,"kataku sambil mengulum putting susunya yang makin menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu – bulu hitam halus ,dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa.
"Akh,….teruskan pelan pelan "katanya sambil meremas penisku.Kemudian aku menurunka kulumanku pada susunya ke pusarnya ,dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak henti-henti mendesah .
"Sekarang giliranmu sayang "kataku padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya .Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat .
Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih,susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam halus .Perlahan – lahan aku menaikinya ,kugosok-gosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.
"Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku" katanya sambil menarik pinggangku "Baiklah ,sayang aku masukkan ya " kataku sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan,sempit sekali.
"Aduh..,sakit Ang akh…….." katanya "Sebentar juga hilang " kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat.Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.
"Terus ….lebih cepat akh………ukh nikmat sekali kontolmu yang" katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 28 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.
"Akh…….terus goyang pinggulmu " kataku padanya,dan dia menuruti kataku menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawaku sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah .Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya ,melihat itu aku segera berbisik padanya bahwa aku akan bertanggung jawab atas semua ini.Barulah dia berubah riang kembali dan aku mulai aktifitas kembali menaik turunkan penisku dan dia merespon gerakanku dengan bersemangat .Malam itu melakukannya sebanyak 6 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.
Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar