|                               Cerita Sex - Tante yuni yang seksi abissssssssssss...               Apr 25th 2013, 16:30                                                Tanteku namanya Yuni, dia ini seorang "Single parent" dengan tiga orang  anak; dua perempuan dan satu laki-laki. Suaminya sudah meninggal karena  kecelakaan mobil. Suaminya ini memang seorang pembalap lokal yang tidak  terkenal namanya. Dengan tiga orang anak dan umurnya yang sudah 37  tahun, tanteku ini masih saja kelihatan seksi. Tubuhnya terawat, karena  dengan kondisi keuangannya yang mapan, tanteku secara teratur senam.  Hasilnya, walaupun dengan tiga orang anak, tubuhnya tetap terawat dengan  baik. Pantatnya besar dengan pinggul yang juga besar tapi pahanya  selain putih dan mulus juga singset tanpa ada tumpukan lemak sedikitpun.  Payudaranya lumayan besar, entah kira-kira berapa ukurannya akupun  tidak tahu tapi yang jelas masih sekal tidak kendor layaknya seorang Ibu  yang sudah melahirkan tiga orang anak.
  Kejadiannya berawal pada saat yang tidak diduga sama sekali. Saat itu di  rumah sedang tidak ada orang hanya ada tanteku yang sedang asyik  memasak untuk hidangan makan siang, kebetulan hari itu jadwal mengajar  tanteku hanya satu mata kuliah saja.
  Sepulang sekolah, aku menemukan tanteku didapur sedang asyik memasak.  Dengan langkah gontai karena kecapekan, aku langsung menghampiri meja  makan.
  "Tante Yun, belum siap yah makanannya?" tanyaku kelaparan.
  "Belum Wan, sabar yah. Ini lo si Suti (pembantu tanteku) pulang tadi pagi, jadinya ya gini nih repot sendiri" keluh tanteku
  Di dahinya terlihat cucuran keringat, belum lagi tangannya yang  belepotan dengan berbagai macam bumbu yang sedang diraciknya. Kelihatan  sekali kalau tanteku tidak pernah kerja "Sekeras" ini. Walaupun begitu,  entah kenapa terlihat sekali wajah tanteku semakin cantik.
  Saat itu dia hanya menggunakan daster pendek yang sebenarnya tidak ketat  tapi karena bentuk pantat dan pinggulnya yang besar, daster itu jadi  kelihatan agak ketat dan memetakan garis dari celana dalamnya kalau dia  sedang membungkukkan badannya. "Ah, seksi sekali" pikirku kotor.
  "Wawan bantuin ya Tante?" tawarku.
  "Boleh Wan, sini!" ternyata tanteku tidak keberatan.
  Tidak ada angin tidak ada hujan, belum sampai aku mendekat, entah karena  apa tiba-tiba kran air di cucian piring copot dari pangkalnya. Otomatis  air yang langsung dari tandon air yang penuh menyembur dengan derasnya  mengenai tanteku yang kebetulan ada didepannya.
  "Aduh Wan, tolong.., gimana ini?" tanteku dengan paniknya berusaha menutupi saluran air yang menyembur dengan tangannya.
  Karena tubuh tanteku tidak terlalu tinggi, untuk mencapai saluran itu  dia harus sedikit membungkuk. Terlihat sekali dasternya yang sudah basah  kuyup itu sekali lagi memetakan pantatnya yang besar. Garis celana  dalamnya kini terlihat lebih jelas.
  Dengan tergesa-gesa, tanpa pikir-pikir lagi aku segera mendekat dan  membantunya menutup saluran air itu dengan tanganku juga. Tanpa aku  sadari ternyata posisi tubuhku saat itu seperti memeluk tubuhnya dari  belakang. Bisa di bayangkan, tanpa sengaja juga kontolku mengenai  belahan pantatnya yang sekal. Keadaan ini bertahan beberapa lama. Hingga  menimbulkan sesuatu yang kotor dipikiranku.
  "Aduh Wan gimana ini?" tanya tanteku tanpa bisa bergerak.
  "Duh gimana ya Tante, aku juga bingung." kataku mengulur waktu.
  Saat itu, karena gesekan-gesekan yang berlebihan di kontolku, aku jadi  tidak bisa menahan gairah untuk merasakan tubuhnya. Pelan-pelan aku  melepas satu tanganku dari saluran air itu, pura-pura meraba-raba  disekitar cucian piring, mencari sesuatu untuk menutup saluran air itu  sementara. Tanpa sepengetahuannya aku justru melepas celanaku berikut  juga celana dalamku. Memang agak susah tapi akhirnya aku berhasil dan  dengan tetap pada posisi semula kini bagian bawahku sudah tidak tertutup  apa-apa lagi.
  "Wah, nggak ada yang bisa buat nutup Tante. Sebentar Wawan carikan dulu yah"
  Kini niatku sudah tidak bisa ditahan lagi, pelan-pelan aku melepas peganganku di saluran air.
  "Pegang dulu Tante" kataku sedikit terengah menahan gairah.
  "Yah, gih sana cepetan, Tante sudah pegal nih" sungut tanteku.
  Kemudian tanpa pikir panjang, secepat kilat aku menyingkap dasternya,  kemudian secepat kilat juga berusaha untuk melorotkan celana dalamnya  yang entah warnanya apa, karena sudah basah kuyup oleh air, warna  aslinya jadi tersamar.
  "Ehh.. apa-apan ini Wan, jangan gitu dong!?" tanpa sadar tanteku melepas  pegangannya disaluran air untuk menahan tanganku yang masih berusaha  melepaskan celana dalamnya. Air menyembur lagi.
  "Auhh.. ohh" suara tanteku jadi tidak jelas karena mulutnya kemasukan  air. Tanpa sadar juga tanteku berusaha untuk menutup saluran air dengan  tangannya lagi, otomatis tanganku sudah tidak ada yang menahan lagi.
  "Kesempatan" pikirku, dengan satu sentakan celana dalam tanteku melorot sampai diujung kakinya.
  "Auwch.. duh Wan jangan, aku ini tantemu, jangann.." Mohon tanteku.
  Kepalang tanggung, aku langsung jongkok. Aku lalu menyibak pantatnya  yang besar dan mencari liang senggamanya. Kudekatkan kepalaku,  kujulurkan lidahku untuk menjilat vagina tante.
  "Auwchh.. Wan.. ahh.." jilatan pertamaku ternyata membuatnya bergetar  tanpa bisa beranjak dari tempat semula, kalau bergerak air pasti akan  menyembur lagi.
  Lidahku semakin leluasa merasakan aroma dari vaginanya, semakin kedalam  membuat tanteku bergetar hebat. Entah kenapa sudah tidak ada lagi bahasa  tubuhnya yang menunjukkan penolakan, yang ada kepalanya semakin  menggeleng-geleng tidak keruan. Kecari klitorisnya, memang agak sulit,  setelah dapat kuhisap habis, dua jariku juga ikut menusuk liang  vaginanya. Tidak terkira jumlah lendir yang keluar, tak lama kemudian,  terasa pantatnya bergetar hebat.
  "Ahh..hh Wann.. ahh aouhh.." dengan erangan keras, rupanya tanteku sudah  mencapai orgasme. Tubuhnya langsung lunglai tapi tanpa melepas  pengangannya dari saluran air.
  "Aduh aku belum apa-apa" pikirku.
  Langsung aku berdiri, kusiapkan senjataku yang sudah mengacung dengan  keras. Dengan dua tanganku aku coba menyibakkan kedua belahan pantatnya  sambil kudekatkan kontolku kevaginanya. Kudorongkan sedikit demi  sedikit. Begitu sudah betul-betul tepat dimulut liang kenikmatannya,  tanpa ba-bi-bu langsung kulesakkan dengan kasar.
  "Ahh sakit Wan.. pelan.. auh" kepala tanteku langsung melonjak keatas,  tanpa sengaja pegangannya di saluran air terlepas. Air menyembur dengan  deras. Kepalang basah, begitu mungkin pikir tanteku karena selanjutnya  dia hanya berpegangan dipinggiran cucian piring. Sudah tidak ada  penolakan pikirku.
  Kudiamkan sebentar kontolku yang sudah masuk hingga pangkalnya didalam  vagina tanteku, ku nikmati benar-benar bagaimana ternyata vagina yang  sudah mengeluarkan tiga orang manusia ini masih saja nikmat menggigit.  Sensasi yang sangat luar biasa sekali. Pelan-pelan kutarik, kemudian  kudorong lagi.
  "Oohh.. Wan enak, terus sayang..yang cepat aouhh.. ahh.. terus sayang" pantatnya bergoyang melawan arah dari kocokanku.
  "Nah gitu Wan, ouhh.. ya gitu teruuss.." Pinta tanteku.
  Aku terus mengocokkan kontolku dengan cepat. Sebentar kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.
  "Yang cepat Wan, Tante sudah mau keluar lagi.. ouhh.. terus" kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak karuan.
  "Cepatt.. cepatt truss.. ouchh.. Tante kelluaarr.. aghh" Orgasmenya  telah sampai dibarengi dengan kepalanya yang melonjak naik, tangannya  mencengkeram pinggiran cucian piring dengan erat.
  "Cabut dulu Wan.. Tante linuu.." pinta tanteku, karena merasakan aku yang masih mengocoknya dari belakang.
  "Akan wawan cabut, tapi janji nanti diteruskan ya Tante?" kataku.
  "Iya, tapi sekarang dari depan aja yah" janji tanteku.
  Tubuhnya kemudian berbalik. Wajahnya sudah awut-awutan dan basah kuyup.  Kemudian dia duduk diatas cucian piring sambil menghadapku. Aku  mendekat, langsung kucari bibirnya dan kemudian kami berpagutan lama.  Sambil kami berciuman, satu tangannya membimbing kontolku kearah liang  vaginanya. Tanpa disuruh dua kali kudorongkan pantatku dibarengi dengan  masuknya juga kontolku.
  "Ahh.. oohh.." erang tanteku, ciuman kami terlepas.
  "Kocokkan yang cepatt wann.." pinta tanteku sambil pahanya semakin dilebarkan.
  "Begini Tante.." Kataku sambil mengocokkan kontolku dengan cepat.
  "Gila kamu Wann.. kuaatt sekalii kamuu.." sambil satu tangannya menarik  satu tanganku, kemudian ditaruhnya di bagian atas vaginanya. Aku tahu  mau maksudnya.
  "Yahh yang ituu.. teruss Wann.. ohh enakk.. Wan teeruss.." rintih  tanteku ketika sambil kontolku mengocok vaginanya tanganku juga  memelintir klitorisnya.
  "Ohh Wan, Tante hampir sampai.." tubuhnya mulai bergetar agak keras.
  "Aku juga hampir sampai Tante.. ohh punya Tante eenakk.." aku mulai  tidak bisa mengendalikan lagi, orgasmeku tinggal sebentar lagi.
  "Dikeluarin dimana Tante?" tanyaku minta ijin.
  "Udah nggak usah mikirin itu, ayoo teruss.. didalemm jugaa nggakk Papa"
  "Ayoo..Tante udah diujung nihh wann.."
  "Ouhh.. enakk.. cepatt Wann.. yangg cepatt" rintih tanteku.
  "Goyang Tante, kita barengan ajaa.. oghh" orgasmeku sudah diujung.
  Semakin kupercepat kocokanku, tanteku juga mengimbangi dengan menggoyang  pantatnya. Sambil berpegangan pada belakang pantatnya, kukeluarkan air  maniku.
  "Aku keluarr tantee.. aughh.." sambil kubenamkan dalam-dalam.
  "Tante juga Wann.. oughh akhh.. gilaa.. uenakknya.." erangnya sambil jemarinya mencengkeram bahuku.
  Akhirnya kami berdua terkulai lemas. Kudiamkan dulu kontolku yang masih  ada didalam vaginanya. Kulirik ada sedikit lelehan air mani yang keluar  dari vaginanya. Seperti tersadar dari dosa, tanteku mendorong badanku.
  "Kamu nakal Wan, berani sekali kamu berbuat ini" sungut tanteku.
  "Tapi Tante juga menikmatinya kan?" belaku.
  Tanpa berkata apa-apa, dia kemudian turun, meraih celana dalamnya  kemudian berlalu kekamar mandi. Aku berusaha mengejarnya tapi dia sudah  lebih dulu masuk kamar mandi kemudian menguncinya.
  "Tante air di tandon tadi sudah habis loh" candaku dari luar kamar mandi tapi tidak ada balasan dari dalam.
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Perawanin anak sekolah di warnet               Apr 25th 2013, 16:28                                                Namaku wawan,sekarang aku masih menyelesaikan kuliah di salah satu universitas ternama di kotaku.
  Kejadian ini kualami ketika aku masih duduk di bangku SMA,dan aku melakukannya dengan tetanggaku sendiri, yang bernama tiya.
  Dari segi fisik dia memang cantik,dari raut wajahnya yang oriental,  sampai ke lekuk tubuhnya tidak ada yang cacat apalagi payudaranya yang  membuat semua laki laki yang melihatnya pasti menelan ludah.
  Ceritanya sex dewasanya begini,Ketika itu aku bersama tiya pergi ke  warnet untuk mencari tugas, kebetulan kami sekelompok jadi kami  mengerjakan tugas harus bersama. Ketika kami sampai di warnet kami  langsung mengambil tempat masing masing dan mulai searching di om google  tugas yang diberikan oleh pak guru
  Setelah beberapa jam tugas yg ku cari telah terkumpul.Untuk  menghilangkan jenuh,dengan iseng aku membuka situs situs porno.Karena  keasikan aku sampai ngak sadar kalo tiya meperhatikanku dari belakan
  "Wahh lu ya di suruh cariin tugas malah nonton bokep "kata tiya.aku pun  langsung nge respon" nona yg cantik tugasnya udah selesai jadi apa  salahnya dong kalo gue nyantai dulu,klo lu mau ikut duduk ajah,ngak usah  malu malu!!
  Kataku padanya,dan iapun mau.setelah selesai satu video kulihat dari  raut wajahnya ternyata ia mulai terangsan oleh video tadi.Muncullah  pikiran usil di benaku.Mula mula aku bertaanya padanya
  " Tiya video nya bagus ngak??"bagus jawabnya dengan santai.
  Kalo gitu kita lanjutin aja videonya.tanpa ragu ragu ia pun mau.
  Jurus pertama aku langsung mengangkat tanganku dan ku sandarkan di pundaknya,dia pun tidak ngerespon"bagus kataku dalam hati"
  Jurus kedua aku langsung mendekatkan wajah ku dekat dengan wajahnya,dan  menghembuskan nafas di telinganya,dia pun langsung meresponnya dengan  langsung melumat bibirku.
  kebetulan warnet tersebut biliknya berbentuk kamar kecil dng ukuran 150 X  150M,dan ada pintunya,jadi aku lebih leluasa untuk bermain di dalamnya  pikirku dalam hati.
  Beberapa lamanya ia melumat bibirku,aku pun mencoba membuka bajunya,dan ahha!!!
  Ternyata ia tidak marah kugunakan kesempatan ini untuk melanjutkan ke  tahap berikutnya.setelah kubuka bajunya kini branya yang kubuka,dan  terlihat payudaranya yang montok,kencang,dengan puting berwarna  merahmuda.
  Akupun langsung menghisap payudara kanannya,sementara itu,tangan kiriku meremas remas yang sebelah kirinya.
  Setelah puas bermain yang di atas,kini aku mulai membuka celananya,tapi  dia menolak"pank gue masih virgin,lu mau bertanggung jawab dengan apa yg  akan lu lakukan terhadap gue.
  Dengan enteng ku jawab YA!.Akhirnya ia pun mau. wawan ,lo nggak adil,masa dari tadi lu saja yang main,katanya merasa tidak adil.
  Oke lah kalo begitu lo pernah ngak mengoral ****** cowok.kataku  padanya.belum,jawabnya,kalo begitu sekarang lu oralin ****** gue.
  Tanpa ragu ragu ia pun langsung mengoral ****** ku yang sudah  tegang.sekitar 6 menit ia mengoral kontolku,aku merasakan maniku akan  keluar.
  Rasasanya aku ingin berteriak,tapi aku takut akan kedengaran oleh orang  lain,tapi aku pun berpikir ah tidah mungkin,kan disini musiknya kencang  jadi jika aku berteriak tdak ada yang akan mendengar.
  Akhirny aku menumpahkan spermaku di dalam mulutnya,dan iya menelannya  hinga tidak ada sisanya.anehnya setelah itu kontolku tidak langsung  layu,tapi malah menantang tegangnya.
  Aku pun langsung menyuruh tiya untuk duduk di atas meja yang tidak begitu besar,dan akupun siap bertempur.
  Mula-mula aku menggesek gesekkan kepala kontolku di bibir vagina  nya,kemudian aku mulai menyodoknya kedalam.terdengar teriakan  kecilnya"uuuwwwh..."
  Kusodokan lebih dalam lagi,dan"slop"begitu bunyi memek perawannya,dan  dia pun ber desis"ahhh...."kemudian aku parkirkan kontolku di dalam  memeknya,untuk membiasakan otot otot kontolku didalamnya.sekitar 1  menit,aku pun langsung menyodoknya secara berlahan tapi pasti.
  Semakin lama semakin cepat,dia pun hanya bisa  bertereriak"ooooohh....aaahhhhhh....uhhhh.setelah capek dengan gaya  tersebut aku langsung duduk di kursi,dengan tanpa di perinta ia pun  langsung duduk tepat di atas kontolku,dan dimasukannya kontolku di dalam  memeknya,dan ia mulai memompanya.
  "Awwwwwwhhhh owhhhhhhh uhhhhhh" shshsss Awwhwwwwhhh begitulah suarah  yang di keluarkannya.setelah kurang lebih 15 menit ia berkta"say gue mau  keluar "ok oke,tapi kita keluarnya barengan aja,gue juga udah mu  keluar,dan crot crot crot, maniku tumpah di dalamnya,bersamaan dengan  darah perawannya.
  Setelah itu aku langsung berpakaian kembali,dan membersihan darah,dan mani yang tumpah di lantai.
  Akhirnya sekitar pukul 06.30.malam aku pulang dengan hati gembira karena baru menikmati perawan cantik.
  Dan mulai hari itulah aku jadian dengannya,dan sering melakukan hubungan tersebut,bahkan pernah di perpustakaan sekolah.
  Itulah pengalaman sex pertamaku.
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Jam Kantor yang Panas               Apr 25th 2013, 16:25                                               Saya adalah seorang pegawai kantor swasta yang berada di Singapore  dengan tinggi badan 169 cm, umur 24 thn, kulit kuning langsat maklum aku  warga keturunan dan maaf kalau tulisanku kurang bagus. Kejadian ini  kira-kira pada bulan Oktober 2000 tepatnya di ruang kantorku. Aku  mempunyai teman kantor, namanya Liza. Sedikit gambaran tentang Liza,  keturunan chinese dengan tinggi 165 cm berat 55 kg, jadi sepintas  kelihatan agak semok tapi seksi sekali, apalagi kalau lihat pantatnya,  wuiih.. pasti terbayang-bayang deh.
   
  Kebetulan Liza ini orangnya baik sekali padaku, setiap dia pulang dari  luar kota maupun dari luar negeri pasti dia membawa oleh-oleh buatku.  Sebetulnya aku tidak punya perasaan macam-macam terhadap Liza, tapi  berhubung keadaan, situasi mendukung maka terjadilah perselingkuhanku  dengannya. Liza minta tolong kepadaku untuk diajarkan mengirim e-mail  untuk kekasihnya yang ada di luar negeri, dan aku bilang, "Oke nanti aku  ajarin setelah jam pulang kantor di ruanganku", dan Liza menjawab, "Oke  nanti kalau sudah jam pulang aku menuju ruanganmu.." Sekitar jam 17:15  Liza sudah datang di ruanganku, kebetulan seisi ruanganku sudah pada  pulang semua. Aku duduk di kursi sambil menghadap ke Computer, sedangkan  Liza ada di sebelah kiriku, dengan seksama dia memperhatikan apa yang  kuajarkan. Tangan kananku ada pada mouse sedangkan tangan kiri  kuletakkan di paha kiriku. Liza merapatkan tubuhnya untuk melihat apa  yang ada di layar monitor, tanpa sengaja paha kanannya tersentuh tangan  kiriku. Sebetulnya waktu itu aku tidak punya perasaan apa-apa, karena  kupikir kita teman baik dan Liza orangnya juga baik sekali. Setelah  bersentuhan, kulirik pahanya yang putih mulus dan terasa senjataku  menyesakkan celana katunku. Lumayan juga aku mengajari Liza untuk send  & receive e-mail, jam telah menunjukkan pukul 18:00, seluruh  karyawan kantor sudah pada pulang semua, tinggal aku berdua dengan Liza.  Maka kuberanikan untuk menyentuh paha putih yang mulus itu dengan  sangat perlahan sekali, aku takut kalau Liza nanti marah bisa gawat  soalnya namanya juga teman. Eh.., ternyata Liza diam saja dan pura- pura  tanya bagaimana cara membuka home page yang ada di internet.
   
  Aku gembira setengah mati karena kusangka dia pasti marah atau paling  tidak dia menegurku karena berani menyentuh pahanya yang putih. Sekitar 2  menit kuelus-elus pahanya, lalu kunaikkan jari- jariku sedikit demi  sedikit ke atas menuju pangkal pahanya dan Liza mulai merem sambil  tangannya merangkul pundakku sambil tetap berdiri di sebelahku, aku pun  masih tetap duduk pura-pura memandangi layar monitor, karena bagaimana  pun baru kali aku melakukan perselingkuhan. Ujung jari tengahku  menyentuh pangkal pahanya dan merasakan sekumpulan rambut hitam yang  agak lembab dan masih di tutupi oleh celana dalam, Liza mendesah sambil  mengucapkan, "Joe kok kamu lakukan padaku..?" "Apakah kamu belum pernah  melakukan yang seperti ini?, kalau memang belum pernah aku akan stop dan  tidak akan melakukan ini padamu.. dan aku juga minta maaf apa yang  telah kuperbuat padamu.."
   
  Ternyata Liza diam saja, matanya merem lagi sambil mendesah, sementara  sambil berkata, jari tengahku sudah melewati celah celana dalamnya  sehingga menyentuh bibir kemaluannya. Kuteruskan tanganku bergerilya dan  kugesek-gesekkan di klitorisnya, kira- kira 15 menit aku bermain di  lubang & bibir kemaluannya, sambil setengah sadar dia berkata,  "Aduh.. gelii.. gelii.. Joee.." tanpa kusadari tangan dan celana dalam  Liza sudah basah berlendir, tangannya rapat memegang pundakku dan mulut  kami telah beradu, sambil saling mengulum. Keadaan masih seperti semula,  aku duduk sedangkan Liza setengah membungkukkan badannya dengan lidah  saling menari, mendesah tanpa rasa canggung lagi sementara tanganku  masih bergerilya di lubang kemaluannya. Tangan kanannya kubimbing ke  arah celana katunku dan kubuka retsleting celanaku dan juga celana  dalamku sebatas paha, maka tersembulah burungku keluar dengan berdiri  tegak siap untuk diapain saja. Kusuruh Liza untuk memegang plus  mengelus-elus burungku secara perlahan, sementara aku sudah sangat  bernafsu, kuraih celana dalamnya dan kutarik rok span kantornya ke atas  (di perut) lalu kududukkan di meja hadapanku, kubuka kancing bajunya,  kuraih juga tali pengait BH-nya maka sudah lengkaplah yang ada di depan  hidungku ini, sambil tetap kukulum mulutnya hingga turun ke leher,  kujilati semuanya sampai pada akhirnya ke puncak gunung kembarnya. Liza  mengerang keenakkan. Tangan Liza tetap meremas dan mengelus burungku.  setelah agak lama aku menyusu, lalu kubisikkan kepadanya, "Liz bagaimana  kalau burungku masuk ke sangkarnya..?". "Liza belum pernah melakukannya  Joee.. Liza takut.." Oh, ternyata Liza ini masih virgin, belum pernah  kemaluannya dimasuki oleh benda tumpul. Memang aku punya prinsip  melakukan asal suka sama suka dan tidak merusak masa depan seseorang dan  lagi aku masih takut untuk melangkah lebih jauh. Tapi berhubung aku  sudah tidak kuat lagi maka kusuruh Liza untuk mengulum burungku,  kuturunkan Liza dari atas meja dan jongkok di bawah meja sambil  kubimbing mulutnya untuk mengulum burungku. Pertama-tama dia agak  ragu-ragu karena menurut pengakuannya belum pernah Liza melakukan oral  seks. Kukatakan padanya bahwa nggak apa-apa asal air maninya jangan di  telan.
   
  Akhirnya dengan perlahan bibirnya mengecup ujung dari burungku dan  dengan sangat berhati-hati dimasukkannya burungku ke dalam mulutnya.  Kusuruh ia bervariasi untuk menjilati batang kemaluan dari ujung lubang  kemaluan sampai buah pelirku. Kira-kira 15 menit Liza mengulum burungku  sambil kupegang kepalanya dan kadang kupelintir puting susunya. Setelah  15 menit aku merasa ada yang mau keluar dari lubang burungku. Aku  berkata, "Lizz.. aku sudah mau keluaar." Dia lepas mulutnya dari  burungku dan kusuruh dia mengocok burungku, maka muncratlah air maniku  membasahi buah dada dan perutnya, aku mendesah keenakan, "Ssshh.."  sambil bersandar di kursi saking enaknya. Setelah itu Liza berdiri dan  membenahi BH dan CD-nya dan baju serta rok spannya walaupun sudah agak  awut-awutan. Pada waktu itu jam telah menunjukkan pukul 20:10, aku  menawarkan jasa untuk mengantarnya sambil mengucapkan terima kasih dan  tak lupa kuremas bongkahan pantatnya yang seksi. Kuantar Liza pulang  dengan mobilku dengan hati dan rasa yang puas sekali, dan kebetulan  rumahnya tidak begitu jauh dari kantor dan satu arah denganku.  Demikianlah kisahku dengan Liza, hubunganku terus berlanjut tapi hanya  sebatas oral seks saja kami lakukan di kantor juga di mobil, kadang juga  chek in di hotel tapi tidak sampai lebih dari itu karena aku tidak mau  merusak masa depannya dan juga aku belum pernah bersetubuh dengan  perempuan lain selain istriku. Liza juga senang dengan apa yang  kulakukan padanya, walaupun sebenarnya kita tidak punya rasa saling  cinta hanya saja iseng belaka tapi mempunyai makna yang mendalam,  sungguh nikmat dan bebas penyakit
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Bercinta dengan anak SMP               Apr 25th 2013, 16:25                                                Pada tahun 1994 saya tercatat sebagai siswa baru pada SMUN 2 pada waktu  itu sebagai siswa baru, yah.. acara sekolahan biasa saja masuk pagi  pulang sekitar jam 14.00 sampai pada akhirnya saya dikenalkan oleh teman  seorang gadis yang ternyata gadis itu sekolah juga di dekat sekolah  saya yaitu di SMPN 3.
   
  Ketika kami saling menjabat tangan, gadis itu masih agak malu-malu, saya  lihat juga gadis itu tingginya hanya sekitar 158 cm dan mempunyai dada  yang memang kelihatan lebih besar dari anak seumurnya sekitar 34B (kalau  tidak salah umurnya 14 tahun), mempunyai wajah yang manis banget dan  kulit walaupun tidak terlalu putih tapi sangat mulus, (sekedar info  tinggi saya 165 cm dan umur waktu itu 16 tahun), saya berkata siapa  namamu?, dia jawab L----(edited), setelah berkenalan akhirnya kami  saling memberikan nomor telepon masing-masing, besoknya setelah saling  telepon dan berkenalan akhirnya kami berdua janjian keluar besok harinya  jalan pertama sekaligus cinta pertama saya membuat saya deg-degan  tetapi namanya lelaki yah..., jalan terus dong.
   
  Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 saya telah berdiri didepan  rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama setelah itu L----muncul  dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat  dan rok yang kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna  hitam.Saya tanya, "Mana ortu kamu...", dia bilang kalau di rumah itu dia  cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan  mamanya di kota lain."Oohh jawab saya", saya tanya lagi "Terus Papa  kamu mana?" dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel  (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu  juga kami langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung  memeluk dari belakang,penis saya selama jalan-jalan langsung tegang,  habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan  memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
   
  Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kami langsung  pulang ke rumahnya setelah tiba saya lihat rumahnya masih sepi mobil  papanya belum datang.Tiba-tiba dia bilang "Masuk yuk!., Papa saya  kayaknya belum datang". Akhirnya setelah menaruh motor saya langsung  mengikutinya dari belakang saya langsung melihat pantatnya yang  lenggak-lenggok berjalan di depanku, saya lihat jam ternyata sudah pukul  21.30, setiba di dalam rumahnya saya lihat tidak ada orang saya bilang  "Pembantu kamu mana?", dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari  bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang."oohh...", jawab  saya.Saya tanya lagi, "jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu  langsung pergi ke belakang?", dia jawab iya."Terus Papa kamu yang  bukain siapa...""saya..." jawabnya."Kira-kira Papa kamu pulang jam  berapa sih...", tanya saya. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00.  (Langsung saja pikiranku ngeres banget)Saya tanya lagi "Kamu memang mau  jadi pacar saya...".Dia bilang "Iya...".Lalu saya bilang, "kalau gitu  sini dong dekat-dekat saya...", belum sampai pantatnya duduk di kursi  sebelahku, langsung saya tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya,  dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung  memegang payudaranya yang benar-benar besar itu sambil saya remas-remas  dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh "Ohh.., oohh  sakit". katanya.
   
  Saya langsung mengulum telinganya sambil berbisik, "Tahan sedikit  yah...", dia cuma mengangguk. Payudaranya saya remas dengan kedua  tanganku sambil bibir saya jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya  langsung saya lumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu, kamipun  berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing. Penis saya  langsung saya rasakan menegang dengan kerasnya. Saya mengambil tangan  kirinya dan menuntun memegang penisku dibalik celana saya, dia cuma  menurut saja, lalu saya suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, saya  langsung mengeluh panjang, "Uuhh..., nikmat sayang", kata  saya."Teruss...", dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat  kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka saya di antara payudaranya,  tapi masih terhalang BH-nya saya jilati payudaranya sambil saya  gigit-gigit kecil di sekitar payudaranya, "aahh..., aahh". Diapun  mendesis panjang tanpa melepas BH-nya saya langsung mengangkat BH-nya  sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yang  amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yang besar dan puting yang  berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras,  (selama saya main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan  nanti menyusui baru keluar putingnya). Saya jilat kedua payudaranya  sambil saya gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil  sedikit marah. "Aahh..., sakkiitt...", tapi saya tidak ambil pusing  tetap saya gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil  sedikit melotot kepadaku.
   
  Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajah saya. Sambil saya  memandangi wajahnya yang sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas  kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis, "Ahh...,  aahh...", kemudian saya tarik payudaranya dekat ke wajah saya sambil  saya gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala saya tapi tangannya saya  tepiskan. Sekelebat mata saya menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum  tertutup saya pun menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun  mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan  mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan  kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja akan lemas melihat  payudara yang seperti itu.
   
  Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju saya. Saya pun  langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan  kedua tangan saya tapi tetap dalam keadaan berdiri saya jilati kembali  payudaranya. Setelah puas mulut saya pun turun ke perutnya dan tangan  saya pelan-pelan saya turunkan menuju vaginanya sambil terus menjilati  perutnya sesekali mengisap puting payudaranya. Tangan sayapun  menggosok-gosok selangkangannya langsung saya angkat pelan-pelan rok  yang dia kenakan terlihatlah pahanya yang mulus sekali dan CD-nya yang  berwarna putih saya remas-remas vaginanya dengan terburu buru, dia pun  makin keras mendesis, "aahh..., aakkhh... ohh..., nikmat sekali...",  dengan pelan-pelan saya turunkan cdnya sambil saya tunggu reaksinya  tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda  setan).Terlihatnya vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat  sedikit. Sayapun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin  berteriak, "Aakkhh..., akkhh..., lagi..., lagii..".
   
  Setelah puas sayapun menyuruhnya duduk di lantai sambil saya membuka  kancing celanaku dan saya turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, saya  tuntun tangannya untuk mengelus penis saya yang sudah sangat tegang  sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku. Diapun mengelusnya terus  mulai memegang penis saya. Saya turunkan CD-ku maka penis saya langsung  berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot  melihat penis saya yang mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm  dan panjang kira-kira 15 cm) saya menyuruhnya untuk melepas kaos yang  dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yang  saya suruh lakukan. Dengan terburu-buru saya pun melepas semua baju saya  dan celana saya kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan saya  dikursi, saya tuntun penis saya ke wajahnya dia pun cuma melihatnya  saja. Saya suruh untuk membuka mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu.
   
  Setengah memaksa, saya tarik kepalanya akhirnya penisku masuk juga  kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai menjilati penis saya,  langsung saya teriak pelan, "Aakkhh..., aakkhh...", sambil ikut membantu  dia memaju-mundurkan penis saya di dalam mulutnya. "aakk..., akk...,  nikmat sayyaangg...". Setelah agak lama akhirnya saya suruh berdiri dan  melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal  akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia  depanku sambil berdiri. Sayapun tak mau ketinggalan saya langsung  berdiri dan langsung melepas CD-ya. Saya langsung menubruknya sambil  menjilati wajahnya dan tangan saya meremas-remas kedua payudaranya yang  putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, "Aahh..., aahh...,  aahh..., aahh", sewaktu tangan kananku saya turunkan ke vaginanya dan  memainkan jari-jariku di sana.
   
  Setelah agak lama baru saya sadar bahwa jari saya telah basah. Saya pun  menyuruhnya untuk membelakangiku dan saya siapkan penis saya. Saya  genggam penis saya menuju vaginanya dari belakang. Saya sodok  pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk saya sodok lagi terus hingga dia  pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil  mendengar dia mendesis, "Aahh..., ssaayaa..,. ssaayaangg...,  kaammuu...", sayapun terus menyodok dari belakang. Mungkin karena kering  penis saya nggak mau masuk-masuk juga saya angkat penis saya lalu saya  ludahi tangan saya banyak-banyak dan saya oleskan pada kepala penissaya  dan batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Saya  genggam penis saya menuju vaginanya kembali. Pelan-pelan saya cari dulu  lubangnya begitu saya sentuh lubang vaginanya dia pun langsung mendesis  kembali, "Ahh..., aahh...", saya tuntun penis saya menuju lubang  vaginanya itu tapi saya rasakan baru masuk kepalanya saja diapun  langsung menegang tapi saya sudah tidak peduli lagi. Dengan satu  hentakan yang keras saya sodok kuat-kuat lalu saya rasa penis saya  seperti menyobek sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil  berteriak setengah menangis, "Ssaakkiitt...". Saya rasakan penis saya  sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga penis saya seperti lecet  di dalam vaginanya. Saya lalu tahan dalam posisi saya dan mulai kembali  menyiuminya sambil berkata "Tahann.. sayang... cuman sebentar kok..."
   
  Saya memegang kembali payudaranya dari belakang sambil saya remas-remas  secara perlahan dan mulut saya menjilati belakangnya lalu lehernya  telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh mulut saya agak lama.  Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman saya dibadan dan  remasan tangan saya di payudaranya, "Ahh..., aahh..., ahh..., kamu  sayang sama lakukan?" dia berkata sambil melihat kepada saya dengan  wajah yang penuh pengharapan. Saya cuma menganggukkan kepala padahal  saya lagi sedang menikmati penis saya di dalam vaginanya yang sangat  nikmat sekali seakan-akan saya lagi berada si suatu tempat yang  dinamakan surga. "Enak sayang?", kataku. Dia cuma mengangguk pelan  sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, "Aahh..., aahh..."  lalu saya mulai bekerja, saya tarik pelan-pelan penis saya lalu saya  majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis,  "Aahh..., ahh..., ahhkkhh..." akhirnya ketika saya rasakan bahwa dia  sudah tidak kesakitan lagi saya pun mengeluar-masukkan penis saya dengan  cepat dia pun semakin melenguh menikmati semua yang saya perbuat pada  dirinya sambil terus-meremas payudaranya yang besar itu. Dia teriak  "Sayaa mauu keeluuarr...".Sayapun berkata "aahhkkssaayyaanggkkuu...",  saya langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai saya  rasakan menyentuh dasar dari vaginanya tapi saya benar-benar kesetanan  tidak peduli lagi dengan suara-suara, "Ahh..., aahh..., ahh...,  akkhh..., akkhh..., truss" langsung dia bilang "Sayyaa kkeelluuaarr...,  akkhh..., akhh...", tiba-tiba dia mau jatuh tapi saya tahan dengan  tangan saya. Saya pegangi pinggulnya dengan kedua tangan saya sambil  saya kocok penis saya lebih cepat lagi, "Akkhh..., akkhh..., ssaayyaa  mauu..., kkeelluuaarr..., akkhh...", pegangan saya di pinggulnya saya  lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
   
  Dari penis saya menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, "Ccroott...,  croott.., ccrroott..., akkhh..., akkhh...", saya melihat air mani saya  membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, "Akhh..., thanks  sayangkuu...", sambil berjongkok saya cium pipinya sambil saya suruh  jilat lagi penisku. Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu saya  bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan  memakainya kembali.
   
  Setelah kami berdua selesai saya mengecup bibirnya sambil berkata, "Saya  pulang dulu yah sampai besok sayang...!". Dia cuma mengangguk tidak  berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal tidak tahu ahh. Saya  lihat jam saya sudah menunjukkan jam 23.35, saya pulang dengan sejuta  kenikmatan.
 
 
 
 
           			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Desahan Ibu Kost               Apr 25th 2013, 16:23                                                Seperti biasa gue nyampe di kost temen gue jam 04.45, gue langsung menuju ke kamar temen gue di lantai II, untungnya terdapat dipan tambahan yang dapat gue pake untuk istirahat. Gue langsung tidur lagi karena sangat ngantuk dan gue baru ngantor nanti siang setelah istirahat makan. Jam 09.00 gue baru bangun, temen gue sudah tidak ada lagi di kamarnya berangkat kerja, juga temen kostnya yang lain. Lalu gue turun ke lantai I untuk mandi, karena kebetulan kamar mandi di lantai II lagi rusak dan masih dibetulkan. Selesai mandi (hanya menggunakan handuk dililitkan di badan) gue keluar dari kamar mandi menuju lantai II. Pada saat mau naik tangga gue dipanggil Ibu kost temen gue," Mas, itu sudah disiapkan kopinya, silahkan langsung di minum, mumpung masih hangat ", ibu kost temen gue itu umurnya kira-kira 30 th lebih dikit, langsung aja gue menuju ke meja makan yang dimaksud dan duduk untuk minum kopi yang sudah disediakan, Ibu kost itu juga menemani gue di meja makan minum kopi. Sambil mijit-mijit pundaknya ibu kost nanya + " Kopinya cukup manis nggak mas ?". - " Udah kok bu, pas banget, tetapi ibu koq kelihatan sakit ?". + " Iya nich pundak ibu agak sakit" - " biasa dipijit nggak bu ?" + " Iya sich, tapi pembantu ibu lagi ke pasar" - " Kalau mau saya bisa bantuin pijit sebentar bu supaya bisa agak baikan ?' + " Boleh " lalu gue pijitin pundaknya sebentar, kelihatannya sich nggak terlalu banyak masalah dengan pundaknya. dia bilang + " wah enak juga ya pijitan mas ini, sebenarnya pinggang ibu juga agak kesleo sedikit", - " Ibu mau dipijitin pinggangnya, tapi kalau pijit pinggang harus sambil tidur karena posisinya susah kalau sambil berdiri". " + " boleh aja kalau mas nggak keberatan kita kekamar ibu aja ya ?" -" yuuk" sambil gue ikutin langkahnya menuju kamar dia. Sampai di kamar langsung aja doi tidur tengkurap di tengah tempat tidur, gue jadi bingung bagaiman caranya mijit dia, rupanya doi ngerti kebingungan gue dia bilang " mas langsung aja naik di tempat tidur dan pijitin ibu, kalau butuh body lotion itu ada di meja rias ibu ". Gue ambil body lotion yang dimaksud dan menuju ke tempat tidurnya sambil gue bilang " Bu, baju nya tolong di buka bagian atasnya supaya saya bisa pijit pinggang ibu ". Langsung doi bangun lagi dari tempat tidurnya dan melepas dasternya ternyata dibalik dasternya itu udah tidak ada apa-apa lagi alias bugil. Gue hanya bisa benggong aja melihat pemandangan yang aduhai ini, body termasuk lumayan bagus, dengan teteknya yang tidak terlalu besar dan putingnya yang tegak menantang berwarna coklat kemerahan, dan jembutnya yang di potong pendek dan rapi berbentuk segitiga, dan pantatnya yang aduhai bentuknya, walaupun wajahnya tidak terlalu cantik, tetapi bodynya yang yahut bikin ngaceng juga ****** gue, sampai jakun gue naik turun ngeliat pemandangan tersebut. doi tersenyum aja ngeliat gue bengong ngeliatin dia. + " Masss, jangan bengong achh, cepet bantuin ibu" + " Mas, cepet aja tuh handuk di lepas, lihat tuch yang didalam udah pingin nongol lihat temennya " karena gue hanya pakai handuk yang dililitkan tentu aja ****** gue yang udah ngaceng berat nongol dari lilitan dan kelihatan palkon gue. ngeliat gue masih bengong aja, doi deketin gue sambil tarik lilitan handuk gue, begitu handuk gue lepas ****** gue langsung ngacung. + " Mas, gede juga ya kontolnya " sambil dipijit-pijit dengan lembut dan dia jilati palkon gue dan sekali sekali memasukkan ****** gue ke mulutnya sampai 1/2 nya, gue udah nggak bisa mikir apa-apa lagi karena rasanya nikmat banget, gue udah nggak sabar lagi gue raih toketnya dengan dua tangan, dan gue angkat badannya yang masih jongkok ke ranjang. langsung gue ciumin doi bibirnya yang langsung tanggap dengan ngeluarin lidahnya, gue mainin lidahnya dengan lidah gue sambil tangan gue bergerilya megangin toketnya, dan tangan doi rupanya tidak mau kalah, karena doi juga megangin ****** gue sambil di urut-urut. lalu gue putar posisi 69, gue ciumin mulai dari bibirnya, terus turun ke toketnya, waktu gue jilatin pentilnya yang udah keras doi juga jilatin pentil gue, rasanya nikmat sekali. Terus gue turun ke pusernya, dan pelan pelan menyusuri kakinya yang udah celentang, gue jilatin dari puser sampai ke paha nya dan pelan-pelan balik lagi ke jembutnya yang rapi dan ke paha satunya lagi dan kembali ke memek doi yang udah basah.gue nggak dengerin desahaanya karena doi juga melakukan yang sama untuk gue, doi jilatin abis ****** gue sampai ke zakar gue dengan sedikit di gigit-gigit, rasanya nikmat banget, lama juga gue lakukan 69 itu, + " Masss, shhhh, shhhh ,ibu udach, accchhhhh , nggak kuat lagi, masukin dong, achhhhhh" gue langsung balik badan dan arahkan ****** gue ke memek dia yang udah basah, blessssss, terasa hangat dan licin, langsung gue kocok keras-keras ****** gue. Terdengar ritihannya lagi + " Masssssssssss, shhhhhhhhh, shhhhhhh aduhhhhhh, achhhhhhhhh" gue lihat mukanya makin memerah dengan sedikit mengerut di dahinya, rupanya dia menahan kenikmatan yang dialami. kemudian dia berhenti goyang dan mendorong badan gue, dan dibalik rupanya doi pengen main diatas. sambil goyang-goyang doi pegangin toketnya yang berayun-ayun seirama dengan goyangannya, tiba-tiba doi sorong kan toketnya ke muka gue + " Masss, diisep dong ", rupanya doi mau klimaks, gue isep toketnya sambil gue remes yang satunya, gerakan doi lebih menggila lagi sambil mendesah-desah "ssshhhhhhh, scchhhhhhh, aduhhhhh ,accchhhhhhhhhh" lalu doi meluk gue " massss, aku keluar acchhhhhhhh", gue peluk doi sambil ciumin pipinya, lalu gue cabut ****** gue yang basah kena caiaran doi, karena gue belum selesai dan doi sudah kelelahan gue sikat doi dari belakang dengan dogy style, pelan-pelan gue masukin dan keluarin ****** gue, sampai ampir keluar semua, rupanya gerakan gue yang panjang-panjang ini juga dinikmati oleh doi, karena gue denger desahannya " shhhh, shhhhhh,achhhhhh, achhhhhh" nggak lama kemudian gue juga keluar sruuuut, srruuuuuut sruu,sruut, nggak pake nanya gue keluarin aja di dalam abis enakkk. Setelah itu gue rebahan di ranjang doi. kemudian mandi lagi bersama dengan doi. Sejak itu gue jadi seneng kalau di tugaskan ke Surabaya oleh kantor sekarang ini gue lagi siap-siap guna entar malem berangkat ke Surabaya lagi dan gue udah telpon Doi untuk siap-siap manuver lagi.
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Gairah Liar majikanku yang cantik               Apr 25th 2013, 16:22                                               Kisah ini bermula ketika keluargaku baru saja ditinggal pergi oleh kedua  orangtua kami, yang meninggal dalam musibah kecelakaan angkutan umum di  daerah kami, sebuah kota sejuk di dekat Jakarta. Sebagai anak tertua,  maka aku yang selama ini hanya kuliah tanpa harus memikirkan sumber  biayanya, terpaksa harus menggantikan tugas orang tuaku mencari nafkah  untuk menghidupi adik-adikku dan melanjutkan kuliahku. Aku tidak ingin  cita-cita kedua mendiang orang tuaku untuk memiliki anak yang berhasil  menjadi sarjana, menjadi gagal. Akan tetapi ternyata tidak mudah juga  untuk mencari nafkah di kota ku ini.
  Pada suatu malam, yakni Minggu malam, ketika aku sedang melamun,  terdengar orang mengucap salam dari luar. Ku bukakan pintu, ternya pak  RT yang datang. Pak RT minta agar aku sudi menjadi supir pribadi dari  sebuah keluarga kaya. Keluarga itu adalah pemilik perusahaan dimana pak  RT bekerja sebagai salah seorang staff di perusahaan itu. Spontan aku  menyetujuinya dan berterimakasih atas tawaran itu.
  Esoknya kami berangkat ke rumah Boss-nya Pak RT ku. Ketika memasuki  halaman rumah yang besar seperti istana itu, hatiku berdebar tak karuan.  Setelah kami dipersilahkan duduk oleh seorang pembantu muda di ruang  tamu yang megah itu, tak lama kemudian muncul seorang wanita yang  tampaknya muda. Kami memberi hormat pada wanita itu. Wanita itu  tersenyum ramah sekali dan mempersilahkan kami duduk, karena ketika dia  datang, spontan aku dan pak RT berdiri memberi salam " selamat pagi".  Pak RT dipersilakan kembali bekerja oleh wanita itu, dan diruangan yg  megah itu hanya ada aku dan si wanita itu.
  " Benar kamu mau jadi supir pribadiku ? " tanyanya ramah seraya melontarkan senyum manisnya.
  " Iya Nyonya, saya siap menjadi supir nyonya " Jawabku.
  " jangan panggil Nyonya, panggil saja saya ini Ibu, Ibu Maya " Sergahnya halus. Aku mengangguk setuju.
  " Kamu sudah pernah bekerja jadi sopir pribadi sebelumnya ?"
  " Tidak nyonya eh...Bu ?!" jawabku. " Saya tadinya masih kuliah, tapi  saya pernah menjadi supir angkot tidak tetap selama satu tahun"  sambungku. Wanita itu menatapku dalam-dalam. Ditatapnya pula mataku  hingga aku jadi salah tingkah. Diperhatikannya aku dari atas sampai ke  bawah.
  " kamu masih muda sekali, ganteng, nampaknya sopan, kenapa mau jadi supir ?" tanyanya.
  " Saya butuh uang untuk menghidupi keluarga saya, Bu " jawabku.
  " Baik, saya setuju, kamu jadi supir saya, tapi harus ready setiap saat. gimana, okey ? "
  " Saya siap Bu." Jawabku.
  " Kamu setiap pagi harus sudah ready di rumah ini pukul enam, lalu antar  saya ke tempat saya Fitness, setelah itu antar saya ke salon, belanja,  atau kemana saya suka. Kemudian setelah sore, kamu boleh pulang, gimana  siap ? "
  " Saya siap Bu" Jawabku.
  " Oh..ya, siapa namamu ? " Tanyanya sambil mengulurkan tangannya.  Sepontan aku menyambut dan memegang telapak tangannya, kami bersalaman.
  " Saya Leman Bu, panggil saja saya Leman " Jawabku.
  " Nama yang bagus ya ? tau artinya Leman ? " Tanyanya seperti bercanda.
  " Tidak Bu " Jawabku.
  " Leman itu artinya Lelaki Idaman " jawabnya sambil tersenyum dan  menatap mataku. Aku tersenyum sambil tersipu. lama dia menatapku. Tak  terpikir olehku jika aku bakal mendapat majikan seramah dan sesantai Ibu  Maya. Aku mencoba juga untuk bergurau, kuberanikan diri untuk bertanya  pada beliau.
  " Maaf, Bu. jika nama Ibu itu Maya, apa artinya Bu ? "
  " O..ooo, itu, Maya artinya bayangan, bisa juga berarti khayalan, bisa  juga sesuatu yang tak tampak, tapi ternyata ada.Seperti halnya  cita-citamu yang kamu anggap mustahil ternyata suatu saat bisa kamu  raih, nah…khayalan kamu itu berupa sesuiatu yang bersifat maya, ngerti  khan ? " Jawabnya serius.
  Aku hanya meng-angguk-angguk saja sok tahu, sok mengerti, sok seperti  orang pintar. Jika kuperhatikan, body Ibu Maya seksi sekali, tubuhnya  tidak terlampau tinggi, tapi padat berisi, langsing, pinggulnya seperti  gitar Spanyol. Yang lebih gila, pantatnya bahenol dan buah dadanya……,  wah...wah...puyeng aku melihatnya.
  Di rumah sebesar itu, hanya tinggal Ibu Maya, Suaminya, dan dua  putrinya, yakni Mira - anak kedua yang masih sekolah kelas II SMU, dan  Yanti si bungsu yang masih duduk di kelas III SMP. Putri pertamanya saat  ini sekolah mode di Perancis. Pembantunya hanya satu, yakni Bi Irah,  seksinya juga luar biasa, janda pula!
  Ibu Maya memberi gaji bulanan yang besar sekali, dan jika difikir-fikir,  mustahil sekali. Selama satu tahun aku bekerja, sudah dua kali dia  menaikkan gajiku. Katanya dia puas atas disiplin kerjaku. Gaji pokok  bulananku saja lebih dari cukup untuk membayar uang kuliahku. Aku  meneruskan mengambil kuliah di petang hingga malam hari di sebuah  Universitas Swasta. Dengan satu bulan gaji saja, aku bisa membayar biaya  kuliah empat semester, edan tenan, sekaligus enak tenan....!!! dasar  rezeki, tak akan kemana larinya.
  Masuk tahun kedua aku bekerja, keakraban dengan Ibu Maya semakin terasa.  Setelah pulang Fitness, seringkali Bu Maya minta jalan-jalan dulu. Yang  konyol, dia selalu duduk di depan, disebelahku, hingga terkadang aku  jadi kagok menyetir, eh...lama lama biasa.
  Di suatu hari sepulang dari tempat Fitnes, Ibu Maya minta diantar keluar  kota. Seperti biasa dia pindah duduk ke depan. Dia tak risih duduk  disebelah supir pribadinya. Ketika kendaraan kami tengah berjalan di  jalan raya yang tidak terlalu ramai, tiba-tiba Ibu Maya menyuruh  berhenti sebentar. Aku menepi, dan mesin mobil BMW itu kumatikan.  Jantungku berdebar, jangan-jangan ada kesalahan yang aku perbuat.
  " Man,?, kamu sudah punya pacar ? " Tanyanya.
  " Belum Bu " Jawabku singkat.
  " Sama sekali belum pernah pacaran ?"
  " Belum BU, eh...kalau pacar cinta monyet sih pernah Bu, dulu di kampung sewaktu SMP"
  " Berapa kali kamu pacaran Man ? sering atau cuma iseng ?" tanyanya lagi.
  Aku terdiam sejenak, kubuang jauh-jauh pandanganku kedepan. Tanganku masih memegang setir mobil. Kutarik nafas dalam-dalam.
  " Saya belum pernah pacaran serius Bu, cuma sebatas cintanya anak yang sedang pancaroba" Jawabku.
  " Bagus...bagus...kalau begitu, kamu anak yang baik dan jujur " ujarnya  puas sambil menepuk nepuk bahuku. Aku sempat bingung, kenapa Bu Maya  pertanyaannya rada aneh ? terlalu pribadi lagi ? apakah aku mau  dijodohkan dengan salah seorang putrinya? ach....gak mungkin rasanya,  mustahil, mana mungkin dia mau punya menantu anak kampung seprti aku  ini? Setelah itu kami melanjutkan perjalanan bahkan sampai jalan-jalan  di kota Sukabumi. Aku heran, Bu Maya kok tumben-tumbenan menyuruhku  hanya untuk mengantarnya putar-putar kota saja di Sukabumi, dan yang  lebih heran lagi, Bu Maya masih memakai pakaian Fitness berupa celana  training dan kaos olah raga, tanpa berganti pakaian seperti biasanya  setelah selesai fitness. Setelah sempat makan di rumah makan kecil di  puncak, hari sudah mulai gelap dan kami meneruskan perjalanan untuk  kembali ke kota kami. Ditengah perjalanan di jalan yang agak sepi dan  gelap, Bu Maya minta untuk berbelok ke suatu tempat. Aku menurut saja  apa perintahnya. Aku tak kenal daerah itu, yang kutahu hanya berupa  perkebunan luas dan sepi serta gelap.
  Dit engah kebun itu Bu Maya minta aku berhenti dan mematikan mesin  mobil. Aku masih tak mengerti akan tingkah Bu Maya. Tiba-tiba saja  tangan Bu Maya menarik lenganku.
  " Coba rebahkan kepalamu di pangkuanku Man ?" pintanya.
  Aku menurut saja, karena masih belum mengerti. Astaga....setelah aku  merebahkan kepalaku di pangkuan Bu Maya dengan kepala menghadap keatas,  kaki menjulur keluar pintu, Bu Maya menarik kaosnya ke atas. Wow...!!  samar-samar kulihat buah dadanya yang besar dan montok. Buah dada itu  didekatkan ke wajahku. Lalu dia berkata " Cium Man Cium...isaplah,  mainkan sayang ...?" Pintanya.
  Baru aku mengerti, Bu Maya mengajak aku ketempat ini sekedar  melampiaskan nafsunya. Sebagai laki-laki normal, karuan saja aku  bereaksi, kejantananku hidup dan bergairah. Siapa nolak diajak kencan  dengan wanita cantik dan seksi seperti Bu Maya.
  Kupegangi tetek Bu Maya yang montok itu, kujilati putingnya dan  kuisap-isap. Tampak nafas Bu Maya terengah-engah tak karuan, menandakan  nafsu birahinya sedang naik. Aku masih mengisap dan menjilati teteknya.  Lalu bu Maya minta agar aku bangun sebentar. Dia melorotkan celana  trainingnya hingga ke bawah kaki. Bagian bawah tubuh Bu Maya tampak  bugil. Tampak samar-samar oleh sinar bulan di kegelapan itu.
  " Jilat Man…… jilatlah…… aku nafsu sekali…… jilat sayang " Pinta Bu Maya  agar aku menjilati m*m*knya. Oh....m*m*k itu besar sekali, menjendol  seperti kura-kura. tampaknya dia sedang birahi sekali, seperti puting  teteknya yang ereksi. Aku menurut saja, seperti sudah terhipnotis. M*m*k  Bu Maya wangi sekali, mungkin sewaktu di rumah makan tadi dia sempat  membersihkan kelaminnya dan memberi wewangian. Sebab dia sempat ke  toilet untuk waktu yang lumayan lama. Mungkin disana dia membersihkan  diri. Dia tadi ke tolilet membawa serta tas pribadinya. Mungkin disana  pula dia mengadakan persiapan untuk menggempur aku. Kujilati liang  kemaluan itu, tapi Bu Maya tak puas. Disuruhnya aku keluar mobil dan  disusul olehnya. Bu Maya membuka bagasi mobil dan mengambil kain semacam  karpet kecil lalu dibentangkan di atas rerumputan. Dia merebahkan  tubuhnya diatas kain itu dan merentangnya kakinya.
  " Ayo Man, lakukan…… hanya ada kita berdua disini…… jangan sia-siakan  kesempatan ini Man…… aku sayang kamu Man " katanya setengah berbisik,  Aku tak menjawab, aku hanya melakukan perintahnya, sedikit bicara banyak  kerja. Ku buka semua pakaianku, lalu ku tindih tubuh Bu Maya.  Dipeluknya aku, dirogohnya kejantananku dan dimasukkan ke dalam m*m*knya  yang hangat. Kami bersetubuh di tengah kebun gelap itu dalam suasana  malam yg remang-remang oleh sinar bulan di langit. Aku menggenjot m*m*k  Bu Maya sekuat mungkin.
  " jangan keluar duluan ya, Man…? saya belum puas " Pintanya mesra. Aku  diam saja, aku masih melakukan adegan mengocok dengan gerakan penis  keluar masuk lubang m*m*k Bu Maya. Nikmat sekali m*m*k ini, pikirku.  Kemudian Bu Maya minta pindah posisi, dia di atas...bukan main  permainannya, goyangannya.
  " Remas tetekku Man, remaslah....yang kencang ya ?" Pintanya. Aku meremasnya.
  " Cium bibirku Man..cium…! " Aku mencium bibir indah itu dan kuisap  lidahnya dalam-dalam, nikmat sekali, sesekali dia mengerang kenikmatan.
  " Sekarang isap tetekku,  teruskan...terus.....Oh....Ohhhh.....Man...Leman..  .Ohhh...aku keluar  Man....aku kalah" Dia mencubiti pinggulku, sesekali tawanya genit.
  " kamu curang....aku kalah" ujarnya. " Sekarang giliran kamu Man....keluarkan sebanyak mungkin ya? " pintanya.
  " Saya sudah hampir keluar dari tadi Bu, tapi saya tetap bertahan, takut Ibu marah nanti " Jawabku.
  " Oh Ya?...gila..kuat amat kamu ?!" balas Bu Maya sambil mencubit pipiku.
  " Kenapa Ibu suka main di tempat begini gelap ?" tanyaku.
  " Aku suka alam terbuka, di alam terbuka aku bergairah sekali. Kita akan  lebih sering mencari tempat seperti alam terbuka. Kapan-kapan kita naik  kapal pesiarku, kita main diatas kapal pesiar di tengah ombak  bergulung. Atau kita main di pinggir sungai yang sepi, ah... terserah  kemana kamu mau ya Man?"
  Setelah puas bermain cinta dan menuntaskan nafsu birahi Bu Maya, kami  segera membersihkan alat vital masing-masing dengan kertas tisue dan air  yang kami ambil dari jerigen di bagasi mobil.
  Kami beristirahat sejenak. Bu Maya sekarang tidur di pangkuanku. Kami  ngobrol panjang lebar, ngalor ngidul. Setelah sekian lama istirahat,  penisku tegang lagi, dan dirasakan oleh kepala Bu Maya yang menyentuh  batang kejantananku. Tak banyak komentar celanaku dibukanya, dan aku  dalam sekejap sudah bugil. Disuruhnya aku tidur dengan kaki merentang,  lalu Bu Maya membuka celana trainingnya yang tanpa celana dalam itu. Bu  Maya mengocok-ngocok penisku, diurutnya seperti gerakan tukang pjit  mengurut tubuh pasiennya. Gerakan tangan Bu Maya mengurut naik-turun.  Karuan saja penisku semakin membesar dan membesar. Diisapnya penisku  yang sudah ereksi besar sekali, dimainkannya lidah Bu Maya di ujung  penisku. Setelah itu, Bu Maya menempelkan buah dadanya yang besar itu di  penisku. Dijepitkannya penisku ke sela-sela tetek besar itu, lalu di  goyang-goyangkannya teteknya seperti gerakan mengocok.
  " Gimana Man ? enak enggak ? " ajuknya manja,sambil mengerlingkan matanya menatap wajahku.
  " Enak Bu…… awas lho nanti muncrat Bu" jawabku..
  " Enggak apa, ayo keluarkan, nanti kujilati pejuhmu, aku mau kok ?!" .
  Bu Maya masih giat bekerja giat, dia berusaha untuk memuaskan aku. Tak  lama kemudian, Bu Maya naik ke atas tubuhku dan seperti menduduki  penisku, lobang m*m*knya dimasuki penisku. Digoyang terus...hingga aku  merasakan nikmat yang luar biasa.
  Tiba -tiba Bu Maya terdiam, berhenti bekerja, lalu berjata :" Rasakan ya  Man ? pasti kamu bakal ketagihan " Aku membisu saja. dan ternya  Ohh....m*m*k Bu Maya bisa melakukan gerakan empot-empot, menyedot-nyedot  dan meng-urut-urut batang penisku dari bagian kepala hingga ke bagian  batang bawah, Oh....nikmat sekali…… mungkin ini yg namanya empot ayam,  luar biasa kepiawaian Bu Maya dalam bidang olah seksual.
  " Enak sayang... ehmm... ?" tanyanya. Belum sempat aku menjawab……  yaah....aku keluar, air maniku berhamburan tumpah di dalam liang  kemaluan Bu Maya.
  " Ehnggghhh... Itu yang namanya empot-empot Man... itulah gunanya senam  sex, berarti aku sukses latihan senam sex selama ini " Katanya bangga. "  Sekarang kamu puasin aku ya ? " Kata Bu Maya seraya mengambil posisi  nungging. Tanpa basa-basi kutancapkan lagi kejantananku yang masih  ereksi kedalam m*m*k Bu Maya, Ku genjot terus dengan cepat dan penuh  tenaga.
  " Yang dalam Man...yang dalam ya..teruskan sayang...? oh....enak sekali  penismu.....oh....terus sayang ?!" Pinta Bu Maya. Aku masih bisa  memuaskan Bu Maya, aku tak mau kalah, kujilati pula lubang m*m*knya,  duburnya dan seluruh tubuhnya. Ternyata Bu Maya kembali orgasme setelah  aku menjlati seluruh tubuhnya. " kamu pintar sekali Man ? belajar dimana  ? "
  " Tidak bu, refleks saja" Jawabku.
  Sebelum kami meninggalkan tempat itu, Bu Maya masih sempat minta satu  ronde permainan lagi. Tapi kali ini hanya sedikit melorotkan celana  trainingnya saja. demikian pula aku, hanya membuka bagian penis saja. Bu  Maya minta aku melakukanya di dalam mobil, tapi ruangannya sempit  sekali. Dengan susah payah kami melakukannya, akhirnya kami memutuskan  untuk keluar dari mobil dan mengambil posisi berdiri dengan tubuh Bu  Maya disandarkan di mobil sambil mengangkat sedikit kaki kanannya.
  Sejak saat malam pertama kami itu, aku dan Bu Maya sering bepergian ke  luar kota. Kami bercinta di tengah hamparan perkebunan teh di Puncak, di  dalam dangau di tengah sawah milik keluarga Bu Maya yang luas (kami  lakukan di siang hari bolong !!! di saat para pekerjanya pulang untuk  istirahat makan siang) bahkan sampai ke Pulau Seribu, ke pinggir pantai,  ke semak-semak di sebuah desa terpencil, yah pokoknya kami mencari  tempat-tempat yang aneh-aneh. Tak kusadari kalau aku sebenarnya menjadi  gigolonya Bu Maya. Beliaupun semakin sayang padaku, uang mengalir terus  ke kocekku, tanpa pernah aku memintanya. Dia menyanggupi untuk membiayai  kuliah hingga tamat, asal aku tetap selalu bersamanya. Tentu saja  dengan senang hati aku memenuhinya, sungguh aku merasa beruntung dapat  menikmati tubuh indah dan sexy milik Bu Maya yang cantik itu, yang  selalu dengan penuh gairah membara menghangatkan hari-hariku dengan  permainan cintanya serta fantasi sex-nya yang luar biasa...
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                            |             
              
Tidak ada komentar:
Posting Komentar