|                               Cerita Sex - Burung Kecilku               Apr 16th 2013, 05:18                                                Sebagai seorang Ibu rumah tangga pekerjaan pagi itu sudah aku selesaikan  semua. Aku hempaskan diriku di sofa ruang keluarga untuk melihat acara  TV pagi itu. Setelah aku pindah-pindah channel TV ternyata nggak ada  acara yang menarik. Akhirnya aku putuskan untuk tiduran di kamar tidur.
  Setelah merebahkan badanku beberapa lam ternyata mata ini tidak mau  terpejam. Rumah yang besar ini terasa sangat sepi pada saat-saat seperti  ini. Maklum suami bekerja di kantornya pulang paling awal jam 15.00  sore, sedang anakku yang pertama kuliah di sebuah PTN di Bandung. Anakku  yang yang kedua tadi pagi minta ijin untuk pulang sore karena ada acara  extrakurikuler di sekolahnya. Sebagai seorang istri pegawai BUMN yang  mapan aku diusia yang 45 tahun mempunyai kesempatan untuk merawat tubuh.  Teman-temanku sering memuji kecantikan dan kesintalan tubuhku. Namun  yang sering membuatku risih adalah tatapan para lelaki yang seolah  menelanjangi diriku. Bahkan temen-teman anakku sering berlama-lama  bermain di rumahku. Aku tahu seringkali mata mereka mencuri pandang  kepadaku.
  Rumahku terletak di pinggiran kota S, kawasan yang kami huni belum  terlalu padat. Halaman rumahku memang luas terutama bagian depan sedang  untuk bagian samping ada halaman namun banyak ditumbuhi pepohanan  rindang. Kami membuat teras juga disamping rumah kami. Sedang kamar  tidurku dan suamiku mempunyai jendela yang berhadapan langsung dengan  halaman samping rumah kami.
  Belum sempat memejamkan mata aku terdengar suara berisik dari halaman  samping rumahku. Aku bangkit dan melihat keluar. Kulihat dua anak SMP  yang sekolah didekat rumahku. Mereka kelihatan sedang berusaha untuk  memetik mangga yang memang berbuah lebat. Tentu saja kau sebagai pemilik  rumah tidak senang perilaku anak-anak tersebut. Bergegas aku keluar  rumah. Seraya berkacak pinggang aku berkata pada mereka, "Dik, jangan dipetik dulu nanti kalau sudah masak pasti Ibu kasih". Tentu saja mereka berdua ketakutan. Kulihat mereka menundukkan wajahnya. Aku yang tadi hendak marah akhirnya merasa iba. "Nggak apa-apa Dik, Ibu hanya minta jangan dipetik kan masih belum masak  nanti kalau sakit perut bagaimana" aku mencoba menghibur.
  Sedikit mereka berani mengangkat wajah. Dari dandanan dan penampilan  mereka kelihatan bahwa mereka anak orang mampu. Melihat wajah mereka  mereka yang iba akhirnya aku mengajak mereka ke dalam rumah. Aku tanya  kenapa pada jam-jam belajar mereka kok ada diluar sekolah ternyata  pelajaran sudah habis guru-guru ada rapat. Setelah tahu begitu aku minta  mereka tinggal sebentar karena mungkin mereka belum dijemput.  Iseng-iseng aku juga ada teman untuk ngobrol. Benar dugaanku mereka  adalah anak-anak orang kaya, keduanya walaupun masih kecil namun aku  dapat melihat garis-garis ketampanan mereka yang baru muncul ditambah  dengan kulit mereka yang putih bersih. Yang satu bernama Doni yang  satunya lagi bernama Edo.
  Ketika ngobrol aku tahu mata-mata mereka sering mencuri pandang ke  bagian dadaku, aku baru sadar bahwa kancing dasterku belum sempat aku  kancingkan., sehingga buah dadaku bagian atas terlihat jelas. Aku  berpikir laki-laki itu sama saja dari yang muda sampai yang tua. Semula  aku tidak suka dengan perilaku mereka namun akhirnya ada perasaan lain  sehingga aku biarkan mata mereka menikmati keindahan payudaraku. Aku  menjadi menikmati tingkah laku mereka kepada diriku.
  Bahkan aku mempunyai pikiran yang lebih gila lagi untuk menggoda mereka,  aku sengaja membuka beberapa kancing dasterku dengan alasan hari itu  sangat panas. Tentu saja hal ini membuat mereka semakin salah tingkah.  Sekarang mereka bisa melihat dengan leluasa. "Hayoo.. pada ngliatin apa!", Aku pura-pura mengagetkan mereka. Tentu saja ini sangat membuat mereka menjadi sangat salah tingkah. "Ti.. dak.. kok.. Bu Nita" Doni membela diri. "I.. itu acara TV bagus Bu Nita" Edo menambahkan. "Nggak apa-apa Ibu tahu kalian melihat tetek Ibu to.. ngaku aja" aku mencoba mendesak mereka. "E.. Anu Bu Nita" Edo nampak akan mengatakan sesuatu, namun belum lagi  selesai kalimat yang diucapkannya aku kembali menimpali, "Mama kalian  kan juga punya to, dulu kalian kan netek dari Mama kalian" "I.. ya Bu Nita" Doni menjawab. "Tapi sekarang kami kan sudah nggak netek lagi, lagian punya Mama lain  ama punya Bu Nita" Edo nampaknya sudah mampu menguasai keadaannya. "Lain bagaimana?" Aku menanyakan. "Punya Mama nggak sebesar punya Bu Nita" Doni menyahut.
  Kata-kata tersebut membuat aku berpikiran lebih gila lagi. Gairahku yang  semakin meninggi sudah mengalahkan norma-norma yang ada, aku sudah  kehilangan kendali bahwa yang ada di depanku adalah anak-anak polos yang  masih bersih pikirannya. Aku menarik kursi kehadapan mereka. "Doni, Edo kalian mungkin sekarang sudah nggak netek lagi karena kalian sudah besar kalian boleh kok.." aku berkata. Tentu saja kata-kataku ini membuat mereka penasaran. "Boleh ngapain Bu Nita" sergah Doni. "Boleh netek sama Ibu, kalian mau nggak..?" tanyaku walau sebenarnya aku sangat sudah tau jawaban mereka. "E.. ma.. u" jawab Edo. "Mau sekali dong" Doni menyahut.
  Jawaban mereka membuat aku semakin bergairah. Aku berpikiran hari ini  aku akan mendapatkan sensasi dari pria-pria muda ini. Aku duduk  dihadapan mereka kemudian dengan agak tergesa aku melepaskan daster  bagian atasku sehingga kini bagian atas tubuhku hanya tertutupi BH warna  krem. Sepertinya mereka sudah tidak sabaran lagi terlihat dari  tangan-tangan mereka yang mulai menggerayangi susuku. Aku menjadi geli  melihat tingkah mereka. "Sabar sayang.. Ibu lepas dulu kutangnya" sambil tersenyum aku berkata. Setelah aku melepas kutang, tumpahlah isinya, sekarang buah dadaku  terbuka bebas. Mata mereka semakin melotot memandangi payudaraku.  Tampaknya mereka bingung apa yang harus mereka lakukan. "Ayo dimulai kok malah bengong" aku menyadarkan mereka. Mereka bangkit dari duduknya. Tangan mereka kelihatan berebut untuk meremas. "Jangan rebutan dong.. ah.. Doni yang kiri.. e yang kanan" perintahku.
  Birahiku semakin meninggi, sementara Doni sudah mulai mendekatkan  bibirnya ke putingku Edo masih membelai sambil dipilin-pilin putingku.  Edo mulai mengisap-isap putingku. Oh betapa seakan perasaanku melayang  ke awan, apalagi ketika mereka berdua mengisap secara bersamaan nafasku  menjadi tersengal. Tanganku membelai kadang agak sedikit menjambak  sambil menekan kepala mereka agar lebih dalam lagi menikmati buah  dadaku.
  Mereka semakin menikmati mainan mereka aku semakin terhanyut, aku ingin lebih dari hanya ini. Aku semakin lupa. Ketika baru nikmat-nikmatnya tiba-tiba Edo melepaskan isapannya sambil berkata, "Bu Nita kok nggak keluar air susunya?". Aku kaget harus menjawab apa akhirnya kau menjawab sekenanya, "Edo mau nggak, kalo nggak mau biar Doni saja.. mau nggak?" "Mau.." Edo langsung menyahut. Doni tidak menggubris dia semakin lahap menikmati buah dadaku. Akhirnya aku ingin lebih dari sekedar itu. "Don.. Edo.. ber.. henti dulu.." aku meminta. "Ada apa Bu Nita?" Doni bertanya. "Kita ke kamar saja yuk.. disini posisinya nggak enak" jawabku. Kemudian aku berdiri tentu saja daster yang aku pakai merosot kebawah.  Mata mereka menatap tubuhku yang sintal dengan penuh nafsu. "Ayo.." aku mengajak.
  Aku berjalan ke kamarku hanya menggunakan celana dalam yang berwarna  hitam yang kontras dengan kulitku yang putih. Seperti kerbau dicocok  hidungnya mereka mengikuti diriku. Sampai di dalam kamar aku duduk di  sisi ranjang. "Don.. Edo.. sayang lepas saja seragam kalian" pintaku. "Tapi Bu Nita" Edo masih agak ragu. "Sudahlah turuti saja" aku menyahut. Dengan malu-malu mereka mulai melepas baju dan celana seragam mereka.  Tampaklah kontol-kontol dari pria-pria muda itu sudah ngaceng. Rambut  kemaluan mereka tampak belum tumbuh lebat, sedang batang kemaluannya  belum tumbuh benar masih agak kecil. Namun melihat pemandangan ini  libidoku semakin naik tinggi. "Bu Nita curang.." Edo berkata. "Kok curang bagaimana?" aku bertanya. "Bu Nita nggak melepas celana Ibu!" Edo menjawab.
  Gila anak ini, aku tersenyum kemudian bangkit dari dudukku. Celana  dalamku kemudian aku lepaskan. Sekarang kami bertiga telanjang bulat  tanpa sehelai benangpun. Tatapan mereka tertuju pada benda yang ada  dibawah pusarku. Bulu yang lebat dan hitam yang tumbuh menarik perhatian  mereka. Aku duduk kembali dan agak meringsut ke rangjang lalu menaikkan  kakiku dan mengangkangkannya. Memekku terbuka lebar dan tentu saja  terlihat isi-isinya. Mereka mendekat dan melihat memekku. "Ini namanya memek, lain dengan punya kalian" aku menerangkan. "Kalian lahir dari sini" aku melanjutkan. Tangan mereka mengelus-elus bibir kemaluanku. Sentuhan ini nikmat sekali. "Ini kok ada lobang lagi" Doni bertanya. "Lho ini kan lobang buat beol" aku agak geli sambil menerangkan.
  Jari Doni masuk ke lobang vaginaku dan bermain-main di dalamnya.  Cairan-cairan tampak semakin membanjiri liang vaginaku. Sementara jari  Edo kelihatannya lebih tertarik lubang duburku. Jari Edo yang semula  mengelus-elus lobang dubur kemudian nampaknya mulai berani memasukkan ke  lobang duburku. Aku biarkan kenikmatan ini berlangsung. "Ouw.. a.. duh.. e.. nak.. sekali.. nik.. mat.. sa.. yang.. terr.. us" aku merintih.
  Pria-pria muda ini agak lama aku biarkan mengobok-obok lobang-lobangku.  Sungguh pria-pria muda ini memberiku kenikmatan yang hebat. Aku hanya  bisa menggigit bibir bawahku tanpa bisa berkata-kata hanya rintihan dan  nafas yang tersengal-sengal. Akhirnya aku mendorong mereka aku bangkit dan menghampiri mereka yang  berdiri di tepi ranjang. Aku berjongkok dihadapan mereka sambil kedua  tanganku memegang diiringi dengan remasan-remasan kecil pada penis  mereka. Aku mendekatkan wajahku pada penis Doni aku kulum dan jilati  kepala penis muda nan jantan ini. Tampak kedua lutut Doni tergetar. Aku  masukkan seluruh batang penis itu kedalam mulutku dan aku membuat  gerakan maju mundur. Tangan Doni mencengkeram erat kepalaku. Sementara  tanganku yang satu mengocok-kocok kontol Edo.
  "Bu Nita.. say.. ya.. ma.. u.. ken.. cing.." Doni merintih. Tampaknya anak ini akan orgame aku nggak kan membiarkan hal ini terjadi karena aku masih ingin permainan ini berlanjut. Kemudian aku beralih pada penis Edo. Tampak penis ini agak lebih besar  dari kepunyaan Doni. Aku mulai jilati dari pangkal sampai pada ujungnya,  lidahku menari di kepala penis Edo. Aku tusuk-tusuk kecil lobang  perkencingan Edo kemudian aku masukkan seluruh batang penis Edo.  Jambakan rambut Edo kencang sekali ketika aku semakin mempercepat  kulumanku. "Wouw.. a.. ku.. ju.. ga.. mo.. ken.. cing.. nih" Edo merintih. Aku hentikan kulumanku kemudian aku bangkit dan naik ke atas ranjang  lalu aku kangkangkan kakiku lebar-lebar sehingga memekku terbuka lebar. "Siapa duluan sayang, itu tititnya dimasukkan ke sini" aku berkata  sambil tanganku menunjuk ke lobang vaginaku yang nampak sudah basah  kuyup.
  Mereka berpandangan, tampaknya membuat persetujuan. Dan akhirnya Doni  duluan yang akan menusukku. Doni naik ke atas ranjang dan mengangkangiku  tampak penis yang tegang mengkilat siap menusuk lobang wanita yang  pantas menjadi neneknya. Aku tuntun penis Doni masuk ke lobang  kenikmatanku. Aku tuntun pria muda ini melepas keperjakaannya, memasuki  kenikmatan dengan penuh kasih. Dan bless.. batang zakar Doni amblas ke  dalam vaginaku. "Ah.." aku mendesis seperti orang kepedasan "Masukkan.. le.. bih.. da.. lam lagi.. dan genjot.. say.. ang" aku memberi perintah. "Iya.. Bu Nita.. e.. naak.. se.. kali" Doni berkata.
  Aku hanya bisa tersenyum sambil menggigit bibir bagian bawahku.  Tampaknya Doni cepat memahami perkataanku dia memompa wanita tua yang  ada dibawahnya dengan seksama. Genjotannya semakin lama semakin cepat.  Edo yang menunggu giliran hanya tertegun dengan permainan kami. Genjotan  Doni kian cepat aku imbangi dengan goyanganku. Dan tampaknya hal ini  membuat Doni tidak kuat lagi menahan sperma yang akan keluar. Dan akhirnya "Sa.. ya.. mo.. ken.. cing.. la.. gi.. Tak.. ta.. han.. la.. gi.." Doni setengah berteriak. Kakiku aku lipat menahan pantat Doni. Doni merangkul erat tubuhku dan..  cret.. cret.. ser.. cairan hangat membajiri liang kewanitaanku. Doni  terkulai lemas diatas tubuhku, butiran-butiran keringat keluar dari  sekujur tubuhnya.
  "Enak.. se.. ka.. li Bu Nita" Doni berkata. "Iya.. tapi sekarang gantian Edo dong sayang" aku berkata. Doni mencabut penisnya yang sudah agak mengempis dan terkapar lemas disampingku. "Edo sekarang giliranmu sayang" aku berkata kepada Edo . "Kamu tusuk Ibu dari belakang ya.."aku memberi perintah. Kemudian aku mengambil posisi menungging sehingga memekku pada posisi  yang menantang. Edo naik ke atas ranjang dan bersiap menusuk dar  belakang. Dan bless.. penis pria muda yang kedua memasuki lobang  kenikmatanku yang seharusnya belum boleh dia rasakan seiring dengan  melayangnya keperjakaan dia.
  Tampaknya Edo sudah agak bisa menggerakkan tubuhnya dengan benar dari  dia melihat permainan Doni. Edo menggerakkan maju mundur pantatnya. Aku  sambut dengan goyangan erotisku. Semakin lama gerakan Edo tidak teratur  semakin cepat dan tampaknya puncak kenikmatan akan segera diraih oleh  anak ini. Dan akhirnya dengan memeluk erat tubuhku dari belakang sambil  meremas susuku Edo mengeluarkan spermanya.. cret.. cret.. lubang  vaginaku terasa hangat setelah diisi sperma dua anak manis ini.. Edo terkapar disampingku. Dua anak mengapitku terkapar lemas setelah memasuki dunia kenikmatan.
  Aku bangkit dan berjalan ke dapur tanpa berpakaian untuk membuatkan susu  biar tenaga mereka pulih. Setelah berpakaian dan minum susu mereka  minta ijin untuk pulang. "Doni, Edo kalian boleh pulang dan jangan cerita kepada siapa-siapa  tentang semua ini, kalian boleh minta lagi kapan saja asal waktu dan  tempat memungkinkan" aku berkata kemudian mencium bibir kedua anak itu. Aku memberi uang jajan mereka masing-masing 50.000 ribu.
  Dan sampai saat ini mereka telah kuliah, aku masih sering kencan dengan mereka. Aku semakin sayang dengan mereka.
  TAMAT
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex -  Perawanku direnggut Guru Bahasa Inggrisku               Apr 16th 2013, 05:18                                                Sebut saja namaku Etty (bukan yang sebenarnya), waktu itu aku masih  sekolah di sebuah SMA swasta. Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit  yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi,  kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual,  rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun  mempunyai bentuk yang bisa dibilang lumayan. Dalam bergaul aku cukup ramah sehingga tidak mengherankan bila di  sekolah aku mempunyai banyak teman baik anak-anak kelas II sendiri atau  kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Laki-laki dan perempuan  semua senang bergaul denganku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid  yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik  saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.
  Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para  guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran  dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah  bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok  yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi  sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih  bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk  masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang. Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan  favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku  yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan  makanan kecil. Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga  yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya  terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah  dan putih. Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya  Freddy (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, "Selamat pagi  Paa..aak", dan dia membalas sembari tersenyum. "Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley". Aku menjawab, "Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak".  "Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso  dulu". Aku dan teman-teman mengajak, "Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol", dia setuju. "OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan"! Aku dan teman-teman bilang, "Tidak, Pak.", lalu aku menimpali lagi,  "Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin", lalu teman-teman yang lain,  "Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..". Ketika Pak Freddy mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat  karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman  ngatain aku. "Alaa.., Etty, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak". Pak Freddy menjawab, "Ah! Ya, ndak apa-apa". Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan  salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena  masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak  Pak Freddy tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf. "Sorry, ya Pak". Dia menjawab, "That's OK". Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Freddy. Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Freddy dan pamit  kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore  dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula  Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang  paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Freddy, dia  baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku. "Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?". Aku menjawab, "Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak". Lalu dia mengajak masuk ke dalam, "Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah  saya kecil begini. Tunggu, ya, saya paké baju dulu". Memang tampak Pak  Freddy hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan  bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, "Cuma  mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya". Dia tersenyum, "Saya kost di sini. Sendirian." Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Freddy tanya, "Udah laper, Et?". Aku jawab, "Lumayan, Pak". Lalu dia berdiri dari duduknya, "Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya  mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau  kan?". Langsung kujawab, "Ok-ok aja, Pak.". Sewaktu Pak Freddy pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan  sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya  terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak  Freddy pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam. Kulihat koleksi  bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah  sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah  porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya  bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai  posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana  cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap  penis cowok yang besar, panjang dan kekar. Tidak disangka-sangka suara Pak Freddy tiba-tiba terdengar di  belakangku, "Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu  dingin nasinya". Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak  wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat  tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap,  "Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya,  Pak". Pak Freddy hanya tersenyum saja, "Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya  berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk". Syukurlah Pak Freddy tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera. Pada saat makan aku bertanya, "Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?". Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, "Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng". Lalu aku memancing, "Kok, tadi ada yang begituan". Dia bertanya lagi, "Yang begituan yang mana". Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, "Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok". Kemudian dia tertawa, "Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa". Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Freddy menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya. Lalu dia menawarkan diri, "Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk". Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya. Begitu tiba di dalam kamar, Pak Freddy bertanya lagi, "Betul kamu tidak  malu?", aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak  Freddy dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku  sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan  terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih  tetapi kutahan. Pak Freddy bertanya lagi, "Sakit, Et". Aku hanya menggeleng, entah  kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali.  Semakin lama jilatan Pak Freddy semakin berani dan menggila. Rupanya dia  sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya  sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah", aa.., aahh, Hemm..,  uu.., uuh". Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Freddy pun naik dan bertanya. "Enak, Et?" "Lumayan, Pak". Tanpa bertanya lagi langsung Pak Freddy mencium mulutku dengan ganasnya,  begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku  mengelus-elus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya  sudah berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku.  Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak  terbius nafsu birahi yang buta. Pak Freddy berhenti merangsangku dan  mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan  bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok  memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di  bawahnya. "Boleh saya seperti ini, Et?". Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin  Pak Freddy menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua  kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya  berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya  menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku. Kelihatan Pak Freddy agak susah untuk memasukan penisnya ke dalam  vaginaku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin  otot-otot sekitar vaginaku masih kaku. Pak Freddy memperingatkan, "Tahan  sakitnya, ya, Et". Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit  dan, "Akhh.., bukan main perihnya ketika batang penis Pak Freddy sudah  mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Freddy tampaknya sudah tak  peduli lagi, ditekannya terus penisnya sampai masuk semua dan langsung  dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan  tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di vaginaku. Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan  penis Pak Freddy mengocok vaginaku. Aku terengah-engah, "Hah, hah,  hah,..". Pelukan kedua tangan Pak Freddy semakin erat ke tubuhku dan  spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengelus-elus  punggungnya. Semakin lama gerakan penis Pak Freddy semakin memberi rasa  nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliat-geliat dan  berputar-putar. Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Freddy kemudian agak  mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya  dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras  ke atas kasur dan ouwww.., Pak Freddy semakin memperkuat dan  mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas.  Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan  kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Freddy agak  merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku. Rupanya  air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan penisnya dan  merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah. Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku, "Gimana, Et? Kamu tidak apa-apa? Maaf, ya". Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih, "tidak apa-apa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini". Dia berkata lagi, "Sama, saya juga". Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Freddy juga tertidur. Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Freddy dan rupanya sewaktu  aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak  Freddy hanya menggunakan handuk dan berkata, "Kita mandi, yuk. Kamu  harus pulang kan?". Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tetap dalam keadaan  telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Freddy masuk  membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling  bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak  Freddy menyabuni vaginaku yang memang di sekitarnya ada sedikit  bercak-bercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek.  Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegang-megang dan  membersihkan penisnya yang perkasa itu. Setelah semua selesai, Pak Freddy membuatkan aku teh manis panas  secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar  kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Freddy memberi  ciuman yang cukup mesra di bibirku. Ketika aku mengemudikan mobilku,  terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila  kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek  saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja. Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Freddy  untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia  tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap  menikmati genjotan Pak Freddy walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan  seolah-olah kami berdua sudah pacaran. Pernah Pak Freddy menawarkan  padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku  belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati  dulu keganasan dan keperkasaan penis guru bahasa Inggrisku itu.
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Mas Raka yang  Perkasa               Apr 16th 2013, 05:17                                                Sejujurnya aku ini WP ( eh salah Freelancer ) yg sangat fleksibel… begitu aku tau kalau yg janjian ama aku jam 18:00 ini gak bisa lama krn  sang Polda menanti di rumah… aku berusaha untuk memberikan sisa waktuku (  kalalu aku memungkinkan untuk stay lebih lama lho ) ke newbi2 yg memang  bisanya jam 20:00 ke atas…
  Seperti waktu siang janjian sama Mas Pras.. aku tanya sama dia kita mau  sampai jam berapa?. padahal aku udah punya rule untuk waktu bersama aku  di Hotel Maha***** tapi aku memang orangnya gak mau yg gak ada  kepastian…. semua harus terencana.. krn aku gak mau kalau tiba2 akunya  masih santai2 dianya dah mau buru2… KOMUNIKASI itu penting.. iya nggak sih?. Ternyata Mas Pras bilang gak sampai jam 20:00.
  Langsung aja aku ingat sama salah satu Id di list YM aku ( Mas Raka )
  Via YM aku : hai Mas Mas Raka : Hai Ma*. Apa kabar?. Susah ya cari waktu buat ketemuan ama kamu…. Aku : Duh.. maaf bukannya gak mau tapi emang kemarin2 gak bisa pulang malam mas Raka : kalau hari ini? Kamu bisa pulang malam , Ma* aku : hmmm mau ngajak ke hotel yaaa?? ( padahal aku tadi yg mau ngajak ) Mas Raka : iya… lagi sange nih Ma*… tapi aku bisanya jam 20-an Aku : boleh Mas.. nanti jam 19;30 aku sms Mas yaa.. No HP Mas dunk.. mas Raka : 0815-84**-03** Aku : oke mas ini No HP ma** 021-92**-7***
  Lanjut kerja lagi sambil menguggu jam 17:00
  Singkat cerita….( Tidak Orgasme dengan Mas PRas…. Menunggu Mas Raka )
  jam 19:45 Aku sms ke Mas Raka : Mas jadi ke kamar nggak? Mas Raka : jadi dunk.. bentar yha masih ada kerjaan .. aku masih di kantor Aku : hah.. di kantor.. mau sampai jam berapa Mas di kamar? Mas Raka : deket kok Say.. gak sampai 30 menit. Aku: oke deh….
  aku langsung mandi.. dan berharap Mas raka cepat dateng…. hmm secara  dari tadi emang belum pake apa2…. jadi langsung aja aku membuka kran  airnya.. tapi dasar voltase lagi tinggi.. me-q aku baru kena sperotan  air dari shower aja udah bikin merinding… oggrhhhhhhh… ambil sabun manjakaniku.. ku usapkan ke daerah sensitifku…  hmmmmm aku duduk di ujung bath-up… kusandarkan tubuhku.. ku buka kedua  kakiku…. kumainkan benda kecil yang ada di tasa lubang pi**sku… OMG….  rasa nikmat itu makin membuatku mempercapat gerakan jariku untuk menekan  dan memutar… licinnya sabun vagnaku menambah nikmat gesekan jariku….
  TIDAK…. aku gak mau sampai keluar.. aku mau Orgasme dgn Kon***l Mas Raka… kutahan gelora birahi yg ada di kepalaku dan ku putuskan untuk melanjutkan mandiku.. selesai mandi. aku melirik HP esiaku untuk melihat jam berapa sekarang ternyata sudah jam 20:18
  aku memakaikan lotion di kedua kakiku dan kedua tanganku… sampai akhirnya tingtong ting tong tingtong..
  hmmm aduh Mas Raka udah Dateng… aku belum pake apa2.. ( seperti biasa.. untuk pertemuan pertama kali masih ada rasa malu2 )
  Begitu mas Raka masuk… hmmm ternyata ada dugaanku yg sedikit meleset..  aku pikir Mas raka itu masih beussia dibawah 30 thn… tapi ternyta aku  menduga dia sudah berusia 35 thn… gantengnya itu lho…. tidak menunjukan  kalau dia ternyata sudah berusia 40 thn…
  kami pun ngobrol2 sebentar.. lalu dia ijin untuk bersih2…
  keluar kamar mandi dia hanya berllilitkan handuk…. dasar pikiran sudah sange berat… alias BT = Birahi Tinggi…
  Kami berdua pun berbaring di ranjang… Mas id kamu di Forum apa? tanyaku  sambil mengusah lembut dadanya… dan membuka lilitan handuknya.. Id forum apa?: tanya Mas Raka Aku : Lah Mas gak ikutan Forum ( duh jadi nggak enak lupa aku kenal ama mas Raka dimana… ) Mas Raka : kamu tuh yaa… aku add kamu di Tagged cah ayu… tapi sekarang di taggedku kamu nggak ada…. Aku : Ya ampun Maaf…. ( langsung kucium bibirnya dgn lembut….. )id TAGGED emang sempat aku ganti…. FK pun berlanjut… hmmmmm … mas Raka mulai menjilati leherku.. belakang telingaku…
  oggrhhhhhhhh ssshhhh Mas… mas… eghhhghhhhhhhhh nikmatnyaa… terus mas..  isap putingku… aku liat mas raka mulai mengarahkan bibirnya keputing  kananku…. shhhhhsss ohhhh.. gila kamu mas.. nikmat banget… ( aku meracau gak  karuan… sange yg dari semalam aku tahan dan harus kentang oleh mas Pras…  sepertinya akan dituntaskan oleh Mas Raka…. )
  Mas gantian dunk… : ujarku memohon.. ketika aku melihat dia mulai turun dan berhadapan dgn vaginaku… aku gak mau sampai Orgasme duluan… aku gak mau mengecewakan orang yg sudah memilihku untuk memuaskannya..
  aku meminta Mas Raka terlentang… ku cium dari keningnya.. kedua matanya…  kedua pipinya…. bibirnya sengaja aku lewati.. aku tau mas Raka ingin  mengulum bibirku lagi…
  Eits… nanti dulu… aku mau bikin mas merasakan sesuatu yg sudah lama  tidak mas dapatkan krn sang Polda lagi kedatangan Tamu bulanannya…
  aku jilatin lehernya…. tangan mas Raka meremas 36 B-ku…. Oghhh,,, rangsangannya membuat konsentrasiku terpecah…. aku meminta mas Raka untuk memejamkan matanya.. ku kulum perlahan  putingnya secara bergantian antara kanan dan kiri.. kudengar mas Raka  melenguh…. dan berkata : damn.. kamu hot banget ma*…. It's Me Piscesgirl yang galdiran : jawabku menggodanya.
  akhirnya kutemukan Penis Mas raka yg jujur untuk size lebih besar diameternya dari Mas Pras…. hmmmmm aku mulai menjilati batangnya…. ku jilati pel**nya.. turun lagi  ku mainkan lidahku diantara peler dan sunholenya…. dan ku kulum  kontolnya sambil sesekali lidahku bermain di kepala kontolnya…..
  mas Raka Makin melenguh .. dan dia minta 69….. tapi dgn posisi berbaring  miring…. oghh. aku gak tahan… aku minta mas Raka untuk berhenti  menjilati clitorist ku…. mas… udah.. nanti aku keluar…: ujarku menahan  birahiku yg sudah dititik puncak….
  tapi aku masih mau membuat mas raka bener2 puas… aku langsung kembali  menglum kon**lnya… aku naik turunkan kepalaku… aku putar2 lidahku di  kepala kon**lnya… ini saatnya… aku sudah melihat batang penis mas Raka sangat keras… Mas.. pasang ya capnya….
  setelah terpasang… entah mas Raka yg juga sudah di ujung… atau memang  adia ingat bahwa aku tetep mau bisa memeluk pasanganku saat ML…. mas Raka mengambil posisi MOT…
  tapi diluar dugaanku.. Mas Raka mengangkat kedua kakiku dipundaknya… dia  mengocok dalam vaginaku dgn kecepatan yg membuat aku sedikti  berteriak.. kali ini aku bebas… mengeluarakan desahanku… eranganku… Mas… kamu hot juga ternyata… : ujarku sambil menatap kedua matanya.. Ma*.. mata kamu tuh.. kamu nikmat banget yaa…. : tanya Mas Raka padaku yg memang lagi nikmat2nya mas… aku kayaknya dah mau keluar…. please.. turunin kakiku…. aku mau goyang…. seketika itu juga mas raka menurunkan kakiku.. mas raka kupeluk.. dan  aku mulai memutar2 pinggulku…. mash… mash…sss.hh… oggrhhh.. aku mau  keluar….
  iya sayang.. keluarin…. : pinta mas Raka Nggak mau … aku mau bareng… : aku menjawab sambil mencium bibirnya iya deh… bentar lagi sayang… aku bentar lagi… : jawab mas raka..
  shit…. dgr jawaban Mas aku makin terangsang…. aku makin tidak bisa menahan….
  Mas… ma** keluar…. ma** keluarrrrr………… ogggrhhhhh aku memeluk erat tubuh mas Raka…. kamipun berciuman dgn sangat liarnya…..
  jangan dicabut dulu ya…. Please… aku masih enak Mas….. : pintaku sambil  ku mainkan oto vaginaku meremas2 Penisnya yg sudah mengeluarkan lendir  kenikmatannya..
  Ma*, kamu apain penis ku ? : tanya mas Raka dan dia mencium keningku…
  Damn… ini akhir yg paling indah.. dimana Pasanganku memberikan penghargaan dgn kecupan di keningku…. lalu mas Raka mencabut Penisnya … Ogghrhhhh.. gini nih kalau dimasukin  sama penis yg lumayan panjang… dicabutpun masih berasa nikmat…..
  selanjutnya kami ngobrol… mas Raka menceritakan kehidupan pribadinya….  dan dia juga sosok Pria yg sangat memberikan kenyamanan saat aku berada  di sampingnya…. ciuman di pipiku.. ci keningku terus saja dia berikan…  aku merasa seperti tidak menjadi WP…
  Ketika aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 22:00.. aku beranjak dari tempat tidur… tapi apa yg terjadi..Mas raka menarikku…
  Kamu mau ngapain ma*?. tanyanya dan dia melumat bibirku dgn liarnya….
  aduh mas… aku mendorongnya.. jujur aku kaget dan sedikit gelagapan  dipeluk dan di lumat bibirku… .. krn aku pikir kami sudah selesai.. krn  tadi mas Raka tidak terlihat bernafsu lagi.. dan aku mau mandi untuk  terus berpakaian dan pulang….
  Aku masih mau lagi Sayang… : jawab mas Raka… dia langsung meremas kedua payudaraku.. menghisap putingku…… Ogh Mas…. kamu nafsu banget….. : kataku pada Mas Raka… Kamu juga yg nafsuin : jawab Mas Raka….
  Ih kita tadi kan lagi ngobrol2 Mas…. Kamu bikin aku kaget….. : jawabku  sambil meremas gemas penisnya yg ternyata sudah sangat tegang. mana capnya…. : tanya Mas Raka… ( Shit… aku nulis FR ini jadi  ngebayangin..dan rasa nikmat itu masih ada… karna semalam (13 April )  aku ML lagi sama Mas Raka )
  setelah cap terpasang Mas raka memintaku nungging… ogghhh yes ini juga salah satu Favorite ku ( ujarku dalan hati )
  dgn Ukuran penis yg lumayan panjang.. Doggy style sangat nikmat…. aku mengimbangi sodokan Mas Raka di dalam memekku.. aku maju mundurkan  pantatku…. sesekali aku belai kedua peler-nya dari bawah…. akhirnya aku  merasakan gerakan mas Raka semakin cepat… dan Mas raka menghujam memekku  sangat dalam…… aku tau mas Raka Orgasme…. dia menciumi punggungku… dan  berkata…. : aku nikmat banget Ma*…. thanks honey… ".
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Percobaan Pertama               Apr 16th 2013, 05:16                                                Ketika itu, aku masih sangat muda, kira-kira 11 tahun-an, panggil saja  aku Banon. Ketika itu aku masih kelas 5 SD namun aku mempunyai gairah  sex yang tinggi, entah kenapa, entah dari mana datangnya. Pada hari  liburan biasanya aku menginap di rumah tanteku, panggil saja namanya Ibu  Deden. Dia mempunyai seorang anak perempuan yang cukup cantik,  langsing, dan putih! Panggil saja Rita.
  *****
  Ketika itu, di rumah tanteku sedang tidak ada seorangpun, karena aku  sudah ditugaskan untuk menjaga rumahnya. Aku mulai menjaga sekitar pukul  9 pagi. Ketika itu aku masih belum mengenal sex. Namun aku telah  dikhitan (disunat), sehingga aku biasa memainkan penisku itu karena  bentuknya, juga aku sering menggesek-gesekkan pada sesuatu, misalnya  tembok (karena aku belum tahu bahwa hal itu dapat merusak dan aku belum  tahu masturbasi).
  Pada pukul 12 siang. Terdengar suara bel dari luar, ternyata anak Tanteku sudah pulang, si Rita.
  "Bukain dong pintunya!!" dia berteriak serentak akupun berlari menuju arah pintu itu dan membukakan kunci pintu tersebut. "Awas awas! mau kencing!".
  Ketika itu Rita masih berusia 10 tahun, masih muda bukan? Rita buru buru  masuk karena mungkin kebelet ingin ke toilet. Namun ketika sampai di  depan toilet, yah.. air kencingnya sudah tidak tertahan lagi sudah  membasahi rok dan celana dalamnya.
  "Aduh, makanya ati ati dong! Sabar kek!" kataku. Dia hanya diam. "Gimana dong, Non?" tanyanya. Aku bilang, "Tenang aja".
  Kudekati dia dan melepaskan roknya dan kusuruh dia melepaskan celana dalamnya karena basah terkena air kencing.
  "Bersihin dulu 'memem' nya" katanya.
  Diapun membersihkannya dengan air dan mengusap dari arah dubur ke arah vagina, lalu kuhentikan dia.
  "Salah! Rita, itu salah!", kataku. "Memangnya kenapa?" tanyanya. "Itu bisa membawa kuman dari dubur ke 'memem' jadi nanti memem nya  kotor" kataku, maklum waktu itu aku pernah membaca buku milik ibunya  yang berisi cara membersihkan diri. "Jadi gimana?" tanyanya. "Begini nih. Mau sama Banon atau ama kamu aja?" tanyaku. "Contohin dulu" jawabnya.
  Lalu aku jongkok di belakangnya dan mengambil segayung air oleh tangan kananku dan tangan kiri ku menyentuh kewanitaannya.
  "Gini nih" seruku sembari membasuhkan air dan menarik tangan kiriku dari  vaginanya menuju duburnya, kulakukan itu 4-5 kali. Lalu ia bangun dan  mengeringkannya dengan handuk dan pergi berganti baju.
  Mungkin ketika aku cebok kemaluannya, mungkin ia merasa sesuatu, soalnya  ketika aku memegang vaginanya ia terdiam dan tidak bergerak sedikitpun.  Lalu Rita keluar dari kamar dengan keadaan sudah berganti baju  mengenakan rok pendek dan baju sederhana. Lalu ia pun menghampiriku.
  "Non, kalau yang barusan nggak apa apa kan? Nggak ada penyakitnya kan?" tanyanya polos. "Nggak tahu lah" "Mau diperiksa?" tanyaku. "Nggak ah" jawabnya.
  Ketika itu suasana begitu boring, "Banon, males mainnya ini ini terus, main yang lain yuk!" tanyanya. "Main apaan?" jawabku. "Maen dokter dokteran yuk!" katanya.
  Akhirnya akupun menyetujuinya. Ketika itu ada sejenis lampu belajar,  namun mempunyai efek apalah namanya, kayak bio energy Lantern (bukan  iklan, hanya memperjelas). Saya berpura pura menjadi dokternya dan dia  menjadi pasiennya. Ketika itu aku memakai alat itu yang sejenis Bio  Energy Lantern. Kusuruh dia berbaring, lalu aku sinari dia dari atas  hingga bawah.
  "Tidak ada masalah kataku", lalu kusuruh dia berbalik (tengkurap), lalu  aku mulai menyinarinya lagi (kayak ngescan gitu lah), lalu aku hentikan  dibagian pantatnya. "Wah!ada masalah!" seruku. "Apaan, Dok?" tanyanya. "Kayaknya penyakit barusan ini" jawabku. "Coba deh Dokter periksa dulu, sembuhin Dok!"jawabnya.
  Lalu aku menyuruh dia berbaring lagi dan aku memakaikan selimut hingga lehernya.
  "Kita harus operasi" kataku dan dia hanya mengangguk tanda setuju.
  Lalu aku mulai mempermainkan peranku. Kubuka lebar selangkangannya dan  kuangkat sedikit lututnya. Lalu aku mulai memainkan jariku di mulut  vaginanya, aku menyentuh bagian seperti biji kecil di bagian atas  vaginanya (mungkin ini clitorisnya). Lalu aku mempermainkan biji itu  untuk sesaat, aku tekan, usap, pencet, di puter, tampaknya ia kegelian  karena hal itu, sehingga selimut yang menutupinya terbuka dan jatuh  disisi tempat tidur, sehingga ia dapat melihat aku yang sedang bekerja  ini, namun ia tidak melarangnya, bahkan sepertinya ia ingin lagi, karena  ia menggerak-gerakkan pinggulnya, sehingga jariku yang asalnya berada  di clitorisnya terpeleset dan jatuh ke dalam lubangnya. Namun hal itu  berhasil kucegah, sehingga jariku tidak masuk ke dalam lubang vaginanya.
  "Kenapa Dok?" tanyanya. "Ah, enggak, ini sakitnya dari dalam kayaknya" kataku. "Ya sudah Dok, lanjutin" katanya.
  Tanpa ragu ragu aku memulai kembali tugasku, aku memainkan bibir  vaginanya yang masih muda, masih segar, masih perawan, dan sudah terbawa  nafsu, karena kulihat bibirnya merekah dan terlihat seperti  basah-basah. Lalu aku masukin jari telunjukku itu ke dalam lubangnya  secara perlahan-lahan, soalnya waktu itu aku masih takut kalau terjadi  apa-apa padanya, bisa bisa saya dipecat dari rumah saya. Saat kumasukan  jariku, kulihat ia menikmati penetrasi jariku, namun mungkin karena  kurang basah, aku tanpa sengaja menyentuh selaput daranya, dengan  seketika ia menutup selangkangannya.
  "Aduh! sakit! jangan kedaleman!" katanya, aku bertanya dan meminta maaf.
  Lalu aku terus melakukan gerakan masuk dan keluar jariku dari vaginanya,  dan ia menggelinjang kecil seperti keenakan. Setelah itu dia tergeletak  lemas dengan keadaan masih merasakan kenikmatan yang kuberikan ini.  Mungkin dia orgasme. Ketika hendak kucabut jariku itu, dengan cepat  tangannya menarik kembali tanganku menuju vaginanya, tampaknya ia  ketagihan dan masih bertenaga. Lalu kumulai kembali tugasku, dengan  awalan yang baik, dan lebih dalam dari pada sebelumnya, tetapi tidak  hingga mengenai selaput daranya, karena aku ingin ia tetap perawan.
  Setelah kurang lebih 5 menit kulakukan gerakan itu, tampaknya ia telah  orgasme lagi. Saat kucabut jariku, terlihat basah dan ada semacam bau  yang masih kurang jelas baunya (mungkin ketika itu dia masih kecil).
  Terdengar suara klakson mobil, dengan segera aku melap jariku dan  membangunkannya dengan cara menusuk vaginanya hingga mengenai selaput  daranya, namun tidak hingga robek.
  "Aduh!Sakit tahu! Kamu ini jail amat!" hentaknnya. "Itu ortu kamu sudah pulang! Jangan tidur terus! Ntar disangka sudah ngapa-ngapain lagih nih!" perintahku.
  Ia pun menurut dan jalan terhuyung-huyung, mungkin karena lemas karena  orgasme. Kami berduapun menyambut kedatangan ortunya Rita. Sesudah itu,  Rita tidak pernah bercerita kepada siapapun, bahkan kepada kedua orang  tuanya.
  Sesudah kejadian itupun, kami masih sering melakukan hal serupa, karena  aku tidak berani memasukan penisku ke vaginanya. Jika permainan itu  ingin di mulai, biasanya dia yang meminta, atau pun kadang saya yang  memintanya, dan dia biasanya hanya menikmati apa yang dirasakannya.  Bahkan waktu itu aku puas memainkan vagina cewek, soalnya dia hanya  terbaring terdiam dan membiarkan aku bekerja sepuasnya.
  Malah pernah kumasukkan benda yang kecil, dan kuambil kembali keluar.  Juga pernah di rumah yang masih akan dijual, karena tidak ada siapapun  disana, dia mengajakku kesana dan akupun mengikutinya dan memulai acara  kami berdua. Seperti biasa aku hanya memainkan jari-jariku di vaginanya,  dan mencegah nafsuku membobol vaginanya, karena dia masih perawan.  Ketika itu aku masih belum mengetahui tentang menjilat kemaluan cewek,  makanya tidak kulakukan hal itu. Dia cukup puas dengan pelayananku  selama ini, walaupun aku masih mencari pengalaman.
  Pernah aku melakukannya di sofa miliknya. Dia berbaring disudut sofa dan  aku sudah mengetahui tentang menjilati vagina, dan setelah  kupikir-pikir, sebaiknya melakukan hal itu di kamar mandi agar tidak  becek ke mana-mana dan mudah membersihkan diri. Kuajak dia ke kamar mandi, lalu kusuruh dia untuk duduk di kloset. Lalu  aku buka celana dan bajunya sehingga dia berada dalam keadaan telanjang  bulat. Ketika melihat hal itu untuk pertama kalinya, penisku berereksi  dan menonjol di celana pendekku.
  Dia hanya bertanya, "Abis ini ngapain Banon?" tanyanya "Tenang aja, biar saya kerja!" kataku.
  Lalu aku berlutut di depannya dan mukaku berada persis di vaginanya.  Lalu aku mulai menjilati vaginanya tanpa merasa jijik sedikitpun. Dia  pun tampaknya menikmati hal tersebut, lalu aku mulai menjilati terus  hingga bibir vaginanya merekah dan aku dapat melihat klitorisnya  membesar, walaupun tidak begitu besar, akupun menjilati dan memainkan  klitorisnya itu dengan mulutku.
  Mengigit gigit kecil klitorisnya, mengulumnya dan menyodok lubangnya  dengan lidahku. Kadang dia menggelinjang kenikmatan dan hingga akhirnya  dia lemas beberapa kali, mungkin sekitar 4 kali, mungkin karena pengaruh  psikis.
  TAMAT
 
 
          Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Tiga Dara Cantik               Apr 16th 2013, 05:15                                                Entah mengapa, semakin sering aku melakukan making love dengan  seseorang, membuat kehidupan sex aku semakin baik aja. Dan entah  semuanya itu semakin bisa aku nikmati. Mungkin semua ini adalah dampak  dari terlalu tingginya libiloku sehingga saat aku mood, tidak jarang  setelah pulang kerja aku melakukan dengan teman kantorku.
  Aku selalu bersyukur mempunyai kelebihan dalam urusan bercinta. Ditambah  Pengetahuan sex aku yang aku dapatkan dari film bf, buku-buku sampai  obrolan-obrolan dengan teman di kantorku, membuat aku semakin bisa  menyelami tentang apa itu sex. Sehingga aku benar-benar fasih dalam  menerjemahkan apa yang aku dapat dari pengetahuan tentang sex. Itu  terbukti dengan keluarnya banyak pujian dari para teman making love aku.  Rata-rata mereka sangat puas saat bercinta denganku, dan mereka  menemukan, merasakan dan menikmati sesuatu yang sebelumnya belum pernah  mereka rasakan dalam masalah sex.
  *****
  Cerita ini berawal dari perkenalanku dengan seorang wanita karir, yang  entah bagaimana ceritanya wanita karir tersebut mengetahui nomor  kantorku.
  Siang itu disaat aku hendak makan siang tiba-tiba telepon lineku  berbunyi dan ternyata operator memberitau saya kalau ada telepon dari  seorag wanita yang engak mau menyebutkan namanya dan setelah kau angkat.
  "Hallo, selamat siang joko," suara wanita yang sangat manja terdengar. "Helo juga, siapa ya ini?" tanyaku serius. "Namaku Karina," kata wanita tersebut mengenalkan diri. "Maaf, Mbak Karina tahu nomor telepon kantor saya dari mana?" tanyaku menyelidiki. "Oya, aku temannya Yanti dan dari dia aku dapat nomor kamu," jelasnya. "Ooo.. Yanti," kataku datar.
  Aku mengingat kisahku, sebelumnya yang berjudul empat lawan satu. Yanti  adalah seorang wanita karir yang juga 'mewarnai' kehidupan sex aku.
  "Gimana kabarnya Yanti dan dimana sekarang dia tinggal?" tanyaku. "Baik, sekarang dia tinggal di Surabaya, dia titip salam kangen sama kamu," jelas Karina.
  Sekitar 10 menit, kami berdua mengobrol layaknya orang sudah kenal lama.  Suara Karina yang lembut dan manja, membuat aku menerka-nerka bagaimana  bentuk fisiknya dari wanita tersebut. Saat aku membayangkan bentuk  fisiknya, Karina membuyarkan lamunanku.
  "Hallo.. Joko, kamu masih disitu?" tanya Karina. "Iya.. Iya Mbak.." kataku gugup. "Hayo mikirin siapa, lagi mikirin Yanti yaa?" tanyanya menggodaku. "Nggak kok, malahan mikirin Mbak Karina tuh," celetukku. "Masa sih.. Aku jadi GR deh" dengan nada yang sangat menggoda. "Joko, boleh nggak aku bertemu dengan kamu?" tanya Karina. "Boleh aja Mbak.. Bahkan aku senang bisa bertemu dengan kamu," jawabanku semangat "Oke deh, kita ketemuan dimana nih?" tanyanya semangat. "Terserah Mbak deh, Joko sih ngikut aja?" jawabku pasrah. "Oke deh, nanti sore aku tunggu kamu di Mc. Donald plasa senayan," katanya. "Oke, sampai nanti joko.. Aku tunggu kamu jam 18.30," sambil berkata demikian, aku pun langsung menutup teleponku.
  Aku segera meluncur ke kantin untuk makan siang yang sempat tertunda  itu. Sambil membayangkan kembali gimana wajah wanita yang barusan saja  menelpon aku. Setelah aku selesai makan aku pun langsung segera balik ke  kantor untuk melakukan aktivitas selanjutnya.
  Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, tiba saatnya aku  pulang kantor dan aku segera meluncur ke plasa senayan. Sebelumnya  prepare dikantor, aku mandi dan membersihkan diri setelah seharian aku  bekerja. Untuk perlengkapan mandi, aku sengaja membelinya dikantin  karena aku nggak mau ketemu wanita dengan tanpak kotor dan bau badan,  kan aku menjadi nggak pede dengan hal seperti itu.
  Tiba di Plasa Senayan, aku segera memarkirkan mobil kijangku dilantai  dasar. Jam menunjukkan pukul 18.15. Aku segera menuju ke MC. Donald  seperti yang dikatakan Karina. Aku segera mengambil tempat duduk disisi  pagar jalan, sehingga aku bisa melihat orang lalu lalang diarea  pertokaan tersebut.
  Saat mataku melihat situasi sekelilingku, bola mataku berhenti pada  seorang wanita setengan baya yang duduk sendirian. Menurut perkiraanku,  wanita ini berumur sekitar 32 tahun. Wajahnya yang lumayan putih dan  juga cantik, membuat aku tertegun, nataku yang nakal, berusaha  menjelajahi pemadangan yang indah dipandang yang sangat menggiurkan apa  lagi abgian depan yang sangat menonjol itu. Kakinya yang jenjang,  ditambah dengan belahan pahanya yang putih dan juga montok dibalik rok  mininya, membuat aku semakin gemas. Dalam hatiku, wah betapa bahagianya  diriku bila yang aku lihat itu adalah orang yang menghubungiku tadi  siang dan aku lebih bahagia lagi bila dapat merasakan tubuhnya yang  indah itu.
  Tiba-tiba wanita itu berdiri dan menghampiri tempat dudukku. Dadaku  berdetuk kencang ketika dia benar-benar mengambil tempat duduk semeja  dengan aku.
  "Maaf apakah kamu Joko?" tanyanya sambil menatapku. "Iy.. Iyaa.. Kamu pasti Karina," tanyaku balik sambil berdiri dan mengulurkan tanganku.
  Jarinya yang lentik menyetuh tanganku untuk bersalaman dan darahku  terasa mendesr ketika tangannya yang lembut dan juga halus meremas  tangaku dengan penuh perasaan.
  "Silahkan duduk Karina," kataku sambil menarik satu kursi di depanku. "Terima kasih," kata Karina sambil tersenyum. "Dari tadi kamu duduk disitu kok nggak langsung kesini aja sih?" tanyaku. "Aku tadi sempat ragu-ragu, apakah kamu memang Joko," jelasnya. "Aku juga tadi berpikir, apakah wanita yang cantik itu adalah kamu?" kataku sambil tersenyum.
  Kami bercerita panjang lebar tentang apapun yang bisa diceritakan,  kadang-kadang kami berdua saling bercanda, saling menggoda dan sesekali  bicara yang 'menyerempet' ke arah sex. Lesung pipinya yang dalam,  menambah cantik saja wajahnya yang semakin matang.
  Dari pembicaraan tersebut, terungkaplah kalau Karina adalah seorang  wanita yang sedang bertugas di Jakarta. Karina adalah seorang pengusaha  dan kebetulan selama 4 hari dinas di Jakarta.
  "Karin, kamu kenal Yanti dimana?" tanyaku.
  Yanti adalah teman chattingku di YM, aku dan Yanti sering online  bersama. Dan kami terbuka satu sama lain dalam hal apapun. Begitu juga  kisah rumah tangga, bahkan masalah sex sekalipun. Mulutnya yang mungil  menjelaskan dengan penuh semangat.
  "Emangnya Yanti menikah kapan? Aku kok nggak pernah diberitahu sih," tanyaku penuh penasaran. "Dia menikah dua minggu yang lalu dan aku nggak tahu kenapa dia nggak  mau memberi tahu kamu sebelumnya," Jawabnya penuh pengertian. "Ooo, begitu.." kataku sambil manggut-manggut. "Ini adalah hari pertamaku di Jakarta dan aku berencana menginap 4 hari,  sampai urusan kantorku selesai," jelasnya tanpa aku tanya. "Sebenarnya tadi Yanti juga mau dateng tapi berhubung ada acara keluarga  jadi kemungkinan dia akan datang besok harinya dia bisa dateng,"  jelasnya kembali. "Memangnya Mbak Karina menginap dimana nih?" tanyaku penasaran. "Kebetulan sama kantor sudah dipesankan kamar buat aku di hotel H.."jelasnya. "Mmm, emangnya Mbak sama siapa sih?" tanyaku menyelidik. "Ya sendirilah, Joko.. Makanya saat itu aku tanya Yanti," katanya "Tanya apa?" tanyaku mengejar. "Apakah punya teman yang bisa menemaniku selama aku di Jakarta," katanya. "Dan dari situlah aku tahu nomor telepon kamu," lanjutnya.
  Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 10.25 wib, dan aku lihat  sekelilingku pertokoan mulai sepi karena memang sudah mulai larut malam.  Dan toko pun sudah mulai tutup.
  "Jok.. Kamu mau anter aku balik ke hotel nggak?" tanyanya. "Boleh, masa iya sih aku tega sih biarin kamu balik ke hotel sendirian," kataku.
  Setelah obrolan singkat, kami segera menuju parkiran mobil dan segera  meluncur ke hotel H.. Yang tidak jauh dari pusat pertokoan Plasa  Senayan. Aku dan Karina bergegas menuju lift untuk naik ke lantai 5, dan  sesampainya di depan kamarnya, Karina menawarkan aku untuk masuk  sejenak. Bau parfum yang mengundang syaraf kelaki-lakianku serasa  berontak ketika berjalan dibelakangnya.
  Dan ketika aku hendak masuk ternyata ada dua orang wanita yang sedang  asyik ngegosip dan mereka pun tersenyum setelah aku masuk kekamarnya.  Dalam batinku, aku tenyata dibohongi ternyata dia nggak sendiri. Karina  pun memperkenalkan teman-temannya yang cantik dan juga sex yang berbadan  tinggi dan juga mempunyai payudara yang besar dia adalah Miranda(36b)  sedangkan yang mempunyai badan yang teramat sexy ini dan juga  berpayudara yang sama besarnya bernama Dahlia(36b). Dan mereka pun  mempersilahkan aku duduk.
  Tanpa dikomando lagi mereka pun perlahan-lahan memulai membuka pakaian  mereka satu persatu, aku hanya bisa melotot saja tak berkedip sekali  pun, tak terasa adik kecilku pun segera bangun dari tidurnya dan segera  bangun dan langsung mengeras seketika itu juga. Setelah mereka telanjang  bulat terlihatlah pemandangan yang sangat indah sekali dengan payudara  yang besar, Karina pun langsung menciumku dengan ganasnya aku sampai  nggak bisa bernafas karena serangan yang sangat mendadak itu dan aku  mencoba menghentikannya.
  Setelah itu dia pun memohon kepadaku agar aku memberikan kenikmatan yang  pernah aku berikan sama Yanti dan kawan-kawan. Setelah itu Karina pun  langsung menciumku dengan garangnya dan aku pun nggak mau tinggal diam  aku pun langsung membalas ciumannya dengan garang pula, lidah kamipun  beraduan, aku mulai menghisap lidahnya biar dalam dan juga sebaliknya.  Sedangkan Miranda mengulum penisku ke dalam mulutnya, mengocok  dimulutnya yang membuat sensasi yang tidak bisa aku ungkapkan tanpa  sadar aku pun mendesah.
  "Aaahh enak Mir, terus Mir hisap terus, aahh.."
  Sedangkan Dahlia menghisap buah zakarku dengan lembutnya membuat aku  semakin nggak tertahankan untuk mengakhiri saja permaianan itu. Aku pun  mulai menjilati vagina Karina dengan lembut dan perlahan-lahan biar dia  bisa merasakan permaianan yang aku buat. Karina pun menjerit keras  sambil berdesis bertanda dia menikmati permainanku itu.
  Mirandapun nggak mau kalah dia menghisap payudaranya Karina sedangkan  Dahlia mencium bibir Karina agar tidak berteriak ataupun mendesis.  Setelah beberapa lama aku menjilati vaginanya terasa badannya mulai  menegang dan dia pun mendesah. "Jok.. Akuu mauu keeluuarr."
  Nggak beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak itu akupun  langsung menghisapnya sampai bersih tanpa tersisa. Setelah itu aku pun  langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Karina, perlahan-lahan aku  masukkan penisku dan sekali hentakan langsung masuk semua ke dalam  vaginanya yang sudah basah itu. Aku pun langsung menggenjotnya dengan  sangat perlahan-lahan sambil menikamati sodokan demi sodokan yang aku  lakukan dan Karina pun mulai mendesah nggak karuan.
  "Aaahh enak Jok, terus Jok, enak Jok, lebih dalam Jok aahh, sstt.."
  Membuat aku bertambah nafsu, goyanganku pun semakin aku percepat dan dia mulai berkicau lagi.
  "Aaahh enak Jok, penis kamu enak banget Jok, aahh.."
  Setelah beberapa lama aku mengocok, diapun mulai mengejang yang kedua  kalinya akupun semakin mempercepat kocokanku dan tak beberapa lama aku  mengocoknya keluarlah cairan dengan sangat derasnya dan terasa sekali  mengalir disekitar penisku. Akupun segera mencabut penisku yang masih  tegang itu. Miranda segera mengulum penisku yang masih banyak mengalir  cairan Karina yang menempel pada penisku, sedangkan Dahlia menghisap  vaginanya Karina yang masih keluar dalam vaginanya dengan penuh  nafsunya.
  Miranda pun mulai mengambil posisi, dia diatas sedangkan aku dibawah.  Dituntunnya penisku untuk memasuki vaginanya Miranda dan serentak  langsung masuk. Bless.. Terasa sekali kehangatan didalam vaginanya  Miranda. Dia pun mulai menaik turunkan pantatnya dan disaat seperti  itulah dia mulai mempercepat goyangannya yang membuat aku semakin nggak  karuan menahan sensasi yang diberikan oleh Miranda.
  Dahlia pun mulai menghisap payudara Miranda penuh gairah, sedangkan  Karina mencium bibir Miranda dengan garangnya, Miranda mempercepat  goyangannya yang membuat aku mendesah.
  "Aaahh enak Mir.. Terus Mir.. Goyang terus Mir.. Lebih dalam lagi Mir.. Aaahh sstt"
  Dan selang beberapa menit aku merasakan penisku mulai berdenyut,
  "Mir.. Aku.. ingiin keeluuaarr"
  Seketika itu juga muncratlah air maniku didalam vaginanya, entah berapa  kali munceratnya aku nggak tahu karena terlalu nikmatnya dan diapun  masih mengoyang semakin cepat. Seketika itu juga tubuhnya mulai menegang  dan terasa sekali vaginanya berdenyut dan selang beberapa lama  keluarlah cairan yang sangat banyak sekali, aku pun langsung  mengeluarkan penisku yang sudah basah kuyup ditimpa cairan cinta. Mereka  pun berebutan menjilati sisa-sia cairan yang masih ada dipenisku,  Dahlia pun langsung menjilati vaginanya Miranda yang masih mengalir  cairan yang masih menetes di vaginanya. Akupun melihat mereka seperti  kelaparan yang sedang berebutan makanan, setelah selang beberapa lama  aku mulai memeluk Dahlia dan aku pun mulai mencium bibirnya dan mulai  turun ke lehernya yang jenjang menjadi sasaranku yang mulai menari-nari  diatasnya.
  "Ooohh.. Joko.. Geelli.." desah Dahlia.
  Serangan bibirku semakin menjadi-jadi dilehernya, sehingga dia hanya bisa merem melek mengikuti jilatan lidahku.
  Miranda dan Karina mereka asyik berciuman dan saling menjilat payudara  mereka. Setelah aku puas dilehernya, aku mulai menurunkan tubuhnya  sehingga bibirku sekarang berhadapan dengan 2 buah bukit kembarnya yang  masih ketat dan kencang. Aku pun mulai menjilati dan sekali-kali aku  gigit puntingnya dengan gigitan kecil yang membuat dia tambah terangsang  lagi dan dia medesah.
  "Aaahh enak sekali Jok.. Terus Jok hisap terus Jok enak Jok aahh sstt.."
  Dahlia pun membalasnya dengan mencium bibirku dengan nafsunya dan  setelah itu turun ke pusar dan setelah itu dia mulai mengulum, mengocok,  menjilat penisku didalam mulutnya. Setelah dia puas aku kembali  menyerangnya langsung ke arah lubang vaginanya yang memerah dan  disekelilingi rambut-rambut yang begitu lebat. Aroma wangi dari lubang  kewanitaannya, membuat tubuhku berdesis hebat. Tanpa menunggu lama lagi,  lidahku langsung aku julurkan kepermukaan bibir vagina.
  Tanganku bereaksi untuk menyibak rambut yang tumbuh disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati vaginanya.
  "Ssstt.. Jok.. Nikmat sekali.. Ughh," rintihnya.
  Tubuhnya menggelinjang, sesekali diangkat menghindari jilatan lidahku  diujung clitorisnya. Gerak tubuh Dahlia yang terkadang berputar-putar  dan naik turun, membuat lidahku semakin menghujam lebih dalam ke lubang  vaginanya.
  "Joko.. Gila banget lidah kamu.." rintihnya "Terus.. Sayang.. Jangan lepaskan.." pintanya.
  Paha Dahlia dibuka lebar sekali sehingga memudahkan lidahku untuk  menjilatnya. Dahlia menggigit bibir bawahnya seakan menahan rasa nikmat  yang bergejola dihatinya.
  "Oohh.. Joko, aku nggak tahan.. Ugh.." rintihnya. "Joko cepet masukan penis kamu aku sudah nggak tahan nih," pintanya.
  Perlahan aku angkat kaki kanannya dan aku baringkan ranjang yang empuk  itu. Batang kemaluanku sudah mulai mencari lubang kewanitaannya dan  sekali hentak.
  "Bleest.." kepala penisku menggoyang vaginanya Dahlia. "Aowww.. Gila besar sekali Jok.. Punya kamu," Dahlia merintih.
  Gerakan maju mundur pinggulku membuat tubuh Dahlia mengelinjang hebat  danm sesekali memutar pinggulnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang  luar biasa dibatang kemaluanku.
  "Joko.. Jangan berhenti sayang.. Oogghh," pinta Dahlia.
  Dahlia terus menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri seirama dengan  penisku yang menghujam dalam pada lubang kewanitaannya. Sesekali Dahlia  membantu pinggulnya untuk berputar-putar.
  "Joko.. Kamu.. Memang.. Jagoo.. Ooohh," kepalannya bergerak ke kiri dan ke kanan seperti orang triping.
  Beberapa saat kemudian Dahlia seperti orang kesurupan dan ingin memacu  birahinya sekencang mungkin. Aku berusaha mempermainkan birahinya,  disaat Dahlia semakin liar. Tempo yang semula tinggi dengan spontan aku  kurangi sampai seperti gerakan lambat, sehingga centi demi centi batang  kemaluanku terasa sekali mengoyang dinding vagina Dahlia.
  "Joko.. Terus.. Sayang.. Jangan berhenti.." Dahlia meminta.
  Permainanku benar-benar memancing birahi Dahlia untuk mencapai kepuasan  birahinya. Sesaat kemudian, Dahlia benar-benar tidak bisa mengontrol  birahinya. Tubuhnya bergerak hebat.
  "Joko.. Aakuu.. Kelluuaarr.. Aaakkhh.. Goyang sayang," rintih Dahlia.
  Gerakan penisku kubuat patah-patah, sehingga membuat birahi Dahlia semakin tak terkendali.
  "Jok.. Ooo.. Aaammpuunn," rintihnya panjang.
  Bersamaan dengan rintihan tersebut, aku menekan penisku dengan dalam  hingga mentok dilangit-langit vagina Dahlia. Aku merasakan semburan  cairan membasahi seluruh penisku.
  Dahlia yang sudah mendapat kedua orgasmenya, sedangkan aku masih  berusaha untuk mencari kepuasan birahiku. Posisi Dahlia, sekarang  menungging. Penisku yang masih tertancap pada lubang vaginanya langsung  aku hujamkan kembali ke lubang vaginanya Dahlia.
  "Ooohh.. Joko.. Kamu.. Memang.. Ahli.." katanya sambil merintih.
  Kedua tanganku mencengkeram pinggul Dahlia dan menekan tubuhnya supaya penisku bisa lebih menusuk ke dalam lubang vaginanya.
  "Dahlia.. Vagina kamu memang enak banget," pujiku. "Kamu suka minum jamu yaa kok seret?" tanyaku.
  Dahlia hanya tersenyum dan kembali memejamkan matanya menikmati tusukan  penisku yang tiada hentinya. Batang kemaluanku terasa dipijiti oleh  vagina Dahlia dan hal tersebut menimbulkan kenikmatan yang luar biasa.  Permainan sexku diterima Dahlia karena ternyata wanita tersebut bisa  mengimbangi permainan aku.
  Sampai akhirnya aku tidak bisa menahan kenikmatan yang mulai tadi sudah mengoyak birahiku.
  "Dahlia.. Aku mau.. Keluar.."kataku mendesah. "Aku juga sayang.. Ooohh.. Nikmat terus.. Terus.." Dahlia merintih. "Joko.. Keluarin didalam.. Aku ingin rasakan semprotan.. Kamu.." pintanya. "Iya sudah.. Ooogh.. Aaakhh.." rintihku.
  Gerekan maju mundur dibelakang tubuh Dahlia semakin kencang, semakin  cepat dan semakin liar. Kami berdua berusaha mencapai puncak  bersama-sama.
  "Joko.. Aku.. Aku.. Ngaak kkuuaatt.. Aaakhh" rintih Dahlia. "Aku juga sudah.. Ooogh.. Dahh," aku merintih. "Crut.. Crut.. Crut.." spermaku muncrat membanjiri vaginanya Dahlia.
  Karena begitu banyak spermaku yang keluar, beberapa tetes sampai keluar  dicelah vagina Dahlia. Setelah beberapa saat kemudian Dahlia membalikkan  tubuhnya dan berhadapan dengan tubuhku.
  "Joko, ternyata Yanti benar, kamu jago banget dalam urusan sex. Kamu memang luar biasa" kata Dahlia merintih. "Biasa aja kok Mbak, aku hanya melakukan sepenuh hatiku saja," kataku merendah. "Kamu luar biasa.." Dahlia tidak meneruskan kata-katanya karena bibirnya  yang mungil kembali menyerang bibirku yang masih termangu.
  Segera aku palingkan wajahku ke arah Karina dan Miranda, ternyata mereka  sudah tertidur pulas mungkin karena sudah terlalu lelah, dan akupun tak  kuasa menahan lelah dan akhirnya akupun tertidur pulas. Dan setelah 4  jam aku tertidur aku pun terbangun karena ada sesuatu yang sedang  mengulum batang kemaluanku dan ternyata Miranda sudah bangun dan aku pun  menikmatinya sambil menggigit bibir bawahku. Dan kuraih tubuhnya dan  kucium bibirnya penuh dengan gairah dan akhirnya kami pun mengulang  kembali sampai besok harinya. Dengan terpaksa aku menginap karena  pertarunganku dengan mereka semakin seru aja.
  Ketika pagi telah tiba akupun langsung ke kamar mandi di ikuti oleh  mereka dan akupun mandi bareng dan permainan dimulai kembali  didetik-detik ronde terakhir. Tanpa terasa kami berempat sudah naik  didalam bathup, kami mandi bersama. Guyuran air dipancurkan shower  membuat tubuh mereka yang molek bersinar diterpa cahaya lampu yang  dipancarkan ke seluruh ruangan tersebut. Dengan halus, mereka menuangkan  sabun cair dari perlengkapan bag shop punya mereka. Aku mengosok  keseluruh tubuh mereka satu persatu, sesekali jariku yang nakal memilih  punting mereka.
  "Ughh.. Joko.." mereka merintih dan bergerak saat aku permainkan puntignya yang memerah.
  Sebelum aku meinggalkan mereka, kami berempat berburu kenikmatan. Dan  entah sudah berapa kali mereka yang sedang membutuhkan kehangatan  mendapatkan orgasme. Kami memburu kenikmatan berkali-kali, kami berempat  memburu birahinya yang tidak kenyang.
  Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 08.00 wib, dimana aku harus  berangkat kerja dan pada jam seperti ini jalanan macet akupun  mempercepat jalannya agar tidak terkena macet yang berkepanjangan. Aku  meninggalkan Hotel H.. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang sudah  ditinggalkan oleh permainan tadi.
  E N D
 
 
 
 
           Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokepgimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..?  klik disini  			                                                                         |                                                                                                                           |                               Cerita Sex - Kisah ABG Korban Nafsu Sang Napi               Apr 16th 2013, 05:14                                               Bejo adalah seorang narapidana dari sebuah rutan di suatu kabupaten di  Jawa Tengah. Ia masuk penjara karena mencuri dengan kekerasan.  Berperawakan sedang, kulit sawo matang, rambut cepak dihiasi sebuah tato  banteng di punggungnya. Hukuman yang Bejo terima selama 1 tahun 8 bulan  penjara. Namun karena berkelakuan baik, ia mendapat pengurangan hukuman  sebanyak 2 bulan. Dalam rutan tersebut pria itu banyak kenal dekat  dengan para penjaga rutan. Bahkan saking dekatnya, ia sering mendapat  kepercayaan untuk mengurusi tetek-bengek kebutuhan para penjaga mulai  dari beli rokok di warung luar penjara sampai beli makanan di warteg!  Memang si Bejo paling pintar mengambil hati para penjaga rutan itu.  Namun ia tidak berani disuruh pergi agak jauh dari rutan, karena  khawatir, kalau ada kepala rutan mendadak melihat ia sedang berada di  luar bisa gawat. Hari kebebasan yang tinggal 1 hari lagi bisa sirna.
  Namun hari itu "mungkin" merupakan hari keberuntungannya, Bejo diminta  oleh salah seorang sipir penjara untuk mengantarkan sebuah bungkusan ke  rumah temannya yang berada jauh dari rutan. "Wah, mas! nanti kalau  ketahuan saya tidak ada di tempat bagaimana? ", tanya Bejo dengan cemas.  "Tenang Jo. bapak lagi keluar daerah 2 hari. Pokoke kamu tenang saja,  aku jamin aman", jawab si sipir penjara yang paling dekat dengan si napi  satu ini. Sambil menghela nafas lega Bejo yang sudah mengganti bajunya  dengan baju biasa pergi meninggalkan rutan. Di tengah perjalanan, ia  terusik akan isi bungkusan yang dibawanya. Alangkah kagetnya ketika  dibuka isinya vcd porno berjumlah 30 lembar. Kebanyakan dari vcd itu  merupakan film porno asia terutama Jepang. Mata si Bejo melotot melihat  gambar2 sampul vcd itu. Namun segera ia masukkan kembali karena sedang  berada dalam angkutan umum. Nafasnya naik turun gara-gara melihat sampul  vcd tadi. Terlebih sudah lama ia tidak merasakan kenikmatan tubuh wa  nita. "Sialan mas Surip! aku disuruh mulangin barang ke rumah temennya  nggak taunya vcd bf!", umpat Bejo dalam hati ,"Otakku nggak keruan  jadinya!".
  Akhirnya tibalah sang napi ke tempat yang dituju, yang ternyata rumah  kos. Orang yang dituju menyewa kamar di belakang rumah kos yang berada  di lantai 2. Ternyata teman si sipir penjara tadi hendak pergi keluar.  Dengan ramah ia menawarkan Bejo untuk menonton vcd koleksinya yang  dipinjam sang sipir. Dengan antusias Bejo menerima tawarannya, sambil  tidak melupakan pesan orang itu agar menitipkan kunci kamar kepada  pemilik kost setelah ia selesai nonton. Film demi film Bejo tonton  dengan penuh nafsu. Selesai menonton, sesuai dengan janjinya ia titipkan  kunci kamar kepada pemilik rumah. Waktu menunjukkan pukul 14:00 siang.  Di dalam angkot Bejo merasakan nafsu birahinya naik turun. Ia merasa  kesal karena gejolak nafsu dalam dirinya belum dapat terlampiaskan.  "Uuuhh! Sial! gara-gara film tadi otakku nggak karu-karuan", sesal Bejo.  Namun apa daya di dalam angkot yang ditumpanginya hanya berisi 3 orang  pria dan 1 orang nenek. Kemudian satu demi satu penumpang itu turun  tinggal ia sendiri. Disaat dirinya sedang tenggelam dalam lamunan  joroknya, sang sopir angkot menepikan mobilnya pertanda akan ada  penumpang yang naik. Naiklah seorang gadis SMU ke dalam angkot yang ia  tumpangi dan duduk dekat pintu keluar masuk angkot. Serta merta mata si  Bejo melirik tajam ke arah cewek itu. Diamatinya tubuh gadis itu dengan  seksama. Wajahnya lumayan manis dengan rambut sebahu diikat kebelakang,  buah dadanya terlihat agak menonjol dari balik seragam OSISnya. Lekukan  pinggul dan pantatnya kelihatan padat berisi dibalut rok abu-abu  selutut. Otak, mata dan birahinya terasa panas membara. Bayangan akan  blue film yang ditontonnya tadi terlintas jelas. Terutama film Jepang  dengan adegan seorang siswi SMU yang sedang ditunggangi seorang pria  dari belakang. Sadar akan dirinya sedang dipandangi oleh orang asing,  gadis itu berusaha menutupi paha dan lututnya dengan tas sekolahnya.  Dirinya mulai merasakan kegelisahan dan rasa cemas yang amat sangat  karena pria itu terus menatapnya seola h-olah ingin menerkam.
  Namun gadis SMU itu merasa lega karena tujuannya sudah dekat. Segera ia  minta turun dan membayar ongkos. Sambil berjalan dengan perasaan  was-was, gadis itu bolak-balik menengok kalau pria yang menakutkannya  itu ikut turun dan mengikutinya. Dilihat sosok yang dimaksud tidak ada  perasaannya kembali lega. Gadis itu berjalan menyusuri jalan setapak  dimana kanan kirinya merupakan tanah kosong ditumbuhi pepohonan dan  semak rimbun dengan beberapa gubuk kosong yang berdiri . Namun tanpa  disadarinya si Bejo sedari tadi menguntitnya dari belakang sambil  menjaga jarak dan bersembunyi di balik pepohonan. Sang napi segera  mengambil jalan pintas untuk mendahului langkah gadis itu. Dari balik  pohon dan semak belukar yang agak lebat Bejo menanti mangsanya mendekat.  Begitu gadis SMU itu berjalan melewati lokasi tempat Bejo bersembunyi,  pria itu segera bergerak meringkusnya dari belakang. Untuk melumpuhkan  mangsanya Bejo menempelkan sebuah pisau yang ia ambil dari tempat kos  tadi. Ditempelk annya pisau ke leher gadis itu sambil tangan kirinya  menutup mulutnya dan mengancam agar ia tidak berteriak. Bau harum tubuh  gadis itu membuat ia tidak tahan lagi. Diseretnya gadis itu ke dalam  rerimbunan pohon dan semak-semak. Gadis yang tidak berdaya itu hanya  bisa menangis terisak-isak ketakutan akan keselamatan dirinya. Sampai  ditempat yang dirasa Bejo aman, ia segera melaksanakan aksinya. Sambil  tetap menempelkan pisaunya ke leher gadis SMU itu, tangan kirinya mulai  bergerilya meremas-remas buah dada korbannya dari luar hem putihnya.  Tangan gadis kiri gadis itu berusaha mencegah namun urung karena Bejo  makin menempelkan pisau yang dipegang itu ke lehernya. "Ampun pak…tolong  lepaskan saya", isak gadis itu memohon. "Ssshh…Diam manis, kalau sekali  lagi kamu bicara akan kugorok lehermu!", hardik Bejo pelan sambil  menciumi leher gadis itu. Puas meremas-remas buah dadanya, tangan  kirinya bergerak turun meraba dan mengobok-obok selangkangan gadis itu  dari balik rok abu-abunya. S edangkan dari belakang ia gesek-gesekkan  penisnya yang sudah menegang dalam celana ke belahan pantat gadis itu.  Cewek SMU itu hanya bisa menangis pasrah tak berdaya diperlakukan  seperti itu.
  Tangan kiri Bejo menarik rok SMU gadis itu keatas kemudian jemarinya  segera menyusup kedalam cd dan mulai mengorek-ngorek vaginanya. Gadis  itu tersentak karena perlakuan Bejo lagipula seumur hidupnya belum  pernah ada tangan kasar pria yang menyentuh liang kewanitaannya.  Rintihan dan isak tangis gadis itu membuat birahi Bejo semakin naik.  "AAkkhh…!"', pekik gadis itu tiba2 karena jatuh telungkup diatas  rerumputan tebal akibat didorong Bejo dari belakang. Belum punah rasa  kaget dan ketakutannya, kedua belah tangannya ditarik kebelakang oleh  Bejo kemudian diikat dengan tali yang sudah dipersiapkannya. Merasa  mangsanya tidak mungkin kabur ditancapkannya pisau yang dipegangnya ke  tanah. Kemudian pria birahi itu membuka seluruh pakaiannya hingga bugil.  Dan nampak penis yang sudah berdiri mengeras mengacung keatas siap  bertempur. Dibaliknya tubuh gadis itu. Dengan mata terbelalak ia menatap  Bejo yang sudah bugil dengan penis besar sedang mengacung. Mulutnya  yang hendak berteria k segera disumpal Bejo dengan sehelai saputangan.  Tangan-tangan kasar Bejo membuka paksa seragam putih yang dikenakannya  sehingga sobek. Terpampanglah bukit kembar sekepalan tangan terbungkus  bra berwarna coklat muda. Dengan sekali tarik putuslah bh itu tinggal  buah dada yang terpampang indah dengan puting susu berwarna coklat muda.  Dengan rakus dikulum dan dilumatnya kedua buah dada itu bergantian.  Tangan kirinya meremas buah dada sambil sesekali memelintir puting susu  gadis itu. Sedangkan tangan kanannya meraba dan mengelus selangkangan  gadis itu dari luar rok abu-abunya. Tentu saja tubuh gadis yg belum  pernah disentuh oleh pria itu menggelinjang tidak karuan. Apalagi ketika  tangan kasar lelaki itu masuk ke dalam roknya serta meraba dan mengelus  paha dan vaginanya, membuat tubuhnya bergetar bagaikan tersengat  listrik. Lama kelamaan celana dalam gadis itu mulai basah akibat  perlakuannya.
  Merasa tidak tahan lagi, Bejo membalikkan tubuh siswi SMU itu hingga  kembali tengkurap. Ditariknya pinggul ABG itu sehingga posisinya seperti  orang bersujud dengan pantat menungging serta tangan terikat ke  belakang. Dielus dan diremasnya pantat yang padat dan kenyal itu, sambil  sesekali menggosok-gosokkan penisnya ke belahan pantat yang masih  terbungkus rok abu-abu SMU. Jerit dan isak tangis yang tertahan akibat  mulut yang tersumpal gadis itu makin menjadi-jadi ketika tangan Bejo  menyingkap roknya ke atas dan memelorotkan celana dalam putihnya. Dengan  mata melotot dipandanginya pantat yang putih bulat serta padat dan  kenyal itu. Diremas, dicium, digigit dan dikulumnya pantat itu. Dalam  keadaan yang tidak berdaya gadis itu hanya bisa menangis pasrah. Rasa  ketakutan yang amat sangat tidak henti-hentinya menyergap dirinya. Degup  jantungnya berdebar kencang ketika pahanya dilebarkan Bejo. Dengan rasa  yang berdebar dia menant i apa yang akan dilakukan pria itu  selanjutnya. Tiba-tiba ia memekik tertahan ketika merasakan benda kenyal  dan besar sedang menggesek belahan pantatnya. Rupanya Bejo sedang  melakukan pemanasan berikutnya dengan menggesekkan batang kemaluannya.  Dengan nafas memburu ia arahkan penis besar menegang itu ke liang  senggama yang lembab, sedangkan tangan kirinya mencengkram erat pinggul  siswi SMU itu. Tubuh gadis itu tersentak ketika merasa benda asing dan  besar sedang memasuki vaginanya dengan paksa. "Ssshhh….", desis mulut  Bejo yang sedang melakukan penetrasi. Terasa sempit dan hangat. Butuh  usaha yang keras. Senti demi senti hingga setengah dari penisnya  perlahan menembus liang kenikmatan ABG itu, hingga akhirnya seluruhnya  terbenam masuk. "SShhh…ahhh…", desis dan desah nikmat keluar dari  mulutnya. Sedangkan tubuh gadis bergetar akibat menahan sakit dan  tangis. Nampak darah menetes dari selangkangannya. Jebol sudah  keperawanannya. Dibiarkannya sejena k penisnya yang menancap dalam liang  surga itu. Terasa batang kemaluannya seperti sedang diurut oleh liang  vagina siswi SMU itu. Perlahan Bejo menggerakkan pantatnya maju mundur  sambil mencengkram erat pinggulnya. Irama genjotannya lama kelamaan  dipercepat. "Plak..plak..", bunyi benturan pantat gadis itu dengan  selangkangannya. Tubuh yang dalam keadaan telungkup menungging itu  menggeliat-geliat karena disodok dari belakang. "Mmmhh…emmhh…ehh..hhhh  ", suara sang korban yang hanya bisa merintih. Sedangkan Bejo  mengeluarkan desahan dan racauan dari mulutnya sambil memompa dari  belakang. "Ssshh..aahh..nikmat sekali memkmu manis", racaunya. Terkadang  tangannya meremas kuat kedua belah pantatnya sambil menepok-nepok  dengan gemas. Di otaknya terlintas bayangan film porno yang ditontonnya  tadi siang. 15 menit berlalu, makin lama sodokan pria itu makin cepat.  Penisnya bergetar hebat hendak mengeluarkan lahar panas. Dipeluknya  tubuh ABG i tu dari belakang sambil terus memompa dan meremas-remas  kedua bukit kembarnya. Bejo merasakan vagina gadis itu makin lama makin  basah dan tubuhnya juga menggelinjang hebat. Nampaknya ia akan mencapai  klimaksnya. Merasakan hal itu, Bejo makin mempercepat sodokannya.  Dibenamkannya dalam-dalam sang penis hingga menyentuh rahim kewanitaan  gadis itu. "Ummpphh…", dengus nafas kencang siswi itu sambil kepalanya  mendongak keatas. Tubuhnya melengkung. Dan pada saat yang bersamaan pria  pemerkosanya juga mencapai klimaks. Ditancapkannya penis itu  dalam-dalam. "Crrott…crrottt..", pancaran sperma menyembur dari kepala  penisnya, bercampur dengan cairan kewanitaan dan darah perawan sang  gadis. Tubuh kedua insan berlainan jenis itu ambruk seketika dengan  posisi sang pria memeluk siswi ABG itu dari belakang. Senyum puas  mengembang dari bibir Bejo, sedangkan cucuran air mata menetes dari mata  sayu sang gadis. Agak lama batang kemaluan si Bejo dibiarkan menancap  didalam va gina sang korban. Sepertinya ia ingin menikmati momen  tersebut berlama-lama.
  Waktu terus bergulir, dan sinar matahari mulai meredup seiring datangnya  senja. Bejo bangkit berdiri sambil menarik rok abu-abu siswi SMU untuk  melap batang kejantanannya yang berlumur air mani bercampur darah.  Setelah rapi berpakaian kembali, ia sempat menatap sebentar tubuh yang  tertelungkup lemah itu. "Oh indah dan nikmatnya hari ini", kata hatinya  sambil tersenyum puas. Ditinggalkannya siswi SMU korban nafsu birahinya  dalam keadaan baju dan rok tersingkap awut-awutan. "Kebabasan aku  datang!", teriaknya dalam hati sambil berharap hari-hari berikutnya ia  dapat kembali menikmati tubuh-tubuh hangat gadis muda.
 
 
   Teman Onani,cerita dewasa, kumpulan cerita sex,cerita sex dewasa, cerita seks dewasa,tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis,  cerita sex,cerita kenikmatan,cerita bokep,cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi,cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep gimana.? udah hot.? mau yang lebih hot..? klik disini   			                                                                         |                                                                            |             
              
Tidak ada komentar:
Posting Komentar